Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KB IUD PADA NY.

Y
DI KLINIK AZ- ZAHRA KELURAHAN KERTASARI
KECAMATAN PEBAYURAN KAB BEKASI
TAHUN 2021

OLEH :
KASTIAH
NIM : 200701011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KB IUD PADA NY. Y
DI KLINIK AZ-ZAHRA KELURAHAN KERTASARIKECAMATAN PEBAYURAN
KAB.BEKASI TAHUN 2021

Telah disetujui, diperiksa, Dan siap diujikan dihadapan Tim penguji

Pembimbing 1

(Tuti Yanuarty,SSIT,M.Kes)
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Yanti

Tempat tanggal lahir;SERANG, 13maret 1983

Alamat ;Malias Wetan

Bersama ini menyatakan kesediaannya untuk dilaukan Tindakan dan prosedur


pemasangan alat kontrasepsi dalam Rahim(AKDR) pada diri saya ,persetujuan ini saya
berikan setelah mendapat penjelasan dari operarator/petugas esehatan yang berwenag di
fasilitas Kesehatan tersebut diatas

Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar
dapat di dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui Serang, 30 Juni 2021

pemeriksa pembuat pernyataan

Rd Eti Ruhayati Siti Aminah


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas yang berjudul“Asuhan Kebidanan
KB IUD Pada Ny. Y di Klinik Az- Zahra Kelurahan Kertasarikecamatan Pebayuran Kab.
Bekasi”.
Dalam penyusunan Laporan Kasus, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, M.PdKetua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.

2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.

3. Ibu Mariyani M.Keb,Ketua Program Studi Profesi Kebidanan Abdi Nusantara Jakarta

4. Ibu Sarah Fauziyyah SST MARS,Direktur Klinik Az-zahra yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk pengambilan data. .

5. Ibu Tuti Yanuarty SSIT,M.kes, Pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan,
pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan- perbaikan..

6. Suami dan anak anak tercinta, serta keluarga besar yang selalu mendoakan, memotivasi dan
membantu dengan tulus dan ikhlas. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan
hidayahNya kepada kita semua.

Bekasi
DAFTAR ISI

LEMBARLAPORAN.................................................................................................................ii

LEMBARPENGESAHAN........................................................................................................iii

PENGANTAR............................................................................................................................v

DAFTARISI...............................................................................................................................vi

DAFTARLAMPIRAN..............................................................................................................vii

BABIPENDAHULUAN.............................................................................................................8

A. LatarBelakang.................................................................................................................8

B. Tujuan.............................................................................................................................8

C. Manfaat Penelitian..........................................................................................................9

BAB IITINJAUANTEORI.......................................................................................................10

A. KONSEP DASAR KONTRASEPSI............................................................................10

B. KONSEP IUD ..............................................................................................................11

BAB IIITINJAUANKASUS.....................................................................................................21

A. FORMULIR AKSEPTOR KB IUD ............................................................................21

B. PATHWAY KASUS KEBIDANAN...........................................................................21

BABIVPEMBAHASAN...........................................................................................................30

A. PEMBAHASAN KASUS KONTRASEPSI IUD ......................................................30

BABVPENUTUP......................................................................................................................27

A. KESIMPULAN.............................................................................................................27

B. SARAN.........................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
8

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) atau AKDR adalah suatu alat atau benda
yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang,
dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif, dengan tujuan kontrasepsi atau usaha
pencegahan kehamilan (Handayani, 2010).
Penurunan TFR (Total Fertility Rate) akan lebih mendekati kondisi penduduk
tumbuh seimbang diperlukan suatu strategi dalam pelaksanaan program keluarga berencana.
Kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu dengan mempromosikan metode kontrasepsi efektif
jangka panjang.Hal tersebut berlawanan dengan kondisi saat ini, pemakaian metode
kontrasepi efektif jangka panjang khususnya IUD relatif mengalami penurunan sedangkan
penggunaan metode kontrasepsi hormonal seperti suntik mendominasi dari pemakaian
kontrasepsi (BKKBN, 2013).
Sikap dan pandangan negatif yang beredar dimasyarakat berkaitan dengan
pengetahuan dan pendidikan seseorang.Banyak mitos tentang 2 IUD seperti mudah terlepas
jika bekerja terlalu keras, menimbulkan kemandulan dan lain sebagainya.Bidan mempunyai
peran dalam meningkatkan tingkat pemakaian KB sebagai tindakan preventif terutama bagi
wanita dengan resiko. Pendidikan/konseling KB yang dilakukan oleh bidan akan signifikan
dalam mengunggah kesadaran masyarakat untuk ber-KB. Hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mengumumkan bahwa, total jumlah penduduk Indonesia
kini mencapai 240 juta dan 10 provinsi di Indonesia menjadi penyumbang 70 persen dari
total penduduk. Untuk itu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional akan
fokus menggarap program kependudukan dan keluarga berencana (KKB) di 10 provinsi
penyangga utama pada 2013 (BKKBN & Kemenkes RI 2013).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah dari studi kasus ini adalah
bagaimana asuhan kebidanan pada Ny. Y umur 27 tahun dengan akseptor kb baru IUD ?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Dilaksanakannya asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny ”Y” akseptor KB IUD
di Klinik Az- Zahra dengan pendekatan manajemen asuhan sesuai standar dan
wewenang bidan.
9

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat bagi petugas kesehatan
Sebagai masukan dan satu sumber Informasi bagi Klinik Az- Zahra , tentang
pengetahuan dan sikap dengan pemilihan kontrasepsi IUD.

2. Manfaat bagi Masyarakat


Sebagai informasi kepada masyarakat khususnya yang ada di wilayah kerja Klinik
Azahra Pebayuran untuk Menambah informasi dan pengetahuan di bidang kesehatan
khususnya kontrasepsi hubungan pengetahuan dan sikap dengan pemilihan kontrasepsi
IUD .
10

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar kontrasepsi


1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah pencegaha terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim
(Taufan Nugroho dkk, 2014) keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas (BKKBN, 2015).
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan
(laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ
reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia
subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat
menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan
metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat
diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang
akan datang (Manuaba.2015).
B. Konsep IUD
1. Pengertian
AKDR/IUD adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik (polietilen) atau
logam kecil yang dimasukkan ke dalam uterus melalui kanalis servikalis yang
mekanisme kerjanya adalah menghambat motilitas sperma dan perjalanan ovum.Cara
kerja utama AKDR adalah mencegah pembuahan.Namun, apabila dipasang setelah
koitus AKDR dapat berfungsi sebagai penginduksi abortus. (Sujiyatini, 2012)
2. Macam – macam iud
Jenis AKDR dibagi menjadi dua yakni AKDR hormonal dan non
hormonal.AKDR hormonal dibedakan menurut bentuk dan tambahan obat atau
metal.Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi bentuk terbuka (open device)
misalnya Lippes Loop, CU-T, Cu-7, Margulies, Spring Coil, Multiload, Nova-
T.Bentuk tertutup (closed device) misalnya Ota ring, Antigon, Grafen Berg Ring.
Menurut tambahan obat atau metal dibagi menjadi medicated intrauterine device
11

(IUD), misalnya Cu-T-200, 220, 300, 380A; Cu-7, Nova-T, ML-Cu 250, 375, selain
itu ada Copper-T, Copper-7, Multi Load, dan Lippes Load. AKDR hormonal ada dua
jenis yaitu Progestasert-T dan LNG-20 (Setyaningrum, 2016).Jenis AKDR Cu T-380A
adalah jenis AKDR yang beredar di Indonesia.AKDR jenis ini memiliki bentuk yang
kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat
halus yang terbuat dari tembaga (Cu) (Setyaningrum, 2016).

Pada dasarnya, kontrasepsi IUD terdiri dari ada dua jenis, yaitu IUD hormonal
dan non-hormonal. IUD hormonal bekerja dengan cara melepas hormon progestin
sedikit demi sedikit setiap hari. Hormon ini kemudian akan mengentalkan cairan di
bagian leher rahim sehingga sperma jadi lebih sulit untuk bisa masuk ke dalam rahim.
walaupun berhasil terjadi pembuahan, hormon ini akan menipiskan lapisan rahim
sehingga membuat sel telur yang dibuahi susah untuk menempel. Penggunaan IUD
jenis ini diduga bisa membuat menstruasi seorang wanita jadi lebih ringan.

Sementara itu, IUD non-hormonal memiliki lilitan tembaga di sekelilingnya.


Tembaga ini yang akan mengeluarkan zat yang menimbulkan peradangan di dalam
rahim yang kemudian merusak sel sperma dan sel telur sebelum keduanya sempat
bertemu. Namun, penggunaan IUD jenis ini diduga bisa sebabkan menstruasi yang
terjadi lebih berat.(Halodoc.2020).

3. Keuntungan IUD
Keuntungan menggunakan IUD adalah sebagai berikut: (Proverawati, 2010)
a. Sebagai kontrasepsi, mempunyai efektivitas yang tinggi
b. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
c. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
d. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu diganti)
e. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
f. Tidak memengaruhi hubungan seksual
g. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
h. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT-380 A).
i. Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI
j. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi).
k. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih atau setelah haid terakhir)
l. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
12

4. Kerugian menggunakan IUD


Kerugian Kontrasepsi IUD Kerugian penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah sebagai
berikut: (Proverawati dkk, 2010):
a. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah
3 bulan)
b. Haid lebih lama dan banyak
c. Perdarahan (spotting antar menstruasi)
d. Saat haid lebih sedikit
5. Indikasi penggunaan KB IUD
Indikasi Penggunaan IUD Menurut Arum (2011) yang dapat menggunakan IUD adalah
sebagai berikut:
a. Usia reproduktif
b. Keadaan multipara
c. Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang
d. Menyusui dan menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Tidak menyusui bayinya
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metode hormonal
i. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari

6. Waktu pemasangan IUD


IUD dapat dipasang setiap waktu dalam siklus haid/ menstruasi
,yang dapat dipastikan klien tidak hamil dalam hari pertama sampai ke-7.
Siklus haid .Segerasetelahpersalinan,selama 48 jam pertama atau setelah 4
minggu pasca persalinan. Setelah menderita abortus (segera atau
dalamwaktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi, dan selama 1 sampai 5
hari setelah sanggama yang tidak terlindungi (Affandi,2011).
IUD dapat dipasang dalam beberapa waktu diantaranya selama
siklus menstruasi . Pada saat tersebut pemasangan akan mudah karena
canalis servisis sedikit melebar dan kemungkinan terjadi kehamilan sangat
kecil, rasa nyeri kurang dan perdarahan tidak begitu banyak. IUD
jugadapat dipasang pasca persalinan. IUD pasca persalinan dibagi menjadi
13

tigawaktu yakni secara dini dimana pemasangan IUD dilakukan sebelum


ibu dipulangkan dari rumah sakit ,secara langsung yaitu pemasangan
dilakukan setelah lebih dari 3 bulan setelah ibu dipulangkan, dan seca
ratidak langsung yaitu pemasangan dilakukan lebih dari 3 bulan pasca
persalinan atau pasca keguguran (Sofian, 2012)
Selain itu, IUD dapat dipasang dalam masa interval yakni antara
dua haid. Jika dipasang setelah ovulasi, harus dipastikan wanita tidak
hamil atau mereka yang telah memakai cara-cara kontrasepsi
lainnya(Sofian,2012).
Adapun langkah-langkah pemasangan IUD Copper T 380 A,
adalah:
1) Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan
mempersilahkan klien mengajukan pertanyaan. Sampaikan kepada
klien kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada beberapa
langkah waktu pemasangan dan nanti akan diberit
2) ahu bila sampai pada langkah-langkah tersebut dan pastikan klien
telah mengosongkan kandung kencingnya
3) Periksa genitalia eksterna, untuk mengetahui adanya ulkus,
pembengkakan pada kelenjar Bartolin dan kelenjar skene, lalu
lakukan pemeriksaan spekulum dan panggul.
4) Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada indikasi
5) Masukkan lengan IUD Copper T 380A di dalam kemasan sterilnya
6) Masukkan spekulum, dan usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik dan gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
7) Masukkan sonde uterus
8) Lakukan pemasangan IUD Copper T 380 A
9) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi sebelum melepas sarung
tangan dan bersihkan permukaan yang terkontaminasi
10) Melakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan
segera setelah selesai dipakai.
11) Mengajarkan kepada klien bagaimana memeriksa benang IUD
(dengan menggunakan model yang tersedia.
12) Menyarankan klien agar menunggu selama 15-30 menit setelah
pemasangan IUD.

7. Efetivitas KB IUD
14

Efektifitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas yaitu berapa


lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa ekspulsi spontan, terjadinya
kehamilan, pengangkatan karena alasan medis atau pribadi. Efektifitas
IUD tergantung pada variabel administratif, pasien dan medis,
kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk
mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk
mendapatkan pertolongan medis (Hartanto, 2010). Efektifitas IUD sebagai
kontrasepsi dalam mencegah kehamilan cukup tinggi yaitu 0,1- 1
kehamilan per 100 perempuan (BKKBN, 2012).
Sebagai alat kontrasepsi IUD memiliki efektivitas tinggi, mencapai
0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama ( 1 egagalan
dalam 125-170 kehamilan ) IUD jenis CuT-380A dapat mempunyai daya
proteksi selama 10 tahun dan tidak perlu di ganti, dapat langsung efektif
segera setelah pemasangan ( Afffandi,2011).
8. Kontrol ulang IUD
Akseptor IUD yang rutin melakukan kontrol IUD dengan petugas
medis sesuai jadwal yang ditentukan dan kontrol sendiri setiap bulan akan
lebih mudah mengetahui letak benang IUD sehingga memperkecil
kemungkinan IUD untuk ekspulsi dan terjadi kegagalan (Manuaba, 2010).
Berikut adalah jadwal kontrol medis untuk akseptor IUD Manuaba (2010)
dan Mochtar (2012):
1) 2 minggu setelah pemasangan
2) 1 bulan setelah pemeriksaan pertama
3) 3 bulan setelah pemeriksaan kedua
4) Setiap enam bulan sampai satu tahun
5) 1 tahun sekali pada tahun berikutnya
6) Apabila terlambat haid 1 minggu
7) Apabila terjadi perdarahan banyak dan tidak teratur
9. Efek samping penggunaan KB IUD
EfeksampingpenggunaanIUDyangumumterjadiadalahperubahan

siklus haid. Umumnya perubahan siklus haid terjadi pada 3bulan

pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan. Haid akan lebih lamadan

banyak juga akan terasa lebih sakit dari pada sebelum penggunaanIUD.

Perdarahan (spotting) antarmenstruasi akan terjadi pada


15

penggunaIUD(Affandi, 2011). Infeksi merupakan efek samping dari

penggunaan IUD.IUD danbenang IUDyang berada dalamvagina,

umumnya tidak menyebabkanterjadinya infeksi jika alat-alat yang

digunakan disterilkan, yakni

tabungpenyalur,pendorongdanIUD.Jikaterjadiinfeksi,kemungkinandiseb

abkan oleh adanya infeksi yang subakut atau menahun pada

traktusgenitalissebelum pemasanganIUD (Anwar, 2011).


BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB


AsuhanKebidananPadaAkseptor KB AKDR

NO. REGISTER : ……………………………....


………………
TANGGAL/JAM MASUK RS : Kamis , 30 Juli 2021
RAWAT DI RUANG : KB

DATA SUBYEKTIF

A.    IDENTITAS

NamaIbu : Siti Aminah NamaSuami : Sahir

Umur  : 38 Tahun Umur : 40 Tahun

Kebangsaan :Jawa Indonesia Kebangsaan : Jawa


Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT  Pekerjaan : Buruh

Alamat Kantor :- Alamat Kantor :-


AlamatRumah : Kp. Malias wetan    AlamatRumah :Kp. Malias
wetan   

B.     ANAMNESA

1. Kunjungansaatini :
√       Kunjunganpertama

       Kunjunganulang

       Keluhan

Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang guna untuk
menjarangkan kehamilanya.

2. RiwayatPerkawinan
Kawin 1 kali, kawinpertamaumur 18 tahun, dengansuamisekarang 20 tahun

3. RiwayatMensturasi
Menarceumur 14 tahun, siklus 28 hari, teratur.Lamanya 7 hari, sifatdarah
:encer,tidak berbau , Dismenorhoe :  Ya  Banyaknya 100 Cc

Haripertamahaidterakhirtanggal : 25 Juni 2021 pasti ,   lamanya:5 hari,


banyaknya : 50cc, Haidsebelumtanggal -

4. Jumlah Anak : 3
5. Riwayatkontrasepsi yang di gunakan
N Jeniskontras Mulaimemakai Berhenti/ganticairan
o epsi
Tangg Ole Temp keluh tangg oleh tempa Keluh
al h at an al t an

1. Suntik 05 des Bida BPM Tidak 19 - - -


3bulan 2003 n haid janua
ri
2006

2 Suntik 3 29 juli Bida Bpm Tidak 10


bulan 2008 n haid maret
2013

3 Pil 12 Bida Bpm Serin 30 Bida Pkm ......


mei n g lupa juni n cikan
2020 2021 de

6. Riwayatkesehatan

a. Penyakit yang pernah/ sedang di deritaibudankeluarga


1. Apakah pernah operasi besar : tidak
2. Penyakit kuning : tidak
3. Postpartum sampai dengan 6 minggu : tidak
4. Sepsis pada masa nifas : Tidak
b. Post abortus : tidak, sepsis : tidak

7. Riwayatpenyakitginekologi
1. Kanker Serviks : tidak
2. Perdarahan pervaginam : tidak
3. Menderita Radang Panggul : tidak
4. PMS : tidak

8. Keadaanpsikosocial spiritual
a. Pengetahuanibutentangalatkontrasepsi……√…
b. Pengetahuanibutentangalatkontrasepsi yang di pakai………..…
√……………
c. Dukungansuami/ keluarga :
................√................................................................
d. Merokok : tidak

DATA OBYEKTIF

A. Pemeriksaan

1. Keadaanumum: Baik kesadaran : Composmentis .\ Keadaanemosional Stabil

2. Tanda Vital
Tekanandarah : 120/80 MmHg DenyutNadi : Suhutubuh: 37 c Pernafasan: 22x/
Menit

3. TinggiBadan : 155kg, BeratBadan : 68 kg cmLILA : 33 cm

4. PemeriksaanFisik
a. Kepaladanleher
Wajah Pucat : tidak

Konjungtiva : Tidak Anemis

Sclera : tidak ikterik

Edema wajah : Tidak

Mata  :

Kelopakmata   : Tidak Ada Odema

Konjungtiva    : tidak pucat

Scelera             : Tidak Kuning

KelenjarTiroid

Pembesaran                 : Tidak ada pembesaran Kelenjar Tiroid

b. Dada
Jantung         : Normal

Paru                  : Normal
Payudara          : Simetris Kiri dan Kanan

            Pembesaran      : Normal

            Putting susu     : Menonjol

            Simetris            : ya

            Benjolan           : Tidak Ada

            Pengeluaran      : Tidak Ada

            Rasa nyeri        : Tidak Ada

            Lain-lain           : Tidak Ada

c. Abdomen
Bekaslukaoperasi : Tidak Ada pembesaran : Tidak Ada
Konsistensi : Tidak Ada benjolan: Tidak Ada
Pembesaran hepar : Tidak Ada
Kandung Kemih : Kosong
d. Ekstremitasatas
Oedem                        : Tidak Ada

Kekakuansendi          : Normal

Kemerahan                  : Tidak Ada

Varices                        : Tidak Ada

e. Ekstremitasbawah
Oedem                        : Tidak Ada

Kekakuansendi : Normal

Kemerahan                  : Tidak Ada

Varices                        : Tidak Ada

Reflex                         : Normal kiri dan kanan


f.       Genetalialuar :

Varices          : Tidak Ada

Bekasluka        : Tidak Ada

Pengeluaran     : Tidak Ada

5. Pemeriksaanginekologis
a. Genetalia eksterna :
Ulkus : tidak,
Pembengkakan kelenjar bartholini : tidak,
Pembengkakan Kelenjar Skene : tidak
Pengeluaran Pervaginam : darah Menstruasi
b. Genetalia Interna :
Cairan Vagina : Tidak Ada
Servisitis : tidak
Nyeri goyang portio : tidak
Tumor pada adneksa : tidak
Tumor pada kavum douglasi : tidak
Besar panggul :.Normal
posisi : Normal
Mobilitas uterus : Normal

6. Pemeriksaanpenunjang
HCG :Negatif

Pemeriksaan Penunjang lainnya :Tidak Ada

ASSESMEN
Diagnosa :NY S Umur 38 Tahun P3A0 Kunjungan Ulang Pil Kombinasi ganti
metode KB AKDR.

PLANNING                      

Tanggal 30 Juni 2021 jam  09.00 WIB

1. Memberikan inform consent atas tindakan pemasangan KB IUD serta


memberikan penjelasan tentang pemasangan IUD dan mempersilahkan ibu
untuk mengajukan pertanyaan.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang kelebihan dan kekurangan penggunaan
alat kontrasepsi IUD
3. Memberitahukan kepada ibu jenis IUD yang akan di pasangkan adalah
AKDR Copper T 380 A
4. Menganjurkan ibu mengosongkan kandung kemih
5. Memeriksa genetalia eksterna dan melakukan pemeriksan inspekulo
6. Masukan speculum dan usap vagina dengan menggunakan anti
septik,gunakan tenakulum untuk menjepit servik, lalu masukan sonde
uterus,Memasangakan AKDR Coper T 380A
7. Dekontaminasikan alat alat yang telah di gunakan menggunakan air DTT
guna mencegah penularan infeksi
8. Ajarkan ibu untuk memeriksa benang secara mandiri guna untuk segera
melakukan koreksi apabila terjadi ekpulsi
9. Konseling pasca pemasangan AKDR berupa efeksamping dan komplikasi
seperti haid yang tidak teratur, perdarahan , kejang
10. Kontrol ulang pasca pemasangan IUD yaitu kunjungan pertama setelah 1
miggu
Pathway Kasus Kebidanan

Nama : An S

Usia : 38 Tahun

NY S umur 38 tahun P3A0 akseptor baru kb IUD

Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / keluhan Tanda / Gejala / keluhan
yang dialami pasien) yang dialami pasien
AKDR/IUD adalah alat kontrasepsi
yang terbuat dari plastik (polietilen) atau mekanisme kerja IUD adalah menghambat Ibu mengatakan ingin
menggunakan Kb jangka
logam kecil yang dimasukkan ke dalam motilitas sperma dan perjalanan ovum. Cara
panjang. Ibu mengatakan ini
uterus melalui kanalis servikalis.yang kerja utama AKDR adalah mencegah adalah menstruasi hari ke
5 .Keadaan umum : baik,
sangat efektif, reversible dan berjangka pembuahan. Patofisiologis seperti apa?
kesadaran :
panjang, dapat dipakai oleh semua (Sujiyatini, 2012) composmentis,tekanandarah:1
perempuan usia reproduktif, (Handayani, 20/80mmHg,Respirasi:22x/me
2010). Jenis AKDR dibagi menjadi dua nit,Suhu:37ºC,Nadi: 82 x/menit.
Palpasi: tidak adabenjolan
yakni AKDR hormonal dan non hormonal.
pada perut bagian bawah,
Contoh iud non hormonal IUD Lippes Loop, pemeriksaan dalam dan
Copper IUD dan contoh IUD hormonal inspekulo dinding vagina tidak
ada
Progestasert-T, LNG-20 (Hartanto, 2010)
benjolan,portiotampakberwarn
amerah. .

Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :

 Informconsent diberikan untuk persetujuan tindakan medis


yang akan dilakukan selama pemasangan AKDR
Asuhan yang diberikan :  Pemberitahuan jenis IUD yang di gunakan agar ibu tahu
yang di gunakan di dalam rahimnya adalah jenis AKDR
 Memberikan inform consent atas tindakan pemasangan Copper T 380 A
KB IUD serta memberikan penjelasan tentang  Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui luas
pemasangan IUD dan mempersilahkan ibu untuk panggul,cairan vagina, nyeri goyang pada serviks, posisi
mengajukan pertanyaan.
dan mobilitas uterus
 Memberitahukan kepada ibu jenis IUD yang akan di
pasangkan adalah AKDR Copper T 380 A  Dekontaminasi alat bertujuan untuk memperkecil resiko
 Menganjurkan ibu mengosongkan kandung kemih penularan hepatitis B dan HIV/ AIDS pada petugas
 Memeriksa genetalia eksterna dan melakukan  Pemeriksaan benang secara mandiri agar melakukan
pemeriksan inspekulo koreksi bila terjadi ekspulsi
 Masukan speculum dan usap vagina dengan  Control ulang untuk memeriksaan agar tidak terjadi
menggunakan anti septik,gunakan tenakulum untuk
komplikasi
menjepit servik, lalu masukan sonde
uterus,Memasangakan AKDR Coper T 380A
 Dekontaminasikan alat
 Ajarkan ibu untuk memeriksa benang
 Konseling pasca pemasangan AKDR Evaluasi asuhan yang diberikan :
 Kontrol ulang
Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran petugas

Evaluasi asuhan yang diberikan :

Ibu mau mengikuti anjuran petugas dan mau untuk


BAB IV
PEMBAHASAN
(di tuliskan kenapa ibu inging ganti metode dari pil ke AKDR? Apa
keluhan yang dirasakan ibu, saat pemakaian awal AKDR jika dari kb pil
bagaimana?, kontra indikasi AKDR, efeksamping AKDR? Kapan
kunjungan ulangnya, hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan
AKDR?

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan

antarateori yang ada dengan praktik yang dilakukan dilahan.

Ny S umur 38 tahun P3A0 datang ke puskesmas tanggal 30 juni

2021 pukul 09.00 wibmengatakaningin menggunakan alat kontrasepsi dalam

rahim yang bisa menjarangkan kehamilan dengan jangka waktu yang

panjang. Dengan data subjektif yang ibu berikan menurut teori alat

kontrasepsi yang ibu butuhkan adalah IUD, Sebagai alat kontrasepsi IUD

memiliki efektivitas tinggi, mencapai 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1

tahun pertama ( 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan ) IUD jenis CuT-380A

dapat mempunyai daya proteksi selama 10 tahun dan tidak perlu di ganti, dapat

langsung efektif segera setelah pemasangan ( Afffandi,2011).

Dilakukan pemeriksaanumumantara lain :Keadaan umum : baik,

kesadaran : composmentis, BB: 68kg, TB :

156cm,tekanandarah:120/80mmHg,Respirasi:22x/menit,Suhu:37ºC,Nadi: 82

x/menit. Palpasi: tidak ada benjolan pada perut bagian bawah, pemeriksaan

dalam dan inspekulo dinding vagina tidak ada


benjolan,portiotampakberwarnamerah, ibu mengatakan sedang menstruasi

hari ke 5 . dari hasil data pemeriksaan NY.S sudah dapat dipasang alat

kontrasepsi dalam rahim ini sesuai dengan teori IUD dapat dipasang setiap

waktu dalam

siklushaid/menstruasi,yangdapatdipastikanklientidakhamildalamharipertamasam

paike-7. siklushaid.Segerasetelahpersalinan,selama48jampertamaatausetelah4

minggu pasca persalinan. Setelah menderita abortus (segera atau dalamwaktu 7

hari) apabila tidak ada gejala infeksi, dan selama 1 sampai 5

harisetelahsanggamayangtidak terlindungi(Affandi,2011).

Menjelaskan keuntungan serta kerugian pemakaian IUD kepada ibu

dan memberikan peluang kepada ibu untuk bertanya mengenai pilihannya untuk

menggunakan alat kontrasepsi IUD ini. sesuai dengan teori yang

mengungkapkan bahwa

KontrasepsiAKDR(AlatKontrasepsiDalamRahim)mempunyaikeunggulan

dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain, diantaranya

adalahAKDR(AlatKontrasepsiDalamRahim)dapatsegeraefektifsetela di

pasang,menggunakan metode jangka panjang, dapat dipakai

sampaimenopause,tidakadainteraksidenganobat-

obatandanpulihnyakesuburansetelahAKDR(AlatKontrasepsiDalamRahim)dicab

utberlangsungbaik.AKDR(AlatKontrasepsiDalamRahim)selainmempunyaikeung

gulanjugamempunyaiefeksampingyangbisadirasakan oleh akseptor antara lain

adalah perubahan siklushaid,haidlebih lama dan banyak, perdarahan inter-

menstrual (spotting) dan saat haidlebihsedikit(Arum,2011).


Menjelaskan efek samping penggunaan kontrasepsi IUD pada ibu

MenurutSibagariangdkk(2010),efeksampingAKDR(AlatKontrasepsiDalamRahi

m)dibedakanmenjadi:Efek samping ringan pemakaian AKDR (Alat Kontrasepsi

DalamRahim):Perdarahan(menoragiaatauspottingmenoragia),rasanyeri dan

kejang perut, secret vagina lebih banyak dan gangguanpada suami (sensasi

keberadaan benang AKDR (Alat

KontrasepsiDalamRahim)dirasakansakit/menggangubagipasangansaataktifitas

seksual), terganggunya siklus haid (umumnya terjadi

pada3bulanpertamapemakaian),dismenorea,kram/kejangsuprapubis.

Setelah di lakukan pemasangan kontrasepsi IUD ibu dianjurkan

kontrol ulang yaitu 1 minggu setelah pemasangan Berikut adalah jadwal

kontrol medis untuk akseptor IUD Manuaba (2010) dan Mochtar (2012) yaitu 2

minggu setelah pemasangan, 1 bulan setelah pemeriksaan pertama, 3 bulan

setelah pemeriksaan kedua , Setiap enam bulan sampai satu tahun, 1 tahun sekali

pada tahun berikutnya, Apabila terlambat haid 1 minggu, Apabila terjadi

perdarahan banyak dan tidak teratur.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada NY S usia 38 Tahun P3A0
dengan akseptor baru KB IUD di Puskesmas Cikande dapat di tarik
beberapa kesimpulan yaitu dalam melakukan pelayanan kontrasepsi pada
klien harus mendapatkan KIE secara lengkap mengenai alat kontrasepsi
dalam Rahim (AKDR) IUD ini. Dalam memberikan suatu pelayanan
kontrasepsi komunikasi antara bidan dan klien harus dibina secara baik,
memberikan ibu kenyamanan dalam berkomunikasi secara
interpersonal.Semua tindakan yang dilakukan sudah sesuai standar
pelayanan kebidanan dan dilakukan oleh bidan yang sudah terlatih untuk
memasangkan alat kontrasepsi dalam Rahim.

B. Saran
1. BagiTenagaKesehatan
PerlunyapeningkatanpengetahuantentangKBAKDRbagiakseptorbaru
KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), yang dapat
dilakukanmelalui pemberian informasi secara lengkap tentang KB
AKDR (AlatKontrasepsiDalamRahim).
2. BagiAkseptorKBAKDR(AlatKontrasepsiDalamRahim)
Perlunya membangun komunikasi positif dengan bidan maupun
kaderkesehatanuntukmemperolehinformasilengkaptentangmanfaatdane
feksampingKBAKDR(AlatKontrasepsiDalamRahim)untukkeberhasila
nKBAKDR (AlatKontrasepsiDalamRahim).

DAFTAR PUSTAKA

Affandi,B.,George,Eka.2011.BukuPanduanPraktisPelayananKon
trasepsiEdisi3.Jakarta:BinaPustakaSarwonoPrawiroha
rdjo.

Andrews, G. 2010.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi


2.Jakarta:EGC.
Anwar, M., Ali, Prajitno. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga.
Jakarta : BinaPustakaSarwono Prawirohardjo.
BKKBN.2011.KajianImplementasi Kebijakan
PenggunaanKontrasepsiIUD.
BKKBN.2011.RenstraBKKBNTahun2010-2014.

BKKBN. 2012. Target 2012, KB Diarahkan ke Metoda


Jangka Panjang.

Depkes.2010.Keluarga BerencanadanKontrasepsi

Handayani.2010.PanduanProgramPelayanan KB.Jakarta:UNFPA
Hartanto, H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka SinarHarapan.
JNPK-KR. Kementrian KesehatanRepublikIndonesia. 2011.
PelatihanKlinikTeknologi Kontrasepsi Terkini
(Contraception Technology Update).BKKBN.
Marlin,E.2012.HubunganPenggunaanKontrasepsiIntrauterineDev
iceTerhadapTingkatKegagalandanKomplikasiBeratAk
septorKBBarudiKota Samarinda.
KEMENKES.2013.BuletinJendelaDatadanInformasiKesehatan.V
olume2,Semester2, 2013.
Mochtar,R,2011.SinopsisObstetriJilid2.Jakarta:EGC.
Marlin,E.2012.HubunganPenggunaanKontrasepsiIntrauterineDev
iceTerhadapTingkatKegagalandanKomplikasiBeratAk
septorKBBarudiKota Samarinda.
Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan.Jakarta:
Rineka Cipta.

Prawiroharjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Putaka


SarwonoPrawirohardjo.

Sastroasmoro,S.,Sofyan,I.2011.Dasar-
dasarMetodologiPenelitianKlinis.
Jakarta:SagungSeto.

Septiasari,RatihMega.2012.EfektivitasPemasanganIUDPostPartumd
anInterval. [Skripsi]. Malang: Pendidikan Bidan Fakultas
KedokteranUniversitasAirlangga.
Sofian,Amru.2012.SinopsisObstetri Jilid2.Jakarta:EGC.
Sulistyawati, A. 2011.Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta:
Salemba Medika
Yashinta.2010. Perkembangan Pelayanan Keluarga Berencana
Nasional.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai