Anda di halaman 1dari 23

Midwifery Care Project (Continuity Of Care)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. F USIA 25 TAHUN G2P1A0


DI UPTD PUSKESMAS TAPOS KOTA DEPOK

DISUSUN OLEH:
SUPERTI WAHYUNINGSIH
NPM: 19220200018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Midwifery Care Project (Continuity Of Care)
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. F USIA 25 TAHUN G2P1A0
DI PUSKESMAS TAPOS KOTA DEPOK

Disusun oleh:
NAMA: SUPERTI WAHYUNINGSIH
NPM: 19220200018

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di hadapan tim
penguji.

Juli 2023
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase

( )
NIDN

1
LEMBAR PENGESAHAN

Midwifery Care Project (Continuity Of Care)


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. F USIA 25 TAHUN G2P1A0
DI UPTD PUSKESMAS TAPOS KOTA DEPOK

Disusun oleh:
NAMA : SUPERTI WAHYUNINGSIH
NPM: 19220200018

Telah dipresentasikan pada Tanggal Juli 2023 di hadapan tim penguji Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen Kebidanan Universitas Indonesia
Maju.

Tanggal, Juli 2023


KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi

KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br.G.,S.ST, M.Kes Gaidha K Pangestu, S.Tr.Keb., M.Keb


NIDN. 317088406 NIDN. 0317119401

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

( )
NIDN

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan Proposal “Midwifery Care of Project (Continuity of Care) Asuhan
Kebidanan pada Ny F Usia 25 Tahun G2P1A0 di UPTD Puskesmas Tapos Kota Depok
Tahun 2023” ini. Penulisan Proposal COC ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah salah
satu syarat memperoleh gelar Profesi Bidan di Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada saat ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan Proposal
COC ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs.H. A. Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr.dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik Universitas
Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am.Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
8. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb., Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Universitas Indonesia Maju.
9. Aprilya Nency,S.ST, M.Kes Selaku Dosen Pembimbing
10. Milka anggraeni, S.ST, M.Kes Selaku Dosen Pembimbing
11. Dian Novianti,S.Tr.Keb,Bdn selaku CI pada stase 8
12. Shinta Mona Lisca, S.ST, M.Kes Selaku Dosen Penguji
13. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi Departemen Kebidanan Universitas Maju yang telah memberikan ilmu

3
pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses
Pendidikan.
14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan Laporan COC ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Semoga Midwifery Care of Project (Continuity of Care) ini membawa manfaat
bagi kita semua.

Jakarta, Maret 2023

Penulis

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut organisasi Kesehatan dunia (WHO) angka kematian Ibu (Maternal Mortality
Rate) merupakan jumlah kematian Ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan, dan
pasca persalinan yang dijadikan indicator derajat Kesehatan perempuan. Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target Global Sustainable Goals (SDGs)
dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2030. (1)
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan 830 perempuan
meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99%
dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Rasio kematian maternal di
negara-negara berkembang pada tahun 2020 adalah 158 per 100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian ibu tahun 2021 adalah 157 per 100.000 kelahiran hidup. Hampir semua
kematian tersebut terjadi karena hal yang dapat dicegah. (1)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2019 angka
kematian ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus
sebesar 14.623 kasus. Penyebab terbanyak kematian ibu disebabkan oleh Pre-Eklamsia
dan perdarahan. Angka kematian Bayi (AKB) tercatat 24 per 1.000 kelahiran hidup
dengan jumlah kasus terbesar 151.200 kasus. Penyebab terbanyak kematian bayi
disebabkan oleh bayi berat lahir rendah (BBLR) dan Asfiksia (2)
Angka kematian ibu tahun 2020 di Jawa Barat sebesar 416 kasus, jumlah kasus
kematian ini hampir sama dengan tahun 2019 (417), namun pada tahun 2020 ini masih
cenderung ada kenaikan karena belum semua kab/kota melaporkan kematian ibu. Tahun
2019-2020, kasus kematian ibu tertinggi di kabupaten Bogor. Kematian Ibu sd Juli 2020
Perdarahan 28% Hipertensi Infeksi 29% 4% Gangguan Darah 12% Gangguan Metabolik
3% Lain2 24% Penyebab Kematian Ibu Penyebab kematian ibu masih didominasi oleh
Perdarahan 28% dan Hipertensi 29%, meskipun penyebab lain-lain juga masih tinggi
yaitu 24%. Kematian bayi s/d bulan Juli sebanyak 1.649 kasus, meningkat dibandingkan
tahun 2019 pada periode yang sama yatu sebesar 1.575 kasus (2)

5
Untuk Angka kematian ibu di Kota Depok pada tahun 2021 Jumlah lahir hidup 41.778
kasus, AKI 65 Kasus, Ratio kematian Ibu 155.58/100.000 KH. Dengan kasus pre
eklamsia berat/hyprtensi dalam kehamilan 15%, perdarahan post partum 20%, jantung
4,61%, covid-19 46,15%, gangguan metabolic 3,07%, infeksi 1,53%, abortus 1,53% dan
lain-lain 7,69%. (3)
Berdasarkan laporan hasil kunjungan PONED UPTD Puskesmas Tapos Kota Depok
tahun 2022 didapatkan 235 ibu bersalin yang berkunjung, diantaranya 189 ibu bersalin
spontan di UPTD Puskesmas Tapos dan 46 ibu bersalin yang dilakukan rujukan ke RS.
Kasus rujukan ibu meliputi KPD 23 %, Preeklampsia 12 %, 7,2%, PK II lama 7,1 % ,
HPP 6,8 % dan lainnya 43,9% (4)
Dari berbagai perbaikan dilakukan semaksimal mungkin dalam menurunkan AKI
dan AKB dengan meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan asuhan
kebidanan secara komprehensif yang berfokus pada asuhan sayang ibu dan sayang bayi
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Peran bidan sangat dibutuhkan untuk
menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan pelayanan Continuity of Care yang dapat
mendeteksi dini resiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi.
Asuhan kebidanan yang dilakukan secara continuity of care tidak hanya merawat
keadaan fisik ibu, namun juga keadaan sosial dan mental ibu sehingga bisa
meningkatkan rasa kepercayaan dan kepuasan dari pihak ibu maupun bidan. Selain itu,
tujuan dilakukannya continuity of care adalah untuk mengatasi tiga keterlambatan dalam
kebidanan yaitu terlambat mendiagnosa, terlambat merujuk, dan terlambat mendapatkan
penanganan. Hal ini dikarenakan bidan selalu memantau keadaan ibu dari mulai hamil
hingga keluarga berencana serta bayi baru lahir, sehingga bisa disimpulkan bahwa
asuhan kebidanan dengan continuity of care bisa menurunkan AKI dan AKB.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik memberikan asuhan kebidanan
komprehensif pada Ibu “F” dari mulai kehamilan trimester III, persalinan, BBL, Nifas dan
KB. Di harapkan melalui kegiatan ini penulis mendapatkan pengalaman dan keterampilan
agar mampu memberikan pelayanan yang baik di masyarakat serta dilakukan
pendokumentasian dengan menggunakan metode SOAP.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif kehamilan Trimester III,
Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas dan KB pada Ny. F usia 25 tahun di UPTD

6
Puskesmas Tapos

2. Tujuan Khusus
1) Melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif kehamilan trimester III pada
Ny. F usia 25 Tahun Di UPTD Puskesmas Tapos
2) Melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif persalinan spontan pada Ny.
F usia 25 Tahun Di UPTD Puskesmas Tapos
3) Melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif bayi baru lahir pada By Ny.
F usia 25 Tahun Di UPTD Puskesmas Tapos
4) Melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif masa nifas pada Ny. F usia
25 Tahun Di UPTD Puskesmas Puskesmas Tapos
5) Melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif KB pada Ny. F usia 25
Tahun Di UPTD Puskesmas Tapos
6) Melakukan pendokumentasian secara SOAP

3. Manfaat
1) Bagi Klien dan Masyarakat
Agar klien maupun masyarakat bisa melakukan deteksi yang mungkin timbul
pada masa kehamilan, persalinan maupun pada masa nifas dan KB sehingga
memungkinkan segera mencari pertolongan dan laporan kasus ini diharapkan
dapat menjadi media informasi untuk klien dan sebagai catatan medis untuk klien.
2) Bagi Lahan Praktek
Laporan COC ini diharapkan sebagai masukan dalam memberikan pelayanan
asuhan kebidanan komprehensif pada ibu, selama Laporan COC ini diharapkan
sebagai masukan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan komprehensif
pada ibu selama masa kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir, masa
nifas, dan pelayanan KB. Untuk meningkatkan pelayanan kebidanan.
3) Bagi Instansi Pendidikan
Hasil laporan COC ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau referensi di
perpustakaan untuk pembelajaran dan penerapan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan pelayanan KB.
4) Bagi Penulis
Laporan COC ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran dan bahan

7
masukan untuk diri sendiri. Laporan COC ini merupakan penerapan teori Asuhan
Kebidanan yang selama ini telah didapatkan di bangku kuliah.

4. Ruang Lingkup

Laporan COC ini membahas tentang manajemen asuhan kebidanan


komprehensif pada Ny. F G2P1A0 usia 25 tahun dengan Kehamilan, Persalinan,
Nifas, Bayi Baru Lahir, dan Keluarga Berencana yang diberikan mulai dari tanggal
28 Maret 2023 sampai Juli 2023 di UPTD Puskesmas Tapos
Pemberian Asuhan Kebidanan yang berkesinambungan (COC) yang berkualitas ini
sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi yang pada akhirnya dapat meningkatkan status
kesehatan ibu dan mampu memberdayakan ibu untuk mencapai kualitas kesehatan
reproduksi dan peran menjadi ibu yang optimal. Hasil dari laporan asuhan kebidanan
komprehensif ini menggunakan pendokumentasian dengan SOAP.

8
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. (5) Kehamilan merupakan proses yang alamiah perubahan-
perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat
fisiologis. Oleh karena itu, asuhan yang diberikan adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi. (6).
2. Lingkup Asuhan Kehamilan
a. Konsepsi
Runtuhnya ovum dan sperma yang didahului oleh ovulasi dan imseminasi.
b. Ovulasi
Runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium
c. Inseminasi
Keluarnya sperma dari urethra pria kedalam vagina wanita. Sperma bergerak
melalui uterus menuju tuba fallopi dengan kecepatan 1 kaki/jam. Alat gerak
sperma menuju ekor dengan panjang rata- rata 10x bagian kepala.
d. Asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan
untuk mendeteksi resikotinggi dan mencegah adanya komplikasi dalam
kehamilan (7)
3. Tujuan asuhan kehamilan
Tujuan utama ANC adalah menurunkan / mencegah angka kesakitan dan angka
kematian maternal dan perinatal. Tujuan khusus ANC adalah:
a. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan bayi yang normal
b. Mengenali secara dini dan penyimpangan dari normal dan memberikan
stabilisasi yang diperlukan.
Membina hubungan saling percaya antar ibu dan keluarga secara fisik,
emosional serta logis untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan adanya

9
komplikasi.(7)

4. Standar asuhan kehamilan (8)


Sebagai profesional, bidan dalam melaksanakan prakteknya, harus sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan, adapun standar pelayanan kebidanan
meliputi:
a. Standar 1: Identifikasi ibu hamil
Bidan malakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini dan secara teratur.
b. Standar 2: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan pelayanan minimal 4 kali. Pemeriksaan meliputi anamnesa
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan
resti. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujuknyauntuk tindakan selanjutnya.
c. Standar 3: Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan dan untuk mendeteksi bila ada
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
d. Standar 4: Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penanganan dan rujukan semua kasus
anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Standar 5: Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda - tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil
tindakan yang tepat serta merujuknya.
f. Standar 6: Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila terjadi kegawat daruratan. Bidan hendaknya melakukan

10
kunjungam rumah untuk hal ini..
g. Pelayanan / Asuhan Standar Minimal “10T”
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Tekanan darah
3) Tilai status gizi (LILA)
4) Tinggi Fundus Uteri
5) Tentukan presenatsi janin (DJJ)
6) TT (Tetanus Toxoid)
7) Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Tes Laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tata laksnan kasus
10) Temu wicara (P4K dan KB pasca salin).

B. Konsep Persalinan Normal

1. Pengertian Persalinan
Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian kejadian
pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri). (9)
Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut:
a. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melalui jalan lahir.
b. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita
melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan
memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan
selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14
jam.
c. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
2. Macam-Macam Persalinan

11
a. Persalinan Spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
b. Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
Persalinan Anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
(9)
3. Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan
a. Abortus Pengeluaran buah kehamilan sebelum
kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
b. Partus immaturus Pengeluaran buah kehamilan antara
22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500gram dan
999 gram.
c. Partus prematurus Pengeluaran buah kehamilan antara
28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000gram dan
2499 gram.
d. Partus maturus atau a’term Pengeluaran buah kehamilan
antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan 2500gram atau
lebih.
e. Partus postmaturus atau serotinus 8 Pengeluaran buah
kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.(10)
4. Tanda dan Gejala Persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah:
a. Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan
his persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut:
1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
2) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.
3) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin
besar.
4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan serviks.
5) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus
yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran,
penipisan dan pembukaan serviks.

12
b. Penipisan dan pembukaan serviks Penipisan dan
pembukaan serviks ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah
sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai
dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena 13 lepasnya
selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair
darah terputus.
Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan banyak secara
mendadak dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin
robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap
dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi
kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang
selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan
diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar. (11)

C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


1. Pengertian
Yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah bayi lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada kehamilan
genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000
gram, nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan.
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uterin. Beralih
dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisilogis. Bayi baru
lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tand aantara lain: Apperance
color (warna kulit), seluruh tubuh kemerahan, ulse (heart rate) atau frekuensi
jantung >100x/menit, Grimace (reaksi terhadap rangsangan), menagis,
batuk/bersin, Activity (tonus otot), gerakkan aktif, Respiration (usaha nafas).
(11)
Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 38◦C), warna kuning pada kulit
tidak pada konjungtiva, terajadi pada hari ke 2-3 tidak biru, pucat, memar. Pada
saat diberi makan hisap kuat, tidak mudah tersinggung, tidak terdapat tanda;
lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus tidak bisa tenang,

13
menangis terus menerus. ruangan bersama ibunya selama 24 jam penuh per
harinya, sehingga bayi mudah dijangkau oleh ibunya. (11)
2. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
a. Pemotongan tali pusat
Cara memotong tali pusat:
1) Menjepit tali pusat menggunakkan klem dengan jarak ± 3 cm dari tali
pusat, lalu mengurut tali pusat ke arah ibu dan memasang klem ke-2
dengan jarak ± 2 cm dari klem pertama
2) Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakkan tangan
kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat
diantara 2 klem.
3) Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umilikus dengan simpul
mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati. Lepaskan klem
pada tali pusat, kemudian rendam dalam wadah berisi larutan klorin
0,5% selama sepuluh menit.
4) Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya kepada ibu.
(11)
b. Mempertahankan Suhu Tubuh.
(11)
1) Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir
Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban yang terbuka
akan mempercepat terjadinya penguapan yang akan mengakibatkan bayi
lebih cepat kehilangan suhu tubuh.
2) Mengeringkan dan membungkus bayi
Untuk mencegah terjadinya hipotermi, bayi yang baru lahir harus segera
dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian diletakkan
telungkup diatas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan
ibu/ IMD.
3) Menunda memandikan bayi baru lahir sampai tubuh bayi stabil.
Pada bayi baru lahir cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2500gram
dan menangis kuat bisa dimandikan ± 24 jam setelah kelahiran dengan
tetap menggunakkan air hangat.
4) Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir.
Ada empat cara yang membuat bayi kehilangan panas dan harus

14
diperlihatkan baik-baik agar bayi tidak mengalami hipotermi yaitu melalui
radiasi, evaporasi, konduksi, dan konveksi
c. Bouding attachment
Orang tua yang mampu menciptakan ikatan emosional kuat dengan anak
akan lebih mudah membentuk karakter anak dan menanamkan nilai-nilai
baik. Bouding dapat memberikan rasa aman pada anak yang bisa dipupuk
melalui kontak fisik atau juga tatapan kasih sayang.(11)
d. Membuat rencana asuhan bayi 2-6 hari
Rencana asuhan pada bayi 2-6 hari setelah lahir diperlukan untuk menilai
apakah bayi dalam keadaan normal atau dalam kondisi sakit. Pada bayi yang
lahir di RS, Klinik, maupun bidan, perlu dilakukan pemberian informasi
kepada orang tua bayi agar dapat melakukan asuhan bayi di rumah. Secara
umum asuhan pada bayi 2-6 hari meliputi :
1) Minum
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Berikan ASI sesering
mungkin. Berikan ASI Ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan, dan berikan
makanan pendamping ASI sampai dengan bayi berusia 2 tahun. Banyak
sekali keuntungan dalam memberikan ASI, selain pertumbuhan dan
perkembangan bayi juga terjalinnya hubungan kasih sayang antara ibu dan
bayi.
2) Defekasi / BAB
Jumlah feses transisi pada bayi baru lahir bervariasi di hari ketiga sampai
dengan keenam, umumnya feses berwarna coklat kehijauan karena masih
bercampur meconium
3) Berkemih (BAK)
Frekuensi berkemih pada periode ini sekitar 6-10 kali dengan warna urine
yang pucat. Umumnya bayi cukup bulan akan mengeluarkan urine 15-
16ml/kg/hari. Menjaga kebersihan setelah bayi BAK sangat penting agar
tidak terjadi infeksi pada saluran kemih pada bayi.
4) Tidur
Pada bayi baru lahir hingga usia 3 bulan, rata-rata tidur bayi selama 16 jam
sehari. Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring bertambahnya usia
bayi.
5) Kebersihan kulit bayi

15
Kebersihan kulit bayi perlu dijaga, sebaiknya orang tua maupun orang lain
yang akan memegang bayi wajib mencuci tangan terlebih dahulu.
6) Memberikan konseling mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi yang
meliputi : bayi demam, bayi sulit bernafas atau sesak, tali pusat merah
bernanah dan bau, tidur terus menerus, dan lemas.(12)
e. Pemberian ASI ekslusif
ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau
pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan
atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral
atau obat. Pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada
bayi tanpa diberi makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai usia 6
bulan, kecuali pemberian obat dan vitamin. Anjurkan pemberian ASI dini dan
ekslusif bila perlu jelaskan kepada ibu dan keluarga manfaat pemberian ASI
dini dan perkembangan bayi.
 Manfaat ASI mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi antara lain: ASI mudah dicerna dan digunakan
secara efisien oleh tubuh bayi
 ASI mencegah bayi terhadap berbagai penyakit infeksi
 Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara Keluarga Berencana
(Metode amenore laktasi)
 Menyusui mendekatkan hubungan ibu dan bayi (bonding). (13)
D. Asuhan kebidanan Pada Masa Nifas

Asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui merupakan bagian dari
kompetensi utama seorang bidan. Masa nifas dan menyusui merupakan komponen
dalam daur hidup siklus reproduksi seorang perempuan. Bidan mempunyai peran
penting dalam memfasilitasi dan memberikan asuhan yang aman dan efektif,
memberikan pendidikan kesehatan dan konseling serta melakukan penatalaksanaan
asuhan kebidanan. Masa nifas adalah dimulai setelah persalinan selesai dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
selama 6 minggu. (9)
Asuhan masa nifas sangat penting dan diperlukan karena dalam periode ini
disebut masa kritis baik pada ibu maupun bayinya. Diperkirakan insiden kematian ibu
di Indonesia sebesar 60% terjadi pada postpartum atau masa nifas, dan sebesar 50%

16
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama sehingga peran dan tanggung jawab
bidan untuk mencegah kematian ibu pada masa kritis ini adalah dengan memberikan
asuhan kebidanan yang aman dan efektif.(9)
Peran dan tanggung jawab bidan secara komprehensif dalam asuhan masa nifas
sebagai berikut :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama
masa nifas.
2. Sebagai promotor yang memfasilitasi hubungan antara ibu dan bayi serta
keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui serta meningkatkan rasa nyaman ibu dan bayi.
4. Mendeteksi penyulit maupun komplikasi selama masa nifas dan menyusui serta
melaksanakan rujukan secara aman dan tepat waktu sesuai dengan indikasi.
5. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya pada masa nifas dan menyusui,
pemenuhan nutrisi yang baik, serta mempraktekkan personal higiene yang baik.
6. Melakukan manajemen asuhan dengan langkah-langkah; pengkajian, melakukan
interpretasi data serta menetapkan diagnosa, antisipasi tindakan segera terhadap
permasalahan potensial, menyusun rencana asuhan serta melakukan
penatalaksanaan dan evaluasi untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah
komplikasi, serta untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas
7. Memberikan asuhan kebidanan nifas dan menyusui secara etis profesional. (9)

Tahapan pada masa nifas adalah sebagai berikut:


1. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum karena atonia
uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan pemantauan secara kontinue, yang
meliputi; kontraksi uterus, pengeluaran lokhia, kandung kemih, tekanan darah dan
suhu.
2. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lokhia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan

17
makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling perencanaan KB.
4. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama
bila selama hamil atau bersalin memiliki penyulit atau komplikasi.(9)
E. Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
1. Pengertian
Definisi keluarga berencana Pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu strategi untuk mendukung percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dengan mengatur waktu, jarak, jumlah kehamilan, sehingga dapat mencegah atau
memperkecil kemungkinan ibu hamil mengalami komplikasi yang membahayakan
jiwa atau janin.(14)
Keluarga berencana adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas melalui
promosi, perlindungan dan bantuan dalam hak-hak reproduksi untuk membentuk
keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak kehamilan, membina
ketahanan serta kesejahteraan anak. (15)
Menurut World Health Organization, Keluarga Berencana (Family Planning)
dapat memungkinkan pasangan usia subur (PUS) untuk mengantisipasi kelahiran,
mengatur jumlah anak yang diinginkan, dan mengatur jarak serta waktu kelahiran.
Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan met ode kontrasepsi dan tindakan
infertilitas. Jadi, Keluarga Berencana (Family Planning) adalah suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
alat kontrasepsi yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia sejahtera.
(14)
2. Tujuan program keluarga berencana
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu membentuk keluarga kecil sesuai
dengan sosial ekonomi keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak untuk
mewujudkan keluarga bahagia, sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan program KB lainnya yaitu menjarangkan, menunda dan 2
menghentikan kehamilan untuk menurunkan angka kelahiran, menyelamatkan ibu
dan bayi akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan
melahirkan pada usia tua. (14)
3. Manfaat program keluarga berencana

18
Beberapa manfaat untuk program Keluarga Berencana (KB) sebagai berikut:
a. Manfaat bagi ibu Ibu dapat memperbaiki kesehatan tubuh, peningkatan
kesehatan mental dan sosial karena mempunyai waktu yang cukup untuk
mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang.
b. Manfaat bagi anak yang dilahirkan Anak tumbuh dengan baik terpenuhi
kebutuhan dasar asah, asih, asuh.
c. Manfaat bagi suami Memperbaiki kesehatan fisik, mental, dan sosial karena
kecemasan berkurang serta memiliki lebih banyak waktu untuk keluarganya.
Manfaat bagi seluruh keluarga Setiap anggota keluarga akan mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendidikan. (16)
4. Sasaran program keluarga berencana
Sasaran dari program keluarga berencana dibagi menjadi dua yaitu sasaran
utama dan sasaran antara. Sasaran utama adalah Pasangan Umur Subur (PUS),
sedangkan untuk sasaran antara adalah tenaga kesehatan. (16)

F. Konsep Dasar Continuity of Care


1. Pengertian
Continuity of care dalam kebidanan adalah serangkaian kegiatan peladenan yang
berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, pelayanan bayi
baru lahir serta pelayanan keluarga berencana yang menghubungkan kebutuhan
kesehatan perempuan khususnya dan keadaan pribadi setiap individu.
Continuity of Care adalah asuhan yang menitik beratkan pada suatu keadaan yang
alamiah yaitu membantu wanita untuk dapat melahirkan dengan campur tangan
minimal dengan tetap mendapatkan pemantauan keadaan fisik, kesehatan psikologis,
spiritual dan social ibu dan keluarga. Continuity of Care merupakan praktik kebidanan
yang berkesinambungan dan holistik mulai dari antenatal, intranatal, postnatal,
neonatus sampai keluarga berencana, yang menghubungkan antara kebutuhan
kesehatan wanita dengan keadaan pribadi setiap individu.
Continuity of care dalam kebidanan merupakan serangkaian kegiatan pelayanan
berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta
keluarga berencana. Continuity of care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya
berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode.
2. Filosofi
Filosofi model continuity of care menekankan pada kondisi alamiah yaitu

19
membantu perempuan agar mampu melahirkan dengan intervensi minimal dan
pemantauan fisik, kesehatan psikologis, spiritual dan sosial perempuan dan keluarga.
Siklus persalinan merupakan paket pelayanan yang meliputi pelayanan yang
berkelanjutan selama hamil, bersalin dan pasca persalinan. Memberikan informasi dan
arahan perseorangan kepada perempuan. Sehingga perawatan yang dilakukan oleh
bidan terpercaya selama persalinan dan nifas serta mengidentifikasi dan merujuk
apabila membutuhkan perawatan.
Bidan diharuskan memberikan pelayanan kebidanan secara berkesinambungan
(Continuity of Care) mulai dari antenatal care, intranatal care, bayi baru lahir dan
neonatal, potsnatal care, sampai keluarga berencana yang berkualitas. Seorang bidan
diharapkan melakukan praktik kebidanan dengan pendekatan fisiologis, menerapkan
dan mengembangkan model praktik bidan berdasarkan Evidence Based Practice.
3. Tujuan
Tujuan utama Continuity of Care dalam asuhan kebidanan adalah salah satunya
mengubah paradigma bahwa hamil dan melahirkan bukan suatu penyakit, melainkan
sesuatu yang fisiologis dan tidak memerlukan suatu intervensi. Keberhasilan CoC akan
meminimalisir intervensi yang tidak dibutuhkan dan menurunkan kasus keterlambatan
penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal neonatal.
Continuity of Care kini telah terintegrasidalam pendidikan kebidanan memberikan
banyak manfaat kepada mahasiswa kebidanan dalam pemahamannya untuk merawat
wanita secara menyeluruh dan terintegrasi. Bidan dan mahasiswa bidan mendapatkan
kesempatan dapat mengeksplorasi asuhan yang diberikan mulai dari kehamilan sampai
dengan paska melahirkan berdasarkan Evidence Based Practice. Bagi pastisipan atau
ibu hamil yang mendapatkan pendampingan, merasa puas dengan asuhan CoC yang
diberikan, ibu merasa aman dan nyaman karena mendapatkan pemantauan kesehatan
yang berkesinambungan dengan pendekatan yang humanis.
4. Manfaat
Praktik kebidanan adalah memberikan asuhan yang menyeluruh, dengan
membangun kemitraan yang terintegrasi dan berkelanjutan guna saling memberikan
dukungan dan membangun hubungan saling percaya antara Bidan dengan ibu.
Perempuan merasakan kepuasan yang lebih tinggi atas pendampingan yang diberikan
oleh Bidan. Rasa puas ibu dikaitkan dengan pemberian saran, informasi, konseling,
tempat melahirkan, persiapan melahirkan, metode untuk mengurangi nyeri persalinan
dan pemantauan secara intensif oleh bidan.

20
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care)
sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seseorang yang
professional yang sama atau dari satu team kecil tenaga prefisional, sebab dengan
begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat terpantau dengan baik selain
itu juga mereka lebih percaya dan lebih terbuka karena sudah mengenal si pemberi
asuhan. Setelah diberikan asuhan berkesinambungan klien lebih terbuka dalam
mengutarakan keluhan, serta merasa tenang ada yang mendampingi dalam
pemeriksaan dan memantau tentang kondisi klien dan janin, serta mendapatkan
pengetahuan yang lebih.
G. Pendokumentasian dengan SOAP

Pengkajian merupakan suatu cara awal dari proses keperawatan dan sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk dievaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien.
1. Subjektif
Data subjektif merupakan informasi yang diperoleh berdasarkan persepsi klien
tentang masalah kesehatan mereka. Pada klien anak atau bayi, data subjektif
didapat dari orangtua atau sumber lainnya.
2. Objektif
Data objektif merupakan informasi yang diperoleh melalui pengamatan, observasi,
dan pengukuran atau pemeriksaan fisik
3. Assesment
Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi dari data
subjektif dan objektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami
perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun
objektif maka proses pengkajian data akan sangat dinamis. Analisis yang tepat dan
akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya
perubahan pada pasien dapat terus diikuti dan diambil keputusan atau tindakan
yang tepat.
4. Planning
Planning adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien sebaik mungkin atau
menjaga/mempertahankan kesehatan kesejahteraan nya. Proses ini termasuk
kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu

21
tertentu tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam
kesehatan dan harus mendukung rencana dokter jika melakukan kolaborasi.

22

Anda mungkin juga menyukai