Disusun Oleh :
LAPORAN
INDIVIDU KELUARGA BINAAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Ny. R DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS
(KEK) DI PUSKESMAS MAJASARI
TAHUN 2022
Oleh:
NAMA : VINA SUSANINGTYAS
NPM : 07210400099
Telah disahkan
Vina Susaningtyas
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekurangan energi kronik pada ibu hamil dimana kondisi seseorang
yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) kurang dari 18,5 (WHO, 2020)
WHO menentukan standar nilai BMI 18,5, 17,0, dan 16,0 sebagai
kekurangan energi kronis ringan, sedang, berat. Definisi kurang energi
kronik (KEK) dengan LILA <23,5 cm adalah keadaan dimana ibu hamil
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama dan
menahun disebabkan karena ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga zat
yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan
perubahan tubuh baik fisik atupun mental tidak sempurna seperti yang
seharusnya (Kemenkes,2019). Kekurangan energi kronis (KEK) adalah
kondisi ketika seseorang mengalami kekurangan gizi yang berlangsung
menahun (Kronis) sehingga menimbulkan gangguan kesehatan (Prawita et
al.,2017).
Organisasi kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pravelansi
KEK pada kehamilan secara global 35-37%, dimana secara bermakna tinggi
pada trimester ketiga dibandingan dengan trimester pertama dan kedua
kehamilan. WHO juga mencatat 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan Anemia pada kehamilan dan kebanyakan disebabkan oleh
perdarahan akut dan status gizi yang buruk. Ibu hamil dengan status gizi
yang buruk dapat menyebabkan terjadinya kekurangan energi kronis (KEK)
(WHO, 2012).
Menurut Survei Ethiopian Demographic and Health Survey (EDHS)
di negara berkembang tahun 2014 untuk masalah kekurangan gizi di Kerala
(India) berkisar 19%, Bangladesdh berkisar 34%, dan didaerah Kumuh
Dhaka sekitar 34% (Abraham dkk, 2015) berdasarkan data United Nations
International Children’s Emergency Fund (UNICEF) pada tahun 2011
terdapat 41% perempuan hamil yang menderita KEK. Di Indonesia
Prevalensi KEK wanita hamil usia subur (15-49 tahun), secara nasional
sebanyak 23,8% (Depkes RI, 2013)
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 proporsi WUS risiko KEK
mengalami peningkatan yaitu usia 15-19 tahun yang hamil sebesar 38,5%
yang tidak hamil sebesar 46,6% (Badan penelitian dan pengembangan
Kesehatan,2013). Pada usia 20-24 tahun adalah sebesar 30,1% yang hamil
dan 30,6% yang tidak hamil. Pada usia 25-29 tahun adalah 20,9% yang
hamil dan 19,3% yang tidak hamil.Dan pada usia30-34 tahun yang hamil
21,4% dan yang tidak hamil 13,6% (Putri et al.,2019).
Jumlah kasus kematian Ibu di provinsi Banten tahun 2019 sebanyak
85 kasus, menurun dibandingkan tahun 2018 sebanyak 92 kasus. Selama
periode tahun 2013–2017 terjadi penurunan jumlah kematian Ibu di provinsi
Banten sebanyak 32 orang, dalam periode yang sama rata–rata penurunan
jumlah kematian mencapai 8,45% pertahun. Kejadian kematian Ibu
terbanyak pada tahun 2017 yakni terjadi pada saat ibu bersalin sebesar
42,35%, nifas sebesar 40% dan saat Ibu hamil sebesar 17,65% (Profil
Kesehatan Banten, 2017)
Data kejadian KEK pada ibu hamil di provinsi Banten tahun 2020
sebanyak 18,4%. Berdasarkan umur kejadian KEK pada ibu hamil tahun
2018 yaitu umur 15–19 tahun sebanyak 33,5%, umur 20–24 tahun
sebanyak, 23,3%, umur 25–29 tahun sebanyak 16,7%, umur 30–34 tahun
sebanyak, 12,3%, umur 35–39 tahun sebanyak 8,5%, umur 40–44 tahun
sebanyak, 6,5%, umur 45–49 tahun sebanyak 11,1%. (Riskesdas,2018).
Berdasarkan data jumlah Ibu Hamil penderita KEK di kabupaten
Pandeglang pada tahun 2020 berjumlah sebanyak 3507 orang. Jumlah
penderita pada tahun 2020 terhitung lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah Ibu Hamil penderita KEK pada tahun 2019 yang hanya berjumlah
2198 orang. https://opendata.bantenprov.go.id/dataset/jumlah-ibu-hamil-
penderita-kek-di-provinsi-banten?view_id=28bf9fb4-65a2-4378-a791-
beac78cf789
Berdasarkan data PWS KIA Puskesmas Majasari tahun 2020
didapatkan jumlah ibu hamil tahun 2020 sebanyak 1249 orang diantaranya
mengalami KEK sebanyak 57 (5,36%) Ibu hamil dan diberikan PMT
sebanyak 49 (73,33%) Ibu hamil.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat
berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya. Terhadap ibu
dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia, perdarahan,
berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi.
Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan. Terhadap janin dapat
mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
(Waryana, 2016).
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan secara berkesinambungan terhadap Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny”R” dengan Kekurangan Energi Kronik
di Puskesmas Majasari Tahun 2022.
b) Tujuan Khusus
- Mampu melakukan pengkajian data Subjektif dalam memberikan
asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny “R” dengan kekurangan
energi kronik di Puskesmas Majasari Tahun 2022.
- Mampu melakukan pengkajian data Objektif dalam memberikan
asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny “R” dengan kekurangan
energi kronik di Puskesmas Majasari Tahun 2022
- Mampu melakukan Analisa dalam memberikan asuhan kebidanan
pada Ibu hamil Ny “R” dengan kekurangan energi kronik di
Puskesmas Majasari Tahun 2022.
- Mampu melakuan tindakan yang akan dilakukan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny “R” dengan kekurangan
energi kronik di Puskesmas Majasari Tahun 2022.
C. Manfaat
a) Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam memberikan asuhan
Antenatal Care pada ibu hamil KEK
b) Bagi pasien
c) Bagi mahasiswa
Kronik
Energi Kronik