Anda di halaman 1dari 108

`

SKRIPSI

HUBUNGAN PARITAS, SIKAP, DUKUNGAN SUAMI DENGAN


CAKUPAN K1 PADA IBU HAMIL DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GAPURA
TAHUN 2022

Oleh:

FAUZIATUS SILMI
NPM. 721640234

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
TAHUN 2022
`

HUBUNGAN PARITAS, SIKAP, DUKUNGAN SUAMI DENGAN


CAKUPAN K1 PADA IBU HAMIL DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GAPURA
TAHUN 2022

SKRIPSI

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh Gelar Sarjana


Kebidanan (S.Keb.) pada Program Sarjana Kebidanan (S1)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja

Oleh:

FAUZIATUS SILMI
NPM. 721640234

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
TAHUN 2022

i
`

ii
`

iii
`

iv
`

v
`

HALAMAN MOTTO

‘’ BERPIKIR POSITIF DAN BERUSAHA M,ENJADI YANG TERBAIK‘’

vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

1. Nama : Fauziatus Silmi


2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat,Tanggal Lahir : Sumenep, 12 Mei 1982
4. Kewarganegaraan : Indonesia
5. Status Perkawinan : Kawin
6. Agama : Islam
7. Kesehatan : Sehat Rohani dan Jasmani
8. Alamat Lengkap : Jln Raya Gaurapa, Dsn Laok Lorong Ds.
Batudinding, Kec. Gapura
9. Nomor Telepon : 085201472173

PENDIDIKAN FORMAL

1. 1990 – 1995 : SDN Parsanga I


2. 1996 – 1998 : SMP 1 Sumenep
3. 1999 – 2001 : SMU MUTU 1 Sumenep
4. 2003 - 2005 : D III Politehnik Surabaya

vii
ABSTRAK
HUBUNGAN PARITAS, SIKAP, DUKUNGAN SUAMI
DENGANCAKUPAN K1 PADA IBU HAMIL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAPURA
TAHUN 2022

Oleh : Fauziatus Silmi

ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu 1 kali pada trimester
pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester
ketiga. ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12 minggu,dengan
memanfaatkan pelayanan Antenatal Care ibu hamil dapat mengetahui
perkembangan janinnya, kesehatan dirinya serta risiko tinggi yang mungkin dapat
terjadi, agar kiranya cepat ditangani dengan tepat..Tujuan dari penelitian ini untuk
mengidentifikasi paritas,sikap dan dukungan suami terhadap cakupan K1 wilayah
Puskesmas Gapura.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, dengan pendekatan
cros secsional.Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil yang datang ANC
ke puskesmas Gapura di bulan Juni –Juli sejumlah 80 ibu hamil, Tehnik sampling
menggunakan Simple Random Sampling, sehingga diperoleh 55 ibu hamil ,
Pengumpulan data menggunakan kuesioner,. Data di analisis menggunakan Uji
Chi-Squere.dengan α0,050.
Paritas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gapura sebagian besar Primi
Gravida yaitu sebanyak 56,7%. diketahui sikap ibu di wilayah kerja Puskesmas
Gapura sebagian besar memiliki sikap positif yaitu sebanyak 66,7%. diketahui
dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas Gapura hampir seluruhnya mendapat
dukungan suami yaitu sebanyak 78,3%. diketahui cakupan K1 di wilayah kerja
Puskesmas Gapura sebagian besar memiliki K1 murni yaitu sebanyak 56,7%.
signifikansinya p value 0,080 > 0,05, yang bermakna tidak ada hubungan paritas
dengan cakupan K1. signifikan p value 0,843 > 0,05 bermakna bahwa tidak ada
hubungan sikap dengan cakupan KI. signifikan p valaue 0,019 < 0,05 bermakna
ada hubungan dukungan suami dengan cakupun KI.Dapat diartikan bahwa
dukungan suami / keluarga sangat ber arti untuk menjadikan motifasi pada ibu
hamil untuk memeriksakan kandungan nya , sehingga dapat meningkatkan
cakupan K1.

Kata Kunci: Paritas, Sikap, Dukungan Suami, K1

viii
ABSTRACT

PARITY RELATIONSHIP, ATTITUDE, SUPPORT WITH HUSBAND


COVERAGE OF K1 FOR PREGNANT WOMEN IN GAPURA
PUSKESMAS WORK AREA, 2022

By: Fauziatus Silmi

Quality comprehensive ANC at least 4 times, namely 1 time in the first trimester,
at least 1 time in the second trimester and at least 2 times in the third trimester.
ANC is highly recommended at 8-12 weeks of gestation, by utilizing Antenatal
Care services pregnant women can find out about the development of their fetus,
their own health and the high risks that may occur, so that they are quickly
treated appropriately. The purpose of this study is to identify parity, attitude and
husband's support for K1 coverage in the Gapura Health Center area.
This research is an analytic observational study, with a cross-sectional approach.
The population in this study were all pregnant women who came to ANC at the
Gapura Health Center in June-July, a total of 80 pregnant women. The sampling
technique used Simple Random Sampling, so that 55 pregnant women were
obtained. Data collection using a questionnaire. Data were analyzed using the
Chi-Squere Test. with α0.050.
The parity of pregnant women in the working area of the Gapura Health Center is
mostly Primi Gravida, namely 56.7%. it is known that the attitude of mothers in
the working area of the Gapura Health Center mostly has a positive attitude,
namely as much as 66.7%. It is known that husband support in the work area of
the Gapura Health Center is almost entirely supported by husbands, namely as
much as 78.3%. it is known that the coverage of K1 in the Gapura Health Center
work area mostly has pure K1, namely as much as 56.7%. the significance of the p
value is 0.080 > 0.05, which means that there is no relationship between parity
and K1 coverage. significant p value 0.843 > 0.05 means that there is no
relationship between attitude and KI coverage. significant p value 0.019 < 0.05
means there is a relationship between husband's support and KI coverage. This
means that husband/family support is very meaningful to motivate pregnant
women to have their pregnancy checked, so as to increase K1 coverage.

Keywords: Parity, Attitude, Husband's Support, K1

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa peneliti haturkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti

dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “HUBUNGAN PARITAS,

SIKAP, DUKUNGAN SUAMI DENGAN CAKUPAN K1 PADA IBU HAMIL

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAPURA TAHUN 2022”.

Penyusun proposal ini tidak lepas dari bantuan, dukungan serta bimbingan

yang telah diberikan dari banyak pihak. Untuk itu perkenankan peneliti

mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Dr. H. Sjaifurrachman, SH., CN., MH. selaku Rektor Universitas Wiraraja

Sumenep.

2. Syaifurrahman Hidayat, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Wiraraja.

3. Sri Yunita Suraida Salat, S.ST.,M.Kes. selaku Ketua Program Studi

Kebidanan (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja.

4. Mujib Hannan, SKM.,S.Kep., NS., M. Kes. selaku pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing proposal ini.

5. Ahmaniyah,. S.ST., M.TR.Keb selaku pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing proposal ini.

6. Jajaran Dosen Prodi Ilmu Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Wiraraja dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan

proposal ini.

x
7. Keluarga, yang telah memberikan dukungan moril, materil, dan doa dalam

bentuk motivasi besar untuk percepatan penyelesaian penyusunan proposal

ini.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi

perbaikan di masa yang akan datang.

Sumenep, 31 Januari 2023

Peneliti

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
DEKLARASI ORINALITAS ........................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN HASIL KARYA SKRIPSI............................... v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 4
1.4 Manfaat ............................................................................................. 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis......................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6
2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................ 6
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .... 35
3.1 Kerangka Konseptual ....................................................................... 35
3.2 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 36
BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................... 37
4.1 Desain dan Rancangan Penelitian..................................................... 37

xii
4.2 Kerangka Kerja (frame work) ........................................................... 38
4.3 Populasi, Sampel danTeknik Sampling ............................................ 39
4.3.1 Populasi ................................................................................. 39
4.3.2 Sampel, Besar Sampel, Dan Teknik Sampling ........................ 39
4.4 Identifikasi Variabel ........................................................................ 40
4.4.1 Variabel Independen .............................................................. 40
4.4.2 Variabel Dependen ................................................................. 40
4.5 Definisi Operasional ........................................................................ 40
4.6 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ......................................... 41
4.6.1 Instrumen Penelitian............................................................... 41
4.6.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan .............................................. 42
4.6.3 Prosedur Pengumpulan Data .................................................. 43
4.6.4 Pengolahan Data .................................................................... 44
4.7 Analisa Data .................................................................................... 47
4.8 Etika Penelitian ................................................................................ 47
4.8.1 Informed Consent ................................................................... 47
4.8.2 Anonymity ............................................................................. 48
4.8.3 Confidentiality ....................................................................... 48
4.9 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 49
BAB 5 HASIL PENELITIAN .......................................................................... 49
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 49
5.2 Hasil Penelitian ................................................................................ 53
5.2.1 Data Umum............................................................................ 53
5.2.2 Data Khusus ........................................................................... 54
BAB 6 PEMBAHASAN ................................................................................... 57
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 65
7.1 Kesimpulan...................................................................................... 65
7.2 Saran ............................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.2 : Kerangka Kerja (Frame Work) .................................................. 38


Tabel 4.5 : Definisi Operasional .................................................................. 40
Tabel 5.1 : Nama Desa dan Luas Wilayah Kecamatan Gapura .................... 50
Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ...................... 53
Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendikan ................ 53
Tabel 5.4 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan ....... 54
Tabel 5.5 : Distribusi frekuensi berdasarkan paritas ..................................... 54
Tabel 5.6 : Distribusi frekuensi berdasarkan sikap ....................................... 55
Tabel 5.7 : Distribusi frekuensi berdasarkan dukungan suami...................... 55
Tabel 5.8 : Distribusi frekuensi berdasarkan cakupan K1 ............................ 55
Tabel 5.9 : Tabulasi silang hubungan paritas dengan cakupan K1................ 55
Tabel 5.10 : Tabulasi silang hubungan sikap dengan cakupan K1. ................. 56
Tabel 5.11 : Tabulasi silang hubungan dukungan suami dengan cakupan K1. 56

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep: Hubungan Paitas, Dukungan Suami Dengan


Cakupan K1 Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gapura .......................................................................................... 35
Gambar 4.1 Kerangka Kerja: Kerangka Konsep Hubungan Paitas, Dukungan
Suami Dengan Cakupan K1 Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gapura ......................................................................... 38

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 Lembar Kesediaan Menjadi Responden (Informed Concent)
Lampiran 3 Lembar Kuesioner
Lampiran 4 Hasil Coding
Lampiran 5 Hasil Uji Statistik
Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin penelitian
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian Dari Bangkesbangpol
Lampiran 8 Surat Telah Menyelesaikan Penelitian Dari Puskesmas Gapura
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 10 Lembar Bimbingan Skripsi

xvi
DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu

ANC : Ante Natal Care

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

DJJ : Denyut Jantung Janin

HB : Haemoglobin

KB : Keluarga Berencana

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KIE : Kominikasi Informasi dan Edukasi

LILA : Lingkar Lengan Atas

SPK : Standar Pelayanan Kebidanan

TT : Tetanus Toksiod

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan

rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan

informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan. ANC komprehensif yang

berkualitas minimal 4 kali yaitu 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali

pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester ketiga. ANC sangat

dianjurkan pada usia kehamilan 8-12 minggu (Anggriani, 2020).

Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan hasil kinjungan K1 di puskesmas

Gapura masih rendah yaitu 400 (79%) kunjungan dan belum mencapai target yang

semestinya yaitu 501 (100%), (Laporan Bulanan KIA Pkm Gapura 2022).

