Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

ASUHAN PADA REMAJA Nn. S UMUR 15 TAHUN MENSTRUASI


HARI KE-2 DENGAN DISMENOR PRIMER DI PUSKESMAS
SIMARPINGGAN TAHUN 2023

Oleh :

JULIANTI
22100246

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN DI
KOTA PADANGSIDIMPUAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul laporan : Asuhan Pada Remaja Nn. S Umur 15 Tahun Menstruasi Hari
Ke-2 Dengan Dismenor Primer Di Puskesmas Simarpinggan
Tahun 2023
Nama Mahasiswa : Julianti
NIM : 22100246
Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi

Laporan Kasus ini telah diperiksa dan dievaluasi oleh Dosen Pembimbing Clinical
Instructor dan Koordinator Stase Profesi pada Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan Di Kota
Padangsidimpuan pada tanggal :

Menyetujui,

Koordinator Stase Dosen Pembimbing

Mutia Sari Lubis,S.Tr.Keb,M.Keb Rini Amalia Batubara, Str. Keb, M.Keb


NIDN. 0121069501 NIDN. 0120079601

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan
Di Kota Padangsidimpuan

Sri Sartika Sari Dewi, SST, M.keb


NIDN. 010048901
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini. Dalam

kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar

besarnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing selama ini.

Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih jauh

dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian penulis

telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Dan oleh

karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan

kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan Laporan ini

dikemudian hari.

Akhirnya saya berharap, laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam proses perkuliahan

Profesi bidan.

Padangsidimpuan, 2023
DAFTAR ISI

Hal
Halaman Pengesahan............................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................2
C. Ruang Lingkup........................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN


A. Pengertian...............................................................................................14
B. Etiologi...................................................................................................15
C. Patofisiologi............................................................................................16

BAB III PENGKAJIAN


A. Pengkajian .............................................................................................17
B. Analisis ..................................................................................................18
C. Penatalaksanaan ....................................................................................18

BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................25

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................26
B. Saran .....................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 28


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dismenore menjadi suatu kondisi yang merugikan bagi banyak wanita dan

memiliki dampak besar pada kualitas hidup terkait kesehatan. Akibatnya, dismenore

juga memegang tanggung jawab atas kerugian ekonomi yang cukup besar karena biaya

obat, perawatan medis, dan penurunan produktivitas. Pada beberapa literatur dilaporkan

terdapat variasi prevalensi secara substansial.Dismenore membuat wanita tidak dapat

beraktifitas secara normal, sebagai contoh siswi yang mengalami dismenore primer

tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi belajar menurun karena nyeri

yang dirasakan.

Sebanyak 90% dari remaja wanita di seluruh dunia mengalami masalah saat haid

dan lebih dari 50% dari wanita haid mengalami dismenore primer dengan 10-20% dari

mereka mengalami gejala yang cukup parah. (Berkley,2013)

Prevalensi dismenore di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89%

dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Dismenore primer dialami oleh 60-

75% remaja, dengan tiga perempat dari jumlah remaja tersebut mengalami nyeri ringan

sampai berat dan seperempat lagi mengalami nyeri berat. Di Surabaya didapatkan

sebesar 1,07-1,31% dari jumlah kunjungan ke bagian kebidanan adalah penderita

dismenore.(Ningsih,2012)

Berdasarkan penelitian Parker MA et al. terdapat beberapa penyebab disminorea

termasuk gangguan psikologi, dilaporkan 73% merasa ingin marah-marah, 65% depresi,
52% merasa sangat sedih, 32% merasa kewalahan,dan 25% merasa ingin bersembunyi.

Menurut WHO (2020), munculnya pandemi menimbulkan stres pada berbagai

lapisam masyarakat. Meskipun sejauh ini belum terdapat ulasan sistematis tentang

dampak COVID-19 terhadap kesehatan jiwa, namun sejumlah penelitian terkait

pandemi (antara lain flu burung dan SARS) menunjukkan adanya dampak negatif

terhadap kesehatan mental penderitanya. Penelitian pada penyintas SARS menunjukkan

bahwa dalam jangka menengah dan panjang, 41—65% dari penyintas mengalami

berbagai macam gangguan psikologis (Maunder, 2009).

Peristiwa Pandemi COVID-19 menghentikan hampir semua aktivitas anak dan

remaja di luar rumah seperti sekolah dan larangan untuk berkumpul dengan teman

sebaya tanpa menjaga jarak sosial. Jadi anak merasa stres/tertekan, cemas dan bosan di

rumah terus menerus yang terkadang diekspresikan melalui emosi dan perilakunya.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada Nn. S dengan gangguan Dismenorhea Primer

secara komprehensif

Tujuan Khusus

Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada Nn.S usia 16 tahun Dismenorhea Primer

menggunakan manajemen kebidanan dan pendokumentasian SOAP.

C. RUANG LINGKUP

1. Lokasi dan Waktu


Waktu penyusunan Laporan bulan April 2023

2. Subjek Laporan

Subjek yang diambil untuk Laporan ini adalah Nn. S umur 16 Tahun

3. Teknik/Cara Pengumpulan Data:

- Wawancara

Wawancara langsung dengan pasien melalui telemedichine

- Studi kepustakaan

Membaca dan mempelajari buku-buku sumber, makalah atau pun jurnal

yang dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan dengan kasus yang

diambil.

D. MANFAAT

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil laporan ini untuk lebih meningkatkan pendidikan kesehatan berupa

penyuluhan kesehatan kepada remaja tentang penatalaksanaan dismenorhea

primer untuk diberikan asuhan secara komprehensif.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan

untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program studi Profesi

Kebidanan Universitas Aufa Royhan


3. Bagi Penulis

Hasil laporan komprehensif ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan, dan

bertanggung jawab dalam mengambil kasus, tindakan, memberikan pelajaran

tersendiri dalam mengasah kemandirian ketika menyikapi pasien, mampu belajar

menyakinkan seseorang ketika memberi pelayanan yang berkaitan dengan

asuhan kebidanan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Dismenore

A.1. Definisi

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama

haid. Rasa nyeri timbulbersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa

jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri. Dismenore terbagi

menjadidismenore primer dan sekunder

Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis,

sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi

patologis seperti ditemukannya endometriosis atau kista ovarium. Onset awal dismenore

primer biasanya terjadi dalam waktu 6 sampai 12 bulan setelah menarke dengan durasi

nyeri umumnya 8sampai 72 jam. Dismenore primer berkaitan dengan kontraksi otot

uterus (miometrium) dan sekresi prostaglandin, sedangkan dismenore sekunder

disebabkan adanya masalah patologis di rongga panggul.(Noor,2010)

Dismenore primer terjadi karena peningkatan prostaglandin (PG) F2-alfa yang

merupakan suatu siklooksigenase (COX-2) yang mengakibatkan hipertonus dan

vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan nyeri pada bagian bawah

perut.Adanya kontraksi yang kuat dan lama pada dinding rahim, hormon prostaglandin

yang tinggi dan pelebaran dinding rahim saat mengeluarkan darah haid sehingga

terjadilah nyeri saat haid.(Ningsih,2012)


Bentuk dismenore yang banyak dialami oleh remaja adalah kekakuan atau

kejang dibagian bawah perut. Rasanya sangat tidak nyaman sehingga menyebabkan

mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, kenaikan berat badan, perut

kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, timbul jerawat, tegang, lesu, dan depresi.

Gejalaini datang sehari sebelum haid dan berlangsung 2 hari sampai berakhirnya masa

haid.(Ningsih,2012)

Dismenore sering di klasifikasikan sebagai ringan, sedang, atau berat

berdasarkan intensitas relatif nyeri. Nyeri tersebut dapat berdampak pada kemampuan

untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Intensitas nyeri menurut Multidimensional

Scoring of Andersch and Milsom mengklasifikasikan nyeri dismenore sebagai berikut.

a. Dismenore ringan didefinisikan sebagai nyeri haid tanpa adanya pembatasan

aktifitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan sistemik.

b. Dismenore sedang didefinisikan sebagai nyeri haid yang memengaruhi aktifitas

sehari-hari, dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan

terdapat beberapa keluhan sistemik.

c. Dismenore berat didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterbatasan parah

pada aktifitas sehari-hari, respon analgetik untuk menghilangkanrasa sakit

minimal, dan adanya keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain

sebagainya.(Madhubala,2010)

Untuk mengatasi nyeri haid ini dapat digunakan obat anti inflamasi non-steroid

untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan.Penanganan dismenore dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu dengan terapi farmakologis dan terapi non-farmakologis. Terapi

farmakologis dasar dapat dengan pemberian obat anti inflamasi non-steroid (NSAID).
Sedangkan untuk terapi non-farmakologis terdapat beberapa cara yaitu dengan kompres

air hangat, olah raga,dan tidur cukup

A.2. Etiologi

Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismenore, tetapi

patofisiologinya belum jelas dimengerti. Beberapa faktor yang berperan sebagai

penyebab dismenore adalah :

1. Faktor Kejiwaan

Pada remaja puteri yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak

mendapatkan penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore

(Wiknjosastro,2008)

2. Faktor konstitusi

Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat

mempengaruhi timbulnya dismenore (Wijayanti, 2009).

3. Faktor endokrin

Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore

disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan (Holder, 2011)

4. Faktor Alergi

Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenore

dengan migraine atau asma bronhial. Smith menduga bahwa sebab dari alergi ialah

toksin haid/ dalam pengkajian ke depan ternyata etiologi dismenore primer yang

paling berperan adalah adanya peningkatan kadar prostaglandin (Wiknjosastro,

2008).
A.3. Klasifikasi Dismenore

Dismenore diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

1. Dismenore primer

Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital

yang nyata (Wiknjosastro, 2008). Dismenore primer biasanya terjadi 6 bulan sampai 12

bulan setelah menars (Holder, 2011). Oleh karena itu, siklus haid pada bulan pertama

setelah menars umumnya berjenis anovulatoar (tidak disertai dengan pengeluaran

ovum) yang tidak disertai dengan rasa nyeri.

Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan

haid dan berlangsung untuk beberapa jam (Wiknjosastro,2008). Nyeri dismenore

Biasanya 8 sampai 7 2 jam (Holder,2011). Dismenore Primer tidak dijumpai keadaan

patologic pelvic (Mansjoer, dkk).

a. Gejala Dismenore Primer

Pada perempuan yang mengalami dismenore primer akan merasakan :

(1) Nyeri perut yang timbul tidak lama sebelumnya atau bersamaan dengan awal

haid, dapat berlangsung beberapa jam, 24 jam, atau bahkan sampai beberapa

hari.

(2) Rasa nyeri kejang berjangkit-jangkit yang dirasakan di area perut bawah dan

dapat menyebar ke pinggang dan paha.

(3) Selain adanya rasa nyeri juga dapat terjadi rasa mual, muntah, sakit kepala, diare

dan sebagainya (Wiknjosastro,2008).

a. Faktor Risiko Dismenore Primer


Faktor-faktor ini termasuk usia yang lebih muda, merokok, menarche awal, lama

atau menyimpang aliran menstruasi, gangguan psikologis, pengaruh genetik. Masalah

emosi dan perilaku juga dapat memperburuk siklus menstruasi dan masalah dismenorea.

Misalnya, depresi atau gejala kecemasan dapat berdampak pada siklus menstruasi.

Fungsi dan dismenorea (Alaettin, 2010).

2. Dismenore sekunder

Dismenore sekunder yaitu nyeri menstruasi yang berhubungan dengan kelainan

anatomis ini kemungkinan adalah menstruasi disertai infeksi, endometriosis, kloaka

uteri, polip endometrial, polip serviks, pemakaian IUD atau AKDR. Nyeri menstruasi

sekunder biasanya baru muncul kemudian, jika ada penyakit atau kelainan yang

menetap seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor disekitar kandungan kelainan

kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan disekitarnya (Wijayanti,

2009).

Dismenore sekunder sering terjadi pada usia >30 tahun, dimana rasa nyeri

semakin bertambah seiring bertambahnya umur dan memburuk seiring dengan waktu

(Benson.dkk,2009). Karakteristik nyeri berbeda beda pada setiap siklus haid dimana

nyeri haid terjadi dengan kelainan patologis panggul (Wiknjosastro, 2008).

Beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore antara lain :

1) Faktor Kejiwaan

Faktor etiologi yang bertanggung jawab untuk dismenore primer diantaranya

faktor psikogenik. Pada gadis-gadis yang secara emosionalnya tidak stabil, apalagi jika

mereka tidak mendapat penanganan baik tentang proses menstruasi yang mudah
menimbulkan dismenorea. Kecemasan juga dapat terjadi saat menghadapi menstruasi

sehingga mudah timbul dismenorea (Kinanti, 2009).

Dismenore sebagai salah satu gangguan menstruasi sangat erat hubungannya

dengan proses psikologis yang terjadi dalam siklus menstruasi pada wanita, hal ini

dipengaruhi oleh bagaimana seseorang wanita menyikapi datangnya menstruasi. Bagi

remaja terutama yang baru mengalami menstruasi, menganggap bahwa menstruasi

merupakan suatu perubahan yang luar biasa yang terjadi pada kehidupannya, sehingga

menimbulkan kecemasan yang luar biasa (Alaettin, 2010).

Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap

pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidaksiapan remaja putri

dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut,

mengakibatkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan menstruasi seperti dismenorea

(Kinanti, 2009).

Pengalaman tidak menyenangkan pada seorang gadis terhadap peristiwa

menstruasinya menimbulkan beberapa tingkah laku patologis. Pada umumnya mereka

akan diliputi kecemasan sebagai bentuk penolakan paa fungsi fisik dan psikisnya.

Apabila keadaan ini terus berlanjut, maka mengakibatkan gangguan menstruasi.

Gangguan menstruasi yang banyak dialami adalah kesakitan pada saat menstruasi yang

bersifat khas, yaitu nyeri menstruasi atau dismenorea (Bettygumi, 2010)

2) Faktor Konstitusi

Faktor ini erat hubungannya dengan faktor diatas, dapat juga menurunkan

ketahanan terhadap rasa nyeri, Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menurun, dan

seagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea.


a. Anemia

Anemia adalah defisiensi atau hemoglobin atau dapat keduanya hingga

menyebabkan kemampuan mengangkut oksigen berkurang hingga menyebabkan

kemampuan mengangkat oksigen berkurang. Sebagian besar penyebab anemia

adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin,

sehingga disebut anemia kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ini dapat

menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun

sel otak dan dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang, termasuk daya tahan

tubuh terhadap rasa nyeri (Manuaba, 2010).

b. Penyakit Menahun

Penyakit menahun yang diderita seorang wanita akan menyebabkan tubuh

kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang

termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan migraine. Faktor-faktor

ini (anemia, penyakit menahun dan sebagainya) dapat mempengaruhi timbulnya

dismenorea karena dapat menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri

(Alaettin, 2010)

c. Usia menarche

Menarche adalah menstruasi yang pertama kali datang. Gejala pemasakan seksual

pada wanita lebih nyata, yaitu datangnya menarche atau menstruasi pertama,

meskipun masih sangat sedikit sekali (untuk mencapai pembuahan) memakan

waktu sekitar 1-1,5 tahun. Mestruasi akan dirasakan sebagai beban berat atau

dirasakan sebagai tugas yang tidak menyenangkan dan menimbulkan rasa enggan

dan dirasa sebagai aib bagi gadis tersebut mempengaruhi kondisi kejiwaan dan
akan mempengaruhi terjadinya dismenore (Misaroh, 2009).

d. Faktor Genetik

Hampir 30% wanita yang mengalami dismenore adalah anak gadis yang ibunya

dulu juga mengalami dismenore sebanyak 7% wanita juga mengeluhkan hal yang

sama meskipun ibu wanita tersebut dulunya tidak mengalami dismenore (Alaettin,

2010).

Perbedaan Dismenore Primer Dan Dismenore Sekunder

Dismenore Primer Dismenore Sekunder

Onset (serangan pertama) secara Onset dapat terjadi di waktu apapun

mendadak terjadi setelah menarche setelah menarche (umumnya setelah usia

(menstruasi pertama). 25 tahun).

Nyeri perut atau panggul bawah balasan Wanita dapat mengeluh

nya berhubungan dengan onset aliran mengalami perubahan waktu

menstruasi dan berangsung sampai 8-72 serangan pertama nyeri

jam. selama siklus. Menstruasi atau

dalam intensitas nyeri.

Gejala ginekologis (kelainan


Dapat terjadi nyeri pada paha dan
kandungan) lainnya dapat terjadi,
punggung, sakit/ nyeri kepala, diare
mislanya nyeri saat bersenggama
(Mencret), nausea (Mual), dan vomiting
(dyspareunia) dan siklus menstruasi
(Muntah).
memanjang (menorrhagia).

Tidak dijumpai kelainan pada Ada kelainan panggul (pevic) pada

pemeriksaan fisik. pemeriksaan fisik.

Menurut Aliah (2013), yang berjudul ‘’asuhan kebidanan pada remaja dengan

dismenorea primer”.

(1) Skala pengukuran nyeri dismenore

Karateristik yang paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau

intensitas nyeri tersebut. Klien sering kali diminta untuk mendeskripsikan nyeri

sebagai nyeri ringan, sedang atau berat. Skala deskriptif merupakan alat

pengukuran tingkat keparahan yang lebih objektif.

(2) Skala pendeskripsian verbal Descriptor scale (VDS) merupakan sebuah garis yang

terdiri dari 3-5 kata. Pendeskripsian ini dirangking mulai dari “tidak terasa nyeri”

sampai “nyeri yang tidak tertahan”. Skala penilaian numeric (Numerical Rating

Scale) / NRS lebih sering digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata.

Dalam hal ini klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.

Adapun skala intensitas nyeri adalah sebagai berikut :

1 : tidak ada keluhan nyeri haid/kram pada perut bagian bawah.

2-3 : terasa kram perut bagian bawah, masih dapat ditahan, masih dapat
melakukan aktifitas, masih dapat berkonsentrasi

belajar.

4-6 : terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar pada pinggang,

kurang nafsu makan, sebagian aktifitas terganggu, sulit/susah

beraktifitas belajar.

7-9 : terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke

pinggang, paha, atau punggung, tidak ada nafsu makan, mual, muntah,

badan lemas, tidak kuat beraktifitas, tidak konsentrasi belajar

10 : terasa kram berat sekali pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke

pinggang, kaki dan punggung, tidak mau makan, mual, muntah, sakit

kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa berdiri atau bangun dari

tempat tidur, tidak dapat beraktivitas, terkadang sampai pingsan.

(Flaherty 2008; Potter & Perry 2006; Pilliteri 2003; British Pain Society

and British Geriatrics Society 2007 dalam Ningsih 2011).

A.4. Penegahan

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri

menstruasi ,salah satu caranya dengan memperhatikan pola dan siklus menstruasinya

kemudian melakukan antisipasi agar tidak mengalami nyeri menstruasi.

Berikut ini adalah langkah langkah pencegahan nya:

1. Hindari stress, tidak terlalu banyak fikiran terutama fikiran negatif yang

menimbulkan kecemasan.

2. Memiliki pola makan yang teratur.

3. Istirahat yang cukup.


4. Usahakan tidak mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri, jika semua cara pencegahan

tidak mengatasi menstruasi nyeri lebih baik segera kunjungi dokter untuk

mengetahui penyebab nyeri berkepanjangan. Bisa saja ada kelainan rahim atau

penyakit lainnya.

5. Gunakan heating pad (bantal panas), kompres punggung bawah serta minum

minuman yang hangat (Manuaba, 2008).

A.5. Penanganan Atau Cara Mengatasi

1) Secara Farmakologis

Upaya farmakologis yang dapat dilakukan dengan memberikan obat analgesic

sebagai penghilang rasa sakit. Menurut Bare & Smeltzer (2002 dalam Hermawan,

2012), penanganan nyeri yang dialami oleh individu dapat melalui intervensi

farmakologis, dilakukan kolaborasi dengan dokter atau pemberi perawatan utama

lainnya pada pasien. Obat-obatan ini dapat menurunkan nyeri dan menghambat

produksi prostaglandin dari jaringan-jaringan yang mengalami trauma dan inflamasi

yang menghambat reseptor nyeri untuk menjadi sensitive terhadap stimulus

menyakitkan sebelumnya, contoh obat anti inflamasi nonsteroid adalah aspirin,

ibuprofen.

Penanganan dismenore primer adalah (Calis, 2011):

a) Penanganan dan nasehat

b) Pemberian obat analgesic

Obat analgesik yang sering diberikan adalah preprat kombinasi aspirin,


fansetin, dan kafein. Obat-obatan paten yang beredar dipasaran antara lain

novalgin, ponstan, acetaminophen dan sebagainya.

c) Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi, bersifat sementara untuk

membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenore primer. Tujuan ini dapat

dicapai dengan memberikan salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.

d) Terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin Endometasin, ibu profen, dan

naproksen, dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau

mengalami banyak perbaikan. Pengobatan dapat diberikan sebelum haid mulai

satu sampai tiga hari sebelum haid dan dapat hari pertama haid.

2) Secara Non Farmakologis

Menurut Bare & Smeltzer (2002 dalam Hermawan 2012) penanganan nyeri

secara nonfarmakologis terdiri dari:

a. Stimulasi dan Masase kutaneus

Masase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada

punggung dan bahu. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase

membuat relaksasi otot.

b. Terapi es dan panas

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitifitas

reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses

inflamasi. Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke

suatu area dan kemungkinan dapat turut menurungkan nyeri dengan memprcepat

penyembuhan.
c. Distraksi

Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan nyeri, contoh:

menyanyi, berdoa, menceritakan gambar atau foto denaga kertas, mendengar

musik dan bermain satu permainan.

d. Relaksasi

Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan.Teknik

relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,

berirama (teknik relaksasi nafas dalam). Contoh: bernafas dalam-dalam dan

pelan. Sri Dewi Lestari (2013) jurnal kebidanan tentang “Pengaruh Dismenore

pada Remaja”.

B. Remaja

Remaja adalah peralihan dari masa anak-nak dan masa dewasa yang dimulai pada

saat kematangan seksual yaitu antara usia 11-20 tahun. Pada masa remaja individu,

mengalami perubahan sikis maupun sosial. Masa remaja juga bias disebut masa

pubertas. Salah satu cirri yang menandai masa pubertas perempuan adalah

menstruasi(Kinanti,2009).

Menurut Kartono(2006), masa remaja awal atau masa remaja sebenarnya itu

merupakan suatu masa yang segera akan dilanjutkan oleh masa adolesensi yang disebut

pulase bagai masa remaja lanjut. Masa remaja awal atau disingkat saja Sebagai masa

remaja itu tidak dapat dipastikan kapan dimulainya, dan bila akan berakhir, sama halnya

dengan masa praremaja (prapubertas). Sedangkan


Menurut WHO menjelaskan usia remaja adalah usia antara 12-24 tahun. Sedangkan

berdasarkan penggolongan umur masa remaja terbagi atas:

a. Masa remaja awal: masa remaja yang berusia 12-15 tahun.

b. Masa remaja tengah : masa remaja yang berusia 15-18 tahun.

c. Masa remaja akhir: masa remaja yang berusia 18-21 tahun.(Admin,2008)

Menstruasi pertama (menarce) pada remaja putrid sering terjadi pada usia 11

tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun.

Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan,

yang dimulai dari menarce sampai terjadinya menopause (Misaroh,2009)

BAB III

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


Subjektif

1. Identitas

Nama : Nn. S Nama ibu : Ny. Y

Umur : 16 tahun Umur : 37 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Batak Suku : Batak

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pelajar Pekerjaan : IRT

Alamat :

2. Keluhan

- Nn.S merasa kram perut bagian bawah, terkadang mual tetapi masih dapat

mengerjakan tugas sekolah berhubung karena belajar dari rumah.

- Nn.S mengatakan ini merupakan menstruasi hari ke-2

3. Riwayat Keluhan Utama

Melalui telemedichine Nn.S mengeluh perut terasa sakit dari perut bagian

bawah, terkadang mual sejak tadi malam tanggal 09 Juni 2020 pukul 22.00 WIB.

4. Riwayat Menstruasi

- Menarche : 13 tahun

- Siklus : 28 hari

- Lamanya : 3-5 hari

- Banyaknya : 3 x ganti doek

- Haid teratur
5. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

- Sebelum menstruasi

Makan sehari 3 kali, porsi sedang dengan jenis menu nasi, lauk,

kurang suka makan sayur, buah dan minum 6-7 gelas air putih per

hari, kadang-kadang minum susu 1 gelas.

- Selama menstruasi

Sejak nyeri haid Nn. S tidak nafsu makan, hanya minum dan ngemil

saja.

b. Istirahat

- Sebelum menstruasi

Tidur siang sekitar 1 jam dan tidur malam sekitar 8 jam.

- Selama menstruasi

Tidur tidak nyenyak yang diakibatkan nyeri perut yang dialaminya.

Objektif

a. Keadaan umum ibu baik, Kesadaran composmentis

b. Pemeriksaan tanda-

tanda vital Tekanan

darah :

110/70 mmHg

Nadi : 72 x/menit, teratur.


Suhu : 35,5ºC, aksila

Pernapasan : 20x/menit, teratur

c. Pemeriksaan Fisik

Tinggi Badan : 154 cm

Berat Badan : 48kg

Konjungtiva merah muda

d. Pemeriksaan penunjang

HB : 12 gr/dL

Analisa

Nn. S umur 15 tahun menstruasi hari ke-2 dengan dismenore primer.

Penatalaksanaan

1. Memberi penjelasan pada Nn. S bahwa dismenore yang dialaminya merupakan

dismenore primer yaitu rasa sakit pada perut bagian bawah yang menyertai

menstruasi yang tidak disebabkkan oleh kelainan pada rahim dan dapat

menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari.

2. Mengajarkan Nn. S mengurangi rasa nyeri padaperutnya dengan cara :

a. Istirahat di tempat tidur dan mengompres perutnya dengan botol berisi air

hangat

b. Relaksasi nafas dalam

c. Menganjurkan Nn. S untuk istirahat cukup, mengonsumsi buah-buahan dan


sayuran berwarna hijau

3. Memberi resep obat oral pada Nn. S, yaitu :Asam mefenamat @500mg 2 X 1 tablet,

Fe @20mg 1 X 1 tablet dan CTM @2mg 2 X 1 table

DATA PERKEMBANGAN MELALUI TELEMEDICHINE

S : - Nn. S mengatakan sudah tidak nyeri lagi

- Nn. S mengatakan warna darah menstruasinya merah kecoklatan,

bau khas menstruasi 1 pembalut penuh.

- Nn. S sudah mempraktekkan apa yang di jelaskan bidan

O :

A : Nn. A umur 16 tahun menstruasi hari ke-3 dengan post dismenorea

Primer.

P : Menganjurkan kembali Nn. S untuk istirahat cukup, menjaga kebersihan

daerah genetalia dan ganti pembalut jika terasa penuh maupun basah serta

memperhatikan asupan nutrisi

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari pengumpulan data subjektif dan objektif Nn. S umur 16 tahun menstruasi
hari ke-2 dengan dismenore primer. Hal ini sesuai dengan teori Dismenore primer
adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata
(Wiknjosastro, 2008). Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang
mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis.
Ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada
dirinya tersebut, mengakibatkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan menstruasi
seperti dismenorea (Kinanti, 2009).
Penatalaksanaan yang dilakukan pada Nn.S yaitu dengan obat analgetik dan
konseling tentang kompres panas serta relaksasi nafas dalam. Hal ini sesuai teori
Hermawan 2012 yang menyatakan Upaya farmakologis yang dapat dilakukan dengan
memberikan obat analgesic sebagai penghilang rasa sakit. Terapi panas mempunyai
keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut
menurungkan nyeri dengan memprcepat penyembuhan.
Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan.Teknik
relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama
(teknik relaksasi nafas dalam). Contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan.(Lestari,2013)
Menurut asumsi penulis penyebab disminore primer pada Nn.S adalah faktor
psikologis, dimana mengingat munculnya pandemi covid-19 menimbulkan stres pada
berbagai lapisam masyarakat. Hal ni sesuai teori Alaettin, 2010 Dismenore sebagai
salah satu gangguan menstruasi sangat erat hubungannya dengan proses psikologis yang
terjadi dalam siklus menstruasi pada wanita, hal ini sehingga menimbulkan kecemasan
yang luar biasa.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada kasus Nn.S usia 16 tahun dengan disminore primer telah dilakukan

penatalaksanaan. Setelah dilakukan penatalaksanaan pada Nn.S disminore primer dapat

di atasi secara farmakologi dengan memberikan analgesig dan non farmakologi yaitu

dengan kompres air hangat dan relaksasi nafas dalam.

B. SARAN

1. Bagi Pasien

Senantiasa mengingat pesan bidan agar dapat mengatasi jika sewaktu-waktu

mengalami disminore.

2. Bagi Orangtua

Peristiwa Pandemi COVID-19 menghentikan hampir semua aktivitas anak dan

remaja di luar rumah sehingga menyebabkan stres pada anak untuk itu orang tua

diharapkan tetap mengisi kegiatan anak dengan hal-hal positif seperti olahraga

dan sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, T W.2016.Pengaruh Pemberian Effleurage Massage Aromatherapy Jasmine


Terhadap Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Keperawatan Semester IVDi
Universitas „Aisyiyah Yogyakarta.Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas „Aisyiyah. Yogyakarta
Berkley KJ. Primary dysmenorrhea:an urgent mandate. International Association forthe
Study of Pain. 2013;21(3):1-8.

Hapsari, RW dan Anasari, T.2013.Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan


Metode Pemberian Cokelat Terhadap Penurunan Intensitas Dismenore Pada
Remaja Putri Di Smk Swagaya 2 Purwokerto.Jurnal Involusi Kebidanan3(5):26-
38

Latthe P, Champaneris R, Khan K. Dysmenorrhea. American Family Physician. 2012;


85(4):386

MadhubalaC, Jyoti K. Relation between dismenorrhea and body index in adolescents


with rural versus urban variation. The Journal of Obstetrics and Gynecology of
India. 2012;62(4):442-5

Marlina E. Pengaruh minuman kunyit terhadap tingkat nyeri dismenore primer pada
remaja putri di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam [disertasi].
Padang:Universitas Andalas;2012

Ningsih R. Efektivitas paket pereda terhadap intensitas nyeri padaremaja dengan


dismenore di SMAN kecamatan curup[tesis]. Jakarta:Universitas
Indonesia;2012.

Noor MS, Yasmina A, Hanggarawati CD. Perbandingan kejadian dismenore pada


akseptor pil kb dengan akseptor suntik kb 1 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Pasayangan. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2010;9(1):14-17.9.

Anda mungkin juga menyukai