Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM SITOHISTOTEKNOLOGI

TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN SITOLOGI (URIN)

ADAM SAPTA JAZARI

201029

DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

AKADEMI ANALIS KESEHATAN MANGGALA YOGYAKARTA

TAHUN 2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan sediaan apus
2. Mahasiswa dapat melakukan fiksasi pada sediaan apus
3. Mahasiswa dapat melakukan pewarnaan Papanicolaou pada sediaan
apus
4. Mahasiswa dapat melakukan pewarnaan Giemsa pada sediaan apus.
II. DASAR TEORI
Pemeriksaan Sitologi urin merupakan metode yang digunakan
untuk mendeteksi keberadaan sel-sel ganas dan atau abnormal dalam
specimen urin. Lapisan saluran urinaria terdiri dari pelvis ginjal, prostat,
ureter, kandung kemih, dan uretra, dimana dari jenis-jenis tersebut
merupakan kumpulan dari sel-sel urotelial. Lapisan sel urotelial terdiri dari
berbagai jenis sel dengan struktur yang berbeda-beda, yaitu sel superfisial,
sel intermediet, dan sel basal.
Sel-sel urotelial merupakan sel-sel epitel yang terus menerus
diperbaharui, Ketika sel-sel mulai tumbuh, sel-sel yang mati akan
dilepaskan dari lapisan tersebut dan dikeluarkan dari tubuh bersamaan
dengan urin. Sel-sel urotelial pada specimen urin merupakan teknik
eksofoliatif spontan, dimana sel-sel tersebut terlepas dengan sendirinya
akibat dari adanya mekanisme tubuh atau periode sel tersebut.
Teknik yang digunakan dalam pembuatan sediaan sitologi dapat
dilakukan dengan metode smear (oles/apus). Metode smear adalah suatu
metode yang digunakan dalam pembuatan sediaan sitologi yang dilakukan
dengan cara mengoles, mengapus dengan tujuan untuk membuat lapisan
yang tipis dari specimen di atas objek glass, yang selanjutnya dapat
dilakukan ke tahapan pewarnaan agar dapat diamati sel-sel urotelialnya.
Sebelum dilakukan pembuatan sediaan pada objek glass, langkah
sebelumnya yang harus dilakukan yaitu sentrifugasi. Tujuan dilakukannya
sentrifugasi adalah untuk mendapatkan endapan yang baik dan
mengandung sel-sel urotelial.
Setelah dilakukan pembuatan sediaan apus, hal yang sangat
penting dan harus dilakukan adalah Fiksasi. Dimana tujuan dari
dilakukannya fiksasi adalah untuk mempertahankan komponen-komponen
sel agar tetap pada tempatnya tanpa harus mengalami perubahan bentuk
atau ukuran sel. Larutan fiksatif yang digunakan dalam pewarnaan
Papanicolaou yaitu alcohol 95% dengan kondisi sediaan masih basah.
Sedangkan untuk pewarnaan Giemsa larutan fiksatif yang digunakan
adalah methanol dengan kondisi sediaan sudah kering.
Metode pewarnaan yang dilakukan pada sediaan apus untuk
pemeriksaan sitologi dilakukan untuk mengidentifikasi morfologi inti sel
dan sitoplasma sel, sehingga dapat memberikan gambaran menyeluruh
terkait kondisi morfologi sel yang akan diperiksa. Metode pewarnaan
untuk standar pemeriksaan sitologi adalah pewarnaan Papanicolaou dan
pewarnaan Giemsa. Metode pewarnaan Papnicolau merupakan pewarnaan
polikromatik.
Reagen utama yang digunakan dalam pewarnaan Papanicolaou
terdiri dari 5 jenis cat warna dalam 3 larutan. Cat warna tersebut meliputi :
a) Hematoxylin : cat basa, inti sel berwarna biru gelap.
b) Orange Green 6 : (Counterstain I), yaitu cat asam, akan
mewarnai sitoplasma sel berkeratin mature (Orange).
c) Eosin Azure : (Counterstain II), yaitu cat asam, kombinasi
eosin Y, light green SF, and Bismarck brown.
 Eosin Y : sel pipih mature, nucleolus, eritrosit, dan
silia (pink)
 Light green SF : sel aktif (sel kolumner, sel pipih
parabasal, sel pipih intermediet). (biru/green).
 Bismarck brown Y : tidak mewarnai, menendapakn
phosphotungstic acid (berperan dalam perbedaan
warna eosin dan light green).

Hasil standar yang diharapkan pada sediaan sitologi meliputi :


1. Apusan cukup tipis
2. Fiksasi adekuat
3. Pewarnaan inti tidak terlalu pekat
4. Kontras baik
5. Tertutup oleh 1 kaca penutup (deck glass)
6. Mounting tidak berlebihan, namun menutupi seluruh
permukaan.
III. PROSEDUR KERJA
a. Alat
1. Pot Urin
2. Tabung Centrifuge
3. Centrifuge
4. Pipet
5. Staining Jar
6. Objek glass
7. Deck glass
8. Mikroskop
9. Jembatan pewarnaan
b. Bahan
1. Urin
2. Cat Papanicolaou
3. Larutan Giemsa
4. Alkohol 95%
5. Alkohol 80%
6. Alkohol 70%
7. Alkohol 50%
8. Xylol
9. Metanol
10. Aquades
11. Entelan
c. Cara Kerja
1. Pindahkan urin ke dalam tabung sentrifus sebanyak ¾ bagian
tabung.
2. Sentrifugasi specimen urin dengan kecepatan 1.500 rpm
selama 5 menit.
3. Setelah 5 menit, buang supernatant dengan dengan
menuangkan secara cepat, kemudian ambil sedimen dengan
menggunakan pipet
4. Buat dua apusan sedimen pada masing-masing kaca objek
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
b. Pembahasan
V. KESIMPULAN
VI.

Anda mungkin juga menyukai