TINJAUAN TEORI
1
1.3. Pemeriksaan Fisik Neonatus
Pemeriksaan fisik neonatus bertujuan untuk mengetahui sedini
mungkin kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24
jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat
dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan
ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah,
ibu atau keluarga dapat mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa.
2
Gambar 2.Pemeriksaan Fisik Neonatus (2)
3
1.4. Program Pelayanan KIA
Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu Anak (KIA) adalah
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal. Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan yang paling
rentan dan peka terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kejadian
kesakitan (morbiditas), dan gangguan gizi (malnutrisi), yang seringkali
berakhir dengan kecacatan (disabilitas) atau kematian (mortalitas).
Pemantauan pelayanan program KIA dewasa ini diutamakan pada
kegiatan pokok yaitu:
a) Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan
mutu yang baik serta jangkauan yang setingi-tingginya.
b) Peningkatan pelayanan persalinan yang lebih ditujukan kepada
peningkatan pertolongan oleh tenaga kesehatan profesional secara
berangsur
c) Peningkatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil baik oleh tenga
kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta
penanganan dan pengamatannya secara berkesinambungan
d) Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap neonatal (bayi usia 0-28 hari)
dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya.6
E. Kedudukan, Tugas, Fungsi Pokok dan Kegiatan Bidan di Desa
Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan di bertugas di desa,
mempunyai wilayah kerja 1 dan 2 desa dan harus bertanggung jawab langsung
kepada kepala puskesmas. Tugas pokok bidan desa adalah:
1. Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan
urutan prioritas masalah kesehatan yang di hadapinya, sesuai dengan kewenangan
yang dimiliki dan diberikan.
2. Menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar
tumbuh kesadarannya untuk dapat berprilaku hidup sehat.
Fungsi bidan:
4
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah,
menangani persalinan, pelayanan KB, dan pengayoman medis kontrasepsi.
2. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan,
yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.
3. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.
4. Membina kelompok dasawisma di bidang kesehatan
5. Membina kerjasama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga swadaya
masyarakat.
6. Melakukan rujukan medis kesehatan ke puskesmas kecuali dalam keadaan
darurat harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.
7. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian
kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai
dengan kemampuan.
Kegiatan bidan yang ditempatkan di desa:
1. Mengenali wilayah, struktur kemasyarakatan, dan komposisi penduduk, serta
sitem pemerintahan desa.
2. Mengumpulkan dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah
kesehatan untuk merencanakan penanggulangannya.
3. Menggerakkan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD dengan
melaksanakan pertemuan tingkat desa, SMD, dan MMD yang diikuti dengan
menghimpun dan melatih kader sesuai kebutuhan.
4. Memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan pelayanan
langsung di meja 5 pada setiap kegiatan posyandu.
5. Melaksanakan pembinaan anak prasekolah di TK dan masyarakat.
6. Memberikan pertolongan persalinan.
7. Memberikan pertolongan pada orang sakit, kecelakaan, dan kedaruratan.
8. Kunjungan rumah untuk melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di
wilayah kerja bidan.
9. Melatih dan membina dukun bayi agar mampu melaksanakan penyuluhan
dan membantu mendeteksi dini ibu hamil resiko tinggi.
10. Membina dan melatih ketua kelompok dasa wisma dalam bidang kesehatan
secara berkala sesuai dengan kebutuhan setempat.
5
11. Menggerakkan masyarakat agar melaksanakan kegiatan dana sehat di
wilayah kerjanya.
12. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan melaporkan secara berkala
kepada Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan.
13. Bekerja sama dengan rekan puskesmas dan tenaga sektor lain yang ada di
desa.
14. Menghadiri rapat lokakarya mini puskesmas setiap bulan.
15. Melaksanakan upaya kesehatan sekolah di wilayah kerjanya.
16. Merujuk penderita dengan kelainan jiwa, dan melakukan
perawatan/pengobatan tindak lanjut pasien dengan kelainan jiwa yang dirujuk
oleh puskesmas.
F. Peran dan Fungsi Kader
Peran:
• Pelaku penggerak masyarakat dalam pendataan PHBS, kadarzi, dan kondisi
rumah, pengamatan sederhana berbasis masyarakat, peningkatan PHBS, Kadarzi,
dan kesehatan lingkungan, peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan balita.
• Peran tambahan, membantu dalam penanggulangan kegawat-daruratan
sehari-hari, penyiapan untuk menghadapi bencana dan pengelolaan pos kesehatan
desa (poskesdes) atau UKBM lainnya.
Fungsi:
• Melakukan pencatatan, memantau, dan evaluasi kegiatan Poskesdes kegiatan
bersama bidan.
• Mengembangkan dan mengelola UKBM (PHBS, Kesling, KIBB-Balita,
Kadarzi, Dana Sehat, TOGA, dll).
• Mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat yang berdampak
terhadap kesehatan masyarakat (surveilance ber-basis masyarakat).
• Pemecahan masalah bersama masyarakat.
G. Deteksi Dini
Deteksi dini untuk komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus dengan
melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut:
1. Tidak mau minum atau menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat kejang
6
3. Bergerak hanya jika di rangsang (letargis)
4. Frekuensi nafas <30 kali permenit atau >60 kali permenit
5. Suhu tubuh <36,5oC atau >37oC
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Nanah banyak di mata dan mata cekung
9. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
10. Turgor kulit kembali <1 detik
11. Timbul kuning atau tinja berwarna pucat
12. Berat badan menurut umur rendah dan atau masalah dalam pemberian ASI
13. Bayi berat lahir rendah < 2500gram atau > 4000gram
H. Komplikasi pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus
Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus, antara lain :
• Prematuritas dan BBLR
• Asfiksia
• Infeksi bakteri
• Kejang
• Ikterus
• Diare
• Hipotermi
• Tetanus neonatorum
• Masalah pemberian ASI
• Trauma lahir
• Sindroma gangguan pernafasan
• Kelainan kongenital
I. Kematian Neonatus dan Bayi
Kematian neonatus yaitu kematian yang terjadi saat bayi berusia 0 jam
setelah dilahirkan sampai 28 hari sedangkan kematian bayi adalah kematian yang
terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian neonatus dan bayi.
Secara garis besar penyebabnya dua macam yaitu:
1. Kematian bayi endogen (umum)
7
Merupakan kematian neonatus yaitu kematian bayi yang terjadi pada bulan
pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang di
bawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau di
dapat selama kehamilan.
8
desa, polindes dan kunjungan ke rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi
pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipetermia,
pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali
pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan penyuluhan
neonatal di rumah menggunakan buku KIA (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2004).7
Kunjungan neonatal lengkap adalah bila neonatus melakukan kunjungan ke
tenaga kesehatan atau dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali sesuai
waktu yang telah ditentukan. Dalam melaksanakan tugas ini, tenaga kesehatan
menggunakan algoritma bayi muda < 2 bulan pada Manajemen Terpadu Balita
Muda.
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehtan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau
masalah kesehatan pada neonatus. Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada
24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.
Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap
tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
K. Bentuk Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan dilakukan secara komperehensif dengan melakukan
perawatan dan pemeriksaan bayi baru lahir dan pemeriksaan menggunakan
pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTMB) untuk memastikan bayi
dalam keadaan sehat, meliputi:
a. Pemeriksaan bayi baru lahir
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisis, dengan langkah sebagai berikut:
• Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).
• Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan
tarikan dinding dada bawah (retraksi dinding dada), denyut jantung serta perut.
• Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi.
b. Pencegahan Infeksi
9
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setalah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan petugas
kesehatan telah melakukan tindakan pencegahan infeksi.
c. Pencegahan Kehilangan Panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya kesehatan sebagai berikut:
1) Keringkan bayi dengan seksama
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
3) Selimuti bagian kepala bayi
4) Anjurkan bayi untuk memeluk dan menyusui bayi
5) Jangan segera menimbang dan memandikan bayi baru lahir selama kurang
lebih 6 jam setelah lahir
d. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
e. Perawatan Tali Pusat
Mengikat Tali Pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan
pangikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat.
Nasehat Merawat Tali Pusat
- Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
- Nasehat hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.
- Mengoleskan alkohol atau betadin masih diperkenankan tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
f. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di
paha kiri
g. Pemberian imunisasi hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
h. Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotik dosis
tunggal
i. Pemberian asi eksklusif7
L. Pengertian Cakupan Kunjungan Neonatus
Cakupan kunjungan neonatal adalah cakupan neontal yang memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai standar dari dokter, bidan, perawat yang mempunyai
10
kompetensi klinis kesehatan neonatal paling sedikit 2 kali di suatu wilayah kerja
tertentu (Departemen Kesehatan RI, 1999 ).
Kunjungan neonatal adalah kontak pertama pemeriksaan bayi (termasuk neonatal)
oleh petugas kesehatan baik di dalam maupun di luar institusi kesehatan.
Cara perhitungan cakupan kunjungan neonatal sebagai berikut:
Keterangan:
- Pembilang / jumlah bayi baru
Jumlah nenonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai standar paling sedikit 2 kali dalam suatu wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu
- Penyebut / penduduk sasaran bayi
Seluruh bayi lahir hidup di suatu wilayah kerja pada suatu
kurun waktu yang sama, jika tidak ada data dapat
menggunakan estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan
data BPS atau perhitungann CB dikalikan jumlah penduduk.
- Ukuran konstanta : persentasi (%)
11
sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan survei
lapangan yang kemudian dicari alternatif pemecahan masalahnya.
c Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan
pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa
alternatif maka digunakan metode kriteria Matriks untuk
menentukan/ memilih pemecahan terbaik.
d Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA
(Plan Of Action atau Rencana Kegiatan).
e Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan
pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan
dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah
permasalahan sudah dapat dipecahkan
8.Mon
7. Penentuan renca
6. Penetapan
12
13
BAB III
ANALISIS MASALAH
Tabel 1. Cakupan KN 3 Kecamatan Salaman I periode bulan Januari-Juni 2015
No Nama Desa Target Sasaran Sasaran Hasil Cakupa Pencapaian
1 Bulan Kegiata n (%) (%)
Tahun Berjala n
n
1 Salaman 95% 67 34 27 79% 83,1%
2 Kalisalak 95% 60 30 30 100% 105%
3 Menoreh 95% 116 58 38 65% 68%
4 Kalirejo 95% 83 42 45 107% 112%
5 Paripurno 95% 37 18 19 105% 110%
6 Ngargoretn 95% 52 26 19 73% 76,8%
o
7 Ngadirejo 95% 61 30 27 90% 94,7%
8 Sidomulyo 95% 80 40 34 85% 89,4%
9 Kebonrejo 95% 65 33 31 93% 97,8%
10 Banjarhajo 95% 18 9 6 66% 69,4%
Dari data di atas, didapatkan tujuh desa yang belum dapat mecapai target,
termasuk desa Menoreh dengan pencapaian 68%
Data Hasil Pelayanan Kunjungan Neonatus Ketiga (Kn3) Desa Menoreh Periode
Januari – Juni 2015
• Cakupan kunjungan neonatus pertama (Kn3) merupakan perbandingan antara
jumlah kunjungan neonatus ketiga (Kn3) dengan jumlah sasaran bayi lahir hidup
periode Januari – Juni 2015 di Desa Menoreh dikalikan 100%
14
• Presentasi cakupan Kn3 Januari-Juni 2015 sebesar 38/58 x 100% = 65%
• Target pencapaian Kn3 selama 1 tahun (Target DINKES kab. Magelang) =
95%
• Besar pencapaian bulan berjalan (Januari – Juni 2015) = 65% / 95% x 100%
= 68%
Jadi, persentasi cakupan Kn3 di Desa Menoreh periode Januari – Juni 2015 adalah
68 % masih rendah dari target DINKES Kab.Magelang
15
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
A. KERANGKA TEORI
INPUT PROSES
LINGKUNGAN
B. KERANGKA KONSEP
Pengetahuan ibu tentang
pentingnya pemeriksaan
bayi berumur 8-28 hari PP
Kesadaran ibu tentang
pentingnya pemeriksaan
bayi berumur 8-28 hari PP
16
PROSES : Cakupan kunjungan
neonatus Ketiga (Kn3)
Pelaporan dan pencatatan Di Desa Menoreh
kunjungan neonatus oleh
bidan kurang lengkap atau
terlambat
INPUT
17
18
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN
A Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan survei
B Cara Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2015, di
Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Jenis data
yang diambil adalah sebagai berikut:
1 Data primer didapat dari hasil wawancara dengan koordinator KIA
puskesmas Salaman, serta dari hasil wawancara kuesioner terstruktur
dengan bidan desa, kader desa dan ibu bayi yang melakukan dan tidak
melakukan Kn3 pada bulan Januari – Juni 2015 di Desa Menoreh,
Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Kuesioner berisi
pertanyaan mengenai pengetahuan serta perilaku ibu bayi dan kader
tentang Kn3.
2 Data sekunder diperoleh dari Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Puskesmas Salaman dan laporan kegiatan bagian KIA Puskesmas
Salaman
C Batasan Judul
“RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS
KETIGA (KN3) DI DESA MENOREH, KECAMATAN SALAMAN,
KABUPATEN MAGELANG. EVALUASI MANAJEMEN PROGRAM
KIA PUSKESMAS SALAMAN PERIODE JANUARI – JUNI 2015” ,
mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut:
1 Rencana
Adalah rancangan segala sesuatu yang akan dikerjakan.
2 Peningkatan
Adalah upaya untuk menambah tingkat, derajat, kualitas maupun
kuantitas.
3 Cakupan
Jangkauan suatu hal.
4 Kunjungan Neonatus Ketiga (Kn3)
Kontak neonatal dengan tenaga kesehatan yang ketiga kalinya pada umur
8-28 hari.
5 Desa Menoreh
Adalah salah satu desa yang masuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas
Salaman I, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
19
6 Kecamatan Salaman
Adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang.
7 Kabupaten Magelang
Adalah salah satu kabupaten yang terletak di propinsi Jawa Tengah
8 Evaluasi
Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,
atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberi solusi-solusi
atas permasalahan yang digunakan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran.
9 Manajemen
Adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
10 Program
Adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan
11 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.
D Definisi Operasional
Batasan operasional yang dilakukan meliputi :
1 Frekuensi kegiatan berlangsung selama enam bulan.
2 Kunjungan neonatus ketiga (Kn3) adalah kontak neonatal dengan
tenaga kesehatan yang ketiga kalinya pada usia 8-28 hari, untuk
mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di
dalam maupun di luar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa,
polindes dan kunjungan ke rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi
pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan
hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi
berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi).
3 Sasaran adalah jumlah sasaran bayi yang lahir hidup dalam satu tahun
di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
4 Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah kegiatan
(Kn3) di Desa Menoreh di bagi jumlah sasaran Periode Januari-Juni
2015.
5 Pencapaian adalah persentase hasil perbandingan antara cakupan
jumlah kegiatan Kn3 di Desa Menoreh Periode Januari – Juni 2015
dengan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang 2015
6 Pengetahuan adalah penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga).
Skala 0-1 : Pengetahuan Kurang (K)
20
Skala 2-3 : Pengetahuan Cukup (C)
Skala 4-5 : Pengetahuan Baik (B)
7 Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam
gerakan atau sikap, tidak saja badan atau ucapan. Scoring penilaian:
Skala 0-2 : Perilaku Kurang (K)
Skala 3-4 : Perilaku Baik (B)
E Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:
a Lingkup lokasi: Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang
b Lingkup waktu: Januari – Juni 2015
c Lingkup metode: wawancara, pencatatan, dan pengamatan.
d Lingkup materi: evaluasi cakupan kunjungan neonatal ketiga (Kn3) di
Desa Menoreh periode Januari – Juni 2015.
F Batasan Masalah
Berdasarkan data PWS jumlah ibu yang mempunyai bayi 8-28 hari yang
telah melakukan Kn3, didapatkan cakupannya adalah 65% sedangkan target
yang ditetapkan adalah 95%. Maka, pencapaian Kn3 adalah 68%
G Kriteria Inklusi Ekslusi
a Inklusi
Ibu dari bayi usia >28 hari yang tidak melakukan Kn3 di Desa
Menoreh
Ibu dari bayi usia >28 hari yang tidak melakukan Kn3 di Desa
Menoreh yang berada di tempat dan bersedia diwawancara
b Ekslusi
Ibu dari bayi usia >28 hari yang melakukan Kn3 di Desa Menoreh
Ibu dari bayi usia > 28 hari di Desa Menoreh yang tidak melakukan
Kn3 tidak ada di tempat ataupun tidak bersedia diwawancara
21
22
BAB VI
HASIL PENELITIAN
2. Keadaan Wilayah
a. Luas Wilayah
Luas seluruh wilayah Desa Menoreh adalah 633.160 hektar, yang
terbagi menjadi 16 Dusun dengan 19 RW dan 54 RT yang meliputi :
Jumlah KK per Dusun per 1 Januari 2015 (Berdasarkan Hasil Coklit Data
Kependudukan Versi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Desember
2013) :
23
053 01 32
002 02 34
2. Candi 83
003 02 49
004 03 43
005 03 42
Jetis 119
3. 006 03 23
007 03 14
008 04 44
009 04 30
4. Derepan 132
010 04 23
011 04 35
012 05 64
013 05 71
5. Mlangen 366
014 06 55
015 06 44
016 07 44
017 07 47
6. Pranan Kulon 018 07 24 214
019 08 57
020 08 42
021 09 70
7. Pranan Wetan 151
022 09 81
023 10 34
024 10 30
8. Beteng 135
025 10 37
026 10 34
027 11 61
9. 028 11 30
Kempul 171
029 11 28
030 11 52
031 12 64
10. Ngaglik 89
032 12 25
033 13 67
11. 034 13 54
Kamal 035 13 51 218
036 13 46
12. 037 14 48
Sewan 85
038 14 37
039 15 62
13. Alun-alun 040 15 44 173
041 15 67
14. Jurusawah 042 16 35 197
043 16 42
044 17 43
045 17 43
24
051 16 34
15. Margorejo 046 18 82 82
047 19 14
048 19 38
16. Bhumi Menoreh 119
049 19 28
050 19 39
JUMLAH TOTAL KEPALA
2.301
KELUARGA
b. Peruntukan Wilayah
T
25
Gambar 6. Peta Desa Menoreh
3. Jumlah Penduduk
a. Jumlah Kepala Keluarga : : 2.301
b. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin:
1. Laki-laki : 3.937 Orang
2. Perempuan : 3.813 Orang
Jumlah Penduduk
No. Dusun Jumlah KK
L P Jumlah
1. Ngemplak 96 154 166 320
2. Candi 83 147 151 298
3. Jetis 119 216 197 413
4. Derepan 132 178 166 344
5. Mlangen 229 446 416 862
6. Pranan Kulon 214 291 288 731
7. Pranan Wetan 151 285 272 557
8. Beteng 135 254 258 512
9. Kempul 171 302 276 578
10. Ngaglik 89 137 125 262
11. Kamal 218 354 348 702
12. Sewan 85 159 198 357
13. Alun-alun 173 295 267 562
14. Jurusawah 197 353 343 696
15. Margorejo 82 115 126 241
16. Bhumi Menoreh 119 162 153 315
JUMLAH TOTAL 2.301 3.937 3.813 7.750
26
1 Jumlah penduduk menurut pemeluk agama
Agama Islam : 7.494 orang
Agama Kristen : 36 orang
Agama Katholik : 31 orang
Agama Hindu : - orang
Agama Budha : - orang
TOTAL : 7.561 orang
d. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
Tabel 5. Daftar Mata Pencaharian Penduduk di Desa Menoreh
No. Mata Pencaharian Jumlah Ket
1. PNS 178
2. ABRI 22
3. POLRI 15
4. Dokter 4
5. Bidan 2
6. Petani 347
7. Swasta 733
8. Pedagang 172
9. Buruh - tani 520
10. Tukang 50
11. Pensiunan 125
27
No. Penderita Jumlah Ket
1 Cacat Tubuh 15
2 Cacat Netra 15
3 Cacat Mental 16
1. Kesehatan
Tabel 9 Sarana Kesehatan di Desa Menoreh
2. Pendidikan
Tabel 10. Sarana Pendidikan di Desa Menoreh
No. Sarana Jumlah Ket
1. Play Group / PAUD 1
2. TK 4
3. SD/MI 5
28
4. SMP 4
5. SMA 2
6. SMK 1
7. PLS (KF,Paket A,Paket B,dll) 1 Di SKB Salaman
3. Sarana Olahraga
Tabel 11. Sarana Olahraga di Desa Menoreh
h. Perekonomian
1. Industri dan Perdagangan
Tabel 13. Industri dan Perdagangan di Desa Menoreh
NO JENIS JUMLAH KET
1. Home Industri Slondhok 2 kel Jetis, Derepan
2. Home Industri Grubi 1 kel Jetis
3. Home Industri Krupuk 3 kel Pranan Kulon, Ngemplak,
Candi
4. Home Industri Bolu 2 kel Pranan Wetan, Kamal
29
Panggang
5. Mebelair 1 Family Mebel
6. Swalayan 1 Family Mini Market
7. Cetak dan Sablon 2 Jurusawah, Kamal
8. Produksi Kaos, Jaket dll 1 Jurusawah
2. Koperasi
Tabel 14. Daftar Koperasi di Desa Menoreh
NO NAMA JUMLAH KET
1. KUD Lestari 1
2. KPRI Dwija 1
3. Kop Wredatama Mardi 1 Dikelola PWRI
Rahayu
3. Jasa
Tabel 15. Pelayanan Jasa di Desa Menoreh
i. Stake Holder
1. PKK : Tim Penggerak PKK Desa (Ketua : Ny. Pujiatin
Sutedjo)
2. Tokoh Masyarakat : Kyai Haji Ahmad Nur Sodiq (Pimpinan
PonPes Nurul Falah), Ibu Rofiyati H (Ketua PCNU Salaman)
30
3. Kelompok Petani : Gapoktan Tani Mulyo, Kel.Tani Sido Dadi,
Kel Tani Sido Rejeki,
Kel Tani Ngudi Rejeki, Kel Tani Adil Makmur, Kel Adil Makmur,
Kel Tani Ngudi Rohmat, Kel Tani Muji Asri, Kel Tani Murih
Rejeki, Kel Tani Dadi Makmur.
4. P3A : P3A Desa Menoreh
5. Pengusaha : Krupuk Bawang “Al Fath” (Pranan Kulon)
Krupuk “Ika Jaya” (Ngemplak)
Krupuk Rambak (Candi), Pengusaha ATK dan Foto Copy “Sinar
Terang” (Bp.Ramelan-Jurusawah), Pengusaha ATK dan Foto Copy
“Sinar Mentari” (Bp.Fauzi Budi-Jurusawah), Pengusaha ATK dan
Foto Copy “Sinar Jaya” (Bp.Bambang Kuncoro-Jurusawah, Batu
Bata (Bp.Dahri-Kempul), Pemilik Bis “Bhara Putra Jaya”
(Bp.Hasan-Kamal), Leveransir Material (Bp.Musowir-Kempul),
Body Repair Mobil (Bp. Ilyas – Kempul)
6. Pedagang : Pedagang kelontong dll
7. PNS (190 orang) /ABRI (25 orang)
8. Buruh : terdiri dari buruh pertanian, buruh pabrik tektil dll
9. Perangkat Desa (Kepala Desa, Sekretaris Desa, 2 orang KaSi, 3
orang Kaur dan 16 Kepala Dusun)
10. BPD Desa Menoreh
11. Perangkat Non Struktural (Kaum/Pembantu Kaur Kesra,
Kurir/Solok, Penjaga Kantor Desa, ili-ili)
12. 53 RT dan 19 RW
13. Lembaga Kemasyarakatan Tingkat Desa (LPMD, Tim Penggerak
PKK, Karang Taruna)
14. Lembaga Teknis (PHC/Posyandu, Gapoktan, TPK PNPM-MP)
j. Potensi Strategis
Desa Menoreh adalah desa yang terletak 296 m di atas permukaan laut
(DPL) dan merupakan desa pertanian, terutama tanaman buah, seperti
rambutan, pisang. Apalagi di Desa Menoreh, terdapat Kebun Benih
Induk Hortikultura (di Dusun Margorejo, berhadapan dengan Kantor
31
Camat Salaman), sehingga diharapkan mampu membantu
mengotimalkan lahan pertanian dan perkebunan di desa Menoreh.
B. Visi dan Misi Puskesmas Salaman I
1. Visi Puskesmas Salaman I
Visi merupakan gambaran yang ingin dicapai di masa depan oleh
segenap komponen masyarakat, melalui pembangunan kesehatan, visi
puskesmas Salaman I adalah “Menjadi pusat pelayanan kesehatan
yang bermutu terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud
masyarakat Salaman sehat tahun 2015”.
Melalui visi ini pada tahun 2015 diharapkan masyarakat kecamatan
Salaman telah mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekan
perilaku hidup bersih dan sehat , baik jasmani, rohani, maupun sosial,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta mempunyai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
2. Misi Puskesmas Salaman I
a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan
c. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM
d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
e. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas
f. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk
lingkungan yang sehat, dengan mengikutkan peran serta
masyarakat dan mendorong kemandirian untuk hidup sehat
g. Memberikan pelayanan rawat inap yang berkualitas pada
masyarakat setaraf dengan Rumah Sakit tipe D
3 Filosofi Puskesmas Salaman I
a Memperlakukan pelanggan sebagaimana diri kita ingin
diperlakukan
b Mencegah lebih baik dari pada mengobati
32
c Kepuasan pelanggan adalah prioritas kami
33
Penilaian C C B C
Keterangan:
1: jawaban yang diharapkan “ya”
0: jawaban yang tidak diharapkan “tidak”
Penilaian:
Skala 0-1 : Pengetahuan Kurang (K)
Skala 2-3 : Pengetahuan Cukup (C)
Skala 4-5 : Pengetahuan Baik (B)
Dari tabel wawancara terhadap 4 ibu dari bayi yang tidak melakukan kunjungan
neonatus ketiga, didapatkan hasil sebanyak 3 orang ibu (75%) kurang mengetahui
pentingnya kunjungan neonatus ketiga dan hanya 1 ibu (25%) yang mempunyai
pengetahuan yang baik.
34
Keterangan:
1: jawaban yang diharapkan “ya”
0: jawaban yang tidak diharapkan “tidak”
Penilaian:
Skala 0-2 : Perilaku Kurang (K)
Skala 3-4 : Perilaku Baik (B)
Dari tabel wawancara terhadap 4 ibu dari bayi yang tidak melakukan kunjungan
neonatus ketiga didapatkan hasil sebanyak 3 orang ibu (75%) kurang berperilaku
baik terhadap pemeriksaan bayinya dan hanya 1 yang berperilaku baik (25%).
Tabel.18 Perilaku Ibu (B)
Pertanyaan
Responden
Mengapa tidak melakukan Kn3 ?
Responden 1 Tidak mengetahui tentang Kn3
Responden 2 Tidak mengetahui tentang Kn3
Responden 3 Tahu, namun sedang berkunjung ke luar kota
Responden 4 Tahu, namun merasa hanya cukup 1x kunjungan
35
bekerja
Survei terhadap kader bertujuan untuk melihat peran serta kader dalam
mengingatkan ibu yang memiliki bayi untuk memeriksakan anaknya minimal tiga
kali di usia satu bulan pertama dan segera periksa bila bayinya mengalami
keluhan kesehatan. Berikut dibawah rincian hasil kuesioner dan hasil wawancara
dengan kader.
Keterangan:
1: jawaban yang diharapkan “ya”
0: jawaban yang tidak diharapkan “tidak”
Penilaian:
Skala 5 : Baik (B)
Skala 3-4 : Cukup (C)
Skala 0-2 : Kurang (K)
Dari hasil wawancara kader responden yang berusia >35 tahun sebanyak
tiga responden (75%), usia 20-35 tahun sebanyak satu responden (25%).
36
Pendidikan terakhir SMP sebanyak satu responden (25%), SD sebanyak tiga
responden (75%). Dua orang memiliki pekerjaan selain menjadi kader sebanyak
dua responden (50%), dan dua responden yang tidak memiliki pekerjaan selain
menjadi kader (50%).
Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara kepada kader, dari lima
pertanyaan kuesioner yang diajukan, didapatkan gambaran tentang peran serta
kader dalam menyukseskan pelayanan Kn3 sudah cukup baik yaitu sebanyak dua
responden (50%). Namun kesadaran untuk mengingatkan warga untuk melakukan
Kn3 masih kurang, hanya setengah dari jumlah responden (50%) yang tanggap.
2. Hasil Wawancara Bidan Desa
Dilakukan survei dan wawancara terhadap bidan desa Menoreh tentang
pelayanan kesehatan Kn3 yang telah dilakukan selama bulan Januari – Juni 2015.
Survei ini dilakukan untuk melihat kinerja lapangan dan hambatan yang di alami
Bidan desa selama bulan Januari – Juni 2015.
Tabel 21. Hasil kuesioner dan wawancara Bidan desa
No Input Pertanyaan Jawaban
.
1. Man a. Siapa saja yang Bidan desa, kecuali ada
memberikan sesuatu baru dirujuk ke
pelayanan kesehatan PKM untuk bertemu
paada neonatus (8-28 dokter.
hari)
Tahu,
b. Apakah Ibu tahu
Untuk deteksi dini
pentingnya pelayanan
penyakit pada bayi.
kesehatan Kn3
kepada neonatus, apa
tujuannya? Pemeriksaan kesehatan,
perkembangan berat
c. Bentuk pelayanan
badan, perkembangan
kesehatan apa saja
motorik, deteksi dini
yang dapat diberikan
kelainan kongenital,
kepada neonatus 8-28
imunisasi dan penjelasan
hari?sebutkan?
37
tentang cara menyusui
38
2. Money a. Apakah dalam Tidak butuh biaya, karena
memberikan itu semua sudah masuk ke
pelayanan kesehatan dalam biaya paket
neonatus 8-28 hari persalinan, imunisasi pun
membutuhkan biaya? sudah ada anggaran
Tolong sebutkan jenis tersendiri dari puskesmas
pelayanannya beserta
biayanya masing-
masing
Kalau pada pasien umum
b. Sumber dana untuk dana di tanggung sendiri,
biaya pelayanan sedangkan pada pasien
kesehatan neonatus 8- BPJS masuk ke
28 hari berasal dari pembiayaan jaminan
mana? kesehatan. Semua masuk
ke dalam paket persalinan
39
3. Machine a. Apakah untuk Ya, tensimeter,
memberikan termometer, meteran bayi,
pelayanan kesehatan timbangan, stetoskop,
neonatus 8-28 hari senter, seperangkat alat
memerlukan imunisasi
peralatan? Sebutkan
apa saja?
40
ada sudah memadai?
41
c. Lebih banyak mana, Saya yang mendatangi
ibu mendatangi pasien
pasien atau pasien
mendatangi ibu?
42
sibuk dengan banyak kegiatan, pelaporan Kn3 dapat molor dari waktu
penjadwalan.
43
BAB VII
PEMBAHASAN
44
3. Methode Sudah dilakukan kegiatan Kn3 Ada ibu bayi
sesuai dengan tanggal partus dan yang
penyuluhan kepada kader setiap sementara
bulan pindah
domisili
Tidak semua
kader hadir
dalam
penyuluhan
4. Machine Telah tersedia: Tidak adanya
- Buku KIA brosur,
- Buku kohort bayi
- Timbangan, meteran pamflet dan
ukur poster sebagai
- Alat pemeriksaan sarana edukasi
kesehatan mengenai
pentingnya
kunjungan
neonatus
5. Material Terdapatnya posyandu masing- -
masing di tiap dusun, dan satu
PKD
6. P1 Dilakukan perencanaan dan -
penjadwalan waktu kunjungan
Kn3 sesuai tanggal lahir bayi
7. P2 Telah dilakukan Kn3 Tidak semua
ibu yang
mempunyai
bayi
melakukan
pemeriksaan
Kn3
Tidak semua
45
ibu hamil di
desa Menoreh
melahirkan di
bidan desa
setempat
sehingga
harus
menunggu
laporan
kader/bidan
desa lain
untuk
melakukan Kn
8. P3 Adanya sistem pelaporan dan Pelaporan dan
pencatatan dari Bidan desa ke Pencatatan
pihak Puskesmas mengenai Kn3 terkadang tidak
tepat waktu
9. Lingkunga Terjangkau fasilitas kesehatan Pengetahuan
n dari rumah ibu bayi Ibu tentang
Dukungan para suami dalam pentingnya
mengingatkan jadwal pemeriksaan
pemeriksaan bayi berumur
8-28 post
partus kurang
Ada ibu yang
melewatkan
kunjungan
neonatus
ketiga karena
pergi ke luar
kota
46
1 Masih kurangnya pengetahuan kader dan kesadaran kader untuk
mengingatkan ibu melaksanakan Kn3
2 Bidan Desa tidak melakukan perjanjian jadwal kunjungan neonatus,
sehingga pemeriksaan Kn3 terlewat beberapa hari dari batas waktu yang
seharusnya (8-28 hari)
3 Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai
pentingnya Kn
4 Ada ibu bayi yang sementara pindah domisili
5 Tidak semua kader hadir dalam penyuluhan
6 Tidak semua ibu yang mempunyai bayi melakukan pemeriksaan Kn3
7 Waktu kunjungan neonatus yang tidak sesuai antara bidan dan ibu bayi
8 Medan perjalanan yang sulit dijangkau dan jarak yang cukup jauh
9 Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi berumur
8-28 hari masih kurang
47
Gambar 7. Diagram Fishbone
Input
Man
Machinea. Money 1. Masih kurangnya pengetahuan kader dan kesadaran
Tidak adanya
b. brosur, pamflet dan kader untuk mengingatkan ibu melaksanakan Kn3
poster sebagai
c. sarana edukasi 2. Bidan Desa tidak melakukan perjanjian jadwal
mengenaid. pentingnya Kn3 kunjungan neonatus, sehingga pemeriksaan Kn3
e. Method terlewat beberapa hari dari batas waktu yang
f. 1. Ada ibu bayi yang seharusnya (8-28 hari)
g. MASALAH
sementara pindah domisili Material
h. 2. Tidak semua kader hadir Cakupan kunjungan neonatus ke-3
i. dalam penyuluhan
Desa Menoreh sebesar 68 % dari
j.
P1 target DINKES Magelang
P2 Lingkunga
n sebesar 95%
1. Tidak semua ibu yang
mempunyai bayi
melakukan pemeriksaan
P3
Kn3
Pelaporan dan
2. Waktu kunjungan 1. Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan
Pencatatan terkadang
neonatus yang tidak kesehatan bayi berumur 8-28 hari masih kurang
tidak tepat waktu
sesuai antara bidan dan 2. Ada ibu yang melewatkan kunjungan neonatus
ibu bayi
ketiga karena pergi ke luar kota
Proses
48
A. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Analisis Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel 23 Alternatif Pemecahan Masalah
No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Masih kurangnya pengetahuan Melakukan pembinaan disertai
kader mengenai Kn3 dan dengan penertiban jadwal
kurangnya kesadaran kader untuk pembinaan yang disesuaikan
mengingatkan ibu melaksanakan kesepakatan kader
Kn3 Melakukan tes hasil
pembinaan. Berupa kuesioner
evaluasi hasil materi
pembinaan
Pembuatan jadwal kunjungan
berkala di pencatatan kader
yang di evaluasi berkala
2. Bidan Desa tidak melakukan Bidan melakukan perjanjian
perjanjian jadwal kunjungan kunjungan dengan ibu bayi,
neonatus, sehingga pemeriksaan dan mengingatkan jadwal
Kn3 terlewat beberapa hari dari kunjungan selanjutnya.
batas waktu yang seharusnya (8-28
hari)
3. Tidak adanya brosur, pamflet dan Pemanfaatan buku KIA
poster sebagai sarana edukasi
mengenai pentingnya Kn3
4. Ada ibu bayi yang sementara Bidan melakukan perjanjian
pindah domisili kunjungan ulang dengan ibu
bayi, dan mengingatkan jadwal
kunjungan selanjutnya.
5. Tidak semua kader hadir dalam Melakukan pembinaan disertai
penyuluhan dengan penertiban jadwal
pembinaan yang disesuaikan
kesepakatan kader
6. Tidak semua ibu yang mempunyai Melakukan penyuluhan
bayi melakukan pemeriksaan Kn3 tentang pentingnya kunjungan
49
neonatus sejak awal mulai Kn1
sampai dengan Kn3 rutin
sesuai kesepakatan
7. Waktu kunjungan neonatus yang Bidan melakukan perjanjian
tidak sesuai antara bidan dan ibu kunjungan dengan ibu bayi,
bayi dan mengingatkan jadwal
kunjungan selanjutnya.
8. Pengetahuan ibu tentang Melakukan penyuluhan di
pentingnya pemeriksaan kesehatan posyandu untuk ibu yang
bayi berumur 8-28 hari masih memiliki bayi dan ibu hamil
kurang sebagai bekal pengetahuan
kesehatan bayi
Melakukan konseling personal
sejak kunjungan neonatus ke-1
(kn1)
50
. Penggabungan Pemecahan Masalah
Gambar 8. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
51
c. Vulnerability (v) sensitifitas cara penyelesaian masalah
Kriteria M,I,V skor nilai: 1-5
Bila makin magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5.
Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan V.
2. Efisiensi program
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost
(c) diberikan nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati
1.
Berikut proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan
menggunakan kriteria matriks:
Tabel 24. Kriteria Matriks
N Pemecahan Masalah yang Paling MIV Priorita
o Mungkin M I V C C s
Melakukan pembinaan disertai
penertiban jadwal pembinaan
yang disesuaikan kesepakatan
1. kader, agar semua menghadiri. 4 5 3 1 60 IV
Kemudian melakukan tes hasil
pembinaan, berupa kuesioner
evaluasi hasil materi pembinaan
Bidan membuat pemberitahuan
kunjungan dengan ibu bayi, dan
2. 4 5 3 1 60 III
mengingatkan jadwal kunjungan
selanjutnya
Melakukan penyuluhan tentang
pentingnya Kunjungan neonatus
3 sejak awal mulai Kn1 sampai 5 5 5 1 125 I
dengan Kn3 rutin sesuai
kesepakatan
4 Pemanfaatan buku KIA 4 5 4 1 80 II
52
masalah mengenai rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (KN3) di Desa
Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Adapun Prioritas alternatif
pemecahan penyebab masalah yang didapatkan adalah:
1. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya Kunjungan neonatus sejak awal
mulai Kn1 sampai dengan Kn3 rutin sesuai kesepakatan Pemanfaatan buku
KIA
1. Pemanfaatan buku KIA
2. Bidan membuat pemberitahuan kunjungan dengan ibu bayi, dan
mengingatkan jadwal kunjungan selanjutnya
3. Melakukan pembinaan disertai penertiban jadwal pembinaan yang
disesuaikan kesepakatan kader, agar semua menghadiri. Kemudian
melakukan tes hasil pembinaan, berupa kuesioner evaluasi hasil materi
pembinaan
53
ibu dan bayi di fasilitas umum yang
mudah diakses oleh ibu hamil atau
ibu yang mempunyai bayi berusia
dibawah 2 bulan
3 Bidan membuat pemberitahuan Membuat stiker atau label,
kunjungan dengan ibu bayi, dan berisikan lokasi dan waktu
mengingatkan jadwal kunjungan kunjungan berikutnya, kemudian
selanjutnya ditempel di bagian depan atau
belakang buku KIA sehingga ibu
lebih mudah untuk mengetahui
jadwal kunjungan berikutnya
4 Melakukan pembinaan disertai Penyuluhan kader tentang
penertiban jadwal pembinaan yang pentingnya kegiatan kunjungan
disesuaikan kesepakatan kader, neonatus secara rutin sesuai
agar semua menghadiri. Kemudian kesepakatan
melakukan feedback hasil
pembinaan, berupa kuesioner
evaluasi hasil materi pembinaan
54
Tabel 26. Plan of Action (POA) Pemecahan Masalah Kurangnya Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga Desa Menoreh Periode
Januari - Desember 2015
55
N Kriteria
Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode
o Keberhasilan
1. Penyuluhan Agar Ibu Awal BLUD, Posyandu, Dokter Pemberian Proses :
pentingnya mengetahui hamil, bulan, Jamkesda, PKD, atau bidan materi, terlaksana
kunjunganya dan mengerti ibu yang selanjutnya swadaya diskusi dan penyuluhan
neonatus pentingnya memilik rutin sesuai masyaraka tanya jawab sesuai jadwal
Hasil:
kunjungan i bayi kesepakata t
meningkatnya
neonatus usia 0-2 n
pengetahuan
bulan
ibu
2 Pembuatan Menambah Warga 6 bulan BLUD, Fasilitas Bidan Membuat, Proses:
media pengetahuan desa sekali Jamkesda, umum, Desa, meletakan, ketepatan
informasi dan swadaya posyandu, kader dan waktu dalam
(brosur, meningkatka masyaraka atau balai menempelka pembuatan
pamflet, n kesadaran t desa n di (brosur,
poster) warga desa posyandu pamflet,
tentang dan tempat poster),
Hasil:
pentingnya umum
Meningkatny
kesehatan lainnya
a kunjungan
bayi
neonatus baik
Kn1, Kn2 dan
Kn3
58
BAB VIII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan amalisis data dan hasil penelitian, didapatkan faktor-faktor
penyebab rendahnya pencapaian cakupan Kn3 di Desa Menoreh, Kecamatan
Salaman, Kabupaten Magelang periode Januari – Juni 2015 antara lain adalah
masih kurangnya pengetahuan kader, bidan desa yang kurang optimal dalam
pendataan, tidak semua ibu yang memiliki bayi melakukan kunjungan, tidak
adanya brosur, pamflet, poster sebgai sarana edukasi, tidak semua ibu hamil di
desa melahirkan di bidan desa, pengetahuan ibu yang masih kurang serta medan
yang masih sulit dijangkau. Setelah semua faktor penyebab masalah diketahui,
maka ditentukan solusi untuk pemecahan masalahnya, antara lain penyuluhan
tentang pentingnya Kn3, memasang dan membuat media informasi (brosur,
pamflet, poster), pembinaan kader setiap bulan, optimalisasi bidan dalam
pendataan dan memperbaiki jaringan komunikasi antara bidan dan kader. Setelah
pemecahan masalah terpilih maka dibuatkan rencana kegiatan atau Plan of
Action agar faktor-faktor penyebab masalah yang ditemukan, bisa dipecahkan
dengan baik.
B. SARAN
Dalam rangka peningkatan cakupan Kn3, maka dapat dilakukan hal-hal berikut:
1. Kepala Puskesmas
Senantiasa melakukan evaluasi kegiatan setiap program puskesmas
2. Bidan Koordinator program KIA
Diharapkan mampu meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap
program Kn3
3. Bidan Desa
Mampu membuat jadwal yang efektif sehingga semua program dapat berjalan
dengan lancar
59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBAR KUESIONER
KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)
IBU BAYI
60
IDENTITAS RESPONDEN No
responden :
1. Tanggal wawancara :
2. Nama responden :
3. Alamat :
4. Umur :
5. Kehamilan anak ke- :
6. Jumlah :
7. Pendidikan :
8. Pekerjaan :
9. Penghasilan/bulan :
UMUM
1. Kepada siapa Anda memeriksakan kehamilan?
a. Tenaga Kesehatan (Bidan, dokter, puskesmas, rumah sakit)
b. Tradisional (dukun atau alternatif)
2. Siapa yang menolon persalinan Anda?
a. Tenaga Kesehatan (Bidan, dokter, puskesmas, rumah sakit)
b. Tradisional (dukun atau alternatif)
3. Berapa jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas Kesehatan (Puskesmas,
Pustu, Polindes, Praktek Swasta) yang ada ?
a. Kurang dari 1 km
b. 1-5 km
c. 6-10 km
d. >10 km
4. Apa sarana transportasi yang Anda gunakan?
a. Jalan kaki
b. Kendaraan pribadi (sepeda motor, mobil)
c. Angkutan umum (ojek, angkutan umum)
5. Apakah keluarga Anda adalah peserta
a. Jamkesmas 1. Ya 2. Tidak
b. Iuran dana sehat 1. Ya 2. Tidak
c. Askes 1. Ya 2. Tidak
d. Tabulin 1. Ya 2. Tidak
6. Apakah ibu memiliki buku KIA?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit (Asma, Penyakit Jantung,
Tekanan darah tinggi, Kencing manis)?
a. Ya
b. Tidak
PENGETAHUAN
8. Apakah Anda mengetahui pentingnya pelayanan kesehatan bayi usia 8-28
hari?
a. Ya, sebutkan tujuannya
61
b. Tidak
9. Apakah ibu selalu dikunjungi oleh tenaga kesehatan untuk pemeriksaan
bayi?
a. Ya
b. Tidak, alasannya
10. Apakah ibu tahu apa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah anak
ibu lahir?
a. Ya, sebutkan ...
b. Tidak
11. Apakah ibu menganggap penting pemeriksaan bayi usia 1 bulan minimal
3x?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah ibu selalu mengikuti saran tenaga kesehatan untuk merawat bayi
sesuai yang diajarkan?
a. Ya
b. Tidak
PERILAKU
13. Apakah dikeluarga Anda ada yang mengantar untuk pemeriksaan bayi
anda?
a. Ada, sebutkan ....
b. Tidak ada
14. Apakah ada gangguan kehamilan pada masa kehamilan?
a. Ada, sebutkan
b. Tidak ada
15. Apakah suami ibu selalu mengingatkan tentang pemeriksaan bayi ke
bidan?
a. Ya
b. Tidak
16. Apakah bayi Anda sudah melakukan Kunjungan Neonatus Ketiga (KN3)?
a. Ya, pada usia ....
b. Tidak
LEMBAR KUESIONER
KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)
KADER
62
Nama responden :
Usia :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Pertanyaan:
1 Apakah anda tahu apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan
kunjungan neonatus?
a Ya, sebutkan
b Tidak
2 Apakah anda mengetahui tujuan kunjungan neonatus 3 (KN3)?
a Ya, sebutkan
b Tidak
3 Apakah anda tahu siapa saja yang harus mendapatkan kunjungan
neonatus 3 (KN3)?
a Ya, sebutkan
b Tidak
4 Apakah anda tahu apa saja yang dilakukan saat kinjungan neonatus 3
(KN3)?
a Ya
b Tidak
5 Apakah anda selalu mengingatkan kepada warga untuk melakukan
kunjungan neonatus 3 (KN3)?
a Ya
b Tidak
WAWANCARA BIDAN
KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)
1 Man
Pertanyaan:
a Siapa saja yang memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus 8 –
28 hari ?
b Apakah ibu tahu pentingnya pelayanan kesehatan KN3 pada neonatus,
apa tujuannya?
c Bentuk pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diberikan kepada
neonatus 8 – 28 hari? Sebutkan?
d Apakah ibu selalu memberikan pelayanan kesehatan tersebut?
e Apakah ibu selalu menjelaskan tentang pentingnya pelayanan
kesehatan neonatus 8 – 28 hari kepada ibu bayi tersebut?
f Apakah ibu mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan
kesehatan neonatus tersebut? Jika iya, sebutkan?
g Apakah ibu ikut melibatkan Kader dalam mengingatkan warga yang
memiliki bayi untuk melakukan KN3? Bentuknya seperti apa?
63
2 Money
Pertanyaan:
a Apakah dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus 8 – 28 hari
membutuhkan biaya? Tolong sebutkan jenis pelayanannya beserta
biayanya masing-masing
b Sumber dana untuk biaya pelayanan kesehatan neonatus berasal dari
mana?
c Apakah dana yang ada telah cukup memadai untuk kebutuhan
pelayanan kesehatan kunjungan neonatus 8-28 hari?
d Apakah untuk mendapati dana tersebut mengalami hambatan? Jika iya,
sebutkan.
3 Machine
Pertanyaan:
a Apakah untuk memberikan pelayanan kesehatan neonatus
memerlukan peralatan? Apa saja?
b Apakah peralatan untuk pelayanan kesehatan neonatus yang ada sudah
cukup memadai?
c Apakah peralatan yang ada tersebut masih layak pakai?
d Apakah ada rencana penggantian peralatan pelayanan kesehatan
neonatus 8-28 hari? jika iya, apa alasannya?
4 Material
Pertanyaan:
a Apa saja perlengkapan yang diperlukan untuk berlangsungnya
pelayanan kesehatan neonatus dasar KN3?
b Sejauh ini apakah perlengkapan yang ada sudah memadai?
5 Method
Pertanyaan:
a Metode apa saja yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan neonatus
KN3?
6 Perencanaan (P1)
Pertanyaan:
a Apakah ibu melakukan penjadwalan waktu kunjungan KN3 yang akan
dilakukan?
b Berdasarkan apa ibu melakukan penjadwalan waktu tersebut?
c Apakah bayi yang telah mendapat KN1 selalu ibu ingatkan kapan
harus melakukan KN3?
7 Pelaksanaan (P2)
Pertanyaan:
64
a Untuk kegiatan yang sudah direncanakan apakah sudah terlaksana
semua?
b Dalam melakukan KN3 apakah ibu yang mendatangi pasien ata
c u pasien yang mendatangi fasilitas kesehatan?
d Lebih banyak mana, ibu mendatangi pasien atau pasien mendatangi
ibu?
8 Pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)
Pertanyaan:
a Apakah setelah melakukan KN3 ibu selalu melakukan pencatatan
sesuai tanggal?
b Kapan pelaporan hasil KN3 tiap bulan dilakukan?
9 Lingkungan
Pertanyaan:
a Menurut ibu tingkat pengetahuan dan kesadaran warga yang memiliki
bayi akan pentingnya KN3 di desa ibu bagaimana?
b Adakah rumah Ibu bayi yang cukup jauh dijangkau oleh akses
kesehatan Kn3?
http://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/JITEK/article/view/87/8
0
65