OLEH
OLEH
SAMARINDA
2023
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
4. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
5. Agama : Islam
Lamaru
7. Email : nikenayu250602@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
v
KATA PENGANTAR
Subhanahu wa ta’ala karena berkat rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir kuliah saya yaitu penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Klien Anak dengan Stunting
Pada proses penyusunan KTI ini peneliti banyak mengalami kesulitan serta
hambatan akan tetapi semuanya bisa saya lalui berkat bantuan dari berbagai pihak.
Dalam penyusunan KTI ini peneliti telah mendapatkan bantuan, motivasi dan
bimbingan dari berbagai pihak baik materi maupun moral. Oleh karena itu, pada
4. Ns. Andi Lis Aming G, M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III Politeknik Kesehatan
vi
6. Ns. Rus Andraini, A.Kp.,MPH selaku Pembimbing Utama dalam menyelesaikan
KTI
menyelesaikan KTI.
9. Kepada kedua orang tua saya yaitu ayahanda Moch. Mudjib, Ibunda saya
Sumarmi. S serta kakak saya atas semua doa dan dukungan yang tiada henti
10. Teman – teman angkatan ke-9 Prodi D-III Keperawatan Kelas B yang selalu
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu perlu
Penulis
vii
ABSTRAK
Pendahuluan: Stunting adalah masalah kurang gizi kronis akibat dari kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan pada anak, data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022
menunjukkan prevalensi balita untuk kota Balikpapan pada tahun 2021–2022
mengalami kenaikan sebesar dari 17,6% menjadi 19,6%. Studi kasus ini bertujuan
untuk mempelajari dan memahami asuhan keperawatan keluarga pada klien anak
dengan stunting.
viii
ABSTRACT
Methods: The method used is case study with family nursing care approach with 2
clients in the working area of Puskesmas Lamaru according to the inclusion criteria
of families having children aged 0-2 years experiencing stunting problems. Data
collection using family nursing care formats includes Assessment, Diagnosis,
Intervention, Implementation, and Nursing Evaluation.
Results and discussion: Based on the results of the assessment of the two clients,
nursing diagnoses were obtained based on the problems found, namely growth and
development disorders, risk of skin / tissue integrity disorders, knowledge deficits
and readiness to increase knowledge. Planning and implementation are carried out
according to client needs. Evaluation of both clients all resolved on day 4.
Conclusions and suggestions: The success of caring for children with stunting
depends on family participation in caring for and maintaining health to help recover
and prevent stunting problems. Suggestions for the development of nursing science
can increase knowledge, especially the implementation of family nursing care.
ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xv
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
x
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan ...................................... 6
1. Definisi ........................................................................................ 8
2. Klasifikasi .................................................................................... 8
3. Etiologi ........................................................................................ 11
5. Patofisiologi ................................................................................. 14
6. Dampak ........................................................................................ 15
7. Penatalaksanaan ........................................................................... 16
9. Pathway ....................................................................................... 18
1. Definisi ........................................................................................ 29
4. Fungsi Keluarga........................................................................... 33
xi
5. Struktur Keluarga ........................................................................ 35
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................ 68
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Anamnesa keluarga klien 1 dan 2 dengan stunting di wilayah Kerja
Puskesmas Lamaru Tahun 2023 ................................................................................ 69
Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan fisik klien 1 dan 2 dengan stunting di wilayah Kerja
Puskesmas Lamaru Tahun 2023..................................................................................... 75
Tabel 4.3 Analisa data klien 1 dan klien 2 dengan stunting di wilayah Kerja Puskesmas
Lamaru Tahun 2023...................................................................................................... 77
Tabel 4.4 Skoring masalah keperawatan keluarga 1 dengan stunting di wilayah Kerja
Puskesmas Lamaru Tahun 2023..................................................................................... 80
Tabe 4.5 Skoring masalah keperawatan keluarga 2 dengan stunting di wilayah Kerja
Puskesmas Lamaru Tahun 2023..................................................................................... 82
Tabel 4.6 Priorotas masalah keluarga 1 dan 2 dengan stunting di wilayah Kerja
Puskesmas Lamaru Tahun 2023..................................................................................... 84
Tabel 4.10 Evaluasi keperawatan keluarga 1 dan 2 dengan stunting di wilayah Kerja
Puskesmas Lamaru Tahun 2023...................................................................................105
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
manusia. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung
cepat dan tidak akan pernah terulang kembali, karena itu sering disebut golden
age atau masa keemasan (Satria, et al., 2022). Usia balita ialah usia 0-59 bulan
pada usia ini balita membutuhkan asupan gizi yang baik karena status gizi yang
berfungsi, tumbuh, dan berkembang dengan baik. Gizi merupakan bagian yang
terpenuhi dengan baik salah satu permasalah yang seringkali terjadi pada balita
oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat dan infeksi berulang selama 1000 hari
pertama kehidupan (270 hari selama kehamilan dan 730 hari dari lahir sampai
berusia 2 tahun). Stunting adalah masalah kurang gizi kronis akibat dari
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan
mengalami tinggi badan mereka lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar
usianya.
1
2
Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada
masa awal setelah bayi lahir tetapi, kondisi stunting baru terlihat pada usia 2
tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted), yaitu
(PB/U) atau (TB/U) pada balita menurut umurnya dibandingkan dengan standar
baku WHO – Multicentre Growth Reference Study (MGRS). Selain itu, menurut
score kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari –3SD (severely
WHO, pada tahun 2020 sebanyak 22% atau sekitar 149.200.000 balita di dunia
wilayah South - East Asia setelah Bhutan, Timor Leste, Maldives, Bangladesh
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 telah mengumpulkan data
kejadian balita stunting tertinggi ialah provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar
sebesar 27,1% dan prevalensi balita stunting untuk kota Balikpapan pada tahun
2021 – 2022 mengalami kenaikan sebesar 2%, dari 17,6% menjadi 19,6%.
Stunting dapat disebabkan oleh faktor ibu, anak dan lingkungan. Faktor
ibu meliputi usia saat ibu hamil, lingkar lengan ibu saat hamil, tinggi ibu,
3
pemberian ASI dan MPASI, inisiasi menyusui dini (IMD), kualitas makanan.
Faktor anak meliputi riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ataupun
dengan status sosial ekonomi yang rendah, sanitasi lingkungan keluarga tidak
Pengetahuan ibu balita dapat berpengaruh dalam kejadian stunting pada balita.
Jika, pengetahuan ibu rendah dapat meningkatkan risiko stunting pada balita
2013 tentang gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (GERNAS PPG) yang
perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada Seribu Hari Pertama Kehidupan
(Kemenkes RI, 2018). Upaya yang telah dilakukan di Puskesmas Lamaru yaitu
kesadaran pada ibu dan keluarga akan pentingnya pemberian gizi dan
sembarangan, cuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan
rumah tangga, melakukan edukasi gizi ibu dan balita, pendidikan pemberian
makan bayi dan anak dan pemantauan pertumbuhan anak (Fildzah, et al., 2020).
Salah satu upaya pencegahan stunting pada balita dapat dilakukan dengan cara
data akhir balita stunting di Puskesmas Lamaru pada tahun 2021 mengalami
stunting.
melakukan studi kasus “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Klien Anak dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
dengan stunting.
penelitian selanjutnya.
7
dengan stunting.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Stunting
kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi
badan yang lebih kurang dari minus dua standar deviasi median standar
mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Keadaan ini diperparah dengan
pendek (Stunting) adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau
TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil
2. Klasifikasi
Panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita lalu dibandingkan dengan
9
standar dan hasilnya di bawah normal. Secara fisik balita akan lebih pendek
berat badan dan panjang/ tinggi badan terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi:
dengan umur anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan
anak gemuk atau sangat gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak
b. Indeks Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut Umur
(severely stunted), yang disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu lama
BB/TB)
10
BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan anak sesuai
(severely wasted) serta anak yang memiliki risiko gizi lebih (possible risk
dan kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut) maupun yang
kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas. Grafik
yang sama.
Tabel 2.1
Kategori dan Ambang Status Gizi Anak
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas
(Z-Score)
Berat badan sangat kurang < -3 SD
Berat Badan (severely underweight)
menurut Umur Berat badan kurang -3 SD sd < -2 SD
(BB/U) anak usia (underweight)
0-60 bulan
Berat badan normal -2 SD sd +1 SD
Risiko berat badan lebih > +1 SD
Panjang Badan atau Sangat pendek (severely < -3 SD
Tinggi Badan menurut stunted)
Umur Pendek (stunted) -3 SD sd < -2 SD
(PB/U atau TB/U) Normal -2 SD sd +3 SD
anak usia 0-60 bulan Tinggi > +3 SD
Gizi buruk (severely < -3 SD
Berat Badan menurut wasted)
Panjang Badan atau Gizi kurang (wasted) -3 SD sd < -2 SD
Tinggi Badan (BB/PB Gizi baik (normal) -2 SD sd + 1 SD
atau BB/TB) anak
usia 0-60 bulan Berisiko gizi lebih (possible > +1 SD sd +2 SD
risk of overweight)
Gizi lebih (overweight) > +2 SD sd +3 SD
11
2. Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak
3. Etiologi
diantaranya, tingkat pengetahuan gizi ibu dan balita, pola asuh, ketersediaan
air bersih dan sanitasi keluarga, tingkat ekonomi keluarga balita, sosial
Wawasan pengetahuan ibu tentang gizi ibu balita sangat penting mulai
dalam kandungan hingga usia balita 2 tahun atau disebut dengan istilah
1000 HPK. Ibu yang tidak paham mengenai perlakuan yang benar
karena perkembangan bayi tidak terkontrol dengan optimal dan sikap ibu
b. Pola Asuh
saja kepada bayi tanpa tambahan cairan dan makanan selama 6 bulan.
Bayi yang tidak mendapatkan ASI dengan cukup maka bayi tersebut
yang tidak diberi ASI eksklusif dibandingkan anak yang diberi ASI
eksklusif.
2) Ketepatan MP-ASI
akibat kurang asupan zat besi saat balita bila berlangsung lama akan
d. Pelayanan Kesehatan
saat melahirkan agar bayi yang disusui tercukupi asupan vitamin A-nya
vitamin A.
pada bayi maupun anak-anak yang daya tahan tubuhnya belum sekuat
pembuangan akhir sampah, sumber air bersih, tempat buang air besar
4. Manifestasi Klinis
untuk seusianya.
5. Patofisiologi
berulang menjadi faktor utama kejadian kurang gizi. Faktor sosial ekonomi,
pemberian ASI dan MP-ASI yang kurang tepat, pendidikan orang tua, serta
kecukupan gizi. Kejadian kurang gizi yang terus berlanjut dan karena
atau kurang gizi kronis. Hal ini terjadi karena rendahnya pendapatan
2016).
lapisan lemak di bawah kulit hal ini terjadi karena kurangnya asupan gizi
sehingga tubuh memanfaatkan cadangan lemak yang ada, selain itu imunitas
dan produksi albumin juga ikut menurun sehingga balita akan mudah
kadar asam basa pada saluran cerna yang akan menimbulkan diare
(Maryunani, 2016).
6. Dampak
pendidikan yang kurang dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa
1) Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek bila
sekolah.
7. Penatalaksanaan
setiap bulan.
17
c. Pemberian vitamin A.
meningkatkan asupan energi dan zat gizi yang besar bagi banyak pasien.
kekurangan gizi.
8. Pemeriksaan Penunjang
elektrolit serum.
18
9. Pathway
Intake nutrisi
kurang
Gizi kurang
Kurang pengetahuan
Kegagalan melakukan orang tua
perbaikan gizi yang terjadi
dalam waktu lama
Defisit pengetahuan
Stunting
anoreksia
Bagan 2.1
Pathway Stunting
Defisit nutrisi Sumber: Maryunani (2016)
19
a. Definisi
Seorang anak bukan hanya menjadi besar secara fisik, juga dalam segi
social (kemandirian) dan bahasa bicara. Selain itu yang dimaksud dengan
Beberapa ciri dari proses tumbuh dan kembang anak yang saling
perkembangan selanjutnya
anak mampu untuk berdiri maka ia tidak akan bisa berjalan, hal
tersebut juga bisa terjadi jika fungsi anggota gerak dan pertumbuhan
Mufidah (2022) terdiri dari empat bagian yang dapat digambarkan berikut
ini:
Gambar 2.1
Empat Komponen Landasan Berpikir Paradigma Keperawatan Anak
a. Manusia (Anak)
memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial.
Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisiknya sama,
lambat. Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi
bertambahnya usia anak. Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi di
mulai bayi seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons emosi
perkembangan anak, seperti pada bayi saat perpisahan dengan orang tua
anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga aspek
perbedaan dalam hal fungsi tubuh dimana orang dewasa cenderung sudah
berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang sedang anak masih
23
b. Sehat-Sakit
sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam
pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya
c. Lingkungan
seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara, teman sebaya dan
d. Keperawatan
untuk mencapai masa depan anak yang lebih baik, melalui interaksi
baik secara fisiologis maupun psikologis anak itu sendiri. Perawat harus
dari:
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
pada ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek
kehidupan anak.
a. Sebagai pendidik
persiapan pulang kerumah. Tiga domain yang dapat diubah oleh perawat
b. Sebagai konselor
sentuhan dan hadir secara fisik maka perawat dapat saling bertukar
pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang masalah anak dan
karena itu kerjasama dengan keluarga juga harus terbina dengan baik
kesejahteraan anak.
e. Sebagai peneliti
1. Definisi
yang terdiri dari 2 orang atau lebih, adanya ikatan perkawinan yang
sah/pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama
2022).
(2022) adalah :
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau
rumah mereka.
3. Tipe Keluarga
a. Secara Tradisional
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya.
paman-bibi).
b. Secara Modern
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal dalam satu rumah
2) Reconstituted Nuclear
sekolah/perkawinan/meniti karier.
32
4) Dyadic Nuclear
5) Single Parent
rumah.
6) Dual Carrier
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
9) Three Generation
10) Institusional
11) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy
satu kesatuann keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang
diadopsi.
perkawinan.
sama.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
konsep diri yang positif, rasa dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta
b. Fungsi Sosialisasi
berperan di masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
5. Struktur Keluarga
a. Patrilineal
b. Matrilineal
c. Matrilokal
sedarah istri.
d. Patrilokal
sedarah suami.
36
e. Keluarga Kawin
umum dan tujuan khusus (Siregar, et al., 2020). Tujuan umum keperawatan
masalah kesehatan.
anggota keluarganya.
berikut:
a. Keluarga sehat
pencegahan penyakit.
Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan adalah apabila satu atau lebih
ibu hamil multipara atau usia lebih dari 36 tahun, lansia lebih dari 70
38
penyalahgunaan narkoba.
a. Promosi Kesehatan
b. Pencegahan penyakit
osteoporosis.
rasa aman, cinta kasih, harga diri, dan aktualisasi diri. Sedangkan jenis
d. Pemulihan kesehatan
keperawatan.
ini?”.
40
perawat akan bertanya kepada anggota keluarga yang baru aja sakit
bagian lain dari system terpengaruh. Oleh karena itu, jika salah satu
dalam pendekatan sistem meliputi: “Apa yang berubah bagi anda dan
“Masalah apa dialami keluarga sejak anda memberi tahu sekolah tentang
Gambar 2.2
Pendekatan dalam Keperawatan Keluarga
10. Peran Perawat Keluarga
kompleks, bervariasi, dinamis dan adaptif, oleh karena itu penting bagi
dengan spesialisasi.
keluarga meliputi:
a. Edukator
sumber daya mulai dari rawat inap, rawat jalan, perawatan kesehatan di
d. Advokat
hyperactivity.
e. Konsultan
yang berpusat pada keluarga dalam waktu singkat dan mempunyai tujuan
f. Konselor
h. Environmental specialist
perawatan diri.
anggota keluarga.
j. Surrogate
k. Peneliti
ilmiah.
45
l. Role model
perawat yang ada di sekolah harus menjadi role model yang baik bagi
m. Manajer kasus
Alzheimer.
atas kategori pertanyaan, yaitu data pengenalan keluarga, riwayat dan tahap
budaya, identitas agama, status kelas sosial, dan rekreasi keluarga. Data
anggota keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dana anak), riwayat
c. Data lingkungan
keluarga. Data yang perlu dikaji yaitu berapa lama keluarga tinggal di
keluarga di komunitas.
Data yang perlu dikaji yaitu data struktur keluarga, antara lain
berinteraksi.
yang terdiri atas data siapa yang membuat keputusan dalam keluarga,
struktur peran, meliputi peran dan posisi setiap anggota keluarga, tidak
kebudayaan yang dianut keluarga, nilai inti keluarga seperti siapa yang
keluarga secara sadar atau tidak, apakah ada konflik nilai yang
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
memberi dan menerima cinta, serta latihan perilaku yang sesuai usia.
49
4) Fungsi ekonomi
5) Fungsi reproduksi
pengertian keperawatan.
data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan
melaksanakannya.
atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES.
a. Problem atau masalah (P) Masalah yang mungkin muncul pada penderita
artritis rheumatoid.
52
yang meliputi:
4) Memodifikasi lingkungan.
c. Sign atau tanda (S) Tanda atau gejala yang didapatkan dari hasil
pengkajian.
informasi
a. Aktual
b. Resiko
c. Potensial
atau optimal.
Tabel 2.2
Skoring Masalah
No Kriteria Score Bobot
1. Sifat masalah
a. Aktual 3 1
b. Resiko 2
c. Tinggi 1
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
a. Tinggi 2
b. Sedang 1 2
c. Rendah 0
54
keperawatan keluarga.
4. Intervensi Keperawatan
juga dapat diartikan juga sebagai suatu proses penyusunan berbagai intervensi
berikut ini.
kesehatan.
Tabel 2.3
Intervensi Keperawatan pada anak Stunting
Diagnosa
No Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
5. Implementasi Keperawatan
agar keluarga lebih siap baik fisik maupun psikologis dalam menerima asuhan
klien, keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik,
pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
anggota keluarga dan selama tindakan, perawat perlu memantau respon verbal
sakit,
lingkungan menjadi,
keluarga keliru.
yang dihadapi.
lingkungan sekitar.
6. Evaluasi Keperawatan
akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap
proses keperawatan.
sudah sesuai. Diagnosa keperawatan juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan
oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat
pola pikir, dimana masing-masing huruf tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
dilaksanakan.
dilaksanakan.
masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontraindikasi
P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.
62
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan/Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
B. Subyek Penelitian
penelitian yang akan diteliti berjumlah dua klien dengan kasus yang sama dan
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Subyek terdiri dari 2 orang anak dalam 2 keluarga berbeda baik laki-laki
maupun perempuan.
2. Kriteria Eksklusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi
C. Definisi Operasional
tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk
1. Stunting
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang
atau tinggi badannya berada di bawah standar. Pada kasus ini untuk
Puskesmas.
suatu proses atau tahap tahap kegiatan dalam praktik keperawatan yang
64
1. Lokasi
Balikpapan.
2. Waktu
E. Prosedur Penelitian
2. Meminta izin untuk pengumpulan data dengan metode studi kasus melalui
surat izin pelaksanaan studi kasus kepada pihak Puskesmas serta pihak
keluarga.
65
informasi singkat tentang tujuan dan manfaat studi kasus kepada responden
untuk ditandatangani.
kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan selama 5 hari dengan
sebagai berikut:
keluarga.
66
G. Keabsahan Data
Keabsahan data yang digunakan:
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Sumber data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien, seperti orang tua.
3. Data Tersier
H. Analisa Data
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan cara
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
BAB IV
Pada BAB ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang asuhan
A. Hasil Penelitian
peran keluarga dalam merawat keluarga dengan stunting pada anak. Pada bab
jalan Mulawarman RT. 007, Lamaru, Balikpapan Timur dan keluarga Tn. R
a. Pengkajian
Tabel 4.1
Hasil Anamnesa keluarga klien 1 dan 2 dengan stunting di wilayah Kerja
Puskesmas Lamaru Tahun 2023
Data Umum Keluarga 1 (Klien An.S) Keluarga 2 (Klien An. N)
Nama Kepala Tn. R Tn. M
Keluarga (KK)
Jenis Kelamin Laki-Laki Laki-Laki
Pendidikan SMA SMA
terakhir
Usia 37 tahun 38 tahun
Alamat dan tlp Jl. Mulawarman Rt. 07 No. , Jl. Mulawarman Rt. 03 No. ,
Lamaru Lamaru
08524673XXXX 08125855XXXX
Komposisi Anggota Keluarga
Keluarga
Klien 1 Klien 2
Nama Ny. P An. Z An. S Ny. S An. M An. N
Jenis Kelamin P P P P P L
Hubungan Istri Anak Anak Istri Anak Anak
dengan KK
Usia 30 5 tahun 11 34 7 tahun 12 bulan
tahun bulan tahun
Pendidikan SMA TK Belum SMA SD Belum
terakhir sekolah sekolah
Pekerjaan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
bekerja bekerja bekerja beker bekerja bekerja
ja
Keluarga 1 (Klien An. S) Keluarga 2 (Klien An. N)
Tipe Keluarga Keluarga Tn. R dengan tipe Keluarga Tn. M dengan tipe
keluarga inti (nuclear famiy). keluarga inti (nuclear famiy).
Agama Keluarga Tn. R beragama Islam Keluarga Tn. M beragama Islam
Suku Bangsa Keluarga Tn. R bersuku Palu, Keluarga Tn. M bersuku
bahasa yang digunakan sehari- bersuku Jawa, bahasa yang
hari Bahasa Indonesia. digunakan sehari-hari Bahasa
Indonesia
Status Sosial Tn. R mengatakan bahwa Tn. R Tn. R mengatakan bahwa Tn. R
dan Ekonomi yang mencari nafkah untuk yang mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari memenuhi kebutuhan sehari-
dengan bekerja sebagai mekanik hari dengan bekerja sebagai
pertambangan, penghasilan wiraswatsa, penghasilan sebulan
sebulan 5.000.000-6.000.000. tidak menentu.
Aktivitas dan Tn. R mengatakan aktivitas Tn. M mengatakan aktivitas
Rekreasi sehari-hari bekerja, untuk Ny. P sehari-harinya bekerja, untuk
Keluarga dirumah biasa mengurusi dan Ny. S sering beraktivitas
menjaga An. Z dan An. S, dirumah menjaga An. M dan
berbincang dengan tetangga dan An. N, mengantar An. M
menonton tv. Untuk rekreasi sekolah, menonton tv. Keluarga
keluarga biasanya keluarga Tn. R Tn. M sering melakukan
pergi berekreasi ke pantai. rekreasi ke pantai.
70
Genogram Klien 1
Ket :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Laki-Laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien (An.S)
: Tinggal serumah
Genogram Klien 2
Ket :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Laki-Laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien (An. N)
: Tinggal serumah
Riwayat dan Keluarga 1 Keluarga 2
Tahap (Klien An.S) (Klien An. N)
Perkembangan
Tahap Tahap perkembangan keluarga Keluarga pada saat ini berada
perkembangan Tn.A termasuk dalam tahap pada tahap IV yaitu dengan
saat ini perkembangan VIII lanjut usia. tahap anak usia sekolah, dimana
Dimana Ny. S berusia 74 tahun. An. M anak pertama saat ini
berusia 7 tahun.
Tahap Keluarga pada saat ini berada Pada keluarga Tn. S tahap
perkembagan pada tahap III yaitu dengan tahap perkembangan keluarga sudah
yang belum anak Pra-sekolah, dimana An. Z terpenuhi.
terpenuhi anak pertama saat ini berusia 5
tahun.
Riwayat Tn. R tidak memiliki riwayat Tn.M tidak memiliki riwayat
keluarga inti penyakit dan alergi, status penyakit dan alergi, status
imunisasi lupa, dengan imunisasi lupa, dengan
penampilan umum sehat, status penampilan umum sehat, status
kesehatan saat ini baik. kesehatan saat ini baik.
Ny. P saat hamil mengalami Ny.S tidak memiliki riwayat
anemia dan tidak rutin meminum penyakit dan alergi, status
obat penambah darah karena imunisasi lupa, dengan
selalu mual, ASI tidak bisa keluar penampilan umum sehat, status
karena mengalami stress, kesehatan saat ini baik
penampilan umum baik tidak ada An. M tidak ada riwayat
riwayat alergi, status imunisasi penyakit status kesehatan baik,
lupa. penampilan umum baik tidak
An. Z memiliki riwayat BBLR, ada riwayat alergi.
status imunisasi lengkap, status An. N sering mengalami sakit
kesehatan baik, penampilan batuk dan pilek sejak usia 6
umum baik, tidak ada riwayat bulan, tidak memiliki riwayat
alergi. alergi, status imunisasi lengkap,
An. S memiliki riwayat alergi penampilan umum BB dan PB
susu sapi, BBLR, diare dan masuk rendah sehingga terlihat pendek
RS saat usia 7 bulan karena dan kurus karena An. N saat
diberikan makanan yang usia 6 bulan diberikan MPASI
mengandung susu sapi, saat ini selalu dimuntahkan kemudian
An. S belum di berikan MPASI saat usia 8 bulan Ny. S
dikarenakan Ny. P tidak ingin menyadari bahwa klien
terjadi diare lagi pada klien,klien memiliki tanda dan gejala dari
71
bulan sebagai anak kedua, suku Palu. Klien memiliki riwayat BBLR,
diare dan alergi susu sapi. Klien tinggal bersama kedua orangtuanya. tipe
keluarga keluarga inti, tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu berada
pada tahap III dengan anak prasekolah. sanitasi lingkungan cukup baik,
dengan adanya tempat sampah, air bersih, jamban sehat, tidak ada
bulan sebagai anak kedua, suku Jawa. Klien sering mengalami batuk dan
air dari PDAM, PHBS keluarga baik, adanya tempat sampah, air bersih,
2) Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.2
Hasil pemeriksaan fisik klien 1 dan 2 dengan stunting di wilayah Kerja
Puskesmas Lamaru Tahun 2023
Pemeriksaan Klien 1 An. S Klien 2 An. N
Tanda-tanda Suhu : 36,5C Suhu : 37C
Vital Respirasi : 30x/menit Respirasi : 33x/menit
Nadi : 113x/menit Nadi : 121x/menit
Spo2: 99% Spo2: 100%
Berat Badan 6,3 kg (11 bulan) 6,4 kg (12 bulan)
(Usia)
Panjang Badan 67 cm 69 cm
LK 38,8 cm 44 cm
LILA 13 cm 12 cm
Status gizi Stunted (pendek) Severely stunted (sangat
pendek)
Kesadaran Composmentis Composmentis
Kepala Rambut pendek, hitam tidak Rambut pendek, hitam
ada kelainan, tidak ada bekas tidak ada kelainan, tidak
luka, Bentuk kepala simetris, ada bekas luka, Bentuk
kulit kepala tidak ada lesi kepala simetris, kulit kepala
dan tidak ada benjolan. tidak ada lesi dan tidak ada
Rambut berwarna hitam benjolan. Rambut berwarna
tidak beruban hitam tidak beruban
Mata Bentuk mata simetris, Bentuk mata simetris,
konjungtiva tidak anemis, konjungtiva tidak anemis,
pupil isokor, sclera tidak pupil isokor, sclera tidak
ikterik, ketajaman ikterik, ketajaman
pengelihatan baik. pengelihatan baik.
Telinga Bersih, tidak ada serumen, Bersih, tidak ada serumen,
tidak ada luka tidak ada luka
Hidung Bersih, tidak ada secret, tidak Bersih, tidak ada secret,
ada kelainan, bentuk hidung tidak ada kelainan, bentuk
simetris, tidak ada benjolan, hidung simetris, tidak ada
tidak ada pernapasan cuping benjolan, tidak ada
hidung pernapasan cuping hidung
Mulut Tidak ada stomatitis, gigi Tidak ada stomatitis, gigi
sudah tumbuh, uvula terletak sudah tumbuh, uvula
sinetris tengah terletak sinetris tengah
Leher/tenggor Tidak ada kesulitan menelan Tidak ada kesulitan
okan menelan
Dada dan Pergerakan dada simetris, Pergerakan dada simetris,
paru-paru vesikuler, tidak ada keluhan vesikuler, tidak ada keluhan
sesak nafas, tidak ada otot sesak nafas, tidak ada otot
bantu pernapasan bantu pernapasan
Abdomen Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak
ada massa abdomen, tidak ada massa abdomen, tidak
Nampak bayangan pembuluh Nampak bayangan
darah pada abdomen, tidak pembuluh darah pada
ada bekas luka. abdomen, tidak ada bekas
luka.
76
dan PB yang tidak sesuai dengan usianya yaitu BB: 6,3 kg, PB : 67 cm
dengan status gizi stunted (pendek). Pemeriksaan fisik pada bagian Kulit
tampak kering, tidak ada bekas luka, turgor baik, tidak ada tanda-tanda
infeksi.
PB dengan seusianya yaitu, BB: 6,4 kg, TB: 69 cm. Pemeriksaan fisik
pada bagian kulit kering dan mengelupas disekitar jari tangan dan kaki
serta siku. tidak ada bekas luka, turgor baik, tidak ada tanda-tanda
infeksi. Kuku klien pendek dan bersih, CRT < 2 detik. Pada pencernaan
klien tidak ada keluhan mual dan munah, nafsu makan tidak baik, tidak
b. Analisa Data
Table 4.3
Analisa data klien 1 dan klien 2 dengan stunting di wilayah Kerja Puskesmas
Lamaru Tahun 2023
Diagnosis Klien 1 Diagnosis Klien 2
keperawatan keperawatan
Gangguan DS: Gangguan DS:
Tumbuh - Keluarga mengatakan Tumbuh - Ny. S mengatakan
Kembang Ny. P memiliki riwayat Kembang sudah memberikan
penyakit anemia saat makanan yang
hamil dan tidak rutin cukup untuk klien
meminum tablet tetapi anak tidak ada
tambah darah kenaikan berat
- Ny.P mengatakan klien badan
memiliki riwayat BB - Ny. S menyadari
dan PB rendah saat anaknya mengalami
lahir tanda dan gejala
- Ny. P mengatakan stunting sejak usia
klien belum diberikan sekitar 8 bulan
makanan pendamping - Ny. S mengatakan
ASI(MPASI) klien sulit makan
- Ny. P mengatakan - Ny. S mengatakan
klien hanya diberikan klien tidak memilih
susu formula (soya) makanan tetapi
dan terkadang makan klien hanya
diberikan buah serta sedikit
biscuit dari puskesmas - klien dapat berjalan
yang dijadikan bubur sambal berpegangan
- Ny. P mengatakan benda sekitar
klien memiliki riwayat - klien dapat memegang
alergi susu sapi benda kecil
- klien kurang aktif saat - klien tidak aktif
bermain dengan orang bermain dengan orang
disekitarnya sekitarnya
- klien jarang - pola tidur klien
mengeluarkan suara terganggu karena
- klien mudah marah dan tidak tidur siang
rewel sehingga sering
terbangun tengah
- klien dapat berjalan
malam dan tidak
sambil perpegangan
kembali tidur hingga
benda sekitar
pagi
- klien belum bisa makan
- klien jarang
sendiri
mengeluarkan suara
- klien tidak terlalu dan kata kata
mengenal ayahnya.
- klien dapat mengenal
anggota keluarganya
DO:
- klien tampak kurus dan DO:
pendek untuk anak - Klien tampak kurus
seusianya dan pendek untuk
78
untuk klien 2.
80
c. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.4
Skoring masalah keperawatan keluarga 1 dengan stunting di wilayah Kerja
Puskesmas Lamaru Tahun 2023
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Gangguan Tumbuh Kembang b.d Ketidakmampuan Keluarga Merawat
Anggota Keluarga yang Sakit (D.0106)
1 Sifat Masalah : 3x1/3 1 Keluarga mengatakan
Aktual (3) Klien memiliki alergi
Resiko Tinggi (2) susu sapi dan belum
Potensial (1) diberikan MPASI
Bobot : 1
2 Kemungkinan masalah 1x2/2 1 Keluarga mengatakan
dapat diubah: Klien diberikan susu
Mudah (2) formula (soya) dan
Sebagian (1) terkadang diberikan buah
Tidak dapat (0) buahan dan biscuit bayi
Bobot : 2
3 Potensi masalah untuk 2x1/3 2/3 Keluarga mengatakan
dicegah : sedikit paham mengenai
Tinggi (3) pemberian nutrisi kepada
Cukup (2) bayi namun tidak ingin
Rendah (1) jika Klien terkena diare
Bobot : 1 lagi.
4 Menonjolnya masalah : 2x1/2 2 Menurut keluarga PB BB
Segera diatasi (2) yang sulit bertambah ini
Tidak segera diatasi harus segera ditangani,
(1) karena ini menyangkut
Tidak dirasakan ada dengan pertumbuhan dan
masalah (0) perkembangan anaknya.
Bobot : 1
Total 4 2/3
Risiko Gangguan Integritas Kulit/ Jaringan b.d Ketidakmampuan Keluarga
Merawat Anggota Keluarga yang Sakit (D.0139)
1 Sifat Masalah : 1x1/3 1 Keluarga mengatakan
Aktual (3) kulit klien kering
Resiko Tinggi (2)
Potensial (1)
Bobot : 1
2 Kemungkinan masalah 2x2/2 2 Keluarga mengatakan
dapat diubah: memakai produk khusus
Mudah (2) bayi untuk perawatan
Sebagian (1) kulit bayi
Tidak dapat (0)
Bobot : 2
81
Tabel 4.5
Skoring masalah keperawatan keluarga 2 dengan stunting di wilayah Kerja
Puskesmas Lamaru Tahun 2023
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Kesiapan Peningkatan Pengetahuan b.d Ketidakmampuan Keluarga
Mengenal Masalah (D.O113)
1 Sifat Masalah : 1x1/3 1/3 Pengetahuan keluarga
Aktual (3) mengenai masalah sudah
Resiko Tinggi (2) cukup baik, orang tua
Potensial (1) klien mencari informasi
Bobot : 1 mengenai stunting.
2 Kemungkinan masalah 2x2/2 2 Orang tua klien mudah
dapat diubah: memahami dan keluarga
Mudah (2) paham tentang masalah
Sebagian (1) kesehatan anggota
Tidak dapat (0) keluarga
Bobot : 2
3 Potensi masalah untuk 3x1/3 1 Keluarga memahami
dicegah : tentang masalah
Tinggi (3) kesehatan yang di alami
Cukup (2) anaknya
Rendah (1)
Bobot : 1
4 Menonjolnya masalah : 2x1/2 1 Pengetahuan tentang
Segera diatasi (2) masalah kesehatan dari
Tidak segera diatasi keluarga sudah cukup
(1) baik, keluarga dapat
Tidak dirasakan ada mengenal masalah
masalah (0) kesehatan
Bobot : 1
Total 4 1/3
Gangguan Tumbuh Kembang b.d Ketidakmampuan Keluarga Merawat
Anggota Keluarga yang Sakit (D.0106)
1 Sifat Masalah : 2x1/3 2/3 Keluarga mengatakan
Aktual (3) klien sulit untuk
Resiko Tinggi (2) makan/makan hanya
Potensial (1) sedikit dan cepat kenyang
Bobot : 1
2 Kemungkinan masalah 1x2/2 1 Keluarga mengatakan
dapat diubah: klien tidak memilih milih
Mudah (2) makanan dan makanan
Sebagian (1) yang yang sesuai dengan
Tidak dapat (0) usia anak tetapi makan
Bobot : 2 hanya sedikit
3 Potensi masalah untuk 3x1/3 1 Keluarga mengatakan
dicegah : telah memberikan
Tinggi (3) suplemen makanan ke
Cukup (2) klien
Rendah (1)
Bobot : 1
83
Tabel 4.6
Prioritas masalah keluarga 1 dan 2 dengan stunting di wilayah Kerja Puskesmas
Lamaru Tahun 2023
Klien 1 Klien 2
No Diagnosa Skor No Diagnosa Skor
Keperawatan Keperawatan
1. Defisit Pengetahuan 5 1. Kesiapan Peningkatan 4 1/3
b.d Ketidakmampuan Pengetahuan b.d
Keluarga Mengenal Ketidakmampuan
Masalah Keluarga Mengenal
Masalah
2. Gangguan Tumbuh 4 2/3 2. Gangguan Tumbuh 3 2/3
Kembang b.d Kembang b.d
Ketidakmampuan Ketidakmampuan
Keluarga Merawat Keluarga Merawat
Anggota Keluarga Anggota Keluarga
yang sakit yang Sakit
3. Risiko Gangguan 4 3. Risiko Gangguan 3 1/2
Integritas Integritas
Kulit/Jaringan b.d Kulit/Jaringan b.d
Ketidakmampuan Ketidakmampuan
Keluarga Merawat Keluarga Merawat
Anggota Keluarga Anggota Keluarga
yang Sakit yang Sakit
keluarga kooperatif dalam hal ini. Pada klien 1 ditemukan prioritas malasah
yaitu deficit pengetahuan dan pada klien 2 ditemukan prioritas masalah kesiapan
peningkatan pengetahuan.
d. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.7
Intervensi keperawatan keluarga 1 dengan stunting di wilayah Kerja Puskesmas Lamaru Tahun 2023
Dx. Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
Defisit Pengetahuan Setelah Verbal/ - Keluarga Edukasi kesehatan (I. 12383)
Pengetahu keluarga dilakukan psikomotor menunjukkan Observasi
an b.d meningkat kunjungan keinginan 1. 1 Identifikasi kesiapan dan kemauan keluarga menerima
Ketidakm selama 1x30 meningkatkan informasi
ampuan menit keluarga perilaku hidup 1. 2 Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan
Keluarga mampu bersih dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Mengenal mencegah sehat Terapeutik
Masalah timbulnya - Keluarga aktif 1. 3 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
(D.0111) penyakit bertanya 1. 4 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
tentang materi 1. 5 Berikan kesempatan untuk bertanya
yang Edukasi
diberikan 1. 6 Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
1. 7 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
1. 8 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
1. 9 Evaluasi keluarga mengenai perilaku hidup bersih dan
sehat
Setelah Verbal/ - Keluarga Edukasi Proses Penyakit (I.12444)
dilakukan psikomotor dapat Edukasi
kunjungan 1x30 menyebutkan 1. 10 Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
menit keluarga 3 dari 6 faktor 1. 11 Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit
mampu risiko 1. 12 Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh
mengetahui penyakit penyakit
85
tentang penyakit - Keluarga 1. 13 Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
mulai dari dapat 1. 14 Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang
penyebab, faktor menyebutkan dirasakan
risiko, tanda dan 2 dari 4 tanda 1. 15 Ajarkan meminimalkan efek samping dari intervensi
gejala penyakit, dan gejala atau pengobatan
serta cara penyakit 1. 16 Informasikan kondisi pasien saat ini
meredakan 1. 17 Anjurkan melapor jika merasa tanda dan gejala
gejala yang memberat atau tidak biasa
dirasakan
Gangguan Keluarga Setelah Verbal - Keluarga Pemantauan Nutrisi (I.03123)
Tumbuh dapat dilakukan mengetahui Observasi
Kembang merawat kunjungan 1x30 apakah ada 2. 1 Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi
b.d anggota menit, keluarga tanda dan (mis. Penegtahuan, ketersediaan makanan,
Ketidakm keluarga mampu gejala agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak adekuat,
ampuan yang sakit memahami berbahaya gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau
Keluarga tanda dan gejala pascaoperasi)
Merawat bahaya 2. 2 Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar yang
Anggota berlebihan, luka yang sult sembuh, dan pendarahan)
Keluarga 2. 3 Identifikasi kelainan pada rambut (kering, tipis, kasar,
yang dan mudah patah)
Sakit 2. 4 identifikasi pola makan (mis. Kesukaan
(D.0106) makanan//ketidaksukaan makanan, konsumsi makanan
cepat saji, makan terburu-buru
2. 5 Identifikasi kelainan pada kuku (mis. Berbentuk
sendok, retak, mudah patah, dan bergerigi)
2. 6 identifikasi kemampuan menelan (mis. Fungsi motoric
wajah, reflex menelan, dan reflex gag)
2. 7 Identifikasi kelainan rongga mulut (mis. Peradangan,
gusi berdarah, bibir kering dan retak, luka)
2. 8 Identifikasi kelainan eliminasi (mis.diare, darah,
lender, dan eliminasi tidak teratur)
86
2. 9 Monitor mual dan muntah
2. 10Monitor asupan oral
2. 11Monitor warna konjungtiva
Terapeutik
2. 12Timbang berat badan
2. 13Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. Indeks
massa tubuh, pengukuran pinggang, dan ukuran lipatan
kulit)
2. 14Hitung perubahan berat badan
2. 15Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
2. 16Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. 17informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Keluarga Verbal/ - Keluarga Edukasi Nutrisi Bayi (I.12397)
mampu psikomotor mampu Observasi
memberikan meningkatkan 2. 18 Identifikasi kesiapan dan kemauan keluarga menerima
nutrisi yang nutrisi informasi
baik kepada terutama Terapeutik
klien kepada Klien
2. 19 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. 20 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2. 21 Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
Edukasi
2. 22 Jelaskan tanda-tanda awal rasa lapar (mis. Bayi
gelisah, membuka mulut dan menggeleng gelengkan
kepala, menjulur-julurkan lidah, menghisap jari atau
tangan)
2. 23 Anjurkan menghindari pemberian pemanis buatan
2. 24 Ajarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
(mis. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, cuci
87
tangan dengan sabun setelah ke toilet)
2. 25 Ajarkan cara memilih makanan sesuai dengan usia
bayi
2. 26 Ajarkan cara mengatur frekuensi makan sesuai usia
bayi
2. 27 Anjurkan tetap memberikan ASI saat bayi sakit
Risiko Keluarga Verbal/ Keluarga Edukasi Perawatan Kulit (I.12426)
Gangguan dapat merwat psikomotor mampu Observasi
Integritas anggota melakukan 3. 1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Kulit/Jari keluarga perawatan kulit informasi
ngan b.d yang sakit pada klien Terapeutik
Ketidakm 3. 2 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
ampuan 3. 3 Jadwalkan pendidikan kesehatan kulit
Keluarga 3. 4 Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
Merawat Edukasi
Anggota 3. 5 Anjurkan menggunakan tabir surya saat berada diluar
Keluarga rumah
yang sakit 3. 6 Anjurkan minum cukup cairan
(D.0139) 3. 7 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
3. 8 Anjurkan menggunakan pelembab
3. 9 Anjurkan melapor jika ada lesi kulit yang tidak biasa
88
Tabel 4.8
Intervensi keperawatan keluarga 2 dengan stunting di wilayah Kerja Puskesmas Lamaru Tahun 2023
No. Dx. Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Kep
Umum Khusus Kriteria Standar
Kesiapan Pengetahuan Setelah Verbal/ - Keluarga Edukasi kesehatan (I. 12383)
Peningkat keluarga dilakukan psikomotor menunjukkan Observasi
an meningkat kunjungan keinginan 1. 1 Identifikasi kesiapan dan kemauan keluarga menerima
Pengetahu selama 1x30 meningkatkan informasi
an b.d menit keluarga perilaku hidup 1. 2 Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan
Ketidakm mampu bersih dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
ampuan mencegah sehat Terapeutik
Keluarga timbulnya - Keluarga aktif 1. 3 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Mengenal penyakit bertanya 1. 4 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Masalah tentang materi 1. 5 Berikan kesempatan untuk bertanya
(D.0111) yang Edukasi
diberikan 1. 6 Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi
- kesehatan
1. 7 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
1. 8 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
1. 9 Evaluasi keluarga mengenai perilaku hidup bersih dan
sehat
Setelah Verbal/ - Keluarga Edukasi Proses Penyakit (I.12444)
dilakukan psikomotor dapat Edukasi
kunjungan 1x30 menyebutkan 1. 10 Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
menit keluarga 3 dari 6 faktor 1. 11 Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit
mampu risiko 1. 12 Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh
mengetahui penyakit penyakit
tentang penyakit - Keluarga 1. 13 Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
89
mulai dari dapat 1. 14 Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang
penyebab, faktor menyebutkan dirasakan
risiko, tanda dan 2 dari 4 tanda 1. 15 Ajarkan meminimalkan efek samping dari intervensi
gejala penyakit, dan gejala atau pengobatan
serta cara penyakit 1. 16 Informasikan kondisi pasien saat ini
meredakan 1. 17 Anjurkan melapor jika merasa tanda dan gejala
gejala yang memberat atau tidak biasa
dirasakan
Gangguan Keluarga Setelah Verbal - Keluarga Pemantauan Nutrisi (I.03123)
Tumbuh dapat dilakukan mengetahui Observasi
Kembang merawat kunjungan 1x30 apakah ada 2. 1 Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi
b.d anggota menit, keluarga tanda dan (mis. Penegtahuan,ketersediaan makanan,
Ketidakm keluarga mampu gejala agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak
ampuan yang sakit memahami berbahaya adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obatan
Keluarga tanda dan gejala atau pascaoperasi
Merawat bahaya 2. 2 Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar yang
Anggota berlebihan, luka yang sult sembuh, dan pendarahan)
Keluarga 2. 3 Identifikasi kelainan pada rambut (kering, tipis, kasar,
yang dan mudah patah)
Sakit 2. 4 identifikasi pola makan (mis. Kesukaan
(D.0106) makanan//ketidaksukaan makanan, konsumsi makanan
cepat saji, makan terburu-buru
2. 5 Identifikasi kelainan pada kuku (mis. Berbentuk
sendok, retak, mudah patah, dan bergerigi)
2. 6 identifikasi kemampuan menelan (mis. Fungsi motoric
wajah, reflex menelan, dan reflex gag)
2. 7 Identifikasi kelainan rongga mulut (mis. Peradangan,
gusi berdarah, bibir kering dan retak, luka)
2. 8 Identifikasi kelainan eliminasi (mis.diare, darah,
lender, dan eliminasi tidak teratur)
2. 9 Monitor mual dan muntah
90
2. 10 Monitor asupan oral
2. 11 Monitor warna konjungtiva
Terapeutik
2. 12 Timbang berat badan
2. 13 Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. Indeks
massa tubuh, pengukuran pinggang, dan ukuran
lipatan kulit)
2. 14 Hitung perubahan berat badan
2. 15 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
2. 16 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. 17 informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Keluarga Verbal/ - Keluarga Edukasi Nutrisi Bayi (I.12397)
mampu psikomotor mampu Observasi
memberikan meningkatkan 2. 18 Identifikasi kesiapan dan kemauan keluarga menerima
nutrisi yang nutrisi informasi
baik kepada terutama Terapeutik
klien kepada Klien
2. 19 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. 20 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2. 21 Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
Edukasi
2. 22 Jelaskan tanda-tanda awal rasa lapar (mis. Bayi
gelisah, membuka mulut dan menggeleng gelengkan
kepala, menjulur-julurkan lidah, menghisap jari atau
tangan)
2. 23 Anjurkan menghindari pemberian pemanis buatan
2. 24 Ajarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
(mis. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, cuci
91
tangan dengan sabun setelah ke toilet)
2. 25 Ajarkan cara memilih makanan sesuai dengan usia
bayi
2. 26 Ajarkan cara mengatur frekuensi makan sesuai usia
bayi
2. 27 Anjurkan tetap memberikan ASI saat bayi sakit
Risiko Keluarga Verbal/ Keluarga Edukasi Perawatan Kulit (I.12426)
Gangguan dapat merwat psikomotor mampu Observasi
Integritas anggota melakukan 3. 1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Kulit/Jari keluarga perawatan kulit informasi
ngan b.d yang sakit pada klien Terapeutik
Ketidakm 3. 2 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
ampuan 3. 3 Jadwalkan pendidikan kesehatan kulit
Keluarga 3. 4 Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
Merawat Edukasi
Anggota 3. 5 Anjurkan menggunakan tabir surya saat berada diluar
Keluarga rumah
yang sakit 3. 6 Anjurkan minum cukup cairan
(D.0139) 3. 7 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
3. 8 Anjurkan menggunakan pelembab
3. 9 Anjurkan melapor jika ada lesi kulit yang tidak biasa
Tabel diatas menjelaskan mengenai intervensi yang akan diberikan pada klien 1 dan klien 2 sesuai dengan diagnose
keperawatan yang ditegakkan, perencanaan pada kedua klien menggunakan buku Standar Intervensi Keperawatan (SIKI) yang
92
e. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.9
Implementasi keperawatan keluarga 1 dan keluarga 2 dengan stunting di wilayah Kerja Puskesmas Lamaru Tahun 2023
Implementasi Keluarga 1 (An. S) Implementasi Keluarga 2 (An.N)
Tanggal Implementasi Evaluasi Tanggal Implementasi Evaluasi
Kunjungan 1
17/03/2023 Mengucapkan salam DS: 24/03/2023 Mengucapkan salam DS:
Memvalidasi keadaan - Keluarga menjawab Memvalidasi keadaan - Keluarga menjawab
keluarga salam keluarga salam
10.00 Mengingatkan kontrak - Keluarga menyetujui 09.00 Mengingatkan kontrak - Keluarga menyetujui
WITA Menjelaskan tujuan rencana hari ini WITA Menjelaskan tujuan rencana hari ini
1. 1 Mengidentifikasi - Keluarga 1. 1 Mengidentifikasi - Keluarga
kesiapan dan mengatakan belum kesiapan dan mengatakan sudah
kemampuan menerima mengetahui tentang kemampuan memahami sedikit
informasi masalah stunting menerima informasi tentang masalah
1. 2 Mengidentifikasi - Keluarga 1. 2 Mengidentifikasi stunting
faktor-faktor yang mengatakan tidak faktor-faktor yang - Keluarga
dapat meningkatkan pernah mendengar dapat meningkatkan mengatakan pernah
dan menurunkan tentang PHBS dan menurunkan mendengar
motvasi perilaku DO: motvasi perilaku mengenai PHBS
hidup bersih dan sehat - Keluarga setuju hidup bersih dan sehat DO:
1. 4 Menjadwalkan untuk dilakukan 1. 4 Menjadwalkan - Keluarga setuju
pendidikan kesehatan edukasi pendidikan kesehatan untuk dilakukan
sesuai kesepakatan - Keluarga sesuai kesepakatan edukasi
menentukan waktu - Keluarga
untuk dilakukan menentukan waktu
edukasi untuk dilakukan
edukasi
93
17/03/2023 2. 1 Mengidentifikasi DS: 24/03/2023 2. 1 Mengidentifikasi DS:
faktor yang - Keluarga menjawab faktor yang - Keluarga menjawab
mempengaruhi asupan salam mempengaruhi asupan salam
10.30 gizi - Keluarga 09.30 gizi - Keluarga
WITA 2. 2 Mengidentifikasi mengatakan kurang WITA 2. 2 Mengidentifikasi mengatakan An.N
kelainan pada kulit pengetahuan tentang kelainan pada kulit sulit makan
2. 3 Mengidentifikasi masalah Klien 2. 3 Mengidentifikasi - Keluarga
kelainan pada rambut - Keluarga kelainan pada rambut mengatakan Klien
2. 4 Mengidentifikasi pola mengatakan An. 2. 4 Mengidentifikasi pola tidak memilih milih
makan Belum diberikan makan makanan tetapi
2. 5 Mengidentifikasi makanan 2. 5 Mengidentifikasi makannya hanya
kelainan pada kuku pendamping ASI kelainan pada kuku sedikit yang
2. 6 Mengidentifikasi (MPASI) karena 2. 6 Mengidentifikasi dimakan
kemampuan menelan tidak ingin klien kemampuan menelan - Keluarga
2. 7 Mengidentifikasi mengalami diare lagi 2. 7 Mengidentifikasi mengatakan Klien
kelainan rongga mulut - Ny. P mengatakan kelainan rongga mulut masih diberikan ASI
2. 8 Mengidentifikasi ASInya tidak keluar 2. 8 Mengidentifikasi - Keluarga
kelainan eliminasi sehinggan An. kelainan eliminasi mengatakan BAB
2. 9 Memonitor mual dan Diberikan susu 2. 9 Memonitor mual dan dan BAK nya
muntah formula (soya) muntah normal
2. 10 Memonitor asupan oral - Keluarga 2. 10 Memonitor asupan - Keluarga
2. 11 Memonitor warna mengatakan tidak oral mengatakan tidak
konjungtiva ada mual dan 2. 11 Memonitor warna ada mual dan
2. 12 Menimbang berat muntah konjungtiva muntah
badan dan panjang - Keluarga menyetujui 2. 12 Menimbang berat - Keluarga
badan rencana hari ini badan dan panjang mengatakan
2. 13 Mengukur - Keluarga badan mengetahui sedikit
antropometrik mengatakan belum 2. 13 Mengukur apa saja nutrisi yang
komposisi tubuh mengethaui apa saja antropometrik diberikan kepada
nutrisi bayi komposisi tubuh bayi
2. 15 Mendokumentasikan
94
hasil pemantauan DO : 2. 15 Mendokumentasikan DO :
2. 16 Menjelaskan tujuan - Tidak tampak hasil pemantauan - Tidak tampak
dan prosedur kelainan pada kulit 2. 16 Menjelaskan tujuan kelainan pada
pemantauan Klien dan prosedur rambut Klien
2. 17 Menginformasikan - Tidak tampak pemantauan - Tidak tampak
hasil pemantauan, jika kelainan pada 2. 17 Menginformasikan kelainan pada kuku
rambut Klien Klien
perlu hasil pemantauan, jika
- Tidak tampak - Kemampuan
2. 18 Identifikasi kesiapan perlu
kelainan pada kuku menelan Klien
dan kemauan keluarga Klien 2. 18 Identifikasi kesiapan tampak baik
menerima informasi - Kemampuan dan kemauan keluarga - Tidak tampak
2. 19 Sediakan materi dan menelan Klien menerima informasi kelainan pada mulut
media pendidikan tampak baik 2. 19 Sediakan materi dan Klien
kesehatan - Tidak tampak media pendidikan - Warna konjungtiva
kelainan pada mulut kesehatan tampak normal
2. 20 Jadwalkan pendidikan
Klien - BB : 6,4 Kg
kesehatan sesuai 2. 20 Jadwalkan pendidikan
- Konjungtiva tampak - PB : 69 cm
kesepakatan normal kesehatan sesuai - Keluarga setuju
- BB : 6,3 Kg kesepakatan untuk dilakukan
- PB : 67 cm edukasi
- Keluarga setuju - Keluarga
untuk dilakukan menentukan waktu
edukasi untuk dilakukan
- Keluarga edukasi
menentukan waktu
untuk dilakukan
edukasi
17/03/2023 3. 1 Mengidentifikasi DS: 24/03/2023 3. 1 Mengidentifikasi DS:
kesiapan dan - Keluarga menjawab kesiapan dan - Keluarga menjawab
kemampuan salam kemampuan salam
11.00 - Keluarga 10.00 - Keluarga
95
WITA menerima informasi mengatakan belum WITA menerima informasi mengatakan belum
3. 3 Menjadwalkan memahami 3. 3 Menjadwalkan memahami
pendidikan mengenai perawatan pendidikan Kesehatan mengenai perawatan
kulit yang baik kulit
Kesehatan kullit kullit
- Keluarga - Keluarga
mengatakan kulit mengatakan kulit
klien kering klien kering dan
DO: terkadang terkelupas
- Keluarga setuju di daerah tangan dan
untuk dilakukan kaki serta siku
edukasi DO:
- Keluarga - Keluarga setuju
menentukan waktu untuk dilakukan
untuk dilakukan edukasi
edukasi - Keluarga
menentukan waktu
untuk dilakukan
edukasi
Kunjungan 2
18/03/2023 Mengucapkan salam DS: 25/03/2023 Mengucapkan salam DS:
Memvalidasi keadaan - Keluarga Memvalidasi keadaan - Keluarga
keluarga mengatakan sudah keluarga mengatakan sudah
16.00 Mengingatkan kontrak mulai memahami 10.00 Mengingatkan kontrak lebih memahami
WITA 1. 3 Menyediakan materi tentang PHBS dan WITA 1. 3 Menyediakan materi tentang PHBS dan
dan media pendidikan stunting dan media pendidikan stunting
kesehatan DO: kesehatan - Keluarga
1. 5 Memberikan - Keluarga 1. 5 Memberikan mengatakan telah
kesempatan untuk memperhatikan kesempatan untuk menerapkan PHBS
bertanya penjelasan dengan bertanya di lingkungan dan
1. 6 Jelaskan faktor risiko baik 1. 6 Jelaskan faktor risiko dikehidupan sehari-
yang dapat - Keluarga dapat yang dapat hari
96
mempengaruhi menyebutkan mempengaruhi DO:
kesehatan pengertian serta kesehatan - Keluarga
1. 7 Mengajarkan perilaku tanda dan gejala 1. 7 Mengajarkan perilaku memperhatikan
hidup bersih dan sehat stunting hidup bersih dan sehat penjelasan dengan
1. 8 Mengajarkan strategi - Keluarga dapat 1. 8 Mengajarkan strategi baik
yang dapat digunakan mempraktikkan 6 yang dapat digunakan - Keluarga dapat
untuk meningkatkan langkah mencuci untuk meningkatkan menyebutkan
perilaku hidup bersih tangan perilaku hidup bersih pengertian serta
dan sehat - Keluarga tampak dan sehat tanda dan gejala
1. 9 Menjelaskan penyebab kooperatif dan aktif 1. 9 Menjelaskan stunting
dan faktor risiko bertanya penyebab dan faktor - Keluarga dapat
penyakit - Keluarga setuju risiko penyakit mempraktikkan 6
1. 10 Menjelaskan proses untuk dikontrak 1. 10 Menjelaskan proses langkah mencuci
patofisiologi dihari yang akan patofisiologi tangan
munculnya penyakit datang munculnya penyakit - Keluarga tampak
kooperatif dan aktif
1. 11 Menjelaskan tanda 1. 11 Menjelaskan tanda
bertanya
dan gejala yang dan gejala yang
- Keluarga setuju
ditimbulkan oleh ditimbulkan oleh
untuk dikontrak
penyakit penyakit
dihari yang akan
1. 12 Menjelaskan 1. 12 Menjelaskan
datang
kemungkinan kemungkinan
terjadinya komplikasi terjadinya komplikasi
1. 13 Mengajarkan cara 1. 13 Mengajarkan cara
meredakan atau meredakan atau
mengatasi gejala yang mengatasi gejala yang
dirasakan dirasakan
1. 14 Mengajarkan 1. 14 Mengajarkan
meminimalkan efek meminimalkan efek
samping dari samping dari
97
intervensi atau intervensi atau
pengobatan pengobatan
1. 15 Menginformasikan 1. 15 Menginformasikan
kondisi pasien saat ini kondisi pasien saat ini
1. 16 Menganjurkan 1. 16 Menganjurkan
melapor jika merasa melapor jika merasa
tanda dan gejala tanda dan gejala
memberat atau tidak memberat atau tidak
biasa biasa
1. 17 Memberikan makanan 1. 17 Memberikan makanan
berupa ayam, sayur berupa ayam, sayur
bayam dan buah bayam dan buah
buahan buahan
18/03/2023 2. 9 Memonitor mual dan DS: 25/03/2023 2. 9 Memonitor mual dan DS:
muntah - Keluarga muntah - Keluarga
2. 10 Memonitor asupan oral mengatakan tidak 2. 10 Memonitor asupan oral mengatakan tidak
16.30 2. 11 Memonitor warna ada mual dan 10.30 2. 11 Memonitor warna ada mual dan
WITA konjungtiva muntah WITA konjungtiva muntah
2. 17 Menginformasikan hasil - Keluarga 2. 17 Menginformasikan - Keluarga
pemantauan, jika perlu mengatakan telah hasil pemantauan, jika mengatakan telah
2. 21 Memberikan memberikan susu perlu memberikan makan
kesempatan keluarga formula dan buah (nasi, tempe, sayur
2. 21 Memberikan
untuk bertanya pisang bening bayam, dan
- Keluarga kesempatan keluarga buah pisang, biscuit
2. 22 Menjelaskan tanda- untuk bertanya
mengatakan sudah dari puskesmas),
tanda awal rasa lapar mulai memahami 2. 22 Menjelaskan tanda- ASI dan suplemen
(mis. Bayi gelisah, tentang nutrisi pada tanda awal rasa lapar makan
membuka mulut dan bayi (mis. membuka mulut - Keluarga
menggeleng - Keluarga dan menggeleng mengatakan sudah
mengatakan sudah lebih memahami
98
gelengkan kepala, memahami tentang gelengkan kepala, tentang nutrisi pada
menjulur-julurkan PHBS menjulur-julurkan bayi
lidah, menghisap jari - Keluarga lidah, menghisap jari - Keluarga
mengatakan ASI mengatakan sudah
atau tangan) atau tangan)
Ny, P tidak bisa memahami tentang
2. 23 Menganjurkan keluar 2. 23 Menganjurkan PHBS
menghindari DO: menghindari - Keluarga
pemberian pemanis - Warna konjungtiva pemberian pemanis mengatakan jika
buatan tampak normal buatan Klien sakit masih
2. 24 Mengajarkan Perilaku - Keluarga dapat 2. 24 Mengajarkan Perilaku diberikan ASI
Hidup Bersih dan menyebutkan apa Hidup Bersih dan DO:
saja makanan yang - Warna konjungtiva
Sehat (PHBS) (mis. Sehat (PHBS) (mis.
dibutuhkan pada tampak normal
Cuci tangan sebelum bayi Cuci tangan sebelum - Keluarga dapat
dan sesudah makan, - Keluarga aktif dan sesudah makan, menyebutkan apa
cuci tangan dengan dalam bertanya hal cuci tangan dengan saja makanan yang
sabun setelah ke toilet) yang tidak diketahui sabun setelah ke dibutuhkan pada
2. 25 Mengajarkan cara - Keluarga tampak toilet) bayi
memilih makanan kooperatif dan aktif 2. 25 Mengajarkan cara - Keluarga aktif dalam
bertanya bertanya hal yang
sesuai dengan usia memilih makanan
- Keluarga setuju tidak diketahui
bayi sesuai dengan usia - Keluarga tampak
untuk dikontrak
2. 26 Mengajarkan cara bayi kooperatif dan aktif
dihari yang akan
mengatur frekuensi datang 2. 26 Mengajarkan cara bertanya
makan sesuai usia bayi mengatur frekuensi - Keluarga setuju
2. 27 Menganjurkan tetap makan sesuai usia untuk dikontrak
dihari yang akan
memberikan ASI saat bayi
datang
bayi sakit 2. 27 Anjurkan tetap
memberikan ASI saat
bayi sakit
99
18/03/2023 3. 2 Menyediakan materi DS: 25/03/2023 3. 2 Menyediakan materi DS:
dan media pendidikan - Keluarga dan media pendidikan - Keluarga
Kesehatan mengatakan sudah Kesehatan mengatakan sudah
17.00 memahami 11.00 memahami
3. 4 Memberikan 3. 4 Memberikan
WITA mengenai perawatan WITA mengenai perawatan
kesempatan keluarga kulit kering kesempatan keluarga kulit kering
untuk bertanya - Keluarga untuk bertanya - Keluarga
3. 5 Menganjurkan mengatakan 3. 5 Menganjurkan mengatakan sudah
menggunakan tabir memberi perawatan menggunakan tabir memberikan
surya saat berada pada kulit klien yaitu surya saat berada pelembab berupa
diluar rumah sabun khusus untuk diluar rumah baby oil
kulit bayi DO:
3. 6 Menganjurkan minum 3. 6 Menganjurkan minum
DO: - Keluarga aktif dalam
cukup cairan - Keluarga cukup cairan bertanya hal yang
3. 7 Menganjurkan mandi memperhatikan 3. 7 Menganjurkan mandi tidak diketahui
dan menggunakan penjelasan dengan dan menggunakan - Keluarga
sabun secukupnya baik sabun secukupnya memperhatikan
3. 8 Menganjurkan - Keluarga tampak 3. 8 Menganjurkan dengan baik
menggunakan kooperatif dan aktif menggunakan - Keluarga tampak
bertanya kooperatif dan aktif
pelembab pelembab
- Keluarga setuju bertanya
3. 9 Menganjurkan untuk dikontrak 3. 9 Menganjurkan - Keluarga setuju
melapor jika ada lesi dihari yang akan melapor jika ada lesi untuk dikontrak
kulit yang tidak biasa datang kulit yang tidak biasa dihari yang akan
datang
Kunjungan 3
19/03/2023 Memberi Salam DS: 26/03/2023 Memberi Salam DS:
Mengingatkan kontrak - Keluarga Mengingatkan kontrak - Keluarga
Mengevaluasi mengatakan sudah Mengevaluasi mengatakan sudah
09.00 pertemuan sebelumnya memahami tentang 16.00 keseluruhan memahami tentang
WITA stunting WITA implementasi stunting
100
- Keluarga - Keluarga
mengatakan sudah mengatakan sudah
bisa menerapkan menerapkan PHBS
PHBS di rumah di rumah dan
dan kehidupan kehidupan sehari-
sehari-hari hari
- Keluarga DO:
mengatakan tidak - Keluarga dapat
ada keluhan menjelaskan
DO: Kembali
- Keluarga dapat pengertian, tanda
menjelaskan dan gejala stunting
Kembali - Keluarga dapat
pengertian stunting menerapkan PHBS
- Keluarga dapat
menerapkan PHBS
- Keluarga dapat
mengolah makanan
yang diberikan
untuk klien
19/03/2023 Mengucapkan salam DS: 26/03/2023 Mengucapkan salam DS:
Memvalidasi keadaan - Keluarga Memvalidasi keadaan - Keluarga
keluarga mengatakan tidak keluarga mengatakan tidak
09.30 Mengingatkan kontrak ada mual dan 16.30 Mengingatkan kontrak ada mual dan
WITA Mengevaluasi muntah WITA Mengevaluasi muntah
pertemuan sebelumnya - Keluarga pertemuan sebelumnya - Keluarga
2. 9 Memonitor mual dan mengatakan An.S 2. 9 Memonitor mual dan mengatakan An.N
muntah telah diberikan muntah telah diberikan
2. 10 Memonitor asupan oral asupan oral berupa 2. 10 Memonitor asupan oral asupan oral berupa
2. 11 Memonitor warna makanan 2. 11 Memonitor warna makanan (nasi, ayam
konjungtiva pendamping ASI konjungtiva dan sayur sop dan),
101
2. 17 Menginformasikan (bubur, ayam dan 2. 17 Menginformasikan ASI dan suplemen
hasil pemantauan, jika sayur bayam) dan hasil pemantauan, jika makan
perlu susu formula perlu - Keluarga
- Keluarga mengatakan sudah
mengatakan sudah memahami
menghindari mengenai
pemanis buatan memberikan nutrisi
DO: kepada bayi
- Warna konjungtiva - Keluarga
tampak normal mengatakan sudah
- Keluarga dapat menghindari
meyebutkan apa saja pemanis buatan
makanan yang DO:
dibutuhkan oleh - Warna konjungtiva
bayi sesuai usia tampak normal
- Menerapkan cara - Keluarga dapat
pemberian nutrisi meyebutkan apa saja
kepada bayi yang makanan yang
baik dengan dibutuhkan oleh bayi
memberikan MPASI sesuai usia
sesuai dengan usia - Menerapkan cara
bayi pemberian nutrisi
- Keluarga dengan menerapkan
mempraktikkan cara gizi seimbang dan isi
membuat MPASI piringku kepada
Klien
- Keluarga
menunjukkan
makanan yang
diberikan kepada
Klien
102
19/03/2023 Memberi Salam DS: 26/03/2023 Memberi Salam DS:
Mengingatkan kontrak - Keluarga Mengingatkan kontrak - Keluarga
Mengevaluasi mengatakan sudah Mengevaluasi mengatakan sudah
10.00 keseluruhan memahami tentang 17.00 keseluruhan memahami tentang
WITA implementasi perawatan luka WITA implementasi perawatan kulit
- Keluarga kering
memberikan - Keluarga
lotion/pelembab mengatakan sudah
untuk kulit klien memberika body
- Keluarga lotion khusus bayi/
mengatakan balita kepada klien
memakai sabun DO:
khusus bayi - Keluarga dapat
DO: mempraktikkan
- Keluarga dapat pemberian
mempraktikkan pelembab ke kulit
pemberian klien
pelembab ke kulit
klien
Kunjungan 4
17/04/2023 Mengucapkan salam DS: 24/04/2023 Mengucapkan salam DS:
Memvalidasi keadaan - Keluarga Memvalidasi keadaan - Keluarga
keluarga mengatakan tidak keluarga mengatakan tidak
11.00 Mengingatkan kontrak ada mual dan 11.00 Mengingatkan kontrak ada mual dan
WITA Mengevaluasi muntah WITA Mengevaluasi muntah
pertemuan sebelumnya - Keluarga pertemuan sebelumnya - Keluarga
2. 9 Memonitor mual dan mengatakan Klien 2. 9 Memonitor mual dan mengatakan Klien
muntah telah diberikan muntah telah diberikan
2. 10 Memonitor asupanoral MPASI (bubur 2. 10 Memonitor asupan oral MPASI (bubur,
2. 11 Memonitor warna yang dicampur 2. 11 Memonitor warna ayam, jagung,
dengan ayam, wortel) dan susu
103
konjungtiva jagung, wortel) dan konjungtiva formula
2. 12 Menimbang berat susu formula 2. 12 Menimbang berat DO:
badan dan mengukur (soya) badan dan mengukur - BB: 6,5kg
panjang badan DO: panjang badan - PB: 70 cm
2. 13 Mengukur - BB: 6,5kg 2. 13 Mengukur - LK : 44cm
antropometrik - PB: 68 cm antropometrik - LILA : 12cm
komposisi tubuh - LK: 38,8 komposisi tubuh - Tampak perubahan
2. 14 Mengitung perubahan - LILA : 13cm 2. 14 Mengitung perubahan berat badan 0,1 kg
berat badan - Tampak perubahan berat badan dan Panjang badan
2. 15 Mendokumentasikan berat badan 0,2 kg 2. 15 Mendokumentasikan 1 cm
hasil pemantauan dan Panjang badan hasil pemantauan
2. 17 Menginformasikan 1 cm 2. 17 Menginformasikan
hasil pemantauan, jika hasil pemantauan, jika
perlu perlu
Berdasarkan tabel diatas bahwa implementasi yang dilakukan berdasarkan dari rencan atau intervensi yang telah dibuat.
Implementasi pada klien 1 dilakukan pada tanggal 17 Maret – 17 April 2023. Pada klien 2 dilakukan pada tanggal 24 Maret –
24 April 2023. Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada kedua klien berdasarkan buku SIKI (Standar Intervensi Keperawatan)
104
105
e. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.10
Evaluasi Keperawatan keluarga 1 dan 2 dengan stunting di wilayah Kerja Puskesmas
Lamaru Tahun 2023
Hari ke Diagnosa Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
Klien 1
Hari 1 Defisit S:
Pengetahuan b.d - Keluarga menjawab salam
Ketidakmampuan - Keluarga menyetujui rencana hari ini
Keluarga - Keluarga mengatakan belum mengetahui
Mengenal Masalah tentang stunting
(D.0111) - Keluarga mengatakan tidak pernah mendengar
tentang PHBS
O:
- Keluarga setuju untuk dilakukan edukasi
- Keluarga menentukan waktu untuk dilakukan
edukasi
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
Hari 2 S:
- Keluarga mengatakan sudah mulai memahami
tentang PHBS dan stunting
O:
- Keluarga memperhatikan penjelasan dengan
baik
- Keluarga dapat menyebutkan pengertian serta
tanda dan gejala stunting
- Keluarga dapat mempraktikkan 6 langkah
mencuci tangan
- Keluarga tampak kooperatif dan aktif bertanya
- Keluarga setuju untuk dikontrak dihari yang
akan dating
A:
- Masalah deficit pengetahuan teratasi
P:
- Hentikan intervensi
Hari 3 S:
- Keluarga mengatakan sudah memahami
tentang stunting
- Keluarga mengatakan sudah bisa menerapkan
PHBS di rumah dan kehidupan sehari-hari
- Keluarga mengatakan tidak ada keluhan
O:
- Keluarga dapat menjelaskan Kembali
pengertian stunting
- Keluarga dapat menerapkan PHBS
106
A:
- Masalah deficit pengetahuan teratasi
P:
- Hentikan intervensi
Hari 1 Gangguan Tumbuh S:
Kembang b.d - Keluarga menjawab salam
Ketidakmampuan - Keluarga mengatakan kurang pengetahuan
Keluarga tentang masalah Klien
Ketidakmampuan - Keluarga mengatakan An. Belum diberikan
Keluarga Merawat makanan pendamping ASI (MPASI) karena
Anggota Keluarga tidak ingin klien mengalami diare lagi
yang Sakit - Ny. P mengatakan ASInya tidak keluar
(D.0106) sehinggan An. Diberikan susu formula (soya)
- Keluarga mengatakan tidak ada mual dan
muntah
- Keluarga menyetujui rencana hari ini
- Keluarga mengatakan belum mengetahui apa
saja nutrisi bayi
O:
- Tidak tampak kelainan pada kulit Klien
- Tidak tampak kelainan pada rambut Klien
- Tidak tampak kelainan pada kuku Klien
- Kemampuan menelan Klien tampak baik
- Tidak tampak kelainan pada mulut Klien
- Konjungtiva tampak normal
- BB : 6,3 Kg
- PB : 67 cm
- Keluarga setuju untuk dilakukan edukasi
- Keluarga menentukan waktu untuk dilakukan
edukasi
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
Hari 2 S:
- Keluarga mengatakan tidak ada mual dan
muntah
- Keluarga mengatakan telah memberikan susu
formula dan buah pisang
- Keluarga mengatakan sudah mulai memahami
tentang nutrisi pada bayi
- Keluarga mengatakan sudah memahami
tentang PHBS
- Keluarga mengatakan ASI Ny, P tidak bisa
keluar
O:
- Warna konjungtiva tampak normal
- Keluarga memperhatikan penjelasan dengan
baik
- Keluarga dapat menyebutkan apa saja
makanan yang dibutuhkan pada bayi
107
(D.O113) O:
- Keluarga setuju untuk dilakukan edukasi
- Keluarga menentukan waktu untuk dilakukan
edukasi
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
Hari 2 S:
- Keluarga mengatakan sudah lebih memahami
tentang PHBS dan stunting
- Keluarga mengatakan telah menerapkan
PHBS di lingkungan dan dikehidupan sehari-
hari
O:
- Keluarga memperhatikan penjelasan dengan
baik
- Keluarga dapat menyebutkan pengertian serta
tanda dan gejala stunting
- Keluarga dapat mempraktikkan 6 langkah
mencuci tangan
- Keluarga tampak kooperatif dan aktif
bertanya
- Keluarga setuju untuk dikontrak dihari yang
akan datang
A:
- Masalah kesiapan peningkatan pengetahuan
teratasi
P:
- Hentikan intervensi
Hari 3 S:
- Keluarga mengatakan sudah memahami
tentang stunting
- Keluarga mengatakan sudah menerapkan
PHBS di rumah dan kehidupan sehari-hari
O:
- Keluarga dapat menjelaskan Kembali
pengertian, tanda dan gejala stunting
- Keluarga dapat menerapkan PHBS
A:
- Masalah kesiapan peningkatan pengetahuan
teratasi
P:
- Hentikan intervensi
Hari 1 Gangguan Tumbuh S:
Kembang b.d - Keluarga menjawab salam
Ketidakmampuan - Keluarga mengatakan An.N sulit makan
Keluarga Merawat - Keluarga mengatakan Klien tidak memilih
Anggota Keluarga milih makanan tetapi makannya hanya sedikit
yang Sakit yang dimakan
(D.0106) - Keluarga mengatakan Klien masih diberikan
110
ASI
- Keluarga mengatakan BAB dan BAK nya
normal
- Keluarga mengatakan tidak ada mual dan
muntah
- Keluarga mengatakan mengetahui sedikit apa
saja nutrisi yang diberikan kepada bayi
O:
- Tidak tampak kelainan pada rambut Klien
- Tidak tampak kelainan pada kuku Klien
- Kemampuan menelan Klien tampak baik
- Tidak tampak kelainan pada mulut Klien
- Warna konjungtiva tampak normal
- BB : 6,4 Kg
- PB : 69 cm
- Keluarga setuju untuk dilakukan edukasi
- Keluarga menentukan waktu untuk dilakukan
edukasi
A:
- Malasah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
Hari 2 S:
- Keluarga mengatakan tidak ada mual dan
muntah
- Keluarga mengatakan telah memberikan makan
(nasi, tempe, sayur bening bayam, dan buah
pisang, biscuit dari puskesmas), ASI dan
suplemen makan
- Keluarga mengatakan sudah lebih memahami
tentang nutrisi pada bayi
- Keluarga mengatakan sudah memahami tentang
PHBS
- Keluarga mengatakan jika Klien sakit masih
diberikan ASI
O:
- Warna konjungtiva tampak normal
- Keluarga memperhatikan penjelasan dengan
baik
- Keluarga dapat menyebutkan apa saja makanan
yang dibutuhkan pada bayi
- Keluarga dapat mempraktikkan 6 langkah
mencuci tangan
- Keluarga tampak kooperatif dan aktif bertanya
- Keluarga setuju untuk dikontrak dihari yang
akan datang
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
111
Hari 3 S:
- Keluarga mengatakan tidak ada mual dan
muntah
- Keluarga mengatakan An.N telah diberikan
asupan oral berupa makanan (nasi, ayam dan
sayur sop dan), ASI dan suplemen makan
- Keluarga mengatakan sudah memahami
mengenai memberikan nutrisi kepada bayi
- Keluarga mengatakan sudah menghindari
pemanis buatan
O:
- Warna konjungtiva tampak normal
- Keluarga dapat meyebutkan apa saja makanan
yang dibutuhkan oleh bayi sesuai usia
- Menerapkan cara pemberian nutrisi kepada bayi
yang baik dengan menerapkan gizi seimbang
dan isi piringku kepada Klien
- Keluarga menunjukkan makanan yang
diberikan kepada Klien
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
Hari 4 S:
- Keluarga mengatakan tidak ada mual dan
muntah
- Keluarga mengatakan Klien telah diberikan
asupan oral berupa (nasi, ayam dan sayur
wortel), ASI dan suplemen makan
O:
- BB: 6,5kg
- PB: 70 cm
- LK : 44cm
- LILA : 12 cm
- Tampak perubahan berat badan 0,1 kg dan
Panjang badan 1 cm
A:
- Masalah risiko deficit nutrisi teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
Hari 1 Risiko Gangguan S:
Integritas Kulit/ - Keluarga menjawab salam
Jaringan b.d - Keluarga mengatakan belum memahami
Ketidakmampuan mengenai perawatan kulit
- Keluarga mengatakan kulit Klien kering dan
Keluarga
terkadang terkelupas di daerah tangan dan kaki
Merawat serta siku
Anggota O:
Keluarga yang - Keluarga setuju untuk dilakukan edukasi
Sakit (D.0139) - Keluarga menentukan waktu untuk dilakukan
edukasi
112
A:
- Masalah risiko gangguan integritas
kulit/jaringan belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
Hari 2 S:
- Keluarga mengatakan sudah memahami
mengenai perawatan kulit kering
- Keluarga mengatakan sudah memberikan
pelembab berupa baby oil
O:
- Keluarga memperhatikan penjelasan dengan
baik
- Keluarga aktif dalam bertanya hal yang tidak
diketahui
- Keluarga tampak kooperatif dan aktif bertanya
- Keluarga setuju untuk dikontrak dihari yang
akan datang
A:
- Masalah risiko gangguan integritas
kulit/jaringan teratasi
P:
- Hentikan intervensi
Hari 3 S:
- Keluarga mengatakan sudah memahami
tentang perawatan luka
- Keluarga mengatakan sudah memberika body
lotion khusus bayi/ balita kepada Klien
O:
- Keluarga dapat mempraktikkan pemberian
pelembab kepada Klien
A:
- Masalah risiko gangguan integritas
kulit/jaringan teratasi
P:
- Hentikan intervensi
113
B. Pembahasan
ataupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan keluarga dengan
anak stunting pada klien 1 dan klien 2 di wilayah kerja Puskesmas Lamaru.
1. Pengkajian
Hasil dari data hasil pengkajian diperoleh data pada klien 1 dilakukan
pada tanggal 13 dan 14 Maret 2023 sedangkan pada klien 2 dilakukan pada
tanggal 20 dan 21 Maret 2023. Klien 1 An. S berusia 11 bulan dengan kondisi
BB dan PB tidak sesuai standar usia yaitu BB: 6,3 kg dan PB: 67cm,
memiliki riwayat BBLR, alergi susu sapi, diare, kulit kering, ibu mengalami
riwayat anemia saat hamil serta keluarga yang kurang memahami mengenai
masalah yang dialami klien, pendidikan terakhir kedua orang tua SMA.
sesuai standar usia yaitu BB: 6,4kg dan PB: 69cm dengan keluhan makan
untuk makan dan kurangnya gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, keluarga
ialah usia yang membutuhkan asupan gizi yang baik karena status gizi yang
114
tidak terpenuhi dengan baik salah satu permasalah yang seringkali terjadi
pada balita yaitu stunting. Menurut hasil penelitian Oktia (2020) salah satu
terjadinya stunting yang dialami bayi dan balita yaitu faktor pola asuh dan
lahir rendah (BBLR) dan stunting, komplikasi saat melahirkan serta beberapa
Menurut asumsi peneliti terdapat kesamaan antara teori dan kasus pada
klien 1 dan klien 2 yaitu memiliki masalah berat badan dan panjang badan
yang rendah. Jika dilihat dari faktor risiko kemungkina pencegahan dapat
diberikan pada kedua klien dengan cara memperbaiki pola asuh dan
memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan usia anak untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi anak. Dalam melakukan pengkajian sesuai dengan apa yang
sudah dikaji, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.
Hasil dari pengkajian pada klien 1 dan klien 2 didapatkan 2 diagnosa yang
2. Diagnosa keperawatan
keperawatan yang muncul pada klien anak dengan stunting, yaitu deficit
20% untuk dapat mendukung penegakkan diagnosa actual. Bila data mayor
risiko. Berikut ini pembahasan diagnosa yang muncul sesuai dengan teori
mengenal masalah
belum tau pasti masalah yang dialami anaknya, keluarga bertanya apa
masa kehamilan An. S ibu mengalami anemia dan tidak rutin minum
tablet tambah darah (TTD) dan setelah An. S lahir hingga usia 11 tidak
diberikan ASI dan MPASI. Sedangkan pada klien 2 didapatkan data yaitu
anaknya
pembuluh darah, stroke, dan disabilitas pada usia tua (Sandjojo, 2017).
Pada klien 1 dari hasil pengkajian ditemukan tanda dan gejala mayor
objektif yaitu berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal.
Klien 2 ditemukan tanda dan gejala mayor objektif yaitu berat badan
menurun minimal 10% di bawah rentang ideal. Dari data tersebut pada
lemak di bawah kulit hal ini terjadi karena kurangnya asupan gizi
asam lemak omega 3 sehingga membuat tubuh kurus dan kulit menjadi
kering (Maryunani, 2016). Pada klien 1 dan 2 tidak didapatkan tanda dan
118
diagnosa keperawatan.
3. Intervensi keperawatan
2016).
tentang gizi ibu balita sangat penting mulai dalam kandungan hingga usia
balita 2 tahun. Ibu yang tidak paham mengenai perlakuan yang benar
terhadap diri dan janin berpotensi melahirkan bayi dengan PB < 48 cm karena
119
perkembangan bayi tidak terkontrol dengan optimal dan sikap ibu cenderung
pasien dan keluarga tentang, berikan edukasi terkait dengan masalah stunting
yang sakit yaitu diharapkan keluarga mampu mengenal tanda dan gejala
Wulandari (2021) cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stunting yaitu
asupan gizi, timbang berat badan dan ukur antropometrik, hitung perubahan
Menurut Dubinsky (2020) untuk merawat kulit kering pada bayi/balita dapat
dilakukan beberapa cara yaitu, persingkat waktu mandi dan gunakan sabun
dengan perawatan kulit kering, cara menangani dan merawat kulit kering.
kesehatan maka dapat mengubah pola pikir dan perilaku orang tua serta
121
keluarga agar lebih mengenal dan dapat merawat anak dengan memberikan
pola asuh dan nutrisi yang baik pada anak dengan stunting.
4. Implementasi keperawatan
setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk
2016).
yang berbeda yaitu klien 1 dilakukan pada tanggal 17 Maret – 17 April 2023
dengan 4 kali kunjungan. Pada klien 2 pada tanggal 24 Maret – 24 April 2023
pada klien.
penyuluhan dapat dilakukan dengan media Power Point (PPT) dan leaflet.
leaflet dan diberikan kepada keluarga agar dapat menjadi bahan pengingat.
5. Evaluasi keperawatan
sudah berhasil dicapai, meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses
perawatan anak dengan stunting bergantung pada peran serta keluarga dalam
BAB V
klien anak stunting di wilayah kerja Puskesmas Lamaru, peneliti dapat mengambil
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pada pengkajian klien 1 berusia 11 bulan dan pada klien 2 berusia 12 bulan,
berdasarkan hasil pengkajian terdapat kesamaan masalah yaitu berat badan dan
panjang badan kurang dari seusianya, dan terdapat perbedaan pada pengetahuan,
pada klien 1: keluarga tidak mengetahui apa penyebab dari stunting dan klien 2:
2. Diagnosa Keperawatan
yaitu deficit nutrisi, risiko gangguan integritas kulit dan jaringan, resiko infeksi,
deficit pengetahuan dan gangguan tumuh kembang. Pada klien 1 dan 2 peneliti
pengetahuan.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang digunakan pada klien 1 dan klien 2 disusun sesuai dengan
diagnosa yang ditegakkan dan disesuaikan dengan teori yang ada. Intervensi
124
4. Implementasi Keperawatan
telah disusun. Implementasi pada klien 1 dan klien 2 sesuai kebutuhan klien.
Dalam implementasi pada klien 1 dan klien 2 semua rencana tindakan yang
dilakukan.
5. Evaluasi Keperawatan
keperawatan yang diberikan. Evaluasi yang dilakukan pada klien 1 selama 4 hari
dan klien 2 selama 4 hari kunjungan dan dibuat dalam bentuk SOAP. Pada klien
B. Saran
1. Bagi Peneliti
dengan yang dialami oleh klien agar asuhan keperawatan dapat tercapai tepat
komperhensif.
DAFTAR PUSTAKA
Asri Dewi, N. L. M., & Primadewi, N. N. H. (2021). Kejadian Stunting Pada Balita
Usia 12-36 Bulan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 9(1), 55–60.
Astutik, Zen Rahfiludin, M., & Aruben, R. (2018). FAKTOR RISIKO KEJADIAN
STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 24-59 BULAN (Studi Kasus di
Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati Tahun 2017). Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 6, 2356–3346.
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Febrianti. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gout
Arthritis di Wilayah Kerja Puskesmas Juanda Samarinda.
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/299/1/Untitled.pdf
Fildzah, F. K., Yamin, A., & Hendrawati, S. (2020). Perilaku Ibu Dalam Pencegahan
Stunting Pada BADUTA. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 5(2), 272–284.
https://doi.org/10.30651/jkm.v5i2.3352
Kemenkes RI. Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). 2022
________. (2023). Saat Remaja Menderita Anemia, Ibu Hamil Berisiko Lahirkan
Anak Stunting. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20210122/5236847/saat-remaja-menderita-anemia-ibu-hamil-berisiko-
lahirkan-anak-stunting/
________. (2018). Mengenal stunting dan gizi buruk. Penyebab, gejala, dan
mencegah. https://promkes.kemkes.go.id/?p=8486
Luh, A. M. D. P. N., & Hasri, Y. (2022). Hubungan status gizi balita dan
perkembangan anak balita di kelurahan liliba kecamatan oebobo. Jurnal Health
Sains, 3(7), 830–836.
https://www.jurnal.healthsains.co.id/index.php/jhs/article/view/545/690
Oktia, N., Dokter, N., & Bsmi, R. (2020). QAWWAM: JOURNAL FOR GENDER
MAINSTREAMING STUNTING PADA ANAK: PENYEBAB DAN FAKTOR
RISIKO STUNTING DI INDONESIA. 14(1), 19.
https://doi.org/10.20414/Qawwam.v14i1.2372
Rita Kirana, O., Widyastuti Hariati, N., & Kemenkes Banjarmasin Jalan Haji Mistar,
P. (2022). PENGARUH MEDIA PROMOSI KESEHATAN TERHADAP
PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI MASA PANDEMI
COVID-19 (PADA ANAK SEKOLAH TK KUNCUP HARAPAN
BANJARBARU). 2(9).
Sari, M. T., & Oesmani, M. (2020). Maternal Characteristics and Knowledge on the
Risk of Childhood Stunting at Simpang Kawat Community Health Center,
Jambi. 279–284. https://doi.org/10.26911/the7thicph.03.84
Satria, E., Rita Aninora, N., & Diba Faisal, A. (2022). EDUKASI PEMANTAUAN
TUMBUH KEMBANG ANAK UMUR 3-5 TAHUN. Jurnal Ebima, 3(1).
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI
128
________. SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP PPNI
Wulandari Leksono, A., Kartika Prameswary, D., Sekar Pembajeng, G., Felix, J.,
Shafa Ainan Dini, M., Rahmadina, N., Hadayna, S., Roroputri Aprilia, T.,
Hermawati, E., Studi Kesehatan Masyarakat, P., Kesehatan Masyarakat, F.,
Kesehatan Lingkungan, D., Kelurahan Muarasari, P., & Bogor Selatan, K.
(2021). Risiko Penyebab Kejadian Stunting pada Anak. Jurnal Pengabdian
Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas, 1(2), 34–38.
https://doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5747
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kesehatan yang ada pada keluarga. Sasaran dalam asuhan keperawatan ini
adalah keluarga Tn. R dan istrinya Ny. P serta kedua anaknya An. S dan An.
a. Data umum
b. Lingkungan
c. Fungsi keluarga
d. Harapan keluarga
ada
3. Masalah keperawatan
Belum teridentifikasi
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnose keperawatan
2. Tujuan umum
3. Tujuan khusus
keluarga
C. RENCANA KEGIATAN
Balikpapan Timur
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan kunjungan
b. Kerja:
c. Terminasi
2) Mengucapkan salah
7. Kriteria hasil
a. Struktur:
b. Proses:
c. Hasil:
dihadapi
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
keluarga.
Kembali. Pada pengkajian Analisa data ini mahasiswa akan mengkaji terkait
a. Data umum
b. Lingkungan
c. Fungsi keluarga
d. Harapan keluarga
3. Masalah keperawatan
Belum teridentifikasi
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnose keperawatan
2. Tujuan umum
3. Tujuan khusus
keluarga
C. RENCANA KEGIATAN
Balikpapan Timur
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan kunjungan
b. Kerja:
c. Terminasi
2) Mengucapkan salah
7. Kriteria hasil
a. Struktur:
b. Proses:
c. Hasil:
dihadapi
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Masalah keperawatan
a) Deficit pengetahuan
B. RENCANA KEPERWATAN
1. Diagnose keperawatan
3. Tujuan khusus
C. RENCANA KEGIATAN
Balikpapan Timur
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
b. Kerja:
c. Terminasi
diberikan penyuluhan
4) Mengucapkan salam
7. Kriteria Evaluasi:
a. Struktur:
c. Hasil:
sehat
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA 1
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Masalah keperawatan
a. Deficit pengetahuan
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnose keperawatan
3. Tujuan khusus
C. RENCANA KEGIATAN
Balikpapan Timur
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
b. Kerja:
sebelumnya
konjungtiva
bersih dan sehat, pemberian nutrisi pada bayi dan balita, perawatan
c. Terminasi
7. Kriteria Evaluasi:
a. Struktur:
b. Proses:
c. Hasil:
kering
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA 1
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Masalah keperawatan
a. Deficit pengetahuan
1. Diagnose keperawatan
proses penyakit, edukasi nutrisi bayi dan edukasi perawatan kulit kering dan
3. Tujuan khusus
nutrisi bayi
kulit kering
C. RENCANA KEGIATAN
Balikpapan Timur
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
b. Kerja:
c. Terminasi
3) Mengucapkan salam
7. Kriteria Evaluasi:
a. Struktur:
c. Hasil:
kering
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA 1
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
keperawatan yang sudah dilakukan. Dari hasil evaluasi maka perawat dapat
pertemuan kali ini mahasiswa akan melakukan evaluasi pada deficit nutrisi.
2. Masalah keperawatan
B. RENCANA KEPERWATAN
1. Diagnose keperawatan
C. RENCANA KEGIATAN
Balikpapan Timur
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
b. Kerja:
c. Terminasi
1) Mengakhiri pertemuan
2) Mengucapkan salam
7. Kriteria Evaluasi:
a. Struktur:
b. Proses:
c. Hasil:
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kesehatan yang ada pada keluarga. Sasaran dalam asuhan keperawatan ini
adalah keluarga Tn. R dan istrinya Ny. P serta kedua anaknya An. S dan An.
a. Data umum
b. Lingkungan
c. Fungsi keluarga
d. Harapan keluarga
ada
3. Masalah keperawatan
Belum teridentifikasi
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnose keperawatan
2. Tujuan umum
3. Tujuan khusus
keluarga
C. RENCANA KEGIATAN
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
c. Terminasi
2) Mengucapkan salah
7. Kriteria hasil
a. Struktur:
b. Proses:
c. Hasil:
dihadapi
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kembali. Pada pengkajian Analisa data ini mahasiswa akan mengkaji terkait
a. Data umum
b. Lingkungan
c. Fungsi keluarga
d. Harapan keluarga
f. Keluhan utama
3. Masalah keperawatan
Belum teridentifikasi
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnose keperawatan
2. Tujuan umum
3. Tujuan khusus
keluarga
C. RENCANA KEGIATAN
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
b. Kerja:
c. Terminasi
2) Mengucapkan salah
7. Kriteria hasil
a. Struktur:
b. Proses:
c. Hasil:
dihadapi
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Masalah keperawatan
1. Diagnose keperawatan
3. Tujuan khusus
C. RENCANA KEGIATAN
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
b. Kerja:
c. Terminasi
diberikan penyuluhan
4) Mengucapkan salam
7. Kriteria Evaluasi:
a. Struktur:
b. Proses:
c. Hasil:
sehat
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA 2
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Masalah keperawatan
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnose keperawatan
3. Tujuan khusus
C. RENCANA KEGIATAN
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
b. Kerja:
sebelumnya
bersih dan sehat, pemberian nutrisi pada bayi dan balita, perawatan
c. Terminasi
7. Kriteria Evaluasi:
a. Struktur:
b. Proses:
c. Hasil:
kering
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA 2
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
25 Maret 2023.
2. Masalah keperawatan
1. Diagnose keperawatan
3. Tujuan khusus
nutrisi bayi
kulit kering
C. RENCANA KEGIATAN
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
b. Kerja:
konjungtiva
c. Terminasi
3) Mengucapkan salam
7. Kriteria Evaluasi:
a. Struktur:
c. Hasil:
kering
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA 2
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
keperawatan yang sudah dilakukan. Dari hasil evaluasi maka perawat dapat
pertemuan kali ini mahasiswa akan melakukan evaluasi pada deficit nutrisi.
2. Masalah keperawatan
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnose keperawatan
C. RENCANA KEGIATAN
Balikpapan Timur
6. Strategi pelaksanaan:
a. Orientasi
1) Mengucapkan salam
b. Kerja:
c. Terminasi
1) Mengakhiri pertemuan
2) Mengucapkan salam
7. Kriteria Evaluasi:
a. Struktur:
b. Proses:
c. Hasil:
Disusun oleh
Niken Ayu Wulandari (P07220120088)
IX. PENGORGANISASIAN
Penyaji Materi :
1. Niken Ayu Wulandari
Lampiran Materi :
1. Pengertian Stunting
Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan
adanya gangguan di masa yang akan datang yakni mengalami kesulitan dalam
mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Anak
stuntingmempunyai Intelligence Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata –
rata IQ anak normal (Kemenkes RI, 2018).
Stunting menjadi masalah gagal tumbuh yang dialami oleh bayi di bawah
lima tahun yang mengalami kurang gizi semenjak di dalam kandungan hingga
awal bayi lahir, stunting sendiri akan mulai nampak ketika bayi berusia dua
tahun (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2017). Sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Schmidt bahwa stunting ini merupakan masalah
kurang gizi dengan periode yang cukup lama sehingga muncul gangguan
pertumbuhan tinggi badan pada anak yang lebih rendah atau pendek (kerdil)
dari standar usianya (Schmidt, 2014).
Stunting didefinisikan sebagai keadaan dimana status gizi pada anak menurut
TB/U dengan hasil nilai Z Score = <-2 SD, hal ini menunjukan keadaan tubuh
yang pendek atau sangat pendek hasil dari gagal pertumbuhan. Stunting pada
anak juga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian, masalah
perkembangan motorik yang rendah, kemampuan berbahasa yang rendah, dan
adanya ketidakseimbangan fungsional (Anwar, Khomsan, dan Mauludyani,
2014).
2. Penyebab Stunting
Secara umum, kekerdilan atau stunting ini disebabkan oleh gizi buruk pada
ibu, praktik pemberian dan kualitas makanan yang buruk, sering mengalami
infeksi serta tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Stunting dapat
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Status Gizi Status
Gizi merupakan sebuah penilaian keadaan gizi yang diukur oleh
seseorang pada satu waktu dengan mengumpulkan data. Status gizi
menggambarkan kebutuhan tubuh seseorang terpenuhi atau tidak. Status gizi
dalam masyakarat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sosial
ekonomi, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, jumlah anak dalam
keluarga, pola asuh, dan pola asuh.
b. Kebersihan Lingkungan
Sanitasi yang baik akan mempengaruhi tumbuh kembang seorang
anak. Sanitasi dan keamanan pangan dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit infeksi (Kemenkes RI, 2018).
Penerapan hygiene yang tidak baik mampu menimbulkan berbagai
bakteri yang mampu masuk ke dalam tubuh yang menyebabkan timbul
beberapa penyakit seperti diare, cacingan, demam, malaria dan beberapa
penyakit lainnya. Penelitian di Libya, faktor-faktor yang dapat
meningkatkan risiko stunting akibat lingkungan rumah adalah kondisi
tempat tinggal, pasokan air bersih yang kurang dan kebersihan lingkungan
yang tidak memadai. Kejadian infeksi dapat menjadi penyebab kritis
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan. Penyediaan toilet, perbaikan
dalam praktek cuci tangan dan perbaikan kualitas air adalah alat penting
untuk mencegah tropical enteropathy dan dengan demikian dapat
mengurangi risiko hambatan pertumbuhan tinggi badan anak (Prendergast,
2014).
c. Makanan Pendamping ASI
Masalah kebutuhan gizi yang semakin tinggi akan dialami bayi mulai
dari umur enam bulan membuat seorang bayi mulai mengenal Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang mana pemberian MP-ASI untuk
menunjang pertambahan sumber zat gizi disamping pemberian ASI hingga
usia dua tahun. Makanan pendamping harus diberikan dengan jumlah yang
cukup, sehingga baik jumlah, frekuensi, dan menu bervariasi bisa memenuhi
kebutuhan anak (Kemenkes RI, 2011).
d. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) merupakan air susu yang dihasilkan seorang ibu
setelah melahirkan. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI yang diberikan
sejak bayi dilahirkan hingga usia bayi 6 bulan tanpa memberikan makanan
atau minuman lainnya seperti susu formula, air putih, air jeruk kecuali
vitamin dan obat (Kemenkes RI, 2016).
ASI mengandung enzim pencerna susu sehingga organ pencernaan
pada bayi sangat mudah untuk mencerna dan menyerap ASI, kata lain
organ pencernaan bayi belum memiliki enzim yang cukup untuk mencerna
makanan lain selain ASI. KomposisiASI dengan konsentrasi sesuai dengan
pencernaan bayi akan membuat bayi tumbuh dengan badan yang seimbang
(Arif, 2009). Seorang anak yang minum ASI eksklusif mempunyai tumbuh
kembang yang baik, hal ini dikarenakan di dalam ASI terdapat antibodi
yang baik sehingga membuat anak tidak mudah sakit, selain itu ASI juga
mengandung beberapa enzim dan hormone (Pollard, 2015)
e. Berat Bayi Lahir Rendah
Berat bayi lahir rendah memiliki hubungan yang bermakna dengan
kejadian stunting. Dikatakan BBLR jika berat < 2500 gram (Kemenkes,
2010). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan faktor risiko yang
paling dominan terhadap kejadian stunting pada anak baduta. Karakteristik
bayi saat lahir (BBLR atau BBL normal) merupakan hal yang menentukan
pertumbuhan anak. Anak dengan riwayat BBLR mengalami pertumbuhan
linear yang lebih lambat dibandingkan Anak dengan riwayat BBL normal
(Rahayu, Yulidasari, Putri, dan Rahman. 2015).
f. Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua yang rendah juga mampu meningkatkan
risiko terjadinya malnutrisi pada anak. Tingkat pendidikan orang tua
merupakan salah satu penyebab terjadinya stunting hal ini dikarenakan
pendidikan yang tinggi dianggap mampu untuk membuat keputusan dalam
meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak. Pengetahuan yang tinggi juga
mempengaruhi orang tua dalam menentukan pemenuhan gizi keluarga dan
pola pengasuhan anak, dimana pola asuh yang tidak tepat akan
meningkatkan risiko kejadian stunting (Adriani, 2012).
g. Pendapatan Orang Tua
Tingkat pendapatan keluarga memiliki hubungan yang bermakna dengan
kejadian stunting. Hal ini dikarenakan keluarga dengan pendapatan yang
rendah akan mempengaruhi dalam penyediakan pangan untuk keluarga.
Daya beli keluarga tergantung dengan pendapatan keluarga, dengan adanya
pendapatan yang tinggi maka kemungkinan terpenuhinya kebutuhan makan
bagi keluarga (Adriani, 2012).
h. Penyakit Infeksi Diare
Diare merupakan keadaan dimana seseorang BAB dengan konsistensi
yang lembek atau bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi yang sering
bisa tiga atau lebih dalam satu hari. Penyakit infeksi diare ini sering diderita
oleh anak, seorang anak yang mengalami diare secara terus menerus akan
berisiko untuk mengalami dehidrasi atau kehilangan cairan sehingga
penyakit infeksi tersebut dapat membuat anak kehilangan nafsu makan
dan akan membuat penyerapan nutrisi menjadi terganggu (Kemenkes RI,
2011). Salah satu penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Simolawang
Surabaya yang dilakukan oleh Desyanti dan Nindya (2017) menunjukan
bahwa balita stunting lebih banyak mengalami kejadian diare hingga 2 kali
atau lebih dalam tiga bulan terakhir.
i. Pola Pemberian Makan
Pola asuh yang baik dalam mencegah terjadinya stunting dapat dilihat
dari praktik pemberian makan. Pola pemberian makan yang baik ini dapat
berdampak pada tumbuh kembang dan kecerdasan anak sejak bayi. Pola
asuh pemberian makan yang sesuai dengan anjuran KEMENKES RI 2016,
yaitu pola makan pemberian makan yang baik kepada anak adalah dengan
memberikan makanan yang memenuhi kebutuhan zat gizi anaknya setiap
hari, seperti sumber energi yang terdapat pada nasi, umbi – umbian dan
sebagainya. Sumber zat pembangun yaitu ikan, daging, telur, susu, kacang –
kacangan serta zat pengatur seperti sayur dan buah terutama sayur berwarna
hijau dan 21 kuning yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang
berperan pada proses tumbuh – kembang bayi terutama agar bayi terhindar
dari masalah gizi salah satunya yang berdampak pada stunting.
3. Risiko Kesehatan pada Anak Stunting
Berikut adalah beberapa risiko kesehatan pada anak stunting.
- Stunting dikaitkan dengan otak yang kurang berkembang dengan
konsekuensi berbahaya untuk jangka waktu lama, termasuk kecilnya
kemampuan mental dan kapasitas untuk belajar, buruknya prestasi
sekolah di masa kecil, dan mengalami
- Kesulitan mendapat pekerjaan ketika dewasa yang akhirnya
mengurangi pendapatan, serta peningkatan risiko penyakit kronis terkait
gizi seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.
- Memiliki risiko yang lebih besar untuk terserang penyakit, bahkan
kematian dini.
- Kekerdilan dapat menurun pada generasi berikutnya, disebut siklus
kekurangan gizi antargenerasi.
- Ketika dewasa, seorang wanita stunting memiliki risiko lebih besar
untuk mengalami komplikasi selama persalinan karena panggul mereka
lebih kecil, dan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah.
4. Cara Mencegah Stunting
Stunting dapat di cegah dengan hal-hal berikut:
a. Seorang ibu harus mengonsumsi nutrisi yang dibutuhkan selama hamil
dan nutrisi yang dibutuhkan selama menyusui.
b. Memberikan nutrisi yang baik kepada Si Buah Hati, seperti memberikan
ASI eksklusif dan nutrisi penting lainnya seiring pertambahan usia.
c. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan
sebelum makan, meminum air yang aman, mencuci peralatan makan dan
peralatan dapur, membersihkan diri setelah buang air besar atau kecil,
serta memiliki sanitasi yang ideal (toilet yang bersih).
b. Menjaga asupan nutrisi yang ideal dan bervariatif ditambah dengan
perilaku hidup bersih dan sehat memegang peranan yang krusial bagi
kesehatan ibu hamil, terutama bagi janin. Hal ini untuk mencegah
terjadinya kekerdilan demi kelangsungan hidup anak dalam jangka
pendek dan dalam jangka panjang yang sehat, serta untuk memastikan
anak tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat, terdidik, dan produktif.
5. Dampak Stunting
Dampak stunting dibagi menjadi dua, yakni ada dampak jangka panjang
dan juga ada jangka pendek. Jangka pendek kejadian stunting yaitu
terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan
gangguan metabolisme pada tubuh. Sedangkan untuk jangka panjangnya
yaitu mudah sakit, munculnya penyakit diabetes, penyakit jantung dan
pembuluh darah, kegemukan, kanker, stroke, disabilitas pada usia tua, dan
kualitas kerja yang kurang baik sehingga membuat produktivitas menjadi
rendah (Kemenkes RI, 2016).
Kejadian stunting menjadi salah satu masalah yang terbilang serius jika
dikaitan dengan adanya angka kesakitan dan kematian yang besar, kejadian
obesitas, buruknya perkembangan kognitif, dan tingkat produktivitas
pendapatan yang rendah. Berbagai permasalahan ini sangat mudah ditemukan
di negara – negara berkembang seperti Indonesia
Stunting pada anak yang harus disadari yaitu rusaknya fungsi kognitif
sehingga anak dengan stunting mengalami permasalahan dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Stunting pada anak ini juga
menjadi faktor risiko terhadap kematian, perkembangan motorik yang rendah,
kemampuan berbahasa yang rendah, dan ketidakseimbangan fungsional
(Anwar dkk, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
KEMENKES RI. (2018). Ini penyebab Stunting pada anak. Retrieved from
https://www.depkes.go.id/article/View/180528000006/Ini-penyebab-
stunting-pada-anak.html
Marimi.2013.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Pustaka Pelajar.Yogakarta.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). 100
Kabupaten/otaPrioritas untuk Intervensi Anak Anak Kerdil. Jakarta Pusat
: 2017http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/888/2/BAB%20II.pdf
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“NUTRISI BAYI DAN BALITA”
Disusun oleh
IX. PENGORGANISASIAN
Penyaji Materi :
1. Niken Ayu Wulandari
Lampiran Materi :
Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia
yang berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan sedini mungkin yaitu
sejak mereka masih dalam kandungan melalui makanan ibu hamil. Kebiasaan makan
sudah dimulai sejak dari masa kanak-kanak. Gizi adalah suatu zat yang berguna dan
dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Kandungan Zat Gizi yang Diperlukan Bagi Bayi dan Balita :
1. Protein
Dua jenis protein yaitu: protein hewani, yang didapati dari daging
hewan (telur,susu,daging) dan protein nabati (tempe,tahu) yang didapat dari
tumbuh-tumbuhan. Nilai gizi protein hewani lebih besar dari protein nabati
dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Walaupun demikian, kombinasi
penggunaan protein nabati dan hewani sangat dianjurkan.
Fungsi Protein:
a) Penunjang pertumbuhan
Protein merupakan bahan padat utama dari otot organ dan glandula
endoterm. Merupakan unsure utama dari matriks tulang dan
gigi,kulit,kuku,rambut,sel darah dan serum.
b) Pengaturan proses tubuh
Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh. Protein juga
mempertahankan ketahanan terhadap mikroorganisme yang mengadakan
invasi karena antibody bersifat protein.
c) Energi
Protein merupakan sumber energi potensial, setiap gram menghasilkan
sekitar 4 kkal. Jika protein digunakan untuk energi maka tidak akan
dipakai untuk kebutuhan sintesis.
Sumber Protein: ASI, susu formula, sereal/gandum, telur, tahu,
tempe, ikan, daging.
2. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi anak, Bayi yang baru
mendapat asupan makanan dari ASI. Pada anak yang lebih besar yang sudah
mendapat makanan tambahan pendamping ASI, karbohidrat dapat diperoleh
dari makanan yang mengandung tepung.seperti: bubur susu, sereal,roti,nasi
tim atau nasi. Apabila tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai
untuk menghasilkan energi, tubuh akan memecah protein dan lemak
cadangan dalam tubuh
Fungsi Karbohidrat:
Hampir semua karbohidrat pada akhirnya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi tubuh. Beberapa karbohidrat yang ada digunakan untuk
sintesis dari sejumlah senyawa pengatur.
a) Energi
Setiap gram karbohidrat yang dioksidasi rata-rata menghasilkan 4 kalori.
Sejumlah karbohidrat dalam bentuk glucose akan digunakan secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan sejumlah kecil akan
disimpan sebagai glikogen dalam hepar dan otot dan beberapa akan
disimpan sebagai jaringan adipose untuk dikonversi menjadi energi.
Glukose merupakan satu-satunya untuk otak dan jaringan saraf dan harus
tersedia dengan mudah. Setiap kegagalan untuk mencatu glukosa dan
oksigen untuk oksidasi dengan cepat akan menimbulkan kerusakan otak,
terutama pada masa neonatus. Pertumbuhan otak terjadi sangat cepat
dalam minggu terakhir kehidupan intrauterine. Karena itu penting
diusahakan agar bayi yang dilahirkan sebelum aterm tidak kekurangan
glucose sehingga pertumbuhan otak dapat berlanjut, bayi yang kecil untuk
umur cenderung mengalami hipoglikemia dan karena itu, berada dalam
resiko.
b) Aksi pencadangan protein
Tubuh akan menggunakan karbohidrat sebagai protein utama
energi,karena itu jika terdapat defisiensi kalor dalam diit, maka akan
digunakan jaringan adipose dan protein.
c) Pengaturan metabolisme lemak
Diperlukan sejumlah karbohidrat dalam diit sehingga oksidasi lemak
dapat berlangsung dengan normal. Jika karbohidrat dalam diit terbatas,
maka lemak akan di metabolisir lebih cepat daripada penanganan tubuh
terhadap produk metabolisme ini. Jika lemak dioksidasi secara tidak
lengkap maka akan terbentuk keton.
d) Peranan dalam fungsi gastrointestinal
Diduga lactose mempercepat pertumbuhandari bacteria yang digunakan
dalam usus kecil. Sejumlah bakteri ini berguna dalam mensintesis vitamin
B kompleks dan vitamin K. Laktose juga meningkatkan absorbsi kalium.
Sementra selulose, hemiselulose dan pectin tidak menghasilkan zat gizi
dalam tubuh, mereka membantu dalam stimulasi aksi peristaltic.
Karbohidrat terutama monosakarida, merupakan unsur penting dari
banyak senyawa yang mengatur metabolisme.
Sumber Karbohidrat : ASI, produk susu, beras, jagung, singkong,
buncis, tomat, sayur hijau, buah segar.
3. Lemak
Seperti karbohidrat lemak merupakan senyawa karbon, hydrogen dan
oksigen.tetapi proporsi oksigen lebih rendah. Lemak termsuk senyawa
minyak-minyakan dan bahan mirip lemak yang mempunyai rasa minyak dan
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic tertentu seperti
eter,alcohol dan benzen.
Fungsi Lemak
Fungsi utama lemak adalah untuk memberikan energi setiap setiap gram
lemak jika dioksidasi menghasilkan sekitar sembilan kalori. Energi ini scara
terus menerus ada dalam simpanan jaringan subkutan dan dalam kavum
abdomen. Juga mengelilingi organ dan menyusur sepanjang jaringan adipose.
Lemak bertindak sebagai barier dari vitamin A,D,Edan K yang larut dalam
air, memberikan rasa makanan yang menyenangkan dan memberi perasaan
kenyang karena kecepatan pengosongan dari lambung dikaitkan dengan
kandungan lemaknya. Fosfolipid merupakan komponen penting dari struktur
membran dan unsur semua sel dan terlibat dalam absorbi dan transpor
lemak.
Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali
lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi
sampai kurang lebih 3 bulan, lemak merupakan sumber gliserida, dan
kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak berfungsi untuk
mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak, yaitu: vitamin
A,D,E,dan K.
Sumber lemak: ASI, susu formula, minyak goreng, margarine, daging
4. Vitamin
Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang berfungsi
untuk mempertahankan fungsi tubuh (Marlow,D.R.dan Reeding BA,1988)
Kekurangan vitamin akan menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang
nafsu makan, kerusakan pembuluh darah dan sel saraf serta dapat mengurangi
ketajaman penglihatan. Vitamin C penting untuk tubuh untuk pembentukan
substansi antar sel, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan
absorbsi zat besi dalam usus.Vitamin D penting untuk penyerapan dan
metabolisme kalsium dan posfor, pembentukan tulang dan gigi.
Sumber-sumber vitamin :
Vit A : tomat, wortel, sayur-sayuran hijau
Vit B : beras merah
Vit C : jeruk, jambu biji
Vit D : buah dan sayur
Vit K : jambu biji
5. Mineral
a. Mengaktifkan metabolisme tubuh
b. ASI, susu formula, garam dapur, hati
Makanan Yang Tepat Untuk Bayi dan Balita :
- Usia 0 – 6 bulan
Makanan pertama dan terbaik untuk bayi adalah Air Susu Ibu atau ASI, dan
semakin lama seorang bayi mengkonsumsi ASI maka akan semakin baik.
Apabila karena sesuatu dan lain hal anda tidak dapat memberikan ASI maka
susu rumusan kedelai (soy formula) adalah pilihan yang baik dan mudah
diperoleh. Jangan memakai susu kedelai komersial. Bayi memiliki kebutuhan
spesial dan memerlukan rumusan kedelai yang dikembangkan untuk kebutuhan
tersebut. Tapi tentu saja ASI tetap merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI
merupakan makanan yang paling lengkap mengandung zat-zat gizi yang sangat
dibutuhkan bayi. Kebutuhan kalori bayi antara 100-200 kkal/kgBB. Berikan
ASI sesuai keinginan anak paling sedikit 8 kali sehari, siang maupun
malam(ASI saja).
- Usia 6 – 8 bulan
Selain ASI berikan makanan pendamping ASI 2 kali sehari. Makanan
pendamping ASI adalah bubur tim lumat ditambah kuning telur/ ayam/ ikan/
tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/
minyak. Perkenalkan sayur, sayur hendaknya dimasak dan dihaluskan. Kentang,
kacang hijau, wortel, dan kacang adalah pilihan pertama yang baik. Kemudian
perkenalkan buah, cobalah pisang, alpokat atau apel. Pada umur 8 bulan,
kebanyakan bayi sudah dapat memakan crackers,rotidan cereal kering. Juga,
pada umur 8 bulan, bayi dapat mulai memakan makanan tinggi protein seperti
tahu atau kacang yang telah dimasak matang dan dilumatkan.
Cara membuat MPASI dari makanan keluarga
1. Contoh Bahan Matang:
- Nasi putih 30 gr
- Dadar telur 35 gr
- Sayur kare wortel tempe 20 gr
Cara Membuat:
a) Nasi, telur dadar, tempe dan wortel (dari sayur kare) dilumatkan
kemudian disaring
b) Ditambahkan kuah sayur (santan kare) sampai mendapatkan konsistensi
bubur kental
c) Sajikan.
Cara membuat MPASI dari bahan mentah
2. Contoh Bahan Mentah
- Beras putih 10 gr
- Telur ayam 30 gr
- Tempe kedelai 10 gr
- Wortel 10 gr Santan 30 gr
Cara memasak:
a) Memasak beras, tambahkan santan dan bumbu yang telah ditumis dengan
sedikit minyak (bawang merah, daun salam, kunyit)
b) Setelah nasi masak, masukan telur yang telah dikocok lepas, tempe dan
wortel yang telah dicincang
c) Aduk-aduk sampai mendapatkan konsistensi bubur kental
d) Sajikan
Lanjutkan menyusui 2-3 sdm bertahap hingga 1/2 mangkok berukuran 250 ml
(125 ml), 2-3 x makan, 1-2 kali selingan, Jumlah energi dari MP ASI yang
dibutuhkan per hari 200 kkal. Makanan dibuat dengan disaring. Tekstur
makanan lumat dan kental Kebutuhan cairan: 800 ml/ hari (±3 gelas belimbing)
- Usia 9 – 11 bulan.
Selain ASI berikan bubur nasi ditambah kuning telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/
daging sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak. Makanan diberikan 3-
4 kali sehari dan bubur susu tidak diberikan lagi.
Cara membuat MPASI dari makanan keluarga
1. Contoh Bahan Matang
- Nasi putih 45 gr
- Ikan kembung bumbu kuning
- 30 gr Tumis buncis 25 gr
Cara Membuat:
a) Nasi, ikan kembung bumbu kuning dan tumis buncis dicincang
b) Sajikan dengan kuah sayur (santan kare)
Cara membuat MPASI dari bahan mentah
2. Contoh Bahan Mentah:
- Beras putih 15 gr
- Ikan kembung 30 gr
- Minyak kelapa 10 gr
- Wortel 15 gr
- Tempe 10 gr
Cara memasak:
a) Memasak beras, tambahkan bumbu yg telah ditumis (bawang merah,
daun salam, kunyit) dengan minyak kelapa
b) Setelah nasi masak, masukkan ikan kembung dan buncis yang telah
dicincang
c) Aduk-aduk sampai mendapatkan konsistensi bubur kasar/ cincang
d) Sajikan
Lanjutkan menyusui, ½ - ¾ mangkok ukuran 250 ml (125 – 200 ml), 3-4 x
makan, 1-2 kali selingan, Jumlah energi dari MP ASI yang dibutuhkan per hari
300 kkal. Bahan makanan sama dengan untuk orang dewasa. Tekstur makanan
dicincang/ dicacah, dipotong kecil, dan selanjutnya makanan yang diiris-iris.
Perhatikan respons anak saat makan.
- Usia 12 – 24 bulan
Berikan ASI sesuai keinginan anak. Berikan nasi lembek yang ditambah telur/
ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/
minyak. Makanan diberikan 3-4 kali sehari.
Cara membuat MPASI dari makanan keluarga
1. Contoh Bahan Matang
- Nasi putih 55 gr
- Semur hati ayam 45 gr
- Bening/ bobor bayam 20 gr
Cara Membuat:
MP ASI untuk anak 12-23 bulan disajikan dalam bentuk makanan keluarga
(dicincang agak besar jika diperlukan)
Cara membuat MPASI dari bahan mentah
2. Contoh Bahan
- Beras putih 25 gr
- Hati ayam 50 gr
- Minyak kelapa 5 gr
- Bayam 20 gr
- Santan 50 gr
Cara memasak:
a) Memasak beras sampai menjadi nasi
b) Membuat hati ayam goreng (goreng/tumis hati ayam dengan minyak
kelapa)
c) Membuat sayur bayam
d) Sajikan
Lanjutkan menyusui hingga 2 tahun atau lebih ¾ - 1 mangkok ukuran 250 ml
3-4 x makan 1-2 kali selingan Jumlah energi dari MP ASI yang dibutuhkan
per hari 550 kkal. Bahan makanan sama dengan untuk orang dewasa. Tekstur
makanan yang diiris-iris. Perhatikan respon anak saat makan Kebutuhan
cairan: 1.300 ml/ hari (±5 gelas belimbing)
- Usia 2 tahun lebih
Diberikan makanan yang biasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari. Kebutuhan kalori kurang lebih 100
kkal/kgBB. Anjuran untuk orangtua dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
anak usia ini adalah:
1. Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan,misalnya memberi makan
sambil mengajaknya bermain.
2. Beri kesempatan anak belajar makan sendiri.
3. Jangan menuruti kecendrungan anak untuk hanya menyukai satu jenis
makanan tertentu.
4. Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu
besar.
5. Kurangi frekwensi minum susu ,dianjurkan 2x sehari saja.
Dalam memenuhi kebutuhan gizi usia 1-5 thn hendaknya digunakan kebutuhan
- Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari makanan
pokok, minyak dan zat lemak serta gula.
- Jangan memaksa anak makan makanan yang tidak disenagi, berikan makanan
lain yang diterima anak.
WIB).
DAFTAR PUSTAKA
Suhardjo (1992). Pemberian makanan pada bayi dan anak. Jakarta : Kanisius
Supartini.Y. (2002). Buku Ajar : Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC
Soekirman. (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Disusun oleh
IX. PENGORGANISASIAN
Penyaji Materi :
1. Niken Ayu Wulandari
Lampiran Materi :
1. Pengertian PHBS
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
dimasyarakat.
2. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di
rumah tangga yaitu :
a. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan di tolong oleh tenaga Kesehatan adalah persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya)
Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila
terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunakan perlatan yang aman,bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
b. Memberi bayi asi ekslusif.
Bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan
atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi
tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu ibu pertama berupa cairan
bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit
Apa manfaat memberikan ASI?
Bagi ibu:
- Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
- Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
- Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
- Menunda kehamilan berikutnya.
- Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
Bagi bayi:
- Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
- Bayi tidak sering sakit.
Bagi keluarga:
- Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu
formula dan perlengkapannya.
- Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya
merebus air dan perlengkapannya.
c. Menimbang balita setiap bulan.
- Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan?
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya
setiap bulan.
- Kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan?
Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun
sampai 5 tahun diposyandu.
- Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?
Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu
menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak
naik (lihat perkembangannya)
d. Menggunakan air bersih.
Mengapa kita harus menggunakan air bersih? Air adalah kebutuhan dasar
yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur,
membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.
Apa syarat-syarat air bersih itu? Air bersih secara fisik dapat dibedakan
melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
- Air harus berwarna bening/jernih.
- Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan
kotoran lainnya.
- Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan
tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
- Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
Apa manfaat menggunakan air bersih?
- Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri,
Thypus, Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
- Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
- Mata air
- Air sumur atau air sumur pompa
- Air ledeng atau perusahaan air minum
- Air hujan
- Air dalam kemasan
Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. kuman penyakit
dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun?
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan,
kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan
penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena
tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Kapan saja harus mencuci tangan?
- Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang
binatang, berkebun, dll).
- Setelah buang air besar
- Setelah menceboki bayi atau anak
- Sebelum makan dan menyuapi anak
- Sebelum memegang makanan
- Sebelum menyusui bayi
Apa manfaat mencuci tangan?
- Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
- Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu
burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
- Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
- Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
- Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung
tangan.
- Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
f. Menggunakan jamban sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air
untuk membersihkannya.
Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
besar/buang air kecil.
Mengapa harus menggunakan jamban?
- Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
- Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
- Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
Apa saja syarat jamban sehat?
- Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
- berbau.
- Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
- Tidak mencemari tanah sekitarnya.
- mudah dibersihkan dan aman digunakan.
- Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
- Penerangan dan ventilasi yang cukup.
- Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
- Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Bagaimana cara memelihara jamban sehat?
- Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
- Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih.
- Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
- Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
- Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
- Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
Apa itu rumah bebas jentik?
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-
tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC,
vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot
kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan
secara teratur sekali dalam seminggu.
Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?
- Anggota rumah tangga
- Kader
- Juru pemantau jentik (Jumatik)
- Tenga pemeriksa jentik lainnya.
- Apa yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :
- 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
- PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangannya.
3M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
- Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi,
tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak control,
lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
- Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek, dll).
Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
- Menggunakan kelambu ketika tidur.
- Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat
nyamuk ; bakar, semprot, oles/usap ke kulit, dll.
- Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.
- Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
- Memperbaiki saluran talang air yang rusak
- Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang
sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
- Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya
ikan cupang, ikan nila, dll.
- Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya,
Zodia,Lavender,Rosemerry, dll
Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
- Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
- Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti
Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki gajah.
- Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
h. Makan buah dan sayur setiap hari.
Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah?
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2
porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
Mengapa kita harus makan sayuran dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
- Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
- Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serata
tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan
tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan
tetapi dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi
tidak cepat lapar.
Manfaat mengkonsumsi buah dan sayur ?
- Mencegah Diabetes .
- Melancarkan buang air besar.
- Menurunkan berat badan.
- Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi)
- Mencegah kanker
- Memperindah kulit, rambut dan kuku.
- Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)
- Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik bisa berupa :
- Olah raga
- Jalan santai
- Maraton
j. Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh,
seperti Tar dan Nicotin. Sehingga jika terhirup dapat menimbulakan kanker
dan penyakit lainnya.
Apa manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS?
Bagi Rumah Tangga :
- Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
- Anak tumbuh sehat dan cerdas.
- Anggota keluarga giat bekerja.
- Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.
Bagi Masyarakat:
- Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
- Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah
kesehatan.
- Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
- Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan
jamban, ambulans desa dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Bersih dan Sehat. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Indonesia.
Jakarta.
Disusun oleh
Lampiran Materi :
Kulit kering adalah masalah yang terjadi ketika lapisan kulit paling atas
(epidermis) tidak mendapatkan kelembapan yang cukup. Akibatnya, kulit terlihat
seperti bersisik, mengelupas, hingga pecah-pecah.Faktor internal dari dalam tubuh
yang dapat menyebabkan kekeringan pada kulit, misalnya pada kondisi
malnutrisi/kekurangan gizi,hal ini bisa jadi disebabkan karena tubuh kekurangan
asam lemak omega-3. Zat ini membantu tubuh menyehatkan jaringan lipid kulit yang
bertugas untuk mengusir kuman dan racun berbahaya, serta menjaga kelembapan
kulit.
Pada banyak kasus, kulit kering dapat diatasi melalui berbagai perawatan
rumahan. Namun, jika masalah kulit Anda cukup parah, dokter akan
merekomendasikan krim khusus yang dapat menahan air pada kulit agar tidak
mudah menguap.
https://hellosehat.com/penyakit-kulit/perawatan-kulit/kulit-kering/
Lampiran 5