Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

Disusun Untuk Menenuhi Mata Kuliah KMB 1

Dosen Pengampu :

Disusun oleh :

Firda Herawati (P27901119071)


Inaka Rahmawati (P27901119041)
Reno Oktaviansyah (P27901119041)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


A. Konsep Dasar Teori Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari suatu
periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas
90mmHg. (Aspiani, 2014)
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam
Ardiansyah M., 2012)
Sedangkan menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi
adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal,
dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.

2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut
(Aspiani, 2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial Hipertensi primer atau hipertensi
esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini . Faktor genetik ini tidak dapat
dikendalikan,jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah
tinggi.
2) Jenis Kelamin dan Usia
Laki–laki berusia35 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
mengalami hipertensi . Jika usia bertambah maka tekanan darah meningkat
faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi
dari pada perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh
penderita dengan mengurangi konsumsinya karena dengan mengkonsumsi
banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada
beberapa orang, khususnya dengan penderita hipertensi, diabetes, sera
orang dengan usia yang tua karena jika garam yang dikonsumsi berlebihan,
ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih
banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan
dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup
sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi itu terjadi yaitu
merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap
dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan
lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien . Konsumsi
alkohol yang sering , atau berlebihan dan terus menerus dapat
meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan
darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan
darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting
agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
b. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang
jelas.salah satu contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena,
yang terjadiakibat stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat
kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis menurunkan
aliran darah ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin
II secara langsung meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat
dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal yang terkena
diangkat,tekanan darah akan kembalike normal (Aspiani, 2014)

3. Patofisiologi dan Pathway


Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari
perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan
tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara
lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin
angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2010).
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang
emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah (Padila, 2013)
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi
sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013)
Pathway
4. Manifestasi Klinis
Menurut teori (Aspiani, 2014) Tanda dan gejala utama hipertensi adalah
menyebutkan gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah
tinggi tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala.
Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut:
1) Sakit kepala
2) Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3) Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
4) Berdebar atau detak jantung terasa cepat
5) Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri
kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat dari
vasokonstriksi pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan vasculer
cerebral, keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada
klien hipertensi.

5. Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan
 Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam
cara memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
1) Pengaturan diet
2) Penurunan berat badan
3) Olahraga teratur
4) Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

6. Pemeriksaan Penunjang
1) Foto Rontgen dada
2) Elektrokardiogram (EKG)
3) Ekokardiografi
4) Tes fungsi paru.
5) Kateterisasi jantung
6) ventilation-perfusion scan.
7) Tes darah
8) Polisomnografi.
9) Biopsi paru

7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan darah tinggi.
2) Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12
trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
3) Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya
jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang
dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
4) Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penumpukan dalam tubuh.

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
Pada pemeriksaan riwayat kesehatan pasien, biasanya didapat adanya
riwayat peningkatan tekanan darah, adanya riwayat keluarga dengan
penyakit yang sama, dan riwayat meminum obat antihipertensi.
2. Dasar-dasar Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung dan
takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan
penyakit serebrovaskuler. Dijumpai pula episode palpitasi serta
perspirasi.
Tanda : kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dan kenaikan tekanan
darah) diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Hipotensi postural
mengkin berhubungan dengan regimen obat. Nadi : denyutan jelas dari
karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut seperti denyut femoral
melambat sebagai kompensasi denyutan radialis/brakhialis, denyut
(popliteal, tibialis posterior, dan pedialis) tidak teraba atau lemah.
Ekstremitas : perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi primer)
Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia).Bisa juga
kulit berwarna kemerahan (feokromositoma).
c. Integritas Ego
Gejala : riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euporia, atau marakronik
(dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Selain ini juga ada faktor-
faktor multiple, seperti hubungan, keuangan, atau hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaan.
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian,
tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang
(khususnya sekitar mata)., gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, dan
peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau yang telah lalu, seperti
infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
e. Makanan atau cairan
Gejala : Makanan yang disukai dapat mencakup makaan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan digoreng, keju, telur),
gula-gula yang berwarna hitam, dan kandungan tinggi kalori, mual dan
muntah, penambahan berat badan (meningkat/turun), riwayat penggunaan
obat diuretic.
Tanda : Berat badan normal, bisa juga mengalami obestas. Adanya edema
(mungkin umum atau edema tertentu); kongesti vena, dan glikosuria
(hampir 10% pasien hipertensi adalah penderita diabetes).
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital.
(Terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa
jam).
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
- Angina ( penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
- Nyeri hilang timbul pada tungkai atau klaudikasi (indikasi
arteriosklerosis pada arteriekstremitas bawah).
- Sakit kepala oksipital berat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
- Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).

h. Pernapasan
Secara umum, gangguan ini berhubungan dengan efek kardiopulmonal,
tahap lanjut dari hipertensimenetap/berat.
Gejala:
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja.
- Takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal parok-sismal.
- Batuk dengan atau tanpaa pembentukan sputum.
i. Riwayat merokok.
Tanda:
- Distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan.
- Bunyi napas tambahan (krakles atau mengi).
- Sianosis.
- Keamanan
- Gangguan koordinasi/cara berjalan.
- Episode parestesia unilateral transient.
- Hipotensi postural.
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : faktor risiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal, factor risiko etnik, penggunaan pil KB atau
hormon (Padila, 2012).
3. Diganosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler,
iskemia miokard.
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit

4. intervensi Kperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
Kode : 0011 Curah jantung : Perawatan jantung : Observasi :
Resiko penurunan L.02008 I.02075 1.Mengetaahui tanda
curah jantung Setelah dilakukan Observasi : dan gejala
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi penurunan curah
dengan diharapkan aktivitas tanda/gejala primer jantung
peningkatan meningkat dengan penurunan curah
afterload, kriteria hasil: jantung (meliputi
vasokonstriksi, - Bradikardi dispnea, kelelaham,
hipertrofi/rigiditas menurun (5) edema, ortopnea,
ventrikuler, - Takikardi menurun paroxysmal nocturnal 2.Tekanan darah
iskemia miokard. (5) dyspnea CPV) pada pasien
- Lelah menurun (5) 2. Monitor tekanan dengan curah
- Dispnea menurun darah jantung perlu
(5) untuk dimonitor
- Sianosis menurun untuk penegakan
(5) diagnostik
3.Mengetahui kadar
oksigen dalam
3. Monitor saturasi tubuh pasien
oksigen 4.Nyeri dada yang
muncul pada
4. Monitor keluhan pasien penurunan
nyeri dada (misal. curah jantung
Intensitas, lokasi, biasanya memicu
radiasi, durasi, adanya komplikasi
presivitasi yang atau kelainan
mengurangi nyeri). dengan sistem
b koroner
5.Mengetahui
perubahan tekanan
5. Periksa tekanan darah yang terjadi
darah dan frekuensi sebelum dan
nadi sebelum dan sesudah aktivitas
sesudah aktivitas Terapeutik :
1. Posisi semi fowler
Terapeutik : agar pasien lebih
1. Posisikan pasien nyaman dan
semi-fowler dengan membuat sirkulasi
kaki ke bawah atau darah mengalir
posisi nyaman dengan baik
2. Mempertahan
oksigen dalam
2. Berikan oksigen tubuh agar >94%
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen Edukasi :
>94% 1. Agar menjangkau
Edukasi : kemampuan pasien
1. Anjurkan ddalam beraktifitas
beraktivitas fisik 2. Mencegah
sesuai toleransi terjaadinya
2. Anjurkan aktivitas kelelahan
fisik secara bertahap Kolaborasi :
1. Antiaritmia dalah
Kolaborasi : obat yang
1. Kolaborasi digunakan untuk
pemberian menangani kondisi
antiaritmia, jika perlu aritmia atau ketika
denyut jantung
berdetak terlalu
cepat/terlalu
lambat dan tidak
teratur
Kode : D.0077 Tingkat nyeri : Manajemen nyeri :
Nyeri akut L.08066 108238
berhubungan Setelah dilakukan Observasi :
dengan tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi, Observasi :
peningkatan selama 3x24 jam karakteristik, durasi, 1. Untuk mengetahui
tekanan vaskuler diharapkan skala nyeri frekuensi, kualitas, karakteristik nyeri
serebral. dapat berkurang dengan intensitas nyeri
kriteria hasil: 2. Identifikasi skala 2. Untuk mengetahui
- Keluhan nyeri nyeri skala nyeri yang
menurun (5) dirasakan
- Meringis menurun Terapeutik : Terapeutik :
(5) 1. Berikan teknik non 1. Tindakan ini
- Frekuensi nadi farmakologis untuk memungkinkan
membaik (5) mengurangi nyeri klien untuk
( relaksasi nafas mendapatkan rasa
dalam kontrol terhadap
nyeri.

Edukasi :
Edukasi : 1. Pasien mengetahui
1. Jelaskan penyebab, penyebab nyeri
periode, dan pemicu 2. Pasien mengetahui
nyeri tindakan yang
2. Jelaskan strategi dilakukan saat
meredakan nyeri nyeri muncul
Kolaborasi :
Kolaborasi : 1. Agen-agen ini
1. Kolaborasi secara sistematik
pemberian analgetik, menghasilkan
jika perlu relaksasi umum
dan menurunkan
inflamasi sehingga
mengurangi rasa
nyeri
Kode : D.0056 Toleransi aktivitas : Manajemen energi : I. Observasi :
Intoleransi L.05047 05178 1. Mengetahui
aktivitas Setelah dilakukan Observasi : penyebab
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi gangguan kelelahan
dengan kelemahan, selama 3x24 jam fungsi tubuh yang
ketidakseimbangan diharapkan aktivitas mengakibatkan
suplai dan meningkat dengan kelelahan
kebutuhan oksigen kriteria hasil: 2. Monitor kelelahan 2. Mengobservasi
- Frekuensi nadi fisik kelelahan yang
meningkat (5) terjadi
- Saturasi oksigen Terapeutik : Terapeutik :
meningkat (5) 1. lakukan latihan 1. Melatih anggota
- Keluhan lelah rentang gerak pasif gerak
menurun (5) dan/aktif
- Dispnea saat Edukasi : Edukasi :
aktivitas menurun 1. Anjurkan tirah 1. Mencegah
(5) baring terjadinya
- Dispnea setelah kelelahan berlebih
aktivitas menurun 2. Aktivitas secara
(5) 2. Anjurkan melakukan bertahap agar
aktivitas secara pasien dapat
bertahap rerlatih

Kolaborasi ; Kolaborasi ;
Kolaborasi dengan ahli 1. Agar nutrisi pasien
gizi tentang cara terpenuhi dan
meningkatkan asupan dapat menambah
makanan energi bagi pasien

Kode : D.0111 Tingkat Edukasi kesehatan :


Defisit pengetahuan : I.12383
pengetahuan L.12111 Observasi : Observasi :
berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan 1. Mengetahui siap
dengan kurangnya tindakan keperawatan dan kemampuan atau tidak pasien
informasi tentang selama 3x24 jam menerima informasi menerima
proses penyakit diharapkan informasi
pengetahuan pasien 2. Identifikasi faktor- 2. Agar pasien lebih
dapat meningkat faktor yang dapat optimal dalam
dengan kriteria hasil: meningkatkan dan menerima
- Kemampuan menurunkan informasi dan
menjelaskan motivasi perilaku menerapkannya
pengetahuan hidup bersih dan
tentang suatu topik sehat
meningkat (5) Terapeutik : Terapeutik :
- Perilaku sesuai 1. Sediakan materi dan 1. Memudahkan
dengan media pendidikan dalam
pengetahuan kesehatan penyampaian
meningkat (5) penkes
2. Jadwalkan 2. Agar penkes
pendidikan berjalan secara
kesehatan sesuai efektif
kesepakatan
3. Berikan kesempatan 3. Dapat menggali
untuk bertanya seberapa tingkat
keingintahuan
pasien
Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan faktor resiko 1. Agar pasien
yang dapat mengetahui faktor
mempengaruhi apa saja yang dapat
kesehatan mempengaruhi
2. Ajarkan perilaku 2. Pasien mengetahui
hidup bersih dan bagaimana
sehat perilaku hidup
bersih dan sehat
4. Implementasi keperawatan
Menurut (Kozier, 2012) Implementasi keperawatan adalah sebuah fase
dimana perawat melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah
direncanakan sebelumnya. Berdasarkan terminologi NIC, implementasi
terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan
keperawatan khusus yang digunakan untuk melaksanaan intervensi.
6. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menurut (Kozier, 2012) adalah fase kelima atau
terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur,
proses dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan
umpan balik selama program berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif
dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi efektifitas
pengambilan keputusan.
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Kasus
Seorang pasien laki-laki berusia 45 tahun dirawat di rumah sakit hari pertama dengan
hipertensi. Saat dilakukan pengkajian didapatkan keluhan sakit kepala dan telinga
berdengung. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah: 180/100 mmHg,
frekuensi denyut nadi 110 x/menit teraba lemah dan frekuensi pernafasan 24 x/menit.
Tanda dan gejala yang lain yang didapatkan warna kulit pucat atau cyanosis dan
oliguri.

1. BIODATA

Identitas pasien
Idential pasien : Tn. P
Pekerjaan : Buruh
Usia : 45 tahun
No. RM : 070336
Jenis kelamin : laki-laki
Tgl pengkajian : 26 maret 2020
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah

Penanggung jawab
Initial : Ny. Q
Usia : 40 tahun
Jenis kelamin : perempan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hub dg pasien : istri
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan sakit kepala dan telinga berdengung. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah: 180/100 mmHg, frekuensi denyut nadi 110
x/menit teraba lemah dan frekuensi pernafasan 24 x/menit. Tanda dan gejala
yang lain yang didapatkan warna kulit pucat atau cyanosis dan oliguri.
3. RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 26 maret 2021 Tn. P datang ke rumah sakit X hari pertama
dengan hipertensi. Saat dilakukan pengkajian didapatkan keluhan sakit kepala
dan telinga berdengung. Tanda dan gejala yang lain yang didapatkan warna
kulit pucat atau cyanosis dan oliguria dan pada pukul 15.00 pasien
dipindahkan ke ruang perawatan. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda –
tanda vital didapatkan hasil TD : 180/100 mmHg, Nadi : 103x/menit, Suhu :
36.4 0 C, RR : 20x/menit.
Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan 5 tahun lalu terdeteksi hipertensi dan mengkonsumsi obat
dari dokter
Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan pada riwayat keluarga, ayah mengidap hipertensi dan
meninggal pada usia 58 tahun karena serangan jantung, serta ibu pasien
meninggal dunia akibat stroke pada usia 63 tahun.
4. AKTIVITAS/ ISTIRAHAT
Gejala (Subjektif)
Pekerjaan : Buruh
Aktivitas/ hobi : sebelum sakit pasien mengatakan senang bersepedah , namun
selama di RS pasien hanya berbaring ditempat tidur
Aktivitas waktu luang : pasien mengatakan bila ada waktu luang biasanya
hanya diisi ngobrol dengan istri atau keluarga
Perasaan bosan/ tidak puas : tidak ada
Keterbatasan karena kondisi : tidak ada
Tidur Jam 21.00 WIB Tidur siang 2 jam
Kebiasaan tidur -
Insomnia : tidak ada
Yang berhubungan dengan: -
Rasa segar saat bangun : -
Lain-lain :-
Tanda (Objektif)

Respons terhadap aktivitas yang teramati : baik


Kardiovaskular : tidak ada kelainan
Pernapasan : normal
Status mental (mis.,menarik diri/ letargi) : baik
Pengkajian neuromuskular : tidak ada kelainan
Massa/ tonus otot : tonus otot baik
Postur : baik
Tremor : tidak ada
Rentang gerak : aktif
Kekuatan :5/5
Deformitas : tidak ada
5. SIRKULASI
Gejala (Subjektif)

Riwayat tentang : pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak 5


tahun yang lalu
Hipertensi: ada
Masalah jantung : tidak ada
Demam rematik : tidak ada
Edema mata kaki/ kaki : tidak ada edema
Flebitis: tidak ada
Penyembuhan lambat : tidak
Klaudikasi : tidak ada
Ekstremitas : Kesemutan tidak ada, Kebas tidak ada
Batuk/ hemoptisis : tidak ada
Perubahan frekuensi/ jumlah urine : tidak ada

Tanda (Objektif)

TD : ka. Dan. Ki : Barang/ duduk/ berdiri : berbaring, 180/100mmHg


Tekanan nadi : kuat
Nadi (palpasi) : Karotis 103x/menit
Jugularis : tidak ada peningkatan vena juguaris,
Jantung (palpasi) : regular
Getaran : -
Bunyi jantung : s1 s2 lup dup
Irama : teratur
Kualitas : baik
Murmur : tidak ada
Bunyi napas : vesikuler
Distensi vena jugularis : tidak ada
Ekstremitas : suhu : 36.4 0 C Warna : merah muda
Pengisian kapiler : < 3 detik
Varises : tidak ada
Abnormalitas kuku : tidak ada
Penyebaran/ kualitas rambut : merata
Warna : hitam
membran mukosa : lembab
Bibir : simetris
Punggung kuku : hangat
Konjungiva : tidak ada anemis
Sklera : tidak ada ikterik
Diaforesis : normal
7. INTEGRITAS EGO

Gejala (Subjektif)
Faktor stres : pasien mengatakan sering merasa setres karena masalah
keluarga yang dialaminya sehingga membuat tekanan darahnya tinggi.
Cara menangani stres : pasien mengatakan hanya melakukan istirahat dirumah
Masalah-masalah finansial : pasien mengatakan finansialnya cukup dan tidak
ada masalah
Status hubungan : pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan
tetangga disekitar rumah
Faktor-faktor budaya : tidak ada budaya tertentu yang dianut dalam
penyembuhan penyakitnya, pasien percaya kepada pengobatan medis
Agama : islam
Kegiatan keagamaan : pasien rutin menjalankan sholat 5 waktu
Gaya hidup : pasien mengatakan tidak pernah merokok ataupun minum-
minuman beralkohol, kadang melakukan olahraga jalan santai saat hari libur
bersama suami dan anak-anaknya
Perubahan terakhir : selama di rawat di RS pasien hanya berbaring dan
sesekali duduk di tempat tidur
Perasaan-perasaan : Ketidak berdayaan pasien mengatakan selama ini tidak
bisa menjalankan perannya sebaga kepala keluarga
Keputusasaan : pasien mengatakan menyesal selama sehat tidak menjaga
kesehatannya
Ketidak berdayaan : -

Tanda (Obyektif)
Status emosional : Tenang
Cemas : -
Marah :-
Menarik diri :-
Takut:-
Mudah tersinggung :-
Tidak sabar :-
Euforik :-
Respons-respons fisiologis yang terobservasi:-
8. ELIMINASI
Gejala (Subjektif)
Pola BAB : pasien mengatakan biasanya BAB 1 kali dalam sehari yaitu pada
pagi hari
Karakter fases : lunak
BAB terakhir : sebelum masuk rumah sakit
Riwayat perdarahan : tidak ada
Hemoroid : tidak ada
Konstipasi : pasien mengatakan tidak ada konstipasi saat BAB
Pola BAK : pasien mengatakan BAK 5-6 kali/hari
Karakter urine: kuning jernih
Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada
Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak ada
Penggunaan diuretik : tidak ada

Tanda (Objektif)
Abdomen :
Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan
Massa : tidak terdapat masa
Bising usus : 13x/menit , Hemoroid : tidak terdapat hemoroid
Perubahan kandungan kemih : tidak terdapat perubahan kandung kemih ,
9. MAKANAN/ CAIRAN
Gejala (Subjektif)
Diit biasa (tipe) : pasien mengatakan makanan dengan porsi normal yaitu nasi,
sayur, lauk pauk
Jumlah makanan per hari : makan 3 kali/hari
Kehilangan selera makan : tidak ada , Mual/ muntah : tidak ada
Nyeri ulu hati/ salah cerna: tidak ada nyeri ulu hati
Alergi/ intoleransi makanan : pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap
makanan tertentu
Masalah-masalah mengunyah/ menelan : tidak ada
Gigi : jumlah gigi 32buah, tidak ada ompong
Berat badan biasa : 85kg Perubahan berat badan: pasien mengatakan tidak ada
perubahan BB
Penggunaan diuretik : tidak ada

Tanda (Objektif)
Berat badan sekarang : 85kg Tinggi badan : 170cm
Turgor kulit : elastis
Kelembaban/ kering membran mukosa : kulit tampak lembab
Edema : Umum : tidak ada edema
Periorbital : tidak ada , Asites : tidak ada
Distensi vena jugularis : tidak terdapat peningkatan vena jugularis
Pembesaran tiroid : tidak ada , hernia/ massa : tidak ada , Halitosis : tidak ada
Kondisi gigi/ gusi : gusi berwarna merah muda, tidak terdapat perdarahan
Penampilan lidah : bersih
Membran mukosa : lembab
Bising usus : terdengar 13x/menit
Bunyi napas : vesikuler
10. HIGIENE
Gejala (Subjektif)
Aktivitas sehari-hari :
Mobilitas : pasien mengatakan setiap hari beraktivitas sebagai buruh
Hegiene : pasien mengatakan mandi dua kali/hari , Berpakaian : pasien
mengatakan lebih suka mengenakan pakaian santai bila dirumah
Toileting : pasien BAK 5-6 kali/hari
Waktu mandi yang diinginkan : pagi dan sore
Pemakaian alat bantu/ prostetik : tidak ada
Bantu diberikan oleh : -

Tanda (Objektif)
Penampilan umum : pasien tampak rapih
Cara berpakaian : rapih , Kebiasaan pribadi : tidak ada
Bau badan : tidak ada , Kondisi kulit kepala : kulit kepala tampak bersih
Adanya kutu : tidak terdapat kutu

11. NEUROSENSORI
Gejala (Subjektif)
Rasa ingin pingsan/ pusing : pasien mengatakan kepala pusing berputar seperti
ingin terjatuh
Sakit kepala : ya
Lokasi nyeri : ada ,
Frekuensi : hilang timbul
Kesemutan/ kebas/ kelemahan (lokasi) : tidak ada
Stroke (gejala sisa) : tidak ada
Kejang : tidak ada
Mata : Kehilangan penglihatan : tidak ada
Glaukoma : tidak ada , Katarak : tidak ada
Telinga : Kehilangan pendengaran : tidak ada ,
Epistaksis: tidak ada

Tanda (Objektif)
Status mental : baik
Terorientasi/ disorientasi : orientasi waktu dan tempat baik
Kesadaran : compos mentis, pasien kooperatif
Memori : Saat ini baik , Yang lalu: baik
Kaca mata : tidak ada , Kontak lensa : tidak ada , Alat bantu dengar : tidak ada
Ukuran/ rekasi pupil : Ka/ Ki : mengecil saat terkena cahaya
Facial drop :tidak ada , Menelan ; baik
Genggaman tangan/ lepas : Ka/ Ki : tidak ada
12. NYERI/ KETIDAKNYAMANAN
Gejala (Subjektif)
Lokasi : pasien mengatakan nyeri kepala dengan skala nyeri 5
Frekuensi hilang timbul
Kualitas : seperti ditusuk-tusuk
Faktor-faktor pencetus :bila melakukan aktifitas berat dan kurang istirahat
Cara menghilangkan, faktor-faktor yang berhubungan : pasien mengatakan
langsung istrahat
Tanda (Objektif)
Mengkerutkan muka : ada
Respons emosional :baik
Penyempitan fokus : tidak ada
13. PERNAPASAN
Gejala (Subjektif)
Dispnea yang berhubungan dengan batuk/ sputum : pasien mengatakan tidak
ada batuk
Riwayat bronkitis : tidak ada
Asma :tidak ada
Tuberkulosis :tidak ada
Emifisema : tidak ada .
Pneumonia kambuhan : tidak ada
Pemanjanan terhadap udara berbahaya : tidak ada
Perokok : pasien mengatakan tidak merokok
Penggunaan alat bantu pernapasan : sebelum sakit pasien tidak menggunakan
alat bantu, dan setelah dirawat tidak menggunakan alat bantu

Tanda (Objektif)
Pernapasan : Frekuensi : 21x/menit
Penggunaan otot-otot asesori : tidak ada
Napas cuping hidung : tidak ada pernafsan cuping hidung
Fremitus : tidak ada
Bunyi napas : vesikuler
Sianosis : tidak ada
Karakteristik sputum : tidak ada
Fungsi mental/ gelisah : fungsi mental baik
14. KEAMANAN
Gejala (Subjektif)
Alergi/ sensitivitas : tidak ada alergi
Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/ tipe) : tidak ada
Tranfusi darah/ jumlah : belum pernah
Riwayat cedera kecelakaan : tidak ada
Fraktur/ dislokasi : tidak ada
Artritis/ sendi tak stabil : tidak ada
Masalah punggung : tidak ada
Perubahan pada tahi lalat : tidak ada
Pembesaran nodus : tidak ada
Kerusakan penglihatan, pendengaran : tidak ada

Tanda (Objektif)
Suhu tubuh : 36.4 0 C Diaforesis : normal
Integritas kulit : baik
Jaringan parut : tidak ada , Kemerahan : tidak ada

Laserasi : tidak ada , Ulserasi :tidak ada

Ekimosis : tidak ada , Lepuh : tidak ada

Luka bakar : (derajat/ persen) : tidak ada ,Drainase : tidak ada

Tandai lokasi pada diagram di bawah ini :

Kekuatan Umum : sedang Tonus otot : cukup kuat

Cara berjalan : normal , ROM : normal

Parestesia/ paralisis : tidak ada

Hasil kultur, Pemeriksaan sistem imun : tidak ada


15. SEKSUALITAS

(Komponen dari Interaksi sosial)

Aktif melakukan hubungan seksual : aktif

Penggunaan Kondom : tidak ada

Masalah-masalah/ kesulitan seksual ; Tidak ada masalah

Laki-laki

Gejala (Subjektif)

Rabas penis : - Gangguan prostat : tidak ada


Sukumsisi : ya Vasektomi :-
Melakukan pemeriksaan sendiri : tidak , Payudara/ Testis : simetris
Prostoskopi/ pemeriksaan prostat terakhir :normal
Tanda (Objektif)
Pemeriksaan : Payudara/ penis/ testis : normal, simetris
Kutil genital/ lest :-

16. INTERAKSI SOSIAL

Gejala (Subjektif)

Status perkawinan menikah , Lama : 32 tahun

Hidup dengan : istri dan anak-anaknya

Masalah-masalah/ stress : tidak ada

Keluarga besar : ya

Orang pendukung lain : istri dan anak-anak

Peran dalam struktur keluarga : seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit/ kondisi : tidak ada

Perubahan bicara : penggunaan alat bantu komunikasi : tidak ada

Adanya laringektomi : tidak ada

Tanda (Objektif)

Bicara : jelas

Pola bicara tak biasa/ kerusakan : tidak ada

Pengunaan alat bantu bicara : tidak ada penggunaan alat bantu

17. PENYULUHAN/ PEMBELAJARAN

Gejala (Subjektif)

Bahasa dominan (khusus) : tidak ada

Melek huruf : pasien mengatakan dapat membaca

Tingkat pendidikan : SMP


Ketidakmampuan belajar (khusus) : pasien mampu belajar
Keterbatasan kognitif : tidak ada
Keyakinan kesehatan/ yang dilakukan : pasien mengatakan yakin akan cepat
pulih
Faktor resiko keluarga (tandai hubungan) : tidak ada
TD tinggi : ada
Obat tanpa resep : Obat-obat bebas : captopril 25mg
Perokok tembakau: tidak ada
Penggunaan alkohol (jumlah/ rekuensi) : tidak
Diagnosa saat masuk perdokter : hipertensi
Alasan di rawat per pasien : sakit kepala, pusing berputar, tekanan darah
tinggi
Riwayat keluhan terakhir : tidak ada
Harapan pasien terhadap perawatan/ pembedahan sebelumnya : pasien
mengatakan ingin cepat sembuh
Bukti kegagalan untuk perbaikan : tidak ada
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir : normal
18. Pertimbangan Rencana Pulang
DRG yang menunjukkan lama dirawat rata-rata : 7 hari jika ada perbaikan
Tanggal informasi di dapatkan : 26 maret 2021
1. Tanggal pulang yang diantisipasi 2 april 2021
2. Sumber-sumber yang tersedia : orang : anak kandung
Keuangan : istri dan anak kandung
3. Perubahan-perubahan yang diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah
pulang : menghindari faktor pencetus mencegah asma kambuh
4. Area yang mungkin membutuhkan perubahan/ bantuan: lingkungan sekitar
rumah
Penyiapan makanan : istri pasien , Berbelanja : istri pasien
Transportasi : dijemput oleh keluarga , Ambulasi :-
Obat/ trapi IV : belum ada , Pengobatan : -
Perawatan luka : tidak ada , Peralatan : tidak ada
Bantuan perawatan diri (khusus) : tidak ada
Gambaran fisik rumah (khusus) : rumah permanen, ventilasi baik
Bantuan merapihkan/ pemeliharaan rumah : keluarga
Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) : tidak ada

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Nilai Satuan Hasil Keterangan
Normal Hasil
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.1-15.1 g/dl 15.0 Normal
Leukosit 3.80-10.60 x10^3/ul 5.60 Normal
Hematokrit 40-52 % 38 Normal
Trombosit 140-440 x10^3/ul 440 Normal
KIMA
KARBOHIDRAT
Glukosa Darah <180 mg/dl 98 Normal
Sewaktu

FUNGSI GINJAL
Ureum 0 – 50 mg/dl 8 Normal
Creatinin 0.0 – 1.1 mg/dl 0.7 Normal
Natrium 139 170
Chloride 3.5 3.9

TERAPI MEDIS
Jenis Terapi Dosis Fungsi
Obat oral :
Candesartan 1x8 mg Mengatasi hipertensi dan gagal
jantung
Untuk mengatasi hipertensi
Nifedipine 1x1 tab

Obat intravena :
Mengurangi rassa nyeri
Ketorolac 1x300mg

Ranitidine
2x50mg Sebagai antagonis reseptor H2
(histamine) mengurangi
produksi asam HCL

ANALISA DATA

No Data Interprestasi Data Masalah


1. DS : Hipertensi Penurunan curah
Pasien mengeluh jantung
sakit kepala dan Kerusakan vaskuler
telinga berdengung pembuluh darah

DO :
Penyumbatan
Td : 180/100 mmHg
pembuluh darah
N : 110X/Menit
Teraba lemah
Cyanosis Gangguan sirkulasi
Oliguri

Vasokonstriksi
Afterload
meningkat

Penurunan curah
jantung

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi jantung ditandai dengan

peningkatan tekanan darah

INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Penurunan curah Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
jantung b/d tindakan keperawatan 1.identifikasi tanda 1.Mengetahui tanda dan
perubahan selama 2x 24 jam atau gejala primer gejala penurunan curah
diharapkan masalah penurunan curah jantung.
frekuensi
dapat teratasi dengan jantung
jantung ditandai kriteria hasil :
dengan 2.identifikasi tanda 2.Mengetahui tanda dan
peningkatan 1.tekanan darah atau gejala skunder gejala penurunan curah
tekanan darah membaik penurunan curah jantung.
2.takikardia menurun jantung
3.oliguria menurun
4.cyanosis menurun 3. monitor tekanan 3.Tekanan darah pada
darah pasien dengan curah jantung
perlu untuk dimonitori
untuk menegakan
diagnostic.
4.periksa tekanan 4.Mengetahui tekanan darah
darah dan frekuensi dan frekuensi nadi
nadi

5.periksa tekanan 5.Mengetahui perubahan


darah dan frekuensi tekanan darah yang terjadi
nadi sebelum dan sebelum dan sesudah
sesudah aktivitas. aktivitas.

Teurapeutik : Teurapetik :
1.Fasilitasi pasien 1.Memberikan arahan
dan keluarga untuk kepada keluarga untuk
modifikasi gaya memodifikasi gaya hidup
hidup sehat. sehat

2.berikan teurapi 2.Agar mengurangi stress


relaksasi untuk pada pasien
mengurangi stress
jika perlu

Edukasi : Edukasi :
1.Anjurkan 1.Agar menjangkau
bereaktivitas fisik kemampuan pasien didalam
sesuai toleransi beraktivitas

2.Anjurkan 2.Mencegah terjadinya


beraktivitas fisik kelelahan.
secara bertahap

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Tangga Diag.Kep. Tindakan keperawatan Paraf


l/Jam
1 26 maret Penurunan curah 1.Mengidentifikasi tanda atau gejala
2021 jantung b/d primer penurunan curah jantung
08:00 perubahan frekuensi
wib jantung ditandai Respon /Hasil :
dengan peningkatan
Untuk mengetahui perkembangan tanda
tekanan darah
atau gejala pada klien

2.Mengidentifikasi tanda atau gejala


skunder penurunan curah jantung

Respon Hasil :
Untuk mengetahui perkembangan tanda
atau gejala pada klien

3.Memonitor tekanan darah

Respon / Hasil :
Untuk mengetahui tekanan darah klien

4.Memeriksa tekanan darah dan frekuensi


nadi

Respon/Hasil :
Tekanan darah klien terlihat menurun
TD: 160/90 mmHg
N: 105 x/menit

5.Memeriksa tekanan darah dan frekuensi


nadi sebelum dan sesudah aktivitas.

Respon/Hasil :
Klien bersedia dan mengikutinya

2. 27 maret 1.Mengidentifikasi tanda atau gejala


2021 primer penurunan curah jantung

Respon /Hasil :

Pasien mengatakan sudah mengetahui


tanda dan gejala primer penurunan curah
jantung.
2.Mengidentifikasi tanda atau gejala
skunder penurunan curah jantung

Respon Hasil :

Pasien mengatakan sudah mengetahui


tanda dan gejala sekunder penurunan
curah jantung.

3.Memonitor tekanan darah

Respon / Hasil :
Tekanan darah pasien sudah mulai
menurun 150 mmHg.
4.Memeriksa tekanan darah dan frekuensi
nadi

Respon/Hasil :
Tekanan darah klien terlihat menurun
TD: 130/90 mmHg
N: 90x/menit

5.Memeriksa tekanan darah dan frekuensi


nadi sebelum dan sesudah aktivitas.

Respon/Hasil :
Klien bersedia dan mengikuti anjuran
dari perawat

EVALUASI

Tanggal/Jam Diag.Kep. Catatan Perkembangan Paraf


28 maret 2021 S : Pasien mengatakan sakit kepala dan
kuping berdengung sudah menurun dan ,
tekanan darah menurun
O : pasien merasa lebih baik
A : tujuannya tercapai
P : intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Kardiovaskuker Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : EGC
Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses Dan Praktik
Edisi VII Volume I. jakarta:EGC
Padila.2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : nuha medika
Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskuler Dan Renal. Jakarta:
penerbit Salemba Medika pp 31
Udjianti, Wajan Juni.2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai