Oleh :
JULIANTI
22100246
Judul laporan : Asuhan Pada Remaja Nn. S Umur 15 Tahun Menstruasi Hari
Ke-2 Dengan Dismenor Primer Di Puskesmas Simarpinggan
Tahun 2023
Nama Mahasiswa : Julianti
NIM : 22100246
Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Laporan Kasus ini telah diperiksa dan dievaluasi oleh Dosen Pembimbing Clinical
Instructor dan Koordinator Stase Profesi pada Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan Di Kota
Padangsidimpuan pada tanggal :
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan
Di Kota Padangsidimpuan
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini. Dalam
kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Dan oleh
karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan Laporan ini
dikemudian hari.
Akhirnya saya berharap, laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam proses perkuliahan
Profesi bidan.
Padangsidimpuan, 2023
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Pengesahan............................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................2
C. Ruang Lingkup........................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................25
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................26
B. Saran .....................................................................................................27
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dismenore menjadi suatu kondisi yang merugikan bagi banyak wanita dan
memiliki dampak besar pada kualitas hidup terkait kesehatan. Akibatnya, dismenore
juga memegang tanggung jawab atas kerugian ekonomi yang cukup besar karena biaya
obat, perawatan medis, dan penurunan produktivitas. Pada beberapa literatur dilaporkan
beraktifitas secara normal, sebagai contoh siswi yang mengalami dismenore primer
tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi belajar menurun karena nyeri
yang dirasakan.
Sebanyak 90% dari remaja wanita di seluruh dunia mengalami masalah saat haid
dan lebih dari 50% dari wanita haid mengalami dismenore primer dengan 10-20% dari
dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Dismenore primer dialami oleh 60-
75% remaja, dengan tiga perempat dari jumlah remaja tersebut mengalami nyeri ringan
sampai berat dan seperempat lagi mengalami nyeri berat. Di Surabaya didapatkan
dismenore.(Ningsih,2012)
termasuk gangguan psikologi, dilaporkan 73% merasa ingin marah-marah, 65% depresi,
52% merasa sangat sedih, 32% merasa kewalahan,dan 25% merasa ingin bersembunyi.
lapisam masyarakat. Meskipun sejauh ini belum terdapat ulasan sistematis tentang
pandemi (antara lain flu burung dan SARS) menunjukkan adanya dampak negatif
bahwa dalam jangka menengah dan panjang, 41—65% dari penyintas mengalami
remaja di luar rumah seperti sekolah dan larangan untuk berkumpul dengan teman
sebaya tanpa menjaga jarak sosial. Jadi anak merasa stres/tertekan, cemas dan bosan di
rumah terus menerus yang terkadang diekspresikan melalui emosi dan perilakunya.
B. Tujuan
Tujuan Umum
secara komprehensif
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada Nn.S usia 16 tahun Dismenorhea Primer
C. RUANG LINGKUP
2. Subjek Laporan
Subjek yang diambil untuk Laporan ini adalah Nn. S umur 16 Tahun
- Wawancara
- Studi kepustakaan
yang dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan dengan kasus yang
diambil.
D. MANFAAT
Hasil laporan komprehensif ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan, dan
asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Dismenore
A.1. Definisi
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama
haid. Rasa nyeri timbulbersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa
jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri. Dismenore terbagi
Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis,
sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi
patologis seperti ditemukannya endometriosis atau kista ovarium. Onset awal dismenore
primer biasanya terjadi dalam waktu 6 sampai 12 bulan setelah menarke dengan durasi
nyeri umumnya 8sampai 72 jam. Dismenore primer berkaitan dengan kontraksi otot
vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan nyeri pada bagian bawah
perut.Adanya kontraksi yang kuat dan lama pada dinding rahim, hormon prostaglandin
yang tinggi dan pelebaran dinding rahim saat mengeluarkan darah haid sehingga
kejang dibagian bawah perut. Rasanya sangat tidak nyaman sehingga menyebabkan
mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, kenaikan berat badan, perut
kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, timbul jerawat, tegang, lesu, dan depresi.
Gejalaini datang sehari sebelum haid dan berlangsung 2 hari sampai berakhirnya masa
haid.(Ningsih,2012)
berdasarkan intensitas relatif nyeri. Nyeri tersebut dapat berdampak pada kemampuan
aktifitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan sistemik.
minimal, dan adanya keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain
sebagainya.(Madhubala,2010)
Untuk mengatasi nyeri haid ini dapat digunakan obat anti inflamasi non-steroid
dengan dua cara, yaitu dengan terapi farmakologis dan terapi non-farmakologis. Terapi
farmakologis dasar dapat dengan pemberian obat anti inflamasi non-steroid (NSAID).
Sedangkan untuk terapi non-farmakologis terdapat beberapa cara yaitu dengan kompres
A.2. Etiologi
1. Faktor Kejiwaan
Pada remaja puteri yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak
mendapatkan penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore
(Wiknjosastro,2008)
2. Faktor konstitusi
3. Faktor endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore
4. Faktor Alergi
dengan migraine atau asma bronhial. Smith menduga bahwa sebab dari alergi ialah
toksin haid/ dalam pengkajian ke depan ternyata etiologi dismenore primer yang
2008).
A.3. Klasifikasi Dismenore
1. Dismenore primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital
yang nyata (Wiknjosastro, 2008). Dismenore primer biasanya terjadi 6 bulan sampai 12
bulan setelah menars (Holder, 2011). Oleh karena itu, siklus haid pada bulan pertama
Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan
(1) Nyeri perut yang timbul tidak lama sebelumnya atau bersamaan dengan awal
haid, dapat berlangsung beberapa jam, 24 jam, atau bahkan sampai beberapa
hari.
(2) Rasa nyeri kejang berjangkit-jangkit yang dirasakan di area perut bawah dan
(3) Selain adanya rasa nyeri juga dapat terjadi rasa mual, muntah, sakit kepala, diare
emosi dan perilaku juga dapat memperburuk siklus menstruasi dan masalah dismenorea.
Misalnya, depresi atau gejala kecemasan dapat berdampak pada siklus menstruasi.
2. Dismenore sekunder
uteri, polip endometrial, polip serviks, pemakaian IUD atau AKDR. Nyeri menstruasi
sekunder biasanya baru muncul kemudian, jika ada penyakit atau kelainan yang
kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan disekitarnya (Wijayanti,
2009).
Dismenore sekunder sering terjadi pada usia >30 tahun, dimana rasa nyeri
semakin bertambah seiring bertambahnya umur dan memburuk seiring dengan waktu
(Benson.dkk,2009). Karakteristik nyeri berbeda beda pada setiap siklus haid dimana
1) Faktor Kejiwaan
faktor psikogenik. Pada gadis-gadis yang secara emosionalnya tidak stabil, apalagi jika
mereka tidak mendapat penanganan baik tentang proses menstruasi yang mudah
menimbulkan dismenorea. Kecemasan juga dapat terjadi saat menghadapi menstruasi
dengan proses psikologis yang terjadi dalam siklus menstruasi pada wanita, hal ini
merupakan suatu perubahan yang luar biasa yang terjadi pada kehidupannya, sehingga
Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidaksiapan remaja putri
(Kinanti, 2009).
akan diliputi kecemasan sebagai bentuk penolakan paa fungsi fisik dan psikisnya.
Gangguan menstruasi yang banyak dialami adalah kesakitan pada saat menstruasi yang
2) Faktor Konstitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor diatas, dapat juga menurunkan
ketahanan terhadap rasa nyeri, Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menurun, dan
sehingga disebut anemia kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ini dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun
sel otak dan dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang, termasuk daya tahan
b. Penyakit Menahun
kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang
termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan migraine. Faktor-faktor
(Alaettin, 2010)
c. Usia menarche
Menarche adalah menstruasi yang pertama kali datang. Gejala pemasakan seksual
pada wanita lebih nyata, yaitu datangnya menarche atau menstruasi pertama,
waktu sekitar 1-1,5 tahun. Mestruasi akan dirasakan sebagai beban berat atau
dirasakan sebagai tugas yang tidak menyenangkan dan menimbulkan rasa enggan
dan dirasa sebagai aib bagi gadis tersebut mempengaruhi kondisi kejiwaan dan
akan mempengaruhi terjadinya dismenore (Misaroh, 2009).
d. Faktor Genetik
Hampir 30% wanita yang mengalami dismenore adalah anak gadis yang ibunya
dulu juga mengalami dismenore sebanyak 7% wanita juga mengeluhkan hal yang
sama meskipun ibu wanita tersebut dulunya tidak mengalami dismenore (Alaettin,
2010).
Menurut Aliah (2013), yang berjudul ‘’asuhan kebidanan pada remaja dengan
dismenorea primer”.
Karateristik yang paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau
intensitas nyeri tersebut. Klien sering kali diminta untuk mendeskripsikan nyeri
sebagai nyeri ringan, sedang atau berat. Skala deskriptif merupakan alat
(2) Skala pendeskripsian verbal Descriptor scale (VDS) merupakan sebuah garis yang
terdiri dari 3-5 kata. Pendeskripsian ini dirangking mulai dari “tidak terasa nyeri”
sampai “nyeri yang tidak tertahan”. Skala penilaian numeric (Numerical Rating
Scale) / NRS lebih sering digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata.
Dalam hal ini klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
2-3 : terasa kram perut bagian bawah, masih dapat ditahan, masih dapat
melakukan aktifitas, masih dapat berkonsentrasi
belajar.
4-6 : terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar pada pinggang,
beraktifitas belajar.
7-9 : terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke
pinggang, paha, atau punggung, tidak ada nafsu makan, mual, muntah,
10 : terasa kram berat sekali pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke
pinggang, kaki dan punggung, tidak mau makan, mual, muntah, sakit
kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa berdiri atau bangun dari
(Flaherty 2008; Potter & Perry 2006; Pilliteri 2003; British Pain Society
A.4. Penegahan
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri
menstruasi ,salah satu caranya dengan memperhatikan pola dan siklus menstruasinya
1. Hindari stress, tidak terlalu banyak fikiran terutama fikiran negatif yang
menimbulkan kecemasan.
tidak mengatasi menstruasi nyeri lebih baik segera kunjungi dokter untuk
mengetahui penyebab nyeri berkepanjangan. Bisa saja ada kelainan rahim atau
penyakit lainnya.
5. Gunakan heating pad (bantal panas), kompres punggung bawah serta minum
1) Secara Farmakologis
sebagai penghilang rasa sakit. Menurut Bare & Smeltzer (2002 dalam Hermawan,
2012), penanganan nyeri yang dialami oleh individu dapat melalui intervensi
lainnya pada pasien. Obat-obatan ini dapat menurunkan nyeri dan menghambat
ibuprofen.
c) Terapi hormonal
d) Terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin Endometasin, ibu profen, dan
satu sampai tiga hari sebelum haid dan dapat hari pertama haid.
Menurut Bare & Smeltzer (2002 dalam Hermawan 2012) penanganan nyeri
Masase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada
punggung dan bahu. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase
reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses
suatu area dan kemungkinan dapat turut menurungkan nyeri dengan memprcepat
penyembuhan.
c. Distraksi
Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan nyeri, contoh:
d. Relaksasi
relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,
pelan. Sri Dewi Lestari (2013) jurnal kebidanan tentang “Pengaruh Dismenore
pada Remaja”.
B. Remaja
Remaja adalah peralihan dari masa anak-nak dan masa dewasa yang dimulai pada
saat kematangan seksual yaitu antara usia 11-20 tahun. Pada masa remaja individu,
mengalami perubahan sikis maupun sosial. Masa remaja juga bias disebut masa
pubertas. Salah satu cirri yang menandai masa pubertas perempuan adalah
menstruasi(Kinanti,2009).
Menurut Kartono(2006), masa remaja awal atau masa remaja sebenarnya itu
merupakan suatu masa yang segera akan dilanjutkan oleh masa adolesensi yang disebut
pulase bagai masa remaja lanjut. Masa remaja awal atau disingkat saja Sebagai masa
remaja itu tidak dapat dipastikan kapan dimulainya, dan bila akan berakhir, sama halnya
Menstruasi pertama (menarce) pada remaja putrid sering terjadi pada usia 11
tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun.
BAB III
1. Identitas
Alamat :
2. Keluhan
- Nn.S merasa kram perut bagian bawah, terkadang mual tetapi masih dapat
Melalui telemedichine Nn.S mengeluh perut terasa sakit dari perut bagian
bawah, terkadang mual sejak tadi malam tanggal 09 Juni 2020 pukul 22.00 WIB.
4. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 tahun
- Siklus : 28 hari
- Haid teratur
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
- Sebelum menstruasi
Makan sehari 3 kali, porsi sedang dengan jenis menu nasi, lauk,
kurang suka makan sayur, buah dan minum 6-7 gelas air putih per
- Selama menstruasi
Sejak nyeri haid Nn. S tidak nafsu makan, hanya minum dan ngemil
saja.
b. Istirahat
- Sebelum menstruasi
- Selama menstruasi
Objektif
b. Pemeriksaan tanda-
darah :
110/70 mmHg
c. Pemeriksaan Fisik
d. Pemeriksaan penunjang
HB : 12 gr/dL
Analisa
Penatalaksanaan
dismenore primer yaitu rasa sakit pada perut bagian bawah yang menyertai
menstruasi yang tidak disebabkkan oleh kelainan pada rahim dan dapat
a. Istirahat di tempat tidur dan mengompres perutnya dengan botol berisi air
hangat
3. Memberi resep obat oral pada Nn. S, yaitu :Asam mefenamat @500mg 2 X 1 tablet,
O :
Primer.
daerah genetalia dan ganti pembalut jika terasa penuh maupun basah serta
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari pengumpulan data subjektif dan objektif Nn. S umur 16 tahun menstruasi
hari ke-2 dengan dismenore primer. Hal ini sesuai dengan teori Dismenore primer
adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata
(Wiknjosastro, 2008). Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang
mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis.
Ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada
dirinya tersebut, mengakibatkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan menstruasi
seperti dismenorea (Kinanti, 2009).
Penatalaksanaan yang dilakukan pada Nn.S yaitu dengan obat analgetik dan
konseling tentang kompres panas serta relaksasi nafas dalam. Hal ini sesuai teori
Hermawan 2012 yang menyatakan Upaya farmakologis yang dapat dilakukan dengan
memberikan obat analgesic sebagai penghilang rasa sakit. Terapi panas mempunyai
keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut
menurungkan nyeri dengan memprcepat penyembuhan.
Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan.Teknik
relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama
(teknik relaksasi nafas dalam). Contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan.(Lestari,2013)
Menurut asumsi penulis penyebab disminore primer pada Nn.S adalah faktor
psikologis, dimana mengingat munculnya pandemi covid-19 menimbulkan stres pada
berbagai lapisam masyarakat. Hal ni sesuai teori Alaettin, 2010 Dismenore sebagai
salah satu gangguan menstruasi sangat erat hubungannya dengan proses psikologis yang
terjadi dalam siklus menstruasi pada wanita, hal ini sehingga menimbulkan kecemasan
yang luar biasa.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada kasus Nn.S usia 16 tahun dengan disminore primer telah dilakukan
di atasi secara farmakologi dengan memberikan analgesig dan non farmakologi yaitu
B. SARAN
1. Bagi Pasien
mengalami disminore.
2. Bagi Orangtua
remaja di luar rumah sehingga menyebabkan stres pada anak untuk itu orang tua
diharapkan tetap mengisi kegiatan anak dengan hal-hal positif seperti olahraga
dan sebagainya
DAFTAR PUSTAKA
Marlina E. Pengaruh minuman kunyit terhadap tingkat nyeri dismenore primer pada
remaja putri di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam [disertasi].
Padang:Universitas Andalas;2012