Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah singkat ini adalah “Gangguan kardiovaskuler Hopertensi”.
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah “KMB I” Ibu Dosen Sri Mala Hayati S.Kep.,Ns.,M.Kep. yang telah
membimbing saya untuk menyelesaikan makalah singkat ini. Selain itu, saya juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan makalah singkat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Bekalang
Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), termasuk
hipertensi telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di
negara maju dan negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir.
Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140/90
mmHg.Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan menjadi 2, yaitu;
hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer adalah suatu
kondisi dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak
ditemukan.Penyebab sekunder hipertensi tersebut adalah penyakit
renovaskuler, aldosteronism, pheochromocytoma, gagal ginjal, dan penyakit
lainnya.
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” (pembunuh siluman),
karena sering kali penderita hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan
sesuatu gangguan atau gejala.Tanpa disadari penderita mengalami
komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun
ginjal.Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan penglihatan,
dan sakit kepala, sering kali terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat
tekanan darah sudah mencapai angka tertentu yang bermakna.
Di Amerika menurut National Health and Nutrition Examination
Survey (NHNESIII); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari
kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan
darah yang diinginkan di bawah 140/90 mmHg. Penelitian di Amerika oleh
American Hypertension Association (2006) ditemukan hanya 68% penderita
hipertensi tahu bahwa mereka menderita penyakit tersebut, sisanya
mengatakan sama sekali tidak tahu.
Tingkat kesadaran orang Indonesia akan kesehatan yang lebih rendah,
jumlah pasien tidak yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita
hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar.
Kecenderungan perubahan tersebut dapat disebabkan meningkatnya ilmu
kesehatan dan pengobatan, serta perubahan sosial ekonomi dalam
masyarakat Indonesia yang berdampak pada budaya dan gaya hidup
masyarakat. Dalam lingkup penyakit kardiovaskuler, hipertensi menduduki
perigkat pertama dengan penderita terbanyak.
Diperkirakan 30% penduduk Amerika (± 50 juta
jiwa) menderita tekanan darh tinggi (≥ 140/90 mmHg);
dengan persentase biaya kesehatan cukup besar setiap
tahunnya. Menurut National Health and Nutrition
Examination Survey (NHNES), insiden hipertensi pada
orang dewasa di Amerika tahun 2010-2012 adalah
sekitar 39-51%, yang berarti bahwa terdapat 58-65 juta
orang menderita hipertensi, dan terjadi peningkatan 15
juta dari data NHNES III. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya sejumlah
839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15
milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
penduduk dunia, dimana penderita lebih banyak pada
wanita (30%) di banding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan
kasus hipertensi terjadi terutama di Negaranegara
berkembang.
Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai31,7% dari populasi usia
18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi mengalami
komplikasi stroke.Sedangkan sisanya mengalami penyakit jantung, gagal
ginjal, dan kebutaan. Hipertensi sebagai penyebab kematian ke-3 setelah
stroke dan tuberculosis, jumlahnya menjadi 3,8% dari proporsi penyebab
kematian pada semua umur di Indonesia (Riskesdas, 2010).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit
degeratif.Umumnya tekanan darah bertambah secara
perlahan dengan bertambahnya umur.Resiko untuk
penderita hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang
terjadinya tekanan darahnya normal adalah
90%.Kebanyakan pasien mempunyai tekanan darah
prehipertensi Sebelum mereka didiagnosis dengan
hipertensi, kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi
pada umur di antara dekade ketiga dan dekade kelima.
Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih
banyak menderita hipertensi dibanding perempuan.Dari
umur 55 s/d 74 tahun sedikit lebih banyak perempuan
dibanding laki-laki yang menderita hipertensi. Pada
populasi lansia (umur ≥ 60 tahun) prevalensi untuk
hipertensi sebesar 65,4 %. Hipertensi ini pada dasarnya
memiliki sifat yang cenderung tidak stabil dan sulit
untuk dikontrol, baik dengan tindakan pengobatan
maupun dengan tindakan-tindakan medis lainnya. Lebih
parahnya jika kondisi hipertensi ini tidak terkontrol,
maka dapat mengakibatkan terjadinya infark jantung,
gagal jantung, gagal ginjal, stroke, dan kerusakan
mata.
B. Rmusan Masalah
Sebagaimana yang telah diuraikan pada latar belakang, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah asuhan keperawatan
pasien dengan hipertensi ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan hipertensi.
b.Mampu menegakkan diagnosis keperawatan asuhan keperawatan pasien
dengan hipertensi.
c. Menyusun perencanaan keperawatan asuhan keperawatan pasien dengan
hipertensi.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan asuhan keperawatan pasien dengan
hipertensi.
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan dengan pasien hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014). Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian / mortalitas (Trianto, 2014).
2. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau
peningkatan tekanan perifer.
Akan tetapi, ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :
a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau
transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah (Aspiani, 2016)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya. Diderita oleh seitar 95% orang. Oleh karena itu,penelitian dan
pengobatan lebih ditunukan bagi penderita esensial.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina , gangguan penglihatan,hingga kebutaan.
e. Kerusaka pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan
arteri atau yang sering disebut dengan aterosklerosis dan arterosklerosis
(pengerasan pembuluh darah). Komplikasi berupa kasus perdarahan meluas sampai
ke intraventrikuler (Intra Ventriculer Haemorrhage) atau IVH yang menimbulkan
hidrosefalus obstruktif sehingga memperburuk luaran. 1-4 Lebih dari 85% ICH
timbul primer dari pecahnya pembuluh darah otak yang sebagian besar akibat
hipertensi kronik (65-70%) dan angiopathy amyloid.
Sedangkan penyebab sekunder timbulnya ICH dan IVH biasa karena
berbagai hal yaitu gangguan pembekuan darah, trauma, malformasi arteriovenous,
neoplasma intrakranial, thrombosis atau angioma vena. Morbiditas dan mortalitas
ditentukan oleh berbagai faktor, sebagian besar berupa hipertensi, kenaikan
tekanan intrakranial, luas dan lokasi perdarahan, usia, serta gangguan metabolism
serta pembekuan darah (Jasa, Saleh, & Rahardjo, n.d.)
6. Tanda dan Gejala
1. Sering Sakit
Kepala Sakit kepala merupakan gejala hipertensi yang paling sering terjadi.
Keluhan ini khususnya dirasakan oleh pasien dalam tahap krisis, di mana tekanan
darah berada di angka 180/120 mmHg atau bahkan lebih tinggi lagi.
Apabila kita pernah atau sering mengalami nyeri kepala yang terjadi secara
tiba-tiba, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, agar hipertensi dapat
dideteksi segera.
2. Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan adalah salah satu komplikasi dari tekanan darah
tinggi. Tanda hipertensi yang satu ini dapat terjadi secara mendadak atau perlahan.
Salah satu gangguan penglihatan yang dapat terjadi adalah retinopati
hipertensi. Ketika terjadi peningkatan tekanan darah, pembuluh darah mata dapat
pecah. Hal ini menyebabkan penurunan penglihatan mata secara tajam dan
mendadak.
8. Rasa Pusing
Obat pengontrol tekanan darah dapat menimbulkan rasa pusing sebagai
salah satu efek sampingnya. Meski bukan berasal dari tekanan darah yang
meningkat, sensasi pusing tidak dapat dihiraukan begitu saja, terutama apabila
muncul secara tiba-tiba.
Rasa pusing yang tiba-tiba muncul, hilangnya keseimbangan atau
koordinasi, dan adanya kesulitan berjalan merupakan tanda peringatan akan
terjadinya stroke. Berhati-hatilah, karena tekanan darah tinggi merupakan salah
satu faktor risiko pemicu stroke.
9. Mimisan
Mimisan pada umumnya terjadi saat tekanan darah sedang sangat tinggi.
Apabila mimisan juga disertai dengan tanda hipertensi yang telah disebutkan di
atas, segera kunjungi unit gawat darurat karena merupakan suatu kegawatan medis.
7. Penatalaksanakan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan
terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg
dan tekanan distolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat
dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi
(Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara non-
farmakologis, antara lain:
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan
obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki
keadaan hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan:
1). Rendah garam,
diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti
hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara
dengan 3-6 gram garam per hari.
2).Diet tinggi kalium
dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum jelas.
Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang
dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding vascular.
3). Diet kaya buah dan sayur
4). Diet rendah kolestrol
sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data umum
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Dara
Umur : 56 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Aceh, Indonesia
Alamat : Tanah Merah Kec.Badar
Tgl/Jam pengkajian : Senin, 30 Oktober 2023
Diagnosa Medis : Hipertensi
2. Riwayat kesehatan saat ini
a.) Keluhan Utama