D
DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI
Disusun oleh :
Utari Indah Hernani
202010300511018
1. Definisi Hipertensi
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih
dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik
2. Etiologi Hipertensi
(Aspiani, 2014) :
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi untuk
mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
pada perempuan.
3) Diet
hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita dengan mengurangi konsumsinya,
jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan
menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan
yang tertahan menyebabkan peningkatan pada volume darah. Beban ekstra yang dibawa
oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni
adanya peningkatan tekanan darah didalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam keadaan normal atau
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat dengan
menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan
jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung
rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol
yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien
b. Hipertensi sekunder
sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat stenosi arteri renalis. Kelainan
ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis menurunkan
3. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari
perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan
tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat
sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain
sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin
vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem
yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana
(Padila, 2013).
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi masih
belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan dalam genesis hiepertensi
seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal, jantung
(Syamsudin, 2011).
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
volume intra vaskuler. Semua faktor ini cendrung mencetuskan keadaan hipertensi
(Padila, 2013).
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala
umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada
setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang
a. Sakit kepala
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri
kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat dari
cerebral, keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien
hipertensi.
5. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg.
Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
darah yang tidak diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi merupakan
hipertensi primer adalah genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup.
Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik
yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Dari 10% kasus
6. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang
2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara
2014)
b. Pengaturan diet
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara menurunkan berat badan mengurangi
tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan voume
sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs angat
efektif untuk
Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus
karenan umumnya obat penurunan penurunan berat badan yang terjual bebas mengandung
3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan
e. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok
f. Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan
PENGKAJIAN KELUARGA
1. DATA UMUM
Nama Kepala
: Ny. D
Keluarga
Umur : 55 tahun Pekerjaan Kepala Keluarga : Wiraswasta
: Jl. Renang
Alamat dan telephon Mojolangu, Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
Lowokwaru
Komposisi keluarga : Tipe Keluarga : Keluarga dengan orang tua tunggal
Nama Jenis Tanggal Hubungan Pendidikan Pekerjaan
kelamin lahir/umur
1. Ny. D P 55 th KK SMA Wiraswasta
2. Ny. I P 37 th Anak S1 Wiraswasta
3. Ny. M P 36 th Anak S1 Wiraswasta
Genogram :
Ny. J
Ny. I Ny. M
Keterangan :
Wanita Keturunan
Pria Serumah
Aktivitas rekreasi Ny. D setiap minggu sering pergi ke taman komplek bersama anak dan para
waktu luang cucunya dan setiap 6 bulan sekali saat cucunya libur sekolah Ny. D
menemanai anak dan cucunya berlibur ke tempat wisata.
Riwayat keluarga : Ny. D saat ini tinggal bersama anak dan cucunya keluhan yang dirasakan
inti saat ini adalah pusing dan badan terasa sakit semua.
Riwayat keluarga : Keluarga Ny. J adalah keluarga asli Suku Jawa. Ny. D mengatakan bahwa
sebelumnya orang tuanya memiliki riwayat penyakit hipertensi. 4 tahun yang lalu Ny. D
sempat mengalami kondisi dimana kadar kolesterol dalam tubuhnya tinggi. 6
bulan yang lalu Ny. d mengalami keluhan kesehatan pusing disertai badan
lemas dan tersa tidak enak. Pasien berobat ke Puskesmas Mojolangu dan di
diagnosa Hipertensi oleh dokter. Kemudian 1 hari yang lalu Ny. D ke
Puskesmas Mojolangu untuk memeriksakan Riwayat penyakit yang telah di
derita hingga saat ini.
3. DATA LINGKUNGAN
Karakteristik rumah
Ny. D tingga di perumahan dengan deskripsi berikut :
Jenis rumah : Permanen
Luas bangunan : 8 x 9 m2
Luas penerangan : 70 % dari luas rumah
Status rumah : Milik pribadi
Atap rumah : Genteng
Ventilasi rumah : Ada, > 10% luas lantai
Cahaya dapat masuk rumah pada siang hari
Penerangan : Listrik
Lantai : Keramik
Kebersihan rumah keseluruhan : Bersih
t
Denahe rumah
r
a
s Tangga
Toilet
Karakteristik Keluarga tinggal di rumah milik pribadi dengan keadaan lingkungan yang
lingkungan padat penduduk. Keluarga mengakan berhubungan baik dan rukun dengan
tetangga sekitar. Ny. D mengatakan anggota keluarga aktif dalam kegiatan
perkumpulan masyarakat, sering mengikuti pengajian yang dilaksanakan di
masyarakat. Tempat tinggal Ny. D dekat dengan pelayanan kesehatan dan
tempat ibadah.
4. STRUKTUR KELUARGA
Pola komunikasi Komunikasi antar anggota keluarga akrab dan hal tersebut terjadi sepanjang
hari.
Struktur kekuasaan Antar anggota keluarga saling mendukung satu sama lain dan ketika terdapat
keluarga anggota keluarga yang memiliki masalah, anggota keluarga lain pasti
membantu. Pengambil keputusan utama adalah Ny. D sebagai kepala
keluarga.
Struktur peran Peran Ibu : Membantu mencari nafkah dan sebagai ibu rumah tangga
Peran anak : Membantu orang tua mencari nafkah dan membantu
membersihkan rumah
Struktur nilai Nilai dan norma budaya yang dianut adalah dari Jawa
5. FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif Diantara anggota keluarga saling menyanyangi, saling membantu, dan
memiliki.
Fungsi sosialisasi Pasien mengatakan bahwa ia dan keluarga memiliki hubungan yang baik
dengan tetangga dan masyarakat sekitar.
Usaha keluarga untuk mempertahankan kesehatan yaitu dengan mengosumsi makanan bergizi
seimbang. Ny. D sering mengotrolkan tekanan darahnya secara berkala dan meminum obat hipertensi
secara rutin sesuai anjuran dokter.
PEMERIKSAAN FISIK
Hasil pemeriksaan fisik : Normal
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum : Cukup
B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Ny. D :
Tekanan darah : 131/86 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Rr : 18 x / menit
Suhu : 36, 6˚C
Ny. M
Tekanan darah : 110/70
Nadi : 70 x / menit
Rr : 19 x / menit
Suhu : 36,4 °C
C. Pemeriksaan Wajah
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + / - ), Kelopak mata/palpebra oedem ( + / - ), ptosis/dalam
kondisi tidak sadar mata tetap membuka ( + / - ), peradangan ( + / - ), luka ( + / - ), benjolan ( + / - ),
Bulu mata tidak rontok, Konjuntiva dan sclera perubahan warna (anemis / an anemis), Warna iris
(hitam, hijau, biru), Reaksi pupil terhadap cahaya (miosis/midriasis), Pupil (isokor / an isokor),
Warna Kornea hitam
Hidung
Inspeksi dan palpasi : Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (tidak ada pembengakakan).
Amati meatus : perdarahan ( + / - ), Kotoran ( + / - ), Pembengkakan ( + / - ), pembesaran / polip ( + /
-)
Mulut
Amati bibir : tidak terdapat kelainan konginetal ( labioscisis, palatoscisis, atau labiopalatoscisis),
warna bibir kemerahan, lesi ( + / - ), Bibir pecah (+ / - ), Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + /
- ), Kotoran (+/- ), Gigi palsu (+ / - ), Gingivitis ( + / - ), Warna lidah, Perdarahan (+ / - ) dan abses (+
/ - ).
Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut, Benda asing : ( ada / tidak )
Telinga
Amati bagian telinga luar: Bentuk simetris Ukuran normal Warna coklat, lesi ( + / - ), nyeri tekan ( +
/ -), peradangan ( + / - ), penumpukan serumen ( + / - ). Dengan otoskop periksa membran tympany
amati, warna coklat muda, transparansi normal , perdarahan ( + / - ), perforasi ( + / - ).
Leher
Inspeksi : Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( + / - ), jaringan parut ( + / - ),
perubahan warna ( + / - ), massa ( + / - ). Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( + / -), pembesaran
kelenjar tiroid ( + / - ), posisi trakea (simetris/tidak simetris), pembesaran Vena jugularis ( + / - )
E. Pemeriksaan Thoraks/dada
PEMERIKSAAN PARU
INSPEKSI
- Bentuk torak (Normal chest / Pigeon chest / Funnel chest / Barrel chest),
- Susunan ruas tulang belakang (Kyposis / Scoliosis / Lordosis),
- Bentuk dada (simetris / asimetris),
- keadaan kulit ? normal
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( + / - ), retraksi suprasternal ( + / - ),
Sternomastoid ( + / - ), pernafasan cuping hidung ( + / - ).
- Pola nafas : (Eupnea / Takipneu / Bradipnea / Apnea / Chene Stokes / Biot’s / Kusmaul)
- Amati : cianosis ( + / - ), batuk (produktif / kering / darah ).
PALPASI
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama / tidak sama).
PERKUSI
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )
AUSKULTASI
- Suara nafas Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial : ( bersih / halus /
kasar ) Area Bronkovesikuler ( bersih / halus / kasar )
- Suara Ucapan Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ), Pectoriloqui ( + / - )
- Suara tambahan Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ), Pleural
fricion rub ( + / - ), tidak ada bunyi tambahan
Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : tidak ada
F. Pemeriksaan Abdomen
INSPEKSI
Bentuk abdomen : (cembung/cekung/datar ), Massa/Benjolan (+/- ), Kesimetrisan ( + / - ),
Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)
AUSKULTASI
Frekuensi peristaltic usus 12 x/menit ( N = 5 – 35 x/menit, Borborygmi ( + / - )
Palpasi Hepar : diskripsikan :Nyeri tekan ( + / - ), pembesaran ( + / - ), perabaan (keras / lunak),
permukaan (halus / berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N = hepar tidak teraba).
Palpasi Appendik : Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney. nyeri tekan ( + / - ),
nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar kontralateral ( + / - ).
Palpasi Ginjal : Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( + / - ), pembesaran ( + / - ). (N = ginjal tidak
teraba).
PERKUSI
Normalnya hasil perkusi pada abdomen adalah tympani.
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : tidak ada
G. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal
Genetalia Pria
Inspeksi :
Rambut pubis (bersih / tidak bersih ), lesi ( + / - ), benjolan ( + / - ) Lubang uretra : penyumbatan ( + /
- ), Hipospadia ( + / - ), Epispadia ( + / - )
Palpasi
Penis : nyeri tekan ( + / - ), benjolan ( + / - ), Scrotum dan testis : beniolan ( + / - ), nyeri tekan (+/ -),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
Hidrochele ( + / - ), Scrotal Hernia ( + / - ), Spermatochele ( + / - ) Epididimal Mass/Nodularyti ( + / -
) Epididimitis ( + / - ), Torsi pada saluran sperma ( + / - ), Tumor testiscular ( + / - )
Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia ( + / - ), femoral hernia ( + / - ), pembengkakan ( + / - )
I. Pemeriksaan Ektremitas/Muskuloskeletal
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (+ / -), fraktur (+ /-) terpasang Gib ( + /
- ), Traksi ( + / - )
Palpasi
Oedem : Tidak ada
Lingkar lengan : 23,5 cm (normal)
Lakukan uji kekuatan otot : 4 4
4 4
M. Pemeriksaan Kulit/Integument
Elastisitas kulit pasien normal tidak terdapat cyanosis
Analisa Data
Prioritas Diagnosa
Ecomap
Tempat
bekerja
Jamaah
Tetangga pengajian
sekitar
Rekan
kerja
S O A P I E
Pasien Pasien Kesiapan koping I. 01011 S : Pasien
mengatakan saat mengonsumsi keluarga Observasi : 1. Mengdentifikasi mengatakan mersa
makan ia makanan yang berhubungan 1. Identifikasi respon emosional senang karena bisa
menghidari mengandung dengan keluarga respon terhadap kodisi saat mendapatkan
makanan yang garam sebanyak < memiliki riwayat emosional ini edukasi
mengandung kadar 1 sendok/ hari hipertensi terhadap kondisi 2. Mendengarkan O : Pasien tampak
garam yang tinggi dibuktikan dengan saat ini masalah, perasaan, memperhatikan
pasien mengatakan 2. Identifikasi dan pertanyaan ketika diberikan
saat makan ia beban prognosis keluarga edukasi dan pasien
menghidari secara 3. Mendiskusikan A : Masalah teratasi
makanan yang psikologis rencana medis dan P : Hentikan
mengandung kadar Terapeutik perwatan bersama implementasi
garam yang tinggi 3. Dengarkan keluarga
masalah, 4. Menghargai
perasaan dan mekanisme koping
pertanyaan yang dilih oleh
keluarga keluarga
4. Diskusikan 5. Menginformasikan
rencana medis kemajuan pasien
dan perawatan secara berkala
5. Hargai dan
dukung
mekanisme
koping adaptif
yang digunakan
Edukasi
6. Informasikan
kemajuan pasien
secara berkala
7. Informasikan
fasilitas
perwaatan
kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi
8. Rujuk untuk
terapi keluarga,
jika perlu
Pasien Td : 131/36 mmHg Risiko perfusi I. 2060 Pemantauan 1. Memonitor tekanan S : Pasien
mengatakan N : 88 x/menit miokard tidak tanda vital darah mengatakan bahwa
bahwa ia mersa S : 36 °C efektif Observasi : 2. Memonitor nadi sering merasa
badannya lemas Rr : 18 x/menit berhubungan 1. Monitor tekanan 3. Memonitor pusing
dan kepala terasa Pasien tampak dengan hipertensi darah pernapasan O:
pusing lemas dibuktikan dengan 2. Monitor nadi 4. Memonitr tenakan Td : 130/80
mengatakan bahwa (freuensi, nadi N : 85 x/menit
ia mersa badannya kekuatan, irama) 5. Negidektifikasi S : 36,5 °C
lemas dan kepala 3. Monitor penyebab perubahan Rr : 18 x/menit
terasa pusing pernapasan tanda vital A : Masalah teratasi
(frekuensi, 6. Menjelaskan tujuan sebagian
kedalaman) dan prosedur P : - Kolaborasi
4. Monitor tekanan pemantauan medis
nadi (selisih 7. Mendokumentasikan - Lanjutkan
TDS dan TDD) hasil pemantauan implementasi
5. Identifikasi
penyebab
perubahan tanda
vital
Terapeutik :
6. Dokumentasika
n hasil
pemantauan
Edukasi :
7. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
8. Informasikan
hasil
pemantauan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIET HIPERTENSI
I. Latar Belakang
Asuhan keperawatan kesehatan komunitas dilaksanakan dalam lima
tahapan sistematis, dimulai dari pengkajian, penegakan diagnosa
komunitas, penyusunan intervensi, implementasi, serta evaluasi. Perawat
harus mampu menjadikan masyarakat sebagai elemen yang turut serta
dalam setiap proses keperawatan yang dilaksanakan. Pengkajian menjadi
inti utama dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas, karena
dalam pengkajian terdapat cukup banyak aspek- aspek yang harus dikaji
secara mendalam, mulai dari inti, subsistem, dan persepsi masyarakat.
Perawat komunitas memberikan gambaran situasi dan kondisi yang
terjadi di komunitas baik secara individu, keluarga, agregat, dan
komunitas.
Permasalahan kesehatan dan program keperawatan kesehatan komunitas
berbeda- beda pada setiap agregat. Untuk itu, asuhan keperawatan yang
akan dilakukan kepada masyarakat harus disesuaikan dengan agregat
usianya. Pada agregat dewasa permasalahan kesehatan yang dijumpai di
komunitas biasanya berhubungan dengn penyakit yang dikbibatkan oleh
perilaku hidup, seperti diabetes, hipertensi. Sebagai perawat komunitas,
kita harus mampu memahami berbagai permasalahan yang ada, agar
intervensi yang akan kita lakukan tepat sasaran.
Masyarakat penderita hipertensi cenderung lebih tinggi pada usia dewasa
muda dibandingkan dengan usia lansia, dapat menjadi masalah kesehatan
yang serius karena dapat mengganggu aktivitas dan dapat mengakibatkan
komplikasi yang
II. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan Khusus
A. Pengertian
Diet pada Hipertensi adalah mengelola diet pada Hipertensi
dengan cara melakukan diet makanan dan memperhatikan pola
makanan.
B. Tujuan
1. Untuk menghilangkan garam/air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada penyakit Hipertensi.
2. Pemberian diet rendah garam bertujuan membantu
menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh
dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Diet ini
bertujuan untuk pasien dengan edema ( bengkak ) dan atau
hipertensi.
3. Mengatur tentang makanan sehat yang dapat mengontrol
tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakiit
kardiovaskuler.
4. Untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan
keadaan tekanan darah.
5. Mencapai berat badan yang diinginkan dengan tetap
mempertahanka n status gizi yang optimal
6. Meningkatkan kesehatan dan kebugaran
G. Pengaturan Makanan
6. Jangan makan diatas jam 19.00 wib. Bila terasa lapar makanlah buah
Leaflet