Menurut Evayanti, kehamilan adalah proses alamiah bila dihitung dari

proses pembuahan atau konsepsi (fase fertilitasi) hingga lahirnya bayi, kehamilan

yang normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9

bulan menurut kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga

trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14

minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (mulai dari

minggu ke-28 hingga ke 40) (Evayanti, 2015). Setiap ibu hamil baik trimester

satu, kedua hingga trimester ketiga sangat dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) (Anggriani, 2020)

Secara nasional pada cakupan pemeriksaan K1 tahun 2013 mengalami

penuruna penurunan yaitu 95,25% dibandingkan pad a tahun 2012 yait u

96,8%, dengan demikian cakupan pelayana n K1 dapat dilihat bahwa

1
2

cakupan indkator pelayanan K1 belum mencapai targetrencan strategis

(RENSTRA) Kementrian kesehatan pada tahun 2013 yakni sebesar

93%, (Kemenkes ,RI 2013)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 4.226

kematian, tahun 2019 sebanyak 4.221 kematian ibu.Pada tahun 2019 cakupan

pemeriksaan kehamilan (K1) sebanyak 96,4% dan pemeriksaan kehamilan (K4)

sebanyak 88,5%. Seiring berjalannya waktu hingga tahun 2019 cakupan

pelayanan kesehatan ibu hamil K1 hingga K4 mengalami peningkatan (Kemenkes

RI, 2020)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana Kabupaten Sumenep tahun 2021 telah mencatat jumlah

kunjungan K1 sebanyak 15.319 (107%) ibu hamil , dengan sumber data yang

vaid didapat kan dari rekapan laporan bulanan PWS KIA di seluruh puskesmas se

Kabupaten Suenep

Di Puskesmas Gapura hasil cakupan K1 pada tahun 2022 ini se jumlah

197 ibu hamil (39%), yang semesti nya harus mencapai 287 ibu hamil ( 57% )

Hal ini masih menandakan bahwa belum semua ibu hamil yang berusia di

trimester I datang berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin

sesuai standar sampai dengan trimester I (Riskesdas, 2018).

Kurangnya pemanfaatan pelayanan Antenatal Care (ANC) menjadi salah

satu penyebab meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI) akibat komplikasi

selama kehamilan yang tidak terdeteksinya risiko tinggi. Karena dengan

memanfaatkan pelayanan Antenatal Care ibu hamil dapat mengetahui


3

perkembangan janinnya, kesehatan dirinya serta risiko tinggi yang mungkin dapat

terjadi, agar kiranya cepat ditangani dengan tepat.

Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan angka kematiandan kesakitan ibu

adalah dengan melakukan pelayanan ante natal.

Pelayanan ini merupakan peralatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil

sebelum kelahiran yang berguna untuk memfasilitasihasil yang sehat dan positif

bagi ibu hamil maupun bayinya dengan dalan menegakkan kepercayaan ibu

mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran

dan memberikan pendidikan kesehatan (Yeyeh, 2009)

Berdasarkan uraian data diatas peneliti bermaksud untuk meneliti tentang

hubungan paritas , sikap, dukungan suami pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Gapura Tahun 2022

1.2 Rumusan Masalah

Adakah Hubungan Paritas, Sikap, Dukungan Suami Pada Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Gapura Tahun 2022

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi hubungan paritas, sikap, dukungan suami pada ibu

hamil diwilayah kerja Puskesmas Gapura Tahun 2022

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi paritas ibu hamil di wilayah Puskesmas Gapura

2. Mengidentifikasi sikap ibu hamil terhadap cakupan K1 wilayah

Puskesmas Gapura
4

3. Mengidentifikasi dukungan suami terhadap cakupan K1 wilayah

Puskesmas Gapura

4. Mengidentifikasi Kunjungan K1 di wilayah puskesmas Gapura

4. Menganalisis hubungan paritas dengan cakupan K 1 ibu hamil

5. Untuk mengtahui hubungan sikap dengan dengan cakupan K 1 ibu

hamil di wilayah Puskesmas Gapura

6. Menganalisis hubungan dukungan suami dengan dengan cakupan K 1

ibu hamil di wilayah Puskesmas Gapura

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan tentang hubungan paritas, sikap, dukungan

suami pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gapura , dan sebagai

bahan evaluasi sehingga dapat diambil tidakan untuk menambah cakupan

kunjungan KI di wilayah kerja Puskesmas Gapura.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Puskesmas

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi maupun

kajian lebih lanjut bagi pemegang program KIA khususnya

kunjungan KI.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

lebih lanjut bagi Puskesmas Gapura dalam meningkatkan cakupan

kunjungan KI

2 Bagi Pendidikan

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada


5

mahasiswa Universitas Wiraraja Khusus nya Jurusan Fakultas Ilmu

Kesehatan untuk menambah pengetahuan mengenai pendekatan

sistem dalam pelayanan kesehatan yang berpengaruh dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

b. Diharapkan hasil dari peneltian ini dapat dijadikan bahan materi

kuliah untuk menciptakan lulusan tenaga kerja yang profesional

dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien.

3 Bagi Peneliti

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

bagi peneliti dalam penyusunan tugas akhir kuliah sebagai syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Kebidanan

b. Peneliti mampu mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah di dapat

dari proses pendidikan maupun hasil penelitian ini nantinya untuk di

implementasikan di tempat kerja.

4. Bagi Responden

a. Dapat menambah wawasan bagi responden, khusus nya tentang ante

natal care (ANC)

b. Suami dan kelurag bisa lebih mendukung ibu hamil untuk melakukan

pemeriksaan Ante Natal Care (ANC)


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Ante Natal

2.1.2 Definisi Pelayanan Antenatal

Menurut Saifudin (2001) dalam (Rukiah dkk, 2013: 2), pelayanan

antenatal merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk

memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu

hamil normal atau bermasalah. Pelayanan antenatal adalah pelayanan

kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya,

dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang diterapkan

dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) (Kemenkes RI, 2010:7).

Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar

pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan

Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,

pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin

dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang

ditemukan dalam pemeriksaan) (Ambarwati dan Rismintari, 2009: 81-82).

1.1.1 Fungsi Pelayanan Antenatal

Pelayanan kesehatan antenatal mempunyai fungsi yang penting dan

potensial dalam menyelamatkan kehidupan. Fungsi Antenatal adalah

sebagai berikut (Royston, 2011: 158-162)

1. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktivitas

pendidikan,

6
7

2. Melakukan skrining, identifikasi, wanita dengan kehamilan risiko

tinggi, dan merujuknya jika perlu,

3. Memantau kesehatan selama kehamilan dalam usaha mendeteksi dan

menangani masalah yang terjadi.

2.1.3 Tujuan Pelayanan Antenatal

Dari beberapa literature menyampaikan tujuan ante natal care diantara nya

Adalah :

1. Menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) adalah :

a. Tujuan Umum

Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal

yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat,

bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang

terpadu, komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling

kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberianASI;

meminimalkan “missed opportunity” pada ibu hamil untuk

mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif.dan

berkualitas ; mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang

diderita ibu hamil ; dapat melakukan intervensi yang tepattehadap

kelainan atau penyakit sedini mungkin pada ibu hamil ;dapat

melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan Kesehatan sesuai

dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu pemeriksaan

kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai ajang


8

promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan, dan

persiapan menjadi orang tua (Simpson &Creehan, 2008 dalam Novita,

2011)

2. Menurut literature Sarwono Prawirohardjo, 2006:90

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial

ibu dan bayi

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinyan dengan trauma seminimal mungkin

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi

eksklusif

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3. Menurut literature Astuti, 2012: 205

a. Mendapatkan perawatan kehamilan,

b. Memperoleh rujukan konseling genetik,

c. Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak,

d. Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan,

e. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan,

f. Menentukan status kesehatan ibu dan janin,


9

g. Menentukan kehamilan normal atau abnormal serta ada atau tidaknya

faktor risiko kehamilan

h. Menentukan rencana pemeriksaan atau penatalaksanaan selanjutnya

2.1.4 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan ( Ante Natal Care/ ANC)

Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan

bahwapemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu

danjaninnya, antara lain :

1 Bagi Ibu

a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan

mengurangi penyulit masa antepartum;

b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu

hamil dalam menghadapi proses persalinan;

c. Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat

memberikan ASI; d)Dapat

melakukan proses persalinan secara aman.

2. Bagi Janin

Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu

sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat

bayi lahir rendah.

2.1.5 Standar Pelayanan Antenatal

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari

(Kemenkes RI, 2010):

1. Timbang berat badan,


10

2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA),

3. Ukur tekanan darah,

4. Ukur tinggi fundus uteri,

5. Hitung denyut jantung janin (DJJ),

6. Tentukan presentasi janin,

7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT),

8. Beri tablet tambah darah (tablet besi),

9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus), Pemeriksaan laboratorium

dilakukan pada saat antenatal meliputi:

a. Pemeriksaan golongan darah,

b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb),

c. Pemeriksaan protein dalam urin,

d. Pemeriksaan kadar gula darah,

e. Pemeriksaan darah Malaria,

f. Pemeriksaan tes Sifilis,

g. Pemeriksaan HIV,

h. Pemeriksaan BTA.

10. Tata Laksana/Penanganan Khusus,

11. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Efektif.

Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut

Wagiyo (2016) adalah sebagai berikut :

1 Timbang Berat Badan (T1)


11

Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan

kunjungan. Kenaikan berat bada normal pada waktu kehamilan

sebesar 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.

2 Ukur Tekanan darah (T2)

Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90 mmHg,

apabila diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg

maka perlu diwaspadai adanya preeklamsi.

3 Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang

kemaluan ibu hingga batas pembesaran perut tepatnya pada puncak

fundus uteri. Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui pertumbuhan

janin sesuai dengan usia kehamilan.

4 Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama masa

pertengahan kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5

hingga 10 mmHg. Hal ini biasa terjadi karena vasodilatasi perifer

akibat perubahan hormonal selama kehamilan (Indriyani, 2013).

5 Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)

Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya

infeksi tetanus neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum yang

disebabkan oleh masuknya kuman Clostridium Tetani ke tubuh bayi

merupakan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan kematian bayi

dengan gejala panas tinggi, kaku kuduk, dan kejang. Imunisasi TT

dianjurkan 2 kali pemberian selama kehamilan, yaituTT1 diberikan


12

pada kunjungan awal dan TT2 dilakukan pada 4 minggu setelah

suntukan TT1(Bartini, 2012).

6 Pemeriksaan Hb (T6)

7 Pemeriksaan VDRL (T7)

8 Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara (T8)

9 Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)

10 Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)

Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi

mengenairujukan apabila diketahui adanya masalah dalam

kehamilantermasuk rencana persalinan.

11 Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)

12 Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)

13 Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok

(T13)

14 Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

2.1.6 Kunjungan Antenatal

Kunjungan Antenatal adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter

sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan/asuhan antenatal. Ada 2 kunjungan antenatal yaitu kunjungan

K1 dan

K4. Kunjungan K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada

masa kehamilan. Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga

kesehatan yang keempat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan


13

antenatal sesuai standar yang ditetapkan (Ambarwati dan Rismintari,

2009: 112).

Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan

dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan

pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine,

serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin, 2002).

Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik

fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan

normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2006).

Menurut Abdul Bari Saifudin dalam (Salmah, dkk, 2006: 12), kunjungan

antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak

minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:

1.Kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan,

kehamilan,

2. Kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan,

3. Kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36

dua kali kunjungan (Prasetyawati, 2012:66).

Walaupun demikian disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan

kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut:

a. Sampai dengan kehamilan 28 minggu, periksa empat minggu sekali,

b. kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali,

c. kehamilan 36-40 minggu, satu minggu sekali (Salmah, dkk, 2006: 129)
14

2.1.7 Jadwal Kunjungan Ante Natal Care (ANC)

Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan guna

memantau kondisi kesahatan ibu dan janinnya Sehingga diperlukan

pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut Saifudin (2007, dalam Ai

Yeyeh & Yulianti, 2014) pemeriksaan

kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1 Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu);

2 Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14 – 28 minggu);

3 Minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai kelahiran)

Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu

hamilmelakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan

selamakehamilan, menurut jadwal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali

kunjungandalam trimester pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam

trimesterkedua, dan paling sedikit dua kali kunjungan dalam trimester ketiga

(Kemenkes, 2012). Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan kunjungan

ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut :

1 Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)

K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada

masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah

sedinimungkin ketika ibu hamil mengalami terlambat dating bulan.

Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah sebagai

berikut :

a. Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan;


15

b.Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin terjadi pada

masa kehamilan, persalinan dan nifas;

c.Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini

mungkin;

d.Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak;

e.Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga

berencana, kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi.

Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan

informasi bagi ibu hamil supaya dapat mengenali factor resiko ibu dan

janin. Informasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal

b.Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama kehamilan

akan terjadi peningkatan secret di vagina;

c.Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi;

d.Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan;

e.Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.

2 Kunjungan 2/K2 (Trimester 2)

Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun

tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II antara lain :

a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya;

b.Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran

perkemihan;

c.Mengulang perencanaan persalinan.


16

3 Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3)

Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan

dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang

membahayakan dirinya atau kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan

kehamilan trimester III yaitu :

a. Mengenali adanya kelainan letak janin;

b.Memantapkan rencana persalinan;

c.Mengenali tanda-tanda persalinan.

Sedangkan menurut Manuaba (2000, dalam Wagiyo & Putrono, 2016)

mengemukakan bahwa untuk mengetahui perkembangan janin maka

pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan

kehamilan. Pemeriksaan kehamilan pertama dapat dilakukan setelah

mengetahui adanya keterlambatan haid atau menstruasi. Idealnya

pemeriksaan ulang dapat dilakukan pada setiap bulan sampai usia kehamilan

7 bulan, kemudian setiap 2 minggu sekali setelah usia kehamilan mencapai

9 bulan sampai pada proses persalinan.

Jadwal tersebut di atas merupakan jadwal pemeriksaan dalam kondisi

kehamilan yang normal, karena biasanya penyulit kehamilan baru akan

timbul pada tirimester ketiga hingga menjelang akhir kehamilan. Jika

kehamilan tidak normal, maka jadwal pemeriksaankehamilan akan

disesuaikan dengan kondisi ibu hamil (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

2.1.8 Tempat Pelayanan ANC

Menurut Prasetyawati(2011), pelayanan ANC bisa diperoleh di :

1 Klinik bersalin;
17

2 Rumah Sakit Bersalin;

3 Dokter Umum danPuskesmas;

4 Organisasi Sukarela;

5 Bidan;

6 Perawatan mandiri

2.1.9 Tenaga Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan / ANC

Dalam pelayanan antenatal juga dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten seperti dokter, bidan, dan perawat terlatih, sesuai dengan

ketentuan pelayanan antenatal yang berlaku (Kemenkes RI, 2010).

2.1.10 Hak-Hak Ibu dalam Layanan Antenatal Care

Menurut Saifudin (2002) dalam Astuti (2012: 177), hak-hak ibu ketika

menerima layanan Antenatal Care yaitu :

1. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya.

Informasi harus diberikan langsung kepada ibu hamil dan

keluarganya,

2. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap

sistem pelayanan dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses

ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya,

3. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan

terhadapnya,

4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi atau dihormati privasinya

dalam setiap pelaksanaan prosedur,

5. Menerima layanan senyaman mungkin,


18

6. Menyatakan pandangannya dan pilihannya mengenai pelayanan

yang diterimanya.

2.2 Faktor Faktor Yang Berhubungan dengan Ante Natal Care dan

Cakupan K1

Lawrence Green (1980) menganalisis perilaku pemanfaatan

pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor perilaku (behavior

causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Perilaku

itu sendiri terbentuk dari tiga faktor, yaitu:

1. Faktor predisposisi yang meliputi umur, pendidikn, pekerjaan,

paritas, pngetahuan dan sikap.

2 Faktor pemungkin penghasilan keluarga, jarak tempuh dan tempat

tinggal, media informasi , fasilitas kesehatan.

2. Faktor penguat adalah dukungan suami/ keluarga/ masyarakat.

Peran serta ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan antenatal

dipengaruhi perilaku individu dalam penggunaan pelayanan kesehatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan pelaksanaan antenatal

care dilihat dari konsep dan perilaku sesorang yang dikemukakan oleh

Green adalah sebagai berikut:

2.2.1. Faktor predisposisi

1. Umur

Semakin cukup usia, tingkat kematangan seseorang akan lebih baik,

ketika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berfikir

seseorang akan lebih dewasa. Ibu dengan usia produktif akan lebih

berpikir secara rasional dan termotivasi dalam memeriksakan


19

kehamilan, juga mengetahui akan pentingnya antenatal care. Mohsin,

Bauman, & Jalaludin (2006) menyatakan bahwa remaja yang hamil

diluar ikatan pernikahan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan

tidak direncanakan cenderung malas memeriksakan kehamilannya. Hal

ini mengakibatkan bayi mereka lahir prematur dan BBLR.

2. Pendidikan

Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik

pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2007). Tingkat pendidikan

yang tinggi berkaitan dengan pemahaman mengenai masalah kesehatan

dan kehamilan yang mempengaruhi sikap terhadap kehamilan maupun

dalam pemenuhan gizi selama kehamilan. Adiwiharyanto (2008)

mengungkapkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu

hamil dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Watti (2011) menyatakan pendidikan yang tinggi maka

pengetahuan yang dimiliki akan semakin baik dan mempengaruhi

seseorang dalam menerapkannya terhadap pelaksanaan pemanfaatan

antenatal care.

Pendidikan pada umumnya berguna dalam merubah pola pikir,

polabertingkah laku dan pola pengambil keputusan. Tingkat pendidikan

yang cukup akan lebih mudah dalam mengidentifikasi stressor dalam

diri sendiri maupun dari luarnya

3. Pekerjaan
20

Pekerjaa ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pemanfaatan pelayanan antenatal. Ibu yang bekerja mempunyai

kesibukan yang banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk

memeriksakan kehamilan. Akan tetapi, pekerjaan tersebut memberikan

akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi termasuk kesehatan

Hal ini sesuai dengan penelitian Pasaribu (2005) yang menyatakan

bahwa ibu hamil yang bekerja tidak hanya mempunyai sumber

penghasilan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tetapi juga

dalam pekerjaannya dapat berinteraksi dengan orang lain yang

memiliki pengetahuan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan

kehamilan sehingga ibu yang bekerja mendapatkan pengetahuan yang

lebih dan memiliki motivasi untuk memeriksakan kehamilannya.

4. Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dialami oleh seorang

wanita (BKKBN, 2006). Bagi ibu yang baru pertama kali hamil,

antenatal care merupakan suatu hal yang baru sehingga memiliki

motivasi tinggi dalam memeriksakan kehamilannya pada pelayanan

kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari

satu kali mempunyai anggapan bahwa ia sudah memiliki pengalaman

sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya

(Sarwono, 2001).

Pendapat lain mengatakan , Paritas adalah jumlah kelahiran yang

menghasilkan bayi hidup atau mati (Bobak, 2010).


21

Sedangkan menurut Manuaba (2010), paritas adalah wanita yang

pernah melahirkan bayi aterm. Paritas dapat dibedakan menjadi

primipara, multipara dan grandemultipara (Prawirohardjo, 2011).

Sedangkan menurut Manuaba (2010), paritas dibagi menjadi primipara

yaitu wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali,

multipara yaitu wanita yang telah melahirkan anak hidup beberapa kali,

dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali, dan

grandemultipara yaitu wanitayang telah melahirkan janin aterm lebih

dari empat kali.

Klasifikasi Paritas

1) Primipara

Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang

cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2008).

2) Multipara

Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari

satu kali (Prawirohardjo, 2011). Multipara adalah wanita yang pernah

melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali dan tidak lebih dari lima

kali (Manuaba, 2010). Multigravida adalah wanita yang sudah hamil,

dua kali atau lebih (Varney, 2008).

3) Grandemultipara

Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak

atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan

persalinan (Manuaba, 2010). Grandemultipara adalah wanita yang telah

melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney,2008)


22

5. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan

tindakan. Jika seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik

terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya

menjaga kesehatan dan memotivasi untuk diaplikasikan dalam

kehidupannya (Notoatmodjo, 2007). Ibu hamil yang memiliki

pengetahuan yang baik tentang kesehatan selama kehamilan akan

motivasi untuk menjaga kehamilannya dengan melakukan antenatal

care yang teratur (Tighe, 2010; Holroyd, Twinn & Yim, 2011).

6. Sikap

Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi keteraturatan antenatal care. Adanya

sikap lebih baik tentang antenatal care ini mencerminkan kepedulian

ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin. Ye et al., (2008)

mengungkapkan ibu hamil yang memiliki sikap positif terhadap

antenatal care lebih banyak melakukan antenatal care daripada ibu

dengan sikap negatif terhadap antenatal care.

a. Pengertian

Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang

atauresponden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat-

sakit dan factor resiko kesehatan. Sikap merupakan suatu sindrom

atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek

sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan

gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2012). Sikap sebagai


23

suatu bentuk perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak

(favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable)

pada suatu objek. Sikap adalah suatu pola perilku, tendensi atau

kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam

situasi social, atau secara sederhana yang merupakan respon

terhadap stimulasi social yang telah terkoordinasi. Sikap dapat juga

diartikan sebagai aspek atau penilaian positif atau negative terhadap

suatu objek (Rinaldi,2016).

Menurut Allport (1954, dalam Notoadmodjo, 2012) sikap

mempunyai tiga komponen pokok, yaitu:

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen itu secara bersama-sama membentuk suatu sikap

yang utuh (total attitude) dan dipengaruhi oleh pengetahuan,

pikiran, keyakinan dan emosi. Sikap mempunyai beberapa

tingkatan diantaranya :

a) Menerima (receiving), pada tingkat ini individu mau

memperhatikan stimulus yang diberikan berupa objek

atauinformasi tertentu.

b) Merespon (responding), pada tingkat ini individu akan

memberikan jawaban apabila ditanya mengenai objek tertentu dan

menyelesaikan tugas yang diberikan. Usaha individu untu

menjawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan


24

indikator bahwa individu tersebut telah menerima ide tersebut

terlepas dari benar atau salah usaha yang dilakukan oleh individu

tersebut.

c) Menghargai (valuing), pada tingkat ini individu sudah mampu

untuk mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah, berarti individu sudah mempunyaisikap positif

terhadap suatu objek tertentu.

d) Bertanggung jawab (responsible), pada tingkat ini individu

mampu bertanggung jawab dan siap menerima resiko dari sesuatu

yang telah dipilihnya. Tingkat ini merupakan sikap tertinggi dalam

tingkatan sikap sesorang untuk menerima suatu objek atau ide baru.

b. Pengelompokan Sikap

Sementara menurut Azwar (2013) sikap dapat dikategorikan

kedalam tiga orientasi pemikiran, yaitu :

a) Berorientasi pada respon

Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Louis Thurstone, Rensis

Likert dan Charles Osgood. Dalam pandangan mereka, sikap adalah

suatu bentuk atau reaksi perasaan. Secara lebih operasional sikap

terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak

(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) terhadap objek tersebut.

b) Berorientasi pada kesiapan respon

Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Chave, Bogardus,

LaPierre, Mead, dan Allport. Konsepsi yang mereka ajukan


25

ternyata lebih kompleks. Menurut pandangan orientasi ini, sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dengan cara-

cara tertentu.

c) Beroreintasi pada skema triadic

Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan konstelasi

komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saing

berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku

terhadap suatu. Sikap didefinisikan sebagai keteraturan tertentu

dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi

tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan

sekitarnya.

c. Fungsi Sikap

Pendekatan fungsional sikap berusaha menerangkan mengapa kita

mempertahankan sikap-sikap tertentu. Hal ini dilakukan dengan

meneliti dasar motivasi, yaitu kebutuhan apa yang terpenuhi bila

sikap itu dipertahankan. Mengemukakan lima fungsi dasar sikap

yaitu :

a) Fungsi penyesuaian

Yaitu sikap yang dikaitkan dengan praktis atau manfaat dan

menggambarkan keadaan keinginannya atau tujuan.

b) Fungsi pembela ego

Yaitu sikap yang diambil untuk melindungi diri dari kecemasan

atau ancaman harga dirinya.

c) Fungsi expresi nilai


26

Yaitu sikap yang menunjukkan nilai yang diambl individu

bersangkutan.

d) Fungsi pengetahuan

Setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti,

ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan, yang

diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

e) Fungsi penyesuaian emosi

Yaitu sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan

lingkungannya (Suryati, 2015)

d. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap secara ilmiah dapat diukur, dimana sikap

terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode

pengukuran sikap adalah metode Self Report dan Pengukuran

Involuntary Behavior :

a) Observasi Perilaku

Untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu kita dapat

memperhatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu

indicator sikap individu.

b) Penanyaan Langsung

Individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya

sendiri, ia akan mengungkapkan secara terbuka apa yang

dirasakannya.

c) Pengungkapan Langsung
27

Pengungkapan secara tertulis yang dapat dilakukan dengan

menggunakan item tunggal yaitu member tanda setuju atau tidak

setuju, maupun menggunakan item ganda yang dirancang untuk

mengungkapkan perasaan yang berkaitan dengan suatu objek sikap.

d) Skala Sikap

Skala sikap berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai

suatu objek sikap. Dari respon subjek pada setiap pernyataan

kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap

seseorang.

e) Pengukuran Terselubung

Metode pengukuran terselubung objek pengamatannya bukan lagi

perilaku tampak yang disadari atau disengaja dilakukan oleh

seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi diluar

kendali orang berangkutan (Azwar, 2013)

2.2.2 Faktor Pemungkin

1. Jarak Tempat Tinggal

Akses pelayanan kesehatan merupakan salah satu elemen yang

dibutuhkan ibu untuk dapat menerima pelayanan kesehatan. Tidak

adanya fasilitas kesehatan di daerah tempat tinggal ibu hamil

membuat mereka sulit memeriksakan kehamilannya,

hal ini dikarenakan transportasi yang sulit untuk

menjangkau tempat pelayanan kesehatan. Hal ini mengakibatkan

munculnya perasaan malas atau enggan untuk pergi ke tempat


28

pelayanan kesehatan dan memeriksakan kehamilannya. (Murniati,

2007; Tighe, 2010).

2. Penghasilan Keluarga

Faktor penghasilan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pelaksanaan antenatal care.

Rendahnya penghasilankeluarga meningkatkan hambatan untuk

mendapatkan prioritas kesehatan dalam urutan lebih tinggi dari

pada prioritas kebutuhan pokok sehingga memperlambat atau

menyebabkan terabaikannya frekuensi antenatal care (Pasaribu, 2005;

Umayah, 2010).

3. Media Informasi

Informasi dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang, biasanya

dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan

untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang

berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa

(Saifudin, A, 2005). Informasi tentang antenatal care dapat diperoleh

media, cetak atau elektronik, penyuluhan oleh petugas kesehatan.

Informasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang

pentingnya melakukan antenatal care, sehingga dapat mendorong ibu

untuk melakukan kunjungan antenatal care secara teratur. Kassyou

(2008) bahwa peran pemerintah dalam memberikan informasi

mengenai antenatal care sangat membantu ibu hamil memperoleh

informasi yang lebih baik.


29

Akses informasi merupakan pemberitahuan tentang sesuatu agar orang

membentuk pendapat berdasarkan sesuatu yang diketahuinya.

Informasi yang akan didapatkan pasien sebelum pelaksanaan tindakan

operasi terdiri dari tujuan, proses, resiko dan komplikasi serta alternatif

tindakan yang tersedia, serta proses administrasi (Smeltzer dan Bare

dalam Nurwulan, 2017).

2.2.3. Faktor Penguat

Dukungan Suami / Keluarga / Masyarakat

Suami dan keluarga mempunyai peranan sangat besar bagi ibu hamil dalam

mendukung perilaku ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan

(Tighe, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2006) menyebutkan

bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami dengan motivasi ibu

hamil dalam memeriksakan kehamilan (antenatal care). Dukungan suami

yang baik dapat memberikan motivasi yang baik kepada ibu hamil

untuk memeriksakan kehamilan ANC. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Aulia (2011) menyatakan bahwa semakin besar dukungan suami,

maka semakin teratur pula ibu melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan

1. Pengertian Dukungan Suami / Keluarga

Dukungan keluarga menurut Friedman (2013) adalah sikap,tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupadukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dandukungan

emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentukhubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaanterhadap


30

anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada

yangmemperhatikan. Orang yang berada dalam lingkungan sosial yang

suportif umumnya memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan rekannya

yang tanpa keuntungan ini, karena dukungan keluarga dianggap

dapatmengurangi atau menyangga efek kesehatan mental individu.

Dukungan keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota

keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasihat yang mampu

membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan

tenteram. Dukungan ini merupakan sikap, tindakan dan

penerimaankeluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung akan selalu siap

memberi pertolongan dan bantuan yang diperlukan. Dukungan keluarga

yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga yang

lainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam

sebuah keluarga. Bentuk dukungan keluarga terhadap anggota keluarga

adalah secara moral atau material. Adanya dukungan keluarga akan

berdampak pada peningkatan rasa percaya diri pada penderita dalam

menghadapi proses pengobatan penyakitnya (Misgiyanto & Susilawati,

2014).

2. Bentuk dan Fungsi Dukungan Keluarga

Friedman (2013) membagi bentuk dan fungsi dukungan keluarga menjadi

4 dimensi yaitu:

1) Dukungan Emosional
31

Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang aman dan damai

untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan

dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan

didengarkan. Dukungan emosional melibatkan ekspresi empati, perhatian,

pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan emosional

(Friedman, 2013).

Dengan semua tingkah laku yang mendorong perasaan nyaman dan

mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia dipuji, dihormati, dan

dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk memberikan perhatian

(Sarafino, & Smith 2011).

2) Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber pertolongan

praktis dan konkrit, diantaranya adalah dalam hal kebutuhan keuangan,

makan, minum, dan istirahat (Friedman, 2013).

3) Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai pemberi

informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,

informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Aspek-

aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan

pemberian informasi (Friedman, 2013).

4) Dukungan Penilaian atau Penghargaan

Dukungan penghargaan atau penilaian adalah keluarga bertindak

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan


32

validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,

penghargaan, dan perhatian (Friedman, 2013)

Sedangkan menurut Indriyani (2013) membagi dukungan keluarga

menjadi 3 jenis, yaitu:

1). Dukungan Fisiologis

Dukungan fisiologis merupakan dukungan yang dilakukan dalam bentuk

pertolongan-pertolongan dalam aktivitas seharihari yang mendasar, seperti

dalam hal mandi menyiapkan makanan dan memperhatikan gizi, toileting,

menyediakan tempat tertentu atau ruang khusus, merawat seseorang bila

sakit, membantu kegiatan fisik sesuai kemampuan, seperti senam,

menciptakan lingkungan yang aman, dan lain-lain

2). Dukungan psikologis

Yakni ditunjukkan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang pada

anggota keluarga, memberikan rasa aman, membantu menyadari, dan

memahami tentang identitas. Selain itu meminta pendapat atau melakukan

diskusi, meluangkan waktu bercakap-cakap untuk menjaga komunikasi

yang baik dengan intonasi atau nada bicara jelas, dan sebagainya.

3) Dukungan Sosial

Dukungan sosial diberikan dengan cara menyarankan individu untuk

mengikuti kegiatan spiritual seperti pengajian, perkumpulan arisan,

memberikan kesempatan untuk memilih fasilitas kesehatan sesuai dengan

keinginan sendiri, tetap menjaga interaksi dengan orang lain,dan

memperhatikan norma-norma yang berlaku.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga


33

Menurut Friedman (2013) ada bukti kuat dari hasil penelitian yang

menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif

menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang

berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian daripada anak-

anak yang berasal dari keluarga yang lebih besar. Selain itu dukungan keluarga

yang diberikan oleh orang tua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Ibu

yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali

kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih

tua.

Friedman (2013) juga menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi

dukungan keluarga adalah kelas sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan

atau pekerjaan dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, suatu

hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam

keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas dan otokrasi. Selain

itu orang tua dan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi

dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial

bawah. Faktor lainnya adalahadalah tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat

pendidikan kemungkinan semakin tinggi dukungan yang diberikan pada

keluarga yang sakit.

4. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Menurut Andarmoyo (2012) tugas

kesehatan keluarga adalah sebagaiberikut:

a. Mengenal masalah kesehatan.

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.


34

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan

masyrakat.

Menurut Donsu (2015) tugas keluarga adalah:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing.

d. Sosialisasi antar anggota keluarga.

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

5. Instrumen Dalam Keluarga

Instrumen Dukungan Keluarga

Untuk mengungkap variabel dukungan keluarga, dapat menggunakan skala

dukungan keluarga yang diadaptasi dan dikembangkan dari teori Friedman

yang telah dimodifikasi oleh Nurwulan (2017). Aspek-aspek yang digunakan

untuk mengukur dukungan keluarga adalah dukungan emosional, dukungan

instrumental, dukungan penilaian/penghargaan, dan dukungan informasional.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Menurut teori Lawrence Green (1987) dalam Notoadmodjo (2003)

terdapat 3 faktor yaitu factor predisposisi, factor pemungkin, dan factor

penguat. Factor predisposisi yaitu paritas, pengetahuan dan sikap. Factor

pemungkin yaitu jarak tempat tinggal dan status ekonomi. Factor penguat yaitu

dukungan keluarga/suami dan dukungan petugas kesehatan. Berdasarkan factor

tersebut, peneliti melakukan penelitian terhadap factor paritas, sikap dan

dukungan suami /keluarga / masyarakat, karena peneliti ingin faktor faktor

yang mempengaruhi keteraturan ante natal care kehamilan.

FAKTOR PREDISPOSISI FAKTOR


PEMUNGKIN FAKTOR PENGUAT
 Umur
 Pendidikan  Penghasilan
 Dukungan suami /
 Pendidikan keluarga
 keluarga /
 Pekerjaan Jarak dan
Tempat masyarakat
 Paritas
Tinggal
 Pengetahuan  Media
Informasi
 Sikap
 Fasilitas
Keseatan

Cakupan K1 ibu hamil

Keterangan : Diteliti

Tidak diteliti
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Hubungan Paitas, Dukungan Suami Dengan
Cakupan K1 Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gapura

35
36

3.2 Hipotesa Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian, patokan dugaan, atau

dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut

(Soekidjo Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dari penelitian ini adalah:

H1 : Ada hubungan paritas, sikap, dukungan suami dengan cakupan K1

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gapura Tahun 2022


BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelit ian merupakan strategi pencapaian tujuan penelit ian

sebagaipedoman proses penelitian (Nursalam, 2020) Dalam bab ini penulis

membahas tentang desain penelitian, kerangka kerja ( frame work ), populasi,

sample, besar sample dan sampling, fariable penelitian, definisi operasional,

dan tehnk pengumpulan dana serta pengolahan data.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian

yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian

hipotesa. Sedangkan waktu penelitian dengan metode survey dan wawancara

dengan kuesioner.

Berdasarkan waktu penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional)

karena mempelajari korelasi antar variabel sebab dengan akibat, dengan

pendekatan sekaligus pada satu saat atau “point time approach”. (Murti

Bhisma,2003).

37
38

4.2 Kerangka Kerja ( Frame Work )

Populasi
Semua Ibu Hamil yang Periksa Pertama Kali di Puskesmas
Gapura (Periode Juni – Juli 2022 sejumlah 80)

Sampel
Sebagian Ibu Hamil yang Periksa Pertama Kali di
Puskesmas Gapura (Periode Juni – Juli 2022 sejumlah 60 )
yang bersedia

Tehnik Sampling
Simple Random Sampling

Variable Independent
Paritas, sikap dukungan Variable Dependent
suami Cakupan K1

Pengumpulan Data
Kuesioner

Pengolahan Data
Editing, Coding, Entry data , Tabulating

Analisa Data
Uji Chisquare

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.1 : Kerangka Kerja: Hubungan Paitas, Dukungan Suami Dengan


Cakupan K1 Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gapura
39

4.3 Populasi Sampel, Besar Sample dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya pertama kali di Puskesmas Gapura pada bulan

Juni - Juli 2022 sebanyak 80 ibu hamil.

4.3.2 Sampel, besar sampel dan sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple 𝑟𝑎𝑛𝑑𝑜𝑚

sampling karena dilakukan secara acak dan tanpa memperhatikan adanya

strata, Jumlah sampel untuk studi cross sectional dalam penelitian ini dihitung

menggunakan rumus proporsi binomunal (binomunal proportion) sebagai berikut

Ketentuan Keterangan:

1-α : 95
P : 0,5 p : (proporsi)
d : 0,09 d : (limit error atau presisi absolut)
∑ : 0,18
N : 80 N : (populasi)
n :? N : (jumlah sampel minimal yang diperlukan
Z1-α : 1,96
Dengan menggunakan rumus besar sampel cross sectional (Menurut

Bhisma Murti) yaitu :

n= Z2 1-α/2 P (1-P) N
d2 (N-1) + Z2 1-α/2 P (1-P)

n= 1,962 x 0,5 (1-0,5) x 80


0,092 (52-1) + 1,962 x 0,5 (1-0,5)

n= 3,8416 x 0,5 x (0,5 x 80)


0,0081 x 51 + (3,8416 x 0,5) x 0,5
n= 1,9208 x 40
0,4131 + 0,9604
40

n= 76,832
1,3735

n= 60 responden

Jadi jumlah sampel sebanyak 60 ibu hamil


4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel independent

Variabel independen dalam penelitian ini mencakup paritas , sikap dan

dukungan suami,

4.4.2 Variabel dependent

Variabel dependent dalam penelitian ini , Cakupan K1

4.5 Definisi Operasional

VARIA DEFINISI CARA ALAT SKAL KATEGORI


BLE OPERASI UKUR UKUR A
INDEPE ONAL
NDENT
Paritas Jumlah Pertanyaan Kuesione Nomi 1. Prini Gravida
kelahiran pada r jika jumlah
nal
yang kuesioner anak 1
dialami dalam 1. 2. Multi
responden instrumen A
Gravida jika
jumlah anak
>1
Sikap Sikap Pertanyaan Kuesione No 1. Sikap Positif
responden pada r mi
terhadap kuesioner nal 2. Sikap
antenatal menggunaka Negatif
care n skala likert
dengan dua
jenis
pernyataan,
yaitu positif
dan negatif.
Pernyataan
terdapat pada
instrumen B.
nomor 1
41

sampai 10
Dukngan Tindakan Tindakan Kuesione Nomi 1: Mendukung
Suami suami suami dalam r nal
dalam dukungannya 2: Tidak
dukungan kepada mendukung
nya responden
kepada untuk
responden memanfaatka
untuk n pelayanan
memanfaa antenatal
tkan care
pelayanan
antenatal
care

VARIA DEFINISI CARA ALAT SKAL HASIL UKUR


BLE OPERASI UKUR UKUR A
DEPEN ONAL
DENT
Cakupan Kontak Pertanyaan Kuesione Ordin 1: K1 Murni ( 0-
K1 pertama pada r al 12 minggu
ibu hamil kuesioner 2: K1 Akses (
dengan dalam 13-40 mgg
petugas instrumen B
kesehatan, no 18 sampai
tanpa 22,
memandan pertanyaan
g usia seputar
kehamilan cakupan K1
dengan
sesuai
standart
(10 T)

4.6 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

4.6.1 Instrumen

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori

yang terdapat dalam tinjauan pustaka. Kuesioner dipilih karena dapat

dipakai untuk memperoleh data yang cukup luas, dari kelompok atau
42

masyarakat yang berpopulasi besar, dan bertebaran tempatnya

(Notoatmodjo, 2010). bagian kedua berisi pertanyaan yang berkaitan

dengan frekuensi kunjungan antenatal yang dilakukan oleh ibu hamil.

Sub bagian faktor predisposisi terdiri dari 1 instrumen, yang kita beri

kode instrument A. pertanyaan mengenai data seputar karakteristik

responden yaitu, nama, usia, alamat, pendidikan terakhir,paritas dan usia

kehamilan.

Sub bagian sikap, dukungan suami dan keteraturan ante natal cara

keteraturan antenatal care kami beri kode Instrumen B, berisi 10

pertanyaan tentang Sikap , 7 pertanyaan tentang dukungan suami dan

5 pertanyaan yang berkaitan dengan cakupan K1 yang dilakukan oleh

ibu hamil selama masa kehamilan.

Alat dan Bahan Penelitian

1. Lembar kuesioner

2. Alat tulis

3. Kamera untuk dokumentasi

4.6.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gapura Kecamatan Gapura

Kabupaten Sumenep. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena

merupakan tempat asal kerja kami , sehingga lebih mudah bagi kami

saat pengambilan sampel nanti nya. Waktu penilitian periode bulan

Juni - Juli 2022


43

4.6.3 Prosedur Pengumpulan Data

1. Peneliti meminta surat ke bagian akademik Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Wiraraja untuk pengambilan data awal yang ditujukan kepada

Bakesbangpol Limnas Sumenep.

2. Bakesbangpol akan memberikan surat balasan yang ditujukan kepada

Dinas Kesehatan Penendalian Penduduk dan KB Kabupaten Sumenep

untuk pengambilan data awal.

3. Dinas Kesehatan Penendalian Penduduk dan KB Kabupaten Sumenep

memberikan data cakupan K1 di tahun 2021 di Kabupaten Sumenep dan

memberikan surat balasan yang ditujukan kepada Puskesmas Gapura untuk

pengambilan data awal.

4. Puskesmas Gapura memberikan data ibu hamil jumlah cakupan K1 pada

tahun 2021 dan 2022.

5. Setelah mendapat data ibu hamil yang K1 pada tahun 2021 dan 2022.

di Puskesmas Gapura, peneliti membuat proposal penelitian, jadwal

penelitian, dan menyiapkan kuesioner.

6. Peneliti melakukan seminar proposal di Fakultas Kesehatan Universitas

Wiraraja.

7. Setelah lulus ujian seminar proposal di Fakultas Kesehatan Universitas

Wiraraja, peneliti melakukan persiapan penelitian.

8. Peneliti meminta surat ijin penelitian ke bagian akademik Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Wiraraja yang ditujukan ke Bakesbangpol Limnas

Sumenep.
44

9. Bakesbangpol Limnas Suemenep memberikan surat balasan berupa surat

permohoanan izin penelitian yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan

Penendalian Penduduk dan KB Kabupaten Sumenep, Kepala Puskesmas

Gapura.

10. Peneliti melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan kepala Puskesmas

Gapura.

11. Penentuan sampel penelitian di Puskesmas Gapura menggunakan sample

non probability sampling

12. Responden yang terpilih dijelaskan tujuan dari dilaksanakannya penelitian,

dan meminta persetujuan reponden dengan menggunakan lembar informed

consent.

13. Kemudian peneliti menjelaskan cara mengisi kuisioner. Saat pelaksaan

penelitian, peneliti di bantu oleh 2 petugas sukwan bidan untuk melakukan

mengawasi responden dalam pengisian kuesioner. Hal ini dilakukan agar

reponden menjawab semua pertanyaan di kuesioner dengan lengkap dan

objektif.

14. Setelah pengisian lembar kuesioner oleh ibu selesai, lembar kuesioner

dikumpulkan kepada peneliti.

15. Peneliti akan melakukan analisa data dan tabulasi data.

4.6.4 Pengolahan Data

1. Editing

Editing merupakan pemeriksaan kembali yang bertujuan untuk

mengetahui kelengkapan dan kebenaran data. Jika data tidak lengkap,


45

maka responden terpilih akan diminta melengkapi kembali data yang

kurang pada saat pelaksanaan penelitian

2. Pengolahan data

Kwesioner di pilah antara instrument A dan instrument B, untuk

mempermuda saat proses cooding.

3. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentukkalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan.

a. Paritas Ibu

Primi gravida jika anak 1 diberi kode1, Multi gravida jika anak > 1

di beri kode 2

b. Sikap

Terdiri dari pernyataan negatif dan positif. Untuk pernyataan

negatif, jika responden menjawab sangat setuju diberi kode’1”,

setuju diberi kode”2”, tidak setuju diberi kode “3”, dan sangat tidak

setuju diberi kode “4”. Untuk pernyatan positif jika responden

menjawab sangat setuju diberi kode’4”, setuju diberi kode”3”, tidak

setuju diberi kode “2”, dan sangat tidak setuju diberi kode “1”. Jika

Skore T > 50 ber arti sikap positif (mendukung pemeriksaan ante

natal care), jika skore T < 50 ber arti sikap negatif (tidak

mendukung pemeriksaan ante natal care) .


46

c. Dukugan Suami

Setiap jawaban tidak diberi nilai “0” dan jawaban ya diberi nilai

“1” dukungan suami dikategorikan tidak mendapatkan dukungan

suami dan mendapatkan dukungan suami berdasarkan pada nilai

median (3) karena data yang dihasilkan menunjukan distribusi yang

tidak normal. Jika total skor < 3 diberi kode “1” (tidak mendapatkan

dukungan suami) dan jika total skor ≥ 3 diberi kode “2”

(mendapatkan dukungan suami).

d. Cakupan K1

Jika K1 murni di beri kode 1, Jika K1 akses diberi kode 2

4. Scoring

Setelah dilakukan cooding selanjut nya dilakukan scoring, dengan nilai

score sebagai berikut :

a. Paritas

1) Primi gravida score 1

2) Multi gravida score 2

b. Sikap

1) Sikap Positif Score 1

2) Sikap Negatif Score 2

c. Dukungan Suami

1) Mendukung Score 1

2) Tidak Mendukung Score 2

d. Cakupan K1

1) K1 murni score 1
47

2) K1 akses score 2

5. Cleaning Data

Tahap Cleaning dilakukan untuk memastikan bahwa semua data

sudah di masukan pada paket komputer dan tidak ada kesalahan

dalam memasukkan data. Data mengenai paritas, sikap dan dukungan

suami yang mempengaruhi keteraturan ante natal care yang sudah

dimasukan dalam paket komputer tersebut kemudian akan dianalisis.

.4.7 Analisa Data

Analisis data menggunakan uji para metric regresi untuk menentukan

distribusi frekuensi masing-masing variabel yang diteliti yaitu hubungan

paritas, sikap dan dukungan suami serta keteraturan antenatal care.

4.8 Etika Penelitian

Etika penelitian meliputi:

4.8.1 Informed Consent (informasi untuk responden)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah memberikan penjelasan pada calon responden

mengenai maksud dan tujuan penelitian serta memberikan gambaran

mengenai dampak yang akan diterima dalam menjadi responden

penelitian.

Jika calon responden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan. Jika calon responden tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak calon responden.


48

4.8.2 Anomity (Tanpa Nama)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan penggunaan subjek penelitian

dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

4.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti

dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

4.9 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih terdapat beberapa

kekurangan dan kelemahan. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima

kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

A. Geografi

1. Luas Wilayah Kerja

a. Luas dan Batas Wilayah

Puskesmas Gapura terletak + 12 km arah timur dari Kota Sumenep,

dengan luas wilayah 65,87 km², sedangkan batas-batas wilayah tertera

sebagai berikut :

 Sebelah Selatan ; Kecamatan Kalianget

 Sebelah Timur ; Kec. Batang-Batang, Kec. Dungkek

 Sebelah Utara ; Kec. Batuputih , Kec. Manding, Kec.

Batang Batang

 Sebelah Barat ; Kecamatan Kota Sumenep

b. Keadaan Geografis wilayah Puskesmas Gapura terdiri dari

 Bagian Utara dataran tinggi dan perbukitan serta berbatu

 Bagian Selatan dataran rendah meliputi Persawahan, Tambak

dan Pantai.

2. Jumlah Desa

Secara administratif jumlah Desa yang menjadi wilayah kerja

Puskesmas Gapura meliputi seluruh desa di Kecamatan Gapura

berjumlah 17 desa di dalamnya terdapat 57 dusun dengan tata

admisnistratif pemerintahan desa. Berikut rincian nama desa berikut

jumlah dusun dan luas wilayah sebagai berikut :

49
50

Tabel 5.1 Nama Desa dan Luas Wilayah Kecamatan Gapura

No Desa Banyaknya Luas (Km2)


Dusun
(1) (2) (3) (4)

1 Poja 3 2.59

2 Beraji 3 2.65

3 Karangbudi 3 4.61

4 Baban 3 2.91

5 Batudinding 3 3.92

6 Banjar Barat 3 3.20

7 Banjar Timur 2 3.15

8 Palokloan 3 5.98

9 Panagan 2 2.36

10 Gapura Barat 5 3.66

11 Gersik Putih 3 4.85

12 Gapura Tengah 3 4.99

13 Mandala 2 1.08

14 Gapura Timur 4 2.63

15 Andulang 5 6.36

16 Longos 6 7.48

17 Grujugan 4 3.46
Jumlah 57 65.87
Sumber : Kecamatan Gapura dalam angka, 2019

Berdasarkan keadaan geografisnya Kecamatan Gapura dengan luas

6.586,52 hektar berada pada ketinggian dibawah 600 meter dari

permukaan laut atau termasuk daerah dataran rendah. Sedangkan menurut

topografi wilayahnya, kecamatan ini dapat dibedakan menjadi dua


51

kelompok, yaitu dengan tingkat kemiringan tanahnya diantara 30 sampai

60 persen atau merupakan daerah perbukitan, meliputi areal kurang lebih

sebanyak 11.2 persen atau seluas 7.38 kilometer persegi. Kedua, dengan

tingkat kemiringan tanahnya kurang dari 30 persen atau merupakan daerah

landai, meliputi areal seluas 58.49 kilometer persegi atau sebanyak 88.8

persen dari total luas wilayah kecamatan.

B. Ketenagaan

Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan adalah tatanan yang

menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan, serta

pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan secara terpadu dan saling

mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat di

Kecamatan Gapura yang setinggi – tingginya.


52

SDM kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan

professional di bidang kesehatan, baik yang memiliki maupun tidak

memiliki pendidikan formal kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.

Tenaga Kesehatan (Berdasarkan spesifikasi pendidikan dan fungsional)

1. Puskesmas Induk :

 Dokter Umum = 1

 Dokter Gigi = 1

 Perawat Gigi = 1

 Bidan Induk = 6

 Perawat = 10

 Tenaga Laboratorium = 1

 Juru Imunisasi = 1

 Ahli Gizi (nutritionist) = 1

 Tenaga Administrasi = 8

 Asisten Apoteker = 1

2. Puskesmas Pembantu Braji :

 Perawat = 1

 Bidan = 1

 Tenaga Administrasi = 2

3. Puskesmas Pembantu Longos :

 Perawat = 2

 Bidan = 0
53

 Tenaga Administrasi = 1

4. Polindes, Ponkesdes dan Ponkestren

 Bidan di desa = 13

 Perawat Ponkesdes = 11

 Perawat Ponkestren = 5

5. Tenaga Suka Rela (Sukwan)

 Bidan (VK) = 9

 Perawat Rwt Inap/(UGD) = 1

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur


Responden
Umur Ibu
Frekuensi Persen (%)
< 20 Tahun 5 8,3
20-35 Tahun 41 68,3
>35 Tahun 14 23,3
Total 60 100
Sumber : Data Primer

Dari tabel 5.2 diketahui umur ibu di Wilayah Kerja Puskesmas

Gapura sebagian besar berumur 20-35 Tahun yaitu sebanyak 68,3%.2.

2.Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendikan


Responden
Pendidikan Ibu
Frekuensi Persen (%)
Tidak Sekolah/ Tidak
5 8,3
Lulus SD
SD/MI 32 53,3
SMP/MTS 14 23,3
SMA/MA 8 13,3
Diploma/ S1 1 1,7
Total 60 100
54

Sumber : Data Primer

Dari tabel 5.3 diketahui pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas

Gapura Sebagian besar SD/MI yaitu sebanyak 53,3%.

3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan


Responden
Usia Kehamilan
F (%)
Trimeste I 20 33,3
Trimester II 37 61,7
Trimester III 5,0 5,0
Total 60 100
Sumber : Data Primer
Dari tabel 5.4 diketahui usia kehamilan ibu di wilayah kerja

Puskesmas Gapura sebagian besar trimester II yaitu sebanyak 61,7%.

5.2.3 Data Khusus

1. Distribusi frekuensi berdasarkan paritas

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan paritas


Responden
Usia Kehamilan
Frekuensi Persen (%)
Primi Gravida 34 56,7
Multi Gravida 26 43,3
Total 60 100
Sumber : Data Primer

Dari tabel 5.5 diketahui Paritas ibu di wilayah kerja Puskesmas

Gapura sebagian besar Primi Gravida yaitu sebanyak 56,7%.

2.Distribusi frekuensi berdasarkan sikap

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan sikap


Responden
Sikap ibu
Frekuensi Persen (%)
Sikap Positif 40 66,7
Sikap Negatif 20 33,3
Total 60 100
Sumber : Data Primer
55

Dari tabel 5.6 diketahui sikap ibu di wilayah kerja Puskesmas Gapura
sebagian besar memiliki sikap positif yaitu sebanyak 66,7%.
3. Distribusi frekuensi berdasarkan dukungan suami

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi berdasarkan dukungan suami


Responden
Dukungan Suami
Frekuemsi Persen (%)
Tidak mendapat dukungan 13 21,7
Mendapat Dukungan 47 78,3
Total 60 100
Sumber : Data Primer
Dari tabel 5.7 diketahui dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas

Gapura hampir seluruhnya mendapat dukungan suami yaitu sebanyak

78,3%.

4. Distribusi frekuensi berdasarkan cakupan K1

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi berdasarkan cakupan K1

Responden
Cakupan K1
Frekuensi Persen (%)
K1 Murni 34 56,7
K1 Akses 26 43,3
Total 60 100
Sumber : Data Primer
Dari tabel 5.8 diketahui cakupan K1 di wilayah kerja Puskesmas

Gapura sebagian besar memiliki K1 murni yaitu sebanyak 56,7%.

5. Tabulasi silang hubungan paritas dengan cakupan K1

Tabel 5.9 Tabulasi silang hubungan paritas dengan cakupan K1


Cakupan K1
Paritas Total P value
Akses Murni 3
Primi 14 19 1 34
Gravida 41,2% 55,9% 2,9% 100%
Muli 18 7 1 26
0,08
Gravida 69,2% 26,9% 3,8% 100%
32 26 2 60
Total 53,3% 43,3% 3,3% 100%
Sumber : Data Primer
56

Tabel 5.9 didapatkan nilai signifikansinya p value 0,080 > 0,05, yang

bermakna tidak ada hubungan paritas dengan cakupan K1.

6. Tabulasi silang hubungan sikap dengan cakupan KI

Tabel 5.10 Tabulasi silang hubungan sikap dengan cakupan KI


Cakupan K1
Sikap Total P value
Akses Murni 3
21 18 1 40
Positif 52,5% 45,0% 2,5% 100%
11 8 1 20
0,843
Negatif 56,0% 40,0% 5,0% 100%
32 26 2 60
Total 53,3% 43,3% 3,3% 100%
Sumber : Data Primer

Tabel 5.10 didapatkan nilai signifikan p value 0,843 > 0,05

bermakna bahwa tidak ada hubungan sikap dengan cakupan KI.

7. Tabulasi silang hubungan dukungan suami dengan cakupan KI

Tabel 5.11 Tabulasi silang hubungan dukungan suami dengan cakupan


KI
Dukungan Cakupan K1
Total P value
Suami Akses Murni 3
Tidak 5 6 2 13
mendukung 38,5% 46,2% 15,4% 100%
27 20 0 47
0,019
Mendukung 57,4% 42,6% 0,0% 100%
32 26 2 60
Total 53,3% 43,3% 3,3% 100%

Sumber : Data Primer

Tabel 5.11 meninjukkan nilai signifikan p valaue 0,019 < 0,05

bermakna ada hubungan dukungan suami dengan cakupun KI


BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Paritas ibu hamil di wilayah Puskesmas Gapura

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden adalah

primi gravida, yaitu sebanyak 60 responden (56,7%)

Pengertian Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari

atau sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan hidup maupun mati. Bila

berat badan tak diketahui maka dipakai umur kehamilan, yaitu 24 minggu

(Siswosudarmo, 2008).

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian

maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian

maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.

Resiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik,

sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan

keluarga berencana.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Dian Permatasari, dalam judul

penelitian nya hubungan paritas dengan sikap ibu hamil tentang kunjungan

kehamilan k1 murni di desa tanamerah kecamatan saronggi kabupaten

sumenep, didapatkan hasil sebagian besar ibu hamil mempunyai anak lebih

dari 1 (multipara), yaitu sebanyak 34 responden (73,9%). Dari hasil uji statistik

korelasi Sign Rank Wilcoxonw dengan tingkat signifikas< α (α=0,05) sehingga

H1 diterima yang artinya ada hubungan antara paritas dengan sikap ibu hamil

tentang kunjungan kehamilan K1 Murni tahun 2016.

57
58

Begitu penting nya paritas / jumlah anak dalam suau keluarga , sehigga

pemerintah sangat menganjurkan untuk mengatur jumlah anak dengan ber KB /

menjaga jarak kehamilan nya.

Bagi ibu yang baru pertama kali hamil, antenatal care merupakan

suatu hal yang baru sehingga memiliki motivasi tinggi dalam

memeriksakan kehamilannya pada pelayanan kesehatan. Sebaliknya ibu

yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu kali mempunyai anggapan

bahwa ia sudah memiliki pengalaman sehingga tidak termotivasi untuk

memeriksakan kehamilannya.

6.2 Sikap ibu hamil terhadap cakupan K1 wilayah Puskesmas Gapura

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar sikap responden

adalah sikap positif yaitu sebanyak 40 ( 66,7%).

Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atauresponden

terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat- sakit dan factor resiko

kesehatan. Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam

merespons stimulus atau objek sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,

perhatian dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2012).Sebelum nya

juga sudah bnayak jurnal / makalah yang membahas tentang sikap ini, seperti

yang di sampaikn oleh Sulung Alfianto A, Maria Marselina Ayu Hege dalam

judul nya hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil dengan

kunjungan antenatal care ibu hamil di wilayah kerja puskesmas sidomulyo kota

samarinda, menyatakan bahwa Hasil dari penelitian ini menunjukan ada

hubungan antara Pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care ibu

hamil dengan nilai p value 0,006 < 0,05, ada hubungan antara Sikap ibu hamil
59

dengan kunjungan antenatal care ibu hamil dengan nilai p value 0,002 < 0,05,

dan ada hubungan antara Perilaku ibu hamil dengan kunjungan antenatal

care ibu hamil dengan nilai p value 0,001 < 0,05

Disarankan untuk lebih meningkatkan program promosi dan edukasi

kepada ibu hamil mengenai pentingnya melakukan kunjungan Antenatal

Care melalui kelas ibu hamil, dan penyebaran informasi dimedia social.

6.3 Dukungan suami terhadap cakupan K1 di wilayah Puskesmas Gapura

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden

mendapatkan dukungan suami yaitu sebanyak 47 responden (78,3%).

Dukungan keluarga menurut Friedman (2013) adalah sikap,tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupadukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dandukungan

emosional.

Pendapat lain juga disampaikan oleh ulia Safitri* - Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Flora, Indonesia Desi Handayani Lubis - STIKes Flora, Indonesia

DOI : 10.33024/jkm.v6i4.3042 dalam jurnal nya yang berjudul hubungan

dukungan suami dan sikap terhadap kunjungan ANC, dengan hasil Hasil :

Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kunjungan ANC ibu hamil tidak

sesuai standar (52,6%), yang sesuai standar (47,4%). Kunjungan ANC ibu

hamil di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dipengaruhi

oleh dukungan suami (p = 0,033).

Untuk lebih meningkatkan hasil cakupan K1 mungkin bisa dengan

penyuluhan / reward bagi suami yay g mengantar ibu hamil atau dengan

mengumpulkan ibu hamil dan suami atau keluarga untuk diberikan penyuluhan
60

tentang pentingnya Kunjungan ANC dan mengingatkan ibu hamil dan suami

untuk selalu membaca Buku KIA sehingga mengetahui pentingnya Kunjungan

ANC

6.4 Kunjungan K1 di wilayah puskesmas Gapura

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar pemeriksaan

kehamilan responden adalah K1 murni, yaitu 34 responden (56,7%).

K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada

masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedinimungkin

ketika ibu hamil mengalami terlambat datang bulan.

Sangat penting untuk melakukan kunjungan K1 pada ibu hamil , sebab

dengan K1 ini dapat di teksi secara dini adanya penyulit kehamilan, gangguan

petumbuhan, dan umur janin

Akan tetapi tida menutup kemungkinan kadang ada kala nya ibu hamil

mtidak dapat berkunjung pertama kali di awal kehamilan nya, mungkin baru

periksa saat umur kehamilan nya sdh 5 bulan , inilah yang disebut K1 Akses.

6.5 Hubungan paritas dengan cakupan K 1 ibu hamil

Uji chi-squere hubungan paritas dengan cakupan K1didapatkan nilai

signifikansinya p value 0,080 > 0,05, yang bermakna tidak ada hubungan

paritas dengan cakupan K1.

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dialami oleh seorang

wanita (BKKBN, 2006). Bagi ibu yang baru pertama kali hamil,

antenatal care merupakan suatu hal yang baru sehingga memiliki

motivasi tinggi dalam memeriksakan kehamilannya pada pelayanan

kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu
61

kali mempunyai anggapan bahwa ia sudah memiliki pengalaman sehingga

tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya (Sarwono, 2001).

Pendapat lain mengatakan , Paritas adalah jumlah kelahiran yang

menghasilkan bayi hidup atau mati (Bobak, 2010).

Sedangkan menurut Manuaba (2010), paritas adalah wanita yang pernah

melahirkan bayi aterm. Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara

dan grandemultipara (Prawirohardjo, 2011).

Penelitian serupa juga disampaikan oleh Eki Yusdwi Kurnia2 , Yekti

Satriyandari3, dalam judul nya hubungan paritas dengan kejadian ketuban

pecah dini di rumah sakit pku muhammadiyah bantul, menyampaikan Paritas

ibu hamil akan menyebabkan resiko pada persalinan pada ibu hamil primi

karena primi merupakan kali pertama seorang wanita untuk mengalami

kehamilan yang terpapar dengan proses pembentukan janin hingga komponen

lain pendukung kehamilan. bahwa kejadian KPD sekitar 5-8% diantaranya

diikuti oleh persalinan dalam 5-6 jam, sekitar 95% diikuti oleh tindakan

konservatif atau aktif dengan menginduksi persalinan atau operatif. Persoalan

yang dapat dihadapi yaitu jika terjadi prematuritas sehingga menyulitkan kita

untuk mengambil tindakan karena keadaan janin yang prematur yang dapat

menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Hasil penelitian ini juga menggambarkan pada paritas primipara dapat

mengalami KPD yaitu 77 ibu bersalin (55,0%) dari 140 ibu bersalin dengan

ketuban pecah dini.

Untuk itulah perlu dipertimbangkan juga , paritas ibu apa bila sdh lebih

dari 4, dan masih ingin hamil lagi.Karena membahayan kondisi ibu hamil.
62

6.6 Hubungan sikap dengan cakupan KI

Uji chi-squere hubungan sikap dengan cakupan KI nilai signifikan p

value 0,843 > 0,05 bermakna bahwa tidak ada hubungan sikap dengan cakupan

KI.

Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atauresponden

terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat- sakit dan factor resiko

kesehatan. Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam

merespons stimulus atau objek sehingga sikap itu melibatkan pikiran,

perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2012).

Sikap sebagai suatu bentuk perasaan, yaitu perasaan mendukung atau

memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable)

pada suatu objek. Sikap adalah suatu pola perilku, tendensi atau kesiapan

antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi social, atau

secara sederhana yang merupakan respon terhadap stimulasi social yang telah

terkoordinasi. Sikap dapat juga diartikan sebagai aspek atau penilaian positif

atau negative terhadap suatu objek (Rinaldi,2016).

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Putri ana dengan judul nya,

hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care dengan

frekuensi kunjungan antenatal care di puskesmas umbulharjo 1 yogyakarya,

menyampaikan Hasil penelitian tentang sikap Ibu Hamil tentang Antenatal

Care di Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta. Sikap tentang ANC pada ibu

hamil sangat penting untuk mencapai pelayanan ANC yang unggul dan

optimal. Pencapaian sikap dari tidak baik menjadi baik atau bahkan sangat

baik membutuhkan beberapa tahapan pada ibu hamil. Sikap terdiri dari
63

berbagai tingkatan yaitu menerima, merespon, menghargai dan bertanggung

jawab (Notoatmodjo, 2010). Begitu pula sikap ibu hamil tentang antenatal care

dapat dibentuk dari interaksi antara tenaga kesehatan, keluarga dan lingkungan

masyarakat dapat membentuk berbagai tingkatan sikap yaitu sangat baik, baik,

tidak baik dan sangat tidak baik(Hidayat, 2010).Hal ini sesuai dengan data

hasil penelitian yang menunjukkan dari 40 responden sebanyak 28 (70%)

responden dengan sikap ibu hamil tentang antenatal care sangat baik, sebanyak

12 (30%) responden dengan sikap ibu hamil tentang antenatal care baik dan

tidak ada responden yang memiliki kategori sikap ibu hamil tentang antenatal

care tidak baik maupun sangat tidak baik.

Untuk melakukan perubahan sikap negative terhadap sikap positif perlu

dilakukan secara hasuls dan berkali kali, melalui pendekatan persuatif yang

didukung dengan bukti bukti.

6.7 Hubungan dukungan suami dengan cakupan KI

Uji chi-squere hubungan dukungan suami dengan cakupan KI nilai

signifikan p valaue 0,019 < 0,05 bermakna ada hubungan dukungan suami

dengan cakupun KI.

Dukungan keluarga menurut Friedman (2013) adalah sikap,tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupadukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dandukungan

emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentukhubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaanterhadap anggota

keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yangmemperhatikan. Orang

yang berada dalam lingkungan sosial yang suportif umumnya memiliki


64

kondisi yang lebih baik dibandingkan rekannya yang tanpa keuntungan ini,

karena dukungan keluarga dianggap dapatmengurangi atau menyangga efek

kesehatan mental individu.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Nurul Arsyastitu dengan

judul nya hubungan dukungan suami dengan kelengkapan kunjungan anc pada

ibu hamil tm iii di puskesmas jetis ii bantul tahun 2013, menyampaikan Dari

hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami diketahui sebagian besar

responden didukung oleh suami yaitu sebanyak 26 orang (81,25%). Hal ini

dapat diartikan bahwa sebagian besar responden kehamilannya didukung oleh

suami/keluarga dengan mengingatkan dan mengantar jika tiba jadwalnya

untuk melakukan kunjungan Antenatal Care sehingga responden akan

termotivasi dalam melakukan kunjungan Antenatal Care.

Hal ini sejalan dengan penelitian Yulina (2010) dengan judul faktor-

faktor yang berhubungan dengan kunjungan ANC di puskesmas pada wilayah

kerja Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung yang menyatakan ada hubungan

dukungan keluarga dengan kunjungan ANC yang dibuktikan dengan hasil uji

analisismultivariat menggunakan regresi logistic yaitu p-value 0,001<0,05.

Untuk itulah dukungan suami sangat diperlukan untuk mendukung

perkembangan kehamilan ibu dan kesehatan bagi tumbuh kembang bayi nya.
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai hubungan


paritas, sikap, dukungan suami dengan cakupan k1 pada ibu hamil di wilayah
kerja puskesmas gapura tahun 2022 yang datang untuk melakukan ANC di
dapatkan :
1. Sebagian besar responden adalah primi gravida, yaitu sebanyak 34
responden (56,7%).
2. Sebagian besar sikap responden adalah sikap positif yaitu sebanyak 40
(66,7%).
3. Sebagian besar responden mendapatkan dukungan suami yaitu sebanyak

47 responden (78,3%).

4. Sebagian besar pemeriksaan kehamilan responden adalah K1 murni, yaitu

34 responden (56,7%).

5. Tidak ada hubungan paritas dengan cakupan K1 ibu hamil di Puskesmas

Gapura.

6. Tidak ada hubungan sikap dengan cakupan KI ibu hamil di Puskesmas

Gapura.

7. Ada hubungan dukungan suami dengan cakupun KI ibu hamil di

Puskesmas Gapura.

7.2 Saran

1. Bagi Puskesmas

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi maupun

kajian lebih lanjut bagi pemegang program KIA khususnya kunjungan

KI.

65
66

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan lebih

lanjut bagi Puskesmas Gapura dalam meningkatkan cakupan

kunjungan KI.

2. Bagi Pendidikan

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada

mahasiswa Universitas Wiraraja Khusus nya Jurusan Fakultas Ilmu

Kesehatan untuk menambah pengetahuan mengenai pendekatan

sistem dalam pelayanan kesehatan yang berpengaruh dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

b. Diharapkan hasil dari peneltian ini dapat dijadikan bahan materi

kuliah untuk menciptakan lulusan tenaga kerja yang profesional dalam

rangka memenuhi kebutuhan pasien.

3. Bagi Peneliti

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

bagi peneliti dalam penyusunan tugas akhir kuliah sebagai syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kebidanan.

b. Peneliti mampu mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah di dapat dari

proses pendidikan maupun hasil penelitian ini nantinya untuk di

implementasikan di tempat kerja.

4. Bagi Responden

a. Dapat menambah wawasan bagi responden, khusus nya tentang ante

natal care (ANC).

b. Suami dan kelurag bisa lebih mendukung ibu hamil untuk melakukan

pemeriksaan Ante Natal Care (ANC).


DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni , D. (2016). pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap sikap


melaporkan insiden pada perawat di instalasi rawat inaprumah sakit tk.
Ii dr. Soepraoen. Jurnal aplikasi manajemen. Vol 14 no 42.

Adriani, M dan Wiradjadmadi, B. (2012). Gizi dan Kesehatan Balita Peranan


Micro Zinc Pada Pertumbuhan Balita. Jakarta: Kencana

Dikes Jatim. 2009. Profil Kesehatan Jawa Timur tahun 2009.


http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PRO
VINSI_2015/15_Jatim_2015.pdf. Diakses pada tanggal 10 Desember
2017

Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep, Laporan Bulanan KIA dan KB,
Bidang Kesga, 2021

Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep, Laporan Bulanan KIA dan KB,
Bidang Kesga, 2022

Kementrian Kesehatan Ri. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Ri, 2012

Kemenkes Ri. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kemetrian
Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia).

Kurniasari, Devi. Veni Yunita Sari. 2016. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kunjungan Kehamilandi Puskesmas Kesumadadi Kabupaten Lampung
Tengah Tahun 2016. Vol 2, No 4, Oktober 2016 : 159-168

Laminullah, Lian. G.D. Kandou dan A.J.M. Rattu. Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di
Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo. Program Pascasarjana Universitas
Sam Ratulangi Manado. JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015

Notoadmodjo, Soekidjo.2003. Metodelogi Penelitian Kesehatan Ed, 5. Cipta:


Jakarta Rineka

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth Siwi Walyani ,Perbub Sleman 38,IMD dan
ASI Eklusif . Perilaku dan Softskills Kesehatan, Panduan untuk
Tenaga Kesehatan (Perawat dan Bidan), Yogyakarta :
Pustakabarupress. 2015
Prawirohardjo dan Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawirohardjo. Jakarta

Prasetyowati H., 2010. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa


Menggunakan Darah Vena pada Metode Tes Strip dan GOD-PAP, KTI,
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah,
Semarang, Semarang

Ramli, et al. 2009. Prevalence and Risk Factors For Stunting and Severe Stunting
Among Under-Fives in North Maluku Province of Indonesia. BMC
Pediatrics Diaksespad
a20 Oktober 2017 dariwww.biomedcentral.com

Rachmawati, Ayu. Ratna D P. dan Eka C. Faktor-faktor yang Memengaruhi


Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil. Universitas Lampung.
Volume 7 Nomor 1. November 2017

Saifudin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonata. Yayasan Bina Pustaka-Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta

Saifudin, Abdul Bari. 2008. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka- Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta

Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka-Sarwono


Prawirohardjo. Jakarta

World Health Organisation (WHO). 2012. Women and Health; Today’s evidence,
Tomorrow Agenda Chapter 4. Geneva: World Health Organization.
hlm. 27-47

Varney, Helen. Jan M, Kriebs. Dan Carolyn L. Gegor. 2017. Asuhan Kebidanan.
Jakarta: EGC
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Bapak/Ibu, perkenalkan saya Nanda Eka Siswandini, mahasiswi Program


Studi Ilmu Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Umiversitas Wiraraja Sumenep
semester akhir yang sedang dalam proses penyusunan Skripsi. Skripsi saya
berjudul “Hubungan Paritas, Sikap, Dukungan Suami Dengan Cakupan K1 Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gapura Tahun 2022”.
Terkait dalam penelitian tersebut, saya ingin meminta data dari Bapak/Ibu
terkait “Cakupan K1 Ibu Hamil” Data-data yang diambil akan dipublikasikan
namun tanpa menyebut nama, alamat, dan identitas penting lainnya yang dianggap
rahasia. Oleh karena itu, kerahasiaan sangat saya jaga dalam penelitian ini.
Bapak/Ibu tidak akan dipaksa untuk ikut serta dalam penelitian ini bila
tidak menghendakinya, jika diawal Bapak/Ibu bersedia ikut dalam penelitian ini
kemudian tiba-tiba berubah pikiran untuk tidak mengikuti kelanjutan penelitian
maka bapak/ibu berhak untuk tidak berpartisipasi. Saya berharap bapak/ibu
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Sumenep, Oktober 2022

Fauziatus Silmi
NPM.721640234
Lampiran 2

LEMBAR KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pekerjaaan :

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian


“Hubungan Paritas, Sikap, Dukungan Suami Dengan Cakupan K1 Pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja Puskesmas Gapura Tahun 2022”, maka dengan ini saya
menyatakan:

BERSEDIA / TIDAK BERSEDIA

Untuk berpartisipasi dalam penelitian tersebut. Selama penelitian tersebut saya


berhak mengundurkan diri untuk tidak melanjutkan menjadi responden jika dalam
pelaksanaannya ada hal-hal yang tidak diinginkan.
Persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.

Sumenep, Oktober 2022

Yang Menyatakan,

( )
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PARITAS, SIKAP, DUKUNGAN SUAMI DENGAN


CAKUPAN K1 PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GAPURA
TAHUN 2022
Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah semua pertanyaan dengan sebaik-baiknya

2. Jawablah semua pertanyaan dengan sejujur-jujurnya

3. Usahan semua pertanyaan dijawab, jangan sampai ada yang dikosongkan

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Nomor Responden : (diisi petugas)

Tanggal Pengisian : (diisi petugas)

KUESIONER DATA RESPONDEN :

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

4. Pendidikan terakhir Ibu : 1. Tidak Tamat SD/Tamat SD, 3. Tamat SMA

2. Tamat SMP, 4. Tamat


Akademik/
Sarjana

5. Paritas : 1. Primi gravida jika anak 1

2. Multi gravida jika anak > 1

6. Usia Kehamilan saat ini : ……..( dalam bulan)


Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PARITAS, SIKAP, DUKUNGAN SUAMI DENGAN


CAKUPAN K1 PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GAPURA
TAHUN 2022
Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah semua pertanyaan dengan sebaik-baiknya

2. Pada instrumen sikap pilihlah salah satu jawaban “ Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), yang anda anggap benar

dengan memberi tanda centang ( √ ) pada kolom yang tersedia

3. Jawablah semua pertanyaan dengan sejujur-jujurnya

4. Usahan semua pertanyaan dijawab, jangan sampai ada yang dikosongkan

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Nomor Responden : (diisi petugas)

Tanggal Pengisian : (diisi petugas)

KUESIONER, SIKAP

No Pernyataan SS S TS STS

1. Ibu hamil harus memeriksakan kehamilan nya


sejak awal, supaya dapat diketahui
perkembangan kehamilan nya

2. Selama kehamilan memeriksakan


kehamilan minimal 4 / 6 kali

3. Pemeriksaan kehamilan harus nya di dokter /


bidan / fasilitas kesehatan

4. Pemeriksaan kehamilan penting untuk


mendeteksi adanya kelainan
5.
Pemberian imunisasi TT dapat mencegah
penyakit tetanus pada ibu dan bayi

6. Dengan kunjungan ante natal care


(ANC) ibu mendapatkan nasehat
kehamilan

7. Sebaik nya pemeriksaan kehamilan dilakukan


setiap bulan sekali

8. Saat selama ,asa kehamilan nya ibu tidak


membutuhkan tablet penambah darah / FE

9. Tablet tambah darah / FE harus dihabiskan


sesuai advis dokter/ petugas kesehatan

10. Pada usia kehamilan 7 bulan keatas, ibu sudah


harus mulai melakukan perawatan payudara,
untuk memperlancar produksi ASI nya
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PARITAS, SIKAP, DUKUNGAN SUAMI DENGAN


CAKUPAN K1 PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GAPURA
TAHUN 2022
Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah semua pertanyaan dengan sebaik-baiknya

2. Pada instrument dukungan suami jawablah semua pertanyaan berikut dengan

memberikan tanda sialang pada jawaban “Ya atau Tidak”, dengan nilai 1 dari

setiap jawaban Ya, dan 0 di setiap jawaban Tidak,Pada instrument Cakupan K1

Pilih jaban dengan mencontreng kolom Murni dan Akses.

3. Jawablah semua pertanyaan dengan sejujur-jujurnya

4. Usahan semua pertanyaan dijawab, jangan sampai ada yang dikosongkan

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Nomor Responden : (diisi petugas)

Tanggal Pengisian : (diisi petugas)

KUESIONER, DUKUNGAN SUAMI

No Pernyataan YA TIDAK

1. Apakah suami mendampingi ibu , pada saat


melakukan pemeriksaan kehamilan / ANC

2. Apakah suami mengingatkan ibu untuk jadwal


kunjungan ulang pemeriksaan ANC berikut nya

3. Apakah suami mendukung saat ibu akan


melakukan pemeriksaan laborat /cek darah lengkap
saat pemeriksaan awal ANC
4. Apakah suami memberikan dukungan terhadap
segala keluhan pada kehamilan ibu

5.
Apakah suami memehami alsaan ibu , pada saat
ibu menolak untuk melakukan hubungan intim saat
hamil ini
6. Apakah suami menelfon untuk menanyakan keadaan
ibu saat ini, Ketika berada di luar kota

7. Apakah suami selalu menemani ibu , saat ad


kegiatan kelas ibu hamil
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PARITAS, SIKAP, DUKUNGAN SUAMI DENGAN


CAKUPAN K1 PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GAPURA
TAHUN 2022
Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah semua pertanyaan dengan sebaik-baiknya

2.,Pada instrument Cakupan K1 Pilih jaban dengan mencontreng kolom Murni

dan Akses.

3. Jawablah semua pertanyaan dengan sejujur-jujurnya

4. Usahan semua pertanyaan dijawab, jangan sampai ada yang dikosongkan

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Nomor Responden : (diisi petugas)

Tanggal Pengisian : (diisi petugas)

KUESIONER CAKUPAN KI

1. Ibu pertama kali datang periksa ke petugas kesehatan / nakes di usia

kehamilan berapa bulan…………..?


Lampiran 4

HASIL CODING
Lampiran 5

HASIL UJI STATISTIK


Lampiran 6

SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN


Lampiran 7

SURAT IJIN PENELITIAN DARI BANKESBANGPOL


Lampiran 8

SURAT TELAH MENYELESAIKAN PENELITIAN


DARI PUSKESMAS GAPURA
Lampiran 9

DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 10

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Anda mungkin juga menyukai