Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN ANEAMIA PADA Ny P DI UPTD

PUSKESMAS RAWAT INAP BIHA KAB PESISIR BARAT

OLEH :

SEPRIDA
NIM 2022207209538

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMADYAH


PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan
POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia.
Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan
fungsi tubuh.  Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau
kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. 
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan
kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan
beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)

B. KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah
merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik
Penyebab:
 agen neoplastik/sitoplastik
 terapi radiasi
 antibiotic tertentu
 obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas,
fenilbutason
 benzene
 infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala:
 Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
 Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis,
perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih,
perdarahan susunan saraf pusat.
 Morfologis: anemia normositik normokromik
b. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
 Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
 Hematokrit turun 20-30%
 Sel darah merah tampak normal pada apusan darah
tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel
darah merah maupun defisiensi eritopoitin
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang
berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik
(sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). 
Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru,
osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
d. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
 Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat
selama hamil, menstruasi
 Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
 Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip,
gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya:
 Atropi papilla lidah
 Lidah pucat, merah, meradang
 Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
 Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
 Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi
asam folat
 Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
 Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan
segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh destruksi sel darah merah:
a. Pengaruh obat-obatan tertentu
b. Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple,
leukemia limfositik kronik
c. Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d. Proses autoimun
e. Reaksi transfusi
f. Malaria
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
DERAJAT WHO NCI
Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL
Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/dL < 6.5 g/dL

C. ETIOLOGI:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi  defisiensi besi,
folic acid, piridoksin, vitamin C dan copper

Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:


1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,
vitamin B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi
rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah
menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat
besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin
menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-
menerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus
buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan
perdarahan lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya
dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan
vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi).
Ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat
besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit
ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan
penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing
tambang, malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan
darah yang parah.

D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain
yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan
atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. 
Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran
darah.  Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1
mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).  Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal
dan kedalam urin (hemoglobinuria). 
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah
merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1.
hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah
merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang
terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.

PATHWHY ANEMIA

E. TANDA DAN GEJALA


1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah
dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah)
Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung)
menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi
atau diare)
F. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI YANG MUNCUL
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. gagal jantung,
2. kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

G. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG


1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah
putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat,
vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial. 
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding
capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut
dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
 Transplantasi sumsum tulang
 Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin
antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
 Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi
dan asam folat
 Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak
memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan
penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
 Dicari penyebab defisiensi besi
 Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat
ferosus dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
 Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian
vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi
atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan
vitamin B12 dengan injeksi IM.
 Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12
harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita
anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
 Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet
dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada
pasien dengan gangguan absorbsi.

Asuhan Keperawatan (Askep Anemia) SDKI SLKI


SIKI
Pengkajian Keperawatan

Pada askep anemia, beberapa hal yang penting untuk dikaji antara lain:

Riwayat Penyakit dan pemeriksaan fisik.

Dalam melaksanakan askep anemia, riwayat Penyakit dan Pemeriksaan fisik


memberikan data penting tentang jenis anemia yang terlibat, tingkat dan jenis
gejala yang ditimbulkannya, dan dampak gejala tersebut pada kehidupan pasien.

Riwayat pengobatan.

Beberapa obat dapat menekan aktivitas sumsum tulang, menginduksi hemolisis,


atau mengganggu metabolisme folat.
Riwayat konsumsi alkohol.

Riwayat akurat asupan alkohol termasuk jumlah dan durasi harus diperoleh.

Riwayat Penyakit  keluarga

Pengkajian riwayat penyakit  keluarga penting karena anemia tertentu diturunkan.

Penilaian nutrisi

Dalam askep anemia, Mengkaji status gizi dan kebiasaan penting karena dapat
mengindikasikan defisiensi zat gizi esensial seperti zat besi, vitamin B12, dan
asam folat.

Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan

1. Keletihan b/d Kondisi Fisiologis Anemia (D.0057)

Luaran: Tingkat Keletihan Membaik

 Verbalisasi kepulihan energi meningkat


 Tenaga meningkat
 Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
 Motivasi meningkat
 Verbalisasi lelah menurun
 Lesu menurun
 Gangguan konsentrasi menurun
 Sianosis menurun
 Selera makan membaik
 Pola napas dan pola istirahat membaik

Intervensi Keperawatan:

a. Manajemen Energi (I.05178)

 Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan


 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus seperti cahaya,
suara, dan kunjungan
 Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
 Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan

b. Edukasi Aktivitas / Istirahat (I.12362)

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


 Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
 Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
 Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin
 Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
 Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
 Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat seperti
kelelahan, sesak nafas saat aktivitas.
 Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan

2. Perfusi Perifer Tidak Efektif b/d Penurunan Konsentrasi Hemoglobin


(D.0009)

Luaran: Perfusi Perifer Meningkat (L.02011)

 Denyut nadi perifer meningkat


 Sensasi meningkat
 Kelemahan otot menurun
 Pengisian kapiler membaik
 Akral membaik
 Turgor kulit Membaik
 Tekanan darah dan tekanan arteri rata-rata membaik
 Indeks Ankle-brachial membaik

Intervensi Keperawatan:

a. Perawatan Sirkulasi (I.02079)

 Periksa sirkulasi perifer seperti Nadi perifer, pengisian kalpiler,


warna, suhu, dan angkle brachial index.
 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
 Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
 Lakukan hidrasi
 Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan

3. Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan (D.0056)


Luaran: Toleransi Aktivitas meningkat

 Saturasi oksigen meningkat


 Frekwensi Nadi meningkat
 Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari hari meningkat
 Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah meningkat
 Dyspnea saat dan setelah melakukan aktivitas menurun
 Perasaan lemah menurun
 Sianosis menurun
 Warna kulit membaik

Intervensi Keperawatan:

a. Manajemen Energi (I.05178)

b. Terapi Aktivitas (I.05186)

 Identifikasi deficit tingkat aktivitas


 Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu
 Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
 Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
 Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap
aktivitas
 Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami
 Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
 Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
 Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan
perawatan diri), sesuai kebutuhan
 Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu,
energy, atau gerak
 Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika
sesuai
 Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
 Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
 Fasilitasi mengembankan motivasi dan penguatan diri
 Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri
untuk mencapai tujuan
 Berikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas
 Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
 Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
 Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif,
dalam menjaga fungsi dan kesehatan
 Anjurka terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai
 Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi
dalam aktivitas
 Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas, jika sesuai
 Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu
4. Resiko Infeksi b/d Ketidakadekuatan Pertahanan tubuh Sekunder
(penurunan Hemoglobin) (D.0142)

Luaran : Tingkat Infeksi Menurun (L.14137)

 Kebersihan dan nafsu makan meningkat


 Demam menurun
 Periode malaise menurun
 Kadar sel darah putih membaik

Intervensi Keperawatan: Pencegahan Infeksi (I.14137)

 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik


 Batasi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan kulit pada daerah edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada psien beresiko tinggi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi

5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi (D.0111)

Luaran : tingkat pengetahuan membaik ( L.12111)

 Perilaku klien sesuai dengan yang di anjuran meningkat


 Minat klien dalam belajar meningkat
 Kemampuan klien menjelaskan pengetahuan tentang penyakitnya
meningkat
 Kemampuan klien menggambarkan
 pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan penyakitnya
meningkat
 Perilaku sesuai dengan pengetahuannya meningkat
 Pertanyaan tentang penyakitnya menurun
 Persepsi keliru tentang penyakitnya menurun
 Perilaku kllien membaik

Intervensi Keperawatan : Edukasi kesehatan (l.12383)

 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Jelaskan klien tentang penyakitnya
 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

Referensi
Turner J, Parsi M, Badireddy M. 2021. Anemia. Treasure Island (FL). StatPearls
Publishing.  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499994/
Emmanuel C Besa. 2021. Anemia. Med Scape Emedicine.
https://emedicine.medscape.com/article/198475-overview
Marianne Belleza RN. 2021. Anemia Nursing Care Management. Nurses Labs
Siamak N. Nabili. 2021. Anemia. Emedicine Health.
https://www.emedicinehealth.com/anemia/article_em.htm
PPNI, 2017.  Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan
II. DPP PPNI. Jakarta
PPNI, 2018.  Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II.
DPP PPNI. Jakarta
PPNI, 2019.  Standart I Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)edisi 1 cetakan II.
DPP PPNI. Jakarta
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :
Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.P
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Tanjung Raya
No. Reg : 12015
Tgl. MPKM : 10 Maret 2023 (12.15)
Diagnosis medis : Anemia
Tgl Pengkajian : 10 maret 2023 (12.30)

PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn K
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Tanjung Raya

1.1.1. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


Keluhan utama :
Pasien mengeluhkan lemah letih dan pusing
4.1.1.1 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas pada tanggal 10 maret 2023 pada pukul 12.15
dengan keluhan lemah, lemas, berkeringat dan pusing. Sebelumnya pasien
sudah di bawah ke bidan tapi sarankan untuk Puskesmas.

4.1.1.2 Riwayat Kesehatan Terdahulu


Pasien mengatakan pernah menderita penyakit anemia dan 2x dirawat di
RSAU Liwa sekitar 3 bulan yang lalu dengan diagnosa medis yang pertama
anemia yang kedua diagnosa medis anemia+febris Pasien mengatakan tidak
mempunyai penyakit kronik dan menular.

4.1.1.3 Riwayat Kesehatan Keluarga


Di dalam keluarga tidak ada yang menderita sakit sperti yang diderita
pasien tetapi pasien mengatakn bapak klien menderita penyakit sesak nafas.
Genogram
4.1.1.3 Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasen tinggal bersama suami dan anaknya. Pasien mengatakan lingkungan
rumahnya bersih karena pasien tidak suka dengan lingkungan yang kotor
jadi pasien sering melakukan aktivitas yang cukup banyak.

4.1.2 PEMERIKSAAN FISIK


4.1.2.1 Tanda-tanda Vital, TB dan BB :
S : 36°C
N : 100x/menit
TD : 100/60mmHg
RR : 25 x/menit
TB : 157cm
BB : 47 Kg
IMT : 18,35 kg/m2
4.1.3 PEMERIKSAAN PER SISTEM
A. Sistem Pernapasan
Klien mengeluh sesak ringan dan batuk tidak produktif. Bentuk dada
simetris, pengembangan dada simetris , Frekuensi 25 x/menit, Irama
pernafasan teratur , Suara napas ronchi, tidak ada wheezing, Tidak
menggunakan alat bantu napas. Roles juga tidak ada, tidak ada Hemaptoe.

B. Cardiovaskuler Dan Limfe


Nyeri dada ringan, mudah lelah, perubahan berat badan, pusing. Irama
jantung regular , S1/s2 tunggal,   Suara jantung : normal,CRT: 3 dtik,
Akral pucat, Sirkulasi perifer yaitu nadi 100x/mnt, denyut kuat, TD 100/60
mmHg.
C. Persyarafan
Tingkat kesadaran yaitu cosposmentis, Glasgow Coma Scale (GCS) yaitu
15(Motorik 6, Verbal 5, Mata 4),  Klien mengeluh pusing berputar, Pupil
isokor, Sclera ikterus,  Conjungtiva anemis, Gangguan pandangan : reflek
cahaya +/+, Klien mengeluh susah tidur, ketidak mampuan berkonsentrasi.
D. Perkemihan-Eliminasi Urine
Tidak ada retensi urine, inkontenesia juga tidak ada, BAK normal 3-4 x/24
jam, Bau amoniak, Warna kuning jernih,       Kandung kemih tidak
membesar maupun nyeri tekan, Tidak menggunakan alat bantu kateter,
tidak ada sakit pinggang, tidak ada penyakit kelamin.
E. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut yaitu gigi bersih, tidak ada caries gigi, ,tidak ada
stomatitis, lidah bersih, saliva normal,tidak ada peradangan paada gusi.
Adanya muntah setiap habis makan, muntah berupa  8 makanan yang
dimakan dan kadang-kadang hanya air, adanya mual, nafsu makan tidak
ada, Mukosa bibir kering, Adanya splenomegali, Tidak ada masalah
dengan tenggorokan, Peristaltic normal, , peristaltik usus 15 x/menit ,
Klien mengatakan belum BAB terakhir tanggal 24-03-2016, Gangguan
konntipasi, Intake cairan : oral : + 350 cc/hari. Parental 1500 cc/hari, Tidak
terpasanng NGT.

F. Sistem Muskuloskeletal & Integumen


Pergerakan sendi terbatas, Kekkuatan otot
5 5
5 5
klien mengatakan badannya merasa lemah,letih setelah aktivitas, kelainan
tulang belakang : kifosis, kulit pucat , turgor kulit kurang elastic, kuku
rambut rapuh .

G. Sistem Endokrin dan Eksokrin


Tidak ada pembesaran keelenjar thyroid dan kelenjar getah bening.

H. Sistem Reproduksi
Adanya amenore, Menurunnya fungsi seksual, Impotent.
I. Persepsi sensori :
Sistem Penglihatan :Posisi mata simetris, Pupil isokor, Sclera ikterus, 
Conjungtiva anemis, cahaya kelopak mata normal, pergerakan bola
matanormal. Kornea jernih, tidak ada strabismus, fungsi penglihatan baik,
tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak memakai kaca mata, tidak
memakai lensa kontak, reaksi terhadap cahaya kanan dan kiri positif,
tampak warna hitam pada kelopak mata bawah sekitar mata, mata tampak
sayu, tidak ada hematoma.
Sistem Pendengaran : Daun telinga simetris dan tidak sakit bila
digerakkan, tidak bengkak.Tidak ada serumen dan juga nanah, tidak ada
lesi, tidak ada tinitus, tidak ada perasaan penuh di telinga, fungsi
pendengaran baik, pada pemeriksaan garputala hasil positif kanan dan kiri,
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

Sistem wicara : Tidak ada kesulitan dan gangguan dalam berbicara, tidak
memakai ETT dan Trakeostomi.

Sistem penciuman : bentuk simetris, septum terletak di tengah, tidak ada


secret, tidak terdapat sinusitis, tidak ada polip, tidak ada epitaksis, fungsi
penciuman baik.

J. POLA PERSEPSI TATA LAKSANA HIDUP SEHAT


Sebelum sakit  :

 Pasien dapat melakukan segala aktivitas sendiri


 Pasien makan biasa sehari 3 kali (pagi, siang, malam) tidak
teratur jamnya, terkadang makan cuma 2 kali bahkansering 1
kali makan, lauk sering seadanya, minum 5-6 gelas perhari air
putih dan the manis/susu sehari 1 kali.
Saat ini :

 Pasien untuk keperluan mandi, berpakaian, eliminasi, makan


pasien memerlukan bantuan orang lain, sedang untuk mobilisasi
ditempat tidur bisa sendiri.
 Makan pada awal sakit selama 2 hari tidak mau makan karena
perutnya mual dan muntah jika diberi makanan, tapi setelah hari
ke 2 itu pasien sudah mulai makan dan makanan yang
disajikanpun bergizi tapi sering tidak dihabiskan, makan Cuma 5
sendok serta terlihat makan sate kambing.

K. POLA KONSEP DIRI


Sebelum sakit  : Harga diri tinggi, disiplin dan mandiri
Saat ini : Harga diri tinggi berusaha untuk mandiri, tapi pasien
mengalami kesulitan jadi dibantu oleh keluarganya.
L. POLA NILAI DAN KEPERCAYAAN/ SPIRITUAL
Sebelum sakit : pasien rajin beribadah
Selama sakit : pasien masih rajin beribadah walaupun kesulitan dalam
bergerak leluasa jadi di bantu oleh keluarganya.

M. POLA MEKANISME KOPING


Sebelum sakit  : Pasien tidak ada masalah dalam beraktivitas

Saat ini            : Masalah utama yang dirasakan selama sakit yaitu merasa
capek, badan merasa lemas, kepala pusing, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, perut mual, sering muntah

N. HUBUNGAN PERAN
Sebelum sakit  : Pasien dapat berhubungan/berkomunikasi dengan
siapapun, baik keluarga maupun teman.

Saat ini            : Pasien dalam berhubungan/berkomunikasi tetap baik


dengan siapapun, Cuma pasien tidak bias lebih berleluasa seperti dulu.

O. POLA ISTIRAHAT TIDUR


Sebelum sakit  : Pasien tidur siang ± 1 jam, tidur pada malam hari ± 5-6
jam. Kebiasaan tidur pasien tidak mempengaruhi kehidupannya, karena
tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan untuk pemenuhan kebutuhan
tidur.
Saat ini            : Pasien tidur siang ± 2-3 jam, tidur pada malam hari ± 6-8
jam. Karena kondisi pasien yang lemah maka pasien tidurnya agak sedikit
terganggu dan tidak nyenyak.

P. POLA PSIKOSOSIAL
 Persepsi klien terhadap sakit yang diderita adalah cobaan dari tuhan
 Ekspresi klien terhadap penyakit yang diderita gelisah / cemas
 Reaksi saat interaksi sangat kooperatif

Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin 7,9 dl/l
Leukosit 6300
Segmen 27%
Limfosit 61 %
Monosit 12 %
LED 63/115 mm/jam
Hematocrit 23,6 %
Trombosit 130,80
HBS Ag negative
Anti hiv Non reaktif

1.2. DIAGNOSA
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. P


No RM : 12015
Dx. Medis : Anemia
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH

28-3- DS:klien mengeluh Kelemahan umum Intoleransi aktivitas


2016 badannya mual, tidak
nafsu makan
lemas,lesu,pusing setelah
aktivitas.
Do:
 Ku lemah
 Kebutuhan cairan
kurang
 Pergerakan sendi
terbatas
 TTV
S : 36,5 C
N : 100x/mnt
T : 100/60 mmHg
RR : 25 x/mnt
H : 7,9
28-3- DS =  Klien mengatakan Intake kurang akibat Ketidakseimbangan
2016 merasa berat HB turun
Nutrisi kurang dari
          badannya menurun.
Kebutuhan tubuh
DO = BB turun sebelum
sakit = 49 kg

          Saat sakit = 47 kg.

- Mual muntah 3-4 kali


28-3- DS = klien mengatakan penurunan masukan konstipasi
2016 perutnya nyeri diet, perubahan
(perut)
proses pencernaan,
DO= pada saat palpasi
terdapat efek samping terapi
splenomegali obat.
Adanya konstipasi

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA

28-3-2016 00092 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum.

00002 Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan


tubuh.

Konstipasi / diare berhubungan dengan penurunan


00011
masukan diet, perubahan proses pencernaan, efek
samping terapi obat.
DAFTAR PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO PRIORITAS
TANGGAL
DIAGNOSA DIAGNOSA KEPERAWATAN

28-3-2016 00092 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


kelemahan umum.

Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan


00002
tubuh sehunbungan dengan Intake kurang akibat
HB turun.

Konstipasi / diare berhubungan dengan penurunan

00011 masukan diet, perubahan proses pencernaan, efek


samping terapi obat.
4.3 INTERVENSI

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. P

No RM : 12015

Dx. Medis : Anemia

RENCANA KEPERAWATAN
TANGGAL DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
HASIL

10-3-2023 Intoleransi aktivitas Setelah -KU baik 1. observasi kehilangan/ 1. menunjukkan perubahan
b.d kelemahan diberikan -akral hangat gangguan keseimbangan gaya neurology karena defisiensi
umum asuhan -sclera normal jalan dan kelemahan otot vitamin B12 mempengaruhi
keperawatan -conjungtiva 2. observasi TTV sebelum dan keamanan pasien/ resiko
selama 2x 24 normal sesudah aktivitas cidera
jam - turgor kulit 3. berikan lingkungan tenang 2. manifestasi kardio
diharapkan elastis batasi pengunjung dan kurangi pulmonal dr upaya jantung
klien suara bising, pertahankan tirah dan paru untuk membawa
meningkatkan baring bila di indikasikan jumlah oksigen adekuat ke
ambulan atau 4. anjurkan klien istirahat bila jaringan.
aktivitas terjadi kelelahan dan 3. meningkatkan istirahat
kelemahan,anjurkan pasien untuk menurunkan kebutuhan
melakukan aktivitas oksigen tubuh dan
semampunya menurunkan regangan
5. kolaborasi dengan tim medis jantung dan paru.
dalam pemberian terapi infuse 4. meningkatkan aktivitas
dan memberikan transfuse secara bertahap sampai
darah. normal dan memperbaiki
tonus otot.
5.mengganti cairan dan
elektrolit secara adekuat.

10-3-2023 Ketidak Kebutuhan  Keadaan - Kaji riwayat nutrisi, termasuk - Mengidentifikasi


seimbangan nutrisi sesuai umum makan yang disukai defisiensi, memudahkan
dengan
nutrisi : kurang dari kebutuhan membaik intervensi
-       Observasi dan catat
kebutuhan tubuh. tubuh Ø  dapat
masukkan makanan pasien -       Mengawasi masukkan
menghabiskan
kalori atau kualitas
porsi makan -       Timbang berat badan
kekurangan konsumsi
yang diberikan setiap hari.
makanan
Ø  Mengalami -       Berikan makan sedikit
peningkatan dengan frekuensi sering dan -       Mengawasi penurunan
BB atau makan diantara waktu berat badan atau
makan efektivitas intervensi
nutrisi
-       Observasi dan catat
kejadian mual/muntah, -       Menurunkan kelemahan,
flatus dan dan gejala lain meningkatkan pemasukkan
yang berhubungan dan mencegah distensi
gaster
-       Berikan dan Bantu
hygiene mulut yang baik ; -       Gejala GI dapat
sebelum dan sesudah menunjukkan efek anemia
makan, gunakan sikat gigi (hipoksia) pada organ.
halus untuk penyikatan yang
-       Meningkatkan nafsu
lembut. Berikan pencuci
makan dan pemasukkan
mulut yang di encerkan bila
oral. Menurunkan
mukosa oral luka.
pertumbuhan bakteri,
-       Kolaborasi pada ahli gizi meminimalkan
untuk rencana diet. kemungkinan infeksi.
Teknik perawatan mulut
-       Kolaborasi ; pantau hasil khusus mungkin
pemeriksaan laboraturium diperlukan bila jaringan
rapuh/luka/perdarahan dan
-       Kolaborasi; berikan obat
nyeri berat.
sesuai indikasi
-       Membantu dalam
rencana diet untuk
memenuhi kebutuhan
individual

-       Meningkatakan
efektivitas program
pengobatan, termasuk
sumber diet nutrisi yang
dibutuhkan.

-       Kebutuhan penggantian


tergantung pada tipe
anemia dan atau adanyan
masukkan oral yang buruk
dan defisiensi yang
diidentifikasi.

10-3-2023 Konstipasi / diare Membuat Menunjukakan 1. obserfasi warna feses , 1. membantu


berhubungan kembali pola perubahan konsistensi, frekuensi, dan mengidentifikasi penyebab
normal dari
dengan penurunan fungsi usus prilaku pola jumlah. atau faktor pemberat dan
masukan diet, hidup yang 2. auskultasi bunyi usus intervensi pemberat
perubahan proses diperlukan 3. hindari makanan yang
2. Bunyi usus secara umum
pencernaan, efek sebagai membentuk gas
meningkat pada diaredan
samping terapi penyebab atau 4. dorong pemasukan cairan
menurun pada konstipasi
obat. faktor 2500 – 3000 ml/ hari dalam
pemberat toleransi jantung.
5. konsul dengan ahli gizi 3. menurunkan distres gastrik
untuk memberikan diet dan distensi abdomen
seimbang dfenag tinggi
4. membantu dalam
serat dan bulk
memperbaiki konsistensi
feses bila kontipasi akan
membantu mempertahankan
setatus hidrasi pada diare

5. serat menahan enzim


pencernaan dan mengabsorsi
air dalam aliranya sepanjang
traktus intestinal dan denga
demikian menghasilkan bulk
yang bekerja sebagai
perangsang untuk defikasi
4.4 IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien :Ny .P


No RM : 12015
Dx. Medis : Anemia

N EVALUASI/
Dx.KEP TGL/JAM IMPLEMENTASI TTD
O RESPON KLIEN

1. Intoleransi 10-03- 1. meobservasi DS : klien


aktivitas b.d 2023 / kehilangan/ mengatakan
gangguan badannya masih
kelemahan 19.00 keseimbangan gaya lemas,kepala
umum jalan dan kelemahan pusing.
otot. DO :
R/klien berusaha          Ku lemah
tetapi tidak mampu          Kurang
menyeimbangkan minum/cairan
saat berjalan.          Pergerakan sendi
2. meobservasi TTV masih terbatas
sebelum dan          Hannya
sesudah aktivitas. berbaring ditempat
-sebelum aktivitas tdur
T:100/60 mmHG          TTV
S: 36,5 c N : 82/mnt S: 36,2 c N :
Rr: 25x/mnt 89x/mnt
3. memberikan T : 90/60mmHg
lingkungan tenang RR: 23x/mnt
batasi pengunjung A : masalah belum
dan kurangi suara teratasi
bising, pertahankan
P : lanjutkan
tirah baring bila di
intervensi.
indikasikan.
R/klien masih
pusing dengan
lingkungan tenang.
4. menganjurkan
klien istirahat bila
terjadi kelelahan dan
kelemahan,anjurkan
pasien melakukan
aktivitas
semampunya.
R/ klien susah tidur
5. berkolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
terapi infuse dan
memberikan
transfuse darah.
Infuse ps 20 tpm
Tranfusi darah
5 Ketidak 10-03- - Kaji riwayat DS =  Klien
seimbangan 2023 / nutrisi, termasuk mengatakan
nutrisi : 19.00 makan yang merasa berat  
kurang dari disukai badannya
kebutuhan menurun.
R/ klien tidak suka
tubuh.
makanan yang DO = BB turun
berserat sebelum sakit = 49
kg Saat sakit = 47
-       Observasi dan
kg.
catat masukkan
makanan pasien - Mual muntah 3-
4 kali
R/klien jarang
makan karna
nafsu makan
yang menurun

-       Timbang berat


badan setiap hari.

R/ berat badan klien


menurun dari 49
ke 47

-       Berikan makan


sedikit dengan
frekuensi sering
dan atau makan
diantara waktu
makan

R/ klien mual dan


muntah

-       Observasi dan


catat kejadian
mual/muntah,
flatus dan dan
gejala lain yang
berhubungan

R/ klien muntah 3-4


kali ini
bertambah jika
klien melakukan
aktivitas lebih

-       Berikan dan


Bantu hygiene
mulut yang baik ;
sebelum dan
sesudah makan,
gunakan sikat
gigi halus untuk
penyikatan yang
lembut. Berikan
pencuci mulut
yang di encerkan
bila mukosa oral
luka.

R/ pasien selalu
mejaga
kebersihan

-       Kolaborasi
pada ahli gizi
untuk rencana
diet.

-       Kolaborasi ;
pantau hasil
pemeriksaan
laboraturium

-       Kolaborasi;
berikan obat
sesuai indikasi

6 Konstipasi / 10-03- 1. obserfasi DS = klien


diare 2023 / warna feses , mengatakan
perutnya
berhubungan 19.00 konsistensi, nyeri (perut)
dengan frekuensi, DO= pada saat
penurunan dan jumlah. palpasi
terdapat
masukan R/ fases klien
splenomegali
diet, agak hitam ,
Adanya
perubahan padat, dan konstipasi
proses sedikit
pencernaan,
2. auskultasi
efek
bunyi usus
samping
R/ bising usus tidak
terapi obat.
terdengar

3. hindari
makanan
yang
membentuk
gas
R/ klien jarang
makan

4. dorong
pemasukan
cairan 2500 –
3000 ml/ hari
dalam
toleransi
jantung.
R/klien tidak bisa
BAB

5. konsul
dengan ahli
gizi untuk
memberikan
diet seimbang
dfenag tinggi
serat dan
bulk

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. P

No RM :12015

Dx. Medis : Anemia

PERKEMBANGAN
NO TGL/JAM Dx.KEP
(S O A P I E R)

1. 10-3-2023 Intoleransi aktivitas S : klien mengatakan susah tidur


b.d kelemahan O: - ku lemah
-         Klien tampak gelisah
umum
(20.00) -         Klien bisa duduk
-         Ttv
-         T : 110/80 mmHg
-         S : 36,5 c N : 85x/mnt
-         Rr : 23x/mnt
A : Masalah belum teratasi

P : intervensi diagnosa keperawatan


pertama dilanjutkan : mengkaji
keseimbangan jalan, TTV dan kelemahan
otot

S : Klien mengatakan belummau makan.-


Ketidak
Klien mengatakan perut terasa mual, jika
seimbangan makan akan muntah
nutrisi : kurang dari Klien mengatakan badannyaterasa lemah
2. kebutuhan tubuh.
O : Klien tampak lemah, klien hanya
menghabiskan ¼ dari porsi yang
disajikan.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi diagnosa kedua
dilanjutkan : mengkaji masukan nurtrisi
klien,anjurkan klien untuk makan sedikit
tapi sering,menimbang BB tiap hari.

Konstipasi / diare S : klien mengatakan perutnya nyeri


berhubungan (perut)

dengan penurunan O: pada saat palpasi terdapat


splenomegali , Adanya konstipasi
masukan diet,
3. A : Masalah belum teratasi
perubahan proses
pencernaan, efek 1. P : Lanjutkan intervensi diagnosa

samping terapi keperawatan : observasi fases,

obat. auskultasi bunyi usus dorong


pemasukan cairan, konsul dengan
ahli gizi
1. 11-3-2023 Intoleransi aktivitas S : klien mengatakn susah tidur da lemas
b.d kelemahan O : ku cukup
(20.00) -         Klien hannya duduk dan tak
umum mau istirahat
-         Ttv
-         T : 110/85 mmHg
-         N : 80x/mnt s : 36 c
-         Rr : 23x/mnt
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1,2,3

S : Klien mengatakan sudahmau makan.


O : Klien menghabiskan ½dari porsi
Ketidak makan yangdisajikan.
seimbangan A : Masalah teratasi sebagian
2.
nutrisi : kurang dari
P : Intervensi diagnosa keperawatan
kebutuhan tubuh. kedua dilanjutkan : kaji masukan
nutrisi klien.

Konstipasi / diare

3. berhubungan
dengan penurunan S : klien mengatakan perutnya tidak nyeri
masukan diet, (perut), dapat BAB sedikit demi sedikit.
perubahan proses O: Adanya konstipasi
pencernaan, efek A : Masalah belum teratasi
samping terapi P : Lanjutkan intervensi diagnosa
obat. keperawatan : observasi fases dan
dorong pemasukan cairan
1. 12-03- Intoleransi aktivitas S : klien mengatakan sudah tidak pusing ,
2023 b.d kelemahan badan tidak lemas.
O:
umum -ku cukup
(20.00)
- klien duduk dilantai
-ttv
-t : 120/80 mmHg n: 80x/mnt
S : 36 c rr : 20x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi diagnose keperawatan
kedua dihentikan

S : Klien mengatakan sudah mau makan


O : Klien menghabiskan porsi makanan
yang disajikan
Ketidak A : Masalah teratasi
2. seimbangan P : Intervensi diagnose keperawatan
nutrisi : kurang dari kedua dihentikan
kebutuhan tubuh.

S : klien mengatakan perutnya tidak nyeri


(perut), dapat BAB dengan lancar
Konstipasi / diare
O: Tidak ada konstipasi ataupun
berhubungan splenomegali
3. dengan penurunan
A : Masalah teratasi
masukan diet,
P : Intervensi diagnose keperawatan
perubahan proses kedua dihentikan
pencernaan, efek
samping terapi
obat.
4.5 EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.Adele

No RM : 12015

Dx. Medis : Anemia

PERKEMBANGAN
NO TGL/JAM Dx.KEP
(S O A P I E R)

1. 12-03- Intoleransi aktivitas S : klien mengatakan sudah tidak pusing ,


2023 b.d kelemahan badan tidak lemas.
O:
umum -ku cukup
(20.00)
- klien duduk dilantai
-ttv
-t : 120/80 mmHg n: 80x/mnt
S : 36 c rr : 20x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi diagnose keperawatan
kedua dihentikan

S : Klien mengatakan sudah mau makan


O : Klien menghabiskan porsi makanan
yang disajikan
Ketidak A : Masalah teratasi
2. seimbangan P : Intervensi diagnose keperawatan
nutrisi : kurang dari kedua dihentikan
kebutuhan tubuh.

S : klien mengatakan perutnya tidak nyeri


(perut), dapat BAB dengan lancar
Konstipasi / diare
O: Tidak ada konstipasi ataupun
berhubungan splenomegali
3. dengan penurunan
A : Masalah teratasi
masukan diet,
perubahan proses P : Intervensi diagnose keperawatan
pencernaan, efek kedua dihentikan

samping terapi
obat.

Anda mungkin juga menyukai