Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

HUPAZMI FAJRI

PUSKESMAS KELAPA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, taufiq,
hidayah, kesehatan, kekuatan serta kesempatan sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah asuhan keperawatan dengan penyakit hipertensi ini.

Makalah ini membahas tentang apa itu hipertensi,penyebab terjadinya hipertensi dan
faktor-faktor resiko pengobatan nya. Besar harapan kami makalah ini dapat berguna bagi
pembaca. Namun kami menyadari masih banyak kekurangan, oleh karna itu kritik dan saran
yang membangun dan bermanfaat bagi semua pihak, kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak serta mohon kritik dan saran sebagai masukkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini untuk masa yang akan datang.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT. Kami berserah diri semoga makalah ini bermanfaat
bagi semuanya.

Kelapa, April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar belakang...................................................................................................................1

B. Tujuan penulisan...............................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi.............................................................................................................................2

B. Anatomi fisiologi..............................................................................................................2

C. Etiologi.............................................................................................................................9

D.Manifestasi klinis............................................................................................................10

E. Klasifikasi.......................................................................................................................10

F. Pemeriksaan penunjang...................................................................................................11

G. Komplikasi.....................................................................................................................11

H. Penatalaksanaan..............................................................................................................12

BAB 3 ASKEP TEORITIS

A. Pengkajian......................................................................................................................13

B. Diagnosa.........................................................................................................................14

C. Intervensi........................................................................................................................15

D. Implementasi..................................................................................................................17

E. evaluasi...........................................................................................................................19

BAB 4 PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................20

B. Saran...............................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah mengalami peningkatan yang


memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target ditubuh.hal ini dapat menimbulkan
kerusakan yang lebih berat,misalnya stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian
yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi kerusakan pembuluh darah jantung) dan
hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot jantung). Hipertensi juga menyebabkan penyakit
gagal ginjal,penyakit pembuluh lain dan penyakit lainnya (syahrini et.al.,2012).

Umumnya penyakit hipertensi terjadi pada orang yang sudah berusia lebih dari 40tahun.
Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada stadium awal belum
menimbulkankan gejala yang serius pada kesehatan penderitanya (gunawan,2012)

Didunia diperkirkan 7,5juta kematian disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Pada tahun
1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan sebanyak 600juta dan mengalami
peningkatan menjdi hampir 1milyar pada tahun 2008 (WHO,2013).

Di indonesia sendiri,berdasarkan hasil riset kesehatan tahun2007 diketahui bahwa


prevelensi hipertensi di indonesia sangat tinggi,yaitu rata-rata 3,17% dari total penduduk
dewasa. Hal ini berarti 1 dari 3 orang dewasa menderita hipertensi,hasil penelitian yang
dilakukan oleh rinkesdas menemukan hasil prevelensi hipertensi diindonesia pada tahun 2013
sebesar 13,8% bangka belitung menjadi daerah dengan preverensi hipertensi tertinggi yaitu
sebesar 30,9%,kemudian diikuti oleh kalimantan selatan 30,8%,kalimantan timur29,6% dan
jawa barat 29,4% (riskesdas,2013).

Tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor,salah satunya adalah
stress,stress adalah suatu respon nonspesifik terhadap setiap tekanan atau tuntutan yang
mungkin muncul,baik dari kondisi yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh riskesdas 2013. Untuk mengetahui
preverensi gangguan mental emosianal diketahui bahwa terdapat 3,2% orang yang memiliki
gangguan mental emosional pada provinsi kali mantan timur pada kabupaten kutai
kartanegara itu sendiri dari hasil penelitian riskesdas diketahui gangguan mental emosional
adalah sebesar 4,8%. Sedangkan berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan oleh
penulis dipuskesmas bapak mahang kabupaten kutai kartanegara provinsi kalimantan timur
diketahui banyak penderita hipertensi yang datang untuk melakukan pemeriksaan pada
puskesmas tersebut yang mengeluh adanya tekanan atau tuntutan dari diri mereka sendiri,
seperti adanya tuntutan dari pekerjaan,tuntutan ekonomi dan sebagainya yang membuat
mereka mengalami stress.

Stress dapat memicu timbulnya hipertensi melalui aktifitas sistim saraf simpatis yang
mengakibat kan naiknya tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) (andria,2013). Pada
saat itu seseorang mengalami stress,hormon adrenalin akan dilepaskan dan kemudian
meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan peningkatan denyut
jantung apabila stress berlanjut,tekanan darah akan tetap tinggi,sehingga orang tersebut akan
mengalami hipertensi (south,2014).

