Anda di halaman 1dari 144

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGAN

ARTHRITIS GOUT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KARANG JOANG TAHUN 2021

Di Susun Oleh :

ULPAH
P07220118107

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PROD D-III KEPERAWATAN

SAMARINDA

2021
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGAN

ARTHRITIS GOUT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KARANG JOANG TAHUN 2021

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)

Pada Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Di Susun Oleh :

ULPAH
P07220118107

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PROD D-III KEPERAWATAN

SAMARINDA

2021

i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ulpah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Kerang dayo, 23 Februari 2000

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Kerang dayo RT 03 Kecamatan Batu Engau

Kabupaten Paser

Nama Ayah : M.Alis

Nama Ibu : Juharlatifah

Email : Ulpahh23@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 008 Batu Engau Tanah Grogot Tahun 2006-2012


2. MTS Babussalam Tanah Grogot Tahun 2012-2015
3. SMK Bhakti Indonesia Balikpapan Tahun 2015-2018

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas

limpahan rahmat, dan taufik-Nya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan Karya

Tulis Ilmiah memenuhi tugas akhir ini dapat selesai sesuai dengan yang

diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan semoga kita selalu berpegang teguh

pada sunnahnya. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tentunya hambatan selalu

mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen

pembimbing dan teman-teman.

Bersama ini perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Supriadi B, S.Kp.,M.Kep, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Ns. Andi Lis AG, M,Kep, selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

3. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat, selaku Penanggung Jawab

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

4. Ns, Asnah, S.Kep., M.Pd, selaku Pembimbing I dalam penyelesaian Karya

Tulis Ilmiah.

5. Ns, Rahmawati Shoufiah, S.ST., M.Pd, selaku Pembimbing II dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.

vi
6. Dosen dan staf Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan

Timur Program Studi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan.

7. Rekan – rekan seperjuangan angkatan 2018 Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur Program Studi D-III Keperawatan

Kelas Balikpapan.

Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,

saran, serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala kita kembalikan semua urusan

dan semoga dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan

bernilai ibadah dihadapan Tuhan.

Balikpapan, 25 Juli 2021

Ulpah

vii
ABSTRAK
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGAN
ARTHRITIS GOUT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG
JOANG TAHUN 2021”

Pendahuluan : Arthritis gout atau sering dikenal dengan asam urat merupakan
penyakit yang menyerang daerah persendian. Hal ini disebabkan oleh kadar asam
urat yang tinggi dari faktor genetik dan pola hidup yang sering mengkonsumsi
maknan zat purin tinggi. Menurut riskesdas tahun 2018, prevalensi penyakit sendi
berdasarkan diagnosis pada penduduk umur > 15 tahun di Indonesia adalah
11.9%. Jika dilihat dari karateristik umur, prevalensi tinggi pada umur ≥ 75 tahun
adalah 54,8% (Riskesdas, 2018).
Metode : Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan
asuhan keperawatan keluarga dengan Arthritis Gout di wilayah kerja puskesmas
karang joang. Instrument pengambilan data menggunakan format pengkajian
asuhan keperawatan keluarga melalui proses keperawatan pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Hasil dan Pembahasan : Berdasarkan analisa data diperoleh kesimpulan
pengkajian membutuhkan ketrampilan komunikasi yang efektif, diagnosa
keperawatan disesuaikan dengan kondisi klien, perencanaan dan pelaksanaan
ditunjang dengan fasilitas dan sarana yang mendukung, evaluasi dilakukan secara
langsung baik formatif maupun sumatif
Kesimpulan dan Saran : Masalah keperawatan pada kedua klien dapat teratasi
yang ditandai dengan berkurangnya tingkat nyeri dan meningkatnya tingkat
pengetahuan kedua klien dan keluarga.Bagi Peneliti diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan peneliti tentang Asuhan Keperawatan keluarga pada
klien arthritis gout. Bagi Perawat harapkan dapat menambah keluasan ilmu
Asuhan keperawatan keluarga pada klien arthritis gout. Bagi Pengembangan Ilmu
Keperawatan diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dibidang keperawatan
dalam asuhan keperawatan keluarga pasien arthritis gout.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan Keluarga, Arthritis Gout

viii
ABSTRACT
"FAMILY NURSING CARE IN CLIENTS WITH GOUT ARTHRITIS IN
THE WORKING AREA OF PUSKESMAS KARANG JOANG YEAR 2021"

Introduction:Arthritis gout or often known as uric acid is a disease that attacks


the joint area. This is due to high levels of uric acid from genetic factors and
lifestyles that often consume high purine substance meaning.According to
riskesdas in 2018, the prevalence of joint diseases based on diagnosis in the
population of > 15 years in Indonesia is 11.9%. When viewed from the
characteristic age, the prevalence of high age at ≥ 75 years is 54.8% (Riskesdas,
2018) .
Method: This study uses case study method with family nursing care approach
with Gout Arthritis in the working area of karangjoang health center. Data
retrieval instrument using the format of assessment of family nursing care through
the process of nursing assessment, diagnosis of nursing, planning, implementation
and evaluation.
Results and Discussion: Based on data analysis obtained the conclusion of the
assessment requires effective communication skills, nursing diagnosis adapted to
client conditions, planning and implementation supported by facilities and
facilities that support, evaluation is done directly both formative and sumative
Conclusions and Suggestions : Nursing problems in both clients can be resolved
which is characterized by reduced pain levels and increased knowledge levelsof
both clients and families.For Researchers is expected to increase the knowledge of
researchers about family nursing care in clients gout arthritis.For Nurses hope to
increase the breadth of family nursing care in clients gout arthritis.For the
Development of Nursing Science is expected to increase the breadth of science in
the field of nursing in the care of the family of arthritis gout patients.

Keywords: Family Nursing Care,Arthritis Gout

ix
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul Depan


Halaman Sampul Dalam ......................................................................................i
Halaman Pernyataan ...........................................................................................ii
Halaman Persetujuan ...........................................................................................iii
Halaman Pengesahan ...........................................................................................iv
Halaman Riwayat Hidup ......................................................................................v
Halaman Kata Pengantar......................................................................................vi
Halaman Abstrak .................................................................................................viii
Daftar Isi ..............................................................................................................x
Daftar Tabel .........................................................................................................xii
Daftar Lampiran ...................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................6
1. Tujuan Khusus .........................................................................................6
2. Tujuan Umum ..........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................6
1. Bagi Peneliti .............................................................................................6
2. Bagi Perawat ............................................................................................6
3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan ..................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keperawatan Keluarga .....................................................................7
1. Pengertian ................................................................................................7
2. Tujuan Keperawatan Keluarga.................................................................8
3. Sasaran Keperawatan Keluarga .............................................................9
4. Peran dan Fungsi Keperawatan Keluarga ...............................................10
B. Konsep Medis Arthritis Gout .........................................................................12
1. Definisi .....................................................................................................12
2. Etiologi .....................................................................................................12
3. Pathway ....................................................................................................14
4. Patofisiologi .............................................................................................15

x
5. Manifestasi Klinis ....................................................................................16
6. Pemeriksaan Penunjang ...........................................................................17
7. Penatalaksanaan .......................................................................................17
8. Komplikasi ...............................................................................................21
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ........................................................23
1. Pengkajian ................................................................................................23
2. Diagnosa ..................................................................................................24
3. Perencanaan .............................................................................................26
4. Implementasi ............................................................................................31
5. Evaluasi ....................................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...........................................................................................34
B. Subyek Penelitian...........................................................................................34
C. Definisi Operasional ......................................................................................35
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................36
E. Prosedur Penelitian ........................................................................................36
F. Metode dan Instrument Penelitian .................................................................37
G. Keabsahan Data..............................................................................................37
H. Analisa Data ...................................................................................................38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ..............................................................................................................39
1. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................................39
2. Data asuhan Keperawatan Keluarga ........................................................41
3. Diagnosa Keperawatan ............................................................................52
4. Perencanaan Keperawatan .......................................................................56
5. Tindakan Keperawatan ............................................................................58
6. Evaluasi Keperawatan ..............................................................................63
B. Pembahasan ....................................................................................................67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................75
B. Saran ..............................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

1. Tabel2.1 ............................................................................................ 24
2. Tabel2.2 ............................................................................................ 27
3. Tabel 4.1 ........................................................................................... 41
4. Tabel 4.2 ........................................................................................... 43
5. Tabel 4.3 ........................................................................................... 44
6. Tabel 4.4 ........................................................................................... 47
7. Tabel 4.5 ........................................................................................... 52
8. Tabel 4.6 ........................................................................................... 52
9. Tabel 4.7 ........................................................................................... 54
10. Tabel 4.8 ........................................................................................... 55
11. Tabel 4.9 ........................................................................................... 56
12. Tabel 4.10 ......................................................................................... 58
13. Tabel 4.11 ......................................................................................... 60
14. Tabel 4.12 ......................................................................................... 63

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Dan Persetujuan Responden

Lampiran 2 Laporan Pendahuluan Kunjungan

Lampiran 3 SAP

Lampiran 4 Leaflet

Lampiran 5 Lembar Konsul

Lampiran 6 Dokumentasi

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat menurut Kemeterian kesehatan yang tertulis dalam Undang-

undang No. 23 tahun 1992 merupakan keadaan normal dan sejahtera anggota

tubuh, sosial dan jiwa pada seseorang untuk dapat melakukan aktifitas tanpa

gangguan yang berarti dimana ada kesinambungan antara kesehatan fisik,

mental dan sosial seseorang termasuk dalam melakukan interaksi dengan

lingkungan. Sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual,

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis (Kemenkes, 2019).

Kesehatan menurut World Health Organization (WHO 1948) adalah

suatu kondisi sempurna secara fisik, mental dan sosial bukan sekedar tidak

adanya penyakit ataupun ketidakmampuan/cacat (Susilowati, 2017).

Sakit adalah pandangan atau persepsi seseorang bila

merasa kesehatannya terganggu. Sakit adalah hal yang tidak mengenakan atau

nyeri yang pasti dirasakan seseorang. Penyakit adalah proses fisik dan

patofisiologis yang sedang berlangsung dan dapat menyebabkan

keadaan tubuh atau pikiran menjadi abnormal. Seseorang yang fisiknya tidak

sehat bisa mengidap penyakit pada anggota salah satu keluarga.

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang

menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan

melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan,


2

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Menurut Departemen Kesehatan

Repubik Indonesia (Depkes RI, 2010) Pengertian lain dari keperawatan

keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan

keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Kholifah & Widagdo, 2017).

Keperawatan keluarga dilakukan kepada anggota yang membutuhkan asuhan

keperawatan dikarenakan ketidakberdayaannya dalam memenuhi kebutuhan,

Salah satu penyakit yang timbul seperti Arthritis gout atau disebut dengan

asam urat.

Arthritis gout atau sering dikenal dengan asam urat merupakan penyakit

yang menyerang daerah persendian. Hal ini disebabkan oleh kadar asam urat

yang tinggi yang diakibatkan oleh faktor genetik atau keturunan dan pola

hidup yang sering mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat

purin. Zat purin merupakan bagian inti protein, dan protein banyak di peroleh

pada makanan jeroan, daging dan kacang-kacangan (Megayanti, 2018).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, sebesar 81 %

penderita asam urat di Indonesia hanya 24 % yang pergi ke dokter, sedangkan

71 % cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang

dijual bebas (Jaliana, Suhadi, & Saty, 2015). Prevelensi penyakit asam urat di

Indonesia semakin meningkat. Menurut riskesdas tahun 2018, prevalensi

penyakit sendi berdasarkan diagnosis pada penduduk umur > 15 tahun di

Indonesia adalah 11.9%. Jika dilihat dari karateristik umur, prevalensi tinggi

pada umur ≥ 75 tahun adalah 54,8% (Riskesdas, 2018).


3

Berdasarkan penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun

2013 prevalensi artritis di Kalimantan Timur sebesar 16,0% dan pada tahun

2018 prevalensi artritis di Kalimantan Timur mengalami peningkatan.

Menurut hasil peneitian (Hidayah, 2019) prevalensi artritis Balikpapan sebesar

(16,1%). Berdasarkan data di Puskesmas Karang Joang pada tahun 2018

didapat total 4 pasien menderita asam urat dan tahun 2020 mengalami

peningkatan didapat total 44 pasien menderita asam urat.

Insiden gout menjadi sama antara laki – laki dan perempuan setelah

usia 60 tahun, selain itu banyak faktor resiko asam urat yang berhubungan

kuat dengan kejadian asam urat pada wanita dibandingkan pria. Riwayat asam

urat dalam keluarga, infusiensi ginjal, riwayat penyakit penyerta, dan riwayat

penyakit sebelumnya berdasarkan penelitian yang dilakukan, 38% wanita

pascamenopause memiliki pola makan tinggi purin.

Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat

adalah usia, asupan senyawa purin berlebihan, dengan mengkonsumsi

makanan dengan kandungan tinggi purin. Gejala asam urat sering terasa di

persendiaan, penderita merasakan sakit yang terjadi di persendian diakibatkan

oleh penumpukan asam urat sehingga terjadi pengkristalan. Karena

menyerang persendiaan, orang yang terkena asam urat akan mengeluhkan

sakit dan kesulitan untuk menggerakkan badan. Beberapa bagian sendi akan

terasa sangat panas dan membengkak.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Andry, Saryono dan Arief

Setyo Upoyo mengenai factor yang mempengaruhi kadar asam urat salah
4

satunya adalah konsumsi purin yang berlebih dapat menyebabkan kadar asam

urat tinggi yang dimana terdapat 50 responden. Masalah akan terjadi jika

dalam keluarga yang merawat pasien Arthritis Gout kurang memiliki

pengetahuan tentang penyakit Arthritis Gout (yanti, 2020).

Adapun komplikasi yang sering terjadi karena Arthritis Gout adalah

gagal ginjal atau nefropati gout. Tingginya kadar asam urat berpotensi

merusak fungsi ginjal. Adanya kerusakan fungsi ginjal dapat menyebabkan

ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau mengalami gagal

ginjal (Lailtullatifah, 2019).

Penyakit arthritis gout menurut (Damayanti, 2012) masih menjadi salah

satu masalah utama dalam dunia kesehatan. Penyakit ini memang bukan

termasuk penyakit yang mematikan, tetapi jika tidak ditangani dengan benar

bisa menjadi gout kronik dimana penderitanya akan sering sekali menderita

sakit pada sendi. Masalah utama dari penyakit gout ini adalah komplikasi yang

dapat ditimbulkannya. Penyakit ini tidak hanya menganggu aktifitas dalam

jangka waktu lama, tetapi juga berpotensi menimbulkan batu ginjal bahkan

penyakit jantung (Lailatullatifah, 2019). Masalah keperawatan yang lazim

muncul pada penderita Arthritis Gouts yaitu nyeri akut, gangguan mobilitas

fisik, intoleransi aktivitas dan gangguan integrtitas kulit.

Adapun upaya yang dilakukan dalam mencegah penyakit ini adalah

dengan menghindari makanan yang mengandung zat purin yang tinggi. Maka

dengan Peran perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga

agar dapat menjalankan asuhan kesehatan keluarga secara mandiri untuk


5

mencukupi nutrisi dengan mengonsumsi makanan-makanan yang memiliki

kandungan zat purin rendah. Keluarga mempunyai 5 tugas dibidang kesehatan

yang perlu dilakukan dan dipahami yaitu : mengenal masalah dalam kesehatan

keluarga, membuat keputusan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada

anggota keluarga yang sakit, mempertahankan atau mengusahakan suasana

rumah yang sehat, menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di

masyarakat. Peran keluarga kepada anggota keluarga yang menderita Artitis

gout adalah salah satunya pantau kadar asam urat dengan melakukan

pengecekkan secara rutin ke tempat pusat kesehatan dan lainnya, agar

mengetahui kadar asam urat dengan kadar asam urat yang normal adalah di

bawah 6 mg/dL untuk perempuan dan laki-laki di bawah 7 mg/dL.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat

karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien

Dengan Arthritis Gout Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Joang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan

masalah ini adalah “Bagaimanakah asuhan keperawatan keluarga pada klien

arthritis gout ? “
6

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah :

1. Tujuan Umum

Meningkatkan ketrampilan, kemampuan mengetahui dan menerapkan

asuhan keperawatan keluarga pada klien arthritis gout

2. Tujuan Khusus

a) Mampu melakukan pengkajian pada klien arthritis gout

b) Mampu menyusun rencana tindakan asuhan keperawatan keluarga

klien arthritis gout

c) Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan

pada klien arthritis gout

d) Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien arthritis gout

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian karya tulis ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti

tentang Asuhan Keperawatan keluarga pada klien arthritis gout.

2. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah keluasan ilmu Asuhan

keperawatan keluarga pada klien arthritis gout.

3. Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dibidang

keperawatan dalam asuhan keperawatan keluarga pasien arthritis gout.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keperawatan Keluarga

1. Definisi

Menurut Departemen Kesehatan Repubik Indonesia (Depkes,

2010) Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang

menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan

melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengertian lain

menurut (Depkes waadd RI, 2010) dari keperawatan keluarga adalah

proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam

lingkup praktik keperawatan.

Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area

pelayanan keperawatan di masyarakat yang menempatkan keluarga dan

komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga

dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan

memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan

sumbersumber dari profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan

dan sektor lain di komunitas (Kholifah & Widagdo, 2017).


8

2. Tujuan keperawatan keluarga

Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum

dan khusus. Tujuan umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian

keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan

khusus dari keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan

tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah

kesehatannya berikut ini.

a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.

Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh

anggota keluarga.

b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan

anggota keluarga. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

untuk membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang sakit.

d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif. Kemampuan keluarga dalam

mengatur lingkungan, sehingga mampu mempertahankan kesehatan

dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota

keluarga.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan

perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.


9

3. Sasaran keperawatan keluarga

a. Keluarga sehat

Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi

tidak mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan

antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan

tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama

pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan

Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih

anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki

kebutuhan untuk menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan

anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko penurunan status

kesehatan.

c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut

Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga

yang mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut

pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca

hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan

pembedahan, dan penyakit terminal.


10

4. Peran dan Fungsi Perawat Keluarga

a. Pelaksana

Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah

memberikan pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses

keperawatan, mulai pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan

karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,

serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan

kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat

promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.

b. Pendidik

Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah

mengidentifikasi kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan,

merencanakan, dan melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga

dapat berperilaku sehat secara mandiri.

c. Konselor

Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah

memberikan konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga

dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman

yang lalu untuk membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga.

d. Kolaborator

Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah

melaksanakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan

penyelesaian masalah kesehatan di keluarga.


11

Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat

keluarga dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.

a. Pencegahan Primer Peran perawat dalam pencegahan primer

mempunyai peran yang penting dalam upaya pencegahan terjadinya

penyakit dan memelihara hidup sehat.

b. Pencegahan sekunder Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah

mendeteksi dini terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis,

dan penanganan segera yang dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan

kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga segera

dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder adalah

mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan lebih

lanjut. Peran perawat adalah merujuk semua anggota keluarga untuk

skrining, melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.

c. Pencegahan tersier Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini

bertujuan mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan,

sehingga dapat meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau

memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi

meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat akibat penyakit dan

luka, sehingga mereka dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi

secara fisik, sosial, emosional.


12

B. Konsep Medis Artritis Gout

1. Definisi

Gout Arthritis merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok

gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam

urat (hiperurisemia). Penyakit Gout Arthritis merupakan penyakit akibat

penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh sehingga

menyebabkan nyeri sendi disebut Gout Artritis (Wulandari, 2019).

Menurut (Zarin Helmi, 2011) Gout adalah penyakit yang

diakibatkan gangguan metabolism purin yang ditandai dengan

hiperurikemi dan serangan sinovatis akut yang berulang-ulang. Penyakit

ini sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita

menopause (Amin Huda Nurarif, 2016).

2. Etiologi

Gangguan metabolic dengan meningkatkan konsentrasi asam urat

ini ditimbulkan dari penimbunan kristal di sendi oleh monosodium urat

(MSU, Gout) dan kalsium pirofostat dihidrat (CPPD, pseudogout), dan

pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenarasi tulang rawan sendi (Amin

Huda Nurarif, 2016). Klasifikasi Gout dibagi 2 yaitu :

a. Gout primer : dipengaruhi oleh factor genetic. Terdapat produksi atau

sekresi asam uart yang berlebih dan tidak diketahui penyebabnya.

b. Gout sekunder

1) Pembentukan asam urat yang berlebihan.


13

a) Kelainan mieloprolife (polisitemia, leukemia, myeloma

retikularis)

b) Sindroma Lench-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi

hipoxantin guanine fosforibosil transferase yang terjadi pada

anak-anak dan pada sebagian orang dewasa.

c) Gangguan penyimpanan glikogen

d) Pada pengobatan anemia pernisiosa oleh karena maturasi sel

megaloblastik menstimulasi pengeluaran asam urat.

2) Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada :

a) Kelainan ginjal kronik

b) Pemakaian obat salisilat, tiazid, beberapa macam diuretic dan

sulfonamide

c) Keadaan-keadaan alkoholik, asidosis laktik,

hiperparatiroidisme dan pada mikesedema.

Factor predisposisi terjadinya penyakit gout yaitu umur, jenis

kelamin lebih sering terjadi pada pria, iklim, herediter dan keadaan-

keadaan yang menyebabkan timbulnya hiperurikemia.


14

3. Pathway

Gambar 1.1 pathway Arthritis Gout


15

4. Patofisiologi

Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria

dewasa kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila

konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat

menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout

tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara

mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap

dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan diteruskan dengan

terjadinya serangan gout.

Dengan adanya serangan yang berulang – ulang, penumpukan

kristal monosodium urat yang dinamakan thopi akan mengendap dibagian

perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Akibat penumpukan

Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal kronis.

Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium

urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien

gout atau dengan hiperurisemia asimptomatik kristal urat ditemukan pada

sendi metatarsofalangeal dan patella yang sebelumnya tidak pernah

mendapat serangan akut.

Dengan demikian, gout dapat timbul pada keadaan asimptomatik.

Terdapat peranan temperatur, pH, dan kelarutan urat untuk timbul

serangan gout. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperatur lebih

rendah pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat 11 menjelaskan

mengapa kristal monosodium urat diendapkan pada kedua tempat tersebut.


16

Predileksi untuk pengendapan kristalmonosodium urat pada

metatarsofalangeal-1 (MTP-1) berhubungan juga dengan trauma ringan

yang berulang-ulang pada daerah tersebut.

5. Manifestasi klinis

a. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini

asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari

peningkatan asam urat serum.

b. Stadium kedua Artitis Gout akut awitan mendadak pembengkakan dan

nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi

metatarsifalangeal.

c. Stadium ketiga setelah serangan gout artitis akut adalah tahap

interkritis. Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat

berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang

mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun

jika tidak diobati.

d. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam

urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak

dimulai. Peradangan kronik akibat Kristal-kristal asam urat

mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan

sendi bengkak (Amin Huda Nurarif, 2016).


17

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Kadar asam urat meningkat

b. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat

c. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat

d. Analisi cairan synovial dari sendi terinflamasi atau trodi menunjukkan

Kristal urat monosodium yang membuat diagnosis

e. Sinar x sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan

perubahan sendi.

7. Penatalaksanaan

Penganan gout biasanya dibagi menjadi penganan serangan akut

dan penganan hiperurisemia pada pasien artitis kronik. Ada 3 tahapan

dalam terapi penyakit ini :

a. Mengatasi serangan akut

b. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan Kristal urat

pada jaringan, terutama persendian.

c. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik

Terapi non-farmakologi merupakan strategi dalam penanganan

gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin,

modifikasi diet, mengurangi asupan alcohol dan menurunkan berat badan

pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif (Amin Huda

Nurarif, 2016).

Terapi Farmakologis pada serangan akut adalah istirahatkan dan

terapi cepat dengan pemberian NSAID merupakan terapi lini pertama


18

dalam menangan serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi

terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin

berkonpetisi dengan asam urat dan dapat memperparah seranga akut gout.

Keputusan memilih NSAID atau Urikosurik atau anti gout tergantung pada

keadaan pasien, misalnya adanya penyakit penyerta lain/komorbid, obat

lain juga diberikan pada pasien pada saat yang sama, dan fungsi ginjal.

Urikosurik atau anti gout merupakan obat pilihan jika pasien juga

menderita penyakit kardiovaskuler, termasuk hipertensi, pasien yang

mendapat diuretic untuk gagal jantung dan pasien yang mengalami

toksisitas gastrointestinal, kecenderungan perdarahan atau gangguan

fungsi ginjal. Penggunaan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (cox-2),

Urikosurik atau anti gout dan kortikosteroid untuk serangan akut

dibicarakan berikut ini :

a. NSAID; NSAID merupakan terpi lini pertama yang efektif untuk

pasien yang mengalami serangan gout akut. Hal terpenting yang

menentukan keberhasilan terapi bukanlah pada NSAID yang dipilih

melainkan pada seberapa cepat terapi NSAID mulai diberikan. NSAID

harus diberikan dengan dosis sepenuhnya (full dose) pada 24-28 jam

pertama atau sampai rasa nyeri hilang

b. COX-2 inhibitor; etoricoxib merupakan atu-satunya COX-2 inhibitor

yang dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif

tapi cukup mahal, dan bermanfaat terutama untuk pasien yang tidak

tahan terhadap efek gastrointestinal NSAID non-selektif. COX-2


19

inhibitor mempunyai resikoefek samping gastrointestinal bagian atas

yang lebih rendahh disbanding NSAID non-selektif.

c. Urikosurik atau anti gout; merupakan terapi spesifik dan efektif untuk

serangan gout akut. Namun, dibandingkan NSAID kurang popular

karena mulai kerjanya (onset) lebih lambat dan efek samping lebih

sering dijumpai.

d. Steroid; Strategi alternative selain NSAID dan kolkisin adalh

pemberian steroid intra-artikular. Cara ini dapat meredakan serangan

dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi yang terkena. Namun, harus

dipertimbangkan dengan cermat diferensial diagnose antara Artitris

sepsis dan Gout akut karena pemberian steroid intra-artikular akan

memperburuk infeksi.

Penatalaksaan Gout kronik adalah dengan control jangka

hiperurisema merupakan factor penting untuk mencegah terjadinya

serangan akut Gout, Gout tophaceous kronik, keterlibatan ginjal dan

pembentukan batu asam urat. Kappa mulai diberikan obat penurun asam

urat masih kontroversi.

Obat urikosurik merupakan kebanyakan pasien dengan

hiperurisemia yang sedikit mengekspresikan asam urat dapat diterapi

dengan obat urikosurik. Mengekskresikan asam urat dapat diterapi dengan

obat urikosurik. Urikosurik harus dihindari pada pasien dengan nefrotik

urat yang memproduksi asam urat berlebihan. Obat ini tidak efektif pada

pasien dengan fungsi ginjal yang buruk (klirens kreatinin <20-30


20

ml/menit). Sekitar 5% pada pasien yang menggunakan probenesid jangka

lama mengalami mual, nyeri ulu hati, kembung atau konstipasi.

Secara umum, penanganan Gout Artritis adalah memberikan

edukasi tentang penyakit asam urat (Gout Artritis), pengaturan diet,

istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar

tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan gout

arthritis akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan 14

peradangan dengan obat-obat.

Namun, pada pasien yang secara rutin telah mengkonsumsi obat

penurun gout arthritis, sebaiknya tetap diberikan. Pada stadium interkritik

dan menahun, tujuan pengobatan adalah menurunkan kadar asam urat,

sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam

urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan minum obat.

Adapun pengelompokan makanan yang dianjurkan dan dihindari

antara lain :

a. Kelompok I

Jenis makanan yang sebaiknya dihindari dengan kandungan

purin tinggi ( 100-1000 mg/100 g bahan makanan), seperti: Otak, hati,

jantung, paru, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu bebek, angsa,

burung, kornet sapi, sardine, udang kecil, bagian leher dan kaldu,

alkohol, ragi.
21

b. Kelompok II

Jenis makanan yang harus dibatasi dengan kandungan purin

sedang (9-100 mg purin/100 g bahan makanan) antara lain: maksimal

50-75 g (1-1,5 ptng) daging, ikan, unggas atau 1 mangkok (50-100 g)

sayuran sehari. Daging sapi dan ikan (kecuali yang terdapat dalam

kelompok 1), ayam, udang, kacang kering maks 25 g/hari dan hasil

olahan seperti tahu dan tempe (50 g/hari), asparagus, kembang kol,

kapri, jamur, bayam, daun singkong, kangkung, daun dan biji melinjo.

c. Kelompok III

Pemakaian bebas karena kandungan purinnya rendah (dapat

diabaikan). Bahan ini dapat dimakan setiap hari: Nasi, ubi, singkong,

jagung, roti, mi, bihun, tepung beras, cake, kue kering, pudding, susu,

keju, lemak dan minyak terbatas , gula, sayuran dan buahbuahan

(kecuali buah dan sayur kelompok 2), teh dan kopi (Kusumayanti,

Wiardami, & Sugiani, 2017).

8. Komplikasi

Menurut Rotschild (2013), komplikasi dari artritis gout meliputi

severe degenerative arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada

sendi. Sitokin, kemokin, protease, dan oksidan yang berperan dalam

proses inflamasi akut juga berperan pada proses inflamasi kronis sehingga

menyebabkan sinovitis kronis, dekstruksi kartilago, dan erosi tulang.

Kristal monosodium urat dapat mengaktifkan kondrosit untuk

mengeluarkan IL-1, merangsang sintesis nitric oxide dan matriks


22

metaloproteinase yang nantinya menyebabkan dekstruksi kartilago. Kristal

monosodium urat mengaktivasi osteoblas sehingga mengeluarkan sitokin

dan menurunkan fungsi anabolik yang nantinya berkontribusi terhadap

kerusakan juxta artikular tulang (Widyanto, 2017).

Komplikasi yang muncul menurut (Diananti, 2015) antara lain :

a. Gout kronik bertophus, merupakan serangan gout yang disertai

benjolan-benjolan (tofi) di sekitar sendi yang sering meradang. Tofi

adalah timbunan kristal monosodium urat di sekitar persendian seperti

di tulang rawan sendi, sinovial, bursa atau tendon. Tofi bisa juga

ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung, katub mitral jantung,

retina mata, pangkal tenggorokan.

b. Nefropati gout kronik, penyakit tersering yang ditimbulkan karena

hiperurisemia. terjadi akibat dari pengendapan kristal asam urat dalam

tubulus ginjal. Pada jaringan ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang

menyumbat dan merusak glomerulus.

c. Nefrolitiasis asam urat (batu ginjal), terjadi pembentukan massa keras

seperti batu di dalam ginjal, bisa menyebabkan nyeri, pendarahan,

penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air kemih jenuh dengan

garamgaram yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat,

sistin dan mineral struvit (campuran magnesium, ammonium, fosfat).

d. Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang.


23

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses

perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga

untuk mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga.

Pengkajian keperawatan merupakan proses pengumpulan data.

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta

kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien (Ns. Wahyu

Widagdo, 2017).

Table 2.1 Skoring pengkajian asuhan keperawatan keluarga

No Kriteria Skoring Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat Masalah
a. Tidak / kurang sehat 3
b. Ancaman kesehatan 2 1
c. Krisis / keadaan 1
sejahtera

2. Kemungkinan Masalah Dapat


Diubah
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian 1 2
c. Tidak dapat 0

3. Potensial Masalah Dapat


Dicegah
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1
24

4. Menonjolnya Masalah
a. Masalah berat, harus 2
segera ditangani
b. Ada masalah, tetapi 1 1
tidak perlu segera
ditangani 0
c. Masalah tidak dirasakan

Total

Keterangan :

Rumus Perhitungan Skoring

Skoring
X Bobot = Hasil
Angka Tertinggi

2. Diagnosis

Diagnosis keperawatan keluarga merupakan tahap kedua dari

proses keperawatan keluarga. Tahap ini merupakan kegiatan penting

dalam menentukan masalah keperawatan yang akan diselesaikan dalam

keluarga. Penetapan diagnosis keperawatan yang tidak tepat akan

memengaruhi tahapan berikutnya dalam proses keperawatan. Kemampuan

perawat dalam menganalisis data hasil pengkajian sangat diperlukan dalam

menetapkan diagnosis keperawatan keluarga.

Masalah yang lazim muncul, antara lain:

a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit (D.0077)


25

Menurut Andarmoyo (2013) nyeri adalah ketidaknyamanan

yang dapat disebabkan oleh efek dari penyakit-penyakit tertentu atau

akibat cedera. Nyeri sangatlah bepengaruh terjadinya asam urat yang

ditandai dengan kekakuan pada satu atau lebih pada sendi terjadi di

pergelangan tangan, kaki, lutut, panggul dan bahu (Zahroh & Faiza,

2018). Manifestasi klinis pada penderita asam urat terdiri dari nyeri

pada sendi, pembengkakan hingga terjadi penonjolan. Terjadinya

masalah asam urat ketika Kristal monosodium terbentuk yang akan

mengakibatkan peradangan dan penderita akan merasakan nyeri pada

daerah sendi.

Menurut Potter and Perry (2014) Teknik relaksasi napas

dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini

perawat mengajarkan kepada pasien bagaimana cara melakukan nafas

dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan

bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan (Rahmawati &

Hapsari, 2017).

b. Defisit pengetahuan keluarga tentang penyakit Artitis Gout

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan (D.0111)

Menurut PPNI (2016) Defisit pengetahuan adalah ketiadaan

atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu

dengan tidak menunjukkan respons, perubahan, atau pola disfungsi

manusia, tetapi lebih sebagai suatu etiologi atau faktor penunjang yang
26

dapat menambah suatu variasi respons. Pengetahuan merupakan hasil

tahu Seseorang yang diperoleh melalui penglihatan ataupun

pendengaran dan juga pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan.

Seseorang bisa memiliki pengetahuan tinggi jika memiliki

pengetahuan yang baik serta didukung pengalaman-pengalaman dalam

mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan.

Dari pernyataan (Suliha,dkk 2002) Pendidikan kesehatan

merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk

membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam

mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang

didalamnya perawat sebagai perawat pendidik (Rosymida, 2018).

hasil penelitian (Utomo, 2016) ada pengaruh yang signifikan

terkait pemberian pendidikan kesehatan asam urat terhadap

pengetahuan penderita asam urat.

c. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0115)

3. Perencanaan

a. Mengenal masalah kesehatan setiap keluarga yang terkena penyakit

Artritis Gout yaitu mengetahui kemampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan, mengkai sejauh mana keluraga mengenal tanda

dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda gejala dan

penyebab.
27

b. Mengambil keputusan untuk tindakan keperawatan yang tepat bagi

anggota keluarga yang menderita Artritis Gout meliputi cara mengatasi

masalah kesehatan.

c. Memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang menderita Artritis

Gout yang meliputi cara perawatan kepada anggota keluarga yang

mengalami masalah.

d. Memodifikasi lingkungan rumah yang memenuhi syarat kesehatan

untuk penderita Artritis Gout meliputi memelihara lingkungan yang

menguntungkan bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan.

e. Menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan

masyarakat meliputi cek kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi

kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

Table 2.2 Perencanaan asuhan keperawatan keluarga

Diagnosa Tujuan dan Kriteria

No Keperawatan Hasil Perencanaan

1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1.1 Identifikasi

berhubungan tindakan keperawatan pengetahuan keluarga

dengan keluarga memahami terhaap penyakit yang

ketidakmampuan tentang penyakit Artiis diderita pasien

Gout. 1.2 Identifikasi lokasi,


keluarga dalam
Kriteria Hasil : karateristik, durasi,
merawat anggota
frekuensi,kualitas,
28

keluarga yang • Keluhan nyeri intensitas nyeri, skala

sakit menurun nyeri, factor yang

• Meringis menurun memperberat dan

• Gelisah menurun memperingan nyeri.

1.3 Anjurkan keluarga dan

pasien melakukan

teknik non

farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

seperti kompres

hangat.

1.4 Jelaskan strategi

meredakan nyeri

kepada keluarga dan

pasien seperti tehnik

relaksasi nafas dalam.

1.5 Lakukan pendidikan

kesehatan kepada

pasien dan keluarga

tentang penyakit .

1.6 Bekerja sama dengan

institusi lain rujukan

ke psukesmas untuk

pengobatan

mengurangi rasa
29

nyeri.

2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1.1 Identifikasi kesiapan

keluarga tentang tindakan keperawatan dan kemampuan

penyakit Artitis keluarga memahami menerima informasi

Gout berhubungan tentang penyakit Artiis 1.2 Identifikasi faktor-

dengan Gout. faktor yang dapat

ketidakmampuan Kriteria Hasil : meningkatkan dan

keluarga mengenal • Kemampuan menurunkan motivasi

masalah kesehatan menjelaskan tentang perilaku hidup bersih

Artiis Gout dan sehat

meningkat 1.3 Sediakan materi dan

• Pertanyaan tentang media pendidikan

masalah yang kesehatan

dihadapi menurun 1.4 Jadwalkan pendidikan

• Perilaku membaik kesehatan sesuai

kesepakatan

1.5 Berikan kesempatan

untuk bertanya

1.6 Jelaskan factor resiko

yang dapat

mempengaruhi

kesehatan

1.7 Ajarkan perilaku

hidup bersih dan sehat

1.8 Ajarkan strategi yang


30

dapat digunakan untuk

meningkatkan perilaku

hidup bersih dan sehat

3. Manajemen Setelah dilakukan 1.1 Identifikasi kebutuhan

kesehatan keluarga tindakan keperawatan dan harapan keluarga

kemampuan keluarga tentang kesehatan


tidak efektif
menangani masalah 1.2 Identifikasi
berhubungan
kesehatan keluarga konsekuensi tidak
dengan
dapat optimal, dengan melakukan tindakan
ketidakmampuan
kriteria hasil: bersama keluarga
keluarga mengenal
• Kemampuan 1.3 Identifikasi sumber-
masalah kesehatan
menjelaskan sumber yang dimiliki

masalah kesehatan keluarga

yang dialami 1.4 Identifikasi tindakan

meningkat yang dapat dilakukan

• Aktivitas keluarga keluarga

mengatasi masalah 1.5 Motivasi

kesehatan secara pengembangan sikap

tepat menigkat dan emosi yang

• Tindakan untuk mendukung upaya

mengurangi factor kesehatan

resiko meningkat 1.6 Gunakan sarana an

fasilitas yang ada

dalam keluarga
31

1.7 Ciptakan perubahan

lingkungan rumah

secara optimal

1.8 Informasikan fasilitas

kesehatan yang ada

dilingkungan keluarga

1.9 Anjurkan

menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada

1.10 Ajarkan cara

perawatan yang bisa

dilakukan keluarga

4. Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga merupakan tahap

keempat dari proses keperawatan keluarga. Pada tahap ini, perawat

dapat melakukan tindakan keperawatan secara mandiri dan atau

melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan lain. Keberhasilan

tindakan keperawatan dipengaruhi oleh kemampuan perawat,

partisipasi klien dan keluarga, serta sarana yang tersedia. Tindakan

perawat adalah upaya perawat untuk membantu kepentingan klien,

keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi

fisik, emosional, psikososial, serta budaya dan lingkungan, tempat


32

mereka mencari bantuan. Tindakan keperawatan adalah

implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang spesifik.

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan keluarga merupakan tahap kelima atau

tahap terakhir dari proses keperawatan. Tahap evaluasi ini akan

menilai keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan. Indikator

evaluasi keperawatan adalah kriteria hasil yang telah ditulis pada

tujuan ketika perawat menyusun perencanaan tindakan keperawatan.

Evaluasi dikatakan berhasil apabila tujuan tercapai. Evaluasi adalah

tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan

seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan

pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, meskipun tahap evaluasi

diletakkan pada akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan bagian

integral pada setiap tahap proses keperawatan.

Menurut (Badan PPSDM Kesehatan, 2013) komponen untuk

mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan terdiri dari 2 antara lain :

a. Evaluasi Formatif

Formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses

asuhan keperawatan. Fosuk tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari

proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan

keperawatan.
33

b. Evaluasi Sumatif

Fokus evaluasi ini adalah perubahan perilaku klien atau

status kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan klien.

Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan

secara paripurna.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Peneltian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan studi kasus yaitu melakukan

Asuhan Keperawatan keluarga pada klien dengan Artritis gout yang meliputi

pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian keperawatan

adalah asuhan keperawatan keluarga dengan memggunakan responden dari

dua anggota keluarga yang menderita penyakit Artitis Gout dan pernah

melakukan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Karang Joang.

Subjek penelitian pada studi kasus ini adalah salah satu anggota

keluarga yang menderita penyakit Artitis Gout yang sesuai dengan 2 kriteria

yaitu :

1. Kriteria Inklusi

Karakteristik subjek penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kadar asam urat dalam darah

L : > 7 mg/dL

P : > 6 mg/dL

b. Dapat berkomunikasi dengan baik

c. Bersedia dijadikan responden


35

2. Kriteria Ekslusi

Karakteristik subjek penelitian ini adalah pasien yang kadar asam uratnya

melebihi rentang normal.

C. Definisi operasional

1. Arthritis gout

Penyakit Gout Arthritis merupakan penyakit akibat penimbunan

kristal monosodium urat di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri

sendi. Penelitian dilakukan pada klien dengan penegakkan diagnosa medis

Arthritis Gout dari Puskesmas Karang Joang dengan kadar asam urat dalam

darah melebihi rentang normal P : > 6 mg/dL dan L : > 7 mg/dL yang

ditandai dengan gejala seperti pembengkakan dan nyeri pada sendi sampai

terjadi penonjolan pada sendi.

2. Asuhan keperawatan keluarga pada klien Arthritis gout

Asuhan keperawatan keluarga pasien pada klien Arthritis gout

adalah bentuk asuhan berupa pelayanan keperawatan profesional yang

diberikan kepada klien dengan menggunakan metodologi proses

keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi. Asuhan diberikan dengan tujuan meningkatkan

pengetahuan klien tentang penyakit yang diderita. Pengkajian

menggunakan format asuhan keperawatan keluarga, penegakkan diagnosa

menggunakan SDKI, perencanaan menggunakan SIKI dan SLKI,

melakukan pelaksanaan dan evaluasi.


36

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Pada studi kasus ini dilakukan di balikpapan di wilayah kerja Puskesmas

Karang Joang.

2. Waktu

Studi kasus ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal pada tahun 2021. Lama

waktu 1 minggu (dengan mengunjungi 4 – 6x kunjungan).

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut :

1. Mahasiswa melakukan ujian proposal.

2. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan dari penguji untuk

memperoleh persetujuan pengambilan data.

3. Mahasiswa melakukan penyusunan penelitian berupa studi kasus yang

diawali dengan identifikasi laporan asuhan keperawatan keluarga.

4. Kasus yang telah diperoleh dikonsultasikan ke pembimbing setelah kasus

disetujui kemudian mahasiswa membuat review kasus dari kedua subjek.

5. Mahasiswa membandingkan penegakkan diagnosa keperawatan

berdasarkan SDKI antara konsep teori dengan kasus.

6. Mahasiswa membandingkan penyusunan perencanaan berdasarkan SIKI

dan SLKI antara konsep teori dengan kasus.

7. Mahasiswa membandingkan pelaksanaan pada kasus sesuai dengan

perencanaan beradasarkan SIKI dan SLKI pada konsep teori.


37

8. Mahasiswa melihat kesesuaian pelakasanaan evaluasi terhadap tujuan dan

kriteria hasil dengan diagnosa yang ditegakkan.

9. Mahasiswa membuat kesimpulan dan saran tentang masalah keperawatan

yang ditemukan dalam studi kasus.

10. Mahasiswa melakukan konsultasi kepada pembimbing.

11. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan pada saat kosultasi

dengan pembimbing.

F. Metode dan Instrumen Penumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penyusunan studi

kasus dengan melakukan identifikasi laporan asuhan keperawatan

keluarga yang kemudian mengulas kasus dari kedua subyek.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Pada studi kasus ini instrument yang digunakan adalah format

pengkajian asuhan keperawatan keluarga.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data dimaksudkan untuk membuktikan kualitas data atau

informasi yaitu mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian sehingga

menghasilkan validitas data yang sesuai. Keabsahan data pada penelitian ini

dilakukan dengan cara peneliti melakukan studi kasus Asuhan Keperawatan

keluarga secara komprehensif.


38

H. Analisa Data

Analisia data pada studi kasus yaitu data yang dikumpulkan sesuai

dengan konsep teori, prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dan

menentukan masalah keperawatan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini diuraikan tentang hasil penelitian asuhan keperawatan

keluarga pada pasien Artritis Gout. Pengambilan data dilakukan dengan jumlah

sampel sebanyak 2 klien. Guna membahas tentang keterkaitan dan kesenjangan

antara teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada pasien Artritis

Gout. Menyesuaikan lima tahapan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

A. HASIL

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Studi kasus ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas karang joang

yang terletak di jalan Soekarno Hatta Km 12 RT 21 kecamatan Balikpapan

utara. Saat ini puskesmas karang joang berdiri sejak tahun 1972 dalam

perkembangannya selalu berperan aktif dalam pembangunan kesehatan

masyarakat yang ada di wilayah kerja nya baik yang berupa kesehatan

wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.

Untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Puskesmas karang joang dilengkapi dengan sumber daya yaitu sarana dan

prasarana berupa tanah bangunan kantor, kendaraan dinas, inventaris, dan

fasilitas lainya. Adapun pelayanan yang tersedia di puskesmas karang

joang yaitu, poli KB, poli KIA, poli anak dan imunisasi, poli lansia, poli

kesehatan gigi dan mulut, poli umum, bimbingan konsultasi gizi,


40

konsultasi jiwa, konsultasi sanitasi serta konsultasi penyakit menular dan

tidak menular dan kesehatan lingkungan serta promosi kesehatan, ruang

apotek, ruang tindakan medik, ruang TU dan laboratorium.

a. Kepala puskesmas saat ini adalah : dr. Agus Jiwani

b. Promkes : Arief Apriyanto, S.KM

c. Sanitasi : yuddin SKM.

d. Poli KIA : Musringatun Amd. Keb.

e. Poli konsultasi Gizi : Heksa Agung Darodjat

f. Pemberantas penyakit : Linda Rakhmawati, Amd. Kep.

Studi kasus ini yang digunakan adalah kunjungan terhadap

keluarga dengan menerapkan asuhan keperawatan serta analisis mengenai

peningkatan peran keluarga dalam merawat sebelum dan sesudah

implementasi model dan peran keluarga pada pasien Artritis Gout di

Wilayah Kerja Puskesmas Karang Joang Balikpapan. Pada bab ini, penulis

mengemukakan hasil dari asuhan keperawatan keluarga dengan proses

keperawatan yang melalui proses pengkajian, merumuskan diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada keluarga Ny.R

alamat jalan Soekarno Hatta Km 15 RT 55 dan keluarga Tn.S alamat jalan

Sungai Wain Km 15 No 44 RT 55.

Penelitian dilakukan di wilayah karang joang Balikpapan.

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 15 Juli 2021 dan pada pasien

kedua pengambilan data dilakukan pada tanggal 16 Juli 2021.


41

2. Data Asuhan Keperawatan Keluarga

Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan pada

kedua pasien akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengkajian

Data umum pasien 1

Nama kepala keluarga : Tn.A

Usia : 46 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Security

Alamat : Jalan Soekarno Hatta Km 15 RT 55

Kelurahan Karang Joang

Tabel 4.1 Komposisi Anggota Keluarga 1

No Nama Umur L/P Agama Hubungan Pendidikan Pekerjaan

dengan KK

1 Tn.A 46 thn L Islam KK SMP Security

2 Ny.R 37 thn P Islam Istri SD IRT

3 An.A 12 thn P Islam Anak SD Pelajar

4 An.R 11 thn L Islam Anak SD Pelajar

5 An.S 15 bln L Islam Anak - -


42

Genogram

Data umum pasien 2

Nama kepala keluarga : Tn.S

Usia : 45 tahun

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jalan Sungai Wain Km 15 RT 55 No 44

Kelurahan Karang Joang


43

Tabel 4.2 Komposisi Anggota Keluarga 2

No Nama Umur L/P Agama Hubungan Pendidikan Pekerjaan

dengan KK

1 Tn.S 45 thn L Islam KK SLTA Swasta

2 Ny.H 40 thn P Islam Istri SD IRT

3 An.A 19 thn P Islam Anak Kuliah Mahasiswa

4 An.A 11 thn L Islam Anak MTS Pelajar

5 An.H 2 thn P Islam Anak - -

Genogram
44

Tabel 4.3 Hasil Anamnesis Keluarga Dengan Kasus Artritis Gout Di


Wilayah Kerja Puskesmas Karang Joang.

Data Keluarga 1 Keluarga 2


Anamnesis
Identitas klien Ny.R dengan Artritis Gout, komposisi Tn.S dengan Artritis Gout
dan keluarga keluarga yaitu Tn.A 46 tahun sebagai kepala dengan tipe keluarga inti,
keluarga, Ny.S sebagai ibu dan sebagai anak komposisi yaitu Tn,S 45 tahun
An.A, An.R dan An.S. semua imunisasi sebagai KK, Ny.H 40 tahun
lengkap, keluarga merupakan suku jawa dan sebagai istri, sebagai anak An.A
bugis serta agama islam. Penghasilan keluarga 19 tahun, An.A 12 tahun dan An.
perbulan mencukupi untuk pengeluaran dalam H 2 tahun. Semua imunisasi
satu bulan. lengkap, keluarga merupakan
suku jawa dan Ny.H suku banjar
dan keluarga beragama islam.
Penghasilan keluarga perbulan
mencukupi untuk pengeluaran
dalam satu bulan.
Tipe keluarga Keluarga inti (nucear family) yaitu keluarga Keluarga inti (nucear family)
yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak. yaitu keluarga yang terdiri atas
ayah, ibu, dan anak-anak.
Riwayat dan Keluarga saat ini berada pada tahap keluarga Keluarga saat ini berada pada
tahap dengan usia pertengahan yang mana Tn.A tahap keluarga dengan usia
perkembangan berusia 46 tahun, dan berada tahap keluarga pertengahan yang mana Tn.S
keluarga dengan anak sekolah yang mana An.A berusia berusia 45 tahun, dan berada
12 tahun dan An.R berusia 11 tahun. Pada tahap keluarga dengan anak
tahap ini tugas orang tua membantu anak sekolah. Pada tahap ini tugas
beradaptasi dengan lingkungan dan orang tua membantu anak
menyiapkan kebutuhan serta biaya kehidupan. beradaptasi dengan lingkungan
Riwayat penyakit awalnya Ny.R tidak dan menyiapkan kebutuhan serta
mengetahui bahwa memiliki asam urat hanya biaya kehidupan. Riwayat
saja Ny.R merasakan nyeri di lutut kiri, nyeri penyakit awalnya Tn.S tidak
timbul saat kaki ditekuk dan diluruskan. Ny.R mengetahui bahwa memiliki
mengatakan nyeri seperti digigit-gigit dengan asam urat hanya saja Tn.S
skala nyeri adalah 6 dan dan Ny.R mengatakan merasakan nyeri di pergelangan
nyeri terasa kadang-kadang. Kemudian diantar kaki kanan dan kiri, nyeri timbul
suaminya untuk melakukan pemeriksaan ke saat bergerak dengan skala nyeri
dokter sekitar beberapa bulan yang lalu 5 dan Tn.S mengatakan nyeri
ternyata asam uratnya tidak normal, kemudian terasa kadang-kadang. Kemudian
diberikan obat oleh dokter. Tn.S pergi untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter pada
tanggal 15 juli 2021 ternyata
asam uratnya tidak normal,
kemudian diberikan obat oleh
dokter.
Keadaan Tempat tinggal Ny.R dan keluarga adalah Tempat tinggal Tn.S dan keluarga
lingkungan tempat tinggal menyewa, yang memiliki 3 adalah tempat tinggal milik
kamar, 1 ruang tamu yang menyatu dengan sendiri, yang memiliki 3 kamar, 1
ruang keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi dan ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1
wc. Ventilasi/penerangan cukup memadai. dapur, 1 kamar mandi dan wc.
Lantai rumah tampak bersih dan menggunakan Ventilasi/penerangan cukup
lantai keramik, lingkungan rumah bersih dan memadai. Lantai rumah tampak
dinding rumah terbuat dari beton. Untuk bersih dan menggunakan lantai
penggunaan air keluarga menggunakan air semen yang dilapisi dengan
sumur bor, saluran pembuangan limbah ke karpet, lingkungan rumah bersih
45

selokan, untuk pembuangan sampah dan dinding rumah terbuat dari


dikumpulkan dan dibuang ke tempat beton. Untuk penggunaan air
pembuangan sampah umum. Tn.A sering ikut keluarga menggunakan air
dalam kegiatan gotong royong. PDAM, saluran pembuangan
limbah ke selokan, untuk
pembuangan sampah
dikumpulkan dan dibakar. Tn.A
sering ikut dalam kegiatan gotong
royong.
Denah rumah

Struktur Keluarga Ny.R berkomunikasi menggunkan Keluarga Tn.S berkomunikasi


keluarga bahasa Indonesia untuk sehari-hari. Keluarga menggunkan bahasa Indonesia
mengatakan jika ada masalah maka akan untuk sehari-hari. Keluarga
berdiskusi untuk mencari jalan keluar atau mengatakan jika ada masalah
menyelesaikan masalah. Tn.A berperan maka akan berdiskusi untuk
sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah, mencari jalan keluar atau
Ny.R berperan sebagai ibu yang menjadi ibu menyelesaikan masalah. Tn.S
rumah tangga, dan An.A, An.R serta By.S berperan sebagai kepala keluarga
berperan sebagai anak. Keluarga menganut yang mencari nafkah, Ny.H
agama islam, Tn.A mengajarkan untuk berperan sebagai ibu yang
bersikap sopan santun dan anak perempuan menjadi ibu rumah tangga, dan
untuk menjaga dan menutup auratnya. An.A, An.A serta By.H berperan
sebagai anak. Keluarga menganut
agama islam, TnS mengajarkan
untuk bersikap sopan santun
kepada anak-anaknya.
Fungsi Keluarga Ny.R dan suami Tn.A berinteraksi Keluarga Tn.S berinteraksi
keluarga dengan baik, keluarga menyayangi anak- dengan baik, keluarga
anaknya dan mengajarkan sikap sopan santun. menyayangi anak-anaknya dan
Tn.A berperan besar dalam pengambilan mengajarkan sikap sopan santun.
keputusan, masalah kesehatan yang dialami Tn.S berperan besar dalam
Ny.R memiliki penyakit asam urat dan saat pengambilan keputusan, masalah
mengeluh nyeri Ny.R merasakan nyeri di lutut kesehatan yang dialami pada
kiri, nyeri timbul saat kaki ditekuk dan anggota keluarganya yang
diluruskan. Ny.R mengatakan nyeri seperti memiliki masalah kesehatan.
digigit-gigit dengan skala nyeri adalah 6 dan Tn.S memiliki penyakit asam urat
46

dan Ny.R mengatakan nyeri terasa kadang- dan saat Tn.S merasakan nyeri di
kadang. Tn.A akan membawa Ny.R untuk pergelangan kaki kanan dan kiri,
berobat atau sekedar mengurut perlahan, klien nyeri timbul saat bergerak dengan
menggunkan fasilitas pelayanan. kesehatan skala nyeri 5 dan Tn.S
Dipekarangan rumah terdapat tanaman bunga mengatakan nyeri terasa kadang-
hias. kadang. akan pergi berobat atau
sekedar mengurut perlahan, klien
menggunkan fasilitas pelayanan.
kesehatan Dipekarangan rumah
terdapat tanaman bunga hias.
Stress dan Keluarga Ny.R mengatakan jika ada masalah Keluarga Tn.S mengatakan jika
kopping akan segera diselesaikan dan tidak mengingat ada masalah akan segera
keluarga masalah yang sudah terlewati. Keluarga saling diselesaikan dan tidak mengingat
support jika salah satu dari anggota keluarga masalah yang sudah terlewati.
ada dalam masalah dan berdiskusi dalam Keluarga saling support jika salah
mengatasi masalah yang ada. satu dari anggota keluarga ada
dalam masalah dan berdiskusi
dalam mengatasi masalah yang
ada.
Riwayat Riwayat kehamilan dan kelahiran orang tua Riwayat kehamilan dan kelahiran
kehamilan dan pasien tidak diketahui. Riwayat kehamilan orang tua pasien tidak diketahui.
kelahiran pasien : Riwayat kehamilan pasien :
pasien mengatakan kehamilan 9 bulan, pasien mengatakan kehamilan 9
penambahan BB tidak diketahui pasti, pasien bulan, pasien mengatakan
mengatakan hanya mengkonsumsi vitamin mengalami hipertensi pada saat
tetapi juga jarang dan selalu memeriksakan hamil, penambahan BB tidak
kesehatannya. Saat melahirkan pasien diketahui pasti, pasien
mengatakan ketiga anaknya sehat saat mengatakan hanya
dilahirkan, kondisi anak pertama warna kulit mengkonsumsi vitamin tetapi
dan aktivitas bayinya normal, menangis juga jarang dan selalu
kencang, BB 2 kg dan PB 47 cm. kondisi anak memeriksakan kesehatannya.
kedua warna kulit dan aktivitas bayinya Saat melahirkan pasien
normal, menangis kencang, BB 2,9 kg dan PB mengatakan kedua anaknya sehat
49 cm. Kondisi anak ketiga warna kulit dan saat dilahirkan, kondisi warna
aktivitas bayinya normal. Menangis kencang, kulit dan aktivitas bayinya
BB 2,3 kg dan PB 45 cm normal, menangis kencang, BB
dan PB bayi pasien lupa karena
sudah sangat lama. Kondisi anak
ketiga sehat saat dilahirkan,
warna kulit kekuningan sehingga
perlu fototerapi beberapa hari di
rumah sakit, BB bayi 2,5 kg dan
PB bayi 40 cm.
47

Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Fisik Keluarga Dengan Kasus Artritis Gout Di
Wilayah Kerja Puskesmas Karang Joang.

Pemeriksaan Keluarga 1 Keluarga 2


Tanda-tanda vital Tn.A Tn.S
- TD : 130/80 mmhg - TD : 120/80 mmhg
- Nadi : 90 x/menit - Nadi : 90 x/menit
- Suhu : 36,2 c - Suhu : 35,6 c
- RR : 20 x/menit - RR : 20 x/menit
Ny.R Ny.H
- TD : 130/80 mmhg - TD : 120/80 mmhg
- Nadi : 90 x/menit - Nadi : 90 x/menit
- Suhu : 36,2 c - Suhu : 35,8 c
- RR : 20 x/menit - RR : 20 x/menit
An.A An.A
- Nadi : 80 x/menit - TD : 110/70 mmhg
- Suhu : 36,5 c - Nadi : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit - Suhu : 36,0 c
An.R - RR : 20 x/menit
- Nadi : 80 x/menit An.A
- Suhu : 36,1 c - Nadi : 100 x/menit
- RR : 20 x/menit - Suhu : 36,0 c
An.S - RR : 24 x/menit
- Nadi : 100 x/menit An.H
- Suhu : 36,0 c - Nadi : 100 x/menit
- RR : 40 x/menit - Suhu : 36,0 c
- RR : 40 x/menit
Kesadaran Tn.A : compos mentis Tn.S : compos mentis
Ny.R : compos mentis Ny.H : compos mentis
An.A : compos mentis An.A : compos mentis
An.R : compos mentis An.A : compos mentis
An.S : compos mentis An.H : compos mentis
BB Tn.A : 70 kg Tn.S : 75 kg
Ny.R : 63 kg Ny.H : 55 kg
An.A : 25 kg An.A : 45 kg
An.R : 53 kg An.A : 36 kg
An.S : 8 kg An.H : 9 kg
TB Tn.A : 161 cm Tn.S : 155 cm
Ny.R : 145 cm Ny.H : 155 cm
An.A : 137 cm An.A : 168 cm
An.R : 136 cm An.A : 136 cm
An.S : 80 cm An.H : 83 cm
Kepala Tn.A : Rambut pendek hitam Tn.S : Rambut pendek hitam,
dan sedikit putih, tidak ada tidak ada kelainan, tidak asa
kelianan, tidak ada bekas luka, bekas luka.
memiliki jenggot panjang Ny.H : Rambut panjang hitam,
warna hitam dan putih. tidak ada kelianan, tidak ada
Ny.R : Rambut panjang hitam, bekas luka
tidak ada kelianan, tidak ada An.A : Rambut panjang hitam,
bekas luka tidak ada kelianan, tidak ada
An.A : Rambut panjang hitam, bekas luka
tidak ada kelianan, tidak ada An.A : Rambut pendek hitam,
bekas luka tidak ada kelianan, tidak ada
An.R : Rambut pendek hitam, bekas luka
tidak ada kelianan, tidak ada An.H : Rambut panjang hitam,
48

bekas luka tidak ada kelianan, tidak ada


An.S : Rambut panjang hitam, bekas luka
tidak ada kelianan, tidak ada
bekas luka
Mata Tn.A : Sclera tidak ikterus, Tn.S : Sclera tidak ikterus,
konjungtiva tidak anemis, konjungtiva tidak anemis,
tidak ada peradangan. tidak ada peradangan.
Ny.R : Sclera tidak ikterus, Ny.H : Sclera tidak ikterus,
konjungtiva tidak anemis, konjungtiva tidak anemis,
tidak ada peradangan. tidak ada peradangan.
An.A : Sclera tidak ikterus, An.A : Sclera tidak ikterus,
konjungtiva tidak anemis, konjungtiva tidak anemis,
tidak ada peradangan. tidak ada peradangan.
An.R : Sclera tidak ikterus, An.A : Sclera tidak ikterus,
konjungtiva tidak anemis, konjungtiva tidak anemis,
tidak ada peradangan. tidak ada peradangan.
An.S : Sclera tidak ikterus, An.H : Sclera tidak ikterus,
konjungtiva tidak anemis, konjungtiva tidak anemis,
tidak ada peradangan tidak ada peradangan
Telinga Tn.A : Bersih, tidak ada luka. Tn.S : Bersih, tidak ada luka.
Ny.R : Bersih, tidak ada luka. Ny.H : Bersih, tidak ada luka.
An.A : Bersih, tidak ada luka. An.A : Bersih, tidak ada luka.
An.R : Bersih, tidak ada luka. An.A : Bersih, tidak ada luka.
An.S : Bersih, tidak ada luka. An.H : Bersih, tidak ada luka.
Hidung Tn.A : Bersih, tidak ada Tn.S : Bersih, tidak ada
kelainan, tidak ada secret. kelainan, tidak ada secret.
Ny.R : Bersih, tidak ada Ny.H : Bersih, tidak ada
kelainan, tidak ada secret. kelainan, tidak ada secret.
An.A : Bersih, tidak ada An.A : Bersih, tidak ada
kelainan, tidak ada secret. kelainan, tidak ada secret.
An.R : Bersih, tidak ada An.A : Bersih, tidak ada
kelainan, tidak ada secret. kelainan, tidak ada secret.
An.S : Bersih, tidak ada An.H : Bersih, tidak ada
kelainan, tidak ada secret. kelainan, tidak ada secret.
Mulut Tn.A : Gigi tidak lengkap, Tn.S : Gigi lengkap, stomatitis
stomatitis tidak ada. tidak ada.
Ny.R : Gigi lengkap, Ny.H : Gigi lengkap,
stomatitis tidak ada. stomatitis tidak ada.
An.A : Gigi lengkap, An.A : Gigi lengkap,
stomatitis tidak ada. stomatitis tidak ada.
An.R : Gigi lengkap, An.A : Gigi lengkap,
stomatitis tidak ada. stomatitis tidak ada.
An.S : Gigi lengkap, stomatitis An.H : Gigi lengkap,
tidak ada. stomatitis tidak ada.

Leher dan tenggorokan Tn.A : Tidak ada kesulitan Tn.S : Tidak ada kesulitan
menelan, tidak ada kelenjar menelan, tidak ada kelenjar
tiroid. tiroid.
Ny.R : Tidak ada kesulitan Ny.H : Tidak ada kesulitan
menelan, tidak ada kelenjar menelan, tidak ada kelenjar
tiroid. tiroid.
An.A : Tidak ada kesulitan An.A : Tidak ada kesulitan
menelan, tidak ada kelenjar menelan, tidak ada kelenjar
tiroid. tiroid.
An.R : Tidak ada kesulitan An.A : Tidak ada kesulitan
49

menelan, tidak ada kelenjar menelan, tidak ada kelenjar


tiroid. tiroid.
An.S : Tidak ada kesulitan An.H : Tidak ada kesulitan
menelan, tidak ada kelenjar menelan, tidak ada kelenjar
tiroid. tiroid.
Dada dan paru Tn.A : Pergerakan dada Tn.S : Pergerakan dada
simetris, vesikuler, sonor simetris, vesikuler, sonor
seluruh lapang paru, ronkhi seluruh lapang paru, ronkhi
tidak ada, stridor tidak ada, tidak ada, stridor tidak ada,
wheezing tidak ada dan tidak wheezing tidak ada dan tidak
ada otot bantu nafas. ada otot bantu nafas.
Ny.R : Pergerakan dada Ny.H : Pergerakan dada
simetris, vesikuler, sonor simetris, vesikuler, sonor
seluruh lapang paru, ronkhi seluruh lapang paru, ronkhi
tidak ada, stridor tidak ada, tidak ada, stridor tidak ada,
wheezing tidak ada dan tidak wheezing tidak ada dan tidak
ada otot bantu nafas. ada otot bantu nafas.
An.A : Pergerakan dada An.A : Pergerakan dada
simetris, vesikuler, sonor simetris, vesikuler, sonor
seluruh lapang paru, ronkhi seluruh lapang paru, ronkhi
tidak ada, stridor tidak ada, tidak ada, stridor tidak ada,
wheezing tidak ada dan tidak wheezing tidak ada dan tidak
ada otot bantu nafas. ada otot bantu nafas.
An.R : Pergerakan dada An.A : Pergerakan dada
simetris, vesikuler, sonor simetris, vesikuler, sonor
seluruh lapang paru, ronkhi seluruh lapang paru, ronkhi
tidak ada, stridor tidak ada, tidak ada, stridor tidak ada,
wheezing tidak ada dan tidak wheezing tidak ada dan tidak
ada otot bantu nafas. ada otot bantu nafas.
An.S : Pergerakan dada An.H : Pergerakan dada
simetris, vesikuler, sonor simetris, vesikuler, sonor
seluruh lapang paru, ronkhi seluruh lapang paru, ronkhi
tidak ada, stridor tidak ada, tidak ada, stridor tidak ada,
wheezing tidak ada dan tidak wheezing tidak ada dan tidak
ada otot bantu nafas. ada otot bantu nafas.
Abdomen Tn.A : Tidak ada massa dan Tn.S : Tidak ada massa dan
tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.
Ny.R : Tidak ada massa dan Ny.H : Tidak ada massa dan
tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.
An.A : Tidak ada massa dan An.A : Tidak ada massa dan
tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.
An.R : Tidak ada massa dan An.A : Tidak ada massa dan
tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.
An.S : Tidak ada massa dan An.H : Tidak ada massa dan
tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.
Ektremitas Tn.A : Tidak ada kelainan, Tn.S : Tn.S merasakan nyeri
tidak ada nyeri, tidak ada di pergelangan kaki kanan dan
bengkak, tidak kaku, kekuatan kiri, nyeri timbul saat bergerak
otot dengan skala nyeri 5 dan Tn.S
5 5 mengatakan nyeri terasa
5 5 kadang-kadang.
Ekstremitas tidak ada kelainan,
Ny.R : Ny.R merasakan nyeri kekuatan otot
di lutut kiri, nyeri timbul saat 5 5
kaki ditekuk dan diluruskan. 5 5
50

Ny.R mengatakan nyeri seperti


digigit-gigit dengan skala Ny.H : Tidak ada kelainan,
nyeri adalah 6 dan dan Ny.R tidak ada nyeri, tidak ada
mengatakan nyeri terasa bengkak, tidak kaku, kekuatan
kadang-kadang. otot
Ekstremitas tidak ada kelainan, 5 5
kekuatan otot 5 5
5 5
5 5 An.A : Tidak ada kelainan,
tidak ada nyeri, tidak ada
An.A : Tidak ada kelainan, bengkak, tidak kaku, kekuatan
tidak ada nyeri, tidak ada otot
bengkak, tidak kaku, kekuatan 5 5
otot 5 5
5 5
5 5 An.A : Tidak ada kelainan,
tidak ada nyeri, tidak ada
An.R : Tidak ada kelainan, bengkak, tidak kaku, kekuatan
tidak ada nyeri, tidak ada otot
bengkak, tidak kaku, kekuatan 5 5
otot 5 5
5 5
5 5 An.H : Tidak ada kelainan,
tidak ada nyeri, tidak ada
An.S : Tidak ada kelainan, bengkak, sudah bisa berjalan
tidak ada nyeri, tidak ada dan berlari.
bengkak, sudah bisa berjalan
dan berlari.
Kulit Tn.A : Kulit warna sawo Tn.S : Kulit warna sawo
matang, tidak ada luka, tidak matang, tidak ada luka, tidak
ada tanda-tanda infeksi, turgor ada tanda-tanda infeksi, turgor
kulit baik. kulit baik.
Ny.R : Kulit warna sawo Ny.H : Kulit warna sawo
matang, tidak ada luka, tidak matang, tidak ada luka, tidak
ada tanda-tanda infeksi, turgor ada tanda-tanda infeksi, turgor
kulit baik. kulit baik.
An.A : Kulit warna sawo An.A : Kulit warna sawo
matang, tidak ada luka, tidak matang, tidak ada luka, tidak
ada tanda-tanda infeksi, turgor ada tanda-tanda infeksi, turgor
kulit baik. kulit baik.
An.R : Kulit warna sawo An.A : Kulit warna sawo
matang, tidak ada luka, tidak matang, tidak ada luka, tidak
ada tanda-tanda infeksi, turgor ada tanda-tanda infeksi, turgor
kulit baik. kulit baik.
An.S : Kulit putih, tidak ada An.H : Kulit putih, tidak ada
luka, tidak ada tanda-tanda luka, tidak ada tanda-tanda
infeksi, turgor kulit baik. infeksi, turgor kulit baik.
Kuku Tn.A : Pendek dan bersih, Tn.S : Pendek dan bersih,
CRT, < 3 detik CRT, < 3 detik
Ny.R : Pendek dan bersih, Ny.H : Pendek dan bersih,
CRT, < 3 detik CRT, < 3 detik
An.A : Pendek dan bersih, An.A : Pendek dan bersih,
CRT, < 3 detik CRT, < 3 detik
An.R : Pendek dan bersih, An.A : Pendek dan bersih,
CRT, < 3 detik CRT, < 3 detik
51

An. S : Pendek dan bersih, An.H : Pendek dan bersih,


CRT, < 3 detik CRT, < 3 detik
Pencernaan Tn.A : tidak ada keluhan mual Tn.S : tidak ada keluhan mual
dan muntah, nafsu makan baik, dan muntah, nafsu makan baik,
tidak ada alergi makanan, tidak ada alergi makanan,
kebiasaan makan dan minum kebiasaan makan dan minum
mandiri. mandiri.
Ny.R : tidak ada keluhan mual Ny.H : tidak ada keluhan mual
dan muntah, nafsu makan baik, dan muntah, nafsu makan baik,
tidak ada alergi makanan, tidak ada alergi makanan,
kebiasaan makan dan minum kebiasaan makan dan minum
mandiri. mandiri.
An.A : tidak ada keluhan mual An.A : tidak ada keluhan mual
dan muntah, nafsu makan baik, dan muntah, nafsu makan baik,
tidak ada alergi makanan, tidak ada alergi makanan,
kebiasaan makan dan minum kebiasaan makan dan minum
mandiri. mandiri.
An.R : tidak ada keluhan mual An.A : tidak ada keluhan mual
dan muntah, nafsu makan baik, dan muntah, nafsu makan baik,
tidak ada alergi makanan, tidak ada alergi makanan,
kebiasaan makan dan minum kebiasaan makan dan minum
mandiri. mandiri.
An. S : tidak ada keluhan mual An. H : tidak ada keluhan
dan muntah, nafsu makan baik, mual dan muntah, nafsu
tidak ada alergi makanan, makan baik, tidak ada alergi
kebiasaan makan dan minum makanan, kebiasaan makan
mandiri dan terkadang masih dan minum dan terkadang
dibantu oleh keluarga. masih dibantu oleh keluarga.
Tidur dan istirahat Tn.A : Tidak ada keluhan Tn.S : Tidak ada keluhan
masalah tidur, waktu tidur 7/8 masalah tidur, waktu tidur 7/8
jam jam terkadang di pagi hari
Ny.R : Tidak ada keluhan tergantung shift kerja.
masalah tidur, waktu tidur 7/8 Ny.H : Tidak ada keluhan
jam masalah tidur, waktu tidur 7/8
An.A : Tidak ada keluhan jam
masalah tidur, waktu tidur 7/8 An.A : Tidak ada keluhan
jam masalah tidur, waktu tidur 7/8
An.R : Tidak ada keluhan jam
masalah tidur, waktu tidur 7/8 An.A : Tidak ada keluhan
jam masalah tidur, waktu tidur 7/8
An.S : Tidak ada keluhan jam
masalah tidur, waktu tidur 7/8 An.H : Tidak ada keluhan
jam dan 2 jam tidur di siang masalah tidur, waktu tidur 7/8
hari jam dan 2 ja tidur di siang hari
0bat-obatan Tn.A : Tidak ada Tn.S : allopurinol, zink dan
Ny.R : terkadang konsumsi vitamin
allopurinol ketika asam urat Ny.H : Tidak ada
kambuh An.A : Tidak ada
An.A : Tidak ada An.A : Tidak ada
An.R : Tidak ada An.H : Tidak ada
An.S : Tidak ada
52

Tabel 4.5 Analisan Data Keluarga

Diagnosa Pasien 1 Pasien 2


Keperawatan
Nyeri akut DS : Ny.R mengatakan nyeri di DS : Tn.S mengatakan nyeri di
berhubungan dengan lutut kiri pergelangan kaki kanan dan kiri.
ketidakmampuasn P : nyeri timbul saat kaki di tekuk P : nyeri timbul saat bergerak
merawat anggota dan diluruskan Q : nyeri yang dirasakan linu
keluarga yang Q : seperti di gigit-gigit R : dipergelangan kaki kanan dan
menderita asam urat R : lutut kaki kiri kiri
(Artritis Gout) S:6 S:5
T : kadang-kadang T : kadang-kadang

DO : Ny.R tampak menjelaskan DO : Tn.S tampak menjelaskan


lokasi nyeri dan memegang lutu lokasi nyeri dan memegang lutu
kiri. kiri.
Klien tampak meringis. Klien tampak meringis.
Asam Urat : 7 mg/dL Asam Urat : 7,8 mg/dL
TD : 130/80 TD : 120/80
N: 90 x/menit N: 90 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
S : 36,0 c S : 35,5 c

Defisit pengetahuan DS : klien dan keluarga DS : Tn.S dan keluarga


berhubungan dengan mengatakan belum mengetahui mengatakan belum mengetahui
ketidakmampuan tetang asam urat tetang asam urat
keluarga mengenal
asam urat (Artritis DO : klien dan keluarga DO : Tn.S dan keluarga
Gout) menanyakan masalah yang menanyakan masalah yang
dialaminya dialaminya

b. Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.6 prioritas diagnosa keperawatan pasien 1


1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
Ny.R merawat anggota yang menderita asam urat (Artritis
Gout)

No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah : 3x1 1 Ny.R mengatakan
Actual (3) 3 merasakan nyeri pada
Resiko Tinggi (2) persendian (lutut)
Potensial (1) dikaki kiri
Bobot : 1
2 Kemungkinan masalah 2x2 2 Keluarga mengatakan
dapat diubah : 2 membawa Ny.R untuk
Mudah (2) melakukan
Sebagian (1) pemeriksaan ke
Tidak dapat (0) pelayanan kesehatan
Bobot : 2
3 Potensi masalah untuk 3x1 1 Keluarga mengatakan
dicegah : 3 akan membantu Ny.r
53

Tinggi (3) untuk mencegah


Cukup (2) makanan yang
Rendah (1) menyebabkan
Bobot : 1 kekambuhan.
4 Menonjolnya masalah : 2x1 1 Keluarga pergi
Segera diatasi (2) 2 berobat ke pelayanan
Tidak segera diatasi (1) kesehatan
Tidak dirasakan ada menandakan keluarga
masalah (0) ingin segera diatasi
Bobot : 1 untuk mencegah
kesehatan keluarga.
Total 5

2) Defisit Pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga Ny.R dan Tn.S mengenal masalah kesehatan
No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah : 3x1 1 Keluarga Ny.R
Actual (3) 3 mengatakan belum
Resiko Tinggi (2) mengetahui informasi
Potensial (1) tentang penyakit asam
Bobot : 1 urat
2 Kemungkinan masalah 2x2 2 Keluarga Ny.R
dapat diubah : 2 membantu untuk
Mudah (2) menghindari makanan
Sebagian (1) penyebab
Tidak dapat (0) kekambuhan
Bobot : 2
3 Potensi masalah untuk 2x1 2/3 Keluarga Ny.R
dicegah : 3 mengatakan bahwa
Tinggi (3) belum pernah
Cukup (2) memeriksa asam urat
Rendah (1) dan belum pernah
Bobot : 1 mendapat informasi
tentang asam urat.
Sehingga diperlukan
penyuluhan tentang
asam urat.
4 Menonjolnya masalah : 2x1 1 Keluarga Ny.R
Segera diatasi (2) 2 mengatakan masalah
Tidak segera diatasi (1) asam urat harus
Tidak dirasakan ada diatasi agar tidak
masalah (0) bertambah parah.
Bobot : 1
Total 4 2/3
54

Tabel 4.7 prioritas diagnosa keperawatan pasien 2


1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
Tn.S merawat anggota yang menderita asam urat (Artritis
Gout)
No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah : 3 x1 1 Masalah keperawatan
Actual (3) 3 pada Tn.S yaitu nyeri
Resiko Tinggi (2) dipergelangan kaki
Potensial (1) kanan dan kiri
Bobot : 1
2 Kemungkinan masalah 2x2 2 Keluarga
dapat diubah : 2 mengatasinya dengan
Mudah (2) pergi berobat ke
Sebagian (1) fasilitas pelayanan
Tidak dapat (0) kesehatan terdekat
Bobot : 2
3 Potensi masalah untuk 3x1 1 Keluarga mengatakan
dicegah : 3 mengontrol makanan
Tinggi (3) dapat mencegah dan
Cukup (2) mengurangi
Rendah (1) terjadinya
Bobot : 1 kekambuhan
4 Menonjolnya masalah : 2x1 1 Keluarga pergi
Segera diatasi (2) 2 berobat ke pelayanan
Tidak segera diatasi (1) kesehatan
Tidak dirasakan ada menandakan keluarga
masalah (0) ingin segera diatasi
Bobot : 1 untuk mencegah
kesehatan keluarga.
Total 5

2) Defisit Pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga Tn.S mengenal masalah kesehatan

No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah : 3x1 1 Keluarga mengatakan
Actual (3) 3 tidak mengetahui
Resiko Tinggi (2) tentang penyakit
Potensial (1) asam urat
Bobot : 1
2 Kemungkinan masalah 2x2 2 Keluarga membantu
dapat diubah : 2 untuk menghindari
Mudah (2) makanan penyebab
Sebagian (1) kekambuhan
Tidak dapat (0)
Bobot : 2
3 Potensi masalah untuk 2x1 2/3 Keluarga mengatakan
dicegah : 3 bahwa belum pernah
Tinggi (3) memeriksa asam urat
Cukup (2) dan belum pernah
55

Rendah (1) mendapat informasi


Bobot : 1 tentang asam urat.
Sehingga diperlukan
penyuluhan tentang
asam urat.
4 Menonjolnya masalah : 2x1 1 Keluarga mengatakan
Segera diatasi (2) 2 masalah asam urat
Tidak segera diatasi (1) harus diatasi agar
Tidak dirasakan ada tidak bertambah
masalah (0) parah dengan
Bobot : 1 menjaga pola makan
Total 4 2/3

4.8 Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga Dengan Asam


Urat (Artritis Gout) Di Puskesmas Karang Joang Balikpapan
Utara Tahun 2021

Prioritas masalah Klien 1 Klien 2


1. Nyeri akut berhubungan Nyeri akut berhubungan dengan
dengan ketidakmampuan ketidakmampuan keluarga Tn.S
keluarga Ny.R merawat merawat anggota yang menderita
anggota yang menderita asam asam urat (Artritis Gout)
urat (Artritis Gout)
2. Deficit Pengetahuan Deficit Pengetahuan
berhubungan dengan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga ketidakmampuan keluarga Tn.S
Ny.R mengenal masalah mengenal masalah kesehatan
kesehatan
56

c. Perencanaan Keperawatan

Tabel 4.9 Perencanaan Keperawatan Keluarga Dengan Asam Urat (Artritis Gout) Di Puskesmas Karang Joang
Balikpapan Utara Tahun 2021
Klien 1 dan Klien 2
No Tujuan Kriteria evaluasi
Dx Umum Khusus Kriteria Standar Intervensi
1 Keluarga dapat Setelah dilakuakan Verbal 1. Klien dan keluarga mengetahui Observasi
merawat tindakan keperawatan penyebab nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
anggota yang selama 1x30 menit 2. Klien dan keluarga menjelaskan kualitas, intensitas nyeri.
menderita asam diharapkan klien dan kembali penyebab nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
urat (Artritis keluarga mengetahui 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
Gout) dan nyeri penyebab nyeri. 4. Identifikasi factor yang memperberat dan meringankan
yang dirasakan nyeri
klien menurun. 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Setelah dilakuakan Verbal dan 1. Klien dan keluarga dapat mengetahui 7. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
tindakan keperawatan spikomotor tentang kompres dingin nyeri seperti kompres hangat pada daerah nyeri
selama 1x30 menit 2. Klien dan keluarga dapat 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diharapkan keluarga menerapkan kompres dingin diberikan
dapat merawat
anggota keluarga yang
mengeluh nyeri

Setelah dilakuakan Edukasi


tindakan keperawatan 1. Klien dan keluarga mengetahui 9. Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
selama 3x30 menit verbal penyebab nyeri 10. Jelaskan strategi meredakan nyeri
diharapkan klien dan 2. Klien dan keluarga menjelaskan 11. Ajarkan kepada klien dan keluarga tehnik non
keluarga mengetahui kembali penyebab nyeri farmakologis untuk mengurangi nyeri (tehnik rileksasi)
penyebab nyeri. 12. Anjurkan klien dan keluarga tehnik nonfarmakologis
57

untuk mengurangi rasa nyeri


Kolaborasi
13. Kolaborasi dengan pelayanan kesehatan dalam
pemberian obat

2. klien dan Setelah dilakuakan Verbal 1. Klien dan keluarga dapat Observasi
keluarga dapat penyuluhan selama menjelaskan pengertian asam urat 1. Identifikasi kesiapan klien dan keluarga kesiapan
mengetahui 1x30 menit tingkat (Artritis Gout) dalam menerima informasi
tentang pengetahuan klien dan 2. Klien dan keluarga dapat 2. Identifikasi factor yang dapat meningkatkan dan
penyakit asam keluarga meningkat menjelaskan penyebab asam urat menurunkan motivasi klien dan keluarga untuk
urat (Artritis (Artritis Gout) menerapkan pola hidup sehat.
Gout) Setelah dilakuakan
penyuluhan selama
2x30 menit Verbal dan 1. Klien dan keluarga dapat Terapeutik
diharapkan klien dan psikomotor menjelaskan tanda gejala asam urat 3. Sediakan materi dan media pendidikan
keluarga mengetahui (Artritis Gout) 4. Jadwalkan dengan klien dan keluarga untuk
tentang penyakit asam 2. Klien dan keluarga dapat pendidikan kesehatan
urat (Artritis Gout) menjelaskan cara menatasi asam 5. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk
urat (Artritis Gout) bertanya
3. Klien dan keluarga dapat Edukasi
menjelaskan macam-macam 6. Ajarkan klien dan keluarga strategi yang dapat
makanan yang tinggi purin digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.
58

d. Tindakan Keperawatan

Tabel 4.10 Tindakan pasien 1 Keperawatan Keluarga Dengan Asam Urat (Artritis Gout) Di Puskesmas Karang
Joang Balikpapan Utara Tahun 2021
No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
1. Nyeri akut 18 Juli Observasi S : Ny.R mengatakan nyeri di lutut kaki kiri dan
berhubungan 2021 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, akan konsumsi obat yang sudah diresepkan
dengan kualitas, intensitas nyeri. P : nyeri dirasakan bertambah ketika Ny.R
ketidakmampu 2. Mengidentifikasi skala nyeri mengkonsumsi kacang-kacangan
an keluarga 3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal Q : nyeri seperti digigit gigit
Ny.R merawat 4. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan R : dilutut kaki kiri
anggota yang meringankan nyeri S : skala 6
menderita 5. mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri T : saat lutut diluruskan dan tekuk
asam urat 6. Memonitor tanda-tanda vital
(Artritis Gout) Terapeutik O : Ny.R tampak meringis dan gelisah
7. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
seperti kompres hangat pada daerah nyeri A : masalah belum teratasi
Memonitor keberhasilan terapi komplementer P : lanjutkan intervensi : 1, 2, 6, 9, 11, 12
8. yang sudah diberikan
Edukasi
9. Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri
10. Menelaskan strategi meredakan nyeri
11. Mengajarkan kepada klien dan keluarga tehnik non
farmakologis untuk mengurangi nyeri (tehnik rileksasi)
12. Menganjurkan klien dan keluarga tehnik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Berkolaborasi dengan pelayanan kesehatan dalam
pemberian obat
19 Juli Observasi S : Ny.R mengatakan akan kompres daerah nyeri
2021 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan mencoba tehnik rileksasi
kualitas, intensitas nyeri. P : nyeri dirasakan berkurang setelah dikompres
59

2. Mengidentifikasi skala nyeri dan melakukan tehnik rileksasi


6. Memonitor tanda-tanda vital Q : nyeri seperti digigit gigit
Edukasi R : dilutut kaki kiri
9. Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri S : skala 6
11. Mengajarkan kepada klien dan keluarga tehnik non T : saat lutut diluruskan dan tekuk
farmakologis untuk mengurangi nyeri (tehnik rileksasi)
12. Menganjurkan klien dan keluarga tehnik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (seperti kompres hangat) O : gelisah dan meringis Ny.R sudah menurun
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi : 1, 2, 6, 9, 11, 12
21 Juli Observasi S : keluarga dan Ny.R mengatakan menghindari
2021 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, makanan penyebab nyeri dan ketika Ny.R
kualitas, intensitas nyeri. merasakan nyeri akan melakukan tehnik rileksasi
2. Mengidentifikasi skala nyeri dan mengkompres daerah nyeri
6. Memonitor tanda-tanda vital P : nyeri dirasakan berkurang setelah dikompres
Edukasi dan melakukan tehnik rileksasi
9. Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri Q : nyeri seperti digigit gigit
11. Mengajarkan kepada klien dan keluarga tehnik non R : dilutut kaki kiri
farmakologis untuk mengurangi nyeri (tehnik rileksasi) S : skala 3
Menganjurkan klien dan keluarga tehnik T : saat lutut diluruskan dan tekuk
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (seperti
kompres hangat) O : keluarga dan Ny.R tampak mempraktikkan
tehnik rileksasi dan cara kompres daerah nyeri
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
22 Juli Terminasi Keluarga dan Ny.R mengatakan senang dikunjungi
2021 untuk dibantu mengatasi permasalahan pada Ny.R
2. Defisit 19 Juli Observasi S : keluarga dan Ny.R mengatakan tidak tahu
Pengetahuan 2021 1. Mengidentifikasi kesiapan klien dan keluarga kesiapan tentang penyakit yang diderita oleh Ny.R
berhubungan dalam menerima informasi
dengan 2. Mengidentifikasi factor yang dapat meningkatkan dan O : keluarga dan Ny.R tampak mendengarkan
ketidakmampua menurunkan motivasi klien dan keluarga untuk edukasi dengan baik
n keluarga Ny.R menerapkan pola hidup sehat.
mengenal Terapeutik A : masalah belum terasi
60

masalah 3. Sediakan materi dan media pendidikan P : lanjutkan intervensi : 1, 3, 4, 5, 6


kesehatan 4. Jadwalkan dengan klien dan keluarga untuk pendidikan
kesehatan
5. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
Ajarkan klien dan keluarga strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.
21 Juli Observasi S : keluarga dan Ny.R mengatakan asam urat
2021 1. Mengidentifikasi kesiapan klien dan keluarga kesiapan adalah penyakit sendi yang akan menimbulkan
dalam menerima informasi Kristal berbentuk jarum.
Terapeutik
3. Menyediakan materi dan media pendidikan O : keluarga dan Ny.R tampak menjelaskan
4. Jadwalkan dengan klien dan keluarga untuk pendidikan kembali tentang penyakit asam urat dan
kesehatan mendengarkan edukasi dengan baik
5. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi A : masalah teratasi
Ajarkan klien dan keluarga strategi yang dapat digunakan P : hentikan intervensi
untuk meningkatkan perilaku hidup sehat

22 Juli Terminasi Keluaraga dan Tn.S mengatakan senang karena


2021 mendapat edukasi tentang penyakit asa urat

Tabel 4.11 Tindakan pasien 2 Keperawatan Keluarga Dengan Asam Urat (Artritis Gout) Di Puskesmas Karang Joang
Balikpapan Utara Tahun 2021
No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
1. Nyeri akut 18 Juli Observasi S : Tn.S mengatakan nyeri betambah saat
berhubungan 2021 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, konsumsi sayur nyeri di pergelangan kaki kanan
dengan kualitas, intensitas nyeri. dan kiri dan akan meminum obat yang sudah
ketidakmampuan 2. Mengidentifikasi skala nyeri diresepkan
61

keluarga Tn.S 3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal P : nyeri dirasakan bertambah ketika Tn.S
merawat anggota 4. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan mengkonsumsi sayur sayuran
yang menderita meringankan nyeri Q : nyeri seperti ditusuk tusuk
asam urat 5. mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri R : dipergelangan kaki kanan dan kiri
(Artritis Gout) 6. Memonitor tanda-tanda vital S : skala 5
Terapeutik T : nyei saat kaki digerakkkan
7. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
seperti kompres hangat pada daerah nyeri O : Tn.S tampak meringis dan gelisah
Memonitor keberhasilan terapi komplementer
8. yang sudah diberikan A : masalah belum teratasi
Edukasi P : lanjutkan intervensi : 1, 2, 6, 9, 11, 12
9. Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri
10. Menelaskan strategi meredakan nyeri
11. Mengajarkan kepada klien dan keluarga tehnik non
farmakologis untuk mengurangi nyeri (tehnik rileksasi)
12. Menganjurkan klien dan keluarga tehnik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Berkolaborasi dengan pelayanan kesehatan dalam
pemberian obat
19 Juli Observasi S : Tn.S mengatakan akan melakukan tehnik
2021 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, rileksasi dan mengkompres daerah nyeri
kualitas, intensitas nyeri. P : nyeri berkurang setelah melakukan tehnik
2. Mengidentifikasi skala nyeri rileksasi dan kompres daerah nyeri
6. Memonitor tanda-tanda vital Q : nyeri seperti ditusuk tusuk
Edukasi R : dipergelangan kaki kanan dan kiri
9. Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri S : skala 5
11. Mengajarkan kepada klien dan keluarga tehnik non T : kadang kadang
farmakologis untuk mengurangi nyeri (tehnik rileksasi)
12. Menganjurkan klien dan keluarga tehnik nonfarmakologis O : Tn.S tampak mempraktikkan tehnik rileksasi
untuk mengurangi rasa nyeri (seperti kompres hangat) dan cara kompres daerah nyeri

A : masalah teratasi sebagian


P : lanjutkan intervensi 1, 2, 6, 9, 11, 12
62

21 Juli Observasi S : keluarga dan Tn.S mengatakan jika nyeri


2021 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, diarasakan akan kompres daerah nyeri
kualitas, intensitas nyeri. P : nyeri berkurang setelah melakukan kompres
2. Mengidentifikasi skala nyeri daerah nyeri
6. Memonitor tanda-tanda vital Q : nyeri seperti ditusuk tusuk
Edukasi R : dipergelangan kaki kanan dan kiri
9. Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri S : skala 3
11. Mengajarkan kepada klien dan keluarga tehnik non T : kadang kadang
farmakologis untuk mengurangi nyeri (tehnik rileksasi)
12. Menganjurkan klien dan keluarga tehnik nonfarmakologis O : Tn.S tampak mempraktikan cara kompres
untuk mengurangi rasa nyeri (seperti kompres hangat) daerah nyeri

A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
22 Juli Terminasi Keluarga dan Tn.S mengatakan senang dikunjungi
2021 untuk dibantu mengatasi permasalahan pada Tn.S
2. Defisit 19 Juli Observasi S : keluarga dan Tn.S mengatakan tidak tahu
Pengetahuan 2021 1. Mengidentifikasi kesiapan klien dan keluarga kesiapan tentang penyakit asam urat
berhubungan dalam menerima informasi
dengan 2. Mengidentifikasi factor yang dapat meningkatkan dan O : keluarga dan Tn.S mendengarkan edukasi
ketidakmampuan menurunkan motivasi klien dan keluarga untuk dengan baik
keluarga Tn.S menerapkan pola hidup sehat.
mengenal masalah Terapeutik A : masalah belum teratasi
kesehatan 3. Sediakan materi dan media pendidikan P : lanjutkan intervensi 1,3, 4, 5, 6
4. Jadwalkan dengan klien dan keluarga untuk pendidikan
kesehatan
5. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
6. Ajarkan klien dan keluarga strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.
21 Juli Observasi S : keluarga dan Tn.S mengatakan asam urat
2021 1. Mengidentifikasi kesiapan klien dan keluarga kesiapan adalah penyakit sendi yang ditandai dengan nyeri
dalam menerima informasi pada kaki atau tangan.
Terapeutik
63

3. Menyediakan materi dan media pendidikan O : keluarga dan Tn.S tampak menjelaskan
4. Jadwalkan dengan klien dan keluarga untuk pendidikan kembali tentang penyakit asam urat dan
kesehatan mendengarkan edukasi dengan baik
5. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi A : masalah teratasi
Ajarkan klien dan keluarga strategi yang dapat digunakan P : hentikan intervensi
untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.
22 Juli Terminasi Keluaraga dan Tn.S mengatakan senang karena
2021 mendapat edukasi tentang penyakit asa urat

Tabel 4.12 Evalusi Keperawatan Keluarga Dengan Asam Urat (Artritis Gout) Di Puskesmas Karang Joang Balikpapan Utara
Tahun 2021

klien 1 Klien 2

Tanggal Diagnosa Evaluasi Tanggal Diagnosa Evaluasi

19 Juli Diagnosa 1 S : Ny.R mengatakan nyeri masih terasa 19 Juli Diagnosa 1 S : Tn.S mengatakan nyeri masih terasa
2021 Nyeri akut P :Nyeri semakin terasa ketika 2021 Nyeri akut P :Nyeri semakin terasa ketika mengkonsumsi
berhubungan mengkonsumsi makanan kacang- berhubungan dengan sayuran.
dengan kacangan. ketidakmampuan Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
ketidakmampua Q : Nyeri seperti digit-gigit keluarga Ny.R R : Nyeri di pergelangan kaki kanan dan kiri
n keluarga R : Nyeri di lutut kaki kiri merawat anggota S : skala nyeri 5
Ny.R merawat S : skala nyeri 6 yang menderita T : Nyeri hilang timbul
anggota yang T : Nyeri hilang timbul dan dirasakan asam urat (Artritis
menderita asam ketika lutut ditekuk dan diluruskan Gout) O : Tn.S tampak meringis dan gelisah
urat (Artritis Asam Urat : 7,8 mg/dL
Gout) O : Ny.R tampak meringis dan gelisah TD : 120/80 N: 90 x/menit
Asam Urat : 7 mg/dL RR : 20 x/menit S : 35,5 c
64

TD : 130/80 N: 90 x/menit
RR : 20 x/menit A : masalah teratasi sebagian
S : 36,0 c P : lanjutkan intervensi ; 1, 2, 6, 9, 11, 12

A : masalah teratasi sebagian


P : lanjutkan intervensi ; 1, 2, 6, 9, 11, 12
21 Juli Diagnosa 1 S : Ny.R mengatakan nyeri berkurang 21 Juli Diagnosa 1 S: Tn.S mengatakan nyeri berkurang setelah
2021 Nyeri akut setelah rutin minum obat asam urat 2021 Nyeri akut rutin minum obat asam urat dan tidak
berhubungan P :Nyeri berkurang setalah minum obat berhubungan dengan mengkonsumsi sayuran.
dengan Q : Nyeri seperti digit-gigit ketidakmampuan P :Nyeri berkurang setalah minum obat
ketidakmampua R : Nyeri di lutut kaki kiri keluarga Ny.R Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
n keluarga S : skala nyeri 3 merawat anggota R : Nyeri di pergelangan kaki kanan dan kiri S :
Ny.R merawat T : Nyeri hilang timbul yang menderita skala nyeri 3
anggota yang asam urat (Artritis T : Nyeri hilang timbul
menderita asam O : Ny.R tampak sedikit rileks Meringis Gout)
urat (Artritis dan gelisah Ny.R sudah menurun O : Gelisah Tn.S sudah menurun Ekpresi
Gout) Asam Urat : 6,5 mg/dL meringis Tn.S sudah menurun Asam Urat : 7,2
TD : 130/80 N: 90 x/menit mg/dL TD : 120/80 N: 90 x/menit RR : 20
RR : 20 x/menit x/menit S : 35,5 c
S : 36,0 c A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi ; 1, 2, 6, 9, 11, 12
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi ; 1, 2, 6, 9, 11, 12

Diagnosa 2 S : Ny.R mengatakan penyakit asam urat Diagnosa 2 S : Tn.S mengatakan bahwa penyakit asam urat
Defisit (Artritis Gout) adalah penyakit sendi yang Defisit Pengetahuan adalah penyakit sendi yang ditandai dengan
Pengetahuan akan menimbulkan Kristal berbentuk berhubungan dengan nyeri pada kaki atau tangan.
berhubungan jarum. ketidakmampuan O : Tn.S dapat menjelaskan pengertian
dengan O : Ny.R dapat menjelaskan pengertian keluarga Tn.S penyakit asam urat (Artritis Gout).
ketidakmampua penyakit asam urat (Artritis Gout). mengenal masalah Tn.S dapat menjelaskan tanda gejala penyakit
n keluarga Ny.R dapat menjelaskan tanda gejala kesehatan asam urat (Artritis Gout).
Ny.R mengenal penyakit asam urat (Artritis Gout). Ny.R Tn.S dapat menjelaskan penyebab penyakit
65

masalah dapat menjelaskan penyebab penyakit asam urat (Artritis Gout).


kesehatan asam urat (Artritis Gout). Ny.R dapat Tn.S dapat menjelaskan cara mengatasi
menjelaskan cara mengatasi penyakit penyakit asam urat (Artritis Gout)
asam urat (Artritis Gout). A : masalah teratasi sebagian
A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi : 1, 3, 4, 5, 6
P : lanjutkan intervensi : 1, 3, 4, 5, 6
22 Juli Diagnosa 1 S : Ny.R mengatakan nyeri berkurang dan 22 Juli Diagnosa 1 S : Tn.S mengatakan nyeri berkurang dan
2021 Nyeri akut merasa lebih baik setelah melakukan 2021 Nyeri akut merasa lebih baik setelah menghindari
berhubungan tehnik nafas dalam dan tehnik rileksasi. berhubungan dengan makanan pemicu asam urat tinggi.
dengan P :Nyeri berkurang setelah melakukan ketidakmampuan Q : Nyeri seperti digit-gigit
ketidakmampua tehnik nafas dalam dan tehnik rileksasi. keluarga Ny.R R : Nyeri di lutut kaki kiri
n keluarga Q : Nyeri seperti digit-gigit merawat anggota S : skala nyeri 1-2
Ny.R merawat R : Nyeri di lutut kaki kiri yang menderita T : Nyeri hilang timbul
anggota yang S : skala nyeri 1-2 T : Nyeri hilang timbul asam urat (Artritis O : Tn.S tampak rileks
menderita asam dan dirasakan ketika lutut ditekuk dan Gout) Asam Urat : 7 mg/dL
urat (Artritis diluruskan TD : 120/80
Gout) N: 90 x/menit
O : Ny.R tampak menjelaskan bagaimana RR : 18 x/menit
klien melakukan tehnik nafas dalam dan S : 35,4 c
terapi rileksasi. A : masalah teratasi
Ny.R tampak rileks. P : intervensi dihentikan
Asam Urat : 6 mg/dL
TD : 130/80 N: 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,0 c

A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

Diagnosa 2 S : Ny.R mengatakan kembali bahwa Diagnosa 2 S : Tn.S mengatakan kembali bahwa bahwa
Defisit penyakit asam urat (Artritis Gout) adalah Defisit Pengetahuan penyakit asam urat adalah penyakit sendi yang
Pengetahuan penyakit sendi yang akan menimbulkan berhubungan dengan ditandai dengan nyeri pada kaki atau tangan.
berhubungan Kristal berbentuk jarum. ketidakmampuan O : Tn.S dapat menjelaskan kembali pengertian
66

dengan O : Ny.R dapat menjelaskan kembali keluarga Tn.S penyakit asam urat (Artritis Gout).
ketidakmampua pengertian penyakit asam urat (Artritis mengenal masalah Tn.S dapat menjelaskan kembali tanda gejala
n keluarga Tn.S Gout). Ny.R dapat menjelaskan kembali kesehatan penyakit asam urat (Artritis Gout). Tn.S dapat
mengenal tanda gejala penyakit asam urat (Artritis menjelaskan kembali penyebab penyakit asam
masalah Gout). Ny.R dapat menjelaskan kembali urat (Artritis Gout).
kesehatan penyebab penyakit asam urat (Artritis Tn.S dapat menjelaskan kembali cara
Gout). Ny.R dapat menjelaskan kembali mengatasi penyakit asam urat (Artritis Gout).
cara mengatasi penyakit asam urat A : masalah teratasi
(Artritis Gout). P : intervensi dihentikan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
67

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini penelitian akan membahas hasil asuhan

keperawatan keluarga pada kedua klien yang meliputi pengkajian, rencana

keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses

perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga

untuk mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga.

Pengkajian keperawatan merupakan proses pengumpulan data.

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta

kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien (Ns. Wahyu

Widagdo, 2017).

Hasil pengkajian yang dilakukan pada klien 1 pada tanggal 15-17

Juli 2021 didapatkan adanya masalah keperawatan pada keluarga Tn.A

yaitu Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny.R merawat anggota

yang menderita asam urat (Artritis Gout) dan Defisit Pengetahuan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Ny.R mengenal masalah kesehatan. Ny.R mengatakan nyeri di

lutu kaki kiri, nyeri yang dirasakan kadang kadang. Keluarga mengatakan tidak

mengetahui tentang penyakit yang dialami oleh Ny.R.

Hasil pengkajian yang dilakukan pada klien 2 pada tanggal 16-17 Juli 2021

didapatkan adanya masalah keperawatan pada keluarga Tn.S yaitu akut berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga Tn.S merawat anggota yang menderita asam urat

(Artritis Gout) dan Defisit Pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

Tn.S mengenal masalah kesehatan. Tn.S mengatakan nyeri pada pergelangan kaki kanan
68

dan kiri, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan nyeri dirasakan kadang kadang.

Keluarga dan Tn.S mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang diderita oleh

Tn.S.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan keluarga merupakan tahap kedua dari

proses keperawatan keluarga. Tahap ini merupakan kegiatan penting

dalam menentukan masalah keperawatan yang akan diselesaikan dalam

keluarga. Penetapan diagnosis keperawatan yang tidak tepat akan

memengaruhi tahapan berikutnya dalam proses keperawatan. Kemampuan

perawat dalam menganalisis data hasil pengkajian sangat diperlukan dalam

menetapkan diagnosis keperawatan keluarga.

a. Nyeri berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat

anggota keluarga

Hasil pengkajian pada dua klien menunjukan adanya masalah

nyeri akut yang ditandai pada klien 1 mengatakan kaki nya terasa nyeri

pada lutut kaki kiri ketika lutut ditekuk dan pada saat diluruskan ,

rasanya seperti digigit-gigit, dengan skala nyeri 6 dan frekuensi nyeri

yang hilang timbul. Sedangkan pada klien 2 klien mengatakan nyeri

pada pergelangan kaki kanan dan kiri, nyeri ketika kaki digerakkan

dan rasanya seperti tertusuk-tusuk di pergelangan kaki kanan dan kiri.

Klien mengatakan skala nyerinya 5 dan nyeri yang dirasakan hilang

timbul.

Menurut Andarmoyo (2013) nyeri adalah ketidaknyamanan

yang dapat disebabkan oleh efek dari penyakit-penyakit tertentu atau


69

akibat cedera. Nyeri sangatlah bepengaruh terjadinya asam urat yang

ditandai dengan kekakuan pada satu atau lebih pada sendi terjadi di

pergelangan tangan, kaki, lutut, panggul dan bahu (Zahroh & Faiza,

2018). Manifestasi klinis pada penderita asam urat terdiri dari nyeri

pada sendi, pembengkakan hingga terjadi penonjolan. Terjadinya

masalah asam urat ketika Kristal monosodium terbentuk yang akan

mengakibatkan peradangan dan penderita akan merasakan nyeri pada

daerah sendi.

Hasil pengkajian pada klien 1 tidak didapatkan adanya

pembengkakan pada lutut dan pengkajian pada klien 1 tidak

didapatkan adanya pembengkakan pada kaki. penulis berasumsi hal ini

bisa terjadi karena nyeri yang timbul tersebut disebabkan karena

adanya penumpukan kristal diarea persendian khususnya lutut

sehingga ketika lutut diluruskan atau ditekuk dan pada saat digerakkan

menyebabkan nyeri timbul, namun pada saat pasien beristirahat nyeri

tidak dirasakan. Dari nyeri yang dialami oleh pasien 1 dan 2

diharapkan dapat mengurangi nyeri dengan cara non farmakologis

seperti relaksasi nafas dalam, dan kompres hangat pada daerah nyeri

untuk menurunkan asam urat namun disamping penulis melakukan

cara ini kedua klien juga dianjurkan untuk mengkomsumsi obat untuk

asam urat yang telah diresepkan oleh dokter.

Berdasarkan hasil studi mengenai nyeri yang didapatkan dari

penilaian lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas


70

nyeri terhadap kemampuan pasien untuk mengontrol nyeri pada kedua

klien diatas dapat diketahui, setelah dilakukan implementasi pada

kedua pasien didapatkan hasil penurunan skala nyeri dan peningkatan

rasa nyaman pada kedua pasien. Penatalaksanaan nyeri secara non

farmakologis yang dilakukan adalah dengan teknik relaksasi nafas

dalam atau tehnik rileksasi dan kompres hangat di daerah nyeri.

Dengan teknik nafas dalam dan tehnik rileksasi, pasien

diharapkan dapat relax dan berkurang skala nyerinya terbukti dengan

sebelum dilakukan penatalaksanaan nyeri pada 2 pasien yang

mengalami nyeri rata-rata pada skala 5-6 (nyeri sedang). Setelah

dilakukan penatalaksanaan nyeri pada klien 1 penurunan dan

peningkatan rasa nyaman terjadi secara bertahap mulai dari hari ketiga

dengan skala nyeri 6 hingga pada hari ke 3 skala nyeri berkurang

hingga skala 2. Pada pasien 2 skala nyeri berkurang mulai dari hari

ketiga dengan skala 3 hingga pada hari ke empat skala nyeri berkurang

hingga 1-2.

Menurut Potter and Perry (2014) Teknik relaksasi napas

dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini

perawat mengajarkan kepada pasien bagaimana cara melakukan nafas

dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan

bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan (Rahmawati &

Hapsari, 2017).
71

b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal

masalah

Hasil pengkajian pada dua klien menunjukan adanya masalah

kurang pengetahuan yang ditandai dengan klien 1 klien mengatakan

sering mengkomsumsi sayur kacang dan klien selalu mengkomsumsi

sayur-sayuran, Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang

penyakit asam urat. Pada saat ditanya klien selalu menjawab tidak tahu

jika ditanya tentang asam urat. Sedangkan pada hasil pengkajian klien

2 klien mengatakan sangat suka makan sayur dan kacang-kacangan,

klien terlihat selalu bertanya, ketika ditanya klien terlihat seperti

bingung. Intervensi yang penulis ambil dalam masalah ini terkait

dengan pemberian pendididikan kesehatan perawatan klien asam urat

di rumah.

Menurut PPNI (2016) Defisit pengetahuan adalah ketiadaan

atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu

dengan tidak menunjukkan respons, perubahan, atau pola disfungsi

manusia, tetapi lebih sebagai suatu etiologi atau faktor penunjang yang

dapat menambah suatu variasi respons. Pengetahuan merupakan hasil

tahu Seseorang yang diperoleh melalui penglihatan ataupun

pendengaran dan juga pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan.

Seseorang bisa memiliki pengetahuan tinggi jika memiliki

pengetahuan yang baik serta didukung pengalaman-pengalaman dalam

mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan.


72

3. Perencanaan keperawatan

Dari pernyataan diatas penulis akan melakukan perencanaan

keperawatan yaitu pendidikan kesehatan untuk mengatasi kurang

pengetahuan pada klien 1 dan klien 2. sesuai dengan pernyataan dari

(Suliha,dkk 2002) Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan

mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok,

maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui

kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik

(Rosymida, 2018).

4. Pelaksanaan keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga merupakan tahap

keempat dari proses keperawatan keluarga. Pada tahap ini, perawat dapat

melakukan tindakan keperawatan secara mandiri dan atau melaksanakan

kerja sama dengan tim kesehatan lain. Keberhasilan tindakan keperawatan

dipengaruhi oleh kemampuan perawat, partisipasi klien dan keluarga, serta

sarana yang tersedia.

Didalam pelaksanaan rencana tindakan, penulis melakukan

penyuluhan kesehatan tentang pengertian penyakit asam urat (Artritis

Gout) dengan menggunakan leaflet, hal ini bertujuan untuk memudahkan

pemahaman kepada keluarga, dan leaflet diberikan untuk disimpan

keluarga untuk bahan pengingat jika keluarga lupa dengan yang diajarkan.

Setelah di lakukan implementasi selama 2 hari dan di dapatkan data

evaluasi kedua keluarga subjek mengatakan sudah memahami tentang apa


73

pengertian, penyebab, tanda dan gejala yang dialami serta cara mengatasi

untuk penderita asam urat. keluarga memahami dan mampu mengulangi

pengertian, penyebab, tanda dan gejala yang dialami serta cara mengatasi

untuk penderita asam urat, masalah teratasi, intervensi dihentikan.

Penulis berasumsi bahwa pendidikan kesehatan ini sangat efektif

mengatasi kurang pengetahuan dan berdampak sangat positif bagi keluarga

dan klien sesuai dengan hasil penelitian (Utomo, 2016) ada pengaruh yang

signifikan terkait pemberian pendidikan kesehatan asam urat terhadap

pengetahuan penderita asam urat.

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan,

dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, meskipun tahap evaluasi

diletakkan pada akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan bagian

integral pada setiap tahap proses keperawatan. Menurut (Badan PPSDM

Kesehatan, 2013) komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan

keperawatan terdiri dari 2 antara lain evaluasi formatif dan evaluasi

sumatif

Hasil Evaluasi yang ditemukan setelah dilakukan perawatan

selama 6 hari pada keluarga Ny.R, masalah nyeri akut berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga pada klien 1

pada tanggal 22 Juni 2021 klien 2 22 Juni 20 dengan data nyeri berkurang,

skala nyeri 1-2.


74

Evaluasi yang ditemukan setelah dilakukan perawatan selama 6

hari pada keluarga Ny.R, masalah Defisit pengetahuan berhubungan

dengan ketidakmampuan mengenal masalah pada klien 1 pada tanggal 22

Juni 2021 klien 2 pada tanggal 22 Juni 20 dengan data keluarga dapat

memahami tentang penyakit asma urat (Arthritis Gout).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan

keluarga pada klien Artritis Gout di wilayah kerja puskesmas karang joang

kecamatan Balikpapan utara pada tanggal 15 Juli 2021 sampai dengan 22 Juli

2021 peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Peneliti mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan keluarga

pada kedua klien menunjukan keluhan yang sama. Keluahan pada klien 1

yaitu nyeri pada lutut kaki kiri dan klien mengeluh nyeri pada pergelangan

kaki kanan dan kiri. Pada kedua klien menunjukkan keluhan yang sama

yaitu deficit pengetahun. Pengkajian menggunakan format pengkajian

asuhan keperawatan keluarga.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua pasien umumnya sama.

Diagnosa yang terdapat pada kedua pasien ada 2 diagnosa yaitu nyeri akut

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang menderita asam urat (Arthritis Gout) dan defisit pengetahuan

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan. Diagnosa ini muncul pada kedua pasien disebabkan oleh

adanya tanda dan gejala serta keluhan yang dirasakan sama antara kedua

pasien, selain itu kedua pasien juga memiliki pola makan yang sama.

3. Intervensi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan diagnosa

keperawatan yang dialami oleh kedua pasien, sesuai dengan diagnosa yang
76

sama antara kedua pasien. Intervensi disusun berdasarkan Standar

Intervensi Keperawatan Indonesia (2018) .

4. Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi

keperawatan yang telah disusun. Pada umum nya penulis melakukan

semua intervensi yang ada tetapi terdapat beberapa intervensi yang tidak

diimplementasikan.

5. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis selama 3 hari perawatan pada

kedua pasien dengan gout arthritis, kedua diagnosa dapat teratasi yaitu

defisit pengetahuan yang teratasi dalam 2 hari dan nyeri akut yang teratasi

dalam 3 hari.

B. SARAN

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti

tentang Asuhan Keperawatan keluarga pada klien arthritis gout.

2. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah keluasan ilmu Asuhan

keperawatan keluarga pada klien arthritis gout.

3. Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dibidang

keperawatan dalam asuhan keperawatan keluarga pasien arthritis gout.


77

DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, S. d. (2016). Asuhan Keperawatan Gout. yogyakarta:


MediAction.

Azzahro, A. (2019). Latar Belakang. Universitas Muhammadiyah Ponogoro , 1.

Badan PPSDM Kesehatan, K. R. (2013). KOnsep Asuhan Keperawatan Keluarga.

Denpasar, P. (2019). tinjauan pustaka. 1.

Diananti, N. A. (2015). Gout dan Hyperuricemia. jurnal kedokteran , 6-7.

Hidayah, N. (2019). KARYA TULIS ILMIAH. Poltekkes Kalimantan Timur , 20.

Jaliana, Suhadi, & Saty, l. o. (2015). Jimkesmas. Faktor-faktor yang berhubungan


dengan kejadian asam urat , 3-10.

Kemenkes. (2019, oktober 20). Retrieved february 9, 2021, from Apa yang
dimaksud Sehat dan Bugar: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/apa-yang-
dimaksud-sehat-dan-bugar

Kholifah, S. N., & Widagdo, N. W. (2017). BPPSDMK. Jakarta.

Kusumayanti, D., Wiardami, N. K., & Sugiani, P. P. (2017). Poltekkes Denpasar


Jurusan Gizi. Diet mencegah dan mengatasi gangua asam urat , 9.

Lailatullatifah, A. (2019). poltekkes jogja. latar belakang penyakit gout , 4 dan


16.

Megayanti, N. (2018). Latar Belakang Masalah. Poltekkes Denpasar , 1.

Ns. Wahyu Widagdo, M. S. (2017). Keperawatan keluarga dan komunitas , 88-


135.
78

Rahmawati, I., & Hapsari, H. I. (2017). PENGARUH PEMBERIAN TERAPI


NAFAS DALAM. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada , 3.

Riskesdas. (2018). Retrieved january 30, 2021, from kesmas.kemkes.go.id:


https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Has
il-riskesdas-2018_1274.pdf

Rosymida. (2018). tinjauan pustaka. 1.

Susilowati, D. (2017). promosi Kesehatan. BPPSDMK , 6.

UMP, f. i. (2014). konsep keluarga. ump , 10-11.

Utomo. (2016). PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN. ums


, 9.

Widyanto, F. (2017). ARTRITIS GOUT DAN PERKEMBANGANNYA , 6.

Willy, d. T. (2020, maret 30). pengertian asam urat. Retrieved january 30, 2021,
from www.alodokter.com: https://www.alodokter.com/rematik-asam-urat

Wulandari, N. (2019). konsep dasar gout artritis , 1-9.

yanti. (2020). faktor yang mempenaruhi asam urat , 3-4.

Zahroh, C., & Faiza, K. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan
Nyeri. JURNAL NERS DAN KEBIDANAN , 4.
Lampiran 1
80
81

Lampiran 2

Klien 1

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN I


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses
yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah
awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan
klien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehinggga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Tahap pengkajian
merupakan hal yang paling penting dan menjad dasar untuk merumuskan
intervensi, implemetasi dan evaluasi. Sasaran dalam asuhan kepewaratan
keluarga ini yakni keluarga Tn.A dengan istrinya Ny.R yang memiliki
asam urat (Artritis Gout), dimana dalam satu keluarga tinggal Di Jalan
soekarno Hatta RT55 Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Data Umum
b. Data Keluarga
c. Data pengkajian individu yang sakit
d. Data penunjang keluarga
e. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan
anggota keluarga
3. Masalah Kesehatan Keluarga
Masalah kesehatan belum muncul
82

B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum selesai dilakukan
2. Tujuan Umum
Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah
keperawatan.
3. Tujuan Khusus
a. Terkumpulnya data umum, data keluarga, data pengkajian individu
yang sakit, data penunjang keluarga dan kemmapuan kelurag
melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga
c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pengkajian Keperawatan Keluarga
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian dan alat tulis
4. Waktu : Kamis, 15 juli 2021 pukul 11.30 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.A dan Ny.S Di Jalan Soekarno Hatta
RT 55 Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Melakukan pengkajian keluarga dan observasi
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan
c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
d. Mengidentifikasi pemahaman keluarga tentang masalah kesehatan
83

3. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam
Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Didapatkan : data umum, data keluarga, data pengkajian individu yang
sakit, data penunjang keluarga dan kemmapuan kelurag melakukan
tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
84

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN II


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses
yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah
awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan
klien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehinggga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Tahap pengkajian
merupakan hal yang paling penting dan menjad dasar untuk merumuskan
intervensi, implemetasi dan evaluasi. Sasaran dalam asuhan kepewaratan
keluarga ini yakni keluarga Tn.A dengan istrinya Ny.R yang memiliki
asam urat (Artritis Gout), dimana dalam satu keluarga tinggal Di Jalan
soekarno Hatta RT55 Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Pemeriksaan Fisik pada klien dan Keluarga
3. Masalah Kesehatan Keluarga
Masalah kesehatan belum muncul

B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan
2. Tujuan Umum
Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah
keperawatan.
3. Tujuan Khusus
a. Terkumpulnya data pemeriksaan fisik klien dan keluarga
b. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga
c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.
85

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pemeriksaan fisik pada klien dan keluarga
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian, alat pemeriksaan fisik dan alat tulis
4. Waktu : Jumat, 16 juli 2021 pukul 12.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.A dan Ny.S Di Jalan Soekarno Hatta
RT 55 Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Melakukan pemeriksaan fisik pada Ny.R dan keluarga
b. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
3. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam
Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Didapatkan : data pemeriksaan fisik pada Ny.R dan keluarga
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
86

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN III


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 15-16
Juli 2021 didapatkan bahwa Ny.R telah mengalami penyakit asam urat
(Artritis Gout), Ny.R mengeluh nyeri di lutut kiri dan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang penyakit asam urat (Artritis Gout).
Pada kesempatan pertemuan ini perawat melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang di dapat. Tindakan
yang dilakukan yakni menganalisa data dan memprioritaskan masalah
keperawatan yang telah ditemukan. Sebelumnya perawat menjelaskan
masalah kesehatan kepada klien dan keluarga kemudian bersama-sama
memprioritaskan masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga
diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang menderita asam urat (Artritis
Gout).
b. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik maka ditemukannya
masalah keperawatan pada Ny.R dan keluarga, sehingga dapat
memprioritaskan masalah keperawatan yang sudah didapat.
87

3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian dan menganalisa data di temukan
masalah keperawatan pada keluarga :
a. Keluhan nyeri pada lutut kaki yang dirasakan oleh Ny.R
b. Keluarga belum mengetahui informasi tentang penyakit asam urat
(Artritis Gout) yang diderita Ny.R

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : analisa data dan prioritas masalah keperawatan
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian dan alat tulis
4. Waktu : Sabtu, 17 juli 2021 pukul 11.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.A dan Ny.R Di Jalan Soekarno Hatta
RT 55 Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Menganalisa data permasalahan keperawatan pada keluarga
b. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga
c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
3. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam
88

Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Didapatkan : data subjektif dan data objektif serta dapat
menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga.
b. Teridentifikasi masalah keperawatan
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
89

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN IV


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 15-17 Juli 2021
didapatkan data bahwa Ny.R telah mengalami penyakit asam urat dan
Ny.R mengeluh nyeri pada lutut kaki kiri. Ny.R dan keluarga kurang
mengetahui tentang penyakit asam urat. Pada kesempatan pertemuan ini
perawat akan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
permasalahan keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakukan yakni
mengajarkan tehnik rileksasi untuk mengatasi nyeri dan memberikan
sarana pendukung terlaksananya rencana tindakan keperawatan.
Sebelumnya perawat menjelaskan masalah kesehatan kepada klien dan
keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi tentang masalah kesehatan
yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita asam urat (Artritis Gout).
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, memahami tentang manajemen nyeri dan mampu
mempraktikkan merawat anggota keluarga yang menderita asam urat
(Artritis Gout).
3. Tujuan Khusus
90

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :


a. Keluhan nyeri Ny.R menurun
b. Ekspresi meringis Ny.R menurun
c. Gelisah pada Ny.R menurun

D. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan observasi
3. Media : Format Implementasi dan Alat tulis
4. Waktu : Minggu, 18 juli 2021 pukul 19.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.A dan Ny.R Di Jalan Soekarno Hatta
RT 55 Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan
b. Melakukan tindakan keperawatan manajemen nyeri dengan
mengidentifikasi nyeri, mengajarkan tehnik non farmakologis
(tehnik rileksasi), menganjurkan tetap konsumsi obat yang
diresepkan.
c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
3. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga setelah dilakukan tindakan
keperawatan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam
91

Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami dan mengerti manajemen nyeri
b. Keluarga dapat memahami cara merawat anggota keluarga yang
menderita asam urat (Artritis Gout)
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
92

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN V


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 15-17 Juli 2021
didapatkan data bahwa Ny.R telah mengalami penyakit asam urat dan
Ny.R mengeluh nyeri pada lutut kaki kiri. Keluaraga dan Ny.R kurang
mengetahui tentang penyakit asam urat. Pada kesempatan pertemuan ini
perawat akan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
permasalahan keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakukan yakni
melakukan penyuluhan serta memberikan sarana pendukung terlaksananya
rencana tindakan keperawatan. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah
kesehatan kepada klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi
tentang masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.R yang menderita asam
urat (Artritis Gout).

3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
93

a. Memahami dan mengerti tentang pengertian asam urat (Artritis Gout).


b. Memahami dan mengerti tentang penyebab asam urat (Artritis Gout).
c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala asam urat (Artritis Gout)
d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi asam urat (Artritis
Gout).

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan Penyuluhan
3. Media : Leaflet dan alat tulis
4. Waktu : Senin, 19 juli 2021 pukul 19.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.A dan Ny.R Di Jalan Soekarno Hatta
RT 55 Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan
b. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
c. Menjelaskan pengertian asam urat (Artritis Gout)
d. Menjelaskan tanda gejala asam urat (Artritis Gout)
e. Menjelaskan penyebab asam urat (Artritis Gout)
f. Menjelaskan cara mengatasi asam urat (Artritis Gout)
3. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga setelah diberikan penyuluhan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam
94

Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami tentang pengertian asam urat (Artritits
Gout)
b. Keluarga dapat memahami tentang penyebab asam urat (Artritis Gout)
c. Keluarga dapat memahami tentang tanda gejala asam urat (Artritis
Gout)
d. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi asam urat (Artritis
Gout).
e. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
95

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN VI


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 15-17 Juli 2021
didapatkan data bahwa Ny.R telah mengalami penyakit asam urat dan
Ny.R mengeluh nyeri pada lutut kaki kiri. Ny.R dan keluarga kurang
mengetahui tentang penyakit asam urat. Pada kesempatan pertemuan ini
perawat akan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
permasalahan keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakukan yakni
melakukan rindakan keperawatan pada masalah keperawatan nyeri akut
dan deficit pengetahuan. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah
kesehatan kepada klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi
tentang masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita asam urat (Artritis Gout).
b. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, memahami dan mampu mempraktikkan secara mandiri tentang
manajemen nyeri dan mampu mempraktikkan merawat anggota keluarga
yang menderita asam urat (Artritis Gout). klien dan keluarga dapat
96

mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.R yang menderita asam


urat (Artritis Gout).
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
a. Keluhan nyeri Ny.R menurun
b. Ekspresi meringis Ny.R menurun
c. Gelisah pada Ny.R menurun
d. Memahami dan mengerti tentang pengertian asam urat (Artritis Gout).
e. Memahami dan mengerti tentang penyebab asam urat (Artritis Gout).
f. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala asam urat (Artritis Gout)
g. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi asam urat (Artritis
Gout).

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan Penyuluhan
3. Media : Leaflet dan alat tulis
4. Waktu : Rabu, 21 juli 2021 pukul 19.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.A dan Ny.R Di Jalan Soekarno Hatta
RT 55 Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Melakukan tindakan keperawatan manajemen nyeri dengan
mengidentifikasi nyeri, mengajarkan tehnik non farmakologis (tehnik
rileksasi), menganjurkan tetap konsumsi obat yang diresepkan.
b. Menjelaskan pengertian asam urat (Artritis Gout)
97

c. Menjelaskan tanda gejala asam urat (Artritis Gout)


d. Menjelaskan penyebab asam urat (Artritis Gout)
e. Menjelaskan cara mengatasi asam urat (Artritis Gout)
3. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga setelah dilakukan tindakan keperawatan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam

Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami dan mengerti tentang manajemen nyeri
b. Keluarga dapat memahami tentang konsep asam urat (Artritits Gout),
penyebab asam urat (Artritis Gout), tanda gejala asam urat (Artritis
Gout) dan cara mengatasi asam urat (Artritis Gout).
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
98

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN VII


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Evaluasi merupakan proses keperawatan paling akhir. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan intervensi
keperawatan yang sudah diharapkan. Dari hasil evaluasi maka perawat
dapat menentukan planning selanjutnya. Intervensi keperawatan pada
Ny.R pada tanggal 18, 19, 21 Juli 2021 yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan yang telah diemukan pada saat pengkajian.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita asam urat (Artritis Gout).
b. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Tujuan Umum
Mengevaluasi hasil pertemuan sebelumnya dengan Ny.R dan keluarga
3. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi perubahan tingkat nyeri pada Ny.R
b. Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Ny.R terkait dengan
penyakit asam urat (Artritis Gout).

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Evaluasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan observasi
99

3. Media : Format Evaluasi dan alat tulis


4. Waktu : Kamis, 22 juli 2021 pukul 19.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.A dan Ny.R Di Jalan Soekarno Hatta
RT 55 Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Evaluasi keluarga dan observasi
b. Mengidentifikasi tingkat nyeri pada Ny.R
c. Mengidentifikasi pemahaman keluarga dan Ny.R terkait penyakit asam
urat (Artritis Gout).
3. Terminasi
a. Mengakhiri pertemuan
b. Mengucap salam
Kriteria hasil
1. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
2. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil :
a. Tingkat nyeri pada Ny.R sudah hilang
b. Keluarga dan Ny.R lebih memahami tentang penyakit asam urat
(Artritis Gout).
100

Klien 2

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN I


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses
yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah
awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan
klien. Tahap pengkajian merupakan hal yang paling penting dan menjadi
dasar untuk merumuskan intervensi, implemetasi dan evaluasi. Sasaran
dalam asuhan kepewaratan keluarga ini yakni keluarga Tn.S yang
memiliki asam urat (Artritis Gout), dimana dalam satu keluarga tinggal Di
Jalan Sungai Wain No 44 RT 55 Kelurahan Karang Joang.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Data Umum
b. Data Keluarga
c. Data pengkajian individu yang sakit
d. Data penunjang keluarga
e. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan
anggota keluarga
3. Masalah Kesehatan Keluarga
Masalah kesehatan belum muncul

B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum selesai dilakukan
2. Tujuan Umum
101

Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah


keperawatan.

3. Tujuan Khusus
a. Terkumpulnya data umum, data keluarga, data pengkajian individu
yang sakit, data penunjang keluarga, kemamapuan keluarga melakukan
tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga, analisa data dan
prioritas diagnosa keperawatan.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan keluarga
c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pengkajian keperawatan keluarga
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik
4. Waktu : Jumat, 16 juli 2021 pukul 13.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.S Di Jalan Sungai Wain No 44 RT 55
Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Melakukan pengkajian keluarga dan observasi
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan
c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
d. Mengidentifikasi pemahaman keluarga tentang masalah kesehatan
e. Melakukan pemeriksaan fisik pada Tn.S dan keluarga
102

3. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam
Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Didapatkan : data umum, data keluarga, data pengkajian individu yang
sakit, data penunjang keluarga dan kemamapuan keluarga melakukan
tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
103

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN II


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 16 Juli
2021 didapatkan bahwa Tn.S telah mengalami penyakit asam urat (Artritis
Gout), Tn.S mengeluh nyeri di pergelangan kaki kanan dan kiri dan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit asam urat (Artritis
Gout).
Pada kesempatan pertemuan ini perawat melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang di dapat. Tindakan
yang dilakukan yakni menganalisa data dan memprioritaskan masalah
keperawatan yang telah ditemukan. Sebelumnya perawat menjelaskan
masalah kesehatan kepada klien dan keluarga kemudian bersama-sama
memprioritaskan masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga
diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang menderita asam urat (Artritis
Gout).
b. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
104

2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik maka ditemukannya
masalah keperawatan pada Tn.S dan keluarga, sehingga dapat
memprioritaskan masalah keperawatan yang sudah didapat.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian dan menganalisa data di temukan
masalah keperawatan pada keluarga :
a. Keluhan nyeri pada lutut kaki yang dirasakan oleh Tn.S
b. Keluarga belum mengetahui informasi tentang penyakit asam urat
(Artritis Gout) yang diderita Tn.S

E. Rencana Kegiatan
1. Topik : analisa data dan prioritas masalah keperawatan
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format pengkajian dan alat tulis
4. Waktu : Sabtu, 17 juli 2021 pukul 13.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.S Di Jalan sungai Wain No 44 RT 55
Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Menganalisa data permasalahan keperawatan pada keluarga
b. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga
c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
3. Terminasi
a. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
b. Mengucap salam
105

Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Didapatkan : data subjektif dan data objektif serta dapat
menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga.
b. Teridentifikasi masalah keperawatan
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
106

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN III


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 16-17 Juli 2021
didapatkan data bahwa Tn.S telah mengalami penyakit asam urat dan Tn.S
mengeluh nyeri pada lutut kaki kiri. Tn.S dan keluarga kurang mengetahui
tentang penyakit asam urat. Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan
keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakukan yakni mengajarkan
tehnik rileksasi untuk mengatasi nyeri dan memberikan sarana pendukung
terlaksananya rencana tindakan keperawatan. Sebelumnya perawat
menjelaskan masalah kesehatan kepada klien dan keluarga kemudian
bersama-sama berdiskusi tentang masalah kesehatan yang ada sehingga
keluarga diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita asam urat (Artritis Gout).
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, memahami tentang manajemen nyeri dan mampu
mempraktikkan merawat anggota keluarga yang menderita asam urat
(Artritis Gout).
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
107

a. Keluhan nyeri Tn.S menurun


b. Ekspresi meringis Tn.S menurun
c. Gelisah pada Tn.S menurun

F. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan observasi
3. Media : Format Implementasi dan Alat tulis
4. Waktu : Minggu, 18 juli 2021 pukul 14.00 WITA
6. Tempat : Rumah keluarga Tn.S Di Jalan sungai Wain No 44 RT 55
Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan
b. Melakukan tindakan keperawatan manajemen nyeri dengan
mengidentifikasi nyeri, mengajarkan tehnik non farmakologis
(tehnik rileksasi), menganjurkan tetap konsumsi obat yang
diresepkan.
c. Memberikan penghargaan pada hal postif yang dilakukan
3. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga setelah dilakukan tindakan
keperawatan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam
108

Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami dan mengerti manajemen nyeri
b. Keluarga dapat memahami cara merawat anggota keluarga yang
menderita asam urat (Artritis Gout)
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
109

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN V


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 16-17 Juli 2021
didapatkan data bahwa Tn.S telah mengalami penyakit asam urat dan Tn.S
mengeluh nyeri pada lutut kaki kiri. Tn.S dan keluarga kurang mengetahui
tentang penyakit asam urat. Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan permasalahan
keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakukan yakni melakukan
penyuluhan serta memberikan sarana pendukung terlaksananya rencana
tindakan keperawatan. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah
kesehatan kepada klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi
tentang masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, memahami tentang penyakit pada Ny.R yang menderita asam
urat (Artritis Gout).
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
a. Memahami dan mengerti tentang pengertian asam urat (Artritis Gout).
110

b. Memahami dan mengerti tentang penyebab asam urat (Artritis Gout).


c. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala asam urat (Artritis Gout)
d. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi asam urat (Artritis
Gout).

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan Penyuluhan
3. Media : Leaflet dan alat tulis
4. Waktu : Senin, 19 juli 2021 pukul 20.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.S Di Jalan sungai Wain No 44 RT 55
Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan
b. Menyebutkan materi yang akan disampaikan
c. Menjelaskan pengertian asam urat (Artritis Gout)
d. Menjelaskan tanda gejala asam urat (Artritis Gout)
e. Menjelaskan penyebab asam urat (Artritis Gout)
f. Menjelaskan cara mengatasi asam urat (Artritis Gout)
3. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga setelah diberikan penyuluhan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam
111

Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami tentang pengertian asam urat (Artritits
Gout)
b. Keluarga dapat memahami tentang penyebab asam urat (Artritis Gout)
c. Keluarga dapat memahami tentang tanda gejala asam urat (Artritis
Gout)
d. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi asam urat (Artritis
Gout).
e. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
112

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN VI


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 16-17 Juli 2021
didapatkan data bahwa Ny.R telah mengalami penyakit asam urat dan
Ny.R mengeluh nyeri pada lutut kaki kiri. Ny.R dan keluarga kurang
mengetahui tentang penyakit asam urat. Pada kesempatan pertemuan ini
perawat akan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
permasalahan keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakukan yakni
melakukan rindakan keperawatan pada masalah keperawatan nyeri akut
dan deficit pengetahuan. Sebelumnya perawat menjelaskan masalah
kesehatan kepada klien dan keluarga kemudian bersama-sama berdiskusi
tentang masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan selanjutnya.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita asam urat (Artritis Gout).
b. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, memahami dan mampu mempraktikkan secara mandiri tentang
manajemen nyeri dan mampu mempraktikkan merawat anggota keluarga
yang menderita asam urat (Artritis Gout). klien dan keluarga dapat
113

mengerti, memahami tentang penyakit pada Tn.S yang menderita asam


urat (Artritis Gout).
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
a. Keluhan nyeri Tn.S menurun
b. Ekspresi meringis Tn.S menurun
c. Gelisah pada Tn.S menurun
d. Memahami dan mengerti tentang pengertian asam urat (Artritis Gout).
e. Memahami dan mengerti tentang penyebab asam urat (Artritis Gout).
f. Memahami dan mengerti tentang tanda gejala asam urat (Artritis Gout)
g. Memahami dan mengerti tentang cara mengatasi asam urat (Artritis
Gout).

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Implementasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan Penyuluhan
3. Media : Leaflet dan alat tulis
4. Waktu : Rabu, 21 juli 2021 pukul 20.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.S Di Jalan sungai Wain No 44 RT 55
Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Melakukan tindakan keperawatan manajemen nyeri dengan
mengidentifikasi nyeri, mengajarkan tehnik non farmakologis (tehnik
rileksasi), menganjurkan tetap konsumsi obat yang diresepkan.
b. Menjelaskan pengertian asam urat (Artritis Gout)
114

c. Menjelaskan tanda gejala asam urat (Artritis Gout)


d. Menjelaskan penyebab asam urat (Artritis Gout)
e. Menjelaskan cara mengatasi asam urat (Artritis Gout)
3. Terminasi
a. Menanyakan perasaan keluarga setelah dilakukan tindakan keperawatan
b. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengucap salam

Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Keluarga dapat memahami dan mengerti tentang manajemen nyeri
b. Keluarga dapat memahami tentang konsep asam urat (Artritits Gout),
penyebab asam urat (Artritis Gout), tanda gejala asam urat (Artritis
Gout) dan cara mengatasi asam urat (Artritis Gout).
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
115

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN VII


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Evaluasi merupakan proses keperawatan paling akhir. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan intervensi
keperawatan yang sudah diharapkan. Dari hasil evaluasi maka perawat
dapat menentukan planning selanjutnya. Intervensi keperawatan pada
Ny.R pada tanggal 18, 19, 21 Juli 2021 yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan yang telah diemukan pada saat pengkajian.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita asam urat (Artritis Gout).
b. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Tujuan Umum
Mengevaluasi hasil pertemuan sebelumnya dengan Tn.S dan keluarga
3. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi perubahan tingkat nyeri pada Tn.S
b. Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Tn.S terkait dengan
penyakit asam urat (Artritis Gout).

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Evaluasi Keperawatan
2. Metode : wawancara dan observasi
116

3. Media : Format Evaluasi dan alat tulis


4. Waktu : Kamis, 22 juli 2021 pukul 20.00 WITA
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.S Di Jalan sungai Wain No 44 RT 55
Km. 15 Kelurahan Karang Joang.
Strategi pelaksanaan
1. Orientasi:
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
2. Kerja :
a. Evaluasi keluarga dan observasi
b. Mengidentifikasi tingkat nyeri pada Ny.R
c. Mengidentifikasi pemahaman keluarga dan Ny.R terkait penyakit asam
urat (Artritis Gout).
3. Terminasi
a. Mengakhiri pertemuan
b. Mengucap salam
Kriteria hasil
4. Struktur :
a. LP (laporan pendahuluan) disiapkan
b. Leaflet atau media disiapkan
5. Proses :
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil :
a. Tingkat nyeri pada Ny.R sudah hilang
b. Keluarga dan Ny.R lebih memahami tentang penyakit asam urat
(Artritis Gout).
117

Lampiran 3

Satuan Acara Penyuluhan

Bidang studi : Keperawatan keluarga

Topik : asam urat (Artritis Gout)

Sasaran : Keluarga

Tempat : Rumah Ny.R dan Tn.S

Hari/Tanggal : 19 Juli 2021

Waktu : 30 Menit

A. Latar Belakang
Arthritis gout atau sering dikenal dengan asam urat merupakan penyakit
yang menyerang daerah persendian. Hal ini disebabkan oleh kadar asam urat
yang tinggi yang diakibatkan oleh faktor genetik atau keturunan dan pola
hidup yang sering mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat
purin. Zat purin merupakan bagian inti protein, dan protein banyak di peroleh
pada makanan jeroan, daging dan kacang-kacangan (Megayanti, 2018).
Berdasarkan hasil pengkajian pada klien dan keluarga didapatkan
keterangan bahwa klien menderita kelebihan asam urat dan kadang-kadang
mengeluh nyeri di kaki.

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan klien dapat memahami mengenai asam urat
(Artritis Gout).
118

C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian asam urat (Artritis Gout).
2. Menyebutkan tanda gejala asam urat (Artritis Gout).
3. Menyebutkan penyebab asam urat (Artritis Gout).
4. Menyebutkan cara mengatasi asam urat (Artritis Gout).

D. Sasaran
Keluarga Ny.R dan Keluarga Tn.S

E. Materi
1. Pengertian asam urat (Artritis Gout).
2. Tanda gejala asam urat (Artritis Gout).
3. Penyebab asam urat (Artritis Gout).
4. Cara mengatasi asam urat (Artritis Gout).

F. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

G. Media
1. Leaflet

H. Evaluasi
1. Prosedur : Post Tes
2. Jenis Tes : Lisan
3. Soal :
a. Sebutkan pengertian asam urat (Artritis Gout) ?
b. Sebutkan tanda gejala asam urat (Artritis Gout) ?
c. Sebutkan penyebab asam urat (Artritis Gout) ?
d. Sebutkan cara mengatasi asam urat (Artritis Gout) ?
119

I. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
1 5 menit Pembukaan : 1. Menjawab Katakata/
1. Mengucap salam salam kalimat
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari kegiatan dan menyimak
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan
disampaikan
2 15 Pelaksanaan : 1. Mendengarka Leaflet
Menit 1. Menjelaskan pengertian asam n dan
urat (Artritis Gout) menyimak
2. Menjelaskan tanda gejala asam 2. Bertanya
urat (Artritis Gout) mengenai
3. Menjelaskan penyebab asam urat halhal yang
(Artritis Gout) belum jelas
4. Menjelaskan cara mengatasi dan
asam urat (Artritis Gout) dimengerti
3 5 Menit Evaluasi : Menjawab Katakata/
Menanyakan kepada klien tentang Pertanyaan kalimat
matrei yang telah disampaikan
4 5 Menit Terminasi : Mendengarakan Katakata/
Mengucap terimakasi atas waktu dan membalas kalimat
yang sudah diluangkan, perhatian ucapan
serta peran aktif klien selama terimakasih.
mengikuti kegiatan penyuluhan. Menjawab salam.
Salam penutup
120

J. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
a. Klien ikut dalam kegiatan penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah Ny.R
2. Evaluasi proses :
a. Klien antusias terhadap materi penyuluhan
b. Klien terlibat dalam kegiatan penyuluhan (diskusi)
3. Evaluasi hasil
Klien mengerti tentang asam urat (Artritis Gout) dan mampu menjelaskan
ulang :
a. Pengertian asam urat (Artritis Gout).
b. Tanda gejala asam urat (Artritis Gout).
c. Penyebab asam urat (Artritis Gout).
d. Cara mengatasi asam urat (Artritis Gout).
121

Materi
Asam urat (Artritis Gout)

A. Pengertian Asam urat (Artritis Gout)


Arthritis gout atau sering dikenal dengan asam urat merupakan
penyakit yang menyerang daerah persendian. Hal ini disebabkan oleh kadar
asam urat yang tinggi yang diakibatkan oleh faktor genetik atau keturunan dan
pola hidup yang sering mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat
purin. Zat purin merupakan bagian inti protein, dan protein banyak di peroleh
pada makanan jeroan, daging dan kacang-kacangan (Megayanti, 2018).
Artritis gout merupakan salah satu penyakit metabolik (metabolic
syndrom) yang terkait dengan pola makan diet tinggi purin dan minuman
beralkohol. Masalah akan timbul jika terbentuk kristal-kristal monosodium
urat (MSU) pada sendi yang berbentuk seperti jarum mengakibatkan reaksi
peradangan, menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai serangan artritis
gout.

B. Tanda Gejala Asam urat (Artritis Gout)


1. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini
asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari
peningkatan asam urat serum.
2. Stadium kedua Artitis Gout akut awitan mendadak pembengkakan dan
nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsifalangeal.
3. Stadium ketiga setelah serangan gout artitis akut adalah tahap interkritis.
Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari
beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan
gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam urat
yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.
Peradangan kronik akibat Kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri,
122

sakit dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi bengkak (Amin
Huda Nurarif, 2016).

C. Penyebab Asam urat (Artritis Gout)


1. Gout primer : dipengaruhi oleh factor genetic. Terdapat produksi atau
sekresi asam uart yang berlebih dan tidak diketahui penyebabnya.
2. Gout sekunder
a) Pembentukan asam urat yang berlebihan.
1) Kelainan mieloprolife (polisitemia, leukemia, myeloma retikularis)
2) Sindroma Lench-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi
hipoxantin guanine fosforibosil transferase yang terjadi pada anak-
anak dan pada sebagian orang dewasa.
3) Gangguan penyimpanan glikogen
4) Pada pengobatan anemia pernisiosa oleh karena maturasi sel
megaloblastik menstimulasi pengeluaran asam urat.
b) Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada :
1) Kelainan ginjal kronik
2) Pemakaian obat salisilat, tiazid, beberapa macam diuretic dan
sulfonamide
3) Keadaan-keadaan alkoholik, asidosis laktik, hiperparatiroidisme
dan pada mikesedema.

D. Cara mengatasi Asam urat (Artritis Gout)


Penganan gout biasanya dibagi menjadi penganan serangan akut dan
penganan hiperurisemia pada pasien artitis kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi
penyakit ini :
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan Kristal urat
pada jaringan, terutama persendian.
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik
123

Terapi non-farmakologi merupakan strategi dalam penanganan


gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin,
modifikasi diet, mengurangi asupan alcohol dan menurunkan berat badan
pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif (Amin Huda
Nurarif, 2016).
Terapi Farmakologis pada serangan akut adalah istirahatkan dan
terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya indometasin 200mg/hari
Penganan gout biasanya dibagi menjadi penganan serangan akut dan
penganan hiperurisemia pada pasien artitis kronik. Ada 3 tahapan dalam
terapi penyakit ini : a. Mengatasi serangan akut b. Mengurangi kadar asam
urat untuk mencegah penimbunan Kristal urat pada jaringan, terutama
persendian. c. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik
Terapi non-farmakologi merupakan strategi dalam penanganan gout.
Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin,
modifikasi diet, mengurangi asupan alcohol dan menurunkan berat badan
pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif (Amin Huda
Nurarif, 2016). Terapi Farmakologis pada serangan akut adalah
istirahatkan dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya
indometasin 200mg/hari.
124

Daftar Pustaka

Megayanti. (2018). Latar belakang Masalah. Poltekkes Denpasar .

Nurarif, A. H. (2016). asuhan keperawatan nanda nic noc. yogyakarta:


mediaction.

sap keluarga asam urat. (2019, juli 13). Retrieved juli 15, 2021, from
https://dokumen.tips/documents/sap-keluarga-asam-urat.html
lampiran 4
126
Lampiran 5
128
129

Lampiran 6

Dokumentasi

A. Dokumentasi klien 1
130

B. Dokumentasi klien 2

Anda mungkin juga menyukai