Edukasi
- Perhatikan tanda-tanda infeksi ( bila demam, keluar cairan berbau dari jalan
lahir)
- Tidak boleh koitus sampai bayi lahir
< 28 minggu di terminasi
Komplikasi:
Amnotikband dapat menyebabkan kamatian janin
Cukup Bulan
Anamnesa sama dengan Kurang bulan
PD: Boleh di lakukan PD
Rencana terapi
Partus spontan pervaginam
Obs HIS,BJA, TTV
Pemberian antibiotic ( setelah 6 jam)
Bila his kurang ade kuat berikan oxytocin 5 IU (2 mg) dalam D5 % 500 cc 8
TPM -----30 menit naikan segera sampai his adekuat
Max ( primi 60 TPM. Multi 40 TPM
2. PEB
Tanda khas
TD ≥ 140/90 mmHg
Protein uria +
Dengan atau tanpa udem
Anamnesa
Usia kehamilan ≥ 20 minggu
TD ≥ 140/90 mmHg
Protein uria dengan atau tanpa udem
Nyeri epigatrium
Gangguan penglihatan
Nyeri ulu hati
Hamil berapa ( primi grafida)
Riw HT dalam keluarga
Faktor Risiko
Bayi besar
Gemeli
Hidramnion
DM
Penyakit ginjal
Faktor Diagnostik
BB
TD
Kalau perlu Protein urin
Pemeriksaan Fisis
1. Test Roll Over
- Pasien datang dengan TD tinggi maka lakukan test roll over
- Suruh pasien tidur miring kiri 5 menit dan tensi di sebelah lengan kanan
- Lalu pasien tidur terlentang 5 menit tensi di lengan kanan lalu bandingkan
- Penilaiannya :
URO + bila perbedaan ≥ 15 mmHg
URO – bila < 15 mmHg
2. BB
IMB (Indek massa badan) = BB/TB2 m
Peningkatannya BB ≥ 28 kg obesitas < 28 kg belum obesitas
Peninkatan BB terjadi dalam 1 bulan 5 kg
3. Kepala ( mata )
4. Abd. (Nyeri epigastrium )
5. Ekstremitas (udem atau tidak)
6. Reflex fisiologis normal atau meningkat
Pemeriksaan Obstetri
PL : Inspekulo (tidak di lakukan)
PD : seperti biasa
PP : Seperti biasanya
Pemeriksaan Penunjang:
Lab
- DL ( Trombosit < 100.000,)
- KL ( ureum, Kreatinin, Asam urat > 7)
- UL ( Protein urin > 3 g/hari)
- Oligouri < 500 cc/hari
Diagnosa
1. Diagnosa preeklamsi ringan
Gejala yang di temukan :
- TD diastoliknya ≥ 90 mmHg
- Protein Uri +
Penanganannya:
Ukur TD tiap 3 hari
Diskusi dengan keluarga tentang penyakit ini dan prognosisnya
Pentingnya gisi yang seimbang ( kurangi garam)
Mengukur BB ibu
Berikan pengobatan sportif:
- Vit C
- Vit E ( anti oksidan selama 3 hari)
- N-asetil sistein 3x1 tab
- Aspilet 1x2 mg /hari
- Kalsium ( Kalk 3x1 tab)
2. Diagnosa PEB
Gejala yang di temukan:
TD diastolic ≥ 110 mmHg
Protein uri ≥ + 2
Oliguria (produksi urin < 500 cc/hari…..1cc/kgBB/Jam)
Hiperleflek (reflek patella meningkat)
Jangguan penglihatan
Nyeri epigastrium
Nyeri ulu hati
Penanganannya:
Menjelaskan kepada suami atau keluarga bahwa kondisi ibu berbahaya
Merawat ibu di ruang khusus untuk kurangi bunyi-bunyian dan cahaya
Berikan obat anti kejang :
- Nifedipin 3 x 20 mg
- Metil dopa 3 x 250 mg, 500 mg selama 6 hari
Rujuk ke SpOG
Obat anti kejang
- MgS04 dosis awalan 4 gram 40 % ( 1 FL MgS04 = 25 cc = 10 gram)
10 cc MgS04 + 10 cc aquades = 20 cc IV bolus 5 menit
- Pemeliharaan MgS04 sisa 15 cc (6 gram) ambil kemudian drip dalam D5 % 500 cc
dengan 30 tetes permenit
- Boka boki masing-masing 10 cc MgS04 + 10 cc aquades/ 6 jam
Perhatian atau observasi sebelum pemberian MgS04:
Frekwensi napas ≥ 16 kali/mnt
Produksi urin ≥ 1 cc/kg BB/jam
Reflek patela +
Siapkan anti dotum Ca Glukonas 10 mg IV pelan-pelan
Catatan: MgS04 di berikan sampai 12 jam post partum/12 jam setelah kejang yang
terakhir
3. Diagnosa Eklamsi
Gejala yang di temukan sesuai Kriteria Eden 1922
Koma yang lama
Nadi > 120 x/m
Suhu badan > 39 0C 103 0 F
Sistol > 200 mmHg
Kejang > 10 kali
Protein uria > 10 gram/L
Udem (-)
Penanganan:
ABC
Rawat di ICU
Penatalaksanaan untuk terminasi
Usia kehamilan ≥ 37 migg
Hamil > 34 migg terminasi apabila di temukan PEB,Ketuban Pecah Prematur,
IUGR,oligohidramnion.
Hamil 24-30 migg kita berikan steroid, Anti HT,pantau kondisi ibu dan janin
setiap hari dan di lakukan terminasi pada kehamilan 34 migg.
Indikasi Rujuk
Apabila sarana terbatas
Kondisi ibu dan janin memungkinkan maka stabilkan kondisi ibu dan janin stabil
profilaksis obat anti kejang MgS04 boka-boki lalu di rujuk ke dokter SPOG
3. PLACENTA PREVIA
Plasenta yang letaknya tidak normal sehingga menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum.
Terbagi :
1. Plasenta previa totalis :
Seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta (lebih sering terjadi)
2. Plasenta previa lateralis :
Hanya sebagian ostium tertutup oleh plasenta
3. Plasenta previa marginalis :
Hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan plasenta
4. Plasenta letak rendah
Plasenta yang implantasinya rendah tapi tidak sampai ke ostium uteri internum
1) ANAMNESIS :
Sebab-sebab perlu diketahui / ditanyakan.
- multipara
- riwayat mioma uteri, SC
- kuretase berulang (aborsi)
- usia lanjut ( > 35 tahun )
- status gizi
Dari gejalanya didapatkan :
Perdarahan tanpa nyeri ( pada kehamilan > 22 minggu )
Perdarahan berulang
Biasanya timbul setelah bl ke-7
(perdarahan terjadi karena terlepas plasenta dari dasarnya)
2) PEMERIKSAAN FISIS
Umum (tanda vital, konjunctiva)
Obstetrik
Pemeriksaan luar (Kepala anak tinggi dan Kelainan letak, BJA (+))
Inspekulo
Tujuan : mengetahui perdarahan dari ostium uteri eksternum dan internum.
Perabaan fornises (hanya pd let. kepala)
Pemeriksaan dalam (hanya di K. Operasi / PDMO)
Perdarahan banyak : langsung Operasi
Perdarahan sedikit : PDMO
3) PEMERIKSAAN PENUNJANG
HB dan Hct (perdarahan), Lekosit, APTT dan PTT (untuk DIC), Ureum
kreatinin (untuk faal ginjal)
USG : mengetahui letak placentanya.
4) DIAGNOSIS
Dari anamnesis, pemeriksaan fisis dan penunjang
5) TERAPI
Ekspektatif : ( penanganan sampai janin viable )
a. Tujuan : janin tidak lahir prematur
Syarat :
- Anak hidup < 37 mg
- KU ibu baik
- His kurang
- Perd. << / berhenti
b. Rawat Inap
Tirah baring
Terapi tokolitik :
Mgso4 ( dosis tunggal dilanjutkan dengan 4 g tiap 6 jam (i.v) )
Nifedipine ( dosis 3 x 20 mg per hari ), KI : hipotensi
Dexamethason ( dosis 6 mg i.v / 4 x 12 jam = 2 x 2 ampul )
Pemberian antibiotik profilaksis (gol spektrum luas, gol sepalosporin)
Rawat sampai BB anak 2500 gram dan usia kehamilan > 37 minggu
Aktif :
Pervaginam :
Bayi hidup : pemecahan ketuban (dengan pemberian oksitosin)
Bayi mati : Versi Braxton Hicks (ikat beban ½ kg di kaki),
Cunam Willett (kulit kepala ditarik dengan beban ½ kg)
Perabdominal : SC
4. SOLUTIO PLACENTA
Terlepasnya plasenta sebagian atau seluruhnya (yang letaknya normal) sebelum
janin lahir.
Nama lain :
o Abruptio placentae
o Ablatio placentae
o Accidental haemorrhage
o Premature separation of the normally implanted placenta
Terbagi :
1. Perdarahan Tersembunyi :
Pelepasan biasanya komplit
Sering disertai toxaemia
Hanya 20%
2. Perdarahan Keluar :
Biasanya inkomplit
Jarang disertai toxaemia
80% dari solusio plasenta
3. Perdarahan keluar dan tersembunyi
1) ANAMNESIS :
Penyebab :
Hipertensi esensial
Riwayat penyakit
Preeklamsi
Tali pusat pendek ( riwayat obstetric )
Trauma
Tekanan rahim pada vena cava inferior (posisi tidur ibu)
Uterus yang mengecil (hidramnion, gemelli)
Predisposisi : usia lanjut ( > 35 ), multiparitas, defisiensi asam folat
Gejala :
Perdarahan disertai nyeri
Perdarahan sedikit
Perdarahan segera disusul partus
Anemia dan syok
2) PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan umum (T, N, R, SB)
Tanda-tanda anemis dan syok
Obstetric :
o PL : TFU makin naik
Palpasi anak sukar
Rahim keras dan nyeri
BJA (-)
o PD : Ketuban menonjol / tegang
3) PEMERIKSAAN PENUNJANG
HB, Hct, Lekosit
Proteinuria bila disertai toksemia
USG : untuk mengetahui adanya perdarahan (hiperekoid/tampak gambaran
hitam)
4) DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan penunjang
5) TERAPI
a. Umum :
Pemberian darah cukup
Pemberian O2
Pemberian antibiotika
Pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis tinggi
b. Khusus :
1. Terhadap hypofibrinogenaemi
Human fibrinogen 10 gr / darah segar
Menghentikan fibrinolyse dengan trasylol
2. Merangsang diurese (dengan manitol 30-40 cc/jam)
c. Obstetris :
Sedapat-dapatnya kelahiran terjadi dalam 6 jam
Alasan :
bagian plasenta terlepasnya meluas
perdarahan bertambah
hypofibrinogenaemi menjelma atau bertambah
Tujuan ini dicapai dengan :
a. Pemecahan ketuban
b. Pemberian infus pitocin : 5 U dalam 500 cc glucose 5%
c. Seksio Sesarea
Dilakukan : kalau serviks panjang dan tertutup, setelah pemecahan ketuban
dan pemberiaan oxytosin dalam 2 jam belum juga ada his, dan kalau anak
masih hidup
d. Histerektomi
Dilakukan bila atonia uteri yang berat dan tidak dapat diatasi dengan usaha
yang lain.
A.Atonia uteri
1) ANAMNESIS
Faktor risiko :
o Polihidramnion
o Kehamilan kembar
o Makrosomia
o Persalinan lama
o Persalinan terlalu cepat
o Persalinan dengan induksi
o Infeksi intrapartum
o Paritas tinggi
Gejala dan tanda :
o Perdarahan segera setelah anak lahir
o Syok
2) PEMERIKSAAN FISIS
o Status generalis
o Status obstetric
PL : kontraksi uterus (-) / lembek
PD : bekuan darah di serviks, darah warna merah tua
3) PEMERIKSAAN PENUNJANG
o HB, Hct, lekosit
4) TERAPI
Penanganan Umum :
Selalu siapkan tindakan gawat darurat
Minta pertolongan pada petugas lain utk membantu bila dimungkinkan
Bila syok , lakukan segera penanganan
Cari penyebab perdarahan
Sambil melakukan tindakan secara cepat
Atasi syok
Manajemen aktif kala III :
o Berikan oksitosin 10 iu im dilanjutkan 20 iu / 1000 ml rl/nacl 0.9%
o Pastikan plasenta lahir lengkap, eksplorasi jalan lahir
o Masasse uterus
o Periksa kandung kemih -> kosongkan
Perdarahan berlanjut, uji pembekuan darah
Pantau keseimbangan cairan
Sambil mencari penyebab perdarahan
Lakukan Tindakan Spesifik
o Kompresi Bimanual Eksternal
o Kompresi Bimanual Internal
Satu tangan masuk dalam vagina sebagai tinju. Dengan rotasi merangsang
dinding depan rahim.
Sedangkan tangan luar menekan dinding fundus uteri. Hingga dapat
merangsang dinding belakang rahim. Dengan demikian uterus ditekan dan
dirangsang oleh tangan dalam dan tangan luar.
Tindakan ini dilakukan selama 15 menit ( siapkan darah )
Bila keadaan ibu baik siapkan histerektomi.
o Kompresi Aorta Abdominalis
o Tampon Kondom Kateter
Penanganan Atonia uteri
Ya
Uterus kontraksi? Evaluasi rutin
Tidak
Evaluasi / bersihkan bekuan darah /sel.ketuban
KBI maksimal 5 menit Ya
Tidak
Uterus kontraksi? Pertahankan KBI 1 – 2 mnt
Ya
Keluarkan tangan secara hati2
Lakukan pengawasan kala IV
C.Retensio Plasenta
Plasenta belum lahir ½ jam sesudah anak lahir.
Pembagian berdasarkan patologi anatomi :
1. Separasi / Akreta Parsial
Kontraksi uterus Kenyal
TFU setinggi Pusat
Bentuk uterus Diskoid
Perdarahan Sdg-banyak
Tali pusat Terjulur
Ostium uteri Sbg terbuka
Separasi plasenta Lepas sebagian
Syok Sering terjadi
2. Plasenta Inkarserata
Kontraksi uterus Keras
TFU 2 dibawah pusat
Bentuk uterus agak globuler
Perdarahan sedang
Tali pusat Terjulur
Ostium uteri konstriksi terbuka
Separasi plasenta sudah lepas
Syok jarang terjadi
3. Plasenta Akreta
Kontraksi uterus cukup
TFU setinggi pusat
Bentuk uterus agak diskoid
Perdarahan sedikit bahkan tidak ada
Tali pusat tidak Terjulur
Ostium uteri terbuka
Separasi plasenta melekat seluruhnya
Syok jarang terjadi
6. PERSALINAN PRETERM
Kontraksi uterus yang teratur diikuti dengan dilatasi servik yang propresif dan
atau penipisan servik pada usia hamil kurang dari 37 minggu
Diagnosis berdasarkan :
Menetapkan waktu
Riwayat kontraksi dan faktor risiko
Pemeriksaan abdomen untuk menilai aktifitas uterus
Pemeriksaan servik secara serial bila beralasan
Pemeriksaan inspekulo secara steril pada ketuban pecah dini
Menunda pemeriksaan digital bila terdapat perdarahan
Vaginal yang belum terdiagnosa sampai plasenta diketahui
Penyebab :
o Idiofatik
o KPD
o APB
o Korioamnionitis
o Kehamilan ganda
o Hydramnios
o Kelainan servik ( inkompetent)
o Penyakit sistemik ibu
o Kelainan bawaan janin
1). Anamnesis
o Mengetahui HPHT ibu :
Rumus Naegele
HPHT diketahui dengan pasti
Siklus haid normal
Siklus haid teratur antara 24 – 35 hari
Tidak ada riwayat menggunakan kontrasepsi
Hormonal sebelumnya dan tidak menyusui
( tiga kali berturut-turut siklus spontan )
USG
2). Pemeriksaan fisis
o Pemeriksaan abdomen untuk menilai aktifitas uterus
o Pemeriksaan servik secara serial bila beralasan
o Pemeriksaan inspekulo secara steril pada ketuban pecah dini
3). Pemeriksaan penunjang
o USG
4). Terapi
Tujuan :
o Diagnosis dini
o Identifikasi dan terapi penyebab
o Menunda persalinan
o Menurunkan morbiditas dan
o Mortalitas perinatal
Management :
o Short term tocolysis (48 hrs )
o Corticosteroids ( single course )
o Neonatal intensive care unit ( nicu )
1. Tokolisi
Obat-obat tokolisis dipakai pada kasus-kasus persalinan preterm
membakat (preterm labor ) untuk menunda persalinan.
Tujuan tokolisis hanya untuk menunda persalinan sampai dengan
48 jam untuk memberi kesempatan pemberian kortikosteroid,
persiapan personil dan transportasi rujukan.
Obat :
1. Beta agonis , saat ini tidak dianjurkan lagi oleh karena efek
samping terhadap ibu dan janin ( cardiovasc. Ibu & sirkulasi
utero plasental )
2. Cox inhibitor, indomethasin tidak dianjurkan pada usia hamil >
30 minggu oleh karena efek samping terhadap janin ( amn. Fluid
& penutupan d/a )
3. MgSO4, pernah populer di USA akan tetapi ternyata ada efek
samping ibu ( resp. Arrest ) dan janin ( gangguan mineralisasi
tulang )
4. Calsium antagonis ( nifedipine ), saat ini yang paling aman
oleh karena efek samping terhadap ibu dan janin minimal
5. Oxytocin analog ( atosiban ), aman, efektif dan tanpa efek
samping ( belum populer di indonesia)
2. Kortikosteroid
1. Merangsang maturasi paru janin
2. Efektif untuk usia hamil 24 – 34 minggu
3. Single course
- betamethason : 12 mg / im / 2 x sehari
- dexamethason : 6 mg / iv / 4 x 12 jam
4. Dianjurkan untuk pemakaian kombinasi dengan tokolisis
3. Antibiotik
o Pilih jenis antibiotik yang tidak toxic terhadap janin
1. Ampisilin :
2 g / iv dilanjutkan dengan 1 g / iv tiap 4 jam
2. Clindamisin :
600 g / iv tiap 8 jam
3. Untuk infeksi intrauterin (korioamnionitis)
dibutuhkan antibiotik dengan spektrum
lebih luas
Rujukan Preterm :
Pertimbangan :
a. Tersedianya sarana perawatan obst / neo yang memadai
b. Transportasi
c. Tenaga ahli
d. Waktu perjalanan
e. Risiko ibu & janin
f. Risiko terjadinya persalinan diperjalanan dengan mempertimbangkan :
- paritas dan riwayat persalinan
- pembukaan servik
- kontraksi uterus
- respon terhadap tokolisis
Persiapan :
1. Catatan antenatal, lab dan USG
2. Komunikasi dengan pasien, keluarga dokter mengenai indikasi,
optimalisasi dan transportasi
3. Pemberian obat-obat yang sesuai sebelum dirujuk
4. Evaluasi ibu dan janin sebelum dirujuk
7. INKONTINENSIA URINE
Permasalahan :
o Physical
Aktifitas fisik terbatas
Ketidaknyamanan karena rasa kencing
Bau yang tidak enak
Skin rash
Insomnia
Dehidrasi
o Psychological
Hilang kebebasan ----- rasa terikat di rumah
Rasa malu
Depresi
Rasa ingin bunuh diri
Mempengaruhi karier
o Social
Turunya interaksi sosial
Rencana berpergian yang terbatas
o Sexual
Menghindari kontak seksual
o Occupational/Financial
Selalu absen dari pekerjaan
Kehilangan pekerjaan
Selalu ganti pekerjaan
Hubungan yang buruk dengan sesame
Kehilangan pendapatan
Hubungan kejadian inkontinensia
Dengan paritas :
Paritas meningkat, persentase terjadinya inkontinensia meningkat.
Dengan umur :
Umur yang bertambah, persentase terjadinya inkontinensia meningkat.
Penyebab inkontinensia urine berhubungan dengan ginekologi :
Fistula urogenital
stres inkontinensia
Instabilitas kandung kemih
Terbagi :
1. Stress inkontinensia
2. Hiperaktif kandung kemih
9. CERVIX INKOMPETEN
Penting:
Uterus Normal sebelum Hamil
Berat 30-50 gr
Panjang 9 cm
Lebar 6 cm (± sebesar telur ayam kampung)
Adalah kelainan yang oleh pembukaan servix tanpa nyeri pada trimester ke 2 atau
mungkin pada awal trimester ke 3 disertai prolaps dan menggembungnya selaput
ketuban kedalam vagina diikuti oleh pecahnya selaput ketuban dan ekspulsi janin
imatur. Jika tidak diterapi secara efektif rangkaian ini akan berulang pada setiap
kehamilan.
Anamnesa :
Riwayat abortus berulang pada trimester 2/awal trimester ke 3
Keluarnya janin tanpa rasa nyeri
Pemeriksaan fisik : PD : ostium servicalis internum lebih membuka dari pada normal
Inspekulo :Masukan busi hegar no 7 jika masuk semua (+) serviks
inkompeten
USG transvaginal : jika ditemukan panjang serviks 2 cm pada saat hamil
maka berisiko untuk partus preterm.
Terapi
Kuretage
Histerektomi
Tambahan :
Bila langkah-langkah diatas tidak berhasil, maka tindakan terakhir yang dilakukan:
a. Fraktur Clavikula
b. Chepalik Replacement (Manouver Zavenelli)
c. Symfisitomi ibu
Danger: HPP
13. Vakum Ekstrasksi
Prinsip: Mengadakan suatu vakum atau tekanan negatif melalui suatu cup pada
kepala bayi.
Alat Vakum ekstraktor terdiri dari:
Cup (3,5,7 cm)
Manometer: mengetahui tekanan negatif
Selang karet yang menghubungkan cup dengan botol berisi air
Selang karet yang menghubungkan cup dengan pompa
Pompa vakum elektrik atau pompa vakum tangan
Suatu gaitan khusus untuk memudahkan penarikan
Syarat:
Pembukaan lengkap / bisa Ө 8-9 cm
Presentasi kepala
Ketuban positif
Aterm
Bayi masih hidup dan tidak gawat janin
His positif
Teknik Vakum:
Persiapan:
Cup dilicinkan dengan minyak atau gel masukkan kedalam jalan lahir dan
letakkan pada kepala bayi
Titik pada cup usahakan menunjuk ke UUK, jarak antara UUK dengan cup
± 1 cm, dipergunakan ukuran cup yang terbesar supaya tidak terlepas
Cup ditekan pada kepala bayi dengan 2 jari, sambil seorang assisten
perlahan-lahan memompa tekanan sampai 0,2 atm (pertahankan selama 2
menit) selanjutnya diturunkan sampai 0,5 atm (pertahankan 2 menit)
kemudian turunkan lagi sampai 0,7 atm (pertahankan 5 menit) agar kaput
terbentuk dengan baik
Periksa dengan 1 jari apakah ada jaringan servix atau vagina yang terjepit
Pasang pengait dan tarik dengan tangan kanan
3 jari tangan kiri dimasukkan kedalam jalan lahir untuk mengarahkan
tarikan. Lakukan tarikan percobaan bila terasa berat → bayi besar / CPD
→ SC
Jari telunjuk dan jari tengah diletakkan pada pinggiran cup dan ibu jari
pada tengah cup
Penarikan dilakukan waktu His dan ibu disuruh mengedan atau dapat
dilakukan dorongan pada fundus uteri untuk memudahkan ekstraksi,
lakukan episiotomy bila kepala terlihat ± 1 cm mendekati perineum
Arah tarikan:
Tarik kebawah, bila oksiput sudah dibawah symfisis arah tarikan
mendatar, bila dahi sudah terlihat tarik kearah atas
Setelah kepala lahir bersihkan wajah bayi, cup dilepaskan
Keuntungan
Cup dapat dipasang pada waktu kepala masih agak tinggi (st 0)
Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat
Cup dapat dipasang pada belakang, samping kepala atau dahi
Tarikan tidak dapat terlalu berat karena cup akan lepas sendiri
Cup dapat dipasang walaupun pembukaan belum lengkap (8-9 cm)
Cup tidak boleh terpasang > 30 menit untuk menghindari perdarahan otak
pada bayi (Chepal Haematom)
Vakum ekstraksi juga dapat digunakan untuk memutar kepala dan
mengadakan fleksi kepala (misl: pada letak dahi)
Kerugian
Vakum ekstraksi relatif lebih lama dari pada forcep
Tidak dapat digunakan untuk indikasi gawat janin / fetal distress
Lebih mahal
Ketentuan vakum
Cup tidak boleh dipasang pada UUB
Penurunan tekanan harus perlahan-lahan
Cup tidak boleh terpasang > 30 menit
Penarikan dilakukan pada waktu ada His dan ibu mengedan, apabila
kepala masih tinggi sebaiknya cup dipasang yang terbesar (diameter 7 cm)
Cup tidak boleh dipasang pada muka bayi
Vakum tidak boleh dilakukan pada bayi premature & IUFD
Bahaya
Ibu:
Robekan bibir servix atau vagina
Anak:
Perdarahan otak (Chepal haematom)