Anda di halaman 1dari 68

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN

PENYAKIT DIARE PADA BALITA


DIPUSKESMAS POASIA
KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma III Politeknik Kesehatan Kendari
Jurusan Keperawatan

OLEH

ISNAWATI LA DAO
P00320014021

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
iv
iv
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Isnawati La Do

NIM : P00320014021

Tempat, Tgl Lahir : Sofan 13 mei 1997

Suku/Bangsa : Buton/Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri Sofan , tamat tahun 2008

2. SMP Negeri Satu Atap TalTimSel, tamat tahun 20011

3. SMA Negeri 1 TalTimSel, tamat tahun 2014

4. Sejak Tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan sampai sekarang.

iv
MOTTO

Lakukan apapun dengan kemampuan

terbaik yang kita miliki,

sehingga tak ada alasan untuk menyesal

karena setiap hari adalah kesempatan kedua

dari hari kemarin

Kupersembahkan karya tulis ini

Kepada......

Ayahanda dan Ibunda tercinta

Kakakku tersayang, Agama,

Negara, Dan almamaterku

Sebagai tanda terima kasihku

v
ABSTRAK

Isnawati La Dao (P00320014021) anak bimbingan dari Bapak Muslimin,


L,.A.Kep,.S.Pd,.M.Si dan Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kes. Faktor
yang behubungan dengan kejadian penyaki diare pada balita di puskesmas poasia
kota kendari tahun 2017. (6 BAB + xiii + 44 halaman + 7 tabel + 10 lampiran)
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air
besar lebih dari biasanya ( 3 kali atau lebih dalam sehari) yang disertai perubahan
bentuk dan konsistensi dari tinja penderita.Untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kejadian penyakit diare pada balita di Puskesmas Poasia
Kota Kendari tahun 2017.Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu.
Jenis penelitian ini adalah analitik. Sampel penelitian berjumlah 53 orang dengan
teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. menunjukkan bahwa dari 53
responden yang pengetahuannya baik terdapat 6 (11,32%) anak balitanya tidak
menderita diare, dan yang menderita diare 26 (64.15%) Sedangkan Ibu dengan
pengetahuan yang cukup dan balitanya tidak menderita diare sebanyak 6
(11,32%)) responden, dan yang menderita diare dengan pengetahuan yang kurang
sebanyak 9 (24.52) responden, Sedangkan Ibu dengan pengetahuan yang kurang
dan balitanya tidak menderita diare sebanyak 4 (7.54%) responden dan yang
menderita diare dengan pengetahuan yang kurang sebanyak 2 (11.3%). Oleh
karena itu, diharapkan kepada puskesmas agar memberikan penyuluhan tentang
penyakit diare sehingga ibu dapat mengetahui tentang penyakit diare. Hal ini guna
mendukung kemajuan program yang berkaitan dengan kesehatan anak.

Kata Kunci : Pengetahuan, dan kejadian penyakit diare


Daftar Pustaka : 17 (2000-2017)

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian yang berjudul: “Hubungan Pengetahuan Ibu dengan

Kejadian penyakit diare pada balita di Puskesmas Poasia Kota Kendari

tahun 2017”.proposal penelitian ini dilakukan dalam rangka melengkapi salah

satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program diploma III (D III) pada

Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal penelitian ini

masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang

sifatnya membangun untuk meningkatkan mutu dari penulisan ini sangat penulis

harapkan.

Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

ayahanda tercinta La Dao Ode Bangsawan S.kep,.Ns dan ibunda tercinta

Hariana La Mbolode atas semua bantuan moril maupun material, motivasi,

dukungan dan kasih sayangnya serta doanya yang tulus demi kesuksesan selama

menuntut ilmu sampai selesainya penulisan karya tulis ilmiah ini.

Proses penulisan proposal penelitian ini telah melewati perjalanan panjang

dan penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada, Bapak Muslimin, L., A.Kep., S.Pd., M.Si selaku

pembimbing I dan Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kesselaku

vii
pembimbing II, atas semua waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan dalam

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.

Selanjutnya, tak lupa Penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Petrus, SKM., N,Kes. Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Bapak Muslimin, L., A.Kep., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

3. Kepala Puskesmas Poasia Bapak dr. H. Juriadi Paddo, M.Kesyang telah

memberikan izin melaksanakan penelitian di Puskesmas Poasia.

4. Penguji ibu Lena Atoy SST., MPH. Selaku pengji I, ibu Hj Sitti Rachmi

Misbah S.Kp. M, Kes selaku penguji II dan Ibu Hj Nurjannah B.Sc,.

S.Pd,. M.Kes selaku penguji III.

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Keperawatan yang telah banyak memberikan pengetahuan selama penulis

melakukan pendidikan.

6. Buat Kakaku tercinta Jumiati La Dao, terima kasih atas Doa dan Supportnya

serta bantuan moril maupun material yang diberikan selama penulis

melakukan pendidikan.

7. Buat sahabat-sahabatku : Lola Putriana, Suriani LaBaili, Rasni Layai, Wa Seti

Lahaja, Reski Pratama Ode Bangsawan yang selalu memberikan dukungan

dan semangat selama penulis menyususn karya tulis ilmiah ini.

8. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Keperawatan angkatan 2014 yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan

semangat bagi penulis.

viii
Akhirul kalam, Penulis senantiasa berdoa semoga bantuan dan bimbingan

Bapak, Ibu serta Saudara-Saudara mendapat imbalan yang berlipat ganda dari

Allah SWT. “Amin”

Kendari, Juli 2017

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
MOTTO................................................................................................................iv
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................v
ABSTRAK...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR........................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................3

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Tentang Pnyakt Diare....................... ..........................................7
B. Tinjauan Tentang Anak Balita...................................................................15
C. Tinjauan Tentang pengetahuan ibu............................................................17

BAB III KERANGKA KONSEP


A. Dasar Pemikiran.........................................................................................20
B. Kerangka Konsep.......................................................................................21
C. Variabel penelitian.....................................................................................22
D. Definisi Operasional...................................................................................22
E. Hopotesa penelitian ...................................................................................24

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian...........................................................................................25
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................25
C. Populasi dan Sampel..................................................................................25
D. Penyajian, pengolahan dan Pengumpulan Data.......................................26
E. Etika Penelitian ........................................................................................35

x
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..........................................................................................30
B. Pembahasan...............................................................................................40

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................43
B. Saran..........................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Poasia


Berdasarkan Kelurahan Tahun 2015
Tabel 5.2 distribusi Jumlah Tenaga Medis Puskesmas Poasia
Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut Golongan Umur
di Wilayah Kerja Puskesmas poasia kota kendari tahun 2017
Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
di Puskesmas Poasia Tahun2017
Tabel 5.5 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu
Di Puskesmas Poasia Tahun2017
Tabel 5.6 Distribusi responden Menurut Kejadian Penyakit Diare
Di Puskesmas Poasia Tahun 2017
Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan kejadian diare pada balita Di
Puskesmas Poasia Tahun2017

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permintaan Menjadi Responden

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Master Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Balitbang Sultra

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 8 Doku mentasi Penelitian

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak pada

kesehatan menjadi isu sentral di berbagai negara yang ditangani oleh pemerintah

bersama masyarakat atau peningkatan kesejahteraan rakyat karena ancaman resiko

yang secara laten mengurangi produktivitas dan gangguan pertumbuhan

perekonomian Negara yang bersangkutan. Penyakit menular ini menjadi ancaman

dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah atau secara endemik

(Saryono, 2010).

Menurut World Health Organization (WHO) bahwa tujuh dari sepuluh

kematian anak di negara berkembang dapat disebabkan oleh penyakit diare akut

yang masih merupakan salah satu penyebab utama Morbiditas dan Mortalitas

anak - anak di berbagai negara yang sedang berkembang. Setiap tahun dengan 2 -

3 kemungkinan jatuh dalam keadaan dehidrasi (WHO, 2010).

Hingga saat ini, diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan di

dunia terutama dinegara-negara berkembang. Penyakit diare merupakan penyebab

utama kesakitan dan kematian anak didunia dan menjadi penyebab kematian

kedua setelah pneumonia pada anak dibawah umur lima tahun. Diare dapat

berlangsung selama beberapa hari, sehingga tubuh dapat kehilangan cairan yang

penting seperti air dan garam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup.

Kebanyakan orang yang meninggal akibat diare karena mengalami dehidrasi berat

dan kehilangan cairan. setiap detik satu balita meninggal karena diare. Diare

1
seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan

nasional fakta menunjukkan sebaliknya. (Warman 2008).

Mortalitas dan morbiditas balita akibat diare sampai saat ini masih sangat

tinggi. Diare merupakan penyakit kedua terbanyak di dunia setelah Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Penyakit Diare merupakan penyebab kesakitan

dan kematian anak di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Angka kejadian diare di

dunia mencapai I miliar kasus setiap tahun dengan korban meninggal sekitar 5

juta jiwa. Sementara data statistik Amerika mencatat setiap tahunnya terdapat 20-

35 juta kasus diare dan 16,5 juta diantaranya adalah balita (Warman,2008).

Meskipun angka kematian akibat diare telah mengalami penurunan, namun

penyakit ini masih menempati urutan lima besar dari penyebab kesakitan

utamanya dinegara berkembang.

Diseluruh dunia terdapat kurang lebih dua miliar kasus penyakit diare

setiap tahunnya. 1,9 juta penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari

lima tahun, jika tidak ditangani bisa berujung pada kematian, utamanya dinegara

berkembang. Jumlah ini 18% dari semua kematian anakdibawah usia lima tahun

dan berarti lebih dari 5000 anak-anak mati setiap hari sebagai akibat penyakit

diare (Unicef,, 2010).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI, 2014),

kematian balita di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan

negara ASEAN lainnya. Salah satu penyebab kematian ini adalah diare. Menurut

Depkes RI 2015 angka kesakitan diare di Indonesia adalah 374/1000 penduduk,

serta merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi

serta nomor lima untuk semua umur. Secara proporsional kejadian diare pada

2
balita lebih banyak (55%)jika dibandingkan dengan seluruh golongan umur

(Ratnawati dkk,20015).

Angka kesakitan diare di Sulawesi Tenggara saat ini masih tergolong

tinggi, yakni pada tahun 2014 mencapai 46,04 per 100.000 penduduk, tahun 2015

sebesar 22,42 per 100.000 penduduk danpada tahun 2016 sebesar 23,13 per

100.000 penduduk (Dinkes Prov Sultra , 2016).

Penderita diare pada balita dikota kendari tahun 2015 terdapat 622 balita

menderita penyakit diare dengan prevalensi sebesar 382 per 100.000 penduduk

dan pada tahun 2016 terdapat 785 balita menderita diare dengan prevalensi

sebesar 275 per 100.000 penduduk. Penyakit diare merupakan sepuluh penyakit

terbesar dikota kendari pada tahun 2016, penyakit diare menjadi urutan kedua

serta mengalami peningkatan setiap tahunnya

Berdasarkan data dari Puskesmas Puskesmas Poasian Kota Kendari,

penyakit diare selalu menempati sepuluh penyakit terbanyak dalam periode tiga

tahun terakhir, yakni pada tahun 2014 jumlah penderita diare sebanyak 376 orang

dengan proporsi diare pada balita 24,4%, tahun 2015 sebesar 348 dengan proporsi

balita sebesar 20,4% dan pada tahun 2016 jumlah penderita sebanyak 421 dengan

proporsi diare pada balita mencapai 20% dari total kunjungan penderita diare.

(Puskesmas Poasia 2017).

Tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare pada balita tersebut

dipengaruhi olehfaktor: Pengetahuan ibu tentang penyakit merupakan hal yang

sangat penting dalam menunjang kesehatan anggota keluarganya. Seorang ibu

yang mengetahui tentang penyakit diare akan sangat berhati-hati dalam penyajian

makanan dan minuman utamanya bagi ibu yang mempunyai balita, dimana pada

3
masa balita ini adalah masa yang sangat rentang untuk terkena penyakit utamanya

diare..(Machwijatul, 2006).

Tingginya angka kesakitan akibat diare ini tidak terlepas dari pengetahuan

ibu yang kurang. Hal ini dapat kita lihat dari hasil penelitian yang mengatakan

adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare

pada balita.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zai (20014) di wilayah kerja

puskesmas rawat inap Belawan Medan dengan jumlah sampel 72 orang

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu

dengan kejadian diare pada balita.

Hasil studi pendahuluan menunjukkan tingginya angka kejadian diare

diduga karena masalah pengetahuan ibu, Berdasarkan latar belakang yang telah

dikemukakan maka perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan Pengatahuan

Ibu dengan Kejadian penyakit diare pada balita di Puskesmas Poasia Kota

Kendari tahun 2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

Apakah ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian penyakit diare

pada balita di Puskesmas Poasia Kota Kendari tahun 2017 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan umum

4
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian penyakit

diare pada balita di Puskesmas Poasia Kota Kendari tahun 2017

2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui kejadian penyakit diare pada balita di Puskesmas

Poasia Kota Kendari tahun 2017

2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kejadian penyakit diare

pada balita di Puskesmas Poasia Kota Kendari tahun 2017

3. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian

penyakit diare pada balita dipuskesmas poasia kota kendari tahun

2017

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Institusi

Merupakan sumbangan ilmiah bagi dunia pendidikan dan

menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang

kesehatan dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

B. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi petugas

surveilans Puskesmas poasia, sehingga dapat membantu meningkatkan

upaya pencegahan kejadian penyakit diare pada balita.

5
b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan dan informasi bagi masyarakat guna menjaga status gizi

balita, memperbaiki pola asuh serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS)

3. Manfaat Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dan memberikan sumbangan ilmiah sekaligus merupakan

salah satu bacaan bagi peneliti selanjutnya.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Penyakit Diare

1. Pengertian diare

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi

buang air besar lebih dari biasanya ( 3 kali atau lebih dalam sehari) yang

disertai perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja penderita (Amiruddin,

2007)

Diare digolongkan dalam tiga jenis yaitu :

a. Diare cair akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari

(umumnya kurang dari tujuh hari), dengan mengeluarkan tinja yang

lunak dan cair yang sering dan tanpa darah.akibat diare akut adalah

dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian

bagi penderita diare.

b. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya, akibat disentri

adalah anoreksia ,penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan

terjadinya komplikasi pada mukosa.

c. Diare persisten, yaitu diare yang mula-mula bersifat akut, namun

berlangsung lebih dari 14 hari terus-menerus, akibatnya adalah

penurunan berat badan dan gangguan metabolisme (Depkes RI, 1998).

7
d. Diare dengan masalah lain, Anak yang menderita diare (diare akut dan

diare persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti

demam, gangguan gizi dan penyakit lainnya.

2. Penyebab diare

Secara klinis 8tatis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam

enam besar, tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun di klinis

yaitu diare yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan (Depkes RI, 1998)

a. Faktor infeksi

Infeksi bakteri :Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella dan sebagainya.

Infeksi Virus :Entrovirus. Infeksi parasit : Cacing.

b. Faktor Malabsorbsi : malabsobrsi karbohidrat disakarida.

c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

d. Faktor alergi terhadap makanan

e. Imunodefisiensi, misalnya sesudah infeksi virus (seperti penyakit

campak)

f. Sebab lain : kurangnya penyediaan air bersih, pemberian makanan

pendamping air susu ibu yang tidak sesuai, dan pengetahuan ibu.

3. Gejala diare.

Gejala diare atau menceret adalah tinja yang encer atau cair dengan

frekuensi 3 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai; muntah,

badan lemah, suhu badan meningkat serta kotoran penderita kadang-

kadang disertai lendir atau darah. Selain gejala tersebut penderita diare

dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta nyeri otot atau

kejang (Nadhiro, 2009)

8
Sedangkan gejala diare pada balita:

a. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meninggi.

b. Tinja encer kadang-kadang berlendir dan berdarah.

c. Gangguan gizi, akibat asupan makanan yang kurang.

d. Kadang-kadang disertai muntah.

e. Hipoglikemia/ penurunan kadar gula darah.

f. Dehidrasi/ kekurangan cairan.

4. Cara penularan

Adapun cara penularan penyakit diare sebagai berikut ;

a. Kontaminasi makanan atau air tinja dan muntahan penderita yang

mengandung kuman penyebab

b. Kuman atau kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain apabila

melekat pada tangan dan kemudian dimasukan atau dipakai untuk

memegang makanan

c. Dari makanan bayi dan makanan tambahan yang terkontaminasi.

Ditempat perawatan bayi, penularan dapat terjadi melalui alat-alat dan

tangan yang terkontaminasi jika kebiasaan mencuci tangan yang benar

di abaikan.(Nyoman, 2000).

5. Epidemiologi penyakit diare

b. Penyebaran kuman yang menyebabkan diare

Terdapat beberapa perilaku sebagai penyebab penyebaran

kuman penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit

diare yaitu :

9
1) Tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara terus menerus selama

4 sampai 6 bulan pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi

ASI, risiko untuk menderita diare lebih besar dari pada bayi yang

diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat.

2) Menggunakan botol dalam memberikan susu pada bayi, karena

botol susah dibersihkan sehingga mudah tercemar oleh kuman

penyakit.

3) Menggunakan air minum yang sudah tercemar, air kemungkinan

sudah tercemar dari sumbernya atau disimpan di rumah

pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak

tertutup atau tangan yang tercemar menyentuh air saat mengambil

air dari tempat penyimpanan.

4) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah

membuang tinja anak atau sebelum makan dan 10tatis makan anak.

5) Tidak membuang tinja (termasuk tinja anak) dengan benar.

b. Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap

diare.

Beberapa faktor penjamu dapat meningkatkan kejadian diare,

beratnya penyakit dan lamanya diare. Faktor faktor tersebut adalah :

1) Tidak memberikan air susu ibu (ASI) sampai umur dua tahun. ASI

mengandung antibody yang dapat melindungi anak terhadap

berbagai kuman penyebab diare seperti : Shigella dan vibrio

cholera.

10
2) Kurang gizi, Resiko kematian karena diare meningkat pada anak

yang mengalami gangguan gizi, terutama pada anak dengan gizi

buruk.

c. Faktor lingkungan dan perilaku

Faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia,

apabila 11tatis lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare

serta terakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula

yaitu melalui makanan yang tidak sehat, maka dapat menimbulkan

kejadian penyakit diare.

6. Pencegahan diare

Usaha agar tidak terserang penyakit diare, maka upaya yang

dilakukan adalah:

a. Menkonsumsi makanan matang yang baru dimasak serta makanan

disimpan di tempat yang tertutup supaya terhindar dari lalat

dan 11tatis lain.

b. Bersihkan wadah yang digunakan untuk mengumpulkan dan

menyimpan air minum setiap hari.

c. Buang air besar di tempat khusus (jamban)

d. Segeralah cuci baju yang terkena tinja anak dengan air hangat

e. Makan makanan yang bergizi dan hindari pemberian susu botol

Menurut Noor (2002) ada lima pokok tingkatan pencegahan penyakit

meliputi

11
a. Pengkondisian awal (health promotion)

Pencegahan tingkat dasar (primordial prevention) adalah usaha

untuk mencegah terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan resiko

rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum.Pencegahan ini

meliputi usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola

hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah

meningkatnya resiko terhadap penyakit dengan melestarikan pola atau

kebiasaan hidup sehat. Misalnya memelihara cara makan anak balita yang

kurang mengkonsumsi hewan dan lemak juga mengkonsumsi sayuran,

dalam hal mempertahankan tingkat risiko rendah terhadap berbagai

penyakit menular.

b. Perlindungan khusus (12tatisti protection)

Melindungi terhadap penularan penyakit diare dapat dilakukan

melalui usaha mengatasi atau mengontrol berbagai 12tatis risiko (risk

factors) dengan sasaran utamanya orang sehat melalui usaha

peningkatan derajat kesehatan secara umum (promosi kesehatan) serta

usaha pencegahan khusus terhadap penyakit tertentu. Pencegahan

tingkat pertama tersebut didasarkan pada hubungan interaksi antara

penjamu(host), penyebab (agent) dan lingkungan serta proses

kejadian penyakit.

Ada dua macam strategi pokok dalam usaha pencegahan yakni :

1) Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan

12
2) Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi

( high risk groups)

Strategi pertama mempunyai sasaran lebih luas sehingga lebih

radikal sifatnya, memiliki potensi yang besar pada populasi dan sangat

sesuai untuk sasaran perilaku. Pada strategi kedua, sangat mudah

diterapkan secara individual, motivasi subjek dan pelaksanaan cukup

baik. Tetapi juga memiliki kelemahan antara lain sulit memilih

kelompok dengan risiko tinggi, efeknya sangat rendah dan hanya

bersifat temporer dan kurang sesuai untuk sasaran perilaku.

Sasaran ditujukan pada lingkungan, maka sasarannya dapat

ditujukan pada lingkungan fisik seperti pengadaan air dan jamban. Juga

pemberantasan serangga. Sasaran pencegahan tingkat pertama ini dapat

pula ditujukan pada faktor penjamu seperti perbaikan gizi, pemberian

imunisasi, serta peningkatan ketahanan fisik balita.

c. Pencegahan dini dan pengobatan tepat (early diagnosis and prompt

treatment)

Menurut Noor (2002), diagnosis dan pengobatan dini

merupakan upaya pencegahan penyakit tahap II. Sasaran pada tahap ini

yaitu bagi mereka yang menderita penyakit atau terancam akan

menderita suatu penyakit. Tujuan pada pencegahan ini adalah

melakukan pengobatan dan perawatan penderita diare sehingga cepat

mengalami pemulihan atau sembuh dari penyakitnya

13
d. Membatasi kecacatan (disability limitation)

Upaya pencegahan tahap III dengan tujuan untuk mencegah

terjadinya kecacatan dan kematian karena suatu penyakit.Pencegahan

tingkat ketiga (tertiary prevention) merupakan pencegahan dengan

sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha

mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya

cacat serta program rehabilitasi. Adapun tujuan utamanya adalah

mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti pengobatan dan

perawatan khusus pada penderita diare serta mencegah terjadinya cacat

maupun kematian karena penyebab tertentu.

e. Rehabilitasi (rehabilitation)

Serangkaian dari tahap pemberantasan kecacatan (disability

limitation) dengan tujuan untuk berusaha mengembalikan fungsi fisik,

psikologis dan 14tatis (Noor, 2002).

7. Penanggulangan diare

a. Penanggulangan diare dengan dehidrasi dapat dilakukan dengan

mengembalikan keseimbangan cairan dalam tubuh dengan

mengkonsumsi cairan 14tatist yaitu oralit atau dengan banyak minum

air yang mengandung larutan gula garam.

b. Memberikan makanan selama serangan diare adalah untuk

memperbaiki kebutuhan gizi pada penderita terutama anak agar tetap

kuat dan tumbuh serta berat badan tidak berkurang. Setelah diare

berhenti, pemberian ekstra makanan diteruskan selama dua minggu

untuk membantu pemulihan berat badan anak (Depkes RI, 2003).

14
Ada dua hal yang perlu diperhatikan :

1) Kebiasaan setempat di dalam menanggulangi/ mengobati diare

2) Tersedianya oralit

B. Tinjauan Tentang Anak Balita

Balita yaitu anak yang berusia di bawah lima tahun dan merupakan

generasi yang perlu mendapat perhatian disebabkan oleh beberapa hal yaitu :

1. Balita merupakan generasi dan modal dasar untuk kelangsungan hidup

bangsa.

2. Balita amat peka terhadap penyakit

3. Tingkat kematian balita masih tinggi

Balita diharapkan tumbuh dan berkembang dalam keadaan sehat

jasmani, 15tatis dan bukan hanya bebas dari penyakit dan

kelemahan.Masalah kesehatan balita merupakan masalah nasional, mengingat

angka kesakitan dan angka kematian pada balita masih cukup tinggi.Angka

kesakitan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya karena penyebab

utamanya berhubungan erat dengan 15tatis lingkungan (perumahan,

kebersihan lingkungan dan polusi udara), kemiskinan, kurang gizi, penyakit

infeksi dan pelayanan kesehatan.

Faktor-faktor penyebab kematian maupun yang berperan dalam proses

tumbuh kembang balita yaitu :

a. Diare

b. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

c. Infeksi saluran pernapasan akut

15
Untuk itu kegiatan yang dilakukan terhadap balita antara pemeriksaan

perkembangan dan pertumbuhan fisiknya, pemeriksaan perkembangan

kecerdasan, pemeriksaan penyakit infeksi, imunisasi, perbaikan gizi dan

pendidikan kesehatan pada orang tua.Balita adalah anak yang berumur di

bawah 5 tahun yang masih menggantungkan dirinya pada orang dewasa dan

belum mempunyai kekuatan untuk mandiri sesuai tahap pertumbuhan.

Tahap pertumbuhan anak :

1. Masa bayi

a. Masa 16tatisti dini : usia 0-7 hari

b. Masa 16tatisti lanjut : usia 8-28 hari

c. Masa pasca 16tatisti : usia 29 hari- 11 bulan

2. Masa anak di bawah 5 tahun : usia 12-59 bulan

3. Masa prasekolah : usia 60-72 bulan ( Depkes RI, 2005)

C. Tinjauan Tentang Pengetahuan

Pengetahuan adalah apa yang telah diketahui dan mampu diingat oleh

setiap individu setelah ia mendengar, mengalami, meyaksikan dan mengamati,

sejak lahir hingga dewasa, khususnya setelah diberi pendidikan. Pengetahuan

merupakan tahap awal bagi seseorang untuk berbuat sesuatu, karena itu kalau

melihat manusia sebagai individu, maka 16tatis yang diperlukan agar dapat

berbuat sesuatu yaitu :

1) Pengetahuan tentang apa yang dilakukan

2) Keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa

yang dilakukannya.

3) Sarana yang diperlukan untuk melakukannya.

16
4) Dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan

yang dirasakan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003)

Pengetahuan (knowledge) mempunyai enam tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya dan mengingat kembali terhadap sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi berarti kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat

diartikan penggunaan 17tati-hukum, metode, prinsip dalam konteks

atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis, yaitu suatu kemampuan menjabarkan materi atau

suatu objek komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih terdapat kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

17
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek (Soekidjo Notoatmodjo,

2003)

Penerapan pengetahuan kaitannya dengan kejadian diare dapat dilihat

jika seorang ibu mengetahui tentang penyakit diare, maka pengetahuan

tersebut akan mempengaruhi ibu dalam hal bertindak utamanya dalam hal

pencegahan, mempertahankan atau bahkan meningkatkan status kesehatan

bagi anggota keluarganya. Seorang ibu yang mengetahui tentang penyakit

diare akan menganjurkan pada seluruh anggota keluarganya untuk

menkonsumsi air yang telah dimasak, mencuci tangan sebelum makan,

menggunakan jamban sebagai tempat buang air besar, serta prilaku hidup

bersih dan sehat lainnya.

18
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Kejadian Diare adalah bertambahnya frekuensi buang air

besar 3 kali sehariataulebih dengan perubahan bentuk dan konsistensi

tinja menjadi encer atau cairdengan tanda-tanda kurang nafsu makan,

kadang suhu tinggi, buang air besar lebih sering dan mencret dan adanya rasa

haus.

Penyebab diare adalah terjadinya peradangan usus yang

disebabkan oleh virus, bakteri atau agent penyebab diare lainnya.

Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan

masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka

kesakitan dan kematian Anak di berbagai negara termasuk Indonesia

Penelitian ini Menganalisis faktor yang berhubungan dengan

kejadian penyakit diareantara lain : faktor pengetahuan ibu upaya mencegah

dan menanggulangi terjadinya penyakit diare

19
B. Kerangka Konsep

Kejadian
Pengetahuan Ibu
Penyakit
Diare

Malabsorbsi

Status Gizi

Lingkungan

Infeksi

Alergi

Imunodefiensi

Keterangan :

: Variabel bebas (independent) yang diteliti

: Variabel bebas (independent) yang tidak diteliti

: Variabel terikat (dependent) yang diteliti

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 1.Gambar Bagan Konsep Penelitia

20
C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent) yaitu :

a. Pengetahuan Ibu

2. Variabel terikat (dependent) yaitu : Kejadian Penyakit Diare

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Kejadian penyakit diare pada balita

Penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan buang

air besar tiga kali dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dengan

tanda-tanda kurang nafsu makan, kadang suhu tinggi, buang air besar

lebih sering dan mencret dan adanya rasa haus.

Kriteria Objektif :

a. Diare : Apabila hasil diagnosa oleh dokter/petugas kesehatan

menunjukkan menderita penyakit diare.

b. Tidak Diare : Apabila hasil diagnosa oleh dokter/petugas kesehatan

menunjukkan tidak menderita penyakit

2. Balita

Balita adalah anak yang berusia dibawah lima tahun atau sering

disingkat sebagai Balita, merupakan salah satu periode usia setelah bayi

dengan rentang usia mulai dari dua sampai dengan lima tahun

Kriteria Objektif:

Balita : Apabila berusia dua samapi lima tahun

Bukan balita : Apabila berusia diatas lima tahun keatas

21
3. Pengetahuan

Pengetahuan adalah apa yang telah diketahui oleh responden (ibu)

mengenai penyakit diare dan faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian diare.

Kriteria Objektif

a. Baik : Bila responden menjawab benar pertanyaan > 50% dari

keseluruhan jawaban responden

b. Cukup: Bila responden hanya dapat menjawab pertanyaan ≤ 50 % dari

jawaban responden secara keseluruhan.

c. Kurang : Bila responden menjawab pertanyaan ≤ 30 % dari jawaban

responden secara keseluruhan.

Kriteria penilaian didasarkan atas jumlah pertanyaan keseluruhan

yaitu sebanyak 10 (sepuluh) pertanyaan dan setiap pertanyaan diberikan

nilai 0 (nol) jika menjawab salah dan nilai 1 (satu) jika menjawab benar.

Skor tertinggi : 10 x 1 = 10 (100 %)

Skor terendah : 10 x 0 = 0 ( 0 % )

Kemudian diukur dengan menggunakan rumus interval sebagai berikut :

R
i
K

Keterangan :

i = Interval kelas

R = Range atau kisaran yaitu nilai tertinggi – nilai terendah

= 100% - 0% = 100 %

K = Kategori, Jumlah kategori sebanyak 2 yaitu cukup dan kurang

22
100%
i  50% (Sugiyono, 2006)
2

E. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

b. Pengetahuan

H0 :Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian diare pada

balita di Puskesmas Poasia Kota Kendari tahun 2017

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian diare pada balita

di Puskesmas Poasia Kota Kendari tahun 2017

23
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan

observasional yang menggunakan rancangan cross sectional study, untuk

melihat dinamika hubungan variabel independen dan variabel dependen pada

satu titik waktu. (Soekidjo Notoatmodjo, 2003).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni s/d Juli 2017 di Puskesmas

Poasia Kota Kendari Tahun 2017

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki

balita di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari yang berjumlah

53 orang

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki

balita di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari yang berjumlah

53 orang yang bisa membaca. Teknik pengambilan sampel pada penelitian

ini adalah dengan total sampling

24
C. Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data

1. Prosedur pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

a. Data primer

Diperoleh dengan wawancara langsung dengan responden (Ibu

balita) dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah tersedia.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Kendari,

Puskesmas Poasia yangmeliputi data kejadian diare pada balita serta

dari instansi terkait.

2. Pengolahan dan penyajian data

a. Pengolahan data

Pengolahan data yang diperoleh dari kuesioner dan hasil

pengamatan di lapangan diolah menggunakan program 25tatisti

selanjutnya disajikan dalam bentuk 25tati untuk dianalisis dengan

25tatistic. Langkah-langkah pengolahan data meliputi :

a. Pengeditan data (Editing), yaitu memeriksa data yang telah

dikumpulkan untuk diteliti kelengkapan, kejelasan makna jawaban,

konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.

b. Pengkodeaan (Coding), yaitu memberikan kode-kode untuk

memudahkan proses pengolahan data.

c. Memasukkan data (Entry), yaitu memasukan data untuk diolah

menggunakan 25tatisti.

25
d. Mengelompokan data (Tabulating), yaitu mengelompokan data sesuai

26tatisti yang akan diteliti agar mudah dijumlah, disusun dan ditata

untuk disajikan dan dianalisis. (Notoatmodjo, 2005).

b. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk 26tati distribusi frekuensi dan

persentase disertai penjelasannya.Selain itu dilakukan dalam bentuk

26tati analisis disertai dengan narasi.

3. Analisis data

Analisis data dilakukan dengan uji statistk yang terdiri dua jenis

analisis yaitu:

1). Analisis Univariat, adalah analisis satu 26tatisti tertentu yang

akan mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan responden

dari semua 26tatisti.

2). Analisis Bivariat, analisis data yang akan dilakukan dengan

pengujian hipotesis Nol (H0) untuk mengetahui distribusi

frekuensi dan hubungan kejadian diare pada masing-masing

26tatisti yang diteliti digunakan uji 26tatistic yaitu

a). Uji Chi Square

(ad  bc  n / 2) 2 n
X 
2

(a  b)(c  d )(a  c)(b  d )

Interpretasi data :

A. Jika X2 hitung > X2 tab, maka H0 ditolak dan Ha diterima

pada taraf kepercayaan 90 % (α=0,1)

26
B. Jika X2 hitung < X2 tab, maka H0 diterima dan Ha ditolak

pada taraf kepercayaan 90 % (α=0,1)

E. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan subyek penelitian pada

ibu yang mempunyai anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia

Kota Kendari tahun.Untuk itu peneliti perlu mengajukan permohonan izin

penelitian kepada Kepala Kelurahan Puskesmas Poasia Kota Kendari,

untuk mendapatpersetujuan.Setelah itu peneliti menemui subyek yang

akan di jadikan responden untuk menekankan permasalahan permasalahan

meliputi :

1. Lembar persetujuan (Informed Content)

Setelah responden diberi penjelasan mengenai penelitian yang akan

dilakukan, kemudian responden bersedia diteliti maka responden harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika responden menolak

untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Tanpa nama(Anonimity).

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, lembar

pengumpulan data tidak mencantumkan nama responden, lembar

pengumpulan data cukup diisi nomer kode.

3. Kerahasiaan (Confidentiality).

Kerahasiaan informasi yang telah didapat oleh peneliti dari

responden akan dijamin kerahasiaannya. Hanya pada kelompok tertentu

yang akan peneliti sajikan utamanya di laporkan pada hasil riset.

27
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

a. Gambaran Umum Lokasi penelitian

1. Keadaan Geografi Puskesmas Poasia

Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota Kendari,

sekitar 9 KM dari Ibukota Propinsi. Sebagian besar wilayah kerja

merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan perbukitan

sehingga sangat ideal untuk pemukiman.Di bagian utara berbatasan

dengan Teluk Kendari yang sebagian besar berupa hamparan empang.

Pada bagian barat yang mencakup 2 kelurahan (Kelurahan Anduonohu

dan Kelurahan Rahandouna) merupakan daerah dataran yang ideal

untuk pemukinan sehingga sebagian besar penduduk bermukin di

kedua kelurahan tersebut. Pada bagian timur merupakan daerah

perbukitan, yang semua daerah tersebut dapat dilihat pada penjelasan

dibawah ini:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.

Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau

44.75. KM 2 atau 15,12 % dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4

Kelurahan definitif, Yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna

luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha dan Matabubu luas 300 Ha.

28
dengan 82 RW/RK dengan jumlah penduduk 25.474 jiwa serta tingkat

kepadatan penduduk 49 orang/m 2 atau 490 orang/KM 2 , dengan

tingkat kepadatan hunian rumah rata-rata 5 orang/rumah.

2. Keadaan Demografi/kependudukan

Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati

suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang

kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran

jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan

pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari laporanpenduduk,

sensuspenduduk dan survei penduduk.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Poasia pada

tahun 2015 sebanyak 27058 jiwa yang tersebar di 4 wilayah kelurahan.

Tabel 5.1 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Poasia

Berdasarkan Kelurahan Tahun 2016

NO KELURAHAN PRIA WANITA TOTAL

1 Anduonohu 5045 4955 10000

2 Rahandouna 5579 5273 10852

3 Anggoeya 2532 2413 4945

4 Mata bubu 645 616 1261

TOTAL 13801 12481 27058

Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2016

29
3. Sarana Sosial

Sebagian besar penduduk Wilayah Kecamatan Poasia adalah

suku muna, dengan agama Islam sebesar 59,7 %, agama Kristen

protestan 24%, Kristen katolik 5 % dan agama Hindu 1 %. Sarana

ibadah berupa mesjid 19 unit.Dan gereja 2 unit.Bahasa pengantar

sehari-hari yang dipergunakan masyarakat Kecamatan Poasia adalah

Bahasa Indonesia.

Seluruh kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas Poasia

dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, kecuali pada beberapa

dusun yang agak terpencil yang hanya bisa dijangkau dengan

kendaraan roda dua. Wilayah kerja Puskesmas Poasia merupakan

daerah pengembangan yang ditandai dengan pesatnya pertambahan

pemukiman ataupun perumahan. Perkembangan ini diikuti dengan

pertambahan sarana prasarana sosial kemasyarakatan.

4. Sarana Puskesmas

Puskesmas Poasia dalam melaksanakan kegiatannya baik

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh:

a. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 unit terdiri dari:

1) Pustu Anggoeya

2) Pustu Batumarupa

b. Pondok bidan Kelurahan sebanyak 4 buah, terdapat di Kelurahan:

1) Kelurahan Anduonohu

2) Kelurahan Matabubu

30
c. Kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2 unit

d. Kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 14 unit

e. Posyandu aktif sebanyak 16 unit

f. Posyandu Usia Lanjut sebanyak 4 unit

g. Dukun terlatih sebanyak 4 orang

h. Kader posyandu sebanyak 75 orang

i. Toko obat berizin sebanyak 4 buah

j. Apotek sebanyak

Puskesmas Poasia merupakan Puskesmas Perawatan dengan

kapasitas tempat tidur 17 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan

dengan kapasitas tempat tidur 2 buah dan perawatan umum dengan

kapasitas tempat tidur 15 buah.

5. Ketenagaan

Adapun jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Poasia

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.2 distribusi Jumlah Tenaga Medis Puskesmas Poasia Kota

Kendari Tahun 2017

No Tenaga Jumlah

1 Dokter umum 5

2 Dokter gigi 3

3 S1 Keperawatan 4

4 Kesehatan masyarakat 13

5 Perawat 43

31
6 Perawat gigi 1

7 Bidan 20

8 Tenaga gizi 7

9 Sanitarian 5

10 SMA 2

11 SPPM 1

12 Apoteker 4

13 Laboran 2

14 Gizi 6

15 Asisten apoteker 3

Jumlah 119

Dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan

juga ditunjang oleh adanya tenaga sukarela/honor, terdiri dari tenaga

perawat, bidan dan petugas cleaning cervices.

b. Karakterstk Responden

1. Umur Responden

Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut Golongan Umur di

Wilayah Kerja Puskesmas poasia kota kendari tahun 2017

Golongan Umur R Persentase


(thn)
20-35 30 56.6%
35-45 23 43.39%
K 53 100
Sumber : Data Primer

32
Tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak berada

pada kelompok umur 20-35 tahun dengan jumlah 53 orang (56.6%)

dan terendah pada golongan umur 35-45 tahun yaitu 23 orang

(43.39%)

2. Pendidikan Responden

Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

diPuskesmas Poasia Tahun2017

Tingkat Pendidikan R Persentase


TS 8 15.1%
SD 25 47.16%
SMP 10 18.86%
SMA 8 15.1%
PT 2 3.7%
K 53 100 %
Sumber : Data Primer

Keterangan : TS = Tidak Sekolah

SD = Sekolah Dasar

SMP = Sekolah Menengah Pertama

SMA = Sekolah Menengah Atas

PT = Perguruan Tinggi / Akademi

33
Tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

yang ada berpendidikan sekolah dasar yaitu 25 orang (47.16%)

responden. Terdapat 10 (18.86%) responden yang tamat sekolah

menengah petama. Resonden terdapat 8 (15.1%)resonden yang tamat

sekolah menegah atas. Pendidikan tertinggi responden yaitu sarjana

yang berjumlah 2 orang (3.7%)

c. Analisis Univariat

1. Kejadian Penyakit Diare

Tabel 5.6 Distribusi responden Menurut Kejadian Penyakit Diare

DiPuskesmas Poasia Tahun 2017

No Kejadian R Preaentase

Penyakit Diare
1. Diare 41 77.3%

2. Tidak Diare 12 22.6%


K 53 100%
Sumber : Data Primer

Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 53 responden Kejadian

penyakitdiare terbanyak adalah menderita yaitu 41 responden (77.3%) dan

yang terkecil adalah tidak menderita yaitu 12 responden (22.6%).

34
2. Pengetahuan Ibu

Tabel 5.5 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu

DiPuskesmas Poasia Tahun2017

Pengetahuan R Persentase

Ibu

Baik 34 64.15%

Cukup 13 24.52 %

Kurang 6 11.3%

K 53 100 %

Sumber : Data Primer

Tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 34 (64.15%)

responden yangpengetahuanny baik tntang enyakit diare, dan yang

berpengetahuancukup tentang penyakit diare sebanyak 13 (24.52%),

dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 6responden (11.3%)

d. Analisis Bivariat

1. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan ibu sebagaimana yang telah dijelaskan dalam definisi

operasional dibagi dalam tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang.

Berdasarkan kategori tersebut dibuat analisis hubungannya seperti pada

tabel dibawah

35
Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan kejadian diare pada

balita Di Puskesmas Poasia Tahun2017

Kejadian Diare

Pengetahuan Total
TidakMenderita Menderita P
Ibu

N Presentase n presentase n Presentase

Baik 6 11,32% 26 64.15 32 100%

Cukup 6 11,32% 9 24.52 15 100

Kurang 4 7.54% 2 11.3% 6 100 0,028

Total 16 30.18% 37 69.81% 53 100

Sumber : Data Primer

Tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa dari 53 responden yang

pengetahuannya baik terdapat 6(11,32%) anak balitanya tidak menderita

diare, dan yang menderita diare 26 (64.15%) Sedangkan Ibu dengan

pengetahuan yang cukup dan balitanya tidak menderita diare sebanyak 6

(11,32%)) responden, dan yang menderita diare dengan pengetahuan yang

kurang sebanyak 9(24.52) responden, Sedangkan Ibu dengan pengetahuan

yang kurang dan balitanya tidak menderita diare sebanyak 4 (7.54%)

responden dan yang menderita diare dengan pengetahuan yang kurang

sebanyak2 (11.3%)

Dari hasil uji Chi Square = 0,05 dengan nilai pada tingkat

kepercayaan 95 % maka hubungan ini dikatakan bermakna sehingga H0

36
ditolak dan Ha diterima, dengan nilai p = 0,028 Berarti Pengetahuan

mempunyai hubungan yang erat terhadap kejadian penyakit diare pada

balita di puskesmas Poasia tahun 2017

Interpretasi : Ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan

kejadian penyakit diare pada balita di puskesmas Poasia tahun 2017

B. PEMBAHASAN

1. Kejadian Penyakit Diare

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya

frekuensi buang air besar lebih dari biasanya ( 3 kali atau lebih dalam

sehari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja

penderita. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap 53 responden

menunjukkan bahwa Kejadian penyakit diare terbanyak adalah menderita

yaitu 41 responden (77.3%) dan yang terkecil adalah tidak menderita

yaitu 12 responden (22.6%).

2. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan Ibu atau kognitif merupakan domain yang

penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan

merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.

Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik tentang sesuatu hal,

maka ia cenderung akan mengambil keputusan yang lebih tepat

berkaitan dengan masalah tersebut dibandingkan dengan mereka yang

pengetahuannya rendah. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap

53 responden menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa sebanyak 34

37
(64.15%) responden yang pengetahuannya baik tentang penyakit diare,

dan yang berpengetahuancukup tentang penyakit diare sebanyak 13

(24.52%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 6responden

(11.3%)

3. Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian penyakit diare

Pengetahuan Ibu dari hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa sebanyak53 responden yang pengetahuannya baik terdapat 6

(11,32%) anak balitanya tidak menderita diare, dan yang menderita

diare 26 (64.15%) Sedangkan Ibu dengan pengetahuan yang cukup

dan balitanya tidak menderita diare sebanyak 6 (11,32%)) responden,

dan yang menderita diare dengan pengetahuan yang kurang

sebanyak 9 (24.52) responden, Sedangkan Ibu dengan pengetahuan

yang kurang dan balitanya tidak menderita diare sebanyak 4 (7.54%)

responden dan yang menderita diare dengan pengetahuan yang

kurang sebanyak 2 (11.3%)

Dari hasil uji Chi Square = 0,05 dengan nilai pada tingkat

kepercayaan 95 % maka hubungan ini dikatakan bermakna sehingga

H0 ditolak dan Ha diterima, dengan nilai p = 0,028 Berarti

Pengetahuan mempunyai hubungan yang erat terhadap kejadian

penyakit diare pada balita di puskesmas Poasia tahun 2017

38
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Poasia Kota

Kendari Tahun 2017. Untuk mengetahuai hubungan pengetahuan ibu dengan

Kejadian diare pada balita, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita

diuskesmas poasia kota kendri tahun 2017yang menunjukkan bahwa dari 53

responden yang pengetahuannya baik terdapat 6 (11,32%) anak balitanya tidak

menderita diare, dan yang menderita diare 26 (64.15%) Sedangkan Ibu dengan

pengetahuan yang cukup dan balitanya tidak menderita diare sebanyak 6

(11,32%)) responden, dan yang menderita diare dengan pengetahuan yang

kurang sebanyak 9 (24.52) responden, Sedangkan Ibu dengan pengetahuan

yang kurang dan balitanya tidak menderita diare sebanyak 4 (7.54%)

responden dan yang menderita diare dengan pengetahuan yang kurang

sebanyak 2 (11.3%)

B. SARAN

1. Diharapkan kepada puskesmas agar lebih meningkatkan kegiatan

penyuluhan tentang penyakit diare sehingga ibu dapat mengetahui dengan

baik tentang penyakit diare, hal ini guna mendukung kemajuan program

yang berkaitan dengan kesehatan anak.

2. Diharapkan bagi masyarakat agar lebih berperan aktif dalam penyuluhan

kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas guna mendapatkan pengetahuan

yang tepat tentang kejadian penyakit diare pada

39
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan

penelitian ini secara luas dan menambah variabel-variabel penelitiannya.

4. Diharapkan bagi peneliti agar mempertanggungjawabkan penelitian ini

sebagai bahan tugas akhir di jurusan DIII keperawatan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Infodatin: Pusat Data Dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI, Situasi Dan Analisa Lanjut Usia. Diakses 14 April, 2017

Buletinlansia.http://www.depkes.go.id/download.file_download/pusdatin/bulletin/
bulletin_lansia.pdf diakses 10 Maret 2017

Depkes RI, 2001, Profil Depertemen Kesehatan RI , Jakarta (diakses 11 Maret


2017).
Elmi Noviana 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurang Minat Lansia
Berkujung Keposyandu Lansia. Bandung.
Efendi, 2000. Keperawatan Lanjut Usia. Jakarta. Infomedika, 2000

Friendman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Riset, Teori dan
Praktek. Jakarta: EGCS N

Friendman, Marilyn M. 2013. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Riset, Teori


dan Praktek. Edisi 5. Jakarta: EGCS N

Heru, dkk. 2013. Pelayanan Posyandu Lansia. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Notoadmojo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka cipta

Politeknik Kesehatan Kendari, Pedoman Penulisan KTI Politeknik Kesehatan


Kendari. Kendari 2017

Puskesmas Wua-wua 2017, Laporan Tahunan Posyandu Lansia. Kendari. 2017


Puskesmas Poasia 2016. Laporan Tahunan Puskesmas poasia.

Politeknik Kesehatan Kendari, Pedoman Penulisan KTI Politeknik Kesehatan


Kendari, Kendari, 2017

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung,


Sumarmi, 2015. Peran Kadar Posyandu Sebagai Agen Pembaru Bagi Lansia
DiDukuh Rejosari, Kelurahan Ngijo, Kecamatan Gunung Pati
Kota Semarang. Semarang
Yulifa, dkk. 2009. Teori Proses Menua.Yogyakarta: Graha Ilmu
Lampiran : 1

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dan

akan memberikan informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan penelitian

yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian penyakit

diare pada balita di Puskesmas Poasia Kota Kendari tahun 2017”

Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dari pihak manapun

dan responden berhak menuntut atas kerahasiaan informasi yang responden

berikan.

Kendari, Juli 2016

Peneliti
Lampiran : 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


( informend concent )

Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini :

Nama Responden :……………………………………………..

Umur Responden :……………………………………………..

Jenis Kelamin :…………………………………………….

Alamat Responden :…………………………………………….

Bersama ini saya menyatakan kesediaan sukarela menjadi

responden pada penelitian saudari Isnawati La Dao. dengan judul “Faktor

yang Berhubungan dengan Kejadian penyakit diare pada balita di

Puskesmas Poasia Kota Kendari tahun 2017”

Demikian pernyataan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dan semoga

dapat memenuhi harapan saudari.

Yang Menyatakan

Responden

(…………………………….)
Lampiran : 3

KOESIONER

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian penyakit diare pada balita di


Puskesmas Poasia Kota Kendari tahun 2017

I. IDENTITAS RESPONDEN NOMOR :

1. Tanggal Wawancara : .............................


2. Nama Responden : .............................
3. Alamat :
4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
5. Umur Responden : ......................Tahun
6. Pendidikan responden :
a. Tidak pernah sekolah d. Tamat SLTP/sederajat
b. Tidak tamat SD e. Tamat SLTA/sederajat
c. Tamat SD/sederajat f. Tamat AK/PT

II. VARIABEL PENILITIAN

Berilah tanda silang ( x ) pada pertanyaan dari jawaban ( A, B & C ),


sesuai dengan pendapat anda.
A. PENGETAHUAN IBU

1. Yang dimaksut dengan diare adalah ?

a. BAB lebih dari 3 kali sehari

b. BAB kurang dari kali sehari

c. BAB 1 kali sehari

2. tanda-tanda penyakit diare adalah ?

a. feses cair

b. feses keras

c. feses berbau

3. penyebab penyakit diare adalah ?

a. makanan yang terkontaminasi bakteri

b. makanan yang sudah dingin

c. minum air dingin

4. gejala penyakit diare adalah ?

a. menggigil

b. mencret-mencret

c. muncul binti-bintik merah

5. pencegahan penyakit diare adalah

a. makan makanan yang bergizi dan hindari pemberian susu botol

b. menkonsumsi makanan matang dan makanan disimpan ditempat

yang tertutup supaya terhindar dari lalat

c. jawaban A dan B benar


6. penanggulangan penyakit diare adalah ?

a. mengkonsumsi oralit atau larutan gula garam

b. mengkonsumsi susu formula

c. mengkonsumsi jus wortel

7. bagaimana cara penularan penyakit diare

a. memakan makanan sisa yang dimakan oleh penderita

b. terkontaminasi makanan atau air tinja penderita yang mengandung

kuman

c. jawaban A dan B salah

8. berbahaya kah jika penyakit diare tidak segera ditangani ?

a. tidak

b. berbahaya

c. biasa saja

9. apa yang tejadi jika penyakit diare tidak segera ditangani

a. bisa menyebabkan kelumpuhan

b. bisa menyebabkan kematian

c. bisa menyebabkan batuk-batuk

10. penanganan yang tepat pada penderita penyakit diare ?

a. rawat dirumah saja

b. minum obat saja

c. segera bawa kepuskesmas


CROSSTABS
/TABLES=pengetahuan_ibu BY kejadian penyakit_diare
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC PHI CORR
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN

/COUNT TRUNCATE CASE.

Crosstabs

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan_ibu 53 100.0% 0 .0% 53 100.0%

Kejadian*penyakit_diare 53 100.0% 0 .0% 53 100.0%

Pengetahuan_ibu * Kejadian_penyakit_diare

Crosstab

Pengelolaan_Sampah

Tidak
Menderita menderta Total

Pengetahuan_ibu baik Count 26 6 32

Expected Count 64.15 11.32 32.0

Cukup Count 9 6 15
Expected Count 24.52 11.32 15.0

Kurang Count 2 4 6

Expected Count 11.3 7.54 6.0

Total Count 32 15 6

Expected Count 32.0 15.0 6.0

53
Crosstab

Pengelolaan_Sampah

Tidak
Menderita menderta Total

Pengetahuan_ibu baik Count 26 6 32

Expected Count 64.15 11.32 32.0

Cukup Count 9 6 15
Expected Count 24.52 11.32 15.0

Kurang Count 2 4 6

Expected Count 11.3 7.54 6.0

Total Count 32 15 6

Expected Count 32.0 15.0 6.0

53

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 10.097 1 .001
b
Continuity Correction 8.740 1 .005

Likelihood Ratio 10.271 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .001

Linear-by-Linear Association 9.979 1 .002


b
N of Valid Cases 86

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.81.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi .343 .001

Cramer's V .343 .001

Contingency Coefficient .324 .001


c
Interval by Interval Pearson's R .343 .102 3.343 .001
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .343 .102 3.343 .001

N of Valid Cases 86

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai