LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
lOMoARcPSD|24107204
HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan
darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg) (Sunarwinadi, 2017). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014).
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO , 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg sedangkan tekanan darah diastolic kurang dari 80
mmHg . Seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik pada pasien
140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg.
Tabel 1.1 Pedoman Praktik Klinis Tekanan Darah Tinggi (Whelton et al,
2017).
b. Berdasarkan penyebabnya :
1) Hipertensi primer / hipertensi Essensial.
Pada hipertensi ini untuk penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) ,
meskipun dikaitkan dengan faktor gaya hidup seperti kurang aktivitas
dan pola makan .Hal ini terjadi sekitar 90 % pada penderita hipertensi.
2) Hipertensi Sekunder / Hipertensi Non Essensial
3) Hipertensi ini sudah diketahui penyebabnya, sekitar 5-10% penderita
hipertensi penyebabnya adalah penyakit ginjal. Sedangkan sekitar 1-
2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau konsumsi obat obat
tertentu.
3. Etiologi
Menurut Aspiani 2014, Hipertensi berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi dua
golongan yaitu:
a. Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer
Hipertensi Primer ini bisa disebut juga dengan hipertensi idopatik karena tidak
diketahui penyebabnya. Faktor yang bisa mempengaruhi yaitu:
1) Genetik
Pada hal ini individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi
beresiko tinggi terhadap penyakit ini.
2) Jenis Kelamin dan Usia
Laki laki yang berusia 35-50 tahun dan wanita yang sudah mengalami
menopause yang beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia
betambah maka tekanan darah meningkat.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung dapat berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi . Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita
hipertensi sendiri dengan cara mengurangi konsumsi garam , jika garam
yang dikonsumsi belebih , ginjal yang bertugas untuk mengolah garam
akan menahan cairan lebih banyak dari pada seharusnya didalam tubuh.
Banyaknya cairan yang tertahan dapat menyebabkan peningkatan volume
pada darah sehingga bisa menyebabkan tekanan darah didalam dinding
pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
lOMoARcPSD|24107204
4) Berat Badan.
Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan terjadinya hipertensi
pada seseorang.
5) Gaya Hidup
Merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, bila
gaya hidup menetap. Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan
katekolamin. Peningkatan katekolamin ini dapat menyebabkan iritabilitas
miokardial, peningkatan denyut jantung dan menyebabkan vasokontriksi
yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.
Menurut (Aspiani 2014 dan Udjianti,Wajan Juni 2011).
b. Hipertensi sekunder.
1) Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)
Kontrasepsi oral yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi
melalui mekanisme Renin-Aldosteron-Mediated Volume Expansion.
Dengan penghentian kontrasepsi ini tekanan darah bisa kembali secara
normal setelah beberapa bulan.
2) Penyakit Parenkim dan vascular ginjal
Merupakan penyebab utama pada hipertensi sekunder. Hipertensi
renovaskular berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri
besar yang secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90 % lesi
arteri renal pada klien dengan hipetensi disebabkan oleh aterosklerosis
atau fibrous dysplasia (pertumbuhan abnormal jaingan fibrous). Penyakit
parenkim ginjal terkait dengan infksi , inflamasi, dan perubahan struktur,
serta fungsi ginjal.
3) Gangguan endokrin
Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Adrenal mediated Hypertension disebabkan karena
kelebihan pimer, aldosterone, kortisol, dan katekolamin. Pada
Aldosteronisme primer , aldosterone ini bisa menyebakan hipertensi dan
hypokalemia. Aldosteronisme pimer biasanya timbul dari benign adenoma
korteks adrenal. Pheochromocytomas pada medulla adrenal yang paling
umum meningkatkan sekresi katekolamin yang berlebihan. Menurut
(Udjianti,Wajan Juni 2011 dan Aspiani 2014).
lOMoARcPSD|24107204
4. Manifestasi Klinis
Pada hipertensi biasanya ditandai dengan asimtomtik, hanya ditandai dengan
tekanan darah pada penderita itu meningkat. Meningkatnya tekanan darah awalnya
bersifat sementara tapi pada akhirnya bisa bersifat permanen . Gejala yang muncul
pada hipertensi ini seperti sakit kepala di tengkuk dan leher, gejala lain yang bisa
muncul yaitu nokturia, bingung, mual muntah dan gangguan penglihatan (Lemone,et
al. 2015)
Menurut (WHO, 2013) juga menyatakan sebagian besar penderita hipertensi ini
tidak merasakan gejala apapun. Gejala Klasik dari hipertensi yaitu sakit kepala,
kelesuan, epistaksis dan pusing disebabkan tekanan darah yang meningkat (Bhagani,
2018). Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah karena penyakit ini
tidak memperlihatkan gejala meskipun beberapa pasien mengeluhkan gejala seperti
nyeri kepala , lesu , pusing, pandangan kabu, telinga mendenging. Pada hipertensi
sekunder bisa disebabkan dari penyakit lain seperti tumor dengan keringat berlebihan,
Peningkatan frekuensi denyut jantung , rasa cemas yang hebat dan penurunan berat
badan (Agoes,A et al, 2010).
5. Patofisiologi
Tekanan darah merupakan hasil interaksi antara curah jantung (cardiac out
put) dan derajat dilatasi atau konstriksi arteriola (resistensi vascular sistemik).
Tekanan darah arteri dikontrol dalam waktu singkat oleh baroreseptor arteri yang
mendeteksi perubahan tekanan pada arteri utama.
Baroreseptor dalam komponen kardiovaskuler tekanan rendah, seperti vena,
atrium dan sirkulasi pulmonary, memainkan peranan penting dalam pengaturan
hormonal volume vaskuler. Penderita hipertensi dipastikan mengalami peningkatan
salah satu atau kedua komponen ini, yakni curah jantung dan atau resistensi vascular
sistemik. Sedangkan tekanan intracranial yang berefek pada tekanan intraocular akan
mempengaruhi fungsi penglihatan bahkan jika penanganan tidak segera dilakukan,
penderita akan mengalami kebutaan (Nugraha, 2016).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui system saraf
lOMoARcPSD|24107204
6. Pathway
7. Komplikasi
Corwin dalam Manuntung (2018) menyebutkan ada beberapa komplikasi yang dapat
terjadi pada penderita hipertensi yaitu :
a. Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi.
b. Infark miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerosis tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus
yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut.
c. Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal dan glomerolus. Rusaknya glomerolus mengakibatkan
darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan
dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.
d. Gagal jantung
Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah kembalinya
ke jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru, kaki, dan
jaringan lain sering disebut edema. Cairan di dalam paru-paru menyebabkan
sesak nafas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak.
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Amin & Hardhi, (2015) :
a. Pemeriksaan Laboratorium:
1. Hb / Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti :
hipokoagulabilitas , anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3. Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4. Urinalisa : darah , protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
DM.
lOMoARcPSD|24107204
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal).
5. Makanan / Cairan
6. Neurosensori
Tanda : perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori (ingatan), respon motorik (penurunan kekuatan genggaman),
perubahan retinal optik.
7. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen.
8. Pernapasan
9. Keamanan
transien.
RENCANA KEPERAWATAN
tepat
5. Ajarkan teknik
non farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
lOMoARcPSD|24107204
KONSEP KELUARGA
1. Pengertian
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan yang saling ketergantungan (Departeman Kesehatan RI, 2014).
Menurut Bakri M.H. (2017), keluarga adalah unit sosial ekonomi terkecil dalam
masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi dan merupakan
kelompok primer yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai jarinagn
interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan dan adopsi. Keluarga adalah
anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan.
3. Karakteristik Keluarga
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
memperhatikan satu sama lain
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempuyai peran
social : suami, istri, anak, kakak, dan adik
d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis dan social anggota
4. Struktur Keluarga
a. Patrilinial
lOMoARcPSD|24107204
Keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
b. Matrilineal
Kaluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga ibu
d. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal berama keluarga ibu
e. Keluarga Kawinan
Hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri
5. Ciri-Ciri Struktur Kelarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasn, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususnan : setiap anggota keluarga mempunyai peran dan
fungsinya
6. Macam-Macam Tipe Keluarga
a. Tradisional
1. Keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari sumi, istri dan anak
2. The dyad family yaitu keluarga yang terdiri dari suami (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu keluarga
3. Keluarga usila yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak yang memisahkan diri
4. The childless family yaitu keluarga tanpa anak karna terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena
mengejar karir atau pendidikan yang terjadi pada wanita
5. Keluarga luas/besar yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generaasi yang hidup
bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang
tua (kakek, nenek) keponakan, dll
lOMoARcPSD|24107204
6. The single parent family (keluarga duda/janda) yaitu keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya memlalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
7. Commuter family yaitu kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja
diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan
(weekend)
8. Mulrigeneration family yaitu keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
9. Kin-network family yaitu keluarga dengan beberapa keluarga inti yang tinggal
dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
barang dan pelayanan yang sama misalnya dapr, kamr mandi, telpon, dll
10. Blended family yaitu keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
11. The single adult living alone atau single adult family yaitu keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpissahan seperti perceraian, atau ditinggal mati.
b. Non tradisional
1. The nuclear family (keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri
dan anak.
2. The dyad family yaitu keluarga yang terdiri dari suami (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu keluarga.
3. Keluarga usila yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak yang memisahkan diri.
4. The childless family yaitu keluarga tanpa anak karna terlambat terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
karena mengejar karir atau pendidikan yang terjadi pada wanita.
5. The extended family (keluarga luas/besar) yaitu keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai:
paman, tante, orang tua (kakaknenek), keponakan, dll.
6. The single-parent family (keluarga duda/janda) yaitu keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
lOMoARcPSD|24107204
7. Commuter family yaitu kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja
diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan
(weekend)
8. Multigenerational family yaitu keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9. Kin-network family yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekata dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televise, telepon, dll.
10. Blended family yaitu keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11. The single adult living alone / single-adult family yaitu keluarga yang terdiri
dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihanya atau perpisahaan
(separasi), seperti : perceraian atau di tinggal mati.
7. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
a. Pasagan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan
2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:
1. Persiapan menjadi orang tua
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexsual dan kegiatan keluarga
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saatanak
berusia 5 tahun :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
lOMoARcPSD|24107204
2. Diagnose Keperawatan
Diagnose keperawatan keluargadengan penderita gastritis yaitu :
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses
penyakit dan pengobatan
b. Ketidakefektifan manajeman kesehatan keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
c. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehtan
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindahkan yang direncanakan oleh
perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan
atau masalah keperawatan yang telah di identifikasi (Mubarak, 2011).
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses
penyakit dan pengobatan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x kunjungan rumah diharapkan keluarga dan anggota keluarga yang
menderita gastritis dapat mengetahui tentang proses penyakit dan pengobatan
yang harus dijalani.
Kriteria hasil :
- Keluarga mampu mengetahui tentang penyebab proses penyakit dan faktor
yang berkontribusi terhadapa terjadinya penyakit
- Keluarga patut terhadap pelaksanaan proses perawatan
- Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk pengobatan
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta, EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC,Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with
hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:
Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC)
Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang
Harmoko. (2012 ). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada
Praktik asuhan keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
Suharto, (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan Transkurtural. Jakarta : EGC
Suprajitno, (2014). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC