Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN IBU POST

PARTUM DAN BBL


PADA KONDISI NORMAL DAN KONDISI
PANDEMI COVID-19

DOSEN PEMBIMBING:
HENI PURWATI, S.ST., M.KEB

 
 
DISUSUN OLEH :
HILDA ARIANTI (201802018)
DALAM KONDISI NORMAL

Masa nifas adalah dimulai setelah melahirkan


plasenta berakhir ketika alat-alat kandungan seperti
keadaan sebelum hamil. Asuhan masa nifas
diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2005).
Definisi Asuhan Ibu Postpartum
Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk
manajemen kesehatan yang dilakukan pada ibu nifas
dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh,
tidak hanya kepada ibu nifas, akan tetapi pemberian
asuhan melibatkan seluruh keluarga dan anggota
masyarakat disekitarnya.
Jadwal Kunjungan di Rumah Ibu Post Partum

Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali


kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
keadaan ibu dan bayi baru lahi dan untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi.
Manajemen Ibu Post Partum

Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan


dan kerangka berfikir yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengumpulan data,
diagnose kebidanan. Perencanaan , pelaksaan dan
evaluasi. Asuhan ibu postpartum adalah asuhan yang
diberikan kepada ibu segera setelah kelahiran,
sampai 6 minggu setelah kelahiran.
Manajemen postpartum, antara lain :
Pengkajian/Pengumpulan data
Menginterpretasikan Data
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Menetapkan Tindakan Segera
Membuat Rencana Asuhan
Implementasi Asuhan
Evaluasi
Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 - 28
hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan
oleh karena memerlukan  penyesuaian fisiologik agar
bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
Jadwal Kunjungan Bayi Baru Lahir
Kunjungan neonatal hari ke-1 ( KN 1)
Kunjungan neonatal hari ke-2 ( KN 2)
Kunjungan neonatal minggu ke-1
Kunjungan neonatal minggu ke-3 ( KN 3 )
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan
akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan
atau masalah kesehatan pada neonatus.
Perawatan Kesehatan Bayi
• Makan
Bayi hanya memerlukan ASI atau susu formula, sampai usia 6 bulan
• Tidur
Bayi perlu banyak tidur. Untuk membantu bayi tidur sediakan lingkungan yang
nyaman dan atur posisi bayi terlentang ketika tidur
• Defekasi
Bayi dapat defekasi 1 atau 4 kali perhari. Apabila bayi tetap tidak defekasi selama
lebih dari dua hari, hubungi dokter anak atau bidan.
• Berkemih
Bayi akan BAK minimal 4 sampai 5 popok perhari. Hal itu mungkin akan sulit untuk
dihitung jika menggunakan popok kertas.
• Perawatan kulit
Ketika mengganti popok, bersihkan bokong bayi dengan sabun dan air. Hindari
menggunakan bedak dan krim wangi untuk membantu mencegah ruam akibat popok.
Keamanan
• Tanda-tanda bahaya
Hubungi dokter anak atau bidan dengan segera jika :
Bayi menjadi lesu, tidak mau makan
Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama
Bayi tidak defekasi selama 48 jam
Tali pusat mengeluarkan bau tidak enak atau mengeluarkan pus
Suhu bayi dibawah 360C atau diatas 370C
Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi dan
Balita/Deteksi Dini

Ciri- ciri tumbuh kembang anak :


Perkembangan dan pertumbuhan menimbulkan
perubahan
Perkembangan dan pertumbuhan pada tahap awal
akan menentukan perkembangan selanjutnya
Perkembangan dan pertumbuhan mempunyai
kecepatan yang berbeda
Perkembanagan berkolerasi dengan pertumbuhan
Perkembangan mempunyai pola tetap
Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, atau resisten.


Imunisasi berarti kekebalan atau resisten terhadap
suatu penyakit tertentu , tetapi tidak kebal terhadap
penyaki
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi
angka penderitaan suatu penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya yang lain.
DALAM KONDISI PANDEMI
COVID-19
PERAWATAN IBU POST PARTUM

Perawatan bayi baru lahir termasuk imunisasi tetap


di berikan sesuai rekomendasi IDAI. Melaksanakan
skrining hipotiroid kongenital. Kunjungan nifas bayi
baru lahir dilakukan oleh nakes. Untuk pelayanan
nifas dan bayi baru lahir, Ibu harus membuat janji
dengan Bidan melalui Telepon/WA terlebih dahulu.
Ibu nifas, pendamping dan semua tim kesehatan yg
bertugas menggunakan masker dan menerapkan
protokol kesehatan. Menunda kelas ibu balita dan
kunjungan rumah
Pelayanan Pada Masa Nifas

Pelaksanaan kunjungan nifas pertama dilakukan di


Puskesmas. Kunjungan nifas kedua, ketiga dan
keempat dapat dilakukan dengan metode kunjungan
rumah oleh tenaga kesehatan atau pemantauan
menggunakan media daring (disesuaikan dengan
kondisi daerah terdampak COVID 19), dengan
melakukan upaya-upaya pencegahan penularan
COVID-19 baik dari petugas, ibu dan keluarga.
Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal
dengan janji temu, diutamakan menggunakan MKJP.
Panduan Menyusui

Manfaat menyusi bagi bayi


Memenuhi pemenuhan gizi bayi secara keseluruhan,
dan melindungi daya tahan tubuh bayi, serta melatih
bayi untuk lebih mandiri.
Cenderung secara motorik dan sensorik lebih bagus
menerima rangsangan
Tumbuh kembang bayi akan meningkat dan
terbentuk ikatan batin antara ibu dan bayi
Manfaat Menyusui Bagi Ibu Hamil
Merangsang kontraksi rahim yang dapat
mengurangi terjadinya anemia setelah melahirkan
Menghilangkan rasa nyeri
Mengurangi resiko kanker payudara atau Rahim
PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

Kewaspadaan Umum ( Universal


Precaution )
Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap
infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses
persalinan berlangsung maupun beberapa saat
setelah lahir.
Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisis
Hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Banyak
perubahan yang terjadi
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini
mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Risiko
terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas
kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di
fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Pencegahan Kehilangan Panas
Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada
BBL, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika
tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan
panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia.
Bayi dengan hipotermia, berisiko tinggi untuk
mengalami sakit berat atau bahkan kematian.
Pemotongan Dan Perawatan Tali Pusat

Memotong dan Mengikat Tali Pusat:


Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan oksitosin
pada ibu dilakukan sebelum tali pusat dipotong.
Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding perut
(pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian
dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan
pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat
jepitan ke-1 ke arah ibu.
Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali
pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat di antara kedua
klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau steril.
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5%.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu Dini.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah


kehilangan panas Selimuti tubuh ibu dan bayi
dengan kain hangat yang sama dan pasang topi di
kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki permukaan
yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat
kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini
mungkin, eksklusif selama 6 bulan
Langkah 1: Lahirkan, lakukan penilaian pada bayi,
keringkan
Langkah 2: Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit
bayi selama paling sedikit satu jam.
Langkah 3: Biarkan bayi mencari dan menemukan
puting ibu dan mulai menyusu
Pencegahan Perdarahan
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir
belum sempurna, maka semua bayi akan berisiko
untuk mengalami perdarahan tidak tergantung apakah
bayi mendapat ASI atau susu formula atau usia
kehamilan dan berat badan pada saat lahir. Untuk
mencegah kejadian diatas, maka pada semua bayi baru
lahir, apalagi Bayi Berat Lahir Rendah diberikan
suntikan vitamin K1 (Phytomenadione) sebanyak 1 mg
dosis tunggal, intra muskular pada antero lateral paha
kiri
Pencegahan infeksi mata

Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata


diberikan segera setelah proses IMD dan bayi selesai
menyusu, sebaiknya 1 jam setelah lahir. Pencegahan
infeksi mata dianjurkan menggunakan salep mata
antibiotik tetrasiklin 1%.
Pemberian Imunisasi

Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2


jam setelah pemberian Vitamin K1 secara
intramuskular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat
untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,
terutama jalur penularan ibu-bayi.
Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi
secara vertikal (penularan ibu ke bayinya pada waktu
persalinan) dan horisontal (penularan dari orang lain).
Dengan demikian untuk mencegah terjadinya infeksi
vertikal, bayi harus diimunisasi Hepatitis B sedini
mungkin.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai