PENDAHULUAN
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal melalui
pendekatan manajemen kebidanan dengan 7 langkah Varney dan pendokumentasian
SOAP.
c. Fisiologis persalinan
Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan-
perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari
berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon progesterone dan estrogen.
Progesteron merupakan penenang bagi otot – otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini
terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan
kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan
iskemi otot – otot uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga
plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di
belakang servik menyebabbkan uterus berkontraksi (Wiknjosastro, 2005).
d. Tahap-Tahap Persalinan
Berlangsungnya persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu:
1. Kala I
Disebut juga kala pembukaan dimulai dengan pembukaan serviks sampai terjadi
pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks disebabkan oleh his
pesalinan/kontraksi. Tanda dan gejala kala I :
- His sudah teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit
- Penipisan dan pembukaan serviks
- Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
Kala I dibagi dalam 2 fase:
a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
servik secara bertahap, pembukaan servik kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung
hingga 8 jam.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih), serviks membuka dari 4 cm ke 10 cm,
biasanya kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap ( 10 cm )
dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan :
Penggunaan Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan . Tujuan utama
dari penggunaan partograf adalah untuk :
- Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam.
- Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal . Dengan demikian , juga
dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Halaman depan partograf untuk mencatat atau memantau :
1. Kesejahteraan janin
Denyut jantung janin (setiap ½ jam), warna air ketuban (setiap pemeriksaan dalam),
penyusupan sutura (setiap pemeriksaan dalam).
2. Kemajuan persalinan
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus (setiap ½ jam), pembukaan serviks (setiap 4
jam), penurunan kepala (setiap 4 jam).
3. Kesejahteraan ibu
Nadi (setiap ½ jam), tekanan darah dan temperatur tubuh (setiap 4 jam), produksi urin ,
aseton dan protein ( setiap 2 sampai 4 jam), makan dan minum.
Primigravida Multigravida
Kala I 10 – 12 jam 6-8 jam
Kala II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
Kala III 10 menit 10 menit
Kala IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tanpa 12-14 jam 8-10 jam
memasukkan kala
IV yang bersifat
observasi)
Kala II
1) Ibu ingin meneran/mengejan
2) Perineum menonjol
3) Vulva dan anus membuka
4) Meningkatnya pengeluaran lendir
5) Kepala telah turun pada dasar panggul
Kala III
1) Tali pusat memanjang, terasa adanya pelepasan plasenta
2) Semburan darah tiba-tiba
Kala IV
Tingginya fundus uteri sepusat atau 1 jari dibawah pusat
( Wiknjosastro, GH,dkk. 2007)
h. Prosedur Diagnostik
Untuk menentukan persalinan sudah pada waktunya adalah :
(Saifuddin, AB. 2002)
1. Tanyakan :
a. Permulaan timbulnya kontraksi
b. Pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan ketuban
c. Riwayat kehamilan
d. Riwayat medik
e. Riwayat sosial
f. Terakhir kali makan dan minum
g. Masalah yang pernah ada
2. Pemeriksaan Umum :
a. Tanda vital, BB, TB. Oedema
b. Kondisi puting susu
c. Kandung kemih
3. Pemeriksaan Abdomen :
a. Bekas luka operasi
b. Tinggi Fundus Uteri
c. Kontraksi
d. Penurunan Kepala
e. Letak janin
f. Besar janin
g. Denyut jantung janin
4. Pemeriksaan vagina :
a. Pembukaan dan penipisan servik
b. Selaput ketuban penurunan dan molase
c. Anggota tubuh janin yang sudah teraba
5. Pemeriksaan Penunjang :
a. Urine : warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain
b. Darah : Hb, BT/CT, dan lain-lain.
Kala II
Berikan terus dukungan pada ibu
1) Menjaga kebersihan ibu
2) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
3) Mengatur posisi ibu
4) Menjaga kandung kemih tetap kosong, anjurkan ibu untuk berkemih
5) Berikan cukup minum terutama minuman yang manis
6) Ibu dibimbing mengedan selama his dan anjurkan ibu untuk mengambil nafas diantara
kontraksi
7) Perikda DJJ setiap selesai kontraksi
8) Minta ibu mengedan saat kepala bayi nampak divulva
9) Letakkan satu tangan dikepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
10) Tahan perineum dengan satu tangan yang lain
11) Jika kepala telah lahir, usap dengan kasa dari lendir dan darah
12) Periksa adanya lilitan tali pusat
13) Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya
14) Tempatkan kedua tangan pada posisi biperietal bayi
15) Lakukan tarikan lembut kepala bayi kebawah untuk melahirkan bahu anterior lalu keatas
untuk melahirkan bahu posterior.
16) Sangga kepala dan leher bayi dengan satu tangan kemudian dengan tangan yang lain
menyusuri badan bayi sampai seluruhnya lahir. Lakakukan penilaian selintas meliputi:
apakah bayi menangis/ bernafas tanpa kesulitan, warna kulit dan bergerak aktif atau tidak.
17) Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan sambil nilai pernafasannya APGAR) dalam menit
pertama
18) Lakukan jepit, potong, ikat tali pusat
19) Pastikan bayi tetap hangat
Kala III
1) Pastikan tidak ada bayi yang kedua
2) Berikan oksitosin 10 IU dalam 2 menit pertama segera setelah bayi lahir.
3) Lalukan penegangan tali pusat terkendali, tangan kanan menegangkan tali pusat sementara
tangan kiri dengan arah dorsokranial mencengkram uterus.
4) Jika plasenta telah lepas dari insersinya, tangan kanan menarik tali pusat kebawah lalu
keatas sesuai dengan kurve jalan lahir sampai plasenta nampak divulva lalu tangan kanan
menerima plasenta kemudian memutar kesatu arah dengan hati-hati sehingga tidak ada
selaput plasenta yang tertinggal dalam jalan lahir
5) Segera setelah plasenta lahir tangan kiri melakukan massase fundus uteri untuk
menimbulkan kontraksi
6) Lakukan pemeriksaan plasenta, pastikan kelengkapannya
7) Periksa jalan lahir dengan seksama, mulai dari servik, vagina hingga perineum. Lakukan
perbaikan/penjahitan jika diperlukan
Kala IV
1) Bersihkan ibu sampai ibu merasa nyaman
2) Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah dehidrasi
3) Berikan bayinya pada ibu untuk disusui
4) Periksa kontraksi uterus dan tanda vital ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30
menit pada jam kedua.
5) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang :
a) Bagaimana memeriksa fundus uteri dan menimbulkan kontraksi
b) Tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
6) Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pertama
j. Rujukan
Menurut Depkes RI 2002
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan atau yang
memiliki saran lebih lengkap diharapkan mampu menyellamatkan jiwa para ibu dan BBL.
Setiap tenaga penolong /fasilitas pelayanan kesehatan harus mengetahui lokasi fasilitas
rujukan terdekat yang mampu melayani kegawatdaruratan obstetric dan BBL seperti :
1. Pembedahan termasuk bedah Caesar
2. Transfuse darah
3. Persalinan menggunakan ekstraksi vacuum dan cunam
4. Antibiotic IV
5. Resusitasi bayi baru lahir dan asuhan lanjutan bagi BBL.
8. Status perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan ibu, lamanya menikah, usia pertama kali menikah,
termasuk resiko tinggi / tidak, pernikahan yang ke berapa, pada wanita paling ideal menikah
pertama kali usia >20 th dan hamil antara 20-25 th.
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil, bersalin,dan adakah resiko atau
penyakit. Bila ada dapat diantisipasi dengan segera oleh petugas kesehatan, sehingga
komplikasi tidak terjadi.
10. Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui riwayat kehamilan ibu pada trimester I, II, III sehingga dapat diketahui
riwayat persalinan dan nifas ibu di kemudian hari.
11. Riwayat KB
Untuk mengetahui kontrasepsi yang pernah digunakan dan apakah ada keluhan saat
menggunakan kontrasepsi.
12. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Untuk mengetahui perbedaan pola kebiasaan ibu selama dirumah dan di sarana kesehatan.
13. Data Psikososial
Untuk mengetahui keadaan kejiwaan ibu yang akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan
di kemudian hari.
14. Data Sosial Budaya
Untuk mengetahui hubungan ibu dengan suami, keluarga maupun orang lain. Untuk
mengetahui budaya yang dianut ibu adakah kemungkinan budaya yang dianut berpengaruh
buruk terhadap ibu atau keadaan janin pada kehamilan.
15. Data Spiritual
Untuk mengetahui kepercayaan ibu terhadap agama yang dianut dan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum : Untuk mengetahui keadaan secara
keseluruhan.
Keadaan umum : Untuk mengetahui apakah ibu dalam kondisi baik,
buruk, lemah.
Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu
Compos mentis, apatis, somnolen, delirium, sopor,
Koma.
DJJ : Untuk mengetahui DJJ dalam batas normal/tidak
yaitu 120-160 x/menit
HPHT : Untuk mengetahui kapan ibu dapat menstruasi
terakhir kalinya
TP : Tafsiran persalinan ibu
UK : Untuk mengetahui usia kehamilan ibu
Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI
Kepala : Untuk mengetahui simetris / tidak, kulit kepala
bersih/tidak, nampak ketombe/tidak, penyebaran
merata/tidak, warna rambut hitam/kusam,
tebal/tipis.
Muka : Untuk mengetahui ekspresi wajah ibu
anemia/tidak, nampak oedema/tidak, nampak
cloasma gravidarum/tidak.
Mata : Untuk mengetahui simetris/tidak, konjungtiva
merah muda/tidak, palpebra nampak
oedema/tidak, sclera putih/kuning, gerakan bola
mata normal/tidak.
Hidung : Untuk mengetahui bersih/tidak, nampak
secret/tidak, nampak NCH/tidak, nampak polip /
tidak.
Mulut : Untuk mengetahui tingkat kelembaban
sehubungan dengan tingkat dehidrasi, nampak
stomatitis/tidak, lidah bersih/tidak, nampak
bercak putih/tidak, nampak caries gigi/tidak.
Telinga : Untuk mengetahui simetris/tidak, nampak
serumen/tidak, nampak gangguan
pendengaran/tidak.
Leher : Untuk mengetahui nampak pembendungan vena
jugularis/tidak, nampak pembesaran kelenjar
tiroid /tidak.
Dada : Untuk mengetahui nampak tarikan intercostae /
tidak, nampak benjolan abnormal / tidak.
Payudara : Untuk mengetahui simetris/tidak, nampak nyeri
tekan pada payudara/tidak, nampak puting susu
menonjol/tidak, nampak benjolan/tidak.
Abdomen : Untuk mengetahui nampak garis-garis di
perut(striae)/tidak, nampak bekas jahitan luka
operasi/tidak, nampak linea alba dan nigra/tidak,
nampak pembesaran abdomen sesuai usia
kehamilan /tidak.
Vulva : Untuk mengetahui derajat kebersihannya,
nampak oedema/tidak, nampak kondiloma
matalata dan kondiloma akuminata/tidak,
terdapat pengeluaran lendir bercampur
darah/tidak.
Perineum : Untuk mengetahui nampak cairan lendir
bercampur darah keluar.
Anus : Untuk mengetahui derajat kebersihan, nampak
hemoroid/tidak.
Ekstremitas :
Atas : Untuk mengetahui simetris/tidak, nampak
oedema/tidak, nampak jari tangan
lengkap/tidak, nampak gerakan normal/tidak.
Bawah : Untuk mengetahui simetris/tidak, nampak
oedema/tidak, nampak varises/tidak, nampak
jari kaki lengkap/tidak, nampak gerakan
normal/tidak.
PALPASI
PERKUSI
Refleks patella : Untuk mengetahui refleks patella positif/negatif.
AUSKULTASI
Dada : Untuk mengetahui terdengar suara tambahan
wheezing/tidak, terdengar ronchi/tidak.
Abdomen : Untuk mengetahui DJJ, teratur/tidak.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk membantu menegakkan diagnosa
ANALISA
Diagnosa yang ditetapkan berdasarkan data dari S dan O yang disimpulkan. Selalu ada
informasi baru baik S dan O karena keadaan klien terus berubah. Sehingga proses pengkajian
berjalan secara dinamik. Dapat menganalisa suatu kejadian penting dalam perkembangan klien .
PENATALAKSANAAN
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang, ini untuk mengusahakan
mencapai kondisi pasien sebaik mungkin atau menjaga /mempertahankan kesejahteraannya.
Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas
waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam
kesehatan dan harus mendukung rencana dokter jika melakukan kolaborasi. Pelaksanaan rencana
tindakan untuk mengatasi masalah, keluhan, atau mencapai tujuan pasien. Tindakan ini harus
disetujui oleh pasien kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien.
Oleh karena itu, pilihan pasien harus sebanyak mungkin menjadi bagian dari proses ini. Apabila
kondisi pasien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau disesuaikan. Tafsiran dari
efek tentang tindakan yang telah diambil adalah penting untuk menilai keefektifan asuhan yang
diberikan. Analisa dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari penilaian ketepatan tindakan. Kalau
tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan
alternatif sehingga dapat mencapai tujuan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Jam : 02.00
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 11 Januari, Jam : 02.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas Istri Suami
Nama : Ny. S Tn. D
Umur : 25 Tahun 25 Tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Swasta Swasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Alamat : Donorejo,Demak
2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Ibu mengeluh mulas-mulas dan nyeri perut bagian bawah dari vagina
keluar lendir berwarna kecoklatan, bercampur sedikit darah, ibu mulas-
mulas dan nyeri perut yang menjalar kepinggang sejak tanggal 11 Januari
2020 pukul 21.30 WIB.
b. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini perkawinan yang pertama, menikah sejak umur 19
tahun, lama perkawinan 6 tahun.
c. Riwayat Haid
Menarche 13 tahun, lama haid 5 hari, siklus 28 hari, jumlah 40 cc (2 kali
ganti pembalut), dismenorhoe tidak ada, fluor albus tidak ada, HPHT=5-
4-2019, HPL=12-1-2020, UK=39 minggu 6 hari.
Hitungan :
HPHT : 5-4-2019
HPL : (Tanggal HPHT + 7) – (Bulan HPHT – 3) – (Tahun HPHT
+ 1)
: (5+7) – (4-3) – (2019+1)
: 12-1-2020
UK : HPL – HPHT
: (12 Januari 2020 – 5 April 2020) = 40 minggu 2 hr
: 12 Januari 2020 – 11 Januari 2020= 1 hari
UK : 40 minggu 2 hari– 1 hari
: 40 minggu1 hari
d. Riwayat Obstetrik
G2P1A0
Jenis BB PB
No Tahun Penolong Tempat Jenis Komplikasi Ket.
Persalinan Lahir Lahir
1. 2015 spontan bidan bidan P 2900 49 - Sehat
Hamil
2
ini
e. Riwayat KB
PASANG LEPAS
No
Jenis Tgl Oleh Di Tgl Oleh Di Ket
1. Suntik 2015 Bidan BPS 2018 Bidan BPS Ingin hamil
f. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, menurun seperti DM, dan kronis seperti jantung.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti
TBC, menurun seperti DM, dan kronis seperti jantung.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti TBC, menurun seperti
DM, dan kronis seperti jantung, serta tidak ada yang mempunyai
riwayat persalinan kembar.
g. Riwayat Kehamilan Sekarang
ANC di PMB sejak umur kehamilan 4 minggu, TM I : 3 kali, TM II : 3
kali, TM III : 5 kali.
Gerakan janin pertama kali dirasakan ibu umur 20 minggu.
h. Keluhan Ibu Selama Hamil
TM I : Mual-muntah
TM II : -
TM III : Pegel-pegel, sering kencing
i. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
1) Nutrisi
Makan terakhir tanggal 10 Januari 2020 jam 20.00 WIB, frekuensi
3 kali/hari, porsi 1 piring sedang, jenis nasi, sayur, lauk pauk, buah.
Minum terakhir tanggal 11 Januari 2020 jam 01.15 WIB, frekuensi
8 gelas/hari, jenis air putih, jus apel.
Tidak ada makan/minum pantangan.
Keluhan tidak ada.
2) Eliminasi
BAK 6-8 kali/hari, warna jernih kekuningan, keluhan sering
kencing.
BAB 3 kali/minggu, konsistensi padat, warna kuning kecoklatan,
keluhan susah BAB.
3) Istirahat
Setiap hari ibu tidur 4-6 jam/hari, setelah mulas timbul dari tanggal
11 Januari 2020 pukul 21.30 WIB sampai pengkajian dilakukan ibu
tidak bisa tidur.
4) Aktivitas
Pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
5) Kebersihan
Badan/kulit ibu bersih.
j. Psikologi ibu
Ibu merasa cemas dan takut dalam menghadapi persalinannya.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum ibu :baik
b. Kesadaran :composmentis
c. Tanda vital
TD : 120/70 mmHg, respirasi : 22 x/menit, nadi : 85 x/menit, suhu :
36,7°C
d. Tinggi badan :158 cm
e. Berat badan
BB sebelum hamil : 43 kg
BB sesudah hamil : 52 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bersih, tidak ada benjolan.
b. Rambut : lurus, berwarna hitam, tidak ada ketombe dan tidak rontok.
c. Muka : simetris, keadaan bersih dan tidak ada oedema
d. Mata : simetris, fungsi penglihatan baik, tidak ada oedema,
konjungtiva pucat dan sklera tidak ikterik.
e. Hidung : simetris, bersih, tidak ada pembesaran polip.
f. Mulut : bersih, tidak ada caries dan tidak ada stomatitis, bibir
tampak kering.
g. Telinga : bersih, tidak ada selumen.
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembengkakan vena jugularis.
i. Dada : simetris, gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seirama,
tidak terdengar ronchi dan wheezing dan jantung normal.
j. Payudara : simetris, terlihat bersih konsistensi lunak, pembesaran ada,
puting susu menonjol, pengeluaran kolostrum sudah ada,
benjolan atau tumor tidak ada dan tidak ada rasa nyeri.
k. Punggung : posisi tulang belakang lordosis.
l. Ekstremitas atas dan bawah
1) Jari-jari : lengkap
2) Oedema tangan, kaki : tidak ada
3) Kekakuan otot dan sendi : tidak ada
4) Kemerahan : tidak ada
5) Varises : tidak ada
6) Refleks : positif, baik
7) Fungsi ekstremitas : baik
m. Abdomen
1) Inpeksi
Bekas luka : tidak ada
Konsistensi : keras
Pembesaran : sesuai usia kehamilan
Benjolan : tidak ada
Pembesaran liver : tidak ada
Kandung kemih : kosong
Keadaan vesika urinaria : kosong
2) Palpasi
Leopold I : TFU 32 cm
Teraba bulat, lunak, dan tidak melenting.
Kesimpulan : bokong
Leopold II : di perut sebelah kanan ibu teraba panjang, lurus,
keras dan di perut sebelah kiri teraba kecil-kecil.
Kesimpulan : punggung kanan.
Leopold III : teraba keras, bulat, dan melenting. Kesimpulan :
kepala.
Leopold IV : kedua ujung pemeriksa tidak menyatu, bagian
terendah sudah masuk PAP (4/5).
TBJ : (TFU – 12) x 155
: (32-12) x 155
: 3100 gram
Auskultasi
DJJ +, frekuensi 134 x/menit di puntum maksimum (perut kanan
bawah ibu), irama teratur dan kuat.
n. Genetalia
Tidak ada luka pada perineum, pada vulva dan vagina tidak ada oedema,
warna merah kebiruan, tidak ada fistula, tidak ada peradangan,
pengeluaran pervaginam normal.
o. Rektum
Tidak ada hemoroid.
3. Pemeriksaan dalam
Pukul 02.00 WIB dinding vagina licin, porsio pembukaan 3 cm, ketuban (+),
presentasi belakang kepala, penurunan bagian terendah 4/5, tidak ada molase,
his timbul 2x dalam 10 menit lamanya 20, kepala di hodge II.
V. PERENCANAAN
Tanggal 11 Januari 2020, Jam 02.15 WIB
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
2. Persiapkan ruangan, perlengkapan (alat-alat dan obat-obatan) yang dibutuhkan untuk
persalinan.
3. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu.
4. Anjurkan ibu untuk posisi yang nyaman dan pastikan ibu dapat asupan nutrisi saat
persalinan.
5. Melakukan pencatatan dokumentasi kala I dalam partograf
6. Mengobservasi tanda dan gejala kala II
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 11 Januari 2020, Jam 02.20 WIB
1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, bahwa kondisi
ibu saat ini telah memasuki proses persalinan dengan tanda-tanda persalinan yaitu
mulas-mulas pada perut bagian bawah keluar lender berwarna kecoklatan bercampur
sedikit darah, kondisi bayinya sehat dengan posisi normal dan DJJ 134x/menit,
proses persalinannya telah memasuki 3 cm.
2. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan untuk
b) Partus Set : Handscoon steril, 2 buah klem kocher, ½ kocher, 1 buah gunting
episiotomy, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah kateter nelaton, Kassa steril,
c) On steril : 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan bayi meliputi
baju, pembalut, sarung, celana dalam, pakaian bayi, popok, topi/tutup kepala,
d) Heacting set : 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2 buah
jarum (1 jarum circle dan 1 jarum V1 circle), gunting benang, benang cromic, 1
f) Peralatan lain : Larutan Clorin 0,5 o/o, air DTT, kantong plastic, tempat sampah
kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat plasenta.
memastikan ruangan sesuai kebutuhan bayi baru lahir , meliputi ruangan bersih,
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
c) Perineum menonjol.
VII. EVALUASI
Tanggal 22 Januari 2020, Jam 02.30 WIB
1. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini.
2. Ruangan, alat-alat dan segala yang dibutuhkan telah siap untuk persalinan.
3. Suami mendampingi ibu saat persalinan.
4. Ibu mengambil posisi setengah duduk, dan minum saat kontraksi lemah.
5. Telah dilakukan dokumentasi kala 1 dalam partograf
6. Telah dilakukan observasi tanda dan gejala kala II
Catatan Perkembangan
Pembu- Selaput
Wakt
Tgl kaan Penuru ketuban/
u Na
serviks TD RR Suhu Urine HIS DJJ nan penyusup
di
kepala an
3) Pembukaan : 10 cm
4) Ketuban : Pecah
6) Penurunan : Hodge IV
A : 1. Diagnosa
Ny. S umur 25 tahun G2P1AO, hamil 40 minggu 1 hari, tunggal, hidup,
intrauteri, letak membujur, puka, preskep, divergen, dengan inpartu kala II
P : 1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini.
2. Memberikan dukungan/support kepada ibu.
3. Memberikan asuhan pertolongan persalinan normal.
a. Memastikan kelengkapan peralatan dan obat-obatan, gelar handuk di atas
perut ibu, dan menyiapkan oksitosin 10 IU.
b. Memakai APD.
c. Mencuci tangan.
d. Memakai hand scoon.
e. Menghisap oksitosin 10 IU.
f. Melakukan vulva hygiene.
g. Melakukan pemeriksaan dalam dengan hasil : VU tenang, dinding vagina
licin, portio pembukaan lengkap (10 cm), selaput ketuban +, presentasi
belakang kepala, UUK sejajar jam 12, tidak ada bagian kecil-kecil yang
menumbung, penurunan bagian terendah di hodge III, tidak ada
molase,air ketuban jernih, tidak ada mekonium/ darah. Lendir darah +.
h. Mendekontaminasi sarung tangan dengan larutan klorin 0,5 %.
i. Memeriksa DJJ.
j. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin meneran (Bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu keposisi setengah
duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman),
melibatkan keluarga.
k. Mengajarkan ibu cara meneran yang efektif, diantaranya : bimbing ibu
untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran, berikan
dukungan dan semangat atas usaha ibu untuk meneran, anjurkan ibu
beristirahan diantara kontraksi dan anjurkan ibu untuk minum di sela-sela
kontaksi.
l. Mengganti handuk.
m. Memimpin persalinan.
n. Setelah kepala kronink 5-6 cm depan vulva, memakai handscoon,
memasang duk steril di bawah bokong ibu.
o. Melakukan stenen.
p. Mengecek lilitan tali pusat.
q. Menunggu putar paksi luar, melahirkan bahu depan dan bahu belakang.
r. Menyangga, menyusur, dan mengait.
s. Setelah bayi lahir, nilai sesaat, meletakkan di atas perut ibu,
mengeringkan, mengganti handuk.
t. Melakukan pemotongan tali pusat.
u. Melakukan IMD dan tetap menjaga kehangatan bayi.
E : 1. Kondisi ibu normal ditandai dengan KU ibu baik, TD 120/80 mmHg, respirasi
22 x/menit, nadi 86 x/menit, suhu 37 0C.
2. Ibu mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga.
3. Seorang bayi laki-laki lahir spontan menangis kuat, gerak aktif, kulit
kemerahan tanggal 11 Januari 2020 pukul 04.50 WIB dengan BB : 3700 gram,
PB= 50cm.
Kala III
Kala IV
Tanggal 11 Januari 2020 pukul 05.15 WIB
S : 1. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayi laki-lakinya.
2. Ibu mengatakan takut BAK dan BAB.
O : 1. Keadaan umum ibu : baik
2. Kesadaran : Composmentris
3. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg. Suhu : 36,50C, respirasi : 22 x/menit, nadi : 82 x/menit.
4. TFU 2 jari di bawah pusat.
5. Kontraksi uterus baik.
6. Perdarahan pervaginam : 100 cc
7. Pengeluaran lochea rubra.
8. Terdapat robekan jalan lahir dan telah dilakukan hecting.
A : Diagnosa
Ny.S umur 25 tahun P2 AO dengan inpartu kala IV
Pada tanggal 11 Januari 2020 pukul 02.00 WIB, Ny.S datang ke Puskesmas Guntur 1
dengan keluhan kencang-kencang sejak 10 Januari pukul 21.30 WIB, dan mengeluarkan lendir
bercampur darah (bloody show).
Pada saat ibu akan bersalin, ibu datang ke Puskesmas Guntur 1 di dampingi oleh keluarga
pada tanggal 11 Januari 2020 pukul 20.00 wib, ini sangat membantu untuk mengurangi
kecemasan pada ibu karena adanya dukungan moral dari keluarga. Ibu bersalin pada usia
kehamilan 40 minggu, 1 hari, bayi lahir dengan spontan dan dilakukan dengan kekuatan ibu
sendiri. Persalinan berlangsung tanpa adanya komplikasi, hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sulistyawati,2007 bahwa persalinan adalah proses pengeluaran yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan prsentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam waktu 18 – 24 jam, tanpa komplikasi pada ibu dan janin
Pada kala I fase laten, pasien datang dengan keluhan mules yang semakin adekuat dan
sering. His 2 kali dalam 10 menit lamanya 30 detik, dilakukan pemeriksaan dalam hasilnya
portio tipis lunak, pembukaan 3 cm ketuban utuh presentasi kepala. Pembukaan sudah 3 cm
maka dimulai observasi sampai pembukaan lengkap dengan menilai TTV, His, dan DJJ,
pembukaan, ketuban, penurunan kepala. Pada Ny. S pemantauan sampai pembukaan lengkap
tidak melewati garis waspada. Hal ini sesuai dengan teori dalam buku Asuhan Persalinan
Normal, 2008 yang menyatakan garis waspada dimulai pada pembukaan 4 cm dan berakhir pada
titik dimana pembukaan lengkap.
Kala II pada Ny. S berlangsung 50 menit, proses ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sulistyawati, 2007. Bahwa lamanya proses persalinan berlangsung pada
multipara <60 menit. Asuhan yang telah diberikan adalah mengobservasi TTV, DJJ serta his,
memimpin ibu meneran, menghadirkan pendamping selama proses persalinan, serta memenuhi
asupan nutrisi ibu, menjaga privasi ibu.
Setelah bayi lahir terdapat tanda – tanda pelepasan plasenta : uterus globular, tali pusat
memanjang dan terdapat semburan darah tiba – tiba. Melakukan manajemen aktif kala III yaitu
memberikan oksitosin 10 IU IM, melakukan peregangan tali pusat terkendali, serat massase
fundus uterus setelah bayi lahir selama 15 detik. Dan melahirkan plasenta dengan caratangan
kiri berada di atas shympisis mendorong ke arah dorso kranial, setelah plasenta berada di vulva
tangkap dengan kedua tangan dan putar searah jarum jam. Kala III pada Ny. S berlangsung 10
menit, hal tersebut sesuai dengan teori dalam buku Asuhan Persalinan Normal, 2008 yang
menyatakan bahwa kala III yang berlangsung normal tidak lebih dari 30 menit, perdarahan kala
III ± 80 cc, hal ini normal karena menurut teori perdarahan normal kala III kurang dari 500 cc
Pada kala IV dilakukan observasi selama 2 jam pertama, yaitu setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Yang dinilai tekanan darah, nadi, suhu, TFU,
kontraksi uterus, kandung kemih dan darah yang keluar. Hal ini sesuai dengan asuhan persalinan
kala IV dalam buku Asuhan Persalinan Normal, 2008. Pada kala IV juga dilakukan pemeriksaan
robekan perineum dengan perkiraan jumlah darah yang keluar. Tindakan ini sesuai dengan
pernyataan menurut Saifuddin,2006, bahwa darah yang keluar harus ditakar sebaik – baiknya.
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Petugas atau
bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan keduanya dalam kondisi yang stabil
dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi. Dari hasil pemeriksaan
terhadap Ny. S terdapat luka laserasi derajat dua, perdarahan total ± 100 ml, kontraksi uterus
baik, tanda – tanda vital dalam batas normal, IMD dapat dilakukan dengan baik
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek melalui
studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan Asuhan Persalinan
Normal di Puskesmas Guntur 1, maka bab ini penulis menarik kesimpulan :
1. Asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan Asuhan Persalinan Normal dilakukan dengan teknik
pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa data
dasar, pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari anamnesis riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang
menyangkut atau yang berhubungan dengan kondisi klien.
3. Pada Ny “S” masalah yang mungkin muncul yaitu pada kala I kemungkinan terjadinya
infeksi jalan lahir yang disebabkan karena adanya pembukaan
serviks dan pemeriksaan dalam yang terlalu sering, pada kala II yaitu terjadinya kala II lama
dimana garis pembukaan mendekati garis waspada, dan kemungkinan terjadinya distosia
bahu, pada kala III persalinan kemungkinan masalah yang bisa terjadi yaitu terjadinya
retensio plasenta, dan pada kala IV kemungkinan masalah yang dapat terjadi yaitu kontraksi
uterus yang kurang baik.
4. Pada Ny “S” diperlukan tindakan segera, kolaborasi atau rujukan apabila terjadi masalah
dalam persalinan tersebut.
45
5. Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny “S” bertujuan agar ibu mendapatkan
penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya dan mencegah terjadinya
komplikasi serta mencegah terjadinya trauma berat pada ibudanbayinya.
6. Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai dengan adanya
kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat lebih meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan pasien.
7. Tindakan evaluasi pada Ny “S” dengan Asuhan Persalinan Normal telah diberikan
semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana asuhan kebidanan serta
komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat teratasi.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan........................................................................................................................... 2
1.3 Metode Penulisan .......................................................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
TINJAUAN TEORI ................................................................................................................................ 4
2.1 Konsep Dasar Teori ...................................................................................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Askeb ................................................................................................................... 17
BAB III ................................................................................................................................................. 27
TINJAUAN KASUS ............................................................................................................................. 27
BAB IV ................................................................................................................................................. 43
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 43
BAB V .................................................................................................................................................. 45
PENUTUP ............................................................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 47
48
49