PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
seluler maupun pada tingkat organ sejalan dengan terjadinya proses menua.
perubahan fisik yang biasanya terjadi pada lansia adalah meningkatnya tekanan
darah atau hipertensi. Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah dengan melebihi
batas normal. Tekanan darah orang tua sedikit lebih tinggi dibandingan anak muda.
Karena perbedaan kelompok usia tersebut maka seseorang dikatakan mengidap hepertensi
apabilah tekanan darahnya melebihi 140/90 mm Hg. Hipertensi pada lanjut usia
dan infark myocard bahkan walaupun tekanan diastoliknya dalam batas normal
hipertensi yang paling sering terjadi pada lansia. Pada suatu penelitian, hipertensi
menempati 87% kasus pada orang yang berumur 50 sampai 59 tahun. Adanya
hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor
risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia. Hipertensi masih
merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal jantung penyakit koroner,
dimana peranannya diperkirakan lebih besar dibandingkan pada orang yang lebih
muda (Kuswardhani, 2007) Beberapa faktor yang menjadi penyebab naiknya tekanan
darah pada lansia antara lain pada pembuluh darah orang tua terbentuk endapan kotoran
misalnya kolesterol, dan fungsi beberapa organ tubuh yang berhubungan dengan tekanan
darah mulai menurun (Soeryoko .2010 ) . selain itu, Stress yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti
dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang
dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Syahrini, Susanto, & Udiyono,
2012).
Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini
terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya
meninggal setiap tahunnya. Didapatkan dari januari sampai Desember 2007 dan
januari sampai maret 2008 Jumlah penderita Hipertensi yang dirawat diberbagai
Rumah Sakit didunia mengalami peningkatan antara 10% sampai dengan 20%
WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat
pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Di Indonesia masalah
jantung dan gagal ginjal. Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia
(SDKI) dalam tiga tahun terakhir, memperkirakan bahwa antara 100 juta sampai
150 juta penduduk didunia menderita hipertensi dan diperkirakan Jumlahnya terus
bertambah antara sekitar 100.000 setiap tahunnya, dan di Indonesia terjadinya
hipertensi diperkirakan 10 juta sampai 50 juta penduduk dalam usia dewasa tua.
urban dan rural berkisar antara 17-21%. Menurut profil kesehatan Provinsi Jawa Timur
pada tahun 2010, data jumlah penderita hipertensi yang diperoleh dari dinas
kesehatan Provinsi Jawa Timur terdapat 275.000 jiwa penderita hipertensi. Dari
hasil survei tentang penyakit terbanyak di rumah sakit di Provinsi Jawa Timur,
jumlah penderita hipertensi sebesar 4,89% pada hipertensi essensial dan 1,08%
Jawa Timur, 2010). Prevalensi hipertensi yang tergolong lansia (55 sampai 65
yang tidak merokok yakni sebesar 60,9%. Selain itu, faktor stres juga berpengaruh
pada kenaikan tekanan darah secara bertahap karena dapat meningkatkan aktivitas
Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan
akhirnya akan memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. Selain itu
penurunan tekanan darah dapat mencegah demensia dan penurunan kognitif pada
usia lanjut. Kemunduran kognitif ditandai dengan lupa pada hal-hal yang baru,
akan tetapi masih dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Kerusakan organ yang
terjadi berkaitan dengan derajat keparahan hipertensi. Perubahan utama organ
yang terjadi akibat hipertensi yaitu jantung berupa komplikasi berupa infark
miokard, angina pectoris, gagal jantung. Sedangkan pada ginjal dapat terjadi gagal
ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal
fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Dengan rusaknya membran glomerous, protein akan keluar melalui urin
sering dijumpai pada hipertensi kronik. Pada otak komplikasinya berupa stroke
dan serangan iskemik. Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di
otak tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
Salah satu terapi alternatif yaitu masasse. Dalam penelitian ini, peneliti akan
lansia dengan hipertensi. Salah satu cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah
yaitu dengan terapi pijat. Sejumlah studi menunjukkan bahwa terapi pijat yang
dilakukan secara teratur dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik,
tekanan darah akan turun dan fungsi tubuh semakin membaik (Tarigan dalam
Ayunani, 2012). Penelitian dari Holand & Pokorny (2011) menyatakan intervensi
pijat (massage) kepada pasien yang berada di ruang rehabilitasi memberi efek
berupa menghilangkan kecemasan, rasa tenang dan kondisi yang rileks.. Hasil
terdapat 80 lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia. Jumlah lansia yang
(62,5%) lansia. Lansia biasanya mengeluh pusing dan setelah diperiksa tekanan
darah meningkat atau hipertensi. Tingginya keluhan hipertensi yang terjadi pada
mengadakan penelitian yang bertempat di kelurahan tersebut, selain itu lansia yang
masase sebagai upaya untuk menurunkan tingkat hipertensi, karena itulah penulis
1. Jenis kelamin
2. Umur
3. Keturunan
1. Obesitas
2. Kurang olahraga
3. Kebiasaan merokok
5. Minum alkohol
6. Minum kopi
7. Stress
8. Penyakit jasmani
yang di teliti hanya pada pengaruh masase ekstremitas serta dampaknya terhadap
4. Rumusan Masalah
Pamekasan ?”
5. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh massase
2. Tujuan Khusus
Pamekasan.
6. Manfaat Penelitian
penelitian ini terbagi menjadi empat yaitu manfaat bagi peneliti, institusi
masyarakat.
Penelitian ini menjadi acuan proses belajar dalam menerapkan ilmu yang telah
disusun dalam sebuah karya tulis yang ilmiah, informatif, bermanfaat, serta
sebagai kajian yang lebih mendalam tentang perbandingan tekanan darah pada
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi yang
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Dasar
1. Lansia
a. Pengertian Lansia
Lansia adalah kelanjutan dari usia dewasa terdiri dari fase prasenium yaitu
lansia dari usia 55 – 65 tahun dan senium yaitu lansia yang usianya lebih
Stanley & Beare (2007) lansia adalah kelanjutan dari usia dewasa yang
dengan seiring waktu akan mengalami penurunan fisik dan tidak lagi
b. Batasan Lansia
Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (psikolog dari Universitas Indonesia), lansia
d) Fase senium, antara usia 65 tahun hingga tutup usia (Nugroho, 2008).
Uraian beberapa ahli mengenai batasan umur lansia bila ditelaah dapat
tahun ke atas. Hal ini dipertegas dalam UU No. 4 tahun 1965 pasal 1
sendiri untuk keperluan sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain “
serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia (Setiani dkk dalam Aru
1) Teori Biologis
a) Teori Genetik
Teori ini menjelaskan bahwa didalam tubuh terdapat jam biologis yang
penuaan.
kekebalan menurun.
pada usia dewasa terjadi fase disintegrasi jaringan dan organ tubuh
yang sering dipakai, bila tidak ada proses penggantian sel, proses
2) Teori Sosiologis
kemampuan bersosialisasi.
b) Teori Aktivitas
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut
serta dalam kegiatan sosial. Lanjut usia akan merasakan puas apabila
mungkin.
merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi lanjut usia. Hal ini
dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata
menghadapi kematiannya.
adalah :
1) Perubahan Fisik
c) Air dalam tubuh turun secara signifikan karena bertambahnya sel – sel
keropos.
2) Perubahan Psikososial
penyakit selalu mengancam, sering binggung, panik dan depresif. Hal ini
a. Pengertian
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
b. Etiologi
volumenya. Selain itu, kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi
Udiyono, 2012).
c. Jenis Hipertensi
golongan yaitu :
1. Hipertensi Primer
2. Hipertensi Sekunder
d. Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
(Gunawan, 2001).
e. Klasifikasi Hipertensi
(dalam Sustriani, Alam & Hadibroto, 2006) klasifikasi hipertensi pada usia
lain yaitu :
2) Sering gelisah
3) Wajah merah
5) Mudah marah
6) Telinga berdengung
7) Sukar tidur
8) Sesak napas
Faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak dapat
a) Jenis kelamin
secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55
ketika fase luteal akan berubah menjadi fase folikular. Setelah wanita
56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia
tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering
dikaitkan dengan perubahan hormone setelah menopause (Aisyah,
2009).
b) Umur
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi
dari orang yang berusia lebih muda (Harison, Wilson & Kasper, 2005).
Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Tetapi pada
wanita, hipertensi sering terjadi pada usia di atas 50 tahun. Hal ini
yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan
semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri.
Suddarth, 2006).
c) Keturunan (Genetik)
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
keluarganya. Jika salah seorang dari orang tua anda ada yang
sebesar 25% untuk mewarisinya selama hidup anda. Jika kedua orang
tua mempunyai tekanan darah tingi maka peluang anda untuk terkena
a) Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori
IMT = ------------------------------------------------
apabila melebihi Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh
b) Kurang olahraga
yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan
otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,
semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula
c) Kebiasaan Merokok
1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15
batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8
e) Minum alkohol
(Aisyah, 2009).
f) Minum kopi
g) Stres
karakteristik personal.
h) Penyakit jasmani
Suddarth, 2001).
h. Komplikasi Hipertensi
penyakit jantung dua kali dan meningkatkan risiko stroke delapan kali
kognitif dan intelektual. Yang paling parah adalah efek jangka panjangnya
2) Payah jantung
tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini
yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh
kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah
4) Kerusakan ginjal
5) Kerusakan penglihatan
i. Pencegahan hipertensi
normal atau tidak berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan
hipertensi
4) Olahraga teratur
(latihan isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda.
gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan dapat
menimbulkan hipertensi.
5) Makan banyak buah dan sayuran segar
Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah
tekanan darah.
kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul hipertensi. Agar
j. Terapi
garam (sodium/Na) dan lemak jenuh ke dalam tubuh, menjaga kondisi tubuh
agar tetap rileks (tidak stres) dan olah raga yang teratur, serta meninggalkan
1) Farmakologi
Menurut Knight (2008), selama tahun terakhir ini ada kemajuan pesat
yang dicapai dalam bidang pengobatan tekanan darah tinggi, karena itu
a) Diuretik
ekskresi natrium dan air) dan curah jantung, tetapi selama terapi kronis
vaskuler perifer.
beta, curah jantung tetap lebih rendah dan resistensi vaskuler sistemik
hipertensi ringan sampai sedang. Aksi utama kerja obat ini adalah
Ruam kulit dapat terjadi akibat penghambatan ACE jenis apa pun.
agen kelas ini sebab pengaruh inhibisi sekunder obat ini terhadap
jarang disertai dengan ruam kulit yang merupakan efek samping paling
Agen kelas ini mengurangi tekanan dan sejumlah agen baru dengan
durasi aksi yang lebih lama dan mungkin aktivitas inotropik negatif
vasodilator yang lain. Agen ini efektif sebagai terapi tunggal pada 60%
vaskuler perifer. Agen ini efektif sebagai terapi obat tunggal pada
panjang dan relatif jarang terjadi efek samping. Efek samping utama
adalah hipertensi yang nyata dan sinkop setelah dosis pertama, yang
oleh karena itu sebaiknya diberikan dosis kecil dan diberikan pada saat
akan tidur. Palpitasi, nyeri kepala dan kecemasan dapat terus terjasi
selama terapikronik.
mengatakan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan cara jangan makan
banyak, karena berat badan yang berlebihan juga menambah jumlah
dengan serat dan protein, dan jika berhasil menurunkan berat badan
mmHg (Radmarssy, 2007). Secara garis besar, ada empat macam diet
darah, yakni diet rendah garam, diet rendah kolesterol, lemak terbatas
serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat badan.
mempertahankan kesehatan.
garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (Kaplan, 2006). Jumlah
yang lain dengan mengurangi asupan garam sampai kurang dari 2300
c) Menghindari rokok
hal ini disebabkan oleh nikotin yang terdapat di dalam rokok yang
memicu hormon adrenalin yang menyebabkan tekanan darah
akan turun secara perlahan, disamping itu jika merokok maka obat
d) Penurunan stres
waktu tidur, lebih rendah dari pada waktu siang hari. menghindari stres
darah.
e) Pengobatan Non Konvensional
a. Pijat batu panas, lebih dikenal dengan nama hot stone terapi ini
pegal
di tubuh.
1. Massase Ekstrimitas
a. Definisi
b. Manfaat Massase
2009).
c. Macam-macam gerakan massase
1) Mengusap (Efflurage/strocking)
2) Meremas (Petrisage)
3) Friction
4) Menggetar (vibration)
a) Memukul (beating)
b) Mencincang (hacking)
c) Menepuk (clapping)
2) Irama (rythme)
berikut :
stopwatch
di kursi.
masing-masing kaki.
kaki.
a) Punggung tangan
b) Telapak tangan
sedang
tekanan sedang.
tekanan sedang.
c) Jari
pada jari
usapan.
tangan.
Berdasarkan kerangka teori diatas dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut:
Mempengaruhi sekresi
Respon neurohumoral yang kompleks
kortikotropin
dalam The Hypothalamic–Pituitary Axis Relaksasi oleh stimulasi taktil
(HPA) ke sirkuit melalui pusat jalur di jaringan tubuh
sistem saraf
Keterangan :
= arah variabel
BAB 3
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
test and post test design adalah rancangan penelitian yang menggunakan satu
menggunakan kelompok kontrol. Kelompok sampel diberi tes awal (pre test)
lalu diberikan perlakuan sebanyak tiga kali dan kemudian diberikan tes akhir
(post test).
O1 X1 O2
Keterangan :
massase ekstremitas.
O2: Observasi dan pengukuran tekanan darah setelah diberi perlakuan massase
ekstremitas.
2. Identifikasi Variabel
peneliti untuk diamati. Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek
yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam sekelompok itu.
Variabel adalah suatu konsep yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni yang
variabel atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
atau variable dependent (Sugiyono, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan tekanan darah pada
lansia hipertensi.
3. Definisi Operasional
1 Masase Terapi - - -
nonfarmakologis
ekstrimitas
dengan
memberikan
masase tangan
dan kaki dengan
melakukan
usapan secara
perlahan dalam
10 menit selama
seminggu 3x
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia dengan hipertensi yang tinggal di
dengan hipertensi.
2. Sampel
Keterangan:
N.Z2.p.q
n=
d2.n-1+Z2.p.q
n=
0,1 (50-1)+(1,64) . 0,5.0,5
2 2
33,62
n=
1,16
n= 28, 9
n = 29
N : total populasi
Q : 1-P (0,5)
Sampel pada penelitian ini adalah lansia dengan hipertensi yang berada di
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah batasan ciri atau karakter umum pada subyek
b. Kriteria Eksklusi
sehingga terjadi bias (Saryono, 2011). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
1) Lansia dengan fraktur, luka bakar, daerah kemerahan pada kulit, atau luka
akupuntur.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasil lebih baik sehingga
lebih mudah diolah (Saryono, 2011). Instrumen dalam penelitin ini yaitu lembar
1. Validitas
mengukur apa yang diukur. Prinsip validitas mengacu pada pengukuran dan
pengamatan bila fakta atau kenyataan tersebut diukur atau diamati berkali-kali
dalam waktu yang berlainan. Alat ukur yang digunakan peneliti dalam
baku yang digunakan dalam mengukur tekanan darah, sehingga tidak perlu
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandlkan. Hasil pengukuran konsisten atau tetap
azas bila dilakukan pengukuran berulang (Saryono, 2011). Pada penelitian ini
tidak dilakukan uji reliabilitas, karena skala yang digunakan sudah dibakukan.
1. Tahapan Persiapan
proposal penelitian.
2. Tahapan Pelaksanaan
ekstrimitas
Data yang diperoleh berasal dari data primer, merupakan data yang
primer dari penelitian ini adalah data jumlah lansia yang berada di Kelurahan
bugih RW 8 pamekasan.
9. Pengolahan Data
hasil penelitian. Untuk itu data diolah terlebih dahulu dengan tujuan mengubah
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
b. Coding
yang terdiri atas beberapa kategori. Mengubah data dari yang berbentuk huruf
penelitian.
c. Entry Data
dalam master tabel atau database computer. Entry Data dalam penelitian ini
d. Tabulating
tahap yaitu:
a. Analisis Univariat
sentral atau grafik. Jika data mempunyai distribusi normal, maka mean dapat
digunakan sebagai ukuran pemusatan dan standar deviasi (SD) sebagai ukuran
penyebaran.
b. Analisis Bivariat
ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dan variabel
lansia dengan melihat pre test dan post test. Analisis ini menggunakan uji
Keterangan:
n = Besar Sampel
Z = Kesalahan tipe II (Z )
Purposive sampling
Sampel
Desain penelitian
Penyajian hasil
Kesimpulan
isusentral yang sedang berkembang. Secara umum prinsip etika dalam penelitan
Penelitian ini telah dirancang sesuai dengan petunjuk dan aturan yang telah
1. Informed concent
2. Confidentiality
3. Anonymity