Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Toksikologi Klinik
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ummy Mardiana Ramdan
DISUSUN OLEH :
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT penguasa segala sesuatu. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada rasul kita, Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya
dan umatnya yang setia hingga akhir zaman kelak. Alhamdulillah, atas kehendak-Nya
book chapter yang berjudul “Alkohol pada Darah dan Urin Pasien” ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis memperoleh bantuan, baik secara
moril maupun materil dari berbagai pihak. Tidak ada hal lain yang bisa diberikan selain
ucapan terimakasih yang penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam pembuatan karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini mesih jauh dari
sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai
bahan evaluasi dan langkah menuju masa depan yang lebih baik. Akhir kata, semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
TINJAUAN PUSTAKA
A. ALKOHOL
Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen
dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Dalam ilmu kimia
Alkohol atau yang sering disebut juga sebagai etanol adalah istilah untuk
senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon,
atau yang terikat pada atom hidrogen maupun atom karbon lain.
a. Sifat-sifat alkohol
1. Mudah terbakar.
2. Mudah tercampur dengan udara, hal ini karna kemiripan struktur
alkohol (R-OH) dan air (H-OH).
3. Berupa gas dan udara jika jumlah atom karbon sebanyak 1-4 karbon,
sedangkan jika jumlah atom karbon 5-9 akan kental seperti minyak.
4. Alkohol memiliki titik didih melebihi titik didih alkana, karena gugus
fungsi -OH yang sangat polar, sehingga daya tarik antar molekul
menjadi sangat kuat.
5. Alkohol bersifat heterepolar , rantai panjang alkil mempengaruhinya,
semakin panjang rantai alkilnya maka berkurangnya sifat polarnya, hal
ini menjaadikan berkurangnya sifat kelarutanya. alkohol seperti metanol
dan etanol menjadi mudah larut ke pelarut seperti air.
b. Manfaat alcohol
Manfaat alcohol adalah sebagai pembunuh kuman, serta sebagai
penawar untuk racun methanol dan alcohol juga bisa digunakan sebagai
bahan bakar, alcohol premir etanol dapat di bakar untuk menghasilkan CO2
dan air, baik sendiri maupun dicampur dengan petrol. Etanol juga banyak
1
digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan senyawa organic yang tidak
dapat dilarutkan dengan air, contoh parfum dan kosmetik.
c. Jenis-jenis alcohol
Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 86/Men.Kes/Per/IV/1977 Tanggal 29
April 1977 yang mengatur produksi dan peredaran minuman keras, yang
dimaksud dengan minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol,
tetapi bukan obat yang meliputi 3 golongan sebagai berikut :
a. Golongan A (Bir) dengan kadar etanol 1% - 5%. Golongan ini dapat
menyebabkan mabuk emosional dan bicara tidak jelas.
b. Golongan B (Champagne, wine) dengan kadar etanol 5% - 20%.
Golongan ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan, kehilangan
sesorik, ataksia, dan waktu reaksi yang lambat.
c. Golongan C (Wiski) dengan kadar etanol >20% - 50%. Golongan ini
dapat menyebabkan gejala ataksia parah, penglihatan ganda atau kabur,
pingsan dan kadang terjadi konvulsi.
2
dalam darah menjadi berkurang, luka pada dinding lambung, peradangan
hati dan kerusakan pada syaraf otak yang mampu menyebabkan hilangnya
ingatan dan terhambatnya kontrol pernapasan yang berakibat pada kematian.
Jika alkohol dikonsumsi pada ibu hamil maka akan menyebabkan kelahiran
bayi yang cacat, premature dan bahkan kematian dalam kandungan. Alkohol
mempengaruhi psikis atau mental seperti mudah tersinggung, marah, gelisah,
menghindar dari kegiatan yang tidak memberikan kesempatan untuk minum,
kesulitan dalam membuat keputusan, oversleeping, berlebihan menampilkan
tangisan dan emosional.
3
fisik dan psikis serta penurunan produktivitas hidup pada orang dengan
ketergantungan terhadap konsumsi alkohol tersebut. 1,2,3 Seseorang yang
ketergantungan secara fisik terhadap alkohol, akan mengalami gejala putus
alkohol apabila menghentikan atau mengurangi jumlah penggunaannya. Gejala
biasanya terjadi mulai 6-24 jam setelah konsumsi yang terakhir. Gejala ini dapat
berlangsung selama 5 hari, diantaranya adalah gemetar, mual, cemas, depresi,
berkeringat, nyeri kepala dan sulit tidur.
4
Kecanduan alkohol bisa menyebabkan radang pada lapisan lambung dan
kerongkongan (esofagus). Penyerapan vitamin B dan nutrisi lain juga akan
terganggu. Selain itu, kerusakan pankreas yang berujung ke pankreatitis juga
bisa terjadi.
e. Gangguan menstruasi dan fungsi seksual.
Kecanduan alkohol bisa menyebabkan impotensi pada pria dan
berhentinya menstruasi pada wanita.
f. Masalah kehamilan.
Konsumsi alkohol pada masa kehamilan berisiko menyebabkan
keguguran atau cacat pada anak yang dilahirkan. Penggunaan alkohol selama
kehamilan dapat menyebabkan Fetal Alcohol Syndrome yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Jumlah minum alkohol
yang aman pada kehamilan belum diketahui, sehingga konsumsi alkohol
tidak dianjurkan dalam keadaan hamil.
g. Masalah penglihatan.
Konsumsi alkohol dalam jangka panjang bisa menyebabkan pergerakan
mata yang tidak terkendali (nistagmus) serta kelumpuhan otot mata akibat
kekurangan vitamin B1.
h. Komplikasi diabetes.
Alkohol dapat mengganggu pelepasan gula (glukosa) dari hati, sehingga
berisiko menimbulkan hipoglikemia, terutama pada penderita diabetes yang
menggunakan insulin untuk mengendalikan gula darah.
i. Kerusakan tulang.
Alkohol bisa menghambat produksi sel tulang baru, sehingga berpotensi
menyebabkan pengeroposan tulang atau osteoporosis. Selain tulang, sumsum
tulang juga dirusak oleh alkohol, hal ini mengakibatkan gangguan produksi
sel darah yang dihasilkan di sumsum tulang. Salah satu akibatnya, tubuh
menjadi mudah memar akibat sel keping darah (trombosit) yang rendah.
j. Kanker.
Konsumsi alkohol dalam jangka panjang meningkatkan risiko terserang
kanker hati, kanker mulut, kanker usus, kanker tenggorokan, dan kanker
payudara.
k. Rentan terserang infeksi.
Konsumsi alkohol bisa membuat kekebalan tubuh menurun, sehingga
meningkatkan risiko terkena infeksi, seperti pneumonia dan TBC.
5
Sejumlah cara yang umumnya dilakukan untuk mengatasi kecanduan
alkohol, antara lain:
1. Konseling.
Konseling dengan psikolog atau psikiater, baik sendiri maupun dalam
kelompok, akan membantu pasien memahami masalah kecanduannya.
Selama konseling, akan dijelaskan pada pasien mengenai risiko kecanduan
alkohol, dan dampaknya pada kesehatan pasien. Pasien juga akan diberi saran
untuk hal-hal yang dapat dilakukan selama proses tersebut, misalnya dengan
mencatat konsumsi alkohol selama 1 minggu, atau mengganti konsumsi
alkohol dengan minuman ringan. Jangan lupa untuk meminta dukungan dari
pasangan atau keluarga. Dukungan dari orang terdekat bisa berpengaruh
besar pada proses pemulihan.
2. Detoksifikasi.
Pada kasus kecanduan berat, pasien umumnya dirawat di rumah sakit.
Hal ini karena biasanya gejala putus zat yang muncul juga berat dan
membutuhkan penanganan medis. Gejala putus zat akan berlangsung parah
dalam 48 jam, namun akan membaik seiring alkohol terbuang dari tubuh.
Keseluruhan proses ini umumnya berlangsung 3 hingga 7 hari sejak terakhir
pasien mengonsumsi alkohol. Pasien juga akan mengalami gangguan tidur
selama satu bulan. Selama proses detoksifikasi, pastikan minum minimal 3
liter air putih dalam sehari dan hindari konsumsi minuman berkafein seperti
kopi atau teh agar gangguan tidur tidak semakin parah.
3. Terapi obat-obatan.
Jika dibutuhkan, dokter akan meresepkan obat seperti naltrexone,
acamprosate, atau disulfiram untuk membantu proses pemulihan kecanduan
alkohol. Namun, obat ini belum tersedia di Indonesia.
4. Pemulihan di rumah.
Cobalah fokus untuk meninggalkan kebiasaan lama dan mulai menjalani
gaya hidup sehat. Mulailah tidur lebih awal dan rutin berolahraga.
Tinggalkan aktivitas lama yang berkaitan dengan alkohol dan ganti dengan
aktivitas baru yang jauh dari alkohol. Jelaskan pada keluarga dan teman
mengenai keputusan untuk meninggalkan kebiasaan minum alkohol, dan
minta dukungan mereka selama pemulihan. Jauhi teman dan situasi yang
tidak mendukung proses pemulihan. Jangan mengganti pengobatan medis
dan konseling dengan pengobatan alternatif untuk pengobatan kecanduan
alkohol. Namun jika digunakan sebagai terapi tambahan di masa pemulihan,
beberapa terapi seperti yoga, meditasi dan akupuntur mungkin bisa
membantu.
D. PEMERIKSAAN ALKOHOL
Diagnosis definitif keracunan etanol adalah kadar etanol dalam darah.
Analisis alkohol pernafasan, adalah alat skrining yang berguna dan murah yang
dapat digunakan dalam keadaan darurat. Pemeriksaan analisa nafas saat ini
menggunakan teknologi inframerah dan umumnya memiliki akurasi dan presisi
yang sangat baik, terutama bila dikalibrasi dengan baik dan digunakan dengan
teknik yang baik. Hasil positif palsu terjadi jika sampel terkontaminasi dengan
uap oral saat diuji setelah bersendawa, muntah, atau menelan produk yang
mengandung etanol.
6
a. Dalam darah
Pemeriksaan dalam darah dianjurkan menggunakan metode enzimatik
dan kromatografi gas. Spesimen yang dianjurkan adalah darah utuh,
sedangkan plasma dan serum dapat digunakan dengan catatan hasil
pemeriksaan menggunakan plasma atau serum bila akan dibandingkan
dengan whole blood yaitu dengan dibagi 1,18 dengan rentang (1,1-1,3).
Plasma mengandung lebih banyak air daripada whole blood sehingga
kandungan alkoholnya juga lebih tinggi.
Metode enzimatik bergantung pada oksidasi spesifik enzim dari etanol
menjadi asetaldehid menggunakan alkohol dehidrogenase. Oksidasi ini
memerlukan reduksi dari nikotinamid adenin dinukleotida (NAD+) menjadi
NADH (tereduksi), yang disertai perubahan absorban yang dapat dimonitor
dengan spektrofotometer.
Metode Kromatografi gas adalah yang paling populer saat ini. Spesimen
yang dipakai adalah 200 μL aliquot darah dalam sodium florida dan
potasium oksalat. Sodium florida penting untuk mencegah dan membalikkan
proses degradasi alkohol oleh bakteri, sedangkan potasium oksalat adalah
antikoagulan yang menjamin darah tetap homogen dan tidak berpisah
menjadi sel darah merah dan serum. Kromatografi gas sebaiknya dilakukan
menggunakan 2 kolom yang berbeda karena penggunaan GCMS jarang
untuk memeriksa molekul dengan massa rendah (low relative molecular
mass).
b. Dalam urin
Analisis dapat dilakukan dengan metode enzimatik dan kromatografi gas.
Urin yang dianjurkan adalah urin yang dikeluarkan setelah kira-kira 1 jam
setelah keluaran urin pertama. Masalah dengan spesimen urin adalah
pengambilan spesimen dan interpretasi.
E. IDENTIFIKASI ALKOHOL
Prinsip : Terbentuknya warna hijau hasil dari oksidasi antara
etanol dengan kalium bikromat dalam suasana asam.
Metode : Mikrodifusi.
7
2. Teteskan kalium bikromat ke bagian tengah cawan
secukupnya (3/4 bagian tengah cawan).
3. Tuang bahan uji ke bagian samping cawan,
kemudian tutup cawannya. Lakukan inkubasi pada
suhu 30°C bila perlu.
4. Amati perubahan warna yang terjadi pada kalium
bikromat.
F. KESIMPULAN
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai
atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alcohol, alcohol mempunyai titik didih yang
tinggi dibandingkan dengan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Pengaruh
alcohol terhadap darah dapat menyebabkan penyakit jantung dan gangguan pada
aliran darah serta pengaruh terhadap urine. Pengaruh konsumsi alkohol terhadap
individu berbeda-beda. Akan tetapi terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di
dalam darah (Blood Alkohol Concentration- BAC) dan tingkatan efek yang
ditimbulkannya. Kebiasaan mengonsumsi alkohol di setiap waktu membuat individu
yang kecanduan alkohol sering berada dalam situasi yang berbahaya, misalnya
mengemudi atau berenang dalam pengaruh alkohol. Diagnosis definitif keracunan
8
etanol adalah kadar etanol dalam darah. Analisis alkohol pernafasan, adalah alat
skrining yang berguna dan murah yang dapat digunakan dalam keadaan darurat.
Pemeriksaan alcohol ini menggunakan sampel darah dan urin. Interpretasi hasilnya
Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan alkohol positif. Jika warna
yang terbentuk adalah biru, maka kadar alkohol dalam bahan uji sangat tinggi.
9
DAFTAR PUSTAKA
(Anggota IKAPI).
10