Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN NEONATUS BAYI, BALITA DAN ANAK PRA

SEKOLAH DENGAN PENYULIT DAN KOMPLIKASI

IRENE FLORENSIA SITUMEANG, S.ST,


M.KES
Asuhan neonatus dengan penyulit dan komplikasi

A. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)


1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah
bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam
setelah lahir (Prawirohardjo 2006).
2. Etiologi (Faktor Penyebab)
Menurut winkjosastro (2006) faktor – faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya BBLR, yaitu antara lain :
a. Faktor Ibu
- Hipertensi
- perokok
- Gizi Buruk
- Riwayat terdahulu
- Malnutrisi
- Hidramnion
- umur ibu < 20 tahun dan >35 tahun
- jarak dua kehamilan yang terdekat
- infeksi dan trauma
b. Faktor Janin
- kehamilan ganda
- kelainan kromosom
- cacat bawaan
- infeksi dalam kandungan
- hidramnion
- ketuban pecah dini
3. Klasifikasi
Bayi berat lahir rendah dapat dikelompokkan menjadi
2 yaitu :
1. Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan
sesuai berat badan untuk usia kehamilan
2. Dismaturitas, yaitu bayi dengan berat badan kurang
dari berat badan yang seharusnya untuk kehamilan
4. Tanda Dan Gejala
a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada
sama dengan atau kurang dari 30 cm
d. Rambut lanugo masih banyak
e. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
f. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
g. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
h. Genetalia belum sempurna
i. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif
j. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan
tangisnya lemah
k. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

5. Penatalaksanaan
Perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) :
a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR
mudah mengalami hipotermi
b. Mencegah infeksi dengan ketat , BBLR sangat
rentan terkena infeksi ,biasakan mencuci tangan
sebelum memegang bayi
c. pengawasan nutrisi /ASI , refleks menelan BBLR belum
sempurna
d. Penimbangan ketat, perubahan berat badan
mencerminkan kondisi gizi bayi, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan teratur.
e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang
kering dan bersih
f. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu
g. Tali pusat dalam keadaan bersih
h. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
i. Bila tidak mungkin infuse dektrose 10% + bicarbonas
natricus 1,5% dan berikan antibiotik.
B. ASFIKSIA

1. Pengertian
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak
dapat bernafas secara spontan dan teratur. Bayi dengan
riwayat gawat janin sebelum lahir , umumnya akan
mengalami asfiksia pada saat dilahirkan.
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi
tidak dapat segera bernafas scra spontan dan teratur
setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin
dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan
faktor – faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan
atau segera setelah bayi lahir.
2. Etiologi (faktor penyebab)
- Faktor ibu : Pre eklampsia dan eklampsia, perdarahan
abnormal ( plasenta previa dan solutio plasenta), partus lama
atau partus macet, demam selama persalinan, infeksi berat
(malaria, sifilis, TBC, HIV) kehamilan lewat waktu (sesudah
42 minggu kehamilan).
- Faktor Tali pusat : Lilitan tali pusat, tali pusat pendek,
simpul tali pusat atau prolapsus tali pusat.
- Faktor Bayi: bayi prematur (sebelum 37 minggu
kehamilan), Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi
kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps),
kelainan bawaan (kongenital), air ketuban bercampur
mekonium (warna kehijauan).
3. Manifestasi Klinis
 Bayi tidak bernafas atau nafas megap – megap

 Denyut jantung kurang dari 100x/menit

 Tonus otot menurun

 Warna kulit kebiruan/sianosis, pucat

 Kejang

 Penurunan kesadaran tidak ada respon terhadap

refleks rangsangan.
DIAGNOSIS
 Anamnesis : gangguan / kesulitan waktu lahir,

lahir tidak bernafas/ menangis


 Pemeriksaan fisik

 Nilai Apgar.
Kriteria penilaian skor Apgar
skor Apgar atau nilai Apgar (Apgar Score) adalah
sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1952 oleh Dr.Virginia Apgar sebagai
metode sederhana untuk secara cepat menilai
kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah
kelahiran.
Kata Apgar adalah singkatan dari Appearance,
pulse, Grimace, Activity, respiration, yaitu warna
kulit, denyut jantung, respon refleks, tonus
otot/keaktifan, dan pernafasan.
NILAI 0 NILAI 1 NILAI 2 AKRONIM
Warna kulit Seluruhnya Warna kulit Warna kulit appearance
biru tubuh normal tubuh , tangan,
merah muda, dan kaki
tetapi tangan normal merah
dan kaki muda, tidak ada
kebiruan sianosis

Denyut Tidak ada <100 x/menit >100 x/menit pulse


jantung
Respons Tidak ada Meringis/ Menangis/ grimace
refleks respon terhadap menangis bersin/ batuk
stimulasi lemah ketika saat stimulasi
distimulasi saluran nafas

Tonus otot Lemah /tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif Activity


ada
Pernafasan Tidak ada Lemah atau Menangis kuat, Respiratory
tidak teratur pernapasan
baik dan teratur
INTERPRETASI SKOR
Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima
menit setelah kelahiran, dan dapat diulangi jika skor
masih rendah.
Jumlah skor interpretasi catatan
7- 10 Bayi normal ----
4-6 Agak rendah (asfiksia Memerlukan tindakan
sedang) medis segera seperti
penyedotan lendir yang
menyumbat jalan nafas ,
atau pemberian oksigen
untuk membantu
bernafas
0-3 Sangat rendah (asfiksia Memerlukan tindakan
berat) medis yang lebih insentif
4. PENATALAKSANAAN
 Resusitasi
tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan yang
dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu
- memastikan saluran terbuka : meletakkan bayi dalam
posisi kepala defleksi, bahu diganjal 2-3cm, menghisap
lendir di mulut , hidung dan kadang trachea.
- memulai pernafasan : memakai rangsangan taktil
untuk memulai pernafasan, memakai VTP bila perlu spt
sungkup dan balon pipa atau mulut kemulut
- mempertahankan sirkulasi : rangsangan dan
pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi.
C. SINDROM GAWAT NAFAS

1. Pengertian
sindrom gawat nafas pada neonatus (SGN) atau
respiratory distress syndrome, merupakan
kumpulan gejala klinis pada bayi baru lahir
berupa kesulitan bernafas, yang ditandai dengan
gejala utama takipnea (frekuensi pernafasan >60
x/menit) sianosis sentral (lidah biru pada suhu
ruangan), retraksi dan merintih.
2. ETIOLOGI
 Kelainan Paru
 Aspirasi mekonium
 Pneumonia
 Perdarahan paru
 Sumbatan jalan nafas
 Kelainan metabolic
 Kelainan jantung
3. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis RDS tergantung pada kematangan paru
sebagai faktor penyebab dan tentunya tergantung usia
kehamilan saat bayi dilahirkan, semakin rendah berat
badan dan usia kehamilan, semakin berat gejala klinis
yang ditunjukan , gejala dapat tampak 24 jam pertama
yaitu :
- Dispneu
- Merintih
- Retraksi dinding dada
- Sianosis
- Hipoksia
4. PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap RDS meliputi tindakan
pendukung yang sama dengan pengobatan bayi
prematur dengan tujuan mengoreksi ketidak
seimbangan
Penanganan Awal :
- berikan O2 2liter/menit
- NGT
- Iv fluid
- injeksi vit K 1mg IM
Penanganan selanjutnya
- Pemantauan suhu tubuh
- Pemberian O2
- Berikan cairan parenteral (IV fluid) dengan
dekstrose 5-10% (hr I dan III) elektrolit 2-4
mEq/kgBB/hr
- Pencegahan infeksi dengan antibiotika
- Pengisapan lendir saluran nafas.
D. HIPERBILIRUBIN

1. PENGERTIAN
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana
kadar bilirubin dalam darah melebihi batas
normal . Nilai normal bilirubin indirek 0.3 – 1.1
mg/dl, bilirubin direk 0.1 – 0.4 mg/dl.
2. ETIOLOGI
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah dapat terjadi
karena keadaan sebagai berikut :
- Pembentukan bilirubin yang berlebihan
- kelainan struktur dan enzim sel darah merah
- keracunan obat
- gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa
mikroorganisme atau toksin yg dapat merusak sel hati
dan sel darah merah seperti : infeksi toksoplasma, siphilis
- penyakit hemolitik , yaitu meningkatnya kecepatan
pemecahan sel darah merah, disebut juga ikterus
hemolitik
3. KLASIFIKASI
 Ikterus Fisiologis

adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga


yang tidak mempunyai dasar patologis, dan akan
sembuh pada hari ke – 7
penyebabnya organ hati yang belum matang dalam
memproses bilirubin.
 Ikterus Patologis

adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi


bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang
mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus
bila tidak ditanggulangi dengan baik.
 Kern Ikterus
adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin
pada otak terutama pada korpus striatum, talamus, nucleus,
subtalamus, nukleus merah, dan nukleus pada dasar
ventrikulus IV.
 Ikterus prehepatik
disebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan akibat
hemolisis sel darah merah
 Ikterus Hepatic
disebabkan karena adanya kerusakan sel parenkin hati.
 Ikterus kolestatik
disebabkan oleh bendungan dalam saluran empedu .
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang jelas pada anak yang menderita
hiperbilirubin adalah ;
1. tampak ikterus pada kuku atau kulit dan membran mukosa
2. jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan
oleh penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu
dengan diabetik atau infeksi
3. ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada
kulit yang cenderung tampak kuning terang atau orange,
ikterus pada tipe obstruksi kulit tampak bewarna kuning
kehijauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada
ikterus yang berat.
4. muntah ,warna urin gelap dan warna tinja pucat.
5. Perut membuncit dan pembesaran pada hati
6. Pada permulaan tidak jelas , yang tampak mata
berputar- putar
7. Letargik (lemas), kejang tidak mau menghisap
8. Dapat tuli , gangguan bicara dan retardasi mental
9. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertasi
kejang dan ketegangan otot.
5. PENATALAKSANAAN
 Pengawasan antenatal dengan baik dan pemberian

makanan sejak dini ( ASI )


 Menghindari obat yang meningkatkan ikterus pada

masa kelahiran, contoh ; sulfaforazol, novobiosin


 Pencegahan dan pengobatan hipoksia pada janin

 Imunisasi yang baik pada bayi baru lahir.

 Pencegahan infeksi
E. SEPSIS NEONATORU,M

1. PENGERTIAN
Sepsis neonatorum adalah suatu infeksi bakteri
berat yang menyebar keseluruh tubuh bayi baru
lahir.
berat lahir memegang peranan penting pada
terjadinya sepsis neonatal , bayi dengan berat
lahir rendah mempunyai resiko 3x lebih tinggi
terjadi sepsis daripada bayi dengan berat lahir
lebih dari 2500 gram.
2. ETIOLOGI
- semua infeksi pada neonatus dianggap oportunistik
dan setiap bakteri mampu menyebabkan sepsis
- Mikroorganisme berupa bakteri, jamur, virus
- pertolongan persalinan yang tidak higiene
- faktor ibu : ketuban pecah sebelum waktunya, partus
lama, infeksi intrapartum
- faktor anak : berat badan lahir rendah, prematuritas,
kecil untuk masa kehamilan, kehamilan kembar, dan
lain - lain
3.MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya
tidak jelas dan tidak spesifik. Tanda dan gejala
sepsis neonatorum yaitu ; tanda dan gejala umum
meliputi hipotermi, aktifitas lemah atau tidak
tampak sakit, berat badan menurun tiba-tiba,
distress pernafasan, gangguan kardiovaskuler,
gangguan metabolik, gangguan neurologik
4. PENATALAKSANAAN
1. Perawatan Umum
- tindakan aseptik seperti cuci tangan
sebelum dan sesudah memeriksa bayi
- pertahankan suhu tubuh sekitar 36,5 – 37’c
- cairan diberikan dengan infus
- jalan nafas harus bersih
- lakukan perawatan bayi dan tali pusat
dengan baik
2. Perawatan khusus
- terapi O2 bila ditemukan sianosis, distress penafasan
- pemberian cairan dan elektrolit. Pada keadaan umum yang
jelek, diberikan secara parenteral sesuai dengan umur dan
berat badan bayi, bila keadaan umum baik dapat diberikan
nutrisi enteral secara bertahap dan parenteral dikurangi sampai
kebutuhan rumatan terpenuhi peroral
- atasi kejang
- atasi hiperbilirubin
- atasi anemia syok
- pemberian antibiotik
F. NEONATUS DENGAN TRAUMA LAHIR

1. Pengertian
trauma pada bayi baru lahir adalah trauma yang
diterima dalam atau karena proses persalinan.
istilah trauma lahir digunakan untuk
menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, ba
ik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak
dapat dihindarkan yang didapat pada masa
persalinan dan kelahiran.
2. ETIOLOGI
- makrosomia
- mal presentasi ( bagian terendah janin yang tidak sesuai)
- presentasi ganda ( bagian terendah janin lebih dari satu
bagian )
- disproporsi sephalo pelvik (ketidaksesuaian panggul
dengan kepala janin)
- kelahiran dengan tindakan (proses persalinan yang tidak
spontan tapi dengan menggunakan alat)
- persalinan lama (persalinan yang lebih dari 24 jam)
- persalinan presipitatus ( persalinan dimana gejala kala I
tidak dirasakan sakit dan berakhir dengan lahirnya bayi
- distosia bahu (kemacetan bahu)
PENYEBAB TRAUMA PERSALINAN
trauma persalinan salah satunya terjadi akibat
lamanya persalinan yang berlangsung, sehingga ibu
merasakan sakit yang lama pula. Kemungkinan
perlamaan ini disebabkan berbagai faktor.
 Faktor hambatan fisik : kecilnya lingkar panggul

ibu sehingga bayi sulit keluar, penebalan rahim


sehingga pembukaan berjalan sangat lambat,
ketegangan vagina, sehingga vagina menjadi keras
dan otot-otot saluran jalan rahim tidak lentur,
pembukaan terhambat karena posisi janin sungsang.
- Faktor psikis : ibu yang kelewat emosional, tegang
dan takut, sehingga darah dan energinya menjadi
tidak kooperatif melancarkan proses persalinan,
syaraf dan otot juga menegang sehingga jalan
persalinan menjadi keras dan kaku.
3. Macam – macam trauma lahir
a. trauma pada jaringan lunak : perlukaan pada bayi
timbul pada persalinan dengan cunam atau vakum
ekstraktor.
b. kaput suksadaneum : pembengkakan pada suatu
tempat dan kepala karena adanya tekanan pada
kepala baik pada partus lama, persalinan vakum
ekstrasi, biasanya menghilang dalam beberapa hari
setelah lahir.
c. Sephal hematoma : pembengkakan pada kepala
karena adanya penumpukan darah yang disebabkan
oleh perdarahan
G. KELAINAN KONGENITAL

1. Pengertian
kelainan kongenital atau kelainan bawaan atau
cacat bawaan adalah kelainan dalam
pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
kehidupan hasil konsepsi sel telur.
kelainan bawaan dapat dikenali sebelum
kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa
tahun kemudian setelah kelahiran.
2. FAKTOR PENYEBAB
a. obat-obatan
b. alkohol
c. merokok
d. narkoba
e. faktor fisik didalam rahim
f. faktor kromosom dan genetik
g. Faktor Gizi
3. Macam – macam Kelainan Kongenital
 Labioskiziz dan labiopalatoskiziz

adalah : kelainan yang terjadi selama masa perkembangan


janin, jaringan mulut atau bibir tidak terbentuk sempurna
Penatalaksanaan
 Posisi bayi jangan terlentang, kepala bayi ditegakkn

sedikit
 Berikan makanan / minuman dengan menggunakan

sendok
 Menjaga jangan sampai makanan tertelan ke paru- paru

(aspirasi)
 Merujuk bayi
 Atresia Ani
Adalah : suatu kelainan bawaan dimana tidak terdapat
lubang anus
 Etiologi : - ketidak normalan perkembangan janin dalam

rahim selama kehamilan, dimana keadaan ini terjadi akibat


kegagalan perkembangan sistem pencernaan dan sistem
perkemihan
 Gejala :
1.mekonium tidak keluar 24-48 jam setelah lahir
2. tinja keluar dari vagina
3. kembung
4. kadang disertai muntah pada umur 24-48 jam
5. urin bercampur mekonium
 Penatalaksanaan :
1. memberikan dukungan dan keyakinan pada ibu
untuk tidak memberikan apapun pada bayi
2. melakukan colok anus untuk mengetahui
keadaan anus
3. merujuk untuk penanganan lebih lanjut
 Hisprung
Adalah : suatu kelainan bawaan dimana tidak terbentuknya
sel ganglion parasimpatis dari pelkus mesentruktus.
 Tanda / Gejala :

1. mekonium keluar setelah lebih dari 24 jam


2. distensi abdomen ( kembung)
3. muntah berwarna hijau
4. Bila anus dicolok , feces keluar menyemprot
 Penatalaksanaan :

1. Untuk mengurangi distensi abdomen, anus dicolok supaya feces


dapat keluar
2. Apabila terjadi muntah, melakukan perawatan muntah agar tidak
terjadi aspirasi
3. Merujuk
 Hidrosefalus
Adalah : kelainan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospiral
/ penimbunan cairan serebrospiral yang berlebihan
dalam otak.
 Etiologi : Adanya gangguan aliran cairan yang

menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak


sehingga menekan jaringan otak disekitarnya
khususnya pusat yang vital.
 Penatalaksanaan : Rujuk
H. NEONATUS DENGAN KEJANG

1. PENGERTIAN
adalah : kejang yang timbul pada masa neonatus
atau dalam 28 hari sesudah lahir.
Kejang bukan suatu penyakit tetapi merupakan
gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau
sistemik
Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat
berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang, tiba-
tiba menangis melengking.
2. ETIOLOGI
1. Bayi yang tidak menangis pada waktu lahir
adalah penyebab yang paling sering.
2. perdarahan pada otak sebagai akibat dari
kekurangan oksigen atau trauma pada kepala.
3. kekurangan gula darah (hipoglikemia)
4. infeksi sekunder akibat bakteri dan non bakteri
5. adanya cidera persalinan
6. ikterus ( bayi kuning)
7. Infeksi saat kehamilan (TORCH).
3. MANIFESTASI KLINIK
1. Tremor
2. Hiperaktif
3. Kejang-kejang
4. Tiba-tiba menangis melengking
5. Tonus otot hilang disertai dengan hilangnya
kesadaran
6. Pergerakan tidak terkendali
4. PENATALAKSANAAN
1. Menjaga jalan nafas tetap bebas
2. Mengatasi kejang secepat mungkin
3. Mengobati penyebab kejang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai