OLEH :
SEPRIDA
NIM 2022207209538
TAHUN 2023
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi landasan teori yang merupakan acuan/kerangka berpikir untuk
memecahkan masalah. Teori teori yang dijelaskan pada bab ini memuat konsep
teori penyakit hipertensi dan konsep asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.
1. Definisi Hipertensi
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan
mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Udjianti ,2013).
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
7
8
2. Etiologi
1) Genetik
beresiko tinggi untuk terkena penyakit ini. Faktor genetik ini tidak
dikendalikan, serta jenis kelamin laki laki lebih tinggi dari pada
perempuan.
9
3) Diet
hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika
mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang
pada volume darah seseorang atau dengan kata lain pembuluh darah
garam.
darah.
4) Berat badan
hipertensi.
5) Gaya hidup
alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan memelihara
gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
b. Hipertensi sekunder
tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti
11
yang meningkatkan tekanan darah serta gangguan yang terjadi pada tiroid
3. Klasifikasi
Hipertensi sistolik
terisolasi ≥140 mmHg <90 mmHg
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah (Julianty Pradono 2020)
4. Manifestasi Klinis
orang dengan darah tinggi tidak memiliki tanda atau mengalami gejala,
mimisan, tanda dan gejala ini biasanya tidak muncul sampai hipertensi
besar tidak menimbulkan gejala. Tapi ada pula gejala awal yang mungkin
13
timbul dari hipertensi yaitu sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,
5. Patofisiologi
baroreseptor yang terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta. Pada
,2016).
14
6. Pathway
Gangguan
Keseimbangan
Gambar 2.1 Sumber Hariyanto dan
Sulistyowati (2015)
15
7. Pemeriksaan Penunjang
b. Kimia darah
hipertensi.
c. Elektrolit
d. Urine
e. Radiologi
f. EKG
atau disritmia.
8. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologi
1) Diuretik
2) Penghambat adrenergenik
bronkial.
3) Vasodilator
yang akan terjadi akibat pemberian obat ini adalah sakit kepala dan
pusing.
18
5) Antagonis kalsium
jalan masuk kalsium sel sel dan mengendurkan otot otot di dalam
terhadap aliran darah dan tekanan darah. Yang termasuk obat ini
yang sulit dilakukan dalam jangka pendek. Oleh karena itu, faktor
yaitu :
sebaiknya lemak kurang dari 30% dari konsumsi kalori setiap hari.
satu faktor pemicu tekanan darah tinggi. Buah buahan dan sayuran
tekanan darah.
4) Aktivitas olahraga
bersepeda selama 2-3 kali selama satu minggu, berlari setiap hari
darah. Nikotin diserap oleh pembuluh darah di dalam paru paru dan
darah.
c. Terapi Herbal
cita rasa dari tanaman obat yaitu pedas, manis, asam, pahit dan asin.
9. Komplikasi
darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal ini menyebabkan rasa
22
b. Gagal Jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
d. Gagal Ginjal
e. Stroke
Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak atau akibat
f. Infark Miokard
h. Kejang
Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir mungkin
memiliki berat lahir kecil masa kehamilan akibat perfusi plasenta yang
1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesa
2) Keluhan utama
penglihatan berkunang-kunang.
perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang
2) Pola Nutrisi
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
3) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
BAK normal ± 6-8 kali sehari, warna kekuning kuningan, bau khas,
b) Selama sakit
BAB cair ± 1-2 kali sehari, dengan konsistensi bentuk padat, warna
a) Sebelum sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Aktifitas dan
Latihan
Makan dan √
minum
Mandi √
Toletting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
b) Sesudah sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Aktifitas dan
Latihan
Makan dan √
minum
Mandi √
Toletting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
√
Berpindah
28
Keterangan :
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
30
keluarga.
a) Sebelum sakit
keyakinan.
b) Selama sakit
c. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Tanda-tanda vital
benjolan.
pasien.
darah (D.0009)
afterload (D.0011)
(D.00111)
32
Menurut Tim Pokja SIKI PPNI (SIKI 2018) menjelaskan bahwa intervensi/
Kriteria Hasil :
4) Meringis menurun
Intervensi:
intensitas nyeri.
nonfarmakologis.
Kriteria Hasil:
Intervensi:
keperawatan.
pengaturan posisi.
34
pasien.
tidur.
nyaman.
kemampuan
Kriteria Hasil:
Intervensi:
melakukan aktivitas.
makanan.
darah.
Kriteria Hasil:
Intervensi:
pemantauan.
afterload
Kriteria Hasil:
3) Tekanan darah
membaik Intervensi:
peningkatan CVP).
olahraga.
Kriteria Hasil:
4) Perilaku membaik.
Intervensi:
informasi.
bersih.
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
tujuan dan kriteria hasil yang di buat pada tahap perencanaan. Evaluasi
a) S ( Data Subjektif )
b) O ( Data Objektif )
observasi secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah
c) A ( Analisis )
suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga
d) P (Planning)
otak dan mengalir ke daerah yang mengalami spasme dan iskemik, teknik
opoid endogen yang endorphin dan enkafalin serta relaksasi nafas dalam
paru bahkan pusat otak yang berfungsi membuat orang menjadi tenang
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan di ruang Rawat Inap kakap pada tanggal 03 Maret 2023 pukul
08.00 WIB. Data diperoleh dari wawancara dengan pasien, keluarga pasien,dan
catatan medis.
1. Data Umum
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 58 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Gunung Sari Biha
Status : Kawin
No.RM : 0157xxxx
Tanggal Masuk : 02 Mar 2023
Dx Medis : Hipertensi
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.M
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Gunung Sari Biha
Hubungan : Anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri kepala
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasakan pusing berkunang kunang ,nyeri kepala badan terasa
lemas sejak 2 minggu SMRS , mual dan muntah 4x.kemudian keluarga
langsung membawa ke IGD Puskesmas Biha pada tanggal 02 Maret
2022 pukul 05.30 WIB.Di IGD pasien diberikan Infus RL 20 tpm
,inj ondansetron 4 mg, inj omeprazole 40 mg, inj Ketorolak
1gr/vena, .pemeriksaan Ttv : TD: 200/100 mmHg, N : 98x/mnt, RR
21x/mnt, S: 36,8℃ Gds 416, Gcs (E4 V5 M6). Pasien mengatakan
sebelumnya tidak mengetahui jika mempunyai penyakit darah
tinggi,pasien juga tidak memiliki pantangan makan apapun
dirumah,pasien mengatakan tidak mengetahui bagaimana penyembuhan
penyakit yang diderita. pasien sudah periksa ke mantri desa tetapi tidak
sembuh. Pasien dipindahkan ke ruang rawat pada pukul 10.00 WIB
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah memiliki darah tinggi tetapi sudah lama
sekali. pasien mengatakan tidak pernah memeriksakan tekanan
darahnya. karena saat merasakan pusing hanya minum obat dari
warung.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menurun dan
menular di keluarganya.
e. Genogram
3. Pengkajian Fungsional
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke
mantri atau puskesmas dekat rumah
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
- Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x/hari dengan
nasi,sayur, dan lauk pauk.setiap makan 1 porsi habis. Minum teh
hangat setiap pagi 1 gelas dan minum air putih ±5-6 gelas/hari
- Selama sakit : pasien makan 3x/hari dengan nasi lunak,sayur,dan
buah dari rumah sakit, setiap makan menghabiskan 1 porsi habis
walaupun sedikit sedikit. Minum 4-5 gelas/hari.
c. Pola Eliminasi
- Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 1x/hari dengan
konsistensi lembek, berbau khas feses, berwarna kuning kecoklatan,
dan BAK normal 4-5 x/hari berbau khas, warna kuning jernih.
- Selama sakit : pasien mengatakan belum BAB sejak masuk
rumah sakit. BAK 5-6 x/hari berbau khas,warna kuning.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
- Sebelum sakit : pasien melakukan aktivitas secara mandiri.
- Selama sakit :
ADL 0 1 2 3 4
Toileting V
(kamar mandi)
V
Fooding (makan)
V
Dressing
(berpakaian)
V
Bathing (mandi)
Activity
(aktivitas) V
Keterangan :
0 :. Mandiri
1 : Dengan bantuan alat
2 : Bantuan orang lain
3 : bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung total
e. Pola Istirahat dan Tidur
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur siang 1-2 jam, tidur
malam ±7-8 jam.
- Selama Sakit : Pasien mengatakan tidur siang ±2 jam, tidur
malam ± 5-6 jam.
f. Pola Persepsi dan Kognitif
- Sebelum sakit : pasien mengatakn tidak mengalami gangguan
penglihatan, penciuman, pengecap, dan pendengaran.
- Selama Sakit : Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan
penglihatan, penciuman, pengecap, dan pendengaran.
g. Pola Personal Hygiene
- Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2x sehari. Setiap pagi
dan sore dilakukan secara mandiri.
- Selama Sakit : pasien mandi 1x sehari hanya disibin oleh
keluarganya.
h. Pola seksual dan Reproduksi
- Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada maslah seksual dan
reproduksi.pasien mengatakan memiliki 1 anak.
- Selama sakit : pasien mengatakan tidak ada masalah reproduksi.
i. Pola Mekanisme stress dan koping
- Sebelum sakit : pasien mengatakan jika ada masalah dibicarakan
dengan keluarganya
- Selama sakit : pasien mengatakan selama di rumah sakit jika adaa
masalah dibicarakan dengan anak anaknya.
j. Pola nilai dan keyakinan
- Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu
- Selama sakit : pasien mengatakan sholat di tempat tidur
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : lemah dan lemas
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda tanda Vital : TD : 170/100 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5℃
SPO2 : 97 %
CRT : <2 Detik
d. Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi, rambut hitam beruban dan
panjang
2) Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva tidak anemis
3) Hidung: Bersih, simetris
4) Telinga: Simetris, bersih, tidak ada benjolan, pendengaran baik
5) Mulut : Bersih, mukosa lembab
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7) Dada :
Paru-paru :I : Penembangan dada simetris
Pa : Tidak ada nyeri tekan
Pe : Sonor
A : Suara nafas Vesikuler
Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba
Pe : Pekak
Aus : Tidak ada suara jantung tambahan
Abdomen : I : Simetris, tidak ada benjolan
Aus : Bising usus 12x/menit
Pa : Tidak ada nyeri tekan
Pe : Timpani
8) Genetalia : Bersih, tidak terpasang kateter
9) Ekstermitas: Atas kanan : tidak ada luka , tidak ada edema
Atas kiri : tidak ada edema, terpasang infus
Bawah kanan : Tidak ada edema, tidak ada luka
Bawah kiri : Tidak ada edema, tidak ada luka
10) Integumen : Kulit berwarna sawo matang, tidak ada edema,
tidak ada luka atau lesi
5. Pengkajian Nyeri
P : Tekanan darah tinggi
Q : Cekot-Cekot
R : Seluruh Kepala
S : Skala 6
T : Hilang timbul
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tanggal 16 April 2022 Pukul 11.23 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.5 g/dl 12.0-15.6
Hematokrit 33 % 33-45
Leukosit 4.5 ribu/ 4.5-11.0
ul
304 ribu/ul 150-450
Trombosit
4.30 Juta/ul 4.10-5.10
Eritrosit
7. Terapi Obat
Jenis Terapi Dosis Fungsi
Infus RL 20 tpm Pengganti cairan yang
hilang
Inj Omeprazole 40mg/12 jam Mengatasi penyakit yang disebabkan
oleh asam lambung
Inj Ketorolak 2mg/12jam Untuk mengatasi nyeri akut atau kronik
berat
oral 500 mg/8 jam Obat antibiotic untuk mengobati infeksi
metronidazole
Captopril
PO 25 mg Membantu menurunkan tekanan darah
3x1 tinggi
Amlodipin
1x1 Membantu menurunkan tekanan darah
Ctm
2x1 Membantu menurunkan tekanan darah
B. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
1. Pasien mengatakan nyeri
1. Ttv
kepala P : Tekanan darah tinggi
TD : 170/100 mmHg
Q : cekot-cekot
N : 90 x/menit
R : Seluruh kepala
RR : 20 x/menit
S : Skala 6
N : 90 x/menit
T : hilang timbul
S : 36,5 ℃
2. Pasien mengatakan lemas
3. Pasien mengatakan masih 2. Pasien tampak lemas dan berbaring
merasa mual di tempat tidur
N : 90 x/menit RR : 20
x/menit S : 36,5℃
Pasien tampak meringis
menahan nyeri
Ds :
2. Intoleransi Kelemahan
- Pasien mengatakan di RS aktivitas
semua aktivitas dibant
u
keluarga
Pasienmengatakan badannya
lemas
Do :
Pasien tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur
- Semuaaktivitaspasien dibantu
keluarga
3.Ds : Defisit Kurang
terpapar
- Pasienmengatakantidak Pengetahua
n informasi
mengetahuipenyakit tekanan
darah tinggi yang diderita
Pasienmengtakanjika
pusinghanya
mengkonsumsi obat warung
saja
Pasien mengatakan belum
pernahdiberikan
pendidikankesehatan
dirumah
Do :
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecendera fisiologis
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi
E. Intervensi Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
Dx Hasil
1. Setelah dilakukan
Observasi 1) Untuk
tindakan keperawatan
1) Monitor tanda-tanda mengetahui
selama 3 x 24 jam
vital abnormal ttv
diharapkan nyeri/ sakit
2) Identifikasi lokasi, pasien
kepala hilang atau
karakteristik,durasi,frek 2) Untuk
berkurang dengan
uensi,kualitas, intesitas mengetahui lokasi
kriteria hasil :
nyeri karakteristik,dura
- Skala berkurang
3) Identifikasi skala nyeri si,frekuensi,kualit
menjadi 1-2
4) Identifikasi respon as, intensitas
- Meringis menurun
nyeri non ferbal nyeri yang
- Ttv dalam batas
Terapeutik dialami pasien
normal
3) Untuk
5) Anjurkan memonitor
TD : 120/80 mmHg
mengetahui skala
nyeri secara mandiri
– 130/80 mmHg
nyeri pasien
N : 60-100 mmHg Edukasi
4) Untuk
RR : 16- 24 mmHg 6) Ajarkan tekhnik non
mengetahui
S : 36,5℃- 37,5℃ farmakologi relaksasi
respon pasien
nafas dalam untuk
terhadap nyeri
mengurangi rasa nyeri
5) Untuk
Kolaborasi
mengetahui nyeri
7) Kolaborasi pemberian
yang dirasakan
analgetik
6) Ajarkan tekhnik
non farmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
7) Mengurangi nyeri
dan mempercepat
proses
penyembuhan
pasien
2. Setelah dilakukan Observasi 1) Mengetahui
tindakan keperawatan 1) Kaji tingkat tingkat
selama 3 x 24 jam kemampuan pasien kemampuan
diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas pasien melakukan
melakukan aktivitas 2) Monitor lokasi dan aktivitas
sesuai tingkat ketidaknyamanan 2) Mengetahui
kemampuan dengan selama malakukan lokasi dan
kriteria hasil : aktivitas ketidaknyamanan
- Pasien dapat Terapeutik selama
melakukan aktivitas melakukan
3) Berikan lingkungan
ringan aktivitas
yang nyaman dan
- Keluhan lemah 3) Menurunkan
batasi pengunjung
menurun stress dan
Edukasi
meningkatkan
4) Anjurkan melakukan
istirahat
aktivitas secara
4) Mendorong
bertahap
pasien untuk
melakukan
latihan
beraktivitas
F. Implementasi Keperawatan
No Implementas Respon Pasien TTD
Hari,
i
Dx
Tanggal
Jam
1 - Memonitor Ttv
Jumat, 03 Ds : Pasien mengatakan nyeri
,mengakaji nyeri
Mar kepala
2023 lokasi,
P : Tekanan darah tinggi Q :
08.30 WIB karakteristik,dura cekot-cekot
si,frekuensi,kualit R : seluruh kepala S : Skala
as, intesitas nyeri nyeri 6 T : Hilang Timbul Do :
dan,skala nyeri TD : 170/100 mmHg
- Mengidentifikasi
respon nyeri non N : 90 x/menit RR : 20x/menit
ferbal S : 36,5℃
- Pasien tampak meringis
menahan nyeri
08.45
1 Mengajarkan Ds : pasien bersedia,dan
tekhnik non pasien mengatakan lebih
farmakologis tenang
(tekhnik relaksasi Do : pasien tampak lebih
nafas dalam ) rileks dan tenang ,pasien
tampak mempraktikkan
tekhnik relaksasi nafas dalam
09.00
2 Mengkaji tingkat Ds : pasien mengatakan
kemampuan pasien badannya lemas, semua
melakukan aktivitas di RS dibantu
aktivitas keluarga
Do : pasien tampak lemas.
semua aktivitas dibantu
keluarga.
09.05
2 Memonitor lokasi Ds : pasien mengatakan
dan kepala terasa sakit dan mudah
ketidaknyamanan lelah ketika dibuat
selama malakukan beraktivitas terus menerus
aktivitas Do : pasien tampak lemas dan
meringis menahan sakit
09.10
2 Menganjurkan Ds : pasien mengatakan
melakukan bersedia akan melakukan
aktivitas secara aktivitas ringan
bertahap Do : pasien kooperatif
09.30
3 Mengidentifikasi Ds : pasien mengatakan
tingkat belum mengetahui bagaimana
pengetahuan pasien pengobatan penyakit
dan keluaga hipertensi ketika dirumah
,pasien juga mengatakan
kurang memahami penyebab
tekanan darahnya tinggi,
komplikasi dari penyakitnya
Do : pasien tampak terlihat
bingung
10.00 3 Ds : pasien mengatakan
bersedia kapan saja diberikan
menjadwalka pendidikan kesehatan
n pendidikan Do : pasien tampak
kesehatan kooperatif
Jumat , Ds : Pasien mengatakan nyeri
03 kepala sudah berkurang
Maret 1 - Memonitr Ttv P : Tekanan darah tinggi
2023 ,mengakaji Q : cekot cekot
14.00 WIB nyeri lokasi, R : seluruh kepala
karakteristik,dur S : Skala nyeri 4
asi,frekuensi,ku T : Hilang Timbul
alitas, intesitas Do :
nyeri dan,skala TD : 150/90 mmHg
nyeri N : 82 x/menit
- Mengidentifikas RR : 20x/menit
i respon nyeri
S : 36,6℃
non verbal
Pasien tampak sedikit lebih
tenang
Ds : pasien mengatakan
14.15 WIB sudah melakukan tekhnik
1 Menganjurkan relaksasi nafas dalam.
pasien melakukan Do : pasien tampak paham
tekhnik relaksasi Ds : pasien mengatakan
14.30 WIB nafas dalam badannya masih lemas dan
2 Mengkaji tingkat aktivitas masih dibantu
kemampuan pasien
melakukan
aktivitas keluarga
Do : pasien tampak terlihat
lemas dan berbaring di
tempat tidur
14.40 WIB 3 Mengidentifikasi Ds : Pasien mengatakan
kesiapan dan sekarang bisa dilakukan
kemampuan pasien pendidikan kesehatan
menerima Do : pasien tampak
informasi kooperatif
14.45 WIB
3 Mengidentifikasi Ds : pasien mengatakan bila
faktor faktor yang pusing dan nyeri
dapat menyebabkan tidak nyaman
meningkatkan dan untuk melakukan kegiatan
menurunkan sehari hari seperti ke ladang,
motivasi perilaku sawah untuk menyiangi
hidup bersih dan rumput
sehat Do : pasien terlihat kooperatif
15.00 WIB
3 Menyediakan Ds : pasien mengatakan
materi dan media sudah Paham apa yang
pendidikan dijelaskan,dan pasien
kesehatan, mengatakan pendidikan
Memberikan kesehatan sangat menambah
penyuluhan pengetahuan mengenai
kesehatan tentang penyakit hipertensi yang
penyakit hipertensi pasien alami
dan memberikan Do : pasien tampak
kesempatan untuk kooperatif dan mengerti
bertanya mengenai materi yang
penyuluhan berikan
15.30 WIB
3 Berkolaborasi Ds : keluarga mengatakan
dengan keluaraga akan meningkatkan
dalam membantu perawatan pasien
pasien merawat dan Do : keluarga tampak
mengenal kooperatif
hipertensi yang
dialami pasien
16.10 WIB
1 Memberikan terapi Ds : pasien mengatakan nyeri
sesuai dengan dosis ketika disuntik obat
Do : pasien tampak menahan
nyeri dan obat masuk sesuai
rute
- Inj ketorolak
- Inj omeprazole 40 mg
- Metronidazole 500 mg
- Amlodipin captopril
- Ctm
Sabtu,
1 Memonitor Ttv Ds : Pasien mengatakan
04
,mengakaji nyeri masih nyeri kepala tetapi
Maret
lokasi, sudah berkurang dari skala 4
2023
karakteristik,durasi, menjadi 3
14.00
frekuensi,kualitas, Do :
WIB
intesitas nyeri TD : 140/90 mmHg
dan,skala nyeri N : 87 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,4℃
- Pasien tampak rileks dan
tenang
1 Menganjurkan Ds : pasien mengatakan
14.15 WIB
pasien melakukan sudah melakukan teknik
tekhnikrelaksasirelaksasinafasdalamjika nafas
dalamnyeri timbul.
Do : pasien kooperatif
14.30 WIB 2 MengkajitingkatDs: pasienmengatakan
kemampuan suda bisamakan
pasien h
sendiri,aktivitas yang lain
melakukan
masih dibantu
aktivitas
Do: pasien tampak lebih
segar dan bisa makan sendiri
16.00 WIB 1
MemberikanobatDs:pasienmengatakan sesuai
dosisbersedia diberikan obat
Do : pasien tampak meminum obat dan obat
masuk sesuai
rute
Inj santagesik 500 mg
Candesartan 16 mg
Inj metronidazole 500 mg
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi TTD
Hari No
Tanggal Dx
1 S : Pasien mengatakan nyeri kepala P :
Jumat , 3
Maret Tekanan darah tinggi
2023 Q : cekot cekot
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jateng
Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 3511351(24), 61.
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2020/09/Profil-Jateng-tahun-
2019.pdf
Kartika, M., Subakir, S., & Mirsiyanto, E. (2021). Faktor-Faktor Risiko Yang
Berhubungan Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang Kota
Sungai Penuh Tahun 2020. Jurnal Kesmas Jambi, 5(1), 1–9.
https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i1.12396
Kusumawaty, J., Hidayat, N., & Ginanjar, E. (2016). Hubungan Jenis Kelamin
dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Factors Related Events
Sex with Hypertension in Elderly Work Area Health District Lakbok Ciamis.
Jurnal Mutiara Medika, 16(2), 46–51.
Panggabean, N. S. (2019). Perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Hipertensi. https://doi.org/10.31227/osf.io/y2qsv
Susanti, N., Siregar, P. A., & Falefi, R. (2020). Determinan Kejadian Hipertensi
Masyarakat Pesisir Berdasarkan Kondisi Sosio Demografi dan Konsumsi
Makan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(1), 43–52.
https://doi.org/10.36590/jika.v2i1.52
Laporan Kerja Triwulan 1. (2021). RSUD Dr.Moewardi.06
Semeltzer, C.Susan.2013.Keperawatan Medikal bedah Brunner & Suddart, Jakarta
: ECG
Udjianti,W.J.(2013).Keperawatan kardiovaskuler,Jakarta : Salemba Medika
Dalimartha (2019).Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Terhadap Penurunan Tekanan
Darah, Jakarta : Media Aesculapius
Triyanto. (2018). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Trans Info Media
Nursalam. (2016).Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Nixson Manurung. (2018)Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Tran Info Media
Julianty Pradono.dkk. (2020).Hipertensi: pembunuh Terselubung di Indonesia :
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB)
Oktavianus : Febriana Sartika Sari. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Sistem
Kardiovaskuler Dewasa. Yogyakarta : Graha Ilmu
Budiono.2016. " Konsep Dasar Keperawatan Komprehensif " Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
PPNI (2017). Standar diagnosa keperawatan Indonesia definisi dan indikator
diagnostik edisi 3. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dan tindakan keperawatan
edisi 3. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar luaran Keperawatan Indonesia definisi dan kriteriaa hasil
keperawatan edisi 3. Jakarta : DPP PPNI
Hariyanto,Awam dan Sulistyowati,Rini.2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah 1 : Dengan Diagnosa NANDA International. Yogyakarta : Ar-ruzz
Media.
Majid, Abdul. 2019. Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Gangguan
Kardiovaskular, Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Asikin,M., dkk. (2016). Keperawatan Medikal Bedah : Sistem
Kardiovaskuler.Jakarta: Erlangga
Amanda, D., & Martini, S. (2018). The Relationship between Demographical
Characteristic and Central Obesity with Hypertension. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 6(1), 43. https://doi.org/10.20473/jbe.v6i12018.43-50
Budiman, B. J., & Hafiz, A. (2012). Tinjauan Pustaka Epistaksis dan Hipertensi :
Adakah Hubungannya ? Jurnal Kesehatan Andalas, 1(2), 75–79.
Eduan, W. (2019). Influence of study abroad factors on international research
collaboration: evidence from higher education academics in sub-Saharan
Africa. Studies in Higher Education, 44(4), 774–785.
https://doi.org/10.1080/03075079.2017.1401060
Hartanti, R. D. (2016). Terapi Relaksasi Napas dalam Menurunkan Tekanan
Darah Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK), 9(1). Maret 2016
ISSN 1978-3167. Jurnal Ilmiah Kesehatan, IX(1).
Istyawati, P., Prastiani, D. B., & Rakhman, A. (2020). Efektifitas Slow Stroke
Back Massage (Ssbm) Dalam Menurunkan Skala Nyeri Kepala Pasien
Hipertensi Di Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal. Coping: Community of
Publishing in Nursing, 8(2), 207.
https://doi.org/10.24843/coping.2020.v08.i02.p14
Mardhiah, A. (2015). Pendidikan Kesehatan Dalam Peningkatan Pengetahuan,
Sikap Dan Keterampilan Keluarga Dengan Hipertensi - Pilot Study. Jurnal
Ilmu Keperawatan, 3(2), 111–121.
http://jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/article/view/5310
Mulyadi, Supratman, V. Y. (2015). Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Pada
Pasien Hipertensi Dengan Gejala Nyeri Kepala Di Puskesmas Baki
Sukoharjo. 1–19.
Purwati, R. D., Bidjuni, H., & Babakal, A. (2014). Perilaku Klien Hipertensi Di
Puskesmas Bahu Manado. Journal Keperawatan, 2(2), 1–8.
Ramanto Saputra, B., . R., & Sis Indrawanto, I. (2017). Profil Penderita Hipertensi
Di Rsud Jombang Periode Januari-Desember 2011. Saintika Medika, 9(2),
116. https://doi.org/10.22219/sm.v9i2.4140
Wrijan, Wahyudi, T., & Rahayu, R. D. (2016). Nursing Care of Hypertension in
the Elderly with a Focus on Study of Activity Intolerance in Dr. R. Soetijono
Blora Hospital Wrijan, SPd, AKep, MKes 1* Teguh Wahyudi,MN 2 Risma
Dwi Rahayu 3.
Yonata, A., & Pratama, A. S. P. (2016). Hipertensi sebagai Faktor Pencetus
Terjadinya Stroke. Jurnal Majority, 5(3), 17–21.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1030
Access, O., Wahyudi, T., Astuti, Y., Rahayu, R. D., Studi, P., Blora, D. K., &
Semarang, P. K. (2021). Jurnal Studi Keperawatan.
Alfi, W. N., & Yuliwar, R. (2018). The Relationship between Sleep Quality and
Blood Pressure in Patients with Hypertension. Jurnal Berkala Epidemiologi,
6(1), 18. https://doi.org/10.20473/jbe.v6i12018.18-26
B, S. (2019). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Skala Nyeri
Kepala Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Karang Werdha
Rambutan Desa Burneh Bangkalan. Jurnal Kesehatan, 5(1), 1–7.
https://doi.org/10.25047/j-kes.v5i1.29
Bangsawan, M., & Purbianto. (2013). Faktor Risiko yang Mempercepat
Terjadinya Komplikasi Gagal Jantung pada Klien Hipertensi. Jurnal
Keperawatan, 9(2), 145–150.
Madeira, A., Wiyono, J., & Ariani, N. L. (2019). Hubungan Gangguan Pola Tidur
Dengan Hipertensi Pada Lansia. Nursing News, 4(1), 29–39.
Misa, A., Wijayanti, E. T., & Mudzakkir, M. (2021). Penerapan relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi nyeri kepala pada pasien hipertensi (studi
literatur) application of deep breath relaxation to reduce headaches in
hypertensive patients (literature study). 130–140.
Rahmawati, R., & Wijayanti, D. (2017). Scoping Review : Hubungan Jenis
Kelamin dan Usia dengan Penyakit Hipertensi.
Lestari, K., & Diantini, A. (2017). Assessment of Knowledge on Hypertension
among Hypertensive Patients in Bandung City: A Preliminary Study.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 6(4), 290–297.
https://doi.org/10.15416/ijcp.2017.6.4.290
Wahyuningsih, S., Amalia, M., & Bustamam, N. (2018). Pengaruh Derajat
Hipertensi, Lama Hipertensi Dan Hiperlipidemia Dengan Gangguan Jantung
Dan Ginjal Pasien Hipertensi Di Posbindu Cisalak Pasar. Jurnal KESMAS
Indonesia, 10(1), 54–67.
Wrijan, Wahyudi, T., & Rahayu, R. D. (2016). Nursing Care of Hypertension in
the Elderly with a Focus on Study of Activity Intolerance in Dr. R. Soetijono
Blora Hospital Wrijan, SPd, AKep, MKes 1* Teguh Wahyudi,MN 2 Risma
Dwi Rahayu 3.
Gobel, M. G. S., Mulyadi, N., & Malara, R. (2016). Hubungan Peran Parawat
Sebagai Care Giver Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Instalasi Gawat
Darurat Di Rsu. Gmibm Monompia Kotamobagu Kabupaten Bolaang
Mongondow. Jurnal Keperawatan, 4(2)
Cahyanti, L. (2017). Penatalaksanaan teknik relaksasi napas dalam pada pasien
hipertensi untuk mengurangi nyeri di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus.
Jurnal Profesi Keperawatan, 4(2), 91–98.
Bestari, J.B. (2012). Epistaksis dan Hipertensi : Adakah Hubungannya. Jurnal
Kesehatan Andalas. 1(2): 75-78. Diunduh di
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka pada 15 Mei 2020.
Nasuha, Widodo D, Widiani E. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas dalam Terhadap
Tingkat Kecemasan pada Lansia di Posyandu Lansia RW IV Dusun Dempok
Desa Gading Kembar kecamatan Jabung Kabupaten Malang. J Nurs News.
2016;1(2):53-62
104