Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

“ PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL ”

DISUSUN OLEH :

ANGELI ROLANDA NATHANIA

203410001

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKES BORNEO CENDEKIA MEDIKA

PANGKALAN BUN

2023
Nilai Paraf Dosen Paraf Praktikan

I. Hari / Tanggal : Rabu, 19 Oktober 2022


II. Judul Praktikum : Pemeriksaan Bilirubin Total
III. Tujuan : 1. Mahasiswa dapat melaksanakan pemeriksaan
bilirubin total dengan metode kinetik
2. Mahasiswa dapat mengetahui nilai normal dari
bilirubin total di dalam serum pasien
3. Mahasiswa dapat menentukan secara kuantitatif
kadar bilirubin total dalam serum pasien
4. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis dari
penurunan dan peningkatan kadar bilirubin total di
dalam serum pasien
IV. Metode : Metode Jendrassik – Grof
V. Prinsip
Azobilirubin dihasilkan dari reaksi antara bilirubin dan garam diazonium dari
asam salfanilik yang menunjukkan absorbansi maksimum pada panjang gelombang
546 nm dalam suasana asam. Intensitas warna yang dihasilkan berbanding lurus
dengan konsentrasi bilirubin yang direaksikan. Reaksi dapat dituliskan sebagai
berikut :
Asam salfanilik + sodium nitrit ======> DSA
Bilirubin + DSA ======> Direct Azobilirubin
Bilirubin + DSA + Accelerator ======> Total Azobilirubin

VI. Dasar Teori


Bilirubin merupakan produk pemecahan sel darah merah. Bilirubin merupakan
hasil metabolisme heme yang berasal dari pemecahan hemoglobin dan hemoprotein
lain seperti myoglobin, cytochrome dan lain-lain. Produksi bilirubin setiap hari
berkisar antara 250 – 350 mg. Bilirubin di dalam tubuh bilirubin dapat dijumpai
dalam bentuk bilirubin tak terkonjugasi dan bilirubin terkonjugasi (Tjokroprawiro,
2015). Bilirubin di metabolisme oleh hati dan disekresikan ke dalam empedu
sedangkan dalam sejumlah kecil dapat ditemukan di dalam serum. Peningkatan
kadar bilirubin dapat terjadi ketika pemecahan sel darah merah berlangsung secara
berlebihan atau jika hati tidak dapat mensekresikan bilirubin yang dihasilkan.
Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi lebih sering terjadi akibat peningkatan
pemecahan eritrosit sedangkan peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi lebih
cenderung terjadi akibat gangguan fungsi hati (Sadewa et al, 2021). Berikut ini
merupakan beberapa implikasi klinik dari kadar bilirubin menurut Fahmi, (2021) :
1. Peningkatan bilirubin yang disertai dengan penyakit hati dapat terjadi pada
gangguan hepatoseluler penyakit sel parenkim obstruksi saluran empedu
atau hemolisis sel darah merah
2. Peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi dapat terjadi pada anemia
hemolitik, trauma disertai pembesaran hematoma dan infark pulmunoal.
Bilirubin tidak terkonjugasi tidak akan meningkat sampai dengan terjadinya
penurunan fungsi hati hingga 50 %. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat terjadi pada kanker pankreas dan koelitiasis
3. Peningkatan bilirubin total dapat terjadi pada metastase hepatik hepatitis
sirosis dan kolestasis akibat obat-obatan obat-obatan yang dapat
meningkatkan kadar bilirubin yaitu obat-obat yang bersifat hepatoksik, efek
kolestatik dan anti malaria ( primakulin, sulfa, streptomisin, rifampicin,
teofilin, asam askorbat, epinefrin, dekstrin atau metildopa).

VII. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Mikropipet ukuran 1000 ul dan 100 ul
d. Yellow tip
e. Blue tip
f. Inkubator
g. Stopwatch
h. Fotometer
2. Bahan
a. Serum pasien sebanyak 100 ul
b. Aquades
c. Reagen bilirubin total
R1 = Sulfanilic acid dan HCL
R2 = Sodium Nitrate
R3 = Caffeine, Sodium benzoate dan Sodium acetate
R4 = Fehling’s solution II : Potasium sodium tartrate + sodium hydroxide

VIII Prosedur Kerja


. 1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Menyiapkan dua tabung reaksi dan menuliskan label
3. Membuat reagen pemeriksaan blanko dengan cara memipet R1 20 ul + R3
1000 ul + sampel 200 ul
4. Membuat reagen pemeriksaan sampel dengan cara memipet R2 50 ul + R1
20 ul + R3 1000 ul + sampel 200 ul
5. Menghomogenkan reagen pemeriksaan blanko dan sampel
6. Menginkubasi pada suhu 15 – 25 ⁰C selama 10 – 60 menit
7. Menambahkan 1000 ul R4 ke dalam tabung blanko dan sampel dan
menghomogenkan
8. Menginkubasi pada suhu 15 – 25 ⁰C selama 5 – 30 menit
9. Memeriksa kadar bilirubin total dengan menggunakan fotometer pada
panjang gelombang 546 nm
10. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan

IX. Nilai Normal


Nilai rujukan pemeriksaan bilirubin total
1. Neonatus (1 – 6 hr) = < 8.8 mg/dl
2. Anak – Anak (> 1 bulan) = 0.2 – 1.0 mg/dl
3. Dewasa = 0.1 – 1.2 mg/dl

X. Hasil Pemeriksaan
Identitas pasien
Nama : Ivon Arofah R.P
Usia : 20 th
Jenis kelamin : Perempuan
Hasil Pemeriksaan BT : 0.3313 (Normal)

XI. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang pemeriksaan kadar
bilirubin total dalam sarung pasien dapat diketahui bahwa kadar bilirubin total pada
serum pasien adalah 0,3313 mg/dl. Hasil pemeriksaan ini tergolong ke dalam nilai
bilirubin total normal. Nilai normal bilirubin total pada orang dewasa berkisar
antara 0.1 – 1.2 mg/dl. Hasil pemeriksaan kadar bilirubin total yang berada pada
keadaan normal pada pasien dapat membuktikan bahwa fungsi hati dan saluran
empedu pasien berada dalam kondisi yang baik dan tidak menunjukkan indikasi
terjadinya kerusakan organ atau jaringan empedu yang dapat ditandai dengan
peningkatan kadar bilirubin total di atas nilai normal.
Peningkatan kadar bilirubin total dapat digunakan untuk mengindikasikan
adanya kasus ikterus. Peningkatan kadar bilirubin total dalam serum pada
prinsipnya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara bilirubin dan ekskresinya.
Patofisiologi terjadinya ikterus dapat melalui beberapa mekanisme seperti
peningkatan produksi bilirubin, menurunnya kemampuan hati untuk membersihkan
bilirubin di dalam darah yang meliputi gangguan up take, gangguan konjugasi dan
adanya kolestatik intrahepatik, terganggunya ekskresi bilirubin ekstrahepatik yang
demikian peningkatan kadar tersebut bisa dalam bentuk bilirubin tidak terkonjugasi
bilirubin, terkonjugasi atau campuran atau bilirubin total (Fajrian, 2020).
Ikterus baru dapat dikenai secara klinis bila kadar bilirubin di dalam darah
mencapai 3 mg/dl. Kondisi ikterus dapat ditandai dengan menguningnya pada
bagian sklera mata, hal ini disebabkan karena skelera mengandung banyak elastin
yang mempunyai afinitas tinggi terhadap bilirubin. Ikterus dapat menjadi penanda
hemolisis, kelainan hati dan penyakit pankreatobilier. Kadar bilirubin total yang
normal adalah < 1 mg/dl dapat berkisar antara 0,2 sampai 0,9 mg/dl. Sedangkan
kadar bilirubin direct harusnya hanya sekitar 30% dari total, yaitu maksimal 0,3
mg/dl. Peningkatan kadar bilirubin di atas normalnya merupakan diagnosis pasti
ikterus dan perlu dilakukan pencarian sebabnya (Surasmi et al, 2016).
XII. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan tentang pemeriksaan kadar bilirubin total
dalam sarung pasien dapat disimpulkan bahwa kadar bilirubin total pada serum
pasien adalah 0,3313 mg/dl. Hasil pemeriksaan ini tergolong ke dalam nilai
bilirubin total normal. Nilai normal bilirubin total pada orang dewasa berkisar
antara 0.1 – 1.2 mg/dl. Hasil pemeriksaan kadar bilirubin total yang berada pada
keadaan normal pada pasien dapat membuktikan bahwa fungsi hati dan saluran
empedu pasien berada dalam kondisi yang baik dan tidak menunjukkan indikasi
terjadinya kerusakan organ atau jaringan empedu yang dapat ditandai dengan
peningkatan kadar bilirubin total di atas nilai normal.

XIII. Daftar Pustaka

Fahmi, A. (2021). Kimia Klinik Dasar. Bandung : Penerbit Media Sains Indonesia

Fajrian, F.M. (2020). Enzim transferase dengan bilirubin total penderita ikterus
obstrukstif. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 11 (1). 176 – 181. Doi :
10.35816/jskh.v10i2.240

Sadewa, A.H., Wasityastuti, W., Dewanto, V.C. (2021). Comprehensive Biomedical


Sciences : Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier, Pankreas. Yogyakarta :
UGM Press

Surasmi, A., Handayani, S., Kusuma, H. N. (2016). Keperawatan Bayi Resiko


Tinggi. Jakarta : EGC

Tjokroprawiro, A. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga


University Press

Anda mungkin juga menyukai