Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENORE


DI PUSKESMAS SANGGARAN AGUNG
TAHUN 2023

Dosen Pembimbing :
Ajeng Galuh W, SST, MPH

Oleh :
Popy Arisandi Putri
PO71242220147

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan “ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


DENGAN DISMENORE” guna memenuhi tugas Stase Asuhan Kebidanan Remaja
dan Pranikah Program Studi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi Tahun
2022/2023.

Jambi, Januari 2023

Mahasiswa
Popy Arisandi Putri
PO71242220147

Mengetahui :

Preseptop Akademik Pembimbing Lahan

( Ajeng Galuh W, SST, MPH ) ( Nuriman, AMd. Keb )

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan Remaja dan
Pra Nikah pada Nn. P dengan Dismenore di Puskesmas Sanggaran Agung Tahun 2023.
Penulisan laporan ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah asuhan
kebidanan komprehensif pada stase Remaja dan Pranikah yang merupakan salah satu
mata kuliah yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi kebidanan. Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yuli Suryanti, M. Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi
2. Lia Artika Sari, M. Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Jambi
3. Ajeng Galuh W, SST, MPH selaku Dosen Pembimbing Institusi
4. Nuriman, AMd. Keb selaku CI Puskesmas Sanggaran Agung

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk, saran dan kritik dari segala
pihak. Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan manfaat bagi yang
membutuhkannya.

Jambi, Januari 2023

Penulis        

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i


KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
D. Manfaat ..................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Dismenore.................................................................................................. 4
B. Manajemen Kebidanan ............................................................................. 9
C. Teori Evidence Based Midwivery.............................................................. 12

BAB III TINJAUAN KASUS


Tinjauan Kasus .............................................................................................. 19

BAB IV PEMBAHASAN
Analisis Kasus ............................................................................................... 31

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 47
B. Saran ......................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kejadian dismenore berat di dunia menurut World Health Organization

(WHO) pada Tahun 2016 sebanyak 1.769.425 jiwa (90%). Sedangkan Di Indonesia

angka kejadian dismenorea sebesar 107.673 jiwa (64,25%), yang terdiri dari 59.671

jiwa (54,89%) mengalami dismenorea primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami

dismenorea sekunder (Herawati, 2017:163).

Dismenore primer dialami oleh 60% - 75% remaja. Dilaporkan 30% - 60%

remaja wanita yang mengalami dismenorea, didapatkan 7% - 15% tidak pergi ke

sekolah (Larasati, 2016). Berdasarkan penelitian Pialiani et al (2018) kejadian

dismenorea di Madrasah Aliyah Negeri Pasir Pengaraian menunjukkan nyeri haid

pada siswi sebanyak 141 (94%) dan yang tidak dismenorea sebanyak 9 (6%)

responden. Terdapat beberapa faktor risiko yang memengaruhi terjadinya

dismenorea. Faktor risiko yang berkaitan dengan dismenorea adalah menarce usia

dini, riwayat keluarga dengan keluhan dismenorea, kebiasaan memakan makanan

cepat saji, durasi perdarahan saat haid, terpapar asap rokok, konsumsi kopi dan

alexythimia, kebiasaan minum susu, anemia dan indeks masa tubuh yang tidak

normal (Larasati et al, 2016; Widayamti, 2018:36).

Banyak terapi farmakologi maupun non farmakologi yang dapat dilakukan

untuk mengurangi nyeri haid/dismenore. Salah satu terapi non farmakologi seperti

penelitian yang dilakukan Hawa dkk (2018) pada remaja putri SMK Penerbangan

Angkasa Singosari Tahun 2018 menunjukan bahwa setelah diberikan kompres air

hangat terdapat penurunan tingkat nyeri sedang dari 75% menjadi 18,8% responden

1
dan terdapat 12,5% responden yang nyeri nya hilang. Uji analisis dengan wilcoxon

signed rank test menunjukkan nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,001 dan nilai Z= -3,317.

Hasil ini menunjukkan bahwa (p-value < 0,05) artinya terdapat pengaruh yang

signifikan dan efektif terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore pada remaja putri

di SMK Penerbangan Angkasa Singosari (Mahua dkk, 2018:259-266).

Puskesmas Sanggaran Agung merupakan salah satu puskesmas di Kerinci yang

menangani masalah dismenore pada remaja. Berdasarkan data sekunder yang

diperoleh untuk penanganan pasien dengan dismenore diberikan terapi farmakologi

berupa obat analgetik dan konseling tentang teknik mengurangi nyeri dismenore.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah

yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Remaja dengan Dismenore di

Puskesmas Sanggaran Agung Tahun 2023”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan kebidanan pada remaja dengan dismenore di

Puskesmas Sanggaran Agung Tahun 2023.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data pada remaja dengan dismenore

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

b. Mampu melakukan Interpretasi data pada remaja dengan dismenore

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2
c. Mampu melakukan identifikasi masalah dan diagnosa potensial pada remaja

dengan dismenore.

d. Mampu melakukan tindakan segera kepada klien remaja dengan dismenore.

e. Mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada klien remaja

dengan dismenore.

f. Mampu melaksanakan tindakan yang sudah ditentukan pada klien remaja

dengan dismenore.

g. Mampu melaksanakan evaluasi tindakan yang dilakukan pada klien remaja

dengan dismenore.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi

Hasil penulisan diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan mahasiswa kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi dalam

menerapakan asuhan kebidanan pada remaja dengan dismenore.

2. Bagi Puskesmas Sanggaran Agung

Diharapkan dapat menjadi referensi untuk meningkatkan pengetahuan

serta dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan yang tepat dalam penanganan

kasus pada remaja dengan dismenore.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dismenore

1. Pengertian

Pengertian dismenore menurut beberapa ahli, antara lain:

a. Dismenore dari suku katanya dalam bahasa Yunani yaitu dys artinya

menyakitkan dan meno artinya bulanan dan rhea artinya aliran sehingga

dismenore merupakan menstruasi bulanan yang tidak nyaman (Perry,

2012:32).

b. Dismenore merupakan nyeri yang dirasakan pada sebelum atau selama

menstruasi berlangsung (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013: 67).

c. Dismenore dapat dirasakan sebagai sensasi nyeri, kram, kontraksi pada uterus

yang lebih dari pada biasanya baik dalam intensitas, frekuensi, dan durasinya

dapat terjadi juga walaupun tanpa adanya masalah pada organ reproduksi

(Yakubova, 2012:48).

d. Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi

selama haid. Rasa nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan

berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak

nyeri (Kusmiyati dkk, 2018:52).

Berdasarkan tinjauan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

dismenore/nyeri haid merupakan rasa tidak nyaman di rahim berupa nyeri dan

kram yang timbul sebelum atau saat menstruasi berlangsung.

4
2. Patofisiologi

Setiap bulannya wanita selalu mengalami menstruasi. Menstruasi terjadi

akibat adanya interaksi hormon di dalam tubuh manusia. Interaksi hormon yang

dikeluarkan oleh hipotalamus, dan indung telur menyebabkan lapisan sel rahim

mulai berkembang dan menebal. Hormon-hormon tersebut kemudian akan

mememberikan sinyal pada telur di dalam indung telur untuk berkembang. Telur

akan dilepaskan dari indung telur menuju tuba falopi dan menuju uterus. Telur

yang tidak dibuahi oleh sperma akan menyebabkan terjadinya peluruhan pada

endometrium, luruhnya endometrium menyebabkan perdarahan pada vagina

yang disebut dengan menstruasi (Anurogo dan Wulandari, 2011:32).

Pada saat masa subur terjadi peningkatan dan penurunan hormon.

Peningkatan dan penurunan hormon terjadi pada fase folikuler. Pada masa

pertengahan fase folikuler, kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone) akan

meningkat dan merangsang sel telur untuk memproduksi hormon estrogen. Pada

saat estrogen meningkat maka kadar progesteron akan menurun. Pada kasus

dismenore, penurunan kadar progesteron diikuti dengan adanya peningkatan

kadar prostaglandin yang cukup tinggi pada endometrium (Anurogo dan

Wulandari, 2011:50).

3. Jenis Dismenore

Secara klinis, menurut Icemi, dkk (2013) dismenore dibagi menjadi dua,

yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder.

a. Dismenore Primer

Dismenore primer adalah nyeri perut bagian bawah yang terjadi pada

saat menstruasi tanpa terdapat gangguan fisik atau penyakit lain. Dismenore

primer berhubungan dengan siklus ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi

5
miometrium sehingga terjadi iskemia akibat adanya prostaglandin yang

diproduksi oleh endometrium pada fase sekresi. Dismenore seringkali

disertai dengan keluhan mual, muntah, nyeri kepala, atau diare yang timbul

karena prostaglandin (Prawirohardjo, 2014:468)

Dismenore primer adalah nyeri yang banyak dialami oleh remaja tanpa

kelainan pada alat genital. Menyatakan bahwa usia 15 tahun–25 tahun

wanita akan mengalami dismenore primer dan akan menghilang setalah usia

30 tahun (Lestari, 2013:235).

b. Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama,

tetapi yang paling sering muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun-tahun

normal dengan siklus tanpa nyeri. Penyebab yang umum, di antaranya

termasuk endometriosis, adenomyosis (bentuk endometritis yang invasive),

polip endometrium (tumor jinak di endometrium), chronic pelvic

inflamatory disease (penyakit radang panggul menahun, dan penggunaan

peralatan kontrasepsi (Anurogo dan Wulandari, 2011:48- 49).

4. Klasifikasi Dismenore

Berdasarkan intensitas relatif nyeri, dismenore diklasifikasikan sebagai

ringan, sedang, atau berat. klasifikasi intensitas nyeri dismenore menurut

Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom (Larasati, 2018:80), sebagai

berikut:

a. Dismenore ringan didefinisikan sebagai nyeri haid tanpa adanya pembatasan

aktifitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan

sistemik.

6
b. Dismenore sedang didefinisikan sebagai nyeri haid yang memengaruhi

aktifitas sehari-hari, dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa

sakit dan terdapat beberapa keluhan sistemik.

c. Dismenore berat didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterbatasan parah

pada aktifitas sehari-hari, respon analgetik untuk menghilangkan rasa sakit

minimal, dan adanya keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain

sebagainya.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dismenore

Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya dismenore primer menurut

Andriani (2015:9-11) diantaranya adalah:

a. Indeks Massa Tubuh

Seorang wanita dengan tubuh tidak ideal memiliki resiko lebih besar

terhadap kejadian dismenore. Tubuh yang ideal bukanlah tubuh yang terlalu

kurus ataupun yang terlalu gemuk. Seorang wanita dengan tubuh terlalu

kurus ataupun terlalu gemuk sangat berpotensi mengalami dismenore, karena

semakin rendah Indeks massa tubuh (IMT) maka tingkat dismenore akan

semakin berat dan sebaliknya, karena saat wanita semakin gemuk, timbunan

lemak memicu pembuatan hormon terutama estrogen.

b. Tingkat Stres

Stres seringkali terjadi secara tiba-tiba karena persoalan yang harus

dihadapi dalam kehidupan. Peningkatan tingkat stres menyebabkan pengaruh

negative pada kesehatan tubuh. Stres merupakan penyebab timbulnya

dismenore. Semakin tinggi tingkat stres maka akan semakin tinggi pula

tingkat dismenore.

7
c. Aktifitas Fisik

Dalam kehidupan sehari-hari sangat dianjurkan untuk melakukan

aktivitas fisik untuk kepentingan kesehatan. Aktifitas fisik jika dilakukan

dengan benar akan memberikan manfaat bagi tubuh. Semakin rendah

aktifitas fisik maka tingkat dismenore akan semakin berat dan sebaliknya.

Selain itu, faktor risiko yang berkaitan dengan dismenorea adalah riwayat

keluarga dengan keluhan dismenorea, kebiasaan memakan makanan cepat saji,

terpapar asap rokok, konsumsi kopi dan alexythimia, kebiasaan minum susu,

anemia dan indeks masa tubuh yang tidak normal (Larasati et al, 2016;

Widayamti, 2018:157).

Gambar 2.1

Mind Maping Dismenore

8
B. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Kebidanan

1. Pengertian manajemen kebidanan

Manajemen kebidanan adalah satu metode pendekatan pemecahan masalah

yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian

pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang

digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisir melalui

tindakan logika dalam memberi pelayanan (Varney, 2019:1958).

2. Tahapan dalam manajemen kebidanan menurut Helen Varney

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan yang

dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan

dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada 7 langkah menurut Varney

(2019:1958), yaitu:

a. Identifikasi data dasar

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dasar meliputi riwayat

kesehatan klien, pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu

dan sekarang, pemeriksaan laboratorium. Semua data tersebut di atas harus

memberikan informasi yang saling berhubungan dari semua sumber dan

menggambarkan kondisi ibu yang sebenarnya.

b. Identifikasi diagnose/masalah aktual.

Menginterprestasikan data secara spesifik mengenai diagnosa dan

masalah. Kata diagnose dan masalah selalu digunakan namun keduanya

mempunyai pengertian yang berbeda. Masalah lebih sering berhubungan

dengan apa yang dialami oleh seseorang, menguraikan suatu kenyataan

yang dirasakan sebagai suatu masalah. Sedangkan diagnose diidentifikasi

oleh bidan yang berfokus pada apa yang dialami oleh klien.

9
c. Antisipasi diagnosa/masalah potensial

Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifakasi faktor-faktor

potensial yang memerlukan antisipasi segera tindakan pencegahan jika

memungkinkan atau waspada sambil menunggu dan mempersiapkan

pelayanan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi.

d. Evaluasi perlunya tindakan segera/kolaborasi

Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama

klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data

baru segera dinilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan

darurat dimana bidan harus segera bertindak untuk menyelamatkan klien.

e. Rencana asuhan kebidanan

Rencana tindakan konfrehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta

hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi meliputi

antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta konseling, bila perlu

mengenai ekonomi, agama, budaya, atau masalah psikologis. Rencana

tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan

klien. Semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang

relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus

dianalisa secara teoritis.

f. Pelaksanaan asuhan kebidanan (Implementasi)

Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan (Implementasi) dilaksanakan

oleh bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim

kesehatan lainnya berdasarkan rencana yang ditetapkan.

10
g. Evaluasi asuhan kebidanan

Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya evaluasi ini

dilakukan pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap evaluasi bidan harus

mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan

kepada klien.

3. Pendokumentasian asuhan kebidanan

Menurut Wahyuningsih (2018:267) pendokumentasian asuhan kebidanan

dilakukan dalam bentuk data subjektif, objektif, assessmen dan planning

(SOAP).

a. Data subjektif

Data subjektif yakni data atau fakta yang merupakan informasi termasuk

biodata mencakup nama, umur, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan

serta keluhankeluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung pada

klien atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

b. Data Objektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi,

palpasi, auskultasi, perkusi, serta pemeriksaan penunjang seperti

pemeriksaan laboratorium.

c. Assesmen/Diagnosa

Assesmen merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan

masalah yang mencakup kondisi tersebut. Penegakan diagnose kebidanan

dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman

keselamatan ibu.

11
d. Planning/Perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh

bidan dalam melakukan intervensi untuk mencegah masalah pasien/klien.

C. Teori Evidence Based Midwifery

1. Pengertian

Evidence based artinya berdasarkan bukti, maksudnya adalah tidak lagi

berdasarkan pengalaman atau kebiasaaan semata. Evidence based midwifery

(EBM) adalah adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari

penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan (Jayanti, 2020:1).

2. Manfaaat Evidence based Midwifery

Pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence based

membantu mengurangi angka kematian ibu hamil dan risiko-risiko yang dialami

selama persalinan bagi ibu dan bayi serta bermanfaat untuk memperbaiki

keadaan kesehatan masyarakat (Jayanti, 2020:3).

3. Kategori Evidence Based

Pengkategorian evidence based menurut WHO (2017) dalam Jayanti

(2020:4) sebagai berikut:

a. Evidenve-based medicine adalah pemberian informasi obat-obatan

berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Temuan

obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu

beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti

memberikan efek samping yang berat pada sebagian penggunanya.

12
b. Evidence-based policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan

kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan profesi

kesehatan dan kedokteran di masa mendatang.

c. Evidence based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan

berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.

d. Evidence based report adalah mgmpakan bentuk penulisan laporan kasus

yang baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat

diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.

4. Sumber Evidence Based Midwifery

Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet

maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD. Situs

internet yang ada dapat diakses, baik yang harus dibayar ataupun public domain

(Jayanti, 2020:4).

5. Evidece Based Midwifery pada Kasus Dismenore

N Judul, Penulis,
Fenomena Tujuan Metode Hasil
o Tahun
1. Judul: Dismenore Tujuan dari Metode Hasil penelitian
An update and primer adalah penelitian ini Penelitian ini ini mencakup 17
systematic nyeri pada adalah untuk dilakukan makalah, 10 di
review on the Rahim yang menyelidiki sesuai dengan antaranya pada
treatment of berkontraksi dan daftar periksa pengobatan
primary yang disebabkan menawarkan PRISMA komplementer,
dysmenorrhea oleh laserasi perspektif untuk tinjauan tiga pada terapi
endometrium. terbaru sistematis dan obat, dan
Penulis: Terapi obat dan tentang meta-analisis. empat tentang
1.Maedeh pengobatan perawatan Informasi yang akupunktur dan
Sharghi komplementer untuk diperlukan akupresur.
2.Shabnam telah digunakan dismenore. dikumpulkan terbesar dan
Malekpour untuk mengobati berdasarkan sampel terkecil
Mansurkhani dismenore. pencarian kata memiliki 303
3.Damoon kunci berikut: dan 24 pasien,
Ashtary-Larky pengobatan, masing-masing.
4.Wesam Kooti dismenore Lama
5.Mehdi primer, pengobatan

13
Niksefat tanaman obat, berkisar antara
6.Mohammad bahan kimia, satu sampai
Firoozbakht obat-obatan, enam bulan dan
7.Masoud dan jamu. ukuran yang
Behzadifar, paling umum
8.Milad Azami digunakan
9.Karo dalam penelitian
Servatyari adalah
10. Leila skala analog
Jouybari visual dan
kemanjuran
Tahun: klinis.
2019 :51-55 Dilaporkan
komplikasi
termasuk
kejadian
gastrointestinal,
mual, muntah,
diare, sakit
perut, dan hati
dan ginjal
gangguan
2. Judul: Dismenore Tujuan Berdasarkan berpartisipasi
The Effect of primer utama kuesioner dalam program
Physical merupakan salah penelitian ini terhadap 50 aktivitas fisik
Activity on satu keluhan dan adalah untuk siswa yang mengurangi efek
Primary masalah mengetahui mengalami merugikan dari
ginekologi yang pengaruh dismenore gejala
Dysmenorrhea
paling umum di aktivitas primer sedang dismenore
of Female
seluruh dunia fisik 8 sampai berat primer pada
University pada wanita minggu mengambil wanita muda.
Students muda. olahraga terhadap bagian dalam
dapat dismenore penelitian ini
Penulis: mempengaruhi primer dan secara
1. Noorbakhsh masalah ini mahasiswi. acak dibagi
Mahvash, secara positif. menjadi
2. Alijani Eidy, kelompok
Kohandel eksperimen
Mehdi, (N=25) dan
3.Mehdizadeh kontrol
Toorzani Zahra, (N=25).
4. Mirfaizi Kelompok
Mani eksperimen
5.Hojat Shahla berpartisipasi
dalam program
Tahun: aktivitas fisik
2012:1246- selama 8

14
1250 minggu, 3 sesi
seminggu dan
90 menit per
sesi.

3. Judul:  Menstruasi untuk Desain setelah


Pengaruh merupakan mengidentifi penelitian ini diberikan
Pemberian suatu tanda kasi adalah pra kompres air
mulai
Kompres Air pengaruh eksperimental hangat terdapat
matangnya
Hangat organ pemberian dengan penurunan
Terhadap reproduksi kompres air menggunakan tingkat nyeri
Dismenore remaja. Ovulasi hangat one group sedang dari
Pada Remaja dan menstruasi terhadap pretest-postest. 75% menjadi
Putri Di SMK regular mulai dismenore Jumlah 18,8%
Penerbangan terjadi pada usia pada remaja populasi responden dan
antara 6-14
Angkasa putri di SMK sebanyak 50 terdapat 12,5%
bulan setelah
Singosari menarche. Penerbangan responden dan responden yang
Malang Menstruasi Angkasa sampel nyeri nya
identic dengan Singosari diambil secara hilang. Uji
Penulis: dismenore, Malang purposive analisis dengan
Mahua Sebagian wanita sampling wilcoxon
mengalami nyeri dengan jumlah signed rank test
pada saat
Tahun: 16 responden. menunjukkan
menstruasi dan
2018:259-266 mengalami Instrument nilai Sig.(2-
gangguan fisik yang tailed) sebesar
dan emosi digunakan 0,001 dan nilai
menjelang masa adalah Z= -3,317.
ini. kuisioner dan Hasil ini
lembar menunjukkan
observasi bahwa (p-value
Numerical < 0,05) artinya
Rating Scale terdapat
(NRS) dengan pengaruh yang
menggunakan signifikan dan
analisa efektif terhadap
datawilcoxon penurunan
signed rank tingkat nyeri
test. dismenore pada
remaja putri di
SMK
Penerbangan
Angkasa
Singosari.
4. Judul: Cara mengatasi mengetahui Desain Berdasarkan
Efektivitas dismenore ada 2 efektivitas penelitian ini hasil distribusi
Terapi yaitu secara kompres berupa Pra- frekuensi
Kompres farmakologis hangat Eksperimen diketahui bahwa

15
Hangat (menggunakan terhadap dengan sebelum
Terhadap obat-obatan) dan dismenore menggunakan dilakukannya
Penurunan secara non pada remaja pendekatan intervensi
Nyeri farmakologis, putri. One-Group (pemberian
Dismenore salah satunya Pra test- Post kompres hangat)
Pada Remaja di kompres hangat. test Design. tingkat
Bandung Sampel dismenore
Penulis: remaja putri (nyeri haid)
Maidartati, kelas VII dan sebagian
Tahun: VIII yang dikategorikan
2018:156-163 mengalami nyeri sedang
dismenore yaitu 23 orang
sebanyak 47 (48.9%),
siswi pada sebagian kecil
bulan Juli - dikategorikan
Agustus tahun nyeri ringan 14
2017. orang (29,8%),
Teknik dan nyeri berat
sampling 10 orang
penelitian ini (21,3%), serta
adalah tidak satupun
Purposive yang
Sampling. dikategorikan
Instrumen tidak nyeri &
penelitian ini nyeri sangat
menggunakan berat. Setelah
thermometer dilakukan terapi
air, lembar kompres hangat,
observasi skala sebagian besar
nyeri yang mengalami
dismenore nyeri ringan
Numerik yaitu 33 orang
Rating Scale (70.2%),
(NRS) dan sebagian kecil
lembar dikategorikan
informed nyeri sedang 13
consent. orang (27.7%),
dan sangat
sedikit
dikategorikan
tidak nyeri 1
orang (2,1%).
Setelah di Uji
Wilcoxon
Signed Ranks.
Hasil penelitian
ini menunjukkan

16
P-value = 0,000
dimana P-value
< 0,05, sehingga
Ho ditolak,
artinya terdapat
efektivitas
pemberian
kompres hangat
penurunan nyeri
haid(dismenore)
pada remaja usia
13-15 Kota
Bandung
5. Judul: Masa pubertas Penelitian ini Rancangan Terdapat
Pengaruh yaitu bagian dari bertujuan penelitian ini pengaruh
Pemberian proses untuk adalah Pra- pemberian
Kompres Air perkembangan mengetahui Eksperiment kompres air
Hangat dengan adanya pengaruh dengan desain hangat terhadap
Terhadap kematangan pemberian OneGroup penurunan
Penurunan organ seksual kompres air Pre-Post Test intensitas nyeri
Intensitas dan kemampuan hangat Design, dysmenorrhea
Nyeri bereproduksi, terhadap menggunakan pada remaja
Dysmenorrhea yang ditandai penurunan Accidental putri di SMA
Pada Remaja dengan intensitas sampling Negeri 10 Kota
Putri Di Sma terjadinya nyeri dengan jumlah Bengkulu
Negeri 10 menstruasi dysmenorrhe sampel 30 diperoleh nilai Z
Kota pertama a pada responden. = -4.801 dengan
Bengkulu (menarche). remaja putri Alat yang pvalue=0,000
Menstruasi di SMA digunakan
Penulis: adalah Negeri 10 adalah
1.Vellyza perubahan Kota kuesioner
Colin secara fisiologis Bengkulu lembar
2.Buyung pada karakteristik
Keraman perempuan. responden dan
3.Dwi Rolita Dysmenorrhea Numeric
adalah nyeri Rating Scale
Tahun: perut yang (NRS) untuk
2019: berasal dari mengetahui
kram rahim dan intensitas
terjadi selama nyeri. Analisis
menstruasi. data
Beberapa menggunakan
perempuan wilcoxon
mengalami sakit signed-rank
dan kram saat test.
haid
berlangsung.

17
Rasa sakit
biasanya terjadi
di perut bagian
bawah. Secara
umum
penanganan
nyeri dismenore
terbagi dalam
dua kategori
yaitu
pendekatan
farmakologis
dan non
farmakologis
6. Judul: Dismenore yang Mengetahui Metode yang rata-rata
Efektifitas tidak ditangani efektifitas digunakan tingkat nyeri
Terapi Murottal dengan benar terapi adalah quasi dismenore
Terhadap Nyeri dapat murottal Al- experiment sebelum
Dismenore menganggu Qur’an yang
dilakukan
Pada Remaja aktivitas sehari- terhadap pemilihan
terapi 5,57,
Putri Di Sma hari karena nyeri subjek
Negeri 2 lemah, gelisah, dismenorhoe dilakukan setelah
Bangkinang atau depresi, Pada Remaja dengan non dilakukan
Kota Tahun bendungan haid Putri Di Sma random, terapi murottal
2019 dirongga Negeri 2 dengan jenis turun menjadi
panggul, kram Bangkinang rancangan 3,67. Ada
Penulis: hebat yang Kota Tahun the one hubungan
1. Indrawati menyertai 2019 group signifikan
2. Desni keluarnya pretest- antara terapi
sebuah posttest murottal
Tahun: gumpalan design.
dengan nyeri
2019:32-38 bekuan dari Populasi
dismenore
rahim, adalah
gangguan di seluruh siswi dengan nilai p-
rongga panggul SMA Negeri value (0.000).
akan 2
mengakibatkan Bangkinang
berbagai Kota dengan
gangguan jumlah 580
didaerah orang siswi.
tersebut dan Penentuan
kontraksi rahim sampel
yang hebat. menggunaka
Untuk n Purposive
mengurangi rasa sampling,
nyeri dismenore jumlah
tersebut di sampel pada

18
anjurkan untuk penelitian ini
menggunakan sebanyak 30
terapi Murottal. orang. Alat
pengumpulan
data yang
digunakan
adalah
lembaran
Observasi
dengan
menggunaka
n skala
intensitas
nyeri.
Analisa yang
digunakan
adalah
analisa
univariat dan
bivariat
dengan
menggunaka
n uji Pairet
Sample t test.

19
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA Nn. P UMUR 13 TAHUN


DI PUSKESMAS SANGGARAN AGUNG

Hari/Tanggal Pengkajian : 05 Januari 2023 Jam : 09.30 WIB


I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas Pasien Identitas Wali Pasien
Nama : Nn.P Nama : Ny.J
Umur : 13 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Melayu Suku Bangsa : Melayu
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar Pekerjaan : PNS
Alamat : Koto Baru
2. Keluhan Utama
Nn.P mengatakan nyeri perut bawah dan sedang menstruasi hari kedua.
3. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 12 tahun
2) Siklus : ± 28 hari teratur
3) Lama : 6-7 hari
4) Banyaknya : ganti pembalut 2-3x/hari
5) Bau : bau anyir
6) Keluhan : nyeri perut kadang-kadang pada hari 1-2
b. Riwayat penyakit ginekologi
Nn. P mengatakan tidak pernah merasakan gejala rasa sakit, benjolan,
luka, serta keluarnya cairan nanah di kemaluan, Nn.P mengatakan hanya
merasakan nyeri pada perut bawah saat menstruasi.
4. Data Kesehatan
a. Riwayat penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita

20
1) Jantung : Nn.P mengatakan tidak merasa berdebar-debar
saat melakukan aktifitas ringan dan tidak berkeringat
dingin ditelapak tangan.
2) Ginjal : Nn.P mengatakan tidak pernah merasa
sakit pinggang dan saat buang air kecil tidak sakit.
3) Asma : Nn.P mengatakan tidak pernah sesak nafas.
4) TBC : Nn.P mengatakan tidak pernah batuk
berkepanjangan selama 3 bulan.
5) Hepatitis : Nn.P mengatakan pada mata, kuku, dan kulit
tidak pernah berwarna kuning.
6) Hipertensi : Nn.P mengatakan tidah pernah merasakan
sakit kepala hebat, pandangan kabur, dan tekanan darah
> 140/90 mmHg.
5. Data kebutuhan dasar
a. Pola nutrisi
Nn.P mengatakan makan 2 x/hari dan tidak pernah sarapan, makan
dengan porsi sedang, jenis makanan nasi, lauk, dan lebih suka makanan
instan, kurang suka makan sayur serta minum 3-4 gelas/hari jenis air
putih dan minuman manis.
b. Pola eliminasi
Nn.P mengatakan BAB 1 kali/hari konsistensi lembek serta BAK 3-5
kali/hari, warna urine kuning jernih, bau khas urine.
c. Aktifitas
Nn.P mengatakan sehari-hari sekolah, membantu pekerjaan orang tua,
dan bermain.
d. Istirahat / Tidur
Nn. P mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam sekitar jam 22.00
WIB dan bangun jam 05.00 pagi setiap hari.
e. Personal Hygiene
Nn.P mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti pakaian
2x sehari dan keramas 3x dalam seminggu, tidak pernah memakai cairan
pembersih vagina.

21
6. Data Psikososial
a. Pengetahuan tentang gangguan/penyakit yang diderita
Nn.P mengatakan belum mengetahui penyebab nyeri perut saat
menstruasi.
b. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
Nn.P hanya mengetahui bahwa harus menjaga kebersihan area
kewanitaannya, tetapi tidak mengetahui tentang alat reproduksi dan
gangguan reproduksi yang mungkin terjadi.
c. Dukungan keluarga
Keluarga dan kerabat selalu mendukung Nn. P untuk cepat sembuh dan
kembali pulih seperti semula, dimana Nn.P selalu ditemani oleh keluarga
dan kerabat saat memerlukan bantuan dan memenuhi kebutuhannya.
d. Keadaan psikologi
Nn.P mengatakan cemas dengan kondisinya, karena takut terjadi
gangguan kesehatan yang serius dan mengganggu aktifitas.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. TB : 150 cm
d. BB : 44 kg
e. TTV :
TD : 100/60 mmHg S : 36,7˚C
N : 80 x/menit R : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, tidak berketombe dan tidak mudah
rontok.
2) Muka : Bersih, tidak oedema, tampak menahan sakit
3) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
4) Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan.
5) Telinga : Simetris, bersih, dan tidak ada serumen.

22
6) Mulut/gigi/gusi : Bibir kering, bersih, tidak Stomatitis, tidak
caries, tidak bengkak dan tidak berdarah.
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe.
c. Dada dan Axilla
1) Dada : Normal, simetris.
2) Mammae
a) Membesar : Normal, tidak teraba benjolan abnormal.
b) Simetris : Simetris kanan dan kiri.
3) Axilla
a) Benjolan : Tidak ada.
b) Nyeri : Tidak ada.
4) Abdomen
a) Benjolan : Tidak ada.
b) Nyeri tekan : Tidak ada.
c) Bekas luka operasi : Tidak ada.
5) Genitalia
a) Vulva Vagina
(1) Varices : Tidak ada.
(2) Luka : Tidak ada.
(3) Kemerahan : Tidak ada.
(4) Nyeri : Tidak ada.
(5) Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembesaran.
(6) PPV :Terdapat pengeluaran darah merah
pervaginam dan pembalut hampir penuh.
b) Anus : Tidak ada Haemoroid.
6) Ektremitas : atas : tidak oedema
Bawah : tidak oedema, tidak ada varises

23
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 05 Januari 2023
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
Golongan Darah O+ A, AB, B, O
Hemoglobin 12 L : 14 – 18 g/dl
P : 12 – 16

II. Interpretasi Data

a. Diagnosa : Nn. P umur 13 tahun dengan dismenore.

b. Masalah : nyeri dan sulit beraktifitas

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Tidak ada

IV. Identifikasi Tindakan Segera

Tidak ada

V. Rencana Asuhan

1. Beritahu klien dan keluarga hasil pemeriksaan

2. Beri terapi farmakologi untuk mengatasi nyeri dismenore

3. Ajarkan cara-cara mengatasi nyeri dismenore:

a. Melakukan kompres hangat pada daerah nyeri

b. Anjurkan mendengarkan music/murotal, menonton film kesukaan

c. Melakukan aktifitas fisik/olah raga ringan

4. Anjurkan makan teratur dan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang

5. Anjurkan klien mengurangi makanan instan

6. Anjurkan istirahat yang cukup

24
VI. Pelaksanaan Asuhan

Hari/Tanggal : 05 Januari 2023 jam : 10.10 WIB

1. Memberitahu Nn. P dan keluarga tentang kondisinya bahwa Nn.P mengalami

dismenore primer dengan tingkat nyeri ringan.

Rasionalisasi : menjelaskan kondisi pasien merupakan hak pasien untuk

memperoleh informasi mengenai kondisi dan keadaan kesehatannya.

2. Memberikan terapi farmakologi untuk mengobati dismenore yaitu Asam

Mefenamat 500 mg yang diminum 3xsehari.

Rasionalisasi : Asam mefenamat adalah obat golongan anti inflamasi

nonsteroid yang berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri tingkat ringan hingga

sedang.

3. Mengajarkan Nn.P cara-cara mengatasi nyeri dismenore:

a. Melakukan kompres air hangat di daerah yang nyeri.

Rasionalisasi : Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan

vasodilatasi pada pembuluh darah yang akan meningkatkan aliran darah ke

jaringan. Dengan cara ini penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel

diperbesar dan pembuangan dari zat-zat diperbaiki sehingga dapat

mengurangi rasa nyeri menstruasi.

b. Menganjurkan Nn.P mendengarkan musik/murotal Alqur’an atau menonton

film kesukaan.

Rasionalisasi : Mendengarkan musik/bacaan ayat-ayat suci Al-Quran

secara murottal mempunyai efek relaksasi dan dapat menurunkan nyeri haid.

Menonton TV/film kegemaran dapat mengalihkan pikiran pada nyeri

dismenore.

c. Menganjurkan untuk olahraga rutin 3 kali/minggu minimal 30 menit.

25
Rasionalisasi : Olahraga secara teratur dapat membantu aliran darah dan

sirkulasi darah pada otot rahim menjadi lancar sehingga dapat mengurangi

rasa nyeri saat menstruasi. Olahraga rutin dapat membuat tubuh bugar dan

sistem tubuh bekerja dengan baik sehingga dapat mengurangi keluhan yang

dirasakan.

4. Menganjurkan Nn. P untuk sarapan pagi, makan teratur dan mengkonsumsi

menu gizi seimbang.

Rasionalisasi : Selain dapat mencegah terjadinya dismenore, makan teratur

dengan gizi seimbang dan tidak meninggalkan sarapan pagi memberikan

manfaat meningkatkan produktifitas dan konsentrasi.

5. Menganjurkan Nn.P untuk membatasi mengkonsumsi makanan instan

Rasionalisasi : makanan instan/siap saji memiliki kandungan gizi yang kurang,

banyak pengawet dan tinggi gula. Mengkonsumsi makanan siap saji merupakan

salah satu faktor penyebab terjadinya dismenore.

6. Menganjurkan istirahat cukup.

Rasionalisasi : istirahat yang cukup dapat memulihkan kesehatan dan

konsentrasi sehingga aktifitas selalu terjaga

VII. Evaluasi Asuhan

1. Klien dan keluarga mengerti dengan kondisi kesehatannya.

2. Klien telah menggunakan terapi farmakologi yaitu asam mefenamat 500 mg di

minum 3 x sehari

3. Klien dan keluarga tahu tentang cara mengatasi nyeri dismenore dan dapat

menyebutkan kembali cara-cara mengurangi nyeri dismenore

26
4. Klien telah mengetahui manfaat konsumsi gizi seimbang dan bersedia untuk

mengkonsumsi makanan gizi seimbang.

5. Klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia membatasi

mengkonsumsi makanan instan.

6. Klien bersedia mengikuti saran yang diberikan.

27
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini pembahasan disusun menggunakan pendekatan manajemen asuhan

kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah Varney yaitu: pengumpulan data dasar,

interpretasi data, mengidentifikasi masalah dengan diagnosa potensial, melaksanakan

tindakan segera atau kolaborasi, merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melakukan

tindakan asuhan kebidanan, dan mengevaluasi asuhan kebidanan.

A. Pengumpulan Data Dasar

Menurut Varney (2019:1958) untuk menilai keadaan klien diperlukan

pengkajian pengumpulan data dasar yang lengkap. Data dasar yang dimaksud

antara lain riwayat kesehatan klien dulu dan sekarang, pemeriksaan fisik dan

didukung dengan hasil pemeriksaan penunjang seperti laboratorium.

Pada tahapan pengkajian data klien bersikap kooperatif dan menerima

kehadiran penulis mulai dari pengumpulan data sampai tindakan yang diberikan.

Klien menunjukkan sikap terbuka dan menerima anjuran serta saran yang diberikan

oleh penulis maupun tenaga medis lainnya dalam memberikan asuhan kebidanan.

Nn. P datang ke Poli Kespro Puskesmas Sanggaran Agung pada tanggal 05

Januari 2023 pukul 09.30 WIB dengan keluhan sedang menstruasi hari kedua dan

terasa nyeri perut bagian bawah. Nn. P mengatakan menstruasi pertama umur 12

tahun dan belum pernah mengalami nyeri menstruasi seperti saat ini sebelumnya.

Hasil pengkajian pola nutrisi, Nn. P mengatakan tidak pernah sarapan, lebih

suka makanan instan dan minuman manis. Sedangkan pada data objektif didapatkan

keadaan umum sedang, tampak klien menahan sakit, Tanda-tanda vital dalam batas

normal dan tidak ada kelainan dalam pemeriksaan fisik.

27
B. Interpretasi Data Dasar

Data dasar yang telah dikumpulkan kemudian diinterpretasi sehingga dapat

merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Berdasarkan data dasar maka

diagnosa dan masalah yang dapat ditegakkan adalah Nn. P umur 13 Tahun dengan

dismenore sedangkan masalah yang muncul adalah nyeri dan sulit beraktifitas.

Dismenore yang dialami Nn. P termasuk dismenore primer, karena terjadi

pada usia remaja dan tidak ditemukan kelainan pada alat genital. Hal ini sesuai

dengan pendapat menurut Lestari (2013:235) yang menyatakan bahwa nyeri yang

banyak dialami oleh remaja tanpa kelainan pada alat genital disebut dengan

dismenore primer. Pada usia 15 tahun–25 tahun wanita akan mengalami dismenore

primer dan akan menghilang setalah usia 30 tahun.

Berdasarkan klasifikasi intensitas nyeri, dismenore yang terjadi pada Nn. P

berada pada skala nyeri sedang karena nyeri yang dirasakannya mengganggu

aktifitas dan memerlukan analgetik untuk meredakan nyeri. Hal ini sesuai dengan

pengklasifikasian intensitas nyeri menurut Multidimensional Scoring of Andersch

and Milsom yaitu pada dismenore sedang, nyeri haid yang terjadi mempengaruhi

aktifitas sehari-hari dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit

(Larasati, 2018:80). Sehingga tidak ada kesenjangan teori dan praktik dalam

menginterfensi data dasar kasus Nn. P.

C. Diagnosa atau masalah potensial

Pada perumusan diagnosa/masalah potensial dibahas tentang kemungkinan

terjadi hal yang lebih fatal apabila apa yang menjadi masalah aktual tidak segera

ditangani. Menurut Varney (2019), dismenore primer merupakan suatu gejala dan

28
bukan penyakit, dengan tidak ditemukannya kelainan ginekologik maka tidak ada

diagnose potensial yang terjadi.

Pada Kasus Nn. P tidak menunjukkan adanya kelainan pada alat genital,

karenanya tidak ada diagnosa/masalah potensial yang terjadi sehingga antara teori

dengan praktik tidak ada kesenjangan.

D. Antisipasi tindakan segera

Menurut Varney (2019), antisipasi digunakan bila sebagian data

menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera atau memerlukan konsultasi

atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya. Pada kasus Nn. P tidak

dilakukan antisipasi tindakan segera karena tidak ada data yang membutuhkan

tindakan segera dengan tim kesehatan lainnya.

E. Rencana asuhan

Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosis kebidanan dan masalah

potensial yang akan terjadi. Pada kasus Nn. P, rencana asuhan yang pertama akan

diberikan yaitu beritahu klien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan. Menjelaskan

hasil pemeriksaan merupakan hak klien mendapatkan informasi mengenai status

kesehatannya.

Kedua, ajarkan cara-cara menangani nyeri dismenore seperti melakukan

kompres hangat pada daerah nyeri. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Mahua, dkk (2018:259-266) tentang pengaruh pemberian kompres air hangat

terhadap dismenore pada Remaja Putri di SMK Penerbangan Angkasa Singosari

Malang menunjukan bahwa setelah diberikan kompres air hangat terdapat

29
penurunan tingkat nyeri sedang dari 75% menjadi 18,8% responden dan terdapat

12,5% responden yang nyeri nya hilang.

Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh

darah yang akan meningkatkan aliran darah ke jaringan. Dengan cara ini

penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-

zat diperbaiki sehingga dapat mengurangi rasa nyeri menstruasi.

Cara lain yang dapat mengurangi nyeri dismenore yakni dengan

mendengarkan musik/murotal Al-quran seperti penelitian yang dilakukan oleh

Indrawati dan Desni (2019:32-38). Hasil penelitian menunjukkan efek relaksasi

yang dihasilkan dengan mendengarkan music/murotal dapat menurunkan nyeri haid

(dismenore) apabila didengarkan dalam tempo murottal berada antara 60-70 menit

secara konstan.

Selain itu, anjurkan Nn. P untuk olahraga rutin 3 kali/minggu minimal 30

menit. Olahraga secara teratur dapat membantu aliran darah dan sirkulasi darah

pada otot rahim menjadi lancar sehingga dapat mengurangi rasa nyeri saat

menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian Mahvash, et al (2012:1246-1250)

melakukan aktivitas fisik secara teratur secara signifikan mengurangi efek

merugikan dari gejala dismenore primer pada wanita muda.

Rencana asuhan selanjutnya yaitu anjurkan Nn.P untuk sarapan pagi, makan

teratur dan mengkonsumsi menu gizi seimbang. Selain dapat mencegah terjadinya

dismenore, makan teratur dengan gizi seimbang dan tidak meninggalkan sarapan

pagi memberikan manfaat meningkatkan produktifitas dan konsentrasi.

Kemudian anjurkan Nn. P untuk membatasi mengkonsumsi makanan instan

karena makanan instan/siap saji memiliki kandungan gizi yang kurang, banyak

30
pengawet dan tinggi gula. Mengkonsumsi makanan siap saji merupakan salah satu

faktor penyebab terjadinya dismenore (Larasati et al, 2016; Widayamti, 2018:157).

Istirahat yang cukup dapat memulihkan kesehatan dan meningkatkan

konsentrasi. oleh karena itu, anjurkan Nn. P untuk istirahat yang cukup dalam

rencana asuhan yang akan diberikan. Selanjutnya berikan terapi farmakologi untuk

mengobati dismenore yaitu Asam Mefenamat 500 mg yang diminum 3xsehari.

Asam mefenamat adalah obat golongan anti inflamasi nonsteroid yang berfungsi

untuk mengurangi rasa nyeri tingkat ringan hingga sedang.

F. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan, penulis tidak menemukan

hambatan, karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien dan

keluarga serta dukungan, bimbingan dan asuhan dari pembimbing di lahan praktik

sehingga rencana asuhan telah dilaksanakan selurunnya.

Adapun pelaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan antara lain

memberitahu hasil pemeriksaan kondisi klien, mengajarkan cara-cara mengatasi

dismenore antara lain dengan kompres hangat yang memberikan efek vasodilatasi

pembuluh darah sehingga menurunkan nyeri dismenore kemudian menganjurkan

klien mendengarkan music/ murotal atau menonton film kesukaan yang

memberikan efek relaksasi dan mengalihkan fokus pada nyeri dismenore.

Selanjutnya memberikan komunikasi, informasi dan edukasi tentang

pentingnya sarapan pagi, makan teratur dengan gizi seimbang dan membatasi

mengkonsumsi makanan instan. Menganjurkan Nn. P untuk istirahat yang cukup

untuk meningkatkan daya tahan tubuh maupun konsentrasi dan menganjurkan Nn.

P mengkonsumsi pereda nyeri jika nyeri tidak tertahankan.

31
G. Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah telah

terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan

masalah. Rencana asuhan apakah sudah efektif dalam pelaksanaannya (Varney,

2019). Adapun evaluasi yang dimaksud untuk menilai intervensi yang dilakukan

pada kasus Nn. P diperoleh klien dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang

diberikan dan bersedia melakukan anjuran yang disarankan untuk mengatasi

dismenore.

32
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Nn. P 13 tahun dengan dismenore di

Puskesmas Sanggaran Agung, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Nn. P 13 tahun dengan dismenore,

penulis telah mampu melakukan pengkajian data dasar, pengkajian tersebut

didapat dari pengumpulan data yaitu dari data subjektif dan objektif pasien yaitu

pasien bernama Nn. P 13 tahun dengan dismenore. Data objektif dilihat dari

keadaan umum sedang kesadaran composmentis dan TTV dalam batas normal.

2. Penulis telah mampu melakukan interpretasi data dengan menentukan diagnosa

kebidanan Nn. P 13 tahun dengan dismenore, yang didapat dari data subjektif

dan objektif dari hasil pengkajian. Pada kasus ini Nn. P mengalami masalah

nyeri dan gangguan aktifitas.

3. Penulis telah mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang

mungkin akan terjadi pada Nn. P hal ini ditunjukkan dengan keluhan yang

dialami oleh Nn. P merupakan keluhan yang normal terjadi pada remaja saat

menstruasi.

4. Penulis telah mampu mengidentifikasi tidak ada tindakan segera terhadap

keluhan Nn. P, hal ini dikarenakan keluhan yang dialami oleh Nn. P merupakan

keluhan yang normal terjadi saat menstruasi.

5. Penulis telah mampu memberikan rencana asuhan kebidanan terhadap Nn. P 13

tahun dengan dismenore sesuai dengan asuhan yang diberikan yaitu dengan

33
memberikan informasi yang tepat mengenai keluhan yang dialami dan cara

penatalaksanaan yang tepat sesuai dengan keluhan yang dialaminya.

6. Penulis telah mampu melakukan pelaksanaan sesuai dengan rencana asuhan

kebidanan yang diberikan kepada Nn. P umur 13 tahun dengan dismenore.

7. Penulis telah mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan kepada

Nn. P umur 13 tahun dengan dismenore di Puskesmas Sanggaran Agung Tahun

2023

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Sanggaran Agung

Dalam memberikan pelayanan kebidanan Khususnya remaja, hendaknya

KIE yang diberikan mengacu pada evidence based terbaru dan memberikan

beberapa alternatif pilihan terapi non farmakologi terhadap kasus dismenore

pada remaja.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi

Dapat memberikan pembekalan sebelum mahasiswa diturunkan ke lahan

praktik sesuai dengan tujuan kompetensi yang ingin dicapai sehingga mahasiswa

dapat lebih mudah menggali dan menerapkan ketampilan sesuai dengan teori

yang telah dipelajari.

34
DAFTAR PUSTAKA

Anurogo D., Wulandari A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogjakarta: Andi

Ayu Asmarani. (2020). Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Tehadap Penurunan
Intesitas Dismenore Primer Pada Mahasiswi AKBID Pondok Pesantren
Assanadiyah Palembang. Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat, 02(02), 13–19.

Badan Pusat Statistik dan Macro Internasional. 2015. Survei Kesehatan Reproduksi
Remaja Indonesia 2015. Jakarta.

Herawati R. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Nyeri Haid


(Dismenorea) Pada Siswi Madrasah Aliyah Negeri Pasir Pengaraian. Journal
UPP.

Indrawati., Desni Putriadi. 2019. Efektifitas Terapi Murottal Terhadap Nyeri Dismenore
Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 2 Bangkinang Kota Tahun 2019. Jurnal Ners,
Volume 3, Nomor 2 hal 32-38.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners/article/download/403/338

Idayanti, T., Su’idah, H., Haryanto, D. K., Sari, S. M., Mardiana, H. R., & Virgia, V.
(2018). Influence of Dysmenorrhea Gymnastic on Menstrual Pain To 8Th Grade
Students of Smpn 2 Sooko District Mojokerto. International Journal of Nursing
and Midwifery Science (Ijnms), 2(01), 12–19.
https://doi.org/10.29082/ijnms/2018/vol2/iss01/80

Jayanti I. 2020. Evidance Based dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Budi Utama

Larasati TA dan Alatas F. (2016). Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore
Primer pada Remaja. Majority, Volume 5, Nomor 3.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/1040/835

Katharini, dkk. 2017. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta; Trans Info Media

Kumalasari I dan Andhyantoro I. 2018. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba


Medika.

Kusmiran E. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba


Medika.

Kusmiyati Yuni., Estiwidani Dwiana., Meilani Niken., Ismiyati Atik., Hendraswari


Chatrine Aprilia. 2018. Modul Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja
dan Pra Nikah. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Mahua, H., Mudayatiningsih, S., & Perwiraningtyas, P. (2018). Pengaruh Pemberian


Kompres Air Hangat Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri Di SMK
Penerbangan Angkasa Singosari Malang Hawa. Nursing News, 3(1), 259–268.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/787

35
Mahvash, Noorbakhsh., Alijani Eidy., Kohandel Mehdi., Mehdizadeh Toorzani Zahra,.
Mirfaizi Mani and Hojat Shahla. 2012. The Effect of Physical Activity on Primary
Dysmenorrhea of Female University Students. World Applied Sciences Journal 17
(10): 1246-1252, 2012

Maidarti, Hayati, S., & Hasanah, A. P. (2018). Efektivitas Terapi Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Pada Remaja Di Bandung. Jurnal
Keperawatan BSI, VI(2), 156–164.

Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2015. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Ed 4.


Jakarta: EGC

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu kebidanan. Jakarta: Penebit PT Bina Pustaka.

Parra-Fernández, M. L., Onieva-Zafra, M. D., Abreu-Sánchez, A., Ramos-Pichardo, J.


D., Iglesias-López, M. T., & Fernández-Martínez, E. (2020). Management of
primary dysmenorrhea among university students in the south of spain and family
influence. International Journal of Environmental Research and Public Health,
17(15), 1–13. https://doi.org/10.3390/ijerph17155570

Sharghi, M., Mansurkhani, S. M., Ashtary-Larky, D., Kooti, W., Niksefat, M.,
Firoozbakht, M., Behzadifar, M., Azami, M., Servatyari, K., & Jouybari, L. (2019).
An update and systematic review on the treatment of primary dysmenorrhea.
Jornal Brasileiro de Reproducao Assistida, 23(1), 51–57.
https://doi.org/10.5935/1518-0557.20180083

Perry, M. (2012). Looking At The Diagnosis And Treatment Of Dysmenorrhoea. British


Journal of School Nursing, 7(6), 278–282.
http://doi.org/10.12968/bjsn.2012.7.6.278.

36

Anda mungkin juga menyukai