Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

INDIVIDU KELUARGA BINAAN


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Ny. R USIA 30 TAHUN DENGAN KEKURANGAN ENERGI
KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS MAJASARI
TAHUN 2022

Disusun Oleh :

Nama : Vina Susaningtyas


NPM : 7210400099

PROGAM STUDI PENDIDIKAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN
INDIVIDU KELUARGA BINAAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Ny. R DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS
(KEK) DI PUSKESMAS MAJASARI
TAHUN 2022

Oleh:
NAMA : VINA SUSANINGTYAS
NPM : 07210400099

Telah disahkan

Jakarta, Tanggal Juli 2022


Disetujui oleh,
Menyetujui
Pembimbing Praktik Komunitas

Rizkiana Putri, S.Tr.,Keb, M.Keb


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Individu
Keluarga binaan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. R Usia 30 dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) Di Puskesmas Majasari Kabupaten Pandeglang
Tahun 2022”.
Dalam penyelesaian laporan individu ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu khususnya
kepada :
1. Drs. H. Jacub Chatib, sebagai Ketua Yayasan Universitas Indonesia Maju (UIMA)
2. Dr. H.M. Hafizurrachman, Mph., selaku Pembina Yayasan Universitas Indonesia
Maju (UIMA)
3. Dr. Astrid Novita, SKM., MKM., selaku Rektor Universitas Indonesia Maju (UIMA)
4. Susaldi, S.ST., M.Biomed., selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju (UIMA)
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes., selaku Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya dan
Keuangan Universitas Indonesia Maju (UIMA)
6. Hidayani Amd. Keb., SKM., MKM., selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju (UIMA)
7. Retno Sugesti, S.ST., M.Kes., selaku Koordinator Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan.
8. Rizkiana Putri, S.Tr.,Keb, M.Keb,. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam pembuatan
laporan individu keluarga binaan.
9. Segenap dosen dan staf pengajar di Universitas Indonesia Maju.Seluruh dosen dan
staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen
Kebidanan Universitas Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses pendidikan. .
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah dan hidayahnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan individu keluarga binaan.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar laporan ini
bermanfaat bagi yang membaca maupun penulis.
Pandeglang, Juli 2022
Penulis

Vina Susaningtyas
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekurangan energi kronik pada ibu hamil dimana kondisi seseorang
yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) kurang dari 18,5 (WHO, 2020)
WHO menentukan standar nilai BMI 18,5, 17,0, dan 16,0 sebagai
kekurangan energi kronis ringan, sedang, berat. Definisi kurang energi
kronik (KEK) dengan LILA <23,5 cm adalah keadaan dimana ibu hamil
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama dan
menahun disebabkan karena ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga zat
yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan
perubahan tubuh baik fisik atupun mental tidak sempurna seperti yang
seharusnya (Kemenkes,2019). Kekurangan energi kronis (KEK) adalah
kondisi ketika seseorang mengalami kekurangan gizi yang berlangsung
menahun (Kronis) sehingga menimbulkan gangguan kesehatan (Prawita et
al.,2017).
Organisasi kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pravelansi
KEK pada kehamilan secara global 35-37%, dimana secara bermakna tinggi
pada trimester ketiga dibandingan dengan trimester pertama dan kedua
kehamilan. WHO juga mencatat 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan Anemia pada kehamilan dan kebanyakan disebabkan oleh
perdarahan akut dan status gizi yang buruk. Ibu hamil dengan status gizi
yang buruk dapat menyebabkan terjadinya kekurangan energi kronis (KEK)
(WHO, 2012).
Menurut Survei Ethiopian Demographic and Health Survey (EDHS)
di negara berkembang tahun 2014 untuk masalah kekurangan gizi di Kerala
(India) berkisar 19%, Bangladesdh berkisar 34%, dan didaerah Kumuh
Dhaka sekitar 34% (Abraham dkk, 2015) berdasarkan data United Nations
International Children’s Emergency Fund (UNICEF) pada tahun 2011
terdapat 41% perempuan hamil yang menderita KEK. Di Indonesia
Prevalensi KEK wanita hamil usia subur (15-49 tahun), secara nasional
sebanyak 23,8% (Depkes RI, 2013)
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 proporsi WUS risiko KEK
mengalami peningkatan yaitu usia 15-19 tahun yang hamil sebesar 38,5%
yang tidak hamil sebesar 46,6% (Badan penelitian dan pengembangan
Kesehatan,2013). Pada usia 20-24 tahun adalah sebesar 30,1% yang hamil
dan 30,6% yang tidak hamil. Pada usia 25-29 tahun adalah 20,9% yang
hamil dan 19,3% yang tidak hamil.Dan pada usia30-34 tahun yang hamil
21,4% dan yang tidak hamil 13,6% (Putri et al.,2019).
Jumlah kasus kematian Ibu di provinsi Banten tahun 2019 sebanyak
85 kasus, menurun dibandingkan tahun 2018 sebanyak 92 kasus. Selama
periode tahun 2013–2017 terjadi penurunan jumlah kematian Ibu di provinsi
Banten sebanyak 32 orang, dalam periode yang sama rata–rata penurunan
jumlah kematian mencapai 8,45% pertahun. Kejadian kematian Ibu
terbanyak pada tahun 2017 yakni terjadi pada saat ibu bersalin sebesar
42,35%, nifas sebesar 40% dan saat Ibu hamil sebesar 17,65% (Profil
Kesehatan Banten, 2017)
Data kejadian KEK pada ibu hamil di provinsi Banten tahun 2020
sebanyak 18,4%. Berdasarkan umur kejadian KEK pada ibu hamil tahun
2018 yaitu umur 15–19 tahun sebanyak 33,5%, umur 20–24 tahun
sebanyak, 23,3%, umur 25–29 tahun sebanyak 16,7%, umur 30–34 tahun
sebanyak, 12,3%, umur 35–39 tahun sebanyak 8,5%, umur 40–44 tahun
sebanyak, 6,5%, umur 45–49 tahun sebanyak 11,1%. (Riskesdas,2018).
Berdasarkan data jumlah Ibu Hamil penderita KEK di kabupaten
Pandeglang pada tahun 2020 berjumlah sebanyak 3507 orang. Jumlah
penderita pada tahun 2020 terhitung lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah Ibu Hamil penderita KEK pada tahun 2019 yang hanya berjumlah
2198 orang. https://opendata.bantenprov.go.id/dataset/jumlah-ibu-hamil-
penderita-kek-di-provinsi-banten?view_id=28bf9fb4-65a2-4378-a791-
beac78cf789
Berdasarkan data PWS KIA Puskesmas Majasari tahun 2020
didapatkan jumlah ibu hamil tahun 2020 sebanyak 1249 orang diantaranya
mengalami KEK sebanyak 57 (5,36%) Ibu hamil dan diberikan PMT
sebanyak 49 (73,33%) Ibu hamil.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat
berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya. Terhadap ibu
dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia, perdarahan,
berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi.
Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan. Terhadap janin dapat
mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
(Waryana, 2016).

Faktor-faktor penyebab KEK


a. Umur ibu
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun
dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Usia ibu hamil yang
terlalu muda, tidak hanya meningkatkan risiko KEK namun juga
berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan
Kartikasari, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan
Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang
berada pada kategori umur 20-35 tahun tidak mengalami KEK, dari 37
orang hanya 6 orang (16,2%) yang mengalami KEK. Ibu dengan kategori
umur >35 tahun, dari 7 orang terdapat 1 orang (10%) yang mengalami KEK.
Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu umur ibu dapat mempengaruhi
status gizi ibu pada saat hamil.
b. Pendidikan
Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi terjadinya
risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan dapat menentukan
mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan memahami pengetahuan
gizi yang diperoleh. Latar belakang pendidikan ibu adalah suatu faktor
penting yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan dan gizi
(Stephanie dan Kartikasari, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Stephanie dan Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa ibu hamil yang
memiliki pendidikan SD ke bawah memiliki risiko KEK yang lebih tinggi
dibandingkan ibu yang memiliki latar belakang pendidikan SMP ke atas.
Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu pendidikan dapat mempengaruhi
terjadinya risiko KEK pada ibu.
c. Status ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang
adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga.
Keluarga yang memiliki pendapatan kurang, berpengaruh terhadap daya beli
keluarga tersebut. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan
antaralain tergantung pada besar kecilnya pandapatan keluarga, harga bahan
makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa
sebagian besar responden yang berpendapatan di atas UMR tidak
mengalami KEK, hanya terdapat 2 orang responden (6,9%) yang
berpendapatan di atas UMR mengalami KEK. Responden yang
berpendapatan di bawah UMR terdapat 5 orang (10,6%) yang mengalami
KEK. Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status ekonomi dapat
mempengaruhi risiko KEK pada ibu hamil.
d. Status anemia
Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang
mengandung zat besi (Fe) yang rendah sehingga mengakibatkan kadar Hb
ibu hamil rendah dan dapat menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan
energi kronis. Wanita hamil beresiko anemia jika kadar Hbnya <11 gr%
(Putri, dkk., 2015). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminin, dkk.
(2014) menyebutkan bahwa ibu hamil dengan KEK lebih banyak yang
anemia dibadingkan ibu hamil yang tidak KEK. Hasil penelitian diketahui
dari 31 ibu hamil yang mengalami KEK, kejadian anemia lebih besar
(88,9%) dibandingkan yang tidak anemia (11,1%). Kesimpulan dari
penelitian di atas yaitu status anemia pada ibu dapat mempengaruhi status
KEK pada ibu hamil.
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil
menjadi faktor penentu angka kematian meskipun ada faktor lain yang
mempengaruhinya, seperti perdarahan, keracunan kehamilan yang disertai
kejang, aborsi, dan infeksi. Perdarahan menempati persentase tertinggi
penyebab kematian ibu yaitu sebesar 28% sedangkan penyebab utama
terjadinya perdarahan pada ibu hamil adalah anemia dan KEK (Bappenas,
2015).
Pertama kali Ibu hamil melakukan pelayanan ANC merupakan saat
yang penting, karena berbagai faktor risiko bisa diketahui seawal mungkin
dan dapat segera dikurangi atau dihilangkan. Pelayanan gizi pada Ibu hamil
juga terintegrasi di dalam pelayanan antenatal terpadu. Setiap Ibu hamil
mempunyai resiko mengalami masalah gizi terutama KEK, hal tersebut
mengharuskan semua Ibu hamil menerima pelayanan antenatal yang
komprehensif dan terpadu. Tujuan pelayanan anternatal terpadu adalah
pengobatan dan penanganan gizi yang tepat terhadap gangguan kesehatan
Ibu hamil termasuk masalah gizi terutama KEK (Meikowati, 2014).
Peran bidan yaitu melakukan upaya yang terbaik dalam pelayanan
seperti meningkatkan pelayanan pemeriksaan ANC dengan mendeteksi
secara dini pada Ibu hamil dengan KEK sehingga dapat diberikan
penanganan dengan memberikan penyuluhan asupan gizi untuk Ibu hamil
dan pemberian PMT.
Penatalaksanaan Ibu hamil dengan KEK menurut Depkes RI (2012)
yaitu dengan cara penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
yang dimaksudkan adalah berupa makanan tambahan bukan sebagai
pengganti makanan utama sehari–hari. Adapun penanganan pada Ibu hamil
dengan KEK adalah dengan menjaga pola makan yang baik yaitu pola
makan yang memiliki asupan gizi yang seimbang, beragam, bervariasi.
Masih banyak pula Ibu hamil yang mempercayai apabila mengonsumsi
makanan terlalu banyak dapat menyebabkan bayi terlalu besar sehingga
menyulitkan proses kelahiran. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
Ibu hamil tentang asupan zat gizi Ibu hamil (Sipahutar, dkk.,2013)
Berdasarkan uraian diatas angka kejadian KEK masih cukup tinggi
dan menjadi salah satu penyebab kematian pada Ibu. Apabila KEK pada Ibu
hamil tidak ditangani maka ditakukan akan terjadi komplikasi pada Ibu dan
janin. Oleh karena itu penulis tertarik untuk di ambilnya sebagai kasus
seminar “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.”R” dengan Kekurangan
Energi Kronik di Puskesmas Majasari 2022”

B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan secara berkesinambungan terhadap Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny”R” dengan Kekurangan Energi Kronik
di Puskesmas Majasari Tahun 2022.
b) Tujuan Khusus
- Mampu melakukan pengkajian data Subjektif dalam memberikan
asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny “R” dengan kekurangan
energi kronik di Puskesmas Majasari Tahun 2022.
- Mampu melakukan pengkajian data Objektif dalam memberikan
asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny “R” dengan kekurangan
energi kronik di Puskesmas Majasari Tahun 2022
- Mampu melakukan Analisa dalam memberikan asuhan kebidanan
pada Ibu hamil Ny “R” dengan kekurangan energi kronik di
Puskesmas Majasari Tahun 2022.
- Mampu melakuan tindakan yang akan dilakukan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny “R” dengan kekurangan
energi kronik di Puskesmas Majasari Tahun 2022.

C. Manfaat
a) Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam memberikan asuhan
Antenatal Care pada ibu hamil KEK
b) Bagi pasien

Maupun dan bisa melakukan persiapan persalinan dan mendeteksi dini

resiko kehamilan dengan melakukan pemeriksaan Antenatal Care


sehingga dapat dilakukan antisipasi dan mendapatkan penanganan

segera termasuk dalam kasus Ibu hamil dengan KEK.

c) Bagi mahasiswa

Memperoleh pemahaman yang mendalam tentang penerapan asuhan

kebidanan pada wanita Ny. R Usia 30 tahun dengan Kekurangan Energi

Kronik

d) Bagi institusi pendidikan

Menambah jumlah referensi bacaan bagi institusi pendidikan untuk

mengembangkan ilmu tentang asuhan kebidanan dengan Kekurangan

Energi Kronik

Anda mungkin juga menyukai