Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN


INJEKSI INTRA MUSKULER PADA AKSEPTOR LAMA KB 1 BULAN PADA NY L 26
TAHUN DI PMB TURASMIYATI KOTA BEKASI

LAN DAN AN ALISA DATA)


 

Disusun oleh :

Hendrawati, S.Tr.Keb

220503221012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI PERTIWI INDONESIA
2022-2023
KATA PENGANTAR

Segala puji untuk Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan
rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan yang berjudul “Keterampilan Dasar Praktik
Kebidanan Injeksi Intra Muskuler Pada Akseptor Lama KB 1 Bulan Pada Ny. L 26
Tahun Di PMB Turasmiyati Kota Bekasi “ Penyusunan makalah ini bersumber dari
semua data yang penulis peroleh baik dari media cetak, media elektronik, serta teori dan
bimbingan dari dosen mata kuliah. Adapun data kasus diperoleh dari anamnesa secara
langsung, data rekam medis, serta praktik klinik. Makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang konsep dasar dalam asuhan pemberian
obat secara IM khususnya pada pemberian KB suntik 1 bulan. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Dr. Hj. Lilik Susilowati, M.Kes., MARS selaku Ketua Yayasan Bhakti Pertiwi

Indonesia

2. Vepti Triana Mutmainah, S.SiT., M.Kes selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan

STIKES Bhakti Pertiwi Indonesia

3. Bdn. Turasmiyati, S.ST selaku Pembimbing Lahan

4. Sugiharti, M.Kes selaku Pembimbing Institusi

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan

makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala

usaha kita. Aamiin.

Tangerang, 22 Mei 2022

Penulis
Hendrawati

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................................................3
A. Injeksi...................................................................................................................................3
B. Injeksi Intramuskular...........................................................................................................3
C. Kontrasepsi Suntik...............................................................................................................4
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................................................6
A. Pengumpulan Data Dasar.....................................................................................................6
B. Interpretasi Data Dasar........................................................................................................9
C. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial.....................................................................9
D. Penetapan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera................................................................9
E. Rencana Asuhan Menyeluruh..............................................................................................9
F. Implementasi......................................................................................................................10
G. Evaluasi..............................................................................................................................10
DOKUMENTASI KEBIDANAN................................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................13
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di
Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan
penduduk yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada
masyarakat setempat. Pemerintah Indonesia telah menerapkan program Keluarga
Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan Lembaga Keluarga
Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam perkembangannya menjadi Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengatasi kasus ledakan
penduduk tersebut. Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk mengontrol
laju pertumbuhan penduduk dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas dalam mewujudkan hak-hak reproduksi membentuk keluarga dengan usia
kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan anak, mengatur
kehamilan, dan membina ketahanan serta kesejahteraan anak (BKKBN, 2017). Sasaran
program KB diarahkan pada dua bentuk sasaran. Sasaran langsung adalah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang lebih dititik beratkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang
berusia antara 15-49 tahun. Sasaran tidak langsung adalah organisasi-organisasi,
lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi pemerintah maupun swasta, tokoh
masyarakat (wanita dan pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya.
Indonesia merupakan urutan ke 5 dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 249
juta. Upaya untuk mengurangi jumlah penduduk dapat dilakukan pemakaian kontrasepsi.
Peserta KB di Indonesia lebih banyak memilih Kontrasepsi Suntik sebagai alat
kontrasepsi yaitu sebanyak 4.128.115 orang. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2017, jumlah keseluruhan akseptor KB pada tingkat Nasional
22.682.255 yang terbesar akseptor KB suntik sebanyak 12.562.106 (55,38%)
(Yuningsih.R.F, 2019).
Pemilihan kontrasepsi oleh wanita usia subur yang sesuai keinginan sangat
penting, salah satu kontrasepsi yang banyak dipilih adalah KB suntik baik 1 bulan
maupun 3 bulan, karena suntik merupakan alat kontrasepsi yang praktis, aman dan
murah. (Dewi Astuti, 2016). Efektifitas kontrasepsi suntik adalah antara 99% dan 100%
dalam mencegah kehamilan. Kontrasepsi suntik adalah bentuk kontrasepsi yang sangat
efektif karena angka kegagalan penggunaannya lebih kecil. Hal ini karena wanita tidak
perlu mengingat untuk meminum pil (Everet, S, 2017).

1
Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan pada Ny. L usia 26 tahun P1A0 dengan akseptor KB suntik 1 bulan di PMB
Hendrawati, Kota Tangerang.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimana


asuhan kebidanan Ny. L usia 26 tahun P1A0 dengan akseptor KB suntik 1 bulan di PMB
Hemdrawati, Kota Tangerang?”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pemberian obat secara IM d
engan manajemen 7 langkah Varney pada akseptor lama KB suntik 1 bulan secara
komprehensif

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dasar pada asuhan kebidanan
dengan pemberian obat secara IM
b. Melakukan interpretasi data dasar pada asuhan kebidanan dengan pemberian
obat secara IM
c. Menentukan identifikasi diagnose atau masalah potensial pada asuhan kebidanan
dengan pemberian obat secara IM
d. Menentukan kebutuhan tindakan segera pada asuhan kebidanan dengan
pemberian obat secara IM
e. Melakukan penyusunan rencana asuhan pada asuhan kebidanan dengan
pemberian obat secara IM
f. Melakukan implementasi pada asuhan kebidanan dengan pemberian obat secara
IM
g. Melakukan evaluasi pada asuhan kebidanan dengan pemberian obat secara IM
h. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan dengan pemberian obat secara
IM

2
3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan
dengan cara menusuk jaringan ke dalam otot atau melalui kulit. Pemberian injeksi
merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril.
Teknik injeksi yang paling sering dilakukan adalah injeksi intramuscular, injeksi
subcutan, injeksi intradermal/intracutan, injeksi intravena.

B. Injeksi Intramuskular
Injeksi intramuskuler (IM) adalah pemberian obat/ cairan dengan cara
dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Pada orang dewasa tempat yang paling
sering digunakan untuk suntikan intramuskular adalah seperempat bagian atas luar otot
gluteus maximus, sedangkan pada bayi, tempat penyuntikan dibatasi sebaiknya paling
banyak 5 ml bila disuntikkan ke daerah gluteal dan 2 ml di daerah deltoid. Tujuanya
adalah agar absorsi obat dapat lebih cepat. Rute intramuscular (IM) memungkinkan
absorbsi obat yang lebih cepat dari pada rute subcutan (SC), karena pembuluh darah
lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat
memasuki otot dalam, tetapi bila tidak hati-hati, ada resiko menginjeksi obat langsung ke
pembuluh darah. Perawat menggunakan jarum berukuran lebih panjang dan lebih besar
untuk melewati jaringan SC dan mempenetrasi jaringan otot dalam. Berat badan
mempengaruhi pemilihan ukuran jarum. Sudut insersi untuk injeksi IM ialah 90o.
Sebelum memberikan injeksi, otot harus bebas dari nyeri tekan. Injeksi berulang
di otot yang sama menyebabkan timbulnya rasa tidak nyaman yang berat. Dengan
meminta klien untuk rileks, perawat dapat mempalpasi otot untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya lesi yang mengeras. Umumnya, otot teraba lunak saat rileks dan
padat saat kontraksi. Bidan dapat meminimalkan rasa tidak nyaman selama injeksi
dengan membantunya mengambil posisi yang dapat mengurangi ketegangan otot.
Lokasi injeksi intramuscular antara lain pada otot Vastus Lateralis (daerah paha
atas), otot Ventrogluteal (posisi berbaring), otot Dorsogluteus (posisi tengkurap pada
pantat), dan otot Deltoid (lengan atas). Tujuannya agar penyerapan obat lebih cepat. Obat
yang sering diberikan secara intramuskuler misalnya : vitamin, vaksin, antibiotik,
antipiretik, hormon-hormon kelamin, KB dan lain-lain.

4
C. Kontrasepsi Suntik
1. Pengertian
Menurut Rusmini dkk (2017), kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sel sperma tersebut. Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang
berisi hormon yang disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodic.
2. Jenis-jenis KB Suntik
Menurut Rusmini dkk (2017), jenis-jenis kontrasepsi suntik yang sering digunakan di
Indonesia antara lain:
a) Suntikan/1 bulan, contoh : Cyclofem. Mengandung hormone estrogen dan
progesterone, biasa disebut KB suntik kombinasi)
b) Suntikan/3 bulan, contoh : Depo Medroksi Progesteron Asetat, (DMPA), Depo
Noretisteron Enantat (Depo Noristerat). Mengandung hormone progesteron.
3. Efektifitas KB Suntik
Kontrasepsi suntik mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per
perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
4. Mekanisme Kerja
Menurut Rusmini dkk (2017) mekanisme kerja dari kontrasepsi suntik adalah :
a) Mencegah ovulasi.
b) Mengentalkan lendir serviks dan menjadi sedikit sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis.
d) Menghambat transportasi gamet dan tuba.
e) Mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk implementasi hasil
konsepsi.
5. Kelebihan
Berikut adalah keuntungan kontrasepsi suntik menurut Rusmini dkk (2017)
a) Sangat efektif.
b) Mencegah kehamilan jangka panjang.
c) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
d) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai menopouse.
e) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
f) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
g) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

5
6. Efek Samping
Kerugian dan efek samping dari kontrasepsi suntik menurut Rusmini dkk (2017)
adalah :
a) Gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang.
b) Perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.
d) Kenaikan BB.
e) Keputihan.
f) Perubahan libido
g) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
h) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
7. Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian KB jangka panjang, atau telah mempunyai cukup anak sesuai harapan
tetapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki
tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan senggama.
Klien yang mendekati masa menopause atau sedang menunggu proses sterilisasi juga
cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
8. Kontra Indikasi
Beberapa kondisi yang merupakan kontraindikasi pemakaian suntik KB yaitu ibu
sedang hamil, menderita penyakit liver, jantung, varises, hipertensi, kanker payudara
atau organ reproduksi, dan diabetes. Selain itu ibu perokok berat, sedang dalam
persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, dan migrain.
Disamping itu, ibu yang sedang menyusui tidak disarankan memakai KB suntik 1
bulan karena mengandung hormon estrogen yang dapat menghambat ASI.
9. Cara Pemberian
a. Waktu pemberian
- Setelah melahirkan hari ke 3-5 pascasalin dan setelah ASI berproduksi
- Setelah keguguran segera setelah kuretase/30 hari setelah keguguran (jika
ibu belum hamil lagi)
- Dalam masa haid hari pertama sampai hari ke 5 masa haid
b. Lokasi pemberian
- Daerah pantat (otot dorsogluteal)
- Daerah otot lengan atas (otot deltoid)

6
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. L USIA 26 TAHUN P1A0


AKSEPTOR LAMA KB SUNTIK 1 BULAN
DI PMB TURASMIYATI

A. Pengumpulan Data Dasar


1. Identitas
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Istri Status : Suami
Nama : Ny. L Nama : Tn. M
Umur : 26 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Batu Jaya
2. Anamnesa
Tanggal : 10-05-2022 Jam : 15.00 WIB
1) Alasan kunjungan saat ini : Ibu ingin suntik KB ulang
2) Keluhan : Ibu mengatakan berat badannya bertambah
3) Riwayat obstetric dan gynecology
a. Riwayat menstruasi
HPHT : 05-Mei-2022
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
Siklus : 30 hari
Menarche : 12 tahun
Teratur/tidak : Teratur
Dysmenorrhea : Tidak ada
Konsistensi : Cair
b. Flour albus
Banyaknya : Sedikit, jika menjelang menstruasi
Bau : Tidak
Gatal : Tidak
c. Tanda-tanda kehamilan
Tidak ada

7
d. Riwayat gangguan reproduksi
Mola hidatidosa : Tidak ada
Endometriosis : Tidak ada
Mioma uteri : Tidak ada
Kista : Tidak ada
KET : Tidak ada
4) Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah dialami : Ibu tidak pernah menderita sakit parah,
hanya demam dan flu saja dan diobati
oleh bidan atau dokter
b. Alergi obat-obatan atau makanan : Tidak ada
5) Riwayat menyusui
Saat ini ibu sedang tidak menyusui
Anak ke-1 : ASI, 2 tahun
6) Riwayat KB
a. Pernah ikut KB : Ya, pernah
b. Jenis kontrasepsi yang digunakan: Suntik
c. Lamanya pemakaian : ± 1 tahun
d. Keluhan selama pemakaian : Berat badan naik
e. Tempat pelayanan KB : PMB
f. Alasan ganti metode : Tidak ada
g. Ikut KB atas motivasi : Kesepakatan suami dan istri
7) Kebiasaan sehari-hari
a. Diet/ Makan
Makan sehari 2-3x. Menu : nasi, sayur, lauk, buah terkadang. Ibu terbiasa
minum 1 gelas teh manis/kopi saat pagi hari. Minum air putih 7-8 gelas per
hari. Terkadang ibu suka makan snack berat/ringan.
b. Eliminasi
Defekasi : 1x/hari
Miksi : 5-6x/hari
c. Pola istirahat dan tidur
Tidur siang : Jarang
Tidur malam : 5-6 jam/hari
d. Pola hubungan seks
Frekuensi : 2-3x/minggu
Keluhan : tidak ada

8
3. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan lalu/skrg : 55 kg/60 kg
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 18 x/menit
Suhu : 36,7oC
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada massa abnormal
Rambut : Bersih dan tidak rontok, tidak ada ketombe
Muka : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada jerawat
Mata : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Simetris, lembab, tidak ada sinusitis
Telinga : Simetris, pendengaran aktif, bersih
Mulut : Bibir simetris, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada karies gigi, tidak
ada peradangan pada tonsil
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, vena jugularis, maupun
kelenjer tyroid, tidak ada nyeri tekan
Mammae : Simetris, putting menonjol, tidak ada massa abnormal.
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa abnormal
Genetalia : Tidak oedem, ada flek perdarahan dari jalan lahir, tidak ada varises,
tidak ada pembesaran kelenjar bartolini dan tidak ada haematoma.
Anus : Tidak ada haemoroid
Ekstremitas :
- Atas : Simetris dan tidak oedema, turgor normal
- Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada varies, turgor normal
- Refleks patella +2/+2
5. Pemeriksaan Ginekologis (periksa dalam, inspekulo, dll)
Vulva dan vagina : Tidak dilakukan pemeriksaan
Inspeculo : Tidak dilakukan pemeriksaan
6. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan

9
B. Interpretasi Data Dasar
1. Diagnosa
P1A0 usia 26 tahun akseptor lama KB suntik 1 bulan
Dasar
a. DS
- HPHT : 05 – 05 - 2022
- Ibu mengatakan ingin suntik ulang KB suntik 1 bulanan
- Ibu mengatakan berat badan bertambah banyak
b. DO
- Berat badan lalu/skrg : 55 kg/60 kg
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Nafas : 18 x/menit
- Suhu : 36,7oC
3. Masalah
Peningkatan BB
Dasar
DS : Ibu mengatakan berat badan bertambah banyak
DO: Berat badan lalu/skrg : 55 kg/60 kg
4. Kebutuhan
KIE tentang nutrisi dan aktivitas sehari-hari
Dasar
Ibu mengatakan kurang menjaga pola makannya
Ibu mengatakan jarang olahraga

C. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial


Diagnosa potensial : Obesitas
Antisipasi :
- Mengatur pola makan
- Olahraga

D. Penetapan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera


Tidak ada

E. Rencana Asuhan Menyeluruh


1. Bina hubungan baik dengan ibu
2. Jelaskan hasil pemeriksaan
3. Penatalaksanaan KB Suntik

10
4. Jelaskan tentang KB Suntik
5. Beri KIE nutrisi dan aktifitas sehari-hari
6. Rencanakan jadwal suntik ulang
7. Anjurkan ibu untuk segera kembali bila ada keluhan

F. Implementasi
1. Membina hubungan baik dengan ibu
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan
3. Melakukan penatalaksanaan KB Suntik
- Mencuci tangan dibawah air mengalir dengan sabun sebelum tindakan
- Mengambil 1 vial cyclofem dan mengocok dengan memutar
- Mendesinfeksi tutup vial dengan kapas alcohol
- Mengambil larutan dengan spuit 3 cc secara tegak lurus
- Mendesinfeksi daerah yang akan disuntik yaitu 1/3 bagian dari os.spina iliaka
dengan os. Coxygys
- Menganjurkan ibu relaks dan mengambil nafas panjang
- Menyuntikkan secara IM dengan sudut 90o secara perlahan
- Memfiksasi dengan kapas alcohol kemudian spuit dicabut
- Membuang alat-alat bekas pakai ke tempat yang disediakan (safety box dan
tempat sampah)
- Mencuci tangan di bawah air mengalir menggunakan sabun
4. Menjelaskan pada ibu penyebab peningkatan BB yaitu pengaruh hormon yang ada
pada KB suntik
5. Memberikan KIE tentang
- Menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan dengan mengurangi konsumsi
lemak, gula, meningkatkan konsumsi serat
- Menganjurkan ibu rajin berolahraga untuk membakar kalori dan lemak
6. Menganjurkan ibu untuk kembali suntik KB bulan depan tanggal 02 Juni 2022
7. Menganjurkan ibu segera kembali bila ada keluhan

G. Evaluasi
Tanggal : 10-05-2022 Jam : 15.00 WIB
1. Ibu telah disuntik cyclofem 1 cc secara IM
2. Kartu tanda akseptor KB telah dilengkapi dengan tanggal suntik ulang
3. Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4. Ibu mengatakan bersedia untuk menjaga pola makannya
5. Ibu mengatakan bersedia untuk datang lagi suntik KB bulan depan

11
DOKUMENTASI KEBIDANAN

S:
- Ibu mengatakan ingin suntik ulang KB suntik 1 bulanan
- Ibu mengatakan berat badannya bertambah banyak

O:
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 18 x/menit
Suhu : 36,7oC
Berat badan lalu/skrg : 55 kg/60 kg
A : P1A0 usia 26 tahun akseptor lama KB suntik 1 bulan
P:
1. Membaca catatan perencanaan, menyiapkan alat dengan lengkap dan disusun
secara ergonomis
- Catatan perencanaan telah dibaca, alat telah lengkap dan disusun secara
ergonomis
2. Memberi salam dan memperkenalkan diri kepada klien
- Bidan telah memperkenalkan diri kepada klien
3. Menjelaskan tujuan memberi obat secara IM dengan persetujuan klien ( informed
consent )
- Tujuan pemberian obat secara IM telah dijelaskan dengan persetujuan klien
(informed consent)
4. Memasang sampiran untuk menjaga privasi klien
- Sampiran telah dilakukan
5. Membaca instruksi pemberian obat dengan prinsip (benar klien, benar obat, benar
dosis, benar cara, benar waktu, benar dokumentasi)
- Instruksi pemberian obat telah dicermati dan tepat (benar klien, benar obat,
benar dosis, benar cara, benar waktu, benar dokumentasi)
6. Mendekatkan alat-alat yang mudah dijangkau oleh bidan
- Alat-alat telah didekatkan dan mudah dijangkau oleh bidan
7. Mengatur posisi klien sesuai cara pemberian obat secara IM
- Posisi klien telah diatur
8. Memasang pengalas pada daerah yang akan dilakukan penyuntikan
- Perlak pengalas telah dipasang
9. Mencuci tangan 6 langkah, pakai sabun pada air mengalir, dan keringkan dengan
handuk bersih

12
- Tangan sudah dicuci menggunakan sabun pada air mengalir dan dikeringkan
10. Mengenakan sarung tangan
- Sarung tangan telah digunakan
11. Menentukan lokasi injeksi IM, dengan membebaskan penghalang, lakukan
desinfeksi area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, secara sirkulair ± 5
cm
- Lokasi injeksi telah ditentukan (IM pada otot vastus lateralis), penghalang
dibebaskan, area yang akan ditusuk sudah didesinfeksi menggunakan kapas
alkohol 70%, secara sirkulair ± 5 cm
12. Meregangkan permukaan kulit pada lokasi yang akan di suntik dengan tangan
kiri, tangan kanan memegang spuit
- Permukaan kulit pada lokasi yang akan di suntik sudah diregangkan dengan
tangan kiri, tangan kanan sudah memegang spuit
13. IM Posisi mata jarum keatas tusukan ke permukaan kulit, bentuk sudut 90º,
lakukan aspirasi, masukan obat perlahan, cabut jarum, tekan dengan kapas pada
area tusukan
- Syringe telah disuntik secara IM dengan posisi mata jarum keatas, bentuk
sudut 90º, aspirasi dilakukan, obat sudah dimasukkan perlahan, jarum
dicabut dan ditekan dengan kapas pada area tusukan
14. Mengatur posisi klien seperti semula sambil observasi reaksi obat atau efek dari
obat
- Posisi klien telah diatur seperti semula, observasi dilakukan, tidak muncul
efek samping pada klien
15. Merapikan alat-alat, masukan jarum bekas pakai ke dalam safety box
- Alat-alat telah rapi, jarum bekas pakai sudah dimasukkan ke dalam safety
box
16. Melepaskan sarung tangan, rendam dalam bak larutan klorin 0,5% , cuci tangan
pakai sabun pada air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
- Sarung tangan telah dilepas, direndam dalam bak klorin 0,5%, tangan telah
bersih
17. Mendokumentasikan hasil tindakan, tanda tangan, dan nama jelas
- Dokumentasi tindakan telah dilakukan

13
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus diatas Ny.L datang untuk melakukan suntik KB 1 bulan. Data subjektif
yang didapatkan adalah bahwa ibu mengalami kenaikan berat badan, ibu hari pertama
menstruasi pada tanggal 05 Mei 2022. Ibu juga mengatakan tidak ada gangguan menstruasi
selama pemakaian KB suntik 1 bulan. Pada pemeriksaan fisik, tidak ditemukan kelainan
akibat pemakaian KB suntik 1 bulan. Dari data yang didapatkan, maka ibu dapat diberikan
suntik KB seperti bulan sebelumnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan pada akseptor KB suntik 1
bulan adalah memastikan bahwa ibu tidak dalam keadaan hamil. Menurut Prawirihardjo
(2017), sebelum memberikan suatu kontrasepsi, bidan harus dapat menentukan klien dalam
keadaan hamil atau tidak. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah apakah klien memiliki
suatu penyakit yang merupakan kontraindikasi pemakaian KB suntik 1 bulan. Pada kasus
diatas, ibu tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, menular maupun riwayat kanker. Pada
pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kontraindikasi pemakaian suntik KB 1 bulan.
Setelah penapisan, didapatkan bahwa klien tidak dalam keadaan hamil serta tidak
terdapat penyakit yang menjadi kontraindikasi pemakaian KB suntik 1 bulan, maka asuhan
yang diberikan selanjutnya adalah memberikan injeksi KB cyclofem kepada ibu . Sebelum
melakukan penyuntikan pada ibu, ibu diposisikan pada posisi tidur tengkurap karena ibu
merasa lebih nyaman jika tengkurap penuh. Setelah itu dalam memberikan suntikan,
tekniknya adalah menggoyangkan botol dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara, kemudian keluarkan isinya melaui spuit. Suntikkan secara intra muskular
pada sepertiga atas diantara SIAS dengan sacrum (bagian kiri) dengan memastikan bahwa
tidak ada darah saat dilakukan aspirasi. Dalam pemberian injeksi harus tepat yaitu tidak
terlalu dangkal karena apabila terlalu dangkal penyerapannya menjadi lambat dan tidak
efektif.
Setelah dilakukan injeksi, asuhan yang diberikan adalah memberikan konseling ulang
mengenai KB suntik 1 bulan mengenai efek samping dari pemakaian kontrasepsi hormonal.
Hal yang kemudian harus diperhatikan dalam memberikan asuhan pada akseptor KB suntik 1
bulan adalah melakukan kontrak kunjungan ulang terkait waktu untuk melakukan injeksi
kembali yaitu 28 hari kemudian setelah tanggal penyuntikan. Memberitahu pada akseptor
bahwa tanggal kembali pada tanggal 8 Juni 2022.
Dari pembahasan di atas, maka didapatkan bahwa asuhan pada akseptor KB suntik 1
bulan yang diberikan pada Ny. L usia 26 tahun adalah berupa penapisan awal mengenai
indikasi dan kontraindikasi suntik KB 1 bulan, memberikan suntikan sesuai prosedur,
memberikan konseling ulang mengenai keterbatasan kontrasepsi hormonal dan melakukan

14
kontrak kunjungan ulang. Pada penatalaksanaan asuhan, ibu bersikap kooperatif sehingga
asuhan yang diberikan berjalan dengan lancar.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kontrasepsi suntik adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakaian KB suntik hanya sekitar 0,3
kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian itu artinya 1 dari 333
pemakai masih bisa hamil. Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya
ovulasi masa subur dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur. Lender
vagina pun enjadi lebih kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk ke dalam
rahim. Dengan demikian kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan
sperma.
Penatalaksanaan KB suntik dilakukan secara intramuscular pada otot
dorsogluteus yaitu di sepertiga atas diantara SIAS dengan sacrum dan memastikan
bahwa tidak ada darah saat dilakukan aspirasi, penyuntikan juga dapat dilakukan pada
otot deltoid yaitu pada sepertiga lengan atas.
Asuhan kebidanan pada keluarga berencana melalui pendekatan management
Varney dengan tahap-tahap manajemen asuhan kebidanan terdiri dari pengkajian,
interpretasi data, diagnosa/masalah potensial, tindakan antisipasi, intervensi,
implementasi, dan evaluasi. Sistem pendokumentasian dilakukan dengan SOAP.
Berdasarkan tinjauan kasus yang telah dibuat asuhan kebidanan keluarga berencana pada
Ny.L 26 tahun P1A0 akseptor lama KB suntik 1 bulan dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Pada pengkajian didapatkan data subyektif berdasarkan data yang telah didapat
melalui anamnesis langsung pada Ny.L 26 tahun P1A0 akseptor lama KB suntik 1
bulan
2. Pada pengkajian didapatkan data objektif berdasarkan data yang telah didapat melalui
pemeriksaan fisik dan pengkajian pada Ny.L 26 tahun P1A0 akseptor lama KB suntik
1 bulan
3. Pada analisa data didapatkan diagnosa kebidanan Ny.L 26 tahun P1A0 akseptor lama
KB suntik 1 bulan
4. Pada kasus Ny.L 26 tahun P1A0 akseptor lama KB suntik 1 bulan tersebut,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dibuat berdasarkan masalah yang
dirasakan ibu dimana perencanaan ini dibuat untuk memberikan asuhan kepada Ny.L
sebagai akseptor lama KB suntik diantaranya memberikan konseling KB suntik, mela

15
kukan tindakan sesuai dengan SOP tindakan secara sistematis dan dilakukan konselin
g pasca-tindakan.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Agar menjadi tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan
kebidanan keluarga berencana.
2. Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien lebih mengetahui dan memahami pemasangan, mekanisme kerja, efektifit
as, keuntungan kekurangan serta efek samping dari keluarga berencana dengan alat k
ontrasepsi suntik.
3. Bagi Lahan Praktik
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu
pelayanan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Everet, S. 2017. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi.Nike Budhi Subekti
(alih bahasa).Edisi 2.Jakarta:EGC.

Fitri, I., 2018. Nifas Kontrasepsi Terkini dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.

Prawirohardjo, Sarwono. 2017. Ilmu Kandungan. Jakarta:PT Bina Pustaka.

Rusmini, Purwandani, S. & dkk, &., 2017. Pelayanan dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: CV.
Trans Info Media.

WHO. 2016 . “Sexual and Reproductive Health.”Monitoring Health For The SDGS.

Yuningsih.R.F. 2019. Pengaruh Implementasi Program Keluarga Berencana (KB) terhadap


Penekanan Angka Kelahiran (Fertilitas) di RW 02 Kelurahan Cipadung Kecamatan
Cibiru Kota Bandung Timur. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai