SKRIPSI
Oleh :
JULIA PUTRI
UTAMI NPM
210102201P
SKRIPSI
Oleh :
JULIA PUTRI
UTAMI NPM
210102201P
ABSTRAK
Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif secara nasional tahun 2020 yaitu sebesar
66,06%. Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan
mengasuh bayi. Durasi dan frekuensi bayi tidak hanya berpengaruh pada bayi
tetapi juga pada ibunya, hal ini dikarenakan frekuensi isapan bayi akan
mempengaruhi produksi ASI ibu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
membantu meningkatkan durasi dan frekuensi menyusu adalah dengan
memberikan perawatan pijat bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada bayi usia 0-6
bulan di Puskesmas Antar Brak Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan pre experiment
dan desain one group pretest and posttest design. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak Kecamatan Limau
Kabupaten Tanggamus pada bulan Januari tahun 2022 dengan jumlah 21 orang.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 orang yang dipilih menggunakan
purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan paired sample t-test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi menyusu sebelum
dilakukan pijat bayi adalah 7,20 kali dan sesudah pijat bayi meningkat menjadi
10,67 kali. Rata-rata durasi menyusu sebelum dilakukan pijat bayi adalah 7,67
menit dan sesudah pijat bayi didapatkan 10,47 menit. Hasil analisis bivariat
didapatkan ada pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi menyusu dengan p value
0,000. Ada pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu dengan p value 0,000.
Ibu menyusui dapat melakukan pijat bayi minimal 2 kali seminggu agar
kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi karena durasi dan frekuensi menyusu meningkat.
iii
AISYAH UNIVERSITY OF PRINGSEWU HEALTH FACULTY
APPLIED BACHELOR OF MIDWIFERY STUDY PROGRAM
ABSTRACT
iv
v
vi
vii
BIODATA PENULIS
viii
MOTTO
“Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan
keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan
barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya,
Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya,
Dia telah menjadikan untuk setiap
sesuatu kadarnya”
ix
PERSEMBAHA
x
KATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah
dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pijat
Bayi Terhadap Frekuensi Dan Durasi Menyusu Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Puskesmas Antar Brak Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus”, dapat saya
selesaikan. Penyelesaian skripsi juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghaturkan rasa terimakasih
kepada bapak/ibu yang terhormat:
1. Sukarni, S.SiT., M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung
2. Wisnu Probo Wijayanto, S.Kep., Ners, MAN selaku Rektor Universitas
Aisyah Pringsewu Lampung
3. Ikhwan Amirudin, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
4. Septika Yani Veronica, S.ST., M.Tr.Keb selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Terapan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
5. Siti Rohani, S.ST., M.Kes selaku Pembimbing
6. Linda Puspita, S.ST., M.Kes selaku penguji I
7. Maulia Isnaini, S.ST., M.Keb selaku penguji II
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah
diberikan dan semoga skripsi ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan
penelitian. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan untuk itu, penulis sangat mengharapkan masukan serta saran yang
membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa
melindungi kita semua. Amin.
Penulis
xi
DAFTAR
HALAMAN SAMPUL LUAR ............................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................... iii
ABSTRACT ............................................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................
vi LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN................................................vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................viii
MOTTO ................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ................................................................................... x
KATA PENGANTAR............................................................................. xi
DAFTAR ISI..................................................................................................xii
DAFTAR TABEL........................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
1. Tujuan Umum............................................................. 4
2. Tujuan Khusus............................................................ 5
D. Manfaat Penelitian............................................................. 5
1. Manfaat Teoritis ......................................................... 5
2. Manfaat Praktis........................................................... 5
E. Ruang Lingkup .................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
xiii
DAFTAR
xiv
DAFTAR
xv
DAFTAR
xvi
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan zat yang sempurna untuk pertumbuhan
bayi dan dapat mempercepat perkembangan berat badan bayi. Selain itu, ASI
dan mendekatkan hati ibu dan bayi sebagai sarana menjalin hubungan kasih
sayang. Oleh karena itu World Health Organization (WHO) / United Nations
makan pada bayi yaitu menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai
bahwa setiap bayi harus mendapatkan ASI ekslusif yaitu ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan
atau mengganti dengan makanan atau minuman lain kecuali obat, vitamin dan
bayinya dengan ASI eksklusif. Data dari Tahun 2017 didapatkan bahwa
peningkatan pemberian ASI eksklusif di dunia sebesar 36% pada tahun 2000
menjadi 41% pada tahun 2018, namun angka ini masih dibawah target
1
2
persentase bayi di bawah enam bulan yang diberikan ASI eksklusif hanya
40%. Selain itu, hanya 23 negara yang pemberian ASI eksklusifnya di atas
Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2020 yaitu
sebesar 66,06%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2020
tahun 2018 yaitu 65,26%, tahun 2019 terdapat 69,3%, dan pada tahun 2020
Lampung, 2020).
yang benar dan tepat mengenai berbagai manfaat ASI eksklusif bagi ibu
pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi (Ika, 2019). ASI bermanfaat
untuk menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk
3
pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi dan
psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun seterusnya (Nurul,
2016).
Durasi dan frekuensi bayi tidak hanya berpengaruh pada bayi tetapi
juga pada ibunya, hal ini dikarenakan frekuensi isapan bayi akan
tumbuh kembang pada bayi, maka menyusui harus benar benar terpenuhi agar
menyusui yang optimal adalah antara 8-12 kali setiap hari dengan durasi 15-
bayi (Prasetiyono, 2013). Pijat bayi menyebabkan bayi menjadi lebih rileks
dan dapat beristirahat dengan efektif sehingga ketika bayi terbangun akan
membawa energi cukup untuk beraktivitas. Bayi menjadi cepat lapar saat
Peningkatan nafsu makan ini juga ditambah dengan peningkatan nervus vagus
(sistem saraf otak yang bekerja dari leher ke bawah sampai dada dan rongga
saluran pencernaan, sehingga bayi lebih cepat lapar atau ingin menyusu
ibu menyusui didapatkan bahwa 40% (4 bayi) bayi proses menyusunya tidak
kuat, hal ini mengakibatkan bayi rewel, selain itu 20% (2 bayi) bayi menyusu
dengan durasi yang singkat, dan 40% (4 bayi) menyusu dengan frekuensi dan
frekuensi dan durasi menyusu pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar
B. Rumusan
Masalah
masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada pengaruh pijat bayi terhadap
frekuensi dan durasi menyusu pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
menyusu pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak Kecamatan
2. Tujuan Khusus
pijat bayi pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak
pijat bayi pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak
Tanggamus
d. Diketahui pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi usia
Tanggamus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
kepada ibu bersalin untuk dapat melakukan pijat bayi secara rutin agar
terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada bayi usia 0-6 bulan.
E. Ruang Lingkup
experiment dan desain one group pretest and posttest design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh bayi usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
adalah frekuensi menyusu, durasi menyusu, dan pijat bayi. Waktu penelitian
ini telah dilakukan pada bulan Januari tahun 2022 di Wilayah Kerja
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian ASI
ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi pada 6 bulan pertama
lemak, vitamin dan mineral sudah tercukupi dari ASI (Sandra dkk,
2015). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose,
dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara
Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
b. Produksi ASI
1) Refleks Prolaktin
7
8
memproduksi ASI.
susu dan areola yang dikirim lobus posterior melalui nervus vagus,
otot myoepitel dari saluran air susu, karena adanya kontraksi ini
sesudah 2-3 hari post partum, buah dada menjadi besar,keras dan
oksitosin:
d) Pijat bayi
4) Refleks Menghisap
5) Refleks Menelan
menyusu pada bayi cukup bulan dengan bayi lahir premature. Berbagai
studi mengatakan bahwa produksi ASI untuk bayi kurang bulan akan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan
1
kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola
pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
ASI yang baik yaitu 8-12 x/hari akan meningkatkan berat badan dan
bulan pertamanya, bayi menyusu sebanyak 8-12 kali per hari. Saat bayi
dengan bayi yang diberikan susu formula. Hal ini karena ASI lebih
karena daya isap masih kuat. Dan 20 menit pada payudara yang lain
karena daya hisap bayi mulai melemah. Selama periode baru lahir,
terhadap ejeksi ASI saat menyusui, ketika bayi tidak dapat menyusu,
setengah jam) atau terlalu pendek (kurang dari 4 menit), hal ini
bayi dan puting susu ibu. Durasi yang baik saat menyusui menurut
menyusui yang normal yaitu ketika payudara sudah terasa kosong dan
1
ASI.
ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. ASI tidak hanya
manis
h) Meningkatkan kecerdasan
dan Ovulasi.
1
2. Pijat Bayi
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang
dan berurutan sejak dari wajah sampai ujung kaki, dimana dengan
darah akan menjadi lancar dan tidur bayi akan nyenyak. Selain itu
sehingga bayi akan merasa nyaman dan tenang saat menyusu. Dengan
(Fitriahadi, 2016).
1
dan otot – ototnya. Bayi yang dipijat dengan baik dan teratur dapat
2) Produksi Serotin
stre ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan
IgDG.
neonatus, bayi dan balita dengan melakukan pijat secara lembut dan
darah akan menjadi lancar dan tidur bayi akan nyenyak. Selain itu
akan lebih sering menyusu pada ibunya sehingga ASI akan lebih
banyak diproduksi.
sel dalam alveoli agar memproduksi air susu. Isapan bayi juga akan
Makanan
bayi tidur.
a) Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari
baru.
tahap pemijatan
dan bersih
a. Kaki
punggung kaki.
c. Jari Kaki
anda terlepas diujung jari kaki bayi. Lakukan pada semua jari
kaki.
d. Lengan
e. Telapak Tangan
f. Jari tangan
Sama seperti jari jari kaki, secara lembut ambil satu per
satu jari tangannya menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, lalu
g. Dada
h. Perut
i. Punggung
j. Wajah
B. Penelitian Terkait
Frekuensi Dan Durasi Menyusu Pada Bayi Usia 1 – 3 Bulan. Penelitian ini
data bahwa ada pengaruh antara pijat bayi dengan frekuensi menyusu pada
bayi dengan nilai P (0,000) dan tidak ada pengaruh antara pijat bayi
menyusu pada bayi sebelum dipijat adalah 7.3 kali per hari dan ratarata
durasi menyusu pada bayi sebelum dipijat adalah 21.50 menit per hari dan
2
rata-rata durasi menyusu setelah dipijat adalah 39.00 menit. Hasil uji
p=0.002, karena hasil uji yang diperoleh <0,05 maka H0 ditolak. Hasil uji
pijat bayi terhadap peningkatan frekuensi dan durasi menyusu pada bayi
design). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji Chi Square
menyusu pada bayi didapatkan hasil p value 0,03 (karena p value > 0,05)
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh pijat bayi
terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada bayi di BPM Istri Utami
Sleman.
2
C. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Pijat Bayi
Produksi ASI
Kulit
Rangsangan
Ujung – ujung
Pengaruh Nervus
saraf bagian Hipotalamus
vagus dan kadar Frekuensi dan
enzim gastrin dan
Merangsang Oksitosin
Sumber: Roesli (2016) dan Maryunani (2012)
Frekuensi Menyusui
Pijat
Bayi dan Durasi
2
E. Hipotesis
Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk ada hubungan antara dua
Ha1 : Ada pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi menyusu pada bayi
Kabupaten Tanggamus
Ha2 : Ada pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi usia 0-
Tanggamus
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Rancangan Penelitian
desain one group pretest posttest. Dalam rancangan ini tidak ada kelompok
28
2
Keterangan: 01 X 0
2
01 : frekuensi dan durasi menyusui sebelum dilakukan
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
jumlah 21 orang.
2. Sampel
dalam penelitian ini adalah 15 bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar
tertentu yang di buat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-
adalah:
a. Kriteria Inklusi
3) Berat badan normal (> 2500 gram dan < 4000 gram)
b. Kriteria Eksklusi
1) Bayi sakit
E. Variabel Penelitian
kelompok yang lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu
yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan
Variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
1 Independen
Pijat Bayi Melakukan pijatan pada SOP Lembar ceklist - -
bayi usia 0-6 bulan yang
dilakukan dua kali
seminggu selama 15
menit
2 Dependen
Frekuensi Frekuensi bayi menyusu Lembar Ceklist Frekuensi menyusui Rasio
Menyusu dalam dalam 24 jam ceklist dalam 24 jam
normalnya 8-12 kali per
hari
3 Durasi Lamanya bayi menyusu Jam digital Menghitung Durasi menyusu Rasio
Menyusu pada ibunya yang dinilai durasi menyusu dalam 1 kali
sebelum diberikan dalam satuan menyusui
intervensi dan sesudah menit
diberikan intervensi
normalnya 15 menit
3
G. Pengumpulan Data
berikut:
menandatanganinya.
H. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam rencana penelitian ini melalui empat tahap yaitu :
apakah data yang dibutuhkan sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.
(Notoatmodjo, 2018).
I. Analisa Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada bayi 0-6 bulan. Pada
dengan kriteria hasil p-value > 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi
b. Jika p value > nilai α (0,05), Ho gagal ditolak (tidak ada perbedaan).
BAB IV
dengan Luas wilayah 14.131.Ha, yang terdiri dari 11 Pekon sebagai wilayah
kerjanya ,yaitu : Tanjung Siom, Antar Brak, Pariaman, Pekon Ampai, Banjar
Antar Brak dengan luas wilayah kerja 14.131,Ha. jarak tempuh perjalanan
dengan waktu tempuh selama 1.5 sampai 2.5 jam. Demikian juga jarak
35
3
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak Kecamatan Limau
Kabupaten Tanggamus
Tabel 4.1
Rata-rata frekuensi menyusu sebelum dan sesudah dilakukan
pijat bayi pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak
Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus
Standar
Frekuensi Menyusu N Mean Min-Max
Deviasi
Sebelum pijat bayi 15 7,20 1,146 5–9
Sesudah pijat bayi 15 10,67 2,093 8 – 15
pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak Kecamatan Limau
Kabupaten Tanggamus
Tabel 4.2
Rata-rata durasi menyusu sebelum dan sesudah dilakukan pijat
bayi pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak
Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus
Standar
Durasi Menyusu N Mean Min - Max
Deviasi
Sebelum dilakukan pijat bayi 15 7,67 1,988 5 – 12
Sesudah dilakukan pijat bayi 15 10,47 2,066 7 – 15
Tabel 4.3
Uji Normalitas Data
0,232; 0,414; 0,557) > 0,05 artinya data dalam penelitian berdistribusi
normal. Sehingga analisis data dalam penelitian ini dilanjutkan dengan uji
3. Analisis Bivariat
a. Pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi menyusu pada bayi usia 0-6
Tanggamus
Tabel 4.4
Pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi menyusu pada bayi
usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak Kecamatan Limau
Kabupaten Tanggamus
menyusu sebelum dilakukan pijat bayi adalah 7,20 kali dan sesudah
dilakukan pijat bayi meningkat menjadi 10,67 kali. Hasil uji paired
sample t-test didapatkan p value 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh
pijat bayi terhadap frekuensi menyusu pada bayi usia 0-6 bulan di
b. Pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi usia 0-6 bulan
Tabel 4.5
Pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi usia 0-6
bulan di Puskesmas Antar Brak Kecamatan Limau
Kabupaten Tanggamus
menyusu sebelum dilakukan pijat bayi adalah 7,67 menit dan sesudah
dilakukan pijat bayi meningkat menjadi 10,47 menit. Hasil uji paired
sample t-test didapatkan p value 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh
pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi usia 0-6 bulan di
C. Pembahasan
bayi pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak Kecamatan
bayi didapatkan rata-rata frekuensi menyusu 7,2 kali, standar deviasi 1,146
kali, standar deviasi 2,093 kali, frekuensi menyusu minimal 8 kali dan
maksimal 15 kali.
4
pada bayi akan sangat mempengaruhi fisik dan emosional bayi dengan
menyusu yaitu dengan melakukan pijat bayi. Pijat bayi menyebabkan bayi
menjadi lebih rileks dan dapat beristirahat dengan efektif sehingga ketika
peningkatan aktivitas nervus vagus (sistem sarat otak yang bekerja untuk
pencernaan, sehingga bayi lebih cepat lapar atau ingin menyusu karena
menyusu neonatus sebelum dilakukan terapi pijat bayi adalah 6,40 dan
adalah antara 8-12 kali setiap hari. Dari hasil penelitian terjadi
kali setiap hari. Dalam menyusui bayi sebaiknya tidak perlu dijadwal,
bayinya jika bayi menangis bukan karena sebab lain atau ibu sudah merasa
pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak Kecamatan Limau
Kabupaten Tanggamus
bayi didapatkan rata-rata durasi menyusu 7,67 menit, standar deviasi 1,988
15 menit namun hal ini bukan menjadi patokan utama karena setiap bayi
2021).
pijat bayi. Pijat bayi merupakan sentuhan setelah kelahiran, serta dapat
bayi dan balita dengan melakukan massage secara lembut dan berurutan
sejak dari wajah sampai ujung kaki, dimana dengan melakukan pemijatan
bayi seluruh otot bayi akan relaks, peredaran darah akan menjadi lancar
dan tidur bayi akan nyenyak. Selain itu dengan pijat bayi akan
pada bayi sebelum dipijat adalah 21,50 menit per hari dengan standar
deviasi 5,798 dan rata-rata durasi menyusu pada post test adalah 39,00
setelah dilakukan pijat bayi meningkat menjadi 7-15 menit. Hal ini sesuai
dengan salah satu manfaat pijat bagi bayi yaitu meningkatkan durasi
3. Pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi menyusu pada bayi usia 0-6
Tanggamus
menyusu sebelum dilakukan pijat bayi adalah 7,20 kali dan sesudah
dilakukan pijat bayi meningkat menjadi 10,67 kali. Hasil uji paired sample
t-test didapatkan p value 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh pijat bayi
terhadap frekuensi menyusu pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar
pada bayi akan sangat mempengaruhi fisik dan emosional bayi dengan
dan berat bayi akan bertambah. Frekuensi menyusui ini berkaitan dengan
per hari. Saat bayi berusia 1-2 bulan, frekuensi menyusunya akan
mendapatkan ASI berbeda dengan bayi yang diberikan susu formula. Hal
ini karena ASI lebih mudah dicerna, sehingga bayi lebih cepat lapar
(Miranti, 2020).
aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat lapar dan akan lebih sering
(Korompis, 2015).
4
alveoli agar memproduksi air susu. Isapan bayi juga akan merangsang
Jadi semakin sering bayi mengisap, maka semakin banyak air susu yang
(2018) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pijat bayi dengan
frekuensi menyusu pada bayi dengan nilai P (0,000). Selain itu didukung
pijat bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada bayi di BPM Istri
Utami Sleman.
menyusu pada bayi sebab melalui tindakan pijat bayi aktivitas Nervus
menjadi lebih baik. Aktivitas Nervus Vagus secara otomatis juga akan
penyerapan makanan terserap dengan baik dan bayi menjadi cepat lapar
4. Pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi usia 0-6
Tanggamus
sebelum dilakukan pijat bayi adalah 7,67 menit dan sesudah dilakukan
pijat bayi meningkat menjadi 10,47 menit. Hasil uji paired sample t-test
didapatkan p value 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh pijat bayi terhadap
durasi menyusu pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Antar Brak
daya isap masih kuat. Dan 20 menit pada payudara yang lain karena daya
4
hisap bayi mulai melemah. Selama periode baru lahir, waktu menyusui
bayi 20-45 menit, durasi menyusui juga berpengaruh terhadap ejeksi ASI
saat menyusui, ketika bayi tidak dapat menyusu, stimulus untuk produksi
(lebih dari setengah jam) atau terlalu pendek (kurang dari 4 menit), hal ini
dan puting susu ibu (Nurhasiyah, 2017). Bayi usia 0-1 bulan di awal masa
keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan
dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai berusia 6-7 bulan.
Manfaat pijat bayi antara lain meningkatkan berat badan dan pertumbuhan,
membuat bayi tidur lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan
bayi juga memiliki dampak dan komplikasi bila dilakukan dengan tidak
benar akibat kesalahan pemijat seperti trauma atau lebam pada kulit dan
otot, rasa sakit pada bayi sehingga bayi menjadi rewel, cedera otot dan
dilakukan dengan benar dan lembut, maka pijat bayi aman dilakukan,
4
produksi ASI, apabila produksi ASI tercukupi maka durasi dan frekuensi
menyusu juga pasti meningkat karna adanya kecukupan ASI (Astuti dkk,
2020).
signifikan antara sebelum dan sesudah pijat bayi terhadap durasi menyusu
melalui proses pijat bayi sistem pencernaan bayi akan semakin lancar
lapar dan semakin sering menyusu. Pijat bayi menyebabkan bayi menjadi
lebih rileks dan dapat beristirahat dengan efektif sehingga ketika bayi
aktivitas yang optimal, bayi menjadi cepat lapar sehingga nafsu makannya
D. Keterbatasan Penelitian
berikut:
1. Peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini adalah bayi usia 0-6
2. Bayi usia 0-1 bulan adalah masa awal bayi beradaptasi, dimana bayi
menunjukan rasa lapar dan ingin menyusu kapan pun (on demand)
Pada bayi dengan usia lebih 1 bulan waktu menyusui bayi menjadi
berubah cukup tertata dari yang on demand menjadi 7-8 kali sehari dan
saat memasuki akhir masa ASI ekslusif atau di bulan ke enam jadwal
menyusui bayi dapat menurun hingga 4-6 kali sehari. Efektivitas setelah
dilakukan pijat pada bayi usia lebih dari 1 bulan adalah dapat merangsang
otot – ototnya. Bayi yang dipijat dengan baik dan teratur dapat tumbuh
A. Simpulan
1. Rata-rata frekuensi menyusu sebelum dilakukan pijat bayi pada bayi usia
Tanggamus tahun 2022 adalah 7,20 kali dan sesudah pijat bayi didapatkan
10,67 kali.
2. Rata-rata durasi menyusu sebelum dilakukan pijat bayi pada bayi usia 0-6
tahun 2022 didapatkan 7,67 menit dan sesudah pijat bayi didapatkan 10,47
menit.
3. Ada pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi menyusu pada bayi usia 0-6
4. Ada pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi usia 0-6 bulan
49
50
B. Saran
Ibu menyusui dapat menerima perlakuan pijat bayi. Selain itu Ibu
pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada bayi.
Selain itu bagi petugas kesehatan agar menjadikan terapi pijat bayi
kesehatan untuk melakukan pijat bayi. Selain itu pihak puskesmas dapat
bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusui pada bayi 0-6 bulan.
Dewi, Siska. (2020). Pijat & Asupan Gizi Tepat untuk Melejitkan Tumbuh
Kembang Anak. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, (2021). Profil Dinkes Provinsi
Lampung 2020. Bandar Lampung: Dinkes Provinsi Lampung.
Farida. (2018). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Frekuensi Dan Durasi
Menyusu Pada Bayi Usia 1 – 3 Bulan. Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 61-
68
Fatimah, Listriana. (2014). Hubungan Frekuensi Pemberian Asi Eksklusif
Padamasa Nifas Dengan Penambahan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Minggu.
Jurnal Edu Health, Vol. 4 No. 1, April 2014
Fitriahadi, Enny. (2016). Pengaruh Pijat Bayi terhadap Frekuensi dan Durasi
Menyusu Bayi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.10, No.2, September
2016, pp. 92 ~ 97 ISSN: 1978 – 0575
Griya Sehat Indonesia (GSI). (2019). Baby Spa Training Message, Baby Swim,
Baby Gym Best Business Opportunity. Jakarta : Griya Sehat Indonesia.
IDAI. (2019). Air Susu Ibu dan Tumbuh Kembang Anak. Indonesia Pediatric
Society.
Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Jakarta :
Kemenkes RI.
Kemenkes. (2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tentang
Pemberian ASI Eksklusif. In: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
editor. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Marliandiani. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas dan
Menyusui. Pertama. Tri U. editor. Jakarta: Salemba Medika.
Maryunani,A. (2012). Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta: CV Trans Info Media.
Notoatmodjo, S. (2018). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurul. (2016). Pengaruh Baby Spa Terhadap Kualitas Tidur dan Frekuensi
Menyusu di Klinik Baby Spa ‘A’ : Unggaran Barat.
Perinasia. (2011). Anatomi dan Fisiologi Laktasi. http://www.scribd.com. Diakses
tanggal 26 September 2021
Prasetiyono. (2013). Buku Pintar Pijat bayi. Yogyakarta : Buku Biru.
Purwani, T. dan Afi , N. (2012). Hubungan Antara Frekuensi, Durasi Menyusui
dengan Berat Badan Bayi di Poliklinik Bersalin Mariani Medan. Jurnal
Keperawatan Klin. 2012 Dec;4(1).
Rahayu. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu Immediate Purperium Tentang
Mobilisasi Dini. Skripsi STIKes Kusuma Huda Surakarta.
Riksani, Ria. (2012). Cara Mudah Dan Aman Pijat Bayi. Jakarta: Niaga Swadaya.
Roesli, Utami. (2016). Pedoman Pijat Bayi Prematur Dan Bayi Usia 0 – 3 Tahun.
Jakarta: Trubus Agrowida.
Sandra, dkk. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Rajawali Pers.
Simanungkalit, Happy Marthalena. (2019). Pijat Bayi Terhadap Peningkatan
Frekuensi Dan Durasi Menyusu Pada Bayi. Media Informasi Volume 15
nomor 1 Tahun 2019.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sutanto,A,V. (2018). Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres
UNICEF Indonesia. (2017). ASI adalah Penyelamat Hidup Paling Murah dan
Efektif di Dunia. Dalam; UNICEf Indonesia.
LEMBAR INFORMED CONSENT
(PERSETUJUAN RESPONDEN)
Tanggamus, 2022
Responden
(.........................................)
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PIJAT BAYI
Statistics
FREKUENSI_P FREKUENSI_P DURASI_PRET DURASI_POST
RETEST OSTTEST EST TEST
N Valid 15 15 15 15
Missing 0 0 0 0
Mean 7.20 10.67 7.67 10.47
Std. Deviation 1.146 2.093 1.988 2.066
Minimum 5 8 5 7
Maximum 9 15 12 15
Descriptives
KET Statistic Std. Error
ASI FREKUENSI PRETEST Mean 7.20 .296
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Sig.
(2-
Paired Differences t df tailed)
95% Confidence
Std. Interval of the
Pair 1 FREKUENSI_PRETEST -
-3.467 1.356 .350 -4.217 -2.716 -9.903 14 .000
FREKUENSI_POSTTEST
Pair 2 DURASI_PRETEST -
-2.800 .941 .243 -3.321 -2.279 -11.523 14 .000
DURASI_POSTTEST
DOKUMENTASI PENELITIAN