Anda di halaman 1dari 13

BOOK CHAPTER

ALKOHOL PADA DARAH DAN URIN PASIEN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Toksikologi Klinik

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ummy Mardiana Ramdan

DISUSUN OLEH :

Vidyazahra Arassya Dedi (20119052)


Dinda Hani Yulianti (20119090)
Noer Octaviani (20119067)
Widhi Rachmi Faujiah (20119071)
Insan Nurpadila (20119080)

PROGRAM STUDI D III ANALIS KESEHATAN

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT penguasa segala sesuatu. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada rasul kita, Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya
dan umatnya yang setia hingga akhir zaman kelak. Alhamdulillah, atas kehendak-Nya
book chapter yang berjudul “Alkohol pada Darah dan Urin Pasien” ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis memperoleh bantuan, baik secara
moril maupun materil dari berbagai pihak. Tidak ada hal lain yang bisa diberikan selain
ucapan terimakasih yang penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam pembuatan karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini mesih jauh dari
sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai
bahan evaluasi dan langkah menuju masa depan yang lebih baik. Akhir kata, semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

Tasikmalaya, 26 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 1
A. ALKOHOL ................................................................................................................. 1
B. PENGARUH ALKOHOL BAGI TUBUH MANUSIA ............................................. 2
a. Pengaruh alkohol terhadap psikis manusia. ............................................................ 2
b. Pengaruh alcohol terhadap hati ............................................................................... 3
C. TANDA GEJALA PENGKONSUMSI ALKOHOL BERLEBIH ............................. 4
D. PEMERIKSAAN ALKOHOL .................................................................................... 6
a. Dalam darah ............................................................................................................ 7
b. Dalam urin .............................................................................................................. 7
E. IDENTIFIKASI ALKOHOL ...................................................................................... 7
F. KESIMPULAN ........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

iii
TINJAUAN PUSTAKA

A. ALKOHOL
Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen
dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Dalam ilmu kimia
Alkohol atau yang sering disebut juga sebagai etanol adalah istilah untuk
senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon,
atau yang terikat pada atom hidrogen maupun atom karbon lain.

Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti


oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alcohol, alcohol mempunyai titik
didih yang tinggi dibandingkan dengan alkana-alkana yang jumlah atom C nya
sama. Hal ini disebabkan Antara molekul alcohol membentuk ikatan hydrogen.
Dalam alcohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya,
Sedangkan dalam air, methanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol
yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur
dengan air dalam segala perbandingan.

a. Sifat-sifat alkohol

Alkohol dapat dianggap sebagai molekul organik yang analog


dengan air. Kedua ikatan C-O dan H-O bersifat polar karena
elektronegatifitas pada oksigen. Sifat ikatan O-H yang sangat polar
menghasilkan ikatan hydrogen dengan alcohol lain atau dengan amina. Jadi,
alcohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi disebabkan oleh adanya
ikatan hydrogen antar molekul. Alkohol lebih polar disbanding hidrokarbon,
dan alcohol merupakan pelarut yang baik untuk molekul polar. Sifat-sifat
kimia alcohol :

1. Mudah terbakar.
2. Mudah tercampur dengan udara, hal ini karna kemiripan struktur
alkohol (R-OH) dan air (H-OH).
3. Berupa gas dan udara jika jumlah atom karbon sebanyak 1-4 karbon,
sedangkan jika jumlah atom karbon 5-9 akan kental seperti minyak.
4. Alkohol memiliki titik didih melebihi titik didih alkana, karena gugus
fungsi -OH yang sangat polar, sehingga daya tarik antar molekul
menjadi sangat kuat.
5. Alkohol bersifat heterepolar , rantai panjang alkil mempengaruhinya,
semakin panjang rantai alkilnya maka berkurangnya sifat polarnya, hal
ini menjaadikan berkurangnya sifat kelarutanya. alkohol seperti metanol
dan etanol menjadi mudah larut ke pelarut seperti air.
b. Manfaat alcohol
Manfaat alcohol adalah sebagai pembunuh kuman, serta sebagai
penawar untuk racun methanol dan alcohol juga bisa digunakan sebagai
bahan bakar, alcohol premir etanol dapat di bakar untuk menghasilkan CO2
dan air, baik sendiri maupun dicampur dengan petrol. Etanol juga banyak

1
digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan senyawa organic yang tidak
dapat dilarutkan dengan air, contoh parfum dan kosmetik.
c. Jenis-jenis alcohol
Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 86/Men.Kes/Per/IV/1977 Tanggal 29
April 1977 yang mengatur produksi dan peredaran minuman keras, yang
dimaksud dengan minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol,
tetapi bukan obat yang meliputi 3 golongan sebagai berikut :
a. Golongan A (Bir) dengan kadar etanol 1% - 5%. Golongan ini dapat
menyebabkan mabuk emosional dan bicara tidak jelas.
b. Golongan B (Champagne, wine) dengan kadar etanol 5% - 20%.
Golongan ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan, kehilangan
sesorik, ataksia, dan waktu reaksi yang lambat.
c. Golongan C (Wiski) dengan kadar etanol >20% - 50%. Golongan ini
dapat menyebabkan gejala ataksia parah, penglihatan ganda atau kabur,
pingsan dan kadang terjadi konvulsi.

B. PENGARUH ALKOHOL BAGI TUBUH MANUSIA


Pengaruh alcohol terhadap darah dapat menyebabkan penyakit jantung
dan gangguan pada aliran darah serta pengaruh terhadap urine. Efek alkohol pada
tubuh tidak hanya pada organ hati dan pankreas. Alkohol pun bisa berdampak
pada organ jantung. Alkohol dapat membuat jantung sulit untuk memompa aliran
darah dan bisa memicu penyakit jantung, serangan jantung, gagal jantung, stroke,
maupun hipertensi. Di dalam aliran darah, alkohol dapat dideteksi hingga 12 jam
setelah minum alkohol. Umumnya, untuk tahu berapa kadar alkohol dalam darah
harus dilakukan tes laboratorium. Alkohol bersifat diuretic. Dimana diuretic
merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat, atau
penyebab naiknya laju urinasi. Sesuatu yang mengandung diuretik dapat
menambah kecepatan pembentukan urine. Nah, setelah mengonsumsi alcohol
makan akan sering buang air kecil, tubuh akan mengalami dehidrasi. Dehidrasi
dapat membuat merasa pusing, mengantuk, dan lesu. Dalam urine, Alkohol dapat
dideteksi selama 3- 5 hari melalui tes etil glukonorida (EGT) metabolit.
Sedangkan melalui cara tradisional, kadar alkohol masih akan terdeteksi dalam
urine hingga 10-12 jam setelah minum-minum.
Selain pengaruh alcohol terhadap darah dan urine, ada juga beberapa
pengaruh alcohol terhadap tubuh manusia, yaitu :

a. Pengaruh alkohol terhadap psikis manusia.


Alkohol merupakan sejenis obat psikoaktif depresan yang memiliki efek
negative yang kuat terhadap fisik dan psikis. Alkohol memperlambat
aktivitas otak dan alkohol akan menyebabkan efek ketergantungan pada
peminum secara fisik dan psikis. Alkohol merupakan minuman yang
mengandung zat adiktif yang memiliki efek memabukkan dan merusak
sistem saraf pada otak yang menyebabkan peminum akan merasakan
kecanduan. Dampak pengkonsumsian alkohol secara langsung dapat
menyebabkan kehilangan keseimbangan tubuh, pusing, gembira, ingatan
menjadi tumpul, jika dikonsumsi dalam dosis tinggi maka akan
menyebabkan tindakan tidak terkontrol dan hilangnya pengendalian diri.
Alkohol mempengaruhi proses kognitif seseorang, yang disebabkan efek
farmakologis dari alcohol. Alkohol akan merusak organ paru-paru dan
jantung dengan nafas yang semakin lambat, karena oksigen yang diangkut

2
dalam darah menjadi berkurang, luka pada dinding lambung, peradangan
hati dan kerusakan pada syaraf otak yang mampu menyebabkan hilangnya
ingatan dan terhambatnya kontrol pernapasan yang berakibat pada kematian.
Jika alkohol dikonsumsi pada ibu hamil maka akan menyebabkan kelahiran
bayi yang cacat, premature dan bahkan kematian dalam kandungan. Alkohol
mempengaruhi psikis atau mental seperti mudah tersinggung, marah, gelisah,
menghindar dari kegiatan yang tidak memberikan kesempatan untuk minum,
kesulitan dalam membuat keputusan, oversleeping, berlebihan menampilkan
tangisan dan emosional.

b. Pengaruh alcohol terhadap hati


Mengkonsumsi alkohol lebih dari 30 gram per hari akan meningkatkan
resiko peningkatan kadar trigliserida. Metabolisme etanol yang kronis
menyebabkan oksidasi asam lemak terganggu dan pengalihan karbon
menjadi lemak menyebabkan peningkatan produksi trigliserida di hati.
Kelebihan trigliserida di hati selanjutnya dikeluarkan kepembuluh darah dan
terjadilah penumpukan trigliserida dipembuluh darah dan dapat berlanjut ke
Penyakit Jantung Koroner (PJK). Alkohol dapat menimbulkan penyakit hati.
Jenis penyakit hati yang ditimbulkan oleh alcohol, yaitu : Fatty live
(perlemakan hati), alcohol hepatitis dan liver cirrhosis. Minum berat setelah
beberapa hari dapat menimbulkan perlemakan hati yang bersifat reversible
jika sesudahnya melakukan puasa alcohol. Akan tetapi jika minum berat
dilakukan dalam waktu yang lama, dapat menimbulkn alcohol hepatitis dan
dapat berkembang kea rah liver cirrhosis, dimana suatu keadaan sebagian
jaringan hati telah rusak dan digantikan oleh jaringan parut yang tidak
berfungsi. Secara biokimia timbulnya penyakit hati karena alcohol
disebabkan oleh kombinasi gangguan oksidasi asam lemak dan peningkatan
lipogenesis.

Pengaruh konsumsi alkohol terhadap individu berbeda-beda. Akan tetapi


terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alkohol
Concentration- BAC) dan tingkatan efek yang ditimbulkannya. Euphoria ringan
dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya
konsentrasi alkohol di dalam darah. Orang yang aktif mengkonsumsi alkohol
beranggapan bahwa penampilan mereka menjadi lebih baik, sehingga mereka
mengabaikan efek buruknya. Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum
adalah "mabuk" atau "teler", dimana kondisi ini sebenarnya adalah karakteristik
intoksikasi alkohol yang dapat menyebabkan cedera, kecacatan dan kematian.
Konsumsi alkohol yang berat dapat menyebabkan penurunan kesadaran, henti
nafas dan kematian. Selain kematian, efek jangka pendek alkohol menyebabkan
hilangnya produktivitas kerja akibat disorientasi dan kecelakaan akibat
berkendara dalam keadaan disorientasi tersebut. Konsumsi alkohol juga memiliki
kaitan terhadap perilaku kekerasan dan tindak kriminal. Sebanyak 70%
narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan, dan
lebih dari 40% kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh alkohol.

Penggunaan alkohol yang terus menerus dapat menimbulkan toleransi


dan ketergantungan. Toleransi adalah keadaan dimana seseorang yang
mengkonsumsi alkohol harus meningkatkan dosis penggunaan alkohol dari
jumlah kecil menjadi jumlah besar, untuk mendapatkan pengaruh yang sama.
Ketergantungan adalah keadaan dimana alkohol menjadi bagian yang penting
dalam kehidupan seseorang yang mengkonsumsinya, dimana apabila konsumsi
tersebut dihentikan, dapat menyebabkan berbagai rentang gangguan kesehatan

3
fisik dan psikis serta penurunan produktivitas hidup pada orang dengan
ketergantungan terhadap konsumsi alkohol tersebut. 1,2,3 Seseorang yang
ketergantungan secara fisik terhadap alkohol, akan mengalami gejala putus
alkohol apabila menghentikan atau mengurangi jumlah penggunaannya. Gejala
biasanya terjadi mulai 6-24 jam setelah konsumsi yang terakhir. Gejala ini dapat
berlangsung selama 5 hari, diantaranya adalah gemetar, mual, cemas, depresi,
berkeringat, nyeri kepala dan sulit tidur.

C. TANDA GEJALA PENGKONSUMSI ALKOHOL BERLEBIH


Seseorang yang kecanduan alkohol umumnya tidak pernah kehilangan
keinginan untuk terus mengonsumsi alkohol. Waktunya banyak dihabiskan untuk
mendapatkan dan mengonsumsi alkohol, bahkan dia bisa meninggalkan aktivitas
yang penting hanya untuk melakukan kebiasaannya tersebut.
Kebiasaan mengonsumsi alkohol di setiap waktu membuat individu yang
kecanduan alkohol sering berada dalam situasi yang berbahaya, misalnya
mengemudi atau berenang dalam pengaruh alkohol. Di sisi lain, penderita
kecanduan alkohol sering mencoba untuk mengurangi atau berhenti
mengonsumsi alkohol. Namun, usahanya cenderung akan gagal karena biasanya
pecandu alkohol akan merasakan disforia, yaitu ketidakbahagiaan atau
ketidakpuasan yang mendalam, ketika ia mencoba mengurangi atau
menghentikan konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol terus berlanjut meski
kebiasaan tersebut menimbulkan masalah di hidupnya. Selain menimbulkan
masalah dengan keluarga dan orang-orang dekatnya, kecanduan alkohol juga
menyebabkan kegagalan dalam memenuhi tanggung jawab di rumah atau di
pekerjaannya. Bahkan, penderita juga tetap mengonsumsi alkohol meski
kebiasaan tersebut menyebabkan gangguan dalam kesehatannya.
Individu dengan kondisi kecanduan alkohol juga merasa jumlah alkohol
yang biasa dikonsumsi sudah tidak menghasilkan efek lagi baginya. Akibatnya,
dia mengonsumsi alkohol lebih banyak untuk mendapatkan efek yang diinginkan.
Namun demikian, saat efek alkohol menghilang, penderita akan mengalami
gejala putus zat, seperti gangguan tidur, tremor, gelisah, mual, berkeringat terus
menerus, jantung berdebar, halusinasi dan kejang.
Jika diperlukan, dokter akan menjalankan pemeriksaan penunjang,
seperti tes pencitraan dan pemeriksaan darah, untuk melihat apakah ada gangguan
kesehatan yang dialami pasien terkait dengan konsumsi alkohol.
Alkohol Sejumlah penyakit dan gangguan yang bisa muncul pada
pecandu alkohol adalah:
a. Gangguan otak dan saraf.
Demensia dan sindrom Wernicke-Korsakoff merupakan gangguan pada
saraf yang dapat ditimbulkan akibat konsumsi alkohol jangka panjang.
Gangguan saraf ini dikaitkan dengan kekurangan vitamin B, terutama
kekurangan vitamin B1 yang menjadi penyebab sindrom Wernicke-
Korsakoff. Pecandu alkohol juga dapat mengalami mati rasa di tangan dan
kaki, gangguan dalam berpikir, dan hilang ingatan jangka pendek.
b. Penyakit liver.
Konsumsi alkohol dalam jumlah banyak bisa menyebabkan penyakit
liver, mulai dari peningkatan kadar lemak pada hati meningkat (hepatic
steatosis), radang hati (hepatitis alkoholik), hingga sirosis.
c. Penyakit jantung dan pembuluh darah.
Konsumsi alkohol berlebihan bisa memicu tekanan darah tinggi, stroke,
serta meningkatkan risiko gagal jantung, dan gangguan irama jantung.
d. Masalah pencernaan.

4
Kecanduan alkohol bisa menyebabkan radang pada lapisan lambung dan
kerongkongan (esofagus). Penyerapan vitamin B dan nutrisi lain juga akan
terganggu. Selain itu, kerusakan pankreas yang berujung ke pankreatitis juga
bisa terjadi.
e. Gangguan menstruasi dan fungsi seksual.
Kecanduan alkohol bisa menyebabkan impotensi pada pria dan
berhentinya menstruasi pada wanita.
f. Masalah kehamilan.
Konsumsi alkohol pada masa kehamilan berisiko menyebabkan
keguguran atau cacat pada anak yang dilahirkan. Penggunaan alkohol selama
kehamilan dapat menyebabkan Fetal Alcohol Syndrome yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Jumlah minum alkohol
yang aman pada kehamilan belum diketahui, sehingga konsumsi alkohol
tidak dianjurkan dalam keadaan hamil.
g. Masalah penglihatan.
Konsumsi alkohol dalam jangka panjang bisa menyebabkan pergerakan
mata yang tidak terkendali (nistagmus) serta kelumpuhan otot mata akibat
kekurangan vitamin B1.
h. Komplikasi diabetes.
Alkohol dapat mengganggu pelepasan gula (glukosa) dari hati, sehingga
berisiko menimbulkan hipoglikemia, terutama pada penderita diabetes yang
menggunakan insulin untuk mengendalikan gula darah.
i. Kerusakan tulang.
Alkohol bisa menghambat produksi sel tulang baru, sehingga berpotensi
menyebabkan pengeroposan tulang atau osteoporosis. Selain tulang, sumsum
tulang juga dirusak oleh alkohol, hal ini mengakibatkan gangguan produksi
sel darah yang dihasilkan di sumsum tulang. Salah satu akibatnya, tubuh
menjadi mudah memar akibat sel keping darah (trombosit) yang rendah.
j. Kanker.
Konsumsi alkohol dalam jangka panjang meningkatkan risiko terserang
kanker hati, kanker mulut, kanker usus, kanker tenggorokan, dan kanker
payudara.
k. Rentan terserang infeksi.
Konsumsi alkohol bisa membuat kekebalan tubuh menurun, sehingga
meningkatkan risiko terkena infeksi, seperti pneumonia dan TBC.

Selain itu, penting untuk diketahui, alkohol seringkali berinteraksi


dengan obat-obatan yang dikonsumsi sehingga berisiko menimbulkan efek yang
berbahaya. Ditambah lagi, pecandu alkohol juga mungkin akan mengonsumsi
alkohol saat mengemudi, sehingga ia berisiko mengalami kecelakaan karena
pengaruh alkohol. Pengobatan Kecanduan Alkohol Ada beberapa cara untuk
mengatasi kecanduan alkohol, tergantung pada tingkat kecanduan, dan keinginan
pasien. Pasien bisa memilih untuk berhenti total, atau sekedar mengurangi
konsumsi alkohol. Meski berhenti bertahap mungkin lebih mudah untuk dijalani,
namun berhenti total sangat disarankan pada pasien dengan kondisi tertentu,
seperti:

1. Pasien dengan kerusakan hati, seperti pasien dengan penyakit liver.


2. Pasien dengan penyakit jantung.
3. Pasien yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan.
4. Pasien yang sedang mengonsumsi obat yang bereaksi negatif pada
alkohol, seperti obat antipsikotik.

5
Sejumlah cara yang umumnya dilakukan untuk mengatasi kecanduan
alkohol, antara lain:

1. Konseling.
Konseling dengan psikolog atau psikiater, baik sendiri maupun dalam
kelompok, akan membantu pasien memahami masalah kecanduannya.
Selama konseling, akan dijelaskan pada pasien mengenai risiko kecanduan
alkohol, dan dampaknya pada kesehatan pasien. Pasien juga akan diberi saran
untuk hal-hal yang dapat dilakukan selama proses tersebut, misalnya dengan
mencatat konsumsi alkohol selama 1 minggu, atau mengganti konsumsi
alkohol dengan minuman ringan. Jangan lupa untuk meminta dukungan dari
pasangan atau keluarga. Dukungan dari orang terdekat bisa berpengaruh
besar pada proses pemulihan.
2. Detoksifikasi.
Pada kasus kecanduan berat, pasien umumnya dirawat di rumah sakit.
Hal ini karena biasanya gejala putus zat yang muncul juga berat dan
membutuhkan penanganan medis. Gejala putus zat akan berlangsung parah
dalam 48 jam, namun akan membaik seiring alkohol terbuang dari tubuh.
Keseluruhan proses ini umumnya berlangsung 3 hingga 7 hari sejak terakhir
pasien mengonsumsi alkohol. Pasien juga akan mengalami gangguan tidur
selama satu bulan. Selama proses detoksifikasi, pastikan minum minimal 3
liter air putih dalam sehari dan hindari konsumsi minuman berkafein seperti
kopi atau teh agar gangguan tidur tidak semakin parah.
3. Terapi obat-obatan.
Jika dibutuhkan, dokter akan meresepkan obat seperti naltrexone,
acamprosate, atau disulfiram untuk membantu proses pemulihan kecanduan
alkohol. Namun, obat ini belum tersedia di Indonesia.
4. Pemulihan di rumah.
Cobalah fokus untuk meninggalkan kebiasaan lama dan mulai menjalani
gaya hidup sehat. Mulailah tidur lebih awal dan rutin berolahraga.
Tinggalkan aktivitas lama yang berkaitan dengan alkohol dan ganti dengan
aktivitas baru yang jauh dari alkohol. Jelaskan pada keluarga dan teman
mengenai keputusan untuk meninggalkan kebiasaan minum alkohol, dan
minta dukungan mereka selama pemulihan. Jauhi teman dan situasi yang
tidak mendukung proses pemulihan. Jangan mengganti pengobatan medis
dan konseling dengan pengobatan alternatif untuk pengobatan kecanduan
alkohol. Namun jika digunakan sebagai terapi tambahan di masa pemulihan,
beberapa terapi seperti yoga, meditasi dan akupuntur mungkin bisa
membantu.

D. PEMERIKSAAN ALKOHOL
Diagnosis definitif keracunan etanol adalah kadar etanol dalam darah.
Analisis alkohol pernafasan, adalah alat skrining yang berguna dan murah yang
dapat digunakan dalam keadaan darurat. Pemeriksaan analisa nafas saat ini
menggunakan teknologi inframerah dan umumnya memiliki akurasi dan presisi
yang sangat baik, terutama bila dikalibrasi dengan baik dan digunakan dengan
teknik yang baik. Hasil positif palsu terjadi jika sampel terkontaminasi dengan
uap oral saat diuji setelah bersendawa, muntah, atau menelan produk yang
mengandung etanol.

6
a. Dalam darah
Pemeriksaan dalam darah dianjurkan menggunakan metode enzimatik
dan kromatografi gas. Spesimen yang dianjurkan adalah darah utuh,
sedangkan plasma dan serum dapat digunakan dengan catatan hasil
pemeriksaan menggunakan plasma atau serum bila akan dibandingkan
dengan whole blood yaitu dengan dibagi 1,18 dengan rentang (1,1-1,3).
Plasma mengandung lebih banyak air daripada whole blood sehingga
kandungan alkoholnya juga lebih tinggi.
Metode enzimatik bergantung pada oksidasi spesifik enzim dari etanol
menjadi asetaldehid menggunakan alkohol dehidrogenase. Oksidasi ini
memerlukan reduksi dari nikotinamid adenin dinukleotida (NAD+) menjadi
NADH (tereduksi), yang disertai perubahan absorban yang dapat dimonitor
dengan spektrofotometer.
Metode Kromatografi gas adalah yang paling populer saat ini. Spesimen
yang dipakai adalah 200 μL aliquot darah dalam sodium florida dan
potasium oksalat. Sodium florida penting untuk mencegah dan membalikkan
proses degradasi alkohol oleh bakteri, sedangkan potasium oksalat adalah
antikoagulan yang menjamin darah tetap homogen dan tidak berpisah
menjadi sel darah merah dan serum. Kromatografi gas sebaiknya dilakukan
menggunakan 2 kolom yang berbeda karena penggunaan GCMS jarang
untuk memeriksa molekul dengan massa rendah (low relative molecular
mass).

b. Dalam urin
Analisis dapat dilakukan dengan metode enzimatik dan kromatografi gas.
Urin yang dianjurkan adalah urin yang dikeluarkan setelah kira-kira 1 jam
setelah keluaran urin pertama. Masalah dengan spesimen urin adalah
pengambilan spesimen dan interpretasi.

E. IDENTIFIKASI ALKOHOL
Prinsip : Terbentuknya warna hijau hasil dari oksidasi antara
etanol dengan kalium bikromat dalam suasana asam.

Metode : Mikrodifusi.

Reagen : Larutan Kalium Bikromat dalam asam sulfat


Cara Buat :
a. 0,5 gram kalium bikromat dilarutkan dalam 40 ml
aquades
b. Tambahkan asam sulfat pekat 60 ml (addkan
dengan asam sulfat pekat sampai 100 ml)
c. Homogenkan dalam labu ukur

Bahan Uji : 1. Minuman beralkohol


2. Specimen manusia :
a. darah
b. urin
3. 5 ml alkohol 70% diadd ke aquades sampai 50 ml

Prosedur : 1. Siapkan cawan conway dan oleskan vaselin pada


tutupnya.

7
2. Teteskan kalium bikromat ke bagian tengah cawan
secukupnya (3/4 bagian tengah cawan).
3. Tuang bahan uji ke bagian samping cawan,
kemudian tutup cawannya. Lakukan inkubasi pada
suhu 30°C bila perlu.
4. Amati perubahan warna yang terjadi pada kalium
bikromat.

Interpretasi Hasil : Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan


alkohol positif. Jika warna yang terbentuk adalah biru,
maka kadar alkohol dalam bahan uji sangat tinggi.

Gambar 1. Cawan Conway

Gambar 2. Hasil Pemeriksaan

F. KESIMPULAN
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai
atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alcohol, alcohol mempunyai titik didih yang
tinggi dibandingkan dengan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Pengaruh
alcohol terhadap darah dapat menyebabkan penyakit jantung dan gangguan pada
aliran darah serta pengaruh terhadap urine. Pengaruh konsumsi alkohol terhadap
individu berbeda-beda. Akan tetapi terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di
dalam darah (Blood Alkohol Concentration- BAC) dan tingkatan efek yang
ditimbulkannya. Kebiasaan mengonsumsi alkohol di setiap waktu membuat individu
yang kecanduan alkohol sering berada dalam situasi yang berbahaya, misalnya
mengemudi atau berenang dalam pengaruh alkohol. Diagnosis definitif keracunan

8
etanol adalah kadar etanol dalam darah. Analisis alkohol pernafasan, adalah alat
skrining yang berguna dan murah yang dapat digunakan dalam keadaan darurat.
Pemeriksaan alcohol ini menggunakan sampel darah dan urin. Interpretasi hasilnya
Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan alkohol positif. Jika warna
yang terbentuk adalah biru, maka kadar alkohol dalam bahan uji sangat tinggi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Shvoong. 2012. Pengertian Kontrol Diri. http://id.shvoong.com/social-


sciences/counseling/2205556-pengertian-kontrol-diri/, diakses pada
tanggal

23 Maret 2021 pada pukul 10.15 .

Sitenar. 2013. Penyebab Utama Menjadi Pecandu. http://www.sitenar.com/5-


penyebab-utama-menjadi-pecandu/, diakses pada tanggal 23 Maret 2021
pada pukul 22.06 wib.

Smet, B. 1994. Psikilogi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo.

Solopos. 2013. Kasus Narkoba dan Miras di Sukoharjo Naik.


http://www.solopos.com/2013/01/01/kasus-narkoba-dan-miras-di-

sukoharjo-naik-lebih-dari-50-363609, diakses pada tanggal 25 Maret


2021 pada pukul 20.07 wib.

Supraktiknya. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

(Anggota IKAPI).

Suriawiria. 2002. Dampak dan Bahaya Minuman Keras. http://www.pikiran-


rakyat.com/cetak/0902/05/khazanah/index.htm, diakses pada tanggal
26 Maret 2021 pada pukul 14.46 wib.

Utina. S. S. 2012. Alkohol dan Pengaruh terhadap Kesehatan Mental. Gorontalo:


Fakultas Psikologi IAIN Sultan Amai Gorontalo.
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/article/view/859/801, diakses pada
tanggal 26 Maret 2021 pada pukul 16.37 wib.

Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial ( suatu pengantar ). Yogyakarta: Andi.


Wikipedia. 2013. Minuman berakohol.
http://id.wikipedia.org/wiki/Minuman

beralkohol, diakses pada tanggal 26 Maret 2021 pukul 5.45 wib.

B Kunsah, N Kartikorini, R Rahmawati - 2019 - repository.um-surabaya.ac.id


(MODUL PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK, Laboratorium Kimia
Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surabaya 2019)

Muji Rahayu, Moch.Firman Solihat, 2018, TOKSIKOLOGI KLINIK

10

Anda mungkin juga menyukai