Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN BBL DI

KOMUNITAS
KELOMPOK 6:
Ayu Khoirunnisa Erlyta Kusuma
Dealla Nurmala Risma Insani
Elisa Sasqia Putri Septiani Agustin
Konsep dasar asuhan bayi
baru lahir dan neonatus
Konsep dasar asuhan bayi baru
lahir dan neonatus
• Asuhan bayi baru lahir 1- • Pemantauan 2 jam
24 jam pertama kelahiran pertama meliputi :
Tujuan : Kemampuan menghisap
Mengetahui aktivitas bayi (kuat/lemah)
normal/tidak dan Bayi tampak aktif/lunglai
identifikasi masalah Bayi kemerahan /biru
kesehatan
BBL yang memerlukan
perhatian keluarga dan
penolong persalinan
serta tindak lanjut
petugas kesehatan
Asuhan bayi baru lahir
• Jika tidak ada masalah, maka :
• Lanjutkan pengamatan pernapasan, warna dan aktifitasnya
• Pertahankan suhu tubuh bayi
• Pemeriksaan fisik bayi
• Identifikasi bayi
• Perawatan lain
a. Lakukan perawatan tali pusat, dan jaga tali pusat selalu
bersih dan kering. Jangan bubuhkan ramuan apapun pada
tali pusat
b. Jaga bayi dalam keadaan hangat dan kering
c. Berikan salep mata dan vitamin K segera setelah lahir
d. Segera teteki / susui bayi, ASI pertama keluar adalah
kolostrum yang mengandung zat kekebalan tubuh
dan jangan dibuang
e. Susui bayi dalam 30 menit setelah bersalin agar
merangsang ASI cepat keluar, dan berikan ASI setiap
2 -3 jam
f. Pertahankan bayi agar selalu dekat ibu
g. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi
h. Ajarkan pada orang tua tanda – tanda bahaya bayi
i. Pegang, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
j. Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan
penyakit/infeksi
k. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi
l. Dalam waktu 24 jam atau sebelum ibu dan bayi
pulang kerumah berikan imunisasi Hepatitis B
Manajemen Pada Bayi
Baru Lahir dan Neonatus
1. Pengkajian segera BBL
a. Pemeriksaan Awal
• Nilai kondisi bayi :
• Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa
kesulitan?
• Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?
• Apakah warna merah muda, pucat/biru?
b. Jenis Kelamin
c. Kelainan kongenital
d. Tali pusat
2. 2 jam kemudian Pemeriksaan lengkap BBL
Perawatan Bayi
Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :
• Pemberian nutrisi
• Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
• Mencegah infeksi
Jadwal Kunjungan
1. Kunjungan I
Dilakukan pada 6 jam pertama setelah persalinan.
• Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering.
• Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana
penampakan bayi secara keseluruhan dan bagaimana ia
bersuara yang dapat menggambarkan keadaan
kesehatannya.
• Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu
badan penting untuk diawasi selama 6 jam pertama.
• Memeriksa adanya cairan atau bau busuk pada tali
pusat, menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.
• Pemberian ASI awal
2. Kunjungan II
Pada hari ke-3 setelah persalinan.
• Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi
• Menanyakan bagaimana bayi menyusu
• Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)
• Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan
apakah baunya busuk
3. Kunjungan III
• Pada minggu ke-2 setelah persalinan.
• Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2
minggu pasca salin
• Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
4. Kunjungan IV
• Pada 6 minggu setelah kelahiran.
• Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat
badan bayi meningkat
• Melihat hubungan antara ibu dan bayi
• Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke
posyandu untuk penimbangan dan imunisasi
Manajemen pada bayi baru lahir dan neonatus
Perawatan Neonatal Esensial Pada
Saat Lahir
1. Kewaspadaan Umum
Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang
disebabkan oleh paparan atau kontaminasi
mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung
maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani
BBL, pastikan penolong persalinan telah melakukan
upaya pencegahan infeksi berikut:
a) Persiapan Diri
b) Persiapan Alat
c) Persiapan Tempat
2. Penilaian Awal
Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan
menjawab 4 pertanyaan:
Sebelum bayi lahir:
• Apakah kehamilan cukup bulan?
• Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur
mekonium?
Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi di
atas kain bersih dan kering yang telah disiapkan pada
perut bawah ibu, segera lakukan penilaian berikut:
• Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-
megap?
• Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
3. Pencegahan Kehilangan Panas
Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh
pada BBL, belum berfungsi sempurna.
a. Mekanisme Kehilangan Panas
BBLdapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-
cara berikut:
• Evaporasi
• Konduksi
• Konveksi
• Radiasi
b. Mencegah Kehilangan Panas
• Ruang bersalin yang hangat
• Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
• Inisiasi Menyusu Dini
• Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah
kehilangan panas
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
baru lahir
• Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat
yaitu tidak kurang dari enam jam setelah lahir dan
setelah kondisi stabil
• Rawat Gabung
• Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
• Transportasi hangat
• Pelatihan untuk petugas kesehatan dan Konseling
untuk keluarga

4. Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat


a) Memotong dan Mengikat Tali Pusat
b) Nasihat untuk Merawat Tali Pusat
5. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Pemberian ASI juga meningkatkan ikatan kasih
sayang (asih), memberikan nutrisi terbaik (asuh) dan
melatih refleks dan motorik bayi (asah)
6. Pencegahan Perdarahan
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir
belum sempurna, maka semua bayi akan berisiko
untuk mengalami perdarahan tidak tergantung
apakah bayi mendapat ASI atau susu formula atau
usia kehamilan dan berat badan pada saat lahir.
7. Pencegahan infeksi mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata
diberikan segera setelah proses IMD dan bayi selesai
menyusu, sebaiknya 1 jam setelah lahir
8. Pemberian Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2
jam setelah pemberian Vitamin K1 secara
intramuskular.
9. Pemeriksaan Fisik
Perawatan Neonatal Esensial
Setelah Lahir
1.Menjaga Bayi Tetap Hangat dan memperhatikan
Posisi tidur
2.Pemeriksaan Setelah Lahir Menggunakan MTBS
Pada prinsipnya waktu yang sangat penting
untuk melakukan pemeriksaan setelah bayi lahir
adalah:
• Sebelum bayi dipulangkan
• Pada saat kunjungan ulang
Pelayanan kesehatan
pada bayi dan balita
• Pengertian Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga
kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama
periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah
lahir. Pelaksana pelayanan kesehatan bayi :
1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2
bulan
2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan
• Kunjungan bayi bertujuan untuk mengetahui sedini
mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga
cepat mendapat pertolongan. Pelayanan kesehatan
tersebut meliputi :
1. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1, 2,3,
4, DPT/HB 1, 2, 3, Campak) sebelum bayi berusia 1
tahun
2. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang
bayi (SDIDDTK)
3. Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan)
4. Konseling ASI ekskulusif, pemberian makanan
pendamping ASI, tanda –tanda sakit dan perawatan
kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA
5. Penanganan dan rujukan kasus bila di perlukan
• Defini Pelayanan Kesehatan Pada balita
Anak balita (bawah lima tahun), merupakan
kelompok tersendiri yang dalam perkembangan dan
pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih
khusus. Bila perkembangan dan pertumbuhan pada
masa BALITA ini mengalami gangguan, hal ini akan
berakibat terganggunya persiapan terhadap
pembentukan anak yang berkualitas.
Jenis Pelayanan Kesehatan Pada Balita
Pelayanan kesehatan pada balita yang lain
adalah:
1. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS
2. Pelayanan kesehatan dengan Pemberian
Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
3. Pemberian Kapsul Vitamin A
4. Pelayanan Posyandu
5. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
6. Konseling pada keluarga balita
7. Pelayanan Immunisasi
Imunisasi di komunitas
• Imunisasi di komunitas



• A.Imunisasi
• 1.Pengertian imunisasi
• Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen,sehingga bila kelak ia terpajang pada antigen
yang serupa, tidak terjadi penyakit. (Ranuh, 2008

Anda mungkin juga menyukai