Oleh :
JULIANTI
22100246
Laporan Kasus ini telah diperiksa dan dievaluasi oleh Dosen Pembimbing Clinical
Instructor dan Koordinator Stase Profesi pada Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan Di Kota
Padangsidimpuan pada tanggal :
Menyetujui,
Yulinda Aswan, SST, M.Keb Rini Amalia Batubara, Str. Keb, M.Keb
NIDN. 0125079003 NIDN. 0120079601
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan
Di Kota Padangsidimpuan
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
komprehensif dalam Asuhan Kebidanan pada Bayi, Balita dan Prasekolah ini
dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pengampu yang telah
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
Hal
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup.................................................................................. 2
D. Manfaat............................................................................................... 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 22
B. Saran.................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
disesuaikan dengan keadaannya. Kebutuhan zat gizi pada bayi disesuaikan dengan
kecukupan gizi yang dianjurkan dan disesuaikan dengan kelompok umur dan
perkembangan pada golongan bayi dipengaruhi oleh keturunan dan faktor lain
yang terkait seperti faktor lingkungan, penyakit, keadaan gizi dan sosial ekonomi.
terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa ini akan berakibat buruk pada
terhadap status gizi seseorang. Kondisi status gizi baik dapat dicapai bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang akan digunakan secara efisien, sehingga
pengetahuan mengenai bahan makanan dan zat gizi, kebutuhan gizi seseorang
serta pengetahuan hidangan dan pengolahannya. Oleh karena itu kelompok kami
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan gizi pada anak usia pra sekolah
2. Tujuan Khusus
buruk.
C. RUANG LINGKUP
D. MANFAAT
3. Bagi Penulis
TINJAUAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang
berada dalam rentan usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan batita (2-3 tahun), dan
Masalah gizi kurang dan gizi buruk merupakan kondisi seseorang yang
kurang nutrisi atau nutrisinya dibawah rata-rata. Gizi kurang adalah kekurangan
dibutuhkan oleh tuhuh. Salah satu cara penilaian status gizi bisa dilihat dari
antropometri dengan pengkuran berat badan dan tinggi badan, lingkar lengan atas
Gizi kurang dan gizi buruk secara patofisiologi pada anak balita (12-59 bulan)
adalah menngalami kekurangan energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat
2. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya
masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah
makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering. (irianto, 2007)
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat
1) Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak,
dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta
pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber
2) Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
3) Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk
otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai
zat pengatur.
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.
Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga
diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan
menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.
gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung
gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima
tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari
gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan
pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang
Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang
misalnya kebosanan.
(fikhar,2012)
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang
tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap
dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan
daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah
(fikhar,2012)
tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap
anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang
tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal
anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan
pertumbuhan tubuhnya.
membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan,
telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk
anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan).
(fikhar,2012)
(fikhar,2012)
menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang
baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang,
jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu
terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih
pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat
rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan
lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk,
yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena
kehamilan.
(fikhar,2012)
f. Sosial Ekonomi
(fikhar,2012)
g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya
makanan.
infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis,
cacingan.
(fikhar,2012)
(irianto, 2007)
menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu
berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini
bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka
waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi
pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas
1) Marasmus
2) Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela-
sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya
Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak
b. Obesitas
keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang
tidak sesuai dengan penggunaan. Obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai
berikut:
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat
(irianto,2007)
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan
variasi makanan.
berikut :
· Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya
· Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan
gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang
disarankan adalah:
Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan
seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada
sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu
makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima
oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan
keluarga.
sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan
makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara
makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup
menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi
lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-
arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran,
makanan selingan.
balita.
(fikhar, 2012)
BAB III
DOKUMENTASI KEBIDANAN
IDENTITAS
Nama Balita : Balita A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 2 tahun
1) DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
2. Riwayat kehamilan/persalinan
Ha Tgl Umu Jenis penol Komp JK BB laktasi komplikas
mil r pers ong likasi lahir i
ke keha alina
mila n
n
1 20- Ater Spo bidan Tidak P 3200 ASI Tidak ada
10- m ntan ada gr
2021
3. Riwayat Imunisasi
Jenis Umur
HBO 0 hari
BCG+ Polio 1 1 Bulan
DPT-HB-Hib 1 + Polio 2 2 Bulan
DPT-HB-Hib 2 + Polio 3 3 Bulan
DPT-HB-Hib 3 + Polio 4 + IPV 5 Bulan
Campak 9 Bulan
7. Kebutuhan sehari-hari
Pola nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 3x sehari Frekuensi : 8x sehari
Macam : tempe, telur, ikan Macam : susu dan teh
Jumlah : ½ mangkok Jumlah : 1 gelas
Pantangan : Tidak ada Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
ASI : Masi minum ASI namun sudah jarang
Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi : 6xsehari
Warna : kuning jernih
Bau : khas urin
Konsistensi: cair
Keluhan : tidak ada
BAB
Frekuensi : 1xsehari
Warna : kuning
Keluhan : tidak ada
Personal hygine
Mandi : 2 kali/hari
Gosok gigi : 2 kali/hari
Keramas : 2 hari sekali
8. Istirahat
Tidur siang : ± 2 jam/hari
Tidur malam : ± 8 jam/hari
2) DATA OBYEKTIF
Tanggal: 16 -02-2020 Jam: 11.10 WIB
1.Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis apatis somnolen
sporocomatous coma lainnya:
Antropometri :
LK : 49 cm PB : 78 cm
LILA : 13 cm BB : 8 kg
LD : 45 cm
Tanda-tanda Vital
Nadi : 80 kali/ menit
Pernapasan : 30 kali/menit
Suhu : 36ᵒC
2.Pemeriksaan Fisik
Kepala : messocephalus makrocephalus mikrocephalus
hidrocephalus lainnya: tidak ada kelainan
Muka :Bentuk : oval bulat kotak
Odema : ada tidak ada
Mata : Bentuk mata : simetris tidak simetris
Strabismus : ya tidak
Sklera : putih bersih kekuningan/ikterik
Hidung : Pernafasan cuping hidung : ya tidak
Keadaan : bersih kotor : ....
Lubang hidung : simetris tidak simetris
Pembesaran polip : ya tidak
Mulut : Bentuk : normal palatoscisis labioscisis
labiopalatoscisis
Gusi : merah merah muda pucat
Karies : ada tidak ada
Stomatitis : ada tidak
3. Data Penunjang
pemeriksaan Laboratorium : tidak ada
B. Analisis
C. Penatalaksanaan
1. Memberi tahu hasil pemeriksaan anak kepada ibunya
Keadaan umum : baik
Kesadaran :composmetris
TTV : N : 80x/menit; R : 30x/menit; S : 36˚C
BB/TB : 8kg /78cm
LK/ LLA : 47cm/ 13cm
Mengukur status Gizi balita dengan menggunakan KMS telah dilakukan dan
hasilnya balita tersebut termasuk golongan kurus
2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang seimbang
pada anaknya yaitu menu yang mengandung karbohidrat, protein,lemak,
vitamin, dan mineral.
3. Memberikan penjelasan tentang pemberian makanan yang lunak agar anak
tidak mengunyah terlalu lama, pemberian makanan lunak dengan cara lauk
pauk dihaluskan.
4. Menganjurkan ibu agar anaknya banyak istirahat yaitu 2 kali : siang lebih
kurang 2 jam dan malam 10 jam.
5. Menganjurkan ibu kontrol perkembangan berat badan anaknya tiap bulan
ke posyandu
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada anak.
yang seimbang pada anak, beri anak makanan yang lunak, Jaga rasa aman
B. Saran
1. Bidan
2. Pendidikan
kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. (2004), Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
EGC
Drs. Joko Pekik Irianto M.Kes. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan
Gabe Mirkin, M.D. dan Marshall Hoffman. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta:
PT.Grafidian Jaya
http://duniaanak.org/makanan-anak/gizi-balita-beberapa-nutrisi-penting-
http://yupianfurba.blogspot.com/2016/01/makalah-gizi-pada-bayi-dan-balita.html
Moehji, Sjahmien, B.Sc. 1992. Ilmu Gizi. Jakarta: Bhratara Niaga Media
Tips Anak Bayi fikhar. (2012). Beberapa Nutrisi Penting Bagi Balita Anda
Wiryo, Hananto. (2002), Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui