Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

KEPERAWATAN KELUARGA SAKIT DENGAN HIPERTENSI


DI BLOK MANGKU DESA LURAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners


Departemen/Stase Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh:
INDAH
JNR0220132

PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. Konsep Dasar Hipertensi


1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari
suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas
90mmHg. (Aspiani, 2014).
2. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO, yaitu:
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.
b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
diastolik 91-94 mmHg.
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.

Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya


tekanan darah, diantaranya yaitu:

1) Hipertensi Emergensi

Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan


obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau
progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai
kerusakan organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD
yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
2) Hipertensi Urgensi

Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa


adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa
adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif dan tekanan
darah perlu diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan
dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan
lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari).

3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut (Aspiani,
2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena
tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi
untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan,
jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah meningkat faktor
ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada
perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita dengan
mengurangi konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang
bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada
yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan
peningkatan pada volume darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah
inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya
peningkatan tekanan darah didalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan
tekanan darah meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam keadaan
normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan
berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat
dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok, dengan merokok
berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat
menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok berpengaruh dengan
tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus
menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki
tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan
darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar
terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat stenosi arteri renalis.
Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara
langsung meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung meningkatkan
sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat dilakukan perbaikan pada
stenosis,atau apabila ginjal yang terkena diangkat,tekanan darah akan kembalike
normal (Aspiani, 2014).
4. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung)
dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian
antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan tahanan perifer
dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol
yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor
arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi
vaskular (Udjianti, 2010). Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula
pada saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Titik neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Padila, 2013).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi masih belum jelas, banyak
faktor diduga memegang peranan dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah
dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid,
katekolamin, angiotensin, sodium, dan air (Syamsudin, 2011).
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala umum
yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap
orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan
oleh penderita hipertensi sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara pemeriksaan yang segera

seperti:
1) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
a) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
b) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
c) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d) Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi.
e) Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
f) Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi.
g) Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
h) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM
i) Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
j) Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
k) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
l) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
7. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka panjang
akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai
darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu :
(Aspiani, 2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah
tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk trombus yang bisa
memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel
dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah
disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita hipertensi,
beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi
memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas
(eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam
tubuh.
8. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut:
1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg per hari dengan dosis tunggal pada pagi hari
(pada hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai
hemokonsentrasi/udem paru).
2) Reserpin 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal.
3) Propanolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat dinaikkan 20 mg dua
kali sehari (kontra indikasi untuk penderita asma).
4) Kaptopril 12,5-25 mg sebanyak dua sampai tiga kali sehari (kontra indikasi pada
kehamilan selama janin hidup dan penderita asma).
5) Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bisa dinaikkan 10mg dua kali sehari.
b. Nonfarmakologi
Langkah awal biasanya adalah dengan mengubah pola hidup penderita, yakni dengan
cara :
1) Menurunkan berat badan sampai batas ideal,
2) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan, atau kadar
kolesterol darah tinggi,
3) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram
natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium, dan
kalium yang cukup),
4) Mengurangi konsumsi alcohol,
5) Berhenti merokok, dan,
6) Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat (penderita hipertensi esensial tidak
perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali) (Ardiansyah,
Muhamad, 2013).
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
Pada pemeriksaan riwayat kesehatan pasien, biasanya didapat adanya riwayat
peningkatan tekanan darah, adanya riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, dan
riwayat meminum obat antihipertensi.
2. Dasar-dasar Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung dan takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan penyakit
serebrovaskuler. Dijumpai pula episode palpitasi serta perspirasi.
Tanda : kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dan kenaikan tekanan darah)
diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Hipotensi postural mengkin berhubungan
dengan regimen obat. Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan
denyut seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan
radialis/brakhialis, denyut (popliteal, tibialis posterior, dan pedialis) tidak teraba atau
lemah. Ekstremitas : perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi primer)
Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia).Bisa juga kulit
berwarna kemerahan (feokromositoma).
c. Integritas Ego
Gejala : riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euporia, atau marakronik (dapat
mengindikasikan kerusakan serebral). Selain ini juga ada faktor-faktor multiple,
seperti hubungan, keuangan, atau hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang
meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata)., gerakan
fisik cepat, pernapasan menghela, dan peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau yang telah lalu, seperti infeksi/obstruksi
atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
e. Makanan atau cairan
Gejala : Makanan yang disukai dapat mencakup makaan tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol (seperti makanan digoreng, keju, telur), gula-gula yang berwarna
hitam, dan kandungan tinggi kalori, mual dan muntah, penambahan berat badan
(meningkat/turun), riwayat penggunaan obat diuretic.
Tanda : Berat badan normal, bisa juga mengalami obestas. Adanya edema (mungkin
umum atau edema tertentu); kongesti vena, dan glikosuria (hampir 10% pasien
hipertensi adalah penderita diabetes).
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital. (Terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
- Angina ( penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
- Nyeri hilang timbul pada tungkai atau klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada
arteriekstremitas bawah).
- Sakit kepala oksipital berat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
- Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).
h. Pernapasan
Secara umum, gangguan ini berhubungan dengan efek kardiopulmonal, tahap lanjut
dari hipertensimenetap/berat.
Gejala:
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja.
- Takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal parok-sismal.
- Batuk dengan atau tanpaa pembentukan sputum.
i. Riwayat merokok.
Tanda:
- Distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan.
- Bunyi napas tambahan (krakles atau mengi).
- Sianosis.
- Keamanan
- Gangguan koordinasi/cara berjalan.
- Episode parestesia unilateral transient.
- Hipotensi postural.
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : faktor risiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM,
penyakit ginjal, factor risiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon (Padila, 2012).
3. Diganosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit
4. intervensi Kperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
Kode : 0011 Curah jantung : L.02008 Perawatan jantung
Resiko penurunan Setelah dilakukan : I.02075
curah jantung tindakan keperawatan Observasi : Observasi :
berhubungan diharapkan aktivitas 1. Identifikasi tanda/gejala 1. Mengetaahui tanda
dengan meningkat dengan kriteria primer penurunan curah dan gejala
peningkatan hasil: jantung (meliputi penurunan curah
afterload, - Bradikardi menurun dispnea, kelelaham, jantung
vasokonstriksi, (5) edema, ortopnea, 2. Tekanan darah
hipertrofi/rigiditas - Takikardi menurun paroxysmal nocturnal pada pasien
ventrikuler, (5) dyspnea CPV) dengan curah
iskemia miokard. - Lelah menurun (5) 2. Monitor tekanan darah jantung perlu
- Dispnea menurun untuk dimonitor
(5) untuk penegakan
- Sianosis menurun diagnostik
(5) 3. Mengetahui kadar
oksigen dalam
3. Monitor saturasi tubuh pasien
oksigen 4. Nyeri dada yang
muncul pada
4. Monitor keluhan nyeri pasien penurunan
dada (misal. Intensitas, curah jantung
lokasi, radiasi, durasi, biasanya memicu
presivitasi yang adanya komplikasi
mengurangi nyeri). atau kelainan
dengan sistem
koroner
5. Mengetahui
5. Periksa tekanan darah perubahan tekanan
dan frekuensi nadi darah yang terjadi
sebelum dan sesudah sebelum dan
aktivitas sesudah aktivitas
Terapeutik :
Terapeutik : 1. Posisi semi fowler
1. Posisikan pasien semi- agar pasien lebih
fowler dengan kaki ke nyaman dan membuat
bawah atau posisi sirkulasi darah
nyaman mengalir dengan baik
2. Mempertahan
oksigen dalam tubuh
2. Berikan oksigen untuk agar >94%
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Edukasi : Edukasi :
1. Anjurkan beraktivitas 1. Agar menjangkau
fisik sesuai toleransi kemampuan pasien
2. Anjurkan aktivitas fisik ddalam beraktifitas
secara bertahap 2. Mencegah terjaadinya
kelelahan
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian 1. Antiaritmia dalah
antiaritmia, jika perlu obat yang digunakan
untuk menangani
kondisi aritmia atau
ketika denyut jantung
berdetak terlalu
cepat/terlalu lambat
dan tidak teratur
Kode : D.0077 Tingkat nyeri : L.08066 Manajemen nyeri : 108238
Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi :
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
dengan selama 3x24 jam karakteristik, durasi, Observasi :
peningkatan diharapkan skala nyeri frekuensi, kualitas, 1. Untuk mengetahui
tekanan vaskuler dapat berkurang dengan intensitas nyeri karakteristik nyeri
serebral. kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri 2. Untuk mengetahui
menurun (5) Terapeutik : skala nyeri yang
- Meringis menurun (5) 1. Berikan teknik non dirasakan
- Frekuensi nadi farmakologis untuk Terapeutik :
membaik (5) mengurangi nyeri 1. Tindakan ini
( relaksasi nafas dalam memungkinkan klien
untuk mendapatkan
rasa kontrol terhadap
nyeri.
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, Edukasi :
periode, dan pemicu 1. Pasien mengetahui
nyeri penyebab nyeri
2. Jelaskan strategi 2. Pasien mengetahui
meredakan nyeri tindakan yang
dilakukan saat nyeri
Kolaborasi : muncul
1. Kolaborasi pemberian Kolaborasi :
analgetik, jika perlu 1. Agen-agen ini secara
sistematik
menghasilkan
relaksasi umum dan
menurunkan
inflamasi sehingga
mengurangi rasa
nyeri
Kode : D.0056 Toleransi aktivitas : Manajemen energi : I. Observasi :
Intoleransi L.05047 05178 1. Mengetahui
aktivitas Setelah dilakukan Observasi : penyebab kelelahan
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi gangguan
dengan selama 3x24 jam fungsi tubuh yang
kelemahan, diharapkan aktivitas mengakibatkan
ketidakseimbanga meningkat dengan kriteria kelelahan 2. Mengobservasi
n suplai dan hasil: 2. Monitor kelelahan fisik kelelahan yang
kebutuhan oksigen - Frekuensi nadi terjadi
meningkat (5) Terapeutik : Terapeutik :
- Saturasi oksigen 1. lakukan latihan rentang 1. Melatih anggota
meningkat (5) gerak pasif dan/aktif gerak
- Keluhan lelah Edukasi :
menurun (5) 1. Anjurkan tirah baring Edukasi :
- Dispnea saat aktivitas 1. Mencegah terjadinya
menurun (5) kelelahan berlebih
- Dispnea setelah 2. Anjurkan melakukan 2. Aktivitas secara
aktivitas menurun (5) aktivitas secara bertahap agar pasien
bertahap dapat rerlatih

