Jenis Pemeriksaan Elektrolit pada Serum Darah Menggunakan Elektrolit
Pemeriksaan Analyzer Metode Elektroda Ion Selektif (Ion Selective Electrode/ISE) Tujuan Untuk mengetahui kadar elektrolit dalam darah Prinsip Pada dasarnya alat yang menggunakan metode ISE untuk menghitung kadar ion sampel dengan membandingkan kadar ion yang tidak diketahui nilainya dengan kadar ion yang diketahui nilainya. Membran ion selektif pada alat mengalami reaksi dengan elektrolit sampel. Membran merupakan penukar ion, bereaksi terhadap perubahan listrik ion sehingga menyebabkan perubahan potensial membran. Alat dan Alat: Bahan 1. Cup serum 2. Tabung reaksi 3. Pipet automatik 4. Sentrifugator 5. Rak tabung reaksi 6. Elektrolit analizer Bahan: 1. Darah 2. Serum 3. Reagen 14598 4. Calibrator Pack Nova 5. Biomedical Cara Kerja CHLORIDA
1. Isi tabung Standar dengan 10 µL standard dan 1000 µL Reagen
2. Isi tabung Sampel dengan 10 µL Sampel dan 1000 µL Reagen 3. Isi tabung Blanko dengan 1000 µL Reagen 4. Homogenkan tabung dalam rasio yang telah disebutkan 5. Inkubasi selama 1 menit pada temperature ruangan 6. Warna akhir stabil sampai 1 jam jika tidak langsung terkena cahaya.
PHOTASIUM
1. Isi tabung Standar dengan 20 µL standard dan 1000 µL Reagen
2. Isi tabung Sampel dengan 20 µL Sampel dan 1000 µL Reagen 3. Isi tabung Blanko dengan 1000 µL Reagen 4. Homogenkan tabung dalam rasio yang telah disebutkan 5. Inkubasi selama 5 menit lalu diperiksa dengan foto meter dengan panjang gelombang 630nm
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT PADA SERUM DARAH
MENGGUNAKAN ELEKTROLIT ANALYZER 1. Dipipet serum dengan menggunakan pipet automatik kedalam cup serum. 2. Dihidupkan alat elektrolit analizer. Dipilih jenis elektrolit yang akan dianalisa. Misalnya kadar ion Natrium, Kalium dan Klorida. 3. Ditekan tombol power sampai muncul dilayar kotak barcode. 4. Dimasukkan barcode atau nomor cup serum. 5. Ditekan lagi tombol power dan tunggu sampai jarum hisap keluar dari alat. 6. Dimasukkan jarum hisap kedalam cup serum dan tunggu hingga jarum hisap menyedot serum dalam cup selama ± 2 detik. 7. Ditekan lagi tombol power agar jarum hisap masuk kembali kedalam alat. 8. Jarum akan melakukan analisa kadar elektrolit dalam serum selama ± 30 detik. 9. Dilayar monitor akan keluar hasil analisa. 10. Dicatat hasil pemeriksaan kadar elektrolit serum. Dasar Teori 1.1. Elektrolit Darah Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut kation dan ion bermuatan negatif disebut anion. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan, Contoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium, dan magnesium. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat (Feriwati, I. Yasrwir, R. 2012). Pemeliharaan homeostasis cairan tubuh adalah penting bagi kelangsungan hidup semua organisme. Pemeliharaan tekanan osmotik dan distribusi beberapa kompartemen cairan tubuh manusia adalah fungsi utama empat elektrolit mayor,yaitu natrium (Na+), kalium (K+), klorida (Cl‾), dan bikarbonat (HCO3‾). Pemeriksaan ke empat elektrolit mayor tersebut dalam klinis dikenal sebagai ”profil elektrolit” (Supriyono. 2012). Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh . Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut dengan ion. Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah dalam bentuk ion elektrolit , contohnya NaCl akan dipecah menjadi ion Na+ dan Cl‾ (Uliyah, M. 2006).
1.2. Jenis elektrolit darah
Elektrolit dalam cairan tubuh dapat berupa kation misalnya Na+, K+, Ca2+, Mg2+ dan berupa anion misalnya : Cl-, HCO3‾, HPO4‾, SO 2‾ dan 4 laktat. Pada cairan ektrasel kation utama adalah Na+ dan anion utama adalah Cl‾dan HCO3‾, sedangkan pada cairan intrasel kation utama adalah K+ (Supriyono. 2012).
Pembacaan Berdasarkan hasil pemeriksaan elektrolit pada serum dengan
Hasil menggunakan alat elektrolit analizer dengan metode elektroda ion selektif. Serum dari darah yang diambil sebanyak 5 ml digunakan sebagai sampel setelah disentrifuse selama 3 menit dengan kecepatan 4000 rpm. Menunjukkan hasil data sebagai berikut:
02/02/2017 M 67 P 135 4,4 120 Cl↑
02/02/2017 NLT 38 P 133 2,7 115 Na↓,K↓,Cl↑ 02/02/2017 ME 45 L 132 2,8 117 Na↓,K↓,Cl↑ 02/02/2017 SP 53 P 137 12,7116 K↑,Cl↑ 02/02/2017 N 39 P 129 4,1 102 Na↓ 02/02/2017 GT 62 L 132 2,2 102 Na↓,K↓ 02/02/2017 MH 20 L 137 2,2 102 K↓ 02/02/2017 M 70 L 129 2,2 106 Na↓,K↓ 02/02/2017 BS 28 L 143 4,4 112 Cl↑ 02/02/2017 MH 76 P 129 2,2 106 Na↓,K↓ 03/02/2017 LP 36 P 135 4,9 123 Cl↑ 03/02/2017 NP 51 P 138 2,3 122 K↓,Cl↑ 03/02/2017 A 54 P 130 2,7 112 Na↓,K↓,Cl↑ 03/02/2017 MB 70 L 129 2,1 106 Na↓,K↓ 03/02/2017 YP 38 L 125 3,3 104 Na↓ 03/02/2017 ST 64 P 138 3,8 113 Cl↑ 03/02/2017 BR 75 P 138 3,8 113 Cl↑ 03/02/2017 S 56 P 142 5,5 112 K↑,Cl↑ 03/02/2017 L 46 P 140 4,6 112 Cl↑ 03/02/2017 S 64 P 115 3,6 99 Na↓,Cl↓ 04/02/2017 S 42 L 134 3,3 113 Cl↑ 04/02/2017 C 27 L 138 4,4 114 Cl↑ 02/02/201 M 67 P 135 4,4 120 Cl↑ 7 02/02/201 NLT 38 P 133 2,7 115 Na↓,K↓,Cl 7 ↑ 02/02/201 ME 45 L 132 2,8 117 Na↓,K↓,Cl 7 ↑ 02/02/201 SP 53 P 137 12,7116 K↑,Cl↑ 7 02/02/201 N 39 P 129 4,1 102 Na↓ 7 02/02/201 GT 62 L 132 2,2 102 Na↓,K↓ 7 02/02/201 MH 20 L 137 2,2 102 K↓ 7 02/02/201 M 70 L 129 2,2 106 Na↓,K↓ 7 02/02/201 BS 28 L 143 4,4 112 Cl↑ 7 02/02/201 MH 76 P 129 2,2 106 Na↓,K↓ 7 03/02/201 LP 36 P 135 4,9 123 Cl↑ 7 03/02/201 NP 51 P 138 2,3 122 K↓,Cl↑ 7 03/02/201 A 54 P 130 2,7 112 Na↓,K↓,Cl↑ 7 03/02/201 MB 70 L 129 2,1 106 Na↓,K↓ 7 03/02/201 YP 38 L 125 3,3 104 Na↓ 7 03/02/201 ST 64 P 138 3,8 113 Cl↑ 7 03/02/201 BR 75 P 138 3,8 113 Cl↑ 7 03/02/201 S 56 P 142 5,5 112 K↑,Cl↑ 7 03/02/201 L 46 P 140 4,6 112 Cl↑ 7 04/02/201 MZ 2 L 136 3,7 11 Cl↑ 7 1 4 04/02/201 KM 8L 137 2,3 10 K↓,Cl↑ 7 8 04/02/201 TS 6 L 138 4,1 11 Cl↑ 7 2 4 04/02/201 M 1 P 128 4,3 11 Na↓,Cl↑ 7 8 6 04/02/201 S 4 L 142 4,3 11 Cl↑ 7 6 6 04/02/201 MD 2 P 141 3,6 11 Cl↑ 7 1 1 04/02/201 GIS 3 L 132 3,1 23 Na↓,Cl↓ 7 9 04/02/201 RIP 3 L 125 3,8 10 Na↓,Cl↑ 7 7 7 06/02/201 AS 6 P 134 4,3 11 Cl↑ 7 2 6 06/02/201 RDA 5L 138 4,4 11 Cl↑ 7 4 06/02/201 AT 5L 136 3,7 11 Cl↑ 7 4 06/02/201 DP 6 P 138 4,1 11 Cl↑ 7 5 4 06/02/201 F 4 P 138 4,1 11 Cl↑ 7 7 4 06/02/201 HB 5 L 128 4,3 10 Na↓ 7 0 6 06/02/201 DA 1 L 142 4,3 11 Cl↑ 7 2 6 0602/2017 AS 3 L 141 3,6 11 Cl↑ 8 1 06/02/201 T 4 L 132 3,1 23 Cl↓ 7 9 06/02/201 RT 6 P 142 5,2 11 Cl↑ 7 1 9 07/02/201 PS 5 P 142 4,5 11 Cl↑ 7 0 1 07/02/201 EN 4 L 141 4,9 11 Cl↑ 7 8 4 07/02/201 TM 5 L 141 3,7 11 Cl↑ 7 4 0 07/02/201 S 4 P 132 3,9 10 Na↓ 7 3 2 07/02/201 CG 5 P 121 1,7 67 Na↓,K↓,Cl↓ 7 9 07/02/201 AS 5 L 126 3,8 98 Na↓,Cl↓ 7 2 07/02/201 AS 4 L 138 3,6 11 Cl↑ 7 7 4 07/02/201 A 6 L 134 3,2 98 Na↓,K↓,Cl↓ 7 4 07/02/201 JP 5 L 129 3,0 10 Na↓ 7 6 4 07/02/201 KM 6 L 130 4,9 10 Na↓ 7 6 2 08/02/201 LT 3 P 140 4,2 11 Cl↑ 7 7 7 08/02/201 I 6 L 143 4,2 11 Cl↑ 7 1 5 08/02/201 DP 6 L 148 3,8 11 Na↑,Cl↑ 7 2 5 08/02/201 Y 5 P 140 3,8 10 Cl↑ 7 7 8 08/02/201 AP 4 L 133 3,9 10 Na↓,Cl↑ 7 4 8 08/02/201 DA 5 L 127 4,4 10 Na↓ 7 1 6 08/02/201 N 5 P 136 4,9 11 Cl↑ 7 2 5 08/02/201 RP 3 L 123 3,5 10 Na↓ 7 7 0 08/02/201 DS 7 L 138 3,4 10 N 7 3 5 0802/2017 EP 5 P 134 4,0 11 Na↓,Cl↑ 0 6 09/02/201 RS 2 L 121 2,4 10 Na↓,K↓ 7 0 1 09/02/201 MT 5 P 134 4,4 11 Na↓,Cl↑ 7 2 0 09/02/201 MT 6 P 142 4,3 11 Cl↑ 7 7 3 09/02/201 SK 4 P 143 5,0 11 Cl↑ 7 4 8 09/02/201 R 6 P 142 4,2 11 Cl↑ 7 4 7 09/02/201 TN 6 L 123 4,0 98 Na↓,Cl↓ 7 6 09/02/201 MN 5 P 119 2,5 98 Na↓,K↓,Cl↓ 7 8 Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk pemeriksaan kadar elektrolit 90 data dari pasien ada sebanyak 88 kadar elektrolit yang diatas nilai normal dan 2 pasien kadar elektrolit yang normal.
Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Elektrolit Darah
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemeriksaan elektrolit yang terbagi dalam faktor pre analitik, analitik dan paska analitik. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Elektrolit Darah Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemeriksaan elektrolit yang terbagi dalam faktor pre analitik, analitik dan paska analitik. Faktor pre analitik 1. Persiapan pasien Sebelum pengambilan bahan pemeriksaan penderita perlu dipersiapkan, diinformasikan, serta diberi penjelasan seperlunya mengenai tindakan yang akan dikerjakan. Beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi hasil antara lain : obat diuretic, aktifitas fisik, puasa, stress dan sebagainya harus diberitahukan juga agar dihindari. (Good Laboratory Practice, 2008). 2. Pengambilan sampel Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum banyak melakukan aktifitas fisik. Bila tidak mungkin usahakan untuk mengambil darah pada waktu yang sama, misalnya pengambilan sampel pukul 11.00. pemeriksaan ulang juga dilakukan pada pukul 11.00. karena hasil pemeriksaan kalium juga dipengaruhi oleh perubahan analit dari waktu kewaktu (variasi diurnal), dan meminimalkan variasi intra individu. Pada pengambilansampel sebaiknya pasien diambil pada posisi duduk atau berbaring. Pengambilan sampel darah vena dapat menggunakan spuit ataupun vakutainer (tabung vakum hampa udara). (Witono Santoso, dkk. 1999). 3. Pengiriman dan penanganan sampel Setelah darah diambil segera kirim kelaboratorium, darah dalam wadah segera dipindahkan ke tabung sentrifus dan diputar selama 10-15 menit dengan kecepatan 3000 rpm, kemudian serum segera dipisahkan. Sampel yang hemolisis tidak dapat diperiksa untuk analisa elektrolit karena kalium keluar dari eritrosit. Jika sampel bercampur dengan antikoagulan pada suhu kamar, maka nilai kalium akan turun karena sel-sel memakai glukosa mendorong kalium ke dalam sel. Pemberian nomor atau label pasien harus benar-benar cermat dan teliti, karena kekeliuran dalam hal ini akan berakibat fatal. (Witono Santoso, dkk. 1999). 4. Wadah penampung Wadah yang dipakai untuk penampungan sampel harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : a) Terbuat dari gelas atau plastik, khusus untuk sampel darah harus menggunakan wadah dari bahan gelas. b) Tidak bocor atau rembes c) Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir. d) Besar wadah diseuiakan dengan volume sampel. e) Bersih f) Kering g) Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam sampel tidak mengandung bahan kimia atau deterjen. Faktor analitik 1) Persiapan reagen Sebelum menggunakan reagen hendaknya diperhatikan beberapa hal yang penting. Keadaan fisik reagen perlu diamati terlebih dahulu mengenai kemasan dan masa kadaluwarsanya. Reagen yang kemasanya rusak dan masa kadaluwarsanya sudah tercapai sebaiknya tidak dipergunakan. Suhu penyimpanan reagen yan baik di dalam almari pendingin (suhu 2-8 0C) atau sesuai dengan anjuran dari petunjuk tertulis yang ada pada kemasan atau di dalam kit reagen yang digunakan. (Witono Santoso, dkk. 1999). 2) Peralatan Sebelum menggunakan alat perlu diperhatikan beberapa hal penting. Alat yang digunakan harus suadah terkalibrasi dengan baik. Pemeriksaan bahan kontrol perlu dilakukan sebelum pemeriksaan terhadap sampel. Hal penting lainnya adalah mengikuti seluruh rangkaian protap pemakaian alat yang telah dibakukan. (Kumpulan protap RSUD Kardinah Tegal, 2012). Faktor paska analitik Faktor paska analitik menjadi sangat penting artinya mengingat seluruh rangkaian pemeriksaan akan menjadi tidak memiliki arti sama sekali apabila pencatatan dan pelaporan hasil tidak sesuai dengan hasil riil yang didapatkan. Melaporkan hasil apa adanya tanpa ada rekayasa hasil merupakan sebuah keharusan untuk memberikan gambaran klinis yang sebenarnya dari pasien yang diperiksa. Kesimpulan Dari hasil pemeriksaan kadar elektrolit serum darah dengan menggunakan elektrolit analizer di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi kota Medan, Yaitu dari 90 data pasien ada sebanyak 88 kadar elektrolit yang diatas nilai normal dan 2 pasien kadar elektrolit yang normal. Hal ini menunjukkan kadar elektrolit yang meningkat atau dalam batas yang tidak normal. Gangguan keseimbangan elektrolit banyak ditemukan oleh peneliti. Daftar Pustaka Tanda tangan