Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI


DI PUSKESMAS SEULIMEUM ACEH BESAR

Untuk Memenuhi Persyaratan Stage Pra Konsepsi

Disusun Oleh:

RIZKY MARHAMA
P1337424822135

PRODI PROFESI BIDAN SEMARANG JURUSAN KEBIDANAN 


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan asuhan kebidanan neonatus telah diperiksa dan disahkan pada
tanggal 22 Desember 2022

Semarang, 22 Desember 2022


Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

Nurul Hayati, Amd. Keb Dr. Irma Seriana, M. Keb


NIP. 197708102008012001 NIP. 198204172005012002

KATA PENGANTAR

i
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kasus Prakonsepsi.
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas praktik stage
Prakonsepsi Profesi Bidan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan penyusunan laporan kasus pada stage berikutnya. Semoga Laporan
kasus ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca.

Semarang, 13 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................2
3. Tujuan...................................................................................................2
4. Manfaat.................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Tinjauan Teori Medis............................................................................4
a. Pengertian Prakonsepsi..................................................................4
b. Tujuan Prakonsepsi........................................................................4
c. Pelayanan Kesehatan Sebelum Hamil Pada Pasangan Usia
Subur (PUS) Menurut BKKBN 2014............................................
d. Kondisi Kesehatan Dan Penyakit-Penyakit yang Perlu
diwaspadai Dapat Mempengaruhi Kehamilan Dan Kesehatan
Janin...............................................................................................
2. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan.......................................................22
a. Informasi Pendidikan Kesehatan Fertilitas Dan Infertilitas...........22
b. Informasi Tentang Kanker Leher Rahim (Ca Cervix)...................28
c. Menghentikan Kebiasaan Buruk...................................................31
d. Persiapan Secara Psikologis Dan Mental.......................................32
BAB III TINJAUAN KASUS
1. Data Subjektif.......................................................................................34
2. Data Objektif........................................................................................37
3. Analisa..................................................................................................38
4. Penatalaksaan........................................................................................38
5. Catatan Perkembangan.........................................................................45
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................56
B. Saran ....................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Makin tinggi AKI dan AKB di suatu
negara maka dapat dipastikan bahwa derajat kesehatan negara tersebut buruk
(Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan world health organization (WHO) pada
tahun 2018 AKI di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup. AKI di Indonesia pada
tahun 2021 sebanyak 2.982 kasus (Kemenkes RI, 2020). AKI di Provinsi Aceh
pada tahun 2021 223 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas kesehatan Aceh, 2020).
Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung yaitu
perdarahan (37%), infeksi (22%) dan Hipertensi dalam kehamilan (14%)
(Laporan rutin, 2013). Sedangkan status gizi yang buruk dan penyakit yang
diderita ibu merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu. Data Riskesdas
2013 menunjukkan secara nasional prevalensi risiko Kurang Energi Kronis
(KEK) pada ibu hamil usia 15-49 tahun sebesar 24,2% dan prevalensi anemia
pada perempuan dan remaja putri usia 15-24 tahun sebesar 18,4%. Ibu hamil
dengan anemia dan KEK berisiko mengalami penyulit dalam persalinan dan
berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah. Hal ini tentunya akan dapat
mengancam keselamatan ibu dan bayi.
Penyakit seperti HIV-AIDS, TBC, Malaria, Kardiovaskular, dll secara
tidak langsung dapat memperburuk kehamilan. Laporan Perkembangan HIV-
AIDS Triwulan III Tahun 2014, Subdit AIDS dan PMS memperlihatkan bahwa
persentase HIV pada perempuan adalah sebesar 58%. Kemudian sebanyak 1,9%
ibu hamil menderita Malaria dan menurut hasil kajian determinan kematian
maternal di lima region di Indonesia, sekitar 4,1% kematian ibu disebabkan oleh
Tuberculosis dan 1,7% kematian ibu disebabkan oleh penyakit kardiovaskular
(Kementrian RI, 2015). Setiap pasangan perlu perencanaan dalam kehamilan,
peningkatan derajat kesehatan ibu harus dilaksanakan secara komprehensif.
Intervensi program kesehatan ibu,tidak bisa hanya dilakukan pada ibu hamil
saja, namun juga harus pada kelompok remaja dan dewasa muda untuk
memastikan individu dapat tumbuh dan berkembang secara sehat (Kementrian
RI, 2015).
Kesehatan keluarga prakonsepsi merupakan strategi yang penting untuk
meningkatkan kualitas anak yang akan dilahirkan sekaligus dapat membantu
pada upaya penurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Pelayanan
kesehatan prakonsepsi merupakan strategi kesehatan masyarakat untuk
memperbaiki status kesehatan dan gizi serta menurunkan angka kematian ibu
dan anak. Hal ini menjadi penting karena status gizi wanita sebelum konsepsi
dapat memengaruhi proses perkembangan kritis pada masa kehamilan dan anak
yang dilahirkannya. Kekurangan gizi pada ibu khususnya zat gizi mikro seperti
zat besi, seng, magnesium, tembaga, asam folat, yodium mengakibatkan
keguguran, cacat bawaan, hipertensi kehamilan, ketuban pecah dini, terlepasnya
plasenta, kelahiran prematur, bayi lahir mati, berat badan lahir rendah (BBLR),
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta menyebabkan penyakit
seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, dan diabetes mellitus tipe 2 di usia
dewasa (Thaha, 2017). Berdasarkan uraian diatas, penulis akan memberikan
Asuhan Kebidanan prakonsepsi di Puskesmas Seulimeum tahun 2022.

2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan prakonsepsi di Puskesmas Seulimum dengan
menggunakan manajemen asuhan kebidanan varney

3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Bagaimanakah asuhan kebidanan pranikah di Puskesmas Seulimum dengan
menggunakan manajemen asuhan kebidanan varney
b. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian data pada asuhan kebidanan pakonsepsi di
puskesmas seulimum
2) Melakukan interpretasi data dasar pada asuhan kebidanan pakonsepsi di
puskesmas seulimum
3) Menegakkan diagnosis potensial pada asuhan kebidanan pakonsepsi di
puskesmas seulimum
4) Mengindentifikasi kebutuhan tindakan segara pada asuhan kebidanan
pakonsepsi di puskesmas seulimum
5) Memberikan planing/intervensi pada asuhan kebidanan pakonsepsi di
puskesmas seulimum
6) Memberikan implementasi atau penatalaksanaan pada asuhan
kebidanan pakonsepsi di puskesmas seulimum

2
7) Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan pakonsepsi di puskesmas seulimum

4. Manfaat
a. Bagi Lahan Praktik
Manfaat asuhan ini bagi lahan praktik sebagai bahan untuk memberikan
gambaran dan masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di lahan praktik
dalam memberikan asuhan kebidanan
b. Bagi Masyarakat / Klien
Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan evidence based practice.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Tinjauan Teori Medis


A. Pengertian Pra Konsepasi
Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa
sebelum terjadinya pertemuan antara ovum (sel telur) dengan sperma.
Wanita pra konsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia
subur yang siap menjadi seorang ibu. Reproduksi manusia merupakan hasil
dari pembentukan kompleks yang melibatkan interaksi berbagai proses,
seperti genetik, biologis, lingkungan dan tingkah laku. Proses pra konsepsi
dialami oleh pria dan wanita sebagai tahap sebelum konsepsi (Dieny, 2019).

B. Tujuan Asuhan Prakonsepsi antara lain:


1) Mengurangi angka kematian ibu dan anak
2) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
3) Mencegah komplikasi selama kehamilan dan persalinan
4) Mencegah bayi lahir mati, lahir premature, dan berat bayi lahir rendah
5) Mencegah bayi lahir cacat
6) Mencegah infeksi neonatal
7) Mencegah berat badan rendah dan stunting
8) Mencegah penularan vertikal HIV/IMS
9) Menurunkan resiko beberapa bentuk kanker pada anak .
10) Menurunkan resiko diabetes tipe 2 dan kardiovaskuler penyakit
dikemudian hari (Yulizawati, 2016).

C. Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil pada Pasangan Usia Subur


(PUS) menurut BKKBN 2014 persiapan kehamilan sehat :
1) Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan Pemeriksaan tanda vital
Bertujuan untuk mengetahui kelainan suhu tubuh, tekanan
darah, kelainan denyut nadi, serta kelainan paru-paru dan jantung.
Pemeriksaan tanda vital dilakukan melalui pengukuran suhu tubuh
ketiak, tekanan darah (systole dan diastole), denyut nadi per menit,
frekuensi nafas per menit, serta auskultasi jantung dan paru.
PUS/WUS yang mengalami masalah dengan tanda vital dapat
mengindikasikan masalah infeksi, hipertensi, penyakit paru (asma,

4
tuberculosis), dan jantung yang jika tidak segera diobati beresiko
mengganggu kesehatannya karena malaise (lemah), sakit kepala,
sesak nafas, nafsu makan menurun (Eka, 2021).
Pada PUS yang sudah mempunyai anak sebelumnya,
pemeriksaan lebih difokuskan pada persiapan fisik untuk kehamilan
yang diinginkan. Pada PUS yang mempunyai masalah terkait
infertilitas, pemeriksaan fisik difokuskan pada organ reproduksi
laki-laki dan perempuan. Apabila diperlukan pemeriksaan fisik
lebih lanjut klien dapat dirujuk ke rumah sakit.
b) Pemeriksaan status gizi, pemeriksaan status gizi harus dilakukan
terutama untuk (menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis
(KEK) dan pemeriksaan status anemia) (Anggraeny, 2017).
(1) Indek Massa Tubuh (IMT)
Status gizi dapat ditentukan dengan pengukuran IMT.
Indek Massa Tubuh atau IMT merupakan proporsi standar
berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB). IMT perlu
diketahui untuk menilai status gizi PUS/WUS dalam kaitannya
dengan persiapan kehamilan. Jika perempuan dengan status
gizi kurang menginginkan kehamilan, sebaiknya kehamilan
ditunda terlebih dahulu untuk dilakukan intervensi perbaikan
gizi sampai status gizinya baik.
Ibu hamil dengan kekurangan gizi memiliki resiko yang
dapat membahayakan ibu dan janin antara lain anemia pada ibu
dan janin, resiko perdarahan saat melahirkan, BBLR, mudah
terkena penyakit infeksi, resiko keguguran, bayi lahir mati,
serta cacat bawaan pada janin. PUS laki-laki juga harus
memiliki status gizi yang baik (Anggraeny, 2017).
(2) LILA (Lingkar Lengan Atas)
Selain IMT, penapisan status gizi pada perempuan juga
dilakukan dengan pengukuran menggunakan pita LILA untuk
mengetahui adanya resiko KEK pada WUS. Ambang batas
LILA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5
cm. Apabila hasil pengukuran kurang dari 23,5 cm atau
dibagian merah pita LILA artinya perempuan tersebut

5
mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan
berat bayi lahir rendah (Anggraeny, 2017).
2) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dalam pelayanan kesehatan masa sebelum
hamil untuk PUS sesuai indikasi meliputi:
a) Pemeriksaan darah: Hb, golongan darah, dan rhesus
Pemeriksaan golongan darah seseorang sekaligus akan
diketahui jenis rhesus. Rhesus (Rh) merupakan penggolongan atas
ada dengan tidaknya antigen-D, disebut didalam darah seseorang.
Orang yang dalam darahnya mempunya antigen D didalam darah
disebut rhesus positif, sedang orang yang dalam darahnya tidak
dijumpai antigen –D disebut rhesus negatif. Orang dengan rhesus
negatif mempunyai sejumlah kesulitan karena didunia ini, jumlah
orang dengan rhesus negatif relatif sedikit. Pada orang kulit putih
sekitar 15% pada orang kulit hitam sekitar 8 %, dan pada orang asia
bahkan hampir seluruhnya merupakan orang dengan rhesus positif.
Apabila terdapat inkontabilitas rhesus (ketidakcocokan rhesus)
akan dapat terjadi pembekuan darah yang berakibat fatal, yaitu
kematian penerima darah, hal ini juga dapat menimbulkan resiko
pada ibu hamil yang mengandung bayi dengan rhesus yang
berbeda. Umumnya dijumpai pada orang asing atau orang yang
mempunyai garis keturunan asing seperti Eropa dan Arab, namun
demikian tidak menutup kemungkinan terdapat juga orang yang
tidak mempunyai riwayat keturunan asing memiliki rhesus negatif,
namun jumlahnya lebih sedikit. Di Indonesia, kasus kehamilan
dengan rhesus negatif ternyata cukup banyak dijumpai,terutama
pada pernikahan dengan ras non-Asia (Kemenkes, 2018).
b) Pemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik,
mikroskopk, dan kimia urin. Pemeriksaan urin rutin dilakukan
untuk mengetahui dan memantau kelainan ginjal/ saluran kemih
termasuk infeksi saluran kemih (ISK) dan mendeteksi penyakit
metabolic atau sistemik. Pemeriksaan urin rutin meliputi:
(1) Pemeriksaan makroskopik: warna, volume, berat jenis, baud an
PH urin.

6
(2) Pemeriksaan mikroskopik: sedimen urinritrosit, lekosit,
silinder, Kristal, dan epitel.
Pemeriksaan kimia: protein, glukosa, bilirubin, urobilinogen,
dan benda benda keton (Kemenkes, 2018).
c) SADANIS (Periksa Payudara Klinis)
Pemeriksa klinis payudara dikerjakan oleh tenaga kesehatan
yang terlatih. SADANIS dilakukan sekurangnya 3 tahun sekali atau
apabila ditemukan adanya abnormalitas pada proses SADARI
(Periksa Payudara Sendiri). Setelah dilakukan sadanis maka dapat
ditentukan apakah memang benar ada kelainan dan apakah kelainan
termasuk kelainan jinak, ganas, atau perlu pemeriksaan lebih lanjut
setelah membutuhkan rujukan ketingkat pelayanan lebih lanjut.
d) IVA dan pap smear
IVA (inspeksi visual Asetat) merupakan cara sederhana untuk
mendeteksi kanker leher Rahim sedini mungkin. IVA merupakan
pemeriksaan leher Rahim (serviks) dengan cara melihat langsung
(dengan mata telanjang) leher Rahim setelah memulas leher lahir
dengan larutan asam Asetat 3-5%. Pemeriksaan IVA merupakan
salah satu pemeriksaan skrining kanker leher Rahim yang lebih
murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan, peralatan
sederhana serta dapat dilakukan oleh dokter, bidan atau perawat
yang terlatih. Pemeriksaan IVA sebaiknya dilakukan pada
perempuan yang sudah melakukan kontak seksual (bukan hanya
melakukan hubungan seksual tetapi termasuk penggunaan alat, jari
dan lain lain. Deteksi dini kanker leher Rahim dengan metode IVA
dilakukan dengan jadwal sebagai berikut:
(1) Skrining pada setiap perempuan minimal 1 kali pada usia 35-
40 tahun.
(2) Jika fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia
35-55 tahun.
(3) Jika fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-
55 tahun.
(4) Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada
perempuan usia 25-60 tahun.

7
(5) Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali
seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan. Di
Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila hasil positif (+)
adalah 1 tahun dan apabila negatife (-) adalah 5 tahun
(Kemenkes, 2018).
Pemeriksaan pap smear adalah metode skrining ginekologi
yang dilakukan oleh dokter kandungan untuk memeriksa leher
Rahim (serviks) pemeriksaan ini dilakukan pada perempuan yang
sudah pernah melakukan hubungan seksual, idealnya dilakukan
setiap tahun dan wajib dilakukan setelah 3 tahun dari kontak
seksual pertama, bagi perempuan yang sudah menopause perlu
dilakukan pap smesr setiap 2-3 tahun (Kemenkes, 2018). Perilaku
masyarakat dapat menentukan gaya hidup tersendiri yang akan
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya
mengakibatkan timbulnya penyakit sesuai dengan perilakunya
(Safaah, 2017). Kemampuan manusia untuk merubah atau
memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung sekali pada taraf
sosial budayanya. Dari studi tentang kesehatan lingkungan tersirat
informasi bahwa status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor hereditas, nutrisi, pelayanan kesehatan, perilaku
dan lingkungan (Kemenkes, 2018).
Menurut paradigma Blum tentang kesehatan dari lima faktor
itu lingkungan mempunyai pengaruh dominan. Faktor lingkungan
yang mempengaruhi status kesehatan seseorang itu dapat berasal
dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, lingkungan kerja
dan lingkungan rekreasi. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa
lingkungan kondusif sangat mendukung motivasi WUS dalam
melakukan pemeriksaan IVA (Kemenkes, 2018).
Pemeriksaan penunjang lain, seperti:
a) Dalam kondisi tertentu atau atas saran dokter dapat dilakukan
pemeriksaan laboratorium gula darah, IMS (sifilis), TORCH,
malaria (daerah endemis), BTA, dan pemeriksaan lainnya sesuai
dengan indikasi
b) Pemeriksaan urin lengkap

8
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan pada darah dan komponennya yang dapat
menggambarkan kondisi tubuh secara umum. Kelainan yang
dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah lengkap antara lain ;
anemia, kekurangan asam folat, dan bahkan penyakit genetik
seperti talasemia dari hemofilia. Pemeriksaan darah lengkap
disarankan kepada pasien yang datang disertai dengan suatu
gejala klinis, dan jika didapatkan hasil diluar nilai normal, perlu
dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik
c) Pemeriksaan infeksi menular seksual
Tes IMS dilakukan jika ada keluhan cairan dari keluan yang
abnormal, luka lecet, pembengkakan kelenjra getah bening
dipangkal paha, adanya vegetasi/candiloma, jengger ayam
dikemaluan, dan rasa gatal/terbakar dikemaluan. Pemeriksaan
IMS dilakukan sedini mungkin pada pasangan seksual sebelum
terjadinya kehamilan
d) Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik,
mikroskopk, dan kimia urin. Pemeriksaan urin rutin dilakukan
untuk mengetahui dan memantau kelainan ginjal/ saluran kemih
termasuk infeksi saluran kemih (ISK) dan mendeteksi penyakit
metabolik atau sistemik.
Pemeriksaan urin rutin meliputi:
(1) Pemeriksaan makroskopik: warna, volume, berat jenis, bau dan
PH urin.
(2) Pemeriksaan mikroskopik: sedimen urinritrosit, lekosit,
silinder, Kristal, dan epitel.
(3) P emeriksaan kimia: protein, glukosa, bilirubin, urobilinogen,
dan benda benda keton (Kemenkes, 2018).
3) Skrining dan Imunisasi Tetanus
WUS perlu mendapat imunisasi tetanus untuk mencegah dan
melindungi diri terhadap penyakit tetanus sehingga memiliki kekebalan
seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus.
Setiap WUS (15-49 tahun) diharapkan sudah mencapai status T5. WUS

9
perlu merujuk pada status imunisasi terakhir pada saat hamil apabila
sebelumnya sudah pernah hamil (Eka, 2020).
Table. 1 Rentang waktu pemberian imunisasi TT dan
perlindungannya
Status TT Interval Lama
Perlindungan
TT1 0
TT2 4 Minggu setelah TT2 3 Tahun
TT3 6 Bulan setelah TT2 5 Tahun
TT4 1 Tahun setelah TT3 10 Tahun
TT5 1 Tahun setelah TT4 25 Tahun

4) Pelayanan Gizi
Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan
makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah mengatur pola makan dengan prinsip gizi seimbang,
memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, menghindari makanan
yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, dan
pewarna. Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat memicu
terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan kelainan
fisik, dan cacat kongenital (Anggraeny, 2017). Saat terjadi pembuahan,
janin sudah terekpos dengan nutrisi yang dimakan ibu sejak dua mingu
sebelumnya sehingga calon ibu harus memperhatikan asupan makanan
yang mendukung pembentukan janin sehat. Dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung :
(a) Protein
Berfungsi untuk meningkatkan produksi sperma. Makanan sumber
protein seperti telur, ikan, daging, tahu dan tempe.
(b) Asam folat
Berperan dalam perkembangan sistem saraf pusat dan darah janin,
cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem
saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam
folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama
kehamilan, maka dapat membantu mencegah kecacatan pada otak
dan tulang belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh melalui

10
makanan, seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau,
caisim mini), asparagus, brokoli, pepaya, jeruk, strowberi, rasberi,
kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah
bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung
asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi
kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu untuk ibu hamil yang
rasanya enak untuk mengurangi rasa mual, serta tentu merupakan
produk yang berkualitas tinggi.
(c) Konsumsi berbagai Vitamin
(1) Vitamin A
Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang
sehat. Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan
berlemak, brokoli, wortel, bayam, dan tomat.
(2) Vitamin D
Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat
kesuburan hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di
dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat
pula diperoleh dari telur, susu, hati, minyak ikan, ikan tuna,
margarin, dan ikan salmon.
(3) Vitamin E
Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma
membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena
perannya dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan
plasenta. Banyak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan,
bekatul gandum, dan kecambah atau tauge.
(4) Vitamin B6
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormon, padahal keseimbangan hormon
estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan.
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, beras merah,
kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol.
(5) Vitamin C
Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi
indung telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai
antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten)

11
vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari
serangan radikal bebas (oksidan) yang mempengaruhi
kesehatan sistem reproduksi. Vitamin C banyak terdapat pada
jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat, dan
cabai merah.
(6) Cukupi zat seng
Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan
juga pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng
membantu produksi materi genetik ketika pembuahan terjadi.
Bagi calon ayah, melancarkan pembentukan sperma. Sumber
seng antara lain makanan hasil laut/seafood (seperti lobster,
ikan, daging kepiting), daging, kacang-kacangan (kacang
mete dan almond), biji-bijian (biji labu dan bunga matahari),
serta produk olahan susu.
(7) Cukupi zat besi
Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi
(pelepasan sel telur) ibu tergangu. Makanan atau
multivitamin yang mengandung zat besi akan membantu
dalam persiapan kehamilan dan menghindari anemia yang
sering kali dikeluhkan oleh ibu hamil. Sumbernya: hati,
daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan sereal
yang diperkaya zat besi.
(8) Fosfor
Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon
ayah. Ada di susu, dan ikan teri.
(9) Selenium (Se)
Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat.
Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi,
disfungsi seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium
antara lain adalah beras, bawang putih, kuning telur, seafood,
jamur, dan semangka.
(10) Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak
Jika memungkinkan, calon ibu dapat mengganti
minyak goreng dengan minyak zaitun. Kandungan asam
lemak yang terkandung di dalam minyak zaitun bermanfaat

12
untuk kesehatan jantung, tubuh, serta level kolestrol sehingga
menyeimbangkan endokrin yang sehat.
(11) Membatasi Kafein
Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan
mengandung kafein yang dapat memperburuk kesehatan
menjelang persiapan kehamilan. Rekomendasi dari pakar
kesehatan bahwa mengawali kehamilan dapat dilakukan
dengan batas mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram,
hal ini juga dapat dibatasi sampai kehamilan.
(12) Hindari konsumsi
(a) Daging mentah, karena berisiko mengandung virus
penyebab toksoplasma, parasit penyebab infeksi janin,
dan bakteri E.coli yang berbahaya bagi kehamilan dan
janin.
(b) Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian
kurang baik, dapat mengandung virus penyebab
toksoplasma.
(c) Daging ayam dan telur ½ matang atau mentah,
kemungkinan ada bakteri salmonella penyebab diare
berat.
(d) Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan
tertinggal di darah akan memengaruhi sistem saraf janin.
Waspada makan ikan tuna kalengan, tuna beku, kakap
putih, bawal hitam, marlin, tongkol, dan hiu. Meski kaya
omega 3 dan 6, ikan dari sebagian perairan Indonesia
diduga tercemar merkuri melalui penurunan kualitas air
maupun rantai makanan (Anggraeny, 2017).
5) Konsultasi kesehatan
Konsultasi kesehatn berupa Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
6) Pelayanan kesehatan lainnya ( skrining pemeriksaan psikologis)
Calon ibu sudah harus mulai merencanakan kehamilan dengan
memikirkan tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan cara
untuk mencapai disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya
bila calon ibu berpikir ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi
yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Jika ibu berpikir untuk

13
hamil, sangatlah penting untuk mengambil langkah-langkah agar calon
ibu dapat hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Calon ibu
harus banyak mempelajari pengetahuan seputar kehamilan yang
berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan,
menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari
berbagai sumber yang terpercaya (Kemenkes, 2014).
Cara agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan
ketegangan. Bagi calon ibu harus menghindari hal – hal yang akan
memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal. Stres dapat
merusak siklus bulanan, dan mencegah proses ovulasi. Calon ibu juga
harus menyiapkan kesiapan secara psikis termasuk perubahan yang
akan terjadi pada saat kehamilan yang akan berlangsung. Calon ibu bisa
mendapatkan dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti
dari suami dan keluarga besar sehingga kesiapan anda dalam menjadi
ibu baru semakin siap (Kemenkes, 2014).

D. Kondisi kesehatan dan penyakit-penyakit yang perlu diwaspadai dapat


mempengaruhi kehamilan dan kesehatan janin.
1) Anemia
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam
darah kurang dari normal (12 mg/dl). Anemia sering dialami oleh
perempuan karena kurangnya asupan atau konsumsi makanan yang
mengandung zat besi, pengaturan pola makan yang salah, hangguan
haid abnormal, dan penyakit lainnya (seperti kecacingan, malaria, dan
lainnya) (Kemenkes, 2018).
Tanda anemia antara lain :
(a) Lesu, letih, lemah, lelah, lunglai (5L)
(b) Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
Dampak anemia pada ibu hamil (HB<11 mg/dl), yaitu :
(a) Pertumbuhan janin terhambat
(b) Bayi berat lahir rendah (BBLR)
(c) Bayi lahir sebelum waktunya
(d) Bayi mengalami kelainan bawaan
(e) Anemia pada bayi yang dilahirkan
(f) Resiko perdarahan saat melahirkan
Anemia dapat dicegah dan diatasi dengan :

14
(a) Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
(b) Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet perminggu sebelum
hamil dan 1 tablet per hari selama kehamilan
(c) Jika ada penyakit yang menyertai, segera ke fasilitas pelayanan
kesehatan (Kemenkes, 2018).
2) Hepatitis B
Hepatitis B adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B. virus hepatitis B dapat ditemukan dalam cairan tubuh
penderita produk darah, cairan serebrospinal, cairan vagina dan cairan
tubuh lainnya. Gejala hepatitis : tidak khas bahkan sering tanpa gejala,
ketika muncul gejala sering kali sudah terlambat, sudah sirosis bahkan
kanker hati sehingga hepatitis sering disebut sebagai silent killer. Gejala
yang dapat timbul : demam, mual muntah, rasa lelah, kencing berwarna
gelap seperti the, mata dan kulit kuning (Kemenkes, 2018).
Factor resiko penularan hepatitis B : Secara vertical cara
penularan dari ibu pengidap virus hepatitis B ke bayi yang dikandung
atau dilahirkan. Sedangkan secara horinzontal cara penularannya dari
hubungan seksual tidak aman dengan pengidap hepatitis B, tranfusi
darah terkontaminasi virus hepatitis B, penggunaan jarum suntik yang
terkontaminasi virus hepatitis B. pencegahannya : hindari factor resiko
penularan hepatitis B, imunisasi hepatitis B. bila sudah terdeteksi
hepatitis B : segera konsultasi ke dokter, perlukaan pada kulit harus
selalu di balut, tidak berbagi peralatan pribadi seperti pisau, cukur, sikat
gigi, sisir, gunting kuku dengan orang lain (Kemenkes, 2018).
3) Diabetes
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula dalam darah ≥ 200 mg/dl (pada
pemeriksaan gula darah sewaktu) (Kemenkes, 2018).
Gejala diabetes mellitus :
(a) Trias DM (banyak minum, banyak makan, banyak kencing)
(b) Mudah lelah dan mengantuk
(c) Penglihatan kabur
(d) Penurunan berat badan meskipun nafsu makan mengalami
peningkatan
(e) Bila terdapat luka lebih sulit sembuh

15
(f) Masalah kulit (misalnya gatal-gatal, iritasi dll)
Dampak diabetes melitus dalam kehamilan :
(a) Berat badan lahir diatas normal/Bayi lahir besar
(b) Bayi berisiko mengalami hiperbiliribinemia (kuning)
(c) Peningkatan risiko kelahiran premature (lahir sebelum waktunya)
(d) Peningkatan risiko hipertensi dalam kehamilan
(e) Peningkatan risiko diabetes pada kehamilan berikutnya
(f) Bayi berisiko mengidap diabetes saat dewasa (Kemenkes, 2018).
4) Malaria dan TORCH
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sekelompok
parasite plasmodium yang hidup dalam sel darah merah. Malaria
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi
parasite plasmodium, malaria juga dapat ditularkan melalui transfusi
darah yang terkontaminasi parasite plasmodium malaria tidak bias
ditularkan secara kontak langsung dari satu manusia ke manusia lainnya
(Kemenkes, 2018). Pencegahan malaria bias dilakukkan dengan
memakai kelembu saat tidur, tutup pintu dan jendela menggunakan
kawat/kasa/kelembu nilon, gunakan pakaian pelindung yang menutupi
lengan dan kaki saat keluar rumah, gunakan obat/krim anti nyamuk
(Kemenkes, 2018).
TORCH adalah penyakit yang disebabkan oleh virus toksoplasma
rubella, cytomegalovirus (CMW) dan herpes simlex II (HSV-II) serta
virus lainnya. Penularan TORCH secara aktif bias didapati dari
konsumsi makanan dan sayuran yang terkontaminasi virus TORCH dan
tidak dimasak sempurna, makanan/sayuran dapat terkontaminasi virus
TORCH dari kotoran hewan seperti kucing, anjing, ayam, burubf dan
lain-lain. Penularan pasif bias dari ibu pengidap TORCH ke janin
(Kemenkes, 2018). Dampak TORCH adalah infertilitas (perempuan
maupun laki-laki), jika hamil dapat mengakibatkan kecactan pada janin,
missal kelainan safar, mata, telingga, otak (mikrosefali atau
hidrosefalus), kelaianan paru-paru, limpa, tergaggunya fungsi motoric,
dan lain lain. Pencegahan TORCH dengan vaksinasi MMR (Mumps
Measles Rubella) untuk mencegah komponen rubella dari TORCH
dilakukan 3-6 bulan dari rencana hamil, perilaku hidup bersih dan sehat
adalah cuci tangan pakai sabun, mencuci bahan makanan (sayur, buah,

16
dan lain-lain) dengan air bersih yang mengalir, masak makanan sampai
matang sempurna (Kemenkes, 2018).
5) Penyakit genetic thalassemia
Thalassemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah akibat
kekurangan darah protein pembentuk sel darah merah yang
menyebakan sel darah merah mudah pecah, sehingga penderita
mengalami kurang darah berat yang dapat mengancam jiwa. Penyakit
ini diturunkan oleh kedua orangtua pembawa sifat Thalasemia kepada
anak kandung dari keturunan (Kemenkes, 2018). Terdapat 2 jenis
thalassemia yaitu thalassemia minor dan thalassemia mayor. Orang
dengan thalassemia minor?pembawa sifat tampak sehat dan dapat tidak
menunjukkan gejala sedangkan orang dengan thalassemia mayor
memerlukan pengobatan dan transfuse darah rutin seumur hidup serta
memiliki usia harapan hidup yang relative pendek (Kemenkes, 2018).
Deteksi diri thalassemia yaitu memiliki riwayat keluarga dengan
anemia atau pasien thalassemia, pucat dan lemah, riwayat transfuse
berulang dan pemeriksaan darah dan analisis Hb. Program pengelolaan
penyakit thalassemia ditujukan untuk mencegah kelahiran anak dengan
thalassemia mayor, melalui:
(a) Skrining thalassemia sedini mungkin atau sebelum menikah pada
catin laki-laki dan perempuan untuk mengetahui apakah pasangan
catin merupakan pembawa sifat thalassemia.
(b) Jika kedua pasangan pembawa sifat thalassemia anjurkan untuk
menghindari kehamilan dengan selalu menggunakan kontasepsi
(Kemenkes, 2018).
6) Penyakit genetik hemofilia
Hemofilia adalah penyakit/gangguan factor pembekuan darah
dalam tubuh yang menyebabkan perdarahan sulit berhenti atau
berlangsung lebih lama. Penyakit ini diturunkan oleh salah satu atau
kedua orang tua kepada anak kandung dan keturunannya. Pada wanita,
kelainan ini bersifat resesif sebagai pembawa sifat sedangkan pada laki-
laki dapat muncul gejala ringan hingga berat (Kemenkes, 2018). Gejala
hemofilia adalah perdarahan sulit berhenti atau berlangsung lebih lama
missal pada luka, cedera, operasi, cabut gigi, pasca suntikan, dan pasca
imunisasi suntik, tingkat keparahan tergantung dari jumlah factor

17
pembekuan didalam darah dan gejala lain berupa memar pada kulit bila
terbentur, persendian bengkak dan nyeri, mimisan, sering muntah, sakit
kepala, cepat lelah dan penghihatan ganda (Kemenkes, 2018).
Pembawa sifat atau penderita hemofilia hamil, maka beresiko
melahirkan anak laki-laki dengan hemofilia atau abak perempuan
pembawa sifat hemofilia. Pencegahan hemofilia
(a) Skrining hemofilia sedini mungkin pada perempuan dan laki-laki
(b) Jika salah satunya pembawa sifat atau penderita hemofilia anjurkan
penggunaan kontrasepsi untuk menghindari kehamilan (Kemenkes,
2018).
2. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
a. Fertilitas
Fertilisasi diartikan sebagai kemampuan seorang wanita untuk
menghasilkan kelahiran hidup merupakan salah satu faktor penambah jumlah
penduduk disamping migrasi masuk, tingkat kelahiran dimasa lalu
mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa kini (A. Mahendra, 2017).
Fertilitas merupakan hasil reproduksi nyata dari seorang atau sekelompok
wanita, sedangkan dalam pengertian demografi menyatakan banyaknya bayi
yang lahir hidup (A. Mahendra, 2017).
b. Infertilitas
Infertilitas adalah kondisi dimana pasangan yang aktif secara seksual
tanpa kontrasepsi tidak mampu untuk mendapatkan kehamilan dalam satu
tahun. Terdapat dua jenis infertilitas, yaitu infertilitas primer dan sekunder.
Infertilitas primer adalah ketika seorang perempuan yang belum pernah
mengalami kehamilan sama sekali sebelumnya walaupun hubungan seksual
dilakukan teratur tanpa perlindungan kontrasepsi dalam selang waktu paling
tidak 1 tahun. Sedangkan, infertilitas sekunder adalah ketika perempuan yang
sebelumnya pernah hamil, dalam rentang waktu 1 tahun tidak juga hamil
walaupun teratur melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan
kontrasepsi (devi, 2021)
c. Gizi yang Mempengaruhi Fertilitas
Untuk meningkatkan kesuburan pasangan hal terpenting yang harus
dilakukan adalah konsumsi makanan bergizi dan seimbang. kekurangan factor
nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi
(Natalia L, 2022).

18
1) Vitamin A, C dan E sebagai antiioksidan yang berfungsi untuk menangkal
serangan radikal bebas terhadap dinding sperma dan ovum. Contoh bahan
makanan : seledri, wortel, jeruk, segala buah dan sayur.
2) Vitamin B bersama niasin, vitamin E dan zinc sebagai dasar hormon
reproduksi wanita. Contoh bahan makanan : daging unggas, telur, ikan,
kacang tanah, kedelai.
3) Vitamin E mencegah degenerasi sistem reproduksi (memudahkan organ
reproduksi mendapatkan pasokan oksigen segar). Contoh makanan : telur,
daging, maknan laut, kacang-kacangan yang sudah berkecambah.
4) Arginin memperkuat daya tahan hidup sperma dan mencegah kemandulan.
Contoh bahan makanan : kemangi, daging sapi, ikan, kacang-kacangan,
ayam,
5) Histamin mempengaruhi sistem ejakulasi pada pria. Contoh bahan
makanan : daging, ayam, tempe,
6) Likopen meningkatkan jumlah, memperbaiki struktur dan kegesitan
sperma. Contoh bahan makanan : jambu biji merah dan semangka.
7) Zink melincahkan sperma contoh bahan makanan : daging, hati, dan
seafood.
8) Kalium mempengaruhi pengeluaran hormon reproduksi. Contoh bahan
makanan ; susu, mentega, ikan teri (Natalia L, 2022).
Sebaiknya pasangan menghindari alkohol, kopi, makanan yang
mengandung lemak jahat (jelanta, gajih, daging berlemak, dan lain-lain)
makanan olahan dan makanan mengandung bahan-bahan tiruan seperti
daging olahan, keju olahan, makanan beku, makanan kalengan (Natalia L,
2022).
d. Masa Subur
1) Kurva suhu basal
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh
selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu
basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktivitas lainnya.Tujuan pencatatan suhu basal untuk
mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur
dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat
digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan
pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit (Eka, 2021).

19
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu
ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat
kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat
itulah terjadi masa subur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan
terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan
akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini
terjadi karena produksi progesteron menurun (Eka, 2021).
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi
kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus
luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi
kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi
kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil
dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormone
progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi (Eka, 2021). Metode suhu
basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan. Metode suhu basal
tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh
basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan
dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian
metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100
wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan
per 100 wanita per tahun (Eka, 2021).
Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila
dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom,
spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calender
method or periodic abstinence) (Eka, 2021). Faktor yang mempengaruhi
keandalan metode suhu basal adalah penyakit, gangguan tidur, merokok
atau minum alkohol, penggunaan obat-obatan ataupun narkoba dan stress
(Eka, 2021). Keuntunganya adalah meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran pada pasangan suami istri tentang masa subur/ovulasi,
membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi
masa subur/ovulasi, dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun
meningkatkan kesempatan untuk hamil, membantu menunjukkan
perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi seperti
perubahan lendir serviks, dan metode suhu basal tubuh yang

20
mengendalikan adalah wanita itu sendiri (Eka, 2021). Kekuranganya
adalah membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri, memerlukan
konseling dan KIE dari tenaga medis, suhu tubuh basal dapat dipengaruhi
oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stres, penggunaan
narkoba maupun selimut elektrik, pengukuran suhu tubuh harus dilakukan
pada waktu yang sama, tidak mendeteksi awal masa subur, membutuhkan
masa pantang yang lama.
Cara mengukur suhu
(a) Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum
bangkit dari tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang
telah disediakan
(b) Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari
siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal,
rendah. Mengabaikan suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau
gangguan lain.
(c) Menarik garis pada 0,05°C – 0,1°C di atas suhu tertinggi dari 10 suhu
10 hari tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau
garis suhu.
Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut
suhu berada di atas garis pelindung tersebut (Eka, 2021).
2) Pemeriksaan mucus serviks
Pemeriksaan mucus serviks dilakukan dengan cara mengenali masa
subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir servik dan perubahan
rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi. Metode lender servik adalah
metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir servik setiap hari. Periode
subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin (Eka, 2021).
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan merasakan perubahan rasa
pada vulva sepanjang hari dan melihat langsung lender pada waktu tertentu.
Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga
mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lender kembali menjadi lebih padat.
Jika lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering
mengeluarkan lendir) lender mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal
ini menunjukan akan terjadi ovulasi (Eka, 2021).
Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir
akan keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening

21
seperti putih telur dan dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Sehingga
ini adalah waktu terbaik untuk senggama bila hendak merencanakan
kehamilan (Eka, 2021). Lendir dari serviks tidak dapat diamati pada saat
sedang terangsang dan beberapa jam setelah senggama, karena dinding
vagina juga akan mengeluarkan lendir yang akan memalsukan lendir serviks.
Metode mucus serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan
berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga
bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan (Eka, 2021).
Kelebihannya adalah mudah digunakan, tidak memerlukan biaya,
metode mucus serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang
mengamati tanda-tanda kesuburan (Eka, 2021). Kekurangannya adalah tidak
efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan, tidak cocok untuk
wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya, wanita yang
memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda
kesuburan, wanita yang menghasilkan sedikit lender (Eka, 2021).
Indikasi adalah semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid
teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun
pramenopause, semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk
nulipara, perempuan kurus atau gemuk, perempuan yang merokok,
perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang,
varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri,
endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria,
trombosis vena dalam, atau emboli paru, pasangan yang ingin dan termotivasi
untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan
(Eka, 2021). Kontraindikasinya adalah perempuan yang dari segi umur,
paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu kondisi
risiko tinggi, perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah
abortus), perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, perempuan yang
pasangannya tidak mau bekerjasama, perempuan yang tidak suka menyentuh
daerah genitalianya (Eka, 2021).
e. Informasi Tentang Kanker Leher Rahim (Ca Cervix)
1. Kanker Leher Rahim
Kanker Leher Rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim
yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak
liang senggama. Epitel leher rahim terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu epitel

22
skuamosa dan epitel kolumnar. Daerah pertemuan kedua jenis epitel
disebut Sambungan Skuamosa-Kolumnar (SSK) dan letaknya dipengaruhi
oleh faktor hormonal yang berkaitan dengan umur, aktivitas seksual dan
paritas. Pada perempuan berusia sangat muda dan menopause, SSK
terletak di dalam ostium. Sedangkan pada perempuan usia
reproduksi/seksual aktif, SSK terletak di ostium eksternum karena trauma
atau retraksi otot oleh prostaglandin (Eka, 2021). Pada masa kehidupan
perempuan terjadi perubahan fisiologis pada epitel leher rahim, epitel
kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang diduga berasal dari
cadangan epitel kolumnar. Proses pergantian epitel kolumnar menjadi
epitel skuamosa disebut proses metaplasia dan terjadi akibat pengaruh pH
vagina yang rendah (Eka, 2021).
2. Perjalanan Penyakit
Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) atau Virus Papiloma Manusia
biasa terjadi pada perempuan usia reproduksi. Proses terjadinya Kanker
Leher Rahim sangat erat berhubungan dengan proses metaplasia.
Masuknya mutagen atau bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel
secara genetik pada saat fase aktif metaplasia dapat berubah menjadi sel
yang berpotensi ganas (Eka, 2021).
3. Faktor Resiko
Faktor yang menyebabkan perempuan terpapar HPV (sebagai etiologi
dari kanker leher rahim) adalah :
(a)Menikah/memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 20
tahun).
(b)Berganti-ganti pasangan seksual.
(c)Berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti pasangan.
(d)Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul.
(e)Perempuan yang melahirkan banyak anak.
(f) Perempuan perokok mempunyai risiko dua setengah kali lebih besar
untuk menderita kanker leher rahim dibanding dengan yang tidak
merokok.
(g)Perempuan yang menjadi perokok pasif (yang tinggal bersama keluarga
yang mempunyai kebiasaan merokok) akan meningkat risikonya 1,4
(satu koma empat) kali dibanding perempuan yang hidup dengan udara
bebas.

23
Perempuan yang pernah melakukan pemeriksaan skrining
(Papsmear atau IVA) akan menurunkan risiko terkena Kanker Leher
Rahim (Eka, 2021).
4. Deteksi Dini/Skring
Ada beberapa metode yang dikenal untuk melakukan skrining kanker
leher rahim. Tujuan skrining untuk menemukan lesi prakanker. Beberapa
metode itu antara lain:
a) Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat (IVA) Pemeriksaan
dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher
rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%).
Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut
acetowhite epitelium.
b) Pemeriksaan Sitologi (Papanicolaou/Papsmear) merupakan suatu
prosedur pemeriksaan sederhana melalui pemeriksaan sitopatologi,
yang dilakukan dengan tujuan untuk menemukan perubahan morfologis
dari sel-sel epitel leher rahim yang ditemukan pada keadaan prakanker
dan kanker (Eka, 2021).
5. Kelompok Sasaran Skrining
Melihat dari perjalanan penyakit kanker leher rahim, kelompok
sasaran skrining kanker leher rahim adalah:
(a) Perempuan berusia 30 - 50 tahun
(b) Perempuan yang menjadi klien pada klinik IMS dengan discharge
(keluar cairan) dari vagina yang abnormal atau nyeri pada abdomen
bawah (bahkan jika di luar kelompok usia tersebut).
(c) Perempuan yang tidak hamil (walaupun bukan suatu hal yang rutin,
perempuan yang sedang hamil dapat menjalani skrining dengan aman,
tetapi tidak boleh menjalani pengobatan dengan krioterapi) oleh
karena itu IVA belum dapat dimasukkan pelayanan rutin pada klinik
antenatal. Perempuan yang mendatangi Puskesmas, klinik IMS, dan
klinik KB dianjurkan untuk skrining Kanker Leher Rahim (Eka,
2021).
6. Frekuensi Skrining
Seorang perempuan yang mendapat hasil tes IVA-negatif, harus
menjalani skrining 3–5 tahun sekali. Mereka yang mempunyai hasil tes

24
IVA-positif dan mendapatkan pengobatan, harus menjalani tes IVA
berikutnya enam bulan kemudian (Eka, 2021).

7. Menghentikan Kebiasaan buruk

Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat, morfinis,


pecandu narkotika dan obat terlarang lainnya, kecanduan alkohol, gaya
hidup dengan perilaku seks bebas. Kebiasaan merokok, minum alkohol,
atau bahkan menggunakan narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah
selama kehamilan, juga janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur,
lahir dengan cacat bawaan hingga kematian janin (Kemenkes, 2014).
Hentikan kebiasaan merokok secara total ketika merencanakan kehamilan
dan juga selama kehamilan. Wanita yang merokok memiliki peningkatan
risiko subfertilitas, infertilitas, kehamilan kehilangan, persalinan prematur
dan melahirkan bayi yang sedang kecil untuk usia kehamilan. Perokok
pasif dihubungkan dengan memperparah biokemilkal hiperandrogenisme,
insiden lebih tinggi terejadi pada sindrom metabolism dan mengurangi
angka pembuahan pada wanita dengan PCOS. (Li et al, 2018).

Perokok pasif sama bahayanya dengan perokok aktif oleh karena itu
sebaiknya minta suami untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Perempuan merokok secara langsung menurunkan kesuburan. Racun pada
rokok sangat berbahaya bagi tuba falopi, dapat mengakibatkan kerusakan
kromosom pada telur, dan melemahkan kemampuan untuk menghasilkan
estrogen yang sangat diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim
menjelang kehamilan. Pria perokok memiliki lebih sedikit sperma ketika
ejakulasi. Dan secara medis, merokok terbukti menyebabkan impotensi.
Orang tua perokok juga memiliki kemungkinan untuk menghasilkan anak
cacat genetik dan memiliki dua kali risiko lebih besar untuk mengidap
kanker anak (Kemenkes, 2014).

Kebiasaan mengkonsumsi alkohol akan mengganggu kesuburan oleh


karena itu mengkonsumsi alkohol sebelum dan selama kehamilan akan
memperburuk kondisi kesehatan ibu dan janin. Perempuan yang minum
alkohol memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk
kaum pria, minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan
menurunkan tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis layu
(Kemenkes, 2014).

25
8. Persiapan secara psikologis dan mental

Ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan


memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan
ini. Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu
berpikir ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk
mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting
untuk mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil sehat dan
melahirkan bayi yang sehat pula. Dukungan suami dan keluarga besar
sangat mempengaruhi untuk kesiapan kehamilan dan menjadi seorang ibu
(Kemenkes, 2014). Persiapan secara psikis termasuk perubahan yang akan
terjadi pada saat kehamilan anda akan berlangsung. Ibu mendapatkan
dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami dan
keluarga besar sehingga kesiapan anda dalam menjadi ibu baru semakin
siap. Kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh karena
itu orang tua harus mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi
proses ini. Selama sembilan bulan masa kehamilan, biasanya terjadi
perubahan-perubahan psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga pada
ayah calon bayi. Selama sembilan bulan, emosi kita dapat terperas
olehnya. dukungan suami kepada isteri sangat dibutuhkan. Usahakan untuk
menumbuhkan rasa percaya diri pada istri, sehingga mentalnya cukup kuat
dalam menghadapi proses kehamilan. Membantu istri dalam menyiapkan
kebutuhan bayi, dan memperhaitkan secara detil kebutuhan sang istri
ketika hamil akan menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa aman pada diri
sang istri (Kemenkes, 2014).

26
BAB III
TINJAUAN KASUS

Pengkajian
Tanggal : 9 September 2022
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Seulimum

Biodata :
1. Nama : Ibu. N Nama : Tuan. F
2. Umur : 22 Tahun Umur : 25 Tahun
3. Suku Bangsa : Aceh Suku Bangsa : Aceh
4. Agama : Islam Agama : Islam
5. Pendidikan : Sma Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat : Mangeu Alamat : Alu Rindang

1. Data Subyektif
a. Alasan Datang
Ibu N mengatakan ingin melakukan program hamil
b. Keluhan Utama
- Memerlukan konseling pra konsepsi
Riwayat obstetri
1) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun Nyeri Haid : Ya selama menstruasi
Siklus : 30 hari Lama Haid : 7 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut sehari
c. Riwayat Kesehatan
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis), Penyakit menurun ( Hipertensi, Asma, DM ), Penyakit
menahun ( Jantung, Ginjal )
d. Riwayat KB : Tidak pernah
e. Rencana KB : Pasien belum berencana KB

27
f. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1. Nutrisi
a) Makan
- Frekuensi makan pokok : 3 x perhari
- Komposisi :
- Nasi : 3 x @ 1 piring (sedang)
- Lauk : 3 x @ 1 potong (sedang), jenisnya daging,
tempe, tahu, Ikan dll
- Sayuran : 3 x @ ½ mangkuk sayur jenis bayam, wortel,
labu dll
- Buah : 1 x sehari; jenis pisang, pepaya, mangga dll
- Camilan : 2 x sehari; jenis biskuit, makanan ringan,
keripik dll
- Pantangan : Tidak ada
b) Minum
- Jumlah total 8 gelas perhari; jenis air putih, teh, dan susu
2. Eliminasi
- Sayuran : 3 x @ ½ mangkuk sayur jenis bayam, wortel,
labu dll
- Buah : 1 x sehari; jenis pisang, pepaya, mangga dll
- Camilan : 2 x sehari; jenis biskuit, makanan ringan,
keripik dll
- Pantangan : Tidak ada
- b) Minum
- Jumlah total 8 gelas perhari; jenis air putih, teh, dan susu
- 2. Eliminasi
- Keluhan/masalah : tidak ada keluhan
3. Personal hygiene
- Mandi : 2 x sehari
- Keramas : 3 x seminggu
- Gosok gigi : 2 x sehari
- Ganti pakaian : 2 x sehari; celana dalam 2-3 x sehari
4. Istirahat/tidur
- Tidur malam : 8 jam/hari
- Tidur siang : 1 jam/hari (kadang-kadang)
- Keluhan/masalah : tidak ada masalah tidur

28
5. Aktivitas fisik dan olah raga
- Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : Pagi hari membereskan rumah
- Olah raga : Pasien tidak melakukan kegiatan olahraga
6. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
- Merokok : Tidak
- Minuman beralkohol : Tidak
- Obat-obatan : Tidak
- Jamu : Tidak
- Sex Bebas : Tidak
g. Riwayat Psikososial Spiritual
1. Riwayat Perkawinan
- Status Perkawinan : Menikah
- Usia waktu menikah : 22 tahun
- Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 1 bulan
- Hubungan dengan suami : pasien melakukan hubungan seksual 2-
3 kali seminggu
- Keinginan hamil ini diharapkan oleh: Pasien, Suami dan Keluarga
- Respon & dukungan keluarga terhadap prakonsepsi ini : Keluarga
sangat mendukung
- Mekanisme koping (Cara pemecahan masalah) :Pasien berdiskusi
dengan suami dan keluarga
- Ibu tinggal serumah dengan :Suami dan adik
ipar
- Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
- Yang menemani ibu untuk kunjungan/ pemeriksaan : Tidak ada
- Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan usaha untuk
mendapatkan kehamilan : Tidak ada
- Penghasilan perbulan : Rp 5.000.000
- Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan
Pasien melakukan kunjungan kesehatan apabila diperlukan dan bila
masih bias ditangani sendiri pasien melakukan penanganan awal

29
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TD : 110/70 mmHg
- Suhu : 36,8oC
- Nadi : 72 x/ menit
- RR : 21 x/menit
- BB : 52 kg
- TB : 155 cm
- IMT : 21,6
- LILA : 25 cm
2) Status present
- Kepala : Tidak ada oedema, wajah bersih
- Muka : Tidak pucat, tidak ada oedema
- Mata : An anemis
- Hidung : Tidak ada polip
- Mulut : Tidak ada gigi berlubang, tidak ada sariawan
- Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran
- Leher : Tidak ada pembengkakan
- Ketiak : Tidak ada benjolan
- Dada : Tidak ada retraksi dada, suara pernapasan normal
- Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran perut
- Ekstremitas : Tidak ada oedema, pergerakan baik
3) Status Obstetrik
- Mamae : Tidak ada benjolan, tidak ada pengeluaran
- Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran perut
- Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

3. Pemeriksaan Penunjang
1) IVA : Tidak dilakukan pemeriksaan
2) Papsmear : Tidak dilakukan pemeriksaan
3) Plano test : negative
4) Hb : 12 gr/dl

30
4. Analisa Data
Pra Konsepsi dengan kurangnya pengetahuan tentang perencanaan kehamilan
sehat dan kebutuhan konseling prakonsepsi.

5. Pelaksanaan
Tanggal 9 September 2022 Jam 11.30 WIB
a. Memberitahu pasien hasil pemeriksaan dan menjelaskan bahwa kondisi
Ibu N dalam keadaan baik.
Hasil : Ibu N mengerti bahwa dirinya dalam keadaan baik dan hasil
pemeriksaan fisiknya dalam batas normal
b. Memberi KIE konsep fertilitas pada Ibu N, dalam hal ini Ibu N melakukan
hubungan seksual dengan suami di masa subur dan mengerti makna dari
kesuburan. Menjelaskan bahwa fertilitas adalah kapasitas untuk
membentuk kehamilan klinis. Sedangkan infertilitas adalah
ketidakmampuan suami istri untuk mendapatkan keturunan. Infertilitas
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu infertilitas primer dan infertilitas
sekunder. Infertilitas primer adalah ketidakmampuan suami istri dalam
memiliki anak atau belum pernah punya anak setelah 1 tahun berhubungan
seksual 2-3 kali per minggu tanpa alat kontrasepsi, sedangkan infertilitas
sekunder adalah sudah pernah memiliki anak sebelumnya, namun setelah 1
tahun berhubungan seksual kembali tanpa menggunakan alat kontrasepsi
belum juga memiliki anak.
Hasil : Ibu N mengerti dengan penjelasan yang disampaikan bidan dan
pasien belum infertilitas
c. Memberi KIE Ibu N mengenai pentingnya persiapan sebelum kehamilan
berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan intervensi dimana
memiliki tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, mencegah terjadinya
komplikasi selama kehamilan dan persalinan, mencegah terjadinya
kematian bayi dalam kandungan, prematuritas, BBLR, mencegah kelainan
bawaan pada bayi, mencegah infeksi neonatal, mencegah stunting dan
KEK dan menurunkan risiko penyakit-penyakit yang dapat mempersulit
kehamilan serta mencegah penularan penyakit dari ibu ke janin.
Hasil : Ibu N mengerti dengan penjelasan bidan yang disampaikan
d. Memberi KIE gizi yang mempengaruhi fertilisasi adalah makanan yang
mempermudah proses kehamilan adalah Vitamin A, C dan E sebagai

31
antiioksidan yang berfungsi untuk menangkal serangan radikal bebas
terhadap dinding sperma dan ovum contoh bahan makanan : seledri,
wortel, jeruk, segala buah dan sayur. Vitamin B bersama niasin, vitamin E
dan zink sebagai dasar hormon reproduksi wanita contoh bahan makanan :
daging unggas, telur, ikan, kacang tanah, kedelai. Vitamin E mencegah
degenerasi sistem reproduksi (memudahkan organ reproduksi
mendapatkan pasokan oksigen segar) contoh makanan : telur, daging,
maknan laut, kacang-kacangan yang sudah berkecambah. Arginin
memperkuat daya tahan hidup sperma dan mencegah kemandulan contoh
bahan makanan : kemangi, daging sapi, ikan, kacang-kacangan, ayam.
Histamin mempengaruhi sistem ejakulasi pada pria contoh bahan makanan
: daging, ayam, tempe. Likopen meningkatkan jumlah, memperbaiki
struktur dan kegesitan sperma contoh bahan makanan : jambu biji merah
dan semangka. Zink melincahkan sperma contoh bahan makanan : daging,
hati, dan seafood. Kalium mempengaruhi pengeluaran hormon reproduksi
contoh bahan makanan ; susu, mentega, ikan teri.
Sebaiknya pasangan menghindari alkohol, kopi, makanan yang
mengandung lemak jahat (jelanta, gajih, daging berlemak, dan lain-lain)
makanan olahan dan makanan mengandung bahan-bahan tiruan seperti
daging olahan, keju olahan, makanan beku, makanan kalengan
Hasil : Ibu N mengerti penjelasan bidan dan memberi timbal menanyakan
zat-zat gizi yang terdapat pada beberapa sayur dan makanan yang sering
dikonsumsi pasien.
e. Memberikan KIE kepada Ibu N tentang masa subur wanita, yaitu waktu
yang tepat untuk melakukan hubungan seksual. Menganjurkan pasien
untuk berhubungan seksual dimasa subur dapat dilakukan dengan 2 teknik
yaitu kurva suhu basal dan mukus servik. Pengukuran suhu basal
dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktivitas dengan cara mencatat suhu ibu pada kartu yang telah
disediakan atau mengunakan alat yaitu thermometer basal. Metode mukus
servik atau lender serviks adalah metode mengamati merasakan perubahan
rasa vulva sepanjang hari dan melihat langsung lendir serviks setiap hari
ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin, dan dapat ditarik
diantara dua jari seperti benang dan hasil pengamatan harus dicatat pada

32
malamnya bertujuan untuk mengetahui pola kesuburan atau
ketidaksuburan.
Hasil : Ibu N mengerti dengan penjelasan bidan, akan melakukan
hubungan seksual pada masa subur dan akan memilih salah satu metode
untuk menentukan masa subur
f. Memberikan KIE menghentikan kebiasaan buruk. Perempuan merokok
secara langsung menurunkan kesuburan. Racun pada rokok sangat
berbahaya bagi tuba falopi dapat mengakibatkan kerusakan kromosom
pada telur, dan melemahkan kemampuan untuk menghasilkan estrogen
yang sangat diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim menjelang
kehamilan. Pria perokok memiliki lebih sedikit sperma ketika ejakulasi.
Orang tua perokok juga memiliki kemungkinan untuk menghasilkan anak
cacat genetik dan memiliki dua kali risiko lebih besar untuk mengidap
kanker anak.
Kebiasaan mengkonsumsi alkohol akan mengganggu kesuburan oleh
karena itu mengkonsumsi alkohol sebelum dan selama kehamilan akan
memperburuk kondisi kesehatan ibu dan janin. Perempuan yang minum
alkohol memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk
kaum pria, minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan
menurunkan tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis layu.
Hasil : Ibu N mengerti dengan penjelasan yang disampaikan bidan
g. Memberikan KIE persiapan secara psikologis dan mental. Persiapan secara
psikis termasuk perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan anda
akan berlangsung. Ibu mendapatkan dukungan selama kehamilan dari
orang terdekat seperti dari suami dan keluarga besar sehingga kesiapan
istri dalam menjadi ibu baru semakin siap. Kondisi kejiwaan bisa sangat
mempengaruhi kandungan, oleh karena itu calon orang tua harus
mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi proses ini. Selama
sembilan bulan masa kehamilan, biasanya terjadi perubahan-perubahan
psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga pada ayah calon bayi. Selama
sembilan bulan, emosi kita dapat terperas olehnya. Dukungan suami
kepada isteri sangat dibutuhkan, usahakan untuk menumbuhkan rasa
percaya diri pada istri, sehingga mentalnya cukup kuat dalam menghadapi
proses kehamilan. Membantu istri dalam menyiapkan kebutuhan bayi, dan

33
memperhaitkan secara detil kebutuhan sang istri ketika hamil akan
menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa aman pada diri sang istri.
Hasil : Ibu N mengerti dengan penjelasan yang disampaikan oleh bidan
h. Memberikan informasi tentang pencegahan anemia, menganjurkan pasien
untuk makan makanan yang kaya zat besi (daging tanpa lemak, telur,
sayuran hijau seperti bayam dan sawi), makan makanan yang mengandung
vitamin 12 (hati sapi dan ayam, kerang laut, ikan, unggas, telur, susu),
makan makanan yang mengandung asam folat (buah jeruk, bayam, kacang
polong, roti, sereal, dan nasi), makanan yang mengandung vitamin C dan
memberikan tablet penambah darah sebanyak 10 biji yang dianjurkan
untuk dikonsumsi 1 tablet perhari. Bila kondisi berlanjut mereka
disarankan untuk pergi ke layanan kesehatan seperti puskesmas ataupun
dokter praktik swasta.
Hasil : Ibu N mengerti dengan penjelasan bidan dan akan mengkonsumsi
makanan yang kaya akan zat besi dan minum tablet fe dimalam hari
dengan air putih atau dibarengi dengan makanan/minuman yang
mengandung vitamin c
i. Menganjuran Ibu N untuk banyak mengkonsumsi makanan atau suplemen
asam folat. Disarankan mengkonsumsi asam folat 400 mcg perhari
minimal 1 bulan sebelum hamil agar indung telur yang dihasilkan
berkualitas. Selain itu asam folat mampu menurunkan resiko gangguan
metabolisme DNA yang bisa saja terjadi (Kemenkes RI, 2015)
Hasil : Ibu N mengerti dengan penjelasan yang disampaikan oleh bidan
dan akan mengkonsumsi asam folat 400 mcg per hari.
j. Memberikan informasi pada Ibu N tentang penyakit yang perlu diwaspadai
dan penyakit genetik yang dapat mempengaruhi kehamilan dan kesehatan
janin adalah hepatitis B dan upaya pencegahannya, diabetes melitus (DM)
dan resikonya, malaria dan dampaknya, TORCH dan dampaknya,
thalassemia dan dampaknya, dan hemofilia dan dampaknya.
Hasil : Ibu N mengerti dengan penjelasan bidan dan pasien tidak memiliki
riwayat penyakit genetic
k. Menganjurkan ibu N untuk menghadirkan suami ketika berkunjung ke
pelayanan kesehatan. Kehadiran suami saat mendapingi istri ke pelayanan
kesehatan agar suami mendapatkan tambahan informasi konseling pra
konsepsi, suami akan mendukung persiapan kehamilan dan mendorong

34
istri untuk menerapkan hidup sehat sebelum hamil. Dukungan suami juga
mempunyai peran penting dalam mempersiapkan kehamilan, guna
mendukung istri/calon ibu dan memenuhi segala kebutuhan istri saat
hamil, bersalin dan nifas, karena suami sebagai kepala keluarga
mempunyai banyak peran penting dalam keluarga terutama dalam tindakan
dan pengambilan keputusan yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
dan kesejahteraan ibu hamil, bersalin, dan nifas.
Hasil : Ibu N mengerti dengan penjelasan bidan dan akan memberitahu
suami untuk mendapingi saat berkunjung ke pelayanan kesehatan.
l. Menganjurkan Ibu N untuk melakukan kunjungan kembali 1 minggu
kedepan dan jika ada keluhan yang dirasakan.
Hasil : Ibu N mengerti dan mau melakukan kunjungan ulang.

Semarang, 9 September 2022


Pembimbing Klinik Mahasiswa

Nurul Hayati, Amd. Keb Rizky Marhama


NIP. 197708102008012001 NIM. P1337424822135

Mengetahui
Pembimbing Institusi

Dr. Irma Seriana, M. Keb


NIP. 198204172005012002

35
6. Catatan Perkembangan
PUSKESMAS Nama Pasien : Ibu. N
SEULIMEUM Nama Bidan :

Tanggal dan CATATAN Nama


Jam PERKEMBANGAN (SOAP) dan Paraf
9 September 2022 Subjektif :Ibu. N mengatakan ingin
11.30 WIB program hamil dan ingin mendapatkan
konseling tentang prakonsepsi
Objektif :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TD : 110/60 mmHg
4. Nadi : 73 kali/menit
5. RR : 23 kali/menit
6. Suhu : 36,6oC
7. Status Present : Dalam batas
normal
Analisa : prakonsepsi dengan kurangnya
pengetahuan tentang perencanaan
kehamilan sehat dan kebutuhan KIE
prakonsepsi
Penatalaksanaan :
1. Memberi tahu hasil pemeriksaan
bahwa pasien dalam keadaan baik
dan hasil pemeriksaan fisik pasien
dalam batas normal
Hasil : Ibu N mengetahui bahwa hasil
pemeriksaannya dalam batas normal
2. Mmberikan KIE konsep fertilisasi
dan infertilisasi
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan yang disampaikan bidan
dan pasien belum infertilitas.

3. Memberikan KIE mengenai

36
pentingnya persiapan sebelum
kehamilan
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan yang disampaikan bidan
4. Memberikan KIE gizi yang
mempengaruhi fertilitas
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan yang disampaikan bidan
dan akan mengkonsumsi makanan
yag baik untuk mempercepat hamil.
5. Memberikan KIE tentang masa subur
wanita yaitu waktu yang tepat untuk
melakukan hubungan seksual.
Metode yang digunakan untuk
menentukan masa subur adalah suhu
basal dan mukus servik
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan bidan dan akan memilih
salah satu metode untuk menetukan
masa subur, akan melakukan
berhubungan seksual dengan
suaminya di masa subur
6. Memberikan KIE menghentikan
kebiasaan buruk : merokok, alkohol,
dan lain-lain
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan bidan
7. Memberikan KIE persiapan
psikologi dan mental dalam
menghadapi kehamilan kedepannya
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan bidan
8. Memberikan informasi tentang
pencegahan anemia, menganjurkan
pasien mengkonsumsi makanan kaya

37
zat besi dan minum tablet penambah
darah 1 tablet perhari
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan bidan
9. Menganjurkan ibu untuk minum
asam folat 400 mcg perharinya
minilam 1 bulan sebelum hamil
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan bidan dan akan
mengkonsumsi asam folat 400 mcg
perhari selama 1 bulan kedapan
10. Memberikan informasi tentang
penyakit yang harus diwaspadai dan
penyakiy genetik yang dapat
mempengaruhi kehamilan dan
kesehatan janin
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan bidan dan pasien tidak
memiliki riwayat penyakit genetik
11. Menganjurkan ibu untuk
menghadirkan suami ketika
berkunjung ke pelayanan kesehatan
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan bidan dan akan
memberitahu suami untuk
mendapingi saat berkunjung ke
pelayanan kesehatan.
12. Menganjurkan pasien untuk
kunjungan ulan 1 minggu kedepan
atau jika ada keluhan dirasakan
Hasil : Ibu N mengerti dengan
penjelasan bidan dan mau melakukan
kunjungan ulang.

PUSKESMAS Nama Pasien : Ny. N

38
SEULIMEUM Nama Bidan :
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal dan Jam CATATAN Nama
PERKEMBANGAN (SOAP) dan Paraf
17 September 2022 Subjektif : Ny. N datang bersama
11.00 WIB suaminya ke puskesmas seulimum.
Pasien mengatakan sudah melakukan
hubungan seksual dimasa subur.
Objektif :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TD : 100/60 mmHg
4. Nadi : 73 kali/menit
5. RR : 23 kali/menit
6. Suhu : 36,6oC
7. Status Present : Dalam batas
normal
Analisa : : prakonsepsi dengan
kurangnya pengetahuan tentang
perencanaan kehamilan sehat dan
kebutuhan KIE prakonsepsi
Penatalaksanaan :
1. Memberi tahu hasil pemeriksaan
bahwa pasien dalam keadaan baik
dan hasil pemeriksaan fisik pasien
dalam batas normal
Hasil : Ibu N mengetahui bahwa
hasil pemeriksaannya dalam batas
normal
2. Menjelaskan kembali tentang gizi
fertilisasi yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
Hasil: Ibu N sudah mengkonsumsi
makanan yang mempercepat
kehamilan

39
3. Menanyakan kembali mengenai
masa subur dan metode apa yang
dipilih untuk menetukan masa
subur
Hasil : Ibu N sudah mendapatkan
masa suburnya, memilih metode
mukus servik dan sudah
melakukan hubungan seksual
secara rutin dengan suami
4. Menganjurkan pasien untuk tetap
minum suplemen asam folat
Hasil : Ibu N mengkonsumsi
secara rutin 400 mcg setiap hari
selama seminggu
5. Menganjurkan pasien untuk tetap
minum tablet penambah darah
Hasil : Ibu N mengkonsumsi tablet
penambah darah sekali dalam
seminggu.

BAB IV

40
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan yang diberikan pada prakonsepsi bertujuan untuk


mengurangi angka kematian ibu dan anak, mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan, mencegah komplikasi selama kehamilan dan persalinan, serta mencegah
bayi lahir mati, lahir premature, dan berat bayi lahir rendah. Pada kunjungan pertama
ibu. N mengatakan ia pergi sendiri ke puskesmas tanpa ada yang menemani untuk
melakukan pemeriksaan. Menurut Sari Permata A 2017 dukungan suami juga
mempunyai peran penting dalam mempersiapkan kehamilan, guna mendukung
istri/calon ibu dan memenuhi segala kebutuhan istri saat hamil, bersalin dan nifas,
karena suami sebagai kepala keluarga mempunyai banyak peran penting dalam
keluarga terutama dalam tindakan dan pengambilan keputusan yang sangat
berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil, bersalin, dan nifas.
Dengan adanya kehadiran suami saat mendapingi istri ke pelayanan kesehatan suami
mendapatkan tambahan informasi konseling prakonsepsi, suami akan mendukung
persiapan kehamilan dan mendorong istri untuk menerapkan hidup sehat sebelum
hamil (Sari permata A, 2017). Tujuan ibu N datang ke puskesmas adalah ingin
melakukan pragrom hamil, lama menikah 1 bulan yang lalu dan sudah melakukan
hubungan seksual. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil pada pasangan usia
subur (PUS) menurut BKKBN 2014 persiapan kehamilan sehat : pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, pemberian imunisasi, suplementasi gizi, konsultasi
kesehatan, pelayanan kesehatan lainnya (Kemenkes, 2018).
Ibu juga mengatakan ingin mengetahui waktu yang tepat berhubungan seksual
dengan suami agar segera hamil. Sebaikknya ibu berhubungan seksual dimasa subur
dapat dilakukan dengan 2 teknik yaitu kurva suhu basal dan mukus servik . Menurut
Eka 2021 masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap untuk dibuahi
umumnya terjadi pada 14+2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang, masa
subur paling mudah diketahui dengan melihat cairan/lendir yang keluar dari vagina
berwarna bening, ketika di tarik akan terus keluar dan tidak terputus, biasanya seperti
warna putih telur mentah (Eka, 2021). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi
hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas dengan cara
mencatat suhu ibu pada kartu yang telah disediakan atau mengunakan alat yaitu
thermometer basal (Eka, 2021). Metode mukus servik atau lender serviks adalah
metode mengamati merasakan perubahan rasa vulva sepanjang hari dan melihat
langsung lendir serviks setiap hari ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan

41
licin, dan dapat ditarik diantara dua jari seperti benang dan hasil pengamatan harus
dicatat pada malamnya bertujuan untuk mengetahui pola kesuburan atau
ketidaksuburan (Eka, 2021).
Selain itu ibu juga ingin mengetahui makanan apa yang bisa mempercepat
kehamilan. Menurut Natalia L, 2022 gizi yang di hasil dari makanan yang
mempermudah proses kehamilan adalah Vitamin A, C dan E sebagai antiioksidan
yang berfungsi untuk menangkal serangan radikal bebas terhadap dinding sperma
dan ovum contoh bahan makanan : seledri, wortel, jeruk, segala buah dan sayur.
Vitamin B bersama niasin, vitamin E dan zink sebagai dasar hormon reproduksi
wanita contoh bahan makanan : daging unggas, telur, ikan, kacang tanah, kedelai
(Natalia L, 2022). Vitamin E mencegah degenerasi system reproduksi (memudahkan
organ reproduksi mendapatkan pasokan oksigen segar) contoh makanan : telur,
daging, maknan laut, kacang-kacangan yang sudah berkecambah. Arginin
memperkuat daya tahan hidup sperma dan mencegah kemandulan contoh bahan
makanan : kemangi, daging sapi, ikan, kacang-kacangan, ayam. Histamin
mempengaruhi sistem ejakulasi pada pria contoh bahan makanan : daging, ayam,
tempe. Likopen meningkatkan jumlah, memperbaiki struktur dan kegesitan sperma
contoh bahan makanan : jambu biji merah dan semangka (Natalia L, 2022) Zink
melincahkan sperma contoh bahan makanan : daging, hati, dan seafood. Kalium
mempengaruhi pengeluaran hormone reproduksi contoh bahan makanan: susu,
mentega, ikan teri. Sebaiknya pasangan menghindari alkohol, kopi, makanan yang
mengandung lemak jahat (jelanta, gajih, daging berlemak, dan lain-lain) makanan
olahan dan makanan mengandung bahan-bahan tiruan seperti daging olahan, keju
olahan, makanan beku, makanan kalengan (Natalia L, 2022). Pemberian asam folat
dan tablet tambah darah (TTD) pada pasien. Wanita dan pria harus mempersiapkan
kehamilan sebelum menjadi aktif secara seksual atau setidaknya tiga bulan sebelum
hamil. Beberapa persiapan prakonsepsi seperti berhenti merokok, mencapai berat
badan yang ideal dan mengonsumsi 0,4 hingga 0,8 mg asam folat setiap hari (WHO,
2019). Asam folat tidak hanya dibutuhkan pada saat hamil tetapi juga sebelum hamil,
sehingga tiga bulan sebelum hamil sebaiknya wanita mengkonsumsi asam folat
sebanyak 0,6 mg per hari (Almatsier 2011). Pemberian Tablet Tambah Darah pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Dengan sasaran anak usia 12-18 tahun yang
diberikan melalui institusi pendidikan dan wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun
di institusi tempat kerja. Pemberian TTD dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat
besi elemental (dalam bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro

42
Glukonat) dan 0.4 mg asam folat. Pelaksanaan pemberian TTD sebelumnya adalah 1
(satu) tablet per minggu dan pada masa haid diberikan 1 (satu) tablet per hari selama
10 (sepuluh) hari, tetapi pertemuan para pakar memberi rekomendasi pemberian TTD
diubah supaya lebih efektif dan mudah pelaksanannya (Kemenkes, 2016).
Kunjungan kedua ibu N usia 22 tahun datang pada tanggal 17 September 2022
pasien datang bersama suaminya ke Puskesmas Seulimeum mengatakan sudah
mengatur pola makanan yang mempercepat kehamilan sesuai anjuran yang
disampaikan oleh bidan minggu lalu, sudah minum asam folat 0,6 mg per hari dan
minum tabet penambah darah (TTD) 1 tablet perminggu dimalam hari dengan air
putih. Ibu mengatakan memilih metode mukus servik untuk menentukan masa subur
dan pasien sudah bisa mengenali dan mengamati metode mucus servik. Menurut Eka,
2021 pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan merasakan perubahan rasa
pada vulva sepanjang hari dan melihat langsung lender pada waktu tertentu.
Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga mudah
dilalui sperma. Setelah ovulasi lender kembali menjadi lebih padat. Jika lendir mulai
keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering mengeluarkan lendir)
lender mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini menunjukan akan terjadi
ovulasi (Eka, 2021).

BAB V

43
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Telah terlaksananya pengkajian pada ibu N usia 22 tahun prakonsepsi
dengan kebutuhan KIE Prakonsepsi di Puskesmas Seulimeum
2. Telah interpretasi data dasar pada ibu N usia 22 tahun prakonsepsi dengan
kebutuhan KIE prakonsepsi di Puskesmas Seulimeum
3. Telah menegakkan diagnosis potensial dasar pada ibu N usia 22 tahun
prakonsepsi dengan kebutuhan KIE prakonsepsi di Puskesmas Seulimeum
4. Telah terindentifikasi kebutuhan tindakan segara pada ibu N usia 22 tahun
prakonsepsi dengan kebutuhan KIE prakonsepsi di Puskesmas Seulimeum
5. Telah terlaksanan planing/intervensi ibu N usia 22 tahun prakonsepsi
dengan kebutuhan KIE Prakonsepsi di Puskesmas Seulimeum
6. Telah terlaksana implementasi atau penatalaksanaan asuhan prakonsepsi
pada ibu N usia 22 tahun prakonsepsi dengan kebutuhan KIE prakonsepsi
di Puskesmas Seulimeum
7. Telah mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan pada ibu
N usia 22 tahun prakonsepsi dengan kebutuhan KIE prakonsepsi di
Puskesmas Seulimeum

B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai informasi dan
referensi dalam melakukan pembelajaran baik secara teori maupun
praktik
2. Bagi lahan praktik
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai pedoman
informasi dan referensi pada asuhan prakonsepsi dengan kebutuhan KIE
prakonsepsi.

DAFTAR PUSTAKA

44
A.Mahendra. 2017. Analisis Factor yang Mempengeruhi Fertilitas di Indonesia. Vol.
3 No. 2, September 2017. ISSN :2443-1079.

Anggraeny, & Ariestiningsih. 2017. Gizi Konsepsi, Kehamilan dan Menyusui.


UBpress.

Adrian, K. 2021. Penyebab Infertilitas Wanita yang perlu diketahui. Diakses pada 7
Juli 2021, dari https://www.alodokter.com/penyebabinfertilitas-wanita-yang-
perlu-diketahui.

Kemenkes RI. 2013. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Eliminasi
Tetanus Maternal dan Neonatal. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Kesehatan Reproduksi dan


Seksual Bagi Calon Pengantin. Keementrian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Kesehatan Reproduksi dan


Seksual bagi Calon Pengantin.

Mulyani, U., Sukarni, D., Sari, P. 2021. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Infertilitas Primer Pada Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Uptd
Puskemas Lembak Kab. Muara Enim.

Natalia L., Evitasari D. 2022. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.

Nisa, K. 2018. Pengaruh Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi Terhadap Asupan


Protein, Kalsium, Zat Besi, Asam Folat dan Status Gizi Pada Wanita Usia
Subur di Desa Paluh Kemiri. Prakonsepsi.

Nurhayati, N. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infertilitas


pada Wanita Usia Subur di RSUD Ulin Banjarmasin. Skripsi. Program Studi
Diploma Iv Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia
Banjarmasin.

Pasaribu, I. H., Rahayu, M. A., Marlina, R. 2019. Faktor- Faktor Yang


Mempengaruhi Infertilitas pada Wanita di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang.
Artikel. Progrm Studi D3 Kebidanan Universitas Singaperbangsa Karawang.

Saftarina, F., Putri, I. N. W. 2016. Pengaruh Sindrom Polikistik Ovarium terhadap


Peningkatan Faktor Risiko Infertilitas. Jurnal Majority. 5(2). Hal : 43-48.

Sari permata A. 2017. Konseling Prakonsepsi Pada Calon Suami Berpengaruh


Terhadap Dukungan Persiapan Kehamilan di Kecamatan Sedayu.

Simotupang, A. M. 2018. Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap


Pengetahuan dan Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan Batang Kuis.

Susilawati, D., Restia, V. 2019. Hubungan Obesitas dan Siklus Menstruasi Dengan
Kejadian Infertilitas pada Pasangan Usia Subur di Klinik Dr.Hj. Putri Sri
Lasmini Spog (K) Periode Januari-Juli Tahun 2017. Jurnal Kesehatan
Mercusuar. 2(1). Hal : 1-8.

45
Thaha, A. R. 2017. Peran Kader Posyandu Pada Pelayanan Terpadu Wanita
Prakonsepsi di Wilayah Puskesmas Pattigalloang. Jurnal Mkmi, 102–109.

46

Anda mungkin juga menyukai