Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBL


TENTANG
ASUAHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH:
NAMA:TISYA DARMAWANTI
KELAS: 2A
NIM: 214210425

PRODI D II KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLTEKKES KEMENKES RI PADAN

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan segera bayi lahir, pada
saat proses persalinan fokus asuhan ditujukan pada dua hal yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi,
dalam kondisi optimal, memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir
merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir (Rosita, 2011). Salah satu asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir yang berkualitas adalah pemberian ASI Eksklusif,
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 Angka Kematian Bayi (AKB) di
dunia 54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2014 menjadi 49 per kelahiran hidup. Sedangkan
berdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014, Angka
Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI,
2014). Di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI,2012). Untuk
kota Palembang, berdasarkan laporan program anak, jumlah kematian bayi di tahun 2014
sebanyak 52 kematian bayi dari 29.235 kelahiran hidup (Profil Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar,
2015). Penyebab kematian antara lain adalah BBLR, down syndrome, infeksi neonatus,
perdarahan intrakranial, sianosis, kelainan jantung, respiratory distress syndrome, post op
hidrosefalus, dan lain sebagainya.

Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian ASI eksklusif adalah
perawatan tali pusat. Pada perawatan dengan menggunakan antiseptik povidon iodine 10%
dapat menghilangkan flora disekitar umbilikus dan menurunkan jumlah leukosit yang akan
melepaskan tali pusat sehingga dapat menunda atau memperlama pelepasan tali pusat pada
bayi baru lahir. Pemberian bethadine sebaiknya dikeringkan sehingga tidak menyebabkan tali
pusat lembab dan basah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jadwal Kunjungan
I. Kunjungan I pada hari pertama sampai hari ketujuh (sejak enam jam setelah lahir sampai tujuh
hari)
1) Setelah enam jam dari kelahiran bidan melanjutkan pengamatan terhadap pernapasan,
warna, tingkat aktivitas, suhu tubuh, dan perawatan untuk setiap penyulit yang muncul.
Bidan melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Rujuk ke dokter bila tampak tanda
bahaya dan penyulit. Jika bayi sudah cukup hangat (minimal 36,5 0 C) bidan memandikan
bayi dan melakukan perawatan tali pusat. Bidan juga mengajarkan tanda bahaya kepada
ibu agar segera membawa bayinya ke tim medis bila timbul tanda bahaya. Selanjutnya
bidan mengajarkan cara menyusui dan merawat bayi mereka.
2) Pada minggu pertama (sampai hari ke-7) bidan menanyakann keseluruhan keadaan
kesehatan bayi, masalah-masalah yang dialami terutama dalam proses menyusui, apakah
ada orang lain di rumahnya atau di sekitarnya yang dapat membantu ibu.  Bidan
mengamati keadaan dan kebersihan rumah ibu, persediaan makanan dan air, amati
keadaaan suasana ibu dan bagaimana cara ibu berinteraksi dengan bayinya. Pada
kunjungan ini bidan juga melakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Jika bayi tidak aktif,
menyusu tidak baik, atau tampak kelainan lain, rujuk bayi pada dokter atau klinik untuk
perawatan selanjutnya.
3) Kunjungan II pada hari kedelapan sampai hari kedua puluh delapan (hari ke-8 sampai hari
ke-28)

B. Managemen Bayi Baru Lahir dan Neonatus


Selama kehamilan ibu hamil harus memeriksakan kehamilan minimal empat kali di fasilitas
pelayanan kesehatan, agar pertumbuhan dan perkembangan janin dapat terpantau dan bayi lahir
selamat dan sehat.
1) Tanda-tanda bayi lahir sehat:
a. Berat badan bayi 2500-4000 gram

b. Umur kehamilan 37-40 minggu

c. Bayi segera menangis

d. Bayi segera menangis

e. Bergerak aktif, kulit kemerahan

f. Mengisap ASI dengan baik

g. Tidak ada cacat bawaan

h. Tatalaksana Bayi Baru Lahir

2) Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:

1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:

a. Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan diletakkan di
dekat ibunya dalam ruangan yang sama
b. Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan dengan ibunya
atau di ruangan khusus
c. Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami
2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
a. Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas atau pustu
atau polindes atau  poskesdes dan atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan
b. Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga
pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan
3) Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
1. Asuhan bayi baru lahir
Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan Persalinan
Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhan bayi baru lahir dapat
dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir
dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi
dirawat dalam satu kamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).
4) Asuhan bayi baru lahir meliputi:
a. Pencegahan infeksi (PI)
b. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
c. Pemotongan dan perawatan tali pusat
d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
e. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan
ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi
f. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri
g. Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
h. Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal
i. Pemeriksaan bayi baru lahir
j. Pemberian ASI eksklusif
5) Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu,
kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD. Langkah IMD pada
persalinan normal (partus spontan) :

a. Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin


b. Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa menghilangkan vernix, kemudian
tali pusat diikat.

c. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan KULIT
bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu ibu. Keduanya
diselimuti dan bayi diberi topi.
d. Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri mencari
puting susu ibu.

e. Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.

f. Biarkan KULIT bayi bersentuhan dengan KULIT ibu minimal selama SATU JAM; bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam

g. Jika bayi belum mendapatkan putting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi lebih dekat
dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30 MENIT
atau 1 JAM berikutnya.

6) Pelaksanaan penimbangan, penyuntikan vitamin K1, salep mata dan imunisasi Hepatitis B
(HB 0)
Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah IMD sampai 2-3
jam setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter, bidan atau perawat.

a. Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler


di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat
dialami oleh sebagian BBL.
b. Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata (Oxytetrasiklin 1%).

c. Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan Vitamin K1
yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang
dapat menimbulkan kerusakan hati.

7) Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Risiko
terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama.
Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh
dokter/ bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat
mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa.

Waktu pemeriksaan bayi baru lahir:

Bayi lahir di fasilitas kesehatan Bayi lahir di rumah

Baru lahir sebelum usia 6 jam Baru lahir sebelum usia 6 jam

Usia 6-48 jam Usia 6-48 jam

Usia 3-7 hari Usia 3-7 hari

Minggu ke 2 pasca lahir Minggu ke 2 pasca lahir

Langkah langkah pemeriksaan:

a. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).


b. Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan tarikan dinding
dada bawah, denyut jantung serta perut.

c. Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah memegang
bayi. 

8) Pencatatan dan Pelaporan


Hasil pemeriksaan dan tindakan tenaga kesehatan harus dicatat pada:

1. Buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak)

a. Pencatatan pada ibu meliputi keadaan saat hamil, bersalin dan nifas
b. Pencatatan pada bayi meliputi identitas bayi, keterangan lahir, imunisasi, pemeriksaan
neonatus, catatan penyakit, dan masalah perkembangan serta KMS
2. Formulir Bayi Baru Lahir
a. Pencatatan per individu bayi baru lahir, selain partograph
b. Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan
3. Formulir pencatatan bayi muda (MTBM)
a. Pencatatan per individu bayi
b. Dipergunakan untuk mencatat hasil kunjungan neonatal yang merupakan dokumen
tenaga kesehatan puskesmas
4. Register kohort bayi
a. Pencatatan sekelompok bayi di suatu wilayah kerja puskesmas
b. Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan puskesmas
9) Fasilitas
Peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan asuhan bayi baru lahir harus tersedia dalam
satu ruangan dengan ibu, meliputi: Tempat (meja) resusitasi bayi, diletakkan di dekat tempat
ibu bersalin

a. Infant warmer atau dapat digunakan juga lampu pijar 60 watt dipasang sedemikian rupa
dengan jarak 60 cm dari bayi yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan
kehangatan di atas tempat resusitasi
b. Alat resusitasi (balon sungkup) bayi baru lahir

c. Air bersih, sabun dan handuk bersih dan kering

d. Sarung tangan bersih

e. Kain bersih dan hangat

f. Stetoskop infant dan dewasa

g. Stop watch atau jam dengan jarum detik


h. Termometer

i. Timbangan bayi

j. Pengukur panjang bayi

k. Pengukur lingkar kepala 30

l. Alat suntik sekali pakai (disposible syringe) ukuran 1 ml/cc

m. Senter

n. Vitamin K1 (phytomenadione) ampul

o. Salep mata Oxytetrasiklin 1%

p. Vaksin Hepatitis B (HB) 0

q. Form pencatatan (Buku KIA, Formulir BBL, Formulir register kohort bayi)

Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan kunjungan neonatal

meliputi:

a. Tempat periksa bayi


b. Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan.

c. Air bersih, sabun dan handuk kering

d. Sarung tangan bersih

e. Kain bersih

f. Stetoskop

g. Stop watch atau jam dengan jarum detik


h. Termometer

i. Timbangan bayi

j. Pengukur panjang bayi

k. Pengukur lingkar kepala

l. Alat suntik sekali pakai (disposable syringe) ukuran 1

m. ml/cc

n. Vitamin K1 (phytomenadione) ampul

o. Salep mata Oxytetrasiklin 1%

p. Vaksin Hepatitis B (HB 0)

q. Form pencatatan (Buku KIA, Formulir bayi baru lahir, formulir MTBM, Partograf,
Formulir register kohort bayi)

DAFTAR  PUSTAKA

Hidayat Alimul, A.Aziz.2008. Asuhan  Neonatus Bayi dan  Belita . Buku  Praktikum


Kebidanan.EGC. Jakarta

Prawihardjo Sarwono.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan  Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Ed.1.Cet 11. Tridasar Printer. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai