Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak
Anatia Agustina
Chepy Nardiana
Lisna Lindia
Hesti Larasati
Jepi Nugraha
Nadiatul Wahidah
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam semoga tercurah
pada junjunan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, hingga
sampai kepada kita selaku umatnya.Pada kesempatan kali ini kami akan
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam proses pembuatan makalah ini.Baik bantuan secara moril atau pun
materi sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“KONSEP ASKEP PADA ANAK DENGAN GANGGUAN NUTRISI” sebagai
salah satu tugas Mata kuliah Keperawatan Maternitas di STIKes
SUKABUMI.Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami,
umumnya bagi pembaca. Kritik dan saran sangat kami dambakan agar suatu
saat nanti kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Tujuan Makalah........................................................................3
1. Tujuan Umum.....................................................................3
2. Tujuan Khusus...................................................................3
C. Manfaat Makalah......................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................4
A. Kekurangan energi
protein......................................................4
B. Stunting....................................................................................8
C. Wasting...................................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS
................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................24
B. Saran.......................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................
ii
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balita pendek (Stunting) adalah status gizi yang didasarkan
pada indeks Panjang Badan menurut Usia (PB/U) atau Tinggi
Badan menurut Usia dimana dalam standar antropometri penilaian
status gizi anak,hasil pengukuran tersebut berada pada ambang
batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/stunded)
dan <-3 SD (Sangat pendek / severely stunded). Stunting adalah
masalah kurang gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru
Nampak saat anak berusia dua tahun (Rahmadhita, 2020).
Prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (Balita)
Indonesia pada 2015 sebesar 36,4%. Artinya lebih dari sepertiga
atau sekitar 8,8 juta balita mengalami masalah gizi di mana tinggi
badannya di bawah standar sesuai usianya. Stunting tersebut
berada di atas ambang yang ditetapkan World Health Organization
(WHO) sebesar 20%. Prevalensi stunting balita Indonesia ini
terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara di bawah Laos yang
mencapai 43,8%. Namun, berdasarkan Pantauan Status Gizi
(PSG) 2017,Balita yang mengalami stunting tercatat sebesar
26,6%. Angka tersebut terdiri dari 9,8% masuk kategori sangat
pendek dan 19,8% kategori pendek.
2
B. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui konsep askep pada anak dengan gangguan nutrisi
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui konsep askep pada anak dengan gangguan
nutrisi yaitu kekurangan energi protein
b) Mengetahui konsep askep pada anak dengan gangguan
nutrisi yaitu stunting
c) Mengetahui konsep askep pada anak dengan gangguan
nutrisi yaitu washting
4
C. Manfaat Makalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6. Manifestasi klinis
Secara umum, kejadian KEP ringan dan sedang pada anak dapat
diketahui dari:
B. Stunting
1. Pengetian
Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya
berada di bawah standar.
Stunting jika dikutip dari Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 adalah gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di
bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan karena
malnutrisi kronisyang ditunjukkan dengan nilai z-score
10
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif dan Kusuma, 2016 mengatakan pemeriksaan
penunjang untukstunting antara lain:
• Melakukan pemeriksaan fisik.
• Melakukan pengukuran antropometri BB, TB/PB, LILA, lingkar
kepala.
• Melakukan penghitungan IMT
• Pemeriksaan laboratorium darah: albumin, globulin, protein total,
elektrolitserum
7. Klasifikasi dan Pengukuran
Penilaian status gizi pada anak biasanya menggunakan
pengukuranantropometri, secara umum pengukuran
antopometri berhubungan denganpengukuran dimensi tubuh.
(SDIDTK, 2016).
Indeks antopometri yang digunakan biasanya berat badan
berdasar umur(BB/U), tinggi badan berdasar umur (TB/U) dan
berat badan berdasar tinggibadan (BB/TB) yang dinyatakan
dengan standar deviasi (SD). Keadaan stunting dapat diketahui
berdasarkan pengukuran TB/U lalu dibandingkan dengan
standar. Secara fisik balita stunting akan tampak lebih
pendek dari balitas eusianya. Klasifikasi status gizi stunting
berdasarkan indikator tinggi badan perumur (TB/U) (SDIDTK,
2016).
Kategori Status Gizi Ambang batas Z-score
Sangat pendek z score <- 3.0
Pendek z score ≥-3,0 sampai dengan z score <-2.0
Normal z score ≥ -2,0
C. Washting
13
1. Pengertian
Balita kurus adalah suatu kondisi dimana balita menderita
gangguan gizi dengan diagnosis ditegakkan berdasarkan penilaian
tinggi badan per berat badan (Hasyim, 2017). Wasting merupakan
suatu kondisi kekurangan gizi akut dimana BB anak tidak sesuai
dengan TB atau nilai Z-score kurang dari -2SD (Standart Deviasi)
(Afriyani, 2016). Anak kurus merupakan masalah gizi yang sifatnya
akut, sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang
tidak lama seperti kekurangan asupan makanan (Rochmawati,
2016).
2. Etiologi
Wasting disebabkan oleh asupan nutrisi yang inadekuat dan
dapat juga terjadi akibat penyakit infeksi gastrointestinal seperti
diare dan infeksi saluran pernapasan merupakan contoh dari
penyakit yang dapat mengakibatkan Wasting. Selain itu, infeksi
pada mulut dan gigi, efek samping dari obat tertentu, gangguan
fungsi usus, hiperaktivitas, perubahan 26 metabolisme, dan
gangguan nafsu makan juga memiliki peran tersendiri dalam
menimbulkan Wasting (Rochmawati, 2016).
3. Tanda dan Gejala
Menurut Dr. Sri Kurniati M.S., Dokter Ahli Gizi Medik Rumah
Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, ciri-ciri gizi kurang pada
anak sebagai berikut:
a. Kurang Energi Protein Ringan. Pada tahap ini, belum ada
tandatanda khusus yang dapat dilihat dengan jelas. Hanya
saja, berat badan si anak hanya mencapai 80% dari berat
badan normal.
b. Kurang Energi Protein Sedang. Pada tahap ini, berat badan si
anak hanya mencapai 70% dari berat badan normal. Selain itu,
14
ada tanda yang bisa dilihat dengan jelas adalah wajah menjadi
pucat, dan warna rambut berubah agak kemerahan.
c. Pada pengukuran status gizi menggunakan antropometri,
Tanda- tanda balita gizi kurang sebagai berikut:
1) Parameter yang valid dalam antropometri dapat dinilai
empat indeks: Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat
Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), Tinggi Badan
menurut Umur (TB/U)
a) Berat Badan menurut Umur (BB/U) Gizi kurang adalah
apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada
diantara 60,1%-80% standar Harvard
b) Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) Gizi kurang adalah
apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut
umurnya berada diantara 70,1%-80% dari standar
Harvard
c) Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Gizi kurang
adalah apabil berat bayi / anak menurut panjang /
tingginya berada diantara 70,1%- 90% dari standar
Harvard
d) Pada KMS berat badan balita gizi kurang terletak pada
pita warna kuning yang berada dibawah pita warna
hijau.
4. Dampak
Wasting merupakan ancaman serius pada kelangsungan hidup
anak dan perkembangannya karena berdampak pada (Adriani,
2016):
a. Angka mortalitas pada anak wasting menunjukkan tiga sampai
sembilan kali lebih tinggi daripada anak yang tidak wasting.
15
6. Penatalaksanaan
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
Istri Keluarga
Nama : An. A Ny. Y
Usia : 3 Tahun 36 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku : Sunda Sunda
Pendidikan :- SMA
Pekerjaan :- Karyawan swasta
Alamat : Cilaku
2. Riwayat Kesehatan
18
a. Keluhan Utama :
Ibu An. A mengatakan bahwa anaknya susah makan, berat badan
sulit naik.
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ibu An. A mengatakan terkadang anak enggan untuk makan, dan
makan dalam porsi yang sedikit, setelah makan biasanya anak
cepat kenyang.
c. Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Tidak ada masalah saat hamil dan tidak mengkonsumsi obat-
obatan tertentu, persalinan dilakukan secara normal, berat badan
anak saat lahir normal.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Keluarga pasien mengatakan bahwa anak mudah lelah, tidak
pernah mengalami penyakit kronis hingga mengalami infeksi yang
berat, anak mengikuti kegiatan posyandu secara rutin dan
imunisasi secara lengkap.
e. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga pasien mengatakan bahwa di dalam kelurga tidak ada
yang mengalami penyakit yang sama
f. Kondisi lingkungan :
Kondisi lingkungan rumah cukup bersih, sanitasi di lingkungan
sekitar rumah cukup bersih, pembuangan sampah bekas rumah
tangga berada disebrang jalan rumah pasien.
g. Riwayat sosial :
Kondisi sosial ekonomi dari keluarga tercukupi, tingkat pendidikan
orang tua sampai dengan sekolah menengah pertama.
h. Pemeriksaan fisik :
b) Tinggi badan : 80 cm
c) Lingkar kepala : 47 cm
3) Tanda-Tanda Vital
a) Suhu : 36,80 c
b) Nadi : 97 kali/menit
c) Respirasi : 24 kali/menit
4) Pemeriksaan head to toe
a) Pemeriksaan kepala leher.
Kepala : Kepala normal, kebersihan kepala juga bersih
Mata : Normal
Telinga : Bentuk telinga simetris
Hidung : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, lubang
hidung lengkap (dua)
Mulut : Tidak ada pembengkakan pada gusi, gigi terlihat
ada sedikit karang.
Leher : Tidak adanya pembesaran kelenjar, tidak teraba
kelenjar tiroid
b) Pemeriksaan integumen.
20
3. Analisa Data
No S & O Problem
1 S: Gangguan Tumbuh Kembang
Ibu An. A mengatakan berhubungan dengan
terkadang anak enggan untuk ketidakmampuan mengasorbsi
makan, dan makan dalam porsi nutrient
yang sedikit, setelah makan
biasanya anak cepat kenyang
disertai berat badan sulit naik
O:
Keadaan Umum : Lemas
Px tampak kurus dan kecil
Berat badan : 9,4 kg
Tinggi badan : 80 cm
Lingkar kepala : 47 cm Lingkar
Lengan Atas: 14 cm
22
4. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Tumbuh Kembang berhubungan dengan ketidakmampuan
mengasorbsi nutrient
DX Tujuan Intervensi
Gangguan Tumbuh Setelah dilakukan Observasi :
Kembang tindakan keperawatan 1. Identifikasi status
berhubungan (pendidikan keseatan) nutrisi
dengan selama 45-60 menit 2. Identifikasi makanan
ketidakmampuan diharapkan keluarga yang disukai
mengasorbsi nutrient mampu merawat klien 3. Monitor asupan
agar status nutrisi makanan
dapat membaik 4. Monitor berat badan
Luaran Utama Terapeutik :
Status Nutrisi 5. Lakukan oral
membaik hygiene sebelum
1) Porsi makanan dari makan, jika perlu 6.
yang tidak habis Berikan makanan
menjadi habis tinggi serat untuk
2) Kekuatan otot mencegah konstipasi
mengunyah meningkat 7. Berikan makanan
3) Nafsu makan tinggi kalori dan tinggi
meningkat protein
8. Berikan suplemen
makan, jika perlu
Edukasi
9. Anjarkan diet yang
23
diprogramkan
DX Implementasi Respon PX
Gangguan Tumbuh 1. Membina Keluarga klien
Kembang hubungan saling menerima dengan
berhubungan percaya keluarga ramah
dengan 2. Menjelaskan Keluargan klien
ketidakmampuan kepada keluarga memperhatikan saat
mengasorbsi pengertian dari diberi penjelasan
nutrient stunting
3. Menganjurkan Keluarga mengikuti
dan menjelaskan hal yang dianjurkan
kepada keluarga klien
untuk memberi
makanan yang
disukai klien
dengan berbagai
jenis variasi menu
makanan.
4. Memonitor berat BB : 9,4 kg TB : 80
badan, dan tinggi cm
5. Mengobservasi Ny.Y mengatakan An.
asupan nutrisi Susah makan
anak
6. Melakukan oral Keluarga pasien
hygiene sebelum bersedia
24
7. Evaluasi
S : Ny.Y mengatakan anak sudah mulai suka dengan makanannya
O : BB : 9,6 kg TB : 80 cm
Anak tampak makan dengan porsi sedang
A : Masalah defisit nutrisi teratasi sebagaian
P : Intervensi dilanjutkan
25
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
EVALUASI
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran yang diberikan ditujukan untuk :
1. Instansi
Mempertahankan kualitas layanan atau asuhan yang
dilakukan terhadap pasien agar masyarakat tetap mempercayai
kinerja instansi sesuai standar.
2. Perawat
Dapat meningkatkan wawasan bagi profesi atau tenaga
kesehatan lainnya dalam mengangani kasus atau melakukan
asuhan keperawatan khususnya anak dengan gangguan nutrisi.
3. Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mampu memahami gangguan nutrisi
pada anak dan memahami konsep diet yang sesuai pada setiap
anak.
32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KEP