Oleh
MADE DESSIANA SITI ARDIARI
NIM P07124321097
LAPORAN AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN
PADA BAYI NY. MS BERAT BARU LAHIR RENDAH
DENGAN ASFIKSIA SEDANG
DI UPT. PUSKESMAS KINTAMANI I
MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida
Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis mampu
menyelesaikan Laporan Akhir Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Pada Bayi
Baru Lahir Rendah dengan Asfiksia Sedang. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktik Kebidanan Patologis bagi para mahasiswa
ProfesiJurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberi
bantuan dan bimbingan dalam rangka menyusun laporan kasus ini, yaitu kepada
:
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................3
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus.....................................................................3
D. Manfaat Penulisan Laporan........................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
A. Bayi Baru Lahir (Neonatus).......................................................................................5
B. Pengertian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).............................................................9
C. Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir..................................................................................10
BAB III............................................................................................................................14
TINJAUAN KASUS.......................................................................................................14
BAB IV............................................................................................................................19
PEMBAHASAN KASUS...............................................................................................19
BAB V.............................................................................................................................22
PENUTUP.......................................................................................................................22
A. Simpulan..................................................................................................................22
B. Saran.........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi yaitu 34/1.000
Kelahiran Hidup (SDKI 2007), sekitar 56% kematian terjadi pada periode
sangat dini yaitu di masa neonatal atau bayi baru lahir. Sebagian besar
kematian neonatal terjadi pada usia 0-6 hari (78,5%) dan Asfiksia serta
Prematuritas merupakan penyebab utama kematian. Target MDG tahun 2015
adalah menurunkan AKB menjadi 23/1.000 Kelahiran Hidup. Penyebab
terbanyak kematian bayi baru lahir adalah Asfiksia, Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR), dan Infeksi. Oleh karena itu sangat diperlukan pengetahuan dan
ketrampilan yang memadai untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan tentang
penatalaksanaan neonatal atau bayi baru lahir mulai dari tingkat desa atau
rumah sampai rumah sakit merupakan salah satu strategi yang dapat
menurunkan Angka Kematian Bayi. Petugas kesehatan seperti dokter,
perawat dan bidan yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
kepada masyarakat khususnya ibu dan anak, sangat mungkin akan menjumpai
kasus-kasus yang berhubungan dengan masalah kesehatan bayi baru lahir.
Terkait hal tersebut, Kementerian Kesehatan telah membuat Modul
Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, yang diharapkan dapat berkontribusi
dalam (Kemenkes RI,2011)
Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bangli pada periode tahun 2010-
2017 berada dibawah target masksimal yaitu 23 per 1.000KH, tercatat pada
tahun 2017 sebesar 7 per 1000 KH, angka ini menurun dari tahun 2016 yang
sebesar 8,6 per 1000 KH. Apabila dilihat dari periode 2010-2017 cenderung
berfluktuasi dan secara trend cenderung menurun. Terlihat pada gambar
grafik di atas tahun 2010 AKB sebesar 11,5 per 1000 KH hingga tahun 2017
menjadi 7 per 1000 KH. Angka Harapan Hidup merupakan rata-rata jumlah
tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun
tertentu. Angka Harapan Hidup bermanfaat untuk mengetahui berapa lama
orang dapat hidup sejak dari usia baru lahir. Hal ini dianggap sebagai
indikator umum bagi taraf hidup. Angka tersebut diperoleh secara langsung
melalui sensus penduduk yang dilakukan sekali setiap 10 tahun dan survey
nasional lainnya. (Profil Dinkes Bangli, 2018)
Dalam decade terakhir pelayanan persalinan sudah lebih baik namun bayi
baru lahir masih banyak menderita asfikdia dan pada kasus asfiksia berat
menyebabkan Hipoksia Iskemik Ensefalopati (HIE) dan bisa menyebabkan
kerusakan neurologis permanen. Prevalensi asfiksia pada persalinan adalah
adalah 25 tahun, per 1000 kelahiran hidup diantaranya 15% adalah sedang
atau berat. Pada bayi prematur, 73 per 1000 kelahiran hidup diantaranya 50%
adalah sedang atau berat. Dinegara berkembang, sekitar 3% bayi lahir
mengalami asfiksia derajat sedang dan berat. Bayi asfiksia yang mampu
bertahan hidup namun mengalami kerusakan otak, jumlahnya cukup banuyak.
Hal ini disebabkan karena resusitasi tidak adekuat atau salah prosedur.
Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan RI telah menerbitkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial untuk menangani asfiksia bayi baru
lahir yang tercantum pada pasal 4 ayat 2 menyatakan bahwa Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial 0 (nol) sampai 6 (enam) jam meliputi.
a. Menjaga bayi tetap hangat
b. Inisiasi menyusu dini
c. Pemotongan dan perawatan tali pusat
d. Pemberian suntikan vitamin k1
e. Pemberian salep mata antibiotik
f. Pemberian imunisasi hepatitis b0
g. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
h. Pemantauan tanda bahaya
i. Penanganan asfiksia bayi baru lahir
j. Pemberian tanda identitas diri dan
k. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat
waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan kebidanan pada bayi BBLR
dengan Asfiksia di Ruang Poned UPT. Puskesmas Kintamani I.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif melalui
anamnesa
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data obyektif melalui pemeriksan
fisik dan pemeriksaan laboratorium.
c. Mahasiswa mampu menetapkan analisis berupa diagnosis kebidanan ,
masalah, kebutuhan, diagnosis potensial serta antisipasi tindakan
segera.
d. Mahasiswa mampu memberikan penatalaksanan berupa asuhan
kebidanan sesuai keadaan pasien.
TINJAUAN PUSTAKA
.
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Alasan dirawat : Bayi Lahir Berat Badan lahir Rendah dengan asfiksia sedang
3. Riwayat persalinan ini :
Lama Kala I dan Komplikasi : -
Lama Kala II dan Komplikasi : pasien datang dengan bayi sudah lahir
setengahnya
4. Riwayat Bayi dalam Kandungan
a. HPHT tidak tau karan selama ini rutin mens menurut pengakuan dari
ibunya
b. Riwayat pemeriksaan kehamilan
Tidak pernah ANC sama sekali dengan alasan ibu tidak mengetahui
bahwa dirinya sedang hamil
c. Tanda bahaya kehamilan yang pernah dialami : Tidak ada
d. Pemeriksaan penunjang yang pernah dilakukan : tidak pernah USG
5. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang sedang atau pernah diderita ibu :
Ibu memiliki riwayat penyakit cancer kelenjar getah bening yang sudah di
ceritanya selama 2 tahun dan rutin cek kesehatannya di RSUP Sanglah.
b. Penyakit keluarga yang menular :
Ibu tidak memiliki penyakit keluarga yg menular seperti : Hepatitis,
TBC, PMS, dan HIV/AIDS
c. Riwayat penyakit keturunan :
Ibu Tidak memiliki penyakit keturunan seperti : DM, Hipertensi, dan
jantung.
d. Riwayat faktor keturunan :
Ibu tidak memiliki Faktor keturunan seperti : Kelianan kongenital,
kelainan jiwa dan kelainan darah
6. Data biologis, psikologis, sosial, spiritual
a. Riwayat IMD : ibu tidak melaukan IMD
b. Istirahat dan aktivitas
Kondisi fisik saat ini : aktif
c. Eleminasi
BAB/pengeluaran meconium : Ada, saat bayi baru lahir
BAK terakhir : pukul: ( belum BAK )
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberi KIE pada Ibu dan Suaminya bahwa bayinya akan segera di
rujuk ke RSUD Bangli untuk mendapatkan penaganan yang lebi lanjut di
karenakan berat badan bayi sangat rendah dan di sertai dengan asfiksia
pada bayi. Ibu dan suami mengerti.
2. Menilai usaha nafas bayi, warna kulit bayi, dan frekuensi denyut jantung
bayi, Penilaian sudah dilakukan, Ku Bayi secara keseluruhan sudah
membaik
3. Meletakkan bayi di tempat datar ,di bawah lampu sorot (penghangat),
Bayi sudah diletakkan di atas tempat tidur yg datar sambil di sorot lampu
penghangat .
4. Mengatur posisi bayi dengan baik (Kepala bayi setengah tengadah/
sedikit ektensi dengan mengganjal kepala bayi dengan kain yg sudah
dibentuk sehingga jalan nafas lebih baik, Bayi sudah diposisikan dengan
kepala ektensi.
5. Membersihkan jalan nafas bayi dari cairan ibu yang mungkin masuk
kedalam mulut dan hidung bayi, Mulut dan hidung bayi sudah
dibersihkan dari cairan tubuh ibu .
6. Mengeringkan tubuh bayi dengan mengganti handuk dengan kain yang
kering dan hangat,dan selimuti bayi dengan kain yg kering, Tubuh bayi
sudah diselimuti dengan kain yg kering dan hangat.
7. Memberikan rangsangan taktil dengan cara mengusap punggung bayi
secara berlahan dan melakukan sentilan halus pada telapak kaki bayi,
Nafas bayi normal, gerakan aktif, menangis kuat
8. Menyerahkan bayi kepada asisten untuk dilakukan penanganan bayi baru
lahir, Bayi sudah diserahklan ke asisten untuk dilakukan asuhan pada
Bayi baru lahir, memberikan salep mata, injeksi vit K, mengukur panjang
badan bayi , lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada dan mengenakan
baju pada bayi, menjaga kehangatan bayi sambil memantau kondisi
nafas bayi
9. Membungkus Bayi dengan menggunakan plastik kemudian di selimuti
tapi bayi tetep terlihat persiapan melakukan rujukan ke RSUD Bangli .
10. KIE pada Ibu agar selalu tetap tenang dan Ibu mengerti tentang
penjelasan dari Bidan
11. Merujuk Bayi ke RSUD Bangli
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS.
PENUTUP
Kemenkes RI.2011. Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan. Jakarta:
Direktorat Jendral Biro Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian Kesehatan
RI.
Kemenkes RI. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Jakarta : Kemenkes RI
Irwanto. 2017. Asfiksia pada Bayi Baru Lahir dan Resusitasi. Surabaya : Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.