Anda di halaman 1dari 47

KEBUTUHAN DASAR NEONATUS,

BAYI, DAN ANAK BALITA

Nurul Syuhfal N.,SST,MKes


PEMBAHASAN

Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak


untuk Tumbuh Kembang yang
optimal meliputi
Asuh, Asih, dan Asah
ASUH
Kebutuhan Fisik-Biologis
(ASUH)

Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan


seperti:
• Nutrisi
• Imunisasi
• kebersihan tubuh
• kebersihan lingkungan
Tujuan pemantauan yang teratur
untuk mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan
gangguan tumbuh-kembang, mencegah
penyakit serta memantau pertumbuhan
dan perkembangan anak.
NEONATUS
• Nutrisi :
Bagi neonatus, ASI merupakan satu-satunya sumber
makanan dan minuman yang utama dengan nutrisi
yang sebagian besar terkandung di dalamnya. ASI
mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara lain
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, faktor
pertumbuhan, hormon, enzim dan zat kekebalan.
Semua zat ini terdapat secara proporsional dan
seimbang satu dengan lainnya. ASI merupakan nutrisi
yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
• Imunisasi
Imunisasi berarti pemberian kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu. Tujuan dari pemberian imunisasi
adalah untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi
tertentu, bila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah
dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan
cacat dan kematian. Imunisasi yang diberikan pada
neonatus adalah:
1. BCG
2. Hepatitis B
3. Polio
• Kebersihan tubuh dan lingkungan
Neonatus harus selalu dijaga agar tetap bersih,
hangat, dan kering.
Beberapa cara untuk menjaga agar kulit neonatus
bersih adalah memandikan neonatus, mengganti
popok atau pakaian neonatus sesuai keperluan.
pastikan bahwa neonatus tidak terlalu
panas/dingin, dan menjaga kebersihan pakaian dan
hal – hal yang bersentuhan langsung dengan
neonatus.
Memandikan neonatus sebaiknya ditunda
sampai 6 jam kelahiran. Hal ini dimaksudkan
agar neonatus tidak hipotermi. Selain itu juga
meminimalkan resiko infeksi. Prinsip yang
perlu diperhatikan pada saat memandikan
neonatus antara lain :
a)  Menjaga neonatus agar tetap hangat
b)  Menjaga neonatus agar tetap aman
dan selamat
c)  Suhu air tidak boleh terlalu panasatau
terlalu dingin.
BAYI
• Nutrisi
Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum dan makan bayi
adalah dengan pemberian ASI ekslusif.
Prinsip umum menyusui secara dini dan ekslusif adalah sebagai
berikut:
1)Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir ( terutama dalam 1
jam pertama ) dan melanjut-kannya selama 6 bulan pertama
kehidupan.
2)Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang
3)Bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Artinya tidak
boleh memberi makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa
tersebut.
4)Bayi harus disusui kapan saja ia mau (on demand) yang akan
merangsang payudara memproduksi ASI secara adekuat.
•Imunisasi Bayi
1.Imunisasi Hepatitis B
2.Imunisasi Polio
3.Imunisasi DPT
4. Imunisasi Campak
5.Imunisasi Hib
•Kebersihan tubuh dan Lingkungan Bayi
Bayi harus selalu dijaga agar tetap bersih, hangat, dan
kering. Beberapa cara untuk menjaga agar kulit bayi
bersih adalah memandikan bayi, mengganti popok
atau pakaian bayi sesuai keperluan, pastikan bahwa
bayi tidak terlalu panas/dingin, dan menjaga
kebersihan pakaian dan hal – hal yang bersentuhan
dengan bayi.
ANAK BALITA
• Nutrisi
Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara
eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur
4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, sudah waktunya anak
diberikan makanan tambahan atau makanan
pendamping ASI.
• Imunisasi Balita
Imunisasi anjuran pemerintah, yaitu MMR, tifus, HiB,
hepatitis A, dan varisela
• Kebersihan Tubuh dan Lingkungan Balita
Balita harus selalu dijaga agar tetap
bersih, hangat, dan kering. Beberapa cara
untuk menjaga agar kulit bayi bersih
adalah memandikan bayi, mengganti
popok atau pakaian balita sesuai
keperluan, pastikan bahwa balita tidak
terlalu panas/dingin, dan menjaga
kebersihan pakaian dan hal – hal yang
bersentuhan dengan balita.
KRITERIA POLA ASUH ANAK
• Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak
memiliki beberapa kriteria yaitu (Syamsul, 2005):
• Pola asuh Authoritarian — Pola asuh orangtua,
dimana sikap orangtua yang rendah, namun
kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik
dan bersikap komando.
• Pola asuh Permissive — Pola asuh orangtua,
dimana sikap orangtua meningkat namun
kontrolnya rendah, memberikan kebebasan
terhadap anak untuk mengatakan dorongan
keinginannya.
• Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap
yang meninggat dan kontrolnya meningkat, bersikap
responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak
untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan,
memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang
baik atau buruk.
• Pola asuh Dominan — Pola asuh orangtua yang
mendominasi dalam segala hal yang menyangkut remaja
dalam tindakan sehari-hari.
• Pola asuh Submission — Orangtua cenderung senantiasa
memberikan sesuatu yang diminta anak berperilaku
semaunya dirumah.
• Pola asuh Overdisplin — Orangtua senantiasa mudah
memberikan hukuman, menanamkan kedisiplinan secara
keras.
ASIH
Kebutuhan Kasih Sayang dan Sibling Rivalry

• Asih (kebutuhan emosional) adalah kasih sayang dari orang tua


akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik maupun
mental.
• Pada tahun-tahun pertama kehidupannya anak mutlak
memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya
untuk  menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial
anak dengan cara:
• menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi
diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya diberi contoh
(bukan dipaksa).
• dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai dididik dengan penuh
kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih
sayang (bukan ancaman/ hukuman).
Kebutuhan Asih pada Neonatus
Cara untuk melakukan Bounding Attachment pada neonatus:
1)  Pemberian ASI ekslusif
bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang
menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan.
2)  Rawat gabung
Rawat gabung dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin
proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayi. Hal ini sangat mempengaruhi
perkembangan psikologis bayi, karena kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulasi mental.
 
3)  Kontak mata (Eye to Eye Contact)
Seringkali dalam posisi bertatapan.Bayi baru lahir dapat
diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang
tuanya.  Kesadaran untuk membuat kontak mata
dilakukan kemudian dengan segera.
4)  Suara (Voice)
Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi,
bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
Respon antara ibu dan bayi ini secara tidak langsung
menimbulkan kasih sayang.
5)  Aroma / Odor (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar
dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya
6)  Gaya bahasa (Entrainment)
Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.  Bayi baru
lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan
orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat
kepala, menendang-nendangkan kaki.
7)  Bioritme (Biorhythmicity)
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih
sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat
bayi mengembangkan perilaku yang responsif untuk kearah jati
dirinya.  
8)  Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu.
Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan
demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera.
Kebutuhan Asih Pada BAYI

Tahap-tahap bonding attachment pada bayi


adalah:
1) Perkenalan (acquaintance) dengan melakukan
kontak mata, memberikan sentuhan, mengajak
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah
mengenal bayinya
2)   Keterikatan (bonding)
3) Attachment, perasaan sayang yang mengikat
individu dengan individu lain
• Elemen-elemen bonding attachment dapat dijelaskan sebagai 
berikut:

1) Sentuhan
Sentuhan orang tua sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi
baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan
ujung jarinya. Gerakan dilakukan untuk menenangkan bayi.
2) Kontak mata
Beberapa ibu mengatakan  dengan melakukan kontak mata
mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.
3) Suara
Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
Sementara itu, bayi akan menjadi tenang dan berpaling  kearah
orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan
suara bernada tinggi.
4)  Aroma
Ibu mengetahui bahwasetiap anak memiliki aroma yang
unik, sementara itu bayi belajar dengan cepat untuk
membedakan aroma susu ibunya.
5)  Hiburan
Hiburan  terjadi saat anak mulai bicara. Irama ini berfungsi
memberi umpan baik positif kepada orang tua dan
menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif. 
6) Bioritme
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi
kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan
waktu saat bayi mengembangkan prilaku responsif. Hal ini
dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi
untuk belajar.
7) Kontak dini
Keuntungan fisiologis yang diperoleh dari kontak dini
yaitu:
- Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
- Refleks mengisap dilakukan sedini mungkin
- Pembentukan kekebalan aktif dimulai
- Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan
anak melalui kehangatan tubuh, waktu pemberian
kasih sayang dan memberikan stimulasi hormonal.
Prinsip-prinsip dan upaya bonding attachment pada Bayi:
1) Bonding attachment dilakukan jam pertama
2) Orang tua merupakan orang yang menyentuh bayi
pertama kali
3) Adanya ikatan yang baik dan sistematis
4) Persiapan (perinatal care)
5) Cepat melakukan proses adaptasi
6) Kontak sedini mungkin sedini mungkin sehingga dapat
membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
7) Tersedianya fasilitas untuk kontak lebih lama
8)  Penekanan pada hal-hal positif
9)  Adanya perawat maternitas khusus (bidan)
10)  Libatkan anggota keluarga lainnya.
• Dampak positif bonding attachment pada bayi
adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan,
merasa aman, serta berani mengadakan
eksplorasi. Hambatan yang biasa ditemui
adalah kurangnya system dukungan, ibu dan
bayi yang beresiko, kehadiran bayi yang tidak
diinginkan.
Kebutuhan Asih Pada BALITA
1)Berikan rangsangan positif kepada balita. Misalnya
dengan belaian/ sentuhan /pijatan–pijatan lembut,
ucapan-ucapan lembut/bisikan-bisikan mesra,
kecupan, dan suara-suara yang menenangkan bayi.
2) Tanggap terhadap kebutuhan balita.
3) Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira
atau tertawa. Misalnya dengan main “ciluk ba”,
menggelitikinya sesekali, memainkan boneka dengan
suara-suara lucu atau menunjukkan wajah-wajah ganjil
(memasang ekspresi lucu), membadut (bicara dengan
cara yang dilebih-lebihkan), kemudian tertawalah
bersama anak.
4)Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk
dapat memberikan kualitas pengasuhan yang baik.
5)Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas,
sekalipun ia cacat atau tidak sesuai dengan harapan
kita. Sebab penolakan terhadap anak, menyebabkan
hubungan orangtua-anak menjadi tegang dan
menghalangi orangtua untuk memberikan kasih
sayangnya.
6)Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan
kemarahan terhadap balita karena balita juga bisa
merasakan ketidaknyamanan ini dan merekamnya
dalam ingatannya sehingga membuat orangtua
menjadi “jauh” terhadap anak.
Sibling Rivalry
Sibling rivarly adalah bentuk perilaku anak yang
memiliki adik baru atau persaingan antara saudara
kandung. Anak cenderung bersikap lebih nakal
karena merasa cemburu dan tersaingi atas
kehadiran adiknya, terlebih lagi ketika ia melihat
ibunya sedang bersama adiknya. Perilaku ini
biasanya ditunjukan untuk menarik perhatian ibu
dan biasanya muncul pada anak-anak usia 12-18
bulan.
Faktor-Faktof yang Dapat Menimbulkan Sibling Rivalry
dan Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

Menurut Boyle, pencetus timbulnya sibling rivalry ada


dua yaitu:
1) Usia
Jarak antara kakak beradik yang dekat cenderung
menimbulkan adanya sibling rivalry. (usia 2 – 4 th)
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik cenderung
jarang menimbulkan persaingan dibanding anak yang
memiliki jenis kelamin yang sama.
 
Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap munculnya sibling
rivalry diantaranya:
1)    Peran orang tua
2)    Besarnya keluarga
Besarnya keluarga mempengaruhi sering dan kuatnya rasa
cemburu dan iri hati. Cemburu lebih umum pada keluarga kecil
dengan 2-3 anak dari pada dalam keluarga besar.
3)    Umur
Jarak kelahiran anak dan usia anak berpengaruh terhadap
munculnya sibling rivalry.
4)    Jenis kelamin
Jenis kelamin yang berbeda dari anak dapat meningkatkan timbulnya
sibling rivalry dibanding yang berjenis kelamin sama.
5)   Posisi anak
Sibling rivalry cenderung terjadi antara anak pertama dengan
anak kedua dibanding dengan anak terakhir.
• Hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling
rivalry, antara lain:
1) Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2) Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada
bersaing antara satu sama lain.
3)  Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika
konflik biasa terjadi.
4) Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan
kebutuhan anak.
5) Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas
kepada anak-anak.
6) Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak
menyalahkan satu sama lain.
7) Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat
anak.
• Tanda-Tanda Sibling Rivalry
1) Melakukan kekerasan baik secara fisik maupun psikis seperti
memukul adik atau kakaknya, mendorong anak lain dari
pangkuan ibunya, memahami secara verbal atau melakukan
penghinaan.
2) Regresi pada anak yang lebih tua seperti menunjukan
perilaku perkembangan sebelumnya misal, kembali mengompol
atau meminta botol susu
3) Displacement, anak mengalami perubahan penampilan
disekolah misalnya menunjukan perilaku yang buruk disekolah.
4) Anak mengalami gangguan dalam tidur dan terjadi
perubahan dalam pola tidurnya
5) Anak mengalami depresi atau menderita kegelisahan akan
perpisahan.
• Dampak sibling
pada anak ada dua hal yang utama
1. tumbuh sangat agresif, karena perilaku
persaingan yang agresif yang berlangsung lama
pada awal masa kanak-kanak dimana pada
tahap ini konsep diri mulai terbentuk.
2. anak menjadi rendah diri, karena anak yang
merasa gagal dalam merebut cinta kasih dari
orangtua dan bila hal ini terjadi secara
berulang-ulang anak dapat merasa kecewa dan
hilang kepercayaan diri dan sulit beradaptasi.
Penanganan Sibling pada Neonatus

a) Orang tua jangan campur tangan langsung,


campur tangan langsung diperlukan saat
terdapat tanda-tanda akan terjadinya
kekerasan fisik.
b) Pisahkan keduanya hingga masing-masing
tenang. Dan beritahu cara agar anak untuk
sayang kepada adiknya.
c)  Jangan berteriak-teriak pada anak ketika ia
salah.
d) Ajaklah setiap anak untuk mengungkapkan perasaan
tentang saudaranya, misalnya rasa marah dan
kecewa. Hal ini akan membantu mereka untuk
mengenali emosi negatif dan mengatasinya
dikemudian hari
e) Tidak perlu berargumen bahwa orang tua sudah
bersikap adil, karena sebesar apapun usaha orang
tua, anak-anak tetap menemukan ketidakadilan dari
perlakuan orang tua.
Sibling Pada Bayi
Anak cenderung bersikap lebih nakal karena
merasa cemburu dan tersaingi atas kehadiran
adiknya, terlebih lagi ketika ia melihat ibunya
sedang bersama adiknya. Prilaku ini biasanya
ditunjukkan untuk menarik perhatian ibu.
Adapun penanganannya sama halnya dengan
pada neonatus.
 
 
BALITA
Persaingan antara saudara kandung merupakan respon
yang normal seorang anak karena merasa ada ancaman
gangguan yang mengganggu kestabilan hubungan
keluarganya dengan adanya saudara baru.

Cara beradaptasi agar tidak terjadinya sibling rivalry antara


lain:
a) Merubah pola tidur bersama dengan anak- anak pada
beberapa minggu sebelum kelahiran.
b) Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak
balitanya dengan menanyakan
perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.
c)   Memperkuat kasih-sayang terhadap anaknya.
ASAH
Stimulasi Dini (Asah)

Asah merupakan stimulasi mental yang akan


menjadi cikal bakal proses pendidikan di mana
bertujuan untuk mengembangkan mental,
kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas,
agama, moral, produktifitas, dan lain-lain
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk
mengembangkan sedini mungkin kemam-puan
sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif,
kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral
dan spiritual anak.
NEONATUS
Stimulasi pada masa neonatus dilakukan dengan cara :
1.memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak
tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau
musik bergantian, menggantung dan menggerakkan
benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak
hitam-putih), benda-benda berbunyi, dirangsang untuk
meraih dan memegang mainan
2. Ketika bayi rewel, cari penyebabnya dan peluk ia dengan
penuh kasih sayang.
3. Gantung benda-benda yang berbunyi dan berwarna
cerah di atas tempat tidur bayi.
4.Latih bayi mengangkat kepala dengan cara
meletakkannya pada posisi telungkup.
BAYI
1)  Bantu bayi duduk sendiri, mulai dengan
mendudukan bayi di kursi yang mempunyai sandaran.
2)  Latih kedua tangan bayi masing-masing memegang
benda dalam waktu yang bersamaan.
3)  Latih bayi menirukan kata-kata dengan cara
menirukan suara bayi dan buat agar bayi menirukan
kembali.
4)  Latih bayi bermain “Ciluk-Ba” atau permainan lain,
seperti melambaikan tangan sambil menyebut “…
da…. da “ “…. da… da”.
5)  Angkat bayi dan bantu ia berdiri diatas permukaan
yang datar dan kokoh.
Macam Stimulus yang Diperlukan pada Anak Berusia
Kurang dari 1 Tahun
Umur Stimulus Stimulus Auditif Stimulus taktik Stimulus
Visual Kinetik
0 - 3 Bln Objek warna terang Mengajak bicara dan Membelai, menyisir, Berjalan-jalan
di atas tempat tidur mendengarkan suara menyelimuti
lonceng

4 – 6 bln Menonton TV dan Mengajak bicara Bermain air Berdisi pada paha
bermain benda Memanggil nama orang tua, membantu
terang yang dapat tengkurap, duduk
dipegang

7 – 9 bln Sama halnya dengan Panggil nama bayi, ajari Mengenai berbagai Membantu tengkurap,
usia 4-6 bulan di memanggil nama orang tekstur latih berdiri, bermain
tambah bermain ci tua, memberi tahu yang Bermain air tarik dorong
luk ba sedang dilakukan

10 – 12 bln Ajak ke tempat ramai Suara binatang dan Merasakan hangat atau Bermain tarik dorong,
dan kenalkan gambar menyebutkan bagian dingin dan memegang bersepeda
tubuh makan sendiri
BAYI
Tahap 1-2 tahun
a)   Latih anak naik turun tangga.
b)   Bermain dengan anak, menunjukkan cara menangkap
bola besar dan melemparkannya kembali pada anak.
c)   Latih anak menyebut nama bagian tubuh dengan
menunjuk bagian tubuh anak, menyebutkan namanya,
dan minta ia menye- butkan kembali.
d)   Beri kesempatan kepada anak untuk melepaskan
pakaiannya sendiri.
e) Latih keseimbangan tubuh anak dengan cara berdiri
pada satu kaki secara bergantian.
f)    Latihan anak menggambar bulatan, garis, segitiga,
dan gambar wajah.
g) Latih agar anak mau menceritakan apa yang dilihatnya.
h) Latih anak dalam hal kebersihan diri, seperti berkemih
dan defekasi pada tempatnya, namun jangan terlalu ketat.
Tahap 2-3 tahun
a)  Latih anak melompat dengan satu kaki.
b) Latih anak menyusun dan menumpuk balok.
c) Latih anak mengenal bentuk dan warna.
d)Latih anak dalam hal kebersihan diri, seperti mencuci
tangandan kaki serta mengeringkannhya sendiri.

Tahap 3-4 tahun


a)Beri kesempatan agar anak dapat melakukan hal yang kira-kira
mampu dia kerjakan, misalnya melompat dengan satu kaki.
b)Latih anak cara memotong, menggunting gambar-gambar,
mulai dengan gambar besar.
c) Latih anak mengancingkan baju.
d) Latih anak dalam sopan santun, misalnya berterima kasih,
menerima tangan, dan sebagainya.
6)  Latih bayi memasukkan dan mengeluarkan
benda dari wadah.
7)  Perlihatkan gambar benda dan bantu bayi
menunjuk nama benda yang anda sebutkan.
8)  Ajak bayi bermain dengan permainan yang
perlu dilakukan bersama.
9)  Latih bayi berjalan sendiri.
10)  Latih bayi menggelindingkan bola.
11)  Ajak bayi makan bersama.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai