Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK KEHAMILAN FISIOLOGI

DENGAN ANEMIA RINGAN PADA NY. L DI PUSKESMAS

BIAU KABUPATEN BUOL

Oleh :

SUMARNI, S.Tr., Keb

NIM. 2082B0104

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


IIK STRADA INDONESIA
2020
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA

KEHAMILAN FISIOLOGI DENGAN KASUS ANEMIA RINGAN PADA

Ny L” di Puskesmas Biau Kabupaten Buol telah disetujui oleh pembimbing

penyusunan asuhan pada :

Hari/tanggal : , Januari 2021

Buol, 2021

Mahasiswa

SUMARNI S.Tr.,Keb

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Nita Dwi Astikasari, S.ST.,M.Kes Aisyah Basiro, S.Tr., Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang di limpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan
Kebidanan Kehamilan Fisiologi di Puskesmas Biau.
Penyusunan laporan Asuhan Kebidanan Holistik ini merupakan tugas yang
di wajibkan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan IIK
STRADA INDONESIA KEDIRI yang akan menyelesaikan pendidikan akhir
program. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama :
1. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep,Ns.,M.Kes selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan IIK STRADA Indonesia.
2. Yenny Puspitasari S.Kep,Ns., M.Kes selaku Ka Prodi Pendidikan Profesi
Bidan IIK STRADA Indonesia.
3. Nita Dwi Astikasari, S.ST.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik

4. Aisyah Basiro, S.Tr., Keb selaku Pembimbing Lahan di Puskesmas Biau


5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat


dalam penyusunan Asuhan Kebidanan Holistik ini. Untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan Holistik selanjutnya.

Buol, 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iv

DAFTAR SINGKATAN......................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Tujuan.....................................................................................................3

1.3 manfaat...................................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian dari sumber pustaka................................................................... 5

2.2 Kajian dari jurnal penelitian.................................................................38

2.3 Tinjauan menejemen 5 langkah askeb.................................................40

BAB 3 Tinjauan Kasus

3.1 Data Subjektif......................................................................................45

3.2 Data Objektif........................................................................................47

3.3 Analisa data/Diagnosa..........................................................................49

3.4 Intervensi..............................................................................................50

3.5 Implementasi........................................................................................52

3.6 Evaluasi................................................................................................55

Pendokumentasian.....................................................................................56

iv
BAB 4 Pembahasan

4.1 Pembahasan...........................................................................................59

BAB 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan..........................................................................................71

5.2 Saran.....................................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR SINGKATAN

DepKes : Departemen Kesehatan

IRT : Ibu Rumah Tangga

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan Asuhan dari klien

Lampiran 2 Dokumentasi/foto kegiatan

vii
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang

terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan

patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang

meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari

kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak

terbukti manfaatnya (Walyani, 2015).

Pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 228 per

100.000 kelahiran hidup (KH). Meningkat menjadi 359 per 100.000 KH

tahun 2012. AKI terakhir dari data survei antara sensus (SUPAS) tahun 2015

sebesar 305 per 100.000 (Kemenkes RI, 2019).

Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika

kadar sel merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Kadar

hemoglobin normal umunya berbeda dari laki-laki dan perempuan. Untuk

pria, anemia biasanya kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan

pada wanita sebagai hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml (Proverawati

2011: 1). Anemia pada kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00

gr. Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,5 gr% pada trimester II, karna

ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karna hemodilusi terutama

terjadi pada trimester II (Prawihardjo 2014:775).

Anemia diketahui terkait dengan banyak faktor, seperti status sosial

ekonomi yang buruk, pola makan yang buruk baik kuantitas maupun

1
2

kualitasnya, kurang sehat dan kesadaran gizi, dan tingginya tingkat penyakit

menular. Timbulnya anemia terjadi pada masa kanak-kanak, merosot ke masa

masa remaja pada anak perempuan, dan semakin intensif selama masa

kehamilan ini adalah gangguan kekurangan nutrisi yang paling umum terjadi

di Indonesia (Ravishankar 2016).

Berdasarkan wilayah regional, World Health Organization (WHO)

melaporkan prevalensi anemia pada ibu hamil yang tertinggi adalah Asia

Tenggara (75%), kemudian Mediterania Timur (55%), Afrika (50%), serta

wilayah Pasifik Barat, Amerika dan Karibia (40%). Meskipun anemia sudah

dikenal sebagai masalah gizi masyarakat selama bertahun-tahun, namun

kemajuan didalam penurunan prevalensinya masih dinilai sangat rendah

(Indahswari 2011).

Pada tahun 2011, terdapat 32.4 juta ibu hamil usia 15-49 tahun di dunia

mengalami anemia. Data WHO menunjukkan bahwa sekitar(30%) ibu hamil di

Indonesia mengalami anemia. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan

beberapa negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia (27%), Singapura

(28%), dan Vietnam (23%).

Sedangkan pada tahun 2012, Data Survey Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) menyatakan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar

(50,5%), ibu nifas sebesar (45,1%) dan usia 19- 45 tahun sebesar (39,5%).

Wanita mempunyai resiko anemia paling tinggi ( Kemenkes RI, 2013). Pada

tahun 2013, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), ibu hamil

di Indonesia merupakan kelompok yang beresiko tinggi mengalami anemia

yakni sebesar (37,1%)dan prevalensinya hampir sama antara ibu hamil


3

diperkotaan (36,4%) dan pedesaan (37,8%), sedangkan

Data dinas Kesehatan Kota palu menunjukkan, prevalensi anemia pada

ibu hamil di Buol pada tahun 2019 sebesar (9,5%) (Profil Dinas Kesehatan

Kota palu, 2020). Berdasarkan data yang di ambil dari puskesmas Biau Dari

bulan januari - Desember tahun 2020 terdapat 20 orang(20,2%) ibu hamil

yang mengalami Anemia selama yang melakukan kunjugan antenatal (Data

sekunder puskesmas Biau, 2020).

Adapun dampak anemia pada kehamilan terhadap bayi dapat

mengakibatkan hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, abortus,

kelahiran prematur, berat badan lahir rendah atau BBLR, bayi lahir dengan

anemia mudah infeksi, dan pertumbuhan setelah lahir dapat mengalami

hambatan. Sedangkan dampak anemia bagi ibu dapat terjadi persalinan lama,

distosia memerlukan tindakan operatif dan perdarahan postpartum (Saifudin

dan Anjelina 2011: 103).

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan studi

kasus dengan judul “asuhan kebidanan antenatal dengan anemia ringan di

Puskesmas Biau tahun 2020”

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Penulis mampu menggambarkan Asuhan kebidanan ibu hamil

meliputi aspek bio psikososio spiritual pada ibu hamil fisiologis.

1. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada

ibu hamil
4

b. Mampu menyusun diagnosa asuhan kebidanan pada ibu hamil

c. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

d. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan

e. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil

f. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah

dilakukan pada ibu hamil dalam bentuk SOAP

1.2.2 Manfaat

1. Institusi Pendidikan

Untuk menambah sumber referensi buku di perpustakaan IIK Strada

Indonesia Kediri sehingga memudahkan mahasiswa dalam membuat

tugas, makalah, dan lain sebagainya.

2. Bidan

Dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan Asuhan

Kehamilan Normal sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang

bermutu.

3. Mahasiswa

Dapat memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan

kepada ibu dan bayi sejak bayi berada dalam kandungan hingga pada

tahap setelah kelahiran, sehingga masyarakat mendapatkan

pelayanan yang sesuai dengan keadaannya, sehingga mahasiswa

mampu mengaplikasikan ilmunya sesuai dengan standar dan etika

profesi.
7

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester yaitu :

1. Trimester satu berlangsung 12 minggu

2. Trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke -27)

3. Trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Saiffudin,

2009).

2.1.2 Tanda dan gejala kehamilan

1. Amenorea (tidak mendapat haid)

2. Mual dan muntah (nausea andvomiting)

3. Mengidam (ingin makan khusus)

4. Pingsan

5. Tidak ada selera makan (anoreksia)

6. Lelah (fatigue)

7. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebebkan pengaruh

estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli


6

payudara dan kelenjar montgomery terlihat lebihmembesar

8. Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang

membesar.

9. Konstipasi/obstipasi karena tonus otot- otot usus menurun oleh

pengaruh hormonsteroid

10. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta,

dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher,

dan dinding perut (linea anigra =grisea)

11. Epulis: hipertrofi papilagingivalis.

12. Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan

vulva, biasanya dijumpai pada triwulanakhir. (Mochtar, 2011)

2.1.3 Perubahan fisiologis dan psikologi kehamilan

Perubahan fisiologi kehamilan

1. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai

persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk

bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali

seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.

2. Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan

kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan

terjadinya edema pada seluruh serviks, bersama dengan terjadinya

hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks.


7

3. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat

ditemukan di ovarium.

4. Vagina dan perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada

vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda

Chandwick.

5. Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah

payudara dan paha.

6. Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah

ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat

(Saiffudin, 2014).

2.1.4 Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester I, II, DanIII

1. Trimester I

Trimester 1 sering dianggap sebagai periode penyesuaian.

Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan

bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan kenyataan ini dan arti

semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling


8

penting pada trimester pertama kehamilan.

Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang

kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami

kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan.

2. Trimester II

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik.

Yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala

ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun, trimester

kedua juga merupakan fase ketika wanita.menelusur kedalam dan

paling banyak mengalami kemunduran. Trimester kedua sebenarnya

terbagi atas dua fase : pra quickening dan pasca quickening.

Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang

terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan

tugas psikologis utamanya pada trimester kedua, yaitu berbeda dari

ibunya.

3. Trimester III

Trimester tiga sering disebut priode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran

bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar

menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi

dapat lahir kapan pun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara

ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul

(Walyani, 2015).
9

2.1.5 Penegakkan diagnosa

Menurut (Rukiyah, dkk, 2009) ialah sebagai berikut :

1. Diagnosa adalah rumusan dan hasil pengkajian mengenai kondisi

klien: hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil

analisa data yang didapat.

2. Masalah segala sesuatu yang menyimpan sehingga, kebutuhan klien

terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan atau kesehatan

tetapi tidak masuk ke dalam diagnose.

3. Pemeriksaan diagnose kehamilan

Cara melakukan diagnosis kehamilan antara lain melakukan

anamnesis diantaranya : kapan ibu mulai tidak mendapat haid,

apakah ibu mengalami mual dan muntah, apakah terjadi pembesaran

payudara, pembesaran putting susu, sering buang air kecil, lesu,

lelah/cepat pingsan, pigmentas kulit, folikel Montgomery,

mengidam, anoreksia, obstipasi, epulis, varises, peningkatan suhu

basal badan, peningkatan saliva, perubahan warna payudara,

keluarnya kolostrum.

Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang

dimulai pada kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu

hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu

setelah persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal, petugas

mengumpulkan dan menganalisa data mengenai kondisi ibu melalui

anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan diagnosis

kehamilan intra uteri, serta ada tidaknya masalah dan komplikasi.


10

Diagnosis dibuat untuk menentukan hal-hal sebagai berikut :

4. Diagnostik

Menurut Sulistyawati (2009) untuk mendiagnostik kebidanan, perlu

dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

1) Tes urine kehamilan (Tes HCG)

a. Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore

(satu minggu setelah koitus)

b. Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari

2) Palpasi abdomen

Menggunakan cara Leopold dengan langkah sebagai berikut :

3) Leopold I

Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di

fundus. Cara pemeriksaannya adalah :

a. Pemeriksaan menghadap pasien

b. Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa

tinggi fundus uteri

c. Meraba bagian apa yang berada di fundus. Jika teraba benda

bulat, melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala.

Namun jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting,

dan susah digerakan, maka itu adalah bokong janin.

4) Leopold II

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah

kanan atau kiri ibu. Cara pelaksanaan adalah :

a. Kedua tangan periksa berada disebelah kanan atau kiri ibu


11

b. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan

perut sebelah kiri kearah kanan.

c. Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan

rasakan bagian apa yang ada di sebelah kanan (jika teraba

benda yang rata, tidak teraba bagian kencil, terasa ada tahanan,

maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-

bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil

janin).

5) Leopold III

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah

uterus, cara pemeriksaannya adalah :

a. Tangan kiri menahan fundus uteri

b. Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus.

Jika teraba bagian yang bulat, melenting keras dan dapat

digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba

bagian yang bulat, besar, lunak dan sulit digerakan, maka ini

adalah bokong, jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua

bagian seperti di atas, maka pertimbangkan apakah janin dalam

letakmelintang.

c. Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan

kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan

merasakan ballotement (pantulan dari kepala janin, terutama

ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7bulan).

d. Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala,


12

goyangkan, jika masih mudah digoyangkan, berarti kepala

belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan,

berarti kepala sudah masuk panggul), lalu lanjutkan pada

pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh

kepala sudah masuk panggul.

6) Leopold IV

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan

untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau

belum. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksa menghadap kaki pasien

b. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah

c. Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak

yang berlawanan di bagian bawah

d. Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti

kepala belum masuk panggul

e. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti

kepala sudah masuk panggul

5. Kebutuhan

Menurut Sulistyawati (2009) kebutuhan ibu hamil dibagi menjadi

kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis.

1) Kebutuhan fisik

a. Diet makanan

Status gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama

kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai persoalan


13

kesehatan- kesehatan pada kehamilan yang berakibatkan bayi

lahir rendah, kelahiran prematur, serta kematian neonatal dan

prenatal,kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia,

abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca persalinan,

sepsis, dan lain-lain. Sedangkan kelebihan dapat

mengakibatkan preeklamsi, obesitas, janin besar dan

sebagainya.

b. Kebutuhan energi

Widya kraya pangan dan gizi Nasional menganjurkan

pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar

285 kkal perhari yang bertujuan untuk memasok kebutuhan

janin. Meningkatkan zat besi dikarenakan anemia sebagian

besar disebabkan oleh defesiensi zat besi. Selama hamil

kebutuhan zat besi meningkatsebesar 300% (1.040 mg selama

hamil) oleh sebab itu perlu ditekankan ibu hamil untuk

mengonsumsi zat besi.

c. Obat –obatan

d. Lingkungan yang bersih

e. Senam hamil yang berguna untuk melancarkan sirkulasi darah

f. Pakaian, yang berkriteria longgar bersih dan menyerap

keringat, bra yang menopang, dan sepatu yang tidak berhak

g. Istirahat dan rekreasi

h. Kebersihan tubuh

i. Perawatan payudara agar ASI lancer


14

j. Eleminasi

k. Seksual

l. Sikap tubuh yang baik agar tidak terjadi kram

m. Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk

mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan

janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah tetanus texoid

(TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus

(Sulistyawati,2009).

Tabel 2.1 Imunisasi TT

Imunisasi Interval % Perlindungan


TT1 Pada kunjungan 0 Tidak ada
ANC %
pertama
TT 2 4 minggu setelah 80 3 tahun
TT 1 %
TT 3 6 bulan setelah TT 2 95 5 tahun
%
TT 4 1 tahun setelah TT 3 99 10 tahun
%
TT5 1 tahun setelah TT 4 99 25 tahun/seumur
% hidup
Sumber : (Walyani,2015)

o. Persiapan persalinan, seperti biaya, anggota keluarga, baju ibu

dan bayi, surat-surat fasilitas kesehatan, seperti akses dan lain

lain.

p. Memantau kesejahteraan bayi dengan menghitung pergerakan

janin dalam 24jam/hari

q. Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya dalam proses

kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang

semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun


15

psikologis.

Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan

mengalami ketidak nyamanan yang meskipun hal itu adalah

fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan

perawatan. Beberapa ketidaknyamanan dan cara mengatasinya

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Ketidaknyamanan Masa hamil dan Cara Mengatasinya

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi


1. Sering buang air kecil. Trimester I 1. Penjelasan mengenai
sebabterjadinya
2. Kosongkan saat ada dorongan
untukkencing
3. Perbanyak minum pada sianghari
4. Jangan kurangi minumuntuk
mencegah nokturia, kecuali jika
nokturia sangat mengganggu tidur
di malamhari
5. Batasi minum kopi, teh, dansoda
6. Jelaskan tentang bahaya infeksi
saluran kemih dengan menjaga
posisi tidur, yaitu dengan
berbaring miring ke kiri dan kaki
ditinggikan untuk
mencegahdiuresis
2. Strie gravidarum 1. Gunakan emolien topikal atau
Tampak jelas pada bulan ke 6-7 antipruuitik jika adaindikasinya
2. Gunakan baju longgar yang dapat
menopang payudara danabdomen
3. Hemoroid 1. Hindarikonstipasi
Timbul pada Trimester II dan III 2. Makan makanan yang berserat dan
banyak minum
3. Gunakan kompres es atau airhangat
4. Dengan perlahan masukan
kembali anus setiap selesaiBAB

4. Keputihan 1. Tingkatkan kebersihan dengan


Terjadi pada Trimester I, II, atau mandi tiap hari
III 2. Memakai pakaian dalam dari
bahan katun dan mudahdiserap
3. Tingkatkan daya tahan tubuh
dengan makan buah dansayur

5. Keringat bertambah 1. Pakailah pakaian yang tipis


Secara perlahan terus meningkat danlonggar
sampai akhir kehamilan 2. Tingkatkan asupancairan
3. Mandi secarateratur
16

6. Sembelit 1. Tingkatkan diet asupancairan


Trimester II dan III 2. Buah prem atau jusprem
17

3. Minum cairan dingin atau hangat,


terutama saat perutkosong
4. Istirahatcukup
5. Senamhamil
6. Membiasakan buang air besar
secarateratur
7. Buang air besar segera setelah
adadorongan
7. Kram pada kaki 1. Kurangi konsumsi susu
Setelah usia kehamilan 24 minggu (kandungan
fosfornyatinggi)
2. Latihan dorsofleksi pada
kaki dan
meregangkan oto yangterkena
3. Gunakan penghangat untukotot
8. Napas sesak Trimester II dan III 1. Jelaskan penyebabfisiologisnya
2. Dorong agar secara sengaja
mengatur laju dan dalamnya
pernafasan pada kecepaatan
normal yangterjadi
3. Merentangkan tangan di atas
kepala serta menarik nafaspanjang
4. Mendorong postur tubuh yang
baik, melakukan
pernapasaninterkostal
9. Nyeri ligamentum 1. Berikan penjelasan
rotundum Trimester II mengenaipenyebabnyeri
dan III 2. Tekuk lutut kearahabdomen
3. Mandi airhangat
4. Gunakan bantalan pemanas pada
area yang terasa sakit hanya jika
tidak terdapat kontraindikasi
5. Gunakan sebuah bantal
untukmenopang
uterus dan bantal lainnya letakkan
diantara lutut sewaktu dalam posisi
berbaring miring
10. Panas perut (heartburn) mulai 1. Makan sedikit-sedikit tapisering
bertambah sejak trimester II dan 2. Hindari makan berlemak dan
beertambah semakin lamanya berbumbu tajam
kehamilan. Hilang pada waktu 3. Hindari rorok, asap rokok, alkohol,
persalinan dan coklat
4. Hindari berbaring setelahmakan
5. Hindari minum air putih saatmakan
6. Kunyah permenkaret
7. Tidur dengan kakiditinggikan
11. Perut kembung 1. Hindari makanan yang
Trimester II mengandunggas
dan III 2. Mengunyah makanan
secarasempurna
3. Lakukan senam secarateratur
4. Pertahankan saat buang air besar
yangteratur
12. Pusing/sinkop 1. Bangun secara perlahan dari
Trimester II posisiistirahat
dan III 2. Hindari berdiri terlalu
lama dalam
lingkungan yang hangat dan sesak
3. Hindari berbaring dalam
posisiterlentang
13. Sakit punggung atas dan 1. Gunakan posisi tubuh yangbaik
bawah Trimester II dan III 2. Gunakan bra yang menopang
dengan ukuran yangtepat
3. Gunakan kasur yangkeras
4. Gunakan bantal ketika
tidur untuk
meluruskan punggung
18

(Sulistya(Sulistyawati, 2009)

r. Kunjungan ulang

Sesuai dengan kebijakan departemen kesehatan, kunjungan

minimal selama hamil adalah 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester

I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. Namun

sebaiknya kunjungan tersebut rutin dilakukan setiap bulan agar

dapat segera terdeteksi jika ada penyulit atau komplikasi

kehamilan (Sulistyawati,2009)

s. Tanda bahaya kehamilan

Yang harus diperhatikan sebagai berikut:

a) Muntah terus dan tak mau makan

b) Demam tinggi

c) Bengkak kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala disertai

kejang

d) Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkansebelumnya

e) Perdarahan pada hamil muda dan hamil tua

f) Air ketuban keluar sebelumwaktunya (Kemenkes RI,2017)

t. Kebutuhan psikologis

a) persiapan persaudaraan kandung

b) dukungan keluarga

c) perasaan aman dan nyaman selama kehamilan

d) persiapan menjadi orang tua

e) dukungan dari tenaga kesehatan (Sulistyawati,2009).


19

6. Persiapan Laktasi Pada Masa Kehamilan

Manajemen laktasi merupakan segala upaya yang dilakukan

untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui

bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap, yaitu

pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan

sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan masa menyusui

selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Susiana,

H,2009).

Ruang lingkup manajemen laktasi adalah periode postnatal,

antara lain ASI eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI,

memberikan ASI peras, menyimpan ASI peras, pemenuhan gizi

selama periode menyusui (Maryunani,2012).

Semua tahapan pada manajemen laktasi adalah penting dan

berperan untuk keberhasilan ASI eksklusif, sehingga semua tahap

harus dipersiapkan dengan baik supaya ASI eksklusif berjalan

dengan sukses adalah motivasi bidan, konseling dan perawatan

payudara.

7. Produksi ASI saat kehamilan

Selama masa kehamilan, hormone estrogen dan progesterone

menginduksi perkembangan alveoli dan duktus lactiferous di dalam

payudara, serta merangsang produksi kolostrum. Produksi ASI

tidak berlangsung sampai masa sesudah kelahiran bayi ketika kadar

hormon estrogen menurun. Penurunan kadar estrogen ini


20

memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI.

Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh

mennyusunya bayi pada payudara ibu. Pelepasan ASI berada

dibawah kendali neuro-endokrin.

Rangsangan sentuhan pada payudara (bayi menghisap) akan

merangsang produksi oksitosin yang menyebabakan kontraksi sel -

sel myoepithel. Proses ini disebut juga sebagai “ refleks prolaktin”

atau milk production reflect yang membuat ASI tersedia bagi bayi.

Dalam hari - hari dini, laktasi refleks ini tidak dipengaruhi oleh

keadaan emosi ibu nantinya, refleks ini dapat dihambat oleh

keadaan emosi ibu bila ia merasa takut, lelah, malu, merasa tidak

pasti, atau bila mersakan nyeri. Hisapan bayi memicu pelepasan

ASI dari alveolus mamae melalui duktus kesinus lactiferous.

Hisapan merangsang produksi okstoksin oleh kelenjar hypofisis

posterior. Oksitsoksin memasuki darah dan menyebabkan

kontraksi sel - sel khusus yaitu myoepithel yang mengelilingi

alveolus mamae dan duktuslactiferus.

Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar dari

alveoli melalui duktus lactiferous, tempat ASI akan disimpan. Pada

saat bayi menghisap, ASI di dalam sinus tertekan keluar kemulut

bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down reflect atau

“pelepasan”. Pada akhirnya, let down dapat dipacu tanpa

rangsangan hisapan. Pelepasaan dapat terjadi bila ibu mendengar


21

bayi menangis atau sekedar memikirkan tentang bayinya.

Pelepasan penting sekali bagi pemberian ASI yang baik. Tanpa

pelepasan, bayi dapat menghisap terus - menerus, tetapi hanya

memperoleh sebagian dari ASI yang tersedia dan tersimpan di

dalam payudara.

Bila pelepasaan gagal terjadi berulang kali dan payudara

berulang kali tidak dikosongkan pada waktu pemberian ASI,

refleks ini akan berhenti berfungsi dan laktasi akan berhenti. Cairan

pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah

kolostrum yang mengandung campuran yang kaya akan protein,

mineral, dan antibodi, daripada ASI yang telah “matur”. ASI mulai

ada kira - kira pada hari yang ke - 3 atau ke - 4 setelah kelahiran

bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI yang matur kira - kira 15

hari sesudah bayi lahir. Bila ibu menyusui sesudah bayi lahir dan

bayi diperolehkan sering menyusu agar proses produksi ASI akan

meningkat (Limbong, 2014).

8. Usia Kehamilan Ibu memproduksi ASI

Usia Kehamilan pada ibu memproduksi ASI mulai terjadi

pada trimester kedua kehamilan. Efek progesteron dan esterogen

akan habis ketika ibu tidak mengalami kehamilan pada masa

menstruasi. Ketika kehamilan terjadi, efek dari hormon akan terus

ada untuk mempersiapkan payudara menyusui. Saat kehamilan


22

berlanjut, payudara juga terus mengalami perubahan, dimana

puting, areola dan kelenjar areola tumbuh lebih besar dan menonjol

dari sebelumnya.

Pada minggu ke-16 kehamilan, payudara akan memproduksi

kolostrum yang merupakan antibody pertama untuk bayi.

Kolostrum juga kaya akan protein juga beberapa nutrisi lainnya

yang sangat bermanfaat. Sejak masa kehamilan air susu sudah

mulai diproduksi yang mengakibatkan payudara terasa basah

karena kebocoran ASI (Rismarini,2018).

9. Persiapan-persiapan Menyusui

1) Pengertian

Yang dimaksud dengan “persiapan menyusui pada Ibu

Hamil” adalah persiapan menyusui sejak kala hamil. Dalam

hal ini berarti proses menyusui sebaiknya sudah dipersiapkan

jauh hari sebelum melahirkan. Hal ini penting supaya ibu

benar - benar siap, baik secara fisik maupun mental. Kesiapan

ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.

2) Beberapa Hal Yang Harus Dipersiapkan Pada Masa Hamil

Niat

a. Niat adalah kunci sukses untuk memberikan ASI eksklusif

bagi bayi.

b. Niat ini seharusnya sudah tertanam kuat jauh hari

sebelumnya.
23

c. Ibu harus bertekad akan memberikan makanan yang terabik

baginya.

d. Dengan niat bulat, ibu akan berfikir optimis.

e. Dengan fikiran optimis tersebut, akan terbentuk energi

positif yang dapat mempengaruhi kesiapan semua organ-

organ menyusui sehingga ASI dapat mengalirl ancar.

f. Jika ibu yakin bisa menyusui, ASI yang keluar pasti banyak.

g. Anjurkan ibu untuk membuang jauh-jauh pikiran negatif,

seperti bagaimana kalau ASI tidak keluar, atau bagaimana

kalau payudara bermasalah, dan sebagainya.

h. Untuk itu, dalam masa hamil, ibu dianjurkan untuk:

a. Mempelajari mengenai manajemen laktasi, rawat gabung

dan bahaya susu formula.

b. Berniat bersungguh-sungguh untuk memberikan ASI

pada bayi sekurang - kurangnya 6 bulan.

c. Belajar keterampilan menyusui.

d. Meningkatkan gizi dan kesehatan ibu.

e. Memakai BH yang menyokong dan ukuran sesuai

payudara.

f. Memeriksa payudara dan puting susu (Maryunani,2012).

3) Menghilangkan Stress

a. Anjurkan pada ibuuntuk berusaha selalu berpikiran positif

tentang kehamilan.

b. Berikan pengertian bahwa kehamilan jangan sampai


24

membuat ibu merasa terbatasi.

c. Apabila ada masalah, anjurkan untuk berkonsultasi pada

petugas kesehatan.

d. Anjurkan pada ibu untuk melakukan semua hal yang

menyenangkan selama hamil, seperti jalan - jalan,

berekreasi, berkumpul dengan teman, mengerjakan hobi dan

lain sebagainya.

4) Semua aktivitas tersebut sangat penting untuk menjaga

ketenangan batin karena perasaan tenang dan bahagia

berpengaruh pada produksi Memenuhi Kebutuhan Gizi Ibu

Hamil Dan Menyusui.

Kebutuhan gizi ibu meningkat pada saat hamil dan menyusui.

Karena, selain untuk ibu, gizi tersebut juga diperlukan untuk

janin. Oleh karena itu, asupan makanan yang dikonsumsi ibu

harus mencakup pola makan gizi yang cukup dan seimbang.

Gizi tersebut harus bercakup :

a. Karbohidrat sebagai sumbertenaga.

b. Protein sebagai sumber pembangun.

c. Vitamin dan mineral yang dapat dari sayuran dan buah -

buahan sebagai sumber pengatur dan pelindung.

d. Perhatikan juga pola makan dan usahakan selalu untuk

mengonsumsi makanan sehat.

e. Jauhi cemilan yang tidak terjamin kebersihannya. Perlu

diingat bahwa pola makan yang sehat pada saat hamil juga akan
25

mempengaruhi kualitas ASI ibu.

Asupan Gizi Ibu Selama Hamil Untuk Memicu Produksi ASI,

Antara Lain :

a. Triwulan I (Kehamilan 1-3Bulan)

Makan-makanan dalam porsi kecil tetapi sering.

Makan buah-buahan segar atau sari buah-buahan.

Menjaga agar kenaikan berat badan 0,7 - 1,4 kg selam 3 bulan.

b. Triwulan II (Kehamilan 4 – 7 Bulan)

Nafsu makan akan pulih sehingga semua boleh dimakan.

Makan dengan porsi lebih banyak dari biasanya. Kenaikan

berat badan bervariasi antara 0,3 – 0,4 kg/minggu.

c. Triwulan III (Kehamilan 8Bulan)

Ibu dianjurkan untuk tidak makan terlalu berlebihan.

Anjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang banyak

mengandung lemak, gula, garam dan karbohidrat.

Diupayakan agar kenaikan berat badan tidak terlalu

berlebihan karena ada kecenderungan terjadinya keracunan

kehamilan (pre eklampsi).

5) Melakukan Pijat Payudara

a. Pijat payudara sangat baik sebagai persiapan sebelum


menyusui.

b. Pelaksanaanya biasanya setelah masa kehamilan akhir.

c. Ibu dianjurkan untuk membuat rangsangan secara lembut

dan pelan kedua puting payudara dengan tangan.


26

d. Buatlah gerakan memutar dan lakukan beberapa kali


dalamsehari.

e. Konsultasikan aktivitas ini pada petugas

kesehatan, karena pada kasus tertentu tindakan ini

tidak boleh dilakukan, terutama untuk ibu yang

pernah melahirkan bayi prematur.

6) Menciptakan Gaya Hidup Sehat

7) Menciptakan gaya hidup sehat bertujuan agar kehamilan dan

persalinan berlangsung lancar dan janin dapat berkembang

optimal. Ibu dianjurkan untuk menghindari makanan atau

minuman yang mengandung kafein,alkohol dan menjauhi asap

rokok. Agar stamina tubuh terjaga, anjurkan ibu untuk melakukan

olahraga secara teratur.Olahraga yang dilakukan adalah olahraga

ringan, seperti jalan - jalan pagi atau berenang. Dengan demikian

diharapkan kondisi ibu yang sehat ikut meningkatkan produksi ASI.

Cara hidup sehat wanita hamil, antara lain :

a. Menjaga kebersihan diri.

b. Mengonsumsi makanan yang bergizi sesuai anjuran ibu


hamil.

c. Cukup istirahat.

Ibu hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam per hari. Kegiatan

dan gerakanya sehari - hari harus memperhatikan perubahan

fisik dan mental yang terjadi pada dirinya. Diantara waktu

kegiatannya tersebut, diperlukan waktu untuk istirahat

(santai) guna melemaskan otot -ototnya

d. Melakukan perawatan payudara pada usia kehamilan 7,5


27

bulan.

e. Pemakaian obat selama hamil hanya atas petunjuk bidan


atau dokter

f. Cukup dalam berolahraga (senam hamil).

g. Memperhatikan kebersihan diri dan menggunakan pakaian,

yaitu yang longgar, ringan, mudah dipakai dan mudah

menyerap keringat dan sopan serta sepatu yangnyaman.

h. Memperhatikan dan memeriksakan diri bila ada keluhan

pada daerah gigi mulut karena dapat menjalar ke organ

tubuh lain dan mengganggu kehamilan.

i. Sebaiknya sejak kehamilan 3 bulan terakhir telah mengenal

danmemilih dokter yang akan mengawasi kesehatan

anaknya kelak.

j. Membatasi frekuensi persetubuhan pada kehamilan muda

danberhenti pada saat 4 minggu sebelum

perkiraankelahiran.

k. Mendapatkan imunisasi tetanus toxoid (TT). 12.Mengurangi

perjalanan dan berpegian jauh.

l. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur (Maryunani,

2012).

2.2 Tinjauan Umum Tentang Anemia

2.2.1 Pengertian

1. Anemia adalah penyakit yang sering dialami oleh ibu hamil , entah

karena zat besi yang kurang atau karena asupan makanan yang tidak

memenuhi standard. Anemia bisa dibawa sebelum kehamilan atau


28

timbul selama hamil bahkan karena bermasalahnya pencernaan

sehingga mengakibatkan zat besi tidak dapat diakomodir dengan

baik oleh tubuh (Nirwana 2011: 90).

2. Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam

sirkulasi darah sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai

pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto 2013:30).

3. Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibwah nilai normal

(Rukiyah 2013:114)

4. Anemia pada ibu hamil dapat didefenisikan bila kadar Hb dibawah

11gr/dl (Nugroho:2014).

5. Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah

merah atau hemoglobin.

2.2.2 Etiologi

1. Penyebab anemia adalah:

a. Genetik

b. Nutrisi

c. Perdarahan

d. Immunologi

e. Infeksi (Tarwoto 2013:35).

2. Penyebab anemia umumnya adalah :

a. Kurang gizi(malnutrisi)

b. Kurang zat besi dalam diet

c. Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu, haid


29

danlain-lain

d. Penyakit-penyakit kronis: Tbc, paru, cacing usus. Malaria dan

lain-lain. (Marmi 2011:51).

2.2.4 Tanda dan Gejala Anemia

Gejala dan tanda anemia adalah antara lain pusing, rasa lemah, kulit

pucat, mudah pingsan (Purwoastuti 2015)

1. Gejala

Kelelahan, keletihan iritabilitas, dan sesak napas saat

melakukan aktifitas merupakan gejala yang paling sering

ditemukan.

2. Tanda

Pucat pada kulit dan membran mukosa dapat dilihat, dan mungkin

tampak pada tekapak tangan dan konjungtiva, meskipun tanda ini

bersifat subjektif dan tidak dapat diandalkan. (Tarwoto 2013).

2.2.5 Klasifikasi Anemia

Secara umum menurut (Proverwati 2011) anemia diklasifikasikan

menjadi:

1. Anemia defisiensi Besi

Prognosis anemia defisiensi besi yaitu gejala anemia akan

membaik dengan perbaikan anemia, perbaikan gejala dengan

preparat besi parenteral hanya sedikit berbeda disbanding besi oral

pada anemia defisiensibesi.

Defisiensi zat besi adalah penyebab anemia yang sering

terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil. Gejala beragam, dari
30

keletihan ringan sampai palpitasi yang beprpotensi membahayakan,

sesak napas atau gejala gagal curah jantung tinggi. Pada manusia,

mineral besi terdapat di semua sel dan berfungsi untuk membawa

oksigen dari paru ke jaringan, dalam bentuk hemoglobin(Hb).

2. Anemia Megalo blastik

Anemia megaloblastik biasanya disebabkan oleh defisiensi

asam folat atau vitamin B12. Defisiensi folat dihubungkan dengan

status nutrisi dan sosio-ekonomi, dan mungkin menyebabkan

komplikasi dalam kehamilan. Anemia megabolistik diperburuk oleh

rebdahnya folat dalam diet, konsumsi alkohol secara berlebihan.

Suplementasi asam folat direkomendasikan sebesar 400

mikrogram/hari untuk tiga bulan pertama prakonsepsi dan selama

trimester pertama karena terdapat hubungan antara defisiensi asam

folat perikonsepsi dan defek tuba neural, celah bibir (bibir sumbing)

serta palatum padajanin.

3. Gangguan selsabit

Prognosis anemia sel sabit yaitu, transfuse memperbaiki

nyeri saat gejala dan memberi keuntungan pada fetus secara tidak

langsug, tanpa pengangan obstetric yang maksimal, 50% pasien

dapat berakhir pada kematian. Penyakit sel sabit homozigot (HbSS)

adalah penyakit resesif autosom dengan penderita adalah homozigot

(diwariskan dari kedua orang tua) untuk gen mutan, sementara

individu pembawa sifat adalah heterozigot (Nugroho 2012: 32).

4. Talasemia
31

Talasemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin yang

diturunkan dan bersifat resesif autosom. Talasemia disebabkan oleh

pewarisan gen defektif. Pewarisan gen defektif ini meyebabkan

penurunan angka globin, dan produksi sel darah merah dengan

kandungan Hb yang tidak adekuat.

Klasifikasi anemia berdasarkan penyebabnya dapat

dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu:

a. Anemia karena hilangnya sel darah merah, terjadi akibat

perdarahan karena berbagai sebab seperti perlukaan, perdarahan

gastrointestinal, perdarahan uterus, perdarahan hidung,

perdarahan akibatoperasi.

b. Anemia karena menurunnya produksi sel darah merah dapat

disebabkan karena kekurangan unsur penyusun sel darah merah

(asam folat, vitamin B12 dan zat besi), gangguan fungsi sumsun

tulang ( adanya tumor, pengobatan, toksin), tidak adekuatnya

stimulasi karena berkurangnya eritropoitin (pada penyakit

ginjalkronik.

c. Anemia karena menigkatnya destruksi/ kerusakan sel darah


merah.

Sedangkan adapun kriteria anemia pada laki-laki dewasa dengan

kadar Hb <13g/dl, wanita dewasa yang tidak hamil dengan kadar

Hb < 12 g/dl, wanita hamil dengan kadar Hb <11 g/dl, anak umur
32

6-14 tahunn dengan kadar Hb <12 g/dl dan anak umur 6 bulan-6

tahun dengan kadar Hb<11 g/dl (Tarwoto2013).

Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel

darah merah atau hemoglobin. Diagnosis anemia dalam

kehamilan apa bila kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III)

atau < 10,5 g/dl (pada trimester II) (Kemenkes Ri, 2013: 160).

Departemen kesehatan menetapkan derajat anemia sebagai

berikut:

a) Tidak anemia : Hb 11 g/dl – batas normal

b) Ringan : Hb 9 – < 11g/dl

c) Sedang : Hb 5 g/dl - <9g/dl

d) Berat : Hb < 5 g/dl (Tarwoto, 2013:31).

Berdasarkan kadar Hb pembagian anemia pada ibu hamil

menurut Jannah(2012: 190) yaitu:

a) AnemiaRingan : Hb 9 – 10gr%

b) Anemia : Hb 7- 8gr%

c) AnemiaBerat : Hb <7 gr%.

2.2.6 Faktor Risiko Anemia Kehamilan

Adapun faktor risiko anemia dalam kehamilan menurut (Proverawati

2011: 134) yaitu :

1. Asupan makanan yang kurang mengandung zat besi, asam

folat, dan vitamin C


33

2. Sering mual danmuntah

3. Mengalami menstruasi berat sebelumhamil

4. Hamil pada saatremaja

5. Jarak kehamilan yang berdekatan

6. Kehilangan banyak darah (misalnya, dari cedera atau


terjadiperlukaan).

2.2.7 Gejala Klinis Anemia Kehamilan

1. Anemia Ringan

a. Kelelahan, dan lemah

b. Penurunan energi
c. Sesak napas
d. Lesu yang berkepanjangan
e. Tampak pucat
2. Anemia Sedang

a. Merasa lelah dan sering mengantuk

b. Merasa pusing dan lemah

c. Merasa tidak enak badan

d. Mengeluh sakit kepala

e. Konjungtiva pucat

3. Anemia Berat

a. Denyut jantung cepat

b. Tekanan darah rendah

c. Frekuensi pernafasancepat

d. Pucat atau kulit dingin


34

e. Nyeridada

f. Sakitkepala

g. Tidak bias berkonsentrasi

h. Sesak nafas.

2.2.8 Dampak anemia pada kehamilan

1. Bahaya selama kehamilan

a. Dapat terjadi abortus

b. Persalinan prematurus

c. Hambatan tumbuh kembang janin dan rahim 4). Mudah terjadi

infeksi

d. Ketuban pecah dini (KPD) sebelum proses melahirkan.

2. Bahaya saat persalinan

a. Gangguan his- kekuatan

mengejan

b. Kala pertama dapat berlangsunglama

c. Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi kebidanan.

d. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan

atonia uteri

3. Bahaya pada kala nifas

a. Terjadi subinvolusio uteri menimbulkan perdarahan postpartum

b. Pengeluaran ASI berkurang ( Erlin, 2012).

2.2.9 Patofisiologi Anemia

Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karna keperluan


35

akan zat-zat makanan makin bertambah dan terjadi pula perubahan-

perubahan dalam darah dan sum-sum tulang. Volume darah bertambah

banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidermia atau

hypervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang

dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi pengenceran darah.

Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut yaitu, plasma 30%,

sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.

Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi

dalam kehmilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat meringankan

beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil,

yang disebabkan oleh peningkatan cardiac output akibat hipervolemia.

Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi

perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada

perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih

sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.

Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan

umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32

dan 36 minggu (Tarwoto 2013).

2.2.10 Pencegahan anemia kehamilan

Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mecegah terjadinya

anemia jika sedang hamil atau mecoba menjadi hamil. Makan makanan

yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging

merah, sereal, telur, dan kacang tanah) dapat membantu memastikan


36

bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi

dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh

memiliki cukup asam besi dan folat (Proverawati,2011).

2.2.11 Tatalaksana Anemia

1. Tatalaksana Umum

a. Apabila diagnosis anemia telah ditegakkan, lakukan pemeriksaan

apusan darah tepi untuk melihat morfologi sel darah merah.

b. Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia, berikan zat

suplementasi besi dan asam folat. Tablet yang saat ini banyak

tersedia di Puskesmas adalah tablet tambah darah yang berisi 60

mg besi elemental dan 250 μg asam folat. Pada ibu hamil dengan

anemia, tablet tersebut dapat diberikan 3 kali sehari. Bila dalam

90 hari muncul perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai 42

hari pascasalin.Apabila setelah 90 hari pemberian tablet besi dan

asam folat kadar hemoglobin tidak meningkat, rujuk pasien ke

pusat pelayanan yang lebih tinggi untuk mencari penyebab

anemia.

2. Tatalaksana khusus

a. Bila tersedia fasilitas pemeriksaan penunjang, tentukan penyebab

anemia berdasarkan hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan

hapus darah tepi.

b. Anemia mikrositik hipokrom dapat ditemukan pada keadaan:


37

a) Defisiensi besi: lakukan pemeriksaan ferritin. Apabila

ditemukan kadar ferritin < 15 ng/ml, berikan terapi besi

dengan dosis setara 180 mg besi elemental per hari. Apabila

kadar ferritin normal, lakukan pemeriksaan SI danTIBC.

b) Thalassemia: Pasien dengan kecurigaan thalassemia perlu

dilakukan tatalaksana bersama dokter spesialis penyakit dalam

untuk perawatan yang lebih spesifik

c. Anemia normositik normokrom dapat ditemukan pada keadaan:

1) Perdarahan: tanyakan riwayat dan cari tanda dan gejala aborsi,

mola, kehamilan ektopik, atau perdarahan pascapersalinan

2) Infeksikronik

a. Anemia makrositik hiperkrom dapat ditemukan pada keadaan:

Defisiensi asam folat dan vitamin B12: berikan asam folat 1 x 2

mg dan vitamin B12 1 x 250 – 1000μg

b. Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan


kondisiberikut:

1) Kadar Hb <7 g/dl atau kadar hematokrit <20%

2) Kadar Hb >7 g/dl dengan gejala klinis: pusing, pandangan

berkunang- kunang, atau takikardia (frekuensi nadi >100x

permenit).

c. Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan

memantau pertambahan tinggi fundus, melakukan pemeriksaan

USG, dan memeriksa denyut jantung janin secara berkala

(Kemenkes RI 2013: 161)


38

2.2.12 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Anemia

1. Pemberian tablet zat besi selama kehamilan

Pemberian suplemen besi merupakan salah satu cara yang dianggap

paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai

pada tahap yang diinginkan, karena sangat efektif dimana satu tablet

mengandung 60 mg Fe dan 0.25 asam folat. Setiap tablet setara

dengan 200 mg ferrosulfat. Selama masa kehamilan minimal

diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan, diberikan

sejak pemeriksaan ibu hamil pertama. Setiap satu kemasan tablet

besi terdiri dari 30 tablet.

2. Pendidikan kesehatan yang meliputi pengetahuan anemia, pemilihan

makanan tinggi zat besi, asupan zat besi.

3. Pengobatan anemia pada ibu hamil harus ditujukan pada penyebab

anemia dan mungkin termasuk transfusi darah, pemberian

kortikosteroid atau obat-obatan lainnya yang menekan sistem

kekebalan tubuh, pemberian Erythropoietin obat yang membantu

sumsum tulang membuat sel-sel darah merah, dan pemberian

suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan

mineral lainnya.

2.3 Kajian dari jurnal penelitian

2.3.1. Menurut jurnal “Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari

Paritas dan Usia” (Willy astriana, 2015)

Jurnal tersebut menjelaskan bahwa Anemia merupakan masalah


39

kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi kelompok

wanita usia reproduksi (WUS).Menurut WHO secara global

prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8

%.Salah satu penyebab anemia pada kehamilan yaitu paritas dan umur

ibu. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia

kehamilan diantaranya gravid, umur, paritas, tingkat pendidikan,

status ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe.

Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu

hamil. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat –alat reproduksi

wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 –35

tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat

menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara

biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum

matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang

mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan

zat –zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun

terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta

berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian

didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat

Adverti sement

2.3.2. Menurut jurnal “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Anemia” (,Atik Purwandari, Freike Lumy,Feybe Polak

2016).
40

Jurnal tersebut menjelaskan bahwa Anemia dalam kehamilan masih

merupakan masalah kronik di Indonesia terbukti dalam prevalensi

pada wanita hamil persentase mencapai 63,5%. Dalam empat tahun

terakhir prevalensi anemia tidak menunjukan penurunan yang cukup

berarti.

Anemia pada kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat

kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi

berakibat negatif seperti 1) Gangguan dan hambatan pada

pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, 2) Kekurangan Hb

dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang

dibawah/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak. Ibu hamil yang

menderita anemia memiliki kemungkinan akan mengalami perdarahan

post partum.

Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar

hemoglobin kurang dari 11 gram% selama masa kehamilan pada

trimester 1 dan ke 3 dan kurang dari 10 gram% selama masa post

partum dan trimester 2. Anemia dalam kehamilan dapat

mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin.

2.3.3. Menurut jurnal “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia

Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil” (Lindung Purbadewi,

Yuliana Noor Setiawati Ulvie, 2013)

Jurnal tersebut menjelaskan bahwa Pengetahuan merupakan salah

satu faktor yang menstimulasi atau merangsang terhadap terwujudnya

sebuah perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan


41

memahami akibat anemia dan cara mencegah anemia maka akan

mempunyai perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat

terhindar dari berbagai akibat atau risiko dari terjadinya anemia

kehamilan. Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap

penurunan kejadian anemia pada ibu hamil.

2.4. Tinjauan Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney

2.4.1. Manajemen Asuhan Kebidanan7 Langkah Varney

1. Definisi

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah

yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan

pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-

penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis

untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien

(Varney’s 2010).

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang

digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan

masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data,

diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

(50 tahun IBI, 2010).

2. Langkah-langkah

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah

yang berurutan, yang dimulai dari pengumpulan data dasar dan

berakhir dengan evaluasi. Adapun langkah-langkah adalah :


42

1) Langkah I (Pengumpulan Data)

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk

menilai keadaan klien secara keseluruhandan lengkap, yaitu

data utama (misalnya, riwayat persalinan), data subyektif

yang diperoleh dari anamnesis (misalnya, keluhan pasien),

dan data obyektif dari pemeriksaan fisik (misalnya, tekanan

darah) diperoleh melalui serangkaian upaya sitematik dan

terfokus. Validitas dan akurasi data akan sangat membantu

pemberi pelayanan untuk melakukan analisis dan pada

akhirnya, membuat keputusan klinik yang tepat.

2) Langkah II (Interpretasi Data)

Setelah data dikumpulkan, penolong persalinan

melakukan analisis untuk mendukung alur alogaritma

diagnosis.Untuk membuat diagnosis dan identifikasi

masalah , diperlukan data yag lengkap dan akurat,

kemampuan untuk menginterpretasi/analisis data.

3) Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah

Potensial) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial, berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis

yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.

4) Langkah IV (Mengidentifikasi Kebutuhan yang

Memerlukan Penanganan Segera)


43

Identifikasi masalah yang membutuhkan tindakan segera

Menetapkan kebutuhan tindakan segera, konsultasi,

kolaborasi, dengan tenaga. Kesehatan lain serta rujukan

berdasarkan kondisi klien.

5) Langkah V (Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh)

Merencanakan Asuhan menyeluruh. Menyusun rencana

asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional.

Berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah

sebelumnya. Merumuskan rencana asuhan sesuai dengan

pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat

kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

6) Langkah VI (Tindakan/Implementasi)

Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter

untuk menangani klien yang mengalami komplikasi,

keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien

adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana

asuhan.

7) Langkah VII (Evaluasi)

1. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan

mengulang kembali manejemen proses untuk aspek-aspek

asuhan yang diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan


44

terhadap masalah yang telah diidentifikasi didalam masalah

dan diagnosis.

3. SOAP

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan adalah system pencatatan

yang digunakan agar asuhan yang dilakukan dapatdicatat dengan

benar, jelas, sederhana dan logis dengan menggunakan metode

pendokumentasian SOAP yang terdiri dari :

1. S : Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil

analisa dan interprestasikan data subyektif dan obyektif

dalam situasi diagnosa atau masalah dan antisipasi diagnosa

atau masalah potensial lain. Assessment termasuk langkah

2,3,4 dalam 7 langkah varney.

2. O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

dan klien,hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang

dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment,

objektif termasuk kedalam langkah 1 dalam 7 langkah varney.

3. A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interprestasikan data subyektif dan obyektif dalam situasi

diagnosa atau masalah dan antisipasi diagnosa atau masalah

potensial lain. Assessment termasuk langkah 2,3,4 dalam 7

langkah varney.

4. P : Planning
45

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,

tindakan dan evaluasi berdasarkan assessment, planning

terdiri dari langkah 5,6,7 dalam 7 langkah varney.


BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGI PADA NY. L

DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS BIAU

TAHUN 2020

3.1 DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh : Sumarni, S.Tr.,Keb

Di : Puskesmas Biau

Tanggal : 23 Desember 2020

Pukul : 09.15 wita

3.1.1 IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny”L”/ Tn.“M”

Umur : 27 Tahun/ 35Tahun

Nikah : 1 kali/ +2tahun

Suku : Buol/Makassar

Agama : Islam/Islam

Pendidikan : SMA/ SD

Pekerjaan : IRT/Wiraswasta

Alamat : Leok 1 Kec. Biau

3.1.2 Alasan kunjungan saat ini

Pasien datang ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatan

kehamilannya.

3.1.3 Keluhan utama pasien

Mengatakan mengalami pusing, dan terasa cepat lelah keluhan yang


47

di rasakan ibu sejak 3 hari yang lalu.

3.1.4 Riwayat kehamilan sekarang

a. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dan tidak pernah

keguguran

b. HPHT tanggal 28 Mei 2020

c. Menurut ibu umur kehamilannya sekarang >7 bulan

d. Pergerakan janin ibu dirasakan ketika usia kehamilannya 5 bulan

e. Pergerakan janin kuat disebelah kanan

f. Menurut ibu tidak ada nyeri perut selama hamil

g. Ibu sudah mendapat suntikan TT Lengkap.

3.1.5 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Anak pertama ibu lahir pada tahun 2017, umur kehamilan 9 bulan,

secara spontan, presentasi belakang kepala, ditolong oleh bidan,

dengan jenis kelamin perempuan, BBL 2800 gram, PB 50 cm, dengan

keadaan baik, dan masa nifas berlangsung baik.

3.1.6 Riwayat kesehatan/ penyakit yang lalu dan sekarang

a. Ibu tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, malaria dan

diabetes

b. Ibu tidak pernah menderita penyakit kulit dan kelamin

c. Ibu tidak pernah diopname

d. Ibu tidak pernah merokok dan mengkomsumsi alkohol dan obat-

obatan terlarang

e. Ibu tidak ada alergi obat-obatan


48

3.1.7 Riwayat reproduksi

a. Menarche umur 13 tahun Siklus haid 28-30 hari

b. Lamanya haid 5-7 hari

c. Tidak ada rasa nyeri ketika haid

3.1.8 Riwayat psikososial, ekonomi, dan spiritual

Suami maupun keluarga merasa senang dengan kehamilan ibu

a. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami

b. Ibu mengerjakan urusan rumah tangga dibantu oleh keluarga

c. Ibu dan keluarga beragama islam dan taat menjalankan ibadah

d. Hubungan keluarga dan tetangga baik

e. Suami sebagai pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya

f. Ibu menganggap bahwa kehamilannya merupakan anugerah Allah

Swt

g. Ibu dan keluarga ingin persalinannya berjalan lancar dan ditolong

oleh bidan ataupun dokter.

3.1.9 Riwayat keluarga berencana

Ibu tidak pernah menjadi akseptor Kb apapun selama ini dengan

alasan ingin memiliki anak.

3.2 DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran :composmentis

c. Tinggi badan : 154 cm


49

d. Berat badan sebelum hamil : 56 kg

e. Berat badan sekarang : 60 kg

f. Lila : 25 cm

g. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 100/ 70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu badan : 36,4 C

Pernapasan : 24 x/ menit

2. Pemeriksaan khusus

a. Kepala

Kulit dan rambut bersih, tidak rontok, tidak ada benjolan sekitar

kepala, tidak ada nyeri tekan

b. Wajah

Tampak ibu sedikit lelah, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada

edema, tidak ada nyeri tekan

c. Mata

Konjungtiva tampak sedikit pucat, sklera putih

d. Hidung

Simetris kiri dan kanan tidak ada pengeluaran sekret

e. Mulut/gigi

Mulut tampak bersih, tidak ada karies

f. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jungularis

g. Payudara
50

Puting susu tampak menonjol, hiperpigmentasi areola mammae, tidak

ada benjolan sekitar payudara, tidak ada nyeri tekan pada payudara

h.Abdomen

Tidak ada bekas operasi, tampak striae alba, linea nigra

1) Leopold I : 3 jrbpx, 28cm, teraba bokong

2) Leopold II : punggung kanan

3) Leopold III : Presentase kepala

4) LeopoldIV : BAP (Bergerak Atas Panggul)

5) Lingkar perut : 89 cm

6) Taksiran berat janin(TBJ) : 2492 gram

7) Auskultasi Detak Jantung Janin (DJJ) terdengar jelas kuat dan

teratur dikuadran kanan bawah perut ibu dengan frekuensi

130x/menit.

i. Ekstremitas

Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises, reflex

patella kiri dan kanan positif

j. Pemeriksaan laboratorium

Hemoglobin (Hb) : 9,2 gram/dl dengan menggunakan alat untuk

memeriksa kadar hemoglobin klien.

Albumin dan reduksi negatif.

3.3 ANALISA/DIAGNOSA: “ GIIPIA0 Ny L Umur 27 thn Gestasi 29-30

dengan Anemia ringan”


51

3.4 INTERVENSI

Tanggal 23 Desember 2020 jam 10.20 wita

Rencana tindakan asuhan kebidanan

a. Menyampaikan kepada ibu tentang kondisi kehamilannya

Rasional : dengan menjelaskan mengenai keadaan yang dialaminya

maka ibu akan mengerti sehingga ibu akan bersifat

kooperatif terhadap tindakan dan anjuran petugas kesehatan.

b. Memberikan HE (Health Education) tentang:

1. Hygiene yang cukup

Rasional : personal hygiene sangat penting untuk memberikan rasa

nyaman pada ibu untuk mencegah terjadinya infeksi.

2. Istirahat yang cukup

Rasional : dengan istrirahat yang cukup dapat meringankan beban

kerja jantung yang mengalami peningkatan dengan masa

kehamilan dan dapat menghematenergi.

3. Gizi pada ibu hamil tentang kebutuhan kalori, protein, zat besi,

asam folat (vitamin B) dan vitminC

Rasional: kebutuhan gizi pada ibu hamil penting dan lebih dari

biasanya karna digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin serta persiapan untuk laktasi.

c. Hal tentang tanda bahaya dalam kehamilan

Rasional: dengan memberitahukan atau menjelaskan kepada ibu tentang

tanda bahaya dalam kehamilan maka ibu dapat mengerti dan

melaksanakan anjuran bidan jika mengalami salah satu tanda


52

bahaya kehamilan tersebut, sehingga dapat terhindar dari 3T

(Terlambat dideteksi, Terlambat dirujuk, Terlambat diberikan

pertolongan).

d. Diskusikan dengan ibu tentang komplikasi dalam kehamilan

Rasional : agar ibu lebih hati-hati dalam menghadapi anemia yang

sedang dialaminya dan lebih memperhatikan apa yang

dianjurkan dan segera datang ke tempat pelayanan jika

mengalami kelainan yang dirasakan selama hamil.

e. Diskusikan tentang persiapan kelahiran dan persalinan

Rasional : dengan mendiskusikan hal tersebut dapat membantu ibu untuk

mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan terutama

biaya persalinan, tempat bersalin, penolong persalinan serta

keluarga yang akan ditinggalkan selama ditempat bersalin

dengan mengingat SURGA (serahkan urusan rumah tangga

pada keluarga).

f. Penatalaksanaan pemberian vitamin

1) SF 1 x 1 tablet/hari

Rasional : Suplemen zat besi direkomendasikan sebagai dasar yang

rutin karena banyak ibu yang tidak mengkomsumsi

makanan yang mengandung zat besi terlebih lagi ibu yang

sedang mengalami anemia.

2) Vitamin B kompleks

Rasional : Vitamin B kompleks merangsang relaksasi otot-otot polos

dan memperlancar aliran darah sehingga membantu


53

metabolisme termasuk pencernaan.

3) Vitamin C

Rasional : Dapat membantu penyerapan zat besi, memperkuat

pembuluh darah untuk mencegah perdarahan,

meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki

jaringan tubuh yang rusak.

3.5 IMPLEMENTASI

Tanggal 23 Desember 2020 jam 10.35 wita

1. Menyampaikan kepada ibu tentang kondisi kehamilannya yaitu: letak

janin baik, kepala berada di bawah, DJJ terdengar jelas kuat dan teratur

dengan frekuensi 130x/menit, keadaan ibu pusing, merasa lemas, cepat

lelah, sesak napas merupakan akibat dari penurunan Hb dalam darah yang

jumlahnya 9.2 gram/dl. Hal ini diatasi dengan komsumsi makanan yang

bergizi dan Fe seperti ikan, daging, tahu, tempe, telur, dan sayur-sayuran

yang berwarna hijau dan buah- buahan.

2. Memberikan HE (Health Rducation) tentang

a. Gizi pada ibu hamil

1) Kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat yang diperoleh

misalnya dari kacang-kacangan, buah segar, beras merah, sayur-

sayuran.

2) Kebutuhan protein dapat diperoleh dari telur, tahu, tempe, ikan dan

susu.

3) Zat besi yang diperlukan setiap hari dapat diperoleh dari daging,

hati, telur dan kedelai.


54

4) Kebutuhan asam folat (vitamin B) dan vitamin C dapat

diperoleh dari misalnya jus jeruk, brokoli, dan jugaroti.

5) Personal hygiene dalam kehamilan

Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh agar terhindar

dari infeksi apabila basah ataupun kotor.

Ibu mengerti dan mau melaukan anjuran yang disampaikan.

6) Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak

melaksanakan aktifitas yang dapat membuat ibu kelelahan.

Ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang disampaikan.

3. Mendiskusikan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

a. Sakit kepala yang hebat

b. Demam

c. Bengkak pada wajah dan kaki

d. Penglihatan kabur

e. Mual muntah berlebihan

f. Nyeri perut yang hebat

g. Pergerakan janin berkurang

h. Ketuban pecah sebelum waktunya

i. Keluar darah dari jalan lahir

j. Kejang

4. Mendiskusikan dengan ibu tentang komplikasi dalam kehamilan dengan

keadaan ibu yang sedang mengalami anemia. Komplikasi yang mungkin

terjadi adalah abortus, persalinan prematur, pertumbuhan dan perkembangan


55

janin dalam rahim terganggu. Sedangkan pada masa persalinan dapat terjadi

gangguan his sehingga kala satu dan dua dapat berlangsung lama. Pada masa

nifas terjadi subinvolusio uteri menimbulkan perdarahan postpartum,

pengeluaran ASI berkurang.

Ibu mengerti dengan apa yang telah dijelaskan tentang komplikasi anemia yang

akan terjadi nantinya.

5. Mendiskusikan dengan ibu tentang persiapan kelahiran dan persalinan

a. Pemilihan tempat bersalin

b. Penentuan penolong persalinan

c. Persiapan biaya persalinan

Persiapan keluarga yang akan ditinggalkan ditempat bersalin dengan

mengingat SURGA (serahkan urusan rumah tangga pada keluarga). Ibu

merencanakan melahirkan di rumah sakit dan ditolong oleh dokter atau

bidan. Suami sudah menyiapkan biaya persalinan dan pekerjaan rumah

tangga akan diserahkan pada adiknya apabila kelahiran sudah hampir tiba.

6. Penatalaksanaan pemberian vitamin

a. Fe 1 x1 tablet/hari

b. B com 3x 1/hari

c. Vit C 3 x 1/hari

Ibu mengerti dan akan mengkomsmsi obat-obat yang tela diberikan sesuai

dengan dosis dan aturan minum yang telah dianjurkan.

7. Menganjurkan ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya tanggal 4

Januari 2021, tetapi bila ada keluahan ibu boleh datang kapan saja. Ibu

bersedia dengan apa yang telah disampaikan.


56

3.1.6 EVALUASI

Tanggal 23 Desember jam 10.45 wita

1. kehamilan berlangsung normal

a. TFU setinggi prosessus xifoideus, 28 cm, teraba bokong

b. Tanda-tanda vital

1) Tekanandarah : 100/ 70 mmHg

2) Nadi : 80x/ menit

3) Suhu : 36,4 C

4) Pernapasan : 24 x/menit

2. Bayi dalam kondisi yang baik dan DJJ terdengar jelas kuat, dan teratur

dikuadran kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 130x/menit.

3. Keadaan ibu dengan anemia ringan dengan kadar Hb 9,2 gram/dl

dengan menggunakan alat untuk mengukur kadar sel darah merah

4. Ibu bersedia datang kembali tanggal 4 Januari 2021.


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

ANTENATAL PADA NY “M” DENGAN ANEMIA

RINGAN DI PUSKESMAS BIAU

TANGGAL 4 JANUARI 2020

Tanggal Kunjungan : 4 Januari 2021 jam 10.30 wita

Tanggal pengkajian : 4 Januari 2021 jam 10.30 wita

Data Subjektif

1. Perasaan ibu sudah tidak pusing

2. Ibu mengurangi pekerjaan dan sudah tidak terlalu lelah ketika sudah

beraktifitas

Data objektif

1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis

2. Ibu sudah tidak terlihat pucat

3. Berat badan sekarang 61 kg

4. Gestasi 31 minggu 2 hari ( 31-32 minggu)

5. Tanda- tanda vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 80x/menit

c. Suhu : 36.8 c

d. Pernapasan : 22x/menit

6. Konjungtiva tampak tidak pucat, sklera tidak icterus

7. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan


58

8. Tidak ada edema pada wajah dan tungkai

9. Palpasi abdomen

a. Leopold I : 2 jrbpx, 30 cm, teraba bokong

b. Leopold II : puka

c. Leopold III : kepala

d. Leopold IV : BAP

10. Tanggal 4 Januari 2021 Hb : 11,2 gram/dl dilakukan dengan menggunakan

alat untuk memeriksa kadar hemoglobin pada

klien.

Assesment

GII PI A0, Gestasi 31 – 32 minggu, punggung kanan, presentase kepala, BAP,

intra uteri, tunggal, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu baik.

Planning

Tanggal 4 Januari 2021 pukul 10.30 wita

1. Menyampaikan hasil pemeriksaaan kepada ibu bahwa kehamilan normal dan

anemia atau kadar Hb ibu sudah berubah yaitu 11,2 gram/dl

2. Mengingatkan pada ibu untuk tetap melaksanakan HE yaitu:

a. Gizi pada ibu hamil dengan memenuhi kebutuhan kalori, protein, kalsium,

zat besi, asam folat, dan vitamin C

b. hygiene dalam kehamilan

Menjelaskan pada ibu tentang personal hygiene itu sangat penting terutama

tentang kebersihan genetalia pakaian, serta kebersihan payudara dan ibu

sudah mengerti dengan apa yang dijelaskan.

c. Istirahat
59

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas

yang berlebih, dan ibu sudah mengerti dengan apa yang disampaikan.

3. Mengingatkan tentang tanda bahaya dalam kehamilan, dan menganjurkan ibu

segera ke tempat pelayanan kesehatan terdekat jika mengalami salah satu tanda

bahaya kehamilan dan ibu sudah mengerti.

4. Mendiskusikan dengan ibu tentang persiapan kelahiran dan persalinan

a. Pemilihan tempat bersalin

b. Penentuan penolong persalinan

c. Persiapan biaya persalinan

Persiapan keluarga yang akan ditinggalkan ditempat bersalin. Ibu

merencanakan melahirkan di rumah sakit dan ditolong oleh dokter atau

bidan. Suami sudah menyiapkan biaya persalinan dan pekerjaan rumah

tangga akan diserahkan pada adiknya apabila kelahiran sudah hampir tiba.

5. Penatalaksanaan pemberian obat-obatan diantaranya:

a. Pemberian obat zat besi

b. Pemberian obat vitamin

6. Menganjurkan ibu periksa kembali sesuai tanggal yang ditentukan, dan ibu

bersediadanmengerti.
BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan pembahasan tentang pelaksanaan manajemen


asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada Ny „L‟ gestasi 29 minggu 2 hari (29-
30 minggu) dengan anemia ringan di Puskesmas Biau tanggal 23 Desember 2020
dan 4 Januari 2021 . Maka saya akan membahas tentang perbandingan studi kasus
pada Ny “L” dengan tinjauan teoritis. Pembahasan akan diuraikan secara narasi
berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney
dan soap sebagai berikut.

4.1 Langkah I : Identifikasi Data Dasar

Identifikasi data dasar merupakan proses manajemen asuhan kebidanan


yang ditujukan untuk pengumpulan informasi baik fisik, psikososial dan
spiritual (Nurhayati dkk, 2013). Informasi yang diperoleh mengenai data-data
tersebut saya dapatkan dengan mengadakan wawancara langsung dari klien
dan keluarganya serta sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang/ laboratorium

Pengkajian data dasar pada kasus anemia pada masa kehamilan


dilakukan pada saat pengamatan pertama kali ketika pasien datang
puskesmas. Pengkajian meliputi anamnesis langsung yang diperoleh dari
pasien, dan keluarga pasien. Pengkajian ini berupa identitas pasien, data
biologis/fisiologis yang meliputi: keluhan utama, riwayat keluhan utama,
riwayat kehamilan sekarang, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan yang
lalu, riwayat kesehatan dan penyakit keluarga, riwayat sosial budaya, dan
riwayat fungsi kesehatan. Pengkajian data objektif di peroleh melalui
pemeriksaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik
serta di tegakkan dengan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
61

laboratorium. Pada langkah awal dikumpulkan semua informasi yang akurat


dan dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tanggal 23
Desember 2020 Ny “L”, usia 27 tahun, GIIPIA0, datang ke puskesmas
dengan keluhan merasa badannya lelah dan terkadang pusing. Ibu merasakan
keluhanya sejak tiga hari yang lalu, dan ibu mengatakan merasa cemas
dengan keadaan bayinya. Ibu datang dengan keluhan terkadang merasakan
pusing, badan terasa lemas dan keluhan yang dirasakan ibu tersebut mulai
dirasakan sejak tiga hari yang lalu.

Pasien mengalami haid pertama haid terakhir (HPHT) pada tanggal 28


Mei 2020 dengan taksiran persalinan pada tanggal 6 Maret 2021. Usia
kehamilan didapatkan dari perhitungan dengan rumus neegle didapatkan usia
kehamilan 29 minggu 2 hari. Ibu tidak pernah mengalami trauma selama
hamil, tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, asma jantung dan diabetes,
dan tidak ada riwayat mengomsumsi obat-obatan. Selama hamil, nutrisi
pasien terpenuhi dengan baik, istirahat cukup, aktivitas pasien tetap
melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-harinya.

Kunjungan pertama ibu pada tanggal 23 Desember 2020 di puskesmas


Biau, hasil pemeriksaan dengan berat badan ibu 60 kg, pemeriksaan fisik
dengan hasil kesadaran komposmentis, keadaan umum baik, tekanan darah
100/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan 24x/menit, dan suhu 36,4°C,
dengan ekspresi wajah tampak lelah, tidak ada kloasma gravidarum, tidak
ada edema dan tidak ada pembengkakan pada wajah, kedua konjungtiva mata
tampak sedikit pucat, tidak ikterus,dan sclera putih,tidak ada pembesaran
pada kelenjar tiroid,limfe dan vena jugularis, payudara tampak
hiperpigmentasi pada areola mammae. Pemeriksaan abdomen didapatkan
kesan yaitu tinggi fundus uteri (TFU) setinggi pusat, 28 cm sesuai usia
kehamilan 29 minggu 2 hari (29- 30 minggu), situs memanjang, presentasi
62

kepala, punggung kanan, terdengar denyut jantung janin jelas, kuat dan
teratur dengan frekuensi 130x/ menit, janin intrauterine,tunggal, hidup,
keadaan janin baik dan ibu dengan anemia ringan. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasi kadar hemoglobin 9,2 gr/dL.
Kunjungan kedua dilakukan klien di puskesmas dengan keluhan yang
dirasakan ibu tidak merasakan pusing lagi dan ibu mengurangi pekerjaan
sehingga tidak mudah lelah lagi setelah beraktifitas. Didapatkan hasil
keadaan umum ibu baik, kesadran komposmentis, berat badan 61kg,
pemeriksaan tanda- tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80x/ menit, suhu 370C, dan pernapasan 22x/ menit. Pada
pemeriksaan fisik tampak konjungtiva ibu tampak masih sedikit pucat, skelra
tidak ikterus, pemebesaran perut sesuai dengan usia kehamilan dengan
Tinggi Fundus Uteri( TFU) 30 cm, dengan gestasi 31 minggu 2 hari ( 31-32
minggu) dengan teraba bokong pada bagian fundus, presentasi kepala,
punggung kanan, tidak ada edema pada tungkai dan tidak ada nyeri tekan.
Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 4 Januari 2021
dengan hasil kadar Hemoglobin 11,2 gram/dl.
Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah
merah atau hemoglobin. Diagnosis pada anemia apabila Kadar Hb < 11 g/dl
(pada trimester I dan III) atau < 10,5 g/dl (pada trimester II) (Kemenkes RI
2013: 160)
Adapun tanda dan gejala anemia menurut teori yaitu, seperti kelelahan,
keletihan iritabilitas, dan sesak napas saat melakukan aktifitas merupakan
gejala yang paling sering ditemukan. Tanda- tanda orang yang mengalami
anemia, pucat pada kulit dan membran mukosa dapat dilihat, dan mungkin
tampak pada tekapak tangan dan konjungtiva (Purwoastuti 2015).

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),


63

konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual

muntah lebih hebat pada hamil muda (Erlin 2012).

Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin dalam darah

kurang dari 12,5 g/dl pada pria dewasa dan kurang dari 11,5 g/dl, pada

wanita dewasa, untuk wanita hamil apabila Hb kurang dari 10,0 g/dl

(Proverwati 2011). Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan

lemah, pucat dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas

normal (Feryanto, Achmad, 2011 : 37).

Sedangkan pada kasus Ny „L‟ setalah dilakukan pengumpulan data dan

pemeriksaan didapatkan keluhan berupa ibu merasa pusing dan mudah lelah,

konjungtiva ibu tampak sedikit pucat, dan pada pemeriksaan darah Hb 9,2

gram/dl.

Berdasarkan uraian diatas terdapat persamaan antara teori dengan

gejala yang timbul pada kasus anemia pada masa kehamilan. sehingga saya

tidak ada hambatan yang berarti karena pada saat pengumpulan data baik

klien maupun keluarga dalam hal ini ibu selalu terbuka untuk memberikan

informasi sesuai dengan data yang diperlukan yang berhubungan dengan

keadaan ibu sehingga mempermudah dalam mengumpulkan data. Hal ini

membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan

kasus.

4.2 Langkah II : Identifikasi Diagnosa/MasalahAktual

Langkah kedua dilakukan identifikasi diagnosis atau masalah


berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan
64

diagnosis dan masalah yang spesifik (Nurhayati dkk, 2013).

Hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang diperoleh


menunjukkan diagnosis terjadi anemia pada kasus Ny “L”. Ibu datang dengan
keluhan merasa pusing dan merasa cepat lelah. Hal tersebut sesuai dengan
teori bahwa kasus anemia ditandai dengan tanda dan gejala antara lain
pusing, rasa lemah, konjuntiva dan kulit pucat, mudah pingsan (Purwoastuti
2015).

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada Ny”L”


ditemukan hasil tampak konjungtiva ibu tampak sedikit pucat. Pucat pada
kulit dan membran mukosa dapat dilihat, dan mungkin tampak pada telapak
tangan dan konjungtiva, meskipun tanda ini bersifat subjektif dan tidak dapat
diandalkan (Tarwoto 2013).

Pada pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada Ny”L”


didapatkan hasil kadar yaitu 9,2 gram/dl Berdasarkan teori bahwa anemia
merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit
dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal (Rukiyah 2013: 114). Anemia
adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah
sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen
keseluruh jaringan. Anemia pada ibu hamil dapat didefenisikan bila kadar Hb
<11gr/dl (Nugroho: 2014).

Adapun diagnosa/ masalah aktual yang diidentifikasi pada Ny “L”


yaitu GII PI AO, gestasi 29 minggu 3 hari (29- 30 minggu), situs memanjang
dengan punggung kanan, presentase kepala, tunggal, hidup, intra uteri,
kepala, BAP, keadaan janin baik, ibu dengan Anemia dengan Hb 9.2 gram/dl
Diagnosa pada Ny ”L‟ didasarkan atas data subjektif dan data objektif yang
didapat dari hasil pengkajian dan analisa secara teoritis.
65

Berdasarkan uraian data diatas masalah aktual adalah anemia. Anemia

dalam kehamilan ialah kondisi dimana kadar hemoglobin <11 g% pada

trimester satu dan tiga atau kadar <10,5 g% pada trimester dua. Sedangkan

menurut (Nugroho 2014) anemia untuk wanita hamil apabila Hb kurang dari

10,0 gram per desiliter.

Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja

jantung. Hemodilusi (pengenceran darah) terjadi sejak kehamilan 10 minggu

dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin

ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan

mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%.

Pada anamnesa akan didapatkan keluhan sering pusing, keluhan mual

muntah hebat pada ibu hamil, dan cepat lelah. Pemeriksaan yang perlu

dilakukan untuk menegakkan diagnosa anemia diantaranya dari anamnesa,

riwayat nutrisi, gejala dan keluhan pada penderita, pemeriksaan fisik,

meliputi tanda-tanda anemia, serta yang mendasari penyakit-penyakit tertentu

penyebab anemia, pemeriksan laboratorium untuk pemeriksaan kadar Hb

(Aziz 2011).

Diagnosis anemia pada kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa.

Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing mata

berkunang- kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada ibu hamil.

Pemeriksaan dan pengawasan juga dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sahli. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan,

yaitu pada trimester I dan trimester II (Arif Mansjoer, 2011).


66

Adapun penilaian klinis sehingga dapat dikatakan anemia menurut

(Aziz 2011) yaitu: letih, sering mengantuk, pusing, lemah, nyeri kepala, luka

pada lidah, kulit pucat, membran mukosa pucat (misal konjungtiva), bantalan

kuku pucat, tidak ada nafsu makan, mual dan muntah.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari pengkajian tampak ada

persamaan dalam diagnosa aktual yaitu ibu mengalami anemia ringan dengan

kadar Hb pada Ny “L” yaitu 9.2 gram/dl. Dengan demikian secara garis besar

tampak adanya persamaan antar teori dan tidak ada kesenjangan dengan

diagnosis aktual yang ditegakkan sehingga memudahkan memberikan

tindakan selajutnya.

4.3 Langkah III Rencana Asuhan/Intervensi


Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen kebidanan terhadap
diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Suatu
rencana tindakan harus disetujui pasien dan bidan agar menjadi efektif.
Semua keputusan yang dibuat dalam merencanakan suatu asuhan yang
komprehensif harus merefleksikan alasan yang benar berlandaskan
pengetahuan, teori yang berkaitan dan terbaru, serta telah divalidasi dengan
keinginan atau kebutuhan pasien. Membuat rencana tindakan asuhan
kebidanan hendaknya menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan yang
berisi sasaran/target dan hasil yang akan dicapai dalam penerapan asuhan
kebidanan pada Ny “L” dengan anemia ringan pada masa kehamilan.

Penatalaksanaan anemia secara umum yaitu apabila diagnosis anemia


telah ditegakkan, lakukan pemeriksaan apusan darah tepi untuk melihat
morfologi sel darah merah. Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak
tersedia, berikan suplementasi besi dan asam folat. Tablet yang saat ini
banyak tersedia di Puskesmas adalah tablet tambah darah yang berisi 60 mg
67

besi elemental dan 250 μg asam folat. Pada ibu hamil dengan anemia, tablet
tersebut dapat diberikan 3 kali sehari. Bila dalam 90 hari muncul perbaikan,
lanjutkan pemberian tablet sampai 42 hari pascasalin.Apabila setelah 90 hari
pemberian tablet besi dan asam folat kadar hemoglobin tidak meningkat,
rujuk pasien ke pusat pelayanan yang lebih tinggi untuk mencari penyebab
anemia (Kemenkes RI 2013:161).

Rencana asuhan yang diberikan pada Ny “L” yaitu dengan memberikan


pendidikan kesehatan yang meliputi pengetahuan anemia, asupan zat besi,
pemberian suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin C dan
mineral lainnya. Menganjurkan ibu untuk datang kembali sesuai jadwal yang
ditetapkan ataupun bila ada keluhan lain yang dirasakan. Nutrisi yang baik
adalah cara terbaik untuk mecegah terjadinya anemia jika sedang hamil atau
mecoba menjadi hamil. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi
(seperti sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah)
dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang
diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk
memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan folat.

Pada masa kehamilan dianjurkan ibu untuk mengkomsumsi vitamin C


bersamaan dengan zat besi, karena vitamin C dapat membantu penyerapan
zat besi. Kandungan dalam vitamin C yaitu dapat membuat kondisi lambung
menjadi asam sehingga kondisi inilah yang dapat membuat unsur senyawa
yang dalam zat besi mudah untuk diabsorbsi dan larut dalam air yang
kemudian diangkut ke tulang sum- sum belakang untuk pembentukan
hemoglobin. Selama mengkomsumsi zat besi tidak dianjurkan untuk minum
teh atau kopi karnaterdapat kandungan tannin dalam minuman tersebut yang
dapat mengikat zat besi sehingga menghambat penyerapan dalam tubuh.
68

Penatalaksanaan dan asuhan anemia pada kehamilan menurut (Robson,

2011) pada pemeriksaan Antenatal Care (ANC) bidan mengkaji penyebab

anemia dari riwayat diet untuk mengetahui adakah kemungkinan kelainan,

kebiasaan mengidam berlebihan dan mengonsumsi makanan-makanan

tertentu dan riwayat medis yang adekuat dan uji yang tepat. Memberikan

sulfat ferosa 200 mg 2-3 kali sehari. Sulfat ferosa diberikan 1 tablet pada hari

pertama kemudian dievaluasi apakah ada keluhan (misalnya mual, muntah,

feses berwarna hitam), apabila tidak ada keluhan maka pemberian sulfat

ferosa dapat dilanjutkan hingga anemia terkoreksi.

Pada masa kehamilan dilakukan kunjungan setiap dua minggu setelah

pemeriksaan awal, berdasarkan kasus yang dialami klien pada rencana

asuhan dilakukan kunjungan rumah untuk memastikan bahwa ibu betul- betul

mengerti dengan apa yang dianjurkan pada pemeberian asuhan. Ada

beberapa tujuan kunjungan ulang kehamilan seperti mendeteksikan

komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran, pengetahuan tentang

tanda- tanda bahaya dalam kehamilan, pemeriksaan fisik yang difokuskan

pada pendeteksian komplikasi. Jadwal kunjungan ulang sebaiknya sampai

dengan 28 minggu usia kehamilan setiap 4 minggu, antara 28-36 minggu usia

kehamilan setiap 2 minggu, antara 36 minggu sampai kelahiran setiap

minggu (Kusmiyati,2011).

Berdasarkan anamnesis yang telah dilakukan pada Ny”L” didapatkan

hasil pada kunjungan pertama dengan keluhan sering pusing, mudah lelah

dan pada pemeriksaan fisik terfokus yang dilakukan didapatkan hasil tampak

konjungtiva ibu tampak sedikit pucat dan tidak icteru, pembesaran perut
69

sesuai dengan usia kehamilan dengan Tinggi Fundus Uteri (TFU) 28 cm,

teraba bokong, presentasi kepala, punggung kanan, intrauteri, tunggal

ditandai dengan denyut jantung janin terdengar kuat dan tertur disatu sisi

bagian kuadran kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 130x/ menit, dengan

keadaan janin baik dan ibu dengan keadaan anemia berdasarkan hasil

pemeriksaan laboratorium dengan kadar Hemoglobin 9.2 gram%.

Kunjungan kedua dengan hasil keluhan yang dirasakan ibu tidak


merasa pusing dan ibu mengurangi pekerjaan sehingga tidak mudah lelah lagi
setelah beraktifitas. Didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadran
komposmentis, berat badan 61 kg, pemeriksaan tanda- tanda vital didapatkan
hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/ menit, suhu 370C, dan
pernapasan 20x/ menit. Pada pemeriksaan fisik tampak konjungtiva ibu
tampak masih sedikit pucat , skelra tidak ikterus, pemebesaran perut sesuai
dengan usia kehamilan dengan Tinggi Fundus Uteri( TFU) 30 cm, dengan
gestasi 31 minggu 2 hari ( 31-32 minggu) dengan teraba bokong pada bagian
fundus, presentasi kepala, punggung kanan, tidak ada edema pada tungkai
dan nyeri tekan. Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 4
jauari 2021 dengan hasil kadar Hemoglobin 11,2 gram/dl.

Rencana asuhan tindakan pada Ny “L” dengan kasus anemia ringan


dilakukan dengan menentukan tujuan asuhan yang akan diberikan. Tujuan
penatalaksanaan tersebut yaitu agar dapat dilakukannya rencana asuhan
kepada ibu agar kehamilan dapat berlangsung normal, keadaan ibu dan janin
baik, dan anemia yang dialami ibu dapat teratasi. Adapun kriteria
keberhasilan rencana asuhan yang akan diberikan yaitu, TFU(Tinggi Fundus
Uteri) sesuai dengan umur kehamilan, tanda- tanda vital dalam batas normal,
keadaan janin sehat dengan kriteria DJJ dalam batas normal antara 120-
160x/ menit, TBJ > 2500 gram, konjungtiva tidak pucat, keluhan ibu
70

berkurang hilang mengenai rasa pusing dan tidak mudah lelah.

Berdasarkan uraian di atas, rencana tindakan yang disusun berdasarkan


tujuan yang sesuai kebutuhan pasien pada Ny “L” dengan kasus anemia
ringan pada masa kehamilan yaitu, dilakukan kunjungan untuk evaluasi
setelah diberikan terapi pemberian tablet penambah darah, memberitahu hasil
pemeriksaan, pendidikan kesehatan tentang hygiene yang cukup,
mendiskusikan hal tentang tanda bahaya dalam kehamilan, mendiskusikan
tentang kompikasi yang dapat yang dapat terjadi dalam masa kehamilan,
mendiskusikan tentang persiapan persalinan. Rencana asuhan kebidanan
yang telah disusun berdasarkan diagnosa/masalah aktual dan potensial, hal
ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan tinajuan
manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi kasus di lahan praktek.

4.4 Langkah IV Implementasi

Berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan bahwa


melaksanakan rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada
klien. Implementasi dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun
sebagian dilaksanakan pasien serta kerjasama dengan tim kesehatan lainnya
sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan (Mangkuji dkk, 2012).

Pada kasus ini Ny “L”, 27 tahun dengan diagnosa anemia ringan pada
masa kehamilan. Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan
asuhan pada studi kasus Ny” L” dengan anemia ringan, semua tindakan yang
telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik dan tidak
menemukan hambatan yang berarti karna adanya kerja sama dan penerimaan
yang baik dari klien dan keluarga yang kooperatif serta sarana dan fasilitas
yang mendukung dalam pelaksanaan tindakan di puskesmas Biau. Dalam
pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan penulis tidak menemukan hambatan
71

yang berarti karena seluruh tindakan yang dilakukan sudah berorientasi pada
kebutuhan klien.

4.5 Langkah V Evaluasi Asuhan Kebidanan

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan


dimana pada tahap ini ditemukan kemajuan atau keberhasilan dalam
mengatasi masalah yang dihadapi klien. Proses evaluasi merupakan langkah
dari proses manejemen asuhan kebidanan pada tahap ini penulis tidak
mendapatkan permasalahan atau kesenjangan pada evaluasi menunjukan
masalah teratasi tanpa adanya komplikasi (Mangkuji, 2013).

Hasil evaluasi setelah melakukan asuhan kebidanan adalah sebagai


berikut. Pada pelaksanaan evaluasi tanggal 23 Desember 2020 dan 4 Januari
2021 pada Ny “L” yaitu kehamilan berlangsung normal ditandai dengan
keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda- tanda vital dalam
batas normal, pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan dan detak
jantung janin dalam batas normal. Pusing, sakit kepala, terkadang cepat
merasakan lelah yang sering dirasakan ibu sudah teratasi, Hb meningkat dari
9,2 gram/dl menjadi 11,2 gram/dl ibu menghabiskan obat yang diberikan,
serta mengurangi aktifitasnya.Dengan demikian hasil asuhan kebidanan yang
telah diberikan pada Ny “L” berhasil dengan melihat perubahan yang telah
dirasakan ibu baik dari keluhan, kadar Hb ibu dan kehamilan berlangsung
normal.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek

melalui kasus Ny „L‟ dengan kehamilan 29-30 dengan anemia ringan di

puskesmas Biau tanggal 23 desember 2020 dan 4 januari 2021, maka pada bab ini

penulis menarik kesimpulan dan saran.

5.1 KESIMPULAN

5.1.1 Telah dilaksanakan pengumpulan data dasar pada Ny”L” dengan

anemia ringan pada masa kehamilan di Puskesmas Biau tahun 2020.

5.1.2 Telah dilaksanakan perumusan diagnosa/ masalah aktual pada Ny”L”

di Puskesmas Biau tahun 2020 dengan pengumpulan baik dari data

subjektif, data objektif dan pemeriksaan penunjang/ laboratorium

sehingga didapatkan diagnosa kebidanan pada Ny “L” dengan anemia

pada masa kehamilan.

5.1.3 Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny”L”

dengan anemia ringan di Puskesmas Biau tahun 2020, dengan hasil

merencanakan asuhan berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan

masalah potensial yang dapat terjadi.

5.1.4 Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncankan pada

Ny”L” dengan anemia di Puskesmas Biau tahun 2020 dengan hasil

yaitu semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan

seluruhnya dengan baik tanpa adanya hambatan.

5.1.5 Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny”L”

dengan anemia di Puskesmas Biau tahun 2020 dengan hasil yaitu


73

asuhan yang telah diberikan berhasil dengan ditandai perubahan kadar

Hb ibu yang awalnya 9.2 gram% menjadi 11,2 gram/dl

5.2 SARAN

Berdasarkan tinjauan kasus dan pembahasan kasus peneliti memberikan

sedikit masukan atau saran yang diharapkan dapat bermanfaat.

5.2.1 Untuk klien

Menganjurkan kepada ibu agar mengkomsumsi makanan yang bergizi

disamping suplemen zat besi yang diberikan, karna makanan yang

mengandung zat besi akan memenuhi kebutuhan energi.

Menganjurkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya

secara dini dan teratur serta dapat mengenal tanda-tanda bahaya dalam

kehamilan.

5.2.2 Mengerti dan Melaksanakan setiap anjuran dan pendidikan kesehatan

yang diberikan.

5.2.3 Untuk bidan

Dalam melakuakan tugas sebagai bidan untuk memberikan tindakan

perlu diketahui rasional setiap tindakan yang diberikan kepada klien

dan harus dengan persetujuan klien.

Sebagai bidan dalam melakukan tindakan perlu membina hubungan

yang baik antara klien ataupun keluarga sehingga tercapai tujuan yang

diinginkan.

Profesi bidan harus mampu mengambil suatu keputusan klinik untuk

menghindari keterlambatan merujuk sehingga dapat mencegah

kematian ibu dan bayi.


74

5.2.4 Untuk institusi

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan

manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan

dikembangkan, mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam

membina tenaga bidan guna menciptakan tenaga kesehatan yang

berpotensi dan profesional.


DAFTAR PUSTAKA

Arisman. (2011). Gizi Dalam Daur Kehidupan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran


EGC. Arief Mansjoer. (2011). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aesculpius.
Aziz Alimul.H. (2011) Pengantar Kebutuhan Dasar Munusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan Jakarta: Salemba Medika
Bothamley, Judy. (2013) Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC.
Departemen Agama RI. (2011). AL-Quran Dan Terjemahannya. Jakarta : Toha putra.
Feryanto Ahmad.(2011). Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Jannah, Nurul. (2012).Buku ajar asuhan kebidanan Kehamilan. Yongyakarta: C.V
Andi Offest.
Kusmiyati, Y. (2011). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Mangkuji Betty. (2013). Asuhan Kebidanan Tujuh Langkah Varney. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC.
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Nuha Medika.
Maryunani, Anik. (2010).Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan. Jakarta: CV Trans
Info Medika.
Nirwana, Ade Benih. (2011) Kapita Selekta Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nugroho Taufan.. (2012). Patologi Kebidanan. Yongyakarta: Naha Medika..
Nugroho, Taufik. (2014) .Buku Ajar Askeb 1 Kehamilan. Yogyakarta: Naha Medika..
Nurhayati, Aprina (2013).Konsep kebidanan. Jakarta: Penerbit salemba medika.
Pantikawati, Ika.(2012). Asuhan kebidanan 1 kehamilan. Yongyakarta: nuha medika.
Prawirohadjo, Sarwono. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono.
Proverawati Atikah. (2011).Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Purwoastuti, Endang. (2015). Ilmu Obstetri Dan Ginekologi Sosial bagi Kebidanan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Pantikawati, Ika.(2012). Asuhan kebidanan 1 kehamilan. Yongyakarta: nuha medika.
Rukiyah, Ai Yeyeh. (2013). Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Jakarta: CV Trans
Info Medika.
Robson, Elizabeth. (2011). Patologi Pada Kehamilan: Manajemen dan Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Tarwoto. (2013). Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Medika
World Health Organization (WHO). 2015.
ErlinIka Sari Wulan. (2012).Jurnal Penelitian Asuhan Kebidanan Post Partum
Dengan
Anemia Sedang Di RB Marga waluya . Surakarta.. Situs web: http://digilib.stikes
kusuma husada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-erlinikawu-25-1- erlinik-i.pdf. Di akses
tanggal 20 desember 2020 pukul 23.09 wita.
Lilis indahswari, dkk. Jurnal penelitian Hubungan Pola Komsumsi D engan kejadian
Anemia prakonsepsi di RS Bhayangkara.Makassar 2011.
http://pdf.documentslide.com/documents/hubungan-pola-konsumsi-dengan- kejadian-
anemia-pada-wanita-prakonsepsi-di-kecamatan.html. Di akses tanggal 23
desember 2020 pukul 23.18wita.

Ningrum Angga Devi. Hubungan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Anemia Pada
KehamilandiKabupatenModjokerto.2014.https://scholar.google.com/scholar?q=pdf.
+angka+kejadian+anemia+tahun+2 015&btnG=&hl=id. Di akses pada tanggal 13
Desember 2020 pukul 16.45 wita.
Ravishankar Suryanarayana, dkk. (2016). Prevalence of Anemia Among Pregnant
Women In Ruralpopulation Of Kolar District English Online. International Journal of
Medical Science and Public Health. Vol. 5 issue 3 Situs web:
http://www.ejmanager.com/mnstemps/67/67-1438595775.pdf. Di akses tanggal 21
Desember 2020 pukul 23.48 wita.
Saifudin Moh, Anjelina Dewi Ayuna. (2011) Jurnal Penelitian Dengan Judul
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia Kehamilanan.. Lamongan.
Diakses tanggal 21 desember 2020 pukul: 10.50 wita.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai