Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

CARA MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGI YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEHAMILAN DALAM KOLABORASI DENGAN PSIKOLOGI
Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah psikologi kebidanan Semester 5
Dosen Pembimbing :

MAYVITA NABILA K,STr.Keb

Oleh kelompok genap :


1. Anisa ahla salsabiella
2. Atiratus sa`diyah
3. Firda safrina
4. Kamilya
5. Muhridah
6. Nurul aini ramadani
7. Rahmawati HN
8. Siti hasanah
9. Ulfiah
10.Yindri octavia

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN GRAHA HUSADA SAMPANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
            Puji syukur kehadiran Allah SWT. Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah yang berjudul cara mengatasi gangguan psikologi
dengan kehamilan dalam kolaborasi dengan psikologi.
Dalam penulisan makalah ini, kami menemui banyak hambatan dikarenakan terbatasnya Ilmu
Pengetahuan mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Kami ucapkan
terimakasih kepada : dosen Mayvita Nabila K,S.Tr.Keb yang telah membimbing kami sampai
saat ini.

Harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menjadi referensi
khususnya bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
memperbaiki karya tulis kami selanjutnya.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Sampang,04 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I    PENDAHULUAN             
1.1        Latar Belakang.................................................................................................. 4      
1.2        Rumusan Masalah............................................................................................. 5
1.3        Tujuan............................................................................................................... 5
1.4        Manfaat............................................................................................................. 5

BAB II   PEMBAHASAN
2.1       Perubahan Selama Kehamilan  ...................................................................... 6
2.2        Layanan Kebidanan Kolaborasi ..................................................................... 7
2.3  Gangguan Kesehatan Mental yang Dapat Muncul di Masa Kehamilan………8
2.4 masalah kesehatan mental saat hamil………………………………………...9

BAB III   PENUTUP
3.1        Kesimpulan.....................................................................................................12
3.2        Saran...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA           
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi
dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi,
2011:11). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi
baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah
kesehatan.
Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan Nomor 61
Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan
generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah, 2009).
Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena pelayanan
asuhan kebidanan yang bersifat berkelanjutan (continuity of care) saat di memang sangat
penting untuk ibu. Dan dengan asuhan kebidanan tersebut tenaga kesehatan seperti bidan,
dapat memantau dan memastikan kondisi ibu dari masa kehamilan, bersalin, serta sampai
masa nifas. 2 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di
bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di
Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian Ibu
maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar (49,5%), kematian waktu hamil
(26%) pada waktu nifas (24%) (Kementrian Kesehatan RI, 2012). Sedangkan Angka
Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000 KH (Direktorat
Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian neonatal paling banyak asfiksia (51%), BBLR
(42,9%), SC (18,9%), prematur (33,3%), kelainan kongenital (2,8%) dan sepsi (12%)
(Riskerdas, 2015). Data provinsi Jawa Timur sendiri untuk tiga tahun terakhir cenderung
menurun.
Hal ini bisa di pahami mengingat selama ini sudah dilakukan dukungan beberapa
program dari provinsi ke kabupaten/kota berupa beberapa fasilitas yang baik dari segi
manajemen program KIA maupun pencatatan maupun pelaporan, peningkatan ketrampilan
dari petugas di lapangan sendiri serta melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan program
KIA. Menurut MDGs tahun 2015 target untuk AKI sebesar 102/100.000 kelahiran hidup.
Dan angka ini mengalami penurunan di bandingkan pada tahun 2014 yang telah mencapai
93,52% per 100.000 kelahiran hidup, untuk penyebab kematian tertinggi pada ibu tahun 2015
adalah eklamsia yaitu sebesar 162 (31%) sedangkan penyebab terkecilnya adalah infeksi
sebesar 34 (6%). Sedangkan untuk masalah yang terkait 3 dengan KIA, bahwa AKB stagnan
di angka 25,3/1000 KH (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2015). Data sekunder dari Dinas
kesehatan kabupaten Ponorogo tahun 2016, cakupan AKI sebesar 112/100.000 KH,
sedangkan AKB sebanyak 16,8/1000 KH. Cakupan K1 murni 11.573 orang (94,1 %) dari
target 100 % cakupan K4 10.435 orang (84,8 %) dari target nasional 95 %. Untuk persalinan
oleh tenaga kesehatan sebanyak 10.724 orang (91,3%) dari target nasional 95%. Cakupan
kunjungan ibu nifas adalah 10.581 (90,1%). Untuk cakupan Neonatus lengkapnya sebesar
10.635 (95,1 %) dari target 98% . Cakupan penanganan komplikasi neonatal bayi 1.291 bayi
(77%) sedangkan untuk Keluarga Berencana baru sebesar 86,311 (89,5%) dan peserta KB
aktif mencapai 96.385 (98,5%).
1.2. rumusan masalah
Apa Pembatasan Masalah Asuhan kebidanan ini diberikan pada ibu hamil trimester III,
bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana.
1.3. Tujuan umum:
Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan secara continuty of care pada ibu hamil
trimester III, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana dengan menggunakan
pendekatan managemen kebidanan.
Tujuan Khusus
1. Melakukan Asuhan Kebidanan secara continuity of care pada kehamilan TM III
meliputi: Pengkajian, merumuskan Diagnosa, merencanakan, melaksanakan asuhan
kebidanan, dan melakukan evaluasi serta mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan
managemen kebidanan.
2. Melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu bersalin meliputi:
Pengkajian, merumuskan Diagnosa, merencanakan, melaksanakan asuhan kebidanan, dan
melakukan evaluasi serta mendokumentasi asuhan kebidanan dengan managemen
kebidanan.
1.4. Manfaat
Manfaat Teoritis Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat di terapkan dalam
pelayanan asuhan kebidanan kepada ibu secara continuity of care pada ibu hamil TM III,
persalinan, nifas, neonatus dan keluarga berencana.
BAB II
PEMBAHSAN

2.1.Perubahan Selama Kehamilan


Kehamilan merupakan masa transisi bagi perempuan karena banyak perubahan-
perubahan yang terjadi. Seorang wanita hamil tidak hanya mengalami proses–proses somatik,
tetapi juga mengalami implikasi–implikasi psikologik yang mendalam dan membekas.
Perkembangan proses somatik banyak ditentukan oleh keadaan anatomik dan fisiologi sedangkan
sifat-sifat pengalaman psikologis sangat erat hubungannya dengan perasaan ibu terhadap dirinya
sendiri, terhadap anak yang dikandungnya, terhadap suaminya, dan juga terhadap lingkungan
sekitarnya. Dalam definisi medis dan legal, kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode
trimester untuk memudahkan tahap dari perkembangan janin yaitu trimester pertama (minggu
ke-1 sampai minggu ke-13), trimester kedua (minggu ke-14 sampai ke-26) dan trimester ketiga
(minggu ke-27 sampai kehamilan cukup bulan 38-40 minggu). Kehamilan merupakan suatu
bentuk perubahan baik secara fisiologis maMasa Kehamilan Masa kehamilan adalah Masa
bertemunya dua buah sel dalam tubuh manusia yaitu sperma dan ovum.
Kehamilan merupakan suatu bentuk perubahan baik secara fisiologis maupun secara
psikologis yang dihadapi oleh individu yang bersangkutan. Perubahan-perubahan fisik yang
terjadi pada wanita hamil dapat mempengaruhi kondisi psikososial mereka dan juga pasangannya
(Bobak dkk, 2004). Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).
Menurut Kushartanti (2004), kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur
oleh sel sperma. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Hanifa, 2000). Selama kehamilan, semua sistem tubuh mengalami perubahan dari keadaan tidak
hamil ke keadaan hamil yang secara umum disebut fisiologi maternal (Hamilton, 1995). Menurut
Bobak (2004) dan Pillitteri (2003), perubahan-perubahan fisiologis tersebut meliputi perubahan
sistem reproduksi (pembesaran uterus), kardiovaskuler (kebutuhan metabolik tubuh), pernapasan
(kebutuhan oksigen bagi ibu dan janin), muskuloskeletal (perubahan postur tubuh dan cara
berjalan), perkemihan (adanya kompresi kandung kemih), integumen (pigmentasi), neurologi
(adanya kompresi syaraf panggul akibat pembesaran uterus), gastrointestinal (penurunan
peristaltik usus) dan endokrin (perubahan kadar hormon).
Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil memberikan pengaruh terhadap
rasa ketidaknyamanan seperti kelelahan, morning sickness, sering buang air kecil, nyeri pada
daerah epigastrium dan daerah simpisis, nyeri bagian punggung, sering kram pada ekstremitas
bawah dan lain-lain. Beberapa sumber menyebutkan bahwa keluhan-keluhan fisik yang
dirasakan selama hamil disebabkan karena perubahan bentuk fisik seperti peningkatan berat
badan dan perubahan hormonal (Metteson, 2001). Pada umumnya hal ini menyebabkan ibu
hamil merasa tidak sehat dan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan perubahan yang terjadi
selama kehamilan sehingga dapat menyebabkan ansietas bahkan depresi terutama jika tidak
adanya dukungan dari suami dan keluarga.
2.2 Layanan Kebidanan Kolaborasi
Layanan Kebidanan Kolaborasi ialah Layanan yang dilakukan oleh Bidan sebagal
anggota team yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.Contoh kasus: Ibu hamil yang sudah waktunya
melahirkan, dan dibawa ke Bidan. Tapi setellah melahirkan ternyata Ibu mengalami perdarahan
dan terjadi resiko bayi apeksi. Dalam hal ini, Bidan tidak bisa menanganinya sendiri dan harus
membentuk team dengan Bidan yang lain. Agar kedua nyawa(bu dan Bayi) dapat tertolong,
maka Tim Bidan membagi tugas dalam menangani kasus tersebut.
Tanggung jawab Kebidanan Kolaborasi :
1. Memberikan asuhan kebidanan pada
2. ibu hamil dengan resiko tinggi dan
3. pertolongan pertama pada kegawatan
4. yang memerlukan tindakan kolaborasi.
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
denganmelibatkan klien/ keluargaMemberikan asuhan kebidanan padaibu dalam masa
nifas.Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Bru Lahir (BBL) Memberikan asuhan kebidanan
pada balita
2.3.Gangguan Kesehatan Mental yang Dapat Muncul di Masa Kehamilan
Kesehatan mental yang baik seperti merasa tenang dan bahagia, sangat diperlukan saat masa
kehamilan, karena sangat mempengaruhi kesehatan seorang ibu hamil dan bayi dalam
kandungannya. Munculnya gangguan kesehatan mental saat hamil dapat memicu perilaku
berisiko bagi kehamilan seperti merokok, konsumsi alkohol, asupan nutrisi yang tidak sesuai,
menghindari pemeriksaan kehamilan, atau memicu perilaku berbahaya bagi ibu dan
kandungannya.Sayangnya, perasaan depresi dan sumber stress saat hamil biasanya sering
diabaikan dan tidak ditangani.Bagaimana kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan mental?
Merasa cemas dan bingung merupakan hal yang wajar bagi seseorang yang menjalani kehamilan
atau ketika segera akan melahirkan. Namun sumber stress tersebut dapat meningkatan risiko
seseorang untuk mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan psikosis.
Risiko tersebut juga jauh lebih tinggi jika ibu hamil memiliki riwayat gangguan kesehatan
mental serius sebelumnya.Masalah kesehatan mental pada ibu hamil juga dapat bertahan hingga
beberapa waktu setelah melahirkan. Tidak hanya itu, masalah kesehatan mental yang lebih
ringan seperti gangguan mood dan merasa cemas, bisa menjadi lebih serius pada waktu tersebut.
Akibatnya, hal tersebut tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seorang ibu pasca
melahirkan, namun juga dapat mengganggu kedekatan antara ibu dan bayi yang baru lahir.
2.4.masalah kesehatan mental saat hamil
Selain riwayat gangguan kesehatan mental, beberapa hal juga dapat memicu ibu hamil
mengalami gangguan mental, di antaranya:
1. Kehamilan pada usia remaja
2. Pengalaman mengalami trauma – fisik, emosi ataupun kekerasan seksual
3. Riwayat ketergantungan obat, termasuk perilaku merokok
4. Kurangnya dukungan sosial
5. Menjadi orang tua tunggal saat hamil
6. Memiliki tingkat sosio-ekonomi rendah
7. Pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga
8. Pengobatan depresi yang tidak tuntas
9. Mengalami kesulitan finansial
10. Memiliki pemikiran yang bertentangan akan kehamilannya
11. Masalah kesehatan mental yang mungkin terjadi saat hamil
Berikut beberapa masalah kesehatan mental yang dapat muncul pada ibu hamil dan bagaimana
mengatasinya.
1. Depresi
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling umum pada masa kehamilan. Hal ini
sering menjadi pemicu, dan muncul bersamaan dengan gejala gangguan kesehatan mental
lainnya seperti gangguan kecemasan, obsessive-compulsive disorder, dan gangguan pola
makan.Depresi pada ibu hamil memiliki pola yang bervariasi. Pada trimester pertama dan
ketiga,biasanya depresi akan terasa makin berat, namun cenderung lebih rendah atau menurun
pada trimester kedua.Depresi saat hamil ditangani sama seperti depresi pada umumnya dengan
pilihan penanganan utama yang aman bagi janin, seperti terapi perilaku kognitif dan terapi
kejiwaan interpersonal.
2.Panic disorder
Gangguan yang dapat muncul saat masa kehamilan meskipun wanita tersebut tidak memiliki
riwayat pernah menderita panic disorder. Hal ini dapat muncul dari rasa cemas dan stress yang
ditandai dengan peningkatan hormon kortisol.Jika tidak ditangani, peningkatan kortisol dapat
mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan.Penanganan tanpa obat dapat dilakukan
dengan cara terapi perilaku kognitif dan supportif, menerapkan teknik relaksasi, penerapan sleep
hygiene ,serta pengaturan pola makan.
3. Obsessive-compulsive disorder (OCD)
OCD adalah gangguan berupa obsesi dan kebiasaan berulang yang sulit dikendalikan, yang dapat
muncul di periode awal masa kehamilan, dan meningkat seiring masa kehamilan hingga pasca
melahirkan. OCD saat hamil dapat sangat mengganggu aktivitas ibu hamil dan perlu ditangani
dengan terapi perilaku atau dengan konsumsi obat.
4. Gangguan pola makan
Meskipun hal ini cenderung membaik saat masa kehamilan, namun gangguan pola masih dapat
terjadi saat masa kehamilan. Gangguan pola makan bukan hanya dapat mempengaruhi kesiapan
ibu hamil untuk melahirkan normal, tapi juga dapat meningkatan risiko depresi pascamelahirkan
serta dapat berdampak melahirkan bayi berat lahir rendah.
5. Gangguan bipolar
Bipolar disorder merupakan gangguan yang terjadi secara kambuhan pada ibu hamil, namun
kejadiannya lebih sering terjadi pasca melahirkan.Seperti gangguan bipolar pada umumnya, hal
ini dapat diatasi dengan menggunakan obat mood stabilizer, namun memerlukan pemeriksaan
serta pertimbangan risiko beserta manfaat. Meskipun demikian, pengawasan kondisi kejiwaan
dan perilaku dari ibu hamil dengan bipolar adalah hal yang paling penting.
6. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan psikosis yang dapat meningkat ataupun menurun pada masa
kehamilan. Ibu hamil dengan gangguan ini membutuhkan pengawasan dan penanganan oleh
dokter.Skizofrenia berdampak pada kesehatan ibu dan bayi akibat mendapat perawatan yang
tidak sesuai, bisa memicu lahir prematur dan berat lahir rendah, hingga kematian janin dan ibu
hamil.Penanganan gejala psikosis akut pada masa kehamilan sangat diharuskan, untuk
mengurangi intensitas dan dampak skizofrenia. Hal ini mencakup dukungan, pengobatan, dan
penanganan intensif di rumah sakit. Terapi elektroconvulsive juga diperlukan untuk menangani
gejala depresi pada penderita.Kesehatan mental yang baik dan tenang sangat diperlukan di masa
kehamilan, munculnya gangguan psikologi saat hamil dapat mengganggu kesehatan Mama dan
sang janin.
Di mana ibu hamil sangat rentan terkena masalah perubahan psikologis, yaitu kerap merasa
cemas, stres hinga Obsessive Compulsive Disorder (OCD) di masa kehamilan. OCD sendiri
adalah gangguan berupa obsesi dan kebiasaan berulang yang sulit dikendalikan. Biasanya
muncul di periode awal kehamilan.Gangguan mental seperti itulah bisa mengganggu aktivitas
ibu hamil dan perlu ditangani dengan tepat.
Berikut 5 cara psikolog mengatasi gangguan psikologi pada ibu hamil yang sudah dirangkum
oleh Popmama.com :
1. Latihan pernapasan bisa mendapatkan ketenangan di masa kehamilan
Rahim yang terus berkembang seiring berjalannya waktu akan membuat kondisi perut menjadi
lebih besar dari sebelumnya. Pertumbuhan ini memberi tekanan besar pada diafragma dan
kesehatan mental ibu hamil.Latihan pernapasan yang teratur di awal kehamilan setiap hari bisa
Mama lakukan untuk mendapatkan ketenangan dan kenyamanan suasana hati, emosional ibu
hamil pun bisa jauh lebih stabil.Caranya cukup mudah, duduklah dan bernapaslah secara
perlahan-lahan. Kemudian ambil napas dalam-dalam.Lalu keluarkan napas secara perlahan
melalui hidung, biarkan dada dan perut bawah Mama mengembang hingga mencapai kapasitas
paling maksimal. Ulangi proses ini selama beberapa menit dengan rileks dan berirama.Melatih
teknik pernapasan saat hamil setiap hari akan membuat perasaan cemas, khawatir atau stres
hilang secara perlahan-lahan di masa kehamilan.
2.Mengonsumsi makanan sehat untuk memperbaiki suasana hati di masa kehamilan
Pada umumnya stres saat hamil merupakan kondisi normal yang banyak dialami para ibu hamil.
Namun jika berlangsung secara terus-menerus akan berdampak pada kesehatan janin. Oleh
karena itu, Mama perlu mencegahnya dengan mengonsumsi makanan sehat seperti:
Alpukat
Ternyata daging tebal pada buah alpukat yang lezat ini mengandung banyak asam lemak tak
jenuh tunggal dan potasium, kedua nutrisi tersebut dapat menangkal stres dan memperbaiki
suasana hati di masa kehamilan. Tapi ingat, bijaklah dalam mengatur porsinya.
Berry
Berry merupakan buah-buahan yang kaya akan antioksidan, antosianin magnesium, vitamin A, C
dan E. Kandungan antosianin pada blueberry dan stroberi bermanfaat mengurangi peradangan
dan mengontrol suasana hati yang dapat membantu melawan stres atau gangguan psikologis
lainnya di masa kehamilan.
Yogurt
Tidak hanya membantu melancarkan pencernaan, yogurt juga bisa meningkatkan kandungan
serotonin dalam otak yang mampu gmenurunkan tingkat stres dan membuat ibu hamil merasa
tenang. Mengonsumsi probiotik dalam yogurt akan mengurangi aktivitas otak di daerah yang
menangani emosi atau gangguan psikologis lainnya di masa kehamilan.
3.Mendengarkan musik untuk membuat perasaan lebih bahagia di masa kehamilan
Masalah kesehatan mental seperti gangguan mood di awal kehamilan dapat bertahan hingga
beberapa waktu setelah melahirkan. Akibatnya hal tersebut memengaruhi kesehatan Mama dan
berisiko lebih besar melahirkan bayi prematur.Salah satu cara yang bisa ibu hamil lakukan untuk
menghilangkan segala macam gangguan psikologi adalah dengan mendengarkan musik.
mendengarkan musik saat hamil dapat meminimalisirkan tingkat stres, membuat Mama lebih
rileks dan meningkatkan hormon bahagia.Ritme serta alunan musik pada sebuah lagu bisa
melemaskan otot-otot dan membantu ibu hamil jadi lebih tenang.
4.Melakukan senam hamil untuk memperbaiki mood
Banyak ibu hamil yang lebih sensitif dan mudah tertekan ketika adanya perubahan hormon
dalam tubuh yang disebabkan oleh perkembangan janin. Untuk mengatasi gangguan psikologi di
masa kehamilan, Mama bisa melakukan senam hamil sesuai dengan anjuran dokter
kandungan.Senam hamil membuat otak menghasilkan hormon endorfin lebih banyak, sehingga
dapat memperbaiki mood dan menormalkan kondisi perubahan psikologis ibu hamil.Dengan
melakukan senam hamil pada pagi atau sore hari, otomatis tubuh Mama akan terasa lelah dan
bisa segera terlelap tanpa harus terjaga hingga dini hari.Di mana tidur lelap di masa kehamilan
membuat perasaan Mama jadi lebih baik ketika bangun, sehingga mengurangi kemungkinan
timbulnya gejala stres atau depresi.
5.Pemeriksaan psikiatri dan melakukan hipnoterapi untuk memberikan energi positif
Pemeriksaan psikiatri atau pengobatan secara hipnoterapi adalah cara yang tepat untuk dilakukan
ibu hamil pada kondisi yang berisiko tinggi terhadap perubahan psikologis.Kini hipnoterapi bisa
digunakan untuk ibu hamil. Manfaat hipnoterapi itu sendiri sangat dibutuhkan oleh ibu hamil
dalam menghilangkan keletihan yang berlebih dan meminimalisir rasa cemas atau depresi.Jadi
tidak ada salahnya mencoba hipnoterapi, karena metode ini akan membantu Mama memberikan
energi positif yang besar di masa kehamilan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan merupakan suatu kondisi yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis
calon ibu. Seiring bertambahnya usia kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai
tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami
ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan. Ansietas merupakan salah satu
dampak yang paling sering dialami ibu selama hamil dan menjelang masa persalinan.
Penatalaksanaan ansietas pada ibu hamil perlu dilakukan untuk membantu menumbuhkan
perasaan tenang, aman, dan nyaman sehingga dapat mengurangi ansietas yang dirasakan oleh
ibu hamil dan memperlancar proses kelahiran.
3.2 Saran
Diharapkan kepada petugas kesehatan terutama perawat yang bekerja di area keperawatan
umum agar dapat melakukan screening awal sebagai langkah awal deteksi dini aspek kesehatan
jiwa yang meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai pedoman kesehatan jiwa pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan menyusui sehingga dapat mencegah terjadinya ansietas pada ibu-ibu
yang sedang menjalani masa kehamilannya.

DAFTAR PUSTAKA
Benson, R.C., (1994). Psychologic Aspects of Obstetric and Gynecology in Current Obstetric and
Gynecology Diagnosis and Treatment, Jakarta: Lange Medical, California

Bobak dkk., 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.

Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai