Anda di halaman 1dari 134

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN


SUAMI DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI
EKSLUSIF DI DESA BAGI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MADIUN KABUPATEN MADIUN

Oleh:

HUSNAENI FARIZKI
201403017

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN


SUAMI DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI
EKSLUSIF DI DESA BAGI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MADIUN KABUPATEN MADIUN

Diajukan untuk memenuhi


Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)

Oleh:

HUSNAENI FARIZKI
201403017

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2020

ii
iii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur “Alhamdulillah”, ku persembahkan karya kecilku


ini untuk orang-orang yang kusayangi :
 Ayahanda tercinta (Bpk. Tri widodo), dan Ibunda tercinta (Ibu. Endang)
sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah lelah
mendo’akan dan menyanyangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran
mengantarkanku sampai kini. Tak pernah cukup ku membalas ayah ibu pada
ku. April tidak akan bisa sampai disini tanpa ayah dan ibu
 Saudara ku, terima kasih untuk kakak ku tersayang sudah banyak membantu
dalam kelancaran ku untuk menyelesaikan tugas-tugas ku. Akan ku balas
kebaikan mu suatu saat nanti.
 Keluarga besar, keluarga adalah tempat berbagi pengalaman untuk kedepan
menjadi lebih baik. Terima kasih untuk keluarga besar ku yang sudah
banyak memberikan motivasi dan memberi ku semangat untuk
membahagiakan ayah dan ibu
 Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah mengajarkan saya selama delapan
semester di Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu senantiasa dengan sabar mengajari serta membimbing saya dalam
ilmu yang telah diberikan
 Sahabat - sahabat seperjuangan ku terima kasih untuk waktu yang sangat
singkat ini, dari semester awal sampai sekarang kalian selalu ada dalam
keadaan suka maupun duka, tangis canda dan tawa selalu menemani
perjalanan kita dan semua teman-teman yang tak mungkin untuk disebutkan
satu persatu, for you all I miss you forever.
 Terima kasih untuk seseorang yang tidak bisa saya sebutkan namanya yang
selalu mendukung saya dalam menyelesaikan tugas-tugas saya.

“Keberhasilan bukanlah berapa banyak yang kita dapatkan tetapi berapa


banyak yang dapat kita berikan serta berarti untuk orang lain”

v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Husnaeni Farizki

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta 17 Juni 1995

Agama : Islam

Alamat : Jalan Raya Cilincing Gang Masjid RT 02 RW 03

No 45, Kel Cilincing, Kec.Cilincing Jakarta Utara

Email : husnaenif@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Islamiah Surakarta : (2001-2002)

2. SDN Cilincing 03 Pagi Jakarta Utara : (2002-2008)

3. SMP Yappenda Jakarta Utara : (2008-2011)

4. SMAN 73 Jakarta Utara : (2011-2014)

5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun : (2014-2020)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan

judul “Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Perilaku

Ibu dalam Pemberian Asi Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas

Madiun Kabupaten Madiun”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) di STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun.

Peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan

penyusunan Skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa

adanaya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada peneliti. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid), selaku Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun dan selaku Penguji Utama

2. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.K.M., M.Kes, selaku Ketua Program Studi

S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

3. Bapak Suhadi Prayitno, S.K.M., MM, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Hanifah Ardiani, S.K.M., M.KM, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

5. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, peneliti ucapkan

banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya.

viii
Peneliti menyadari dalam menyelesaikan Skripsi Skripsi ini msih jauh dari

kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penelitian ini.

Akhirnya peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan kita semua.

Madiun, 9 September 2020


Peneliti,

Husnaeni Farizki
NIM : 201403017

ix
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2020

ABSTRAK

HUSNAENI FARIZKI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI


DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI
DESA BAGI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MADIUN KABUPATEN
MADIUN

84 halaman + 20 tabel + 5 gambar + 16 lampiran

Rendahnya penggunaan ASI Esklusif di Indonesia dipengaruhi oleh


berbagai faktor seperti kurangnya pengetahuan ibu hamil, dukungan suami,
keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta lingkungan kerja. Berdasarkan Data
Laporan Bulanan Gizi Bayi Kabupaten Madiun tahun 2019 Puskesmas Madiun
memiliki cakupan ASI Eksklusif yang terendah yaitu sebesar 52,94% pada tahun
2018 menjadi 42,22%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara dukungan suami dan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemberian
ASI ekslusif.
Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi seluruh Ibu yang memiliki bayi berusia 0 s.d 6 bulan di Desa Bagi
wilayah kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun dengan besar sampel
sejumlah 50 responden. Sampling menggunakan Purposive Sampling. Teknis
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan Uji Chi
Square dengan Signifikasi 0,05.
Hasil Penelitian didapatkan ada hubungan dan faktor resiko Pengetahuan
Ibu Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Ekslusif serta ada hubungan dan
faktor resiko antara dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI
Ekslusif.
Kesimpulan penelitian didapat semakin baik Pengetahuan maka Perilaku
Ibu semakin positif Dalam Pemberian ASI Ekslusif semakin suami mendukung
maka Perilaku Ibu semakin positif Pemberian ASI Ekslusif. Peneliti menyarankan
pada Ibu Dan Suami diharapkan dapat mencari informasi tentang faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif yang terkini

Kata kunci : Pengetahuan, Dukungan, Suami, Perilaku, Ibu, ASI Ekslusif


Kepustakaan : 37 (2010-2019)

x
S1 Public Health Program
Institude of Health Sciene Bhakti Husada Mulia Madiun 2020

ABSTRACT

HUSNAENI FARIZKI

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE MOTHER AND HUSBAND


SUPPORT WITH MOTHER BEHAVIOR IN EXCLUSIVE BREEDING

84 Pages, 20 tables, 5 pictures, enclosure 16

The low use of exclusive breastfeeding in Indonesia is influenced by


various faktors such as the lack of knowledge of pregnant women, the support of
husbands, families, health workers, the community and the work environment.
Based on the Madiun District Infant Nutrition Monthly Report Data for 2019, the
Madiun Health Center had the lowest exclusive breastfeeding coverage of 52.94%
in 2018 to 42.22%. The purpose of this study was to determine the relationship
between Mother's knowledge and husband support with maternal behavior in
exclusive breastfeeding.
The design of this research is correlation with cross sectional approach.
The population of all mothers who have babies aged 0 to 6 months in the village
for the work area of Madiun Public Health Center, Madiun Regency with a
sample size of 50 respondents. Sampling using purposive sampling. The data
collection technique used a questionnaire and analyzed using the Chi Square Test
with a significance of 0.05.
The results showed that there was a relationship and risk faktors for
Mother Knowledge and Mother's Behavior in Exclusive Breastfeeding, there is a
relationship and risk faktors between husband's support and mother's behavior in
exclusive breastfeeding.
The Conclusion of the study The better the knowledge, the more positive
the mother's behavior is in exclusive breastfeeding.The more the husband
supports, the more positive the mother's behavior is in exclusive breastfeeding.
Researchers suggest that mothers and husbands are expected to be able to find
information about the faktors that influence the current exclusive breastfeeding.

Keywords : Knowledge, Support, Husband, Behavior, Mother, Exclusive


Breastfeeding
Literature : 37 (2010-2019)

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ............................................................................................. i


SAMPUL DALAM ............................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI. ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL. .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN. ...................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii
DAFTAR ISTILAH.. ..........................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 6
1.5 Keaslian Penelitian .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ASI Eksklusif ............................................................................ 9
2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif .............................................. 9
2.1.2 Stadium Laktasi ............................................................ 10
2.1.3 Kandungan Nutrisi ASI ................................................. 12
2.1.4 Manfaat ASI ................................................................. 14
2.1.5 Faktor-Faktor Kekebalan di dalam Air Susu Ibu ......... 22
2.2 Pengetahuan Ibu ........................................................................ 24
2.2.1 Pengertian Pengetahuan Ibu .......................................... 24
2.2.2 Tingkat Pengetahuan ..................................................... 25
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..................... 27
2.2.4 Pengukuran Pengetahuan .............................................. 29
2.3 Dukungan Suami ...................................................................... 30
2.3.1 Pengertian Dukungan Suami ........................................ 30
2.3.2 Jenis-Jenis Dukungan Suami ......................................... 35
2.4 Perilaku Kesehatan .................................................................... 37
2.4.1 Pengertian Perilaku kesehatan ....................................... 37
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ................ 39
2.4.3 Bentuk Perilaku ............................................................ 40
2.4.4 Proses Pembentukan Perilaku ...................................... 40

xii
2.4.5 Dominan Prilaku .......................................................... 41
2.4.6 Kerangka Teori .............................................................. 42
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep ...................................................................... 43
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................... 44
3.2.1 Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif ..................... 44
3.2.2 Hipotesis Nol ................................................................. 44
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ....................................................................... 46
4.2 Populasi dan Sampel ................................................................. 47
4.2.1 Populasi ......................................................................... 47
4.2.2 Sampel ........................................................................... 47
4.3 Teknik Sampling ....................................................................... 49
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................ 50
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............ 51
4.5.1 Variabel Penelitian ........................................................ 51
4.5.2 Definisi Operasional ...................................................... 51
4.6 Instrumen Penelitian.................................................................. 53
4.6.1 Uji Validitas .................................................................. 53
4.6.2 Uji Reliabilitas............................................................... 55
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 56
4.7.1 Lokasi Penelitian ........................................................... 56
4.7.2 Waktu Penelitian ........................................................... 56
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 57
4.8.1 Data Primer ................................................................... 57
4.8.2 Data Sekunder ............................................................... 57
4.9 Teknik Pengolahan Data ........................................................... 57
4.10 Analisis Data ............................................................................. 59
4.10.1 Analisis Univariat .......................................................... 59
4.10.2 Analisis Bivariat ............................................................ 60
4.11 Etika Penelitian ......................................................................... 62
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Lokasi ...................................................................... 64
5.2 Hasil Penelitian ......................................................................... 66
5.2.1 Data Umum ................................................................... 66
5.2.2 Data Khusus .................................................................. 69
5.3 Pembahasan .............................................................................. 73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 82
6.2 Saran .......................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85


LAMPIRAN ........................................................................................................ 87

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ........................................................................ 7


Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 52
Tabel 4.2 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Pengetahuan................... 54
Tabel 4.3 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Dukungan Suami ........... 54
Tabel 4.4 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Perilaku .......................... 55
Tabel 4.5 Reliabilitas Instrumen Penelitian ................................................... 56
Tabel 4.6 Ganchart Kegiatan Penelitian ........................................................ 56
Tabel 4.7 Daftar Coding ................................................................................ 58
Tabel 4.8 Scoring ........................................................................................... 58
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden (Istri) Berdasarkan Usia
(Tahun) di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020 .................................................... 66
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden (Istri) Berdasarkan Pendidikan
di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten
Madiun Tahun 2020 ....................................................................... 67
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden (Istri) Berdasarkan Pekerjaan
di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten
Madiun Tahun 2020 ....................................................................... 67
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden (Suami) Berdasarkan Usia
(Tahun) di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020 .................................................... 68
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden (Suami) Berdasarkan
Pendidikan di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020 .................................................... 68
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden (Suami) Berdasarkan
Pekerjaan di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020 .................................................... 69
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI
Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020 .................................................... 69
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami dalam Pemberian ASI
Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020 .................................................... 70
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI
Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020 .................................................... 70
Tabel 5.10 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Ibu dalam
Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja
Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020 .................... 71
Tabel 5.11 Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu dalam
Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja
Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020. ................... 72

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan


Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Asi
Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun ...................................................................... 42
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan
Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Asi
Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun ...................................................................... 43
Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional ............................ 46
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Antara Pengetahuan
Ibu dan Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu dalam
x Pemberian Asi Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja
Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun. ..................................... 50
i Gambar 5.1 Gambar Peta Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun. ..................................................................... 65
ix

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pengajuan judul ........................................................... 87


Lampiran 2 Lembar Penjelasan Penelitian dan Inform Consent .................. 88
Lampiran 3 Lembar Kuesioner Penelitian .................................................... 89
Lampiran 4 Lembar Kartu Bimbingan Tugas Akhir .................................... 93
Lampiran 5 Lembar Surat Izin Pengambilan Data Awal Kepada Kepala
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Madiun ....... 94
Lampiran 6 Lembar Surat Izin Survey dari Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Madiun ..................................................... 95
Lampiran 7 Lembar Surat Izin Pengambilan Data Awal Kepada Kepala
Puskemas Madiun Kabupaten Madiun ..................................... 98
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ............................................................ 99
Lampiran 9 Tabulasi Data Umum ................................................................ 100
Lampiran 10 Data Khusus Pengetahuan Ibu .................................................. 102
Lampiran 11 Data Khusus Dukungan Suami ................................................. 104
Lampiran 12 Data Khusus Perilaku Ibu.......................................................... 108
Lampiran 13 Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu .............................................. 109
Lampiran 14 Tabulasi Silang Dukungan Suami ............................................. 110
Lampiran 15 Tabulasi Silang Perilaku Ibu ..................................................... 111
Lampiran 16 Hasil Uji Crosstabs ................................................................... 112

xvi
DAFTAR SINGKATAN

ADB : Anemia Defisiensi Besi


ASI : Air Susu Ibu
ARA : Asam Arakidonat
AIETA : Awarness, Interest, Evalution, Trial, Adoption
Depkes : Dapartemen Kesehatan
CI : Convident Interval
DHA : Docosahexanoic Acid
E.Coli : Escherichia Coli
Fe : Zat Besi
IQ : Intellectual Quotient
IRT : Ibu Rumah Tangga
Ig : Imunoglobuin
KB : Keluarga Berencana
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
Mg : Miligram
NEC : Necrotizing Enterocolitis
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
PNS : Pegawai Negri Sipil
PT : Perusahaan Terbatas
PT : Pendidikan Tinggi
RP : Ratio Pevalensi
RI : Republik Indonesia
SPSS : Statistical Package for the Social Sciences
UNICEF : United Nations Children's Fund
WHO : World Health Organization

xvii
DAFTAR ISTILAH

ASI Matur : Air Susu Ibu yang sudah matang dan dikeluarkan
pada hari 10- 14 hari
ASI Transisi : ASI transisi, ASI peralihan dari kolostrum menjadi
matur
Adaption : Berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaarn
dan sikap
Awareness : Kesadaran
Analyisis : Analisis
Application : Aplikasi
Bifidus faktor : Faktor pertumbuhan Laktobasilus bifidus
Comprehension : Memahami
Covert behavior : Prilaku tertutup
Evalution : Menimbang-nimbang baik dan tidaknya sikap
terhadap dirinya
Enabling Faktor : Faktor-faktor pendukung
Health behavior : Prilaku Kesahatan
Health related behavior : Prilaku yang berhubungan dengan kesehatan
Know : Tahu
Predisposing Faktor : Faktor-faktor presdisposisi
Reinforching Faktor : Faktor-faktor pendorong
Recall : Mengingat kembali
Sick behavior : Prilaku sakit
Syintesis : Sintesis
Trial : Orang yang telah mencoba berprilaku baru
The sick behavior : Prilaku peran sakit

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan bayi umur 0-6 bulan, hanya

di berikan ASI Ekslusif saja tanpa ada tambahan cairan lainya seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa makanan pendamping

apapun, seperti pisang, bubur nasi, pepaya, atau biskuit, dan lain lain (Ida

Ayu, 2018). Menurut WHO/UNICEF, standar emas pemberian makan

pada bayi dan anak adalah mulai segera menyusui dalam 1 jam setelah

lahir, menyusui bayi secara Eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6

bulan, dan mulai umur 6 bulan bayi mendapat Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya dan

meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan atau lebih (Kemenkes

RI, 2017). ASI eksklusif menjadikan perkembangan fisik, mental, dan

emosional bayi akan lebih optimal. Pemberian ASI eksklusif pada masa

bayi juga terbukti memiliki dampak jangka panjang, misalnya pada

penurunan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung pada masa

dewasa (Kemenkes RI, 2010).

Air Susu Ibu (ASI) sebuah paket yang sangat komplit bagi

pertumbuhan bayi di dalamnya terdapat sumber gizi dan daya kekebalan

tubuh, sehingga dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit, infeksi

bakteri, dan virus. Pemberian ASI Esklusif juga akan mempererat

terbentuknya ikatan antara ibu dan bayi atau meningkatkan jalinan kasih

1
2

sayang ibu dan bayi. Pemberian ASI pada bayi akan jauh lebih praktis dan

ekonomis, dibandingkan membeli susu formula yang lebih mahal

(Fredrico Patria, 2018).

Rendahnya penggunaan ASI Esklusif di Indonesia dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti sosial budaya, kurangnya pengetahuan ibu hamil,

keluarga, masyarakat dan sikap ibu akan pentingnya ASI. Keberhasialan

ibu menyusui sangat di tentukan oleh dukungan suami, keluarga, petugas

kesehatan, masyarakat serta lingkungan kerja (Kemenkes RI, 2011).

Dukungan suami merupakan dukungan yang paling berarti bagi ibu

karena peran dan keterlibatan suami dalam pemberian ASI Esklusif akan

mendorong refleks tubuh untuk terus memproduksi ASI dan kelancaran

ASI bagi ibu (Eveline, 2010). Pengetahuan ibu mengenai pentingnya ASI

Esklusif bagi bayi terkadang kurang dan tak jarang salah padahal

pemberian ASI Esklusif jauh lebih baik dari pada susu formula, baik bagi

ibu maupun bayinya, oleh karena itu berbagai negara kemudian

menggalakkan program ASI Esklusif pada bayi 0-6 bulan (Fredico Patria,

2018).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan rata-rata

angka pemberian ASI Esklusif di dunia hanya 38% dari target nasional

80% (Pekan ASI Sedunia, 2016). Kondisi ini meningkat dari pada tahun

2017 yaitu sebesar 61,33% (Kemeskes RI, 2018). Tahun 2018 berdasarkan

Riskesdes pemberian ASI Esklusif 67,21%. Cakupan pemberian ASI


3

Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Indonesia berdasarkan Profil

Kesehatan RI Tahun 2018 sebesar 68,74%.

Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di

Provinsi Jawa Timur sebelumnya pada tahun 2017 yaitu sebesar 75,7%

(Kemenkes RI, 2018). Cakupan pemberian ASI Eksklusif Jawa Timur

Tahun 2018 sebesar 76,8%. Kondisi ini meningkat dari tahun sebelumnya.

Menurut Data Laporan Bulanan Gizi Bayi Kabupaten Madiun Tahun

2017 cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Madiun sebesar 800 bayi

(54,72%) dari 1.130 bayi yang diperiksa. Jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya di Tahun 2018 mengalami kenaikan yaitu sebesar 846 bayi

(64,33%) dari 1.315 bayi yang diperiksa. Tahun 2019 cakupan ASI

Eksklusif di Kabupaten Madiun pada Tahun 2019 sebesar 819 bayi

(72,41%) dari 1.131 bayi yang diperiksa. Dari 26 Puskesmas di Kabupaten

Madiun, pada tahun 2019 Puskesmas Madiun memiliki cakupan ASI

Eksklusif yang terendah dibanding Puskesmas yang lain, selain itu

cakupan ASI Eksklusif Puskesmas Madiun juga mengalami penurunan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 52,94% pada tahun

2018 menjadi 42,22% pada tahun 2019. (Data Laporan Gizi Bayi

Kabupaten Madiun, 2019).

Berdasarkan Data Laporan Gizi (ASI Eksklusif) Puskesmas Madiun

Tahun 2019, Desa Bagi merupakan desa yang memiliki cakupan ASI

Eksklusif terendah dari 6 desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Madiun dengan nilai sebesar 10% di tahun 2019. Cakupan ASI eksklusif
4

Desa Bagi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 53,8%

pada tahun 2018.

Dampak rendahnya pemberian ASI Esklusif merupakan ancaman bagi

tumbuh kembang bayi yang akan berpengaruh pada pertumbuhan,

perkembangan seperti bayi usia 0-6 bulan yang tidak diberi ASI Esklusif

dapat mengalami kekurangan gizi (Kemenkes, 2011). Bayi yang tidak

mendapat ASI eksklusif memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali

lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif (Kemenkes,

2010).

Menurut Penelitian Happy Marthalena Simanungkalit Tahun 2018,

bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan pemberian

ASI Eksklusif (RP=1,618; p-value 0,000<0,05;CI 95% 1,314-1,991).

Menurut penelitian Selli Dosriani Sitopu Tahun 2017, bahwa ada

hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI

Eksklusif dengan nilai p-value 0,013<0,05.

Menurut penelitian Intan Muninggar Tahun 2016 bahwa terdapat

hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan suami dengan pemberian asi

eksklusif dengan nilai p-value pengetahuan 0,001<0,05, Sikap nilai p-

value 0,022<0,05, dan dukungan suami dengan nilai p-value 0,039<0,05.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Pengetahuan Ibu

dan Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif

di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun”.


5

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas pada penelitian

ini adalah apakah terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dan dukungan

suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI ekslusif di Desa Bagi

wilayah kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan dukungan suami

dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI ekslusif di Desa Bagi wilayah

kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai ASI Eksklusif di Desa

Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun.

2. Mengidentifikasi dukungan suami di Desa Bagi Wilayah Kerja

Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun.

3. Mengidentifikasi perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Desa

Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun.

4. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam

pemberian ASI eksklusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas

Madiun Kabupaten Madiun.

5. Menganalisis hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam

pemberian ASI eksklusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas

Madiun Kabupaten Madiun.


6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi Instansi Kesehatan

1. Sebagai bahan evaluasi dan informasi yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif, seperti dipengaruhi oleh dukungan suami dan pengetahuan

ibu terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI Esklusif.

2. Sebagai motivasi untuk lebih efektif dalam memberikan penyuluhan

tentang arti pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan program penyuluhan

atau promosi kesehatan terkait ASI Eksklusif.

1.4.2 Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai sumber referensi mengenai penelitian pentingnya

pengetahuan ibu, dukungan suami dan perilaku ibu terhadap pemberian

ASI Esklusif.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan

pengetahuan bagi keluarga terkait pengetahuan ibu dan dukungan suami

terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI Esklusif yang tepat sehingga

kedepannya ibu bisa menerapkannya dengan baik.

1.4.4 Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Sebagai salah satu media pembelajaran, sumber informasi, wacana

kepustakaan terkait hubungan antara pengetahuan ibu dan dukungan suami

dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.


7

1.4.5 Bagi Peneliti

1. Menjadi syarat untuk memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat.

2. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan

penelitian ilmiah dalam bidang gizi dan kesehatan masyarakat.

1.5 Keaslian Penelitian

Berikut adalah hasil review dari beberapa penelitian terdahulu yang

mendukung penelitian ini berkaitan dengan hubungan antara pengetahuan

ibu dan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI

Eksklusif.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Metode Variabel
No. Jurnal Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1. Penelitian Happy Cross Variabel terikat Status Pekerjaan
Marthalena Simanungkalit Sectional adalah Pemberian dengan nilai p-
pada Tahun 2017 dengan ASI Eksklusif value 0,976>0,05
Judul Hubungan Status Pengetahuan Ibu
Pekerjaan dan Variabel bebas dengan nilai p-
Pengetahuan Ibu Menyusui adalah Status value 0,000<0,05
terhadap Pemberian ASI Pekerjaan dan
Eksklusif di Wilayah Kerja Pengetahuan Ibu
Puskesmas Jekan Raya
Kota Palangkaraya.
2. Penelitian Selli Dosriani Cross Variabel terikat Dukungan suami
Sitopu pada Tahun 2017 Sectional adalah pemberian dengan nilai p-
dengan Judul Hubungan ASI value 0,013<0,05
Dukungan Suami dengan
Pemberian ASI di Variabel bebas
Kelurahan Lalang adalah dukungan
Wilayah Kerja Puskesmas suami
Desa Lalang
Kecamatan Medan
Sunggal
3. Penelitian Intan Case Variabel terikat Pengetahuan
Muninggar Tahun 2016 Control adalah Pemberian dengan niali p-
Hubungan Pengetahuan, ASI Eksklusif value 0,001<0,05
Sikap, dan Dukungan Sikap dengan nilai
Suami dengan Pemberian Variabel bebas p-value
ASI Eksklusif di Wilayah adalah 0,022<0,05
Puskemas Gambirsari Pengetahuan, Dukungan Suami
Kota Surakarta Sikap, Dukungan dengan nilai p-
Suami, value 0,039<0,05
8

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Lokasi : Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun

Kabupaten Madiun.

2. Tahun Penelitian : Tahun 2020


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI Eksklusif

2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan dan miuman tanpa tambahan

lainnya pada bayi umur 0-6 bulan, Esklusif maksudnya bayi dari lahir

sampai umur 6 bulan hanya diberikan ASI saja tanpa ada tambahan cairan

lainya seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa

makanan pendamping apapun, seperti pisang, bubur nasi, pepaya, atau

biskuit, dan lain lain (Ida Ayu, 2018). Menurut WHO/UNICEF, standar

emas pemberian makan pada bayi dan anak adalah mulai segera menyusui

dalam 1 jam setelah lahir, menyusui bayi secara Eksklusif sejak lahir

sampai dengan umur 6 bulan, dan mulai umur 6 bulan bayi mendapat

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan

kebutuhan tumbuh kembangnya dan meneruskan menyusui anak sampai

umur 24 bulan atau lebih (Kemenkes RI, 2017). Air Susu Ibu (ASI) adalah

sesuatu yang istimewa dapat diproduksi oleh tubuh ibu untuk memenuhi

kebutuhan bayi secara khusus dan ASI berguna untuk meningkatkan daya

tahan tubuh serta melindungi dari sejumlah infeksi pada tubuh bayi yang

masih rentan (Puspita, 2018).

9
10

2.1.2 Stadium Laktasi

Proses pemberian ASI menurut stadium laktasi ada tiga tahap, yaitu

kolostrum, air susu transisi atau peralihan, dan air susu matur (Fredrio

Patria, 2018) :

1. Kolostorum

Kolostrum terbentuk selama priode terakhir kehamilan dan

minngu hari pertama setelah bayi lahir. Cairan ini dikeluarkan oleh

kelenjar susu pada hari pertama sampai hari ketiga pascapersalinan.

Warnanya kuning kental kerena mengandung betakarotin. Kolostrum

lebih banyak mengandung protein terutama immunoglobin, mineral

terutama natrium, kalium, dan itamin yang larut dalam lemak.

Immunoglobin pada kolestorum merupakan antibodi yang dapat

memberikan perlindungan sampai bayi berusia 0-6 bulan. Manfaat

kolostrum pada ASI yang sangat berguna bagi bayi, antara lain:

a. Mengandung zat kekebalan, terutama imunoglobulin A (Ig A)

yang berfungsi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit

infeksi, seperti diare.

b. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi, tergantung isapan

bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit, namun

cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.

c. Mengandung protein dan vitamin A yang tinggi, serta

mengandung karbohidrat dan lemak yang rendah sehingga sesuai

dengan kebutuhan bayi pada hari-hari pertama kelahiran bayi.


11

d. Membantu mengeluarkan mekonium, yaitu kotoran bayi yang

pertama berwarna hitam kehijauan (Yuliarti, 2010).

2. Air Susu Peralihan atau Transisi

Air susu peralihan merupakan ASI yang dibuat dari tahap

kolostrum sampai menjadi ASI yang matur susu ini diproduksi pada

hari ke 4-7 samapai dengan hari ke 10-14 masa lakktasi. Kadar protein

pada susu semakin menurun, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak

semakin tinggi. Volumenya juga akan meningkat. Berbeda dengan

kolostrum yang produksinya di pengaruhi oleh hormon, produksi

transisi di pengaruhi oleh proses persedian versus permintaan (supplay

vs. demand). Oleh karena itu, menyusui dengan lebih sering 8-12 per

hari (frequent nursing) pada awal-awal kelahiran bayi sangat penting.

Selain mengandumg leukosit 10%, ASI mengandung lemak yang

sangat tinggi yang berguna untuk pertumbuhan, perkembangan otak,

mengatur gula darah, dan memenuhi nutrisi bayi.

3. ASI Matur atau Matang

ASI matur atau matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar

hari ke 10-14 dan seterusnya, dan komposisinya relatif konstan. Pada

ibu yang ssehat dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan

satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur

enam bulan. ASI matur memiliki kandungan natrium, potasium,

vitamin larut lemak, dan mineral yang lebih rendah. Sedangkan,

kandungan lemak dan laktosanya lebih tinggi dari pada kolostrum.


12

2.1.3 Kandungan Nutrisi ASI

Komponen ASI terdiri dari berbagai zat yang di butuhkan secara

khusus yang dibutuhkan pada bayi, ASI memiliki kandungan-kandungan

nutrisi antara lain karbohidrat, protein, lemak, mineral, air dan vitamin

(Puspita, 2018) :

1. Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah Laktosa. Laktosa berfungi

sebagai salah satu sumber energi untuk otak pada bayi. Kandungan

hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang paling penting untuk

pertumbuhan sel saraf otak dan pemberian energi untuk sel-sel saraf.

Selain itu karbohidrat memudahkan penyerapan kalsium

mempertahankan faktor bifidus (faktor pemacu pertumbuhan

lactobasillus bifidus) di dalam usus. Inilah penghambat pertumbuhan

bakteri berbahaya serta mempercepat pengeluran kolestrum sebagai

anti bodi (Fredrio Patria, 2018).

2. Protein

Unsur protein di dalam ASI hampir seluruhnya terserap oleh sistem

pencernaan bayi karena termasuk dalam protein unsur whey. Protein

unsur whey adalah kelompok proein yang bentuknya sangat halus

sehingga mudah di cerna.

3. Lemak

Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian

meningkatkan jumlahnya. Komposisi lemak pada lima menit pertama


13

isapan akan berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah

menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang diperlukan.

Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang

yang dibutuhkan sel jaringan otak dan mudah dicerna karena

mengandung enzim lipase. Dan jenis lemak dalam ASI yang

berbentuk omega 3, omega 6, dan DHA ini sangat diperlukan untuk

pertumbuhan sel-sel jaringan otak.

4. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap, diantaranya zat besi dan

kalsium, yang sangat stabil dan mudah diserap. Meskipun kadarnya

relatif rendah, akan tetapi bisa mencakupi kebutuhan bayi

sampaiberumur 6 bulan.

5. Air

ASI terdiri dari 88% air. Sehingga ASI yang diminum bayi sudah

mencukupi kebutuhan airanya Air yang relatif tinggi dalam ASI ini

akan meredakan rangsangan haus dari bayi.

6. Vitamin

ASI yang mengandung vitamin yang lengkap serta dapat mencangkupi

kebutuhan bayi sampai 6 bulan. Kandungan vitamin yang ada dalam

ASI antara lain vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.


14

7. Anti Infeksi

ASI mengandung antibodi dan bahan-bahan lain yang dapat mencegah

infeksi dalam tubuh bayi. Antibodi dalam ASI dapat bertahan dalam

pencernaan bayi karena tahan terhadap asam.

8. Enzim

ASI mengandung 20 enzim aktif. Salah satunya adalah lysozyme yang

berperan sebagai faktor antimikroba. ASI mengandung lysozyme 300

kali lebih banyak dibandingkan susu sapi. Selain lysozyme, ASI juga

mengandung lipase (berperan dalam merencana lemak dan

mengubahnya menjadi energi yang dibutuhkan bayi) dan amilase

(berperan dalam merencanakan karbohidrat).

2.1.4 Manfaat ASI

ASI memberikan banyak manfaat tidak hanya umtuk kehidupan bayi

saja, akan tetapi pemberian ASI akan memberikan dampak positif tetapi

pemberian ASI akan memberikan dampak positif bagi ibu dan keluarga.

Manfaat besar ASI selain memberikan nutrisi yang baik ASI juga penting

dalam melindungi dan mengangkat kesehatan bayi. UNICEF menyatakan

bahwa ASI menyelamatkan jiwa bayi terutama di negara berkembang.

Keadaan ekonomi yang sulit, kondisi sanitasi yang buruk, serta air bersih

yang sulit di dapat menyebabkan pemberian susu formula menyumbang

resiko terbesar terhadap kondisi malnutrisi dan munculnya berbagai

penyakit seperti diare akibat penyiapan susu formula yang tidak higienis

(Monica, 2018).
15

1. Manfaat ASI Esklusif bagi Bayi

ASI memberi banyak manfaat tidak hanya untuk kehidupan bayi

saja, akan tetapi pemberian ASI akan memberi dampak positif bagi

ibu dan keluarga manfaat ASI adalah sebagai berikut (Ida Ayu, 2018):

a. Memberikan pertumbuhan yang baik

Dengan meemberikan ASI Esklusif, bayi akan memulai

kehidupan dengan baik. Dalam 6 bulan bayi harus tumbuh dua

kali berat badanya sewaktu lahir. Apabila bayi pada usia 6 bulan

tidak mengalami pertumbuhan berat badan sebanyak dua kali

berat lahirnya. Kemungkinan ada yang salah dengan pola

menyusui atau bayi menderita penyakit tertentu. Pemberian ASI

saja sampai 6 bulan akan mempercepat perkembangan motorik

(gerak) dan kognitif (kecerdasan) bayi, terutama dalam hal

merangkak, berjalan, menggenggam, dan alin-lain.

b. Mendapatkan perlindungan

Dengan diberikan ASI Esklusif, bayi akan lebih terindungi dari

berbagai penyakit. Hal ini karena ASI mengandung zat antibodi

pemberian ASI dapat mengurangi risiko infeksi lambung dan

usus, diare, sakit telinga, infeksi saluran kencing, serta alergi.

Kandungan terbaik ASI ini dapat tidak dapat disamai oleh susu

formula sebaik apapun karena ASI istimewa dan anugerah

Tuhan.
16

c. Merupakan nutrisi yang ideal untuk bayi

Sebagai makanan alamiah, komposisi yang di sediakan ASI

sangat ideal bagi bayi dan mudah dicerna. Nutrisi sesuai untuk

tumbuh kembang bayi sehat. ASI menyediakan semua zat gizi

dan energi yang dibutuhkan bayi.

d. Mendapatkan makanan utama dan satu-satunya usia 0-6 bulan.

Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan makanan satu-

satunya bagi bayi dan memenuhi seluruh kebutuhan tumbuh

kembang bayi (100%).

e. Meningkatkan kasih sayang

Memberi ASI sesering mungkin akan membina iakatan kasih

sayang antara bayi dan ibu. Terjadi hubungan intim yang saling

membutuhkan. Dengan seara esklusif bayi menyusui ASI terus-

menerus akan membantu bayi sering berada dalam dekapan.

f. Mendapatkan Inteligensia

Sudah tidak dapat dimungkiri, nutrisi ASI mengandung sejumlah

zat gizi pembentuk sel-sel otak yang akan berguna dalam

meningkatkan kecerdasan bayi. Para ahli menemukan bahwa bayi

yang diberikan ASI sampai lebih dari 9 bulan akan menjadi

dewasa yang lebih cerdas. Hal ini disebabkan ASI mengandung

DHA dan ARA. Anak-anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ

(intellectual quotient) lebih rendah dibandingkan dengan anak-

anak yang diberi Asi Esklusif.


17

g. Menurunkan risiko sakit jantung dan kematian mendadak

Bagi bayi yang diberikan ASI Esklusif sampai 6 bulan akan

menurunkan risiko sakit jantung bila mereka dewasa. ASI juga

menurunkan risiko kematian bayi mendadak.

h. Selalu siap dan tersedia

ASI selalu siap dan tersedia kapanpun bayi menginginkanya.

Tidak perlu menyiapkan botol atau gelas dan kemudian

membersihkannya. Lebih menghemat waktu dan ASI tidak pernah

basi bahkan selalu diperbarui, selalu aman bagi bayi

i. Mempercepat pertumbuhan bayi prematur

Kandunagan gizi ASI bagi bayi perematur berbeda dengan

kandungan gizi bayi non-prematur. Artinya, ASI dapat

menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi prematur dan membuat

organ-organ tubuh mereka lebih cepat tumbuh. Dengan sering

memberi ASI menyebabkan bayi prematur akan semakin

membaik karena mendapat asupan nutrisi berupa kalori yang baik

untuk perkembanganya.

j. Dapat tidur dengan baik

Bayi yang sadari awal menyusu akan merasa puas. Bila puas dan

kenyang bayi akan mudah mengantuk lalu terlelap sehingga

energinya dipakai tubuh.

Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan

pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan, melindungi anak dari


18

serangan alergi, meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian

bicara,menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan, emosional,

kematangan spritual, dan hubungan sosial yang baik (Roesli, 2019).

a. Mencegah penyakit Necrotizing Enterocolitis atau NEC

Penyakit Necrotizing Enterocolitis adalah penyakit peradangan

yang menyebabkan kerusakan usus atau bagian dari usus bayi

yang umum diderita bayi prematur dan sering menyebabkan

kematian dan dapat dicegah dengan ASI.

b. Mencegah kerusakan gigi

ASI mencegah kerusakan gigi, misalnya gigi keropos dan

maloklusi atau kelainan dan ketidakpahaman orang tua terhadap

frekuensi, intensitas, serta pemberian susu formula pada bayi

dapat membawa dampak yang sangat merugikan karena bayi

dapat mengalami kries gigi.

2. Manfaat ASI bagi Ibu

a. Mengurangi resiko pendarahan

ASI akan membantu ibu dalam mencegah terjadinya pendarahan

pascapersalinan. Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan

meningkatkan kontraksi rahim. Hal ini akan meminimalisasi

resiko pendarahan (nifas) dan membantu rahim ibu untuk sembuh

lebih cepat. Jika perdarahan berhenti, risiko anemia pun dapat

dikurangi (Ida Ayu, 2018).


19

b. Membantu menurunkan berat badan

Bila ibu ingin mengembalikan berat badan tubuh ke posisi

semula, ASI dapat membantu hal tersebut. Aktivitas menyusui si

kecil hingga 6 bulan lamanya akan membuat cadangan lemak

yang berada di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada

masa kehamilan di tubuh ibu diguanakan untuk membentuk ASI.

Hal ini membakar kalori sehingga ibu langsing kembali dengan

lebih cepat (Ida Ayu, 2018).

c. Meningkatkan kesehatan ibu

Manfaat kesehatan jangka panjang bagi ibu yang menyusui

selama setahun atau lebih adalah lebih terlindungi dari kanker

payudara, indung telur (ovarium), dan kanker rahim. Ibu juga

terhindar dari patah tulang panggul karena menyusui

meningkatkan kepadatan tulang (Ida Ayu, 2018).

d. Memperkecil ukuran rahim

Isapan bayi akan merangsang uterus atau rahim ibu jadi mengecil.

Hal ini akan mempercepat kondisi ibu untuk pulih (Ida Ayu,

2018).

e. Menunda kehamilan

ASI Esklusif sampai bayi berusia 6 bulan selama ibu belum

menstruasi akan memperkecil kemungkinan hamil kembali. Hal

ini dapat terjadi karena isapan mulut bayi di payudara akan

memproduksi ASI. Hormon yang mempertahankan laktasi ini


20

akan bekerja menekan hormon untuk ovulasi. Dengan demikian,

ibu ber KB secara alami (Ida Ayu, 2018).

f. Lebih menghemat waktu

ASI lebih prakis karena ibu tidak perlu menyiapkan beragam

peralatan untuk membuat susu dan kemudian membersihkanya.

Waktu ibu bisa tercurahkan sepenuhnya kepada bayi karena ibu

cukup membersihkan payudara untuk diisap bayi kapan saja bayi

membutuhkanya (Ida Ayu, 2018).

g. Mempercepat bentuk rahim kembali ke keadaan sebelum hamil

Isapan bayi saat menyusui membuat tubuh ibu melepaskan

hormon oksitosin yang kemudian menstimulasi kontraksi rahim

sehingga mengembalikan bentuk rahim ibu pada kondisi sebelum

hamil (Monica, 2018).

h. Mengurangi risiko terkena kanker payudara, kanker indung telur

(ovarium) dan kanker endoterium

Menyusui dapat menekan produksi hormon estrogen berlebih

yang bertanggung jawab terhadap perkembangan kanker

payudara, kanker indung telur, dan kanker endometrium (Awatef

dan Jordan, 2019).

i. Mengurangi risiko terkena rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis adalah peradangan kronis pada sendi kedua

sisi tubuh seperti tangan, kaki, lutut, dan organ-organ lain seperti

mata dan paru-paaru. Penelitian yang melibatkan lebih dari 7.000


21

ibu China menemukan menyusui dalam jangka panjang

mengurangi resiko menderita rheumatoid arthritis hingga 50%

(Monica, 2018).

j. Mengurangi stres dan kegelisahan

Saat bayi mengisap kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu,

hormon prolatin akan dilepaskan dari tubuh ibu dan membuat

tenang dan rileks (Monica, 2018).

k. Mengurangi risiko ibu terahadap Anemia Defisiensi Besi (ADB)

Jumlah zat besi yang digunakan tubuh ibu untuk memproduki

ASI jauh lebih sedikit dibandingkan zat besi yang hilang dari

tubuh akibat perdarahan atau menstruasi (Monica, 2018).

3. Manfaat ASI Esklusif bagi Keluarga

Pemberian ASI pada bayi akan jauh lebih praktis dan ekonomis,

dibandingkan dengan membeli susu formula yang lebih mahal. Tentu

saja ASI bisa tidak perlu dibeli bisa dibilang gratis yang terpenting,

ibu memakan makanan bergizi sesuai kebutuhan ibu menyusui

(Fredrico Patria, 2018). Manfaat ASI bagi keluarga di bagi menjadi 3

aspek menurut (Wirawan, 2019) :

a. Aspek Ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan

untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan

lain. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih jarang sakit,

sehingga mengurangi biaya untuk berobat.


22

b. Aspek Psikologis

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,

sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendapatkan

hubungan kasih bayi dalam keluarga.

c. Aspek Kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan di mana saja dan

kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak,

botol, dan dot yang harus dibersihkan.

d. Mengurangi kemiskinan dan kelaparan

Karena ASI dan menyusui sangat ekonomis, tidak seperti susu

formula yang membutuhkan biaya yang tinggi ntuk membelinya

(Monica, 2019).

2.1.5 Faktor-Faktor Kekebalan di dalam Air Susu Ibu

Di dalam ASI secara garis besar didapatkan 2 macam kekebalan

(Soetjiningsih, 2019), ialah :

1. Faktor Kekebalan Non Spesifik

Bayi yang mendapatkan ASI lebih jarang menderita sakit, karena

adanya zat protektif dalam ASI. Zat protektif yang berperan sebagai

sistem kekebalan tubuh pada ASI.

a. Faktor pertumbuhan laktobasilus bifidus

Faktor pertumbuhan laktobasilus atau dikenal dengan bifidus

faktor banyak dijumpai di dalam kolostrum. Laktobasilus bifidus

ini terdapat di dalam usus bayi dalam usus bayi akan mengubah
23

laktosa yang banyak terdapat di dalam ASI menjadi asam laktat

akan menghambat pertumbuhan kuman Escherichia coli (E.coli)

patogen (suatu jenis kuman yang paling sering menyebabkan

diare pada bayi-bayi). Maka bayi-bayi yang mendapat ASI sejak

lahir akan mendapat perlindungan terhadap kuman patogen.

b. Laktoferin

Laktoferin adalah suatu protein yang berkaitan dengan zat besi

(Fe) di dalam darah. Kadar laktoferin bervariasi di antaranya 6

mg/ml kolostrum. Dengan mengikat zat besi (Fe) di dalam usus

bayi laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan

kuman Candida albicans atau jamur kandida, dan E.coli patogen

c. Lisozim

Lisozim adalah enzim suatu substrat anti infeksi yang sangat

berguna di dalam air mata. Terbukti bahwa ASI juga terdapat

enzim lisozim dalam kadar yang cukup tinggi (sampai 2 mg/100

ml). Khasiat lisozim, ialah memecahkan dinding sel bakteri

(bakteriolitik) dari kuman-kuman enterobacteriaceae dan kuman-

kuman gram positif. Lisozim juga melindungi tubuh bayi dari

inveksi virus herpes hominis.

2. Sistem Kekebalan Spesifik

a. Antibodi

Semua macam imunoglobulin dapat diketemukan di dalam ASI.

Lebih dari 30 macam imunoglobolin 18 diantaranya berasal dari


24

serum si ibu dan sisanya hanya diketemukan di dalam ASI/

kolostrum. Imonoglobin dapat menembus plasenta dan berada di

dalam konsentrasi yang cukup tinggi di dalam janin/bayi sejak

lahir sampai umur beberapa bulan, sehingga dapat memberikan

perlindungan terhadap beberapa macam penyakit seperti difteri,

tetanus, salmonela flagela, campak, rubela, virus polio dan

mencegah bakteri patogen masuk dalam mukosa usus bayi.

b. Imunitas Seluler

Sel-sel dalam ASI sebagai besar (90%) berupa magrofag yang

berfungsi membunuh kuman-kuman Stafilokokus, E.coli dan

Candida albicans.

2.2 Pengetahuan Ibu

2.2.1 Pengertian Pengetahuan Ibu

Pengetahuan adalah proses kegiatan mental yang dikembangkan

melalui proses belajar dan disimpan dalam ingatan, akan digali pada saat

dibutuhkan melalui bentuk ingatan, pengetahuan diperoleh dari

pengalaman yang berasal dari berbagai sumber. Pengetahuan adalah hasil

dari tahu yang dilakukan oleh manusia terhadap suatu objek tertentu

melalui proses pengindraan yang lebih dominan terjadi melalui proses

pengindraan penglihatan dengan mata dan pendengaran dengan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat menentukan

dalam membentuk kebiasaan atau tindakan seseorang. Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu akibat proses penginderaan terhadap subyek


25

tertentu, yang berasal dari pendengaran dan penglihatan orang mengadopsi

perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan

(Notoatmodjo, 2018), yakni:

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari atau

Mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini

sikap subyek sudah mulai terbentuk.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknya

stimulus;

4. Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan tercakup dalam enam tingkatan (Makhfudli, 2019), yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu adalah proses mengingat kembali (recall) akan suatu materi

yang telah dipelajari. Tahu merupakan pengetahuan yang tingkatannya

paling rendah dan alat ukur yang dipakai yaitu kata kerja seperti

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.
26

2. Memahami (comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara tepat

dan benar tentang suatu objek yang telah diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi dengan menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang telah dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau suatu kondisi yang nyata.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lainnya yang dapat

dinilai dan diukur dengan penggunaan kata kerja seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru atau menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada.


27

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek yang didasari pada suatu

kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor

eksternal (Astutik, 2019).

1. Faktor Internal

a. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang,

semakin bertambah usia maka semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikir seseorang. Setelah melawati usia madya

(40-60 tahun), daya tangkap dan pola pikir seseorang akan

menurun.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat menentukan tingkat kemampuan

seseorang dalam memahami dan menyerap pengetahuan yang

telah diperoleh. Umumnya, pendidikan mempengaruhi suatu

proses pembelajaran, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

semakin baik tingkat pengetahuannya.


28

c. Minat

Suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, minat

merupakan kekuatan diri dalam diri sendiri untuk menambah

pengetahuan.

d. Intelegensi

Pengetahuan yang dipenuhi intelegensi adalah pengetahuan

intelegensi dimana seseorang dapat bertindak secara tepat, cepat

dan mudah dalam pengambilan keputusan, seseorang mempunyai

intelegensi yang rendah akan bertindak laku lambat dalam

mengambil keputusan.

2. Faktor Eksternal

a. Media Masa

Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-macam

media massa yang dapat pula mempengaruhi pengetahuan

masyarakat. Jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang

rendah, namun mendapatkan informasi yang baik dari berbagai

media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain,

maka hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

b. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu proses dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang

telah diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi saat


29

masa lalu dan dapat digunakan dalam upaya memperoleh

pengetahuan.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Tradisi atau kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat

dapat meningkat mempengaruhi pengetahuan dengan tersedianya

suatu fasilitas yang dibutuhkan oleh seseorang kan

pengetahuannya. Selain itu, status ekonomi juga dapat.

d. Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh dalam proses penyerapan

pengetahuan yang berada dalam suatu lingkungan. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi yang akan direspon sebagai pengetahuan

oleh setiap individu.

e. Penyuluhan

Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat melalui

metode penyuluhan dan pengetahuan bertambah seseorang akan

berubah perilakunya.

2.2.4 Pengukuran Pengetahuan

Menurut (Arikunto, 2010) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

akan diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan

yang ingin diukur dan disesuaikan dengan tingkatannya. Adapun jenis

pertanyaan yang dapat digunakan unuk pengukuran pengetahuan secara

umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu :


30

1. Penggunaan pertanyaan subjektif

Dengan jenis pertanyaan essay digunakan dengan penilaian yang

melibatkan faktor subjektif dari penilai, sehingga hasil nilai akan

berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu

2. Pertanyaan objektif

Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (multiple choise), betul

salah dan pertanyaan menjodohkan dapat dinilai secara pasti oleh

penilai. Menurut Arikunto (2010), pengukuran tingkat pengetahuan

dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu:

a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 56 %-75%

dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

b. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab < 56%.

2.3 Dukungan Suami

2.3.1 Pengertian Dukungan Suami

Dukungan adalah hubungan yang akrab atau kualitas hubungan

perkawinan dan keluarga. Dukungan suami adalah salah satu bentuk

interaksi terdiri dari informasi, nasihat atau yang didalamnya terdapat

hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata

yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya. Dukungan ini dapat

memberikan rasa nyaman dan nyaman, perasaan dimiliki dan dicintai,

dalam situasi stres dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat,

atau dorongan terhadap istrinya. Dukungan dari suami bisa meningkatkan

jumlah hormon oksitosin yakni hormon yang berperan penting


31

meningkatkan jumlah ASI dan mengurangi stres pada ibu menyusui.

Kebanyakan ibu menyusui sering merasa khawatir jumlah ASI nya tidak

cukup untuk si bayi, sehingga menyebabkan merasa stres yang

memengaruhi jumlah ASI. Saat ini peran suami sangat dibutuhkan harus

membuat ibu merasa nyaman. (Tantur, 2015).

Secara psikolgis, seorang ibu yang didukung suami atau keluarga akan

lebih termotivasi untuk memberikan ASI Eklusif kepada bayinya (Sari,

2017). Menurut (Februhartanty, 2017) mengemukakan bahwa memenuhi

ASI Eklusif diperlukaan adanya keharmonisan hubungan pola menyusui

tripartit, yaitu antara ayah, ibu, dan bayi. Keberhasilan menyusui

ditentukan oleh peran suami atau ayah karena akan turut menentukan

kelancaran refleks pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan

emosi atau perasaan ibu. Suami akan berperan aktif dalam membantu ibu

dalam memberikan ASI Eklusif dengan memberikan dukungan-dukungan

emosional dan bantuan-bantuan lainya seperti mengganti popok,

menyendawakan bayi, menggendong, dan memandikan bayi, dan bantuan

lain sebagainya saat ibu masih dalam tahap menyusui. Seorang suami

smempunyai peran penting dalam keberhasilan ibu dalam menyusui.

Perasaan dan semangat ibu untuk menyusui untuk terus memberikan yang

terbaik untuk anaknya sangat bergantung pada peran suami untuk terus

menjaga suasana kondusif. Proses menyusui akan menjadi terhambat

apabila kondisi ayah dan ibu tidak harmonis, ibu tidak mendapatkan
32

dukungan suami, tidak berkomunikasi dengan baik, dan perasaan ibu tidak

aman dan nyaman (Sari, 2017).

Dukungan suami yang merupakan faktor pendukung dalam

keberhasilan ASI Eklusif merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan

perasaan, pikiran, dan sensasi yang dapat mempelancar produksi ASI.

Suami merupakan orang yang paling terdekat bagi ibu yang menyusui

yang di harapkan selalu ada di sisi ibu dan selalu siap memberi bantuan.

Jika ibu diberikan kepercayaan diri dan mendapatkan dukungan dari

suami, motivasi ibu untuk menyusui akan lebih meningkat.

Ada 2 jenis pendapat yang mengemukakan jenis dukungaan suami

terhadap ibu yang menyusui secara ekslusif. Menurut (Februhartanty,

2017) ada 6 pengelompokan tipe peran suami peran ini dianggap sebagai

dukungan kepada ibu untuk memberikan ASI Eklusif :

1. Mencari informasi mengenai pemberian ASI Eklusif dan pola

pemberian makanan pada bayi yang terdiri dari: mencari informasi

mengenai pemberian ASI dan pola pemberian makanan bayi.

2. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai cara

memberikan ASI

3. Memilih tempat untuk melakukan pemeriksan kehamilan, persalinan,

dan pemeriksaan pasca persalinan/imunisasi

4. Tingkat kunjungan suami selama kunjungan pemeriksaan kehamilan

5. Memiliki positif terhadap kehidupan pernikahan mereka

6. Terlibat dalam berbagi kegiatan perawatan anak


33

Pendapat lain juga disampaikan oleh (Meiliasari, 2017) bahwa sukses

pemberian ASI Eklusif adalah hasil kerja tim, yang beranggotakan ayah

dan ibu yang menyusui secara ekslusif yaitu:

1. Sebagai tim penyemangat

Suami harus memberikan dukungan Suami harus memberikan

dukungan penyemangat kepada ibu melalui kalimat-kalimat pujian,

maupun kata-kata penyemangat. Dengan hal ini ibu akan merasa

sangat bangga dan senang dapat memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya. Hal ini berkaitan dengan refleks oksitosin. Pernyataan yang

mendukung bahwa salah satu dukungan suami terhadap ibu menyusui

adalah dengan tidak melontarkan kritik terhadap bentuk tubuh istri

yang umumnya memang melar setelah melahirkan

2. Membantu mengatasi masalah dalam pemberian ASI

Tidak setiap ibu dapat memberikan ASI dengan lancar. Banyak

ibu mengalami masalah, mulai dari ASI yang tak keluar, puting

payudara lecet, pembengkakan, mastitis,stres, dll. Modal utama

memecahkan keluhan secara benar adalah jika ayah/ibu menguasai

teori manajemen menyusui. Ayah bisa ikut menginformasikan hal-hal

yang diketahuinya, atau menunjukkan referensi, atau turun tangan

langsung mengatasinya. Misal, jika payudara istri harus dipijat,

dikompres, jika harus berobat, bagaimana cara menyimpan ASI perah,

dll. Untuk menguasai hal ini, sebaiknya ayah ikut pergi ke klinik

laktasi sebelum program menyusui dimulai.


34

3. Ikut merawat bayi

Suami dapat ikut serta dalam merawat bayi dengan membantu

mengganti popok bayi, menyendawakan bayi setelah menyusui,

menggendong bayi, membantu memandikan bayi, dan bermain

dengan bayi.

4. Mendampingi ibu menyusui walaupun tengah malam

Mendampingi, menemani, yang sedang menyusui pun merupakan

bentuk dukungan yang besar artinya. Sebisanya,ikut bangun saat istri

terbangun tengah malam. Atau jika tak bisa bangun malam, paling

tidak jangan tunjukkan ekspresi kesal akibat tidur yang terganggu saat

bayi menangis lapar di malam hari. Tapi ada sebuah rahasia kecil,

pemandangan suami yang terkantuk - kantuk saat menunggui istri

menyusui, akan sangat menyentuh perasaan istri dan membuat cinta

istri semakin dalam

5. Melayani ibu menyusui

Ayah tak bisa memberi makan bayi dengan air susu, tetapi ayah

dapat, memberi makan bayi dengan jalan memberi makan ibu. Jadi

jika ingin ambil bagian dalam aktivitas memberi makan' ini, layani

istri saat dia kelaparan dan kehausan selagi menyusui. Karena

menyusui sangat menguras energi, biasanya ibu butuh ekstra asupan

kalori dan cairan sesudah menyusui. Ayah bisa membantu

membuatkan susu hangat, telur dadar, dan camilan lain.


35

6. Menyediakan anggaran ekstra

Hal ini bisa diupayakan bersama istri sejak terjadi kehamilan.

Menyusui membutuhkan ekstra dana paling tidak untuk makanan

tambahan ibu, suplemen, dan peralatan menyusui lainnya (bra,

menyusui, alat-alat menyimpan ASI perah, dll). Tetapi angkanya pasti

jauh lebih kecil dari pada bayi diberi susu formula.

7. Menjaga romantisme

Diakui atau tidak, kehadiran anak akan sedikit mengusik

keintiman suami-istri. Suami sesekali bisa merasa tersisihkan atau

kehilangan romantisme karena istri sibuk menjalankan peran orang

tua. Sebaliknya, kadang istri juga merasa dirinya kurang seksi dan

kurang bergairah selagi menyusui, akibat kelelahan dan terlebih,

bergesernya fungsi payudara dari organ seksual menjadi sumber

makanan bayi. Jadi penting bagi suami untuk tidak berpaling dari

istrinya yang sedang menyusui. Suami harus membantu istri

menciptakan suasana romantis atau hal-hal lain yang bisa

menghangatkan hubungan. Dengan demikian kegiatan menyusui bayi

secara eksklusif dapat dilaksanakan dengan baik.

2.3.2 Jenis-Jenis Dukungan Suami

Dukungan Suami dapat terbagi menjadi empat jenis yaitu: :

1. Dukungan Emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman,

yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial


36

sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.

Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang

dianggap tidak dapat dikontrol. Misalnya: suami memberikan pujian

kepada istri setelah menyusui bayi.

2. Dukungan Penilaian

Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana suami bertindak

sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan

masalah dan sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik,

memecahkan masalah dan sebagai sumber validator identitas anggota

dalam keluarga. Bantuan penilaian dapat berupa penghargaan atas

pencapaian kondisi keluarga berdasarkan keadaan yang nyata.

Bantuan penilaian ini dapat berupa penilaian positif dan penilaian

negatif yang pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Misalnya:

suami mengingatkan istri untuk memberikan ASI eksklusif kepada

bayi sesuai jadwal, suami menegur apabila istri memberikan makanan

atau minuman lain selain ASI.

3. Dukungan Instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat

memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian

barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat

mengurangi stress karena individu dapat langsung memecahkan

masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental

sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih


37

mudah. Misalnya: suami menyediakan makanan atau minuman untuk

menunjang kebutuhan nutrisi ibu selama menyusui, menyiapkan uang

untuk memeriksakan istri apabila sakit selama menyusui bayi.

4. Dukungan Informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau

umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi

seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi

masalah dengan lebih mudah. Misalnya: suami memberikan informasi

pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayinya, suami perlu

memberikan informasi bahwa proses menyusui tidak menyebabkan

payudara ibu kendur (Nursalam, 2018).

2.4 Perilaku Kesehatan

2.4.1 Pengertian Perilaku Kesehatan

Perilaku dari pandangan biologis merupakat suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada

hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu,

perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup:

berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan

kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi, dan emosi

juga merupakan perilaku manusia. Dapat disimpulkan bahwa perilaku

adalah apa yang dikerjakan oleh organisme (manusia) tersebut, baik yang

dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku

kesehatan pada dasarnya merupakan suatu respons seseorang (organism)


38

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system

pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2011).

Perilaku kesehatan adalah aksi yang dilakukan oleh orang untuk

memelihara atau mencapai kesehatan dan atau mencegah penyakit.

Perilaku kesehatan merefleksikan pemahaman dirinya tentang arti dan

kejadian gangguan kesehatan (Umar Fahmi Achmadi, 2013).

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan

dengan kesehatan (health related behavior) sebagai berikut:

1. Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk

mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan,

sanitasi, dan sebagainya.

2. Perilaku sakit (sick behavior), yaitu segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan

mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk di sini juga

kemampuan atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi

penyakit, penyebab penyakit, serta usaha-usaha mencegah penyakit

tersebut.

3. Perilaku peran sakit (the sick behavior), yaitu segala tindakan atau

kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan. Perilaku ini di samping berpengaruh

terhadap kesehatan/ kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap


39

orang lain, terutama kepada anak-anak yang belum mempunyai

kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya (Notoatmodjo,

2011).

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Faktor penentu perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku

merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal

(lingkungan). Teori Lawrence Green, memaparkan perilaku ditentukan

atau terbentuk dari tiga faktor, yaitu:

1. Faktor-Faktor Predisposisi (Predisposing Faktor)

Faktor predisposisi merupakan faktor positif yang mempermudah

terwujudnya praktek, maka sering disebut sebagai faktor pemudah.

Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: pengetahuan, sikap,

kepercayaan, tradisi, nilai, dan sebagainya.

2. Faktor-Faktor Pendukung (Enabling Faktor)

Faktor pendukung terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau

tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Fasilitas ini

pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya

perilaku, sehingga disebut faktor pendukung atau pemungkin.

3. Faktor-Faktor Pendorong (Reinforcing Faktor)

Faktor-faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lain, tokoh masyarakat, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Perilaku orang lebih

banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila


40

seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakana atau

perbuatan cenderung untuk dicontoh (Notoatmodjo, 2011).

2.4.3 Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih

terbatas pada perhatian, persepsi pengetahuan/ kesadaran, dan sikap

yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum

diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata

atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam

bentuk tindakan atau praktik (practice),yang dengan mudah dapat

diamati atau dilihat oleh orang lain

2.4.4 Proses Pembentukan Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Menurut (Notoatmodjo, 2011) mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di

dalam dari orang tersebut terjadi proses berurutan, disingkat AIETA yang

artinya:
41

1. Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru

5. Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

2.4.5 Dominan Prilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap

stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam

memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-

faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun

stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang

berbeda. Menurut (Notoatmodjo ,2014) faktor-faktor yang membedakan

respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku, yang

dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan yang bersifat given atau bawaan.

2. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor

lingkungan merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku

seseorang.
42

2.5 Kerangka Teori

Faktor Predisposisi
(Predisposing Faktor):
Pengetahuan, sikap,
Pengetahuan Ibu
kepercayaan, tradisi,
nilai dan sebagainya.

Perilaku
Faktor Pemungkin
dalam
(Enabling Faktor): Dukungan Suami Pemberian
ketersediaan sumber-
ASI
sumber/fasilitas.
Eksklusif

Faktor Pendorong
(Reinforcing Faktor):
sikap dan perilaku ibu,
petugas dan tokoh
masyarakat.

Sumber:Modifikasi Teori L.Green dalam Notoatmodjo, 2011

Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Dukungan
Suami dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Asi Ekslusif di Desa
Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui

penelitian yang dimaksud (Notoatmodjo, 2012).

Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah pemberian

ASI Eksklusif. Sedangkan variabel independen (bebas) yang diteliti adalah

pengetahuan ibu, dukungan suami dan perilaku ibu.

Variabel Independen (Bebas) Variabel Dependen (Terikat)

Pengetahuan Ibu
Perilaku Ibu dalam
Pemberian ASI
Eksklusif

Dukungan Suami

Keterangan:

= Diteliti

= Berhubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Antara Pengetahuan Ibu


dan Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian
Asi Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas
Madiun Kabupaten Madiun

43
44

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah

dirumuskan dalam perencanaan penelitian, untuk mengarahkan pada hasil

penelitian maka dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban

sementara dari penelitian (Notoatmodjo, 2012). Jenis-jenis rumusan

hipotesis adalah sebagai berikut:

3.2.1 Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif

Hipotesis kerja adalah suatu rumusan dengan tujuan untuk membuat

ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul.

Hipotesisi ini sering juga disebut dengan hipotesis alternative, karena

mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif didalamnya

(Notoatmodjo, 2012).

Adapun hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Ada hubungan pengetahuan Ibu dengan perilaku ibu dalam pemberian

ASI Ekslusif di Kelurahan Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun

Kabupaten Madiun.

2. Ada hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian

ASI Ekslusif di Kelurahan Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun

Kabupaten Madiun.

3.2.2 Hipotesis Nol

Hipotesis nol yang bermula diperkenalkan oleh bapak statistika

Fisher, dirumuskan untuk ditolak sesudah pengujian. Dengan kata lain


45

hipotesis nol dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya

suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih

mengenai suatu hal yang dipermasalahkan (Notoatmodjo, 2012).

Adapun hipotesis nol (H0) dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku ibu pemberian

ASI Ekslusif di Kelurahan Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun

Kabupaten Madiun.

2. Tidak ada hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam

pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Bagi Wilayah Kerja Puskesmas

Madiun Kabupaten Madiun.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan dan pemecahan suatu masalah pada dasarnya menggunakan metode

ilmiah. Pada metode penelitian akan menguraikan tentang desain penelitian,

populasi dan sampel, teknik sampling, kerangka kerja penelitian, identifikasi

variabel, definisi operasional, instrument penelitian, uji validitas dan uji

reliabilitas, lokasi dan waktu penelitian, analisis data dan etika penelitian

(Notoatmodjo, 2012).

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan desain

cross sectional. Desain penelitian cross sectional adalah suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan

efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus

pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian

hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status

karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012).

Populasi (Sampel)

Faktor Risiko + Faktor Risiko-

Efek+ Efek - Efek + Efek -


Sumber: Notoatmodjo, 2012
Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional

46
47

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan (Sugiyono, 2017).

Populasi dalam penelitian ini diambil sesuai data pada tahun 2019

yaitu seluruh Ibu yang memiliki bayi berusia 0 s.d 6 bulan di Desa Bagi

wilayah kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun. Jadi populasi ibu

yang memiliki bayi usia 0 s.d 6 bulan adalah 102 responden.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Jika populasi terlalu

besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, karena suatu keterbatasan, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono, 2017). Besar sampel yang

diperlukan untuk pengujian dua sisi diperoleh dengan menggunakan teknik

Slovin sebagai berikut:

Keterangan:

n = Ukuran sampel atau jumlah responden

N = Ukuran populasi

= Error
48

Dalam penelitian ini sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Sehingga jumlah sampel yang memungkinkan pada penelitian ini adalah

50 sampel.

Dalam menentukan sampel responden peneliti memerlukan beberapa

kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap

masing-masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel

(Notoatmodjo, 2012). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Ibu yang memiliki bayi 0 s.d 6 bulan

b. Bertempat tinggal di Desa Bagi wilayah kerja Puskesmas Madiun

Kota Madiun.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang

tidak bisa dijadikan sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2012).


49

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah Responden yang sedang

tidak ada di tempat pada saat penelitian berlangsung.

4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel. Jenis probability sampling yang digunakan dalam

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling.

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi

dianggap homogeny (Sugiyono, 2017).

Langkah-langkah simple random sampling yang dilakukan dengan

cara undian, adalah sebagai berikut:

1. Mendaftar semua anggota populasi.

2. Kemudian masing-masing anggota populasi diberi nomor, masing-

masing dalam satu kertas kecil-kecil.

3. Kertas-kertas kecil yang masing-masing telah diberi nomor tersebut

kemudian digulung atau dilinting.

4. Kemudian lintingan kertas tersebut dimasukkan kedalam suatu tempat

(kotak atau kaleng) yang dapat digunakan untuk mengaduk sehingga

tersusun secara acak.


50

5. Kemudian peneliti mengambil lintingan kertas satu persatu sampai

diperoleh sejumlah sampel yang diperlukan.

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja penelitian merupakan kerangka pelaksanaan penelitian

mulai dari pengambilan data sampai menganalisa hasil penelitian,

kerangka kerja penelitian ini adalah sebagai berikut:

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang mempunyai bayi berusia 0 s.d 6
bulan sejumlah 102 Ibu di Desa Bagi pada tahun 2019.

Sampel
Ibu yang mempunyai bayi berusia 0 s.d 6 bulan yaitu sejumlah 50 Ibu

Teknik Sampling
Probability Sampling menggunakan simple random sampling

Uji Validitas dan Reliabilitas

Desain Penelitian
Cross Sectional

Pengumpulan data sekunder dan primer serta melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara

Variabel Independen Variabel Dependen


Dukungan Suami, Pengetahuan Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif

Pengolahan Data
Editing, Coding, Entry Data, Cleaning, Tabulatine

Analisis Data
Menggunakan uji chi-square

Hasil dan Kesimpulan

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Antara Pengetahuan


Ibu dan Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu dalam
Pemberian Asi Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja
Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun
51

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang memiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012). Variabel dalam penelitian ini

terdapat 2 variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel

dependen (terikat).

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

independen (bebas) (Sugiyono, 2017). Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu dan dukungan

suami

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,

2017). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perilaku dalam pemberian ASI Eksklusif.

4.5.2 Definisi Operasional

Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrument atau alat

ukur, maka variabel harus diberi batasan atau definisi yang operasional

atau “definisi operasional variabel”. Definisi operasional ini sangat penting

dan diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data (variabel)

itu konsisten antara sumber data (responden) yang satu dengan responden

yang lain (Notoatmodjo, 2012). Definisi operasional dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:


Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi Hasil
No Variabel Parameter Cara Ukur Alat Ukur Skala
Operasional Ukur
1 Pengetahuan Segala sesuatu 1. Pengetahuan secara Diukur dengan Kuesioner Nominal - 1 = Pengetahuan
Ibu tentang yang diketahui umum tentang ASI cara melakukan Baik ≥56%
ASI oleh ibu tentang eksklusif wawancara sesuai - 2 = Pengetahuan
pemberian ASI 2. Kandungan gizi dengan Kurang <56%
eksklusif. dalam ASI eksklusif parameter.
3. Manfaat ASI
eksklusif dengan susu
formula
2 Dukungan Dukungan suami 1. Suami memberi Diukur dengan Kuesioner Nominal - 1 = Mendukung
Suami adalah suatu informasi dan nasihat cara melakukan ≥56%
bentuk mengenai ASI wawancara sesuai - 2 = Tidak
pertolongan yang 2. Suami memberikan dengan Mendukung
dilakukan secara bantuan kepada istri parameter. <55%
langsung yang di yang menyusui
lakukan suami 3. Suami memberikan
terhadap istrinya. perhatian selama ibu
menyusui
3 Perilaku Ibu Prilaku ibu dalam 1. Pemberian ASI Diukur dengan Kuesioner Nominal - 1 = Esklusif
dalam memberikan ASI eksklusif cara melakukan - 2 = Tidak Esklusif
Pemberian saja sejak bayi 2. Pemberian susu wawancara sesuai
ASI Eksklusif lahir sampai usia 6 formula dengan
bulan 3. Pemberian makanan parameter.
tambahan lainya
seperti: bubur nasi,
pisang, madu, teh dan
lain sebagainya

52
53

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa: kuesioner

(daftar pertanyaan). Kuesioner dilakukan dengan mengedarkan suatu

daftar pertanyaan yang berisi tentang pertanyaan mengenai karakteristik

responden, karakteristik bayi, pengetahuan ibu, dukungan suami, dan

perilaku dalam pemberian ASI eksklusif yang diberikan kepada sejumlah

subjek untuk mendapatkan informasi dan jawaban.

Instrumen kuesioner dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data

terlebih dahulu perlu dilakukan uji coba untuk melihat pertanyaan dalam

kuesioner yang diisi oleh responden tersebut layak atau belum digunakan

untuk mengambil data. Uji coba yang dilakukan adalah uji validitas dan

reliabilitas kuesioner yaitu sebagai berikut:

4.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur (instrumen)

itu benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Notoatmodjo,

2012). Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan pertanyaan

dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas dilakukan pada setiap

pertanyaan kuesioner. Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dimana

df = n-2 dengan signifikansi 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid

(Sugiyono, 2017). Teknik korelasi yang digunakan adalah pearson product

moment.
54

1. Uji Validitas Variabel Pengetahuan Ibu

Tabel 4.2 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Pengetahuan


No Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan
1 P1 0,332 0,312 Valid
2 P2 0,220 0,312 Tidak Valid
3 P3 0,388 0,312 Valid
4 P4 0,337 0,312 Valid
5 P5 0,124 0,312 Tidak Valid
6 P6 0,323 0,312 Valid
7 P7 0,493 0,312 Valid
8 P8 0,364 0,312 Valid
9 P9 0,332 0,312 Valid
10 P10 0,324 0,312 Valid

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa masing-masing pertanyaan

untuk r hitung > r tabel sehingga dapat dinyatakan bahwa dari 10

butir pertanyaan 8 diantaranya valid, butir pertanyaan yang tidak valid

akan dikeluarkan atau dihapus.

2. Uji Validitas Variabel Dukungan Suami

Tabel 4.3 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Dukungan Suami


No Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan
1 P1 0,811 0,312 Valid
2 P2 0,679 0,312 Valid
3 P3 0,341 0,312 Valid
4 P4 0,332 0,312 Valid
5 P5 0,535 0,312 Valid
6 P6 0,468 0,312 Valid
7 P7 0,462 0,312 Valid
8 P8 0,435 0,312 Valid
9 P9 0,575 0,312 Valid
10 P10 0,729 0,312 Valid

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa masing-masing pertanyaan

untuk r hitung > r tabel sehingga dapat dinyatakan bahwa dari 10

butir pertanyaan dan 10 pertanyaan diantaranya valid, jadi kesepuluh


55

butir pertanyaan nantinya akan digunakan sebagai kuesioner

penelitian.

3. Uji Validitas Variabel Perilaku

Tabel 4.4 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Perilaku


No Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan
1 P1 0,030 0,312 Tidak Valid
2 P2 0,296 0,312 Tidak Valid
3 P3 0,445 0,312 Valid
4 P4 0,207 0,312 Valid
5 P5 0,345 0,312 Tidak Valid
6 P6 0,445 0,312 Valid
7 P7 0,448 0,312 Valid
8 P8 0,402 0,312 Valid

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa masing-masing pertanyaan

untuk r hitung > r tabel sehingga dapat dinyatakan bahwa dari 8 butir

pertanyaan 5 diantaranya valid, butir pertanyaan yang tidak valid akan

dikeluarkan atau dihapus.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Uji reliabilitas

dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan. Jika

nilai α > 0,60 maka reliabel (Saryono, 2013). Uji reliabilitas menggunakan

teknik koefisien Alpha Cronbach, dengan menggunakan pengolah data

SPSS 16.0. Berdasarkan dari hasil uji reliabilitas pada pertanyaan variabel
56

pengetahuan, dukungan suami dan perilaku pemberian ASI eksklusif

dengan responden berjumlah 30.

Tabel 4.5 Reliabilitas Instrumen Penelitian


Cronbach’s
No. Variabel r tabel Keterangan
alpha
1 Pengetahuan 0,569 0,60 Tidak Reliabel
2 Dukungan Suami 0,731 0,60 Reliabel
3 Perilaku Pemberian 0,524 0,60 Tidak Reliabel
ASI Eksklusif

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Bagi wilayah kerja Puskesmas Madiun

Kabupaten Madiun.

4.7.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari sampai dengan

Agustus 2020.

Tabel 4.6 Ganchart Kegiatan Penelitian


No Kegiatan Tanggal Pelaksanaan
1. Pembuatan Judul 15 Mei 2018
2. Penyusunan dan Bimbingan Proposal 15 Januari-17 Maret 2020
Januari-Maret 2020
3. Ujian Proposal 18 April 2020
4. Revisi Proposal 19 April - 25 Mei 2020
5. Validitas Kuesioner 27 Mei 2020
6. Pengambilan Data 1 Febuari 2020
7. Penyusunan dan Konsul Skripsi 1 Juni- 15 Agustus 2020
8. Ujian Skripsi 29 Agustus 2020
9. Revisi Skripsi 30 Agustus- 9 september 2020
57

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode

wawancara dan observasi masalah perilaku ibu dalam pemberian ASI

eksklusif kepada orang tua bayi yang telah memenuhi kriteria. Metode

wawancara dilakukan secara langsung dengan menggunakan kuesioner

atau daftar pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai pengetahuan

ibu, dukungan suami dan perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif.

4.8.2 Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder seperti data cakupan ASI Eksklusif di

dunia didapat dari WHO. Data cakupan ASI Eksklusif di Indonesia didapat

dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Data cakupan ASI Eksklusif

di Kabupaten Madiun didapat dari data Profil Kesehatan Kabupaten

Madiun Tahun 2018, data Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2019

dan Data Laporan Bulanan Gizi Bayi Kabupaten Madiun Tahun 2019,

Data Laporan Bulanan Gizi Bayi Puskesmas Madiun Tahun 2019.

4.9 Teknik Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2012) dalam tahap ini data diolah dan

dianalisis dengan teknik-teknik tertentu, yaitu :

4.9.1 Editing (Penyuntingan)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.Kalau ternyata

masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin
58

dilakukan wawancara ulang, maka koesioner tersebut dikeluarkan (drop

out).

4.9.2 Coding (Pengkodean)

Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupa kolom-kolom

untuk merekam data secara manual.

Tabel 4.7 Daftar Coding


No Variabel Coding Kategori
Perilaku Ibu dalam pemberian 2 Tidak Ekslusif <50%
1
ASI eksklusif 1 Ekslusif ≥50%
2 Kurang <56%
2 Pengetahuan Ibu
1 Baik ≥56%
2 Tidak Mendukung <55%
3 Dukungan Suami
1 Mendukung ≥55%

4.9.3 Scoring (Pemberian Skor)

Scoring adalah memberikan perilaku terhadap item-item yang perlu

diberi penilaian atau skor terhadap hasil pengisian kuesioner pada

responden, kemudian hasil pengisian kuesioner dikelompokkan dalam

bentuk nominal (Azwar, 2010).

Tabel 4.8 Scoring


No Variabel Skor
Ekslusif ≥50%
Perilaku Ibu dalam pemberian ASI
1 Tidak Ekslusif <50%
eksklusif
Pengetahuan Baik ≥56%
Pengetahuan Kurang <56%
2 Pengetahuan Ibu
(Nursalam, 2015)
Mendukung ≥55%
Tidak Mendukung < 55%
3 Dukungan Suami
(Arikunto, 2010)
59

4.9.4 Entry Data (Memasukkan Data)

Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master

tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi.

4.9.5 Cleaning (Pembersihan Data)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

4.10 Analisis Data

Data yang sudah diolah kemudian dianalisis untuk memperoleh

kesimpulan secara umum dari penelitian. Analisis data dalam penelitian ini

yakni:

4.10.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya analisis univariat

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel

(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini yang akan dianalisis univariat

adalah dukungan suami, pengetahuan ibu, dan perilaku ibu dalam

pemberian ASI eksklusif.


60

4.10.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua

variabel baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif (Saryono,

2013). Analisis bivariat untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara

variabel dependen dan independen. Analisis bivariat dalam penelitian ini

untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan ibu

dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi Wilayah

Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun.

Penelitian ini menggunakan Uji Chi-Square, uji ini digunakan untuk

mengetahui hubungan variabel yang mempunyai data kategorik. Data atau

variabel kategorik pada umumnya berisi skala data nominal dan ordinal

(Notoatmodjo, 2012). Prinsip Uji Chi-Square adalah membandingkan

frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi),

apabila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan sama,

maka dikatakan tidak ada perbedaan yang bermakna, sebaliknya bila

berbeda maka dikatakan ada perbedaan yang signifikan. Syarat dari Uji

Chi-Square yaitu sebagai berikut (Sopiyudin Dahlan, 2014).

1. Sampel dipilih secara acak

2. Untuk tabel lebih dari 2x2, continuity correction untuk tabel 2x2

dengan expected count <5

3. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1. Sel-sel

dengan frekuensi harapan < 5 tidak melebihi 20% dari total sel

4. Besar sampel sebaiknya >40


61

Keterbatasan penggunaan Uji Chi Square adalah tehnik Uji Chi

Square memakai data yang diskrit dengan pendekatan distribusi kontinu.

Dekatnya pendekatan yang dihasilkan tergantung ukuran pada berbagai sel

dari tabel kontingensi, untuk menjamin pendekatan yang memadai

digunakan aturan dasar frekuensi harapan tidak boleh terlalu kecil.

Keputusan dari hasil pengujian Chi-Square adalah sebagai berikut :

1. Jika ρ value ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada

hubungan anatara variabel independent dengan variabel dependent.

2. jika ρ value > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya

tidak ada hubungan antara variabel independent dengan variabel

dependent.

Syarat Ratio Pevalensi (RP), sebagai berikut (Saryono, 2013):

1. Jika nilai RP > 1, artinya faktor yang diteliti merupakan faktor risiko.

2. Jika nilai RP < 1, artinya faktor yang diteliti merupakan faktor

protektif untuk terjadinya efek

3. Jika nilai RP = 1, artinya faktor yang diteliti bukan faktor risiko

4. Derajat Kepercayaan (Confident Interval 95%), batas kemaknaan α =

0,05 (5%).

a. Jika CI melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti merupakan

bukan faktor risiko.

b. Jika CI tidak melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti faktor

risiko.
62

4.11 Etika Penelitian

Karya tulis ilmiah dalam bentuk penelitian pada umumnya melibatkan

responden baik pada aspek manajemen pelayanan atau individu sebagai

sumber data. Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitin harus

memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan

prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam

penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau

membahayakan subjek penelitian, nmun peneliti harus mempertimbangkan

aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan

(Jacob, 2004 dalam Rosjidi & Liawati, 2013). Berikut prinsip etika

penelitian yang harus diperhatikan :

4.11.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Responden membaca dan menyetujui maksud dan tujuan dari

penelitian yang dijelaskan oleh peneliti dan yang sudah tertulis di dalam

lembar formulir. Kemudian mengisi formulir dan memberikan tanda

tangan sebagai persetujuan untuk menjadi responden penelitian.

4.11.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasian subjek peneliti tidak mencantumkan nama

lengkap subjek pada lembar pengumpulan data. Peneliti memberikan

informasi kepada responden untuk mencantumkan inisial nama saja,

namun ada juga responden yang bersedia untuk mencantumkan nama

lengkap, maka penulis akan menjaga privasi dari responden tersebut.


63

4.11.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Segala informasi yang didapat oleh peneliti baik dari responden

langsung maupun dari hasil pengamatan dijamin kerahasiannya oleh

peneliti. Identitas asli yang didapat dari informed consent disimpan oleh

peneliti. Pada kuesioner penelitian responden hanya mengisi pertanyaan

dan peneliti memberikan kode pada kuesioner sehingga identitas reponden

tidak diketahui.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasan penelitian tentang

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami Dengan Perilaku Ibu

Dalam Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi wilayah kerja Puskesmas Madiun

Kabupaten Madiun. Hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dengan model

cross sectional sesuai dengan tujuan umum dan tujuan khusus pada penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2020 dengan responden penelitian

sebanyak 50 responden.

Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu data umum dan data

khusus. Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden istri

berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan. Responden suami berdasarkan usia,

pendidikan, dan pekerjaan. Sedangkan data khususnya menyajikan hasil

pengetahuan ibu, dukungan suami, perilaku ibu dalam pemberian ASI ekslusif

serta hasil uji statistik hubungan tiap-tiap variabel dependent dan variabel

independent dengan menggunakan uji statistik dengan tingkat kemaknaan (α):

0,05. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square, menggunakan komputer

program SPSS 16.0.

5.1 Gambaran Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagi wilayah kerja Puskesmas

Madiun Kabupaten Madiun. Desa bagi masuk dalam wilayah madiun

bagian utara, sebagian besar wilayah tersebut adalah sawah. Fasilitas

kesehatan terdapat Puskesmas Pembantu, Polindes, dan Posyandu.

64
65

Kegiatan posyandu yang biasa dilakukan seperti timbang badan balita,

penyuluhan, pendidikan kesehatan dan imunisasi. Di posyandu terdapat

poster atau gambar tentang Pemberian ASI Ekslusif.

Batas-batas wilayah Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun adalah

sebagai berikut

1. Sebelah Utara: Puskesmas Balerejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten

Madiun

2. Sebelah Barat: Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun

3. Sebelah Selatan: Kota Madiun

4. Sebalah timur: Puskesmas Dimong, Kecamatan Madiun, Kabupaten

Madiun.

Gambar 5.1 Peta Desa wilayah kerja Puskesmas Madiun Kabupaten


Sumber: Profil Puskesmas Madiun Kabupaten
66

5.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menjelaskan tentang data umum dan data khusus.

Pada data umum meliputi: karakteristik setiap responden berdasarkan

identitas. Pada data khusus tentang Hubungan Antara Pengetahuan Ibu

Dan Dukungan Suami Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI

Ekslusif di Desa Bagi wilayah kerja Puskesmas Madiun Kabupaten

Madiun tahun 2020.

5.2.1 Data Umum

Pada data umum ini akan disajikan mengenai karakteristik responden

suami berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan. Responden istrii

berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan.

1. Karakteristik Usia (Tahun) (Istri)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden (Istri) Berdasarkan Usia


(Tahun) di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020

Usia (Tahun) Frekuensi P (%)


17-25 9 18,0
26-35 21 42,0
36-45 20 40,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir

setengahnya 21 responden (42,0%) berusia 26-35 tahun, dan sebagian

kecil 9 responden (18,0%) berusia 17-25 tahun.


67

2. Karakteristik Pendidikan (Istri)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden (Istri) Berdasarkan


Pendidikan di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas
Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020

Pendidikan Frekuensi P (%)


Dasar 15 30,0
Menengah 29 58,0
PT 6 12,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar 29 responden (58,0%) berpendidikan menengah, dan sebagian

kecil 6 responden (12,0%) berpendidikan PT.

3. Karakteristik Pekerjaan (Istri)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden (Istri) Berdasarkan


Pekerjaan di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020

Pekerjaan Frekuensi P (%)


Buruh 5 10,0
Wiraswasta 15 30,0
PNS 1 2,0
Pegawai Swasta 5 10,0
IRT 24 48,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar 24 responden (48,0%) bekerja sebagai IRT, dan sebagian kecil 5

responden (10,0%) bekerja sebagai buruh.


68

4. Karakteristik Suami Usia (Tahun)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden (Suami) Berdasarkan


Usia (Tahun) di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas
Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020

Usia (Tahun) Frekuensi P (%)


17-25 6 12,0
26-35 15 30,0
36-45 29 58,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.4 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar 29 responden (58,0%) berusia 36-45 tahun, dan sebagian kecil 6

responden (12,0%) berusia 17-25 tahun.

5. Karakteristik Pendidikan (Suami)

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden (Suami) Berdasarkan


Pendidikan di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas
Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020

Pendidikan Frekuensi P (%)


Dasar 17 34,0
Menengah 27 54,0
PT 6 12,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.5 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar 27 responden (54,0%) berpendidikan Menengah, dan sebagian

kecil 6 responden (12,0%) berprndidikan PT.


69

6. Karakteristik Pekerjaan (Suami)

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden (Suami) Berdasarkan


Pekerjaan di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020

Pekerjaan Frekuensi P (%)


Buruh 10 6,0
Wiraswasta 28 56,0
PNS 7 14,0
Pegawai Swasta 5 10,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.6 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar 28 responden (56,0%) bekerja sebagai Wiraswasta, dan sebagian

kecil 5 responden (10,0%) bekerja sebagai Pegawai Swasta.

5.2.2 Data Khusus

Pada data khusus akan disajikan mengenai sub variabel yang menjadi

fokus penelitian: Hubungan Antara Dukungan Suami Dan Pengetahuan

Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi wilayah

kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun tahun 2020.

1. Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi


Wilayah Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu dalam Pemberian


ASI Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas
Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020
Pengetahuan Ibu dalam
Frekuensi P (%)
Pemberian ASI Ekslusif
Baik 31 62,0
Kurang 19 38,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.7 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar 31 responden (62,0%) berpengetahuan baik dalam pemberian


70

ASI Ekslusif dan hampir setengahnya 19 responden (38,0%)

berpengetahuan kurang dalam pemberian ASI Ekslusif.

2. Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi


Wilayah Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami dalam Pemberian


ASI Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas
Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020
Dukungan Suami Dalam
Frekuensi P (%)
Pemberian ASI Ekslusif
Mendukung 33 66,0
Tidak Mendukung 17 34,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.8 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar 33 responden (66,0%) mendukung dalam pemberian ASI

Ekslusif, dan hamper setengahnya 17 responden (34,0%) tidak

mendukungan dalam pemberian ASI Ekslusif.

3. Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi Wilayah


Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI


Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun Tahun 2020
Perilaku Ibu Dalam Pemberian
Frekuensi P (%)
ASI Ekslusif
ASI Ekslusif 33 66,0
ASI Tidak Ekslusif 17 34,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.9 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar 33 responden (66,0%) pemberian ASI Ekslusif dan hampir

setengahnya 17 responden (34,0%) pemberian ASI tidak Ekslusif.


71

4. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Ibu dalam


Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas
Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020

Tabel 5.10 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Ibu


dalam Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi Wilayah
Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020
Perilaku Ibu
Pengeta- P p RP
ASI P Tidak P Jml α
huan Ibu (%) value (95%CI)
Ekslusif (%) Ekslusif (%)
Baik 26 83,9 5 16,1 33 100,0 8,9
0,001 0,05
Kurang 7 36,8 12 63,2 17 100,0 2,3-33,9
Jumlah 33 66,0 17 34,0 50 100,0
Sumber : Olahan Data SPSS

Berdasarkan Tabel 10 diatas terlihat bahwa perilaku memberikan

ASI Ekslusif memiliki jumlah responden lebih banyak pada responden

yang memiliki pengetahan baik sebesar (78,8%) atau 26 responden,

dibandingkan pada responden yang memiliki pengetahuan kurang

sebesar (21,2%) atau 7 responden. Hasil analisa bivariat diperoleh

nilai p-value=0,001<α=0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima (ada

hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI

Ekslusif) Nilai RP sebesar 8,9 artinya pengetahuan baik beresiko

memberikan ASI Ekslusif 13,5 kali dibandingkan dengan pengetahuan

kurang.
72

5. Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu dalam


Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas
Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020

Tabel 5.11 Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu


dalam Pemberian ASI Ekslusif di Desa Bagi Wilayah
Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun Tahun 2020
Perilaku Ibu
Dukungan P p RP
ASI P Tidak P Jml α
Suami (%) value (95%CI)
Ekslusif (%) Ekslusif (%)
Mendukung 27 81,8 6 18,2 33 100,0
13,5
Tidak 0,001 0,05
6 35,3 11 64,7 17 100,0 2,7-65,9
mendukung
Jumlah 33 66,0 17 34,0 50 100,0
Sumber : Olahan Data SPSS

Berdasarkan Tabel 11 diatas terlihat bahwa perilaku memberikan

ASI Ekslusif memiliki jumlah responden lebih banyak pada responden

yang memiliki suami mendukung sebesar (81,8%) atau 27 responden,

dibandingkan pada responden yang memiliki suami tidak mendukung

sebesar (35,3%) atau 6 responden. Hasil analisa bivariat diperoleh

nilai p-value=0,001<α=0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima (ada

hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI

Ekslusif) Nilai RP sebesar 13,5 artinya suami mendukung beresiko

memberikan ASI Ekslusif 13,5 kali dibandingkan dengan suami tidak

mendukung.

.
73

5.3 Pembahasan

Pada bagian ini akan dikemukakan dan dianalisis makna penemuan

yang telah dinyatakan dalam hasil dan menghubungkan dengan pertanyaan

penelitian.

5.3.1 Pengetahuan Ibu Mengenai ASI Eksklusif di Desa Bagi Wilayah


Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun

Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa perilaku memberikan ASI

Ekslusif memiliki jumlah responden lebih banyak pada responden yang

memiliki pengetahan baik sebesar (78,8%) atau 26 responden,

dibandingkan pada responden yang memiliki pengetahuan kurang sebesar

(21,2%) atau 7 responden.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang dilakukan oleh manusia

terhadap suatu objek tertentu melalui proses pengindraan yang lebih

dominan terjadi melalui proses pengindraan penglihatan dengan mata dan

pendengaran dengan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

dominan yang sangat menentukan dalam membentuk kebiasaan atau

tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2018). Sedangkan tingkat pengetahuan

yang tinggi ikut menentukan mudah tidaknya ibu untuk memahami dan

menyerap informasi tentang ASI eksklusif. Semakin tinggi tingkat

pengetahuan ibu, maka makin tinggi pula ibu dalam menyerap informasi

tantang ASI eksklusif (Siregar, 2004).

Pada faktor usia, Berdasarkan tabel tabulasi silang usia dengan

Pengetahuan ibu didapatkan hampir setengahnya 14 responden (28,0%)

berumur 35-46 tahun.


74

Menurut Depkes RI (2009) Dimana usia tersebut masuk dalam

kategori dewasa akhir. Menurut Meadow (2012) bahwa intelegensi

seseorang masih berfungsi baik pada usia dewasa karena terjadi

peningkatan pengetahuan yang dimiliki. Pernyataan tersebut diperkuat

oleh pernyataan Menurut Astutik (2019) salah satu faktor internal yang

mempengaruhi pengetahuan adalah usia yang mempengaruhi daya tangkap

dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia maka semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Sesuai dengan hasil dilapangan diketahuai bahwa responden ibu

dengan berpengetahuan baik responden memahami mengenai zat-zat ASI

Eksklusif yang lengkap sesuai dengan kebutuhan bayi karena responden

merasa bertanggng jawab atas kesehatan anak dan responden ibu dengan

berpengetahuan kurang ibu tidak memahami bahwa menyusui dengan

memberikan ASI Ekslusif dapat mencegah terjadinya kanker payudara.

Hal ini akan menghabat ibu untuk memahami dan menyerap informasi

tentang pemberian ASI eksklusif terhadap bayi.

Oleh karena itu ibu diharapkan memahami beberapa pengetahuan

mengenai pentingnya serta manfaat ASI Ekslusif agar dapat memenuhi

kebutuhan bayi dengan baik

5.3.2 Dukungan Suami Mengenai ASI Eksklusif di Desa Bagi Wilayah


Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun

Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa perilaku memberikan ASI

Ekslusif memiliki jumlah responden lebih banyak pada responden yang

memiliki suami mendukung sebesar (81,8%) atau 27 responden,


75

dibandingkan pada responden yang memiliki suami tidak mendukung

sebesar (35,3%) atau 6 responden. Hasil analisa bivariat diperoleh nilai p-

value=0,001<α=0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima (ada hubungan

dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Ekslusif) Nilai

RP sebesar 13,5 artinya suami mendukung beresiko memberikan ASI

Ekslusif 13,5 kali dibandingkan dengan suami tidak mendukung.

Dukungan adalah hubungan yang akrab atau kualitas hubungan

perkawinan dan keluarga. Dukungan suami adalah salah satu bentuk

interaksi terdiri dari informasi, nasihat atau yang didalamnya terdapat

hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata

yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya. Saat ini peran suami sangat

dibutuhkan harus membuat ibu merasa nyaman (Tantur, 2015).

Factor pendidikan didapatkan hampir setengahnya 20 responden atau

(40,0%) berpendidikan Menengah.

Menurut Sunaryo (2004) faktor eksogen atau faktor dari luar individu

yang mempengaruhi perilaku adalah pendidikan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan menurut Nursalam (2018) salah satu jenis dukungan adalah

dukungan Informasi yang mencakup memberi nasehat, petunjuk, saran

atau umpan balik. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Natoatmodjo

(2005) menyebutkan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

semakin mudah menerima informasi dan pengetahuan. Pendidikan

merupakan salah satu usaha pengorganisasian untuk meningkatkan

kesehatan karena tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku sehat


76

suami dengan tingkat pendidikan yang kurang mendukung akan

menyebabkan rendahnya kesadaran dalam menjaga kesehatan.

Sesuai dengan hasil dilapangan diketahuai bahwa dukungan suami di

dapat dengan suami sangat sedikit membantu mencari informasi mengenai

pemberian ASI dan pola pemberian ASI seperti, mencari informasi melalui

majalah, internet dll karena apabila suami memberikan dukungan tinggi

dengan memberikan informasi atau pengetahuan dalam pemberian ASI

Ekslusif maka akan mengurangi kekhawatiran atau stress pada ibu yang

dapat mempengaruhi produksi ASI dan suami sebagian suami tidak

memberikan suasana yang tenang saat ibu menyusui bayinya, tidak berisik.

Dan hal ini juga dikarenakan suami tidak mengerti dan tidak memberikan

dukungan emosional karena dalam memberikan ASI memerlukan sarana

yang tenang agar produksi ASI baik dan anak tidak rewel saat menyusu.

Oleh karena itu suami dengan diketahuinya beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi dukungan suami maka diharapkan suami dapat

mengoptimalkan masing-masing perannya sehingga nantinya ibu dapat

memperoleh dukungan suami secara optimal.

5.3.3 Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa Bagi Wilayah
Kerja Puskesmas Madiun Kabupaten Madiun

Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa sebagian besar 33

responden (66,0%) pemberian ASI Ekslusif dan sisanya 17 responden

(34,0%) pemberian ASI tidak Ekslusif.

Perilaku kesehatan adalah aksi yang dilakukan oleh orang untuk

memelihara atau mencapai kesehatan dan atau mencegah penyakit.


77

Perilaku kesehatan merefleksikan pemahaman dirinya tentang arti dan

kejadian gangguan kesehatan (Umar Fahmi Achmadi, 2013). Menyusui

adalah cara alami untuk memberikan asupan gizi, imunitas dan

memelihara emosional secara optimal bagi pertumbuhan dan

perkembangan bayi (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan tabel tabulasi silang usia dengan Perilaku ibu sebagian

kecil 5 responden (18,0%) bekerja sebagai wiraswasta dan buruh.

Pekerjaan ibu merupakan salah faktor pemicu yang seringkali

menghambat ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi

(Februhartanty, 2012). Ibu yang bekerja merasa kesulitan untuk

memberikan ASI secara maksimal kepada bayi, dengan berbagai alasan

seperti anak tidak mau menyusui, ASI menjadi berkurang, tidak ada

fasilitas ruang menyusui di tempat kerja, dan lain sebagainya. Hasil ini

sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa pekerjaan ibu di luar

rumah juga sangat terkait dengan lamanya ibu memberikan ASI Eksklusif

kepada bayinya. Namun pemberian ASI Eksklusif kepada bayi sangat

tergantung dari komitmen dan niat ibu untuk memberikan yang terbaik

kepada bayinya dan juga faktor lingkungan.

Sesuai dengan hasil dilapangan diketahuai bahwa sebagian besar

responden memberikan ASI Ekslusif dan sebagian memberikan ASI tidak

Ekslusif karena didapatkan ibu memberikan ASI Ekslusif dibarengi

dengan makanan tambahan lainya karena merasa bayi nya tidak cukup

apabila hanya diberikan ASI Ekslusif.


78

Oleh karena diharapkan ibu memahami bahwa tanggung jawab

seorang ibu salah satunya pemberian ASI pada bayi mengurangi angka

kematian Ibu dan anak serta mencegah penyakit yang berhubungan

dengan gizi dan daya tahan tubuh atau penyakit infeksi yang terjadi pada

bayi.

5.3.4 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian


ASI Eksklusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun

Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa terlihat responden ibu

berpengetahuan baik dengan berprilaku memberikan ASI Ekslusif

sebanyak 26 (83,9%) orang dan pengetahuan baik tetapi berperilaku tidak

memberikan ASI Ekslusif sebanyak 5 ( 16%) orang sedangkan dengan ibu

berpengetahuan kurang dengan berperilaku memberikan ASI Ekslusif

sebanyak 7 (36,8%) orang dan pengetahuan kurang tetapi berperilaku

tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 12 (63,2%). Hasil analisa

bivariat diperoleh nilai p-value=0,001<α=0,05 artinya H0 ditolak dan Ha

diterima (ada hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam

pemberian ASI Ekslusif) Nilai RP sebesar 8,9 artinya pengetahuan baik

beresiko memberikan ASI Ekslusif 13,5 kali dibandingkan dengan

pengetahuan kurang.

Pengetahuan merupakan salah satu penentu perilaku kesehatan yang

timbul dari seseorang atau masyarakat disamping tradisi, kepercayaan,

sikap, dan sebagainya. Ketersediaan fasilitas serta perilaku dan sikap para

petugas kesehatan juga berperan dalam mendukung dan memperkuat


79

terbentuknya perilaku. Pengetahuan menurut teori Lawrence Green

digolongkan sebagai faktor predisposisi bersama dengan keyakinan, sikap,

kepercayaan, dan nilai-nilai. Sedangkan ketersediaan fasilitas dapat

dikategorikan sebagai faktor pendukung dan perilaku serta sikap petugas

kesehatan sebagai faktor pendorong. Ketiga faktor inilah yang

mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Widianingrum ,2016)

yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku Ibu Pada

Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta. Hasil

uji Kendall-Tau menunjukkan bahwa (p) = 0,000< 0,05 yang berarti ada

hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pada pemberian ASI eksklusif

di Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta

Oleh karena itu diharapkan ibu semakin semakin baik tingkat

pengetahuan maka semakin baik perilaku pemberian ASI eksklusif dan

apabila ibu mempunyai pengetahuan yang benar tentang ASI eksklusif

mencakup pengertian, alasan pemberian ASI eksklusif, manfaat dan

dampak yang dapat ditimbulkan apabila tidak memberikan ASI secara

eksklusif maka ibu akan memberikan ASI dengan benar dan melindungi

bayi dari terkena berbagai penyakit

5.3.5 Hubungan Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian


ASI eksklusif di Desa Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Madiun
Kabupaten Madiun

Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa terlihat responden suami

dengan dukungan suami yang mendukung dengan ibu berperilaku


80

memberikan ASI Ekslusif sebanyak 27 (81,8%) orang dan dukungan

suami tetapi yang mendukung dengan ibu berperilaku tidak memberikan

ASI Ekslusif sebanyak 6 (18,2%) orang sedangkan suami yang tidak

mendukung dengan ibu berperilaku memberikan ASI Ekslusif sebanyak 6

(35%) orang dan suami yang tidak mendukung dengan ibu berperilaku

tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 11 (64%).

Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan non-verbal, saran,

bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap

ibu hamil didalam lingkungan sosialnya (Friedman, 2010). Dukungan

suami merupakan suatu bentuk wujud dari sikap perhatian dan kasih

sayang. Dukungan dapat diberikan baik fisik maupun psikis. Suami

memiliki andil yang cukup besar dalam menentukan status kesehatan ibu.

Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang baik pada

ibu untuk memeriksakan kehamilannya (Eko, 2008). ASI Eksklusif adalah

cairan yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebagai asupan pertama

kali. ASI diberikan pada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan tanpa

menambahkan makanan tambahan lain kecuali obat dan vitamin.

Pemberian ASI Eksklusif dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi serta

melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan infeksi saluran

pernafasan (KEMENKES RI, 2010; Peraturan Pemerintah Nomor 33

Tahun 2012). ASI sebaiknya diberikan sesuai kemauan dari bayi tanpa

adanya batasan waktu maupun frekuensinya (Riskesdas, 2010).


81

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Jayanta Permata

Hargi, 2013) yang berjudul Hubungan Dukungan Suami Dengan Sikap

Ibu Dalam Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa

Kabupaten Jember. Hasil uji stastistik Spearman Rank diperoleh nilai p

value = 0,000 yang berarti nilai p value lebih kecil dari nilai alpha (p < α)

dengan α = 0,05, sehingga H0 ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan sikap ibu dalam

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten

Jember.

Oleh karena itu diharapkan suami memberikan perilaku

memperdulikan ibu saat ibu dalam memberikan ASI apabila seorang ibu

mendapatkan manfaat dari seluruh dukungan suami, maka seorang ibu

tersebut telah mendapatkan stimulus positif untuk merubah perilakunya

menjadi positif.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang

Hubungan antara Dukungan Suami dan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Ibu

dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa Bagi wilayah kerja Puskesmas Madiun

Kabupaten Madiun tahun 2020.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan antara Dukungan Suami dan

Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif dapat

disimpulkan:

1. Sebagian besar 33 responden (66,0%) suami mendukung dalam

pemberian ASI Ekslusif.

2. Sebagian besar 31 responden (62,0%) ibu berpengetahuan baik dalam

pemberian ASI Ekslusif.

3. Sebagian besar 33 responden (66,0%) ibu memberikan ASI Ekslusif

4. Ada Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Perilaku Ibu Dalam

Pemberian ASI Ekslusif dengan tingkat keeratan hubungan kategori

cukup.

5. Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku Ibu Dalam

Pemberian ASI Ekslusif keeratan hubungan kategori cukup.

82
83

6.2 Saran

1. Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan diharapkan untuk bisa melakukan

berbagai macam pengabdian kepada masyarakat terutama keluarga

yang memiliki bayi dalam masa pemberian ASI dengan memberikan

pendidikan penyuluhan kesehatan tentang faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI, dan kandungan ASI.

2. Untuk Ibu dan Suami

Di harapkan bagi ibu untuk lebih proaktif mencari informasi guna

meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dan pengetahuan

bahwa pemberian ASI pada anak dapat mencegah terjadinyaa kanker

payudara informasi tersebut bisa didapatkan melalui tenaga kesehatan,

kader penyuluhan KP-ASI, media cetak, televisi, internet serta ibu

sebaiknya melakukan perawatan payudara agar dapat merangsang

produksi ASI yang cukup.

Di harapkan bagi suami dapat ikut datang ke kelompok pendukung

ASI atau KP-ASI untuk mendukung program pemberian ASI Ekslusif

guna mengetahui informasi berupa penyuluhan suami juga memberikan

dukungan emosional meliputi mendampingi ibu saat menyusui,

memberikan suasana nyaman, perhatian terhadap ibu serta memberikan

pertolongan langsung dan untuk ibu pekerja diperlukan motivasi dengan

suami mengingatkan ibu waktu pelaksanaan pemberian ASI Ekslusif ,


84

rajin memerah ASIP dengan memompa ASI sehingga ibu bisa tetap

memberikan ASI pada saat bekerja.

2. Kantor Desa atau Polindes atau Posyandu

Sebagai fasilitas kesehatan masyarakat dengan memasang gambar

atau banner tentang fator-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

Ekslusif, cara menyusui bayi yang benar, kandungan ASI Ekslusif,

3. Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan memberikan pendidikan kesehatan tentang

faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif, cara menyusui

bayi yang benar, kandungan ASI Ekslusif pada saat kegiatan di

Posyandu atau Polindes.

4. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya meneliti tentang fator-faktor yang

mempengaruhi pemberian ASI tidak Ekslusif


DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Umar Fahmi. 2013. Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Depok:
PT. Rajagrafindo Persada.

Astutik. 2019. Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Awatef, dan Jordan, 2019. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Naura Books.

Ayu, Ida. 2018. Inisiasi Menyusui Dini & ASI Ekslusif. Jakarta: Penggagas Forum
Studi Pemberdayaan Keluarga.

Azwar, Saifuddin. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Dahlan, M. Sopiyudin. 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta:


Epidemiologi Indonesia.

Eveline, P.N. 2010. Panduan Pintar Merawat Bayi & Balita. Jakarta: PT Wahyu
Media.

Muninggar, Intan. 2016. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Suami


dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta.
Dipetik melalui eprints.ums.ac.id Naskah Publikasi pada tanggal 23 April
2020 pukul 15.00 WIB.

Kemetrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Penyelenggaraan


Pekan ASI Sedunia (PAS) Tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Strategi Peningkatan Makanan


Bayi dan Anak (PMBA). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Menuju Masyarakat Yang Sehat


Yang Mandiri Dan Berkeadilan. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Menyusui Sebagai Dasar


Kehidupan. Jakarta: Bakti Husada.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Dinas Kesehata Provinsi


Jawa Timur, 2015. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Kemenkes. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. 2016. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia 2017.

85
86

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Dinas Kesehatan


Kabupaten, 2016. Madiun: Dinas Kesehatan Kabupaten.

Makhfuduli. 2019. Keajaiban ASI, Makanan Terbaik Untuk Kesehatan,


Kecerdasan Dan Kelincahan Si Kecil . Yogyakarta: ANDI.

Monica, F.B. 2018. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Naura Books.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurleli., Purba, J.M., dan Sembiring, R. 2017. Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Ibu dengan Tindakan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Rambung
Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai. Dipetik melalui
jurnal.kesdammedan.ac.id. Diakses pada hari Senin, 24 Februari 2020 pukul
09.00 WIB.

Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Nursalam. 2018. ASI dan Menyusui. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia.

Patria, Fredrico. 2018. Dahsyatnya Hamil Sehat & Noramal. Yogyakarta:


Idesegar Media Utama.

Puspita, R. M. 2018. ASI dan Menyusui: Panduan Praktis Bagi Ibu Setelah
Melahirkan. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Saryono, Mekar Dwi Anggraeni. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan


Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Simanungkalit, H. M. 2017. Hubungan Status Pekerjaan dan Pengetahuan Ibu


Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Jekan Raya Kota Palangkaraya. Dipetik melalui jurnal.poltekeskupang.ac.id.
Diakses pada hari Senin, 24 Februari 2020 pukul 09.34 WIB.

Sitopu, S. D. 2017. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI di


Kelurahan Lalang Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan
Medan Sunggal. Dipetik melalui ojs.uniska-bjm.ac.id. Diakses pada hari
Senin, 24 Februari 2020 pukul 09.15 WIB.
87

Soetjiningsih. 2019. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sunaryo. 2018. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Syahdrajat, Tantur. 2015. Panduan Menulis Tugas Akhir Kedokteran &


Kesehatan. Jakarta: Kencana.

Sari. 2017. Dukungan Suami dan Keluarga. Jakarta: Salemba Medika.

Utami. Roesli. 2019. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: EGC.

Februhartanty, J. 2017. ASI Dari Ayah Untuk Ibu Bayi. Jakarta: Semesta Media.

Wirawan, I. S. 2019. Hubungan Motivasi dan Aktivitas Ibu Menyusui dengan


Pemberian ASI Eksklusif di RW 02 di Pangkalan Jati Kecamatan Limo Kota
Depok. Laporan Hasil Penelitian. Jakarta: Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional
Veteran.

Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI: Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan


dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: Andi.
87

Lampiran 1
88

Lampiran 2

Penelitian dan Inform Consent No. Responden [ ][ ][ ]

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN DAN INFORM CONSENT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI


DENGAN PRILAKU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI DESA
BAGI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MADIUN KABUPATEN
MADIUN

Assalamualaikum wr.wb
Yang terhormat Ibu dan Bapak, perkenalkan saya Husnaeni Fariski. Pada
kesempatan kali ini saya mohon kesediaan Ibu untuk berkenan menjadi responden
pada penelitian dengan judul diatas, guna untuk memenuhi penyusunan skripsi
studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. Maka
saya akan mewawancarai Ibu dan Bapak untuk beberapa hal yang berkaitan
dengan ASI Eklusif. Jawaban yang ibu berikan akan bermanfaat bagi program
kesehatan Kabupaten Madiun dan terjamin kerahasiaannya. Apakah ibu bersedia
menjadi responden pada penelitian ini?
1. Ya [ ] 2. Tidak [ ]
Setelah mengetahui penjelasan tentang tujuan penelitian, prosedur
penelitian, manfaat dan inti dari kuesioner ini. Saya mengerti bahwa “Pada diri
saya akan dilakukan wawancara dengan pertanyaan pada kuesioner”
Maka dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur : Tahun
Alamat Lengkap :
Nama Balita :
No. Telpon :
Menyatakan setuju untuk berpartisipas menjadi subjek penelitian ini secara
sukarela tanpa ada paksaan.

Madiun, 2018
Pembuat Peryataan

( )
89

Lampiran 3

Nomer Responden: ………. Tanggal: ……….................

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI


DENGAN PRILAKU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI DESA BAGI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MADIUN KABUPATEN MADIUN

A. Identitas Responden Ibu

Usia Ibu :
Pendidikan Ibu : 1.SD 4. SLTA
2.SLTP 5. Perguruan Tinggi

Pekerjaan Ibu : 1. Buruh 3. PNS 5. IRT


2. Wirausaha 4. Pegawai Swasta

B. Identitas Bayi

Usia Bayi : bulan


Jenis Kelamin Bayi : 1. Laki-Laki 2. Perempuan
90

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU

C. Pengetahuan
Lingkari jawaban yang benar menurut Anda!
1. Apakah Air Susu Ibu (ASI) mengandung zat-zat gizi yang lengkap sesuai
kebutuhan bayi?
a. Benar (1)
b. Salah (0)
2. Apakah ASI mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari
penyakit?
a. Benar (1)
b. Salah (0)
3. Apakah susu formula dapat melindungi bayi dari penyakit karena
mengandung zat kekebalan?
a. Benar (0)
b. Salah (1)
4. Apakah menyusui dengan ASI dapat meningkatkan kecerdasan bayi?
a. Benar (1)
b. Salah (0)
5. Apakah pemberian ASI pada bayi sampai usia > 6 bulan?
a. Benar (1)
b. Salah (0)
6. Apakah Ibu yang menyusui ASI ekslusif mencegah terjadi kanker
payudara?
a. Benar (1)
b. Salah (0)
7. Apakah kolustrum adalah ASI yang pertama keluar setelah melahirkan?
a. Benar (1)
b. Salah (0)
8. Apakah menyusui dengan ASI kepada bayi akan memberikan kasih
sayang?
a. Benar (1)
b. Salah (0)
9. Apakah manfaat ASI dari segi ekonomi dapat berhemat dan sangat praktis
dari pada menggunakan susu formula?
a. Benar (1)
b. Salah (0)
10. Apakah manfaat ASI dapat meningkatkan kasih sayang antara ibu dan
bayi?
a. Benar (1)
b. Salah (0)
91

KUESIONER PENELITIAN SUAMI

D. Identitas Responden Suami

Usia Suami :
Pendidikan Suami : 1.SD 4. SLTA
2.SLTP 5. Perguruan Tinggi

Pekerjaan Suami : 1. Buruh 3. PNS


2. Wirausaha 4. Pegawai Swasta

E. Dukungan Suami
Pilihan Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Sering
Kadang Pernah
1 Suami membantu mencari informasi
mengenai pemberian ASI dan pola
2 1 0
pemberian ASI seperti, mencari
informasi melalui majalah, internet dll
2 Suami menyarankan ibu untuk tetap
0 1 2
menyusui secara eksklusif
3 Suami ikut merawat bayi, seperti
membantu menggantikan popok,
0 1 2
menyendawakan bayi, menggendong,
memandikan bayi dll
4 Suami ikut mendampingi ibu saat
2 1 0
menyusui walaupun tengah malam
5 Suami memberikan suasana yang tenang
2 1 0
saat ibu menyusui bayinya, tidak berisik
6 Suami memberikan informasi tentang
ASI dan menyusui, seperti pentingnya 2 1 0
ASI, cara menyimpan ASI perah
7 Suami membantu mengatasi masalah
2 1 0
dalam pemberian ASI
8 Suami mau membelikan makanan
tambahan, suplemen untuk ibu selama 2 1 0
ibu menyusui
9 Suami selalu mengingatkan ibu untuk
mencukupi kebutuhan gizi ibu selama 2 1 0
menyusui
10 Suami memberikan rasa nyaman,
0 1 2
perhatian, dicintai selama ibu menyusui
92

KUESIONER PENELITIAN PRILAKU IBU

F. Perilaku Ibu
1. Apakah ibu memberikan ASI?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
2. Apakah ibu memberikan ASI dari awal kelahiran hingga 6 bulan?
c. Ya (1)
d. Tidak (0)
3. Apakah ibu memberikan ASI dibarengi dengan pemberian makanan
tambahan dan minuman apapun seperti pisang, bubur nasi, madu, air putih
dan lain sebagainya ?
a. Ya (0)
b. Tidak (1)
4. Apakah ibu memberikan susu formula pada bayi ?
a. Ya (0)
b. Tidak (1)
5. Apakah ibu tetap memberikan ASI pada saat bekerja?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
6. Apakah Ibu memberikan ASI sesering mungkin, walaupun bayi tertidur.
Bayi harus dibangunkan dan diberi ASI?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
7. Apakah Ibu memberian ASI kepada bayi hanya pada saat bayi menangis ?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
8. Apakah Ibu memberikan susu formula ketika kekurangan produksi ASI?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
9. Apakah Ibu memakan makanan yang bergizi selama menyusui seperti
memperbanyak makan sayur dan buah agar dapat memrpoduksi ASI
dengan lancar?
a. Ya (1)
b. Tidak
10. Apakah Ibu memberikan ASI pada bayi dengan cukup?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
93

Lampiran 4

KARTU BIMBINGAN
94

Lampiran 5
95

Lampiran 6
96
97
98

Lampiran 7
99

Lampiran 8
Lampiran 8 DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 9
TABULASI DATA UMUM
Istri Suami Bayi
No Perilaku
Usia Usia Usia Pengetahuan Dukungan Suami
Res Pendidikan Pekerjaan Pendidikan Pekerjaan Jenis Kelamin ASI Ekslusif
(tahun) (tahun) (bulan)
1 26 Dasar Buruh 30 Dasar Wiraswasta 6 Laki-laki Kurang Tidak Mendukung Tidak Esklusif
2 36 PT Swasta 39 PT PNS 3 Laki-laki Baik Mendukung Esklusif
3 30 Dasar Wiraswasta 32 Dasar Wiraswasta 2 Perempuan Kurang Tidak Mendukung Tidak Esklusif
4 21 Dasar Buruh 26 Dasar Wiraswasta 1 Perempuan Kurang Tidak Mendukung Tidak Esklusif
5 38 PT Swasta 45 Menengah Wiraswasta 5 Perempuan Baik Mendukung Esklusif
6 35 Menengah IRT 35 Dasar Wiraswasta 5 Laki-laki Baik Tidak Mendukung Esklusif
7 39 Menengah Wiraswasta 42 PT PNS 5 Laki-laki Baik Mendukung Esklusif
8 37 Menengah Wiraswasta 40 Menengah Wiraswasta 3 Laki-laki Baik Mendukung Esklusif
9 20 Dasar IRT 27 Dasar Wiraswasta 3 Laki-laki Kurang Tidak Mendukung Tidak Esklusif
10 22 Dasar Buruh 28 Dasar Buruh 5 Perempuan Kurang Tidak Mendukung Tidak Esklusif
11 36 PT IRT 40 PT PNS 2 Perempuan Baik Mendukung Esklusif
12 38 Menengah IRT 42 Menengah Wiraswasta 2 Perempuan Baik Mendukung Esklusif
13 25 Menengah IRT 25 Menengah Wiraswasta 3 Laki-laki Baik Tidak Mendukung Esklusif
14 36 Dasar Wiraswasta 39 Dasar Wiraswasta 3 Laki-laki Kurang Mendukung Esklusif
15 35 Menengah IRT 39 Menengah Wiraswasta 3 Laki-laki Baik Mendukung Esklusif
16 34 Menengah Swasta 25 Menengah Buruh 5 Laki-laki Baik Tidak Mendukung Tidak Esklusif
17 25 Menengah IRT 24 Menengah Wiraswasta 5 Perempuan Baik Mendukung Esklusif
18 25 Dasar Wiraswasta 36 Menengah Wiraswasta 1 Perempuan Kurang Mendukung Esklusif
19 36 Menengah Wiraswasta 42 Menengah Wiraswasta 1 Laki-laki Kurang Mendukung Esklusif
20 28 Dasar IRT 37 Dasar Buruh 2 Perempuan Baik Tidak Mendukung Tidak Esklusif
21 35 Menengah IRT 32 Dasar Wiraswasta 1 Perempuan Baik Tidak Mendukung Esklusif
22 40 Menengah IRT 35 Menengah Wiraswasta 1 Perempuan Kurang Mendukung Esklusif
23 35 Menengah IRT 34 Menengah Buruh 6 Perempuan Baik Tidak Mendukung Esklusif
24 38 PT IRT 43 Menengah Swasta 6 Laki-laki Baik Tidak Mendukung Esklusif
25 37 PT Swasta 35 Menengah Wiraswasta 0 Perempuan Kurang Tidak Mendukung Tidak Esklusif
26 25 Menengah IRT 25 Dasar Wiraswasta 6 Perempuan Baik Mendukung Esklusif

100
27 35 Dasar IRT 42 Menengah Wiraswasta 5 Perempuan Kurang Mendukung Esklusif
Istri Suami Bayi
No Perilaku
Usia Usia Usia Pengetahuan Dukungan Suami
Res Pendidikan Pekerjaan Pendidikan Pekerjaan Jenis Kelamin ASI Ekslusif
(tahun) (tahun) (bulan)
28 36 Dasar Wiraswasta 35 Dasar Wiraswasta 5 Laki-laki Kurang Mendukung Tidak Esklusif
29 34 Menengah IRT 37 Menengah Wiraswasta 5 Perempuan Baik Mendukung Esklusif
30 35 Menengah IRT 39 PT Swasta 5 Perempuan Baik Mendukung Esklusif
31 34 Menengah IRT 36 PT PNS 5 Laki-laki Baik Mendukung Esklusif
32 30 Menengah Wiraswasta 36 Dasar Wiraswasta 5 Laki-laki Kurang Mendukung Esklusif
33 33 Menengah Wiraswasta 25 Menengah Wiraswasta 5 Laki-laki Baik Tidak Mendukung Esklusif
34 36 Dasar Wiraswasta 34 Dasar Wiraswasta 3 Laki-laki Kurang Mendukung Tidak Esklusif
35 39 Menengah Wiraswasta 45 Menengah Wiraswasta 2 Perempuan Baik Mendukung Esklusif
36 37 Dasar Buruh 45 Dasar Buruh 1 Laki-laki Kurang Mendukung Tidak Esklusif
37 31 Menengah IRT 34 PT Swasta 0 Perempuan Kurang Mendukung Esklusif
38 26 Dasar Wiraswasta 33 Dasar Buruh 5 Perempuan Kurang Mendukung Tidak Esklusif
39 35 Menengah Wiraswasta 39 Menengah PNS 3 Perempuan Baik Mendukung Esklusif
40 40 Menengah Wiraswasta 45 Menengah Wiraswasta 3 Perempuan Baik Mendukung Esklusif
41 27 PT PNS 37 Menengah Swasta 4 Laki-laki Baik Tidak Mendukung Tidak Esklusif
42 35 Menengah IRT 35 Menengah Wiraswasta 5 Laki-laki Baik Mendukung Esklusif
43 22 Menengah Swasta 28 Dasar Wiraswasta 6 Laki-laki Baik Tidak Mendukung Tidak Esklusif
44 39 Menengah IRT 43 Menengah PNS 6 Laki-laki Baik Mendukung Esklusif
45 38 Menengah IRT 42 Menengah Wiraswasta 4 Laki-laki Baik Mendukung Esklusif
46 25 Dasar IRT 24 Menengah Wiraswasta 4 Perempuan Kurang Mendukung Tidak Esklusif
47 37 Dasar Wiraswasta 42 Dasar Wiraswasta 5 Perempuan Baik Tidak Mendukung Tidak Esklusif
48 38 Menengah IRT 44 Menengah PNS 6 Perempuan Baik Mendukung Esklusif
49 39 Menengah IRT 44 Menengah Swasta 0 Laki-laki Baik Mendukung Esklusif
50 36 Menengah Buruh 35 Menengah Buruh 3 Laki-laki Kurang Mendukung Tidak Esklusif

101
102

Lampiran 10
DATA KHUSUS PENGETAHUAN IBU

No Soal Skor
No Skor Prosen-
Yang Pengetahuan
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Maksimal tase
Didapat
1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 5 10 50 Kurang
2 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 6 10 60 Baik
3 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 10 40 Kurang
4 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 10 40 Kurang
5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90 Baik
6 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 6 10 60 Baik
7 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 10 70 Baik
8 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 10 70 Baik
9 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 5 10 50 Kurang
10 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 10 40 Kurang
11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90 Baik
12 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 10 80 Baik
13 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 8 10 80 Baik
14 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 5 10 50 Kurang
15 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 10 70 Baik
16 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 7 10 70 Baik
17 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 10 70 Baik
18 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 5 10 50 Kurang
19 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 10 20 Kurang
20 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 10 80 Baik
21 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 10 70 Baik
22 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5 10 50 Kurang
23 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 10 70 Baik
24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 10 80 Baik
25 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5 10 50 Kurang
26 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 10 80 Baik
27 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4 10 40 Kurang
28 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3 10 30 Kurang
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90 Baik
30 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 10 80 Baik
31 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 7 10 70 Baik
32 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4 10 40 Kurang
33 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 10 60 Baik
34 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 10 40 Kurang
35 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 10 70 Baik
36 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4 10 40 Kurang
37 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 5 10 50 Kurang
38 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 10 40 Kurang
39 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 10 80 Baik
40 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90 Baik
41 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90 Baik
42 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 80 Baik
43 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 10 60 Baik
44 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 10 60 Baik
45 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 10 80 Baik
46 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 4 10 40 Kurang
47 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 10 80 Baik
48 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 10 70 Baik
103

No Soal Skor
No Skor Prosen-
Yang Pengetahuan
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Maksimal tase
Didapat
49 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 8 10 80 Baik
50 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 10 40 Kurang
JML 42 24 27 30 32 23 33 38 36 33

Keterangan:
1. Pengetahuan Baik ≥56%
2. Pengetahuan Kurang <55%
104

Lampiran 11

DATA KHUSUS DUKUNGAN SUAMI


No Soal Skor
No Skor Prosen-
Yang Dukungan Suami
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Maksimal tase
Didapat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 20 40 Tidak Mendukung
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 20 80 Mendukung
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 20 40 Tidak Mendukung
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 20 50 Tidak Mendukung
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 20 95 Mendukung
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 20 40 Tidak Mendukung
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 20 85 Mendukung
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 12 20 60 Mendukung
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 20 50 Tidak Mendukung
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 20 45 Tidak Mendukung
11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 20 85 Mendukung
12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 20 80 Mendukung
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 20 45 Tidak Mendukung
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 20 95 Mendukung
15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 12 20 60 Mendukung
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 20 45 Tidak Mendukung
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 20 50 Mendukung
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Mendukung
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 13 20 65 Mendukung
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 20 50 Tidak Mendukung
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 20 45 Tidak Mendukung
22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 12 20 60 Mendukung
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 20 50 Tidak Mendukung
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 20 50 Tidak Mendukung
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 20 55 Tidak Mendukung
26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 20 95 Mendukung
27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 20 85 Mendukung
28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 20 80 Mendukung
29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 14 20 70 Mendukung
30 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Mendukung
31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Mendukung
32 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 20 80 Mendukung
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 20 45 Tidak Mendukung
34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Mendukung
35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 14 20 70 Mendukung
36 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 20 85 Mendukung
37 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 20 80 Mendukung
38 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Mendukung
39 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 20 80 Mendukung
40 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 12 20 60 Mendukung
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 20 45 Tidak Mendukung
42 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 20 95 Mendukung
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 20 45 Tidak Mendukung
44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 13 20 65 Mendukung
45 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Mendukung
46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 12 20 60 Mendukung
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 20 55 Tidak Mendukung
48 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Mendukung
105

No Soal Skor
No Skor Prosen-
Yang Dukungan Suami
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Maksimal tase
Didapat
49 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 20 80 Mendukung
50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 20 85 Mendukung

Keterangan:
1. Mendukung ≥56%
2. Tidak Mendukung <55%
106

Lampiran 12
DATA KHUSUS PERILAKU IBU

No Soal Skor
No Skor Prosen-
Yang Perilaku Ibu
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Maksimal tase
Didapat
1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 5 10 40 Tidak Esklusif
2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 10 80 Esklusif
3 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3 10 30 Tidak Esklusif
4 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 10 40 Tidak Esklusif
5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90 Esklusif
6 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 10 70 Esklusif
7 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 10 80 Esklusif
8 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 10 70 Esklusif
9 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 5 10 50 Tidak Esklusif
10 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 10 40 Tidak Esklusif
11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90 Esklusif
12 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 10 80 Esklusif
13 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 8 10 80 Esklusif
14 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6 10 60 Esklusif
15 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 10 70 Esklusif
16 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 5 10 50 Tidak Esklusif
17 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 10 70 Esklusif
18 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7 10 70 Esklusif
19 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 2 10 40 Esklusif
20 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 8 10 50 Tidak Esklusif
21 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 10 70 Esklusif
22 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 10 60 Esklusif
23 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 10 70 Esklusif
24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 10 80 Esklusif
25 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5 10 50 Tidak Esklusif
26 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 10 80 Esklusif
27 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 4 10 60 Esklusif
28 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3 10 30 Tidak Esklusif
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90 Esklusif
30 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 10 80 Esklusif
31 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 7 10 70 Esklusif
32 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 10 60 Esklusif
33 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 10 60 Esklusif
34 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 10 40 Tidak Esklusif
35 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 10 70 Esklusif
36 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4 10 40 Tidak Esklusif
37 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 10 70 Esklusif
38 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 10 40 Tidak Esklusif
39 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 10 80 Esklusif
40 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90 Esklusif
41 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90 Tidak Esklusif
42 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 80 Esklusif
43 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 6 10 50 Tidak Esklusif
44 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 10 60 Esklusif
45 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 10 80 Esklusif
46 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 4 10 40 Tidak Esklusif
47 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 8 10 40 Tidak Esklusif
48 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 10 70 Esklusif
107

No Soal Skor
No Skor Prosen-
Yang Perilaku Ibu
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Maksimal tase
Didapat
49 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 8 10 80 Esklusif
50 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 10 40 Tidak Esklusif
43 24 24 30 31 24 33 39 36 34

Keterangan:
1. Esklusif ≥56%
2. Tidak Esklusif <55%
108

Lampiran 13

TABULASI SILANG PENGETAHUAN IBU

1. Tabulasi Silang Usia dengan Pengetahuan Ibu


Usia Pengetahuan Ibu
Jumlah P (%)
(Tahun) Baik P (%) Kurang P (%)
17-25 6 12,0 3 6,0 9 18,0
26-35 13 26,0 8 16,0 21 42,0
36-45 12 24,0 8 16,0 20 40,0
Jumlah 31 62,0 19 38,0 50 100,0

2. Tabulasi Silang Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu


Pengetahuan Ibu
Pendidikan Jumlah P (%)
Baik P (%) Kurang P (%)
Dasar 2 4,0 13 26,0 15 30,0
Menengah 24 48,0 5 10,0 29 58,0
PT 5 10,0 1 2,0 6 12,0
Jumlah 31 62,0 19 38,0 50 100,0

3. Tabulasi Silng Pekerjaan dengan Pengetahuan Ibu


Pengetahuan Ibu
Pekerjaan Jumlah P (%)
Baik P (%) Kurang P (%)
Buruh 5 10,0 5 10,0
Wiraswasta 7 14,0 8 16,0 15 30,0
PN 1 2,0 1 2,0
Swasta 4 8,0 1 2,0 5 10,0
IRT 19 38,0 5 10,0 24 48,0
Jumlah 31 62,0 19 38,0 50 100,0
109

Lampiran 14

TABULASI SILANG DUKUNGAN SUAMI

1. Tabulasi Silang Usia dengan Dukungan Suami


Dukungan Suami
Usia
Tidak Jumlah P (%)
(Tahun) Mendukung P (%) P (%)
Mendukung
17-25 3 6,0 3 6,0 6 12,0
26-35 5 10,0 10 20,0 15 30,0
36-45 25 50,0 4 8,0 29 58,0
Jumlah 33 66,0 17 34,0 50 100,0

2. Tabulasi Silang Pendidikan Dengan Dukungan Suami


Dukungan Suami
Pendidikan Tidak Jumlah P (%)
Mendukung P (%) P (%)
Mendukung
Dasar 7 14,0 10 20,0 17 34,0
Menengah 20 40,0 7 17,0 27 54,0
PT 6 12,0 6 12,0
Jumlah 33 66,0 17 34,0 50 100,0

3. Tabulasi Silng Pekerjaan dengan Dukungan Suami


Dukungan Suami
Pekerjaan Tidak Jumlah P (%)
Mendukung P (%) P (%)
Mendukung
Buruh 5 10,0 5 10,0 10 20,0
Wiraswasta 18 36,0 10 20,0 28 56,0
PN 7 14,0 7 14,0
Swasta 3 6,0 2 4,0 5 10,0
Jumlah 33 66,0 17 34,0 50 100,0
110

Lampiran 15

TABULASI SILANG PERILAKU IBU

1. Tabulasi Silang Usia dengan Perilaku Ibu


Perilaku Ibu
Usia
ASI ASI Tidak Jumlah P (%)
(Tahun) P (%) P (%)
Ekslusif Ekslusif
17,25 4 8,0 5 10,0 9 18,0
26-35 13 26,0 8 16,0 21 42,0
36-45 16 32,0 4 8,0 20 40,0
Jumlah 33 66,0 17 34,0 50 100,0

2. Tabulasi Silang Pendidikan dengan Perilaku Ibu


Perilaku Ibu
Pendidikan ASI ASI Tidak Jumlah P (%)
P (%) P (%)
Ekslusif Ekslusif
Dasar 3 6,0 12 24,0 15 30,0
Menengah 26 52,0 3 6,0 29 58,0
PT 4 8,0 2 4,0 6 12,0
Jumlah 33 66,0 17 34 50 100,0

3. Tabulasi Silng Pekerjaan dengan Perilaku Ibu


Perilaku Ibu
Pekerjaan ASI ASI Tidak Jumlah P (%)
P (%) P (%)
Ekslusif Ekslusif
Buruh 5 10,0 5 10,0
Wiraswasta 10 20,0 5 10,0 15 30,0
PN 1 2,0 1 2,0
Swasta 2 4,0 3 6,0 5 10,0
IRT 21 42,0 3 6,0 24 48,0
Jumlah 33 66,0 17 34,0 50 100,0
111

Lampiran 16
HASIL UJI CROSSTABS

PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan_Ibu *
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Perilaku_ASI_Ekslusif

Pengetahuan_Ibu * Perilaku_ASI_Ekslusif Crosstabulation


Count
Perilaku_ASI_Ekslusif
Ekslusif Tidak Ekslusif Total
Pengetahuan_Ibu Baik 26 5 31
Kurang 7 12 19
Total 33 17 50

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 11.611a 1 .001
Continuity Correctionb 9.609 1 .002
Likelihood Ratio 11.704 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear Association 11.378 1 .001
N of Valid Casesb 50
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.46.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan (Baik /
8.914 2.343 33.909
Kurang)
For cohort Perilaku_Ibu = Ekslusif 2.276 1.239 4.184
For cohort Perilaku_Ibu = Tidak
.255 .107 .611
Ekslusif
N of Valid Cases 50
112

DUKUNGAN SUAMI DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan_Suami *
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Perilaku_ASI_Ekslusif

Dukungan_Suami * Perilaku_ASI_Ekslusif Crosstabulation


Count
Perilaku_ASI_Ekslusif
Ekslusif Tidak Ekslusif Total
Dukungan_Suami Mendukung 27 6 33
Tidak Mendukung 6 11 17
Total 33 17 50

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 10.822a 1 .001
Continuity Correctionb 8.848 1 .003
Likelihood Ratio 10.736 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear Association 10.606 1 .001
N of Valid Casesb 50
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.78.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Dukungan_Suami
8.250 2.179 31.230
(Mendukung / Tidak Mendukung)
For cohort Perilaku_Ibu = Ekslusif 2.318 1.194 4.501
For cohort Perilaku_Ibu = Tidak
.281 .126 .628
Ekslusif
N of Valid Cases 50
Lembar Revisi

113
114

Anda mungkin juga menyukai