DISUSUN OLEH :
HUPAZMI FAJRI
PUSKESMAS KELAPA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, taufiq,
hidayah, kesehatan, kekuatan serta kesempatan sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah asuhan keperawatan dengan penyakit hipertensi ini.
Makalah ini membahas tentang apa itu hipertensi,penyebab terjadinya hipertensi dan
faktor-faktor resiko pengobatan nya. Besar harapan kami makalah ini dapat berguna bagi
pembaca. Namun kami menyadari masih banyak kekurangan, oleh karna itu kritik dan saran
yang membangun dan bermanfaat bagi semua pihak, kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak serta mohon kritik dan saran sebagai masukkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini untuk masa yang akan datang.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT. Kami berserah diri semoga makalah ini bermanfaat
bagi semuanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar belakang...................................................................................................................1
B. Tujuan penulisan...............................................................................................................2
A. Definisi.............................................................................................................................2
B. Anatomi fisiologi..............................................................................................................2
C. Etiologi.............................................................................................................................9
D.Manifestasi klinis............................................................................................................10
E. Klasifikasi.......................................................................................................................10
F. Pemeriksaan penunjang...................................................................................................11
G. Komplikasi.....................................................................................................................11
H. Penatalaksanaan..............................................................................................................12
A. Pengkajian......................................................................................................................13
B. Diagnosa.........................................................................................................................14
C. Intervensi........................................................................................................................15
D. Implementasi..................................................................................................................17
E. evaluasi...........................................................................................................................19
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................20
B. Saran...............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Umumnya penyakit hipertensi terjadi pada orang yang sudah berusia lebih dari 40tahun.
Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada stadium awal belum
menimbulkankan gejala yang serius pada kesehatan penderitanya (gunawan,2012)
Didunia diperkirkan 7,5juta kematian disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Pada tahun
1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan sebanyak 600juta dan mengalami
peningkatan menjdi hampir 1milyar pada tahun 2008 (WHO,2013).
Tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor,salah satunya adalah
stress,stress adalah suatu respon nonspesifik terhadap setiap tekanan atau tuntutan yang
mungkin muncul,baik dari kondisi yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh riskesdas 2013. Untuk mengetahui
preverensi gangguan mental emosianal diketahui bahwa terdapat 3,2% orang yang memiliki
gangguan mental emosional pada provinsi kali mantan timur pada kabupaten kutai
kartanegara itu sendiri dari hasil penelitian riskesdas diketahui gangguan mental emosional
adalah sebesar 4,8%. Sedangkan berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan oleh
penulis dipuskesmas bapak mahang kabupaten kutai kartanegara provinsi kalimantan timur
diketahui banyak penderita hipertensi yang datang untuk melakukan pemeriksaan pada
puskesmas tersebut yang mengeluh adanya tekanan atau tuntutan dari diri mereka sendiri,
seperti adanya tuntutan dari pekerjaan,tuntutan ekonomi dan sebagainya yang membuat
mereka mengalami stress.
Stress dapat memicu timbulnya hipertensi melalui aktifitas sistim saraf simpatis yang
mengakibat kan naiknya tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) (andria,2013). Pada
saat itu seseorang mengalami stress,hormon adrenalin akan dilepaskan dan kemudian
meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan peningkatan denyut
jantung apabila stress berlanjut,tekanan darah akan tetap tinggi,sehingga orang tersebut akan
mengalami hipertensi (south,2014).
B. TUJUAN
Dari latar belakang tersebut diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara stress dan hipertensi terutama pada provinsi jambi sekitaran kerinci dan
sungaipenuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.. KONSEP TEORITIS HIPERTENSI
A. Definisi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai kejaringan tubuh yang membutuhkan,hipertensi sering disebut pembunuh gelap
“silent killer” (nurhaedar 2010).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi dalam masyarakat
kita. Keadaan. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam tubuh terlalu
tinggi . hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia (shanty,2011).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah didalam pembuluh darah meningkat
secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh,jika dibiarkan kondisi ini dapat
mengganggu organ organ tubuh lain,terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal
(kemenkes RI 2013).
B. Anatomi fisiologi
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran limfe.
Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara peredaran melalui
saluran tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung,Vena membawa dara ke jantung, Kapiler
menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara
makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler
atau intershil. Saluran limfe mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke dalam
limfenya yang dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus untuk membersihkan jaringan.
Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem peredaran.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar
jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas tulang temporal atau arteri
dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-
beda, dipengaruhi penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut
sesuai dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali per
menit.
Tekanan Darah
Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya
dorong didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang
menetap. Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh
vena ke pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantug berlangsung dengan
cara mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah
dan sirkulasi darah. Pada tekanan darah didalam arteri kenaikan arteri pada puncaknya sekitar
120 mmHg tekanan ini disebut tekanan stroke. Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami
distensi sehingga tekanan didalamnya turun sedikit. Pada saat diastole ventrikel, tekanan
aorta cenderung menurun sampai dengan 80 mmHg. Tekanan ini dalam pemeriksaan disebut
dengan tekanan diastole.
Kecepatan Tekanan
Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh darah. Darah
dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler,
dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler. Faktor lain yang membantu
aliran darah kejantung maupun gerakan otot kerangka mengeluarkan tekanan diatas vena,
gerakkan yang dihasilkan pernafasan dengan naik turunnya diafragma yang bekerja sebagai
pemopa, isapan yang dikeluarkan oleh atrium yang kosong sewaktu diastole menarik darah
dari vena dan tekanan darah arterial mendorong darah maju. Perubahan tekanan nadi
pengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi tekanan darah, misalnya pengaruh usia dan
penyakit arteriosklerosis. Pada keadaan arteriosklorosis, olasitias pembuluh darah kurang
bahkan menghilang sama sekali, sehingga tekanan nadi meningkat.
Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan pada bagian tepi (ferifer) yang dekat
dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah sama, aliran bersifat sejajar yang
konsentris dengan arah yang sama jika dijumpai suatu aliran darah dalam arteri yang
mengarah kesegala jurusan sehingga memberikan gambaran aliran yang yang tidak lancer.
Keadaan dapat terjadi pada darah yang mengatur melalui bagian pembuluh darah yang
mengalami sumbatan atau vasokonstriksi. (Drs_H.Syaifuddin. 2010)
A. Anatomi Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan
istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang,
tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom).
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung)
dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah
kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma,dan pangkalnya terdapat di
belakang kiri antara kosta V dan Vl dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba
adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
Di antara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar
pergesekan antara perikardium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung.
Jantung bekerja selama kita masih hidup. karena itu mem butuhkan makanan yang dibawa
oleh darah. Pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta
asendens dinamakan arteri koronaria.
Seterusnya rangsangan tersebut akan diteruskan ke bagian apeks kordis dan melalui
berkas purkinje disebarkan ke seluruh dinding ventrikel, dengan demi kian jantung
berkontraksi.
Struktur eksterior jantung
Struktur inferior jantung
c. Periode istirahat, yaitu waktu antara periode konstriksi dan dilatasi ketikajantung
berhenti kira-kira 1/10 detik. Pada waktu kita beristirahat jantung akanmenguncup sebanyak
70-80 kali/menit. Pada tiap-tiap kontraksi jantung akan memindahkan darah ke aorta
sebanyak 60-70 cc. Kalau kita bekerja maka jantung akan lebih cepat berkonstriksi sehingga
darah lebih banyak dialirkan ke seluruh tubuh: Kerja jantung dapat diketahui denganjalan
memeriksa perjalanan darah dalam arteri. Oleh karena dinding arteri akan mengembang jika
di dalamnya mengalir gelombang darah. Gelombang darah ini menimbulkan denyutan pada
arteri. Sesuai dengan kuncupnya jantung yang disebut denyut nadi. Baik buruknya dan teratur
tidaknya denyut nadi bergantungdari kembang-kempisnya jantung.
1. Siklus jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah.
Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu konstriksi (sistole) dan pengendoran (diastole)
konstriksi dari ke-2 atrium terjadi secara serentak yang disebutsistole atrial dan
pengendorannya disebut diastole atrial.
Lama konstriksi ventrikel ±0,3 detik dan tahap pengendoran selama 0,5 detik. Konstriksi
kedua atrium pendek. Sedangkan konstriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong
ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk
mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah
yang sama tetapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya
lebih rendah.
2. Bunyi jantung
Selamapergerakan, jantung dapatterdengardua macam suara yang disebabkan oleh katup-
katup yang menutup. Bunyi pertama disebabkan menutupnya katup atrioventrikel, dan bunyi
kedua karena menutupnya katup aorta dan arteri pulmonary setelah konstriksi dari ventrikel.
Bunyi yang pertama adalah panjang, yang keduapendek dan tajam. Dalam keadaan normal
jantung tidak membuat bunyi lebih keras, tetapi bila arus darah cepat atau kalau ada kelainan
pada katup maka terdapat bunyi bising.
3. Debaran Jantung
Debaran jantung (debaran apeks) merupakan pukulan ventrikel kiri terhadapdinding
anterior yang lerjadi selama konstriksi ventrikel. Debaran ini dapat dirabadan sering terlihat
pada ruang interkostalis kelima kira-kira 4 cm dari garis sternum.
5. Denyut arteri
Denyut nadi merupakan suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darahdipompakan
keluar jantung. Denyut inidapatdiraba pada arteri radialis dan arteridorsalis pedis yang
merupakan gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta kearteri yang merambat lebih cepat.
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehatdipengaruhi oleh pekerjaan, makanan, emosi,
cara hidup dan umur.
7. Katup-katup jantung
Di dalam jantung terdapat katup-katup yang sangat penting artinya dalamsusunan peredaran
darah dan pergerakan jantung manusia.
1) Valvula bikuspidalis, terdapat antara atrium dekstra dengan ventrikel dekstrayang
terdiri dari 3 katup.
2) Valvula bikuspidalis, terletak antara atrium sinistra dengan ventrikel sinistrayang
terdiri dari 2 katup.
3) Valvula semilunaris arteri pulmonalis, terletak antara ventrikel dekstra denganarteri
pulmonalis, tempat darah mengalir rnenuju ke paru-paru.
4) Valvula semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sinistra dengan aortatempat darah
mengalir menuju ke seluruh tubuh.
B. Fisiologi jantung
Jantung terdiri dari tiga tipe otot jantung yang utama yaitu otot atrium, otot ventrikel dan
serat otot khusus pengantar rangsangan, sebagai pencetus rangsangan. Tipe ototatrium dan
ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otoi rangkadengan kontraksi otot yang
lebih lama. Sedangkan serat khusus penghantar danpencetus rangsangan berkontraksi dengan
lemah sekali sebab serat-serat inihanya mengandung sedikit serat kontraktif malahan serat ini
menghambat iramadan berbagai kecepatan konduksi sehingga serat ini bekerfa sebagai suatu
sistem pencetus rangsangan bagi jantung.
a. Sifat ritmisitas/otomatis
Otot jantung secara potensial dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan dariluar.
Jantung dapat membentuk rangsangan (impuls) sendiri. Pada keadaan fisiologis sel-sel
miokardium memiliki daya kontraktilitas yang tinggi.
b. Mengikuti hukum gagal atau tuntas
Bila impuls yang dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruhjantung
akan berkontraksi maksimal, sebab susunan otot jantung merupakan suatu sinsitium sehingga
impuls jantung segera dapat mencapai semua bagian jantung. Jantung selalu berkontraksi
dengan kekuatan yang sama. Kekuatan kontraksi dapat berubah-ubah bergantung pada faktor
tertentu, misalnya serat ototjantung, suhu dan hormon tertentu.
c. Tidak dapat berkontraksi tetanik
Refraktor absolut pada otot jantung berlangsung sampai sepertiga masa relaksasijantung,
merupakan upaya tubuh untuk melindungi diri.
d. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot
Bila seberkas otot rangka diregang kemudian dirangsang secara maksimal, otottersebut
akan berkontraksi dengan kekuatan tertentu. Serat otot jantung akanbertambah panjang bila
volume diastoliknya bertambah. Bila peningkatan diastolik melampaui batas tertentu
kekuatan kontraksi akan menurun kembali.
b. Siklus jantung
Jantung mempunyai 4 pompa yang terpisah. Dua pompa primer atrium dan 2pompa
tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir kontraksiberikutnya
dinamakan siklus jantung. Tiap-tiap siklus dimulai oleh timbulnyapotensial aksi secara
spontan pada simpul SA (sinoatrial) yang terletak padadinding posterior atrium kanan dekat
muara vena kava superior. Potensial aksiberjalan dengan cepat melalui berkas
atrioventrikular (AV) ke dalam ventrikel,karena susunan khusus sistem penghantar. Atrium
ke ventrikel terdapat perlambatan 1/10 detik antara jalan impuls jantung dan atrium ke dalam
ventrikel. Hal inimemungkinkan atrium berkontraksi mendahului ventrikel, atrium bekerja
sebagai pompa primer bagi ventrikel dan kemudian menyediakan sumber tenaga utama bagi
pergerakan darah melalui sistem vaskular
C. Etiologi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi atas hipertensi asensial dan hipertensi sekunder
yaitu sebagai berikut: (ardhan,2015)
a. Hipertensi asensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari
90% hipertensi masuk kedalam kelompok ini. Kelainan hermodinamik utama pada hipertensi
asensial adalah peningkatan resistensi feriper. Penyebab hipertensi asensial adalah multi
faktor,terdiri dari faktor genetik dan lingkungan.faktor keturunan termasuk poligenik dan
terlihat adanya penyakit kardiovaskulerdari keluarga. Faktor predisposisi genetik dapat
berupa sensivitas terhadap natrium, kepekaan terhadap stress,peningkatan reaksivitas vascular
(terhadap vasokontriktor), dan sesistensi insulin.paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang
dapat menyebabkan hipertensi yakni,makan garam (Natrium) berlebihan,strees psikis,dan
obesitas.
Hipertensi renovaskular adalah hipertensi akibat lesi pada arteri ginjal sehingga
mengakibatkan hipofervusi ginjal.
Hipotensi akibat lesi pada parenkim ginjal menimbulkan gangguan fungsi ginjal.
D. Manifestasi klinik
Sebagian besar menifestasi klinik timbul setelah mengalami hipertensi selama bertahun-
tahun,dan berupa;
Nyeri kepala saat terjaga dan kadang-kadang disertai dengan mual dan
muntah.
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina disebabkan oleh hipertensi.
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan saraf pusat.
Nokturea karna peningkata aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
Edema akibat peningkatan tekanan kapiler.
Pada hipertensi maligma yang merukan hipertensi berat yang progresif,yang dimana
tekanan darah diastolik >115 mmHg. Hipertensi maligma meningkatkan resiko gagal
ginjal,gagal jantung kiri,dan stroke. Seseorang dengan maligma beiasanya memiliki gejala-
gejala:
Morning headaches
Penglihatan kabur
Sesak nafas atau dispnea
Dan gejala uremia
E. Klasifikasi
1. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN (Blood Unit Nitrogen)
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes mellitus
adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin
(meningkatkan hipertensi)
3. Glukosa
Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi
efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
6. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
7. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
8. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
9. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
10. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / ureter
13. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
14. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
15. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
G. Komplikasi
H. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
Terapi tanpa Obat
1) Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dapat megendalikan tekanan darah
bahkan dapat menstabilkan tekanan darah seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang, dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20-25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali
perminggu dan paling baik 5 kali perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2) Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint National
Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure, USA, 1988)
menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat
ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan
penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
BAB III
ASKEP TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
3. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan,
yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot
muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada
masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol,
mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan
diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
6. Neurosensori
Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker,
penurunan keuatan genggaman tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.
8. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan
(krakties/mengi), sianosis.
9. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
B. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang muncul dan Rencana Keperawatan pada Klien dengan Hipertensi
adalah :
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
2) Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
3) Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan
gangguan sirkulasi
4) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit dan perawatan diri
5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi in
adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.
C. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 1) Resiko Afterload tidak Terapi aktivitas :
tinggi terhadap meningkat, tidak 1. Pantau TD, ukur pada
penurunan terjadi kedua tangan, gunakan
curah jantung manset dan tehnik yang
vasokonstriksi,
berhubungan tepat.
dengan tidak terjadi
2. Catat keberadaan,
peningkatan iskemia miokard.
kualitas denyutan sentral
afterload, dan perifer.
vasokonstriksi,
iskemia 3. Auskultasi tonus jantung
miokard, dan bunyi napas.
hipertropi 4. Amati warna kulit,
ventricular kelembaban, suhu dan masa
pengisian kapiler.
5. Catat edema umum.
6. Berikan lingkungan
tenang, nyaman, kurangi
aktivitas.
7. Pertahankan pembatasan
aktivitas seperti istirahat
ditemapt tidur/kursi.
8. Bantu melakukan
aktivitas perawatan diri
sesuai kebutuhan. .
9. Lakukan tindakan yang
nyaman spt pijatan
punggung dan leher.
10. Anjurkan tehnik
relaksasi, panduan
imajinasi, aktivitas
pengalihan.
11. Pantau respon terhadap
obat untuk mengontrol
tekanan darah.
12. Berikan pembatasan
cairan dan diit natrium
sesuai indikasI.
13. Kolaborasi untuk
pemberian obat-obatan
sesuai indikasi
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi
keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien.
Tujuan implementasi:
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan perawat
menentukan apakah intervensi telah berhasil meningkatkan kondisi klien.
Tujuan evaluasi:
Melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Menentukan apakah intervensi telah tercapai atau belum.
Tahap-tahap evaluasi:
1. Mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi.
2. Mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah terpenuhi.
3. Mengiterprestasi dan meringkas data.
4. Mendokumendasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis
5. Meneruskan, menghentikan atau merevisi rencana keperawatan.
Jenis-jenis evaluasi:
a. evaluasi formatif
evaluasi formatif adalah evaluasi yang berfokus pada aktifitas proses keperawatan dan
hasil tindakan keperawatan.
B evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh semua aktifitas proses keperawatan
selesai dilakukan.
Penentuan masalah teratasi atau tidak teratasi dengan cara membandingkan SOAP
dengan tuuan kriteria hasil yang telah di tentukan.
S(subjektif): adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan di berikan
O(objektif): adalah informasi yang didapat dari hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan.
A(analisis) membandingkan antara informasi subjektif dan objektif dengan tujuan dan
kriteria hasil kemudian dapat disimpulkan masalah tertasi, teratasi sebagian atau tidak
terasi.
P(planning): rencana keperawatan yang dilakukan berdasarkan hasil analisa.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah mengalami peningkatan yang
memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target ditubuh.hal ini dapat menimbulkan
kerusakan yang lebih berat,misalnya stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian
yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi kerusakan pembuluh darah jantung) dan
hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot jantung). Hipertensi juga menyebabkan penyakit
gagal ginjal,penyakit pembuluh lain dan penyakit lainnya.
Umumnya penyakit hipertensi terjadi pada orang yang sudah berusia lebih dari 40tahun.
Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada stadium awal belum
menimbulkankan gejala yang serius pada kesehatan penderitanya .
B. SARAN
Penderita Hipertensi untuk melakukan mengenali faktor risiko apa saja yang
menyebabkan penyakit hipertensi yang dideritanya. Kemudian berusaha untuk mengurangi
bahkan dapat menghindari faktor-faktor risikonya dan dengan selalu berperilaku hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
http://gustiaanggriana909.blogspot.co.id/2015/12/makalah-hipertensi.html
http://rositaerni.blogspot.co.id/2015/10/makalah-hipertensi.html
Beevers, D.G. 2002. Seri Kesehatan : Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah. Jakarta: Dian
Rakyat.
Brigham, J.C. 1991. Social Psychology. New York: Harpercollins Publisher.
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku PatofisiologI. Jakarta: Buku Kedokteran EGC