PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kehamilan
2. Untuk mengetahui Penyebab Perubahan Psikologis dan Fisiologis
Selama Kehamilan
3. Untuk mengetahui respon emosional ibu masa kehamilan
4. Untuk mengetahui persiapan sibling/saudara kandung
5. Untuk mengetahui kondisi ibu di trimester I, II dan III
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Psikologis
Psikologis adalah (sifat) tentang jiwa, kejiwaan (Balhagi,2005). Psikologis
kehamilan adalah Suatu keadaan depresi pada ibu yang sedang mengandung
disebabkan banyak hal. Pertama, adanya perubahan hormon yang mempengaruhi
mood ibu secara keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal, jenuh, atau
sedih.
2.3 Fisiologis
Fisiologis adalah merupakan cabang dari Ilmu biologis yang mempelajari
objek spesifik makhluk hidup dari sudut pandang struktur dan fungsinya. Secara
terminologis istilah fisiologis berasal dari bahasa Yunani yaitu (Physis alam dan
Logos: Ilmu),
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin
dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat
hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis
(Wikepedia, 2007)
3
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor
psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
4
2.5.2 Faktor Psikologis
Yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :
1) Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan
perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu
tidak tertangani dengan baik.
2) Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan
status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan,
mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal,
maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap
dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas (Glade B.2001).
5
2.6 Respons Emosional
Kondisi hamil/kehamilan mengganggu citra tubuh dan juga ia perlu
mengkaji kembali perubahan peran dan hubungan sosialnya saat hamil/kehamilan.
Stres ibu hamil/kehamilan dipengaruhi oleh emosinya saat hamil/kehamilan,
lingkungan sosial, latar belakang budaya, dan penerimaan atau penolakan
terhadap kehamil/ kehamilanarmya. Respons emosi dan psikologis ibu hamil/
kehamilan selama hamil/kehamilan termasuk rnenolak, menerima, introversi,
perubahan perasaan, dan perubahan citra tubuh.
2.6.1 Ambivalen
Perasaan menolak (ambivalen) disebabkan karena ada perasaan khawatir
bahwa waktunya ”sa1ah”, bahwa hamil/kehamilan ini tidak diinginkan, "nanti”
dan ”tidak sekarang” karena merasa takut dan cemas, merasa ragu-ragu pada
peran yang baru, tidak tertanggulanginya konflik dengan ibu perempuan tersebut
atau ketakutan terhadap hamil/kehamilan dan persalinan. Akibat dari penolakan
memanjang dan lebih sering depresi, ketidaknyamanan fisik, ketidak puasan
dengan bentuk badannya, perubahan perasaan yang drastis dan kesulitan
menerima perubahan akibat hamil/kehamilan. Menurut Miller (1997) perempuan
dengan hamil/kehamilan yang tidak akan mengalami peningkatan depresi, stress,
penurunan dukungan dari ayah dan menurunkan kepuasan hidupnya.
Pada awal-awal bulan hamil/kehamilan bisa jadi ibu hamil/ kehamilan
menginginkan abortus terapeutik yang dapat menyebabkan perasaan bersa1ah
telah menyakiti bayinya.
2.6.2 Cemas
Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan
hamil/kehamilan, yang hubungan ini tidak jelas. Camas mungkin emosi positif
sebagai perlindungan menghadapi stresor, yang bisa menjadi masalah apabila
berlebihan. Bidan perlu memastikan
a. Apakah cemas pada ibu hamil/kehamilan benar-benar timbul
b. Apakah cemas bisa meljadi stres
c. Apakah menurunkan kecemasan pada hamil/kehamilan bias
menguntungkan atau bahkan tidak perlu.
