Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada wanita terdapat hubungan dari dunia luar dengan rongga peritonum melalui
vulva,vagina, uterus, dan tuba fallopi. Untuk mencegah terjadinya infeksi dari luar dan
untuk menjaga jangan sampai infeksi meluas, masing-masing alat traktus genitalis
memiliki mekanisme pertahanan. Radang atau infeksi pada alat-alat genitalia dapat timbul
secara akut dengan akibat meninggalnya penderita, atau penyakit bisa sembuh sama
sekali tanpa bekas, atau dapat meninggalkan tugas seperti penutupan lumen tuba.
Penyakit akut juga bisa menjadi menahun, atau penyakit dari permulaan sudah menahun.
Infeksi pada uterus menjalar ketuba fallopi dan rongga peritonium melalui dua jalan. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai miometrium atau radang miometrium yang
merupakan kelanjutan dari penyakit endometritis beserta dengan penanganannya. Radang
pada genetalia eksterna meliputi bartolinitis, vaginitis dan vulva vaginitis. Sedangkan
radang pada genetalia iterna meliput cervicitis, endometritis, mometritis, paranetritis,
adneksitis, peritoritis pelvis serta pemeriksaan dan penanganan dari penyakit gikenologi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa yang infeksi saluran genetalia?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan dan penanganan penyakit ginekologi ?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui penjelasan tentang infeksi saluran genetalia
1.3.2 Untuk mengetahui penjelasan tentang pemeriksaan dan penanganan penyakit
ginekologi

BAB II

1
PEMBAHASAN

A. Radang Pada Genetelia Interna


Macam-macam Radang Pada Genetalia Interna
1. Cervixitis
Adalah radang dari selaput lendir canalis cervicalis. Karena epitel selaput lendir cervicalis
hanya terdiri dari 1 lapisan sel silindris maka mudah terkena infeksi dibandingkan dengan
selaput lendir vagina ( Sarwono, 2008). Pada seorang multipara dalam keadaan normal
canalis servikalis bebas kuman. Pada seorang multipara dengan ostium uteri eksternum sudah
leih terbuka,batas atas dari daerah bebas kuman ostium uteri internum.
Walaupun begitu canalis cervicalis terlindung dari infeksi oleh adanya lendir yang kental
yang merupakan barie terhadap kuman-kuman yang ada di vagina. Terjadinya cervisitis
dipermudah oleh adanya robekan serviks, terutama yang menimbulkan ectropion (Sarwono,
2008).
Cervicitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. Karena epitel
selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris sehingga lebih
mudah terinfeksi dibanding selaput lendir vagina. (Gynecology. FK Unpad, 1998). Juga
merupakan :
a. Infeksi non spesifik dari serviks
b. Erosi ringan (permukaan licin), erosi kapiler (permukaan kasar), erosi folikuler
(kistik).
c. Biasanya terjadi pada serviks bagian posterior. Infeksi ini terjadi pada sebagian besar
wanita yang telah melahirkan. Terdaoat perlukaan ringan pada mulut rahim, gejala infeksi ini
adalah leukorea yang kadang sedikit atau banyak, dapat terjadi perdarahan (saat hubungan
seks). Pengobatan terhadap infeksi ini dimulai dengan pemeriksaan setelah 42 hari persalinan
atau sebelum hubungan seks dimulai. Pada mulut rahim luka lokal disembuhkan dengan
cairan albutil tinktura, cairan nitrasargenti tinktura, dibakar dengan pisau listrik termocauter,
mendinginkannya ( cryosurgerry). Penyembuhan cervicitis menahun sangat penting karena
dapat menghindari keganasan dan merupakan pintu masuk infeksi ke alat kelamin bagian
atas.

2. Endometritis
Adalah keradangan pada dinding uterus yang umumnya disebabkan oleh partus. Dengan
kata lain endometritis didefinisikan sebagai inflamasi dari endometrium. Derajat efeknya

2
terhadap fertilitas bervariasi dalam hal keparahan radang, waktu yang diperlukan untuk
penyembuhan lesi endometrium,dan tingkat perubahan permanen yang merusak fungsi dari
glandula endometrium dan atau merubah lingkungan uterus dan atau oviduk. Organisme nin
spesifik primer yang dikaitkan dengan patologi endometrial adalah corymetbacterium
pyogenes dan gram negatif anaerob. Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan
dalam dari rahim). Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau
infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim.

3. Myometritis/ Mteritis
Adalah radang myometrium. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang
merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tapi
merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.

4. Parametritis
Adalah radang dari jaringan longgar di dalam liglatum. Radang ini biasanya unilateral.
Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan : secara rinci
penyebaran infeksi sampai ke parametrium melalui 3 cara yaitu :
a) Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.
b) Penyebaran langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum.
c) Penyebaran sekunder dari tromboflabitis pelvika.Proses ini dapat tinggal terbatas pada
dasar ligamentumlatum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar
ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah latera di atas ligamentum inguinalis, atau
pada fossa iliaka. Radang paling banyak berlokasi di paramterium bagian lateral akan
tetapi bisa juga ke depan dan kebelakang, kadang bisa juga menjauhi abses. Bila terjadi
abses, dan proses perkembangn terus, maka abses akan mencari jalan keluar yaitu di atas
ligamentum pourparty ke daerah ginjal, melalui foramina okturatorium ke paha bagian
dalam dan sebagiannya. Parametritis dapat juga menahun dan di tempat terjadi radang
vibrosis. Jika terjadi infeksi parametrium, maka timbul pembengkakan yang awalnya
lunak lalu menjadi keras sekali. Infiltrasi ini dapat terjadi pada dasar ligamen lantum
tetapi dapat juga bersifat luas misalnya dapat menempati seluruh parametrium sampai ke
dinding panggul dan dinding perut depan di atas ligamen ingunalis. Kalau filtrat menjalar
k belakang dapar menimbulkan pembengkakakn di belakang serviks. Eksudat ini lambat
laun di reabsorpi atau menjadi abses. Abses dapat memecah di daerah lipat paha diatas
ligamen inguinali atau ke dalam cavum douglas. Parametritis biasanya unilateral dan

3
karena biasanya sebagai akibat luka serviks, lebih sering terdapat pada primipara daripada
multipara.

5. Adnexitis
Infeksi atau radang pada adnexa rahim. Adnexa adalah jaringan yang berada di sektiar
rahim, termasuk tuba falopii dan ovarium. Istilah lain dari adenxitis adalah : pelvic
innflamatory disease, salpingitis, parametritis, salpingu-oophoritis.

6. Peritonitis
Adalah peradangan dinding cavum abdomen atau peritonium.

KOMPLIKASI
a. Hipofolemia pada penderita peritonotis kimiawi
b. Sepsis pada penderita peritonitis bakterial
c. Kegagalan organ-organ tubuh (pulmoner, kardial, hepatik, renal ) mendahului
kematian beberapa hari sebelumnya.
d. Abses abdominal dan perlengketan yang dapat menyebabkan abstruksi abdominal
di kemudian hari.

B. Radang Genetalia Eksterna


1. Bartonilitis
Adalah infeksi pada kelenjar bartholin atau bartonilitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita biasanya pembengkakakn disertai dengan rasa
nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam,seiring
pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Bartonilitis disebabkan oleh
a) virus : condilimo aquminata dan herpes simplex
b) jamur : candida albican
c) protozoa :amobiasis dan trikomoniasis
d) bakteri : neiseria gonorrhae

4
Dengan ini lama kelamaan cairan memenuhi kantong sehingga disebut kista (kantong cairan).
Kuman dalam vagina bisa menginfeksi salah satu kelenjar bartholini hingga tersumbat dan
membengkak. Jika tak ada infeksi tidak akan memerlukan keluhan

VAGINITIS
1. Definisi
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. vulvitis adalah suatu
peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). vulvovaginitis adalah peradangan pada
vulva dan vagina.
2. Etiologi
Penyebabnya bisa berupa:
3. Infeksi
a) Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
b) Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai
antibiotic
c) Protozoa (misalnya trichomonas vaginalis)
d) Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes)
4.     Zat atau benda yang bersifat iritatif

a) Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons


b) Sabun cuci dan pelembut pakaian
c) Deodoran    
d) Zat di dalam air mandi
e) Pembilas vagina
f) Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
g) Tinja
5. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
6. Terapi penyinaran obat-obatan
7. Perubahan hormonal

5
8. Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina.
Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-
gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang
normal dan warnanya bermacam-macam. misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan
atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu
atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci
vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman
vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan
mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada
vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental
seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang
mengkonsumsi antibiotik.
Infeksi karena trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna
putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat
hebat.
Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker
vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium. Polip pada serviks bisa menyebabkan
perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual. Rasa gatal atau rasa tidak enak pada
vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker
stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain).
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes
atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu
kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.

9. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik
cairan yang keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa dengan mikroskop dan

6
dibiakkan untuk mengetahui organisme penyebabnya. Untuk mengetahui adanya keganasan,
dilakukan pemeriksaan pap smear.
Pada vulvitis menahun yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan biasanya
dilakukan pemeriksaan biopsi jaringan.

10. Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara
khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik,
anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk mengendalikan
gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi
pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa
meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel
satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.
Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan
vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada infeksi meular seksual,
untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat yang sama.
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen.
Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan
langsung ke vulva dan vagina.
Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak
terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat
dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin). Untuk
mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva atau
berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim
atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet). Krim atau tablet acyclovir
diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk
mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

7
C. Vulva vaginitis
Vulvo vaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina.
Vulvovaginal kandidiasis adalah nama yang sering diberikan untuk Candida albicans vagina
infeksi berhubungan dengan dermatitis dari vulva (gatal ruam). 'Vaginal thrush', dan 'monilia'
juga nama-nama untuk Candida albicans infeksi.
                  Candida albicans adalah jamur ragi biasanya bertanggung jawab atas vulva gatal
dan pengosongan. Hal ini umumnya pelaku bahwa perempuan selalu merujuk pada setiap
Vulvovaginal gatal sebagai "infeksi jamur," tapi perlu diketahui bahwa semua tidak selalu
gatal disebabkan oleh ragi.
            Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan sangat umum.
Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan parasit lain. Beberapa penyakit menular
seksual juga dapat menyebabkan vulvo vaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan
kimia gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti kebersihan
yang buruk dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
            Candida albicans, yang menyebabkan infeksi jamur, adalah salah satu penyebab
paling umum vulvo vaginitis perempuan dari segala usia. Penggunaan antibiotik dapat
menyebabkan infeksi jamur dengan membunuh anti jamur normal bakteri yang hidup di
vagina. Infeksi jamur kelamin biasanya menyebabkan gatal-gatal dan tebal, putih
dischargvagina, dan gejala lain.
            Penyebab lain adalah vulvo vaginitis bakteri vaginosis, suatu pertumbuhan berlebih
dari jenis bakteri tertentu dalam vagina. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan tipis, warna
abu-abu vagina dan bau amis.
Sebuah penyakit menular seksual yang disebut Trichomonas vaginitisin feksia dalah
penyebab umum lain. Infeksi ini mengarah ke kelamin gatal, bau vagina, dan vagina yang
berat, yang mungkin kuning-abu atau warna hijau.
                  Gelembung mandi, sabun, vagina kontrasepsi, feminin semprotan, dan parfum
dapatmenyebabkan iritasi ruam gatal di daerah genital, sedangkan nonabsorbent ketat atau
pakaian kadang-kadang menyebabkan ruam panas.
                  Jengkel jaringan lebih rentan terhadap infeksi daripada jaringan normal, dan banyak
organisme penyebab infeksi berkembang dalam lingkungan yang hangat, lembab, dan gelap.

8
Tidak hanya faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada penyebab vulvo vaginitis, mereka
seringmemperpanjang periode pemulihan.
                  Kurangnya estrogen pada wanita postmenopause dapat menyebabkan kekeringan
vagina dan penipisan kulit vagina dan vulva, yang juga dapat menyebabkan atau
memperburuk kelamin gatal dan terbakar.
                  Nonspesifik vulvo vaginitis (di mana penyebab dapat diidentifikasi) dapat dilihat
dalam semua kelompok usia, tetapi paling sering terjadi pada anak gadis sebelum pubertas.
Setelah pubertas dimulai, vagina menjadi lebih asam, yang cenderung untuk membantu
mencegah infeksi.
                  Vulvo vaginitis nonspesifik dapat terjadi pada anak perempuan dengan genital
miskinkebersihan dan ditandai oleh berbau busuk, coklat-hijau pelepasan dan iritasilabia dan
vagina. Kondisi ini sering dikaitkan dengan pertumbuhan berlebih dari suatu jenis bakteri
yang biasanyaditemukan di dalam tinja. Bakteriinikadang-kadang menyebar dari anus ke area
vagina dengan mengusap dari belakang kedepan setelah menggunakan kamar mandi.
                  Pelecehanseksualharusdipertimbangkanpadaanak-anakdengan infeksi yang tidak biasa
dan berulang episode dijelaskan vulvo vaginitis. Neisseria gonorrhoeae, organisme yang
menyebabkan gonore, menghasilkan gonokokal vulvo vaginitis di gadis-gadis muda.
Gonocorrhea vaginitis terkait dianggap sebagai penyakit menular seksual. Jika tes
laboratorium mengkonfirmasi diagnosis ini, gadis-gadis muda harus dievaluasi untuk
pelecehan seksual.
                  Sekitar 20% dari non-hamil wanita usia 15-55 pelabuhan Candida albicans dalam
vagina. Sebagian besar tidak mempunyai gejala dan itu berbahaya bagi mereka. Pertumbuhan
yang berlebihan dari Candida albicans menyebabkan berat dadih putih sepertivagina, rasa
panas di vagina dan vulva dan / atau ruam gatal di vulva dan kulit di sekitarnya.
                  Estrogen menyebabkan lapisan vagina untuk dewasa dan mengandung glikogen,
sebuah substrat yang Candida albicans berkembang. Kurangnya estrogen pada wanita yang
lebih muda dan lebih tua membuatkan di diasis Vulvo vaginal jarang terjadi.
            Pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans terjadi paling sering dengan:
a. Kehamilan
b. Dosistinggipil KB kombinasi dan estrogen berbasis terapi penggantian hormon
c. Sebuahrangkaianantibiotikspektrumluassepertitetracyclineatauamoxiclav

9
d. Diabetes mellitus
e. Anemia kekurangan zat besi
f. Defisiensi imunologis misalnya, infeksi HIV
g. Di atas kondisi kulit yang lain, sering psorias , Planus lumut atau lumut sclerosus.
h. Penyakitlain

a. Pencegahan
            Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat
bersirkulasi. Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini
akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-
buru.
Penggunaan kondom selama hubungan seksual bisa mencegah sebagian besar infeksi
menular seksual vagina. Tepat pas dan memadai penyerap pakaian, dikombinasikan dengan
baik kebersihan daerah genital juga mencegah banyak kasus infeksi non-vulvovaginitis.
Anak-anak harus diajarkan bagaimana cara benar membersihkan daerah genital saat
memandikan atau mandi. Tepat menyeka setelah menggunakan toilet juga akan membantu
(anak harus selalu menyeka dari depan ke belakang untuk menghindari memperkenalkan
bakteri dari anus ke vagina).
Tangan harus dicuci bersih sebelum dan setelah menggunakan kamar mandi.

C. Pemeriksaan dan Penangan dari Penyakit Ginekologi


Pemeriksaan penyakit ginekologik
1.Anamnesis
Secara rutin ditanyakan umur penderita,sudah menikah atau belum,siklus haid,penyakit yang
pernah di derita,dan operasi yang pernah dialami.
a.Riwayat penyakit umum
Perlu ditanyakan apakah penderita pernh menderita penyakit berat,seperti
TBC,jantung,ginjal,DM,dan jiwa.
b.Riwayat obstetric

10
Perlu diketahui riwayat tiap-tiap kehamilan sebelumnya,apakah berakhir dengan keguguran
atau dengan persalinan,apakah persalinan normal atau operasi.
c.Riwayat haid
Haid merupakan peristiwa sangat penting dalam kehidupan wanita.Perlu diketahui
menarche,siklus haid teratur atau tidak,banyaknya darah yang keluar waktu haid,lamanya
haid,disertai rsa nyeri atau tidak.
d.Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit/kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan
penting,terutama operasi yang pernah dialami.
e.Keluhan sekarang
Mendengar keluhan penderita sangat penting untuk pemeriksaan pertanyaan yang sangat
sederhana seperti “untuk apa ibu datang kemari” atau “apa keluhan ibu” dapat memberi
keterangan banyak kearah diagnosis.
f.Perdarahan
Perlu ditanyakan apakah perdarahan itu ada hubungannya dengan siklus haid atau
tidk,banyaknya dan lamanya perdarahan.Jadi,perlu diketahui apakah yang sedang dihadapi itu
menoragia,hipermenorea,polimenorea,apakah hipomenorea,oligomenorea ataukah
metroragia.
g.Fluor albus
fluor albus atau keputihan,walaupun tidk mengandung bahaya maut,cukup mengganggu
penderita,baik fisik maupun mental.Sifat dan banyknya keputihan dapat memberi petunjuk
kearah etiologinya.Perlu ditanyakan sudah berapa lama keluhan itu,terus menerus atau pada
waktu-waktu tertentu saja,banyaknya,warnanya,baunya,disertai rasa gatal/nyeri atau tidak.

h.Rasa nyeri
Rasa nyeri di perut,panggul,pinggang,atau alat kelamin luar dapat merupakan gejala dari
beberapa kelainan ginekologik.Dalam menilai gejala ini dapat dialami kesulitan karena faktor
subjektifitas memegang peranan penting.
i.Miksi

11
Keluhan dari saluran kencing sering menyertai kelainan ginekologik.karena itu perlu
ditanyakan rasa nyeri waktu kencing,seringnya kencing,retensi urine,kencing tidak lancar
atau tidak tertahan.
j.Defekasi
Beberapa penyakit yang berasal dari rectum dan kolom sigmoid sering menimbulkan
kesulitan dalam diagnosis penyakit ginekologik.karena itu penderita harus selalu ditanya
tentang BABnya apakah ada kesulitan defekasi,apakah defekasi disertai rasa nyeri,atau encer
disertai lendir atau darah.
Untuk pemeriksaan ginekologik dikenal 3 jenis letak :
1.Letak litotomi
Letak ini yang paling popular,terutama di Indonesia.Untuk itu diperlukan meja ginekologik
dengan penyangga bagi kedua tungkai.
Penderita berbaring ditasnya sambil lipat lututnya diletakkan pada penyangga dan tungkainya
dalam fleksi santai,sehingga penderita berbaring dalam posisi mengangkang.
2.Letak miring
Penderita diletakkan di pinggir tempat tidur miring kesebelah kiri,sambil paha dan lututnya
ditekuk dan kedua tungkai sejajar.
3.Letak sims
Letak ini hampir sama dengan letak miring,hanya tungkai kiri harus lurus,tungki kanan
ditekuk kearah perut,dan lututnya diletakkan pada alas (tempat tidur),sehingga panggul
membuat sudut miring dengan alas,lengan kiri dibelakang badan dan bahu sejajar dengan
alas.Dengan demikian,penderita berbaring setengah tengkurap

12
BAB III
PENUTUP

c.1 Kesimpulan
Bartolinitis merupakan Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Infeksi alat kelamin wanita
bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
Virus (kondiloma akuminata dan herpes simpleks), Jamur (kandida albikan), Protozoa
( amobiasis dan trikomoniasis) dan Bakteri (neiseria gonore)
Vaginitis merupakan suatu peradangan pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu
peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita).
Vovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina. Penyebabnya adalah Bakteri
(misalnya klamidia, gonokokus), Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita
diabetes, wanita hamil dan pemakai Vulvovaginitis adalah iritasi/inflamasi pada kulit
daerah vulva dan vagina.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah yang akan datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono; 2014, Ilmu Kebidanan; Jakarta; PT. Bina Pustaka


Asuhan Kebidanan dan Kelahiran, Vicki Capman
Varney, Helen dkk, Asuha Kebidanan, EGC
Prawiroharjo, Sarwono, 2014, Ilmu Kandungan, Jakarta, PT. Bina Pustaka.
Obstetri Fisiologis, Fakultas Kedokteran Unpad.

14

Anda mungkin juga menyukai