Kolaborasi ; Kolaborasi ;
Kolaborasi dengan 1. Agar nutrisi pasien
ahli gizi tentang terpenuhi dan dapat
cara meningkatkan menambah energi
asupan makanan bagi pasien

Kode : D.0111 Tingkat pengetahuan : Edukasi kesehatan


Defisit L.12111 : I.12383
pengetahuan Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Mengetahui siap atau
dengan kurangnya selama 3x24 jam kemampuan menerima tidak pasien
informasi tentang diharapkan pengetahuan informasi menerima informasi
proses penyakit pasien dapat meningkat 2. Agar pasien lebih
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor-faktor optimal dalam
- Kemampuan yang dapat menerima informasi
menjelaskan meningkatkan dan dan menerapkannya
pengetahuan menurunkan motivasi
tentang suatu topik perilaku hidup bersih
meningkat (5) dan sehat Terapeutik :
- Perilaku sesuai Terapeutik : 1. Memudahkan dalam
dengan pengetahuan 1. Sediakan materi dan penyampaian penkes
meningkat (5) media pendidikan 2. Agar penkes berjalan
kesehatan secara efektif

2. Jadwalkan pendidikan 3. Dapat menggali


kesehatan sesuai seberapa tingkat
kesepakatan keingintahuan pasien
3. Berikan kesempatan Edukasi :
untuk bertanya 1. Agar pasien
mengetahui faktor
apa saja yang dapat
Edukasi : mempengaruhi
1. Jelaskan faktor resiko 2. Pasien mengetahui
yang dapat bagaimana perilaku
mempengaruhi hidup bersih dan
kesehatan sehat
2. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat

5. Implementasi keperawatan
Menurut (Kozier, 2010) Implementasi keperawatan adalah sebuah fase dimana perawat
melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan terminologi NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang digunakan
untuk melaksanaan intervensi.
6. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menurut (Kozier, 2010) adalah fase kelima atau terakhir dalam
proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi
terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program
berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan
mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kardiovaskuker
Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : EGC

Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses Dan Praktik Edisi VII
Volume I. jakarta:EGC

Padila.2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : nuha medika

Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskuler Dan Renal. Jakarta: penerbit
Salemba Medika pp 31

Udjianti, Wajan Juni.2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. P
KEPERAWATAN KELUARGA SAKIT DENGAN HIPERTENSI
DI BLOK MANGKU DESA LURAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners


Departemen/Stase Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh:
INDAH
JNR0220132

PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022-2023
A. Kasus
Hari : Rabu

Tanggal : 28 Mei 2023

Jam : 08.30 Wib

Tempat : Blok Mangku

Sumber Data : Pasien, LingkunganFisik Metode :


Wawancara,Observasi

1. Pengkajian

a. Identitas kepala keluarga

Nama : Ny.P

Umur : 43 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Blok Mangku, Desa Lurah

Suku/bangsa : Sunda/WNI
Jumlah Anggota Keluarga :5

b. Daftar Anggota Keluarga :


No Nama Umur Agama L/P Hub dgn KK Pendidikan Pekerjaan Ket
1. Tn.I 41 Islam L Suami SD Buruh
2. Ny.P 43 Islam P Istri SD IRT
3. Sdr.A 21 Isalm L Anak SMA Belum
Bekerja
4. An.S 16 Isalm P Anak SMA Pelajar
3. An.A 5 Islam L Anak - -

c. Anggota Keluarga yang meninggal


No. Nama Anggota Kelurga Hub.dg.kk Umur Sebab Ket.
kematian

1 - - - - -

d. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Keluarga Ny.P saling mendukung dengan kasih sayang sehingga dapat
terpenuhi kehidupan yang sangat sederhana.

2) Fungsi Sosial. Interaksi sosial keluarga Ny.P antara anggota keluarga dan
lingkungan terjalin baik.
3) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi keluarga Ny.P baik, untuk sehari-hari
ditanggung oleh Tn.I sebagai pencari nafkah.
e. Tumbuh Kembang Keluarga
Pertumbuhan dan perkembangan di Keluarga Ny.P menyesuaikan dengan
keadaan yang ada di keluarga.
f. Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga Ny.P adalah keluarga dengan anak dewasa dan anak-anak .
g. Strukur Keluarga Pola
Komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, tiap anggota keluarga
boleh mengungkapkan pendapatnya masing masing hal ini dapat dilihat pada
waktu perawat melakukan pengkajian.
Keluarga Ny.P menyelesaikan masalah dengan musyawarah.
Pengambil keputusan : adalah Tn.I, karena sebagai Kepala Keluarga.
h. Kebiasaan Anggota Keluarga Sehari-hari
1) Nutrisi
Keluarga Ny.P mengatakan biasanya makan 3x sehari dengan lauk
tahu ,tempe dan sayur ,menyesuaikan kondisi ekonomi. Bila tidak masak,
terkadang beli di warung makan.
2) Pola Istirahat
Keluarga Ny.P mangatakan keluarga biasa tidur malam mulai jam 22..00
WIB sampai 05.00 pagi, kadang-kadang tidur siang.
3) Pola Eliminasi
Keluarga Ny.P mengatakan tidak ada kelainan untuk kebutuhan bab dan
bak selama ini.
4) Pola Kebersihan
Keluarga Ny.P mengatakan untuk mandi 2x sehari pagi dan sore,terkadang
mandi bila badan kotor.

5) Pola Aktifitas
Keluarga Ny.P, hanya Tn.I yang bekerja sedangkan Ny.P, hanya
berkumpul dengan keluarga di rumah saja.
i. Faktor Sosial, Ekonomi, Budaya
Interaksi dengan tetangga baik-baik, ikut kegiatan RT maupun RW rutin, untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga Ny.P, Tn.I bekerja sebagai buruh, adat
istiadat mengikuti aturan-aturan yang ada di wilayahnya.
j. Faktor Rumah dan Lingkungan
a. Rumah
1) Kondisi rumah
Tipe Rumah : Permanen
Lantai : Kramik dialasi dengan karpet karet
Di Kepemilikan : Sendiri
2) Ventilasi
Cukup Baik,jendela tidak dibuka tiap hari.
3) Penerangan
Pencahayaan tampak baik , siang hari tampak terang.
b. Sarana Memasak
Tersedia dapur untuk memasak.
c. Pengelolaan Sampah
Sampah dikelola dengan baik, tersedia tempat sampah tertutup.
d. Sumber Air
Menggunakan air sumur, untuk keperluan memasak, minum, mandi,
mencuci .
e. Jamban Keluarga
Menggunakan jamban sendiri untuk bab dan bak .
f. Pembuangan Air limbah
Pembuangan air limbah ada penampungan.
g. Kandang Ternak
Tidak mempunyai kandang ternak.
h. Halaman
Tidak mempunyai halaman, depan rumah sebatas gang dengan rumah depanya.

i. Lingkungan Rumah
Rumah berada di pemukiman padat.
j. Fasilitas Pendidikan
SD dan Tk
k. Fasilitas Kesehatan
Puskesmas Lurah, sebagai tempat pelayanan kesehatan.
l. Fasilitas Perdagangan
Warung sembako sebagai sarana belanja terdekat.
m. Fasilitas Peribadatan
Masjid sebagai sarana ibadah.
n. Sarana Hiburan
Tv dan radio sebagai sarana hiburan yang tersedia rutinitas.
o. Sarana Transportasi
Keluarga Ny.P dan anggota keluarga menggunakan sepeda dan sepeda
motor sebagai alat transportasi setiap hari.
l. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat keluarga yang menderita DM.
2) Kebiasaan minum obat
Keluarga Ny.P tidak mengkonsumsi obat sembarangan/obat
warung, obat didapat hanya waktu periksa saja.

3) Kebiasaan memeriksakan diri


Bila keluarga Ny.P ada yang sakit periksa ke Puskesmas
memanfaatkan BPJS.
Ny.P mengatakan bila merasakan badan kurang sehat biasanya periksa
Ke Puskesmas, dan selama ini bila badannya merasa capek, hanya
istirahat di rumah saja sampai saat ini.
4) Kesehatan ibu dan anak
a) Riwayat kehamilan yang lalu : -
b) Ibu hamil : -
c) Persalinan : -
d) Masa nifas : -
e) Keluarga Berencana : -
2. Pemeriksaan Fisik
5) Pemeriksaan Fisik
Ny.P : Tensi 160/90 mmhg, Nadi 87x/m, respirasi 24x/m, suhu badan :
36,5C
BB : 54kg, terdapat luka gatal pada tangan dan jari
6) Keadaan Umum Ny.P : Baik, kesadaran Compos Mentis. Sadar sepenuhnya.

3. Riwayat Penyakit dahulu


Ny.P : terdapat riwayat stroke
Tn.I : tidak pernah menderita sakit sejak 6 bulan yang lalu
An.E : tidak pernah menderita sakit sejak 6 bulan yang lalu
An.S : tidak pernah menderita sakit sejak 6 bulan yang lalu
An.A : mengalami gatal dari 2 minggu yang lalu
4. Riwayat Penyakit sekarang
Ny.P : K.u baik, mengeluh pusing dan gatal pada tangannya
Tn.I : K.u baik, mengeluh kelelahan dan sedikit gatal
An.S : K.u baik, mengeluh gatal
An.A : K.u baik, tampak merasakan gatal
5. Pemeriksaan persistem
Ny.P Tn.I

1. Sistem Kardiovaskuler 1. Sistem Kardiovaskuler


a. Wajah a. Wajah
Inspeksi : Inspeksi :
sianosis ( - ) sianosis ( - )
b. Leher b. Leher
Inspeksi : Inspeksi :
bendungan vena jugolaris ( -) bendungan vena jugolaris (
Palpasi : -) Palpasi :
arteri carotis komunis ( frekuensi : arteri carotis komunis
76 , kekuatan : normal , irama ( frekuensi : 76 , kekuatan :
teratur. normal , irama teratur.
c. Dada c. Dada
Inspeksi : Inspeksi :
dada simetris Palpasi : dada simetris Palpasi :
letak ictus cordis ( N ) letak ictus cordis ( N )
Perkusi : Perkusi :
batas jantung normal batas jantung normal
Auskultasi : BJ 1 dan Auskultasi : BJ 1
2 normal, tidak ada kelainan pada dan 2 normal, tidak ada
bunyi jantung. kelainan pada bunyi jantung.
2. Sistem Pernafasan Hidung 2. Sistem Pernafasan Hidung
Inspeksi : Inspeksi :
cuping hidung ( ), secret ( - ), cuping hidung ( ), secret
pemberian 02 ( - ) ( - ), pemberian 02 ( - )
Palpasi : Palpasi :
nyeri tekan ( - ) Mulut nyeri tekan ( - ) Mulut
Inspeksi : Inspeksi :
sianosis ( - ) Dada sianosis ( - ) Dada
Inspeksi : Inspeksi :
penggunaan otot bantu pernafasan penggunaan otot bantu
(-) pernafasan ( - )
Perkusi :- Perkusi :-
Palpasi : Palpasi :
nyeri tekan ( - ), oedema ( - ) nyeri tekan ( - ), oedema ( - )
Auskultasi : Auskultasi :
ronchi +, wheezing + ronchi +, wheezing +
3. Sistem Pencernaan Abdomen 3. Sistem Pencernaan
Inspeksi : Abdomen
Pembesaran abnormal Palpasi : Inspeksi :
a. Kuadran I Pembesaran abnormal Palpasi
Hepar : :
hepatomegali ( - ), nyeri tekan, a. Kuadran I
( - ), shifting dullness. Hepar :
b. Kuadran II hepatomegali ( - ), nyeri
Gaster : tekan, ( - ), shifting
nyeri tekan dullness.
( - ), distensi abdomen ( - ), Lien b. Kuadran II
splenomegali ( - ) Gaster :
c. Kuadran III nyeri tekan
Massa : ( - ), distensi abdomen ( - ),
skibala, tumor ( - ), nyeri tekan Lien splenomegali ( - )
(-) e. Kuadran III
d. Kuadran IV Massa :
Nyeri tekan pada titik Mc Burney skibala, tumor ( - ), nyeri
( - ) Perkusi : tekan ( - )
Auskultasi : bising f. Kuadran IV
usus ( + ), borborygmi ( - ), Nyeri tekan pada titik Mc
hiperperistaltik ( - ), hipoaktif ( - Burney ( - ) Perkusi :
) Auskultasi :
bising usus ( + ),
borborygmi ( - ),
hiperperistaltik ( - ),
hipoaktif ( - )
4. Sistem Perkemihan BAK : > 1500 4. Sistem Perkemihan BAK : >
ml/ 24 jam, kateter ( - ), gatal ( - ) 1500 ml/ 24 jam, kateter ( - ),
Ginjal gatal ( - )
Inspeksi : tidak ada Ginjal
pembesaran daerah pinggang ( - ) Inspeksi : tidak
Palpasi : nyeri tekan ( - pembesaran daerah pinggang
) ( - ) Palpasi : nyeri
Perkusi : nyeri ketuk ( - tekan ( - )
) Perkusi : nyeri
ketuk ( - )
5. Sistem muskuluskeletal Inspeksi : 5. Sistem muskuluskeletal Inspeksi
pembengkakan ( - ) Palpasi : : pembengkakan ( - ) Palpasi
kekakuan sendi ( - ), nyeri ( - ) : kekakuan sendi ( - ), nyeri ( - )
Warna kulit : normal Kekuatan Warna kulit : normal
Kekuatan

6. Sistem Endokrin dan Eksokrin 6. Sistem Endokrin dan


Kepala Eksokrin
Inspeksi : rambut distribusi dan Kepala
ketebalan Inspeksi : rambut distribusi
merata, kerontokan ( - ), dan ketebalan
Leher merata, kerontokan ( - ),
Inspeksi : pembesaran Leher
kelenjar thyroid ( - ), perubahan Inspeksi : pembesaran
warna ( - ) kelenjar thyroid ( - ), perubahan
Palpasi : nyeri tekan ( - warna ( - )
) Palpasi : nyeri
tekan ( - )
7. Sistem Neurologi Anamnesa 7. Sistem Neurologi Anamnesa
: mual muntah ( - ) : mual muntah ( - )
Tingkat kesadaran kualitas : Compos Tingkat kesadaran kualitas :
Mentis Compos Mentis
: sadar sepenuhnya, dapat : sadar sepenuhnya, dapat
menjawab pertanyaan tentang menjawab pertanyaan tentang
keadaan sekelilingnya. Tingkat keadaan sekelilingnya. Tingkat
kesadaran kuantitas : E4, M5,V5 kesadaran kuantitas : E4,
M5,V5
8. Sistem Reproduksi Anamnesa : 8. Sistem Reproduksi Anamnesa
keluhan waktu coitus ( kemampuan : keluhan waktu coitus
ereksi, rasa nyeri, ejakulasi dini ) ( kemampuan ereksi, rasa nyeri,
Genetalia ejakulasi dini ) Genetalia
Inspeksi : bersih, oedema Inspeksi : bersih,
( - ), benjolan ( - oedema ( - ), benjolan ( -
). ).
Palpasi : nyeri tekan ( - Palpasi : nyeri
) tekan ( - )
9. Sistem Persepsi Sensori Mata 9. Sistem Persepsi Sensori Mata
Inspeksi : kesimetrisan mata Inspeksi : kesimetrisan
( + ) Palpasi : nyeri tekan ( - ), mata ( + ) Palpasi : nyeri tekan ( -
pembengkakan kantomg mata ( - ) ), pembengkakan kantomg mata
(-)

6. Lima Tugas Keluarga

1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.


Ny.P mendapat keterangan dari dokter dan tenaga kesehatan Puskesmas
bahwa: Ny.P menderita penyakit hipertensi, dan pernah memiliki riwayat
stroke akan tetapi Ny.P msh blm menegerti tentang penyakitnya.

2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat


Ny.P sudah pernah memeriksakan dirinya ke puskesmas saat sakit.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Ny.P mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya dan tentang
perawatannya, makanan dan minuman pantangan.
4) Kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang sehat untuk
anggota keluarga yang sakit.
Secara fisik dan psikosial Ny.P belum mampu memodifikasi lingkungan
yang sehat untuk dirinya dan keluarga
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Kemampuan Ny.P memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada sudah
menyadari betapa pentingnya BPJS ,setiap ada anggota keluarga
yang sakit segera periksa ke Puskesmas terdekat.

7. Analisa Data
No. Data Masalah Penyebab
1. DS : Penurunan curah Tekanan darah
jantung Ny.P tinggi dan
Ny.P mengatakan
mengeluh pusing dan memiliki riwayat
merasa lelah stroke

DO :

TD: 170/90
2. DS : Defisit Ny.P tidak
Pengetahuan mengerti tentang
Ny.P mengatakan tidak
mengerti tentang penyakitnya dan
penyakitnya dan pantangannya
pantangannya

DO :
Ny.P tampak bingung saat
ditanya mengenai tentang
penyakitnya

8. Skoring

Kriteria Hitungan Skor Pembenaran


Sifat masalah. Sifat masalah tidak dapat
Skala : diubah karena Ny. P
Aktual 3 3/3 x1 1 menderita hipertensi dan
memiliki riwayat
penyakit stroke .hasil
pemeriksaan tekanan
darah 170/90mmHg

Kemungkinan 0/2x2 0 Masalah tidak efektif ,


masalah dapat Ny. P dan tidak
diubah. mengetahui tentang diet
Skala : jantung,olah raga juga
Tdk dapat 0 kurang, jadi perlu
edukasi.

Potensial masalah 1/3x1 1 Masalah pola hidup dan


untuk dicegah likungan.
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1

Menonjolnya
masalah. 0/2x1 1 Ny. P mengatakan bahwa
Skala : masalah penyakit
Masalah berat harus hipertensinya nya perlu
segera di tangani 2 dikendalikan
Ada masalah tp tdk
perlu ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0

Sifat masalah. 3
Skala :
Aktual 3
Jumlah Skor : 3
9. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
2) Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
10. Diagnosa Keperawatan Keluarga sesuai Prioritas Masalah
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
dengan meningkatnya tekanan darah Ny.P
2) Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
mengenai penyakit dan pantangannya
11. Rencana Keperawatan
Tanggal : 28 mei 2023
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Penurunan curah Setelah dilakukan Observasi
jantung tindakan keperawatan 1. Monitor
berhubungan manajemen kesehatan tekanan darah
dengan perubahan Ny.P menjadi efektif Terapeutik
afterload dengan dengan Kriteria hasil : 1. Berikan
meningkatnya  Tekanan darah dukungan
tekanan darah Ny.P normal. emosional dan
 Menurunya perasaan spiritual
lelah Edukasi
1. Anjurkan diet
jantung
2. Anjurkan
beraktivitas
bertahap
2 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Observasi
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi
dengan kurang manajemen kesehatan kseiapan dan
terpapar informasi Ny.P menjadi efektif kemampuan
mengenai penyakit dengan Kriteria hasil : menerima
dan pantangannya  Mampu menjelaskan informasi
tentang penyakitnya Terapeutik
 Mengetahui 1. Sediakan materi
pantangan apa saja dan media
untuk masalh pendidikan
penyakitnya kesehatan
2. Beri kesempatan
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor
risiko yang
dapat
mempengaruhi
masalah
kesehatan pasien
2. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
12. Implementasi Keperawatan
TT
No Diagnosa Tanggal Pelaksanaan Nama
Keperawatan Terang

1 Penurunan curah 29 mei 2023 1. Monitor tekanan darah Indah


jantung 2. Berikan dukungan
berhubungan emosional dan spiritual
dengan perubahan 3. Anjurkan diet jantung
afterload dengan 4. Anjurkan beraktivitas
meningkatnya bertahap
tekanan darah
Ny.P
2 Defisit 30 mei 2023 1. Identifikasi kseiapan dan Indah
Pengetahuan kemampuan menerima
berhubungan informasi
dengan kurang 2. Sediakan materi dan
terpapar informasi media pendidikan
mengenai kesehatan
penyakit dan 3. Beri kesempatan bertanya
pantangannya 4. Jelaskan faktor risiko
yang dapat mempengaruhi
masalah kesehatan pasien
5. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
13. Evaluasi Keperawatan
Tanggal : 29 mei-01 juni 2023
Ttd.
No Diagnosa Pelaksanaan Nama
Keperawatan Terang

1 Penurunan curah S: Indah


jantung  Klien mengatakan pusing
berhubungan dan lelah
dengan perubahan O:
afterload dengan  TD: 160/80mmHg
meningkatnya A:
tekanan darah
Ny.P  Masalah teratasi sebagian
P:
 Memonitor tekanan darah
I:
 Memonitor tekanan darah
 Anjurkan diet jantung
 Anjurkan aktivitas bertahap
E:
 Klien mengatakan masih mengeluh
pusing
R:
 Intervensi dilanjutkan

S: Indah
 Klien mengatakan pusing
dan lelah
O:
 TD: 150/80mmHg
A:
 Masalah teratasi
P:
 Memonitor tekanan darah
I:
 Memonitor tekanan darah
 Anjurkan aktivitas bertahap
E:
 Klien mengatakan pusing
berkurang
R:
 Intervensi dihentikan
S: Indah
 Klien mengatakan
menjauhi pantangan
O:
 Klien dapat menjelaskan
tentang penyakitnya
 Klien mengetahui
pantangan untuk
penyakitnya
A:
 Masalah teratasi
P:
 Beri kesempatan bertanya
I:
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
E:
 Klien mengerti mengenai
penyakitnya dan pantangannya
R:
 Intervensi dihentikan

14. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai