Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYAKIT HIPERTENSI
Untuk memenuhi tugas mata kuliah epidemiologi

Disusun oleh :
 Mutiara Soffiatussirri (20119055)
 Widhi Rachmi Fauziah (20119071)
 U Rizki Patriana (20119073)
 Insan Nurpadila (20119080)
 Fitri Juliani (20119084)
 Fina Alfinahusna (20119085)
 Rizaldy Fajar Taufik (20119086)
 Arista Novia (20119091)
 Hilda Jahrotul Jannah (20119093)
 Fajar Wisa Kelana (20119094)
 Winda Muliawati (20119095)

TEKNIK LABORATORIUM MEDIK IIIB


TAHUN AJARAN 2021/2022
JALAN CILOLOHAN N0.36 KOTA TASIKMALAYA,461

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya lah kami
dapat menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa
juga kami haturkan untuk Rasulullah Muhammad SAW, beserta pengikut beliau dari
dahulu, sekarang, hingga hari akhir.
Ucapan terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada dosen Ibu Yane Liswanti, M.Si
mata kuliah Epidemiologi , Ibu Yane Liswanti, M.Si yang telah memberikan bimbingan
serta pengajaran kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam menyelesaikan
makalah ini, tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Karena
itu, mohon kritik serta saran, yang kiranya dapat membangun, sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang lebih baik lagi. kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.

Tasikmalaya, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................I

DAFTAR ISI...................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................2

1.3. Tujuan.........................................................................................................................2

1.4. Manfaat.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hipertensi.................................................................................................3

2.2. Sejarah Penyakit Hipertensi.......................................................................................3

2.3. Penemu Penyakit Hipertensi.......................................................................................5

2.4. Jenis-Jenis Hipertensi.................................................................................................5

2.5 Riwayat Alamiah Hipertensi.......................................................................................6

2.6 Gejala Dan Faktor Penyebab Hipertensi.....................................................................7

2.7 Pencegahan Hipertensi................................................................................................9

2.8 Pengobatan Hipertensi...............................................................................................10

BAB III PENUTUP


Kesimpulan......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Menurut
Nurarif A.H. & Kusuma H.(2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan
masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit
hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya.
Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018), orang-orang
akan tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah
dan memeriksakan diri ke pelayanankesehatan.
Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala, pusing,
lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun
(Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016). Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-
faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan hipetensi adalah umur, jenis
kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik,
penyakit ginjal dan diabetes melitus (Sinubu R.B., 2015).
Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan diberbagai negara. Menurut
American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun
yang menderita hipertensi mencapai angka 74,5 jiwa dan hampir 90-95% tidak
diketahui penyebabnya (Kemenkes, 2014).
Menurut World Health Organiztion (WHO) pada tahun 2011 menunjukan satu
milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 penderita hipertensi berada di negara
berkembang. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat dan diprediksi tahun 2025
sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi telah
menyebabkan banyak kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, dan 1,5 juta
kematian terjadi di Asia Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita hipertensi
(Kemenkes, 2017).

1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa itu Hipertensi ?
2) Bagaimana sejarah penyakitnya ?
3) Siapa penemu Hipertensi ?
4) Ada berapa jenis-jenis Hipertensi ?
5) Bagaimana riwayat alamiah penyakitnya ?
6) Apa saja gejala dan faktor penyebab Hipertensi ?
7) Bagaimana pencegahan Hipertensi ?
8) Bagaimana pengobatan Hipertensi ?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui penyakit Hipertensi
2) Untuk mengetahui sejarah penyakit Hipertensi
3) Untuk mengetahui siapa penemu Hipertensi
4) Untuk mengetahui jenis-jenis Hipertensi
5) Untuk mengetahui Riwayat alamiah penyakit
6) Untuk mengetahui gejala dan faktor penyebab Hipertensi
7) Untuk mengetahui pencegahan Hipertensi
8) Untuk mengetahui pengobatan Hipertensi

1.4 Manfaat
.Adapun manfaat yang diperoleh, yaitu dapat mengetahui penyakit Hipertensi,
Riwayat alamiah, gejala dan faktor, pencegahan, dan pengobatannya yang bermanfaat
bagi para pembaca, khususnya di bidang Kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di


dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada
pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh
pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis
miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan
puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai
140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau
keduanya.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.

2.2 Sejarah Penyakit


Hipertensi adalah masalah umum pada pasien dengan diabetes; sekaligus masalah
serius yang dapat meningkatkan peluang timbulnya penyulit dan kematian.
Perkembangan ilmu tentang hipertensi telah bermula dari peradaban Mesir kuno yang
mengembangkan hukum hidraulic dengan mana, 5000 tahun yang lalu, mereka

3
melaksanakan irrigasi yang mengalirkan air sungai NIL, yang suci itu, ke ladang-ladang
mereka sampai jauh ke pelosok.
Konsep ini tertuang didalam Papyrus Berlin, yang membawa para dokter Mesir
kuno mendekati konsep sirkulasi tubuh manusia. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa
denyut nadi merupakan satu tanda yang amat penting karena mudah diraba dan diamati.
Pada tulisan-tulisan Cina kuno dituliskan ada sekurang-kurangnya 23 variasi denyut
nadi radial. Banyak peneliti yang menekankan pentingnya kualitas denyut nadi. Denyut
yang kuat dan lemah dikaitkan dengan penyakit tertentu.
Pada tahun 2000 SM Choven You Y menulis, bahwa “Penyakit ginjal ditemukan
bila nadi kuat dan sulit ditekan kandas dengan perabaan superfisial.” Orang Yunani
kuno juga menunjukkan perhatian besar kepada nadi. Herophilus, bapak ilmu anatomi
pada 350 SM menilai adanya empat jenis denyut nadi yang ditentukan oleh besar,
frekwensi, kuat dan iramanya yang sampai sekarang masih digunakan dalam klinik.
Akan tetapi mereka belum sampai kepada pengertian mengenai hubungan antara daya
pompa jantung dengan denyut nadi. Perkembangan pengetahuan ini selanjutnya gelap,
sampai berabad abad kemudian.
Kemudian Akhbar Mohammad, 1874, juga di Inggeris, mengemukakan bahwa
hipertensi dapat terjadi lepas dari penyakit ginjal. Padahal pada saat itu, alat pengukur
tekanan darah yang akurat belum ditemukan. Istilah, “Hipertensi Essential,” kali
pertama dipakai oleh Frank, di Jerman pada tahun 1911. Dengan istilah ini dimaksudkan
suatu gambaran penyakit yang disertai tekanan darah yang meningkat sebagai tanda
utama, namun tidak disertai kelainan ginjal dan jantung. Lalu Goldblatt, 1934, secara
eksperimental memperlihatkan bahwa tekanan darah dapat meningkat bila arteria ginjal
secara parsial dibendung dengan jepitan.
Butler, 1937, bahkan berhasil menyembuhkan penderita hipertensi dengan
mengeluarkan satu ginjal yang ischaemis. Adalah Irvine Page, 1940, yang mengajukan
keterkaitan berbagai faktor yang telah terbukti berhubungan dengan pengaturan tekanan
darah di dalam satu skema yang octagonal, yang lazim dikenal dengan nama, Mosaic
Theory.
Menurut teori ini semua komponen harus berada dalam keseimbangan untuk
mempertahankan tekanan darah itu pada tingkat-tingkat yang wajar dan menjamin

4
perembesan darah yang ade kuat ke dalam jaringan. Bila satu komponen atau faktor
berubah menjadi dominan, maka yang lain akan menyesuaikan diri.
2.3 Penemu Penyakit
Hipertensi sebagai sebuah entitas klinis baru muncul pada tahun 1896 dengan
ditemukannya sfigmomanometer menggunakan manset oleh Scipione Riva-Rocci pada
1896. Dengan penemuan ini, pengukuran tekanan darah dapat dilakukan di klinik.

Pada 1905, Nikolai Korotkoff mengembangkan teknik tersebut dengan


mendeskripsikan bunyi Korotkoff yang terdengar saat arteri diauskultasi dengan
stetoskop pada saat manset sfigmomanometer dikempiskan. Kemudian Akhbar
Mohammad, 1874, juga di Inggeris, mengemukakan bahwa hipertensi dapat terjadi
lepas dari penyakit ginjal. Padahal pada saat itu, alat pengukur tekanan darah yang
akurat belum ditemukan. Istilah, “Hipertensi Essential,” kali pertama dipakai oleh
Frank, di Jerman pada tahun 1911. Dengan istilah ini dimaksudkan suatu gambaran
penyakit yang disertai tekanan darah yang meningkat sebagai tanda utama, namun tidak
disertai kelainan ginjal dan jantung. Lalu Goldblatt, 1934, secara eksperimental
memperlihatkan bahwa tekanan darah dapat meningkat bila arteria ginjal secara parsial
dibendung dengan jepitan.

2.4 Jenis – Jenis Hipertensi


Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Masing-
masing memiliki penyebab yang berbeda, seperti berikut ini.

5
1. Hipertensi Primer Sering kali,
Penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak diketahui.
Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.

2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena kondisi kesehatan yang
mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan
tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.

2.5 Riwayat Alamiah

FASE PRE PATOGEN


Tahap ini meliputi orang-orang yang sehat, tetapi mempunyai faktor resiko
untuk terkena penyakit hipertensi. Faktor-faktor resiko dari penyakit tersebut adalah;
usia dan jenis kelamin, genetika, , inaktivitas fisik, merokok, ,obesitas, pola makan,
beban
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin tak
menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi
perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna.
FASE KLINIS
3. Fase klinis Peningkatan tekanan darah merupakan satu-satunya tanda pada
hipertensi ringan. Bergantung pada tingginya tekanan darah gejala yang timbul
dapat berbeda-beda, hipertensi baru tampak bila telah terjadi komplikasi pada organ
target/vital seperti ginjal, jantung, otak, dan mata. Gejala seperti sakit kepala,
epistaksis, pusing, marah, telinga berdenging, kaku kuduk, migren, insomnia, mata
berkunangkunang, muka merah, kelelahan, dan gelisah dapat ditemukan sebagai
gejala klinis hipertensi.
FASE TERMINAL
4. Fase Penyakit Lanjut
5. Tahap Akhir Penyakit :Gagal jantung, gangguan penglihatan, gangguan
neurologi, dan gangguan fungsi ginjal paling banyak ditemukan pada hipertensi
berat.

6
6. Tahap Akhir Penyakit hipertensi Komplikasi antara lain : infark miokardium
stroke gagal ginjal dan; kematian

2.6 Gejala Dan Faktor Penyebab

2.6.1 Gejala
1. Bercak merah pada mata
American Heart Association (AHA) menyebut bercak merah pada mata
(pendarahan subkonjungtiva) adalah salah satu gejala tekanan darah tinggi
yang paling umum ditemukan. Selain pada penderita hipertensi, gejala ini
juga terkadang ditemukan pada penderita diabetes. Namun, tekanan darah
tinggi dan diabetes bukanlah penyebab bercak merah pada mata tersebut.
2. Wajah menjadi merah
Wajah yang berubah warna menjadi merah terjadi akibat pembesaran
pada pembuluh darah wajah. Kondisi ini biasanya dapat terjadi secara
mendadak, atau merupakan respon dari kondisi tertentu, seperti terpapar
sinar matahari, udara dingin, makanan pedas, angin, minuman panas, atau
produk perawatan wajah tertentu.
Kemerahan pada wajah juga dapat terjadi akibat adanya tekanan psikis atau
stres, terkena air panas, konsumsi alkohol, dan olahraga. Kondisi-kondisi
tersebut dapat memicu tekanan darah tinggi untuk sementara waktu,
sehingga gejala kemerahan pun muncul.
3. Pusing
Pusing adalah efek samping atau gejala dari berbagai macam kondisi.
Bahkan, konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat mengakibatkan pusing
muncul. Jadi, tidak menutup kemungkinan pusing yang dialami merupakan
bagian dari gejala darah tinggi.

7
Apabila pusing disertai dengan gejala-gejala tekanan darah tinggi lainnya,
seperti tubuh kehilangan keseimbangan dan kesulitan berjalan. Gejala-gejala
darah tinggi ini berpotensi memicu terjadinya stroke.
4. Sakit Kepala
Berbeda dengan pusing yang umumnya hanya berupa sensasi berputar di
kepala, sakit kepala adalah gejala darah tinggi atau hipertensi yang lebih
serius. sakit kepala bukanlah gejala yang langsung disebabkan oleh
hipertensi, umumnya terjadi ketika seseorang mengalami tekanan darah
yang sangat tinggi atau yang disebut dengan krisis hipertensi atau hipertensi
maligna.
5. Sesak napas
Jika tekanan darah tinggi memengaruhi pembuluh darah yang berada di
jantung dan paru-paru, kemungkinan gejala tekanan darah tinggi yang akan
dirasakan adalah sesak napas.
Kondisi ini disebut dengan hipertensi pulmonal, yaitu ketika bagian kanan
jantung kesulitan memompa darah melewati paru-paru, sehingga darah yang
mengandung oksigen tidak dapat dialirkan dengan baik.
6. Muncul darah dalam urine
Saat buang air kecil dan terdapat darah di dalam urine, ada kemungkinan
hipertensi yang dialami berkaitan dengan masalah pada ginjal, Darah
mungkin juga tidak dapat terlihat pada urine, tetapi sel darah merah akan
terlihat apabila diperiksa menggunakan mikroskop.
Kondisi urine berdarah ini disebut dengan hematuria. Salah satu penyebab
utamanya adalah pecahnya kista di dalam ginjal, atau adanya pembuluh-
pembuluh darah kecil di sekitar kista. Gejala darah tinggi yang satu ini
biasanya berlangsung selama sehari atau beberapa hari.
7. Detak jantung tidak beraturan
Gejala lain dari darah tinggi atau hipertensi adalah detak jantung yang
tidak beraturan. Kondisi ini umumnya terjadi ketika jantung berdebar terlalu
cepat, tidak teratur, atau bahkan berhenti berdetak selama sepersekian detik.

8
8. Hidung mengeluarkan darah atau mimisan
Mimisan atau hidung berdarah merupakan gejala hipertensi yang tidak
terlalu umum. Hal ini bisa saja terjadi pada penderita hipertensi, tetapi
kasusnya sangatlah jarang.

2.6.2 Faktor Penyebab


Seiring bertambahnya usia, seseorang akan memiliki kemungkinan yang
lebih tinggi untuk mengalami hipertensi. Beberapa faktor yang bisa
meningkatkan risiko hipertensi yaitu:

 Berusia di atas 65 tahun.


 Konsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
 Kelebihan berat badan atau obesitas.
 Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
 Kurang asupan buah dan sayuran.
 Jarang berolahraga.
 Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung
kafein.
 Mengonsumsi minuman beralkohol.

Meski demikian, risiko hipertensi dapat dicegah dengan mengubah pola


hidup dan pola makan menjadi lebih sehat secara rutin. Penuhi asupan gizi
tubuh seimbang, asupan cairan harian tubuh, dan berolahraga secara teratur.

2.7 Pencegahan
Cara mencegah hipertensi adalah dengan menghindari faktor yang dapat
meningkatkan risiko terserang penyakit ini. Beberapa cara efektif yang dapat
dilakukan adalah :
- Raih dan pertahankan berat badan ideal.

9
- Lakukan olahraga rutin, seperti jalan cepat atau bersepeda 2–3 jam setiap minggu.
- Konsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat, seperti buah dan sayuran.
- Batasi jumlah garam dalam makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh per hari.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol.
- Batasi konsumsi minuman berkafein.
- Hentikan kebiasaan merokok.

2.8 Pengobatan
Pada beberapa kasus, penderita hipertensi harus mengonsumsi obat penurun
tekanan darah untuk seumur hidup. Akan tetapi, dokter dapat menurunkan dosis atau
menghentikan pengobatan jika tekanan darah pasien sudah terkendali melalui perubahan
gaya hidup.
Dokter akan meresepkan obat antihipertensi pada pasien yang tekanan darahnya
lebih dari 140/90 mmHg dan berisiko terserang komplikasi.
Beberapa jenis obat yang sering digunakan untuk menangani hipertensi adalah:

 Diuretik, seperti hydrochlorothiazide
 Antagonis kalsium, seperti amlodipine dan nifedipine
 Penghambat Beta, seperti atenolol dan bisoprolol
 ACE inhibitor, seperti captopril dan ramipril
 Diuretik hemat kalium, seperti spironolactone
 Angiotensin-2 receptor  blocker (ARB), seperti losartan dan valsartan
 Penghambat renin, seperti aliskiren
 Vasodilator, seperti minoxidil

Penting bagi pasien untuk mengonsumsi obat di atas dalam dosis yang sudah ditentukan
dan memberitahu dokter jika ada efek samping yang muncul

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik melebihi 140 mmHg dan atau
diastoliknya melebihi 90 mmHg berdasarkan rerata dua atau tiga kali kunjungan yang
cermat sewaktu duduk dalam satu atau dua kali kunjungan. Salah satu tujuan tata
laksana hipertensi adalah untuk memperbaiki kualitas hidup dan mencegah terjadinya
komplikasi. Diet/nutrition carepada pasien hipertensi memeran peranan penting dalam
tata laksananya. Untuk mencegah penurunan dan mempertahankan status gizi, perlu
perhatian melalui monitoring dan evaluasi status kesehatan serta asupan makanan oleh
tim kesehatan. Pada dasaranya pelayanan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter,
perawat, ahli gizi serta petugas kesehatan lain diperlukan agar terapi yang diperlukan
kepada pasien optimal. Asuhan gizi (Nutrition Care) betujuan untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi agar mencapai status gizi optimal, pasien dapat beraktivitas normal,
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang pada akhirnya mempunyai kualitas
hidup yang cukup baik.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.neraca.co.id/article/8276/sejarah-penyakit-hipertensi-di-
dunia#:~:text=Istilah%2C%20%E2%80%9CHipertensi%20Essential%2C
%E2%80%9D,disertai%20kelainan%20ginjal%20dan%20jantung.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi#:~:text=Namun%2C
%20hipertensi%20sebagai%20sebuah%20entitas,darah%20dapat%20dilakukan%20di
%20klinik.
https://www.alodokter.com/hipertensi/pencegahan
https://pdfcoffee.com/riwayat-alamiah-penyakit-hipertensi-pdf-free.html
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1526/1484

Anda mungkin juga menyukai