6
Menurut Crandon (1979), tingginya kecemasan pada ibu hamil/ kehamilan
dihubungkan dengan kejadian abnormal sebelumnya, misalnya abortus, kasus-
kasus yang terjadi pada akhir hamil/kehamilan. Menurut Niven (1992) kejadian
antara emosional dan khawatir telah dicatat pada perempuan yang sebelumnya
kehilangan bayi atau melahjrkan dengan kesulitan. Cémas yang teratasi sering
berhubungan dengan penyesuaian postnatal yang lebih baik dan cemas pada
hamil/kehamilan secara konsisten tidak berhubungan dengan komplikasi pada
persalinan. Sherr (1989) mencatat bahwa tingkat kecemasan mempunyai efek
negatif pada reaksi staf kesehatan terhaclap ibu hamil/kehamilan.
Banyak penelitian hamil/kehamilan terhadap tingkat kecemasan yang telah
dilakukan, antara lain perbandingan tingkat kecemasan pada ibu hamil/kehamilan
lebih pada ibu hamil/kehamilan dan menurun pada ibu hamil/kehamilan
postpartum. Barclay dan Barclay (1976) menemukan bahwa peningkatan
pengetahuan ticlak menurunka; kecemasan dan juga ditemukan bahwa nerempuan
yan tidak hamil/kehamilan menunjukkan tingkat depresi yang lebih besar pada
hamil/kehamilan daripada hasil pemantauan pada ibu hamil/kehamilan itu sendiri.
Penelitian hamil/kehamilan secara umum memperlihatkan bahwa intervensi
pada kecemasan mempunyai efek yang menguntungkan sebagai berikut :
a. Persiapan untuk kecemasan
Antisipasi hamil/kehamilan
Pendidikan hamil/kehamilan
Pengetahuan hamil/kehamilan
Strategi hamil/kehamilan
b. Penurunan kecemasan
Psikologi 1 A
Fisik `
Lingkungan
Biologi
c. Pengawasan kecemasan
Strategi koping
Pndekatan
7
d. Penghilangan stresor
Menghindari
Memeriksa kembali prosedur dan protokol
e. Penghilangan persepsi
Pengobatan
Relaksasi I
Distraksi
Secara individu cemas dapat mengganggu, Cohen etal. (1989) menyatakan
bahwa seorang perempuan yang panik dapat mengalami abrupsio plasenta.
Menurut Reading (1983), faktor-faktor yang dapat mengurangi efek dari
kecemasan adalah pengobatan kecemasan, sikap menghadapi kecemasan,
penilaian kecemasan, dukungan psikososial, dan strategi koping. Intervensi 'bisa
dilakukatn untuk faktot-faktor hamil/kehamilan tersebut. Stres yang berkelanjutan
dapat meningkatkan perilaku yang négatif misalnya merokok atau minum alkohol.
2.6.3 Depresi
Banyak penelitian hamil/kehamilan tentang depresi berfokus depresi pada
postpartum atau menilai depresi antenatal sebagai usaha untuk memprediksi
clepresi postpartum. Elliot (1984) mencatat bahwa angka depresi tidak signifikan
pada hamil/kehamilan.
8
timbul karena anak-anak takut perhatian orang tuanya berubah. Pencegahan
kondisi ini dapat dilakukan dengan Cara:
Anak diberi tahu sejak awal hamil/kehamilan.
Anak todler diberi kesempatan merasakan bayinya bergerak dalam rahim
dan dijelaskan bahwa rahim adalah tempat khusus bayi tumbuh.
Anak dapat membantu mengatur baju bayi di laci atau menyiapkan tempat
tidur bayi dan kamar bayi.
Bantu anak menyesuaikan diri pada perubahan ini.
Kenalkan anak dengan bayi, sehingga anak tidak membayangkan adiknya
akan cukup besar untuk diajak bermain.
Mengajak anak ke tempat periksa hamil/kehamilan, diberi kesempatan
mendengarkan denyut jantung janin.
Bila saudara kandung sudah sekolah, maka hamil/kehamilan akan
merupakan urusan keluarga. Pengajaran tentang hamil/kehamilanan didasarkan
kepada tingkat pengertian anak. Bisa disiapkan buku-buku di rumah, termasuk
merasakan kerakan anak, mendengar bunyi jantung janin. Biarkan ia hadir waktu
melahirkan. Persiapan saudara kandung perlu untuk menerima bayi baru dengan
memberi cukup peran oleh orang tuanya agar tidak berperilaku regresif atau
agresif.
2.9 Perubahahan yang terjadi pada ibu hamil Trimester I, II dan III
2.9.1 Trimester I
Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan
membuat fakta wanita bahwa ia hamil.Trimester pertama juga sering merupakan
masa kekhawatiran dari penantian. Segera setelah konsepsi kadar hormon
progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan
timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya
payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak
ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil.
Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung.
9
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan
pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang
mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin
menggugurkan kandungannya.Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan
trimester I didasari pada teori Revarubin.
Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk
mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui
serangkaian aktifitas.
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
a. Taking on
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya
dengan meniru dan melakukan peran ibu.
b. Taking in
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan.
c. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat
mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana
individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan
pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara profesional. Stress
ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa sakit,kehilangan, kesendirian
dan masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan
dengan 3 aspek utama yaitu :
a. Stress di dalam individu
b. Stress yang disebakan oleh pihak lain
c. Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan
terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.
10
Cara mengatasi :
1. Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan
memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat
hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting dari yang
lainnya.Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulan-bulan sesudahnya
merupakan saat – saat yang sulit. Semakin dekat pada awalnya, akan
semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat hidup masih relatif normal,
luangkan waktu untuk berdua, berbicara tentang perasaan
pasangannya.Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri,
kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu yang
normal.
2. Kehamilan dan Libido
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester
pertama ini berbeda- beda. Walaupun pada beberapa wanita mengalami
gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan
libido selama periode ini.Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.Banyak wanita
merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun
tanpa hubungan seks.Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa
mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini
merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.
3. Kehamilan dan Olahraga
Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa
mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging,
bermain tennis, berenang, atau melakukan hubungan seks, dapat
menimbulkan masalah seperti keguguran atau fetal malformation (janin
yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan sehat.Kebanyakan
dokter melarang program olahraga baru yang dimulai pada saat hamil,
kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus untuk wanita
hamil.
11
Latihan-latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil
adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk
membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan
untuk mendorong. Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan
sirkulasi dan menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa
dalam kehamilan.
2.9.2 Trimester II
Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini
disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari
ketidaknyamanan kehamilan.
a. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase yaitu
prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu)
dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh
ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :
1) Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada
trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan
segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama
ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan
interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia
mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia
akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan
ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka
ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif
ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila
ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang
mengembangkan identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini
adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya)
menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu).
12
Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih saying
kepada anak yang akan dilahirkannya.
2) Fase Postquickening
Setelah ibu hamil merasakan Quickening, identitas keibuan yang
jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan
persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini
bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum
kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali
dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus
membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada
wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan
hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia
harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses
persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun
konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya.
Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini,
jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama
adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut
system patrilineal/matrilineal).
b. Menjaga agar ikatan tetap kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih
sensitif terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil
sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik
atau gendut, tapi masalah yang muncul lebih rumit lagi.Komunikasi
adalah kunci untuk menghadapi masalah ini. Tetap cara ini dapat
digunakan bila ibu dan pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini
dan sesering mungkin. Bila salah satu tidak membicarakan latar belakang
masalah yang dirasakan, atau setelah berdiskusi justru merasa depresi,
13
saat itulah diperlukan penasihat kehamilan dan orang sekitarnya yang
dapat menolong ibu dan pasangannya.
c. Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi
bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun
mengalami perubahan sebagai respon terhadap kehamilan yang terus
berkembang. Beberapa perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun
ada juga perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil.
Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang
normal bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap
kondisi tersebut sehingga ia lebih merasa nyaman lagi. Beberapa
perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual berkurang
dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energi bertambah
dan peningkatan libido.
d. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis
seiring perubahan yang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi
dilaporkan sang suami juga merasakan perubahan nafsu makan,
perubahan berat badan, rasa sakit kepala hingga kecemasan dan
ketakutan dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini
suami lebih aktif ikut menangani dalam kehamilan istrinya dan turut
merasakan tanggung jawab akan kelahiran bayinya.
Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan merasa
bingung akan perubahan yang dialami ibunya. Anak perlu diberikan
pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang
akan dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil
tampaknya adalah orang yang sering mengambil peran yang cukup besar
selama kehamilan.
Ibu hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya
dalam menghadapi kehamilan dan persiapan penerimaan bayi yang akan
dilahirkan.
14
e. Berhubungan seks
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua yang
harus diimbangi untuk mengatasi ketidaknyamanan yaitu suatu
peningkatan libido yang pada trimester pertama dihilangkan oleh rasa
mual dan lelah. Kebanyakan calon orang tua khawatir jika hubungan seks
dapat mempengaruhi kehamilan.Kekhawatiran yang paling sering
diajukan adalah kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibunya,
atau ejakulasi.
Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak ada yang
perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan terpengaruh
karena berada di belakang serviks dan dilindungi cairan amniotik dalam
uterus. Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks selama trimester
kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta previa dan ibu dengan
riwayat persalinan prematur.
Selain itu meknisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan
seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring
terlentang dan menahan berat badan suami. Namun dengan mengkreasi
posisi yang menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi.
Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa
meningkat, tidak semua libido wanita meroket tinggi pada trimester
kedua.Perubahan tingkat libido disebabkan variasi perubahan hormone
selama hamil.Karena respon terhadap hormon berbeda, reaksi masing –
masing ibu hamil pun berbeda.
15
gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau
- kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan
bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya
fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa
dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan
berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang
akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan
dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk
kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang
jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria sangat besar kemungkinan akan
mengalami kehamilan (Mandriwati,2008).
Stres ibu hamil/kehamilan dipengaruhi oleh emosinya saat hamil/kehamilan,
lingkungan sosial, latar belakang budaya, dan penerimaan atau penolakan
terhadap kehamil/ kehamilanarmya. Respons emosi dan psikologis ibu hamil/
kehamilan selama hamil/kehamilan termasuk rnenolak, menerima, introversi,
perubahan perasaan, dan perubahan citra tubuh.
Perubahan tubuh ibu hamil/kehamilan yang berlangsung cepat, akan
menimbulkan perubahan citra tubuh pada waktu hamil/kehamilan, Tingkat
perubahan berhubungan dengan faktor-faktor kepribadian hamil/kehamilan,
respons sosial dan sikap menghadapi hamil/kehamilan.
Sibling rivalry timbul karena anak-anak takut perhatian orang tuanya
berubah. Pencegahan kondisi ini dapat dilakukan dengan Cara:
Anak diberi tahu sejak awal hamil/kehamilan.
Anak todler diberi kesempatan merasakan bayinya bergerak dalam rahim
dan dijelaskan bahwa rahim adalah tempat khusus bayi tumbuh.
Anak dapat membantu mengatur baju bayi di laci atau menyiapkan tempat
tidur bayi dan kamar bayi.
Bantu anak menyesuaikan diri pada perubahan ini.
Kenalkan anak dengan bayi, sehingga anak tidak membayangkan adiknya
akan cukup besar untuk diajak bermain.
Mengajak anak ke tempat periksa hamil/kehamilan, diberi kesempatan
mendengarkan denyut jantung janin.
Trimester pertama sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan
membuat fakta wanita bahwa ia hamil. Trimester kedua sering dikatakan periode
pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa
17
baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Trimester III adalah waktu
untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti
terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
3.2 Saran
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pembelajaran bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak,
utamanya bagi penyusun dan pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hamildankehamilan.com/2015/08/adaptasi-psikologis-dalam-hamil
kehamilan.html
http://diyahhalsyah.blogspot.co.id/2015/03/makalah-tentang-perubahan-psikologi-
dan.html
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka.
http://mranarchiy.blogspot.co.id/2013/12/makalah-perubahan-psikologi-pada-
ibu.html
19