Disusun Oleh:
INDAH
JNR0220132
HIPERTENSI
1) Hipertensi Emergensi
3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut (Aspiani,
2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena
tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi
untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan,
jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah meningkat faktor
ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada
perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita dengan
mengurangi konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang
bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada
yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan
peningkatan pada volume darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah
inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya
peningkatan tekanan darah didalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan
tekanan darah meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam keadaan
normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan
berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat
dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok, dengan merokok
berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat
menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok berpengaruh dengan
tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus
menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki
tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan
darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar
terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat stenosi arteri renalis.
Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara
langsung meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung meningkatkan
sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat dilakukan perbaikan pada
stenosis,atau apabila ginjal yang terkena diangkat,tekanan darah akan kembalike
normal (Aspiani, 2014).
4. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung)
dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian
antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan tahanan perifer
dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol
yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor
arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi
vaskular (Udjianti, 2010). Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula
pada saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Titik neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Padila, 2013).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi masih belum jelas, banyak
faktor diduga memegang peranan dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah
dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid,
katekolamin, angiotensin, sodium, dan air (Syamsudin, 2011).
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala umum
yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap
orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan
oleh penderita hipertensi sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara pemeriksaan yang segera
seperti:
1) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
a) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
b) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
c) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d) Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi.
e) Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
f) Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi.
g) Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
h) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM
i) Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
j) Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
k) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
l) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
7. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka panjang
akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai
darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu :
(Aspiani, 2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah
tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk trombus yang bisa
memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel
dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah
disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita hipertensi,
beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi
memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas
(eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam
tubuh.
8. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut:
1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg per hari dengan dosis tunggal pada pagi hari
(pada hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai
hemokonsentrasi/udem paru).
2) Reserpin 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal.
3) Propanolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat dinaikkan 20 mg dua
kali sehari (kontra indikasi untuk penderita asma).
4) Kaptopril 12,5-25 mg sebanyak dua sampai tiga kali sehari (kontra indikasi pada
kehamilan selama janin hidup dan penderita asma).
5) Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bisa dinaikkan 10mg dua kali sehari.
b. Nonfarmakologi
Langkah awal biasanya adalah dengan mengubah pola hidup penderita, yakni dengan
cara :
1) Menurunkan berat badan sampai batas ideal,
2) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan, atau kadar
kolesterol darah tinggi,
3) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram
natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium, dan
kalium yang cukup),
4) Mengurangi konsumsi alcohol,
5) Berhenti merokok, dan,
6) Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat (penderita hipertensi esensial tidak
perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali) (Ardiansyah,
Muhamad, 2013).
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
Pada pemeriksaan riwayat kesehatan pasien, biasanya didapat adanya riwayat
peningkatan tekanan darah, adanya riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, dan
riwayat meminum obat antihipertensi.
2. Dasar-dasar Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung dan takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan penyakit
serebrovaskuler. Dijumpai pula episode palpitasi serta perspirasi.
Tanda : kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dan kenaikan tekanan darah)
diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Hipotensi postural mengkin berhubungan
dengan regimen obat. Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan
denyut seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan
radialis/brakhialis, denyut (popliteal, tibialis posterior, dan pedialis) tidak teraba atau
lemah. Ekstremitas : perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi primer)
Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia).Bisa juga kulit
berwarna kemerahan (feokromositoma).
c. Integritas Ego
Gejala : riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euporia, atau marakronik (dapat
mengindikasikan kerusakan serebral). Selain ini juga ada faktor-faktor multiple,
seperti hubungan, keuangan, atau hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang
meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata)., gerakan
fisik cepat, pernapasan menghela, dan peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau yang telah lalu, seperti infeksi/obstruksi
atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
e. Makanan atau cairan
Gejala : Makanan yang disukai dapat mencakup makaan tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol (seperti makanan digoreng, keju, telur), gula-gula yang berwarna
hitam, dan kandungan tinggi kalori, mual dan muntah, penambahan berat badan
(meningkat/turun), riwayat penggunaan obat diuretic.
Tanda : Berat badan normal, bisa juga mengalami obestas. Adanya edema (mungkin
umum atau edema tertentu); kongesti vena, dan glikosuria (hampir 10% pasien
hipertensi adalah penderita diabetes).
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital. (Terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
- Angina ( penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
- Nyeri hilang timbul pada tungkai atau klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada
arteriekstremitas bawah).
- Sakit kepala oksipital berat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
- Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).
h. Pernapasan
Secara umum, gangguan ini berhubungan dengan efek kardiopulmonal, tahap lanjut
dari hipertensimenetap/berat.
Gejala:
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja.
- Takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal parok-sismal.
- Batuk dengan atau tanpaa pembentukan sputum.
i. Riwayat merokok.
Tanda:
- Distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan.
- Bunyi napas tambahan (krakles atau mengi).
- Sianosis.
- Keamanan
- Gangguan koordinasi/cara berjalan.
- Episode parestesia unilateral transient.
- Hipotensi postural.
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : faktor risiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM,
penyakit ginjal, factor risiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon (Padila, 2012).
3. Diganosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit
4. intervensi Kperawatan
Kolaborasi ; Kolaborasi ;
Kolaborasi dengan 1. Agar nutrisi pasien
ahli gizi tentang terpenuhi dan dapat
cara meningkatkan menambah energi
asupan makanan bagi pasien
5. Implementasi keperawatan
Menurut (Kozier, 2010) Implementasi keperawatan adalah sebuah fase dimana perawat
melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan terminologi NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang digunakan
untuk melaksanaan intervensi.
6. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menurut (Kozier, 2010) adalah fase kelima atau terakhir dalam
proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi
terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program
berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan
mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kardiovaskuker
Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : EGC
Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses Dan Praktik Edisi VII
Volume I. jakarta:EGC
Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskuler Dan Renal. Jakarta: penerbit
Salemba Medika pp 31
Disusun Oleh:
INDAH
JNR0220132
1. Pengkajian
Nama : Ny.P
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Suku/bangsa : Sunda/WNI
Jumlah Anggota Keluarga :5
1 - - - - -
d. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Keluarga Ny.P saling mendukung dengan kasih sayang sehingga dapat
terpenuhi kehidupan yang sangat sederhana.
2) Fungsi Sosial. Interaksi sosial keluarga Ny.P antara anggota keluarga dan
lingkungan terjalin baik.
3) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi keluarga Ny.P baik, untuk sehari-hari
ditanggung oleh Tn.I sebagai pencari nafkah.
e. Tumbuh Kembang Keluarga
Pertumbuhan dan perkembangan di Keluarga Ny.P menyesuaikan dengan
keadaan yang ada di keluarga.
f. Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga Ny.P adalah keluarga dengan anak dewasa dan anak-anak .
g. Strukur Keluarga Pola
Komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, tiap anggota keluarga
boleh mengungkapkan pendapatnya masing masing hal ini dapat dilihat pada
waktu perawat melakukan pengkajian.
Keluarga Ny.P menyelesaikan masalah dengan musyawarah.
Pengambil keputusan : adalah Tn.I, karena sebagai Kepala Keluarga.
h. Kebiasaan Anggota Keluarga Sehari-hari
1) Nutrisi
Keluarga Ny.P mengatakan biasanya makan 3x sehari dengan lauk
tahu ,tempe dan sayur ,menyesuaikan kondisi ekonomi. Bila tidak masak,
terkadang beli di warung makan.
2) Pola Istirahat
Keluarga Ny.P mangatakan keluarga biasa tidur malam mulai jam 22..00
WIB sampai 05.00 pagi, kadang-kadang tidur siang.
3) Pola Eliminasi
Keluarga Ny.P mengatakan tidak ada kelainan untuk kebutuhan bab dan
bak selama ini.
4) Pola Kebersihan
Keluarga Ny.P mengatakan untuk mandi 2x sehari pagi dan sore,terkadang
mandi bila badan kotor.
5) Pola Aktifitas
Keluarga Ny.P, hanya Tn.I yang bekerja sedangkan Ny.P, hanya
berkumpul dengan keluarga di rumah saja.
i. Faktor Sosial, Ekonomi, Budaya
Interaksi dengan tetangga baik-baik, ikut kegiatan RT maupun RW rutin, untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga Ny.P, Tn.I bekerja sebagai buruh, adat
istiadat mengikuti aturan-aturan yang ada di wilayahnya.
j. Faktor Rumah dan Lingkungan
a. Rumah
1) Kondisi rumah
Tipe Rumah : Permanen
Lantai : Kramik dialasi dengan karpet karet
Di Kepemilikan : Sendiri
2) Ventilasi
Cukup Baik,jendela tidak dibuka tiap hari.
3) Penerangan
Pencahayaan tampak baik , siang hari tampak terang.
b. Sarana Memasak
Tersedia dapur untuk memasak.
c. Pengelolaan Sampah
Sampah dikelola dengan baik, tersedia tempat sampah tertutup.
d. Sumber Air
Menggunakan air sumur, untuk keperluan memasak, minum, mandi,
mencuci .
e. Jamban Keluarga
Menggunakan jamban sendiri untuk bab dan bak .
f. Pembuangan Air limbah
Pembuangan air limbah ada penampungan.
g. Kandang Ternak
Tidak mempunyai kandang ternak.
h. Halaman
Tidak mempunyai halaman, depan rumah sebatas gang dengan rumah depanya.
i. Lingkungan Rumah
Rumah berada di pemukiman padat.
j. Fasilitas Pendidikan
SD dan Tk
k. Fasilitas Kesehatan
Puskesmas Lurah, sebagai tempat pelayanan kesehatan.
l. Fasilitas Perdagangan
Warung sembako sebagai sarana belanja terdekat.
m. Fasilitas Peribadatan
Masjid sebagai sarana ibadah.
n. Sarana Hiburan
Tv dan radio sebagai sarana hiburan yang tersedia rutinitas.
o. Sarana Transportasi
Keluarga Ny.P dan anggota keluarga menggunakan sepeda dan sepeda
motor sebagai alat transportasi setiap hari.
l. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat keluarga yang menderita DM.
2) Kebiasaan minum obat
Keluarga Ny.P tidak mengkonsumsi obat sembarangan/obat
warung, obat didapat hanya waktu periksa saja.
7. Analisa Data
No. Data Masalah Penyebab
1. DS : Penurunan curah Tekanan darah
jantung Ny.P tinggi dan
Ny.P mengatakan
mengeluh pusing dan memiliki riwayat
merasa lelah stroke
DO :
TD: 170/90
2. DS : Defisit Ny.P tidak
Pengetahuan mengerti tentang
Ny.P mengatakan tidak
mengerti tentang penyakitnya dan
penyakitnya dan pantangannya
pantangannya
DO :
Ny.P tampak bingung saat
ditanya mengenai tentang
penyakitnya
8. Skoring
Menonjolnya
masalah. 0/2x1 1 Ny. P mengatakan bahwa
Skala : masalah penyakit
Masalah berat harus hipertensinya nya perlu
segera di tangani 2 dikendalikan
Ada masalah tp tdk
perlu ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0
Sifat masalah. 3
Skala :
Aktual 3
Jumlah Skor : 3
9. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
2) Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
10. Diagnosa Keperawatan Keluarga sesuai Prioritas Masalah
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
dengan meningkatnya tekanan darah Ny.P
2) Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
mengenai penyakit dan pantangannya
11. Rencana Keperawatan
Tanggal : 28 mei 2023
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Penurunan curah Setelah dilakukan Observasi
jantung tindakan keperawatan 1. Monitor
berhubungan manajemen kesehatan tekanan darah
dengan perubahan Ny.P menjadi efektif Terapeutik
afterload dengan dengan Kriteria hasil : 1. Berikan
meningkatnya Tekanan darah dukungan
tekanan darah Ny.P normal. emosional dan
Menurunya perasaan spiritual
lelah Edukasi
1. Anjurkan diet
jantung
2. Anjurkan
beraktivitas
bertahap
2 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Observasi
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi
dengan kurang manajemen kesehatan kseiapan dan
terpapar informasi Ny.P menjadi efektif kemampuan
mengenai penyakit dengan Kriteria hasil : menerima
dan pantangannya Mampu menjelaskan informasi
tentang penyakitnya Terapeutik
Mengetahui 1. Sediakan materi
pantangan apa saja dan media
untuk masalh pendidikan
penyakitnya kesehatan
2. Beri kesempatan
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor
risiko yang
dapat
mempengaruhi
masalah
kesehatan pasien
2. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
12. Implementasi Keperawatan
TT
No Diagnosa Tanggal Pelaksanaan Nama
Keperawatan Terang
S: Indah
Klien mengatakan pusing
dan lelah
O:
TD: 150/80mmHg
A:
Masalah teratasi
P:
Memonitor tekanan darah
I:
Memonitor tekanan darah
Anjurkan aktivitas bertahap
E:
Klien mengatakan pusing
berkurang
R:
Intervensi dihentikan
S: Indah
Klien mengatakan
menjauhi pantangan
O:
Klien dapat menjelaskan
tentang penyakitnya
Klien mengetahui
pantangan untuk
penyakitnya
A:
Masalah teratasi
P:
Beri kesempatan bertanya
I:
Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
E:
Klien mengerti mengenai
penyakitnya dan pantangannya
R:
Intervensi dihentikan
14. Dokumentasi