OLEH
IRMA DARMAYANTI
2016250009
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diuji, diperiksa dan dipertahankan pada
tanggal 04 September 2023 dan dinyatakan telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar pendidikan diploma III kebidanan
di Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru
Penti Dora Yanti, S.S.T., M. Kes Evis Ritawani, Hsb, S.S.T., M. Kes
ABSTRAK
IRMA DARMAYANTI
NIM:2016250009
HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh
rentan terhadap berbagai penyakit. Stigma HIV/AIDS merupakan suatu persepsi
negatif yang diyakini dalam masyarakat bahwa orang dengan HIV/AIDS itu
merupakan pelaku seks bebas dan sebagai penular penyakit. Menurut UNAIDS
tahun 2021 diperkirakan 250.000 remaja berusia 15-24 tahun baru terinfeksi HIV.
Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada 12 orang remaja SMAN 6
Pekanbaru pada bulan Juni 2023, diketahui bahwa 2 orang (20%) telah
mengetahui penularan HIV/AIDS melalui organisasi sedangkan 10 orang (80%)
tidak mengetahui tentang cara penularan HIV/AID dan remaja tersebut masih
memberikan sikap negatif. Mereka tidak ingin berteman dan berinteraksi secara
langsung serta menjauhi ODHA karena takut tertular. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan stigma remaja
terhadap ODHA. Jenis penelitian analitik kuantitatif dengan desain cross
sectional. Populasi penelitian ini seluruh remaja sebanyak 1046 orang. Sampel
diambil dengan teknik accidental sampling sebanyak 91 remaja. Analisa data
menggunakan uji chi square. Berdasarkan analisa data didapatkan nilai p value
pengetahuan 0,000, sedangkan nilai p value sikap 0,019 yang artinya p< 0,05. Ada
hubungan pengetahuan dan sikap dengan stigma remaja terhadap ODHA. Remaja
diharapkan tetap mempertahankan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan
banyak membaca buku karena pengetahuan yang baik akan menentukan sikap
yang baik dalam pencegahan HIV/AIDS dan tidak memberikan stigma tinggi serta
bersikap positif kepada ODHA.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini yang diajukan guna melengkapi dan memenuhi
banyak mendapat arahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini dengan kesungguhan hati dan rasa ikhlas peneliti ingin
2. Ibu Evis Ritawani Hsb, S.S.T., M. Kes selaku pembimbing II KTI ini yang
3. Ibu Rika Istawati, S.S.T., M. Kes selaku ketua penguji yang telah bersedia
serta waktu dan fikiran selama dalam pembuatan KTI ini hingga selesai.
5
4. Ibu Penti Dora Yanti, S.S.T., M. Kes selaku ketua penguji yang telah
masukan, arahan serta waktu dan fikiran selama dalam pembuatan KTI ini
hingga selesai.
6. Kedua orang tua yang amat saya cintai melebihi apapun, ayahanda Muzir
Azwar dan ibunda Risna Wati tercinta terimakasih untuk kesabaran dan
disetiap langkah, selalu ada disaat saya membutuhkan arahan, saran dan
tempat saya berkeluh kesah hingga ketitik ini demi mencapai cita-cita.
Peneliti menyadari bahwa KTI ini jauh dari kata kesempurnaan. Dengan
segala keterbatasan, peneliti dengan senang hati menerima kririk dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya kebidanan.
6
Irma Darmayanti
7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Agama : Islam
Anak Ke : 2 (dua)
B. Riwayat Pendidikan
8
DAFTAR ISI
9
2.4.1 Faktor Penyebab Stigma HIV Siswa SMA...................................21
2.5 Pengetahuan.............................................................................................22
2.5.1 Definisi Pengetahuan....................................................................22
2.5.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan....................................24
2.5.3 Pengetahuan HIV/AIDS Siswa SMA............................................25
2.5.4 Tujuan Pengetahuan HIV/AIDS Remaja Siswa............................26
2.6 Sikap........................................................................................................29
2.6.1 Defenisi Sikap..............................................................................29
2.6.2 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Sikap....................................30
2.6.4 Ciri Ciri Sikap...............................................................................33
2.6.5 Fungsi Sikap.................................................................................34
2.6.6 Pembentukkan sikap.....................................................................35
2.6.7 Perubahan Sikap...........................................................................35
2.7 Kerangka teori.........................................................................................36
2.8 Kerangka Konsep....................................................................................38
2.9 Hipotesis..................................................................................................38
10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................53
5.1 Kesimpulan..............................................................................................53
5.2 Saran........................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56
DOKUMENTASI.................................................................................................88
11
DAFTAR TABEL
1.
12
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
13
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Halaman
3. Lembar kuisioner........................................................................ 60
4. Lembar hadir.............................................................................. 66
6. Hasil SPSS.................................................................................. 75
14
BAB I
PENDAHULUAN
besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini
tidak ada negara yang terbebas dari HIV. HIV menyebabkan krisis secara
ekonomi dan juga krisis kemanusiaan, dengan kata lain HIV menyebabkan krisis
HIV. Paradigma baru yang menjadi tujuan global dari UNAIDS adalah Zero
AIDS- related death. Hal ini dapat tercapai bila pasien datang di layanan HIV dan
orang di wilayah Eropa. Selama tiga dekade terakhir, lebih dari 2,3 juta orang
hampir 590.000 orang di EU/EEA (WHO, 2022). Pada tahun 2021, diperkirakan
HIV lima kali lebih banyak dari target tahun 2025 (UNAIDS, 2022).
Jumlah kasus HIV positif yang dilaporkan di Indonesia pada tahun 2020
sebanyak 41. 987 kasus dan pada tahun 2021 jumlah kasus HIV positif menurun
1
2
sebelumnya, jumlah kasus baru AIDS cenderung menurun, pada tahun 2021
dilaporkan sebanyak 5.750 kasus. Sebagian besaran kasus HIV dan AIDS terdapat
Penemuan penderita HIV di tahun 2020 berjumlah 766 jiwa dan pada
tahun 2021 terjadi penurunan sekitar 196 jiwa menjadi 570 jiwa. Sedangkan untuk
AIDS pada tahun 2020 penemuan AIDS sebanyak 3266 jiwa dan pada tahun 2021
terjadi penambahan penderita AIDS sebanyak 3508 jiwa. Hal ini dikarenakan
pasien HIV dalam masa pengobatannya tidak mengikuti anjuran dokter terapi
Provinsi Riau dari tahun 1997 sampai dengan periode juni tahun 2023 jumlah
kasus HIV yaitu berjumlah 8.462 kasus dan AIDS berjumlah 3.839 kasus. Dengan
data keseluruhan kota pekanbaru menduduki posisi pertama kasus HIV sebanyak
5.058 (58,5%) jiwa dan AIDS berjumlah 2.479 jiwa dan kelompok umur beresiko
tertinggi 25- 49 tahun sebanyak 6400 jiwa (74%). Sedangkan jumlah remaja
keseluruhan umur 5-19 tahun di Provinsi Riau yang terkena HIV berjumlah 259
(3%) orang. Berdasarkan data Provinsi Riau periode juni tahun 2023 jumlah kasus
HIV sebanyak 364 kasus dan AIDS sebanyak 78 kasus (KPA, 2023).
Menurut WHO remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
masa remaja merupakan masa perkembangan serta peralihan antara masa anak-
khawatir remaja akan memberikan stigma dan mengualkan remaja yang terkena
HIV. Remaja dapat dianggap sebagai masa krusial bagi perkembangan individu
karena dalam masa ini seseorang mengalami transisi biologis, kognitif, maupun
yang bersikap seolah tdak ingin berahabat dengan ODHA karena beranggapan
bahwa HIV/AIDS dapat menular hanya karena berdekatan padahal jika tidak ada
kontak seksual, tranfusi darah yang tidak aman dan pemakaian jarum suntik
penularan dari ibu ke anak, pemakaian jarum suntik secara bergantian, hubungan
seksual yang berisiko, transfusi darah, dan persepsi penularan yang salah
pengetahuan HIV/AIDS remaja, masih sangat rendah pada kelompok usia 14-
dengan mereka yang memiliki pengetahuan baik terhadap ODHA. Stigma dan
adalah penyakit yang perlu dihindari, ditakuti, dan merupakan penyakit hukuman
dari tuhan.
Tingkat pengetahuan remaja yang tinggi juga tidak dapat menjamin remaja
tersebut tidak memberikan stigma terhadap ODHA. Jika remaja dengan tingkat
pengetahuan yang tinggi saja bisa memberikan stigma pada ODHA dan
memberikan persepsi yang buruk terhadap ODHA. Maka remaja yang dengan
tingkat pengetahuan yang rendah akan lebih memberikan sedikit materi daripada
bersikap tidak baik bahkan menjauhi dan memberikan persepsi dan yang
kelompok umur remaja dengan status sosial sebagai pelajar disuatu sekolah.
Pelajar SMA merupakan salah satu bagian dari masyarakat dengan kelompok
umur remaja yang rentan terhadap penularan virus HIV karena rata-rata dari
HIV/AIDS, bagaimana cara penularannya dan cara agar mereka tidak sampai
tertular. Tidak mudah bagi remaja untuk menerima kehadiran ODHA ditengah-
5
Adapun sekolah yang peneliti jadikan tempat penelitian merupakan sekolah yang
remaja SMAN 6 Pekanbaru pada bulan Juni 2023, diketahui bahwa 2 orang (20%)
tertular dengan cara bergonta ganti pasangan sedangkan 10 orang (80%) tidak
memberikan sikap negatif terhdap ODHA salah satunya mereka tidak ingin
berteman dan berinteraksi secara langsung serta menjauhi ODHA karena takut
tertular.
Pengetahuan dan Sikap dengan Stigma Siswa Terhadap ODHA di SMA Kota
Pekanbaru”
penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan
Pekanbaru.
penelitian terkait dalam memberikan informasi yang baik dan benar dan tepat
tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan stigma remaja terhadap ODHA
agar lebih mengetahui tentang HIV cara penularan HIV sehingga tidak terjadinya
sikap dengan stigma siswa terhadap ODHA dan mengaplikasikan ilmu yang telah
TINJAUAN PUSTAKA
gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat
infeksi oleh virus HIV, khususnya menyerang limfosit T serta menurunnya jumlah
CD4 yang bertugas melawan infeksi. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi
HIV. Sindrom muncul akibat berkurangnya zat kekebalan tubuh (CD4) yang
terjadi sekitar 5-10 tahun setelah terinfeksi virus HIV telah menjadi AIDS dengan
ditandai jumlah CD4 kurang dari 200 sel sebagai kriteria ambang batas. Penderita
gejala klinis tetapi telah terinfeksi virus HIV dan menunjukkan gejala klinis
(Setiarto, 2021).
2.1.2 Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL
II, LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut human immunodeficiency virus
(HIV) yang berupa agent viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan
oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T. Virus HIV pertama
8
(Montagnier et al) di Prancis tahun 1983 dengan nama limphadnopathy
yang kemudian pada tahun 1986 atas kesepakatan internasional diberi nama virus
HIV. HIV tergolong dalam family lentivirus. Infeksi dari family lentivirus ini
khas ditandai dengan sifat latennya yang lama, masa inkubasi yang lama, replikasi
virus yang persisten dan keterlibatan dari susunan saraf pusat (SSP).
Sedangkan ciri khas untuk jenis retrovirus yaitu: dikelilingi oleh membran
lipid, mempunyai kemampuan variasi genetik tang tinggi, mempunyai cara unik
untuk replikasi serta dapat menginfeksi seluruh jenis vertebrata. HIV terdapat
dalam cairan tubuh ODHA, dan dapat dikeluarkan melalui cairan tubuh tersebut.
Seseorang dapat terinfeksi HIV bila kontak dengan cairan tersebut. Meskipun
berdasarkan penelitian, virus terdapat dalam saliva, air mata, cairan serebrospinal
dan urine, tetapi cairan tersebut tidak terbukti berisiko menularkan infeksi karena
kadarnya sangat rendah dan tidak ada mekanisme yang memfasilitasi untuk masuk
ke dalam darah orang lain, kecuali kalau ada luka (Setiarto, 2021).
Virus HIV digolongkan menjadi 2 tipe yaitu virus yang menyerang dan
melumpuhkannya. Jenis virus HIV yaitu HIV-1 dan HIV- 2, tetapi sebagian besar
kasus di seluruh dunia pada tahun 1992 disebabkan oleh virus HIV-1, meskipun
diterjemskan RNA, maka virus dapat membuat salinan DNA dari genomnya
9
10
2.1.3 Patofisologi
yang terinfeksi atau cairan tubuh tertentu serta melalui perinatal. Virus ini tidak
cium pipi. Virus masuk dalam tubuh manusia dan menempel pada dinding sel
reseptor CD4 yang terdapat pada limposit dan beberapa monosit (sel darah putih).
Sel target yang lain adalah makrofag, sel dendrite, sel langerhans dan sel
mikroganglia. Setelah mengikat molekul CD4, virus masuk ke sel target dan
dalam sel target dan membentuk provirus. Provirus ini dapat menghasilkan
baru. Sel target normal akan membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya
dan dalam proses ini provirus ikut menyebarkan virus-virus baru tadi (Tahir dkk,
2022).
Secara umum penyebab penyakit AIDS hanya dibagi dalam kategori umum, yaitu:
Pengguna jarum suntik yang tidak steril sangat mampu mendorong seseorang
2. Seks Bebas
Seks yang kurang sehat dan aman Berhubungan intim yang tidak sehat dan
sangat besar, apalagi hubungan aeksual yang kurang aman dan tanpa
3. Penyakit menurun
Seorang ibu yang terkena AIDS akan dapat menurunkan penyakitnya pada
janin yang dikandungnya transmisi atau penularan HIV melalui rahim pada
masa perinatal terjadi pada saat minggu terakhir pada kehamilan dan pada
saat hamil tingkat penularan virus 25% dengan ibu menyusui tingkat
ODHA adalah singkatan dari Orang Dengan HIV AIDS, sebagai pengganti
istilah penderita yang mengarah pada pengertian bahwa orang tersebut sudah
secara positif di diagnose terinfeksi HIV AIDS. Di indonesia istilah ODHA telah
12
keluarga dan pekerjaannya. Mereka merasa lebih ragu dan perhatian terhadap hal
itu karena kualitas hidup dan harapan hidup hidup terhadap hasil terapi yang baik
1. Takut kehilangan
khusus yang penting, mereka cenderung kehilangan rasa privasi dan kontrol
kecemasan yang berasal dari hubungan cinta ataupun dari perawatan dan
kepercayaan diri.
kehilangan harapan. Beberapa orang dapat hidup sampai 10 tahun dan yang
lain hanya beberapa bulan dari diagnosa. ODHA cenderung tidak peduli
13
takdir mereka tidak dapat melihat harapan dan menunggu kematian datang.
ketidakberdayaan.
dihadapi.
orang lain.
Ada yang harus mengatasi takdir yang rumit sering kehilangan harga diri
dengan cepat penolakan dari kolega saudara dan orang yang dicintai memicu
seseorang untuk kehilangan harga diri dan identitas sosial dan menimbulkan
5) Perpisahan isolasi.
Beberapa orang bereaksi terhadap status baru sebagai penderita HIV AIDS
ini terus menetap penolakan menjadi tidak produktif karena orang tersebut
juga menolak tanggung jawab sosial yang berhubungan dengan HIV yang
positif kemarahan dan agresi merupakan aspek khas yang menemani orang
dalam situasi kehilangan beberapa individu menjadi marah dan agresi mereka
terjadi peningkatan risiko bunuh diri pada HIV positif mereka memandang
bahwa bunuh diri sebagai cara terlepas dari rasa sakit dan situasi yang sulit
terlepas dari rasa malu dan kesedihan bunuh diri bisa aktif atau pasif.
6. Aspek Spiritual
15
dapat menjadi subjek dalam diskusi spiritual dan religius banyak orang
mereka dan ketika mereka menderita semua orang perlu mengetahui bahwa
perlu berurusan dengan hal-hal yang sulit baginya dan tidak berubah kadang-
Menurut WHO remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
Masa remaja merupakan masa perkembangan serta peralihan antara masa anak-
dan sosial. Remaja dapat dianggap sebagai masa krusial bagi perkembangan
individu karena dalam masa ini seseorang mengalami transisi biologis, kognitif,
(Sa’adah, 2022).
16
Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan ada peubahan pada
pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Pada tahap ini
remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.
yang mempunyai sifat yang sama pada dirinya. Remaja cendrung berada
dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana.
Pada fase remaja madya ini mulai timbul keinginan untuk berkencan
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang di tandai
2.3 Stigma
perbedaan terhadap sudut pandang dan perlakuan terhadap orang yang menerima
masyarakat bisa disebabkan status sosial, ras, usia, gender, fungsi kognitif,
kelainan fisik dan kesehatan. Stigma juga bisa berasal dari dalam diri sendiri
dengan memandang sesuatu yang dimiliki secara negatif, rendah status sosial
dalam masyarakat, dan menganggap stigma yang diberikan sebagai ancaman dari
segi sosial maupun fisik. Stigma bisa berakibat trauma psikis pada orang
Menurut (Wartana, 2020) stigma dibagi menjadi tiga jenis yaitu sebagai
berikut:
maupun mental contoh pada orang dengan penyakit bibir sumbing, kerdil,
18
3. Stigma SARA
Stigma yang berhubungan dengan SARA suku, agama, ras, dan antar
membedakan alat makan, tidak mau menggunakan toilet yang sama, tidak
mau berjabat tangan, dan makan makanan yang disiapkan oleh orang yang
HIV positif.
4. Stigma di tempat kerja, dipecat dari tempat kerja, menolak ODHA meski
keluarga atau teman yang sakit fisik ataupun mental, salah satu contoh
kata-katanya adalah” saya tidak mau tinggal bersama dengan orang HIV”.
pekerja HIV
dari orang lain. contohnya seperti pasien HIV diperlakukan tidak ramah
tenaga kesehatan.
20
(Wahidin, 2021).
adaptasi dari kuesioner stigma masyarakat terhadap penderita HIV dan AIDS. Di
dalam kuesioner ini terdapat 10 pertanyaan, pada tiap aspek pertanyaan bersifat
pertanyaan tertutup yang artinya responden tinggal memilih jawaban dari setiap
skor untuk tiap jawaban sangat setuju= 4, setuju =3 , tidak setuju=2, sangat tidak
setuju =1. Untuk pertanyaan negatif diberikan skor untuk setiap pertanyaan sangat
skor :
yang diyakini dalam masyarakat bahwa ODHA itu merupakan pelaku seks bebas
dan sebagai penular penyakit. Stigma tersebut bisa dilihat dari UNISTI perilaku
masyarakat dalam memandang ODHA seperi, prasangka negatif, pola pikir buruk
21
mengubah sudut pandang dengan menghindari kontak sosial dengan ODHA dari
Faktor tersebut merupakan salah satu penyebab ODHA berbeda dan buruk.
Melingkupi harga diri, rasa hormat dan hak individu dalam mengikuti kegiatan
diskriminatif atau kekerasan kepada ODHA, keluarga yang memiliki ODHA dan
pekerjaan, tenipat tinggal dan pelayanan kesehatan. Walaupun jarang orang yang
pasangan hidup. dalam memiliki keturunan, dan dalam menjadi orang tua yang
merawat.
SMA menurut Febrianti (2017) yang dikutip dari (Wartana, 2020) adalah:
1. Pengetahuan
2. Persepsi Personal
3. Interaksi Sosial
2.5 Pengetahuan
didapatkan melalui pengalaman maupun studi yang diketahui baik oleh satu orang
(2014) dalama kutipan (Swarjana, 2022) pengetahuan adalah hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan tiap orang akan
23
yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang akan telah dipelajari
kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
2. Memahami (Comprehention)
secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat
3. Aplikasi (Application)
dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
4. Analisis (Analysis)
struktur organisasi.
24
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian lain berdasarkan suatu
criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria yang telah ada.
2021) adalah:
1. Faktor Internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
25
guna
3) Umur
Umur ialah salah satu usia dari lahir sampai dengan ulang tahun.
bertindak.
2. Faktor eksternal
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan ialah semua keadaan dimana terdapat pada sekitar orang serta
2) Sosial Budaya
dan infeksi yang dapat ditularkan lewat cairan tubuh kepada remaja SMA dengan
pendidikan sekolah dan peran media informasi seperti media elektronik, internet
cara penularan meliputi pengeluaran dari ibu ke bayi lewat persalinan dan
menyusui penularan dari ibu ke bayi saat mengandung pemakaian jarum suntik
secara bergantian hubungan seksual yang berisiko transfusi darah dan persepsi
berikut:
saat
ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV AIDS secara
stigma di masyarakat.
variabel dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur. Khusus untuk variabel
pengetahuan, alat atau instrumen yang dapat dan umum digunakan adalah dengan
kita kenal sebagai kuesioner. Terkait dengan variabel pengetahuan, ada beberapa
jawaban benar dan salah; benar, salah, dan tidak tahu. Selain itu, ada juga
Hal penting lainnya yang perlu dipahami adalah skala pengukuran variabel
(Swarjana, 2022).
yang berupa skor total atau berupa persentase tersebut dikelompokkan atau
dari total skor atau persen menjadi bentuk ordinal menggunakan Bloom's
2.6 Sikap
mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku. Sikap
adalah predis posisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten
terhadap suatu objek (Aslia, 2017). Sikap yang menjadi suatu pernyataan evaluatif
menunjang, yaitu:
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau
tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk
tendensi perilaku.
1. Pengalaman Pribadi
perkembangan sikap.
3. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa kita sadari, budaya sudah memberikan judul untuk sudut pandang
4. Media Massa
atau pernyataan yang diajukan secara tertulis atau lisan oleh peneliti. Pilihan
ini.
2. Setuju (S)
1. Setuju (S)
memberikan skor dari tiap item pertanyaan atau pernyataan responden. Apabila
pernyataan sikap positif maka skor terendah I (untuk jawaban STS) dan tertinggi
adalah 5 (untuk jawaban SS). Namun, untuk pernyataan negatif, skor yang
diberikan adalah sebaliknya, yaitu skor terendah 1 (untuk jawaban SS) dan skor
memberikan skor dari tiap item pertanyaan atau pernyataan responden. Apabila
pernyataan sikap positif maka skor terendah 1 (untuk jawaban STS) dan tertinggi
33
adalah 5 (untuk jawaban SS). Namun, untuk pernyataan negatif, skor yang
diberikan adalah sebaliknya, yaitu skor terendah 1 (untuk jawaban SS) dan skor
Tentang sikap, kita bisa menggunakan Bloom's Cut off Point, seperti halnya
pengetahuan. Sikap dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sikap baik (good
(poor attitude). Pembagian lainnya, yaitu sikap baik atau positif (positive attitude),
sikap cukup atau netral (neutral attitude), dan sikap kurang atau negatif (negative
menggunakan nilai median sebagai cut off point jika data berdistribusi normal dan
menggunakan nilai median jika data sikap berdistribusi tidak normal (Swarjana,
2022).
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dengan objeknya.
2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk dipelajari atau
4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
5. Sikap mempunyai segi segi motivasi dan segi – segi perasaan, sifat alamiah
berikut:
1. Fungsi utilitarian
Melalui instrument suka dan tidak suka, sikap positif atau kepuasan dan
dari abrasi psikologi. Abrasi psikologi bisa timbul dari lingkungan yang
mengkspresikan secara jelas citra dirinya dan juga nilai-nilai inti yang
dianutnya.
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh
individu. Interaksi social mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak
sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam
Menurut (Aji, 2017) ada tiga proses yang berperan dalam proses
1. Kesedihan (Compliance)
menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan berharap
2. Identifikasi (Identification)
Proses identifikasi terjadi apabila individu meniru perilaku tau sikap seseorang
atau sikap sekelompok orang dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa
dengan
3. Internalisasi (Internalization)
pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dipercaya dan
teori dimana suatu riset berasal atau dikaitkan. Kerangka teori dalam penelitian ini
mengutip dari teori (Aslia, 2017), sehingga dalam penelitian ini kerangka teorinya
1. Faktor Internal
7
1) Pengetahuan
2) Persepsi Personal
`
2. Faktor eksternal
1) Interaksi Sosial
2) Tingkat Ekonomi Keluarga
1.Faktor Internal
1) Pendidikan Rendah
2) Pekerjaan Stigma
3) Umur Remaja
Tinggi
2.Faktor Eksternal
1) Lingkungan
2) Sosial Budaya
1. Pengalaman Pribadi
2. Pengaruh Orang Lain
Yang Di Anggap Penting
3. Pengaruh Kebudayaan
4. Media Massa
5. Lembaga Pendidikan Dan
Lembaga Agama
Pengetahuan
Stigma Remaja
Terhadap ODHA
Sikap
2.9 Hipotesis
direncanakan untuk memverifikasi atau menguji hipotesis dan untuk mencari tahu
didalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga atau
Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar
atau salah, dapat diterima atau ditolak (Tarjo, 2019). Hipotesis penelitian ini yaitu:
Ha: Ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan stigma remaja terhadap ODHA
BAB III
METODE PENELITIAN
angka. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
desain cross sectional yaitu melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat
bersamaan atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali
pada saat itu (Syamsunie, 2018). Penelitian ini berupaya mencari hubungan
pengetahuan dan sikap dengan stigma siswa terhadap ODHA di SMAN 6 kota
3.2.1 Lokasi
3.2.2 Waktu
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah seluruh remaja di SMA 6 Kota Pekanbaru tahun 2023
sampling. accidental sampling yaitu siapa saja yang secara kebetulan dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebagai sumber
n= N
1 + N (d²)
n= 1046
1 + 1046 (0,1²)
n= 1056
1 + 1046 (0,01)
n= 1046
11, 46
n= 91,27
indicator atau item pertanyaan. Definisi operasional ini nantinya akan digunakan
berupa kuesioner (Tarjo, 2019). Definisi oprasional variabel penelitian ini adalah:
data yang akan dilakukan dalam penelitian. Data merupakan fakta yang
dikumpulkan dan diperoleh secara langsung atau data yang masih asli seperti apa
adanya (Tarjo, 2019). Berdasarkan sumber data, maka Teknik pengumpulan data
1. Primer
Data primer juga data pertama atau first hand information adalah sumber
42
tanggung jawab terhadap data tersebut. Dalam hal ini data primer didapatkan
pengetahuan, kuesioner sikap yang telah di uji validitas oleh (Mukti, 2018)
2. Sekunder
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder diperoleh secara langsung oleh peneliti yang
untuk dilakukan pembetulan data yang keliru atau salah dan melengkapi
2. Coding
Kegiatan pemberian kode numerik (angka) pada setiap data yang telah
2. Tabulating
Setelah data diolah dan di masukan, kemudian disajikan dalam bentuk tabel
diinginkan peneliti
3. Processing
4. Data Entry
5. Cleaning
maka dilakukan pengecekkan dan tidak ada terdapat kesalahan pada saat
entry data. sehingga nilai yang ada sesuai dengan hasil pengumpulan data
(Afiyanti, 2021).
analisis univariat tergantung jenis datanya. Ada pun analisis univariat dalam
1. Pengetahuan
total skor atau persen menjadi bentuk ordinal menggunakan Bloom's cut off
point.
2. Sikap
menggunakan nilai median sebagai cut off point jika data berdistribusi normal
dan menggunakan nilai median jika data sikap berdistribusi tidak normal (I
3. Stigma
menggunakan skala likert untuk pertanyaan positif diberikan skor untuk tiap
pada kusioner stigma terdapat pada nomor 1, 3,7, 8, 10 dan pertanyaan negatif
tinggi bila skor ≥ 56% dan rendah bila skor < 56% (Aji, 2017).
Analisa bivariat yang dilakukan adalah tabulasi silang antara dua variabel
chi square. pengujian data digunakan uji statistic chi square (x²). Dengan nilai
ketepatan (a=0,05). Apabila nilai x² hitung ≥ x² tabel atau nilai probabilitas (p) <
0,05 maka H0 ditolak, yaitu tidak ada hubungan antara variabel independent
bebas dan variabel probabilitas terikat. Apabila nilai x² hitung ≤ tabel ini
probabilitas (p) < 0,05, maka H0 diterima yaitu ada hubungan pengetahuan dan
sikap dengan stigma siswa dengan stigma siswa terhadap ODHA di SMAN 6
Kota Pekanbaru.
BAB IV
Bambu Kuning No. 28 Kec. Tenayan Raya, Kota Pekanbaru. SMAN 6 Kota
sekitar 357 orang, kelas XI 318 orang dan sedangkan kelas XII 371 orang. SMAN
6 mempunyai 30 kelas, kelas X terdiri dari 10 lokal, kelas XI terdiri dari 9 lokal
dan kelas XII terdiri dari 11 lokal. Yang terbagi 2 jurusan yaitu IPA dan IPS.
Data umum penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
46
47
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berumur 14-16
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Stigma
uji statistik menggunakan uji Chi Square yang bertujuan untuk menguji hubungan
dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang
satu dengan variabei lainnya. Analisis bivariat pada penelitian ini sebagai berikut:
Hubungan Pengetahuan dengan stigma remaja dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut ini:
Berdasarkan data dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas remaja yang
(42,8%). Setelah dilakukan uji Chi Square didapatkan hasil uji statistik
dengan nilai p 0,000 < a= 0,05, Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
Berdasarkan data dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa mayoritas remaja yang
%). Setelah dilakukan uji chi square didapatkan hasil uji statistik dengan
4.3 Pembahasan
pengetahuan dengan stigma 0,000 dan untuk nilai p value sikap dengan stigma
50
0,019 yang artinya p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
didapatkan melalui pengalaman maupun studi yang diketahui baik oleh satu orang
atau oleh orang-orang pada umumnya (Swarjana, 2022) dan dapat digunakan
dihadapi.
bisa dilihat dari pengalaman pribadi perlu meninggalkan jejak dimana bertahan
lama guna dijadikan sebagai dasar pembentukan sikap. Sikap mungkin dihasilkan
dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku. Sikap adalah predis posisi
emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek.
Masa remaja sangat erat kaitannya dengan psikis pada periode pubertas
yang mencakup perubahan fisik dan emosional yang kemudian tercermin dalam
sikap dan perilaku. Kondisi ini menyebabkan remaja rentan terhadap masalah
yang memiliki pengetahuan kurang mengenai HIV AIDS, terutama pada cara
diskriminasi.
51
ras, usia, gender, fungsi kognitif, kelainan fisik dan kesehatan. Stigma dari dalam
diri sendiri dengan memandang sesuatu yang dimiliki secara negatif, rendah status
ancaman dari segi sosial maupun fisik. Stigma bisa berakibat trauma psikis pada
yang diyakini dalam masyarakat bahwa ODHA itu merupakan pelaku seks bebas
dan sebagai penular penyakit. Stigma tersebut bisa dilihat dari perilaku
masyarakat dalam memandang ODHA seperti, prasangka negatif, pola pikir buruk
pengetahuan cukup sebanyak 49,9% (43 responden), dan sikap remaja tentang
HIV/AIDS pada kelas XI sebagian besar mempunyai sikap positif sebanyak 58%
tentang HIV/AIDS dengan hasil p-value 0,016 < α 0,05. Semakin tinggi
pengetahuan remaja maka akan semakin positif tindakan atau perilakunya, karena
baik, akurat serta dapat memilih teman yang baik agar mempunyai sikap positif
dampak yang diakibatkan tidak terjadi (kehamilan yang tidak diinginkan ataupun
Sejalan dengan hasil penelitian dan teori diatas peneliti berasumsi bahwa
dilihat pada distribusi rata rata stigma pada remaja yaitu pada stigma rendah
sebanyak 77 orang (84,6%). Hal ini dikarenakan salah satu faktor penyebab
pengetahuan terkait HIV maka akan semakin rendah stigma terhadap ODHA.
Adapun faktor lain yang menyebabkan menurun nya stigma adalah sikap remaja
pengetahuan yang banyak dan luas maka remaja akan bersikap positif sehingga
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang pengetahuan dan sikap dengan stigma remaja
terhadap ODHA di SMAN 6 kota Pekanbaru tahun 2023 dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
dengan stigma didapatkan hasil dengan nilai p-value 0,019 < dari p 0,005
53
55
5.2 Saran
Peneliti memberikan beberapa saran sesui dengan hasil penelitian ini yaitu :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi selanjutnya dan juga
meneliti dengan desain dan variable yang lain tentang stigma terhadap
ODHA.
4. Bagi Responden
membaca buku karena pengetahuan yang baik akan menentukan sikap yang
baik dalam pencegahan HIV/AIDS dan tidak memberikan stigma tinggi serta
Aslia. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang HIV / Aids dengan
Tindakan Pencegahan HIV / Aids Pada Remaja di SMAN 2 Kota Bau-
Bau Tahun 2017. In jurnal Kebidanan.
Dinkes Provinsi Riau. (2021). Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2021.
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://dinkes.riau.g
o.id/sites/default/files/2023-02/Profi KesehatanProvinsiRiauTahun2021.pdf
56
Mahlufah, (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Hiv/Aids
Di Kelas Xi Smk N 1 Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2019
http://repository2.unw.ac.id/166/1/ARTIKEL.pdf
57
Wahidin, M. (2021). Upaya Orang Dengan Hiv/Aids (Odha) Dalam Menghadapi
Stigma Masyarakat. Repository.Stikes-Adc.Ac.Id.
58
Lampiran 1
Kepada Yth,
Siswa/I ……..
Di –
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
penelitian ini akan menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan dan
hanya digunakan untuk kepentingan karya tulis ilmiah. Atas perhatian dan
Pekanbaru, 2023
Irma Darmayanti
59
Lampiran 2
Nama :
Usia :
No Handphone :
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah setuju untuk menjadi responden
dan telah mengerti mengenai penelitian yang dilakukan oleh Irma Darmayanti
Terhadap ODHA” Dan saya akan menjawab pertanyaan ini deng an jujur.
Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan
Pekanbaru, 2023
( )
60
Lampiran 3
KUESINONER PENELITIAN
2023”
A. Karakteristik Responden
Nama :
Usia :
Kelas :
Jenis Kelamin :
B. Petujuk pengisian:
3. Data ini akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan
yang bersangkutan.
61
Lampiran 4
A. Pengetahuan
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 HIV adalah singkatan Human Immunodeficiency Virus
2 AIDS adalah singkatan dari Acquired Imunodefisiency
Syndrom.
3 HIV merusak sistem kekebalan tubuh sehingga daya
tahan penderita AIDS akan menurun.
4 HIV/AIDS penyakit yang bisa disembuhkan dengan
penyuntikan antibiotik secara rutin.
5 HIV ditemukan dalam darah, air mani, dan cairan alat
kelamin perempuan
6 Perilkau seksual yang menyimpang merupakan
perilaku beresiko tertular HIV/AIDS
7 Pencandu narkoba memiliki kecenderungan tertular
HIV/AIDS.
8 Jarum suntik yang dipakai oleh pecandu narkoba dapat
menjadi media penularan HIV pada pecandu lain.
9 HIV/AIDS hanya menular melalui hubungan seks saja.
10 HIV/AIDS dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.
11 HIV/AIDS bisa menular melalui transfusi darah.
12 HIV/AIDS bisa menular melalui pemakaian jarum tato
bekas pakai penderita HIV.
13 Kita bisa tertular HIV/AIDS jika berhubungan seks
tanpa menguunakan kondom.
14 HIV/AIDS bisa menular melalui alat-alat makan bekas
penderita HIV/AIDS.
15 HIV/AIDS dapat menular jika berenang bersama-sama
dengan penderita HIV/AIDS.
16 HIV/AIDS dapat menular melalui penggunaan WC dan
kamar mandi bersama
17 Menurunnya daya tahan tubuh penderita AIDS
menyebabkan bebrapa penyakit akan timbul dan
penyakit yang biasa bagi orang lain dapat menjadi
penyakit yang parah bagi penderita AIDS.
18 Untuk mencegah HIV/AIDS setelah melakukan
hubungan seks sebaiknya mencuci alat kelamin dan
meminum obat-obatan.
19 HIV/AIDS dapat dicegah dengan immunisasi.
20 Kondom dapat menghalangi pertukaran cairan tubuh
dari alat kelamin.
62
Petunjuk Pengisian:
2. Beri tanda Ceklist (√) pernyataan “Sangat Setuju” (SS), Setuju (S), Tidak
dapat Menentukan / ragu (TS), “Tidak Setuju” (TS) atau Sangat Tidak
Setuju (STS) dalam kolom nomor yang tersedia pada setiap pernyataan.
3. Data ini akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan
yang bersangkutan.
63
B. Sikap
N PERNYATAAN SS S TS STS
O
1 Menurut saya berganti-ganti pasangan dalam
hubungan seks boleh saja asal memakai
kondom.
2 Menurut saya remaja boleh saja melakukan
hubungan seksual pranikah karena hubungan
seks pranikah tidak akan tertular HIV/AIDS.
3 Menurut saya agar tidak tertular HIV lebih
baik melakukan hubungan seks dengan lawan
sejenis karena hubungan seks sejenis tidak
akan tertular HIV.
4 Menurut saya sebelum menerima donor
darah wajib memastikan apakah darah yang
akan diberikan sudah aman.
5 Menurut saya, menggunakan narkoba sekali
saja tidak akan tertular HIV/AIDS.
6 Menurut saya pemakaian narkoba dengan
tujuan menghilangkan stress tidak akan
tertular HIV/AIDS.
7 Jika saya melakukan tindik, tato dan
pemakaian jarum suntik maka saya hanya
memakai jarum yang baru dan steril.
8 Menurut saya untuk mencegah tertularnya
HIV/AIDS maka tindakan yang tepat adalah
melakukan hubungan seks sesudah menikah
dan hanya setia pada 1 pasangan saja
9 Menurut saya untuk menghindari tertular
HIV/AIDS sebaikya melakukan hubungan
seks lewat anus dan mulut.
10 Menurut saya bila ada kawan yang menderita
HIV/AIDS maka saya tidak akan
mendekatinya karena kalau bersentuhan
dengan orang yang tertular HIV/AIDS maka
akan tertular HIV/AIDS
11 Menurut saya sebagai pelajar saya perlu
memberi dukungan pada ODHA, agar
ODHA tidak putus asa dan bisa melanjutkan
hidupnya.
12 Menurut saya penderita HIV sebaiknya
dikeluarkan dari tempat kerjanya.
13 Menurut saya penderita HIV/AIDS perlu
diobati karena itu merupakan penyakit
menular
64
14 Menurut saya kalau saya menderita HIV
maka lebih baik saya tidak memberitahu
kepada orang lain apalagi dengan pasangan
15 Menurut saya sebagai pelajar saya perlu
memberi dukungan pada ODHA agar ODHA
tidak putus asa dan bisa melanjutkan
hidupnya
65
No Pernyataan (SS) (S) (TS) (STS)
Lampiran 5
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
HASIL OUTPUT SPSS
Umur
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki laki 44 48.4 48.4 48.4
perempuan 47 51.6 51.6 100.0
Total 91 100.0 100.0
Kelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid X 30 33.0 33.0 33.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pengetahuan 91 7 19 13.90 2.039
Valid N (listwise) 91
76
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 91
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
stigma 91 10 28 19.31 3.411
Valid N (listwise) 91
Pengetahuan
77
katstigma * katpenge Crosstabulation
katpenge
Baik sedang kurang Total
katstigma rendah Count 36 39 2 77
% of Total 39.6% 42.9% 2.2% 84.6%
tinggi Count 7 7 0 14
% of Total 7.7% 7.7% 0.0% 15.4%
Total Count 43 46 2 91
% of Total 47.3% 50.5% 2.2% 100.0%
Test Statistics
Pengetahuan Stigma
Chi-Square 39.846a 43.615b
df 2 1
Asymp. Sig. .000 .000
a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is
30.3.
b. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is
45.5.
Statistics
sikap
N Valid 91
Missing 0
Sikap
78
Case Processing Summary
Cases
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.989a 1 .014
79
Likelihood Ratio 5.973 1 .015
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.85.
80
81
82
83
84
85
86
DOKUMENTASI
87
(Remaja bertanya terkait kuesioner)
88
89