Anda di halaman 1dari 21

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN GIZI DENGAN

STUNTING DI WILAYAH KEBON BATUR

Oleh

Merrica Guntari 201811044

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES ST.ELISABETH
SEMARANG
2019
PENGESAHAN PROPOSAL

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa proposal yang berjudul :

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN GIZI DENGAN STUNTING PADA


BALITA DI WILAYAH KEBONBATUR

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Merryka Guntari S.D

NIM : 201811044

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada dan telah dinyatakan


memenuhi syarat untuk di terima

Menyetujui,

Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3

Mengetahui ,

Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

STIKES St. Elisabeth Semarang

Nila Titis Asrining Tyas, S.Kep,Ns,MAN


PRAKATA

Puji syukur kami panjatkankepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya , saya dapat menyelesikan karya tulis ini. Penulisan karya
tulis ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat pembelajaran mata kuliah
Metodelogi Penelitian pada program studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES
St.Elisabeth Semarang .

Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu,pada
kesempatan ini perkenankanlah kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Eka Wahyu Ningrum,S.kep.,Ns.,M.kep, selaku koordinator mata kuliah


metodelogi penelitian ;

2. Apolonia Antonilda Ina ,S.kep.,Ns.,MAN, selaku dosen pengampu mata


kuliah metodelogi penelitian ;

3. Andri Kenti Gayantina,S.kep.,Ns.,M.kep, selaku dosen pengampu mata


kuliah metodelogi penelitian ;

4. Natalia Ratna Yulianti,S.kep.,Ns.,MAN., selaku dosen pengampu mata


kuliah metodelogi penelitian ;

5. Warga desa Kebonbatur yang telah banyak membantu dalam usaha


memperoleh sampel dan data yang diperlukan

6. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
mendukung saya dalam menyusun proposal ini.

Akhirnya saya menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan, oleh
karena sumbangan saran dan kritik dari para dosen serta pembaca lainnya akan
sangat saya terima dengan senang hati demi perbaikan di masa depan.

Semarang
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


PENGESAHAN PROPOSAL ................................................................... ii
PRAKATA .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan ...............................................................................................3
C. Manfaat Penelitian ............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting .............................................................................................4
B. Gizi ...................................................................................................6
C. Kerangka Teori ................................................................................ 9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep..............................................................................10
B. Hipotesis .......................................................................................... 10
C. Desain Penelitian................................................................................10
D. Populadi dan Sempel..........................................................................11
E. Tempat dan Waktu.............................................................................12
F. Definisi Oprasional.............................................................................12
G. Alat dan Bahan...................................................................................13
H. Validitas dan Reliabilitas Penelitian ..................................................14
I. Cara kerja dan Prosedur Pengumpulan Data .....................................15
J. Cara mengelola data dan Analisa data...............................................15
K. Etika Penelitian

REFERENSI
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anak balita adalah penerus masa depan kita, anak balita juga
menentukan masa depan bangsa, anak balita yang sehat akan menjadikan
anak balita yang cerdas. Periode anak balita merupakan masa yang kritis,
apabila terjadi gangguan gizi pada masa ini akan bersifat permanen yang
tidak dapat walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi (
Depkes RI, 2007)

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang


atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini
di ukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua
standar devisiasimedian standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita
stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor
seperti kondisi sosial ekonomi , gizi ibu saat hamil , kesakitan pada bayi
,dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting dimasa yang akan
datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkmbangan fisik dan
kognitif yang optimal.(Depkes RI,2018)

Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
mengalami stunting. Namun angka ini sudah mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000. Pada tahun 2017 ,
lebih dari setengah balita di dunia berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih
dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta balita stuting di
Asia ,proposi terbanyak berasal dari Asia selatan (58,7%) dan proposi
palingsedikit di Asia Tengah (0,9%). (Badan Pusat Statistik, 2017)

Menurut WHO, data pravalensi balita stunting yang dikumpulkan


World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara
ketiga dengan pravelensi tertinggi di ragional Asia Tenggara/South-East
Asia Regional (SEAR). Rata rata prevalensi balita stunting di Indonesia
tahun 2005 – 2017 adalah 36,4%. (WHO. 2014)

Sedangkan zat gizi adalah zat gizi yang sangat penting, karena
yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Berbagai
enzim, hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan
sebagainya merupaka protein. Protein terbentuk dari berbagai macam asam
amino, asam amino dapat diklasifikasikan esensial. Asam amino esensial
adalah asam amino yang tidak dapat di hasilkan oleh tubuh dan hanya bisa
didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Sedangkan asam amino non
esesial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan tidak
dihasilkan melalui makanan (Muchtadi, 2009).

Menurut WHO (2008), jumlah penderita gizi balita stunting di


dunia mencapai 21% dan keadaan gizi balita pendek menjadi penyebab 2,2
juta dari seluruh penyebab kematian balita di seluruh dunia. Keadaan gizi
balita kurus pada balita juga dapat dijumpai di Negara berkembang,
termasuk di Indonesia ( Black RE, Allen LH, .2008). Masalah gizi balita
kurus ini menjadi tantangan semua pihak dan petugas pelayanan
kesehatan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
didapatkan balita dengan gizi pendek sebesar 37,2%. Dari prevalensi total
tersebut, Indonesia mengalami kasus balita pendek yag serius. Hasil
Riskesdas pada tahun 2013 menyebutkan bahwa prevalensi balita pendek
di Provinsi Lampung justru Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1
72 lebih tinggi dari angka nasional yaitu 42,6%( Riskesdas.3013)
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan


gizi dengan stunting pada balita di wilayah kebonbatur .

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi asupan gizi pada balita di wilayah


kebonbatur

b. Mengidentifikasi stunting pada balita di wilayah


kebonbatur

c. Menganalisa hubungan antara asupan gizi dengan


stunting pada balita di wilayah kebonbatur

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tersebut bermanfaat bagi :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi


dan acuan untuk program kesehatan balita di STIKES St Elisabeth
Semarang

2. Bagi Mahasiswa

Di harapkan penelitian ini menambah pengetahuan dan referensi


tentang hubungan antara asupan gizi dengan stunting pada balita

3. Bagi Peneliti lain

Di harapkan dari penelitian ini mampu menjadi acuan untuk


peneliti lain untuk meneliti hubungan antara asupan gizi dengan
stunting pada balita.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. STUNTING

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi.( Clinton HR.2014) Stunting yang terjadi pada
balita disebabkan juga oleh beberapa faktor, diantaranya akibat gangguan
pertumbuhan dalam kandungan, kurang gizi mikro, asupan energi yang kurang
dan infeksi. Jika hal ini terjadi pada usia balita, maka menyebabkan gangguan
pertumbuhan.( Bhutta ZA, Ahmed T, Black RE, et al.2008) Stunting sangat
erat kaitannya dengan kebutuhan zat gizi pada masa pertumbuhan seperti
energi, protein, dan mikronutrien.
faktor utama penyebab stunting yaitu kemiskinan, sosial dan budaya,
peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi, kerawanan pangan dan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Faktor yang berhubungan dengan
status gizi kronis pada anak balita tidak sama antara wilayah perkotaan dan
pedesaan, sehingga upaya penanggulangannya harus disesuaikan dengan
faktor yang mempengaruhi.(Kemenkes RI ,2013)
1. Penyebab Stunting
Kekurangan gizi dalam waktu yang lama dan infeksi penyakit
berulang pada 1000 hari pertama kehidupan.
2. Dampak dari stunting

Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak


jangka pendek dan jangka panjang.
a) Dampak Jangka Pendek.
 Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian;
 Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak
tidak optimal
 Peningkatan biaya kesehatan.
b) Dampak Jangka Panjang.
 Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek
dibandingkan pada umumnya);
 Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya;
 Menurunnya kesehatan reproduksi;
 Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat
masa sekolah
 Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.
Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals
(SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu
menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta
mencapai ketahanan pangan. Target yang ditetapkan adalah menurunkan angka
stunting hingga 40% pada tahun 2025.
3. Upaya Pencegahan

a) Ibu Hamil dan Bersalin

 Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan;

 Mengupayakan jamian mutu ante natal care (ANC)


terpadu;

 Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan;

 Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi


kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM);

 Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);

 Pemberantasan kecacingan;
 Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke
dalam Buku KIA;

 Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


dan ASI eksklusif

 Penyuluhan dan pelayanan KB.

b) Balita
 Pemantauan pertumbuhan balita;
 Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) untuk balita;
 Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak; dan
 Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

c) . Anak Usia Sekolah


 Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
 Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS;
 Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah
(PROGAS); dan
 Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan
narkoba
B. GIZI

Status gizi Bayi Dibawah Lima Tahun (balita) berpengaruh


yang sangat besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas di masa yang akan datang. Status gizi berhubungan
dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia
dini tergantung pada asupan zat gizi yang diterima. Semakin
rendah asupan zat gizi yang diterima, semakin rendah pula status
gizi dan kesehatan anak. Gangguan gizi pada masa bayi dan anak-
anak terutama pada umur kurang dari lima tahun dapat
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan jasmani dan
kecerdasan anak. Pertumbuhan sel otak berlangsung sangat cepat
dan akan berhenti atau mencapai taraf sempurna pada Usia 4-5
tahun. Perkembangan otak yang cepat hanya dapat dicapai bila
anak berstatus gizi baik ( Riskesdas.2013). Pola asuh makan yang
diterapkan oleh ibu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan balita karena kekurangan gizi pada masa balita akan
bersifat irreversible (tidak dapat pulih), sehingga pada masa ini
balita membutuhkan asupan makan yang berkualitas. Nutrisi yang
tidak adekuat merupakan salah satu penyebab gangguan gizi pada
balita, dimana balita yang nutrisinya tidak cukup akan berdampak
pada gangguan gizi seperti kependekan atau stunting.
Gangguan gizi kependekan merupakan rendanya tinggi
dibandingkan usianya yang mengindikasikan gangguan kronis dari
hormon pertumbuhan (Mca Indonesia.2015). Karena beberapa
faktor yaitu penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah dan
pokok masalah. Masalah gizi berawal dari kekurangan nutrient
yang spesifik atau karena diet yang tidak adekuat atau karena
komposisi proporsi makanan yang dikonsumsi tidak tepat.
Penyebab langsung yaitu asupan makan yang kurang dan penyakit
infeksi yang diderita balita. ( Black RE, Allen LH, .2008)
Balita yang mendapat asupan makanan yang cukup tetapi
sering menderita penyakit infeksi misalnya diare, akhirnya dapat
menderita kekurangan gizi. juga dapat terjadi kekurangan gizi
(Sulistianingsih A.2013). Penyebab tidak langsung diantaranya
pengetahuan ibu, ketersediaan pangan, pola asuh, pelayanan
kesehatan, dan lainnya. Faktor tidak langsung ini saling berkaitan
dan bersumber pada akar masalah yaitu pendidikan, dan ekonomi
keluarga (Yasmin G, Kustiyah L, Dwiriani Cm.2014)
1. Gizi anak, menyusui dan stanting
b. Kurang gizi, termasuk menyusui yang tidak optimal,
merupakan penyebab 45% dari seluruh kematian
anak balita setiap tahunnya.
c. Stanting, yang merupakan bentuk yang paling
umum dari malnutrisi, ditemukan sejak lahir dan
terus meningkat dengan cepat sampai bayi berusia
24 bulan. Peluang emas untuk untuk mengurangi
stanting adalah pada 1000 hari pertama kehidupan,
dari pembuahan sampai usia 2 tahun .
d. Investasi awal dalam pencegahan berat badan lahir
rendah, pencegahan stanting dan inisiasi menyusui
dini, serta ASI eksklusif, berkontribusi dalam
mengurangi risiko obesitas dan penyakit kronis di
kemudian hari.( world breastfeeding week.2016 )
3. Cara Mencegah Kekurangan Gizi
a. Memberikan karbonhidrat bisa di dapat dari ASI atau susu
formula
b. Protein, tambahkan protein bisa didapatkan dari ayam ,
daging, telur

c. Lemak , brikan sumber lemak untuk anak bisa di dapatkan


dari daging kuning telur

4. Efek kekurangan gizi

a. Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak


merupakan efek jangka panjang malnutrisi. Anak yang
mengalami stunting akan cenderung lebih lamban
pertumbuhannya dibanding anak lain seusianya.

b. Marasmus adalah kondisi tubuh yang mengalami


kekurangan kalori (energi) tingkat berat.
c. kwashiorkor atau disebut juga busung lapar biasanya
berupa rambut yang berwarna kemerahan, ruam kulit,
perut buncit karena kembung, serta hati yang membesar
atau bengkak.

d. Kekurangan protein, karbohidrat, ataupun lemak. Anak-


anak juga bisa digolongkan mengalami malnutrisi jika dia
kekurangan mikronutrien seperti vitamin dan mineral

C. Kerangka Teori

Kekurangan
karbonhidrat ,
Asupan gizi
protein lemak
,vitamin

Balita pendek ,
Stunting
penurunan fungsi
kognitif pada balita

Balita

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Kerangka konsep

Independent Variable Dependent Variable

Asupan Gizi dan Balita


STUNTING

1. Usia balita

Confounding Variable

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

H1 : ada pengaruh asupan gizi terhadap stunting pada balita di wilayah


kebon batur

H0 : tidak ada pengaruh asupan gizi terhadap stunting pada balita


diwilayah kebon batur

C. Desain penelitia

Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian


observasional analitik dengan desain pendekatan cross secctional dalam
penelitian ini dilakukan di wilayah kebonbatur dengan responden balita
yang mengalami kekurangan gizi dan balita yang mengalami stunting .

D. Populasi da Sampel
1. Populasi

Populasi dalam pemelitian ini adalah orang tua dan balita yang
mengalami kekurangan gizi dan stunting diwilayah kebon batur
sejumlah 15 orang

2. Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dengan purposive


sampling sampel yang akan di ambil di sesuaikan dengan kiteria
inklusi dan ekslusi menggunakan rumus slovin

𝑁
n = 1+𝑁𝑑2

n : jumlah sampel
N : Populasi
d : Batas Toleransi Kesalahan

15
𝑛=
1 + 15 (0,1)2
15
=
1,5
= 10
dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang terpilih
adalah sejumlah 10 orang.

Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah :


a. Kriteria inklusi
1) Balita usia 1-2 tahun
2) Balita dan orang tua yang bersedia menjadi responden
3) Mampu mengikuti langkah penelitian
4) Balita yang kekurangan gizi dan stunting
b. Kriteria eksklusi
1) Balita lebih dari 3 tahun
2) Balita yang sehat
3) Tidak dapat diajak berkomunikasi dengan baik
E. Tempat dan Waktu
Penelitian ini di lakukan di Balai wilaya kebonbatur .Sebelumnnya
dilakukan pengukuran tinggi badan balita , lingkar kepala , lingkar lengan dan
berat badan 6 November 2018.

F. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Skala
Ukur
Independent Stunting (kerdil) adalah Observasi - -
Kekurangan kondisi dimana balita
gizi dan memiliki panjang atau
stunting tinggi badan yang kurang
jika dibandingkan dengan
umur.
Sedangkan zat gizi adalah
zat gizi yang sangat
penting, karena yang
paling erat hubungannya
dengan proses-proses
kehidupan. Berbagai
enzim, hormon,
pengangkut zat-zat gizi
dan darah, matriks
intraseluler dan
sebagainya merupaka
protein.
Dependent Anak balita adalah Mengukur Cm Numerik
Balita penerus masa depan kita, lingkar dan
anak balita juga kepala , kg
menentukan masa depan tinggi badan
bangsa, anak balita yang ,berat badan
sehat akan menjadikan
anak balita yang cerdas.

G. Alat dan Bahan


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Alat dan bahan untuk pengukuran kadar gula darah
a. Kertas dan alat tulis
b. Timbang badan
c. Meteran

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


1. Uji validitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat
pengukur tinggi badan balita , berat badan balita

2. Uji Reliabilitas
Penelitian ini dilakukan oleh 1 orang peneliti Sebelum penelitian
telah dilakukan juga persamaan persepsi tentang bahaya nya kekurangan
gizi dan stunting pada balita sehingga dapat dilakukan penelitian sesuai
rencana peneliti.

I. Cara kerja dan Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mendata responden yang masuk kedalam kriteria inklusi
2. Melakukan sosialisasi kepada responden terkait tindakan yang akan
diberikan seperti prosedur,tujuan, dan manfaatnya
3. Memperoleh informed Consent
4. Melakukan pengukurang berat badan , lingkar kepala balita

J. Cara Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses dari pengumpulan data. Data yang
didapatkan dari pengumpulan akan dilakukan pengolahan data dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing
Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan. Saat pengambilan data nama responden menggunkan
nama lengkap sedangkan saat memasukan data penelitian nama
responden diganti mengguna inisial.
b. Entri Data
Kegiatan memasukan data yang telah diperoleh pada tabel atau
database komputer.
c. Tabulating
Tabulating adalah pengorganisasian data sedemikian rupa dengan
jumlah,susunan,tatanan agar dapat disajikan. Tabulating dilakukan
dengan cara memasukan data kedalam tabel dengan format yang ada
dengan program komputerisasi.
d. Cleaning
Cleaning adalah proses penataan data mental oleh peneliti dan
melakukan pengecekan ulang terhadap data yang telah masuk.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Dalam penelitian ini analisis univariat melihat gambaran distribusi
frekuensi usia, Analisis Univariat dilakukan terhadap tiap variabel
penelitian Pada analisis ini akan menghasilkan distribusi frekuensi
pada variabel dan disajikan dalam bentuk tabel dan teks
b. Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan asupan makan
dengan kejadian balita pendek (stunting ) pada balita (2-5 tahun),
maka dilakukan analisis chi square dengan Cl 95% dan α =0,05

K. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Informed Consent adalah bentuk persetujuan yang telah diterima
partisipan setelah mendapatkan keterangan yang jelas mengenai
perlakuan dan dampak yang timbul pada penelitian yang akan dilakukan.
Informed consent dimulai dengan pernyataan peneliti kemudian diikuti
dengan pernyataan dari partisipan.
2. Confidentiality dan Anonimity
Peneliti wajib merahasiakan data-data yang sudah dikumpulkan.
Kerahasiaan bukan hanya pada data, namun juga identitas subjek,
sehingga subjek tanpa nama. Apabila sifat penelitian memnag menuntut
peneliti mengetahui identitas subjek, ia harus memperoleh persetujuan
terlebih dahulu serta mengambil langkah-langkah dalam menjaga
kerahasiaan dan melindungi jawaban tersebut.
3. Balancing Harm Benefits
Penelitian yang meminimalisi dampak yang merugikan bagi subjek
peneliti. Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera
maka subjek akan di keluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah
terjadinya cedera subjek penelitian. Dan lingkungan penelitian akan
dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan
prosedur penelitian.
4. Right to self-determination
Partisipan berhak untuk terbebas dari paksaan dalam bentuk apapun.
REFERENSI
1. Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2017.
Jakarta.

2. Bhutta ZA, Ahmed T, Black RE, et al. What works? Interventions for
maternal and child undernutrition and survival. Lancet.
2008;371(9610):417-440.doi:10.1016/S0140-6736(07)61693-6.

3. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA,Caulfield LE, Onis MD, all e. Maternal
and child undernutrition: global andregional exposures and health
consequences. The lancet. 2008;07:14.

4. Clinton HR. Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk


Mengurangi Stunting. MCA-Indonesia. 2014. www.mcaindonesia. go.id.

5. Departemen Kesehatan RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007.


Jakarta

6. http://www.mca-indonesia.go.id/assets/uploads/media/pdf/Presentasi-Iing-
Mursalin-L.pdf

7. Kementerian Kesehatan RI. Laporan HasilRiset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) Tahun 2013 [internet]: Status Gizi Anak Balita. Jakarta:
Badan Penelitian

8. Mca Indonesia. Stunting dan Masa Depan Indonesia. Mca Indonesia.


2015.

9. Pengembangan Kesehatan; 2013 [diakses tanggal 18 Mei 2014]. Available


from:http://www.depkes.go.id

10. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar.Jakarta: Kementrian Kesehatan RI,2013.


11. Sulistianingsih A. Faktor - faktor yang berhubungan dengan status gizi
balita di desa podomoro kabupaten pringsewu tahun 2013. Jurnal STIKes
Muhammadiyah. 2012.

12. Yasmin G, Kustiyah L, Dwiriani Cm.Risk Factors of Stunting among


School-Aged Children from Eight Provinces in Indonesia. Pakistan
Journal of Nutrition. 2014;13(10):557.

13. WHO. 2014. WHO Global Nutrition Target: Stunting Policy Brief.
Geneva..

Anda mungkin juga menyukai