Anda di halaman 1dari 130

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAPAN KELUARGA

USIA LANJUT DENGAN MASALAH KESEHATAN STROKE PADA Ny.W DI

DESA MATAHORI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALOSIKA

KEC. PADANGGUNI KAB.KONAWE

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Peryaratan Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kendari

OLEH :

ALPIRA WINSI
P00320018054

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
ii
Hj. Sitti Rachmi Misbah S.Kep, M.Kes
NIP. 19711101 199903 2001

iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Alpira Winsi

2. Tempat, tanggal Lahir : Matanggorai, 24 April 2021

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Tolaki / Indonesia

6. Alamat : Desa Matanggorai,Kec.Padangguni,

Kab.konawe

7. No. Telp/HP : +62 82271091639

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Matanggorai 2006 s/d 2012

2. SMP Negeri 2 Abuki 2013 s/d 2015

3. SMA Negeri 2 Unaaha 2015 s/d 2018

4. Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari 2018 s/d 2021

v
MOTTO

Jangan menyianyiakan waktu, Waktu bagaikan pedang jika kamu tidak

memamfaatkannya dengan baik, maka ia akan memamfaatkan mu……

Hr.Muslim.

Allah tidak akan membebani seseorang melaikan sesuai dengan

kesangupannya, ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang di

usahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatannya) yang di

kerjakannya…(Qr. AlBaqarah:286)

Jangan menuntut tuhan mu karena tertundanya keinginanmu, tapi tuntutlah

dirimu sendiri karena menunda adab dan kewajibanmu kepadanya……

Ibnu Atha’illah As-Sakandari.

Hidup dalam imajinasimu bukan dengan masa lalumu berusahalah

menjadi yang terbaik, jangan berfikir dirimu yang terbaik kegagalan

bukan akhir dari segalanya, melainkan keberhasilan yang tertunda……

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat nAllah SWT karena berkat, rahmat

dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan

judul “Asuhan Keperawatan keluarga dengan tahapan keluarga usia lanjut dengan

masalah Stroke Pada Ny.W Desa Matahori Wilayah Kerja Puskesmas Alosika,

Kec.Padangguni, Kab.Konawe.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. terkhusus dosen pembimbing I dan

pembimbing II yang telah ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing

selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. pada kesempatan ini saya ingin

mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik kesehatan kendari.

2. Bapak Ahmad.,Amk, selaku Kepala PUSKESMAS Alosika yang telah

memberikan izin penelitian saya.

3. Bapak Indriono Hadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik kesehatan kendari.

4. Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep.,Sp.KMB, selaku Sekretaris Jurusan

Keperawatan Politeknik kesehatan kendari.

5. Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah S.Kep, M.Kes dan Fitri Wijayati, S.Kep., Ns.,

M.Kep selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing saya

dengan sebaik-baiknya demi tercapainya Karya Tulis Ilmiah ini.

vii
6. Bapak Abd. Syukur, S.Kep, Ns, MM, ibu Asminarsih ZP, M.Kep., Sp.

Kep.Kom, dan ibu Dian Yuniar Santi Rahayu, SKM, M.kep selaku Dosen-

Dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan masukan-masukan sehingga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

7. Kepada Seluruh Dosen dan Staf Politeknik kesehatan kendari Jurusan

Keperawatan yang membantu penulis dalam menempuh pendidikan.

8. Teruntuk kepada kedua orang tua tercinta saya Hasrat dan Masnawati, yang

senantiasa memberikan doa, semangat, dan segenap keluarga yang telah

memberikan dukungan dan motivasi . Sekali lagi saya berterimakasih kepada

kedua orang tua saya dan keluarga besar saya yang telah memberi perhatian

yang lebih selama saya menempuh pendidikan, dan segala pengorban keluarga

selama ini sampai saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah saya.

9. Terimakasih kepada saudara tercintaku Agus Harsiwan, Afriyansyah Roqib,

dan alma winda winsi dan iman saputra atas segala semangat, dukungan dan

bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

10. Terimakasih kepada sahabat dari kecilku Nur Anisa, Nur Qomariah, Haryanti

dan Hana Putri yang selalu memberikan semangat, support terbaiknya dan

selalu menemani baik senang maupun susah sehinggah penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Serta buat sahabat seperjuanganku Hilda meisin, Impriyanti, Yuldevya, Alvi

anggun, Nining susilawati, Dytia Khoirunnisa,Betrick Diansar, Khairul Nasri,

Ahmad Ramadhan, Fatur, Adit, Yoga, Ferdian, Bair, Andy dan Muhammad

Ramadhan yang selalu setia menemani hari – hariku dalam suka maupun duka

viii
dan selalu memberikan motivasi dan masukkan selama menyelasaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

12. Terakhir untuk teman-teman mahasiswa “Angkatan 2018” Politeknik

Kesehatan Kendari khususnya perawat III B, terima kasih atas kebersamaan

dan jalinan persahabatan suka duka selama di bangku perkuliahan yang

tercipta selama penulis menuntut ilmu di Poltekkes Kemenkes Kendari.

Semoga karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga amal baik

yang dilah diberikan dari semua pihak selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini kiranya mendapat balasan dari Allah SWT, Aamiin Allahummah Aamiin.

Kendari, 14 Juni 2021

Penulis

ix
ABSTRAK

Alpira Winsi : P00320018054 “Asuhan Keperawatan dengan Tahapan


Keluarga Usia Lanjut dengan Masalah Kesehatan Stroke Pada Ny.W di Desa
Matahori Wilayah Kerja Puskesmas Alosika, Kec.Padangguni,
Kab.Konawe”. Dibimbing oleh Ibu Hj.St Rachmi Misbah SKp., M.Kes dan
Ibu Fitri Wijayati S.Kep., Ns., M.Kep. Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi
ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu, karena sebagian sel-sel
otak mengalami kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau
pecahnya pembuluh darah otak. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah
menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusakan atau mematikan
sel-sel saraf otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang
dikendalikan oleh jaringan itu. Aliran darah yang berhenti membuat suplai oksigen dan
zat makanan ke otak berhenti, sehingga sebagian otak tidak bisa berfungsi sebagaimana
mestinya. Tujuan studi kasus ini adalah peneliti melakukan Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan tahapan keluarga usia lanjut dengan stroke pada Ny,”W”. Metode yang
digunakan deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Yang menjadi pasien penelitian
studi kasus adalah Ny “W” dengan diagnosa Stroke di Desa matahori, wilayah kerja
Puskesmas Alosika, Kec. Padangguni, Kab.Konawe. Studi kasus ini dilaksanakan pada
tanggal 29 Maret s/d 3 April 2021. Fokus studi ini adalah Asuhan keperawatan Keluarga
Ny.W pada tahapan keluarga usia lanjut dengan stroke. instrument yang digunakan adalah
format pengkajian sampai evaluasi keperawatan. Cara pengumpulan data dimulai dari
wawancara, pengukuran, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian didapatkan
klien pernah terjatuh dikamar mandi dan susah untuk berjalan berpindah tempat
mengunakan kursi roda. dengan diagnosa keperawatan individu yaitu gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan diagnose keluarga manajemen
Kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan kompleksitas system pelayanan
Kesehatan. Intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan dan
sesuai kebutuhan pasien. Implementasi dilaksanakan selama 3 hari sesuai intervensi yang
telah direncanakan. Kemudian tahap evaluasi gangguan mobilitas fisik pada pasien stroke
teratasi. Diharapkan petugas kesehatan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga
pada klien yang mengalami Stroke dengan lebih optimal agar meningkatkan mutu
pelayanan rumah Puskesmas.

Kata Kunci : Stroke, Gangguan mobilitas fisik.


Pustaka: 28 (2007-2019)

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN .......................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………….vii
ABSTRAK ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………..…….....4
C. Tujuan Studi Kasus…………………………………………………….4
D. Manfaat Studi Kasus…………………………………………………...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Keluarga……………………………………………6
B. Tinjauan Tentang Tahapan Keluarga Usia Lanjut …………………...14
C. Konsep Stroke …………………………………………………...16
D. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tahapan Keluarga Usia Lanjut
………………………………………………………………………..24
E. Konsep rentang Gerak………………………………………………..36
F. Penelitian Terkait…………………………………………………….40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian ................................................................................ 42
Subyek studi kasus ............................................................................. 42
Fokus studi kasus ............................................................................... 43
Definisi operasional............................................................................ 43
Lokasi dan waktu penelitian ............................................................... 45

xi
Metode Pengumpulaan data ............................................................... 45
Penyajian data ................................................................................... 47

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN


Hasil studi kasus ................................................................................. 48
Pembahasan ........................................................................................ 75
Keterbatasan Studi Kasus ................................................................... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan......................................................................................... 82
Saran .................................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pemeriksaan Fisik …………………………………………………58

Tabel 4.2 Analisa Data…………………………………………………….….61

Tabel 4.3 Rencana Keperawaatan……………………………………………66

Tabel 4.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan…………………………68

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak

secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa

dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan

tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat

mereka mencapai usia tahap kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu

proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang

akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup

manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,

mental dan sosial secara bertahap. (Azizah,2011).

Hubungan usia dengan kejadian Stroke pada lansia menurut Pudiastuti

(2011) penderita stroke umumnya adalah golongan lansia. Gaya hidup yang

modern dan serba instansi seperti sekarang ini berpeluang besar bagi

seseorang untuk terserang stroke di usia muda, tentunya hal ini sangat

berkaitan erat dengan Hipertensi yang memengaruhi munculnya kerusakan

dinding pembuluh darah yang dapat berakibat fatal yang terjadi baik pada

wanita maupun pria.

Stroke adalah pecahnya pembuluh darah otak secara mendadak akibat

penurunan fungsi neurologis. Stroke di klasifikasikan menjadi dua yaitu

1
stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Stroke hemoragik adalah

pecahnya pembuluh darah otak pada subarakhnoid dan intraserebral,

sedangkan stroke non hemoragik adalah Stroke yang dapat di sebabkan

obstruksi total atau sebagian karena iskemik, trombosis, emboli atau

penyempitan lumen arteri (Hariyanto & Sulistyowati,2016).

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu

bagian otak tiba-tiba terganggu, karena sebagian sel-sel otak mengalami

kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya

pembuluh darah otak. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah

menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusakan atau

mematikan sel-sel saraf otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan

hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Aliran darah yang

berhenti membuat suplai oksigen dan zat makanan ke otak berhenti,

sehingga sebagian otak tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya (Nabyl,

2012).

WHO (2010) mendefinisikan stroke adalah manifestasi klinis dari

gangguan fungsi otak, baik fokal maupun global (menyeluruh), yang

berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau sampai menyebabkan

kematian, tanpa penyebab lain selain gangguan vaskuler.

Menurut American Heart Assosiation (AHA,2015),angka kejadian stroke

pada seseorang dengan usia 60-79 tahun yang menderita stroke pada

perempuan 5,2% dan laki-laki 6,1%, prevelansi pada usia lanjut semakin

2
meningkat dan bertambah setiap tahunnya dapat dilihat dari usia 80 tahun

keatas dengan angka kejadian stroke pada laki-laki sebanyak 15,8% dan pada

perempuan sebanyak 14%,Prevalensi angka kematian yang terjadi di Amerika

di sebabkan oleh stroke dengan populasi 100.000 pada perempuan sebanyak

27,9% dan pada laki-laki sebanyak 25,8%, sedangkan di Negara Asia angka

kematian yang diakibatkan oleh stroke pada perempuan sebanyak 30% dan

pada laki-laki sebanyak 33,5% per 100.000 populasi (AHA, 2015).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013,

prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan

sebesar tujuh per mil dan yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan (nakes)

atau gejala sebesar 12,1 per mil. Jadi, sebanyak 57,9 % penyakit stroke telah

terdiagnosis oleh nakes. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes

tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), diikuti di Yogyakarta (10,3%), Bangka

Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil sedangkan Sumatera

Barat 7,4 per mil. Sedangkan Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes

dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta

(16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%), diikuti jawa timur sebesar 16 per mil

sedangkan sumatera barat sebesar 12,2 per mil.

Berdasarkan Riskesdas 2018, Sulawesi Tenggara menduduki urutan ke 27

dari provinsi lainnya di Indonesia dengan data penyakit stroke sebesar 8,3%

(Riskesdas Sultra,2018). Dan berdasarkan pengambilan data awal di

Puskesmas Alosika bahwa angka kematian penyakit stroke pada tahun 2020

3
sebanyak 8 orang dan angka kematian pada tahun 2021 pada bulan februari

dan maret sebanyak 3 orang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana asuhan keperawatan dengan tahapan keluarga

usia lanjut dengan masalah kesehatan Stroke pada Ny.W di Desa Matahori,

wilayah kerja Puskesmas Alosika Kec.Padangguni, Kab. Konawe?

C. Tujuan Studi Kasus

a. Tujuan Umum

Mampu melakukan Asuhan Keperawatan keluarga dengan tahapan

keluarga usia lanjut dengan masalah Kesehatan stroke.

b. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan Pengkajian Keperawatan keluarga dengan

tahapan keluarga usia lanjut dengan masalah kesehatan stroke

pada Ny.W di Desa Matahori, wilayah kerja Puskesmas Alosika

Kec.Padangguni, Kab. Konawe”.

2. Mampu merumuskan Diagnosa Keperawatan keluarga dengan

tahapan keluarga usia lanjut dengan masalah kesehatan Stroke

pada Ny.W di Desa Matahori, wilayah kerja Puskesmas Alosika

Kec.Padamgguni, Kab. Konawe”.

3. Mampu meyusun Rencana Keperawatan keluarga dengan tahapan

keluarga usia lanjut dengan masalah kesehatan stroke pada Ny.W

4
di Desa Matahori, wilayah kerja Puskesmas Alosika,

Kec.Padamgguni, Kab. Konawe”.

4. Mampu melakukan Implementasi Keperawatan keluarga dengan

tahapan keluarga usia lanjut dengan masalah kesehatan stroke

pada Ny.W di Desa Matahori, wilayah kerja Puskesmas Alosika,

Kec.Padamgguni, Kab. Konawe”.

5. Mampu melakukan Evaluasi Keperawatan keluarga dengan

tahapan keluarga usia lanjut dengan masalah kesehatan stroke

pada Ny.W di Desa Matahori, wilayah kerja Puskesmas Alosika,

Kec.Padamgguni, Kab. Konawe”.

D. Manfaat Studi Kasus

a. Bagi penulis

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah

dan sebagai pengalaman yang berharga bagi penulis dalam rangka

menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman

b. Bagi Puskesmas

Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan

keperawatan keluarga bagi pasien stroke

c. Bagi Institusi/Pendidikan

Merupakan sumbangan bagi dunia pendidikan dan dapat menjadi

referensi untuk penyusunan studi kasus selanjutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Keluarga

1. Definisi keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan

didalam peran masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan (friedman 2010).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan

(departemen kesehatan RI, 2014)

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan

melalui peratlian darah, odopsi, atau perkawinan (WHO,2012).

2. Ciri-ciri keluarga

a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari

(Setiadi, 2008).

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

2. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan perkawinan yang segaja dibentuk atau di

pelihara.

6
3. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen

Clatur) termasuk perhitungan garis keturunan.

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang di bentuk oleh

anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk

mempunyai keturunan dan membesarkan anak.

5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau

rumah tangga.

b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008).

1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi

semangat gotong royong.

2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses

pemutusan dilakukan secara musyawarah.

3. Tipe Keluarga

Tipe Keluarga Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe

keluarga yaitu :

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang

terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti

di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,

keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

7
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri

dari suami dan istri tanpa anak.

4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari

satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat).

Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau

kematian.

5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri

seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa

kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).

b. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari

orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa

nikah.

2) The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan

anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama

dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,

pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui

aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.

4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti

pasangan tanpa melelui pernikahan.

8
5) Gay And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai

persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri

(marital partners).

6) Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama

diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas an tertentu.

7) Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa

menggunakan alat – alat rumah tangga bersama yang saling

merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual

dan membesarkan anaknya.

8) Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan

atau nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama

lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah

tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab

membesarkan anaknya.

9) Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada

hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara,

pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan

bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

10) Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak

mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis

personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan

atau problem kesehatan mental.

9
11) Gang. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-

orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga

yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam

kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

4. Tahap Perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Achjar (2010), mempunyai

tugas tahapan perkembangan keluarga yaitu

a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru Yaitu membina

hubungan yang harmonis dan kepuasan bersama dengan

membangun perkawinan yang saling memuaskan, membina

hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan

mempersiapkan diri menjadi orang tua.

b. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi

sampai umur 30 bulan) Yaitu membentuk keluarga muda sebagai

sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar

dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan

mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-

masing pasangan.

c. Tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua

berumur 2-6 tahun) Yaitu memenuhi kebutuhan anggota

keluarga, mensosialisaikan anak, mengintegritasikan anak yang

10
baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,

mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar

keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai

mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama,

memenuhi kebutuhan bermain anak.

d. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-

13 tahun) Yaitu mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan

prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman

sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota

keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat

menyelesaikan tugas sekolah.

e. Tahap V, dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)

Yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab

ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan

kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka

antara orangtua dan anak- 33 anak, memberikan perhatian,

memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,

mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

f. Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda

(mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang

meninggalkan rumah) Yaitu memperluas siklus keluarga dengan

memasukkan anggota keluarga baru yang didapat melalui

11
perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui

hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan

sakitsakitan dari suami maupun istri, membantu anak mandiri,

mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga

antara orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan

fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak.

g. Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun)

Yaitu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,

mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti para

orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan,

menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang akan dating,

memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan, tetap

menjaga komunikasi dengan anak-anak.

h. Tahap VIII, keluarga dalam masa pension dan lansia Yaitu

mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,

menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun,

mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri

terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga

antar generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi mereka,

saling 34 memberi perhatian yang menyenangkan antar

pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua

seperti berolahraga, berkebun dan mengasuh cucu.

12
5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Efektif

Perhatian yang diberikan sudah cukup, karena keluarga

menyadari adanya kebutuhan-kebutuhan seperti kebutuhan

terhadap makanan dan kasih sayang, namun untuk memberikan

kesempatan anaknya untuk bermain terlalu dibatasi, sehingga klien

tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan

ketrampilannya.

b. Fungsi sosialisasi

Tingkat pengetahuan masyarakat rendah, sehingga dalam

proses sosialisasi masyarakat, keluarga tidak mendapatkan

informasi yang tepat tentang masalah perkembangan anaknya dan

penanganannya.

c. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebuthan seluruh

keluarga seperti kebutuhan makan, minum, pakain, dan tempat

tinggal, dll

d. Fungsi perawatan kesehatan

Keluaraga harus mampu melakukan 5 tugas kesehatan

keluarga, yaitu:

1. keluarga mengenal masalah,

2. mengambil keputusan,

3. merawat anggota keluarga

13
4. memodifikasi lingkungan, dan

5. keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan

masyarakat.

B. Tinjauan Tentang Tahapan Keluarga Usia Lanjut

1. Pengetian lansia

Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia adalah

seseorang yang telah memasuki usia 60 keatas. Lansia merupakan

kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari

fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan

terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Lanjut Usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang Manusia

tidak secara tiba-tiba menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan

fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua

orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis

tertentu. Dimasa ini lansia akan mengalami keunduran fisik secara

bertahap (Azizah, 2011:1).

2. Tugas Perkembangan keluarga usia lanjut.

Usia lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah

sendiri dari pada tinggal bersama anaknnya.

Tugas perkembangan tahap ini adalah :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan,

teman,kekuatan fisik, dan pendapatan

14
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling

merawat.

d. Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat

e. Melakukan life revie.

f. Menerima kematian pasangan, kawan, dan

mempersiapkankematian (harmoko, 2012).

3. Masalah Kesehatan yang dapat dialami lansia

Dengan bertambahnya umur fungsi fisiologis mengalami

penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular

banyak muncul pada lanjut usia, selain itu masalah degenerative

menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi

penyakit menular. Hasil Riskesdas 2013, penyakit terbanyak pada

lanjut usia adalah penyakit tidak menular (PTM) antara lain

hipertensi, artritis, stroke, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

dan diabetes militus (DM).

15
C. Konsep Stroke

1. Definisi Stroke

Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan

hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan

kematian (WHO 2014). Stroke merupakan gangguan fungsi otak

yang timbul mendadak karena terjadinya gangguan peredaran

darah otak yang menimbulkan kehilangan fungsi neurologis

secara cepat. Dampak dari penyakit stroke diantaranya

keterbatasan aktivitas (Pinzon & Asanti, 2010). Secara patologi

stroke dibedakan menjadi sebagai berikut :

a. Stroke Iskemik Sekitar 80% - 85% stroke adalah stroke

iskemik, yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau

lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Klasifikasi stroke

iskemik berdasarkan waktunya terdiri atas:

- Transient Ischaemic Attack (TIA): defisit neurologis

membaik dalam waktu kurang dari 30 menit.

- Reversible Ischaemic Neurological Deficit (RIND):

defisit neurologis membaik kurang dari 1 minggu.

- Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke 12 d)

Completed Stroke.

b. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% - 20% dari

semua stroke, dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum

16
mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang

subarakhnoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Beberapa

penyebab perdarahan intraserebrum: perdarahan intraserebrum

hipertensif; perdarahan subarakhnoid (PSA) pada ruptura

aneurisma sakular (Berry), ruptura malformasi arteriovena 11

(MAV), trauma, penyalahgunaan kokain, amfetamin, perdarahan

akibat tumor otak, infark hemoragik, penyakit perdarahan sistemik

termasuk terapi antikoagulan (Price & Wilson, 2012).

2. Etiologi

Stroke iskemik biasanya disebabkan adanya gumpalan yang

menyumbat pembuluh darah dan menimbulkan hilangnya suplai darah

keotak.Gumpalan dapat berkembang dari akumulasi lemak atau plak

aterosklerotik di dalam pembuluh darah. Faktor resikonya antara lain

hipertensi, obesitas, merokok, peningkatan kadar lipid darah,diabetes

dan riwayat penyakit jantung dan vaskular dalam keluarga.

Stroke hemoragik enam hingga tujuh persen terjadi akibat adanya

perdarahan subaraknoid (subarachnoid hemorrhage), yang mana

perdarahan masuk ke ruang subaraknoid yang biasanya berasal dari

pecarnya aneurisma otak atau AVM (malformasi arteriovenosa).

Hipertensi, merokok, alkohol, dan stimulan adalah faktor resiko dari

penyakit ini.Perdarahan subaraknoid bisa berakibat pada koma atau

kematian.Pada aneurisma otak, dinding pembuluh darah melemah yang

bisa terjadi kongenital atau akibat cedera otak yang meregangkan dan

17
merobek lapisan tengah dinding arteri(Terry & Weaver, 2013).

3. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis stroke bergantung pada arteri serebral yang

terkena, fungsi otak dikendalikan atau diperantarai oleh bagian otak

yang terkena, keparahan kerusakan serta ukuran daerah otak yang

terkena selain bergantung pula pada derajat sirkulasi kolateral

(Hartono, 2009).

Menurut Oktavianus (2014) manifestasi klinis stroke sebagai berikut :

a. Stroke iskemik Tanda dan gejala yang sering muncul yaitu:

1. Transient ischemic attack (TIA), Timbul hanya sebentar

selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang

sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Serangan bisa

muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah

menetap.

2. Reversible Ischemic Neurogic Difisit (RIND) Gejala timbul

lebih dari 24 jam.

3. Progressing stroke atau stroke inevolution, Gejala makin

lama makin berat (progresif) disebabkan gangguan aliran

darah makin lama makin berat

4. Sudah menetap atau permanen

b. Stroke hemoragik

Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan

daerah otak yang terkena.

18
1. Lobus parietal, fungsinya yaitu untuk sensasi somatik,

kesadaran menempatkan posisi.

2. Lobus temporal, fungsinya yaitu untuk mempengaruhi

indra dan memori.

3. Lobus oksipital, fungsinya yaitu untuk penglihatan.

4. Lobus frontal, fungsinya untuk mempengaruhi mental,

emosi, fungsi fisik, intelektual

Stroke dapat mempengaruhi fungsi tubuh, Adapun beberapa

gangguan yang dialami pasien yaitu :

- Pengaruh teradap status mental: tidak sadar, confuse.

- Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguansentuhan

dan sensasi, gangguan penglihatan, hemiplegi (lumpuh

tubuh sebelah).

- Pengaruh terhadap komunikasi: afasia (kehilangan bahasa),

disartria (bicara tidak jelas).

4. Patofisiologi

Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai

cadangan oksigen. Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat

karena trombus dan embolus, maka mulai terjadi kekurangan oksigen

ke jaringan otak. Kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada

gejalan yang dapat menyebabkan nekrosisi mikroskopik neuron-

neuron. Area nekrotik kemudian disebur infark Kekurangan oksigen

19
pada awalnya mungkin akibat iskemia umum (karena henti jantung

atau hipotensi) atau hipoksia karena akibat proses anemia dan

kesukaran untuk bernafas. Stroke karena embolus dapat

mengakibatkan akibat dari bekuan darah, udara, palque, ateroma

fragmen lemak. Jika etiologi stroke adalah hemorrhagi maka faktor

pencetus adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler, aneurisma serabut

dapat terjadi ruptur dan dapat menyebabkan hemorrhagi (Wijaya &

Putri, 2013).

Pada stroke trombosis atau metabolik maka otak mengalami

iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan

meluas setelah serangan pertama sehingga dapat terjadi edema serebral

dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan kematian pada area

yang luas.Prognosisnya tergantung pada daerah otak yang terkena dan

luasnya saat terkena (Wijaya & Putri, 2013).

20
5. Fathway

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk memastikan jenis

serangan stroke, letak sumbatan atau penyempitan pembuluh darah,

letak perdarahan, serta luas jaringan otak yang mengalami kerusakan

(Indarwati , Sari, & Dewi, 2008).

a. CT-Scan Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia

dan adanya infark (Wijaya & Putri, 2013).

21
b. Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) Pemeriksaan

MRI menunjukkan daerah yang mengalami infark atau

hemoragik (Oktavianus, 2014). MRI mempunyai banyak

keunggulan dibanding CT dalam mengevaluasi stroke, MRI

lebih sensitif dalam mendeteksi infark, terutama yang berlokasi

dibatang otak dan serebelum (Farida & Amalia, 2009).

c. Pemeriksaan magnetic resonance angiography (MRA)

Merupakan metode non-infasif yang memperlihatkan arteri

karotis dan sirkulasi serebral serta dapat menunjukan adanya

oklusi(Hartono, 2010).

d. Pemeriksaan ultrasonografi karotis dan dopler transkranial

Mengukur aliran darah serebral dan mendeteksi penurunan

aliran darah stenosis di dalam arteri karotis dan arteri 23

vetebrobasilaris selain menunjukan luasnya sirkulasi

kolateral.Kedua pemeriksaan ini dapat digunakan untuk

mengkaji perburukkan penyakit vaskular dan mengevaluasi

efek terapi yang ditimbulkan pada vasospasme, seperti yang

terjadi pada perdarahan subaraknoid.Angiografi serebral

merupakan prosedur invasif yang menggunakan media kontras

untuk menunjukan pembuluh darah serebral, kepatenan, dan

lokasi stenosis, oklusi atau aneurisma.Pemeriksaan aliran darah

serebral membantu menentukan derajat vasopasme(Hartono,

2010).

22
e. Pemeriksaan lumbal pungsi Pemeriksaan fungsi lumbal

menunjukkan adanya tekanan (Oktavianus, 2014). Tekanan

normal biasanya ada trombosis, emboli dan TIA, sedangkan

tekanan yang meningkat dan cairan yang mengandung darah

menunjukkan adanya perdarahan subarachnoid atau intrakranial

(Wijaya & Putri, 2013).

f. Pemeriksaan EKG Dapat membantu mengidentifikasi

penyebab kardiak jika stroke emboli dicurigai terjadi (Hartono,

2010).

g. Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan

elektrolit, fungsi ginjal, kadar glukosa, lipid, kolestrol, dan

trigliserida dilakukan untuk membantu menegakan

diagnose(Hartono, 2010).

h. EEG (Electro Enchepalografi) 24 Mengidentifikasi masalah

didasarkan pada gelombang otak atau mungkin

memperlihatkan daerah lesi yang spesifik (Wijaya & Putri,

2014).

i. Angiografi serebral Membantu menentukan penyebab stroke

secara spesifik seperti perdarahan, obtruksi arteri, oklusi/ruptur

(Wijaya & Putri, 2013).

j. Sinar X tengkorak Menggambarkan perubahan kelenjar

lempeng pineal daerah yang berlawanan dari masa yang luas,

klasifikasi karotis interna terdapat pada trobus serebral.

23
Klasifikasi parsial dinding, aneurisma pada perdarahan sub

arachnoid (Wijaya & Putri, 2013).

k. Pemeriksaan foto thorax Dapat memperlihatkan keadaan

jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang

merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita

stroke, menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

daerah berlawanan dari masa yang meluas (Doengoes, 2000)

(Wijaya & Putri, 2013).

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Penanganan stroke ditentukan oleh penyebab

stroke dan dapat berupa terapi farmasi, radiologi intervensional, atau

pun pembedahan. Untuk stroke iskemik, terapi bertujuan untuk

meningkatkan perfusi darah keotak, membantu lisis bekuan darah

dan mencegah trombosis lanjutan, melindungi jaringan otak yang 25

masih aktif, dan mencegah cedera sekunder lain. Pada stroke

hemoragik, tujuan terapi adalah mencegah kerusakan sekunder

dengan mengendalikan tekanan intrakranial dan vasospasme, serta

mencegah perdarahan lebih lanjut (Hartono, 2010).

D. Asuhan Keperawatan keluarga dengan tahapan keluarga usia lanjut

dengan Stroke.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan

dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai

anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan

24
proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam

lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang

diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga.

Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang

dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008):

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan

keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan

sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan

pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga,

observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota

keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam

keluarga adalah :

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

25
6) Tipe keluarga

7) Suku bangsa

8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga

10) Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan

dengan anak tertua dari keluarga inti.

2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu

menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang

belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala

mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai

riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, perhatian

terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan

kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta

pengalamanpengalaman terhadap pelayanan

kesehatan.

26
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan

mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari

pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan

masyarakat

4) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan

mengenai cara berkomunikasi antar anggota

keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan

anggota keluarga mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-

masing anggota keluarga baik secara formal

maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan

mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga

yang berhubungan dengaan kesehatan.

5) Fungsi keluarga :

27
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri

anggota keluarga, perasaan memiliki dan

dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga

terhadap anggota keluarga lain, bagaimana

kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan

bagaimana keluarga mengembangkan sikap

saling menghargai.

b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji

bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam

keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar

disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu

meenjelaskan sejauh mana keluarga

menyediakan makanan, pakaian, perlu

dukungan serta merawat anggota keluarga yang

sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga

mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga

dalam melaksanakan perawatan kesehatan

dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam

melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu

mampu mengenal masalah kesehatan,

mengambil keputusan untuk melakukan

tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada

28
anggota keluarga yang sakit, menciptakan

lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan

dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang terdapat di lingkungan

setempat.

d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu

dikaji adalah sejauh mana kemampuan

keluarga dalam mengenal, mengambil

keputusan dalam tindakan, merawat anggota

keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan

yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

e. Stresor dan koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang

dialami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang

dialami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/

stressor

29
3) Strategi koping yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan.

4) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila

menghadapi permasalah.

5) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan

terhadap semua anggotaa keluarga. Metode yang

digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda

dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan

keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian,

menanyakan harapan keluarga terhadap petugas

kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga

dengan stroke menurut SDKI yaitu:

a. (D.0054) gangguan mobilitas fisik

1) Definisi gangguan mobilitas fisik

Keterbatasan dalam Gerakan fisik dari satu

atau lebih ekstemitas secara mandiri.

2) Penyebab gangguan mobilitas fisik

- Kerusakan integritas struktur tulang

- Perubahan metabolism

- Ketidakbugaran fisik

- Penurunan kendali otot

30
- Penurunan massa otot

- Keterlambatan perkembangan

- Kekakuan sendi

- Kontraktur

- Malnutrisi

- Gangguan muskulokeletal

- Gangguan neuromuscular

- Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75

sesuai usia

- Efek agen farmakologis

- Program pembatasan gerak

- Nyeri

- Kurang terpapar informasi tentang aktivitas

fisik

- Kecemasan

- Gangguan kognitif

- Keengganan melakukan pergerakan

- Gangguan sensoripersepsi

3) Gejala tanda mayor

1. Subjektif:

- Mengeluh sulit mengerakkan

ekstremitas

2. Objektif :

31
- kekuatan otot menurun

- rentang gerak (ROM) menurun

4) Gejalan tanda minor

1. Subjektif:

- Nyeri saat bergerak

- Enggan melakukan pergerakan

- Merasa cemas saat bergerak

2. Objektif :

- Sendi kaku

- Gerakkan tidak terkoordinasi

- Gerakan terbatas

- Fisik lemah

b. (D.0115) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

1) Definisi Manajemen kesehatan keluarga tidak

efektif

Pola penanganan masalah Kesehatan dalam

keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan

kondisi Kesehatan anggota keluarga.

2) Penyebab Manajemen kesehatan keluarga tidak

efektif

- Kompleksitas system pelayanan Kesehatan

- Kompleksitas program Kesehatan /

pengobatan

32
- Konflik pengambilan keputusan

- Kesulitan ekonomi

- Banyak tuntutan

- Konflik keluarga

3) Gejala tanda mayor

1. Subjektif:

- Mengungkapkan tidak memahami

masalah Kesehatan yang diderita

- Mengungkapkan kesulitan

menjalankan perawatan yang di

tetapkan

2. Objektif :

- Gejala penyakit anggota keluarga

semakin memberat

- Aktivitas keluarga untuk mengatasi

masalah Kesehatan tidak tepat

4) Gejalan tanda minor

1. Subjektif:

- (tidak tersedia)

2. Objektif :

- Gagal melakukan Tindakan untuk

menguranggi factor resiko

33
3. Rencana keperawatan

a. Gangguan mobilitas fisik

1) Mobilitas fisik

Definisi : mengajarkan aktivitas fisik untuk

mempertahankan atau meningkatkan kebugaran

kesehatan.

Tindakan observasi:

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima

informasi

Terapiutik :

- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan

- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai

kesepakatan

- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

- Jelaskan mamfaat Kesehatan dan efek fisiologis

olahraga

- Jelaskan jenis Latihan yang sesuai dengan kondisi

Kesehatan

- Jelaskan frekuensi, durasi, dan intensitas program

Latihan yang di inginkan

- Ajarkan Latihan pemanasan dan pendinginan yang

tepat

34
- Ajarkan tekhnik menghindari cedera saat

berolahraga

- Ajarkan tekhnik pernafasan yang tepat untuk

memaksimalkan penyerapan oksigen selama

Latihan fisik

b. Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif

1) Dukungan keluarga merencanakan perawatan

Definisi : memfasilitasi perencanaan pelaksanaan

keperawatan Kesehatan keluarga.

Tindakan observasi :

- Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang

Kesehatan

- identifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan

bersama keluarga

- Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

- Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan

Terapiutik :

- Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang


mendukung upaya kesehatan
- Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam
keluarga
- Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara
optimal
Edukasi :

35
- Informasikan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga
- Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
- Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
keluarga

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah

direncanakan dalam rencana keperawatan.Tindakan

keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan

tindakan kolaborasi. Tindakan manidiri (independen) adalah

aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau

keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau

perintah dari petugas kesehatan lain tetapi tetap dengan

menggunakan SOP tindakan keperawatan. Tindakan

kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan

bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain (Tarwoto

& Wartonah, 2019).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah hasil dari perkembangan kesehatan pasien,

dengan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan

perawat dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan.

36
D.Konsep Latihan Tehnik Rentang gerak ROM (Range Of Motion)

1. Defini Rentang Gerak ROM (Range Of Motion)

Latihan meggerakkan bagian tubuh untuk memelihara fleksibilitas


dan dan kemampuan gerak sendi . Latihan range of motion adalah
latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara
normal dan lemgkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot
(Kasiati, 2016).

2. Tujuan dan latihan ROM (Range Of Motion)

a. Memelihara fleksibilitas dan kemampuan gerak sendi

b. Mengurangi rasa nyeri

c. Mengembalikan kemampuan gerak sendi

d. Melancarkan peredaran darah

3. Jenis –jenis ROM (Range Of Motion)

a. Latihan ROM aktif

Latihan dengan meminta klien menggunakan otot untuk


melakukan gerak mandiri.

b. Latihan ROM pasif

Latihan ROM yang dilakukan oleh perawat atau tenaga


kesehatan lain kepada klien yang tidak mampu atau memiliki
keterbatasan pergerakan.

37
4. Cara melakukan ROM (Range Of Motion)

a. ROM pada bagian jari-jari (Fleksi dan Ekstensi)

- Pegang jari-jari tangan pasien dengan satu tangan sementara


tangan lain memegang pergelangan.

- Bengkokkan (tekuk/fleksikan) jari-jari ke bawah.

- Luruskan jari-jari (ekstensikan) kemudian dorong ke


belakang (hiperekstensikan).

- Gerakkan ke samping kiri kanan (Abduksi-adduksikan).

- Kembalikan ke posisi awal.

b. ROM pada pergelangan kaki (Fleksi dan Ekstensi)

- Letakkan satu tangan pada telapak kaki pasien dan satu


tangan yang lain di atas

- Pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan rileks.

- Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada


atau ke bagian atas tubuh pasien.

- Kembalikan ke posisi awal.

- Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. Jari dan


telapak kaki diarahkan ke bawah.

c. ROM pada pergelangan kaki (Infersi dan Efersi)

- Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan tangan kita


(pelaksana) dan pegang pergelangan kaki pasien dengan tangan
satunya.

- Putar kaki dengan arah ke dalam sehingga telapak kaki menghadap


ke kaki lainnya.

38
- Kembalikan ke posisi semula.

- Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang
lain.

- Kembalikan ke posisi awal.

d. ROM pada bagian paha (Rotasi)

- Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien dan


satu tangan yang lain di atas lutut pasien.

- Putar kaki ke arah pasien.

- Putar kaki ke arah pelaksana.

- Kembalikan ke posisi semula.

e. ROM pada paha (Abduksi dan Adduksi)

- Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu


tangan pada tumit.

- Angkat kaki pasien kurang lebih 8 cm dari tempat tidur dan


pertahankan posisi tetap lurus. Gerakan kaki menjauhi badan
pasien atau ke samping ke arah perawat.

- Gerakkan kaki mendekati dan menjauhi badan pasien.

- Kembalikan ke posisi semula.

- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

f. ROM pada bagian lutut (Fleksi dan Ekstensi)

- Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit


pasien dengan tangan yang lain.

- Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.

- Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada pasien sejauh mungkin dan


semampu pasien.

39
- Turunkan dan luruskan lutut dengan tetap mengangkat kaki ke atas.

- Kembalikan ke posisi semula.

- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

5. Kapan waktu dilaksanakan ROM (Range Of Motion)

a. Idealnya sekali dalam sehari

b. Latihan masing-masing dilakukan kurang lebih 10 hitungan

c. Mulai latihan pelan dan bertahap

d. sahakan sampai gerakan penuh, tapi jangan memaksakan


gerakan klien, tetap sesuaikan dengan batas toleransi gerakan
pasien.

e. Perhatikan respon pasien, Hentikan bila terasa respon nyeri dan


segera konsultasikan ke tenaga kesehatan.

6. Penelitian Terkait

Menurut Bistara 2019, dalam penelitian nya yang berjudul


“Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot pada
pasien stroke” mengatakan bahwa Terdapat pengaruh antara Range Of
Motion (ROM) terhadap kekuatan otot pada pasien stroke karena
setiap responden mengalami peningkatan skala kekuatan otot setelah
dilakukan ROM.

Kemudian penelitian serupa juga dilakukan oleh Anita dkk (2018)


dengan judul “pengaruh Latihan Range of Motion Terhadap Rentang
Gerak Sendi Ekstremitas Atas Pada Pasien Pasca Stroke” mengatakan
bahwa Rentang gerak sendi pasien pasca stroke sebelum dilakukan
latihan range of motion menunjukkan bahwa luas derajat rentang gerak
sendi ekstremitas atas seperti sendi peluru, sendi engsel, dan sendi

40
kondiloid mengalami keterbatasan. Namun sesudah dilakukan latihan
range of motion menunjukkan bahwa luas derajat rentang gerak sendi
mengalami peningkatan bahwa ada pengaruh latihan range of motion
terhadap rentang gerak sendi ekstremitas atas pada pasien pasca stroke.

41
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desaian penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian

deskriptif yaitu dengan metode studi kasus. Penelitian ini di ajukan untuk

memaparkan atau menggambarkan keadaan sebenarnya (objektif) untuk

memberikan bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan keluarga Pada

Ny. W Dengan stroke. Studi kasus ini menggunakan asuhan keperawatan

yang komprehensif meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi pada keluarga Ny.W dengan

masalah keseahatan Stroke.

B. Subjek Studi Kasus

Subject penelitian adalah sumber darimana data di

dapatkan,(Suharsimi Arikunto, 2010). Adapun subjek yang di gunakan

dalam penulisan ini adalah keluarga Ny.W dengan tahapan keluarga usia

lanjut penderita Stroke yang tinggal di Desa Matahori, Kec.Padangguni,

Kab. Konawe (Suharsimi Arikunto, 2010).

42
C. Fokus Studi

Fokus studi dari karya tulis ilmiah ini adalah penerapan Asuhan

Keperawatan Keluarga Ny.W Pada Tahapan keluarga usia lanjut dengan

masalah kesehatan Stroke di Desa Matahori, Kec.Padangguni, Kab.

Konawe.

D. Definisi Oprasional

a. Tahapan keluarga lanjut usia adalah tahap perkembangan keluarga

masuk dalam kategori usia lanjut yaitu saat suami-istri telah pensiun

dan saat inilah suami-isteri bertugas untuk saling merawat dan

mempertahankan hubungan baik dengan anak dan sosial masyarakat.

b. Stroke adalah gangguan fungsi otak yang timbul mendadak karena

terjadinya gangguan peredaran darah otak yang menimbulkan

kehilangan fungsi neurologis secara cepat.

c. Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang di

berikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada

tatanan komunitas yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah

kesehatan yang di alami keluarga dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan,

dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Proses keperawatan adalah salah satu pendekatan pemecahan

masalah yang mendukung kemampuan perawat untuk mengatur dan

memberikan asuhan keperawatan, proses keperawatan mengandung

43
elemen berfikir yang memungkinkan perawat dapat melakukan

tindakan berdasarkan penalaran.

Adapun proses keperawatan keluarga memiliki 5 tahap yaitu:

1. Pengkajian keperawatan yaitu proses dalam pengumpulan data

dengan metode observasi, dan dengan cara mewawancarai

pasien secara langsung

2. Diagnosa , Adapun fokus masalah keperawatan pada keluarga

Ny.W dengan masalah kesehatan Stroke adalah gangguan

mobilitas fisik dan Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

berdasarkan SDKI.

3. Intervensi keperawatan adalah, segala tindakan yang di

rencanakan perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan

penilaian klinis untuk mencapai tujuan yang di harapakan

berdasarkan SIKI .

4. Implementasi keperawatan adalah segala treatment yang di

rencanakan perawat yang di dasarkan pada pengetahuan dan

penilaian klinis untuk mencapai tujuan/luaran (outcome) yang

diharapkan.

5. Evaluasi keperawatan adalah langkah terakhir dari asuhan

keperawataan pada pasien, untuk mengetahui seberapa berhasil

tindakan yang di tetapkan perawat sesuai dengan masalah yang

timbul berdasarkan SLKI.

44
E. Lokasi dan Waktu penelitian

a. Lokasi studi kasus

Studi kasus ini telah dilaksanakan pada keluaraga Ny.W dengan

masalah kesehatan Stroke di desa Matahori, Kec.Padangguni,

Kab.Konawe.

b. Waktu studi kasus

Studi kasus ini di laksanakan sesuai dengan jadwal yaitu pada tanggal

29 maret - 03 April 2021

F. Metode pengumpulan data

Metode dalam pengumpulan data studi kasus ini adalah

menggunakan data primer dan sekunder, yang dimana data primer

pengambilan data melalui pengkajian terhadap respon verbal maupun non-

verbal kemudian disatukan untuk sebagai bahan dalam penyusunan studi

kasus. Sedangkan data sekunder adalah data yang menghubungkan dengan

penelitian ini dengan sistem wawancara langsung kepada Ny. W penderita

stroke di Desa Matahori, Kec.Padangguni Kab.Konawe.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang sifatnya secara langsung diambil dari

subyek yang telah ditetapkan baik perorangan maupun organisasi, data

primer diperoleh dari:

a. Wawancara

Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

dimana penelitian berbasis studi kasus ini mendapatkan

45
keterangan atau penelitian secara lisan dari seorang responden

sasaran peneliti atau saling berkomunikasi, saling bertatap

muka dengan orang tersebut, disamping itu juga peneliti tidak

lepas dari protocol kesehatan covid-19, memakai masker dan

mencuci tangan. Kemudian dari hasil wawancara didapatkan

keluhan klien Ny.W pernah jatuh di kamar mandi dua tahun

yang lalu,Ny.W susah untuk berjalan dan mengangkat tangan

sebelah kanannya dan Ny.W mempunyai Riwayat hipertensi, di

dapatkan Td.160/100mmhg, RR.22x/menit, N.92x/menit,

S.36⸰c.

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah teknik pengumpulan data dengan

melakukan pemeriksaan mulai dari insfeksi (melihat), perkusi

(mengetuk), palpasi (meraba), dan auskultasi (mendegarkan),

dan melakukan pemeriksaan kekuatan otot kemudian

melakukan Pemeriksaan Barthel Indeks Modifikasi Indeks

Kemandirian KATZ.

c. Obsevasi Partisipatif

Observasi Partisipatif adalah suatu Teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah

stroke dan bersifat objektif, yaitu dengan melihat dan

mengamati respon pada keluarga Ny.W. setelah dilakukan

46
tindakan keperawatan (edukasi Latihan fisik) terkait dengan

gangguan mobilitas fisik yang dialami oleh Ny.W, dan

penyuluhan Kesehatan tentang masalah stroke terkait

manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak langsung

dari objek penelitian. Data sekunder didapatkan dari: Studi

dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan pada obyek penelitian, namun melalui dokumen. Studi

kepustakaan adalah tekhnik pengumpulan data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari ilmu

pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Penelitian memanfaatkan

teori-teori yang sudah ada di buku maupun hasil penelitian yang lain

untuk kepentingan penelitian.

G. Penyajian data

Metode penyajian data pada studi kasus ini disajikan dalam bentuk

tekstural yaitu penyajian data berupa tulisan atau narasi, dan dapat di sertai

cuplikan ungkapan verbal dan responden yang merupakan data

pendukung. Pada tulisan ini data di sajikan dalam bentuk tekstruktual yaitu

data hasil wawancara responden di sajikan dalam bentuk kalimat.

47
BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan pelakasanaan asuhan keprawatan keluarga pada

klien Ny. W usia 67 tahun dengan tahap perkembangan keluarga usia lanjut

dengan diagnosa medis Stroke Di Desa Matahori wilayah kerja puskesmas

Alosika, Kec.Padangguni, Kab.Konawe. Pelaksanaan asuahan keperawatan

keluarga dilakukan secara bertahap diawali dengan pengkajian, perumusan

masalah keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang disebut

sebagai proses keperawatan, selanjutnya dijabarkan sebagaimana uraian –

uraian dibawah ini :

A. Hasil studi kasus


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama KK : Ny. W
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 67 thn
Pekerjaan KK : Tidak bekerja
Pendidikan KK : Sd
Agama KK : islam
Alamat : desa matahori kec,padangguni
Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama JK Umur Pddkn Status Imunisasi Penyakit/
BCG DPT POLIO Hepat Cam Keluhan
itis pak
1 Tn. H L 28 thn SMA      Sehat

48
1. Genogram

Ny.W
67thn

Ket : :laki - laki : meninggal

:perempuan : : Tinggal serumah :


: pasien
Garis keturunan :

2. Tipe Keluarga : Tipe keluarga tradisional (single parent).


Ny.W adalah single parent : satu orang tua (ayah/ibu) ; dengan anak.
3. Suku Bangsa
istri : tolaki
4. Agama : Islam
5. Status Sosial Ekonomi
- Di keluarga Ny.W yang bekerja adalah Tn.H sebagai petani dengan
penghasilan kurang dari 1.500.000-,Rp / bulan. Penghasilan tersebut
cukup untuk keperluan sehari-hari, di bantu oleh saudaranya yang
sudah menikah dan tinggal terpisah.
6. Aktifitas Rekreasi Keluarga
- sejak Ny.W sakit keluarga jarang melakukan aktivitas rekreasi
keluarga.
I. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

49
1. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini tahap VIII, Keluarga usia
lanjut yaitu:
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu
atau kedua pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal.
Tugas Perkembangan Keluarga :
Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi :
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
- menjaga atau merawat satu sama lain, mempertahankan dan
meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan status
sosial ekternal serta memberikan motivasi dan memfasilitasi
kebutuhan spiritual bagi sesama dan mempertahankan ikatan
keluarga antar generasi.
Tugas Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :-
2. Riwayat keluarga inti
Ibu Ny.W
- Tn.H mengatakan Ny.W pernah terjatuh di kamar mandi 2 tahun
yang lalu.
- Ny.W mengatakan susah untuk berjalan dan berpindah tempat.
- tn.H mengatakan Ny.W memerlukan bantuan anaknya untuk
melakukan aktivitas (barthel indeks kemandirian dengan skor
nilai mandiri 4 dan skor ketergantungan 13).
- Ny.W mengatakan sejak jatuh klien susah mengangkat tangan
sebelah kanannya dan mengalami kelemahan kaki sebelah
kanannya.
- Keluarga Klien mengatakan ny.w mempunyai riwayat hipertensi
dan tidak pernag dilakukan perawatan di rumah sakit dan
puskesmas, dan saat ini Ny.W hanya mengkonsumsi minuman
herbal yaitu rebusan daun sirsak.
- Klien mengatakan pusing

50
Anak : Tidak ada keluhan
Tn.H mengatakan gejala penyakit Ny.w semakin memburuk di tandai
dengan tekanan darahnya yang sering naik turun, sisi tubuh sebelah
kanan ny.w semakin lemah.
3. Riwayat keluarga sebelumnya
(Jelaskan riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan isteri)
- Tn.H mengatakan keluarga tidak tidak ada yang mempunyai
riwayat hipertensi atau penyakit lain.
II. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Jenis rumah permanen, keluarga Klien mengatakan rumah kepemilikan
pribadi dengan luas 7x15 dengan jumlah ruangan 2 kamar tidur 1 ruang
tamu dan ruangan keluarga masing-masing ruangan memiliki lampu
penerangan dan ventilasi, nampak rumah bersih memiliki SPAL jarak
SPAL dengan sumur bor ±10 meter, symber air yaitu sumur bor yang di
gunakan untuk mencuci,memasak,mandi dan lain-lain dan sumber air
minum mengunakan air galon isi ulang tanpa merek. Dan jenis jamban
keluarga yaitu jamban cemplung dan jarak jamban dengan sumur bor
±10 meter.

2. Denah Rumah
Ket:
: dinding
WC
DAPUR
: pintu

KAMAR 2

RUANG KELUARGA

R.TAMU KAMAR 1

Teras

51
3. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RT /RW/Dusun
Keluarga ny.W tinggal dilingkungan yang tidak terlalu padat jarak
rumah ke rumah ±10 meter, dan halaman rumah Ny.W di tanami bungga
dan di samping rumah di tanami buah-buahan seperti rambutan,pohon
mangga, dan pohon jambu. kebiasaan penduduk setempat saling
membantu antar bertetangga ,mayoritas penduduk bersuku tolaki dengan
kondisi lingkungan jalan bebatuan yang jika turun hujan mengalami
becek.
4. Mobilitas Geografis Keluarga
(Jelaskan adanya kebiasaan berpindah tempat yang dilakukan keluarga)
Keluarga ny. W sudah lama tinggal di rumah tersebut sejak 39 tahun
jarak rumah ny. W dengan pelayanan kesehatan berjarak 5km
....................................................................................................................
5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Di dalam Lingkungan ny.W sejak sakit tidak lagi mengikuti kegiatan
kemasyarakatan hanya Tn.H yang mengikuti kegiatan kemasyarakatan
seperti mengikuti kegiatan kerja bakti yang yang di laksanakan setiap
hari jum’at yang di mulai pada pagi hari sampai sebelum solat jum’at.
………………………………………………………………………
6. Sistem Pendukung Keluarga
(Jelaskan tentang fasilitas yang dimiliki keluarga untuk berobat,
dukungan dari anggota keluarga, serta dukungan sosial atau masyarakat
yang bisa didapatkan)
- Keluarga Ny.W memiliki BPJS tapi tidak pernah digunakan.
- Keluarga tn.H mengatakan Ny.W sejak jatuh tidak memeriksakan
kesehatan hanya keluarga yang datang merawat dan memeriksa
kesehatan Ny.W sebulan sekali untuk mengecek tekanan darah Ny.W
- Ketiga anaknya yang sudah tinggal terpisah setiap hari datang untuk
merawat ny.w
....................................................................................................................

52
III. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
(Jelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga)
 Tn.H mengatakan Tidak ada konflik dalam keluarga di karenakan
keluarga sudah mengetahui hak dan kewajiban masing-masing.
 Tn. H mengatakan Tidak ada kesulitan mengkomunikasikan
perasaan di karenakan anggota keluarga saling terbuka.
 Tidak ada keterbatasan berkomunikasi diantara anggota keluarga.
 Tidak, keluarga mampu berkomunikasi secara terbuka

2. Struktur Kekuatan Keluarga


(Jelaskan cara pengambilan keputusan dalam keluarga dan kemampuan
anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku)
- Tn.H mengatakan keluarga yang selalu mengambil keputusan dalam
keluarga yaitu kakak pertama dari Tn.H

3. Struktur Peran
(Jelaskan peran formal dan peran informal masing masing anggota
keluarga)
Peran formal di keluarga Tn.H anak Ny.W bertugas mencari nafkah dan
mengurus kebutuhan ny. W sehari-hari di bantu oleh ketiga saudaranya
yang tinggal terpisah.
4. Nilai dan Norma Keluarga
(Jelaskan nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan
ataupun bertentangan dengan nilai kesehatan)
 Keluarga Ny.W menerapkan nilai-nilai dan norma agama pada
setiap anggota keluarga seperti sholat, mengaji, dan berpuasa tidak
ada yang bertentangan dengan nilai kesehatan.

53
IV. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
(Jelaskan hubungan keakraban antar anggota keluarga, perasaan
memiliki, perhatian dan dukungan antar anggota keluarga, serta
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menyayangi dan
menghargai)
Keluarga Ny.W hanya tinggal berdua dengan Tn.H walaupun anaknya
tinggal terpisah tapi anak-anaknya datang berkunjung untuk datang
merawat ny.w untuk melakukan perawatan diri seperti memandikan,
menyiapkan makan untuk Ny.W dan dukungan biaya dari anak-anaknya.
2. Fungsi Sosialisasi
(Jelaskan bagaimana keluarga mengembangkan hubungan sosial dengan
lingkungan, dan bagaimana keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku di masyarakat)
 Apakah keluarga memenuhi kebutuhan sosialisasi anak/anggota
keluarga? sebelum sakit Ny.W memenuhi kebutuhan sosial anak
dan seluruh anggota keluarga, dan selalu mengajarkan tentang
bagaimana hidup disiplin, mengajarkan norma, budaya dan
perilaku yang baik di masyarakat
 Apakah keluarga berinteraksi dengan baik dengan
tetangga/lingkungan? Ya,keluarga berinteraksi dengan baik
dengan tetangga/lingkungan
Apakah keluarga bersikap tidak toleran dengan kondisi
lingkungan sekitar? tidak, keluarga sangat toleran dengan
lingkungan sekitar serta turut andil dalam aktifitas
kemasyarakatan serta selalu membantu tetangga yang butuh
bantuan.
3. Fungsi Reproduksi
(Jelaskan berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan
jumlah anak, dan metode apa yang digunakan keluarga untuk
mengendalikan jumlah anak)

54
Ny.W mempunyai 4 orang anak ke 3 anaknya sdah menikah dan yang
tinggal bersama ny.w adalah anak bungsunya.
4. Fungsi Ekonomi
(Jelaskan bagaimana kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan serta sejauhmana keluarga memanfaatkan
fasilitas dan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan
kesehatan keluarga)
Tn.H anak Ny.W memenuhi kebutuhan keluarga dengan cara bekerja
sebagai petani dan keluarga mempunyai tabungan persiapan jika ada
anggota keluarga yang akan berobat/pemeriksaan Kesehatan.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
(Jelaskan sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan 5 fungsi
perawatan kesehatan keluarga meliputi :
Masalah/Penyakit : Stroke
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Tn.H anak ny.W mengungkapkan tidak memahami masalah
kesehatan yang diderita ny.w, Tn.H mengungkapkan klien
mengalami stroke akibat terjatuh dikamar mandi namun tidak
mengetahui apa penyebab ny.w terjatuh.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
yang tepat
tn.H mengatakan tidak mengetahui dampak/akibat/komplikasi
terhadap masalah kesehatan yang di alami ny.W, klien menolak
menjalani pemeriksakan kesehatannya di rumah sakit atau di
puskesmas, dan Ny.w tidak mengikuti anjuran kesehatan, Aktivitas
keluarga untuk mengatasi kesehatan tepat seperti menjaga pola
makan.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Apakah keluarga mengetahui cara pencegahan dan perawatan
masalah kesehatan anggota keluarga? Anggota keluarga tidak
mengetahui cara pencegahan stroke,Dan keluarga Ny.W gagal

55
melakukan tindakan pencegahan masalah Kesehatan karena Ny.W
menolak untuk di periksakan di rumah sakit dan tidak memenuhi
tujuan program perawatan/pengobatan seperti mengecek kondisi
kesehatan di puskesmas setempat.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan/memelihara
lingkungan yang sehat untuk perawatan anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny.W mengetahui bagaimana cara meningkatkan
kesehatan keluarga, contohnya dengan membuat ventilasi di setiap
ruangan agar keluarga mendapatkan cukup udara yang segar tidak
membiarkan lantai licin dan menyiapkan tempat pemegang
untuk,Ny.W.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat
keluarga Ny.W terdaftar sebagai anggota BPJS, terpapar informasi
kesehatan dan pelayanan kesehatan terjangkau, jarak rumah dan
fasilitas kesehatan berjarak 5km namun jarang untuk di gunakan
untuk memeriksaan masalah Kesehatan strokenya.
V. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek (< 6 bln)
Keluarga Ny.W sangat hawatir dengan keadaan Ny.w sekarang, dan
Ny.W sendiri sangat hawatir dengan penyakitnya dan takut
merepotkan anak-anaknya.
b. Stressor jangka panjang (> 6 bln)
Tn.H mengatakan Ny.W yang mengalami kelemahan di sisi tubuh
sebelah kanan dan tidak bisa berjalan.
2. Respon keluarga terhadap stressor dan Mekanisme Koping yang
digunakan
a. Respon keluarga terhadap stressor
a) stressor jangka pendek:

56
Yang dipikir keluarga saat ini yaitu memikirkan agar Ny. W
selalu sehat dan panjang umur dan dapat sembuh
b) stressor jangka Panjang :
saat ini keluarga ny.w memikirkan tentang rencana
penyembuhan penyakitnya ny.W dan bagaimana agar Ny.W
mau di ajak ke Rumah sakit.
b. Strategi koping yang digunakan
Strategi yang di gunakan adalah mekanisme koping adaftif
Keluarga ny.W apabila ada masalah baik dalam keluarga atau
masyarakat selalu menyelesaikan dengan musyawarah dan keluarga
saling mendukung satu sama lain.
Apakah strategi koping tidak efektif? Sangat efektif
VI. HARAPAN KELUARGA
(Jelaskan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada dan
mahasiswa yang melakukan praktek)
Harapan yang di inginkan anggota keluarga ny.w yaitu menginginkan agar
Dirinya dan anggota kelurga tidak ada yang sakit-sakitan dan keluarga
berharap petugas kesehatan bisa melakukan kunjungan rumah pada tiap
keluarga yang menolak utuk di periksakan dan harapan keluarga kepada
mahasiwa d-III keperawatan yaitu keluarga dapat diberikan informasi
kesehatan sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatan.

57
VII. PEMERIKSAAN FISIK
(Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, meliputi
pemeriksaan Head To Toe

FORMAT PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

DATA Ny.W Tn.H


TTV TD : 160/100 mmhg TD:110/70mmhg
RR : 22 X/menit RR: 18x/menit
N : 92X/menit N : 82X/meniT
S : 36oc

Kepala Bentuk mesochepal, Bentuk mesochepal,


rambut Putih dan bersih, rambut hitam dan bersih,
rambut pendek, kusut, rambut rapi
Keadaan kulit kepala Bentuk kepala Mesochepal
tidak ada kelainan. Tidak Keadaan rambut bersih,
ada nyeri tekan, Tidak kusut, Keadaan kulit
teraba adanya massa, kepala tidak ada kelainan,.
Rambut mudah tercabut
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
kelenjar tiroid

Aksila Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan

Dada Bentuk dada simetris kiri Bentuk dada simetris kiri


dan kanan (normal chest), dan kanan (normal chest),

58
Warna kulit sama dengan Warna kulit sama dengan
sekitarnya, Tidak nampaksekitarnya, Tidak nampak
adanya benjolan, Irama adanya benjolan/tumo r,
pernapasan ikut gerak Irama pernapasan ikut
nafas, Tidak teraba
gerak nafas, Tidak teraba
adanya massa, Tidak ada adanya massa, Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan.
Abdomen bentuk simetris, tidak ada
bentuk simetris, tidak ada
oedema, tidak ada nyeri
oedema, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada massa
tekan, tidak ada massa.

Ekstremitas Atas Tidak ada oedema pada Tidak ada oedema pada
ekstremitas atas, tidak ada
ektremitas atas, klien
kelumpuhan
mampu melakukan ROM
tapi dengan bantuan
(menyangga sendi)
kekuatan otot ekstremitas
atas kanan yaitu 7.

Ekstremitas Tidak ada oedema pada Tidak ada oedema pada


ekstremitas bawah, tidak
Bawah ekstremitas bawah
ada kelumpuhan
Kekuatan otot ekstremitas
bawah kiri normal.
Kekuatan otot ekstremitas
bawah kanan yaitu 8.

59
A. KLASIFIKASI DATA
 Data subyektif
- Tn.H mengatakan Ny.W pernah terjatuh di kamar mandi 2 tahun
yang lalu.
- Ny.W mengatakan susah untuk berjalan dan berpindah tempat
mengunakan kursi roda.
- tn.H mengatakan Ny.W memerlukan bantuan anaknya untuk
melakukan aktivitas (barthel indeks kemandirian dengan skor
nilai mandiri 4 dan skor ketergantungan 13).
- Ny.W mengatakan sejak jatuh klien susah mengangkat tangan
sebelah kanannya dan mengalami kelemahan kaki sebelah
kanannya.
- Keluarga Klien mengatakan ny.w mempunyai riwayat hipertensi
dan tidak pernah dilakukan perawatan di rumah sakit dan
puskesmas, dan saat ini Ny.W hanya mengkonsumsi minuman
herbal yaitu rebusan daun sirsak.
- Klien mengatakan pusing
- Keluarga tn.H mengatakan Ny.W sejak jatuh tidak memeriksakan
kesehatan hanya keluarga yang datang merawat dan memeriksa
kesehatan Ny.W sebulan sekali untuk mengecek tekanan darah
Ny.W
- tn.H mengatakan tidak mengetahui dampak/akibat/komplikasi
terhadap masalah kesehatan yang di alami ny.W
- Keluarga Klien mengatakan mempunyai BPJS namun jarang untuk
di gunakan.

 Data obyektif
- Nampak Aktivitas hidup sehari hari Ny.W tidak efektif untuk
memenuhi tujuan kesehatan karena Ny.W. Mengalami stroke
- Nampak Barthel Indeks Modifikasi Indeks Kemandirian KATZ
Ny.W dengan skor nilai mandiri 4 dan skor ketergantungan 13

60
- Nampak klien susah mengangkat tangan sebelah kanannya
dan mengalami kelemahan di kaki sebelah kanannya.
- Nampak klien lemah
- Nampak kekuatan otot ekstremitas atas 7 dan ekstremitas
bawah 8
- Nampak klien mengalami hipertensi ringan
- Nampak klien mengunakan kursi roda untuk berpindah tempat
- Nampak Ny.W susah untuk di ajak komunikasi.
- Ttv :
 TD : 160/100
 RR :22x/menit
 N : 92x/menit
 S : 36oc

B. ANALISA DATA
No
Diagnosa
Data EtiologI Masalah keperawatan
1. Ds : pencetusan implamasi Gangguan Gangguan
 Tn.H mengatakan multi organ mobilitas fisik mobilitas
Ny.W pernah fisik b.d
terjatuh di kamar penurunan
mandi 2 tahun kekuatan otot kekuatan otot
yang lalu. menurun d.d Mengeluh
 Ny.W sulit
mengatakan susah menggerakka
untuk berjalan aktivitas menurun n ekstremitas
dan berpindah
tempat
mengunakan gangguan mobilitas
kursi roda. fisk

61
 tn.H mengatakan
Ny.W
memerlukan
bantuan untuk
melakukan
aktivitas (barthel
indeks
kemandirian
dengan skor nilai
mandiri 4 dan
skor
ketergantungan
13).
 Ny.W
mengatakan sejak
jatuh klien susah
mengangkat
tangan sebelah
kanannya dan
mengalami
kelemahan kaki
sebelah
kanannya.
Do:
 Nampak klien
lemah
 Nampak Barthel
Indeks Modifikasi
Indeks
Kemandirian
KATZ Ny.W

62
dengan skor nilai
mandiri 4 dan
skor
ketergantungan
13
 Nampak klien
susah
mengangkat
tangan sebelah
kanannya dan
mengalami
kelemahan di
kaki sebelah
kanannya.
 Nampak kekuatan
otot ekstremitas
atas 7 dan
ekstremitas
bawah 8
 Nampak klien
mengunakan
kursi roda untuk
berpindah tempat
 Ttv :
TD : 160/100
RR :22x/menit
N : 92x/menit
S : 36oc
2. Ds: kompleksitas sistem Manajemen Manajemen
 Keluarga Klien pelayanan kesehatan kesehatan keluarga kesehatan
keluarga
mengatakan ny.w tidak efektif B.d tidak efektif

63
mempunyai kompleksitas sistem B.d
pelayanan kesehatan kompleksitas
riwayat
sistem
hipertensi dan pelayanan
kesehatan d.d
tidak pernah
gagal
dilakukan melakukan
tindakan
perawatan di
untuk
rumah sakit dan menguranggi
faktor resiko
puskesmas, dan
saat ini Ny.W
hanya
mengkonsumsi
minuman herbal
yaitu rebusan
daun sirsak.
 Keluarga tn.H
mengatakan
Ny.W sejak jatuh
tidak
memeriksakan
kesehatan hanya
keluarga yang
datang merawat
dan memeriksa
kesehatan Ny.W
sebulan sekali
untuk mengecek
tekanan darah
Ny.W.
 tn.H mengatakan
tidak mengetahui
dampak/akibat/ko

64
mplikasi terhadap
masalah
kesehatan yang di
alami ny.W
 Keluarga Klien
mengatakan
mempunyai BPJS
namun jarang
untuk di gunakan.
Do:
 Nampak Aktivitas
hidup sehari hari
Ny.W tidak
efektif untuk
memenuhi tujuan
kesehatan karena
Ny.W.
Mengalami stroke
 TTV
- TD : 160/100
- RR :22x/menit
- N : 92x/menit
- S : 36oc

C. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan mobilitas fisilk b.d penurunan kekuatan otot
2) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif B.d kompleksitas sistem
pelayanan kesehatan

65
D. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan/luaran Tindakan Keperawatan

1. Gangguan Setelah di lakukan tindakan Dukungan mobilisasi


mobilitas fisilk keperawatan selama 3 x 24 jam,
maka mobilitas fisik meningkat Observasi :
b.d penurunan
dengan kriteria hasil :
kekuatan otot - Identifikasi adanya nyeri
 Peregerakan ekstremitas
atau keuhan fisik lainnya
dari menurun menjadi
meningkat
- Identifikasi toleransi fisik
 Kekuatan otot dari menurun melakukan pergerakan
menjadi meningkat
- Monitor kondisi umum
 Rentang rom (ROM) dari
selama melakukan
menurun menjadi meningkat
pergerakan
 Kaku sendi dari meningkat
menjadi menurun Terapiutik :

 Gerakan terbatas dari


- Fasilitasi melakukan
meningkat menjadi menurun
pergerakan
 Kelemahan fisik dari
meningkat menjadi menurun - Libatkan keluarga dalam
melakukan pergerakan

Edukasi :

- jelaskan tujuan dan


prosedur mobilisasi

66
2. Manajemen Setelah dilakukan intervensi Dukungan keluarga
kesehatan keperawatan selama 3 × 24 merencanakan perawatan
keluarga tidak jam, maka manajemen
efektif B.d Observasi:
kesehatan keluarga meningkat
kompleksitas
dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kebutuhan dan
sistem pelayanan
harapan keluarga tentang
kesehatan 1.kemampuan menjelaskan
kesehatan
masalah kesehatan yang dialami
dari menurun menjadi 2.Identifikasi konsekuensi
meningkat tidak melakukan tindakan
bersama keluarga
2.aktivitas keluarga mengatasi
masalah kesehatan tepat dari 3. identifikasi sumber-sumber
menurun menjadi meningkat yang dimiliki keluarga

3.tindakan untuk mengurangi 4. identifikasi tindakan yang


faktor risiko dari menurun dapat dilakukan
menjadi meningkat
 Terapeutik
4.Verbalisasi kesulitan - Motivasi pengembangan
menjalankan perawatan dari sikap dan emosi yang
meningkat menjadi menurun mendukung upaya
kesehatan
5.gejala penyakit anggota
- Gunakan sarana dan
keluarga dari meningkat
fasilitas yang ada dalam
menjadi menurun
keluarga
- Ciptakan perubahan
lingkungan rumah secara
optimal
 Edukasi
- Informasikan fasilitas
kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga

67
- Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada
- Ajarkan cara perawatan
yang bisa dilakukan
keluarga

E. Implementasi keperawatan
DIAGNOSA HARI/ IMPLEMENTASI EVALUASI
NO KEPERAWAT TANGG
AN AL
1. Gangguan selasa, - mengidentifikasi adanya S :
mobilitas 30/03/21 nyeri atau keuhan fisik - keluarga klien
fisilk b.d lainnya mengatakan
penurunan klien susah untuk
- mengidentifikasi toleransi
kekuatan otot mengerakkan
fisik melakukan pergerakan
kaki dan tanggan
- Memonitor kondisi umum ny.w
selama melakukan - keluarga klien
pergerakan mengatakan siap
di berikan
- menfasilitasi melakukan
edukasi latihan
pergerakan
fisik
- melibatkan keluarga dalam - klien mengatakan
melakukan pergerakan susah
mengerakkan
- menjelaskan tujuan dan
tangan kanannya
prosedur mobilisasi
O:
- Nampak klien
bersedia di
berikan informasi
tentang masalah

68
kesehatannya
- Nampak ny.w
belum
mengetahui
penyebab stroke
jika tidak di
tangaini dengan
tepat
- Nampak nilai
kekuatan otot
ekstremitas atas
kanan yaitu 7.
- Nilai Kekuatan
otot ekstremitas
bawah kanan
yaitu 8
- TTV
 TD : 160/100
 RR :22x/menit
 N : 92x/menit
 S : 36oc
A:
- Masalah
kesehatan belum
teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan
Gangguan Rabu, - mengidentifikasi adanya S:
mobilitas 31/03/ nyeri atau keuhan fisik - keluarga klien
fisilk b.d 2021 lainnya dan klien
penurunan mengatakan

69
kekuatan otot - mengidentifikasi toleransi bersedia di
fisik melakukan pergerakan berikan edukasi
latihan fisik
- Memonitor kondisi umum
- keluarga klien
selama melakukan
mengatakan
pergerakan
sudah
- menfasilitasi melakukan mengetahui
pergerakan penyebab stroke
- klien megatakan
- melibatkan keluarga dalam
sudah bisa
melakukan pergerakan
mengkat
- menjelaskan tujuan dan tangannya
prosedur mobilisasi namun tidak bisa
menahan tahanan
beban

O:
- nampak klien
mampu
mendegarkan
intruksi perawat
- nampak klien
bisa melakukan
latihan fisik di
bantu keluarga
- nampak
pergerakan
ekstremitas atas
dan bawah klien
bisa mengangkat
namun tidak bisa

70
menahan tahanan
- Nampak nilai
kekuatan otot
ekstremitas atas
kanan yaitu 7.
- Nilai Kekuatan
otot ekstremitas
bawah kanan
yaitu 8
A:
- masalah sedikit
teratasi
P:
- intervensi
dilanjutkan
Gangguan Kamis, - mengidentifikasi adanya S:
01/04/
mobilitas nyeri atau keuhan fisik - keluarga klien
2021
fisilk b.d lainnya dan klien
penurunan mengatakan
- mengidentifikasi
kekuatan otot bersedia di
toleransi fisik
berikan edukasi
melakukan pergerakan
latihan fisik
- Memonitor kondisi - klien megatakan
umum selama sudah bisa
melakukan pergerakan mengkat
tangannya
- menfasilitasi melakukan
- klien mengatakan
pergerakan
bisa mengangkat
- melibatkan keluarga kakinya namun
dalam melakukan tidak bisa
pergerakan menahan dan

71
- menjelaskan tujuan dan melawan tahanan
prosedur mobilisasi dari pemeriksa.
O:
- nampak klien
mampu
mendegarkan
intruksi perawat
- nampak klien
bisa melakukan
latihan fisik di
bantu keluarga
- nampak
pergerakan
ekstremitas atas
dan bawah klien
bisa mengangkat
namun tidak bisa
menahan tahanan
- Nampak nilai
kekuatan otot
ekstremitas atas
kanan yaitu 7.
- Nilai Kekuatan
otot ekstremitas
bawah kanan
yaitu 8
A:
- masalah teratasi
P:
intervensi dilhentikan

72
2. Manajemen Rabu, - Mengidentifikasi kebutuhan S :
kesehatan 31/03/20 dan harapan keluarga tentang - keluarga klien
keluarga tidak 21 kesehatan berharap agar
efektif b.d Jam -Mengidentifikasi konsekuensi klien tetap sehat
kompleksitas 15.00 tidak melakukan tindakan - Keluarga Klien
sistem bersama keluarga mengatakan
pelayanan mengidentifikasi sumber- mempunyai BPJS
kesehatan
sumber yang dimiliki keluarga namun jarang ke
- Mengidentifikasi tindakan rumah sakit
yang dapat dilakukan - Keluarga klien
- Memotivasi pengembangan mengatakan
sikap dan emosi yang Ny.W hanya
mendukung upaya kesehatan istirahat dan
- Menggunakan sarana dan biasa keluarga
fasilitas yang ada dalam membuatkan
keluarga ramuan herbal
- Menciptakan perubahan jika klien merasa
lingkungan rumah secara tekanan darahnya
optimal naik
- Menginformasikan fasilitas O :
kesehatan yang ada di  Nampak klien
lingkungan keluarga belum mengetahui
- Menganjurkan faktor resiko
menggunakan fasilitas masalah kesehatan
kesehatan yang ada yang di alami jika
- Mengajarkan cara perawatan tidak di periksakan
yang bisa dilakukan dengan tepat
keluarga - TTV
 TD : 150/90
 RR :20x/menit

73
 N : 92x/menit
 S : 36oc
A:
Masalah kesehatan
belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan.
Manajemen Kamis -Mengidentifikasi tindakan S:
kesehatan 01/04/ yang dapat dilakukan - Keluarga klien
keluarga tidak 2021 -Memotivasi pengembangan mengatakan
efektif b.d sikap dan emosi yang Ny.W hanya
kompleksitas mendukung upaya kesehatan istirahat dan
sistem - menggunakan sarana dan biasa keluarga
pelayanan fasilitas yang ada dalam membuatkan
kesehatan
keluarga ramuan herbal
- menginformasikan fasilitas jika klien merasa
kesehatan yang ada di tekanan darahnya
lingkungan keluarga naik
- menganjurkan menggunakan O:
fasilitas kesehatan yang ada - Nampak klien
- mengajarkan cara perawatan sudah
yang bisa dilakukan mengetahui
keluarga faktor resiko dan
dampak masalah
kesehatannya jika
tidak di cegah
dengan tepat
- Nampak klien
mau saat di ajak
ke puskesmas
A:

74
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi di
hentikan

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil studi kasus dan tujuan penulisan studi kasus ini,

maka penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dengan

hasil studi kasus penatalaksanaan Asuhan Keperawatan keluarga Pada

Pasien Stroke dengan tahapan keluarga usia lanjut yang dilakukan pada

tanggal 29 maret- 03 april yang meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi

keperawatan.

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan keluarga adalah hal utama yang dilaksanakan

perawat karena memungkinkan 80% diagnosis masalah klien dapat

ditegakkan serta untuk mendapat data tentang keadaan pasien.

Pengumpulan data yang dilakukan penulis saat pengambilan kasus pada

tanggal 29 Maret 2021 pukul 08.00 WITA dengan wawancara yang

bersumber dari pasien dan keluarga, observasi langsung serta pemeriksaan

fisik. Hasil yang di dapatkan yaitu Ny.W pernah terjatuh di kamar mandi

2 tahun yang lalu dan sejak jatuh klien susah mengangkat tangan sebelah

kanannya dan mengalami kelemahan kaki sebelah kanannya, Keluhan lain

adalah Ny.W susah untuk berjalan dan berpindah tempat, Ny.W

memerlukan bantuan anaknya untuk melakukan aktivitas (barthel indeks

75
kemandirian dengan skor nilai mandiri 4 dan skor ketergantungan 13).

ny.w mempunyai riwayat hipertensi dan tidak pernah dilakukan

perawatan di rumah sakit dan puskesmas, dan saat ini Ny.W hanya

mengkonsumsi minuman herbal yaitu rebusan daun sirsak. Dan keluarga

Ny.W tidak mengetahui dampak/akibat/komplikasi terhadap masalah

kesehatan yang di alami klien. klien mengatakan pusing keadaan umum

pasien lemah, kesadaran composmentis , pada pemeriksaan kekuatan otot

didapatkan rata-rata nilai kekuatan otot adalah dua (Dapat melakukan

ROM penuh tapi dengan bantuan atau menyangga sendi dan tidak dapat

melawan tahanan. Didapatkan Tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi

nadi 92 kali per menit, frekuensi pernafasan 22 kali per menit dan suhu

badan 36,0C.

2. Diagnosa Keperawatan

Pengumpulan diagnosa dengan pernyataan yang menggambarkan

respons manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau

potensial) dari individu atau kelompok tempat perawat secara legal

mengidentifikasi dan perawat dapat memberikan intervensi secara pasti

untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan

dan mencegah perubahan (Rohman &Walid, 2012).

Diagnosa yang muncul pada teori sebagai berikut : Gangguan perfusi

jaringan serebral b.d O2 otak menurun, Ketidakseimbangan nutrisi:

kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mengabsorpsi

nutrisi, Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, Risiko

76
kerusakan integritas kulit b.d factor risiko : lembap, Gangguan

komunikasi verbal b.d. kerusakan neuromuscular, kerusakan sentral

bicara.

Dari data pengkajian yang didapatkan penulis, tidak semua diagnosa

keperawatan yang ada dalam teori terdapat pada pasien. Diagnosa

keperawatan yang di angkat oleh penulis merujuk pada buku SDKI

(Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) dengan batasan karateristik

sesuai dengan data yang di peroleh pada saat pengkajian.

Adapun alasan mengapa diagnosa tersebut tidak dimunculkan oleh

penulis karena kondisi yang dialami pasien tidak cukup untuk

mengangkat diagnosa kepearawatan pada kasus ini. Untuk mengangkat

diagnose keperawatan dapat dilihat dari ditinjaun definisi dan batasan

karakteristik pada diagnosa Gangguan perfusi jaringan serebral b.d O2

otak menurun, Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

b.d ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrisi, Risiko kerusakan

integritas kulit b.d factor risiko : lembap, Gangguan komunikasi verbal

b.d. kerusakan neuromuscular, kerusakan sentral bicara.

Maka penulis mengangkat diagnosa keperawatan individu dan

diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan data pengkajian atau

kondisi pasien yaitu Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan

otot, dan Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas

sistem pelayanan Kesehatan berdasarkan SDKI.

77
3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang di kerjakan oleh

perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk

mencapai luaran (outcome) yang di harapkan (PPNI,2018).

Tujuan dari intervensi keperawatan keluarga adalah membantu klien

dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan yang mencakup peningkatan

Kesehatan,pencegahan penyakit, pemulihan Kesehatan, dan memfasilitasi

koping (Nursalam, 2008).

Tujuan intervensi keperawatan pada Ny.W terhadap diagnosa

keperawatan individu berdasarkan SLKI Setelah di lakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam, maka mobilitas fisik meningkat dengan

kriteria hasil berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):

Peregerakan ekstremitas dari menurun menjadi eningkat, Kekuatan otot

dari menurun menjadi eningkat, Rentang rom (ROM) dari menurun

menjadi eningkat, Kaku sendi dari meningkat menjadi menurun, Gerakan

terbatas dari meningkat menjadi menurun, Kelemahan fisik dari meningkat

menjadi menurun ( PPNI,2018).

Tujuan intervensi keperawatan pada Ny.W terhadap diagnosa

keperawatan keluarga Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama

3 × 24 jam, maka manajemen kesehatan keluarga meningkat dengan

kriteria hasil berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):

Kemampuan menjelaskan masalah kesehatan yang dialami dari menurun

78
menjadi meningkat, Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat

dari menurun menjadi meningkat, Tindakan untuk mengurangi faktor

risiko dari menurun menjadi meningkat, Verbalisasi kesulitan

menjalankan perawatan dari meningkat menjadi menurun,gejala penyakit

anggota keluarga dari meningkat menjadi menurun.

Berdasarkan tujuan dari kriteria hasil tersebut kemudian penulis

menyusun intervensi keperawatan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia) yaitu Edukasi latihan fisik: Identifikasi kesiapan

dan kemampuan menenrima informasi, sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai

kesepakatan, berika kesempatan untuk bertanya, jelaskan mamfaat

kesehatan dan efek fisiologis olahraga, jelaskan jenis latihan yang sesuai

dengan kondisi kesehatan, jelaskan frekuensi durasi,dan intensitas program

latihan yang di inginkan, ajarkan tekhnik pernafasan yang tepat untuk

memaksimalkan penyerapan oksiigen selama latihan fisik ( PPNI,2018).

kemudian penulis menyusun intervensi keperawatan keluarga

berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yaitu:

Dukungan keluarga merencanakan perawatan Identifikasi kebutuhan dan

harapan keluarga tentang kesehatan, identifikasi konsekuensi tidak

melakukan tindakan bersama keluarga, Identifikasi sumber-sumber yang

dimiliki keluarga, Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan, Motivasi

pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya kesehatan,

Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga, Ciptakan

79
perubahan lingkungan rumah secara optimal, Informasikan fasilitas

kesehatan yang ada di lingkungan keluarga, Anjurkan menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada, Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan

keluarga.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi/pelaksanaan merupakan Langkah keempat dalam tahap

proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan

(Tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana Tindakan

keperawatan (Hidayat, 2008). Berdasarkan masalah keperawatan tersebut

penulis melakukan implementasi selama 3 hari sesuai dengan intervensi

yang telah di buat dengan memperhatikan aspek tujuan dan kriteria hasil

dalam rentang yang telah di tentukan. Adapun intervensi keperawatan

individu yang telah di tentukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia) yaitu: edukasi Latihan fisik dan intervensi

keperawatan keluarga yaitu Dukungan keluarga merencanakan perawatan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan

perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria

hasil yang Anda buat pada tahap perencanaan (Budiono, 2016)

Dalam tahap evaluasi penulis menggunakan metode SOAPS:Subyektif

data, O: Obyektif data, A: Analisis atau Assesment dan P: Planning setelah

melakukan implementasi selama 3 hari dari tanggal 29 Maret 2021 sampai

80
dengan 03 April 2021 di Desa Matanggorai, Kec.Padangguni,

Kab.Konawe, tindakan pada Ny.W,dapat dilakukan penulis sesuai rencana

tindakan keperawatan yang ada. Saat melakukan tindakan keperawatan

penulis mengalami kesulitan karena pasien kurang kooperatif.

Evaluasi yang dilakukan berdasarkan diagnosa yang ditegakkan yaitu

Gangguan mobilitas fisilk b.d penurunan kekuatan otot pada hari selasa,

tanggal 30-03-2021 dengan hasil masalah gangguan mobilitas fisik

teratasi dimana pada data subyektif pasien mengatakan klien megatakan

sudah bisa mengangkat tangannya, klien mengatakan bisa mengangkat

kakinya namun tidak bisa menahan dan melawan tahanan dari pemeriksa.

Data obyektif keadaan umum pasien baik, nampak klien bisa melakukan

latihan fisik di bantu keluarga, nampak pergerakan ekstremitas atas dan

bawah klien bisa mengangkat namun tidak bisa menahan tahanan.

C. Keterbatasan Studi Kasus

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan adanya keterbatasan ini

penulis mengharapakan adanya perbaikan untuk penelitian yang akan

datang diantara keterbatasan tersebut ialah, tidak melakukan pengkajian

untuk data-data penunjang yang lengkap.

81
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Asuhan Keperawatan Keluarga Pada

Tahapan Keluarga Usia Lanjut Dengan Masalah Kesehatan Stroke di Desa

Matahori Wilayah Kerja Puskesmas Alosika kecamatan Padangguni,

Kabupaten Konawe penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengkajian Ny.W yang di dapatkan yaitu Ny.W pernah terjatuh

di kamar mandi 2 tahun yang lalu dan sejak jatuh klien susah

mengangkat tangan sebelah kanannya dan mengalami kelemahan

kaki sebelah kanannya, Keluhan lain adalah Ny.W susah untuk

berjalan dan berpindah tempat, Ny.W memerlukan bantuan anaknya

untuk melakukan aktivitas (barthel indeks kemandirian dengan skor

nilai mandiri 4 dan skor ketergantungan 13). ny.w mempunyai

riwayat hipertensi dan tidak pernah dilakukan perawatan di rumah

sakit dan puskesmas, dan saat ini Ny.W hanya mengkonsumsi

minuman herbal yaitu rebusan daun sirsak. Dan keluarga Ny.W tidak

mengetahui dampak/akibat/komplikasi terhadap masalah kesehatan

yang di alami klien. klien mengatakan pusing keadaan umum pasien

lemah, kesadaran composmentis , pada pemeriksaan kekuatan otot

didapatkan rata-rata nilai kekuatan otot adalah dua (Dapat melakukan

ROM penuh tapi dengan bantuan atau menyangga sendi dan tidak

dapat melawan tahanan. Didapatkan Tekanan darah 160/100 mmHg,

82
frekuensi nadi 92 kali per menit, frekuensi pernafasan 22 kali per

menit dan suhu badan 36,0C.

2. Diagnosa keperawatan individu yang utama adalah hambatan

mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot ditandai

dengan mengeluh sulit mengerakan ekstremitas dan diagnosa

keperawatan keluarga yaitu manajemen Kesehatan keluarga tidak

efektif berhubungan dengan kompleksitas sistem pelayanan kesehatan

ditandai dengan gagal melakukan tindakan untuk menguranggi faktor resiko

berdasarkan SDKI.

3. Perencanaan keperawatan pada Ny. W berdasarkan Standar Intervensi

Keperawaan Indonesia (SIKI) yaitu edukasi Latihan fisik dan

Dukungan keluarga merencanakan perawatan dengan kriteria hasil

berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mobilitas

fisik meningkat dan standar luaran kedua yaitu manajemen Kesehatan

keluarga meningkat.

4. Implementasi keperawatan individu dan keluarga dilakukan untuk

mengatasi masalah klien yang dilakukan selama 1x24 jam berupa

tindakan mengkaji tanda – tanda vital, mengidentifikasi kemampuan

kekuatan memberikan edukasi Latihan fisik, membantu keluarga

melakukan dukungan merencanakan perawatan.

5. Hasil evaluasi pada Ny. W setelah dilakukan implementasi selama 3

hari menunjukkan pada hari ke 3 masalah mobilitas fisik teratasi di

tandai dengan klien mampu mengankat tangannya dan klien bisa

83
mengangkat kakinya namun tidak bisa menahan dan melawan

tahanan dari pemeriksa, keadaan umum pasien baik, nampak klien

bisa melakukan latihan fisik di bantu keluarga, pergerakan

ekstremitas atas dan bawah klien bisa mengangkat namun tidak bisa

menahan tahanan.

6. Setelah dilakukan edukasi Latihan fisik pada Ny.W dengan Stroke

selama 3 hari menujukkan bahwa klien mampu menggerakkan badan

secara pasif dengan bantuan keluarga.dan setelah dilakukan

Dukungan keluarga merencanakan perawatan keluarga mengetahui

faktor resiko dan dampak masalah kesehatannya jika tidak di cegah

dengan tepat.

B. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran

sebagai berikut.

1. Bagi Penulis Selanjutnya

Diharapkan penulis selanjutnya dapat menggunakan atau

memanfaatkan waktu lebih efektif, sehingga dapa memberikan

asuhan keperawatan keluarga pada klien secara optimal.

2. Bagi Puskesmas Desa Matanggorai

Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien lebih

optimal dan dan diharapakan puskesmas melakukan kunjungan

tiap-tiap rumah guna untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah

Puskesmas.

84
3. Bagi Institusi / Pendidikan

Diharapkan Institusi Pendidikan dapat Memberikan kemudahan

dalam pemakaian sarana dan prasaran yang merupakan fasilitas

bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan

ketarampilannya dalam melalui praktek klinik dan pembuatan

laporan.

85
DAFTAR PUSTAKA

[1] Achjar,K.A. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.

[2] Achjar, K. A. (2010). Aplikasi Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta


:CV.Sagung Seto

[3] American Heart association (AHA). 2015. Health Care Research :


Coronary Heart Disease.

[4] Arikunto, Suharsimi (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

[5] Azizah, Lilik Ma’rifatul (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta


: Graha Ilmu

[6] Azizah. (2011). Keperawatan lanjut usia . Yogyakarta: Graha Ilmu.

[7] Anita, F., Pongantung, H., Ada, P. V., & Hingkam, V. (2018). Pengaruh
Latihan Range of Motion Terhadap Rentang Gerak Sendi Ekstremitas Atas
Pada Pasien Pasca Stroke di Makassar. Journal of islamic nursing, 3(1),
97-99.

[8] Bistara, D. N. (2019). Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap


kekuatan otot pada pasien stroke. Jurnal Kesehatan Vokasional
(JKESVO), 4(2), 112-117.

[9] Farida, I & Amalia, N. (2009). Mengantisipasi Stroke, Petunjuk Mudah,


Lengkap, dan Praktis Sehari-Hari. Yogyakarta: Bukubiru

[10] Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

[11] Hariyanto, A. & Sulistyowati, R. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah 1 Dengan Diagnosis NANDA Internasional. Yogyakarta: Ar-ruzz,
Media

[12] Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: pustaka


Pelajar. Yogyakarta

[13] Hartono Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi
Keenam. Yogyakarta:BPFE.

86
[14] Hartono, A. (2010). Patofisiologi : Aplikasi Pada Praktik Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

[15] Indarwati , L., Sari, W., & Dewi, C. S. (2008). Care Yourself, Stroke.
Penebar Plus: Depok.

[16] Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes Ri

[17] Kasiati, NS,Ni Wayan Dwi Roslamawati ,2016 , kebutuhan dasar manusia
I ,Jakarta : Kemenkes RI

[18] Murwani. Arita. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan


Aplikasi Kasus. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press

[19] Nabyl R.A. 2012. Deteksi Dini Gejala Pengobatan Stroke. Yogyakarta
: Aulia Publishin

[20] Oktavianus. (2014). Asuhan Keperawatan pada Sistem Neurobehavior.


Jakarta: Graha Ilmu.

[21] Pinzon R dan Asanti. 2010. Awas Stroke! Pengertian, Gejala, Tindakan,
Perawatan dan Pencegahan. Yogyakarta : Andi Offset.

[22] Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit. Jakarta: EGC; 2012.

[23] Pudiastuti.(2011). Penyakit Pemicu stroke . Yogyakarta. Nuha Medika

[24] Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.Diakses: 19
Oktober 2014, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf

[25] Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

[26] Terry, C. L., & Weaver, A. (2013). Keperawatan Kritis. Yogyakarta:


Rapha.

87
[27] WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence
of reise blood pressure or contain the according to national
circumstances.

[28] WHO. 2014. Health for the World’s Adolescents: A Second Chance in the
Second Decade. Geneva, World Health Organization Departemen of
Noncommunicable disease surveillance. (2014).

[29] Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2,
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha
Medika

88
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

VIII. DATA UMUM


1. Nama KK : .....................................................................
2. Pekerjaan KK : .....................................................................
3. Pendidikan KK : .....................................................................
4. Agama KK : .....................................................................
5. Alamat : .....................................................................
6. Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama JK Umur Pddkn Status Imunisasi Penyakit/
BCG DPT POLIO Hepati Cam Keluhan
tis pak

7. Genogram :
8. Tipe Keluarga
....................................................................................................................
........................

9. Suku Bangsa
....................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................
10. Agama

89
....................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................
11. Status Sosial Ekonomi
(Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan atau
penghasilan kepala keluarga dan anggota keluarga lain, serta
barang-barang yang dimiliki )
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
12. Aktifitas Rekreasi Keluarga
(Aktifitas rekreasi keluarga adalah kegiatan yang dilakukan
bersama sama di rumah yang memberikan rasa senang, relaks dan
terhibur, antara lain menonton TV atau mendengarkan radio)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................

IX. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
....................................................................................................................
........................
2. Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
Tugas Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

90
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
3. Riwayat keluarga inti
(Jelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti meliputi riwayat
penyakit keturunan dan riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
4. Riwayat keluarga sebelumnya
(Jelaskan riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
isteri)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................

5. Perilaku kesehatan dalam upaya Pencegahan Penularan Covid 19


(Jelaskan upaya-upaya yang dilakukan keluarga dalam pencegahan
penularan covid 19)
Perilaku mencuci tangan :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................
Penggunaan Hand sanitizer :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
...............................................

91
Penggunaan masker :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................
Menjaga jarak :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................
Perilaku ketika flu/batuk/bersin :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................
Perilaku Physical distancing/sosial distancing :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................

X. LINGKUNGAN
7. Karakteristik Rumah
(Jelaskan tentang jenis rumah, status kepemilikan rumah, luas
rumah, jumlah ruangan, penerangan, ventilasi, kebersihan, SPAL,
sumber air minum, dan jamban)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
8. Denah Rumah

92
9. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RT /RW/Dusun
(Jelaskan tentang karakteristik tetangga dan komunitas,
kebiasaan/aturan yang disepakati penduduk setempat, serta
karakteristik lingkungan fisik)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
10. Mobilitas Geografis Keluarga
(Jelaskan adanya kebiasaan berpindah tempat yang dilakukan
keluarga dan perubahan kebiasaan mobilitas anggota keluarga saat
terjadi pandemi Covid 19)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
11. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
(Jelasakan perkumpulan yang diikuti oleh keluarga dan bagaimana
interaksi keluarga dengan masyarakat setelah terjadi pandemi
Covid 19)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
12. Sistem Pendukung Keluarga
(Jelaskan tentang fasilitas yang dimiliki keluarga untuk berobat,
dukungan dari anggota keluarga, serta dukungan sosial atau
masyarakat yang bisa didapatkan dalam menghadapi pandemi
covid 19)
....................................................................................................................
....................................................................................................................

93
....................................................................................................................
.......................................................................

XI. STRUKTUR KELUARGA


5. Pola Komunikasi Keluarga
(Jelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga dalam
suasana pandemi Covid 19)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................
6. Struktur Kekuatan Keluarga
(Jelaskan cara pengambilan keputusan dalam keluarga dan
kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku pencegahan penularan Covid
19)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
7. Struktur Peran
(Jelaskan peran formal dan peran informal masing masing anggota
keluarga)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
8. Nilai dan Norma Keluarga
(Jelaskan nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan ataupun bertentangan dengan prinsip pencegahan
penularan Covid 19)

94
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................

XII. FUNGSI KELUARGA


6. Fungsi Afektif
(Jelaskan hubungan keakraban antar anggota keluarga, perasaan
memiliki, perhatian dan dukungan antar anggota keluarga, serta
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menyayangi dan
menghargai dalam menghadapi pandemi covid 19)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
7. Fungsi Sosialisasi
(Jelaskan bagaimana keluarga mengembangkan hubungan sosial
dengan lingkungan dalam menghadapi pandemi Covid 19, dan
bagaimana keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku
pencegahan penularan Covid 19 )
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
8. Fungsi Reproduksi
(Jelaskan berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan
jumlah anak, dan metode apa yang digunakan keluarga untuk
mengendalikan jumlah anak)
....................................................................................................................
....................................................................................................................

95
....................................................................................................................
........................................................................
9. Fungsi Ekonomi
(Jelaskan bagaimana kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan serta sejauhmana keluarga memanfaatkan
fasilitas dan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
peningkatan kesehatan keluarga dalam suasana pandemi Covid 19)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
........................................................................
10. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
(Jelaskan sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan 5 fungsi
perawatan kesehatan keluarga meliputi :
Masalah/Penyakit : Resiko Penularan Covid 19 atau Kesiapan
peningkatan manajemen kesehatan keluarga dalam menghadapi
pandemi Covid 19.
f. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Covid 19
(uraikan pengetahuan keluarga tentang pengertian penyakit
covid 19, penyebab, dan tanda dan gejala covid 19)
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
........................................................................
g. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan yang tepat
(uraikan pengetahuan keluarga tentang bahaya/komplikasi
covid 19 dan apa upaya yang akan dilakukan keluarga jika
anggota keluarga mengalami gejala covid 19)
..............................................................................................................
..............................................................................................................

96
..............................................................................................................
........................................................................
h. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
(uraikan pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan
penularan Covid 19 dan pengetahuan keluarga tentang cara
perawatan anggota keluarga jika mengalami gejala penyakit
seperti covid 19)
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
........................................................................
i. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan/memelihara
lingkungan yang sehat untuk perawatan anggota keluarga yang
sakit
(uraikan pengetahuan keluarga tentang pengaturan dan
pemeliharaan lingkungan yang sehat untuk mencegah
penularan Covid 19)
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
........................................................................
j. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan di masyarakat
(uraikan aktivitas penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan
oleh keluarga dan pengetahuan keluarga tentang sarana
pelayanan yang bisa diakses jika ada anggota keluarga atau
anggota masyarakat yang mengalami gejala seperti Covid 19)
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
........................................................................

97
XIII. STRES DAN KOPING KELUARGA
3. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
c. Stressor jangka pendek (< 6 bln)
..............................................................................................................
..............................................................................................................
................................................
d. Stressor jangka panjang (> 6 bln)
..............................................................................................................
..............................................................................................................
................................................
4. Respon keluarga terhadap stressor dan Mekanisme Koping yang
digunakan
c. Respon keluarga terhadap stressor
d. Strategi koping yang digunakan

5. Strategi adaptasi disfungsional

XIV. PEMERIKSAAN FISIK


(Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, meliputi
pemeriksaan Head To Toe)

XV. HARAPAN KELUARGA


(Jelaskan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada dan
mahasiswa selama pandemi Covid 19)

98
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

DATA Bpk….. Ibu…. An….. An….


TTV

Kepala

Leher

Aksila

Dada

Abdomen

Ekstremitas Atas

EkstremitasBawah

99
FORMAT PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT

NO JENIS PEMERIKSAAN PROSEDUR NILAI


1. Kekuatan otot ekstremitas a. Meminta klien fleksi pada
atas lengan dan beri tahanan
a. Otot bahu b. lakukan prosedur yang sama
untuk gerakan estensi lengan, 2
lalu beri tahanan
c. nilai kekuatan otot dengan
mengunakan skala 0-5
b. Otot siku a. Meminta klien fleksi pada
siku dan beri tahanan
b. lakukan prosedur yang sama
untuk gerakan estensi siku, 2
lalu beri tahanan
c. nilai kekuatan otot dengan
mengunakan skala 0-5
c. Otot pergelangan a. Letakkan lengan bawah klien
tangan diatas meja dengan telapak
tangan menghadap keatas
b. Minta klien untuk melakukan
gerakan fleksi telapak tangan 1
dengan melawan tahanan.
c. Nilai kekuatan otot dengan
mengunakan nilai 0-5
d. Otot jari-jari tangan a. Minta klien untuk
mengunakan jari-jari dengan
melawan tahanan 2
b. Nilai kekuatan otot dengan
mengunakan nilai 0-5
2. Kekuatan otot ekstremitas a. Atur posisi tidur klien,lebih
bawah naik pemeriksaan dilakukan
a. Otot panggul dalam posisi supine
b. Minta klien untuk melakukan

100
gerakan fleksi tungkai dengan 2
melawan tahanan
c. Minta klien untuk melakukan
gerakan abduksi dan adduksi
tungkai dengan melawan
tahanan
c. Nilai kekuatan otot dengan
mengunakan nilai 0-5
b. Otot lutut a. Minta klien untuk melakukan
gerakan fleksi lutut dengan
melawan tahanan. 2
b. Nilai kekuatan otot dengan
mengunakan nilai 0-5
c. Otot tumit a. Minta klien untuk melakukan
gerakan piantarfleksi
b. Nilai kekuatan otot dengan 2
mengunakan nilai 0-5
d. Otot jari-jari kaki a. Minta klien untuk melakukan
gerakan fleksi dan ekstensi
jari-jari kaki dengan melawan 2
tahanan
b. Nilai kekuatan otot dengan
mengunakan nilai 0-5

NILAI PENILAIAN KEKUATAN OTOT


0 Paralisis, tidak ada kontraksi otot sama sekali
1  Terlihat/ Teraba getaran kontraksi otot
 Tidak ada gerakan ekstremitas sama sekali
2  Dapat melakukan ROM penuh tapi dengan bantuan (menyangga
sendi)
 Tidak dapat melawan gaya berat

101
3  Dapat melakukan ROM secara penuh & mandiri
 Dapat melawan gaya berat
 Tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa
4  Dapat melawan tahanan ringan dari pemeriksa
5 Kekuatan normal

102
Pengkajian Barthel Indeks Modifikasi Indeks Kemandirian KATZ

NO Aktivitas Mandiri Ketergantungan


(Nilai 1) (Nilai 0)
1 Mandiri dikamar mandi (menggosok, 0 1
membersihkan, mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka dan 0 1
mengenakan
3 Memakan makanan yang telah disiapkan 1 0
4 Memelihara kebersihan diri untuk 0 1
penampilan diri (menyisir rambut,
mencuci rambut, menggosok gigi,
mencukur kumis)
5 Membuang air besar di WC 0 1
(membersihkan dan mengeringkan daerah
bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feces 1 0
(tinja)
7 Buang air kecil dikamar mandi 0 1
(membersihkan dan mengeringkan daerah
kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 1 0
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau 0 1
keluar ruangan tanpa alat bantu, spt
tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan 0 1
kepercayaan yang dianutnya
11 Melakukan pekerjaan rumah, spt 0 1
merapihkan tempat tidur, mencuci
pakaian, memasak dan membersihkan
ruangan
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau 0 1
kebutuhan keluarga
13 Mengelola keuangan (menyimpan dan 0 1
menggunakan uang sendiri)
14 Mengggunakan sarana transportasi untuk 0 1
bepergian
15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai 1 0
dengan aturan (takaran obat dan waktu
minum obat tepat)
16 Merencanakan dan mengambil keputusan 0 1
untuk kepentingan keluarga dalam hal
penggunaan uang, aktivitas social yang
dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan

103
17 Melakukan aktivitas diwaktu luang 0 1
(kegiatan keagamaan, social, rekreasi,
olahraga dan menyalurkan hobi)
Jumlah nilai 4

104

Anda mungkin juga menyukai