B. TUJUAN

Dari latar belakang tersebut diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara stress dan hipertensi terutama pada provinsi jambi sekitaran kerinci dan
sungaipenuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.. KONSEP TEORITIS HIPERTENSI

A. Definisi

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai kejaringan tubuh yang membutuhkan,hipertensi sering disebut pembunuh gelap
“silent killer” (nurhaedar 2010).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi dalam masyarakat
kita. Keadaan. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam tubuh terlalu
tinggi . hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia (shanty,2011).

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah didalam pembuluh darah meningkat
secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh,jika dibiarkan kondisi ini dapat
mengganggu organ organ tubuh lain,terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal
(kemenkes RI 2013).

B. Anatomi fisiologi

Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran limfe.
Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara peredaran melalui
saluran tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung,Vena membawa dara ke jantung, Kapiler
menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara
makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler
atau intershil. Saluran limfe mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke dalam
limfenya yang dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus untuk membersihkan jaringan.
Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem peredaran.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar
jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas tulang temporal atau arteri
dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-
beda, dipengaruhi penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut
sesuai dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali per
menit.

Kecepatan normal denyut nadi per menit :


Pada bayi yang baru lahir 140
Selama tahun pertama 120
Selama tahun kedua 110
Pada umur 5 tahun 96-100
Pada umur 10 tahun 80-90
Pada orang dewasa 60-80
 (Pearce. 2009 : h 151)

 Tekanan Darah
Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya
dorong didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang
menetap. Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh
vena ke pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantug berlangsung dengan
cara mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah
dan sirkulasi darah. Pada tekanan darah didalam arteri kenaikan arteri pada puncaknya sekitar
120 mmHg tekanan ini disebut tekanan stroke. Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami
distensi sehingga tekanan didalamnya turun sedikit. Pada saat diastole ventrikel, tekanan
aorta cenderung menurun sampai dengan 80 mmHg. Tekanan ini dalam pemeriksaan disebut
dengan tekanan diastole.

 Kecepatan Tekanan
Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh darah. Darah
dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler,
dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler. Faktor lain yang membantu
aliran darah kejantung maupun gerakan otot kerangka mengeluarkan tekanan diatas vena,
gerakkan yang dihasilkan pernafasan  dengan naik turunnya diafragma yang bekerja sebagai
pemopa, isapan yang dikeluarkan oleh atrium yang kosong sewaktu diastole menarik darah
dari vena dan tekanan darah arterial mendorong darah maju. Perubahan tekanan nadi
pengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi tekanan darah, misalnya pengaruh usia dan
penyakit arteriosklerosis. Pada keadaan arteriosklorosis, olasitias pembuluh darah kurang
bahkan menghilang sama sekali, sehingga tekanan nadi meningkat.
Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan pada bagian tepi (ferifer) yang dekat
dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah sama, aliran bersifat sejajar yang
konsentris dengan arah yang sama jika dijumpai suatu aliran darah dalam arteri yang
mengarah kesegala jurusan sehingga memberikan gambaran aliran yang yang tidak lancer.
Keadaan dapat terjadi pada darah yang mengatur melalui bagian pembuluh darah yang
mengalami sumbatan atau vasokonstriksi. (Drs_H.Syaifuddin. 2010)

A. Anatomi Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan
istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang,
tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom).

Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung)
dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah
kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma,dan pangkalnya terdapat di
belakang kiri antara kosta V dan Vl dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba
adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.

Di antara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar
pergesekan antara perikardium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung.
Jantung bekerja selama kita masih hidup. karena itu mem butuhkan makanan yang dibawa
oleh darah. Pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta
asendens dinamakan arteri koronaria.

Jantung dipersarafi oleh nervus simpatikus/nervus akselerantis, untuk menggiatkan kerja


jantung dan nervus para simpa memperlambat kerja jantung. Jantung dapat bergerak
yaitumengembang dan menguncup yang disebabkan oleh adanya rangsangan yangberasal
dari susunan saraf otonom. Rangsangan ini diterima oleh jantung pada simpul saraf yang
terdapat pada atrium dekstra dekat masuknya vena kava yang disebut nodus sinoatrial
(sinusknop simpul keith flak). Dari sini rangsangan akan diteruskan ke dinding atriumdan
juga ke bagian septum kordis oleh nodus atrioventrikular atau simpul tawara rnelalui berkas
wenkebach, Darisimpultawara rangsangan akan melalui bundel atrioventrikular (berkas his)
dan pada bagian cincin yang terdapat antara atriumdan ventrikel yang disebut anulus fibrosus,
rangsangan akan terhenti kira-kira 1/10 detik.

Seterusnya rangsangan tersebut akan diteruskan ke bagian apeks kordis dan melalui
berkas purkinje disebarkan ke seluruh dinding ventrikel, dengan demi kian jantung
berkontraksi.
Struktur eksterior jantung
Struktur inferior jantung

Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode:


a. Periode konstriksi (periode sistole). Suatu keadaan ketika jantung bagianventrikel
dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan trikuspidalis dalamkeadaan tertutup valvula
semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteripulmonalis terbuka, sehingga darah dari
ventrikel dekstra mengalir ke arteripulmonalis masuk ke paru-paru kiri dan kanan. Sedangkan
darah dariventrikel sinistra mengalir ke aotra kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
b. Periode dilatasi (periode diastole). Suatu keadaan ketika jantung mengembang. Katup
bikus dan trikuspidalis terbuka, sehingga darah dari atriumsinistra masuk ventrikel sinistra
dan darah dari atrium dekstra masuk keventrikel dekstra. Selanjutnya darah yang ada di paru-
paru kiri dan kananmelalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah dari
seluruhtubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra.

c. Periode istirahat, yaitu waktu antara periode konstriksi dan dilatasi ketikajantung
berhenti kira-kira 1/10 detik. Pada waktu kita beristirahat jantung akanmenguncup sebanyak
70-80 kali/menit. Pada tiap-tiap kontraksi jantung akan memindahkan darah ke aorta
sebanyak 60-70 cc. Kalau kita bekerja maka jantung akan lebih cepat berkonstriksi sehingga
darah lebih banyak dialirkan ke seluruh tubuh: Kerja jantung dapat diketahui denganjalan
memeriksa perjalanan darah dalam arteri. Oleh karena dinding arteri akan mengembang jika
di dalamnya mengalir gelombang darah. Gelombang darah ini menimbulkan denyutan pada
arteri. Sesuai dengan kuncupnya jantung yang disebut denyut nadi. Baik buruknya dan teratur
tidaknya denyut nadi bergantungdari kembang-kempisnya jantung.

1. Siklus jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah.
Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu konstriksi (sistole) dan pengendoran (diastole)
konstriksi dari ke-2 atrium terjadi secara serentak yang disebutsistole atrial dan
pengendorannya disebut diastole atrial.
Lama konstriksi ventrikel ±0,3 detik dan tahap pengendoran selama 0,5 detik. Konstriksi
kedua atrium pendek. Sedangkan konstriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong
ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk
mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah
yang sama tetapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya
lebih rendah.

2. Bunyi jantung
Selamapergerakan, jantung dapatterdengardua macam suara yang disebabkan oleh katup-
katup yang menutup. Bunyi pertama disebabkan menutupnya katup atrioventrikel, dan bunyi
kedua karena menutupnya katup aorta dan arteri pulmonary setelah konstriksi dari ventrikel.
Bunyi yang pertama adalah panjang, yang keduapendek dan tajam. Dalam keadaan normal
jantung tidak membuat bunyi lebih keras, tetapi bila arus darah cepat atau kalau ada kelainan
pada katup maka terdapat bunyi bising.

3. Debaran Jantung
Debaran jantung (debaran apeks) merupakan pukulan ventrikel kiri terhadapdinding
anterior yang lerjadi selama konstriksi ventrikel. Debaran ini dapat dirabadan sering terlihat
pada ruang interkostalis kelima kira-kira 4 cm dari garis sternum.

4. Sifat otot jantung


Otot jantung mempunyai ciri-ciri yang khas. Kemampuan berkontraksi ototjantung
sewaktu sistole maupun diastole tidak bergantung pada rangsangan saraf.Konduktivitas (daya
hantar) konstriksi melalui setiap serabut otot jantung secara halus sekali dan sangat jelas
dalam berkas his. Ritme dan kekuatan gelombangyang dimiliki otot jantung secara otomatis
dengan tidak bergantung padirangsangan saraf.

5. Denyut arteri
Denyut nadi merupakan suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darahdipompakan
keluar jantung. Denyut inidapatdiraba pada arteri radialis dan arteridorsalis pedis yang
merupakan gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta kearteri yang merambat lebih cepat.
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehatdipengaruhi oleh pekerjaan, makanan, emosi,
cara hidup dan umur.

6.Daya pompa jantung


Dalam keadaan istirahat jantung beredar 70 kali/menit. Pada waktu banyak pergerakan,
kecepatan jantung bisa dicapai 150 kali/menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit.
Setiap menit jumlah volume darah yang tepat sama sekali dialirkan dari venake jantung.
Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan
daya pompa jantung maka vena-vena dekat jantungjadi membengkak berisi darah sehingga
tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu lama, bisa menjadi edema.

7. Katup-katup jantung
Di dalam jantung terdapat katup-katup yang sangat penting artinya dalamsusunan peredaran
darah dan pergerakan jantung manusia.
1) Valvula bikuspidalis, terdapat antara atrium dekstra dengan ventrikel dekstrayang
terdiri dari 3 katup.
2) Valvula bikuspidalis, terletak antara atrium sinistra dengan ventrikel sinistrayang
terdiri dari 2 katup.
3) Valvula semilunaris arteri pulmonalis, terletak antara ventrikel dekstra denganarteri
pulmonalis, tempat darah mengalir rnenuju ke paru-paru.
4) Valvula semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sinistra dengan aortatempat darah
mengalir menuju ke seluruh tubuh.

B. Fisiologi jantung
Jantung terdiri dari tiga tipe otot jantung yang utama yaitu otot atrium, otot ventrikel dan
serat otot khusus pengantar rangsangan, sebagai pencetus rangsangan. Tipe ototatrium dan
ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otoi rangkadengan kontraksi otot yang
lebih lama. Sedangkan serat khusus penghantar danpencetus rangsangan berkontraksi dengan
lemah sekali sebab serat-serat inihanya mengandung sedikit serat kontraktif malahan serat ini
menghambat iramadan berbagai kecepatan konduksi sehingga serat ini bekerfa sebagai suatu
sistem pencetus rangsangan bagi jantung.

a. Sifat ritmisitas/otomatis
Otot jantung secara potensial dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan dariluar.
Jantung dapat membentuk rangsangan (impuls) sendiri. Pada keadaan fisiologis sel-sel
miokardium memiliki daya kontraktilitas yang tinggi.
b. Mengikuti hukum gagal atau tuntas
Bila impuls yang dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruhjantung
akan berkontraksi maksimal, sebab susunan otot jantung merupakan suatu sinsitium sehingga
impuls jantung segera dapat mencapai semua bagian jantung. Jantung selalu berkontraksi
dengan kekuatan yang sama. Kekuatan kontraksi dapat berubah-ubah bergantung pada faktor
tertentu, misalnya serat ototjantung, suhu dan hormon tertentu.
c. Tidak dapat berkontraksi tetanik
Refraktor absolut pada otot jantung berlangsung sampai sepertiga masa relaksasijantung,
merupakan upaya tubuh untuk melindungi diri.
d. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot
Bila seberkas otot rangka diregang kemudian dirangsang secara maksimal, otottersebut
akan berkontraksi dengan kekuatan tertentu. Serat otot jantung akanbertambah panjang bila
volume diastoliknya bertambah. Bila peningkatan diastolik melampaui batas tertentu
kekuatan kontraksi akan menurun kembali.

Elektrofisiologi sel otot jantung


Aktivitas listrik jantung merupakan akibatdariperubahan permeabilitas membrane sel
yang memungkinkan pergerakan ion-ion melalui membran tersebut. Denganmasuknya ion-
ion maka muatan listrik sepanjang membran ini mengalamiperubahan yang relatif.Terdapat
tiga macam ion yang mempunyai fungsi penting dalam elektrofisiologi selyaitu kalium (K),
natrium (Na) dan kalsium (Ca). Kalium lebih banyakterdapat di dalam sel sedangkan kalium
dan kalsium lebih banyak terdapat di luarsel.
Dalam keadaan istirahat sel-sel otot jantung mempunyai muatan positif dibagian luar sel
dan muatan negatif di bagian dalam sel, ini dapat dibuktikandengan galvanometeir.
Perbedaan muatan bagian luar dan bagian dalam seldisebut resting membrane potensial. Bila
sel dirangsang akan terjadi perubahanmuatan dalam sel menjadi positif sedangkan di luar sel
menjadi negatif. Prosesterjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan
depolarisasi. Kemudian setelah rangsangan sel berusaha kembali pada keadaan muatan
semula,proses ini dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut dinamakan potensialaksi.
Potensial aksi terjadi disebabkan rangsangan listrik, kirnia, mekanik dantermis.
a. Potensial aksi
Potensial aksi dibagi dalam lima fase:
1) Fase istirahat: Bagian luar sel jantung bermuatan positif dan bagian dalambermuatan
negatif (polarisasi). Membran sel lebih permeabel terhadap kaliumdaripada natrium sehingga
sebagian kecil kalium merembes keluar sel denganhilangnya kalium maka bagian dalam sel
menjadi relatif negatif.
2) Fase depolarisasi (cepat): Disebabkan oleh meningkatnya permeabel membran
terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam akibatnya muatan di dalam
sel menjadi positif sedangkan di luar sel menjadi negatif.
3) Fase polarisasi parsial: Segera setelah terjadi depolarisasi terdapat sedikitperubahan
akibat masuknya kalsium ke dalam sel sehingga muatan positif didalam sel menjadi
berkurang.
4) Fase plato (keadaan stabil): Fase depolarisasi diikuti keadaan stabil yang agaklama
sesuai dengan masa refrakter absolut dari miokard. Selama fase ini tidakterjadi perubahan
muatan listrik. Terdapat keseimbangan antara ion positif yang masuk dan yang keluar aliran
kalsium dan natrium ke dalam sel perlahandiimbangi dengan keluarnya kalium dari dalam
sel.
5) Fase repolarisasi (cepat): Pada fase ini muatan kalsium dan natrium secaraberangsur
tidak mengalir lagi dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat sehingga kalium
keluar dari sel dengan cepat. Akibatnya muatanpositif dalam sel menjadi sangat berkurang
sehingga pada akhirnya muatan didalam sel menjadi relatif negatif dan muatan di luar sel
relatif positif.

b. Siklus jantung
Jantung mempunyai 4 pompa yang terpisah. Dua pompa primer atrium dan 2pompa
tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir kontraksiberikutnya
dinamakan siklus jantung. Tiap-tiap siklus dimulai oleh timbulnyapotensial aksi secara
spontan pada simpul SA (sinoatrial) yang terletak padadinding posterior atrium kanan dekat
muara vena kava superior. Potensial aksiberjalan dengan cepat melalui berkas
atrioventrikular (AV) ke dalam ventrikel,karena susunan khusus sistem penghantar. Atrium
ke ventrikel terdapat perlambatan 1/10 detik antara jalan impuls jantung dan atrium ke dalam
ventrikel. Hal inimemungkinkan atrium berkontraksi mendahului ventrikel, atrium bekerja
sebagai pompa primer bagi ventrikel dan kemudian menyediakan sumber tenaga utama bagi
pergerakan darah melalui sistem vaskular

C. Etiologi

Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi atas hipertensi asensial dan hipertensi sekunder
yaitu sebagai berikut: (ardhan,2015)

a. Hipertensi asensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari
90% hipertensi masuk kedalam kelompok ini. Kelainan hermodinamik utama pada hipertensi
asensial adalah peningkatan resistensi feriper. Penyebab hipertensi asensial adalah multi
faktor,terdiri dari faktor genetik dan lingkungan.faktor keturunan termasuk poligenik dan
terlihat adanya penyakit kardiovaskulerdari keluarga. Faktor predisposisi genetik dapat
berupa sensivitas terhadap natrium, kepekaan terhadap stress,peningkatan reaksivitas vascular
(terhadap vasokontriktor), dan sesistensi insulin.paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang
dapat menyebabkan hipertensi yakni,makan garam (Natrium) berlebihan,strees psikis,dan
obesitas.

b. Hipertensi sekunder prevelensinya sekitar 5-8% dari seluruh penderita hipertensi.


Hipertensi ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi renal), penyakit endokrin
(hipertensi endokrin),obat dan lain-lain.

Hipertensi renal dapat berupa:

 Hipertensi renovaskular adalah hipertensi akibat lesi pada arteri ginjal sehingga
mengakibatkan hipofervusi ginjal.
 Hipotensi akibat lesi pada parenkim ginjal menimbulkan gangguan fungsi ginjal.
D. Manifestasi klinik
Sebagian besar menifestasi klinik timbul setelah mengalami hipertensi selama bertahun-
tahun,dan berupa;
 Nyeri kepala saat terjaga dan kadang-kadang disertai dengan mual dan
muntah.
 Penglihatan kabur akibat kerusakan retina disebabkan oleh hipertensi.
 Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan saraf pusat.
 Nokturea karna peningkata aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
 Edema akibat peningkatan tekanan kapiler.

Pada hipertensi maligma yang merukan hipertensi berat yang progresif,yang dimana
tekanan darah diastolik >115 mmHg. Hipertensi maligma meningkatkan resiko gagal
ginjal,gagal jantung kiri,dan stroke. Seseorang dengan maligma beiasanya memiliki gejala-
gejala:

 Morning headaches
 Penglihatan kabur
 Sesak nafas atau dispnea
 Dan gejala uremia

E. Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi menurut JNC (joint national comunite on prevention,detection,


evalution,and the treatment of hight blood pressure), yang dikaji oleh 33 ahli hipertensi
nasional amerika serikat. Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang sebelum
nya dipertimbangkan normal ternyata dapat meningkatkan resiko komplikasi kardiovaskuler.
Sehingga mendorong pembuatan klasifikasi baru pada JNc7, yaitu pra hipertensi dimana
tekanan darah sistol pada kisaran 120-139 mmHg dan tekanan darah diastole 80-90mmHg.
Tujuan klasifikasi dari JNC7 adalah untung mengidentifikasi individu-individu yang dengan
penanganan awal berupa perubahan gaya hidup,dapat membantu dngan menurunkan tekanan
darahnya kelevel hipertensi yang sesuai dengan usia.

Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah Sistol Tekanan darah Diastole


(mmHg) (mmHg)
Normal <120 Dan <80
prahipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi stadium 2 >160 Atau >100
WHO dan ISHWG (international society of hypertension working group)
mengelompokkan hipertensi ke dalam klasifikasi optimal,normal,normal-tinggi,hipertensi
ringan,hipertensi sedang,dan hipertensi berat yaitu sebagai berikut:

kategori sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) 180 110
Hipertensi sistol terisolasi 140 <90
Sub-gro (perbatasan) 140-149 <90
F. Pemeriksaan penunjang

1. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN (Blood Unit Nitrogen)
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes mellitus
adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin
(meningkatkan hipertensi)
3. Glukosa
Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi
efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
6. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
7. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
8. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
9. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
10. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / ureter
13. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
14. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
15. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
G. Komplikasi

Tanda dan gejala klinis pada klien dengan hipertensi adalah:

 Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg


 Sakit kepala
 Pusing/migrain
 Rasa berat ditengkuk
 Penyempitan pembuluh darah
 Sukar tidur
 Kelemahan
 Nokturia
 Azotemia
 Sulit bernafas saat beraktivitas

H. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
Terapi tanpa Obat
1) Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dapat megendalikan tekanan darah
bahkan dapat menstabilkan tekanan darah seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang, dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20-25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali
perminggu dan paling baik 5 kali perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2) Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint National
Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure, USA, 1988)
menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat
ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan
penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
BAB III
ASKEP TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.

3. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan,
yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot
muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada
masa yang lalu).

5. Makanan/cairan
Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol,
mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan
diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

6. Neurosensori
Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker,
penurunan keuatan genggaman tangan.

7. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.

8. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan
(krakties/mengi), sianosis.

9. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

B. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang muncul dan Rencana Keperawatan pada Klien dengan Hipertensi
adalah :
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
2) Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
3) Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan
gangguan sirkulasi
4) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit dan perawatan diri
5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi in
adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.

C. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 1) Resiko Afterload tidak Terapi aktivitas :
tinggi terhadap meningkat, tidak  1. Pantau TD, ukur pada
penurunan terjadi kedua tangan, gunakan
curah jantung manset dan tehnik yang
vasokonstriksi,
berhubungan tepat.
dengan tidak terjadi
2. Catat keberadaan,
peningkatan iskemia miokard.
kualitas denyutan sentral
afterload, dan perifer.
vasokonstriksi,
iskemia 3. Auskultasi tonus jantung
miokard, dan bunyi napas.
hipertropi 4. Amati warna kulit,
ventricular kelembaban, suhu dan masa
pengisian kapiler.
5. Catat edema umum.
6. Berikan lingkungan
tenang, nyaman, kurangi
aktivitas.
7. Pertahankan pembatasan
aktivitas seperti istirahat
ditemapt tidur/kursi.
8. Bantu melakukan
aktivitas perawatan diri
sesuai kebutuhan. .
9. Lakukan tindakan yang
nyaman spt pijatan
punggung dan leher.
10. Anjurkan tehnik
relaksasi, panduan
imajinasi, aktivitas
pengalihan.
11. Pantau respon terhadap
obat untuk mengontrol
tekanan darah.
12. Berikan pembatasan
cairan dan diit natrium
sesuai indikasI.
13. Kolaborasi untuk
pemberian obat-obatan
sesuai indikasi

2 2) NyeriTtekanan vaskuler 1. Pertahankan tirah baring,


( sakit kepala ) serebral tidak lingkungan yang tenang,
berhubungan meningkat sedikit penerangan.
dengan 2. Minimalkan gangguan
peningkatan lingkungan dan rangsangan.
tekanan 3. Batasi aktivitas.
vaskuler
4. Hindari merokok atau
serebral.
menggunkan penggunaan
nikotin.
5. Beri obat analgesia dan
sedasi sesuai pesanan.
6. Beri tindakan yang
menyenangkan sesuai
indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan
imajinasi, hindari
konstipasii. .
3 Potensial sirkulasi tubuh . Pertahankan tirah baring;
perubahan tidak terganggu tinggikan kepala tempat
perfusi tidur
jaringan:
serebral, 2. Kaji tekanan darah saat
ginjal, jantung masuk pada kedua lengan;
berhubungan tidur, duduk dengan
dengan pemantau tekanan arteri jika
gangguan tersedia
sirkulasi 3. Pertahankan cairan dan
obat-obatan sesuai pesanan
4. Amati adanya hipotensi
mendadak
5. Ukur masukan dan
pengeluaran
6. Pantau elektrolit, BUN,
kreatinin sesuai pesanan
7. Ambulasi sesuai
kemampuan; hibdari
kelelahan
4 Kurangnya Klien terpenuhi 1. Jelaskan sifat penyakit
pengetahuan dalam informasi dan tujuan dari pengobatan
berhubungan tentang hipertensi dan prosedur.
dengan
kurangnya 2. Jelaskan pentingnya
informasi lingkungan yang tenang,
tentang proses tidak penuh dengan stress.
penyakit dan 3. Diskusikan tentang obat-
perawatan diri
obatan : nama, dosis, waktu
pemberian, tujuan dan efek
samping atau efek toksik.
4. Jelaskan perlunya
menghindari pemakaian
obat bebas tanpa
pemeriksaan dokter.
5. Diskusikan gejala
kambuhan atau kemajuan
penyulit untuk dilaporkan
dokter : sakit kepala, pusing,
pingsan, mual dan muntah..
6. Diskusikan pentingnya
mempertahankan berat
badan stabil.
7. Diskusikan pentingnya
menghindari kelelahan dan
mengangkat berat.
8. Diskusikan perlunya diet
rendah kalori, rendah
natrium sesuai pesanan.
9. Jelaskan penetingnya
mempertahankan
pemasukan cairan yang
tepat, jumlah yang
diperbolehkan, pembatasan
seperti kopi yang
mengandung kafein, teh
serta alcohol.
10. Jelaskan perlunya
menghindari konstipasi dan
penahanan
5 Perubahan klien dapat       1. Kaji emahaman klien
nutrisi kurang mengidentifikasi tentang hubungan langsung
dari kebutuhan hubungan antara antara hipertensi dengan
tubuh hipertensi dengan
kegemukan. (Kegemukan
berhubungan kegemukan,
dengan intake menunjukan adalah resiko tambahan
nutrisi in perubahan pola pada darah tinggi, kerena
adekuat, makan, disproporsi antara kapasitas
keyakinan melakukan / aorta dan peningkatan curah
budaya, pola memprogram olah jantung berkaitan dengan
hidup raga yang tepat masa tumbuh).
monoton secara individu.
2. Bicarakan pentingnya
menurunkan masukan kalori
dan batasi masukan
lemak,garam dan gula
sesuai indikasi. (Kesalahan
kebiasaan makan
menunjang terjadinya
aterosklerosis dan
kegemukan yang merupakan
predisposisi untuk hipertensi
dan komplikasinya,
misalnya, stroke, penyakit
ginjal, gagal jantung,
kelebihan masukan garam
memperbanyak
volume cairan intra vaskuler
dan dapat merusak ginjal
yang lebih memperburuk
hipertensi).
3. Tetapkan keinginan klien
menurunkan berat badan.
(motivasi untuk penurunan
berat badan adalah internal.
Individu harus berkeinginan
untuk menurunkan berat
badan, bila tidak maka
program sama sekali tidak
berhasil).
4. Kaji ulang masukan
kalori harian dan pilihan
diet. (mengidentivikasi
kekuatan / kelemahan dalam
program diit terakhir.
Membantu dalam
menentukan kebutuhan
inividu untuk menyesuaikan
/ penyuluhan).
5. Tetapkan rencana
penurunan BB yang realistic
dengan klien, Misalnya :
penurunan berat badan 0,5
kg per minggu. (Penurunan
masukan kalori seseorang
sebanyak 500 kalori per hari
secara teori dapat
menurunkan berat badan 0,5
kg / minggu. Penurunan
berat badan yang lambat
mengindikasikan kehilangan
lemak melalui kerja otot dan
umumnya dengan cara
mengubah kebiasaan
makan).
6. Dorong klien untuk
mempertahankan masukan
makanan harian
termasukkapan dan dimana
makan dilakukan dan
lingkungan dan perasaan
sekitar saat makanan
dimakan. (memberikan data
dasar tentang keadekuatan
nutrisi yang dimakan dan
kondisi emosi saat makan,
membantu untuk
memfokuskan perhatian
pada factor mana pasien
telah / dapat mengontrol
perubahan).
7. Intruksikan dan Bantu
memilih makanan yang
tepat , hindari makanan
dengan kejenuhan lemak
tinggi (mentega, keju, telur,
es krim, daging dll) dan
kolesterol (daging berlemak,
kuning telur, produk
kalengan,jeroan).
(Menghindari makanan
tinggi lemak
jenuh dan kolesterol penting
dalam mencegah
perkembangan
aterogenesis).
8. Kolaborasi dengan ahli gizi
sesuai indikasi.
(Memberikan konseling dan
bantuan dengan memenuhi
kebutuhan diet individual)

D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi
keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien.

Tujuan implementasi:

 Membantu atau mengarahkan kinerja aktifitas kehidupan sehari-hari.


 Memberikan arahan keperawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat kepada klien.
 Mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan
kesehatan yang berkelanjutan klien.
Tahap-tahap implementasi:

1. pengkajian ulang terhadap klien.

2. meninjau dan merevisi rencana asuhan keperawatan yang ada.

3. mengorganisasi sumber daya dan pemberian asuhan keperawatan.

4. mengantisipasi dan mencegah komplikasi

5. mengimplementasi intervensi keperawatan

E. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan perawat
menentukan apakah intervensi telah berhasil meningkatkan kondisi klien.
Tujuan evaluasi:
 Melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
 Menentukan apakah intervensi telah tercapai atau belum.

Tahap-tahap evaluasi:
1. Mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi.
2. Mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah terpenuhi.
3. Mengiterprestasi dan meringkas data.
4. Mendokumendasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis
5. Meneruskan, menghentikan atau merevisi rencana keperawatan.

Jenis-jenis evaluasi:
a. evaluasi formatif
evaluasi formatif adalah evaluasi yang berfokus pada aktifitas proses keperawatan dan
hasil tindakan keperawatan.
B evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh semua aktifitas proses keperawatan
selesai dilakukan.

Penentuan masalah teratasi atau tidak teratasi dengan cara membandingkan SOAP
dengan tuuan kriteria hasil yang telah di tentukan.
 S(subjektif): adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan di berikan
 O(objektif): adalah informasi yang didapat dari hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan.
 A(analisis) membandingkan antara informasi subjektif dan objektif dengan tujuan dan
kriteria hasil kemudian dapat disimpulkan masalah tertasi, teratasi sebagian atau tidak
terasi.
 P(planning): rencana keperawatan yang dilakukan berdasarkan hasil analisa.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah mengalami peningkatan yang
memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target ditubuh.hal ini dapat menimbulkan
kerusakan yang lebih berat,misalnya stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian
yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi kerusakan pembuluh darah jantung) dan
hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot jantung). Hipertensi juga menyebabkan penyakit
gagal ginjal,penyakit pembuluh lain dan penyakit lainnya.

Umumnya penyakit hipertensi terjadi pada orang yang sudah berusia lebih dari 40tahun.
Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada stadium awal belum
menimbulkankan gejala yang serius pada kesehatan penderitanya .

B. SARAN
Penderita Hipertensi untuk melakukan mengenali faktor risiko apa saja yang
menyebabkan penyakit hipertensi yang dideritanya. Kemudian berusaha untuk mengurangi
bahkan dapat menghindari faktor-faktor risikonya dan dengan selalu berperilaku hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA

http://gustiaanggriana909.blogspot.co.id/2015/12/makalah-hipertensi.html
http://rositaerni.blogspot.co.id/2015/10/makalah-hipertensi.html
Beevers, D.G. 2002. Seri Kesehatan : Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah. Jakarta: Dian
Rakyat.
Brigham, J.C. 1991. Social Psychology. New York: Harpercollins Publisher.
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku PatofisiologI. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai