Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


PADA BAYI NY.Y USIA 6 JAM
DI PUSKESMAS RAWAT INAP CILOGRANG
TAHUN 2022

Disusun Oleh : HESTI PRATIWI


NIM: 210703050

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


PADA BAYI NY Y USIA 6 JAM
DI PUSKESMAS RAWAT INAP CILOGRANG
TAHUN 2021

Telah disetujui, di periksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing 1

(MASLOROH SST, M.Kes)

ii
B.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kasus yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal
pada Bayi Ny.Y USIA 6 JAM Di Puskesmas Rawat Inap Cilograng Tahun
2021”. Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada

1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Mariyani, M.Keb, Kaprodi Profesi Kebidanan Abdi Nusantara
4. Ibu Masluroh SST, M.Kes Pembimbing yang telah banyak memberikan
masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan
perbaikan- perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis.
5. Suami dan anakku tersayang serta keluarga besar yang selalu mendoakan,
memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih sayang serta selalu
memberi semangat kepada penulis.
Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis
berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya
dan profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Serang, 07 Januari 2022

Penulis

iii
B.
DAFTAS ISI

BIODATA MAHASISWA.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAS ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II TUNJAUAN PUSTAKA.............................................................................................4
A. Bayi Baru Lahir.............................................................................................................4
B. Tinjauan Manajemen Asuhan Kebidanan......................................................................8
C. Pendokumentasian Dalam Bentuk SOAP:.....................................................................9
BAB III KASUS......................................................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................14
BAB VI PENUTUP................................................................................................................16
A. Kesimpulan..................................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
LAMPIRAN

iv
B.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan,
lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat
(Marmi & Rahardjo: 2015). Sedangkan, asuhan pada bayi baru lahir normal adalah
asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir tersebut selama satu jam pertama setelah
kelahiran, sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan
dengan sedikit bantuan (Prawirohardjo:2018).
Peristiwa kelahiran merupakan waktu dinamik yang berpusat di sekitar
kebutuhan segera bayi baru lahir. Walaupun sebagian proses persalinan terfokus pada
ibu tetapi proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka
penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang
dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan pertolongan dengan
segera, aman dan bersih adalah bagian essensial dari asuhan bayi baru lahir. Sebagian
besar (85% - 90 %) persalinan adalah normal, tetapi gangguan dalam kehamilan dan
proses persalinan dapat mempengaruhi kesehatan bayi-bayi yang baru dilahirkan
(Kurniarum: 2016).
Masa neonatal (0-28 hari) adalah masa yang memiliki resiko gangguan
kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan. Apabila penanganan masalah
kesehatan yang kurang tepat bisa berdampak pada tingginya angka kematian neonatal,
sehingga diperlukan beberapa upaya untuk mengendalikan masalah tersebut.
Penanganan masalah kesehatan diantaranya pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan pada saran pelayanan kesehatan, dan jaminan pelayanan sesuai standar
pada kunjungan bayi baru lahir, yaitu kunungan neonatal dilakukan 3 kali pada usia 6-
48 jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari (Sudinkes & Kesga DKI Jakarta: 2018).
Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga kesehatan
khususnya bidan dengan memberikan asuhan komprehensif sesuai dengan
PerMenKes RI No.1464/MenKes/2010 sejak bayi dalam kandungan, selama
persalinan, segera sesudah melahirkan serta melibatkan keluarga dan masyarakat
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti mengajarkan cara
merawat tali pusat, cara memandikan bayi serta cara menyusui yang benar dan

C.
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi
yang sehat.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana dokumentasi kebidanan “SOAP” bayi baru lahir normal pada Bayi Ny. Y
Usia 6 Jam di Puskesmas Rawat Inap Cilograng?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menganalisa kasus dari pengkajian, menegakkan diagnosa,melakukan


asuhan kebidanan dengan benar dan tepat sesuai teori yang berhubungan dengan asuhan
kebidanan Asuhan Bayi Baru Lahir normal usia 6 jam

Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian sesuai fakta dibandingkan dengan teori


asuhan kebidanan pada Asuhan Bayi Baru Lahir normal usia 6 jam

b. Mahasiswa mampu membuat asesment untuk : 1) Menegakan diagnosis dan


masalah, 2) Menegakan masalah dan diagnosa potensial, 3) Melakukan tindakan
segera jika di butuhkan pada Asuhan Bayi Baru Lahir normal usia 6 jam.
c. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan membuat rasionalisasi dan
mengevaluasi asuhan yang di berikan Asuhan Bayi Baru Lahirnormal usia 6 jam

Manfaat

1. Manfaat Institusi Sebagai sumber informasi dan referensi baru sehingga


dapat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa kesehatan pada umumnya dan
mahasiswi kebidanan pada khususnya mengenai kasus bayi baru lahir normal
usia 6 jam .
2. Manfaat bagi diri sendiri sebagai tambahan ilmu bagi diri saya sendiri serta
mendapatkan pengalaman langsung dalam mengamati, menilai, serta
memberikan asuhan bayi baru lahir normal usia 6 jam.
3. Manfaat di Puskesmas Rawat Inap Cilograng sebagai sumber informasi dan
pengetahuan terkini mengenai kasus bayi baru lahir normal usia 6 jam di
Puskesmas Rawat Inap Cilograng Tahun 2021

C.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir


1. Pengertian Bayi Baru lahir
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Kemenkes RI:
2019). Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar bayi yang baru
lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan
(Prawirohardjo:2018).
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram,
umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit
kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kemenkes RI:
2019).
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38
cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan
40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik
(rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah
berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan uretra
berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24
jam pertama berwarna hitam kecoklatan (Dewi: 2016).
3. Klasifikasi Neonatus/Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi menurut Marmi
(2015), yaitu:
a. Neonatus menurut masa gestasinya:
1) Kurang bulan (preterm infant): < 259 hari (37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant): 259-294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan (postterm infant): > 294 hari (42 minggu atau lebih)

C.
b. Neonatus menurut berat badan lahir:
1) Berat lahir rendah: < 2500 gram
2) Berat lahir cukup: 2500-4000 gram
3) Berat lahir lebih: > 4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan):
1) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
2) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)
4. Penatalaksanaan Bayi Baru lahir Normal
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan.
Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi
kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per
1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat
antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan
kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan
terhadap sudden infant death syndrome (SIDS).
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk membersihkan
jalan napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi,
identifikasi, dan pencegahan infeksi (Saifuddin: 2018). Asuhan bayi baru lahir
meliputi:
a. Pencegahan Infeksi (PI)
b. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan
penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga pertanyaan:
1) Apakah kehamilan cukup bulan?
2) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
3) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif
Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga
harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi
tidak dilakukan secara rutin (Kemenkes RI: 2019).
c. Pemotongan dan perawatan tali pusat

C.
Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi, dilakukan
manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan bayi mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks, kemudian bayi diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah pemberian
oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan
melindungi perut bayi.
Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau
mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kemenkes RI: 2020).
Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci tangan sebelum
memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara,
membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol karena menghambat
pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus.
d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di
dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD
selama 1 jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit,
menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan berlangsung
selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara (Kemenkes RI:
2020).
Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi
lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-
60 menit berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam,
lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian
vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang pengenal) kemudian
dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar menyusu (Kemenkes RI: 2020).
e. Pencegahan kehilangan panas
Hal ini dapat dilakukan melalui dengan menunda mandi selama 6 jam,
kontak kulit bayi dan ibu, menyelimuti tubuh bayi, serta memakaikan topi pada
kepala bayi (Kemenkes RI: 2020).
f. Pemberian salep mata
Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata.
Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%,
oxytetrasiklin 1% atau antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata harus

C.
tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika
diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran (Kemenkes RI: 2020).
g. Pencegahan perdarahan
Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1
(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan
BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Pemberian vitamin K sebagai profilaksis
melawan hemorragic disease of the newborn dapat diberikan dalam suntikan
yang memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau secara oral yang
membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi absorbsi yang bervariasi dan
proteksi yang kurang pasti pada bayi. Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6
jam setelah lahir (Lowry: 2014).
h. Pemberian imunisasi hepatitis b (HB 0)
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan
vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur
ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati (Kemenkes RI: 2019).
i. Pemeriksaan bayi baru lahir
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di
fasilitas tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi pada
24 jam pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada
umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari
(Kemenkes RI: 2019).
Pemeriksaan bayi baru lahir adalah penilaian yang dilakukan secara rutin
kepada semua neonatus. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai pemeriksaan awal
segera setelah bayi lahir dan pemeriksaan lengkap dalam 24-48 jam pertama
kehidupan sebelum pulang dari rumah sakit.
Pemeriksaan bayi baru lahir meliputi pemeriksaan fisik lengkap semua
sistem organ. Pemeriksaan dimulai segera setelah bayi lahir, yaitu penilaian
apakah bayi bernapas atau menangis, serta apakah bayi bugar dan tonus otot
baik. Pemeriksaan selanjutnya mencakup pemeriksaan skor APGAR, penentuan
usia gestasi, apakah sesuai masa kehamilan atau tidak, pemeriksaan tanda vital,
antropometri, sistem saraf, kardiovaskular, respirasi, gastrointestinal,
genitourinaria, dan integumentum.

C.
j. Pemberian ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan
dengan pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun.
Pemberian ASI ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes
Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6
bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan
perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.
D.Tinjauan Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan metode pemecahan
masalah (Nurhayati: 2016: 139).

2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan


Proses manajemen adalah proses pemecahan masalah dengan meenggunakan
metode yang terorganisasi, meliputi pikiran dan tindakan dalam urutan yang logis
untuk keuntungan pasien dan pemberian asuhan (Nurhayati, 2016: 139)
Pengertian manajemen asuhan kebidanan dan prosesnya perlu dijelaskan untuk
memberikan kesamaan pandangan. Helen Varney (2007) menyatakan bahwa proses
manajemen terdiri dari 7 langkah sekuensial yang secara berkala disempurnakan. Ini
dimulai dengan pengumpulan data dan diakhiri dengan evaluasi. Langkah 7 Varney
ini merupakan keseluruhan kerangka kerja yang 47 berlaku dalam semua situasi.
Setiap langkah kemudian dapat dipecah menjadi tugas yang gterbatas yang bervariasi
sesuai dengan kondisi pasien. Harus diakui bahwa langkah-langkah ini diambil
berkolaborasi dengan pasien atau bekerjasama dengan pasien atau keluarga pasien.

Tujuh langkah manajemen asuhan kebidanan menurut Helen Varney (2007) yaitu :

a. Langkah I (Identifikasi dan Analisa Data Dasar) Langkah pertama merupakan


langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya. Mengumpulkan data

C.
adalah menghimpun informasi tentang pasien. Data dapat dikumpulkan dari
berbagai sumber. Sumber diharapkan dapat memberikan informasi yang paling
akurat dan dapat diperoleh dengan cepat serta upaya sekecil mungkin. Data
secara garis besar diklasifikasikan menjadi data subjektif dan data objektif.

b. Langkah II (Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual) Pada langkah ini,


identifikasi dilakukan terhadap diagnosis atau masalah ddan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis
spesifik.

b. Langkah III (Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial) Langkah ketiga ini
bertujuan untuk mengantisipasi semua kemungkinan tidak diinginkan yang dapat
muncul sewaktu-waktu. Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi

c. Langkah IV (Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan ) Tindakan segera adalah


tindakan yang dilakukan dengan cara menetapkan kebutuhan tentang perlunya
tindakan segera oleh bidan ataupun dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim 50 kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
pasien..

d. Langkah V (Merencanakan Asuhan Kebidanan) Langkah ini merupakan rencana


asuhan menyeluruh terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Pada langkah ini informasi data tidak lengkap dapat dilengkapi.
Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat
meliputi pengetahuan, teori terbaru, evidence based care, serta divalidasi dengan
asumsi mengenai apa yang diinginkan. Sebaiknya pasien dilibatkan dalam
perencanaan asuhan karena pada akhirnya keputusan dilakukan atau tidaknya
tindakan berada di tangan pasien.

e. Langkah VI (Melaksanakan Asuhan Kebidanan) Pada langkah ini seluruh


rencana asuhan yang telah ditetapkan pada langkah V dilaksanakan secara efisien
dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan sepenuhnya oleh bidan atau sebagian
oleh pasien atau angota tim kesehatan lainnya. Bidan dalam manajemen asuhan
bagi pasien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut.

C.
f. Langkah VII (Mengevaluasi Hasil Tindakan) Pada tahap ini, kita perlu
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang telah kita berikan kepada
pasien, untuk itu kita perlu melakukan evaluasi dengan cara mengacu pada
beberapa pertimbangan yaitu tujuan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan untuk
mengatasi masalah, dan hasil asuhan.

E. Pendokumentasian Dalam Bentuk SOAP:


Menurut Kepmenkes RI nomor 938 tahun 2007 menjelaskan bahwa bidan
melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas mengenai
keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberi asuhan kebidanan.
Kriteria pencatatan asuhan kebidanan tersebut ditulis dalam bentuk catatan perkembangan
S O A P, meliputi :

a. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.


b. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
c. A adalah analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
d. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif ; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow up, dan rujukan.
Sinkronisasi alur berfikir manajemen asuhan kebidanan Varney’s dengan
dokumentasi asuhan kebidanan SOAP sebagai berikut:

Tabel Sinkronisasi alur berfikir manajemen asuhan kebidanan Varney’s dengan


dokumentasi asuhan kebidanan model S O A P
No. Manajemen asuhan Dokumentasi
kebidanan Varney’s SOAP
1. Pengkajian
a. Data subjektif/
anamnesa
b. Data objektif Data Subjektif (S) dan Objektif (O)
c. Pemeriksaan penunjang
laboratorium
2. Interpretasi data
a. Diagnosis kebidanan
b. Masalah
c. Kebutuhan

C.
3. Mengidentifikasi diagnosis Analisa
atau masalah potensial
4. Menetapkan kebutuhan
terhadap tindakan segera
5. Menyusun rencana asuhan
yang menyeluruh
6. Pelaksanaan langsung Perencanaan dan Pelaksanaan
asuhan dengan efesien dan
aman
7. Evaluasi
(Sumber: Depkes RI, 2003)

C.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal Pada Bayi. Ny. Y Usia 6 Jam
Di Puskesmas Rawat Inap Cilograng
No RM : 000277
Tanggal : 03-01-2022
Pukul : 11.40 WIB
Oleh : Hesti Pratiwi
Tempat : Puskesmas Rawat Inap Cilograng

Quick Cek :
 Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU : tidak
 Kejang ATAU : tidak
 Bergerak hanya jika dirangsang ATAU : tidak
 Napas cepat ( ≥ 60 kali / menit ) ATAU : tidak
 Napas lambat ( < 30 kali / menit ) ATAU : tidak
 Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat ATAU : tidak
 Merintih ATAU : tidak
 Teraba demam (suhu ketiak > 37,50C) ATAU : tidak
 Teraba dingin (suhu ketiak < 360C) ATAU : tidak
 Nanah yang banyak di mata ATAU : tidak
 Diare ATAU : tidak
 Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki ATAU :tidak
 Perdarahan : tidak

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Suhu : 36,5°C
b. Pernafasan : 48 x/menit
c. Nadi : 128 x/menit
d. Keaktifan : aktif
e. Tangisan : kuat
2. Antropometri
a. Lingkar Kepala : 34 cm
b. Lingkar dada : 33 cm
c. Lingkar Lengan Atas : 13 cm

C.
d. Berat Badan : 3700 gr
e. Panjang Badan : 50 cm

3. Refleks
a. Refleks Moro : Positif
b. Refleks Rooting : Positif
c. Refleks Tonic Neck : Positif
d. Refleks Grafs/Plantar : Positif
e. Refleks Sucking : Positif
f. Refleks Babinsky : Positif
4. Pemeriksaan Fisik Secara sistematis
a. Kepala : Bentuk bulat tidak ada kelainan caput sucsedaneum dan cepal
hematoma.
b. Muka : Tidak pucat, tidak edema.
c. Mata : Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera tidal kuning, tidak
ada
perdarahan, terdapat bulu mata.
d. Hidung :Terdapat lubang hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada pengeluaran.
e. Mulut : Terdapat sedikit saliva, tidak ada kelainan seperti labioskisis,
palatoskisis dan genatoskisis.
f. Telinga : Simetris, terdapat lubang dan daun telinga, tidak ada
pengeluaran
g. Leher : Pergerakan aktif, tidak ada kelainan.
h. Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada
i. Perut : Bentuk oval, tidak kembung tidak ada kelainan
j. Tali Pusat : Tidak ada perdarahan.
k. Punggung : Simetris tidak ada kelainan spina bipida
l. Ekstermitas : Pergerakan aktif tidak ada kelainan polidaktil, andaktil,
sindaktil
m. Genetalia : terdapat lubang vagina, labia minora menutupi labia mayora
n. Anus : Terdapat lubang anus

C.
5. Eliminasi
a. Miksi : Belum
b. Mekonium : Positif

II. ANALISA
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 6 jam
III. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu (BB: 3700 gram, PB: 50 cm, lingkar
kepala: 34 cm, lingkar dada: 33 cm, suhu: 36,50C, pernafasan: 48 x/m, HR: 128
x/m, Lila:13 cm, serta bayi sudah BAK dan sudah BAB ).
E: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Melakukan pemberian salep mata tetrasiklin 1% dikelopak mata bawah bayi
(sudah dilakukan).
E: Salep mata sudah diberikan
3. Memberikan injeksi Vit K dengan dosis 0,5 ml di paha sebelah kiri antero lateral
secara intramuscular untuk mencegah perdarahan pada otak bayi baru lahir akibat
defisiensi Vit K (sudah dilakukan)
E: Vit K sudah diberikan pada pukul 12.00 WIB
4. Merawat (membungkus) tali pusat menggunakan kasa steril kering tanpa
memberikan apapun, seperti alkohol dan betadine
E: Tali pusat terbungkus kasa steril
5. Memberikan ibu KIE tentang ASI eksklusif, yaitu memberikan ASI saja selama 6
bulan tanpa makanan tambahan karena ASI adalah makanan utama bagi bayi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya
E: Ibu mengerti
6. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu seperti tidak mau minum
atau memuntahkan semua, kejang, bergerak hanya jika dirangsang, nafas
cepat(>60x/m), nafas lambat (<30x/m), tarikan dinding dada kedalam yang sangat
kuat, merintih, teraba demam ( suhu aksila >37,50C), teraba dingin (suhu aksila
<360C), nanah yang banyak dimata, pusar kemerahan meluas kedinding perut,
diare, tampak kuning pada telapak tangan dan kaki
E: Ibu mengerti

C.
7. Memberitahu ibu untuk dilakukan Imunisasi HB 0 satu jam setelah pemberian
Vitamin K pada pukul 13.00 WIB (sudah dilakukan).

Pathway Kasus Kebidanan


Nama : Bayi Ny.Y
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan usia 6 jam Tanda / Gejala / keluhan yang
Semua bayi baru lahir diberikan vit k, dialami pasien
injeksi M dosis tunggal 1 mg di paha ,
untuk menecegah pendarahan pada Bayi Cukup Bulan lahir spontan,
bayi baru lahir (pendarahan BB : 3700 gram, Panjang :
intrakranial) akibat defisiensi vit k yang 50cm, A/S 9/9, kulit merah, LK:
dialami oleh sebagian bayi baru lahir Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / 33 cm , LD: 33 cm, frekuensi
(APN, 2017) keluhan yang dialami pasien) : jantung 128x/menit

Asuhan bayi segera setelah lahir


adalah asuhan yang diberikan kepada
bayi selama menit-menit pertama
setelah kelahiran, asuhan yang
diberikan kepada bayi segera setalah
lahir adalah asuhan yang segera,
aman, dan bersih. Asuhan bayi baru
lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi tersebut pada
satu jam pertama setelah kelahiran
(Depkes, 2018)

Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :


Asuhan yang diberikan :
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah Tindakan Dengan melakukan perawatan / asuhan bayi dapat
 Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu
terlaksananya pernafasan spontan serta mencegah
dilakukan bahwa keadaan bayi saat ini dalam keadaan sehat.
hipotermi dan mengurangi angka kematian
Ibu dan keluarga telah mengetahui keadaan bayinya. bayi(APN,2017)
 Menimbang BB dan mengukur PB bayi
 Melakukan perawatan tali pusat, menjaga kebersihannya dan
menjaga agar tali pusat tetap dalam kondisi kering. Perawatan
tali pusat telah dilakukan. Evaluasi asuhan yang diberikan :
 Membersihkan bayi dan mengganti kain yang sudah kotor Bayi lahir spontan sesuia umur kehamilan tanggal 03-01-
dengan pakaian yang kering dan bersih. Telah dilakukan 2021 pukul 11.50 WIB menangis kuat, gerakan aktif,
 Memberikan injeksi Neo-K 2 mg/mL sebanyak 0,5 mL untuk warna kulit kemerahan, pemeriksaan fisik dan tanda-tinda
vital dalam batas normal, dan IMD sudah dilakukan
mencegah terjadinya perdarahan intrakranial pada bayi baru
selama 1 jam
lahir. Vitamin K telah diberikan.
 Memberikan salep mata chlorampenicol untuk mencegah
infeksi pada mata. Salep mata telah diberikan.
 Memberikan bayi kepada ibunya (rooming in).

C.
BAB IV
PEMBAHASAN

1. PENGKAJIAN
Ny. R datang di Puskesmas tanggal 03 Januari 2022 dengan keluhan mulas
teratur dan mengeluarkan lendir darah. Hasil anamnesa HPTH Ny.Y tanggal 03
Januari 2022 sehingga saat akan bersalin usia kehamilan ibu ± 39 minggu. Hal
tersebut sesuai dengan Kemenkes RI (2020) bahwa bayi baru lahir cukup bulan adalah
bayi yang lahir pada usia kehamilan 39 minggu.
Bayi Ny. Y lahir pada tanggal 03 Januari 2022 pukul 11.40 WIB. Hasil
pemeriksaan sesaat Bayi Ny. Y saat lahir yaitu bayi menangis kuat, gerakan aktif, dan
warna kulit kemerahan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kemenkes RI (2020)
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram, umur
kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan,
menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan.
berdasarkan hasil pemeriksan bayi ny m, baik data sobyektif dan obyektif, di
dapatkan hasil hasil dari data sbyektif : bayi cukup bulan lahir spontan tanggal 03
Januari 2021 pukul 11.40 WIB,
data obyektif di dapat :penilaian sesaat bayi menangis kuat gerakan aktif warna kulit
kemerahan.
pada kasus di atas menujukan ciri bayi baru lahir usia 0 bulan. normal. hal ini
senadan menurut pakar yang mengatakan bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri
berat badan lahir 2500-4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera
menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap asi dengan baik, dan tidak ada
cacat bawaan (kemenkes RI: 2020).
berdasarkan hasil pemeriksan bayi ny m, baik data sobyektif dan obyektif, di
dapatkan hasil hasil dari data sbyektif : bayi cukup bulan lahir spontan tanggal 03
Januari 2022 pukul 11.40 wib data obyektif :bayi cukup bulan lahir spontan, bb : 3700
gram, panjang : 51cm, a/s 9/9, kulit merah, lk: 34 cm , ld: 33 cm, frekuensi jantung
128x/menit
pada kasus di atas menujukan ciri bayi baru lahir usia 1 bulan. normal. hal
ini senadan menurut pakar yang mengatakan bayi baru lahir normal mempunyai ciri-
ciri berat badan lahir 2500-4000 gram, umur kehamilan 39 minggu, bayi segera
menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap asi dengan baik, dan tidak ada
cacat bawaan (kemenkes RI: 2022). tambahin tekni menurut putri.......
daripebgkajian data sbyektif dan obyektif dari hasil pemeriksaan sudah sesuai teori.

C.
2. Assesment (Menegakan Diagnosis & Masalah, Diagnosa & Masalah Potensial, dan
Tindakan Segera Jika Dibutuhkan).
By Ny R Bayi Baru Lahir cukup bulan sesuai usia kehamilan usia 6 Jam
Diagnosis ditegakan berdasarkan data subyektif dan data obyektif
Dari data Subyektif : Bayi Cukup Bulan lahir spontan tanggal 03 Januari 2022 pukul
11.40 WIB,
Data Obyektif di dapat :Penilaian sesaat bayi menangis kuat gerakan aktif warna kulit
kemerahan.
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 6 jam
Bayi Cukup Bulan lahir spontan tanggal 03 Januari 2022 pukul 11.40 WIB Data
Obyektif :Bayi Cukup Bulan lahir spontan, BB : 3700 gram, Panjang : 51cm, A/S
9/9, kulit merah, LK: 34 cm , LD: 33 cm, frekuensi jantung 128x/menit.
Diagnosa didapat dari hasil data subjektif dan objektif. Hasil data subjektif yang
mendukung untuk menegakkan diagnosa yaitu usia kehamilan ibu saat akan bersalin
±40 minggu, sedangkan data objektif yang mendukung untuk menegakkan diagnosa
yaitu saat bayi lahir penilaian sesaat bayi menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan. Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan
penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga pertanyaan: Apakah
kehamilan cukup bulan?, Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?,
Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif, Jika ada jawaban “tidak”
kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga harus segera dilakukan resusitasi.
Penghisapan lendir pada jalan napas bayi tidak dilakukan secara rutin (Kemenkes RI:
2020
hal ini senada putri (2021) mengatakan untuk mediagnosis bbl normal perlu di
lakuakn pemeriksaan fisik untuk menegakan diagnosis tdk menembulkan kpmplikasi .
Penatalaksanaan akan diberikan setelah adeanya diagnosa. Adapun
penatalaksanaan yang diberikan seperti Memberitahu ibu hasil pemeriksaan,
Melakukan pemotongan tali pusat, Melakukan IMD di dada ibu selama 1 jam,
Menjaga kehangatan bayi, dan melakukan dokumentasi. Menurut Kemenkes RI
(2020) Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan
satu tangan melindungi perut bayi, Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera
letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
melaksanakan proses IMD selama 1 jam, Hal ini dapat dilakukan melalui dengan
menunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu, menyelimuti tubuh bayi,
serta memakaikan topi pada kepala bayi. Setelah itu bidan akan melakukan
pendokumentasian baik di rekam medis ataupun di buku KIA ibu. Manajemen
kebidanan adalah bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan dengan menggunakan metode pemecahan masalah (Nurhayati:
2016: 139). Uraian yang sudah dilakukan tersebut sudah sesuai dengan teori yang ada.

C.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan , tinjau kasus dan pembahasan “Dokumentasi Asuhan
Kebidanan Baru Lahir Normal Pada Bayi Ny. Y Usia 6 Jam di Puskesmas Rawat Inap
Cilograng” dapat disimpulkan bahwa manajemen kebidanan yang diberikan di
Puskesmas Rawat Inap Cilograng” baik dan sesuai dengan teori serta sudah sesuai
dengan kebutuhan. Kebutuhan yang diberikan sesuai dengan masalah yang didapatkan
dari indentifikasi data subjektif, objektif, analisis, dan penatalaksanaan, dimana hal
tersebut dilakukan sesuai dengan teori yang ada. Dapat disimpulkan juga bahwa tidak
ada kesenjangan teori dan praktik dalam melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir
usia 6 jam di Puskesmas Rawat Inap Cilograng
F. Saran
1. Berdasarkan atas tinjauan dan pembahasan kasus penulis memberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan pelayanan kebidanan yang baik.
BagiPuskesmas Rawat Inap Cilograng Diharapkan lebih meningkatkan
profesionalisme dalam melaksanakan asuhan kebidanan terutama pada pelayanan
bayi baru lahir normal yang baik sehingga dapat diantisipasi terjadinya komplikasi-
komplikasi saat persalinan berlangsung.

2. Bagi Profesi Diharapkan dapat meningkatkan mutu penanganan dan pelayanan bayi
baru lahir normal secara cepat, tepat dan komprehensif.

C.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Profil Kesehatan Republik Indonesia.


Jakarta: Depkes RI
Dewi . (2016). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Kemenkes RI. (20120). Asuhan Kebidanan dan Bayi Baru Lahir. Kemenkes RI: Pusdik SDM
Kesehatan.
Kemenkes RI. (2019). Panduan Pelayanan Pasca Persalinan Bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Kemenkes RI
Kurniarum. (2016). Asuhan Kebidanan dan Bayi Baru Lahir. Kemenkes RI: Pusdik SDM
Kesehatan.
Marmi. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nurhayati. (2016). Konsep  Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo. (2018). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC.

C.

Anda mungkin juga menyukai