Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RESIDENSI

Kajian Asuhan Kebidanan Faktor Resiko Pada Ny.


M G1P0A0H0 Usia Kehamilan 39-40 Minggu Dengan
Pre Eklamsi Berat Di Ruangan Bersalin Rsud
Pariaman Tanggal 18 juli 2016

OLEH :
Yessi Ardiani
1420332002

PROGRAM MAGISTER ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG

BAB I
1.1 Latar Belakang
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu
di Indonesia masih tinggi yaitu 359 per 100.000
kelahiran hidup. Rasio kematian maternal pada
SDKI 2012 dapat berada pada kisaran 239
sampai dengan 478 kematian maternal per
100.000 kelahiran hidup (SDKI,2012).
Tahun 2015 menurut data Dinas Kesehatan Kota
Pariaman terdapat 5 kasus kematian ibu di Kota
Pariaman (Dinkes Kota Pariaman, 2015)

Tiga penyebab utama kematian yaitu


hipertensi dalam kehamilan (HDK),
perdarahan,dan infeksi. Hampir 30 %
kematian ibu di Indonesia pada tahun
2011 disebabkan oleh hipertensi dalam
kehamilan (RAN-PP-AKI-2013-2015)
Menurut Riskesdas 2010, kematian ibu di
Indonesia disebabkan oleh beberapa hal,
seperti perdarahan (27%), eklampsia
(23%), infeksi (11%).

Eklampsia merupakan salah satu komplikasi


yang timbul dari Pre Eklampsia Berat. PEB
adalah komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi >160/110
disertai protein urine dan atau edema, pada
kehamilan 20 minggu atau lebih.
Menurut World Health Organization (WHO),
salah satu penyebab morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia
(PE), angka kejadiannya berkisarantara
0,51%-38,4%.

PEB dapat dicegah dengan penanganan


yang
adekuat,
yaitu
dengan
penatalaksanaan
yang
tepat
sesuai
dengan
kasusnya.
Bidan
harus
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan dalam menangani ibu hamil
dan bersalin dengan PEB, sehingga
diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam penurunan angka kematian ibu dan
bayi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu menyelesaikan masalah secara ilmiah dan
melakukan perubahan sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi kebidanan (midwifery care)
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan alternatif pemenuhan kebutuhan
dan penyelesaiaan masalah yang disepakati bersama
staf di unit pelayanan kebidanan di rumah Sakit
b. Mampu
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada
aspek masukan proses, hasil dan dampak pada
manajemen asuhan kebidanan
c. Mampu merencanakan tindak lanjut dari hasil dicapai
berupa upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil
melalui kerjasama dengan unit terkait di Rumah Sakit

BAB II
TD 140/90 mmHg yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu
Proteinuria 300mg/24 jam atau 1+ pada pemeriksaan carik celup

Diagnosis

Etiologi
Penyebab Pre Eklamsia belum dapat diketahui
secara pasti. Beberapa teori yang dianut terkait
preeklampsia yaitu:
Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan
disfungsi endotel
Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Teori adaptasi kardiovaskularori genetik
Teori defisiensi gizi
Teori inflamasi

Faktor predisposisi terjadinya Preeklamsia menurut


Ida Ayu Chandranita Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar
Manuaba, Ida Bagus Gde Manuaba, 2010 :

Primigravida
Usia yang ekstrim (<18 tahun atau >35 tahun)
Riwayat pre eklampsia pada kehamilan sebelumnya
Riwayat keluarga dengan pre eklampsia atau
eklampsia (khususnya ibu atau saudara wanitanya)
Obesitas
Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa,
kehamilan multiple, hidrops fetalis, bayi besar
Adanya proses penyakit kronis: diabetes mellitus,
hipertensi
kronik,
penyakit
ginjal,
penyakit
pembuluh darah, lupus eritematosus sistemik

BAB III
LAPORAN KASUS
3. 1 Pengkajian
A. Data Subjektif
Tanggal Masuk : 18 Juli 2016 Pukul : 12.30 WIB
1. Identifikasi
- Nama : Ny.M
-Umur : 22 tahun
2. Keluhan utama:
Ny.M berusia 22 tahun masuk kamar bersalin RSUD
Pariaman pada tanggal 18 Juli 2016 rujukan dari
puskesmas Sungai Limau dengan diagnosis G1P0A0H0 gravid
39 40 minggu dengan tekanan darah 150/90 mmHg,
protein urin +3, Oedema ekstremitas +/+, VT 2-3 cm,
ketuban +, Hodge II III, DJJ 140 x/i, dan blood slem +

3.2 Diagnosa
Ibu G1P0A0H0 UK 39 - 40 minggu, janin hidup,
tunggal, intra uterin, letak membujur, pres-kep, 23, dengan pre eklamsia berat (PEB).
Data subjektif:
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
Data objektif:
1. Tanda-tanda vital :
TD
: 160/100 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
RR
: 17 x/menit
Suhu
: 36,5 0C

2. Abdomen:
Inspeksi : Perut ibu membesar sesuai dengan usia
kehamilan 39 40 minggu, linea mediana
hiperpigmentasi, terdapat strie livide
Palpasi:
L I : Fundus teraba 3 jari dibawah px dan teraba
kepala
L II : Puka
L III
: Preskep
L IV
: divergen
TFU Mc Donald : 36 cm
TBBJ : 3.875
gram
Auskultasi
: 140 x/i

3. Kelamin
Vaginal Toucher
: 2-3, hodge II III
4. Ekstremitas
: reflek patella +/+,
oedema +/+
3. 3 Identifikasi Masalah Potensial
Pada ibu : eklampsia, kegagalan organ-organ
seperti hepar, ginjal, paru, jantung,
dan CVA
Pada bayi : gawat janin,IUFD
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan
untuk memantau pasien dan janinnya

3. 5 Rencana Asuhan
1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada
ibu
2. Pantau DJJ
3. Pantau kemajuan persalinan
4. Kolaborasi dengan dokter, anestesia, dan
laboratorium

3. 6 Implementasi
18/07/2016

Tanggal

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada


ibu yaitu : usia kehamilan 39 40 minggu (9
bulan), tafsiran persalinan tanggal 22 Juli 2016,
TD 160-100 mmHg dan ibu sedang mengalami
kelainan khusus yang hanya terjadi saat
kehamilan yaitu preeklamsia berat/keracunan
kehamilan dan keadaan janin baik (DJJ 140x/i)
2. Memantau DJJ dengan hasil DJJ :
3. Memantau kemajuan persalinan
Pada pukul 17.30 wib VT 4-5 cm, his +,
ketuban + jernih, H I-II

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter,


hasil:
IVFD RL Regimen Mgso4 40% dalam 500 cc
lancar
Tangan kiri IVFD RL drip oxytosin 1 ampu 20
tetes/i lancar

3. 7 Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaan
kehamilannya dan ibu tampak cukup
tenang
2. DJJ masih dalam batas normal
3. Persalinan tidak maju, didapatkan pada
pukul 17.30 wib VT 4-5 cm, his +,
ketuban + jernih, H I-II.
4. Pasien dianjurkan SC oleh dokter,
persiapan dan persetujuan +. Pasien di
antar ke OK pukul 18.00

BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan kasus yang dialami oleh NyM di
Kamar Bersalin Kebidanan RSUD Pariaman ini dapat
dilakukan analisa sebagai berikut :
4.1 Analisa kasus
Ny M didiagnosa mengalami pre-eklamsi berat.
Data yang diperoleh dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik menunjukkan kesesuaian dengan
kriteria preeklampsia berat yang dikeluarkan oleh
kelompok kerja NHBPEP-National High Blood
Pressure Education Program tentang klasifikasi
penyakit hipertensi yang mempersulit kehamilan

Hasil Anamnesa :
- Ibu G1P0A0H0
- Ibu mengatakan sebelumnya tidak
pernah mengalami hipertensi

Kriteria Minimum :

-Kenaikan tensi baru diketahui pada


pemeriksaan di IGD RSUD Pariaman
pada hari senin, 18 Juli 2016 (gestasi
39-40 minggu)

- TD 140/90 mmHg yang


terjadi setelah gestasi 20
minggu

Hasil pemeriksaan fisik :

-Proteinuria 300 mg/24


jam atau 1+ pada
pemeriksaan carik celup

-TD 160/100 mmHg


-Udem +/+
Pemeriksaan Penunjang :
- Protein urin (+3)
-Hb 10,2gr%

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari


pada tanda-tanda lain. Bila peningkatan
tekanan darah tercatat pada waktu kunjungan
pertama kali dalam trimester pertama atau
kedua awal, ini mungkin menunjukkan bahwa
penderita menderita hipertensi kronik. Tetapi
bila tekanan darah ini meninggi dan tercatat
pada akhir trimester ketiga, mungkin penderita
menderita preeklampsia. Pada kasus ini
didapatkan bahwa Ny M dengan tekanan
darah 160/100 mmHg di usia kehamilan >20
minggu yaitu usia kehamilan 39-40 minggu,
disertai
proteinuria
+3
sehingga
ibu
kemungkinan menderita preeklampsia

Dari hasil pemeriksaan ditemukan udem +/+ pada kaki


ibu. Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan
kelebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat
diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan
pada kaki, jari-jari tangan, dan muka, atau pembengkan
pada ektremitas dan muka. Edema pretibial yang ringan
sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosa preeklampsia. Hanya saja apabila ditemukan kenaikan berat
badan > 0,57 kg setiap minggu beberapa kali atau 3 kg
dalam sebulan pre-eklampsia harus dicurigai tanda pre
eklampsia. Tambah berat yang sekonyong- konyong ini
disebabkan retensi air dalam jaringan dan kemudian
udem nampak dan udem tidak hilang dengan istirahat.
Edema dapat terjadi pada semua derajat PIH ( Hipertensi
dalam kehamilan) tetapi hanya mempunyai nilai sedikit
diagnostik kecuali jika edemanya general.

Beberapa faktor resiko terjadinya pre


eklampsia berat yang ditemukan pada Ny
M adalah ibu primigravida (G1P0A0H0),
kenaikan berat badan ibu selama hamil
melebihi normal (22 kg), dan semakin
tuanya usia kehamilan (>37 minggu).
Namun, tidak semua faktor resiko tersebut
jika terjadi pada pasien lain dapat
menyebabkan terjadinya pre eklamsia. Hal
ini menunjukkan bahwa faktor resiko pre
eklamsia / ekslamsia adalah multifaktorial

Faktor resiko pre eklamsia 10 kali lebih sering


terjadi pada primigravida. Preeklampsia
seringkali terjadi pada kehamilan pertama
sekitar 7 12 % kasus dan terbanyak pada
usia 20-24 tahun (usia Ny.M juga termasuk
yaitu 22 tahun). Preeklamsia/eklamsia lebih
sering terjadi pada usia muda dan nulipara
diduga karena adanya suatu mekanisme
imunologi disamping endokrin dan genetik
dan pada kehamilan pertama pembentukan
blocking
antibodies
terhadap
antigen
plasenta belum sempurna, yang makin
sempurna pada kehamilan berikutnya

Indeks massa tubuh Ny.M normal (nilai indek


masa tubuh = 19,8), namun terjadi peningkatan
berat badan melebihi normal yaitu 22 kg dari
pertambahan berat badan selama hamil yang
normal yaitu 12 kg 16 kg. Hal ini kemungkinan
yang menyebabkan odema yang dialami oleh ibu
Penatalaksanaan pre eklampsia dengan pemberian
anti kejang MgSo4 sudah dilakukan pada Ny.M.
Penatalaksanaan ini sudah sesuai dengan teori
dan SOP dalam panduan praktek klinik RSUD
Pariaman. Pengobatan pre eklamsia dengan MgSo4
secara signifikan dapat menurunkan resiko pre
eklamsia sebesar
58% dan resiko kematian
sebesar 45% (Danmus, Sada et al. 2016)

4. 2 Kajian Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan bertujuan untuk :
Memantau kondisi ibu dan janin
Mencegah perburukan kondisi
Membantu ibu dan keluarga memahami
kondisinya serta merencanakan asuhan
terbaik bersama-sama
Memberi dukungan emosional pada ibu

BAB V
5.1 Kesimpulan
Telah ditegakkan diagnosis pre ekslamsia berat pada
Ny M berdasarkan hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan labor, serta pemeriksaan penunjang
lainnya di IGD dan Kamar bersalin RSUD Pariaman.
Preeklampsia merupakan suatu sindrom spesifik
dalam kehamilan yang dapat mempengaruhi setiap
sistem organ secara nyata. Proteinuria menjadi
kriteria diagnostik dalam
preeklamsia. Kriteria
penting dalam penegakan diagnosa preeklamsia
adalah terdapatnya gejala awal eklamsia (impending),
seperti nyeri kepala, dan pandangan kabur.

Asuhan kebidanan yang diberikan sesuai


dengan permasalahan yang ada pada kasus
Ny.M, dimana ibu beresiko untuk terjadinya
ekslamsia
dan
bayi
beresiko
untuk
terjadinya gawat janin. Asuhan yang
diberikan adalah penanganan aktif karena
usia kehamilan ibu sudah >37 minggu serta
memberikan
penjelasan
kepada
ibu,
melakukan observasi, dan kolaborasi dengan
dokter dan anestesia

Anda mungkin juga menyukai