Oleh:
Oleh:
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
5. Agama : Islam
7. Email : dhewitrisetiyorinii@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunianya sehingga KTI saya dengan judul “Asuhan Keperawatan
Balikpapan Tahun 2023”. Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini di susun dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Program Studi
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tersusun atas upaya maksimal saya sebagai
penulis dan petunjuk pembimbing, serta arahan berbagai pihak yang telah
membantu saya dalam penulisan KTI ini. Bersama dengan ini perkenankan saya
Kalimantan Timur.
2. dr. Edy Iskandar, Sp.PD., FINASIM., MARS selaku Direktur RSUD Dr.
3. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
4. Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-III
Kalimantan Timur.
5. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep Mat selaku pananggung jawab
vi
6. Ns. Rus Andraini, A.Kp., M.PH selaku pembimbing utama yang telah
7. Ns. Siti Nuryanti, S.Kep., M.Pd selaku pembimbing II yang telah membimbing
Timur yang telah mendidik dan membimbing saya dalam masa pendidikan.
9. Bapak H. Mujiono, ibu Hj. Sakinah dan Desty Nasya Andini yang telah
Penulis
vii
ABSTRAK
Kesimpulan dan Saran : Kesimpulan dalam penelitian ini ialah pada anak dengan
bronkopneumonia harus diperhatikan bersihan jalan napas dan pola napas.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia secara
spesifik dan komprehensif.
viii
ABSTRACT
Method: This study uses the case study method of the Nursing Care approach by
taking 2 cases as an analysis of bronchopneumonia children. The research location
was carried out at Dr. Kanujoso Djatiwibowo Hospital Balikpapan on March 8-11,
2023. Data collection methods include interviews, observations, physical
examinations, documentation studies and supporting examinations.
Results and Discussion: Based on the results of the assessment of the two clients,
4 nursing diagnoses were each established according to the IDHS. The same
diagnosis was found in both clients, namely ineffective airway clearance,
ineffective breathing patterns and hyperthermia, while different diagnoses of client
1 were found anxiety and client 2 found knowledge deficit. Planning and
implementation according to client needs, and evaluation is carried out formatively
and summatively.
Conclusion and Advice: The conclusion in this study is that in children with
bronchopneumonia should pay attention to airway clearance and airway patterns. It
is hoped that the results of this study can improve the quality of services in carrying
out nursing care in children with bronchopneumonia specifically and
comprehensively.
ix
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
1. Tujuan Umum.................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 6
x
1. Bagi Peneliti ...................................................................................... 7
3. Etiologi ......................................................................................... 13
4. Patofisiologi.................................................................................. 14
5. Pathway ........................................................................................ 16
6. Klasifikasi .................................................................................... 16
7. Manifestasi Klinis......................................................................... 17
8. Komplikasi ................................................................................... 18
1. Pengkajian ..................................................................................... 22
xi
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 55
1. Bronkopneumonia ......................................................................... 73
xii
H. Analisis Data ..................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5 Data Fokus Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi Rawat Inap
RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023………….90
Tabel 4.6 Analisa Data Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi Rawat Inap
RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023……….…92
Tabel 4.7 Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Pada Klien dengan
Bronkopneumonia di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023……………………………...…95
xv
DAFTAR BAGAN
Hal
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
psikologi (kognitif dan emosional), dan sosial (Jacob & Sandjaya, 2018).
dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain atau toddler (1-3 tahun), pra
sekolah (3-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), hingga remaja (11-18 tahun).
Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain mengingat latar
berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan
terjadi pada anak usia di bawah lima tahun (balita) adalah kombinasi
gangguan neonatal (bayi baru lahir kurang dari 28 hari), afiksia dan trauma
1
2
tingkat kesehatan masyarakat cukup besar karena sampai saat ini penyakit
ini masih termasuk ke dalam salah satu penyebab yang mendorong tetap
al, 2018).
bakteri, virus, jamur, dan benda asing lainnya (Sukma et al, 2021).
menunjukkan bahwa setiap satu jam ada 71 anak di Indonesia yang tertular
pneumonia pada balita sekitar 2.167 jiwa. Kasus pneumonia tertinggi yang
862 jiwa, Kota Bontang sebanyak 309 jiwa, dan Kutai Kartanegara
masalah dan salah satunya adalah bersihan jalan napas tidak efektif
infeksi, maka dari itu sebagai tenaga kesehatan berperan penting dalam
pola hidup bersih dan sehat, upaya kuratif dilakukan dengan cara
memberikan obat yang sesuai indikasi yang dianjurkan oleh dokter dan
diberikan obat antibiotik, terapi O2, terapi nebulizer dan secara non
2023, diperoleh data 1 tahun terakhir di tahun 2022 bahwa angka kejadian
diantaranya GEA (102 kasus), Pneumonia (96 kasus), DHF (87 kasus),
Bronkopneumonia (66 kasus), Febris (39 kasus), Epilepsi (33 kasus), Cidera
Kepala Ringan (23 kasus), Kejang Demam Sederhana (20 kasus), Asma (17
2023.
B. Rumusan Masalah
Tahun 2023?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
bronkopneumonia.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Bronkopneumonia
ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat
dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan produktif (Arufina &
Wiguna, 2018).
2. Anatomi Fisiologi
1) Nares anterior
8
9
Gambar 2. 1
Anatomi Fisiologi Pernapasan Aatas (Pearce, 2019)
2) Rongga Hidung
3) Faring
4) Laring
al, 2021).
Gambar 2. 2
Laring, trakea, dan bronki beserta cabang-cabangnya
(Pearce, 2019)
5) Trakea
6) Paru-paru
Gambar 2. 3
Kedudukan paru-paru di dalam toraks (Pearce, 2019)
7) Bronkus
et al, 2021).
8) Alveolus
pada usia 8 tahun, yaitu 300 juta alveoli (Haryani et al, 2020
Gambar 2. 4
Diagram dari akhiran sebuah bronkiolus di dalam
Alveoli (Pearce, 2019)
13
b. Fisiologi Pernapasan
paru naik sehingga udara keluar. Udara mengalir dari tempat yang
2019).
3. Etiologi
atas reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang
paru
sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronkhi positif dan mual. Bila
4. Patofisiologi
menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat
melalui berbagai cara, antara lain inhalasi langsung dari udara, aspirasi
5. Pathway
Bagan 2. 1
Pathway Penyakit Bronkopneumonia
(Nurarif & Kusuma, 2015); PPNI (2017)
6. Klasifikasi
2021) :
antibiotik.
17
b. Bronkopneumonia berat
diberikan antibiotik.
c. Bronkopneumonia
d. Bukan Bronkopneumonia
antibiotik.
7. Manifestasi Klinis
Erawati, 2016) :
hidung.
8. Komplikasi
a. Atelektasis
b. Empiema
c. Abses paru
d. Infeksi sistemik
e. Endokarditis
f. Meningitis
19
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan sputum
b. Pemeriksaan radiologi
1) Ronthenogram thoraks
2) Laringoskopi/bronskopi
padat.
10. Penatalaksanaan
bronkopneumonia yaitu :
2014).
b. Pemberian terapi yang diberikan pada pasien adalah terapi O2, terapi
(Ridha, 2014).
c. Fisioterapi Dada
ritmis. Teknik ini sering digunakan dengan dua tangan. Pada anak-
anak tapping dan clapping dapat dilakukan dengan dua atau tiga jari.
(Hidayatin, 2019).
d. Terapi Inhalasi
2014).
1. Pengkajian
jarang terdapat masalah yang perlu diantisipasi oleh perawat. Data hasil
2016).
a. Usia :
b. Keluhan utama :
nafas.
e. Pemeriksaan fisik :
1) Inspeksi
jelas.
2) Palpasi
24
cairan atau secret, getaran hanya teraba pada sisi yang tidak
terdapat secret.
3) Perkusi
redup.
4) Auskultasi
f. Penegakan diagnosis :
besar lobus.
h. Riwayat sosial :
keyakinan agama/budaya.
i. Kebutuhan dasar :
dan muntah
3) BAK
4) Kenyamanan
5) Hygiene
k. Data psikologis :
1) Anak
2) Orang tua
b) Pengalaman sebelumnya
2. Diagnosa Keperawatan
1) Definisi
2) Penyebab
Fisiologis :
c) Disfungsi neuromuskuler
h) Proses infeksi
i) Respon alergi
Situasional :
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
c) Terpajan polutan
28
a) Subjektif : -
b) Sklerosis multiple
c) Myasthenia gravis
echocardiography [TEE])
f) Cedera kepala
g) Stroke
h) Kuadriplegia
1) Definsi
29
adekuat.
2) Penyebab
d) Kecemasan
a) Subjektif : Dispnea
a) Subjektif : Ortopnea
b) Cedera kepala
c) Trauma thoraks
e) Multiple sclerosis
f) Myasthenia gravis
g) Stroke
h) Kuadriplegia
i) Intoksikasi alkohol
1) Definisi
2) Penyebab
a) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
a) Subjektif : Dispnea
tambahan
c) Asma
d) Pneumonia
e) Tuberkulosis paru
g) Asfiksia
i) Prematuritas
d. Hipertermia (D.0130)
1) Definisi
2) Penyebab
a) Dehidrasi
b) Terpapar
f) Respon trauma
g) Aktivitas berlebihan
h) Penggunaan inkubator
32
a) Subjektif : -
a) Subjektif : -
terasa hangat
a) Proses infeksi
b) Hipertiroid
c) Stroke
d) Dehidrasi
e) Trauma
f) Prematuritas
1) Definisi
metabolisme
2) Penyebab
a) Subjektif : -
rentang ideal
a) Stroke
b) Parkinson
c) Mobius syndrome
d) Cerebral palsy
e) Cleft palate
g) Kerusakan neuromuscular
h) Luka bakar
i) Kanker
j) Infeksi
34
k) AIDS
l) Penyakit Crohn’s
m) Enterokolitis
n) Fibrosis kistik
1) Definisi
2) Penyebab
b) Tirah baring
c) Kelemahan
d) Imobilitas
istirahat
a) Anemia
e) Aritmia
g) Gangguan metabolik
h) Gangguan muskuloskeletal
g. Ansietas (D.0080)
1) Definisi
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
menghadapi ancaman
2) Penyebab
a) Krisis situasional
c) Krisis maturasional
g) Disfungsi kegagalan
36
j) Penyalahgunaan zat
lain)
tidak berdaya
b) Penyakit akut
c) Hospitalisasi
d) Rencana operasi
f) Penyakit neurologis
1) Definsi
2) Penyebab
a) Keterbatasan kognitif
a) Subjektif : -
b) Penyakit akut
c) Penyakit kronis
1) Definisi
2) Penyebab
b) Keterbatasan lingkungan
c) Inkonsistensi respon
d) Pengabaian
f) Defiensi stimulus
a) Subjektif : -
a) Subjektif : -
a) Hipotiroidisme
c) Leukimia
e) Demensia
f) Delirium
h) Penyakit kronis
1) Definisi
2) Faktor Risiko
air)
e) Diare
f) Muntah
40
g) Disfungsi ginjal
a) Gagal ginjal
b) Anoreksia nervosa
c) Diabetes melitus
d) Penyakit Chron
e) Gastroenteritis
f) Pankreatitis
g) Cedera kepala
h) Kanker
i) Trauma multipel
j) Luka bakar
3. Perencanaan Keperawatan
c) Mengi menurun
d) Wheezing menurun
f) Dispnea menurun
g) Ortopnea menurun
i) Sianosis menurun
j) Gelisah menurun
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
karakteristik)
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
perlu
(D.0005)
c) Dispnea menurun
43
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
b) Monitor sputum
Terapeutik
Edukasi
kontraindikasi
Kolaborasi
44
b) Dispnea menurun
d) Pusing menurun
f) Diaforesis menurun
g) Gelisah menurun
i) PCO2 membaik
j) PO2 membaik
k) Takikardi membaik
l) Ph arteri membaik
m) Sianosis membaik
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
45
Terapeutik
Edukasi
a) Menggigil menurun
c) Kejang menurun
46
d) Akrosianosis menurun
f) Piloereksi menurun
i) Pucat menurun
j) Takikardi menurun
k) Takipnea menurun
l) Bradikardi menurun
n) Hipoksia menurun
r) Ventilasi membaik
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
Terapeutik
aksila)
Edukasi
Kolaborasi
perlu
metabolisme (D.0019)
b) Diare menurun
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
Terapeutik
makanan)
Edukasi
Kolaborasi
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
kelelahan
50
aktivitas
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
asupan makanan
c) Diaforesis menurun
d) Konsentrasi membaik
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
berkonsentrasi
Terapeutik
kepercayaan
berirama
Edukasi
52
informasi (D.0111)
meningkat
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
kesehatan
d) Afek membaik
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
Terapeutik
optimal
Edukasi
(D.0037)
hasil:
2) Intervensi Keperawatan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
55
Kolaborasi
difenoksilat)
4. Pelaksanaan Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
a. Pengertian
struktur atau fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang
1) Perubahan Ukuran
2) Perubahan Proposi
optimal meliputi Asuh, Asih, dan Asah yaitu: (Nawafilaty & Hanik,
2018)
dilindungi
ancaman/hukuman)
(sinaps)
baru (sinaps)
semakin kompleks/luas
produktivitas.
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang dalam
kesehatan anak.
pengambilan keputusan.
kelemahan keluarga.
keluarga.
keluarga;
(dampak psikologi);
e) Modifikasi lingkungan.
c. Manajemen kasus
orang tua.
62
a. Anak
spiritual.
sama lain. Konsep diri sudah ada sejak lahir, namun masih dalam
sejak dini, seperti menangis saat lapar. Perilaku sosial sejak bayi.
perkembangan.
struktur fisik yang berbeda dalam hal ukuran dan kematangan fisik,
b. Keperawatan
c. Lingkungan
d. Sehat-sakit
keluarga dukungan dan bantuan jika anak dalam kondisi kritis atau
sebagai keadaan fisik, mental, dan sosial yang sempurna yang bebas
unik.
anak.
maturase dan kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
masyarakat.
Iskandar, 2021) :
msalah yang dihadapi dapat diatasi dengan segera dan tidak terjadi
dan perkembangan.
keperawatan.
6. Konsep Hospitalisasi
a. Pengertian
maupun terencana.
banyak hal yang terjadi pada anak. Selain dampaknya pada keluarga,
jangka panjang.
Saat anak berada dalam perawatan rumah sakit, dua hal yang
mengalami tiga fase reaksi hospitalisasi, yaitu fase protes, putus asa,
putus asa. Pada fase ini anak akan terlihat murung, selalu merasa
rasa sakit/distress emosional yang lebih dalam. Anak pada fase ini
dengan orang tua. Pada fase ini, ketika anak bertemu orang tua,
maka anak akan terlihat sedih dan menarik diri dari orang tua. Fase
ketiga ini merupakan fase yang harus diwaspadai karena pada fase
70
2022) :
4) Hiperaktivitas
dll)
Sedangkan pada anak dengan lebih tua (usia sekolah dan remaja)
sakit. Pada anak usia sekolah dan remaja dampak hospitalisasi lebih
METODOLOGI PENELITIAN
dengan bronkopneumonia.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari
72
73
atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah
1. Bronkopneumonia
dan benda asing. Penyakit ini sering menyerang anak karena anak belum
laporan medik yang dapat diketahui dalam catatan rekam medik pasien.
2. Asuhan Keperawatan
E. Prosedur Penelitian
Djatiwibowo Balikpapan.
telah ditemukan.
dengan Klien 2.
76
a. Wawancara
medik.
c. Studi dokumentasi
pemeriksaan diagnostik.
dengan validasi tinggi. Keabsahan data pada penelitian ini berdasarkan pada
masalah yang diteliti, serta catatan rekam medis pasien anak dengan
bronkopneumonia.
H. Analisis Data
ada dan dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis data yang
cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menggunakan data
Pada bab ini akan diuraikan hasil asuhan keperawatan pada anak dengan
A. Hasil Penelitian
Balikpapan 76126 Telp : (0542) 873901 Fax : (0542) 873836. RSUD Dr.
Sakit Umum Balikpapan ini dibuka tanggal 12 September 1949 dan pada
VIP, rawat inap dan fasilitas umum. Untuk fasilitas rawat jalan terdiri dari
radiologi dan hemodialisa serta untuk fasilitas rawat inap terdiri dari 23
78
79
Gambar 4.1
Lokasi RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Sumber: Google Maps
Pada ruang Mawar ditetapkan sebagai instalasi rawat inap ibu dan
ruang rawat inap khusus stroke, sebelah utara berbatasan dengan ruang
masing kamar berisikan 2 tempat tidur dan kamar mandi didalam ruangan,
a. Pengkajian Keperawatan
1) Anamnesa
Tabel 4.1
Hasil Anamnesis Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi Rawat Inap
RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Sering mengoceh,
menangis dan
berteriak. Tidak
dilakukan
pemeriksaan DDST
karena anak sedang
sakit.
29 Lain-lain An. A tinggal di An. Z tinggal di
lingkungan yang lingkungan rumah
banyak yang banyak
mengkonsumsi rokok, mengkonsumsi
terutama ayah pasien rokok, terutama
sendiri. An. A setiap ayahnya. An. Z aktif
harinya ikut ibunya bermain dengan
untuk berjualan di teman-teman
pasar dari pagi hari sebaya nya.
hingga siang hari. Ibu
mengatakan An. A
suka dengan hewan
yaitu kucing.
An. A mengalami
trauma/hospitalisasi
dengan perawat. An.
A tampak menangis
dengan kehadiran
perawat.
85
klien sudah diberi obat penurun panas di IRD, hal ini sama dengan
klien 2 pada saat pengkajian yaitu klien sudah diberi obat penurun
yang mengalami sakit yang sama seperti pasien dan tidak ada yang
perawat.
2) Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Fisik Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi
Rawat Inap RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Pemeriksaan Umum
No Pemeriksaan Klien 1 Klien 2
1 Keadaan Umum Sedang Sedang
2 Kesadaran Compos Mentis (GCS: Compos Mentis
E4M6V5), akral hangat, (GCS: E4M6V5),
nadi teraba kuat akral hangat, nadi
teraba kuat
3 Tanda – Tanda Vital T : 38.1 ˚C TD : 120/75 mmHg
N : 112 x/menit T : 37.8 ˚C
RR : 45 x/menit N : 110 x/menit
SpO2 : 98% RR : 34 x/menit
SpO2 : 98%
4 Status Gizi Berat badan An. A Berat badan An. Z
sesuai dengan usia dan sesuai dengan usia
tidak ada penurunan dan tidak ada
berat badan saat anak penurunan berat
sebelum masuk rumah badan saat anak
sakit maupun saat sebelum masuk
masuk rumah sakit. rumah sakit maupun
Berat badan An. A saat saat masuk rumah
ini 11 kg, status gizi sakit.
baik TB : 82 cm, BB : Berat badan An. Z
11 kg, LK : 46 cm, LLA saat ini 26 kg, status
: 9 cm gizi baik TB : 120 cm,
BB : 30 kg, LK : 51
cm, LLA : 17 cm
5 Kulit Baik Baik
6 Kuku Bersih Bersih
Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Klien 1 Klien 2
Inspeksi
1 Kepala Kepala : Kepala :
Bentuk kepala simetris, Bentuk kepala
ubun-ubun tidak simetris, ubun-ubun
87
3) Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.3
Hasil Pemeriksaan Penunjang Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi
Rawat Inap RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Pemeriksaan
No Klien 1 Klien 2
Penunjang
1 Laboratorium Pemeriksaan Lab darah Pemeriksaan Lab darah
lengkap tanggal lengkap tanggal
08/03/2023 09/03/2023
Bronkopneumonia.
4) Penatalaksanaan
Tabel 4.4
Pentalaksanaan Terapi Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi Rawat
Inap RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Penatalaksanaan Terapi
No
Klien 1 Klien 2
1 Inf D5 ½ NS 39 cc/jam Inf D5 ½ NS 72 cc/jam
2 Ampicilin Sulbactam 500 mg/6 jam Paracetamol Syrup (PO) 12,5
ml/5-8 jam kp T>38˚C
90
Ventolin).
5) Data Fokus
Tabel 4.5
Data Fokus Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi Rawat Inap RSUD
Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
No Klien 1 Klien 2
Data Subjektif
1 Orang tua mengatakan An. A Ibu mengatakan An. Z batuk
masih batuk berdahak, saat posisi berdahak dari hari minggu, masih
tidur terlentang An. A merasa sesak namun saat ini sudah
sesak, tidak bisa mengeluarkan berkurang, tetapi sesak dapat
dahaknya, serta ada demam muncul ketika posisi tidur
terlentang.
2 Orang tua mengatakan An. A
menangis ketika melihat An. Z masih demam. Demam di
perawat/orang asing yang tidak mulai hari minggu dan juga Ibu
91
6) Analisa Data
Tabel 4.6
Analisa Data Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi Rawat Inap
RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Data Objektif :
- An. A tampak gelisah
- An. A tidak mampu
mengeluarkan dahaknya
secara mandiri
- Terdengar suara napas
ronchi (+)
- Terdapat retraksi dinding
dada
- KU : sedang
- Kesadaran:
Composmentis
- TTV
T : 38.1 ˚C
N : 112x/menit
RR : 43x/menit
SpO2 : 98%
2 Data Subjektif : Hambatan Upaya Pola Napas Tidak
- Orang tua mengatakan Napas Efektif (D.0005)
An. A mengalami sesak
napas
- Orang tua mengatakan
saat posisi tidur
terlentang An. A
semakin merasa sesak
napas
Data Objektif :
- An. A nampak
penggunaan otot bantu
pernapasan
93
Data Objektif :
- An. A tampak rewel
- Suhu tubuh diatas nilai
normal
T : 38.1˚C
- Kulit tampak merah dan
teraba hangat
4 Data Subjektif : Krisis Situasional Ansietas (D.0080)
- Orang tua mengatakan
An. A menangis ketika
melihat perawat/orang
asing
- Orang tua mengatakan
An. A menangis bila
ditinggal sendiri
- Orang tua mengatakan
selama di rumah sakit
An. A sedikit susah tidur
dan terkadang gelisah
Data Objektif :
- An. A tampak gelisah
dan tegang saat
menyadari kehadiran
perawat saat visite
- An. A tampak menangis
ketakutan saat perawat
datang
- An. A menghindari
kontak mata
94
Data Objektif :
- An. Z tampak sedikit
sesak
- Terdengar suara napas
ronchi (+)
- KU : sedang
- Kesadaran:
Composmentis
- TTV
TD : 120/75 mmHg
N : 110x/menit
T : 37.8˚C
RR : 26x/menit
SpO2 : 98%
2 Data Subjektif : Proses Penyakit Hipertermia
- Ibu mengatakan An. Z (D.0130)
demam dari hari minggu
- Ibu mengatakan An. Z
gelisah karena suhu
tubuh diatas nilai normal
Data Objektif :
- An. Z tampak gelisah
- Suhu tubuh diatas nilai
normal
T : 37.8˚C
- Kulit teraba hangat
3 Data Subjektif : Hambatan Upaya Pola Napas Tidak
- Ibu mengatakan sesak Napas Efektif (D.0005)
dapat muncul ketika
posisi tidur An. Z
terlentang
Data Objektif :
- Pernafasan pasien
tampak cepat
- TTV
95
TD :
N : 110x/menit
T : 37.8˚C
RR : 26x/menit
SpO2 : 98%
4 Data Subjektif : Kurang Terpapar Defisit
- Ibu mengatakan tidak Informasi Pengetahuan
mengetahui tentang (D.0111)
penyakit An. Z
- Ibu mengatakan
sebelumnya belum
pernah diberikan
pendidikan kesehatan
tentang
bronkopneumonia
- Ibu mengatakan ingin
menanyakan tentang
masalah kondisi
penyakit An. Z
Data Objektif :
- Ibu pasien tampak
bingung ketika ditanya
tentang penyakit
anaknya
- Ibu bertanya tentang
penyakit anaknya
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.7
Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas pada Klien dengan
Bronkopneumonia di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Klien 1 Klien 2
No Hari/tanggal ditemukan Hari/tanggal ditemukan
Rabu, 08 Maret 2023 Kamis, 09 Maret 2023
1 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d
b.d Spasme Jalan Napas (D. 0001) Spasme Jalan Napas (D.0001)
2 Pola Napas Tidak Efektif b.d Hipertermia b.d Proses Penyakit
Hambatan Upaya Napas (D.0005) (D.0130)
3 Hipertermia b.d Proses Penyakit Pola Napas Tidak Efektif b.d Hambatan
(D.0130) Upaya Napas (D.0005)
4 Ansietas b.d Krisis Situasional Defisit Pengetahuan b.d Kurang
(D.0080) Terpapar Informasi (D.0111)
pengetahuan.
c. Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.8
Perencanaan Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi Rawat Inap
RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Manajamen Jalan
Napas (I.01011)
Observasi
1.1 Monitor pola
napas
97
(frekuensi,
kedalaman,
usaha napas)
1.2 Monitor bunyi
napas
tambahan (mis.
gurgling,
mengi,
wheezing,
ronkhi kering)
1.3 Monitor
sputum
Terapeutik
1.4 Atur posisi
semi-fowler
Berikan minum
hangat
1.5 Lakukan
fisioterapi
dada, jika perlu
1.6 Lakukan
penghisapan
lender kurang
dari 15 detik
1.7 Berikan
oksigen jika
perlu
Edukasi
1.8 Anjurkan
asupan cairan
2000ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
1.9 Ajarkan batuk
efektif
Kolaborasi
1.10 kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
2 Rabu, Pola Napas Setelah dilakukan Pemantauan
8/3/2023 Tidak Efektif tindakan keperawatan Respirasi (I.01014)
b.d Hambatan selama 3x24 jam Observasi
Upaya Napas diharapkan pola napas 2.1 Monitor
(D.0005) (L.01004) membaik frekuensi, irama,
dengan kriteria hasil: kedalaman dan
1. Dispnea upaya napas
menurun 2.2 Monitor pola
2. Penggunaan napas
otot bantu napas 2.3 Monitor
menurun kemampuan
3. Frekuensi napas batuk efektif
dalam membaik
98
dan elektrolit
intravena, jika
perlu
4 Rabu, Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
8/3/2023 Krisis Tindakan keperawatan (I.09314)
Situasional selama 3x24 jam Observasi
(D.0080) diharapkan tingkat 4.1 Identifikasi saat
ansietas (L.09003) tingkat ansietas
menurun dengan kriteria berubah (mis.
hasil: kondisi, waktu,
1. Anak tidak stressor)
menangis ketika 4.2 Monitor tanda-
melihat perawat tanda ansietas
2. Anak kooperatif Terapeutik
dan mau 4.3 Ciptakan suasana
bersosialisasi terapeutik untuk
dengan menumbuhkan
lingkungan kepercayaan
sekitar 4.4 Temani pasien
3. Postur tubuh, untuk
ekspresi wajah mengurangi
dan tingkat kecemasan, jika
aktivitas memungkinkan
menunjukkan 4.5 Pahami situasi
cemas menurun yang membuat
ansietas
4.6 Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
Edukasi
4.7 Jelaskan
prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
4.8 Anjurkan
keluarga untuk
tetap bersama
pasien
4.9 Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
Kolaborasi
4.10 Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
Klien 2
1 Kamis, Bersihan Jalan Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif
9/3/2023 Napas Tidak tindakan keperawatan (I.01006)
Efektif b.d selama 3x24 jam Observasi
Spasme Jalan diharapkan bersihan
jalan napas (L.01001)
100
2.9 Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu
3 Kamis, Pola Napas Setelah dilakukan Pemantauan
9/3/2023 Tidak Efektif tindakan keperawatan Respirasi (I.01014)
b.d Hambatan selama 3x24 jam Observasi
Upaya Napas diharapkan pola napas 3.1 Monitor
(D.0005) (L.01004) membaik frekuensi, irama,
dengan kriteria hasil: kedalaman dan
1. Dispnea upaya napas
munurun 3.2 Monitor pola
2. Penggunaan napas
otot bantu napas 3.3 Monitor
menurun kemampuan
3. Frekuensi napas batuk efektif
dalam membaik 3.4 Monitor adanya
produksi sputum
3.5 Monitor adanya
sumbatan jalan
napas
3.6 Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru
3.7 Aukultasi bunyi
napas
3.8 Monitor saturasi
oksigen
Terapeutik
3.9 Dokumentasi
hasil pemantauan
Edukasi
3.10 Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
3.11 Informasikan
hasil
pemantauan, jika
perlu
4 Kamis, Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
9/3/2023 Pengetahuan tindakan keperawatan (I.12383)
b.d Kurang selama 3x24 jam Observasi
Terpapar diharapkan tingkat 4.1 Identifikasi
Informasi pengetahuan orang tua kesiapan dan
(D.0111) (L.12111) meningkat kemampuan
dengan kriteria hasil: menerima
1. Orang tua dapat informasi
mengungkapkan 4.2 Identifikasi
pemahaman faktor-faktor
tentang penyakit yang dapat
anaknya meningkatkan
2. Orang tua dapat dan menurunkan
menjelaskan motivasi perilaku
kembali apa
102
d. Pelaksanaan Keperawatan
Tabel 4.9
Implementasi Keperawatan Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi
Rawat Inap RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Waktu
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Pelaksanaan
Klien 1
1 Rabu,
8 Maret 2023
3 Sabtu,
11 Maret
2023
09.00 1.2 Memonitor adanya 1.2 Batuk berdahak
retensi sputum sudah tidak ada
10.00 2.2 Memonitor suhu tubuh 2.2 T : 36.5˚C
2.3 Memonitor haluaran 2.3 UT : 636 cc
urine
2.9 Mengolaborasi 2.9 Terpasang IV line
pemberian cairan dan cairan D5 ½ NS 72
elektrolit intravena cc/jam
12.00 3.3 Memonitor 3.3 Batuk efektif
kemampuan batuk meningkat, sesak tidak
efektif ada
3.7 Auskultasi bunyi napas 3.7 Bunyi napas
bersih, tidak ada suara
napas tambahan, RR :
22x/menit
15.00 3.8 Memonitor saturasi 3.8 SpO2 :98%
oksigen N : 119x/menit
4.4 Memberikan 4.4 Setelah dilakukan
kesempatan untuk edukasi kesehatan, ibu
bertanya pasien mengatakan
mengerti dan akan
lebih memperhatikan
kondisi kesehatan
anaknya
e. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.10
Evaluasi Asuhan Keperawatan Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi
Rawat Inap RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2023
Hari /
Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP) Paraf
Tanggal
Klien 1
Rabu, Bersihan Jalan Napas S:
8 Maret Tidak Efektif b.d Spasme - orang tua mengatakan An.
2023 Jalan Napas (D.0001) A masih ada batuk
berdahak
O:
- terdengar suara napas
ronchi (+), KU sedang,
akral teraba hangat, nadi
teraba kuat
- TTV
N : 108x/menit
T : 37.9˚C
RR : 30x/menit
SpO2 : 98%
- Terpasang IV line
39cc/jam cairan D5 ½ NS
A : masalah keperawatan
belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi
1.1Identifikasi kemampuan
batuk
1.2 Monitor adanya retensi
sputum
1.3 Monitor tanda dan gejala
infeksi saluran napas
1.4 Monitor input dan output
cairan
1.5 Atur posisi semi-fowler
1.6 Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
SpO2 : 98%
A : masalah keperawatan
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2.1 Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan uoaya napas
2.2 Monitor pola napas
2.7 Auskultasi bunyi napas
2.8 Monitor saturasi oksigen
A : masalah keperawatan
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2.1 Monitor suhu tubuh
2.3 Monitor haluaran urine
2.9 Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit intravena
112
O:
- Terdengar suara napas
wheezing (+)
A : masalah keperawatan
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
3.2 Monitor pola napas
3.3 Monitor kemampuan batuk
efektif
3.7 Auskultasi bunyi napas
3.8 Monitor saturasi oksigen
A : masalah keperawatan
teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1.2 Monitor adanya retensi
sputum
113
perawatan hari ketiga, sedangkan pada klien 2 semua masalah teratasi pada
B. Pembahasan
maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada klien 1
dan klien 2 dengan Bronkopneumonia yang telah dilakukan sejak 08-11 Maret
keperawatan.
1. Pengkajian
dasar tentang klien dan membuat catatan tentang respons kesehatan klien
7 tahun, ditemukan keluhan utama yang sama antara klien 1 dan klien 2 yaitu
116
batuk berdahak, sesak napas dan demam. Pemeriksaan tanda-tanda vital pada
klien 1 yaitu nadi 112 x/menit, respirasi 34 x/menit, saturasi oksigen 98%
mmHg, nadi 110 x/menit, respirasi 26 x/menit, saturasi oksigen 98%, suhu
dengan batuk disertai sesak, demam tinggi, anak tampak gelisah serta
terdapat suara napas tambahan seperti ronki dan wheezing. Selaras pula
dengan teori yang diungkapkan Nurarif dan Kusuma (2015) yaitu pada kasus
tubuh menyesuaikan diri maka timbulah gejala demam. Selain itu reaksi
dan Siska (2021) yang dilakukan pada kedua responden didapatkan data
Menurut teori Sunarti (2013) bahwa ASI ekslusif berpengaruh pada sumber
kekebalan tubuh pada bayi pada masa pertumbuhannya, melindungi bayi dari
Pada riwayat sosial dilingkungan luar ataupun dalam rumah ibu klien
jumlah nikotin yang melekat pada selaput paru dan lapisan lain dan akan
yang tercemar dengan asap akan berdampak buruk pada kesehatan anak.
kasus yaitu pada klien 1 dan 2 mengalami demam pada awal sebelum masuk
dispnea, pernapasan cepat, terdapat suara napas tambahan dan klien tampak
2. Diagnosa Keperawatan
napas tidak efektif, pola napas tidak efektif, gangguan pertukaran gas,
keperawatan yang ditegakkan pada klien 1 yaitu bersihan jalan napas tidak
efektif berhubungan dengan spasme jalan napas, pola napas tidak efektif
napas (D.0001)
minor yaitu batuk tidak efektif, ronki, sputum berlebih, dispnea dan
jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas dapat
tanda mayor dan minor serta dibuktikan yang terjadi pada kedua klien
jalan napas, bersihan jalan napas ini juga disebabkan oleh sputum yang
(D.0005)
mayor dan minor yaitu pada klien 1 dan klien 2 didukung data ibu
x/menit, SpO2: 98%. Menurut teori dari Hockenberry dan Wilson (2013)
yaitu sekitar 80%-100% dari tanda mayor dan minor serta dibuktikan
(38.1˚C) dan klien 2 (37.8˚C), kulit merah, dan kulit terasa hangat.
tanda mayor dan minor serta dibuktikan dengan karena adanya proses
dan klien 2 :
membingungkan dan melelahkan bagi anak dan juga keluarga. Saat anak
berada dalam perawatan rumah sakit, dua hal yang umumnya menjadi
hal tersebut anak akan mengalami tiga fase reaksi hospitalisasi yaitu fase
yang hanya muncul pada klien 1 adalah karena klien 1 baru berusia 2
tahun dan baru pertama kali di rawat inap sehingga merasa asing dengan
tahun dari segi perilaku pun orang tua klien 2 lebih paham tentang
sakit serta pada saat peneliti melakukan pengkajian pada klien 2 tidak
(D.0111)
tidak tahu mengapa anaknya sakit seperti ini dan asal mula terjadinya
mempengaruhi defisit pengetahuan pada orang tua klien 2 karena ini kali
3. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan kasus klien 1 dan 2, intervensi disusun setelah semua data yang
kesenjangan antara tinjauan kasus dengan panduan SIKI PPNI (2019) dan
monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas, terapeutik : atur posisi semi-
maka intervensi yang sesuai pada bersihan jalan napas tidak efektif
oksigen jika perlu, edukasi : anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, ajarkan
upaya napas, monitor pola napas, monitor kemampuan batuk efektif, monitor
maka intervensi yang sesuai pada pola napas tidak efektif berhubungan
selama 3x10 jam diharapkan pola napas membaik (L.01004) dengan kriteria
membaik dengan kriteria hasil menggigil menurun, suhu tubuh anak dalam
rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit, tidak terjadi kejang.
hasil menggigil menurun, suhu tubuh anak dalam rentang normal, tidak ada
klien tidak menangis ketika melihat perawat, klien kooperatif dan mau
apa yang telah dipaparkan perawat, orang tua mampu merawat pasien ketika
dirumah dan mampu menghindari lingkungan yang tidak baik kepada pasien.
4. Implementasi Keperawatan
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
bersihan jalan napas tidak efektif pada kedua klien. Tindakan yang dilakukan
sputum, memonitor tanda dan gejala infeksi saluran napas, mengatur posisi
efisiensi pola napas dan bersihan jalan napas dibuktikan dengan penurunan
frekuensi napas, retraksi dinding dada menjadi tidak ada, suara napas
dalam sel.
hipertermia pada klien 1 dan 2 yaitu sesuai dengan intervensi yang telah
elektrolit intravena, jika perlu. Menurut teori Ridha (2014) bahwa pemberian
terapi cairan dan antipiretik dapat mengatasi hipertermia pada klien dengan
ansietas pada klien 1 yaitu sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
dan Iskandar (2021) pencegahan terhadap trauma pada anak salah satunya
karena dapat membantu dalam menurunkan rasa cemas serta takut terhadap
anak.
pengetahuan pada klien 2 sesuai dengan intervensi yang telah dibuat yaitu
seseorang akan pilihan hidup terutama dalam pencegahan diri dan keluarga
dari suatu penyakit seperti hal nya dalam penelitian ini adalah pencegahan
tindakan yang telah direncanakan dengan baik, namun ada beberapa rencana
5. Evaluasi Keperawatan
2016).
134
hari pada klien 1 dan 2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan spasme jalan napas pada klien 1 teratasi pada hari ke 3 pada tanggal
hari pada klien 1 dan 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya napas pada klien 1 teratasi pada hari ke 3 pada tanggal 09
Maret 2023, sedangkan pada klien 2 teratasi pada hari ke 3 pada tanggal 11
Maret 2023. Klien 1 dan 2 setiap per 8 jam sebagian teratasi dan perencanaan
membaik.
pada klien 1 teratasi pada hari ke 3 pada tanggal 09 Maret 2023 sedangkan
klien 2 teratasi pada hari ke 3 tanggal 11 Maret 2023. Sesuai dengan kriteria
pada klien 1 teratasi pada hari ke 3 pada tanggal 09 Maret 2023 sedangkan
yaitu anak tidak menangis ketika melihat perawat, klien kooperatif dan mau
terpapar informasi pada klien 1 tidak terjadi sedangkan pada klien 2 sudah
teratasi pada hari ke 3 pada tanggal 11 Maret 2023. Sesuai dengan kriteria
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bab IV, maka kesimpulan dan
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
dirasakan klien 1 dan 2 memiliki kesamaan dengan teori yang terdapat pada
tambahan seperti ronki dan wheezing dan klien tampak gelisah. Dari hasil
bronkopneumonia.
2. Diagnosa Keperawatan
dimana 3 diagnosa yang sama pada kedua klien yaitu bersihan jalan napas
tidak efektif, pola napas tidak efektif dan hipertermia, sedangkan 2 diagnosa
yang berbeda antara klien 1 dan 2 yaitu ansietas dan defisit pengetahun.
136
137
3. Intervensi Keperawatan
kebutuhan klien.
4. Implementasi Keperawatan
intervensi yang sudah dibuat, sesuai dengan kebutuhan kedua klien dengan
Bronkopneumonia.
5. Evaluasi Keperawatan
B. Saran
1. Bagi peneliti
dan keluarga agar dampak dari penyakit ini bisa di cegah lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Kuswardani, Setiawan. "Pengaruh Chest Therapy Dan Infra Red Pada
Bronchopneumonia." Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi, 2018: 9-16.
Amila, Jek Amidos Pardedei, Galvani Volta Simanjuntak, Yasinta L.A Nadeak.
"Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Tentang Bahaya Merokok Dalam
Rumah Dan Pencegahan ISPA Pada Balita." Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 2021: 69.
Andi Akifa Sudirman, Dewi Modjo, Fanie Isradianty. "Hubungan Pengetahuan Dan
Perilaku Orang Tua Terhadap Penyakit Bronkopenumonia Pada Anak di
RSUD Tani Dan Nelayan Boalemo." Riset Rumpun Ilmu Kesehatan, 2023:
125-138.
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur. Jumlah Kasus Penyakit Menurut
Jenis Penyakit dan Kabupaten/Kota 2020. Kalimantan Timur: Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2020.
Muthahharah, Andi Nia. "Intervensi Tepid Sponge Pada Anak Yang Mengalami
Bronkopneumonia Dengan Masalah Hipertermi." Jurnal Media
Keperawatan, 2019: 103-108.
Nawafilaty, Tawaduddin. Elya Umi Hanik. Asah Asih Asuh. Tuban: Mitra Karya,
2018.
PDPI Lampung & Bengkulu. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Juni 14, 2017.
http://klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=7896. (accessed Februari
21, 2023).
Putri, Liza. Siska Iskandar. Buku Ajar Keperawatan Anak. Sumatra Barat: Insan
Cendekia Mandiri, 2021.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2017.
141
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2018.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2019.
Rahayu, Suci Fitri. Mariani, Esme Anggeriyane, Sutrisari Sabrina N, Nur Hijrah
Tiala, Sulistiyani Prabu A, Qoriah N, Yofa Anggraini U, Lamria S, Ito
Wardin, Yuniske P, Wa Nuliana, Anis Laela M. Keperawatan Anak.
Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi , 2022.
Safitri, Reza Wardana. Roro Lintang Suryani. "Batuk Efektif Untuk Mengurangi
Sesak Nafas Dan Sekret Pada Anak Dengan Diagnosa Bronkopneumonia."
Jurnal Inovasi Penelitian, 2022: 5751-5756.
Yanthi, Dwi. Fitri Annisa, Zulia Putri Perdani, Nurhusna, Yuli Lestari, Eva Yuliani,
Anis Laela Megasari, Anita Apriliawati, Sri Melfa Damanik. Pengantar
Keperawatan Anak. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2022.