Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut
(Aspiani, 2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial Hipertensi primer atau hipertensi
esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini . Faktor genetik ini tidak dapat
dikendalikan,jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah
tinggi.
2) Jenis Kelamin dan Usia
Laki–laki berusia35 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
mengalami hipertensi . Jika usia bertambah maka tekanan darah meningkat
faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi
dari pada perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh
penderita dengan mengurangi konsumsinya karena dengan mengkonsumsi
banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada
beberapa orang, khususnya dengan penderita hipertensi, diabetes, sera
orang dengan usia yang tua karena jika garam yang dikonsumsi berlebihan,
ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih
banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan
dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup
sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi itu terjadi yaitu
merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap
dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan
lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien . Konsumsi
alkohol yang sering , atau berlebihan dan terus menerus dapat
meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan
darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan
darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting
agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
b. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang
jelas.salah satu contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena,
yang terjadiakibat stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat
kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis menurunkan
aliran darah ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin
II secara langsung meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat
dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal yang terkena
diangkat,tekanan darah akan kembalike normal (Aspiani, 2014)
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan
Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam
cara memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
1) Pengaturan diet
2) Penurunan berat badan
3) Olahraga teratur
4) Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Foto Rontgen dada
2) Elektrokardiogram (EKG)
3) Ekokardiografi
4) Tes fungsi paru.
5) Kateterisasi jantung
6) ventilation-perfusion scan.
7) Tes darah
8) Polisomnografi.
9) Biopsi paru
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan darah tinggi.
2) Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12
trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
3) Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya
jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang
dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
4) Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penumpukan dalam tubuh.
h. Pernapasan
Secara umum, gangguan ini berhubungan dengan efek kardiopulmonal,
tahap lanjut dari hipertensimenetap/berat.
Gejala:
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja.
- Takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal parok-sismal.
- Batuk dengan atau tanpaa pembentukan sputum.
i. Riwayat merokok.
Tanda:
- Distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan.
- Bunyi napas tambahan (krakles atau mengi).
- Sianosis.
- Keamanan
- Gangguan koordinasi/cara berjalan.
- Episode parestesia unilateral transient.
- Hipotensi postural.
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : faktor risiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal, factor risiko etnik, penggunaan pil KB atau
hormon (Padila, 2012).
3. Diganosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler,
iskemia miokard.
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit
4. intervensi Kperawatan
Edukasi :
Edukasi : 1. Pasien mengetahui
1. Jelaskan penyebab, penyebab nyeri
periode, dan pemicu 2. Pasien mengetahui
nyeri tindakan yang
2. Jelaskan strategi dilakukan saat
meredakan nyeri nyeri muncul
Kolaborasi :
Kolaborasi : 1. Agen-agen ini
1. Kolaborasi secara sistematik
pemberian analgetik, menghasilkan
jika perlu relaksasi umum
dan menurunkan
inflamasi sehingga
mengurangi rasa
nyeri
Kode : D.0056 Toleransi aktivitas : Manajemen energi : I. Observasi :
Intoleransi L.05047 05178 1. Mengetahui
aktivitas Setelah dilakukan Observasi : penyebab
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi gangguan kelelahan
dengan kelemahan, selama 3x24 jam fungsi tubuh yang
ketidakseimbangan diharapkan aktivitas mengakibatkan
suplai dan meningkat dengan kelelahan
kebutuhan oksigen kriteria hasil: 2. Monitor kelelahan 2. Mengobservasi
- Frekuensi nadi fisik kelelahan yang
meningkat (5) terjadi
- Saturasi oksigen Terapeutik : Terapeutik :
meningkat (5) 1. lakukan latihan 1. Melatih anggota
- Keluhan lelah rentang gerak pasif gerak
menurun (5) dan/aktif
- Dispnea saat Edukasi : Edukasi :
aktivitas menurun 1. Anjurkan tirah 1. Mencegah
(5) baring terjadinya
- Dispnea setelah kelelahan berlebih
aktivitas menurun 2. Aktivitas secara
(5) 2. Anjurkan melakukan bertahap agar
aktivitas secara pasien dapat
bertahap rerlatih
Kolaborasi ; Kolaborasi ;
Kolaborasi dengan ahli 1. Agar nutrisi pasien
gizi tentang cara terpenuhi dan
meningkatkan asupan dapat menambah
makanan energi bagi pasien
Kasus
Seorang pasien laki-laki berusia 45 tahun dirawat di rumah sakit hari pertama dengan
hipertensi. Saat dilakukan pengkajian didapatkan keluhan sakit kepala dan telinga
berdengung. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah: 180/100 mmHg,
frekuensi denyut nadi 110 x/menit teraba lemah dan frekuensi pernafasan 24 x/menit.
Tanda dan gejala yang lain yang didapatkan warna kulit pucat atau cyanosis dan
oliguri.
1. BIODATA
Identitas pasien
Idential pasien : Tn. P
Pekerjaan : Buruh
Usia : 45 tahun
No. RM : 070336
Jenis kelamin : laki-laki
Tgl pengkajian : 26 maret 2020
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Penanggung jawab
Initial : Ny. Q
Usia : 40 tahun
Jenis kelamin : perempan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hub dg pasien : istri
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan sakit kepala dan telinga berdengung. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah: 180/100 mmHg, frekuensi denyut nadi 110
x/menit teraba lemah dan frekuensi pernafasan 24 x/menit. Tanda dan gejala
yang lain yang didapatkan warna kulit pucat atau cyanosis dan oliguri.
3. RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 26 maret 2021 Tn. P datang ke rumah sakit X hari pertama
dengan hipertensi. Saat dilakukan pengkajian didapatkan keluhan sakit kepala
dan telinga berdengung. Tanda dan gejala yang lain yang didapatkan warna
kulit pucat atau cyanosis dan oliguria dan pada pukul 15.00 pasien
dipindahkan ke ruang perawatan. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda –
tanda vital didapatkan hasil TD : 180/100 mmHg, Nadi : 103x/menit, Suhu :
36.4 0 C, RR : 20x/menit.
Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan 5 tahun lalu terdeteksi hipertensi dan mengkonsumsi obat
dari dokter
Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan pada riwayat keluarga, ayah mengidap hipertensi dan
meninggal pada usia 58 tahun karena serangan jantung, serta ibu pasien
meninggal dunia akibat stroke pada usia 63 tahun.
4. AKTIVITAS/ ISTIRAHAT
Gejala (Subjektif)
Pekerjaan : Buruh
Aktivitas/ hobi : sebelum sakit pasien mengatakan senang bersepedah , namun
selama di RS pasien hanya berbaring ditempat tidur
Aktivitas waktu luang : pasien mengatakan bila ada waktu luang biasanya
hanya diisi ngobrol dengan istri atau keluarga
Perasaan bosan/ tidak puas : tidak ada
Keterbatasan karena kondisi : tidak ada
Tidur Jam 21.00 WIB Tidur siang 2 jam
Kebiasaan tidur -
Insomnia : tidak ada
Yang berhubungan dengan: -
Rasa segar saat bangun : -
Lain-lain :-
Tanda (Objektif)
Tanda (Objektif)
Gejala (Subjektif)
Faktor stres : pasien mengatakan sering merasa setres karena masalah
keluarga yang dialaminya sehingga membuat tekanan darahnya tinggi.
Cara menangani stres : pasien mengatakan hanya melakukan istirahat dirumah
Masalah-masalah finansial : pasien mengatakan finansialnya cukup dan tidak
ada masalah
Status hubungan : pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan
tetangga disekitar rumah
Faktor-faktor budaya : tidak ada budaya tertentu yang dianut dalam
penyembuhan penyakitnya, pasien percaya kepada pengobatan medis
Agama : islam
Kegiatan keagamaan : pasien rutin menjalankan sholat 5 waktu
Gaya hidup : pasien mengatakan tidak pernah merokok ataupun minum-
minuman beralkohol, kadang melakukan olahraga jalan santai saat hari libur
bersama suami dan anak-anaknya
Perubahan terakhir : selama di rawat di RS pasien hanya berbaring dan
sesekali duduk di tempat tidur
Perasaan-perasaan : Ketidak berdayaan pasien mengatakan selama ini tidak
bisa menjalankan perannya sebaga kepala keluarga
Keputusasaan : pasien mengatakan menyesal selama sehat tidak menjaga
kesehatannya
Ketidak berdayaan : -
Tanda (Obyektif)
Status emosional : Tenang
Cemas : -
Marah :-
Menarik diri :-
Takut:-
Mudah tersinggung :-
Tidak sabar :-
Euforik :-
Respons-respons fisiologis yang terobservasi:-
8. ELIMINASI
Gejala (Subjektif)
Pola BAB : pasien mengatakan biasanya BAB 1 kali dalam sehari yaitu pada
pagi hari
Karakter fases : lunak
BAB terakhir : sebelum masuk rumah sakit
Riwayat perdarahan : tidak ada
Hemoroid : tidak ada
Konstipasi : pasien mengatakan tidak ada konstipasi saat BAB
Pola BAK : pasien mengatakan BAK 5-6 kali/hari
Karakter urine: kuning jernih
Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada
Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak ada
Penggunaan diuretik : tidak ada
Tanda (Objektif)
Abdomen :
Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan
Massa : tidak terdapat masa
Bising usus : 13x/menit , Hemoroid : tidak terdapat hemoroid
Perubahan kandungan kemih : tidak terdapat perubahan kandung kemih ,
9. MAKANAN/ CAIRAN
Gejala (Subjektif)
Diit biasa (tipe) : pasien mengatakan makanan dengan porsi normal yaitu nasi,
sayur, lauk pauk
Jumlah makanan per hari : makan 3 kali/hari
Kehilangan selera makan : tidak ada , Mual/ muntah : tidak ada
Nyeri ulu hati/ salah cerna: tidak ada nyeri ulu hati
Alergi/ intoleransi makanan : pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap
makanan tertentu
Masalah-masalah mengunyah/ menelan : tidak ada
Gigi : jumlah gigi 32buah, tidak ada ompong
Berat badan biasa : 85kg Perubahan berat badan: pasien mengatakan tidak ada
perubahan BB
Penggunaan diuretik : tidak ada
Tanda (Objektif)
Berat badan sekarang : 85kg Tinggi badan : 170cm
Turgor kulit : elastis
Kelembaban/ kering membran mukosa : kulit tampak lembab
Edema : Umum : tidak ada edema
Periorbital : tidak ada , Asites : tidak ada
Distensi vena jugularis : tidak terdapat peningkatan vena jugularis
Pembesaran tiroid : tidak ada , hernia/ massa : tidak ada , Halitosis : tidak ada
Kondisi gigi/ gusi : gusi berwarna merah muda, tidak terdapat perdarahan
Penampilan lidah : bersih
Membran mukosa : lembab
Bising usus : terdengar 13x/menit
Bunyi napas : vesikuler
10. HIGIENE
Gejala (Subjektif)
Aktivitas sehari-hari :
Mobilitas : pasien mengatakan setiap hari beraktivitas sebagai buruh
Hegiene : pasien mengatakan mandi dua kali/hari , Berpakaian : pasien
mengatakan lebih suka mengenakan pakaian santai bila dirumah
Toileting : pasien BAK 5-6 kali/hari
Waktu mandi yang diinginkan : pagi dan sore
Pemakaian alat bantu/ prostetik : tidak ada
Bantu diberikan oleh : -
Tanda (Objektif)
Penampilan umum : pasien tampak rapih
Cara berpakaian : rapih , Kebiasaan pribadi : tidak ada
Bau badan : tidak ada , Kondisi kulit kepala : kulit kepala tampak bersih
Adanya kutu : tidak terdapat kutu
11. NEUROSENSORI
Gejala (Subjektif)
Rasa ingin pingsan/ pusing : pasien mengatakan kepala pusing berputar seperti
ingin terjatuh
Sakit kepala : ya
Lokasi nyeri : ada ,
Frekuensi : hilang timbul
Kesemutan/ kebas/ kelemahan (lokasi) : tidak ada
Stroke (gejala sisa) : tidak ada
Kejang : tidak ada
Mata : Kehilangan penglihatan : tidak ada
Glaukoma : tidak ada , Katarak : tidak ada
Telinga : Kehilangan pendengaran : tidak ada ,
Epistaksis: tidak ada
Tanda (Objektif)
Status mental : baik
Terorientasi/ disorientasi : orientasi waktu dan tempat baik
Kesadaran : compos mentis, pasien kooperatif
Memori : Saat ini baik , Yang lalu: baik
Kaca mata : tidak ada , Kontak lensa : tidak ada , Alat bantu dengar : tidak ada
Ukuran/ rekasi pupil : Ka/ Ki : mengecil saat terkena cahaya
Facial drop :tidak ada , Menelan ; baik
Genggaman tangan/ lepas : Ka/ Ki : tidak ada
12. NYERI/ KETIDAKNYAMANAN
Gejala (Subjektif)
Lokasi : pasien mengatakan nyeri kepala dengan skala nyeri 5
Frekuensi hilang timbul
Kualitas : seperti ditusuk-tusuk
Faktor-faktor pencetus :bila melakukan aktifitas berat dan kurang istirahat
Cara menghilangkan, faktor-faktor yang berhubungan : pasien mengatakan
langsung istrahat
Tanda (Objektif)
Mengkerutkan muka : ada
Respons emosional :baik
Penyempitan fokus : tidak ada
13. PERNAPASAN
Gejala (Subjektif)
Dispnea yang berhubungan dengan batuk/ sputum : pasien mengatakan tidak
ada batuk
Riwayat bronkitis : tidak ada
Asma :tidak ada
Tuberkulosis :tidak ada
Emifisema : tidak ada .
Pneumonia kambuhan : tidak ada
Pemanjanan terhadap udara berbahaya : tidak ada
Perokok : pasien mengatakan tidak merokok
Penggunaan alat bantu pernapasan : sebelum sakit pasien tidak menggunakan
alat bantu, dan setelah dirawat tidak menggunakan alat bantu
Tanda (Objektif)
Pernapasan : Frekuensi : 21x/menit
Penggunaan otot-otot asesori : tidak ada
Napas cuping hidung : tidak ada pernafsan cuping hidung
Fremitus : tidak ada
Bunyi napas : vesikuler
Sianosis : tidak ada
Karakteristik sputum : tidak ada
Fungsi mental/ gelisah : fungsi mental baik
14. KEAMANAN
Gejala (Subjektif)
Alergi/ sensitivitas : tidak ada alergi
Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/ tipe) : tidak ada
Tranfusi darah/ jumlah : belum pernah
Riwayat cedera kecelakaan : tidak ada
Fraktur/ dislokasi : tidak ada
Artritis/ sendi tak stabil : tidak ada
Masalah punggung : tidak ada
Perubahan pada tahi lalat : tidak ada
Pembesaran nodus : tidak ada
Kerusakan penglihatan, pendengaran : tidak ada
Tanda (Objektif)
Suhu tubuh : 36.4 0 C Diaforesis : normal
Integritas kulit : baik
Jaringan parut : tidak ada , Kemerahan : tidak ada
Laki-laki
Gejala (Subjektif)
Gejala (Subjektif)
Keluarga besar : ya
Peran dalam struktur keluarga : seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit/ kondisi : tidak ada
Tanda (Objektif)
Bicara : jelas
Gejala (Subjektif)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Nilai Satuan Hasil Keterangan
Normal Hasil
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.1-15.1 g/dl 15.0 Normal
Leukosit 3.80-10.60 x10^3/ul 5.60 Normal
Hematokrit 40-52 % 38 Normal
Trombosit 140-440 x10^3/ul 440 Normal
KIMA
KARBOHIDRAT
Glukosa Darah <180 mg/dl 98 Normal
Sewaktu
FUNGSI GINJAL
Ureum 0 – 50 mg/dl 8 Normal
Creatinin 0.0 – 1.1 mg/dl 0.7 Normal
Natrium 139 170
Chloride 3.5 3.9
TERAPI MEDIS
Jenis Terapi Dosis Fungsi
Obat oral :
Candesartan 1x8 mg Mengatasi hipertensi dan gagal
jantung
Untuk mengatasi hipertensi
Nifedipine 1x1 tab
Obat intravena :
Mengurangi rassa nyeri
Ketorolac 1x300mg
Ranitidine
2x50mg Sebagai antagonis reseptor H2
(histamine) mengurangi
produksi asam HCL
ANALISA DATA
DO :
Penyumbatan
Td : 180/100 mmHg
pembuluh darah
N : 110X/Menit
Teraba lemah
Cyanosis Gangguan sirkulasi
Oliguri
Vasokonstriksi
Afterload
meningkat
Penurunan curah
jantung
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Penurunan curah Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
jantung b/d tindakan keperawatan 1.identifikasi tanda 1.Mengetahui tanda dan
perubahan selama 2x 24 jam atau gejala primer gejala penurunan curah
diharapkan masalah penurunan curah jantung.
frekuensi
dapat teratasi dengan jantung
jantung ditandai kriteria hasil :
dengan 2.identifikasi tanda 2.Mengetahui tanda dan
peningkatan 1.tekanan darah atau gejala skunder gejala penurunan curah
tekanan darah membaik penurunan curah jantung.
2.takikardia menurun jantung
3.oliguria menurun
4.cyanosis menurun 3. monitor tekanan 3.Tekanan darah pada
darah pasien dengan curah jantung
perlu untuk dimonitori
untuk menegakan
diagnostic.
4.periksa tekanan 4.Mengetahui tekanan darah
darah dan frekuensi dan frekuensi nadi
nadi
Teurapeutik : Teurapetik :
1.Fasilitasi pasien 1.Memberikan arahan
dan keluarga untuk kepada keluarga untuk
modifikasi gaya memodifikasi gaya hidup
hidup sehat. sehat
Edukasi : Edukasi :
1.Anjurkan 1.Agar menjangkau
bereaktivitas fisik kemampuan pasien didalam
sesuai toleransi beraktivitas
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Respon Hasil :
Untuk mengetahui perkembangan tanda
atau gejala pada klien
Respon / Hasil :
Untuk mengetahui tekanan darah klien
Respon/Hasil :
Tekanan darah klien terlihat menurun
TD: 160/90 mmHg
N: 105 x/menit
Respon/Hasil :
Klien bersedia dan mengikutinya
Respon /Hasil :
Respon Hasil :
Respon / Hasil :
Tekanan darah pasien sudah mulai
menurun 150 mmHg.
4.Memeriksa tekanan darah dan frekuensi
nadi
Respon/Hasil :
Tekanan darah klien terlihat menurun
TD: 130/90 mmHg
N: 90x/menit
Respon/Hasil :
Klien bersedia dan mengikuti anjuran
dari perawat
EVALUASI