Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PADA WANITA PRANIKAH DAN

PRAKONSEPSI

TUGAS MAKALAH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : RESTIANA HANRI PRATIWI

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Berkat dan Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa karena atas

karunia, izin, hidayah dan kesempatan yang telah diberikankan-Nya kepada

penulis, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul

“Makalah Pemeriksaan Fisik Pada Wanita Pranikah Dan Prakonsepsi”. Makalah

ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak, maka dengan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Achmad Farich, dr., MM. Selaku Rektor Universitas Malahayati.

2. Riyanti, dr., M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Malahayati.

3. Dainty Maternity, SST., M.Keb., Bdn. Selaku Ketua Program Studi DIV

Kebidanan

4. Sunarsih, SST., M.Kes., Bdn. Selaku dosen pengampu mata pelajaran.

Bandar Lampung, 2022

Restiana Hanri Pratiwi

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Penulisan.................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Pranikah Dan Prakonsepsi........................................................ 4
2.2 Kesehatan Dalam Periode Pra Konsepsi..................................................... 4
2.3 Konseling Pra Konsepsi.............................................................................. 5
2.4 Pemeriksaan Fisik Pada Screning Pranikah Dan Prakonsepsi.................... 5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan................................................................................................. 8
3.2 Saran........................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan kesehatan ibu
dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum seorang
perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian
dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki selama masa
reproduksinya. Perawatan kesehatan prakonsepsi berguna untuk mengurangi
resiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan
kehamilan sehat (Yulivantina, 2021).
Perawatan kesehatan prakonsepsi merupakan perawatan yang mengacu
pada intervensi biomedis, perilaku, dan pencegahan sosial yang dapat
meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat. Untuk dapat
menciptakan kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan melalui skrining
prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek positif
terhadap kesehatan ibu dan anak. Penerapan kegiatan promotif, intervensi
kesehatan preventif dan kuratif sangat efektif dalam meningkatkan kesehatan
ibu dan anak sehingga membawa manfaat kesehatan untuk remaja, baik
perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya baik sehat secara fisik,
psikologis dan sosial, terlepas dari rencana mereka untuk menjadi orang tua
(Yulivantina, 2021).
Prakonsepsi dapat dikaitkan dengan masa pranikah karena setelah
menikah wanita akan segera memasuki konsepsi. Masa prakonsepsi adalah
rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan
mencakup waktu ketika ovum dan sperma telah matur yaitu sekitar 100 hari
sebelum konsepsi. (Susilowati dkk, 2016).
Pasangan pranikah merupakan pasangan yang hendak menikah. Semua
pasangan pranikah berhak mendapatkan pelayanan prakonsepsi. Pelayanan
prakonsepsi dilakukan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi resiko
biomedis, mekanis dan sosial terhadap kesehatan wanita ataupun pasangan
usia produktif yang berencana untuk hamil. Pelayanan prakonsepsi yang

1
diberikan meliputi pelayanan pemeriksaan fisik, pemberian imunisasi Tetanus
Toksoid (TT), pemeriksaan status gizi dengan penanggulangan masalah
Kurang Energi Kronis (KEK) dan status anemia, Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) kesehatan, dan pelayanan kesehatan lainnya (WHO, 2013;
Azizah, 2021).
Peran pemerintah dan tenaga kesehatan agar memperhatikan status gizi
masyarakat khususnya wanita pra konsepsi agar dapat lebih memperhatikan
status kesehatan dan kualitas gizi. Serta pentingnya pemberian informasi
kepada wanita pra konsepsi melalui penyuluhan, flipchart dan poster tentang
kesehatan (Puli et al. n.d. 2014).
Perbaikan kesehatan pra konsepsi berdampak pada peningkatan
kesehatan reproduksi dan dapat menurunkan resiko pengeluaran biaya yang
mungkin muncul karena masalah kesehatan reproduksi. Meskipun masalah
kekurangan energi kronis (KEK) ibu dapat mempengaruhi kematian ibu dan
anak, namun program yang dilakukan pemerintah masih belum efektif untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini terlihat disalah satu program yang
dilakukan pemerintah, yaitu SUCATIN. Program tersebut tidak dilakukan oleh
beberapa KUA dan jika dilaksanakan belum memuat materi mengenai gizi
prakonsepsi dengan lengkap sehingga pengetahuan gizi calon pengantin masih
sedikit (Dieny., Kurniawati, 2019).

1.2 Tujuan Penulisan


Penyusunan makalah ini betujuan sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang pengertian prakonsepsi
2. Menambah wawasan mahasiswa tentang pemeriksaan fisik prakonsepsi.
3. Menambah wawasan mahasiswa tentang screening pranikah dan
prakonsepsi.
4. Menambah wawasan mahasiswa tentang asuhan kebidanan pranikah dan
prakonsepsi.

2
1.3 Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswa kesehatan khususnya
mahasiswi kebidanan dalam meningkatkan wawasan pengetahuan terkait
pranikah dan prakonsepsi.
2. Manfaat Aplikatif
Petugas kesehatan hendaknya mengoptimalkan penggunaan media online
selama era adaptasi kebiasaan baru kepada calon pengantin terkait dengan
pemberian konseling yang terbatas di Puskesmas sehingga pengetahuan
tentang kesiapan prakonsepsi pada calon pengantin meningkat.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pranikah Dan Prakonsepsi
Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa sebelum
terjadinya pertemuan antara ovum (sel telur) dengan sperma. Wanita pra
konsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap
menjadi seorang ibu. Reproduksi manusia merupakan hasil dari pembentukan
kompleks yang melibatkan interaksi berbagai proses, seperti genetik, biologis,
lingkungan dan tingkah laku. Proses pra konsepsi dialami oleh pria dan wanita
sebagai tahap sebelum konsepsi (Dieny., Kurniawati, 2019)
Masa pra konsepsi merupakan fase dalam siklus kehidupan yang
memerlukan perhatian khusus terutama dari segi pencakupan kebutuhan
energi dan zat gizinya. Status gizi wanita yang optimal dalam masa persiapan
kehamilan merupakan hal yang krusial dan mempengaruhi outcome dari
kehamilan. Dikhawatirkan dengan asupan makan yang kurang baik dari segi
jumlah maupun kualitasnya, dapat berakibat buruk bagi calon ibu, salah satu
dampaknya adalah pertambahan berat badan saat kehamilan yang tidak
adekuat. Penambahan berat badan dibutuhkan saat kehamilan 12 sesuai
dengan status gizi ibu sebelum hamil (Anggraeny., Aristiningsih, 2017)
2.2 Kesehatan Dalam Periode Pra Konsepsi
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang sedang dalam peralihan
masa remaja akhir hingga usia dewasa awal. Karakteristik WUS yang paling
utama adalah ditandai dengan peristiwa fisiologis, seperti menstruasi dan
tercapainya puncak kesuburan dengan fungsi organ reproduksi yang sudah
berkembang dengan baik. WUS diasumsikan sebagai wanita dewasa yang siap
menjadi seorang ibu. Kebutuhan pada masa ini berbeda dengan masa anak-
anak, remaja, ataupun lanjut usia. Kebutuhan zat gizi pada masa ini menjadi
penting karena merupakan masa dalam mempersiapkan kehamilan dan
menyusui. WUS sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan yang harus
diperhatikan status kesehatannya, terutama status gizinya. Kualitas seorang
generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi ibunya sejak sebelum hamil dan

4
selama kehamilan, masa pernikahan dapat dikaitkan dengan masa pra konsepsi
karena setelah menikah wanita akan menjalani proses konsepsi (Dieny.,
Kurniawati, 2019)

2.3 Konseling Pra Konsepsi


Calon pengantin perlu diberikan konseling mengenai resiko yang ada dan
ditawarkan intervensi yang mungkin memperbaiki prognosis kehamilan.
Konseling berupa kesehatan reproduksi, usia ibu, lifestyle yang beresiko, diet,
olahraga, kekerasan dalam rumah tangga, konseling kondisi medis spesifik,
seperti diabetes, penyakit ginjal, hipertensi dan, epilepsi, serta kondisi
kejiwaan dan masalah psikis yang mungkin berpengaruh. Sebaiknya, ada juga
kelas individual dibicarakan masalah yang sangat pribadi. Sementara itu, pada
kelas bersama dilakukan diskusi interaktif antara pasangan lain dibawah
bimbingan seorang konselor (Dieny., Kurniawati, 2019).
Konseling pra konsepsi dalam praktik pelayanan bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang gizi wanita pra konsepsi dalam
mempersiapkan diri menghadapi kehamilan dan diet yang tepat dan seimbang
untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Dengan konseling tersebut diharapkan
wanita pra konsepsi tersebut diharapkan wanita pra konsepsi dapa t mengatur
dan mengubah pola konsumsi makanan yang dimakan sehari-hari. Pola
konsumsi makanan dapat berubah maka diharapkan indeks massa tubuhnya
akan berubah juga (Labuan, 2019).

2.4 Pemeriksaan Fisik Pada Screning Pranikah Dan Prakonsepsi


1. Pengertian Screning Pranikah Dan Prakonsepsi
Skrining pra nikah atau disebut juga perawatan prakonsepsi adalah
serangkaian intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi
risiko biomedis, perilaku, dan sosial yang berkaitan dengan kesehatan
wanita serta hasil kehamilan nantinya. Skrining prakonsepsi dilakukan
sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta
calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi.
(CDC,2006; Yulizawati, 2016) Yang termasuk dalam Perawatan masa

5
prakonsepsi yaitu pada masa sebelum konsepsi dan masa anatara konsepsi
yang dapat dimulai dalam jangka waktu dua tahun sebelum konsepsi.
(WHO, 2013).
2. Manfaat skrreening pranikah
a. Bagi seorang wanita. skrining para nikah tidak hanya sekedar untuk
merencanakan kehamilan, tetapi untuk menjaga dan memilih
kebiasaaan untuk hidup sehat
b. bagi seorang laki laki. skrining pra nikah berguna untuk memilih untuk
menjaga tetap sehat dan membantu orang lain untuk melakukan hal
yang sama, dan sebagai mitra wanita berarti mendorong dan
mendukung kesehatan pasangannya dan jika menjadi seorang ayah, ia
akan melindungi anak-anaknya. Jadi kesehatan prakonsepsi adalah
tentang menyediakan diri sendiri dan orang yang Anda cintai dengan
masa depan yang cerah dan sehat.
c. Bagi bayi. skrining pra nikah akan membuat orang tua melaksankan
hidup sehat sebelum dan selama kehamilan sehingga akan melahirkan
bayi tanpa cacat atau keadaaan yang tidak normal lainnya dan
memeberi kesempatan pada bayi terhadap bayi untuk memulai
kehidupannya dnegan sehat.
d. Bagi keluarga. skrining pra nikah akan menciptakan keluarga yang
sehat dan akan menciptakan kualitas keluarga yang lebig baik dimasa
yang akan datang. (CDC, 2006; Yulizawati, 2016)
3. Perawatan Prakonsepsi
Perawatan prakonsepsi memiliki efek positif pada berbagai aspek
kesehatan antara lain:
a. mengurangi angka kematian ibu dan anak
b. mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
c. mencegah komplikasi selama kehamilan dan persalinan
d. mencegah bayi lahir mati, lahir prematur dan Berat lahir rendah
e. mencegah cacat lahir
f. mencegah infeksi neonatal
g. mencegah berat badan rendah dan stunting

6
h. mencegah penularan vertikal HIV / IMS
i. menurunkan risiko beberapa bentuk kanker pada anak
j. menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan kardiovaskular penyakit di
kemudian hari (CDC, 2006; Yulizawati, 2016).
4. Intervensi Screning Pranikah
Intervensi dalam skrining pranikah:
a. Mengelola kondisi medis (seperti diabetes, obesitas, fenilketonuria,
infeksi menular seksual, hipotiroidisme, gangguan kejang, dan HIV),
termasuk konseling wanita tentang pilihan pengobatan yang paling
aman selama kehamilan.
b. Konseling perempuan untuk menghindari risiko tertentu (seperti
konsumsi alkohol, merokok, resep dan over-the-counter penggunaan
obat teratogenik, asupan vitamin berlebih, gizi, dan paparan zat
beracun).
c. Konseling perempuan untuk terlibat dalam perilaku sehat (seperti
perencanaan reproduksi kehidupan, konsumsi asam folat, dan nutrisi
yang tepat).
d. Konseling perempuan tentang ketersediaan vaksin untuk melindungi
bayi mereka dari konsekuensi dari infeksi yang mempengaruhi ibu
(seperti rubella, varicella, dan hepatitis B).
e. Konseling pria untuk menghindari risiko tertentu (seperti penggunaan
tembakau dan paparan zat beracun).
f. Konseling orang untuk terlibat dalam perilaku sehat (seperti
perencanaan reproduksi kehidupan, nutrisi yang tepat, dan
pemeliharaan berat badan yang sehat). (CDC, 2006; Yulizawati, 2016)

7
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Fungsi dari skrining prakonsepsi adalah untuk mengetahui status kesehatan

fisik dan emosional ibu dan pasangan sehingga dapat menjadi dasar dalam

pemberian intervensi untuk menyiapkan kehamilan yang optimal. Mayoritas

pasangan yang memang merencanakan kehamilan dapat merasakan manfaat

skrining prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang

terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat

membahayakan kehamilan.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulisan makalah jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah

diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat

dipertanggung jawabkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, A. N. (2021). ANALISIS PELAYANAN PRAKONSEPSI PADA


CALON PE. Jurnal Kebidanan Indonesia, 12(2).

Dieny, D. (2019). Gizi Prakonsepsi. (N. Syamsiah (ed.). Bumi Medika.

Dieny, F. F., Kurniawati (2019) Gizi Prakonsepsi. Edited by nur syansiah. jakarta:
Bumi Medika.

Labuan, D. W. B. dan A. (2019) Hubungan Pemanfaatan Posyandu Pra Konsepsi


Dengan Status Gizi Wanita Pra Konsepsi Di Desa Lokasi Fokus Stunting
Kabupaten Banggai.

World Health Organization. 2013. Preconception care: Maximizing the gains for
maternal and child health. http://www.who.int/maternal_
child_adolescent /documents/ concensus_ preconception_care/en/ 2.
Permenkes. 2014.

Yulivantina, E. V., Mufdlilah, M., & Kurniawati, H. F. (2021). Pelaksanaan


Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan. Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 8(1), 47-53.

Yulizawati, Y., Nurdiyan, A., Iryani, D., & Insani, A. A. (2017). Pengaruh
pendidikan kesehatan metode peer education mengenai skrining prakonsepsi
terhadap pengetahuan dan sikap wanita usia subur di wilayah Kabupaten
Agam Tahun 2016. Journal of Midwifery, 1(2), 11-20.

Anda mungkin juga menyukai