Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN ALP DAN ACP

Disusun Oleh :
IKA FITRI MAISHAROH
NIM P07134119047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2021
A. No :3
B. Hari, tanggal : Kamis, 23 September 2021
C. Judul : Pemeriksaan Alkali Phosphatase (ALP)
D. Tujuan : Untuk mengetahui kadar ALP seseorang
E. Metode : Enzimatik kinetik
F. Prinsip :
Alkali phosphatase mengkatalisa dalam media alkali yang mentransfer 4-
nitrophenilphosphat dan 2-amino-2-metil-1-propanol (AMP) menjadi 4-
nitrophenol. Kenaikan 4-nitrofenol diukur secara fotometri pada panjang
gelombang 405 nm yang sebanding dengan aktivitas alkali phosphatase
dalam sampel.
G. Dasar teori :
Fasfatase alkalin (ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama
oleh dan tulang, enzim ini juga dapat berasal dari usus, ginjal dan plasenta.
Pengujian ALP berguna untuk menentukan apakah terdapat penyakit hati
dan tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati, kadar ALP mungkin
agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut.
Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera menurun,
sementara kadar bilirubin serum tetap meningkat. Untuk menentukan
apakah sudah terjadi disfungsi hati , terdapat beberapa pengujian
laboratorium yang perlu dilakukan.
Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari
hati, sedangkan pada anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Jika
terjadi kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP agak naik, tetapi
peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut
terlampaui, kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin
tetap meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan pada beberapa
kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase dan
kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase
(isoenzim Regan).
Isoenzim ALP digunakan untuk membedakan penyakit hati dengan
penyakit tulang, ALP (1) menandakan penyakit yang disebabkan oleh hati,
sementara ALP (2). Penurunan kadar ALP dikarenakan hipotiroidisme,
malnutrisi, sariawan atau skorbut, hipofosfatasia, anemia pernisiosa.
Peningkatan kadar ALP dikarenakan penyakit obstruksi empedu, kanker
hati, sirosis sel hati, hepatitis, hiperparatiroidisme.
Faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium yaitu obat tertentu
dapat meningkatkan atau menurunkan kadar ALP serum dapat
menyebabkan hasil yang keliru, pemberian albumin IV dapat meningkatkan
kadar ALP serum 5 sampai 10 kali dari normalnya, usia pasien, kehamilan
trisemester akhir sampai 3 minggu pascapartum yang dapat menyebabkan
peningkatan kadar ALP serum.
H. Alat dan bahan :
1. Alat
a. Mikropipet 100µl dan 1000 µl
b. Kuvet
c. Tip
d. Spektrofotometer
e. Tisu
f. Stopwatch
2. Bahan
a. Serum
b. R1
c. R2
I. Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibuat monoreagen dengan cara yaitu mencampurkan 4 bagian dari
reagen 1 dan 1 bagian dari reagen 2
3. Kemudian menyiapkan blanko udara
4. Dipipet sebanyak 100 µl serum ditambah dengan 1000 µl monoreagen
dan dicampur
5. Diinkubasi selama 1 menit kemudian dibaca pada spektrofotometer
panjnang gelombang 405 nm dengan waktu 1 menit, 2 menit, dan 3
menit.
6. Dibaca hasilnya
7. Dibersihkan alat dan bahan yang telah digunakan
J. Hasil pemeriksaan :
1. Diketahui
Abs menit ke satu : 1,669
Abs menit ke dua : 1,706
Abs menit ke tiga: 1,744
Faktor : 2,757
2. Ditanya : ALP
3. Jawab :
ΔAbs
ALP : x factor
menit
( 1,706−1,669 ) +(1,744−1,706)
: x 2,757
2
0037+0,038
: x 2,757
2
ALP : 103,387 U/l
K. Nilai Rujukan :
1. Anak-anak
a. 1-12 tahun : ˂ 480 u/l
2. 13-17 tahun
a. Wanita : ˂ 295 u/l
b. Laki-laki : ˂ 617 u/l
3. Dewasa : ˂ 170 u/l
L. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan ALP dengan cara
membuat monoreagen terlebih dahulu dengan perbandingan 4 bagian
reagen 1 dan 1 bagian reagen 2, kemudian di ambil atau dipipet dengan
mikropipet sebesar 100 µl serum dan 1000 µl monoreagen. Kemudian
diinkubasi selama 1 menit dan di baca pada spektrofotometer dengan
panjang gelombang 405 nm, rentang waktu 1 menit, 2 menit dan 3 menit.
Perhitungan dilakukan dengan mencari delta absorban yaitu
dengan cara mencari selisih absorbansi menit kedua dan pertama disebut
A1, dan selisih absorbansi menit ketiga dan kedua disebut A2, kemudian
dicari delta absorbansi dengan cara menjumlah A1+A2/2. ALP sama
dengan delta A sampel dibagi menit dikali factor (2,757).
Dalam pemeriksaan ALP ini terdapat faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pemeriksaan, antara lain :
1. Obat tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadar ALP serum
dapat menyebabkan hasil yang keliru (lihat pengaruh obat diatas).
2. Pemberian albumin IV dapat meningkatkan kadar ALP serum 5 sampai
10 kali dari nilai normalnya.
3. Usia pasien (misalkan usia muda dan tua dapat menyebabkan
peningkatan serum.
4. Kehamilan trimester akhir sampai 3 minggu pascapartum, dapat
menyebabkan peningkatan kadar ALP serum.
M. Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kadar ALP tersebut adalah 103,387 U/l yang berarti normal.
N. Referensi :
Anonym.2017.Uji Fosfatase Alkalin Dengan Isoenzim –Seri Pemeriksaan
Laboratorium Klinik. www.infolabmed.com. Diakses pada tanggal
29 September 2021.
Maulidia, A. 2017. Pemeriksaan Alkali Fosfatase.
https://aldianamaulidia.wordpress.com/. Diakses tanggal 28
September 2021.
A. No :4
B. Hari, tanggal : Kamis, 23 September 2021
C. Judul : Pemeriksaan Acide Phosphatase (ACP)
D. Tujuan : Untuk mengetahui kadar ACP seseorang
E. Metode : Enzimatik kinetik
F. Prinsip :
Asam fosfatase menguraikan dinatrium adas fosfat dalam kondisi asam
untuk menghasilkan fenol bebas dan asam fosfat. Fenol bekerja dengan 4-
aminoantipirin dalam solusi alkali dan teroksidasi kuinon merah ole kalium
ferisianida. Aktivitas asam fosfatase (ACP) dapat dihitung dengan
mengukur nilai daya serap pada panjang gelombang 405 nm.
G. Dasar teori :
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat pada
sel hidup. Enzimmerupakan sekelompok protein yang mengatur dan
menjalankan perubahan-perubahankimia dalam system biologi. Enzim
dihasilkan oleh organ-organ pada hewan atau tanamanyang secara
katalitik menjalankan berbagai reaksi, seperti hidrolisis, oksidasi,
reduksi,isomerase, adisi, transfer radikal, dan pemutusan rantai karbon.
Enzim berfungsi sebagaikatalisator, yaitu senyawa yang meningkatkan
kecepatan reaksi kimia.
Enzim asam fosfatase dapat ditemukan pada jaringan tubuh,
termasuk hati, sel darah, jumlah-jumlah tulang dan trombosit, tetapi enzim
ini banyak ditemukan prostat yang berupa isoenzim. Enzim ini akan
meningkat apabila terdapat kanker prostat yang menyebar dari prostat ke
baraksasa tubuh yang lain, yaitu tulang, asam fosfat juga terdapat pada
udara mani dalam konsentrasi yang tinggi. Jadi tes ini jua dapat dilakukan
pada vagina untuk menyelidiki kasus hina. Jumlah asam yang tinggi juga
terdapat pada sel darah putih.
Adanya peningkatan kadar enzim ini dalam plasma, dapat
digunakan sebagai indikator terjadinya karsinoma prostat. Pada hipertrofi
yang jinak (jinak prostat hipertrofi (BPH)). Enzim asam fosfatase berperan
dalam mengkatalis reaksi yang sama dengan suasana yang asam. Kadar
enzim asam fosfatase dalam serum lebih tinggi dibandingkan kadarnya di
dalam plasma, perbedaannya berdasarkan tambahan asam fosfatase yang
berasal dari trombosit. Didapat variasi kadar asam fosfatase dalam darah
sepanjang hari, bila perlu diperiksa lebih dari satu kali dalam satu hari
dengan waktu yang berbeda. Kadar fosfatase asam lebih disukai
menggunakan sampel serum daripada plasma, karena adnya pengaruh
antikoagulan terhadap metodik ke kadar asam fosfatase di dalam darah
tidak dipengaruhi oleh puasa atau tidak puasa serta aktivitas fisik atau
gerakan badan sebelum melakukan pengambilan darah.
H. Alat dan bahan :
1. Alat
a. Mikropipet 100µl dan 1000 µl
b. Kuvet
c. Tip
d. Spektrofotometer
e. Tisu
f. Stopwatch
2. Bahan
a. Serum
b. Reagen kontrol
c. Buffer
d. Substrat
e. Stabilizer
I. Cara kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Diambil 1 botol substrat yang akan diencerkan dengan 15 ml buffer
kemudian dihomogenkan dan didiamkan selama 15 menit.
3. Mempersiapkan sampel dengan cara setiap 1 ml serum ditambahkan
satu tetes stabilizer kemudian dihomogenkan
4. Diambil 100 µl serum yang telah diberikan stabilizer ditambah 1000 µl
reagen kerja kemudian dicampur kemudian diinkubasi tepat 5 menit
pertama dibaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang
405 nm
5. Menggunakan blanko udara
6. Dibaca hasilnya
J. Hasil pemeriksaan :
1. Diketahui
a. Serum kontrol
1) Abs menit ke 5: 0,341
2) Abs menit ke 8: 0,352
3) Δ kalibrator (A) : 0,011
b. Serum pemeriksaan
1) Abs menit ke 5: 0,638
2) Abs menit ke 8: 0,640
3) Δ kalibrator (A) : 0,002
c. Faktor : 9,73
2. Ditanya : ACP
3. Jawab :
Δ sampel pemeriksaan
ACP : x factor
Δ A kalibrator
0,002
: x 9,73
0,011
: 1 ,76 U /l
K. Nilai Rujukan :
1. Wanita :6,5 U/l
2. Laki-laki: 6,6 U/l
L. Pembahasan :
Enzim asam fosfatase dapat ditemukan pada jaringan tubuh,
termasuk hati, sel darah,sum-sum tulang, dan trombosit, tetapi enzim ini
paling banyak ditemukan di kelenjar prostatyang berupa isoenzim (asam
fosfat prostat). Enzim ini akan meningkat apabila terdapatkanker prostat
yang menyebar dari kelenjar prostat ke bagian tubuh yang lain, yaitu
tulang.
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan terhadap kadar ACP
seseorang sehingga kita harus mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan antara lain
1. Serum terlalu lama dibiarkan sebelum terpisah dari bekuan darah jadi
sel-sel darah bercampur kembali dengan serum, sebaiknya setelah
pemusingan darah, serum yang terbentuk segera terpisah dari bekuan
darah
2. Darah hemolysis
3. Setelah operasi prostat
4. Obat-obatan tertentu seperti fluor, oksalat, dll
M. Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kadar ACP tersebut adalah 1 ,76 U /l yang berarti normal.
N. Referensi :
Aji, P. 2019. Makalah Asam Fosfatase Kimdar. www.academiaedu.com.
Diakses pada tanggal 30 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai